Master plan comdev hmtm patra itb

59

description

Master Plan Comdev PATRA ITB Divisi Perencanaan dan Implementasi Program COMDEV PATRA ITB 2014/2015 Mohammad Sudjatmiko (12211055)

Transcript of Master plan comdev hmtm patra itb

Page 1: Master plan comdev hmtm patra itb
Page 2: Master plan comdev hmtm patra itb

1

PRAKATA

Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang memiliki posisi sebagai warga sipil terpelajar dan memiliki potensi dan

peran yang sangat penting bagi pembangunan bangsa. Wahana ekspresi mahasiswa adalah melalui istitusi perguruan

tinggi. Institusi perguruan tinggi harus menjunjung tinggi nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, pendidikan

dan pengabdian masyarakat, sehingga peran mahasiswa sangat vital dalam mewujudkan nilai tersebut.

Institut Teknologi Bandung hingga saat ini tidak berhenti untuk menjunjung nilai tersebut, termasuk berlaku hingga

entitas terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut

Teknologi Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di himpunan

kami meliputi kegiatan yang bersifat community service dan community development.

Community Development HMTM PATRA ITB merupakan salah satu perwujudan untuk melaksanakan kegiatan

kemasyarakatan oleh HMTM PATRA ITB. Dalam pelaksanaannya tentunya harus memiliki arah dan dasar acuan dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya kepada desa binaan. Sesuai dengan arahan ketua himpunan dan

kebutuhan terkini kegiatan community development, maka dibuatlah penyusunan blueprint atau cetak biru untuk yang

digunakan sebagai pedoman utama arah pemberdayaan masyarakat.

Rasa syukur tak terkira kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya “MASTER PLAN COMMUNITY

DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB”. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota HMTM PATRA

ITB dan seluruh pihak yang turut serta aktif membantu dalam penyusunan master plan ini.

Dalam penyusunan master plan ini, kami telah berusaha dengan segenap dan semampu kami, namun tentunya masih

banyak ditemukan kekurangan dan kesalahan. Kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran pembaca agar master

plan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Kami berharap semoga master plan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa memotivasi kedepan,

khususnya bagi anggota HMTM PATRA untuk lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.

Amiin.

PATRA BESAR !! PATRA KUAT!!

Bandung , 28 Februari 2015

Tim Penyusun

Divisi Perencanaan dan Implementasi Program

Community Development HMTM PATRA ITB

Page 3: Master plan comdev hmtm patra itb

2

DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 2

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3

BAB II : COMMUNITY DEVELOPMENT UMUM .............................................................................................................. 7

BAB III : COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB ......................................................................................... 20

BAB IV : PEMETAAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN ........................................................................................................ 27

BAB V : PEMETAAN EKONOMI DAN SARANA PRASARANA ....................................................................................... 36

BAB VI : ANALISIS POTENSI MASALAH ................................................................................................................... 45

BAB VII : STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN ............................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................. 56

TIM PENYUSUN MASTER PLAN COMMUNITY DEVELOPMENT ................................................................................... 57

Page 4: Master plan comdev hmtm patra itb

3

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa adalah insan akademik yang mempunyai kebebasan berpikir dan bertindak berdasarkan kebenaran ilmiah.

Sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menjunjung tinggi Tri

Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pendidikan masyarakat, berlaku hingga entitas

terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi

Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma

Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat.

Pengabdian masyarakat dewasa ini terbagi menjadi kegiatan yang bersifat community service dan community

development. Secara umum perbedaan antara keduanya adalah dalam segi keberlanjutan dan jangka waktu. Kegiatan

community service merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan suatu kegiatan sosial yang

bersifat eventual dan efek yang dirasakan bersifat jangka pendek. Kegiatan community service dalam HMTM PATRA-ITB

sudah difasilitasi oleh Divisi Pengabdian Masyarakat HMTM PATRA-ITB. Sedangkan kegiatan community development

merupakan kegiatan pengabdian masyarkat yang bersifat keberlanjutan dan memberikan efek yang jangka panjang.

Kegiatan community development HMTM PATRA-ITB saat ini difasilitasi oleh suatu Departemen Khusus Community

development HMTM PATRA ITB. Saat ini fokus kegiatan community development HMTM PATRA-ITB adalah pengembangan

kemandirian dalam suatu lingkup desa atau biasa disebut desa binaan.

Kegiatan Community development HMTM PATRA ITB sampai saat ini telah mencapai tahun ketiga sejak pertama kali

dicetuskan pada tahun 2011. Inisiator dalam pembuatan kegiatan community development di HMTM PATRA ITB adalah

Badan Pengurus HMTM PATRA ITB periode 2011/2012. Sampai saat ini penurunan dasar dan arahan kegiatan community

development untuk kepengurusan selanjutnya hanya berdasarkan arahan secara lisan dan pengelaman dari para

pengurus community development periode sebelumnya kepada periode berikutnya. Oleh karena itu, pentingnya dibuat

sebuah acuan dasar yang menjadi sumber informasi mengenai kegiatan community development HMTM PATRA-ITB yang

nantinya dapat dipergunakan untuk kepengurusan pada saat itu dalam melaksanakan program kegiatan di desa binaan

serta untuk kepengurusan selanjutnya dalam menentukan kebijakan program kegiatan yang berkelanjutan berdasarkan

sumber informasi acuan dasar yang telah dibuat agar tujuan dan arah kegiatan community development bisa lebih jelas

dan tepat sasaran.

Atas alasan itulah perlu dibuat acuan atau arahan dasar kegiatan community development HMTM PATRA-ITB yang

bernama MASTER PLAN COMDEV HMTM PATRA ITB. Master Plan Comdev adalah Dokumen yang berisi acuan dasar

kegiatan community developmnet, khusunya mengenai informasi dasar,struktur, tahapan, potensi ,tujuan kegiatan,

arah pengembangan desa binaan. Tujuan Master Plan Comdev secara umum yaitu sebagai pedoman dan memberikan

batasan kegiatan community development.

Master Plan Comdev sejatinya sudah dirintis pada periode kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB 2012/2013.

Namun, kendala utama adalah kurangnya pengarsipan master plan yang jelas dan transisi kepengurusan tim community

development pada periode bawahnya mengakibatkan belum rampungnya master plan ini. Kemudian pada periode

berikutnya ternyata memiliki kendala yang sama dengan sebelumnya sehingga fokus terselesaikannya master plan

belum mengalami kemajuan yang berarti. Pada periode kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB 2014/2015,

Page 5: Master plan comdev hmtm patra itb

4

berdasarkan arahan ketua himpunan dan melihat semakin perlunya fiksasi arahan baku mengenai kegiatan community

development maka Master Plan Comdev harus diselesaikan dengan memaksimalkan arsip dan informasi dari

kepengurusan sebelumnya, serta ditambah dengan updating kondisi terkini desa binaan.

Master Plan Comdev memiliki sifat yang merepresentasikan tujuan pembuatannya yaitu fundamental, transparan dan

baku. Secara umum dalam Master Plan Comdev ini terdapat template tahapan community development yang dapat

berlaku untuk semua calon desa binaan yang akan digunakan sebagai kegiatan. Namun, dalam Master Plan Comdev juga

terdapat bagian yang menggambarkan kondisi spesifik suatu desa binaan yang saat ini sebagai tempat kegiatan

community development HMTM PATRA ITB. Sehingga sangat mungkin terjadi perubahan dalam Master Plan Comdev

khususnya pada saat kegiatan community development telah memiliki desa binaan yang baru.

1.2 Tujuan dan Sifat Master Plan Comdev

Tujuan dari pembuatan Master Plan Comdev HMTM PATRA-ITB antara lain :

1. Menjadi pedoman arah pemberdayaan tim community development HMTM PATRA ITB

2. Memberikan batasan yang jelas untuk program pemberdayaan masyarakat kedepannya

Sifat dari Master Plan Comdev antara lain :

1. Fundamental

Fundamental disini maksudnya adalah sebagaimana layaknya undang-undang dalam mengatur suatu negara.

Sebagai acuan dasar dalam melakukan setiap kegiatan community development HMTM PATRA ITB, khususnya

pada bagian tahapan community development secara umum. Sekaligus bersifat mengikat karena harapannya

kegiatan harus berada dalam koridor yang telah tercantum dalam Master Plan Comdev. Jadi, Master Plan

Comdev menjadi dasar pertama dan utama yang harus dijadikan arahan kegiatan community development

HMTM PATRA ITB.

2. Transparan

Sifat ini menunjukkan keterbukaan mengenai kemudahan para pembaca khususnya Massa HMTM PATRA ITB

untuk mengakses informasi seluas-luasnya mengenai kegiatan community development tanpa ditutupi oleh

kepentingan apapun. Selain itu terbuka terhadap masukan dan saran dari para pembaca yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas dari Master Plan Comdev ini.

3. Baku, untuk satu desa binaan tertentu

Baku disini memiliki arti bahwa maka dilakukannya pemberdayaan masyarakat harus sesuai berdasarkan

informasi kondisi pemetaan desa binaan tersebut, sehingga diharapkan bisa sesuai dan tepat sasaran

terhadap pengembangan desa binaan tersebut. Bisa bersifat dinamis apabila telah terjadi perubahan yang

ekstrim pada desa binaan tersebut yang memungkinkan berubahnya sebagian besar kondisi pemetaan desa

binaan yang tentunya juga harus mempengaruhi arah pemberdayaan masyarakat.

1.3 Alur Berfikir Master Plan Comdev

Page 6: Master plan comdev hmtm patra itb

5

Awal pembuatan Master Plan Comdev tentunya harus mempertimbangkan berbagai faktor, tentunya faktor antara lain :

- Kondisi Masyarakat Desa Binaan

- Kondisi Massa HMTM PATRA-ITB

- Kebijakan Pemerintah yang berlaku di Desa Binaan

- Kondisi Eksternal

Berikut penjelasan dari faktor-faktor diatas

Kondisi Masyarakat Desa Binaan merupakan kondisi yang menjadi parameter oyektif pertama dati tim community

development dalam menyusun arah pemberdayaan masyarakat. Sumber Daya Manusia dari desa binaan adalah bahan

bakar utama dalam menentukan masa depan desa binaan tersebut. Analisis mengenai perilaku, budaya, etnografi dan

hubungan antar-sosial masyarakat tentunya mempengaruhi apa yang selama ini mereka peroleh. Sehingga

kemungkinan munculnya permasalahan dalam bidang adalah akibat dari masyarakat itu sendiri. Sesuai dengan tujuan

community development, masyarakat desa binaan harus dapat dibimbing terlebih dahulu agar dapat menjadi lebih

mandiri setelahnya dan akhirnya yang diharapkan masyarakat desa binaan jugalah yang mengupayakan solusi dari

permasalahan tersebut.

Kondisi Massa HMTM PATRA-ITB merupakan kondisi internal himpunan dimana yang terdiri dari individu mahasiswa yang

memiliki kesamaan keprofesian pada bidang teknik perminyakan terhadap peran dan potensi yang dimiliki dan

diwujudkan dengan kontribusi terhadap kegiatan community development. Selain itu, melihat bagaimana himpunan

mampu mengakomodasi kebutuhan dalam melakukan kegiatan community development.

Kebijakan pemerintah di tempat desa binaan merupakan faktor penting sebagai acuan bahwa kegiatan community

development yang dilaksanakan tidak berseberangan dengan tujuan dan kebijakan pemerintah berlaku. Sejatinya bahwa

kegiatan ini harus selaras dan membantu percepatan untuk mencapai tujuan dan kebijakan pemerintah terhadap

kesejahteraan desa binaan tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui sistem birokrasi yang berlaku khususnya yang

berhubungan dengan kegiatan community development.

Kondisi eksternal disini dimaksudkan untuk pertimbangan pihak-pihak luar yang terkait dalam kegiatan community

development misalnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Pihak Donatur/Pendanaan.

Secara Skematik alur berfikir dalam pembuatan Master Plan Comdev

Page 7: Master plan comdev hmtm patra itb

6

Siklus dalam skematik diatas merupakan alur kegiatan kajian tim penyusun master plan, pertama yaitu melihat kondisi

masyarakat dengan menggunakan hasil arsip yang sudah ada dan updating data kondisi desa binaan terbaru. Sehingga

didapatkan beberapa pemetaan pada berbagai bidang. Setelah mengetahui kondisi masayarakat yang sudah dipetakan

tiap bidangnya maka dilakukan perumusan masalah berdasarkan data yang dipunya dan informasi yang diperoleh dari

masyarakat secara langsung baik melalui observasi dan wawancara.

Setelah dilakukan perencanaan solusi masalah tersebut yang bersifat step by step yang tentunya diwujudkan dalam

program bentukan. Program bentukan ini dibenturkan terhadap kondisi massa HMTM PATRA ITB dengan potensi dan

keprofesiannya harus memberikan kontribusi yang nyata, pada kasus ini dikhususkan pada kegiatan community

development serta kondisi eksternal baik dari kebijakan pemerintah maupun pihak-pihak luar yang terkait.

Program bentukan yang sedang berjalan ini harus memiliki fungsi kontrol agar dapat dilihat apakah sesuai yang

diharapkan atau tidak. Apabila ternyata kurang sesuai yang diharapkan maka terus dilakukan evaluasi program. Fungsi

evaluasi program ini sebagai penanda seberapa efektifkah permberdayaan masyarakat berjalan. Secara khusus Master

Plan Comdev ini hanya mampu memberikan evaluasi program untuk kegiatan-kegiatan sebelum pembuatan master plan

ini. Setelah itu goal yang ingindicapai oleh pembuatan master plan ini adalah mewujudkan cita-cita community

development yaitu kemandirian masyarakat.

1.4 Sasaran Master Plan Comdev

Sasaran Master Plan Comdev antara lain :

1. Badan Pengurus HMTM PATRA ITB

2. Tim Community Development HMTM PATRA ITB

3. Massa HMTM PATRA ITB

4. Alumni yang ingin mengetahui perkembangan kegiatan community development di HMTM PATRA ITB

5. Pihak luar yang bekerja sama dengan kegiatan community development HMTM PATRA ITB

Sasaran tambahan dari pembuatan Master Plan Comdev adalah bagi pihak luar yang ingin melakukan studi banding

mengenai pembuatan master plan kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Page 8: Master plan comdev hmtm patra itb

7

BAB II : COMMUNITY DEVELOPMENT UMUM 2.1 Pengertian Community Development

2.1.1 Tinjauan Konsep Community Development

Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan

untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila

dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan

menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development

memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local

resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat

dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan

(empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses

produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan

(sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan.

Untuk keperluan praktis, dapat dikemukakan bahwa dalam ilmu sosial banyak terdapat istilah-istilah yang berbeda

dengan pengertian yang sama. Istilah pengembangan masyarakat sesungguhnya bersumber pada istilah community

development, yang kemudian oleh Jack Rothman (1979), disamakan pula dengan locality development. Dengan demikian

jika dalam tulisan ini disebutkan ke tiga istilah tersebut, sesungguhnya pengertiannya sama.

Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai :”sebuah model pengembangan masyarakat yang menekankan pada

partisipasi penuh seluruh warga masyarakat”. PBB (1955) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai berikut:

"Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi

ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan

prakarsa masyarakat itu sendiri”.

Tropman, dkk (1993) mengemukakan, bahwa :

"…locality development merupakan suatu cara untuk memperkuat warga masyarakat dan untuk mendidik mereka

melalui pengalaman yang terarah agar mampu melakukan kegiatan berdasarkan kemampuan sendiri untuk

meningkatkan kualitas kehidupan mereka sendiri pula”.

Dari ke dua definisi tersebut dapat difahami dua hal :

Masalah utama dalam CD (Community Development)/LD (Local Development) adalah sosial ekonomi.

Mensyaratkan partisipasi penuh warga masyarakat di dalam seluruh proses kegiatan (mulai dari gagasan

sampai kepada pemanfaatan).

Konsep ini diterapkan pada sebuah lingkungan masyarakat setempat (locality/community), yang biasanya masih

memiliki norma-norma sosial tentang konsensus, homogenitas, dan harmoni (identik dengan masyarakat perdesaan).

1. Tujuan :

Page 9: Master plan comdev hmtm patra itb

8

o Tujuan antara : membangkitkan partisipasi penuh warga masyarakat.

o Tujuan akhir : perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat untuk dapat membangun dirinya

sendiri.

2. Pendekatan

Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh warga masyarakat, maka penerapan CD/LD lebih ditekankan

kepada upaya untuk mengembangkan kapasitas warga masyarakat (client-centered) daripada pemecahan masalah

demi masalah (problem-centered). Bagi para perancang program pengembangan masyarakat, locality development

berarti program pendidikan bagi masyarakat untuk mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri dalam program-

program pembangunan.

3. Kandungan operasional dalam Locality Development

a. Kepemimpinan lokal

Dengan system kemasyarakatan local yang relative masih bersifat organis dengan pola interaksi harmonis, maka

dalam perencanaan dan implementasi program pengembangan masyarakat perlu dipertimbangkan, bahwa pemimpin-

pemimpin masyarakat masih menempati posisi kunci baik dalam pembuatan keputusan maupun sebagai representasi

masyarakat lokal itu sendiri.

b. Jaringan Hubungan antar Kelompok (Intergroup relations)

Masyarakat merupakan suatu system sosial yang besar, yang di dalamnya berisikan unit-unit sosial yang lebih kecil

yang disebut kelompok. Dalam praktik pengembangan masyarakat, sesungguhnya yang dihadapi dan dikembangkan

adalah kelompok-kelompok warga masyarakat sehingga menjadi sebuah jaringan kerja yang sinergis. Demikianlah

mengapa pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (community organization and community development),

sering pula disebut sebagai „intergroup relations‟.

Dihubungkan dengan interaksi industri-masyarakat sekitar, maka fihak industri harus merancang dan mengembangkan

program-program pengembangan masyarakat dengan pengertian konsep termaksud. Hal tersebut berarti bahwa fihak

industri harus menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam durasi yang panjang, yang tidak hanya bertumpu pada

pemberian bantuan sosial yang sifatnya sementara dan pendukung; bahkan dalam jangka panjang bersifat kontra-

produktif baik untuk pengembangan masyarakat maupun untuk pengembangan industri itu sendiri.

Assumsi yang fundamental bagi Community Social Work (Murray G. Ross, 1967):

1. Sebuah komunitas dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menghadapi masalah-masalah mereka;

2. Orang-orang ingin berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukannya;

3. Orang-orang perlu berpartisipasi dalam pembuatan, penyesuaian, dan pengendalian Perubahan dalam

kehidupan masyarakat yang berdasarkan kepada self-imposed dan self developed memiliki pengertian dan

ketetapan bahwa perubahan yang dipaksakan tidak dapat dilakukan;

4. Sebuah “pendekatan yang holistik” dapat lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat

diatasi oleh “pendekatan yang terfragmentasi”;

5. Demokrasi membutuhkan partisipasi dan tindakan yang kooperatif dalam persoalan masyarakat, dan orang-

orang harus mempelajari berbagai keterampilan yang membuatnya menjadi memungkinkan;

6. Pada umumnya orang-orang membutuhkan bantuan dalam pengorganisasian untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya sebagai individu membutuhkan bantuan dalam mengatasi kebutuhan individualnyaperubahan

penting yang terjadi dalam komunitasnya;

Page 10: Master plan comdev hmtm patra itb

9

Karakteristik Community Development (W. David Harrison, 1995)

1. Praktek CD memiliki fokus secara luas pada tujuan partisipasi masyarakat;

2. Praktek CD meliputi penemuan tujuan-tujuan yang biasanya terdapat dalam masyarakat;

3. Praktek CD hampir selalu melibatkan organisasi, dan khsususnya berkenaan dengan menolong anggota

masyarakat mengembangkan cara baru untuk menjaga keberfungsian organisasi (Selsky, 1991).

Asumsi Fundamental Community Development (Murray G.Ross,1967).

1. Sebuah komunitas dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menghadapi masalah- masalah mereka.

2. Orang-orang ingin berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukannya.

3. Orang-orang perlu berpartisipasi dalam pembuatan, penyesuaian, dan pengendalian perubahan penting yang

terjadi dan komunitasnya.

4. Perubahan dalam kehidupan masyarakat yang berdasarkan kepada self imposed dan self developed memiliki

pengertian dan ketetapan bahwa perubahan yang dipaksakan tidak dapat dilakukan.

5. Sebuah pendekatan yang holistik dapat lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat diatasi

oleh pendekatan yang terfragmantasi.

6. Demokrasi membutuhkan partisipasi dan tindakan yang kooperatif dalam persoalan masyarakat, dan orang-

orang harus mempelajari berbagai keterampilan yang membuatnya menjadi memungkinkan.

7. Pada umumnya orang-orang membutuhkan bantuan dalam pengorganisasian untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya. Sebagai individu membutuhkan bantuan dalam mengatasi kebutuhan individualnya.

Prinsip-prinsip Community Development

1. Integrated development: Program CD harus mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan

personal/spiritual.

2. Confronting structural disadvantage: Struktural sosial dalam masyarakat yang tidak menguntungkan dan

menghambat perkembangan masyarakat yang dihilangkan.

3. Human rights: Protection human rights Promotion human rights

4. Sustainability: Penggunaan sumber daya yang reneweble daripada non reneweble. Hilangnya ketergantungan

masyarakat membuat program bisa berkelanjutan.

5. Empowerment: Menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan

kapasitas warga masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri, dan berpartisipasi dalam dan

mempengaruhi kehidupan masyarakatnya.

6. The personal and the political: Permasalah pribadi dan publik saling berkaitan.

7. Community ownership: Aset masyarakat bersama perlu untuk perkembangan warganya.

8. Self reliance: Masyarakat harus berusaha untuk menggunakan sumber daya miliknya daripada tergantung

kepada dukungan eksternal.

9. Independence from state: Sedapat mungkin tidak tergantung kepada simber-sumber yang diberikan negara

agar dapat mengontrol negara.

10. Immadiate goals and ultimate visions: Immadiate goals perlu segera dipenuhi, tapi tidak mengabaikan

ultimate visions. Pemenuhan immadiate goals dalam kerangka pencapaian ultimate visions.

11. Organic development: Masyarakat bersifat organis, memiliki kapsasitasnya sendiri untuk berkembang dan

tergantung kepada lingkungannya. CD merupakan proses yang komplek dan dinamis; seni.

12. The pace of development: Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berubah secara cepat;masyarakat memiliki

kecepatan berubah sendiri.

Page 11: Master plan comdev hmtm patra itb

10

13. External expertise: Penggunaan keahlian yang berasal dari luar harus memperhatikan sifat unik dari

masyarakat (local context).

14. Communtiy building: CD berusaha mencapai penguatan interaksi sosial dalam masyarakat, kebersamaan

warga masyarakat, membantu masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain yang dapat menimbulkan

adanya dialog, kesepahaman, dan tindakan sosial bersama.

15. Process and outcome: Proses menentukan hasil; proses dan hasil harus terintegrasi. Proses harus

merefleksikan hasil;terlalu berkonsentrasi pada proses dapat menyebabkan pencapaian hasil terabaikan.

16. The integrity of process: Proses yang terjadi dalam CD harus mampu mencakup pendekatan, teknik, metode,

dan lain-lain yang terpadu dan saling mendukung.

17. Non-violence: CD tidak dilakukan dengan cara kekerasan (pemaksaan).

18. Inclusiveness: Proses harus mencari cara ” to include” daripada ”to exclude”, semua orang harus dighargai

walupun mereka berlawanan dan diberikan kesempatan merubah kedudukannya tanpa perlu ”kehilangan

muka”.

19. Consensus: Proses CD dibangun atas dasar konsensus;ada kesepakatan.

20. Cooperation: Dalam proses CD masyarakat bersama-sama mengatasi masalah mereka.

21. Participation: CD harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi dengan tujuan membuat semua orang

terlibat secara aktif dalam proses aktivitasnya.

22. Defining need: CD harus mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan yang teridentifikasi. Definisi kebutuhan

masyarakat harus oleh masyarakat sendiri.

2.1.2 ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENURUT PRINSIP-

PRINSIP COMMUNTY DEVELOPMENT (CD) Integrated development

Program CD harus mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.

Program pemerintah dalam pemberdayaan Karang taruna melalui program LPM, jika ditinjau dari perspektif prinsip

community development, jelas sekali program pemerintah tersebut mencakup aspek-aspek ekonomi, sosial, politik,

budaya, lingkungan, dan personal/spiritual. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya program-program pemerintah

yang dilaksanakan oleh karang taruna yang mengarah kepada aspek-aspek tersebut,misalnya dengan diadakan kerja

bakti yang berfokus kepada lingkungan sekitar. Kemudian adanya program kewirausahaan, serta forum-forum yang

mengarah kepada keakraban yang mengidikasikan aspek ekonomi, sosial, politik, serta budaya tercakup dalam program

karang taruna terrsebut.

Empowerment

Menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas warga

masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri, dan berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan

masyarakatnya.

Menyediakan sumber-sumber kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan, guna meningkatkan kapasitas atau

kemampuan warga, termasuk kedalam program pemerintah yang dilaksanakan oleh karang taruna, ditandai dengan

adanya kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan serta pelatihan-pelatihan yang berguna bagi masyarakat, yang

diharapkan setelah masyarakat menerima transfer pengetahuan dari narasumber, masyarakat mampu

Page 12: Master plan comdev hmtm patra itb

11

mendayagunakan atau meningkatkan kemampuan mereka, yang juga berpengaruh terhadap kemajauan masyarakat itu

sendiri pada khususnya serta mampu memajukan bangsa dan negara pada umumnya.

Sustainability

Penggunaan sumber daya yang reneweble daripada non reneweble.

Hilangnya ketergantungan masyarakat membuat program bisa berkelanjutan.

Program pemerintah dalam pemberdayaan Karang taruna melalui program LPM, jika ditinjau dari perspektif prinsip

community development, jelas sekali program pemerintah tersebut memiliki sifat sustainability yaitu dengan

diindikasikan bahwa program karang taruna terjadi secara berkelanjutan, misalnya saja program kerja bakti dan senam

pagi, program tersebut, selalu dilakukan warga masyarakat setiap hari minggu, dan juga indikasi keberhasilan program

tersebut ditandai dengan hilangnya ketergantungan warga masyarakat dengan karang taruna, yaitu pada intinya

masyarakat mampu melakukan kegiatan tersebut tanpa dampingan pihak karang taruna.

Consensus

Proses CD dibangun atas dasar konsensus;ada kesepakatan.

Konsensus dalam program karang taruna sangatlah penting, soalnya setiap program yang dicetuskan atau yang

diusulkan oleh karang taruna tidaklah dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan bersama dari semua pihak warga

masyarakat. Konsensus pulalah yang mendasari dilakukannya program, karena tidak akan ada program yang tidak

sesuai dengan keinginan warga masyarakat terkait. Misalanya saja program rehabilitasi sosial, program tersebut tentu

tidak akan berjalan, dengan tanpa didasari terlebih dahulu oleh konsensus setiap masyarakat sekitar, karena dengan

adanya kesepakatan bersama dalam menentukan program,maka masyarakat pun akan senantiasa tulus dalam

melakukan program tersebut.

Participation

CD harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi dengan tujuan membuat semua orang terlibat secara

aktif dalam proses aktivitasnya.

Partisipasi dalam program karang taruna sangatlah penting, soalnya setiap program yang dicetuskan atau yang

diusulkan oleh karang taruna tidaklah dapat berjalan tanpa adanya partisipasi dari semua pihak warga masyarakat.

Partisipasi pulalah yang mendasari dilakukannya program, Misalanya saja program rehabilitasi sosial, program

tersebut tentu tidak akan berjalan, dengan tanpa didasari terlebih dahulu oleh partisipasi setiap masyarakat sekitar,

karena dengan adanya partisipas bersama, maka program tersebut senantiasa masyarakat akan berjalan dengan baik.

Cooperation

Dalam proses CD masyarakat bersama-sama mengatasi masalah mereka

Maka LPM yang dilaksanakan merupakan kerjasama dari masyarakat untuk mengatasi masalah mereka seperti

mengurangi pengangguran menangangi kemiskinan dengan secara bersama-mengatasinya dengan melibatkan segala

pihak dari sturktur kemasyarakatan. Karena program yang dilaksanakan adalah pemberdayaan masyarakat.

Non-violence

CD tidak dilakukan dengan cara kekerasan (pemaksaan).

Tentu saja program LPM yang dilakukan tanpa kekerasan tapi dengan ajakan-ajakan yang halus agar masyarakat mau

ikut tanpa keterpaksaan. Sehngga kreatifitas masyarakat dapat maksimal

Page 13: Master plan comdev hmtm patra itb

12

Communtiy building

CD berusaha mencapai penguatan interaksi sosial dalam masyarakat, kebersamaan warga masyarakat,

membantu masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain yang dapat menimbulkan adanya dialog, kesepahaman,

dan tindakan sosial bersama.

Progam LPM intinya adalah Comunity Building dengan mengembangkan masyarakat dibidang ekonomi keterampilan

pengentasan kemiskinan dan kependudukan yang seluruhnya melibatkan kerjsama dari masyarakat. Dengan suatu

pengarahan yang dilakukan pada kemampuan dan minat masyarakat yang diasah dengan kepedulian masyarakat

terhadap lingkungan dan masyarakatnya dan yang dipengaruhi oleh kecenderungan masyarakat indonesia dalam gotong

royong. Seperti dalam hal pembangunan konomi bersama dan kependudukan semua tersebut tidak akan berhasil tanpa

partisifasi dan kerjsama masyarakat dengan proses komunikasi yang searah karena tidak akan diketahui minat dan

bakat masyarakat maka yang dilakukan adalah komunikasi yang melibatkan masyarakat dengan menuju pada

kesepakatan bersama.

The pace of development

Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berubah secara cepat;masyarakat memiliki kecepatan berubah sendiri.

Semua aktivitas yang dilakukan semuanya adalah inisiatif atau keinginan dari masyarakat. Dan perubahan yang

dilakukan pun sesuai dengan kemampuan dari masyarakat seperti dengan ajakan atau suatu pancingan-pancingan yang

bisa menarik masyarakat masuk program seperti terbukanya lapangan kerja mendapatkan penghasilan tambahan dua

hal tersebut adalah umpan yang terbaik dalam menarik minat masyarakat dalam program itu sendiri terdapat

pengembangan ekonomi bersama yang sangat sesuai dengan minat masyarakat untuk ikut berpartisifasi dalam

program tersebut.

The personal and the political

Permasalah pribadi dan publik saling berkaitan.

Tentu saja dalam program tersebut adalah untuk mencapai tujuan tertentu dari individu yang berkaitan dengan

kepentingan publik tetapi berjalan dengan positif dan selaras. Tujuan pribadi ialah bagai mana individu dari masyarakat

tersebut mempu untuk mencari penghasilan atau pengakuan atas eksistensinya yang kedua hal tersebut berjalan

seiring dengan tujuan bersama yang saling mendukung yaitu untuk mampu hidup mandiri dan layak.

Community ownership

Aset masyarakat bersama perlu untuk perkembangan warganya.

Program LPM yang dijalankan oleh Karang Taruna tersebut harus memanfaatkan aset yang ada dan sumberdaya yang

dimiliki oleh para anggotanya serta yang dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. Aset bersama tersebut harus sebisa

mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan dan demi perkembangan masayarakat. Seperti minat dan masyarakat dan

peran-peran mereka yang beragam dapat merupakan suatu hal yang saling melengkapi dan menutupi kekurangan

masing. Maka saat program kependudukan digalakan maka masyarakat menempati minat, bakat serts peran masing-

masing. Sehingga mampu untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.

Organic development

Masyarakat bersifat organis, memiliki kapsasitasnya sendiri untuk berkembang dan tergantung kepada

lingkungannya.

Page 14: Master plan comdev hmtm patra itb

13

CD merupakan proses yang komplek,seni dan dinamis.

Maka porogram tersebut melihat kemampuan dan minat dari msyarakat serta mengarahkan atau memfasilitasi mereka

untuk mengembangkan atau memberdayakan kreatifitas dari kemampuan dan kreatifitas mereka. Seperti minat mereka

pada bidang ekonomo maka progam yang di galakan adalah memfasilitasi mereka dalam kemampuan dan modal yang

mengarah pada kemampuan mereka.

Defining need

CD harus mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan yang teridentifikasi.

Definisi kebutuhan masyarakat harus oleh masyarakat sendiri.

Progam tersebut adalah mengenai apa yang disepakati oleh masyarakat dalam membuat kebjakan melalui

pembimbingan dan mengidentifikasi kebutuhkan mereka sendiri sperti dalam hal kependudukan maka masyaarakat

diarahkan untuk dapat mengerti sendiri mengenai kependudukan agar program atau tata kehidupan dari pemerintah

maupun masyarakat dapat menjadi lebih baik.

Human rights

Protection and Promotion human rights

Progam yang dilakukan adalah mengenai pembelaan masyakat dalam hal kehidupan dengan meningkatkan kualitas

masyarakat dengan perbaikan keterampilan, pemahaman dan ekonomi masyarakat dalam progam pengembangan

ekonomi bersama, pelatihan kependudukan dan keterampilan.

2.2 Alur Community Development

Secara garis besar, perencanaan arah pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan mengikuti 4 Tahap

pelaksanaan sebagai berikut :

Berikut penjelasan pada tiap-tiap tahapan :

Tahap 1. Seleksi Lokasi

Tahap 2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat

Tahap 3. Proses Pemberdayaan Masyarakat

• Kajian Keadaaan Pedesaan Partisipatif

• Pengembangan Kelompok

• Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan‐Monitoring & Evaluasi Partisipatif

Tahap 4. Pemandirian Masyarakat

Page 15: Master plan comdev hmtm patra itb

14

Tahapan pertama : Seleksi Lokasi

Pemilihan lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak‐pihak terkait dan

Masyarakat.

Agar tujuan lembaga dalam Pengembangan Masyarakat akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan sebaik

mungkin.

Kriteria lokasi diusulkan berdasarkan :

Kesediaan masyarakat menerima kegiatan non‐fisik

Tidak terlalu banyak kegiatan keproyekan lain

Adanya masyarakat yang terpinggirkan

Dukungan dari aparat desa serta tokoh‐tokoh masyarakat

Lokasi terjangkau bagi tim Pengembangan Masyarakat , sesuai kemampuan dan sarana.

Tahap Kedua : Sosialisasi Masyarakat

Sosialisasi pada masyarakat membantu untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait tentang

program.

Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat di dalam

program.

Tahapan dan Metode dalam proses sosialisasi meliputi :

Pertemuan formal dengan Aparat Desa dan tokoh‐tokoh masyarakat

Menyepakati wilayah kerja (dusun)

Pertemuan formal dengan masyarakat

Pertemuan informal dengan masyarakat: kunjungan rumah, diskusi kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan

masyarakat (sosial, agama, lapangan)

Tahap Ketiga : Tahapan Proses pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus.

Dalam proses tersebut masyarakat bersama‐sama :

Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, potensi serta peluang pengembangan

Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian

Melaksanakan rencana kegiatan kelompok

Memantau proses dan hasil kegiatannya secara terus menerus (Monitoring dan Evaluasi Partisipatif (M&EP)

Tahap Keempat : Pemandirian Masyarakat

Proses Pengembangan Masyarakat merupakan proses pembelajaran terus‐menerus dengan tujuan kemandirian

masyarakat dalam upaya‐upaya peningkatan taraf hidupnya. Artinya bahwa inisiatif Tim Pengembangan Masyarakat

akan pelan‐pelan dikurangi dan akhirnya akan berhenti. Peran Tim sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus

kelompok atau pihak lainyang dianggap mampu oleh masyarakat. 2.3 Metode dan Teknik Yang digunakan Dalam Community

Development 2.3.1 Social Mapping

Page 16: Master plan comdev hmtm patra itb

15

Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem

kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan

sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan

dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara

langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam

kawasan komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003).

Social mapping terbagi menjadi tiga komponen penting yaitu :

- Etnografi

- Analisa Jaringan Sosial

- Forum Group Discussion

1. Etnografi

Etnografi merupakan kegiatan dalam pemetaan sosial yang berguna untuk Mendeteksi kebiasaan sehari-hari, Observasi

dan Partisipasi, Tempat-Pelaku-Aktivitas. Pada penulisan laporan etnografi digambarkan benda-benda budaya, tingkah

laku budaya, serta pengetahuan budaya, yang dilakukan untuk memahami lingkungan di mana masyarakat tersebut

tinggal, baik lingkungan alam, sosial, maupun budaya. Dengan membaca laporan etnografi, pembaca akan paham

bagaimana masyarakat tersebut hidup, bagaimana mereka memaknai alam dan lingkungannya lewat hubungan

keseharian mereka dengan alam dan lingkungan, serta bagaimana mereka bertahan, bernegosiasi dengan lingkungan

tempat tinggalnya hingga saat ini.

Terdapat tiga elemen utama yaitu, Tempat, Pelaku, dan Aktivitas

a) Tempat

o Gambarkan suasana tempat di wilayah pemberdayaan seperti di ladang, tempat penyortiran, hasil

pertanian, PLTA, dll

o Memcatat dan menggambarkan pelaku dan aktivitas apa saja yang ada di tempat

b) Pelaku

o Identifikasi/tentukan pelaku yang akan kita amati (nama, peran/status/mata pencaharian,usia, jenis

kelamin)

o Mencatat dimana saja tempat yang biasanya didatangi pelaku dan apa saja aktivitas pelaku di

tempat-tempat tersebut

c) Aktivitas

o Identifikasi aktivitas yang akan kita amati

o Mencatat aktivitas tersebut terdapat dimana dan siapa saja pelaku yang terlibat dalam aktivitas

tersebut

Metode untuk mendapatkan data etnografi dapat berupa:

Data Sekunder : Data yang bersal dari laporan secara statistik

Data Primer : Data Secara Kualitatif, misalnya berupa kuesionair, wawancara, observasi secara langsung

2. Analisa Jaringan Sosial

Page 17: Master plan comdev hmtm patra itb

16

Analisa jaringan sosial merupakan data yang harus didapatkan untuk mengetahui hubungan utama sosial yang terjadi

dalam wilayah pemberdayaan. Hal ini cukup penting dalam mengetahui seberapa besar pengaruh kelompok sosial

warga terhadap warga yang lain atau bahkan kita juga dapat mengetahui bagaimana kelompok warga sedang

mengalami konflik dan sejenisnya.

Analisa jaringan sosial menggambarkan suasana kejadian atau hubungan yanga ada dalam komunitas terkait dengan

tingkat ekonomi, kekerabatan, agama, politik dll. Analisa jaringan sosial juga akan menghasilkan gambaran patron-klien.

Proses yang dilakukan yaitu mendiskusikan dengan informan tentang siapa yang biasanya terkait dengan suasana

tersebut. Kemudian hasil yang diperoleh di dokumentasikan dengan cara membuat gambar di sebuah kertas dengan

simbol-simbol khusus, hubunganya dilukiskan dengan garis tebal, putus-putus, dsb.

3. Forum Group Discussion (FGD)

Kegiatan FGD merupakan kegiatan dengan melakukan diskusi yang melibatkan pihak fasilitator dengan beberapa

stakeholder warga dalam sebuah forum kecil. Tujuan dari kegiatan FGD ini adlah memastikan kondisi permasalahan

yang berasal dari hipotesis awal terhadap kondisi sebenarnya yang sedang dihdadapi oleh warga, dimana disini diwakili

oleh para stakeholder dan warga desa yang tentunya memiliki pengaruh. Inti dari FGD adalah indentifikasi masalah

sosial yang ada dari hasil observasi, pengalaman komunitas dalam memecahkan masalah, mencari solusi bersama, dan

mencari celah untuk menerapkan pembangunan komunitas.

Elemen dalam FGD antara lain :

- Informan terdiri dari 10 orang

- Informan dalam satu strata (petani,berdagang, peternak dalam usia yang relatif setara)

- Proses 2 jam ( 1 orang dapat berbicara selama 10-15 menit)

- Fasilitator minimal 3 orang : Pemimpin diskusi, pencatat, dan sebagai anggota FGD

Contoh Kegiatan FGD Warga

Page 18: Master plan comdev hmtm patra itb

17

2.3.2 Rapid Rural Appraisal (RRA)

Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan

tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan

sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program

pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah

direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas

dan pemecahan masalahnya.

Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan

berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin,

menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau

pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat

komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.

Komunikasi dan kerjasama di antara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan

(development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahamimasalah-masalah di perdesaan. Di

samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk

mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan.

Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih

pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk

menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian

tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari

pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

2.3.3 Participatory Rural Appraisal (PRA)

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan

kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program

pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda PRA dan RRA,

tetapi ada perbedaan secara mendasar. Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian

informasi oleh órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan.

PRA diterapkan dan dikembangkan untuk dua tujuan utama, yaitu :

1. Tujuan praktis (tujuan jangka pendek) adalah menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk

mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai

sarana proses belajar tersebut.

2. Tujuan strategis (tujuan jangka panjang) adalah mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial

melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

Page 19: Master plan comdev hmtm patra itb

18

PRA dapat digunakan untuk :

1. Penjajagan/Pengenalan Kebutuhan

2. Perencanaan Kegiatan

3. Pelaksanaan/Pengorganisasian Kegiatan

4. Pemantauan Kegiatan (Monitoring)

5. Evaluasi Kegiatan, yaitu :

o Evaluasi setelah melihat adanya perkembangan‐perkembangan atau perubahan‐perubahan yang

terjadi di masyarakat dengan adanya kegiatan bersama (program).

o Evaluasi akhir program, dilakukan antara lain untuk: mengkaji tujuan program apa saja yang sudah

tercapai dan apa yang belum tercapai, serta mengapa terjadi demikian, mengkaji pengaruh program

terhadap kesejahteraan masyarakat (disebut Studi Dampak), pertanggungjawaban lembaga

pendamping program, biasanya juga keperluan laporan kepada lembaga donor.

Teknik-Teknik PRA adalah alat unutk melakukan PRA. Total ada 12 teknik PRA. Teknik PRA yang akan dilakukan akan

disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi saat pelaksaan PRA dilakukan.

Nama Teknik Ciri/Tanda Penjelasan Jenis Informasi

Teknik Penelusuran Sejarah

Desa

Waktu Mengkaji suatu keadaan

desa dalam waktu tak

terbatas

Informasi umum,asal-usul

desa, perkembangan

masyarakat termasuk

pertanian

Teknik pembuatan Bagan

Kecenderungan dan

Perubahan

Waktu Mengkaji keadaan desa

dengan hingga terbatas

pada aptokan waktu

tertentu (misal per lima

tahun,dsb)

Perubahan-perubahan desa

yang paling menonjol

Teknik Penyusunan

Kalender Musim

Waktu Mengkaji keadaan desa

dengan jarak waktu hanya 1 tahun musim

Pola kegiatan masyarakat

terutama pola kegiatan pertanian dan perkebunan

Teknik Jadwal Sehari Waktu Mengkaji keadaan desa dengan jarak waktu 24 jam

Pola kegiatan keseharian masyarakat terhadap

keluarganya

Teknik Pembuatan Peta

Desa

Ruang Mengkaji keadaan suatu

wilayah berdasarkan batas-batas desa/dusun

yang mengelilinginya

Mengetahui sumber daya

alam, masalah pertanian dan teknologi pertanian

Teknik Penelusuran Desa Ruang Mengkaji keadaan suatu

wilayah dengan mengamati langsung ke lokasi

Mengetahui sumber daya

alam, masalah pertanian dan teknologi pertanian

Teknik Pembuatan Gambar Kebun

Ruang Mengkaji ruang atau wilayah yang kecil,yaitu

kebun atau lahan pertanian

tertentu

Pola tanam dan teknologi pengelolaan kebun

Teknik Kajian Lembaga-

lembaga Desa (Diagram

Venn)

Sistem Mengkaji sistem organisasi

dan lembaga desa serta

hubungan dengan

Fungsi kegiatan-kegiatan,

manfaat lembaga desa

dalam kehidupan

Page 20: Master plan comdev hmtm patra itb

19

masyarakatnya masyarakat

Teknik Pembuatan Bagan

Alur

Sistem Mengkaji sistem terntu - Alur produksi pertanian

dan pemasaran hasil

- Sistem pengelolaan air

desa, dsb

Teknik Kajian Mata Pencaharian

Urutan Mata pencaharian desa diurutkan berdasarkan

yang paling utama/banyak

dilakukan oleh masyarakat

Mata Pencaharian utama masyarakat potensi

pengembangan usaha

Teknik Matriks Ranking Urutan Teknik serba guna untuk

mengurutkan berbagai hal

yang akan diprioritaskan

- Pilihan prioritas kegiatan

- Pilihan prioritas masalah

Teknik Wawancara Individu/Keluarga Digunakan dalam kelompok

diskusi masyarakat

- pendataan keluarga

- sumber daya yang dimiliki

keluarga

- kesehatan dan hubungan sosial

Berikut contoh hasil jadi teknik dalam PRA

Diagram venn Pemetaan Lokasi

Kalender Musim

Page 21: Master plan comdev hmtm patra itb

20

BAB III : COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM

PATRA ITB 3.1 Sejarah Comdev PATRA

Kegaiatn community development HMTM PATRA ITB sampai saat ini sudah berjalan sekitar tahun ketiga di desa binaan,

namun secara tahapan yang telah dilaluinya saat ini kegiatan sudah berusia empat tahun. Menurut sumber, semangat

kegiatan yang bertemakan pengembangan masyarakat ini mulai booming sejak adanya kegiatan ITB FAIR 2010. Tema

utama yang dibawa dalam kegiatan ITB FAIR 2010 tersebut adalah realisasi nyata dan kontribusi ITB terhadap

pengembangan masyarakat. Dalam hal ini istilah pengembangan masyarakat atau lebih familiar disebut dengan

community development telah menjadi trend yang positif se-antero kampus. Sehingga setelah kegiatan tersebut

semangat melakukan community development menular hingga terhadap entitas himpunan bahkan unit. Beberapa

himpunan telah mencanangkan kegiatan berbasis keprofesian yang berhubungan langsung dengan pengembangan

masyarakat seperti HME dengan Palapa-nya, HMS dengan Sibades-nya. Melihat ini merupakan budaya pengabdian

masyarakat yang bagus apabila diterapkan, timbullah ide dari abang-abang PATRA 2008 dan 2009 untuk melakukan

kegiatan sejenis. Mungkin apabila harus dipaksakan agar sesuai dengan keprofesian, maka cukup sulit untuk

direalisasikan. Hal ini karena hubungan keprofesian teknik perminyakan merupakan keprofesian yang tidak berdampak

langsung terhadap masyarakat. Tentunya dengan mempertimbangkan analisis kemampuan dan kebutuhan Massa HMTM

PATRA ITB maka akhirnya kegiatan community development dapat sustain hingga saat ini. Berikut lini waktu sejarah

penting dalam kegiatan community development HMTM PATRA-ITB :

Akhir Tahun 2011 : Insisasi dan perumusan awal kegiatan community development, yang berperan sebagai

penanggung jawab pada saat itu adalah Naufal Firas Lubaba (12209029).

Awal Tahun 2012 : Pergantian kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB, pertama kali tim community

development masuk dalam struktur kepengurusan. Ketua comdev adalah Soni Sumantri

(12209061)

Feb-April Tahun 2012 : Survey Penentuan calon desa binaan berdasarkan berbagai sumber data dan

pertimbangan akses. Diperoleh empat calon desa binaan antara lain Desa Kidang

Pananjung (Bandung Barat), Desa Srikandi (Bandung Barat), Desa Citiis (Bandung Selatan)

dan Desa Kasepen (Bandung Selatan).

19 Mei 2012 : Pemaparan hasil survey dan bridging tim community development ke seluruh massa

HMTM PATRA ITB. Penentuan Desa Kasepen sebagai desa binaan.

26 Mei -2 Juni 2012 : Kegiatan Implementasi 1 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama

melakukan sosialisasi dan Forum Group Discussion bersama warga desa terhadap

rangkaian kegiatan community development selanjutnya.

8 – 13 Januari 2013 : Kegiatan Implementasi 2 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama

Penyuluhan Pertanian dan evaluasi pemberdayaan ibu-ibu.

Page 22: Master plan comdev hmtm patra itb

21

27 – 31 Mei 2013 : Kegiatan Implemetasi 3 community development HMTM PATRA ITB. Terjadi pergantian

badan pengurus, ketua departemen community development saat itu adalah Devi Anggara

(12210066). Agenda utama berupa packaging produk olahan makanan Desa Kasepen hasil

pemberdayaan ibu-ibu.

22 – 25 Desember 2013 : Kegiatan Implemetasi 4 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama ialah

meningkatkan hubungan baik terhadap seluruh elemen warga.

19 Januari 2014 : Silaturahmi Kasepen bersama alumni sebagai rangkaian kegiatan Dies Emas HMTM

PATRA-ITB

25 Mei 2014 : Silaturahmi Besar Kasepen. Terjadi pergantian badan pengurus, ketua departemen

community development saat itu adalah Agung Setiaji (12211053). Agenda utama

pengambilan data sekunder dan update social-mapping.

22-24 Desember 2014 : Kegiatan Implemetasi 5 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama berupa

pembentukan dan approach organisasi kepemudaan warga Desa Kasepen sebagai

pemberdayaan terhadap pemuda.

Harapannya tim community development berikutnya yang melanjutkan mampu menuliskan agenda dan kegiatan yang

dilakukan serta dapat diarsipkan secara rapi untuk mengetahui bagaimana sejarah kegiatan community development

yang pernah dilakukan oleh HMTM PATRA ITB.

3.2 Latar Belakang Comdev PATRA

Mahasiswa,menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi,secara adminitrasi

mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Tapi pengertian itu tidakhanya sebatas itu, Mahasiswa itu

mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar terdaftar secara administrasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa

itu mengandung arti yang sangat luas,mahasiswa adalah agen pembawa perubahan. Menjadi mahasiswa itu merupakan

kebanggaan dan juga sebagai tanggung jawab besar sebagai agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yangakan

memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki

peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa. Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa sebagai

agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Peranan Mahasiswa yang kedua adalah

sebagai Control Sosial,Mahasiswa sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa

sebagai pengontrol. Mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa

menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol sosial. Peran Mahasiswa yang ketiga adalah Iron

Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang

nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya.

Selain peran diatas, mahasiswa juga memiliki potensi dan posisi dalam kehidupan bermasyarakat. Potensi mahasiswa

yang bersifat muda, kritis, energik, penuh semangat, idealis, independen, banyak jaringan dan memiliki multidisiplin

ilmu. Posisi mahasiswa adalah sebagai masyarakat sipil terpelajar, sehingga mempunyai kebebasan dalam bersikap.

Sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menjunjung tinggi Tri

Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pendidikan masyarakat, berlaku hingga entitas

Page 23: Master plan comdev hmtm patra itb

22

terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi

Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma

Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat.

Dengan membenturkan potensi dan peran mahasiswa terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yang secara khusus pada

pengabdian masyarakat maka HMTM PATRA ITB turut berperan serta dalam bentuk membuat program kerja pengabdian

masyarakat yang dilakukan oleh massa HMTM PATRA ITB. Perkembangan kegiatan pengabdian masyarakat dalam skala

kampus memiliki perubahan arah yang cukup berarti pada saat dilangsungkannya kegiatan ITB FAIR 2010, dimana

konsep pengabdian masyarakat berbasis pemberdayaan masyarakat atau community development menjadi tagline

besar pada saat itu. Akibatnya sebagian besar elemen kampus tersuasanakan akan konsep community development

bukti nyatanya yaitu terhadap berbagai himpunan sekarang mulai fokus melakukan pemberdayaan masyarakat skala

desa(atau desa binaan) dengan memanfaatkan keprofesian mereka.

Alhasil beberapa anggota HMTM PATRA ITB tertarik untuk melakukan inisiasi kegiatan tersebut. Sesuai dengan AD-ART HMTM PATRA ITB bahwa HMTM PATRA ITB berkewajiban untuk turut mendukung kegiatan kemahasiswaan di dalam

kerangka Tridarma Perguruan Tinggi yang diadakan dalam skala kampus sesuai dengan kemampuan berdasarkan

objektivitas dan kebenaran ilmiah. Poin pengabdian masyarakat adalah kunci utama bagaimana kegiatan community

development berjalan. Setelah pengkajian yang cukup mendalam ternyata kegiatan community development

memberikan dampak positif baik bagi internal Massa HMTM PATRA ITB maupun bagi kelompok masyarakat yang akan

diberdayakan.

Kunci latar belakang pembuatan community development HMTM PATRA ITB : Po-po-pe Mahasiswa, Tri Dharma

Perguruan Tinggi, Pengabdian Masyarakat, arah pemberdayaan masyarakat, inisiasi dan ketertarikan anggota terhadap

community development, kebermanfaatannya bagi internal.

3.3 Visi & Misi Comdev PATRA

Visi

Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian masyarakat dengan arah pemberdayaan masyarakat

melalui nilai sosial kemanusiaan anggota HMTM PATRA ITB

Misi

1. Meningkatkan peran anggota HMTM PATRA ITB dalam kegiatan pengabdian masyarakat khususnya dalam

bidang pemberdayaan masyarakat

2. Meningkatkan pemahaman anggota HMTM PATRA ITB terhadap kegiatan pengabdian masyarakat khususnya

dalam bidang pemberdayaan masyarakat

3. Meningkatkan nilai humanis, empati dan simpati anggota HMTM PATRA ITB dengan berinteraksi langsung ke

masyarakat

4. Mendorong masyarakat desa binaan untuk mencapai kemandirian

Page 24: Master plan comdev hmtm patra itb

23

3.4 Struktur Ke-Organisasian

Struktur keorganisasian yang terdapat dalam tim community development HMTM PATRA ITB merupakan suatu tataran

sistematis dalam menyeimbangkan peran konseptor, supporting dan eksekusi. Secara hierarkis, tim community

development HMTM PATRA ITB selalu berada langsung oleh arahan ketua himpunan. Berdasarkan arahan yang terdapat

pada GBHK HMTM PATRA ITB mengenai community development secara umum membutuhkan tiga komponen penting

yaitu sebagai planning financial, peran sosialisasi, dan peran tataran konsepsi. Community development HMTM PATRA

ITB dari awal pembentukannya berupa departemen khusus. Khusus disini dalam artian memiliki struktur pendukung

dalam hal kesekretariatan dan keuangan yang tidak bergantung langsung terhadap kegiatan administratif himpunan.

Berikut Struktur Keorganisasian Departemen Khusus Community development HMTM PATRA ITB

Berikut Deskripsi tiap bagian bagan diatas :

Departemen Khusus Community Development diketuai oleh kepala departemen bertugas sebagai penanggungjawab

utama keberjalanan community development HMTM PATRA ITB, berfungsi mengontrol keberjalanan ketiga elemen

community development yang tercantum dalam GBHK HMTM PATRA ITB agar dapat berjalan secara seimbang dan

selaras demi tujuan kemandirian masyarakat desa binaan.

Divisi Suporting Manajemen dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini bertugas sebagai fungsi kesekretariatan dan manajerial

segala kegiatan community development. Selain itu, juga dapat membantu dalam hal pemasaran produk desa binaan

kepada pihak luar.

Divisi Perencanaan dan Implementasi Program dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini memiliki tugas kerja sebagai

perencana haluan pengembangan Desa binaan yang dituangkan dalam Master Plan Comdev serta disosialisasikan

kepada Massa HMTM PATRA ITB. Selain itu juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program implementasi

community development.

Departemen Khusus Community

Development

Divisi Supporting Manajemen

Divisi Perencanaan dan Implementasi Program

Divisi Mediasi Massa

Page 25: Master plan comdev hmtm patra itb

24

Divisi Mediasi Massa dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini memiliki tugas kerja sebgai jembatan penghubung informasi

segala kegiatan community development antara Massa PATRA ITB dengan masyarakat desa binaan. Selain itu juga

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kunjungan Massa HMTM PATRA ITB ke desa binaan.

Walaupun setiap pergantian kepengurusan memiliki kebijakan terhadap bentuk struktur organisasi community

development , harus mengandung minimal tiga komponen penting seperti yang dijelaskan diatas.

Berikut ini adalah pertimbangan untuk menjadikan community development HMTM PATRA-ITB sebagai Badan Semi

Otonom (Hasil Kajian dengan Divisi Kajian Strategis) :

Plus comdev jadi BSO Minus comdev jadi BSO

Waktu pembahasan comdev dalam ADRT belum jelas Belum adanya input mengenai comdev sendiri dari

masyarakat

Isu memasukkan comdev dalam ADRT masih terkesan

terlalu gegabah, ambisius, dan masih ada solusi lain untuk menjadikan comdev BSO dengan evaluasi kinerja comdev

sendiri

Memungkinkan partisipasi massa berkurang akibat

comdev sendiri yang menjadi BSO

Jalur komando dan koordinasi antara comdev dan Kahim menjadi lebih jelas

Belum punya SDM yang mencukupi baik secara kuantitatif maupun kualitatif

Membuat tujuan comdev bukan lagi hanya menumbuhkan

rasa simpati dan empati masyarakat, tetapi lebih kepada

menumbuhkan dan mengembangkan masyarakat menjadi

hidup mandiri

Masih kurangnya pensuasanaan yang melibatkan massa

PATRA yang dilakukan oleh comdev sendiri ketika turun ke

masyarakat, sehingga terbatasnya ide dan partisipasi

massa

Adanya desakan dari pengurus comdev agar intervensi

kahim dikurangi secara signifikan dan legalitas comdev,

bukan sekedar titipan dan bisa lebih fokus

Kesiapan comdev untuk jadi BSO masih belum siap,

perlunya ada masa transisi yang cukup lama agar comdev

berubah dari departemen menjadi BSO

Mencegah terjadinya perlakuan khusus dari kahim yang

memperlakukan comdev sebagai departemen khusus yang

berbeda dari departemen lainnya yang dapat

menimbulkan dualisme departemen

Kurangnya apresiasi terhadap pengurus BSO comdev

karena struktur diluar badan pengurus

Dalam pelaksanaan porgram pengembangan masyarakat oleh HMTM Patra ITB ini, diperlukan suatu lembaga semi

otonom di dalam struktur kelembagaan HMTM Patra ITB yang terjamin eksistensinya. Lembaga semi otonom ini memiliki

batasan tertentu, yaitu otonom dari segi pendanaan dan administrasi. Sedangkan eksistensi keberlangsungan lembaga

ini harus terjamin dan memiliki kekuatan yang cukup untuk bisa tetap ada yang boleh jadi tertuang dalam AD/ART atau

konsesi/kesepakatan bersama agar terus terjaga eksistensinya.

Analisis masalah bentukan lembaga semi otonom dalam struktur HMTM PATRA ITB

Departement Community development HMTM PATRA ITB adalah lembaga yang bergerak di pengembangan masyarakat.

Kondisi masyarakat yang dinamis mengharuskan lembaga ini juga menjadi lembaga yang dinamis menyesuaikan dengan

kondisi masyarakat saat ini. Oleh karenanya, departement ini memerlukan suatu bentukan semi otonom dari aspek

pendanaan dan administrasi untuk menunjang kedinamisan hal tersebut. Berbeda dengan HMTM Patra ITB yang

menaungi departement ini di dalamnya yang kaku sehingga memang perlu bentukan semi otonom ini diterapkan kepada

Departement Community development. Pada tahapan awal pengembangan masyarakat, kedinamisan ini sering terjadi,

mulai dari perubahan rencana program hingga perubahan anggaran yang sudah disusun. Hal ini terjadi karena

Page 26: Master plan comdev hmtm patra itb

25

keterbatasan data yang didapatkan pada tahap awal pengembangan masyarakat. Dan walaupun data sudah cukup

didapatkan, hal tersebut masih belum cukup untuk meredam perubahan-perubahan tersebut karena adanya

kedinamisan dari masyarakat itu sendiri yang sulit untuk diprediksi sehingga diperlukan pengaktualan data lagi.

Permasalahan yang muncul jika pembentukan lembaga semi otonom ini terealisasikan adalah ketersediaan sumber

daya manusia yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Terlalu banyaknya lembaga di kemahasiswaan

Teknik Perminyakan ITB seperti SPE SC ITB, IATMI SM ITB, HMTM Patra ITB yang semuanya beranggotakan mahasiswa SI

Teknik Perminyakan ITB menyebabkan ketidakefektifan kinerja dari masing-masing lembaga tersebut. Hali ini bisa

menjadi lebih parah jika di dalam HMTM PATRA ITB dibentuk suatu lembaga baru berbentuk semi otonom yang pastinya

akan menyerap banyak sumber daya manusia.

3.5 Analisis Massa PATRA 3.5.1 Analisis Massa PATRA

Secara umum potensi ada kekuatan (Strength) Massa HMTM PATRA ITB antara lain :

- Inputan individu yang memiliki intelegensia diatas rata-rata

- Energik, muda dan penuh semangat

- Mampu manajemen diri dan waktu

- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

- Bersikap Kritis dan mampu memberikan solusi yang solutif

Kekurangan atau kelemahan (Weakness) Massa HMTM PATRA ITB terhadap kegiatan community development antara lain

:

- Sedikit yang minat terhadap kegiatan bersifat sosial

- Lebih suka kegiatan yang bersifat eventual

- Sebagian besar tertarik terhadap kegiatan yang bersifat keprofesian dan kekeluargaan

- Kurangnya apresiasi terhadap kegiatan community development, sehingga masih dianggap sebelah mata dan

kurang penting bagi massa

- Kurang memahami pentingnya melakukan kegiatan berbasis pengabdian masyarakat

Kesempatan atau Peluang (Opportunity) untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah telah adanya wadah untuk

menampung kegiatan community development dalam HMTM PATRA ITB. Kedepannya dilakukan pengembangan kegiatan

yang dapat melibatkan lebih banyak lagi Massa HMTM PATRA ITB.

Ancaman (Threat) adalah semakin sedikit sumber daya massa yang terlibat terhadap kegiatan community development,

maka kinerja tim community development semakin kurang terapresiasi dan mempengaruhi proses arah pemberdayaan

masyarakat yang akan dapat bersifat seadanya atau bahkan berhenti sama sekali tanpa menghasilkan apapun.

3.5.2 Analisis Kelembagaan

Analisis masalah eksistensi Departement Community Development HMTM PATRA ITB

Page 27: Master plan comdev hmtm patra itb

26

Tahapan panjang pengembangan masyarakat mulai dari survey desa hingga tahap pemandirian membutuhkan waktu

yang tidak singkat. Setidaknya memerlukan waktu minimal 5 tahun untuk mencapai itu semua. Oleh karena itu, program

pengembangan masyarakat yang bersifat multiyears ini memerlukan adanya keterjaminan eksistensi Departement

Community Development HMTM PATRA ITB di masa yang akan datang. Jaminan keberadaan Departement ini bisa

tertuang dalam AD/ART atau konsepsi/kesepakatan bersama untuk mempertahankan eksistensi departement ini.

Analisis masalah sumber daya manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat ini menjadi sangat penting saat

implementasi program yang telah dirancang benar-benar memerlukan sumber daya anggota yang cukup banyak. Bukan

hanya dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. Kurangnya rasa simpati dan empati Massa Patra saat ini

terhadap realitas bangsa yang terjadi sangat menyulitkan departement ini mengajak Massa Patra untuk ikut terlibat

dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat dusun kasepen ini. Akar permasalahan ini bisa berasal dari

beberapa faktor. Input mahasiswa ITB yang memiliki profil mahasiswa individualistik dan apatis yang tinggi bisa jadi

merupakan salah satu penyebab hal tersebut terjadi. Faktor lainnya adalah sistem kaderisasi yang kurang

menyuarakan secara gamblang mengenai realitas masalah bangsa dan sosial dibandingkan dengan porsi materi

lainnya.

Analisis masalah pembiayaan dan pemodalan

Sumber dana Department Community Development Patra secara struktural terpisah dengan organisasi HMTM Patra

ITB yang menaunginya. Hal ini berarti, departement ini harus mencari dana untuk menjalankan semua programnya

secara mandiri. Pembiayaan dan pemodalan yang menjalankan departement ini bisa berasal dari dana hibah alumni,

CSR perusahaan, sponsorship, dana kemahasiswaan dari fakultas, usaha bisnis departement, atau pengajuan proposal

lainnya kepada institusi tertentu. Beberapa opsi tersebut masih belum bisa menjamin pendanaan departement ini. Jika

dalam satu tahun periode departement ini tidak mendapatkan dana, maka akan berdampak buruk pada keuangan

departement ini di tahun selanjutnya sehingga memungkinkan terjadi penggunaan dana abadi yang semestinya tidak

digunakan.

Page 28: Master plan comdev hmtm patra itb

27

BAB IV : PEMETAAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN 4.1 Kependudukan

4.1.1 Lokasi

Dusun Kasepen secara geografis terletak di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dusun yang berada di daerah perbukitan dan dekat dengan hutan cagar alam ini memiliki suhu antara 180 – 240C

sehingga banyak sekali tanah yang difungsikan sebagai ladang sayuran. Berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah

kecamatan pangalengan, dusun kasepen termasuk ke dalam daerah wisata Kampung Adat Cikondang sehingga adat

budaya dan ritual yang ada di dusun ini masih sangat kental. Dusun Kasepen merupakan lingkup daerah yang setingkat

Rukun Warga (RW). Awalnya Dusun Kasepen terbagi menjadi dua kampung, yaitu Kampung Kasepen dan Kampung

Cinangka. Namun dengan kondisi terbaru, dimana Kampung Cinangka terjadi musibah kelongsoran yang mengakibatkan

sebagian besar warga Kampung Cinangka eksodus dan bermukim di Kampung Kasepen. Sampai saat ini Dusun Kasepen

wilayahnya terbagi menjadi empat Rukun Tetangga (RT) termasuk warga Kampung Cinangka yang berpindah ke

Kasepen.Berikut Peta Lokasi Dusun Kasepen

Lokasi Dusun Kasepen dan ladang warga

Sangiang

(Ladangwarg

a)

Cinangk

a

Kasepen

PLTA Lamajang

Page 29: Master plan comdev hmtm patra itb

28

Penampakan Kasepen dari Atas

Letak Bendungan PLTA Cikalong dan SD Lamajang 02

SDN Lamajang 02

Page 30: Master plan comdev hmtm patra itb

29

4.1.2 Pemerintahan

Pemerintahan merupakan komponen penting dalam pengaturan kebijakan kewilayahan yang terdapat dalam tatanan

kehidupan masyarakat, sehingga sangat perlu bagi tim community development untuk mengumpulkan data dan

informasi pemerintahan yang melingkupi Dusun Kasepen. Berikut informasi mengenai pemerintahan.

Tingkat Kecamatan

Kecamatan : Kecamatan Pangalengan

Kepala Camat : Drs. Yayan Suharman, Msi

Alamat Kantor : Jalan Raya Pangalengan No. 1

No Telp. : (022) 5979404 ; email : [email protected]

Tingkat Kelurahan/Desa

Kelurahan : Desa Lamajang

Kepala Desa : Nana Suparna

Alamat Kantor : Jalan Raya Pangalengan-Banjaran Masuk Komplek PLTA Cikalong ;

No Telp. : (022) 5973299 ; Kodepos : 40378

Tingkat Rukun Warga (RW)

Kepala Warga : Pak Juju

No. Telp : 081322005744

Tingkat Rukun Tetangga (RT)

Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

Kepala RT Pak Dadang Pak Dadan Pak Dadi Pak Sukiman

No. Telp - - - -

4.1.3 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk disini kami identifikasikan mengenai jumlah penduduk terhadap parameter-parameter lain seperti

berdasarkan kepala keluarga, usia, status, dan agama. Beberapa parameter lain yang menyangkut tentang jumlah

penduduk seperti pendidikan terakhir dan mata pencaharian akan dicantumkan ke dalam sub-bab lain yang lebih

berhubungan.

Page 31: Master plan comdev hmtm patra itb

30

Jumlah Penduduk

Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

Pria (orang) 43 58 48 67 216

Wanita (orang) 46 47 59 67 219

Total Jumlah Penduduk Dusun Kasepen 435

Jumlah Kepala Keluarga

Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

Jumlah KK 34 32 43 36 145

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Wilayah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

Anak-anak 17 24 19 33 93

(0-13 Tahun)

Pemuda – Pemudi 14 10 20 24 68

(13 -23 Tahun)

Dewasa 58 71 68 77 274

( > 23 Tahun)

Jumlah penduduk berdasarkan status

Status RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

Kawin 64 70 76 86 296

Belum Kawin 25 46 31 48 150

Rata2 Umur

Nikah RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

Rata-rata

Keseluruhan

Pria 18 25 17 17 19,25

Wanita 16 23 17 17 18,25

Rata-rata umur menikah penduduk Dusun Kasepen yaitu untuk Pria adalah 19,25 tahun dan wanita 18,25 tahun.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Agama RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

Islam 89 106 107 134 435

Seluruh Warga Dusun Kasepen memeluk Agama Islam.

Page 32: Master plan comdev hmtm patra itb

31

4.1.4 Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia. Manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukkan suatu proses

belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan seimbang. Pentingnya pendidikan

dalam masyarakat adalah membentuk individu-individu yang memiliki usaha proses belajar yang bertujuan untuk

meningkatkan kehidupannya yang lebih baik agar dapat membangun dan meningkatkan kemajuan masyarakat

kedepannya.

Tujuan kegiatan pendidikan bagi warga Dusun Kasepen secara umum juga sama seperti uraian diatas. Kami telah

melakukan pemetaan mengenai keseluruhan kegiatan warga yang berhubungan dengan pendidikan seperti jumlah siswa

tiap jenjang pendidikan, sarana/akses pendidikan dan pendidikan agama. Hasil pemetaan ini akan digunakan sebagai

acuan untuk menentukan analisis masalah yang selanjutnya ditentukan strategi penyelesainnya dengan basis

pemberdayaan masyarakat.

Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan terakhir

Jenjang Pendidikan RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

SD (orang) Banyak Banyak banyak 8 Banyak

SMP (orang) 7 21 7 4 39

SMA (orang) - - 1 - 1

Sarjana (orang) - - - - -

Sebagian besar warga Dusun Kasepen merupakan tamatan setingkat Sekolah Dasar. Jumlah yang banyak ini bersal dari

pengambilan data primer berupa wawancara dan minta data kependudukan kepada tiap kepala RT, sedangkan sampai

saat ini kami belum mengecek ulang secara pasti mengenai jumlah warga yang memiliki pendidikan terakhir setingkat

SD. Hal ini terjadi karena kurangnya data sekunder yang tepat dan rinci mengenai bagian ini.

Akses Pendidikan

Usia pendidikan warga yang paling dominan saat ini adalah setingkat SD. Beberapa mampu untuk melanjutkan

menempuh pendidikan setingkat SMP. Sampai saat ini hanya satu warga yang melanjutkan pendidikan setingkat

SMA/SMK.

Sekolah Dasar terdekat yang adalah SD Lamajang 02, akses yang harus ditempuh oleh para siswa dari warga Dusun

Kasepen adalah sekitar 2 km melewati Bendungan PLTA Cikalong. Perjalanan paling cepat harus menempuh instalasi

pemimpaan PLTA melewati sekitar 200 anak tangga. Rutinitas berangkat dan plang sekolah para siswa adalah berjalan

kaki bersama-sam. Kegiatan Sekolah dimulai pukul 07.30 hingga pukul 13.00.

Page 33: Master plan comdev hmtm patra itb

32

Gambaran jalur yang dilewati anak-anak SD saat sekolah

Tempat SMP yang tempat bersekolah para siswa warga Dusun Ksepen setingkat SMP adalah MTSS AL-JIHAD

Pangalengan yang terletak di kampung Cibiana. Lokasinya berada sekitar 7 km dari Dusun Kasepen. Akses yang

digunakan para siswa dari warga Dusun Kasepen yaitu menggunakan angkutan umum dan sepeda motor. Khusus untuk

angkutan umum, siswa harus turun dusun hingga berada di jalan raya Pengalengan. Untuk para siswa yang bersekolah

tingkat SMA/SMK, harus menempuh jarak lebih jauh, karena yang terdekat berada di daerah Pangalengan.

Pemenuhan sarana penunjang pendidikan warga Dusun Kasepen dapat dilakukan melalui beberapa toko kelontong yang

menjual buku dan alat tulis. Namun jumlahnya sangat terbatas. Komputer atau laptop hanya dimiliki oleh dua kepala

keluarga saja. Media informasi dan pengetahuan utama warga berasal dari televisi dan radio. Akses informasi

tambahan cukup terbatas karena ketiadaan akses internet.

Pendidikan Agama

Pendidikan agama ini sangat penting dalam membentuk karakter dan perliaku budi pekerti baik dan berkeyakinan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kebutuhan akan pemenuhan pendidikan agama tugas adalah bersama warga dengan

melibatkan pengetahuan mengenai agama dan fasilitas peribadatan yang tersedia.

Kegiatan mengaji Al-Quran bersama Mahasiswa

Page 34: Master plan comdev hmtm patra itb

33

Berdasarkan data kependudukan sebelumnya bahwa seluruh warga Dusun Kasepen memeluk agama islam. Kegiatan

pendidikan agama sampai saat ini telah berlangsung setiap setelah shalat maghrib di musholla Dusun Kasepen.

Kegiatan berupa mengaji AL-Qur‟an bersama yang dipandu oleh seorang warga yang memiliki kemampuan

mengajarakan membaca Al-Qur‟an bahkan beberapa kali mengundang ustad dari luar dusun. Selain mengaji, kegiatan

keagamaan juga ditambahakan kegiatan bernuansa seni islam yaitu pelatiihan permainan alat musik rebana. Sebagian

besar sasaran kegiatan pendidikan agama diperuntukkan bagi anak-anak. Pendidikan agama bagi warga yang dewasa

masih dirasa kurang, terlihat dari kehadiran shalat jumat di musholla yang terbilang sangat sedikit. Hal ini terjadi

karena sebagian besar bapak-bapak sedang bekerja di ladang.

4.1.5 Analisis Jaringan Sosial

Kondisi lingkungan sosial masyarakat Dusun Kasepen masih memegang nilai gotong-royong yang cukup baik. Setiap kali

salah satu warga mengadakan hajatan ataupun membangun rumah, maka hampir semua warga ikut membantu. Hampir

semua warga Dusun Kasepen memiliki hubungan kekerabatan terutama di RT 1,3, dan 4 sedangkan di RT 2 sebagian ada

yang merupakan pendatang sehingga tidak terlalu dekat dengan warga RT yang lainnya. Terdapat beberapa orang

tengkulak yang sangat berpengaaruh di Dusun Kasepen ini dimana hampir semua produk pertanian warga dijual kepada

para tengkulak ini karena para petani hanya memiliki lahan yang sangat terbatas dan menghasilkan produk yang sedikit

sehingga tidak mungkin untuk menjualnya sendiri. Terlihat bahwa warga Dusun Kasepen sangat bergantung pada

tengkulak ini, sedangkan tengkulak tidak begitu tergantung pada para petani karena kedua tengkulak ini memiliki ladang

sendiri yang sangat luas.

Sebagian besar masyarakat Dusun Kasepen sangat bekerja keras dalam mencari nafkah terutama berladang hingga

melupakan waktu untuk beribadah dimana seluruh warga menganut agama Islam. Adanya beberapa pendatang yang

tinggal di Dusun Kasepen ini cukup berpengaruh terhadap pola kehidupan sosial-budaya pada Dusun Kasepen sehingga

menyebabkan adanya perbedaan kondisi sosial-budaya dengan Kampung Adat Cikondang yang memang dijaga

keasliannya.

Jaringan sosial yang dimiliki terlihat cukup homogen. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar warga yang mendiami

di Dusun Kasepen memiliki hubungan kekeluargaan. Kejadian pernikahan dalam satu hubungan kekeluargaan yang besar

sangat mungkin terjadi. Letak rumah tetangga terdekat sebagian besar masih ada hubungan persaudaraan, misalnya

rumah sang nenek, kakaek , adik, atau kakak ipar sangat mungkin berdekatan.

Selain mengenai hubungan sosial kemasyarakatan, berikut dapat dilihat jaringan analisis sosial mengenai distribusi

komoditas di Dusun Kasepen

Page 35: Master plan comdev hmtm patra itb

34

Pak Juju

(Bandar)

Pak Haji UU

(Mertua Pak Juju) Pak Acep

Pak Dadi

(RT 3)

50 %

wargacinangk

a

80 %

wargakasepe

n

PasarBanja

ran PasarCarin

gin

Pak Sukiman

(Bandar) PasarCaringin

Pak Ade

Pak Dede

Pak Tarna

(Eks Ketua

RW)

Pak Nana

(Sopir) Pak Oman

(Pemilik

Pak Dadan Ketua RT 2

Skema distribusi hasil komoditas pertanian dengan Pak Juju sebgai Bandar

Skema distribusi komoditas pertanian bandar (Pak Sukiman)

Page 36: Master plan comdev hmtm patra itb

35

4.1.6 Kesehatan

Pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam

menentukan seberapa baik kondisi kesehatan masyarakat itu sendiri. Masalah kesehatan masyarakat di dusun Kasepen

yang terlihat adalah kesehatan ibu hamil dan kesehatan balita. Berdasarkan hasil pemetaan sosial, diketahui terdapat

dua anak yang memiliki keterbelakangan mental. Satu anak yang berumur 6 tahun terkena penyakit infeksi selaput otak

yang menyebabkan kemampuan berpikirnya kembali lagi seperti anak umur satu tahun dan yang satunya lagi adalah

anak yang berumur lima tahun yang masih belum bisa bicara yang diindikasikan karena ketidaknormalan saat proses

persalinannya.

Setiap bulan rutin ada kegiatan posyandu yang diperuntukkan bagi anak-anak dan balita. Baru saja dibangun tempat

khusus yang diperuntukkan kegiatan posyandu warga. Terdapat beberapa ibu kader posyandu dari dusun Kasepen.

Akses terdekat kesehatan selanjutnya adalah puskesmas. Puskesmas yang terdekat adalah puskesmas Cikalong yang

berjarak sekitar 2,5-3 km dari dusun. Apabila terdapat kondisi warga melahirkan, terdapat bidan dari desa sebelah.

Namun, jika dibutuhkan terdapat warga yang berperan sebagai paraji (tenaga penolong persalinan). Obat-obatan ringan

tersedia di salah satu toko kelontong, walaupun jumlahnya sangat terbatas.

Page 37: Master plan comdev hmtm patra itb

36

BAB V : PEMETAAN EKONOMI DAN SARANA

PRASARANA 5.1 Potensi dan Sumber Daya Alam

Kenampakan alam dari dusun Kasepen merupakan daerah lereng gunung yang dikelilingi oleh hutan. Lahan pertanian

yang menghampar dan mengikuti kontur tanah yang tidak rata, sehingga mudah dijumpai lahan yang berkelok-kelok,

miring dan datar. Secara geografis potensi utama Dusun Kasepen ini adalah di bidang pertanian, perkebunan, dan

Peternakan. Potensi ekonomi masih belum optimal karena terkendala masalah teknologi, modal, dan kapasitas warga

dalam mengelola lahan pertanian/sumber daya alam yang ada. Selain itu, di Dusun Kasepen terdapat potensi sebagai

daerah wisata yang dapat meningkatkan ekonomi warga, seperti Bendungan PLTA Cikalong berupa kolam pemancingan

dan panorama yang indah di Dusun Kasepen, serta aktivitas warga yang bisa dijadikan kegiatan homestay.

Dari segi produk olahan warga seperti makanan khas Kasepen berpotensi untuk dikembangkan atau

dikomersialisasikan. Beberapa contoh makanan olahan seperti genar, kecimpring, pareret, opak, rengganing dan

bawang goreng. Sebagian besar makanan olahan terbuat dari ubi dan singkong. Selain itu, terdapat pula produk olahan

warga yang berupa kerajinan seperti perkakas dan perabotan kayu.

Kondisi sekeliling dusun yang berupa hutan seringkali membuat banyak pendatang dari luar dusun menuju ke hutan

tersebut untuk melakukan kegiatan berburu. Hewan yang diburu bermacam-macam seperti sejenis burung, celeng,

sejenis rusa, dsb. Dulu di daerah tersebut terjadi secara besar-besaran melakukan kegiatan pembukaan lahan

pertanian, dengan cara menebang hutan. Menurut hasil observasi dan wawancara kami, kegiatan tersebut sudah jauh

berkurang namun diindikasikan masih ada. Padahal wilayah hutan yang mengelilingi dusun tersebut termasuk wilayah

yang harus dilindungi atau hutan lindung.

Selain itu, kondisi yang berada di lereng gunung juga rawan terhadap bencana khususnya tanah longsor yang bisa

terjadi pada musim penghujan. Bahkan sekitar akhir tahun 2013, peristiwa tanah longsor terjadi menimpa dusun

Cinangka. Hal ini mengakibatkan kerugian infrastruktur dan tempat tinggal. Setelah kejadian tersebut mulai terjadi

pemindahan secara berangsur-angsur warga dusun Cinangka menuju ke dusun Kasepen.

Kenampakan alam Dusun Kasepen

Page 38: Master plan comdev hmtm patra itb

37

5.2 Ekonomi 5.2.1 Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupkan tolak punggung perekonomian utama yang menghidupi dan meningkatkan taraf hidup suatu

tatanan masyarakat. Mata pencaharian ini bergantung terhadap kondisi sosial dan bentang alam yang berada pada

daerah tersebut. Seperti yang diketahui dengan kondisi bentang alam dusun Kasepen maka sebagian besar mata

pencaharian warga dusun Kasepen adalah sebagai petani dan buruh tani. Sebagian kecilnya lagi, ada yang bekerja

sebagai buruh bangunan, pegawai koperasi, pegawai PLTA, pedagang, tukang ojek, tengkulak, tukang sortir sampah,

sopir, pengrajin perkakas, dan pengrajin perabotan. Beberapa penduduk bekerja merantau hingga ke luar desa.

Biasanya tiap akhir minggu atau waktu liburan mereka baru bisa kembali pulang.

Kegiatan bercocok tanam warga

Berdasarkan mata pencaharian terseebut, sebagian besar warga memiliki penghasilan sebesar pada kisaran 3-8

juta/tahun. Beberapa warga yang bahkan memiliki penghasilan kurang dari 3 juta/tahun. Namun, besaran ini

tergantung kepada hasil panen dan kondisi cuaca. Apabila dalam satu tahun tersebut, dapat menghasilkan panen yang

berlimpah maka penghasilan bisa mencapai 8 juta tiap panen. Bahkan untuk para tengkulak atau distributor utama hasil

panen warga ke pasar mendapatkan keuntungan hingga 10 juta tiap panen. Harga komoditas tergantung kondisi dan

permintaan pasar.

5.2.2 Kegiatan Ekonomi dan Sarana Pendukung

Kegiatan ekonomi warga dusun Kasepen lebih dominan yang akan dibahas dalam bidang pertanian. Dalam bidang

pertanian, warga dusun Kasepen berperan sebagai petani, buruh tani dan tengkulak. Petani merupakan warga dusun

yang memiliki lahan garapan dan dikerjakan sendiri. Sedangkan buruh tani merupakan warga dusun yang bekerja untuk

mengerjakan lahan garapan milik orang lain. Sebagian tenaga buruh tani dusun Kasepen dikirm untuk mengerjakan

lahan yang berada di daerah Sangiang. Setiap pukul tujuh pagi tenaga petani dan buruh tani sudah berangkat dari

kediaman masing-masing menuju ke ladangnya. Khusus tenaga buruh tani, biasanya terdapat angkutan penjemput

untuk memobilisasi mereka ke lahan garapan.

Page 39: Master plan comdev hmtm patra itb

38

Tengkulak atau disebut juga bandar merupakan pihak yang membeli langsung hasil panen dari lahan warga dusun

Kasepen. Bandar ini biasanya membantu dalam hal distribusi penjualan hasil panen warga. Biasanya bandar juga

memiliki lahan pertanian sendiri dan cukup luas. Bandar disini adalah dipandang sebagai orang yang secara

penghasilan boleh dikatakan sangat mampu dan memiliki jaringan pemasaran hasil panen yang luas. Distribusi hasil

penjualan warga dusun Kasepen dikirim ke Pasar Caringin, Banjaran dan ke kota Bandung. Bahkan beberapa komoditas

dijual hingga ke luar kota seperti Karawang, Bekasi dsb.

Berikut mekanisme bagi hasil antara bandar terhadap hasil panen warga :

Wilayah lahan pertanian milik warga Desa Kasepen membentang dari wilayah barat hingga timur atau berada di

belakang desa. Hampir 50% warga memiliki lahan pertanian sendiri-sendiri yang letaknya lumayan jauh dari tempat

tinggal. Untuk mencukupi kebutuhan,sebagaian besar warga bekerja sebagai buruh tani untuk mengerjakan lahan

pertanian milik warga lainnya yang menjadi tuan tanah. Luas total wilayah pertanian desa adalah sekitar 7 hektar.

Masing-masing warga memiliki luas lahan pertanian sekitar 10-50 tumbak (1 tumbak = 14 m2).

Sarana pendukung kegiatan pertanian warga seperti pupuk, alat pengusir hama dan insektisida biasanya warga titip

membelinya melalui bandar.Beberapa komoditas seperti cabai membutuhkan penanaman dengan media hidroponik.

Sarana pengangkutan hasil panen dan barang pendukung masih dapat diakomodasi oleh kendaraan berupa motor dan

pickup. Bahkan apabila dalam jumlah besar, truk pengangkut hasil panen bisa datang langsung ke dusun Kasepen.

Kegiatan berternak warga selama kegiatan observasi tim, hanya mengetahui proses warga dalam memberikan asupan

atau makanan bagi hewan ternaknya. Permintaan akan hewan ternak meningkat pada saat momen atau kejadian

tertentu seperti idul adha atau lagi ada hajatan warga. Sebagian besar penjualan ternaknya dijual di pasar terdekat

baik di Pangalengan, Cimaung dan Caringin. Bagi para warga yang memiliki hewan ternak, mereka telah menempatkan

beberapa kandang. Namun sepertinya masih belum ada sistem pembuangan kotoran yang baik.

Kegiatan perekonomian yang lain yaitu berupa warung dan toko kelontong.Jumlah seluruhnya terdapat tiga toko

kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari warga seperti sembako, sayur, mi instan, alat kebersihan badan dan

pulsa. Jam operasional rata-rata 06.00 – 19.00. Jika ada kebutuhan yang tidak terdapat di toko kelontong, warga

membeli ke daerah Pangalengan atau Cikalong.

Petani menyerahkan komoditas untuk dijual

oleh tengkulak Tengkulak jual ke pasar

tengkulak ambil untung dari komoditas

hasil penjualan dikurangi potongan tengkulak diberikan

kpd petani

Page 40: Master plan comdev hmtm patra itb

39

5.3 Komoditas

Komoditas merupakan hasil alam pada suatu wilayah yang memiliki nilai ekonomi untuk dijual. Kabupaten

Bandung,secara umum komoditas utama berupa hasil pertanian dan peternakan. Selanjutnya di bawah ini akan

dijelaskan hasil komoditas dari dusun Kasepen.

5.3.1 Pertanian dan Perkebunan

Hasil komoditas atau produk pertanian dan perkebunan dusun Kasepen antara lain padi, jagung, bawang Batu (bawang

merah), kacang merah, cabai merah besar, cabai keriting, tomat, sawi, kol, kentang dan kopi.

5.3.2 Peternakan

Hasil komoditas atau produk peternakan dusun Kasepen antara lain kambing, sapi pedaging dan unggas (ayam, itik, dan

bebek). Berikut hasil rekap jumlah ternak warga dusun Kasepen :

Hewan Ternak Jumlah

Sapi 12 ekor

Kambing 90 ekor

Unggas Banyak

5.3.3 Kalender Musim

Kalender musim merupakan tabel kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat yang menunjukkan perubahan dan

perulangan keadaan-keadaan seperti cuaca, siklus tanaman, pembagian tenaga kerja, keberadaan hama dan lain-lain

dalam satu kurun waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun).

Berikut tahapan dalam pembuatan kalender musim :

1. Menggambar sebuah kalender dengan 12 bulan (atau 18 bulan) sesuai kebutuhan. Tidak perlu mengikuti

kalender tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya sesuai musim tanam.

Contoh hasil komoditas dusun Kasepen bidang pertanian dan peternakan

Page 41: Master plan comdev hmtm patra itb

40

2. Diskusi umum tentang jenis-jenis kegiatan serta keadaan yang paling sering terjadi pada bulan-bulan tertentu

& apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun

3. Menggambar kegiatan-kegiatan utama serta keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat

dalam kalender (menyepakatitentang simbol-simbol dulu).

4. Mendiskusikan tentang keadaan, masalah2, sebab & akibatnya

5. Menyesuaikan gambaran dengan hasil diskusi

6. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi

7. Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi

Berikut hasil Kalender Musim untuk kegiatan pertanian dan peternakan dusun Kasepen :

No Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bertani Padi

A A B B B B C C

2 Bertani Bawang B B C

A B B C

A

3 Bertani Kol

A B B B C

4 Bertani tomat B C

A B B B C

A B B

5 Bertani Kentang B B C

A B

6 Bertani Cabai Kering

A B C A B C

7 Bertani Cabai Besar

A B B C A B B C

8 Beternak Kambing Permintaan tergantung Musim Idul Adha

9 Beternak Sapi Permintaan naikt saat Idul Adha dan Ramadhan

10 Beternak Unggas Sepanjang Tahun produksi

11 Kopi A A B B C

Keterangan Pengisian sebagai berikut :

A = Kegiatan Menanam, meliputi kegiatan penyiangan, bajak sawah, dan menanam bibit

B = Menunggu Panen, meliputi kegiatan pemeliharaan seperti pemupukan, penambahan insektisida, pencabutan

tanaman terkena hama, dsb

C = Panen, meliputi kegiatan panen dan distribusi hasil panen

5.4 Sarana

Sarana dan prasarana disini merupakan segala fasilitas dan penunjangnya yang berhubungan dengan semua aspek

bidang kegiatan sehari-hari warga dusun Kasepen. Sarana yang dimaksudkan disini adalah segala sesuatu berupa

tempat statis yang digunakan warga dalam kegiatan sehari-hari dalam berbagai bidang. Misalnya adanya rumah,

sekolah, sarana perdagangan, dll. Sarana pendidikan dan perdagangan sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya.

5.4.1 Sarana Kediaman

Kediaman atau rumah merupakan salah satu kebutuhan paling utama dalam kehidupan suatu tatanan masyarakat.

Tujuan dari pemetaan sarana kediaman ini adalah mengetahui kelayakan warga dalam bertempat tinggal. Berikut hasil

pemetaan terhadap sarana kediaman warga dusun Kasepen :

Page 42: Master plan comdev hmtm patra itb

41

Jenis Dinding RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

Beton 0 3 2 0 5

Kayu 17 22 36 48 123

Total Jumlah Rumah di Kasepen 128

Perbedaan antara jenis dinding ini secara langsung juga mengindikasikan kemampuan finansial warga dusun. Dinding

rumah berupa beton menunjukkan kondisi keluarga tersebut dalam keadaan lebih mampu dan mapan dibanding jenis

rumah dengan dinding kayu. Konstruksi rumah yang terbuat kayu dibuat berundak atau tidak langsung berbatasan

dengan tanah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan apabila terjadi guncangan akibat gempa dan

menjaga kekuatan kelabilan tanah. Secara umum rumah yang terbuat dari kayu berasal dari kayu sengon dan bambu

yang dapat diperoleh dengan mudah di lahan hutan belakang dusun Kasepen.

5.4.2 Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan yang terdapat hanya sebuah Musholla berukuran 8 x 4 meter berada di RT 3. Kondisi musholla ini

sederhana dan cukup untuk digunakan sebagai pusat kegiatan ibadah seluruh warga Desa Kasepen. Invetaris musholla

seperti sound, mimbar, al quran masih layak untuk digunakan. Bahkan juga terdapat penyimpanan rebana. Terdapat

pula surau kecil yang kondisinya sudah tidak terawat.

Contoh sarana kediaman warga yang berdinding kayu

Kondisi Luar dan Dalam Musholla dusun Kasepen

Page 43: Master plan comdev hmtm patra itb

42

5.4.3 Sarana Transportasi

Sarana transportasi berguna untuk proses mobilisasi warga dan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dusun

Kasepen memiliki jarak yang cukup jauh terhadap ajalan protokol sehingga keperluan akan sarana transportasi menjadi

sangat vital. Secara umum fungsi utama yaitu untuk mengangkut hasil panen, keperluan pertanian, berangkat dan

pulang kerja pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang tidak tersedia di dusun. Berdasarkan hasil observasi tim

community development, sebagian besar warga sudah memiliki sepeda motor. Total jumlah kendaraan roda empat

termasuk mobil pick-up ada tujuh buah yang terdapat di dusun Kasepen.

5.4.4 Sarana Balai Pertemuan Warga

Balai pertemuan warga merupakan wahana berkumpulnya warga untuk melakukan kegiatan bersama berupa

musyawarah atau kegiatan lain yang membutuhkan partispasi warga tersebut. Sampai saat ini dusun Kasepen memiliki

satu bangunan yang difungsikan sebagai balai pertemuan warga yaitu bangunan baru yang berada di dekat lapangan

warga. Bangunan ini juga difungsikan sebagai pusat kegiatan posyandu dan basecamp karang taruna.

5.4.5 Sarana MCK

Sarana Mandi Cuci Kakus merupakan sarana yang berfungsi untuk menjaga kebersihan dan lesehatan lingkungan warga.

Berikut kondisi MCK yangberada di dusun Kasepen.

Jenis MCK RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Total Jumlah

MCK Pribadi 10 35 23 48 116

MCK Umum 1 1 0 1 3

Kebersihan dan kelengkapan dari beberapa MCK warga masih kurang. Misalnya tiadanya jamban dan saluran

pembuangan yang kurang higenis.

5.5 Prasarana

Prasarana disini merupakan suatu akses yang dapat digunakan untuk menuju ke tempat sarana atau dalam

kelangsungan keseharian warga dusun Kasepen.

5.5.1 Jalan dan Penerangan

Kondisi jalan dibagi menjadi kondisi jalan antar desa dan di dalam desa. Kondisi jalan antar desa hanya dilalui oleh satu

jalan utama menuju kebawah. Jalan tersebut sudah beraspal, namun beberapa bagian jalan sudah tidak rata atau

bahkan rusak. Saat hujan cukup licin. Kondisi jalan didalam desa cukup bagus karena sudah dibuat dari semen, sudah

tidak lagi berupa tanah yang dapat mengakibatkan becek jika terjadi hujan

Page 44: Master plan comdev hmtm patra itb

43

Kondisi jalan menuju dusun Kasepen.

Penerangan jika malam sudah cukup banyak,khususnya yang berada di wilayah RT 1 dan RT 4. Sedangkan untuk

penerangan dari wilayah lingkar luar desa masih cukup minim, begitu juga untuk penerangan jalan setapak menuju

keatas. (Wilayah dekat rumah bapak RW)

5.5.2 Listrik dan Telepon

Kondisi prasarana listrik warga dusun Kasepen terdapat berasal dari PLN. Sumber listrik dari PLN berasal dari PLTA

sekitar dari sektor PLN Majalaya. Apabila dalam kondisi hujan, seringkali aliran listrik diputus oleh pihak PLN. Sedangkan

untuk pembayaran warga, digunakan Token dengan dikenakan biaya 20000/bulan dengan token baru. Total warga Desa

Kasepen yang menggunakan token adalah 30 KK (Kepala Keluarga)

Kondisi Komunikasi dengan penggunaan telepon/handphone, hampir setiap rumah sudah memiliki alat komunikasi

berupa handphone.

5.5.3 Pengairan

Sistem pengairan dusun Kasepen berasal dari sumber mata air yang berada di sebelah selatan dusun

Kasepen.Beberapa titik juga mengambil dari sumber air dari PLTA. Harus ada penjagaan dalam pengambilan air karena

dikenakan sanksi apabila tidak dilaksankan. Masalah hanya jika terjadi pada musim kemarau. Aliran air cukup lancar dan

memnuhi kebutuhan warga sehari-hari.

5.5.4 Keamanan

Keamanan disini maksudnya adalah kegiatan yang melibatkan warga dengan menjaga rasa aman dan nyaman selama

bertempat tinggal. Sampai saat ini penjagaan keamanan dusun Kasepen dengan sistem SISKAMLING berupa ronda

malam rutin yang gilirannya dirotasi tiap RT (tiap satu RT beranggotakan 4 orang).

5.5.5 Energi

Sumber energi yang digunakan oleh masyarakat dusun Kasepen adalah menggunakan listrik yang dipasok oleh

perusahaan listrik negara dengan kapasitas sebagian besar 450 Watt per rumah. Daya listrik sebesar 450 Watt ini

Page 45: Master plan comdev hmtm patra itb

44

sebagaian ada yang dimanfaatkan bersama oleh beberapa rumah. Sedangkan untuk penerangan umum di jalan tidak

ada sama sekali sehingga dipastikan jarang sekali ada aktivitas warga di malam hari. Untuk bahan bakar, sebagian kecil

masyarakat sudah menggunakan LPG dan sebagian besar lainnya masih menggunakan kayu bakar yang diambil dari

hutan di sekitar dusun kasepen. Minimnya sumber energi di dusun kasepen juga merupakan salah satu faktor yang

menghambat perkembangan ekonomi masyarakat di dusun kasepen ini mengingat energi adalah salah satu faktor

produksi yang penting jika masyarakat ingin mengembangkan produk komoditas lokal yang memiliki nilai tambah di

dalamnya.

Contoh penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak warga

Page 46: Master plan comdev hmtm patra itb

45

BAB VI : ANALISIS POTENSI MASALAH 6.1 Cakupan Potensi Masalah

Dalam kegiatan pemberdaayaan masyarakat, analisis potensi masalah merupakan bagian yang sangat penting karena

berbagai solusi dan langkah utama dalam proses pemberdayaan yang akan dilaksanakan harus mampu menjawab

permasalahan tersebut. Data pemetaan sosial yang sudah diperoleh, diurunkan atau dikhususkan melihat kondisi yang

tidak sesuai dengan kondisi ideal maka itulah salah satu proses analisis potensi masalah. Namun, tidak semua yang

tidak sesuai merupakan potensi masalah yang harus menjadi concern tim community development upayakan untuk

diperoleh solusinya. Dalam pembahasan ini kita akan mengetahui sejauh mana lingkup kondisi masyarakat yang menjadi

cakupan potensi masalah.

6.1.1 Definsi dan Lingkup Potensi Masalah

Potensi masalah secara pengertian adalah segala sesuatu yang tidak sesuai terhadap kondisi ideal dalam suatu tataran

kehidupan bermasyarakat. Definisi ini cukup luas unutk mengakomodasi potensi masalah yang terjadi dalam desa

binaan community development. Terdapat dua faktor yang menentukan adanya potensi permasalahan yang terdapat

pada desa binaan yaitu : faktor luar/eksternal dan faktor internal.

Faktor luar/eksternal adalah berbagai pertimbangan yang mempengaruhi penentuan analisis potensi masalah yang

berasal dari luar tim community development.

Faktor internal adalah berbagai pertimbangan yang mempengaruhi penentuan ananlisis potensi masalah yang berasal

dari dalam tim community development.

Bahasan saat ini dikerucutkan kepada kondisi yang terjadi pada dusun Kasepen. Contoh faktor luar yang menjadi

pertimbangan adalah kebijakan pemerintah dalam hal pembuatan suatu sarana infrastruktur dan kebudayaan yang

mengakar dari sumber daya manusia warga dusun. Faktor internal yang menjadi pertimbangan adalah analisis massa

HMTM PATRA –ITB seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Kebijakan pemerintah dalam hal pembuatan infrastrukur harus dipahami batasannya sebagai penurunan potensi

masalah. Dalam keberjalanan memang secara akses dan sarana merupakan kendala utama, tapi seperti yang dikatakan

sebelumnya bahwa kegiatan kita harus mendukung kebijakan pemerintah maka yang harus dilakukan adalah selektif

memilih sarana dan akses yang memang menjadi kewajiban pemerintahan dalam pemenuhannya. Hal ini menunjukkan

bahwa kekuatan intervensi kita sudah diakomodasi lebih luas oleh kebijakan pemerintah.

Kebudayaan yang menjadi habit atau mengakar pada dusun Kasepen adalah salah satu kearifan lokal yang harus tetap

terjaga sebagai identitas dusun tersebut. Cakupan masalah harus tetap menjaga koridor agar tidak merubah total

kebudayaan mengakar yang baik dari warga dusun Kasepen. Kebudayaan ini juga menyangkut keadaan politik yang

terjadi di dalam dusun Kasepen.

Ruang lingkup yang dapat dijadikan potensi masalah di dusun Kasepen yaitu pengupayaan kegiatan yang menjawab

ketidak idealan kondisi dengan kesesuaian terhadap potensi internal tim community development. Ketidakidealan

Page 47: Master plan comdev hmtm patra itb

46

kondisi disini yang bukan dari intervensi politik dan kebijakan dari pemerintah yang berlaku sesuai dengan paparan

diatas.

6.2 Analisis Masalah Bidang Pendidikan

Secara umum, masalah yang terjadi pada bidang pendidikan di dusun Kasepen adalah kurangnya akses informasi

mengenai pengetahuan dan wawasan dan minimnya motivasi putra daerah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

setinggi mungkin.

6.2.1 Akses informasi dan Pengetahuan

Keterbatasan perolehan informasi mengenai pengetahuan merupakan imbas adari letak dusun yang jauh dari pusat

sumber informasi. Sedikitnya akses informasi dan pengetahun yang dapat dinikmati oleh warga mengakibatkan kurang

berkembangnya sumber daya manusia. Khusus untuk anak-anak usia sekolah perlunya akses pengetahuan yang mudah

dicapai adalah untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Karena merekalah calon generasi kedepan, maka

harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Kriteria akses informasi dan penegtahuan yang diperlukan haruslah mudah,

diperuntukkan bagi siapapun serta jika perlu dilakukan asistensi atau bimbingan sebagai sarana mempercepat

penerimaan informasi dan pengetahuan tersebut.

6.2.2 Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Lebih Tinggi

Sebagian besar pemuda di dusun Kasepen tidak melanjutkan pendidikannya setelah tamat SMP bahkan setelah sekolah

dasar. Alasan mereka adalah ingin segera membantu orang tua dan bekerja untuk menghasilkan uang. Selain itu,

minimnya kesadaran masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang tinggi juga malah memperparah kondisi ini. Hal

tersebut terjadi akibat beberapa faktor seperti ekonomi atau kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan dari para

orang tua sehingga permasalahan ini menjadi semakin larut dan sepertinya sulit untuk terselesaikan. Kemiskinan akan

terus terpelihara jika tingkat pendidikan masyarakat rendah dan pendidikan sulit untuk diraih jika masyarakat masih

terjerat oleh kemiskinan. Hal ini akan menjadi lingkaran setan yang sangat sulit diatasi jika tidak ada intervensi dari

luar yang dapat memotong lingkaran setan tersebut.

Faktor Luar

Faktor Internal

Cakupan Potensi Masalah

Semua Permasalahan

Yang terjadi Dusa

Kasepen

Page 48: Master plan comdev hmtm patra itb

47

Berdasarkan data pemetaan sosial, sebagian besar sekitar 90% warga dusun kasepen merupakan lulusan SD dan Tidak

tamat SD, sedangkan sisanya lulusan SMP, dan hanya beberapa orang saja yang mencapai tingkat SMA. Selain itu, bukan

hanya dari segi pendidikan formal saja yang masih kurang, tapi dari segi pendidikan agama juga masih rendah.

Kurangnya pengajar agama atau ustadz yang berada di dusun kasepen ini merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan hal ini terjadi. Faktor lainnya adalah kesadaran masyarakatnya yang kurang.

6.3 Analisa Masalah Bidang Komunitas

Komunitas adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari suatu kesamaan. Dalam hal ini tim memetakan menjadi tiga

komunitas utama dalam keseharian warga.

6.3.1 Komuitas Bapak-Bapak

Komunitas bapak-bapak maksudnya adalah segala kegiatan warga yang hanya melibatkan para kepala keluarga. Secara

umum kegiatan bapak-bapak dalam keseharian adalah upaya untuk pemenuhan nafkah bagi keluarganya. Berdasarkan

hasil pemetaan sebelumnya, dimana sebagian besar mata pencaharian adalah petani dan buruh tani sehingga

kemungkinan untuk dilakukan pemberdayaan cukup sulit karena hampir seharian berada di ladang atau tempat kerja.

Kegiatan yang berhubungan dengan bapak-bapak ini adalah musyawarah seluruh warga dan kegiatan hajatan warga.

Namun, kegiatan musyawarah warga tidak bersifat rutin melainkan diadakan apabila hanya saat ada informasi penting

yang harus segera disampaikan ke seluruh warga.

6.3.2 Komunitas Ibu-Ibu

Kegiatan ibu-ibu dusun Kasepen sebagian besar juga seperti bapak-bapak yaitu ikut membantu bekerja di ladang.

Perbedaannya pada saat tengah hari, ibu-ibu sudah balik ke kediaman untuk mempersiapkan makan siang dan kegiatan

rumah tangga. Nilai utama dari komunitas ibu-ibu adalah kreatif, ke-telaten-an dan gotong royong. Komunitas ibu-ibu

memiliki kegiatan yang sudah berjalan antara lain kegiatan posyandu dan pembuatan produk olahan dusun Kasepen.

Kedepannya modal utama komunitas ibu-ibu ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang juga dapat memanfaatkan

potensi dusun serta bernilai keekonomian untuk membantu meningkatkan taraf kehidupan keluarga.

6.3.3 Komunitas Kepemudaan

Kegiatan kepemudaan dusun Kasepen sebagian besar adalah membantu menginkatkan taraf ekonomi keluarga. Pada

saat pagi hari ada yang bekerja di luar dusun, ikut membantu di kadang, dan sebagainya. Sekitar pukul 14.00 – 16.00

kegiatan tersebut telah usai. Mereka belum memiliki kegiatan lain yang bisa dilakukan setelah jam bekerja. Para pemuda

mulai terberdayakan apabila terdapat kegiatan perayaan tujuh belas Agustus-an dan hajatan warga. Sesekali mereka

juga membantu kegiatan gotong-royong warga misalnya untuk kerja bakti dan membangun rumah. Berdasarkan

wawancara kami kepada stakeholder dusun Kasepen ingin lebih meningkatkan kegiatan kepemudaan. Hal ini untuk

meningkatkan keberdayaan pemuda terhadap lingkungan dusun.

Kegiatan kepemudaan dusun Kasepen dimotori oleh karang taruna yang baru saja terbentuk akhir tahun 2014. Karang

taruna tersebut bernama “AMER” atau ASKAS MERDEKA. Kata “Askas” sendiri merupakan singkatan dari asli kasepen.

Ketua karang taruna saat ini dijabat oleh kang Usep. Sampai saat ini kegiatan kepemudaan yang masih aktif adalah

Page 49: Master plan comdev hmtm patra itb

48

berlatih rutin futsal pada tiap seminggu sekali. Tim futsal pemuda dusun Kasepen bernama “Kasepen FC”. Berdasarkan

hasil sharing dengan karang taruna, mereka mengaku masih membutuhkan bantuan dalam meningkatkan kompetensi

mereka dalam ke-organisasian seperti elemen dan unsur keorganisasian. Selain itu juga mereka ingin mengadakan

kegiatan besar yang rencanaya dilangsungkan di dusun Kasepen dengan mengundang warga dari dusun luar. Mereka

mengaku belum menemukan gambaran bahkan pengalaman dalam melakukan hal seperti itu, khususnya mengenai

perizinan dan sponsorship. Prestasi kegiatan kepemudaan dusun Kasepen sampai saat ini adalah sebagai juara dua

lomba pawai pada tingkat kecamatan Pangalengan.

Kegiatan Bareng Pemuda Kasepen

6.4 Analisa Masalah Bidang Kesehatan

Warga dusun kasepen memang memiliki akses kesehatan yang sudah cukup bagus. Kegiatan posyandu adalah salah

satunya yang bersifat ruitn. Kendala dari keberjalanannya adalah siatem yang dibuat masih belum baik. Perlunya

sebuah sistem kesehatan secara terpadu dengan meibatkan warga secara masif dan rutin atas dasar bantuan dari

dinas kesehatan.

Kondisi MCK dan kandang hewan yang memiliki pembuangan yang belum terstruktur. Bau yang tak sedap menyebar dan

masih terdapatnya saluran MCK warga yang langsung pembuangan terhadap tanah bukan saluran septic tank.

Peningkatan mutu dan higenis merupakan poin penting dalam perbaikan MCK.

6.5 Analisa Masalah Bidang Potensi

Potensi yang dapat dikembangkan disini yaitu produk olahan warga. Sampai saat ini baru genar yang menjadi produk

olahan warga yang dibantu oleh tim community development HMTM PATRA ITB. Padahal sangat mungkin utnuk dilakukan

produksi olahan lain seperti kecimpring dan rengginang. Namun untuk produksi genar saja masih terkendala oleh

bebrapa kendala seperti produksi yang tidak menentu. Produksi yang tidak menentu ini disebabkan oleh dua hal yaitu

manajemen produksi yang masih belum rapi dan infrastruktur pendukung kegiatan produksi.

Manajemen yang belum rapi misalnya mengenai jumlah pemberdayaan komunitas ibu-ibu yang terlibat masih minim dan

pembagian tugas masih belum ada standar prosedur yang yang jelas. Infrastruktur pendukung juga diperlukan

Page 50: Master plan comdev hmtm patra itb

49

mengingat dalam proses pengolahan produk ini sangat bergantung terhadap kondisi cuaca. Apabila hujan secara terus

menerus maka proses pengeringan genar juga sangat sulit dilakukan. Pada hari cerah saja membutuhkan proses

pengeringan setidaknya 2-3 hari. Selain masalah produksi, kendala juga berada pada masalah pemasaran. Pemasaran

belum mencapai sasaran yang lebih tinggi akibat kurang stabilnya pasokan produksi. Faktor lain berupa belum memiliki

izin resmi produksi makanan dan juga belum menemukan metode pemasaran yang efektif dan tepat.

Potensi lain yang dapat dikembangkan yaitu potensi pembuatan kerajinan. Dimana subyek yang mengerjakan bisa

dilakukan oleh komunitas pemuda agar dapat membuat kerajinan yang memiliki nilai ekonomi.

Memaksimalkan hasil komoditas merupakan berupa peningkatan kerjasama warga dusun dengan dinas pertanian dan

koperasi unit desa juga dapat dilakukan.

Contoh Hasil Produk Olahan Warga Dusun Kasepen

Page 51: Master plan comdev hmtm patra itb

50

BAB VII : STRATEGI DAN RENCANA

PENGEMBANGAN 7.1 Tujuan Pengembangan Kawasan

Tujuan pengembangan kawasan dusun Kasepen antara lain:

1. Mandiri dalam memanfaatkan dan memaksimalkan potensi dan komoditas yang ada

2. Mandiri dalam melakukan kegiatan bermasyarakat dalam membentuk swadaya masyarakat

3. Mandiri dalam mepersiapkan generasi muda yang nantinya akan membangun dusun untuk ke arah yang lebih

baik

4. Mandiri dalam penjagaan kondisi warga dusun dan lingkungan sekitarnya.

7.2 Strategi Umum dan Khusus

Strategi umum merupakan rencana pengembangan yang secara umum ingin dilakukan utnuk menjawab semua hasil

dari analisis potensi masalah.Strategi secara umum untuk dusun Kasepen yaitu bagaimana membuat pengembangan

program yang mampu menjawab permasalahan di bidang pendidikan, komunitas, potensi dan kesehatan.

Strategi umum pengembangan dusun Kasepen antara lain :

Bidang Pendidikan

- Meningkatkan akses informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan secara mudah oleh warga dusun

Kasepen, khususnya bagi anak-anak dan remaja

- Meningkatkan kesadaran generasi penerus kasepen untuk melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi

Bidang Komunitas

- Meningkatkan peran kepemudaan dalam pembangunan dusun Kasepen

- Meningkatkan kompetensi keorganisasian pemuda dusun Kasepen

Bidang Potensi

- Membuat sistem manajemen yang baik mengenai pembuatan produk hasil olahan

- Meningkatkan pemberdayaan komunitas dengan pembuatan produk asli dusun Kasepen yang bernilai jual

- Meningkatkan kerjasama antara elemen-elemen yang berkaitan terhadap hasil komoditas dusun Kasepen

Bidang Kesehatan

- Membuat sistem penjaminan kesehatan yang melibatkan warga dan dinas kesehatan pemerintah

Page 52: Master plan comdev hmtm patra itb

51

- Meningkatkan kualitas MCK

Strategi Khusus

Strategi khusus merupakan sasaran utama sebagai poros pengembangan permberdayaan untuk mencapai tujuan

pengembangan kawasan. Strategi khusus dalam pengembangan dusun Kasepen yaitu pada penyelesaian permasalahan

pada komunitas kepemudaan. Komunitas kepemudaan merupakan generasi muda yang bisa menjadi motor kemandirian

dusun. Pemberdayaan pemuda bertujuan untuk menjadikan kelompok pemuda tersebut mempunyai kompetensi dan

semangat untuk mandiri. Berasal dari kelompok pemuda inilah diharapkan aspek-aspek lain dapat terbantu

terselesaikan. Kelompok pemuda nantinya memiliki sifat inisiatif dan mandiri terhadap kondisi dusun dengan bekal yang

diperoleh dari tim community development HMTM PATRA ITB. Berikut skematik pencapaian tujuan pengembangan

kawasan :

7.3 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program

Rencana dan evaluasi pengembangan program merupakan berisi tahapan penyelesaian masalah dan evaluasi

keberjalanan program agar kedepannya tepat sasaran sesuai tujuan pengembangan kawasan. Dalam sub-bab ini akan

dibahas untuk tiap bidang yang termasuk analisis kondisi masalah.

7.3.1 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Pendidikan a) Masalah pemenuhan akses informasi dan pengetahuan.

Tahapan rancangan program pengembangan

Tahapan jangka pendek

1. Memetakan potensi anak-anak dusun Kasepen

2. Melakukan metode pengajaran secara berkala

3. Melakukan pemetaan akses sumber informasi warga

4. Melakukan inisiasi pembentukan dan pengumpulan bank buku

5. Melakuakan sortir terhadap bank buku

6. Menambahkan rak atau lemari sebagai tempat penyimpanan buku

7. Mencari tempat yang akan digunakan sebagai perpustakaan umum

Tujuan Pengembangan Kawasan Dusun Kasepen

Strategi Umum :

Menjawab permasalahan tiap bidang

Strategi Khusus : Pemberdayaan

Pemuda

Page 53: Master plan comdev hmtm patra itb

52

Tahapan jangka panjang

1. Membuat sistem peminjaman buku dan penjagaan keluar masuk buku

2. Membuat sistem manajemen perpustakaan dusun

3. Membuat sistem standar pemenuhan informasi, misalnya butuh internet harus bagaimana

4. Membuat sistem kontrol keberlangsungan perpus dusun, misalnya membuat hari membaca atau sebagai pusat

kegiatan anak-anak

Evaluasi rancangan program

1. Harus libatkan unsur kepemudaan dalam proses inisiasi hingga terbentuknya perpustakaan dusun

2. Lakukan evaluasi dan studi dalam mengelola perpustakaan untuk lebih memahami sistem manajemennya

3. Lakukan sebuah metode persuasi kepada anak-anak bahwa kegiatan membaca itu menyenangkan dan sangat

bermanfaat

4. Upayakan buku harus disortir sesuai dengan keperuntukkan

b) Masalah motivasi jenjang sekolah lebih tinggi

Strategi pengembangan untuk mengatasi masalah ini antara lain :

1. Melakukan kegiatan motivasi cita-cita dan anjuran sekolah yang lebih tinggi

2. Melakukan pemetaan alasan mengapa putus sekolah

3. Melakukan persuasi non-formal kepada orang tua anak agar dapat dianjurkan untuk melanjutkan ke jenjang

sekolah yang lebih tinggi (wajib belajar 12 tahun)

4. Pencarian donatur sebagai orang tua asuh pemberi beasiswa bagi anak-anak dusun Kasepen yang

berkeinginan melanjutkan sekolah namun terbentur biaya, diutamakan yang memiliki prestasi sebelumnya.

Evaluasi rancangan program

Pahami dulu bagaimana alasan tidak melanjutkan sekolah, apakah alasan dari lingkungan, ekonomi,keluarga atau

internal yang bersangkutan

7.3.2 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Kepemudaan a) Peran Kepemudaan dalam pembangunan dusun Kasepen

Tahapan rancangan program pengembangan

Tahapan jangka pendek

1. Memetakan jadwal mingguan kelompok pemuda

2. Menentukan jadwal rutin pertemuan internal karang taruna

3. Menggalakkan kembali beres-beres lapangan

4. Menentukan kegiatan olahraga selain futsal

5. Membuat pelatihan hasil kerajinan

Tahapan jangka panjang

Page 54: Master plan comdev hmtm patra itb

53

1. Menentukan jadwal rutin kegiatan pemuda dalam bidang olahraga dan pelatihan kerajinan

2. Ikut dalam kompetisis olahraga regional

3. Mengembangkan produk hasil kerajinan pemuda hingga bernilai jual

4. Mempersiapkan manajemen hasil produk kerajinan dari pemuda

5. Menentukan wilayah pemasaran dan produksi hasil kerajinan

7 Membuat sistim kontrol keberlangsungan kegiatan kepemudaan dalam bidang olahraga dan pemberdayaan produk

kerajinan

Evaluasi rancangan program

Lakukan pemetaan produk kerajian yang feasible dilakukan oleh kelompok pemuda dan cari yang berpotensi

menghasilkan uang

b) Kompetensi keorganisasian pemuda dusun Kasepen

Tahapan rancangan program pengembangan

Tahap jangka pendek

1. Pemetaan potensi anggota karang taruna pemuda

2. Melakukan bimbingan mengenai keorganisasian dasar

3. Melakukan bimbingan mengenai rencana pembuatan suatu kegiatan

4. Pelatihan pembuatan proposal sponsorship dan kesekretariatan

Tahap Jangka Panjang

1. Restrukturisasi karang taruna pemuda

2. Pemilihan ketua dan Kaderisasi karang taruna secara berkala

3. Kegiatan besar yang diinisiasi oleh karang taruna

4. Inisiasi dalam membantu keberlangsungan kegiatan pemberdayaan pada aspek yang lain

Evaluasi rancangan program

1. Lakukan pendekatan secara informal kepada karang taruna, khusunya ketua dan tangan kanannya

2. Lakukan timeline penjenjangan yang progresif dan feasible dilakukan oleh pihak kita dan karang taruna

3. Ikut dalam kepanitiaan kegiatan yang dinisiasi pemuda, sebagai sarana bimbingan

7.3.3 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Potensi a) Perbaikan Sistem Produksi dan Pemasaran“Raos Pisun”

Tahapan rancangan program pengembangan

Tahap jangka pendek

1. Membuat langkah kerja pembuatan “Raos Pisun” secara rapi, mulai dari bahan mentah hingga jadi

2. Menentukan kembali jumlah SDM yang terlibat

3. Mempunyai pembukuan yang rapi mengenai penjualan “Raos Pisun”

Page 55: Master plan comdev hmtm patra itb

54

4. Penjadwalan rutin pengambilan produk

5. Kerjasama bimbingan produksi dengan LSM luar

6. Penjualan dalam skala kampus

7. Pencarian informasi mengenai izin pemasaran dan izin resmi kesehatan makanan

Tahap Jangka panjang

1. Membuat SOP keseluruhan produksi disertai dengan MoU kedua belah pihak

2. Penentuan rumah produksi yang terhindar dari gangguan cuaca, tempat dari segala kegiatan produksi mulai dari

bahan mentah, proses pengeringan hingga packaging

3. Peningkatan wilayah pemasaran, baik sekitar kampus maupun dusun Kasepen

4. Sistem kontrol yang melibatkan warga utnuk menjaga keberlangsungan kegiatan

Evaluasi program

1. Pastikan secara betul jumlah produksi yang akan diambil dari dusun Kasepen sebelum dijual di sekitar kampus

2. Kontrol secara ketat cashflow pengeluaran, apabila sasaran penjualan adalah massa himpunan

3. Rancangan MoU yang bersifat win-win solution

4. Segera tentukan alternatif rencana apabila terjadi vakum produksi

b) Inisiasi Produk Olahan Lain

Tahapan secara umum yaitu sama seperti awal pembuatan produk olahan “ Raos Pisun”. Lakukan pemetaan potensi

sumber daya manusia, rencana jumlah produksi, sistem pembuatan, branding, packaging dan pencarian wilayah

pemasaran yang potensial

Evaluasi perencanaan program yaitu berdayakan satu persatu dulu jenis produk olahan makanan dan dilihat lagi produk

yang memiliki nilai jual yang berpotensi tinggi.

7.3.4 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Kesehatan a) Sistem penjaminan kesehatan warga dusun Kasepen

Tahapan dalam perencanaan program

1. Mengetahui jadwal rutin kegiatan posyandu

2. Pemetaan penyakit yang diderita oleh warga dusun Kasepen

3. Membuat SOP penanganan warga apabila berada dalam kondisi darurat

4. Bekerjasama dengan dinas kesehatan dalam usaha pencerdasan kesehatan

Evaluasi pernecanaan program

1. Kegiatan semula diinisiasi oleh tim, namun kedepannya harus dari pihak warga untuk mandiri dalam

melaksanakannya.

2. Libatkan pemuda dalam membuat kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar

b) Peningkatan Kualitas MCK

Page 56: Master plan comdev hmtm patra itb

55

Tahapan pengembangan program

Tahap Jangka pendek

1. Pembuatan parameter penilaian kualitas MCK

2. Pemetaan MCK warga yang memiliki kualitas rendah

3. Pemetaan jalur saluran pembuangan MCK

Tahap Jangka Panjang

1. Merenovasi MCK dan saluran pembuangan

2. Kolaborasi dengan pihak luar untuk membantu peningkatan kualitas MCK

Evaluasi pengembangan program

1. Libatkan secara penuh warga dalam mengetahui tingkat kualitas MCK

2. Jika memang membutuhkan dana besar, cari donatur yang siap membantu atau kerjasama dengan pemerintah

daerah

3. Kolaborasi kegiatan dengan himpunan lain yang berhubungan.

Page 57: Master plan comdev hmtm patra itb

56

DAFTAR PUSTAKA

AD-ART HMTM PATRA ITB

RUK KM-ITB

Garis Besar Haluan Kepengurusan (GBHK) HMTM PATRA ITB

Bank Data Sosial Kegiatan Community Development HMTM PATRA ITB

Dokumentasi Pribadi Kegiatan Community Development HMTM PATRA ITB

Jim Ife dan Frank Tesorerio.2008. Community Develoment. Penerjemah Sastrawan Manullang dkk. Jogjakarta : Pustaka

Pelajar

Mawardi, M. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Madani. 2009

Notulensi Hasil Kajian Kastrat HMTM PATRA ITB 2013/2014 mengenai Community Development HMTM PATRA ITB

Phillips, Ronda dan Robert H. Pittman.2009. An Introduction to Community Development. Routledge

PJRN Pangalengan 2005

Rahardian, Faisal. Pengembangan Masyarakat (Comdev).2008

Solihin, Dadang. 2010. Community Development

Sumantri, R. Gumilar. Community Development dan Pengembangan Masyarakat Desa yang Pastrisipatif.2009

www.bandungkab.go.id

Page 58: Master plan comdev hmtm patra itb

57

TIM PENYUSUN MASTER PLAN COMMUNITY

DEVELOPMENT Master Plan disusun oleh tim penyusun dari Divisi Perencanaan dan Implementasi

Program (PIP) Community Development HMTM PATRA ITB 2014/2015

Penanggung Jawab / Ketua Himpunan : Fajar Caesar Ramadhan (12211047)

Kepala Departemen Khusus Comdev : Agung Setiaji (12211053)

Kepala Divisi PIP Comdev : Mohammad Sudjatmiko (12211055)

TIM PENYUSUN

KETUA TIM PENYUSUN : Mohammad Sudjatmiko (12211055)

ANGGOTA TIM : Duto Hakim Maulana 122 12 001

Simon Threo Tampubolon 122 12 051

Gabriel Friedrichson 122 12 054

Muhammad Ansy Alghasy 122 12 071

Eki Wicaksono Pambayun 122 13 035

Enrico Adiputra 122 13 046

Rindang Riyanti 122 13 052

Luthfi Andhika 122 13 070

Hangga Yudha Wibisana 122 13 083

Page 59: Master plan comdev hmtm patra itb