Mastoiditis Proses

27
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal dari cavum tympani. Perluasan infeksi telinga bagian tengah yang berulang-ulang dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada mastoid berupa penebalan mukosa dan terkumpulnya eksudat. Belakangan ini terjadi peningkatan komplikasi otitis media yang diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan prevalensi pneumokokus yang resisten terhadap antibiotic. Pemeriksaan radiologic konvensional pada tulang temporal memiliki nilai penyaring serta dapat menentukan status pneumatisasi mastoid dan pyramid tulang petrous. Dengan pemeriksaan ini, dapat 1

description

prosees

Transcript of Mastoiditis Proses

Page 1: Mastoiditis Proses

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mastoiditis merupakan peradangan tulang mastoid, biasanya berasal

dari cavum tympani. Perluasan infeksi telinga bagian tengah yang berulang-

ulang dapat menyebabkan timbulnya perubahan pada mastoid berupa

penebalan mukosa dan terkumpulnya eksudat.

Belakangan ini terjadi peningkatan komplikasi otitis media yang

diperkirakan terjadi karena adanya peningkatan prevalensi pneumokokus yang

resisten terhadap antibiotic.

Pemeriksaan radiologic konvensional pada tulang temporal memiliki

nilai penyaring serta dapat menentukan status pneumatisasi mastoid dan

pyramid tulang petrous. Dengan pemeriksaan ini, dapat dinilai besar dan

perluasan suatu lesi besar yang berasal dari tulang temporal. Sedangkan untuk

yang proses yang kecil agak sukar dideteksi, kecuali dengan pemeriksaan

tomografi.

1

Page 2: Mastoiditis Proses

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Mastoid

Rongga mastoid berbentuk seperti pyramid dengan puncak mengarah ke

caudal. Pada waktu lahir mastoid terdiri dari satu sel udara yang disebut antrum,

yang berhubungan dengan kavum' timpani melalui saluran kecil yang disebut

aditus ad antrum. Sel-selnya kecil, makin ke perifer sel-selnya bertambah besar

oleh karena itu bila terjadi radang pada sel-sel mastoid, drainase tidak begitu baik

hingga mudah terjadi radang pada mastoid (mastoiditis).

Atap mastoid adalah fossa kranii media. Dinding medial adalah dinding

lateral kranii posterior. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum.

Tonjolan kanalis semisirkularis lateralis menonjol ke dalam antrum. Dibawah

kedua patokan ini berjalan saraf facialis dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari

tulang temporal melalui foramen stilomastoideus. Dinding lateral mastoid adalah

tulang subkutan yang dengan mudah dapat dipalpasi diposterior aurikula.2

2

Page 3: Mastoiditis Proses

Gambar 1. Letak Tulang mastoid di antara tulang-tulang sekitarnya

Dari kavum timpani ada hubungan melalui aditus ad antrum ke antrum

mastoideum ialah ruangan pertama dan terbesar dari sel-sel mastoideus.

Antrum mastoideum ini sudah terdapat sejak waktu lahir. Sel-sel di mastoid

(pneumatisasi) baru terjadi sesudah lahir pada tahun pertama. Sel-sel ini

berhubungan satu sama lainnya.

Dengan demikian, jika terjadi infeksi pada telinga tengah, akan sangat

mudah menjalar ke tulang mastoid, yang disebut mastoiditis. Proses

mastoiditis yang berkelanjutan inilah yang akan menyebabkan terjadinya

abses mastoid.2,

3

Page 4: Mastoiditis Proses

Gambar 2. Letak mastoid

Pneumatisasi mastoid pada setiap orang tidak sama. Pada pneumatisasi

yang ekstrim selain pada prosessus mastoideus, dapat pula sampai ke bagian

tulang temporal lainnya. Yang biasanya hanya terdiri dari tulang kompakta

atau spongiosa, misalnya pada prosessua zigomatikus, sekitar labirin dan

ujung tulang petrosa. Luasnya pneumatisasi tergantung pada faktor herediter

konstitusional dan faktor peradangan pada usia muda. Bila ada gangguan

mukosa maka daya pneumatisasi hilang atau berkurang. Ini juga terjadi bila

radang pada telinga, maka dapat dilihat pneumatisasi yang terhenti (arrested

pneumatization) atau pneumatisasi yang tidak ada sama sekali, misalnya

terdapat radang yang menahun (teori dar Wittmack). Oleh karena itu

pneumatisasi prosessus mastoideus dibagi dalam :

Prosessus mastoideus kompakta (sklerotis) dimana tidak ditemui sel-sel.

4

Page 5: Mastoiditis Proses

Prosessus mastoideus spongiosa (diploik) dimana terdapat sel-sel kecil

saja.

Prosessus mastoideus dengan pneumatisasi yang luas dimana sel-sel disini

membesar.

Gambar 3. Struktur mastoid dengan struktur sekitarnya

2. Mastoiditis

a. Definisi

Mastoiditis merupakan suatu peradangan yang terdapat di antrum dan

sel mastoideus(4). Istilah mastoiditis digunakan ketika infeksi menyebar dari

mukosa sampai melibatkan dinding tulang sel-sel mastoid.

b. Etiologi

Mastoiditis merupakan komplikasi tersering otitis media supuratif.

Terjadi ketika ada ekstensi dari infeksi ke air cell mastoid dengan supurasi

dan kehilangan septum interseluler. Komplikasi ini sering mengenai anak-

anak.

Mastoiditis dapat disebabkan oleh kuman-kuman pseudomonas spp,

streptococcus spp, staphylococcus spp, eschericia coli.(5) .

5

Page 6: Mastoiditis Proses

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mastoiditis ini yaitu

virulensi kuman, kerentanan tubuh penderita, pneumatisasi mastoid dan

kolesteatoma. Streptokokus beta-hemolitikus merupakan kuman penyebab

tersering.

c. Epidemiologi

Insidensinya masih belum lengkap tetapi beberapa literatur dan studi

prevalensi menyebutkan bahwa suku Eskimo alaka dan penduduk amerika asli

lebih sering mengalami mastoiditis.

Biasanya mastoiditis didahului oleh otitis media supuratif kronik yang

tidak diobati atau diobati dengan pengobatan yang tidak adekuat.

d. Patofisiologi

Telinga tengah biasanya steril. Gangguan aksi fisiologis silia, enzim

penghasil mucus dan antibodi berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bila

telinga terpapar dengan mikroba dan kontaminan pada saat menelan. Ini

terjadi apabila mekanisme fisiologis ini terganggu. Sebagai pelengkap

mekanisme pertahanan dipermukaan, suatu anyaman kapiler subepitel yang

penting menyediakan pula faktor-faktor humoral leukosit polimorfonuklear

dan sel fagosit lainnya.

Obstruksi tuba eustachius merupakan suatu faktor penyebab dasar.

Dengan demikian hilanglah sawar utama terhadap invasi bakteri dan sepsis

6

Page 7: Mastoiditis Proses

bakteri yang tidak biasanya patogenik, dapat berkolonisasi dalam telinga

tengah menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi. Nanah (pus) yang

terbentuk akibat infeksi di telinga tengah merupakan media yang sesuai bagi

berbagai macam kuman untuk dapat tumbuh dan berkembang baik.

Penyebab infeksi kemungkinan adalah antrum tertutup oleh radang

hingga terjadi oedem pada mukosa mastoid hingga drainase dari pus

terganggu, kemudian dinding-dinding sel mastoid (trabaikel) menjadi

nekrotik, hingga sel-sel berhubungan satu sama lain. Pus dari mastoid menjadi

jalan keluar melalui kortek dan sampai dibawah periost dibelakang daun

telinga hingga terjadi abses subperiosteal retroaurikuler. Jadi disini bukan

hanya mukosa yang meradang tetapi tulang turut nekrotik.

Gambar 4. Mastoiditis, dimana infeksi dari telinga tengan menjalar ke

rongga udara tulang mastoid

7

Page 8: Mastoiditis Proses

Sel udara mastoid dilapisi oleh modifikasi mukosa saluran napas.

Infeksi mastoid terjadi setelah infeksi telinga tengah melalui beberapa

stadium, yaitu

1. Terjadi hiperemia dan edema mukosa yang melapisi sel udara mastoid

2. Akumulasi cairan serosa yang kemudian menjadi eksudat purulen

3. Demineralisasi dinding seluler dan nekrosis tulang akibat iskemia dan

tekanan eksudat purulen pada tulang septum yang tipis

Terbentuknya rongga abses akibat destruksi dinding sel udara yang

berdekatan, sehingga terjadi penggabungan sel udara mastoid (coalescence).

Pada stadium ini terjadi empyema dalam mastoid.

e. Hubungan antara Otitis Media dengan mastoiditis

Otitis media akut pada anak hampir selalu diikuti dengan inflamasi sel

udara mastoid, Bila pada stadium ini tidak terjadi penyembuhan, maka akan

terjadi. satu atau lebih keadaan berikut4,6,7

Mastoiditis akut dengan periosteitis

Osteitis akut, disebut juga mastoiditis koalesen dengan atau tanpa abses

sub periosteum

Mastoiditis kronis

Pada OMSK dengan kolesteatom, sumbatan aditus ad antrum

disebabkan oleh adanya kolesteatom di antrum dan sel mastoid. Hal ini

menghambat aliran pus ke telinga tengah dan liang telinga. Selanjutnya terjadi

8

Page 9: Mastoiditis Proses

pengumpulan pus di dalam rongga mastoid sehingga terbentuk abses mastoid.

Kadang abses dapat tembus keluar dan menimbulkan fistel.

a. Mastoiditis akut dengan periosteitis,

Merupakan infeksi pada sel udara mastoid akan meluas ke

periosteum yang melapisi mastoid dan menimbulkan periosteitis.

Ja1annya infeksi dari sel mastoid ke periosteum melalui vena

(tromboflebitis). biasanya melalui v. emisaria mastoidPada mastoiditis

akut sumbatan pada aditus ad antrum dapat terjadi karena edema mukosa,

hipertrofi mukosa, hiperplasia jaringan granulasi, mukosa polipoid,

serpihan tulang, sehingga menghambat aliran pus dari rongga mastoid ke

telinga tengah. Akibatnya terjadi pengumpulan pus di dalam rongga

mastoid dan sel-sel mastoid.

Mastoiditis akut ditandai dengan gejala nyeri telinga yang

meningkat, demam tinggi atau rekuren, otore yang semakin banyak dan

persisten, tampak pembengkakan postaurikuler, tenderness di sekitar

antrum mastoid, kadang-kadang abses subperiosteal berkembang selama

proses mastoid, dan membran timpani perforasi dan sekret telinga atau

kelihatan merah dan bulging, jika membran timpani normal pasien tidak

menderita mastoiditis akut.

Pada mastoiditis akut sumbatan pada aditus ad antrum dapat terjadi

karena edema mukosa, hipertrofi mukosa, hiperplasia, jaringan granulasi,

mukosa polipoid, serpihan tulang sehingga menghambat aliran pus dari

9

Page 10: Mastoiditis Proses

rongga mastoid ke telinga tengah. Akibatnya terjadi pengumpulan pus di

dalam rongga mastoid dan sel-sel mastoid.20

Mastoiditis subakut dapat terjadi ketika pengobatan yang tidak

adekuat dari pengobatan otitis media akut sebagai hasil dari infeksi ringan

rongga mastoid. Gejala dan tanda klinis sama dengan akut mastoiditis,

tetapi lebih berat dan persisten. Diagnosis dibuat dengan menggunakan

CT Scan. Kebanyakan kasus membutuhkan ventilasi dari telinga tengah

dikombinasikan dengan antibiotik. Jika pengobatan gagal dalam

menyingkirkan infeksi, mastoidektomi kortikal diindikasikan.

b. Osteitis akut mastoid

Disebut juga mastoiditis koalesen akut atau mastoiditis akut

surgikal. Apabila peradangan pada mastoid tidak tertangani, tekanan

nanah menyebabkan asidosis lokal dan dekalsifikasi tulang, iskemik, serta

terputusnya trabekula antarsel. Mastoid menjadi satu rongga yang luas

yang berisi eksudat purulen dan jaringan granulasi menghasilkan empiema

yang disebut mastoiditis koalesen.

Bila penjebolan nanah terjadi pada permukaan mastoid disebut

abses subperiosteal, dan merupakan abses yang paling sering ditemukan.

Bila di depan dan atas daun telinga disebut abses zigomatik, bila di bawah

ujung mastoid medial dari m. sternokleidomastoideus disebut abses

Bezold, dan bila pembengkakan terlihat di bagian dalam dari pars oseus

meatus disebut abses meatal (Luc’s abscess). Ke medial sel udara tulang

10

Page 11: Mastoiditis Proses

petrosus menimbulkan petrositis. Ke posterior ke tulang oksipital

menimbulkan osteomielitis tulang tengkorak. Yang sangat jarang terjadi

ialah apabila perforasi korteks terjadi di dasar posterior dari zygoma.

menirnbulkan abses zygoma.

Gambar 5. Abses Bezolds

c. Mastoiditis kronik

Biasanya terjadi pada otitis media kronik dengan jaringan

granulasi yang melibatkan mastoid, erosi tulang dan dapat menyebabkan

komplikasi lain. Mastoiditis kronik paling sering ditemukan di mastoid-

mastoid sklerotik. Terapi untuk mastoiditis kronik yaitu mastoidektomi

dengan atau tanpa timpanoplasti. Antibiotik yang digunakan ciprofloxacin

peroral dengan atau tanpa klindamisin, piperacillin / tazobactam IV.

f. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa abses mastoid

adalah melalui pemeriksaan mikrobiologi dan pemeriksaan radiologik

11

Page 12: Mastoiditis Proses

Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi

kuman penyebab, dimana sediaan diambil langsung dari abses dengan insisi

drainase, atau pada operasi mastoidektomi

Jika merupakan komplikasi Jika mempakan komplikasi mastoiditis

akut maka kuman yang ditemukan sama dengan kuman penyebab Otitis

Media Akut yaitu Streptococcus pneumonia dan Hemophilus influenzae.

Sedangkan jika merupakan komplikasi dari mastoiditis subakut dan kronis,

kuman penyebabnya Staphylococcus aureus dan gram negatif seperti E. coli,

Proteus dan Pseudomonas

Pemeriksaan Radiologis Mastoid

Pembuatan foto radiologic untuk mastoiditis akut biasanya dipakai

posisi Shuller dan Owen. Sedangkan posisi Chause III dipakai untuk melihat

ruang telinga tengah. Dengan posisi ini dapat dilihat dengan jelas

perselubungan sel udara mastoid, destruksi trabekula atau erosi sinus plate.

Ketiga jenis proyeksi radiologik yang paling sering dan cukup

bermanfaat serta dapat mudah dibuat dengan memakai alat rontgen yang tidak

terlalu besar untuk menilai tulang temporal, yaitu:

1. Posisi Schuller

Posisi ini menggambarkan penampakan lateral dari mastoid.

Proyeksi foto dibuat dengan bidang sagital kepala terletak sejajar meja

12

Page 13: Mastoiditis Proses

pemeriksaan dan berkas sinar X ditujukan dengan sudut 30°

cephalocaudal. Pada posisi ini perluasan pneumatisasi mastoid serta

struktur trabekulasi dapat tampak dengan lebih jelas. Posisi ini juga

memberikan informasi dasar tentang besarnya kanalis auditorius eksterna

dan hubungannya dengan sinus lateralis.

Gambar 6. posisi Schuller

2. Posisi Owen

Posisi ini juga menggambarkan penampakan lateral mastoid, dan

proyeksi dibuat dengan kepala terletak sejajar meja pemeriksaan atau film,

lalu wajah diputar 30° menjauhi film dan berkas sinar X ditujukan dengan

sudut 30-40° cephalocaudal. Umumnya posisi owen dibuat untuk

memperlihatkan kanalis auditorius eksternus, epitimpanikum, bagian-

bagian tulang pendengaran, dan sel udara mastoid.

13

Page 14: Mastoiditis Proses

Gambar 7. posisi owen

3. Posisi Chausse III

Posisi ini merupakan penampakan frontal mastoid dan ruang

telinga tengah. Proyeksi dibuat dengan oksiput terletak di atas meja

pemeriksaan, dagu ditekuk kea rah dada lalu kepala diputar 10-15° ke

arah sisi berlawanan dari telinga yang akan diperiksa. Posisi ini

merupakan posisi tambahan setelah pemeriksaan posisi lateral mastoid.

Posisi ini merupakan posisi radiologik konvensional yang paling baik

untuk pemeriksaan telinga tengah terutama untuk pemeriksaan otitis

kronik dan kolesteatom.

14

Page 15: Mastoiditis Proses

Gambar 8. posisi Chausse III

Gambaran Mastoiditis Akut

Gambaran dini mastoid akut adalah perselubungan ruang telinga

tengah dan sel udara mastoid, bila proses inflamasi terus berlanjut akan terjadi

perselubungan yang difus pada kedua daerah tersebut. Pada masa permulaan

infeksi biasanya strukrur trabekula dan dan sel udara mastoid masih utuh, tapi

kadang-kadang dengan adanya edema mukosa dan penumpukan cairan

seropurulen, maka terjadi kekaburan penampakan trabekulasi sel udara

mastoid. Bersama dengan progesifitas infeksi, maka akan terjadi

demineralisasi diikuti dengan dekstruksi trabekula dimana pada proses

mastoid yang hebat akan terjadi penyebaran kearah posterior menyebabkan

tromboplebitis kearah posterior.

15

Page 16: Mastoiditis Proses

Gambar 9. Roentgen Mastoiditis akut

Jika terjadi komplikasi intrakranial pada daerah fosa kranii posterior

atau media, maka pemeriksaan CT merupakan pemeriksaan terpilih untuk

mendeteksi hal tersebut dimana pada pemeriksaan CT dapat ditemui defek

tulang dengan lesi intrakranial.

Gambaran Mastoiditis Kronik

Gambaran radiologik pada mastoiditis kronik terdiri atas

perselubungan yang tidak homogen pada daerah antrum mastoid dan sel udara

mastoid, serta perubahan yang bervariasi pada struktur trabekulasi mastoid.

Proses inflamasi pada mastoid akan menyebabkan penebalan struktur

trabekulasi diikuti demineralisasi trabekula, pada saat ini yang tampak pada

foto adalah perselubungan sel udara mastoid dan jumlah sel udara yang

berkurang serta struktur trabekula yang tersisa tampak menebal.

16

Page 17: Mastoiditis Proses

Jika proses inflamasi terus berlangsung, maka akan terlihat obliterasi

sel udara mastoid dan biasanya mastoid akan terlihat sklerotik. Kadang-

kadang lumen antrum mastoidikum dan sisa sel udara mastoid akan terisi

jaringan granulasi sehingga pada foto akan terlihat pula sebagai

perselubungan.

Gambar 10. roentgen mastoiditis kronik

Pemeriksaan CT scan bidang aksial dan koronal merupakan

keharusan untuk mengevaluasi os temporal dan ruang telinga tengah. CT

dan MRI saat ini sudah menjadi salah satu metode pencitraan radiologi

untuk sebagian besar penyakit pada telinga dan bila ada kerusakan pada

tulang temporal. Pada penyakit pengikisan tulang, seperti otitis media

kronik dengan kolesteatom, CT dengan pengaturan jendela tertentu akan

memberikan sumber informasi yang akurat. Peralatan pencitraan lain

untuk tulang temporal ini meliputi superlatif angiography.

17

Page 18: Mastoiditis Proses

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA, Iskandar NI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-

Tenggorokan. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta. 1997

2. Adams Gl, Boies LR, Higler PA. Alih Bahasa: Wijaya C. Editor: Effendi H,

Santoso K. BOIES: Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta. 1997

3. Devan PP. Middle ear, Mastoiditis. http: // www. emedicine.com / ent/

topic740. htm. Diakses pada tanggal 18 April 2013

18

Page 19: Mastoiditis Proses

TUGAS RADIOLOGI

MASTOIDITIS

Pembimbing :

dr. Hj. Nurwita Agustina, Sp.Rad, M,H.Kes

Disusun Oleh :

Listiani Fauziah

08310177

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

BAGIAN RADIOLOGI

2013

19