Masalah Demokrasi Di Indonesia

download Masalah Demokrasi Di Indonesia

of 7

Transcript of Masalah Demokrasi Di Indonesia

  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    1/7

    Masalah Demokrasi Di Indonesia

    Diposkan oleh admin di18.43| Kamis, 18 Oktober 2012 |1 komentar

    Label:Makalah,Makalah Pendidikan,Makalah Pendidikan Kewarganegaraan,Makalah PPKN,Makalah Sejarah

    Saat ini, demokrasi telah berkembang di hampir seluruh dunia. Anggapan bahwa demokrasi

    hanyalah merupakan benda antik khas barat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang

    dengan baik dinegara lain, tidak menemukan pembenarannya. Kemudian, kenapa demokrasi

    mampu menjadi sebuah sistem yang begitu menarik bagi para ilmuwan politik untuk dikaji

    dan terus dikembangkan.

    Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara

    (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang

    diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

    Demokrasi kontemporer di Indonesia selalu memfokuskan diri pada issu sekitar perimbangan

    kekuatan antara negara dan masyarakat, isu representasi dalam pemerintahan, dan yang

    terakhir mengenai peran partai-partai politik dan perpecahannya. Sangat sedikit perhatian

    untuk tidak mengatakan tidak ada sama sekali diberikan kepada isu mengenai bagaimana

    teknologi berperan dalam proses demokratisasi. Sebaliknya, para ahli teknologi kita jarang

    sekali melihat signifikasi aspek-aspek sosial politik dalam proses pengembangan teknologi

    sehingga tidak jarang menimbulkan diskrepansi antara teknologi yang dikembangkan dengan

    realitas sosial politik.

    Ada dua alasan diperlukannya suatu pemahaman yang baik tentang keterkaitan antara

    demokrasi dan teknologi. Pertama adalah bahwa sistem demokrasi yang baik pada situasi

    tertentu akan sangat tergantung pada teknologi. Sebagai contoh adalah teknologi

    telekomunikasi yang digunakan dalam proses penyebaran berita-berita politik yang

    merupakah hak setiap warga negara. Atau misalnya teknologi komputasi yang digunakan

    dalam proses penghitungan suara dalam pemilihan umum. Peran teknologi menjadi penting

    ketika kita menyadari bahwa sistem demokrasi yang baik dapat dimanipulasi oleh pihak-

    pihak yang berkepentingan melalui penguasaan teknologi tersebut.

    Jika alasan pertama menyorot pada bagaimana teknologi mempengaruhi sistem demokrasi,

    maka alasan kedua berada pada anak panah yang sebaliknya, yakni demokrasi mempengaruhi

    proses pengembangan teknologi. Pengembangan teknologi di suatu negara, baik negara

    dimana peran pemerintah sangat kuat maupun negara liberal seperti di Amerika Serikat, tidak

    http://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.htmlhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.htmlhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.htmlhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.htmlhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.htmlhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.html#commentshttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.html#commentshttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.html#commentshttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikan%20Kewarganegaraanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikan%20Kewarganegaraanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikan%20Kewarganegaraanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20PPKNhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20PPKNhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Sejarahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Sejarahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Sejarahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Sejarahhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20PPKNhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikan%20Kewarganegaraanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalah%20Pendidikanhttp://makalahcyber.blogspot.com/search/label/Makalahhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.html#commentshttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.htmlhttp://makalahcyber.blogspot.com/2012/10/masalah-demokrasi-di-indonesia.html
  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    2/7

    pernah lepas dari peran pemerintah. Pemerintahlah yang memiliki kekuasaan untuk membuat

    suatu kebijakan teknologi. Point of interest di sini adalah fakta bahwa pengembangan

    teknologi merupakan hasil dari suatu proses politik. Di Indonesia, kebijakan teknologi

    menjadi penting jika kita melihat fakta bahwa telah begitu banyak dana pengembangan

    teknologi dikeluarkan oleh pemerintah tetapi tidak memberikan dampak signifikan bagi

    pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

    Ketika era reformasi digulirkan oleh kalangan mahasiswa di Jakarta dan diikuti oleh kampus-

    kampus dikota yang lain, ada satu hal yang membedakan secara signifikan gerakan

    mahasiswa 1998 ini dengan apa yang dilakukan oleh senior-senior mereka di tahun-tahun

    sebelumnya. Faktor penting tersebut adalah penggunaan internet.

    Secara fungsional internet adalah media pertukaran informasi yang tidak berbeda fungsinya

    dari sebutlah itu telepon, koran, faksimil. Tetapi internet memiliki empat karakteristik yang

    membuatnya menjadi superior dibanding media komunikasi lainnya. Pertama adalah biaya

    penggunaan yang relatif murah. Kedua adalah sifatnya yang real time. Ketiga adalah sifatnya

    yang tanpa batas. Tidak ada sekat-sekat ruang di media ini yang memungkinkan tiap orang

    dapat saling terkoneksi dengan baik. Keempat, dan ini yang paling penting, internet

    menyediakan ruang-ruang publik yang tidak dapat ditembus oleh otoritas penguasa. Ketika

    Tempo dibredel oleh Harmoko atas nama penguasa Orde Baru, bukan berarti kematian bagi

    Tempo. Internet lalu menjadi alternatif yang sangat jitu dalam penyebaran berita-berita

    politik aktual oleh Tempo.

    Karakteristik-karakteristik tersebut menjadikan internet media yang paling efektif dalam

    gerakan reformasi tahun 1998. Berita-berita politik dapat disebar tanpa adanya hambatan dari

    penguasa. Aksi-aksi demokrasi dapat terkonsolidasi dengan mudah lewat penggunaan

    internet khususnya pengiriman surat lewat e-mail. Para pendukung gerakan reformasi

    mendapat feedback yang cepat melalui internet. Secara umum bahkan bisa dilihat bagaimana

    internet merubah perilaku individual dan sosial masyarakat khususnya di wilayah-wilayah

    yang memiliki infratsruktur teknologi pendukung internet yang memadai seperti di Jakarta,

    Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Dari teknologi yang kelihatannya sepele ini, gerakan

    reformasi mendapat momentum politik yang besar. Kajian yang lengkap mengenai internet

    dan proses reformasi di Indonesia dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Merlyna Lim, kandidat doktor Science, Technology, and Society Studies (STS) University of

    Twente.

    Tentunya internet bukanlah satu-satunya faktor teknologis yang bermain. Telepon selular dan

    televisi adalah faktor teknologis yang berperan cukup penting dalam akselerasi momentum

  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    3/7

    politik gerakan reformasi 1998. Tetapi internetlah yang memberikan suatu kesempatan yang

    baru bagi para pelaku refromasi untuk saling berinteraksi secara lebih intensif.

    Berkembangnya suatu teknologi adalah hasil dari konstruksi sosial. Suatu teknologi

    berkembang sebagai suatu hasil bentukan sosial di mana teknologi tersebut berada. Ahli

    teknik dan ahli desain yang merancang suatu produk teknologi hanyalah agen-agen teknis

    yang tunduk pada proses sosial antara produk teknologi dan masyarakat pengguna.

    Teknologi bukanlah suatu entitas vakum dan bebas nilai. Ketika berinteraksi dengan

    masyarakat pengguna, teknologi mengalami proses appropriation (diterjemahkan secara

    bebas sebagai penyesuaian). Appropriation adalah suatu proses pemberian makna oleh

    kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan nilai-nilai serta kepentingan yang ada pada

    masyarakat tersebut terhadap suatu produk teknologi Pemberian makna yang beragam, baik

    antar individu maupun anta kelompok, menjadikan proses perkembangan (evolusi) teknologi

    menjadi multikultural.

    Dari penjelasan ini kita bisa memahami bagaimana nilai suatu produk teknologi pada suatu

    kelompok sosial tertentu berbeda dengan kelompok sosial lainnya karena perbedaan budaya

    kedua kelompok tersebut Sebagai misal, kecenderungan orang Indonesia dalam memaknai

    produk teknologi sebagai bagian dari gaya hidup menghasilkan nilai guna yang berbeda

    dengan orang Eropa yang memperlakukan produk teknologi semata-mata sebagai instrumen.

    Contoh yang gamblang adalah telepon seluler yang bagi orang Indonesia dianggap bukan

    hanya sebagai alat telekomunikasi, seperti yang dilakukan oleh orang Eropa, tetapi sebagai

    simbol status. Perbedaan makna ini berimplikasi pada proses penyesuaian yang berbeda

    terhadap produk teknologi yang sama yang mempengaruhi proses perkembangan teknologi

    tersebut.

    Proses penyesuaian teknologi ini terjadi dalam teknologi internet dalam kaitannya dengan

    proses demokratisasi di Indonesia. Setiap fungsi teknis yang terangkum dalam internet

    mengalami proses penyesuaian yang tidak hanya berimplikasi pada fungsi teknis, tetapi juga

    fungsi sosial dan politik.

    Proses penyesuaian menjadi krusial ketika teknologi menjadi alat (manipulasi) politik yang

    ampuh. Penguasaan teknologi pencitraan melalui satelit oleh negara-negara maju adalah salah

    satu bukti bagaimana negara-negara tersebut mampu mendominasi konstelasi politik dunia

    melalui teknologi. Atau bagaimana CNN yang pro-barat dengan jaringan teknologi

    broadcasting yang sangat luas mampu menghegemoni berita-berita dunia. Di Indonesia, kasus

    penguasaan teknologi sebagai alat politik bisa dilihat ketika Golongan Karya masih berkuasa

    pada era Orde Baru dimana televisi dan beberapa media lainnya dijadikan alat propaganda

  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    4/7

    yang ampuh.

    Demokratisasi Teknologi

    Isu demokratisasi dalam teknologi dapat dilihat dalam konteks proses kebijakan. Seperti telah

    disebutkan sebelumnya, perkembangan teknologi sedikit banyak bergantung pada kebijakan

    pemerintah. Dalam konteks ini, pengembangan teknologi adalah political statement dalam

    arti kata bahwa teknologi merupakan representasi kepentingan-kepentingan politis. Hal ini

    jelas terbukti pada kebijakan teknologi di beberapa negara di mana perkembangan teknologi

    sangat tergantung pada keputusan politik pemerintah untuk mencapai political ends tertentu

    atas negara lain.

    Proyek pengembangan teknologi dirgantara di era Habibie adalah contoh kasus yang sangat

    kontekstual. Pengembangan teknologi canggih, khususnya industri dirgantara merupakan

    political statement untuk mengangkat citra Indonesia di mana internasional. Sebagai political

    statement, teknologi canggih yang dikembangkan sangat sarat dengan muatan-muatan politik

    yang sayangnya justru menjadikan proyek-proyek tersebut jauh dari realitas sosial ekonomi

    masyarakat.

    Kebijakan teknologi Habibie tidak saja gagal dalam proyek pengembangan teknologi

    canggih, tapi juga telah mengorbankan sektor lainnya untuk berkembang karena tersedotnya

    dana ke sektor teknologi canggih yang menyerap dana triliunan rupiah. Pengembangan

    teknologi pertanian misalnya, atau jenis teknologi lainnya yang lebih menyentuh kebutuhan

    nyata masyarakat luas menjadi terhambat dana yang terbatas.

    Kegagalan kebijakan teknologi Habibie sangat erat terkait dengan sistem politik otoriter di

    era Orde Baru. Kedekatan Habibie dengan Presiden Suharto menjadikan proses kebijakan

    teknologi menjadi sangat tertutup dan cenderung one-man-show sehingga manipulasi sangat

    mungkin terjadi. Ketidaktepatan kebijakan yang dibuat Habibie adalah bentuk governing

    mentality yang cenderung menafikan keterlibatan publik dalam proses pengambilan

    keputusan (Campbell, 2000).

    Agenda demokratisasi teknologi di Indonesia dapat dimulai dengan transparansi proses

    pembuatan kebijakan teknologi. Dominasi para elit-elit teknologi yang berada dilembaga

    pemerintah seperti BPPT, Kementerian Riset dan Teknologi, dan berbagai bentuk dewan riset

    yang ada sudah selayaknya diimbangi dengan partisipasi publik secara luas.

  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    5/7

    MASALAH DEMOKRASI DI INDONESIA

    Saat ini, demokrasi telah berkembang di hampir seluruh dunia. Anggapan bahwa demokrasi

    hanyalah merupakan benda antik khas barat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang

    dengan baik dinegara lain, tidak menemukan pembenarannya. Kemudian, kenapa demokrasi

    mampu menjadi sebuah sistem yang begitu menarik bagi para ilmuwan politik untuk dikaji

    dan terus dikembangkan.

    Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannyapembagian kekuasaandalam suatu negara

    (umumnya berdasarkan konsep dan prinsiptrias politica) dengan kekuasaan negara yang

    diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

    Demokrasi kontemporer di Indonesia selalu memfokuskan diri pada issu sekitar perimbangan

    kekuatan antara negara dan masyarakat, isu representasi dalam pemerintahan, dan yang

    terakhir mengenai peran partai-partai politik dan perpecahannya. Sangat sedikit perhatian

    untuk tidak mengatakan tidak ada sama sekali diberikan kepada isu mengenai bagaimana

    teknologi berperan dalam proses demokratisasi. Sebaliknya, para ahli teknologi kita jarang

    sekali melihat signifikasi aspek-aspek sosial politik dalam proses pengembangan teknologi

    sehingga tidak jarang menimbulkan diskrepansi antara teknologi yang dikembangkan dengan

    realitas sosial politik.

    Ada dua alasan diperlukannya suatu pemahaman yang baik tentang keterkaitan antara

    demokrasi dan teknologi. Pertama adalah bahwa sistem demokrasi yang baik pada situasi

    tertentu akan sangat tergantung pada teknologi. Sebagai contoh adalah teknologi

    telekomunikasi yang digunakan dalam proses penyebaran berita-berita politik yang

    merupakah hak setiap warga negara. Atau misalnya teknologi komputasi yang digunakan

    dalam proses penghitungan suara dalam pemilihan umum. Peran teknologi menjadi penting

    ketika kita menyadari bahwa sistem demokrasi yang baik dapat dimanipulasi oleh pihak-

    pihak yang berkepentingan melalui penguasaan teknologi tersebut.

    Jika alasan pertama menyorot pada bagaimana teknologi mempengaruhi sistem demokrasi,

    maka alasan kedua berada pada anak panah yang sebaliknya, yakni demokrasi mempengaruhi

    proses pengembangan teknologi. Pengembangan teknologi di suatu negara, baik negara

    dimana peran pemerintah sangat kuat maupun negara liberal seperti di Amerika Serikat, tidak

    pernah lepas dari peran pemerintah. Pemerintahlah yang memiliki kekuasaan untuk membuat

    suatu kebijakan teknologi. Point of interest di sini adalah fakta bahwa pengembangan

    teknologi merupakan hasil dari suatu proses politik. Di Indonesia, kebijakan teknologi

    menjadi penting jika kita melihat fakta bahwa telah begitu banyak dana pengembangan

    teknologi dikeluarkan oleh pemerintah tetapi tidak memberikan dampak signifikan bagi

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembagian_kekuasaan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembagian_kekuasaan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembagian_kekuasaan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trias_politica&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trias_politica&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trias_politica&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trias_politica&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembagian_kekuasaan&action=edit&redlink=1
  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    6/7

    pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

    Ketika era reformasi digulirkan oleh kalangan mahasiswa di Jakarta dan diikuti oleh kampus-

    kampus dikota yang lain, ada satu hal yang membedakan secara signifikan gerakan

    mahasiswa 1998 ini dengan apa yang dilakukan oleh senior-senior mereka di tahun-tahun

    sebelumnya. Faktor penting tersebut adalah penggunaan internet.

    Secara fungsional internet adalah media pertukaran informasi yang tidak berbeda fungsinya

    dari sebutlah itu telepon, koran, faksimil. Tetapi internet memiliki empat karakteristik yang

    membuatnya menjadi superior dibanding media komunikasi lainnya. Pertama adalah biaya

    penggunaan yang relatif murah. Kedua adalah sifatnya yang real time. Ketiga adalah sifatnya

    yang tanpa batas. Tidak ada sekat-sekat ruang di media ini yang memungkinkan tiap orang

    dapat saling terkoneksi dengan baik. Keempat, dan ini yang paling penting, internet

    menyediakan ruang-ruang publik yang tidak dapat ditembus oleh otoritas penguasa. Ketika

    Tempo dibredel oleh Harmoko atas nama penguasa Orde Baru, bukan berarti kematian bagi

    Tempo. Internet lalu menjadi alternatif yang sangat jitu dalam penyebaran berita-berita

    politik aktual oleh Tempo.

    Karakteristik-karakteristik tersebut menjadikan internet media yang paling efektif dalam

    gerakan reformasi tahun 1998. Berita-berita politik dapat disebar tanpa adanya hambatan dari

    penguasa. Aksi-aksi demokrasi dapat terkonsolidasi dengan mudah lewat penggunaan

    internet khususnya pengiriman surat lewat e-mail. Para pendukung gerakan reformasi

    mendapat feedback yang cepat melalui internet. Secara umum bahkan bisa dilihat bagaimana

    internet merubah perilaku individual dan sosial masyarakat khususnya di wilayah-wilayah

    yang memiliki infratsruktur teknologi pendukung internet yang memadai seperti di Jakarta,

    Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Dari teknologi yang kelihatannya sepele ini, gerakan

    reformasi mendapat momentum politik yang besar. Kajian yang lengkap mengenai internet

    dan proses reformasi di Indonesia dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Merlyna Lim, kandidat doktor Science, Technology, and Society Studies (STS) University of

    Twente.

    Tentunya internet bukanlah satu-satunya faktor teknologis yang bermain. Telepon selular dan

    televisi adalah faktor teknologis yang berperan cukup penting dalam akselerasi momentum

    politik gerakan reformasi 1998. Tetapi internetlah yang memberikan suatu kesempatan yang

    baru bagi para pelaku refromasi untuk saling berinteraksi secara lebih intensif.

    Berkembangnya suatu teknologi adalah hasil dari konstruksi sosial. Suatu teknologi

    berkembang sebagai suatu hasil bentukan sosial di mana teknologi tersebut berada. Ahli

    teknik dan ahli desain yang merancang suatu produk teknologi hanyalah agen-agen teknis

  • 7/30/2019 Masalah Demokrasi Di Indonesia

    7/7

    yang tunduk pada proses sosial antara produk teknologi dan masyarakat pengguna.

    Teknologi bukanlah suatu entitas vakum dan bebas nilai. Ketika berinteraksi dengan

    masyarakat pengguna, teknologi mengalami proses appropriation (diterjemahkan secara

    bebas sebagai penyesuaian). Appropriation adalah suatu proses pemberian makna oleh

    kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan nilai-nilai serta kepentingan yang ada pada

    masyarakat tersebut terhadap suatu produk teknologi Pemberian makna yang beragam, baik

    antar individu maupun anta kelompok, menjadikan proses perkembangan (evolusi) teknologi

    menjadi multikultural.

    Dari penjelasan ini kita bisa memahami bagaimana nilai suatu produk teknologi pada suatu

    kelompok sosial tertentu berbeda dengan kelompok sosial lainnya karena perbedaan budaya

    kedua kelompok tersebut Sebagai misal, kecenderungan orang Indonesia dalam memaknai

    produk teknologi sebagai bagian dari gaya hidup menghasilkan nilai guna yang berbeda

    dengan orang Eropa yang memperlakukan produk teknologi semata-mata sebagai instrumen.

    Contoh yang gamblang adalah telepon seluler yang bagi orang Indonesia dianggap bukan

    hanya sebagai alat telekomunikasi, seperti yang dilakukan oleh orang Eropa, tetapi sebagai

    simbol status. Perbedaan makna ini berimplikasi pada proses penyesuaian yang berbeda

    terhadap produk teknologi yang sama yang mempengaruhi proses perkembangan teknologi

    tersebut.

    Proses penyesuaian teknologi ini terjadi dalam teknologi internet dalam kaitannya dengan

    proses demokratisasi di Indonesia. Setiap fungsi teknis yang terangkum dalam internet

    mengalami proses penyesuaian yang tidak hanya berimplikasi pada fungsi teknis, tetapi juga

    fungsi sosial dan politik.

    Proses penyesuaian menjadi krusial ketika teknologi menjadi alat (manipulasi) politik yang

    ampuh. Penguasaan teknologi pencitraan melalui satelit oleh negara-negara maju adalah salah

    satu bukti bagaimana negara-negara tersebut mampu mendominasi konstelasi politik dunia

    melalui teknologi. Atau bagaimana CNN yang pro-barat dengan jaringan teknologi

    broadcasting yang sangat luas mampu menghegemoni berita-berita dunia. Di Indonesia, kasus

    penguasaan teknologi sebagai alat politik bisa dilihat ketika Golongan Karya masih berkuasa

    pada era Orde Baru dimana televisi dan beberapa media lainnya dijadikan alat propaganda

    yang ampuh.