mas budi bab 1 loompt jauh
-
Upload
ichal-zulfan-fahrizal -
Category
Documents
-
view
2.012 -
download
5
Transcript of mas budi bab 1 loompt jauh
![Page 1: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/1.jpg)
Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat
Jauh Dengan Bermain Pada Siswa Kelas IV
SD Negeri Sukogelap
Dibuat oleh :
NAMA : ADAM SETYAWAN
NIM : 06601247009
PRODI: S1 PJKR /PKS
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
![Page 2: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan aspek yang
penting dan berkaitan erat dengan seluruh proses pendidikan di sekolah.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tidak boleh di pandang sebelah
mata atau terkesan “ disepelekan “ dalam pelaksanaannya. Mata pelajaran ini
juga mempunyai bobot dan kualitas yang tidak kalah dengan pelajaran lain
bahkan harus benar-benar mendapat perhatian yang serius serta ditangani oleh
orang yang profesional.
Siswa Sekolah Dasar mempunyai karakter khusus dan mereka dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan, mereka juga generasi penerus bangsa,
maju atau mundurnya sebuah bangsa sangat bergantung pada generasi
penerusnya. Sebagai generasi penerus bangsa mereka harus mempunyai bekal
hidup yang kuat, baik dari jasmani dan rohaninya.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain
dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah, dan terencana.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina sekaligus untuk
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani guru seyogyanya dapat mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, salah satunya adalah seperti dikemukakan
![Page 3: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/3.jpg)
oleh Tim penjas SD (2007:5) dalam materi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan kelas IV Semester I, Standar Kompetensi,.
mempraktikan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi dasar, mempraktikkan
gerak dasar atletik sederhana, serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin.
Menurut Margono ( 2000:1 ) Atletik merupakan induk dari seluruh
cabang olahraga. Hal ini tidak aneh karena gerak-gerak yang dilakukan dalam
cabang atletik sebagian besar dilakukan di cabang olahraga lain. Sedangkan
atletik sendiri masih terbagi menjadi empat cabang yaitu : jalan, lari, lompat
dan lempar. Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu memberikan
pembelajaran dengan baik pada siswanya tentang materi gerak dasar atletik
seperti tercantum pada kurikulum kelas IV sekolah dasar semester pertama,
hingga siswa bisa menguasai teknik dasar tersebut.
Berdasarkan pengamatan peneliti, bahwa kenyataan di lapangan tidak
dapat di pungkiri bahwa atletik terkadang sangat menjemukan bagi siswa,
apalagi bila guru pendidikan jasmani mengajar dengan monoton dan kurang
variasi maka anak akan cepat jemu dan malas beraktivitas. Begitu pula yang
terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri Sukogelap, saat pembelajaran
pendidikan jasmani dengan materi atletik nomor lompat jauh. Pada waktu
siswa dibariskan kemudian diberi penjelasan tentang materi pembelajaran
berupa atletik nomor lompat jauh, semua siswa terlihat kecewa dan secara
serempak berseru hu… hu…, bahkan beberapa siswa berani mengusulkan
untuk mengganti materi pembelajaran hari itu dengan permainan kasti atau
![Page 4: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/4.jpg)
sepak bola. Mereka beranggapan bahwa lompat jauh sangat menjemukan dan
melelahkan. Siswa lebih menginginkan pembelajaran yang penuh dengan
tantangan, kreativitas dan permainan yang lebih memacu semangat dan
tentunya sangat menyenangkan bagi mereka. Kemudian ketika siswa
dihadapkan pada bak lompat jauh dan disuruh melompat, mereka hanya
melakukan 2-3 kali saja, itupun mereka lakukan karena terpaksa, takut dengan
guru tanpa didasari motivasi dalam diri mereka sendiri. Setelah itu mereka
minta berhenti dan ingin bermain sesuka hati mereka. Apalagi siswa laki-laki,
mereka merasa kurang dapat berkreasi dan tantangan bila hanya melompati
bak pasir terus. Mereka juga merasa belum berolahraga jika belum bermain
sepak bola atau kasti. Bahkan ada siswa laki-laki yang kemudian mengambil
bola dari gudang dan langsung mengajak teman-temannya bermain. Demikian
pula siswi putri, mereka mengatasi kejenuhan dengan duduk dibawah pohon
dengan alasan sudah lelah dan kepanasan. Akan tetapi ketika melihat siswa
putra bermain bola, beberapa dari mereka dengan penuh semangat ikut
bermain tanpa terlihat lelah dan kepanasan sedikitpun.
Dari peristiwa di atas dapat disimpulkan ada beberapa hal yang
menjadi kendala dalam pembelajaran lompat jauh yaitu : 1) rasa kecewa dalam
diri siswa 2) kurangnya motivasi siswa 3) pembelajaran yang monoton dan
kurang variasi. Dengan keadaan seperti itu jelas akan sangat merugikan siswa
itu sendiri, karena tanpa melakukan dan mencoba teknik dasar yang diajarkan
tentu mereka tidak akan menguasai teknik tersebut dengan baik. Padahal
teknik gerak lompat jauh merupakan gerak yang komplek dan terdiri dari
![Page 5: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/5.jpg)
Empat fase gerakan, seperti yang di katakana Yoyo Bahagia dkk (2000:16)
lompat jauh terdiri dari empat fase yaitu : awalan, tolakan kaki, melayang di
udara dan pendaratan di bak pasir.
Untuk mencapai tujuan tersebut guru pendidikan jasmani harus lebih
kreatif dan inovatif dalam proses pembelajarannya, guru harus lebih dapat
melihat karakteristik siswa SD usia 9-12 tahun, mereka masih cenderung
menyukai bentuk-bentuk permainan. guru harus mampu mengembangkan
pembelajaran yang efektiv, mampu membuat siswa bergairah, aktif dan
bersemangat mengikuti proses pembelajaran sampai selesai. Proses
pembelajaran harus di buat agar siswa tertarik dan bergairah serta bersemangat
melakukannya. Apabila perasaan senang gembira telah muncul dalam diri
siswa maka hal ini akan efektif untuk memacu semangat gerak.
Perasaan senang dan gembira akan muncul dalam diri siswa bila di
ajak untuk bermain, hal ini senada seperti yang di kemukakan oleh Hibana S.
Rahman (2002:85) bahwa bermain adalah segala kegiatan yang dapat
menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain dilakukan anak dengan suka
rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Oleh karena itu guru harus mampu
menyajikan pembelajaran atletik khususnya nomor lompat jauh dalam nuansa
kegembiraan dalam permainan. Permainan yang tidak menghilangkan unsur-
unsur keseriusan, disiplin dan menghilangkan pokok-pokok materinya, tetapi
permainan yang berisi seperangkat teknik dasar lompat jauh yang disajikan
dalam bentuk variasi permainan yang bertujuan memperkaya gerak dan
membangkitkan semangat dalam pelaksanaannya. Memperhatikan uraian di
![Page 6: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/6.jpg)
atas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul
“Upaya Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh dengan Bermain pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Sukogelap.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang tersebut maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Suasana dalam proses pembelajaran menjemukan siswa karena kurang
variasi dan monoton.
2. Alat dan fasilitas yang tersedia di sekolah bersifat statis.
3. Metode pembelajaran yang dilaksanakan kurang sesuai dengan karakter
siswa yang masih senang dengan permainan.
C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimana meningkatkan
pembelajaran lompat jauh dengan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri
Sukogelap ? “
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk memberikan gambaran bahwa dengan
pembelajaran bermain dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan
pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas IV SD Negeri Sukogelap.
![Page 7: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/7.jpg)
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan diperoleh kesimpulan bahwa dengan
bermain dapat digunakan sebagai upaya untuk peningkatan pembelajaran
lompat jauh bagi siswa kelas IV SD Negeri Sukogelap. Dan akhirnya akan
memberi manfaat terhadap :
1. Guru pendidikan jasmani
a. Guru pendidikan jasmani dapat memanfaatkan kegembiraan siswa
dalam bermain sebagai metode untuk meningkatkan dan memperbaiki
proses pembelajaran.
b. Guru pendidikan jasmani memperoleh perasaan puas karena sudah
melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajran yang di
kelolanya.
c. Dengan hasil yang di perolehnya guru akan mampu menunjukkan
otoritasnya sebagai guru yang professional.
2. Bagi Sekolah
a. Sekolah yang mendorong gurunya membuat inovasi maka telah
berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk siswanya.
b. Sekolah yang gurunya mampu membuat perubahan akan punya
kesempatan berkembang lebih pesat.
3. Bagi Siswa
![Page 8: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/8.jpg)
a. Melalui peningkatan pembelajaran lompat jauh dengan bermain
diharapkan siswa lebih cepat menguasai materi yang diberikan tanpa
ada perasaan jemu dan tertekan.
b. Siswa lebih bersemangat dan penuh motivasi mengikuti pembelajaran.
c. Karena merasa senang dan gembira, siswa juga melakukan aktivitas ter-
sebut di luar jam pembelajaran, bahkan di rumah. Hal ini akan mening-
katkan ketrampilan gerak siswa dengan cepat.
![Page 9: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pembelajaran Umum
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencapai
sebuah tujuan yang memberikan perubahan pada orang yang belajar.
Perubahan-perubahan itu dapat terjadi dalam bidang keterampilan,
kebiasaan, sikap, pengetahuan dan lainnya. Menurut Rochman
Natawidjaja ( 1978:7 ) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Hal senada juga di
ungkapkan oleh Sri Rumini ( 1993:60 ) bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang relatif menetap. Kemudian menurut Hergenhahn
yang dikutip oleh Endang Rini S ( 2007:1 ) belajar yaitu perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang
merupakan hasil dari pengalaman dan tidak bercirikan tanda-tanda
yang disebabkan oleh pengaruh yang sifatnya sementara seperti yang
disebabkan oleh sakit, kelelahan atau pengaruh obat.
Pembelajaran merupakan konsep yang terkait dengan proses
belajar-mengajar. Dalam bidang pendidikan istilah belajar-mengajar
lebih populer dengan istilah pembelajaran. Di dalam pendidikan
![Page 10: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/10.jpg)
jasmani istilah belajar-mengajar pendidikan jasmani disebut juga
proses pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut Sukintaka
( 2001:24 ) pembelajaran mengandung pengertian bagaimana para
guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik dan terjadi peristiwa
bagaimana peserta didik mempelajarinya.
Proses pembelajaran jasmani berkaitan erat dengan proses
belajar motorik dan proses mengajar keterampilan motorik. Dalam
peristiwa belajar dan mengajar antara siswa dan guru diperlukan
media komunikasi. Dalam media tersebut ada semacam informasi
yang disampaikan dari guru kepada siswa yang akan memberi
respons. Menurut Rusli Lutan ( 1988:382 ) pembelajaran berarti
seperangkat kegiatan yang sengaja dan terencana dari seseorang yang
memiliki kelebihan dalam hal pengetahuan keterampilan untuk
disampaikan kepada oramg lain sebagai saran atau objek yang belum
berkembang keterampilannya.
b. Pembelajaran Gerak
Menurut Schimdt yang di kutip Endang R ( 2007:2 ) belajar
gerak merupakan rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan
atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan yang
relatif permanent dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan
gerakan-gerakan yang terampil. Dari batasan di atas dapat ditarik tiga
hal penting yaitu :
![Page 11: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/11.jpg)
1. belajar merupakan proses yang di dalamnya terjadi pemberian
latihan atau pengalaman.
2. belajar tidak langsung teramati.
3. perubahan yang terjadi permanent.
Kemudian belajar gerak sendiri mempunyai tiga tahapan
1. Tahapan verbal kognitif
Pada tahap ini tugasnya adalah memberikan pemahaman secara
lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik.
Intruksi, demontrasi, flim clip dan informasi verbal lainnya
secara khusus memberikan manfaat dalam tahapan ini. Tujuan
pembelajarannya adalah agar peserta didik dapat mentransfer
informasi yang sudah dipelajari sebelumnya kepada bentuk
keterampilan yang dihadapinya sekarang.
2. Tahapan motorik
Dalam tahapan ini fokusnya adalah membentuk organisasi gerak
yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan.
3. Tahapan otomatisasi
Tahap ini setiap gerakan yang dilakukan lebih efisien dan efektif,
bahkan untuk suatu keterampilan olahraga tertentu nampak
dilakukan dengan gerakan yang rileks tapi mantap.
Menurut Gentile yang dikutip oleh Wawan S Suherman ( 2004:19 )
mengajukan 2 tahapan belajar berdasar tujuan pembelajaran yaitu :
memperoleh pengertian gerakan dan penyempurnaan / peragaman.
![Page 12: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/12.jpg)
2. Pembelajaran Lompat Jauh
Pembelajaran lompat jauh merupakan salah satu keterampilan
gerak yang harus di kuasai siswa sekolah dasar kelas IV semester I
seperti telah tercantum pada Silabus dan Promes tahun ajaran 2009-2010
mata palajaran Penjas Orkes SDN Sukogelap UPT P dan K kecamatan
Kemiri Purworejo Jawa Tengah. Tujuan utama dari pembelajaran gerak
adalah perkembangan gerak yang terampil. Menurut Rink yang dikutip
oleh Yoyo Bahagia dkk, (2000:35) mengemukakan tiga indikator gerak
terampil sebagai berikut :
1) efektif, artinya gerakan itu sesuai dengan produk yang diinginkan.
2) efisien, artinya gerakan itu sesuai dengan proses yang seharusnya di
lakukan .
3) adaptif, artinya gerakan itu sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan dimana gerak itu di lakukan.
Sehubungan dengan itu, guru harus mengetahui dan memahami
karakteristik keterampilan yang akan di ajarkan dan bagaimana
mengajarkannya pada siswa. lompat jauh merupakan salah satu bagian
dari empat nomor dalam atletik, yaitu ( jalan, lari, lompat dan lempar ).
Lompat sendiri terbagi menjadi empat : lompat jauh, lompat jangkit,
lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Gerak-gerak dalam aletik
sebenarnya sudah dilakukan manusia sejak manusia ada di bumi. Atletik
merupakan induk dari segala cabang olahraga yang sangat dikenal
![Page 13: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/13.jpg)
dengan istilah “ Mother of Sport “ karena gerak-gerak yang dilakukan
dalam atletik sebagian besar juga dilakukan pada cabang olahraga yang
lain.
Tujuan dalam nomor lompat jauh adalah melakukan lompatan
sejauh mungkin dalam bak pasir, seperti dikemukakan oleh Yoyo
Bahagia (2000:82) bahwa nomor lompat jauh dalam atletik bertujuan
untuk melompat sejauh mungkin untuk memperoleh jarak horizontal
maksimal. Hal senada juga dikemukakan oleh Margono (2002:4) tujuan
dari semua gerakan anggota badan di udara adalah untuk memungkinkan
pelompat membuat gerakan jatuh menyentuh tanah atau pasir sejauh
mungkin dari balok tumpuan.
Teknik dalam lompat jauh terdiri dari beberapa unsur atau fase
gerakan yang merupakan suatu kesatuan atau urutan gerakan lompat
yang tidak terputus-putus. Menurut Yusuf Adisasmita (1992:65-68)
lompat jauh terdiri atas empat unsur yaitu :
1) Awalan.
Kecepatan dan ketepatan dalam lari awalan sangat mempengaruhi
pada hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah
suatu keharusan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
2) Tumpuan.
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan
dan melayang. Beberapa langkah sebelum menumpu, pelompat harus
sudah siap untuk bertumpu, seluruh tenaga dan fikirannya harus
![Page 14: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/14.jpg)
ditujukan pada ketepatan bertumpu. Pada saat itu pelompat
berpindah keadaan dari lari ke melayang.
3) Melayang.
Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan maka melayanglah
pelompat itu. Naiknya badan setelah tumpuan itu (melayang) adalah
salah satu dari faktor yang sering dilalaikan oleh banyak pelompat.
Setelah menumpu dengan kaki tumpu penting sekali meluruskan
kaki tumpu untuk memperoleh ketinggian. Pada waktu naik badan
harus dapat ditahan dalam keadaan rilek.
4) Mendarat.
Pelompat harus berusaha menjulurkan kedua tangan sejauh-jauhnya
kemuka dengan tidak kehilangan keseimbangan badannya. Pada saat
itu timbul perasaan badan akan jatuh kebelakang.Untuk
mencegahnya titik berat badan dibawa kemuka dengan
membungkukkan badan, hingga badan dan lutut hampir merapat,
dibantu pula dengan juluran tangan kemuka Pada waktu pendaratan
lutut di bengkokkan hingga memungkinkan momentum membawa
badan ke depan di atas kaki. Mendarat dilakukan dengan tumit
terlebih dahulu mengenai tanah.
Margono (2002:35-37) mengatakan bahwa rangkaian gerak dalam
lompat jauh dari kajian teknik dibagi menjadi tiga fase :
![Page 15: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/15.jpg)
1) fase lari awalan
Lari awalan ini secara berangsur dan progresif dipercepat dan pada
beberapa langkah terakhir pinggang sedikit di turunkan guna
persiapan bagi kaki yang bertolak. Pengukuran secara tepat terhadap
panjang lari awalan dan pertimbangan yang baik se4lama beberapa
langkah awalan merupakan yang sangat penting.
2) fase bertolak.
Kaki di hentakkan pada balok tumpuan di lakukan pada sol kaki
dengan tumit ringan kontak dengan tanah sedikit mendahului
pinggang dan dengan kaki penolak sedikit ditekuk. Aktifitas ini cepat
di luruskan pada waktu titik pusat grafitasi melewati di atas kaki
penopang. Fase ini di lakukan dengan kuat.
3) fase melayang.
Fase ini tergantung dari gaya lompatan yang di gunakan dan
diteruskan dengan mendarat.
Yoyo Bahagia, dkk (2000:16-17) berpendapat bahwa, Untuk tujuan
analisis gerakan pada lompat jauh harus dipertimbangkan secara
konsisten empat fase berikut :
1) awalan.
Tujuan dari awalan dalam lompat jauh adalah untuk mendapat posisi
optimal atlet melakukan tolakan kaki dengan kecepatan lari dan
menolak secara terkontrol.
![Page 16: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/16.jpg)
2) tolakan kaki.
Tujuannya adalah memperoleh kecepatan vertical (mengangkat titik
berat badan) dengan cara memanfaatkan kecepatan horizontal
sedemikian rupa dengan kaki tolak mengerahkan gaya yang sangat
besar.
3) melayang di udara.
Melakukan tolakan kaki badan berada di udara. Gerak apapun yang
di lakukan pelompat setelah di udara tidak akan meningkatkan titik
berat badan. Oleh karena itu usaha yang harus di lakukan adalah
mempertahankan selama mungkin di udara dengan melakukan
gerakan tungkai atau lengan agar memperoleh sikap pendaratan yang
efektif.
4) pendaratan.
Teknik-teknik tersebut harus bisa di kuasai dengan baik agar bisa
menghasilkan lompatan sejauh mungkin. Agar mendukung semua usaha
di atas, dalam lompat jauh dikenal beberapa gaya yang populer. Menurut
pendapat Margono (2002:37) Gaya yang biasa dilakukan dalam lompat
jauh adalah:
1) Schnepper / melenting / membusur.
2) Walking in the air / stride in the air / running in the air.
3) Sitting in the air.
![Page 17: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/17.jpg)
Kemudian Yoyo Bahagia dkk, (2002:17) berpendapat, dalam
lompat jauh ada tiga gaya yang dilakukan untuk mempertahankan sikap
badan di udara yaitu :
1) Gaya jongkok.
2) Gaya lenting.
3) Gaya berjalan di udara.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sebenarnya semua
gaya itu sama, hanya pelaksanaan fase melayanglah yang membedakan,
yaitu pada saat mempertahankan badan selama mungkin di udara.
3. Karakteristik Siswa kelas IV
Perkembangan kemampuan motorik merupakan perubahan kualitas
hasil gerak individu. Berkembangnya kemampuan motorik di tentukan
dua faktor yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dari dua faktor ini
masih ditentukan atau di dukung dengan berlatih sesuai dengan
kematangan anak dan gizi yang baik. Menurut Sukintaka (2001:48)
Perkembangan kemampuan motorik anak dari tingkat SD sampai SMU
merupakan tugas guru dikjas. Adapun tugas itu dalam rangka usaha
pembentukan pribadi anak dan dalam mencapai kedewasaannya karena
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan motorik merupakan salah
satu dasar tujuan dalam pembelajaran dikjas.
![Page 18: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/18.jpg)
Tahap kemampuan motorik dan fisik anak didik harus di jadikan
dasar penentuan bahan pelajaran bagi siswa. Menurut Sukintaka
(2001:51-52) tentang tahap perkembangan motorik anak kelas III-IV
(umur 8-10 tahun)
1. Aktifitas rekreasi.
a) Menggunakan situasi hidup sehari-hari.
b) Rasa dalam rumah seperti suasana bermain.
c) Mengembangkan secara cukup keterampilan untuk dapat menjadi
layak dalam kelompok.
d) Menilai keterampilan dengan membandingkan dengan anggota
lain.
e) Memperbaiki keterampilan berrekreasi.
f) Berkeinginan belajar keterampilan sosial yang baru dan
meningkat.
2. Aquatik.
a) Pengembangan kemampuan yang berkaitan dengan air.
b) Mengkoordinasi pernafasan dengan gerak yang layak.
c) Perkembangan daya tahan.
d) Mampu menyelam dalam air.
e) Mengembangkan bentuk gerak yaqng layak.
f) Mengetahui secara layak masuk ke dalam air.
g) Perkembangan kemampuan berenang dalam garis lurus dan dapat
mengetahui tidak berubah arah.
![Page 19: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/19.jpg)
3. Permainan
a) Mengembangkan daya tahan melalui aktifitas yang intensif.
b) Aktifitas itu menolong individu untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan motorik.
c) Belajar bila otot dan tulang berkembang, maka aktifitas dapat
dibentuk lebih siap dengan keterampilan yang lebih baik karena
di akibatkan oleh kematangan syaraf dan berlatih.
d) Mengetahui bahwa penambahan keterampilan biasanya
menambah kesenangan.
e) Belajar menuruti kelelahan badan untuk istirahat dan rilek.
4. Aktivitas ritmik
a) Mempunyai keterampilan penampilan langkah lari yang
sederhana.
b) Mengembangkan koordinasi badan.
c) Belajar kehalusan gerak dan kesenangan.
d) Mengembangkan kemampuan tentang irama.
e) Mengembangkan perasaan keseimbangan, ketepatan waktu
(timing) dalam tiap kesempatan.
f) Pengembang kekuatan dan daya tahan khusus pada otot perut dan
tungkai.
g) Pengembangan koordinasi mata dengan tangan dan mata dengan
tungkai.
![Page 20: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/20.jpg)
5. Aktifitas pengembangan
a) Belajar rileks, kalau merasa lelah.
b) Mengembangkan pembiasaan nutrisi yang baik.
c) Mampu menggunakan mekanikan tubuh yang baik.
d) Mengatasi perbedaan sebanyak mungkin.
e) Pembiasaan hidup sehat.
f) Menentukan keterampilan sebanyak mungkin.
g) Aktif berlatih latihan dasar untuk tubuh.
h) Mengembangkan kekuatan, daya tahan dan kelentukan.
6. Tes terhadap diri sendiri.
a) Belajar melatih otot-otot.
b) Mempelajari bahwa latihan sehari-hari akan menolong
memperbaiki dan mengembangkan keterampilan.
c) Mengetahui bahwa penampilan yang memuaskan dalam suatu
gerak merupakan yang dapat dites dengan tes pencapaian.
d) Belajar bahwa ketertiban, ketenangan, dan koordinasi otot
merupakan tujuan.
Menurut Syamsu Yusuf (2004:183-184) mengatakan bahwa seiring
dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka
perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik.
Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan dan minatnya. Pada
masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang
lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk
![Page 21: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/21.jpg)
belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis,
menggambar, melukis, mengetik (komputer) berenang, main bola dan
atletik.
Perkembangan fisik yang normal merupakan faktor yang
menentukan kelancaran belajar. Karena itu perkembangan motorik yang
telah matang pada usia SD menjadikan mereka telah siap menerima
pelajaran keterampilan. Menurut Syamsu Yusuf (2004-184) dikatakan
bahwa sesuai dengan perkembangan fisik motorik maka dikjas
permulaan sangat tepat bila diajarkan :
a) Dasar keterampilan menulis dan menggambar.
b) Keterampilan dalam menggunakan alat-alat olahraga (menerima,
menendang dan memukul).
c) Gerakan untuk meloncat, berlari, berenang dan sebagainya.
d) Baris berbaris secara sederhana untuk menanmkan kebiasaan
ketertiban dan kedisiplinan.
Masa-masa SD mempunyai sifat-sifat khusus yang harus
diperhatikan pula, karena pada masa ini anak relative lebih matang dan
mudah dididik. Seperti pendapat Syamsu Yusuf (2004:25) bahwa kelas
tinggi SD, kira-kira umur 9-10 sampai umur 12-13 tahun, mempunyai
sifat-sifat khas yaitu:
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,
hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan praktis.
![Page 22: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/22.jpg)
b) Amat realistis, ingin mengetahui, ingin belajar.
c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori factor
ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor bakat khusus.
d) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang
dewasa lainnya untuk mrnyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya. Selepas umur ini pada umunya anak menghadapi
tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya.
e) Pada masa ini, anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat
mengenai prestasi sekolah.
f) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya
anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional
(yang sudah ada) mereka membuat peraturan sendiri.
4. Bermain
Bermain banyak di lakukan oleh anak-anak bahkan orang dewasa
juga masih senang bermain. Menurut Hurlock (1978:320) bermain
merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya
mungkin hilang, arti yang paling tepat adalah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan dengan suka rela
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban. Sedangkan
![Page 23: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/23.jpg)
menurut Anggani Sudono (2000:1) Bermain adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau
memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan
imajinasi pada anak.
Ada beberapa ciri kegiatan yang dipandang sebagai aktifitas
bermain seperti yang dikemukakan Hibana. S Rahman (2005:85) Yaitu:
1) Dilakukan dengan suka rela. Anak melakukan kegiatan bermain
tanpa ada unsur paksaan dari manapun.
2) Dilakukan secara spontan. Anak akan spontan melakukan kegiatan
bermain saat anak ingin melakukannya.
3) Berorientasi pada proses, bukan pada hasil. Yang terpenting bagi
anak adalah bagaimana proses kegiatan bermain, bukan bagaimana
hasil permainan.
4) Menghasilkan kepuasan. Anak yang dapat melaksanakan kegiatan
bermain, secara otomatis akan mendapatkan.
Bermain memberi pengaruh yang besar bagi perkembangan anak
baik secara fisik maupun mental. Beberapa pengaruh bermain bagi
perkembangan anak seperti yang di jelaskan oleh Hurlock ( 1978: 323)
yaitu :
1. Perkembangan fisik.
2. Dorongan komunikasi.
3. Penyaluran bagi energi fungsional terpendam.
4. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan.
![Page 24: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/24.jpg)
5. Sumber belajar.
6. Rangsangan kreatifitas.
7. Perkembangan wawasan diri.
8. Belajar bermasyarakat.
9. Standar moral.
10. Bermain sesuai dengan peran jenis kelamin.
11. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
Pendapat Hurlok ( 1978: 324) bahwa bermain mempunyai tahapan-
tahapan tertentu :
1. Tahap eksplorasi ( untuk bayi hingga usia 3 bulan)
- 2. Tahap permainan ( tahun pertama 5-6 tahun)
3. Tahap bermain ( usia masuk sekolah)
Setelah masuk sekolah jenis permainan mereka sangat beragam.
Semula mereka meneruskan bermain dengan barang mainan,terutama
bila sendirian. Selain itu mereka merasa tertarik dengan permainan
olah raga hobi dan permainan matang lainnya.
4. Tahap melamun (masa pubertas)
Menyimak beberapa pendapat diatas tentang ciri-ciri permainan
dan manfaatnya bagi perkembangan siswa, maka perlu adanya
penerapan bermain dalam aktifitas pembelajaran di sekolah, mengingat
anak-anak masih menyenangi bentuk-bentuk permainan.
![Page 25: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/25.jpg)
Dengan kondisi seperti itu guru dituntut lebih kreatif agar bisa
memanfaatkan kesenangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
dengan membuat modifikasi pembelajaran ke dalam bentuk permainan.
Banyak kesan dari siswa bahwa atletik hanya berisi gerak monoton
dan tak bervariasi yang isinya meliputi lari, lempar dan lompat yang
sangat melelahkan. Maka tidak mengherankan jika siswa akan merasa
tidak tertarik melakukannya. Hal ini merupakan tantangan bagi guru
penjas agar bisa menerapkan strategi pembelajaran untuk memberikan
kesan yang sebaliknya dengan memasukkan unsur-unsur permainan di
dalamnya.
Seperti di kemukakan Yoyo Bahagia dkk ( 2000: 56) bahwa
permainan atletik maksudnya adalah materi pembelajaran / program
pelajaran atletik yang di sajikan dalam nuansa permainan. Permainan
tidak berarti menghilangkan unsur serius, disiplin dan menghilangkan
substansi pokok materi atletik, namun permainan yang berisi
seperangkat teknik dasar berupa lari, lempar, lompat dalam bentuk
permainan bervariasi.
Menurut Yoyo bahagia ( 2000:57) bahwa berdasar pengalaman
yang ada agar permainan atlelik berhasil, maka beberapa hal di bawah
ini menjadi pertimbangan dan pedoman :
1). Pengembangan dimensi permainan atletik.
2). Pengembangan berbagai variasi gerakan atletik
3). Pengembangan dimensi irama atletik
![Page 26: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/26.jpg)
4). Pengembangan kemungkinan kompetisi atletik
5). Pengembangan pengalaman atletik.
Dengan memperhatikan beberapa konsep di atas niscaya
pembelajaran atletik nomor lompat jauh di sekolah akan meningkat dan
lebih membangkitkan motifasi gerak siswa. Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk tumbuh berkembang sesuai dengan karakteristiknya
sangat memberikan pengaruh yang besar, karena dengan bermain
kebutuhan dan kemampuan siswa akan terpenuhi dan terbina , sehingga
dengan merasakan senang siswa termotifasi untuk mengikuti
pembelajaran dengan suka rela dan di harapkan siswa dapat menguasai
gerak dasar yang diajarkan.
.
![Page 27: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/27.jpg)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di halaman SD Negeri Sukogelap kemiri
Purworejo Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2010 pada
kelas IV SD Negeri Sukogelap yang berjumlah 9 siswa, 6 siswa putri dan 3
putra.
B. Desain Penelitian
Menurut Pardjono dkk ( 2007:22 ) Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas dengan desain yang dikembangkan oleh Stephen
Kemmis dan Robin Taggart dengan menggunakan empat komponen dalam
tiap langkah, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Tindakan penelitin ini digambarkan seperti spiral yang saling terkait. Dari
siklus pertama bila peneliti menilai masih ada kekurangan maka dapat
diperbaiki pada siklus berikutnya dengan memperbaiki atau mengembangkan
sesuai dengan kebutuhan. Siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila
tindakan yang dilakukan telah berhasil dan di evaluasi dengan baik.
![Page 28: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/28.jpg)
C. Rancangan Penelitian Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang di lakukan dua
siklus, setiap siklus dua kali pertemuan dan dalam satu minggu terdapat dua
kali pertemuan. Setiap pertemuan siswa diberikan materi pembelajaran lompat
jauh. Materi pembelajaran tersebut sudah dimodifikasi dalam bentuk
permainan yang menyenangkan bagi siswa.
Siklus pertama
Pada siklus pertama ini tindakan yang dilakukan ialah siswa diberikan
materi pembelajaran lompat jauh dengan modifikasi berupa permainan-
permainan yang menarik yaitu dengan variasi model kardus yang di susun dan
diberi jarak untuk di lompati siswa dengan tujuan melatih gerak dasar
lompatan kaki, baik dengan variasi lompat satu kaki ataupun dengan dua kaki.
Proses observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung
terhadap proses pembelajaran, baik di lakukan oleh guru sendiri maupun rekan
sejawat. Sedangkan yang diamati adalah motivasi siswa, kerja sama dan
perkembangan gerak dasar lompat jauh dalam proses pembelajaran. Kemudian
hasilnya akan di diskusikan bersama rekan sejawat untuk menentukan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan.
Pada langkah refleksi dilaksanakan untuk mengamati segala hal yang
terjadi dan berhubungan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi berupa
diskusi dengan rekan sejawat ataupun dosen pembimbing untuk mengevaluasi
hasil tindakan dan bila perlu untuk merumuskan kembali tindakan yang akan
di ambil pada siklus berikutnya.
![Page 29: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/29.jpg)
Siklus kedua
Berdasarkan hasil pada siklus pertama, maka tindakan pada siklus
kedua merupakan penyempurnaan hasil siklus pertama. Tindakan yang
dilakukan yaitu pembelajaran lompat jauh dengan permainan melompati tali
dari bahan karet gelang. Segala hal yang masih kurang pada siklus
sebelumnya harus diperbaiki pada siklus kedua. Selama proses tindakan
berlangsung maka observasi dan refleksi tetap dilaksanakan.
Permainan pada siklus ini tetap difokuskan pada lompatan kaki, dan
menggunakan tali dari karet gelang yang diatur sedemikian rupa untuk
dilompati siswa serta di buat lebih menarik. Keberhasilan dari tindakan ini
dapat dilihat dari indicator sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Kegairahan dan semangat setiap siswa dalam beraktifitas tanpa
ada paksaan dan tekanan dari guru, diharapkan terus meningkat dari setiap
siklus, bahkan seluruh siswa bisa aktif tanpa ada paksaan.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini ialah peningkatan pembelajaran lompat
jauh dengan bermain, yaitu proses pembelajaran lompat jauh yang di
modifikasi ke dalam bentuk-bentuk permainan yaitu bermain dengan berbagai
macam variasi melompati kardus dan tali dari karet gelang sebagai media
pembelajaran, yang dilakukan perseorangan maupun beregu.
![Page 30: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/30.jpg)
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan angket tanggapan siswa
terhadap proses pembelajaran dan pedoman observasi proses pembelajaran
tentang motivasi dan perkembangan gerak dasar lompat jauh.
Tabel 1. Angket Tanggapan Siswa terhadap Proses Pembelajaran
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik
3 Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan
4 Suasana pembelajaran menyenangkan
5 Waktu pembelajaran penjas terasa pendek
6 Banyak kesempatan melakukan
7 Tugas di lakukan dengan baik
Tabel ini merupakan rencana angket yang akan disiapkan untuk mengali
pendapat siswa terhadap pembelajaran. Angket akan di gunakan pada siklus
pertama dan kedua, dengan perbaikan jika diperlukan. Selanjutnya sebagai
pedoman observasi terhadap perilaku siswa mencakup motivasi siswa, kerja
sama dan perkembangan gerak dasar lompat jauh. Bentuk pedoman observasi
seperti pada tabel berikut ini.
![Page 31: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/31.jpg)
Tabel 2. Pedoman Observasi Kolaborator Terhadap Pekembangan gerak
lompat jauh.
No
siswa
Motivasi Kerja Sama Perkembangan gerak
lompat jauh
B C K B C K B C K TM
1
2
3
4
Keterangan :
a. Perkembangan yang dianggap baik ( B ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar serta dapat
melewati target yang di tentukan .
b. Perkembangan yang dianggap cukup ( C ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering
tidak bisa melewati target yang di tentukan.
c. Perkembangan yang dianggap kurang ( K ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
sering tidak melewati target.
![Page 32: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/32.jpg)
F. Teknik Pengambilan dan Analisis Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan menggunakan cara
observasi saat proses pembelajaran, yaitu dengan mengamati perilaku siswa
sebelum pembelajaran, selama proses pembelajaran berlangsung, dan sesudah
pembelajaran selesai menggunakan angket dan pedoman observasi. Teknik
analisis data yang digunakan ialah deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif.
![Page 33: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/33.jpg)
Tabel 1. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik
3 Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan
4 Suasana pembelajaran menyenangkan
5 Waktu pembelajaran penjas terasa pendek
6 Banyak kesempatan melakukan
7 Tugas di lakukan dengan baik
Tabel 2. Tabel Pedoman Observasi Terhadap motivasi dan
Perkembangan gerak lompat jauh.
No
sisw
a
Motivasi Perkembangan gerak lompat jauh
B C K B C K TM
![Page 34: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/34.jpg)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS PERTAMA
Sekolah : SD SUKOGELAP
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Standar Kompetensi : 1. Mempraktekkan gerak dasar kedalam Permainan
Sederhana dan Olahraga serta Nilai-nilai yang
terkandung didalamnya.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mempraktekkan gerak dasar atletik sederhana,
serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin.
Indikator : Melompati rintangan dari kardus dengan berbagai
variasi
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat melakukan gerakan dasar lompat jauh.
B. Materi Pembelajaran
Lompat Jauh
Melakukan gerak dasar lompat jauh demgam melompati kardus sebagai
rintangan
C. Metode Pembelajaran
Metode Bermain
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
![Page 35: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/35.jpg)
- Siswa dibariskan, berdoa, presensi, apersepsi dan motivasi.
- Pemanasan
- Pemberian Tugas
- Pengamatan, pertanyaan
- Pendinginan, berbaris, evaluasi berdoa, dibubarkan.
Uraian Materi
a. Pendahuluan.
Bentuk pendahuluan berupa pemanasan dalam permainan Gobak Bunder.
1. Persiapan : Membuat lapangan permainan berbentuk lingkaran,
diameter disesuaikan dengan jumlah siswa. Kemudian lingkaran di
bagi 8 bagian sama luas dengan 4 garis diameter yang saling
menyilang.Siswa di tentukan siapa yang jadi lebih dulu dengan
hompimpa.
2. Pelaksanaan : Siswa jadi berada di tengah lingkaran dan berusaha
menyentuh temannya melalui garis-garis diameter tersebut.Yang
giliran lari tetap berada di dalam lingkaran dan menghindar jangan
sampai tersentuh.
b. Inti.
1. Melompati 4 kardus yang berjajar lurus, masing-masing kardus di
beri jarak 2 meter, di lakukan sendiri bergantian.
Pelaksanaan : Siswa berlari-lari kecil kenudian melompati kardus
dengan tumpuan satu kaki ( kiri ) dan mendarat dengan dua kaki.
![Page 36: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/36.jpg)
2. Melompati 4 kardus yang berjajar lurus, dilakukan berpasangan.
Pelaksanaan : Siswa bergandengan dua orang, dan berlari-lari kecil
kemudian melompati kardus bersama-sama, dengan tumpuan kaki
kiri.
3. Melompati 6 kardus yang berjajar lurus.
Pelaksanaannya : a. Siswa melakukan sendiri, melompati kardus
dengan satu kaki.
b. Siswa dibagi dua kelompok melakukan seperti
di atas tetapi dilombakan siapa yang tercepat.
4. Melompati 6 kardus yang berjajar lurus, bergandengan.
Pelaksanaannya : a. Siswa melakukan bergandengan melompati
kardus dengan tumpuan satu kaki.
b. Siswa tetap bergandengan tapi dibagi dua
kelompok dan di lombakan siapa yang
tercepat.
c. Penutup
a. Berjalan santai keliling lapangan sambil tangan dan kaki
di ayun-ayun di lepas-lepaskan.
b. Siswa dibariskan di beri evaluasi, umpan balik dan di beri tugas
pengayaan lalu berdoa terakhir di bubarkan.
d. Alat dan fasilitas :
- Peluit - Lapangan Sekolah
- Kardus bekas Sarimi
![Page 37: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/37.jpg)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS KEDUA
Sekolah : SD SUKOGELAP
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Standar Kompetensi : 1. Mempraktekkan gerak dasar kedalam Permainan
Sederhana dan Olahraga serta Nilai-nilai yang
terkandung didalamnya.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mempraktekkan gerak dasar atletik sederhana,
serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin.
Indikator : Melompati rintangan dari kardus dengan berbagai
variasi
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit.
E. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat melakukan gerakan dasar lompat jauh.
F. Materi Pembelajaran
Lompat Jauh
Melakukan gerak dasar lompat jauh demgam melompati kardus sebagai
rintangan
G. Metode Pembelajaran
Metode Bermain
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
![Page 38: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/38.jpg)
- Siswa dibariskan, berdoa, presensi, apersepsi dan motivasi.
- Pemanasan
- Pemberian Tugas
- Pengamatan, pertanyaan
- Pendinginan, berbaris, evaluasi berdoa, dibubarkan.
Uraian Materi
a. Pendahuluan
Bentuk pendahuluan berupa pemanasan dalam permainan Wildok.
1. Persiapan : Siswa di undi siapa yang jadi dengan hompimpa.
Lapangan menggunakan seluruh luas halaman Sekolah.
2. Pelaksanaannya : Siswa jadi berusaha mengejar dan menyentuh,
siapa yang tersentuh akan gantian jadi. Siswa yang di kejar bila
lelah berlari boleh jongkok dan waktu jongkok tidak akan jadi bila
di sentuh. Dari posisi jongkok harus di sentuh teman lebih dahulu
jika mau lari lagi.
b. Inti
1. Melompati 7 buah kardus yang di susun zig-zag dan
membuat jalur angka delapan.
Pelaksanaannya : siswa bergantian satu-satu melakukan lompatan
dengan membentuk jalur angka delapan.
2. Kegiatan sama seperti diatas tapi di lakukan berpasangan.
![Page 39: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/39.jpg)
3. Melompati 4 kardus berjajar, kardus ke- 3 dan ke-4 dijajar dua buah
kardus.
Pelaksanaannya : Siswa lari pelan-pelan kemudian melompati
kardus dengan tumpuan satu kaki dan berusaha melewati target
yang di tentukan.
4. Melompati kardus seperti latihan 3 Tetapi dilakukan berpasangan
dan bergandengan.
c. Penutup
a. Siswa di bariskan 2 bersaf di pinggir lapangan, lalu sambil jalan
perlahan-lahan sambil mengambil kotoran atau sampah yang ada di
halaman sekolah.
b. Siswa di barisakan diberi evaluasi, umpan balik dan tugas pengayaan
lalu berdoa serta di bubarkan.
d. Alat dan Fasilitas
- Peluit
- Kardus Mie
- Lapangan Sekolah.
![Page 40: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/40.jpg)
Tabel 1. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik
3 Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan
4 Suasana pembelajaran menjemukan
5 Waktu pembelajaran penjas terasa pendek
6 Banyak kesempatan melakukan
7 Tugas di lakukan dengan baik
Tabel 1. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik
3 Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan
4 Suasana pembelajaran menjemukan
5 Waktu pembelajaran penjas terasa pendek
6 Banyak kesempatan melakukan
7 Tugas di lakukan dengan baik
![Page 41: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/41.jpg)
Pedoman Observasi Terhadap Motivasi, kerja sama
dan Perkembangan Lompat jauh.
No
siswa
Motivasi Kerja Sama Perkembangan gerak lompat
jauh
B C K B C K B C K TM -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
![Page 42: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/42.jpg)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian di uraikan sebagai berikut :
Siklus I.( pertemuan pertama )
Pada pertemuan pertama hasil penelitian akan di uraikan berdasar
1) pengamatan sebelum pembelajaran. 2) pengamatan selama pembelajaran 3)
pengamatan sesudah pembelajaran.
1. Pengamatan sebelum pembelajaran.
Saat siswa berganti pakaian dan menuju halaman sekolah, mereka
terlihat bersikap seperti biasa saja. Tetapi begitu melihat ada beberapa
kardus yang ditata disamping halaman, mereka terlihat penasaran dan
penuh semangat bertanya,” Pak, sekarang olahraga apa, kok pakai kardus
dan ada garis-garis lingkaran.” Beberapa siswa terlihat memegang kardus
sambil tertawa-tawa gembira. Hal ini membuktikan bahwa mereka
bersemangat karena melihat hal baru yang belum pernah mereka lakukan.
Mereka juga kelihatan tidak sabar segera ingin tahu dan melakukan
pembelajaran olahraga kali ini.
2. Pengamatan selama pembelajaran.
Kemudian saat siswa di bariskan dan di berikan apersepsi tentang
pembelajaran, mereka terlihat antusias mendengarkan. Saat di lakukan
pemanasan siswa sangat bersemangat mengikuti permainan gobak bunder,
![Page 43: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/43.jpg)
mereka tertawa riang berlari-lari menghindari kejaran teman yang jadi,
tanpa merasa malas untuk bergerak. Sambil berlari mereka juga saling
bercanda tetapi tetap serius dalam aturan permainan. Suasana tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Suasana Anak Dalam Permainan Gobak Bunder
Pengamatan di lanjutkan saat latihan inti, saat siswa melompati
halangan kardus yang di jajar bervariasi. Mereka yang selama ini jenuh
bila mendapat materi lompat jauh dengan bak pasir, maka dengan
melompati kardus siswa seperti mendapatkan pengalaman baru, permainan
serta tantangan yang baru pula. Siswa melakukan dengan penuh
semangatdan perasaan gembira, bahkan bila giliran telah selesai mereka
dengan cepat mengantri di belakang tidak sabar menunggu giliran lagi.
Kemudian ketika guru menghentikan kegiatan untuk menuju kegiatan
latihan berikutnya, siswa ada yang berteriak “ saya belum pak, saya mau
![Page 44: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/44.jpg)
melompat lagi.” Hal ini menunjukkan bahwa dengan permainan baru yang
di sukai anak maka mereka sangat luar biasa semangat tanpa sedikitpun
terlihat lelah. Apalagi saat di lombakan, anak lebih terpacu penuh
semangat. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Suasana Anak dalam Mengikuti Pembelajaran
![Page 45: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/45.jpg)
Berikut ini hasil pengamatan terhadap perkembangan gerak lompat
jauh siswa menggunakan tabel observasi
Tabel 3. Hasil Observasi Kolaborator Pada Siklus Pertama Pertemuan
Pertama.
No siswaMotivasi Kerja Sama
Perkembangan gerak lompat jauh
B C K B C K B C K TM
1 V V V
2 V V V
3 V V V
4 V V V
5 V V V
6 V V V
7 V V V
8 V V V
9 V V V
persentase 88% 11% - 77% 22% - 77% 11% 11% -
Melihat hasil di atas maka dapat di uraikan bahwa perkembangan
lompat jauh siswa pada umumnya, anak mau dan mampu melakukan
semua kegiatan (100%). Motivasi anak, 8 siswa (88%) kategori B (baik), 1
siswa (11%) kategori C (cukup). Kerja sama , 7 siswa (77%) kategori B
(baik), 2 siswa (23%) kategori C (cukup). Pada perkembangan gerak
lompat jauh, kategori B (baik) sebanyak 7 anak (77%), kategori C (cukup)
sebanyak 1 anak (11%) dan kategori K (kurang), ada 1 anak (11%).
![Page 46: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/46.jpg)
Keterangan :
a. Perkembangan yang dianggap baik ( B ) yaitu dari sikap awal, tolakan
kaki dan mendarat di lakukan dengan benar serta dapat melewati target
yang di tentukan .
b. Perkembangan yang dianggap cukup ( C ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
bisa melewati target yang di tentukan.
c. Perkembangan yang dianggap kurang ( K ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
sering tidak melewati target.
3. Pengamatan sesudah pembelajaran.
Saat pembelajaran selesai, anak-anak masih bergenbira dan tidak
kelihatan lelah, mereka tetap semangat dan masih membahas pembelajaran
yang baru saja di lakukan dengan teman-temannya. Bahkan ada yang
berani mengusulkan supaya besok olahraganya lompat kardus lagi.
Kemudian siswa di bagikan angket tanggapan siswa terhadap proses
pembelajaran pada pertemuan pertama. Dan hasilnya sebagai berikut :
![Page 47: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/47.jpg)
Tabel 4. Hasil Angket Tanggapan Siswa
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan 9 100% - -
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik 9 100% - -
3 Pembelajaran penjas bentuknya
menyenangkan
9 100% - -
4 Suasana pembelajaran menjemukan 2 22% 7 77%
5 Waktu pembelajaran penjas terasa
pendek
5 55% 4 44%
6 Banyak kesempatan melakukan 9 100% - -
7 Tugas di lakukan dengan baik 9 100% - -
Dapat di terangkan secara rinci sebagai berikut :
Guru penjas menyenangkan, 9 anak (100%) menyatakan ya. Guru
penjas menjelaskan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan ya.
Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Suasana pembelajaran menjemukan, 2 anak (22%)
menyatakan ya, 7 anak menyatakan tidak. Waktu pembelajaran penjs
terasa pendek, 5 anak (55%) menyatakan ya, 4 anak (44%) menyatakan
tidak. Banyak kesempatan melakukan, 9 anak (100%) menyatakan ya.
Tugas di lakukan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan ya.
Siklus I ( pertemuan ke dua )
Pada pertemuan kedua hasil penelitian akan di uraikan berdasar
1) pengamatan sebelum pembelajaran. 2) pengamatan selama pembelajaran 3)
pengamatan sesudah pembelajaran.
![Page 48: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/48.jpg)
1. Pengamatan sebelum pembelajaran.
Setelah siswa berganti pakaian olahraga, maka mereka bergegas
menuju halaman dengan sangat bergembira dan berteriak “ pak cepat pak
olahraga pak” mereka seolah tidak sabar untuk segera memulai
pembelajaran hari ini. Masih terbayang di pikiran mereka saat
pembelajaran penjas beberapa hari lalu yang sangat menyenangkan.
2. Pengamatan saat pembelajaran.
Saat pemanasan siswa terlihat sangat bersemangat sekali, kali ini
mereka bermain “ WILDOK” permainan ini sudah tidak asing bagi mereka
karena merupakan permainan tradisional yang sering mereka lakukan saat
waktu luang. Walau begitu mereka tetap merasa gembira dan asyik
bermain. Ini dapat di buktikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Suasana Anak dalam Permainan Wildok
![Page 49: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/49.jpg)
Kemudian saat pembelajaran inti mereka juga tetap bersemangat seperti
pada pertemuan pertama, bahkan anak terkesan lebih bersemangat
menghadapai tantangan baru berupa variasi-variasi kardus untuk di
lompati. Demikian pula saat lompat beregu, mereka tampak lebih dapat
bekerja sama dengan baik dari siklus pertama. Apalagi saat pembelajaran
ini dilombakan sangat terlihat semangat juang yang tinggi untuk dapat
menang tanpa merasa lelah dan tetap menjaga sportifitas untuk mengakui
kemenangan temannya. Kemudian yang sangat menarik lagi, siswa sangat
ingin dan berusaha keras untuk dapat melakukan pembelajaran kali ini
dengan baik, dan mau mengulang terus jika ada kegagalan ataupun
kesalahan. Keadaan seperti di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Suasana Anak dalam Mengikuti Pembelajaran
![Page 50: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/50.jpg)
Kemudian hasil pengamatan perkembangan gerak lompat jauh
siswa dengan tabel observasi :
Tabel 5. Hasil Observasi Kolaborator Pada Siklus Pertama Pertemuan Kedua
No siswaMotivasi Kerja Sama
Perkembangan gerak lompat jauh
B C K B C K B C K TM
1 V V V
2 V V V
3 V V V
4 V V V
5 V V V
6 V V V
7 V V V
8 V V V
9 V V V
persentase 88% 11% - 100% - - 77% 11% 11% -
Dari hasil di atas maka dapat di uraikan bahwa Motivasi anak, 8
anak (88%) kategori baik, 1 anak (11%) kategori cukup. Kerja sama
mengalami peningkatan yang baik, semuanya 9 anak (100%) kategori
baik. Kemudian pada perkembangan gerak lompat jauh belum mengalami
peningkatan, 7 anak (77%) kategori baik dan 1 anak (11%) kategori
cukup, 1 anak (11%) kategori kurang.
Keterangan :
a. Perkembangan yang dianggap baik ( B ) yaitu dari sikap awal, tolakan
kaki dan mendarat di lakukan dengan benar serta dapat melewati target
yang di tentukan .
![Page 51: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/51.jpg)
b. Perkembangan yang dianggap cukup ( C ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
bisa melewati target yang di tentukan.
c. Perkembangan yang dianggap kurang ( K ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
sering tidak melewati target.
5. Saat pembelajaran telah selesai,
anak-anak merasa kurang dan tetap ingin beraktifitas lagi. Mereka
masih kelihatan bersemangat, penuh perasaan gembira. Mereka tetap
mengusulkan untuk pembelajaran minggu depan masih bermain dengan
kardus.
Berikut hasil angket tanggapan siswa :
Tabel 6. Hasil Angket Tanggapan Siswa
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan 9 100% - -
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik 9 100% - -
3 Pembelajaran penjas bentuknya
menyenangkan
9 100% - -
4 Suasana pembelajaran menjemukan - - 9 100%
5 Waktu pembelajaran penjas terasa
pendek
9 100%
6 Banyak kesempatan melakukan 9 100% - -
7 Tugas di lakukan dengan baik 9 100% - -
![Page 52: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/52.jpg)
Melihat hasil angket di atas dapat di simpulkan bahwa :
Guru penjas menyenangkan, 9 anak (100%) menyatakan ya. Guru
penjas menjelaskan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan ya.
Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Suasana pembelajaran menjemukan, 9 anak (100%)
menyatakan tidak. Waktu pembelajaran penjas terasa pendek, 9 anak
(100%) menyatakan ya. Banyak kesempatan melakukan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Tugas di lakukan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan
ya.
Siklus II. ( pertemuan pertama )
Pada pertemuan pertama hasil penelitian akan di uraikan berdasar
1) pengamatan sebelum pembelajaran. 2) pengamatan selama pembelajaran 3)
pengamatan sesudah pembelajaran.
1. Pengamatan sebelum pembelajaran.
Setelah pembelajaran jam pertama usai, mereka bergegas berganti
pakaian olahraga dan menuju halaman. Dengan suasana penuh
kegembiraan mereka saling bertanya dengan teman tentang materi hari ini,
apakah masih menyenangkan seperti kemarin. Mereka terlihat semangat
dan penuh rasa penasaran.
2. Pengamatan saat pembelajaran.
Saat melakukan pemanasan dengan permainan Elang dan Induk
Ayam, mereka terlihat sangat riang gembira, anak yang jadi pun mengejar
![Page 53: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/53.jpg)
dengan tanpa lelah, begitupun yang di kejar berusaha mati-matian untuk
tidak tersentuh. Terlihat suasana kegembiraan anak-anak pada gambar di
bawah ini.
Gambar 5. Suasana Anak dalam Permainan Elang dan Induk Ayam
Kemudian waktu pembelajaran inti anak-anak sangat tertarik sekali
dengan materi kali ini, karena memang berbeda dengan materi sebelumnya
yaitu lompat tali dari karet gelang. Rasa penasaran ingin selalu mencoba
memang sengaja di hadirkan pada pertemuan kali ini dengan mengganti
atau memvariasikan media untuk melompat.Anak-anak melakukan
lompatan dengan penuh semangat dan gembira, apalagi anak yang
kemampuan lompatnya sudah bagus. Anak yang lompatnya masih kurang
dalam data siklus I ( no 9 ) tetap terus berusaha melakukan lompatan
dengan semangat. Sedangkan anak dalam data siklus I ( no 6 ) lompatan
![Page 54: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/54.jpg)
cukup, sudah mengalami kemajuan pesat pada siklus kali ini. Semangat
dan kegembiraan itu dapat di lihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6. Suasana Anak dalam Mengikuti Pembelajaran
Kemudian hasil pengamatan perkembangan gerak lompat jauh
siswa dengan tabel observasi :
Tabel 7.Hasil Observasi Kolaborator Pada Siklus Kedua Pertemuan
Pertama
No siswaMotivasi Perkembangan gerak lompat jauh
B C K B C K TM1 V V
2 V V
3 V V
4 V V
5 V V
6 V V
7 V V
8 V V
9 V V
persentase 100% - - 88% 11% - -
![Page 55: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/55.jpg)
Dari hasil tersebut dapat di uraikan sebagai berikut : Motivasi
seluruh anak kategori baik (100%).Perkembangan gerak lompat jauh, 8
anak (88%) kategori baik dan hanya 1 anak (11%) kategori cukup.
Keterangan :
a. Perkembangan yang dianggap baik ( B ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar serta dapat
melewati target yang di tentukan .
b. Perkembangan yang dianggap cukup ( C ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
bisa melewati target yang di tentukan.
c. Perkembangan yang dianggap kurang ( K ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
sering tidak melewati target.
3. Saat pembelajaran telah selesai.
Tidak terkesan rasa lelah dalam diri anak, mereka masih terlihat
gembira penuh dengan tenaga dan rasa penasaran ingin menambah jam
olahraga lagi. Selama ganti istirahat mereka tetap membicarakan aktifitas
yang baru mereka lakukan, bahkan dengan teman lain kelas. Kemudian
hasil angket yang di bagikan pada siswa hasilnya sebagai berikut :
![Page 56: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/56.jpg)
Tabel 8. Hasil Angket Tanggapan Siswa
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan 9 100% - -
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik 9 100% - -
3 Pembelajaran penjas bentuknya
menyenangkan
9 100% - -
4 Suasana pembelajaran menjemukan - - 9 100%
5 Waktu pembelajaran penjas terasa
pendek
9 100%
6 Banyak kesempatan melakukan 9 100% - -
7 Tugas di lakukan dengan baik 9 100% - -
Melihat hasil angket di atas dapat di simpulkan bahwa :
Guru penjas menyenangkan, 9 anak (100%) menyatakan ya. Guru
penjas menjelaskan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan ya.
Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Suasana pembelajaran menjemukan, 9 anak (100%)
menyatakan tidak. Waktu pembelajaran penjas terasa pendek, 9 anak
(100%) menyatakan ya. Banyak kesempatan melakukan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Tugas di lakukan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan
ya.
![Page 57: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/57.jpg)
Siklus II. ( pertemuan ke dua )
Pada pertemuan kedua, hasil penelitian akan di uraikan berdasar
1) pengamatan sebelum pembelajaran. 2) pengamatan selama pembelajaran 3)
pengamatan sesudah pembelajaran.
1. Pengamatan sebelum pembelajaran.
Anak-anak dengan cepat berganti pakaian olahraga dan berlari-
larian menuju halaman sekolah. Mereka merasa tidak sabar untuk cepat-
cepat berolahraga, terbukti saat peneliti datang ke sekolah jam 06.45 anak-
anak bersorak kegirangan dan minta sekarang langsung olahraga.
2. Pengamatan selama pembelajaran.
Setelah melakukan pemanasan dengan permainan gobak sodor
yang mereka lakukan dengan penuh semangat. Hal itu dapat terlihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 7. Suasana Anak dalam Permainan Gobak Sodor
![Page 58: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/58.jpg)
Menuju latihan inti anak-anak sangat penasaran dan ingin cepat
melompat melihat variasi baru yang di tunjukkan oleh peneliti. Anak
merasa mendapat tantangan baru dan berusaha sebaik mungkin melakukan
dan tidak mau kalah dengan temannya. Perkembangan pesat terlihat pada
anak (no 6) anak tersebut makin berani dan bagus dalam lompatannya.
Kemudian anak (no 9) juga mengalami kemajuan walaupun masih dalam
kategori cukup. Ternyata selain di sekolah anak-anak juga melakukan
lompat tali ataupun kardus di luar jam sekolah, pada sore hari saat bermain
mereka juga melakukannya. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan
mereka meningkat dengan cepat, di dasari rasa senang dan gembira
mereka melakukan di luar jam pelajaran tanpa ada paksaan. Semangat dan
kegembiraan mereka terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 8. Suasana Anak dalam Mengikuti Pembelajaran
![Page 59: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/59.jpg)
Berikut ini hasil dari perkembangan gerak lompat jauh pada
pertemuan ke dua :
Tabel 9. Hasil Observasi kolaborator Pada Siklus Kedua Pertemuan Kedua
No siswaMotivasi Perkembangan gerak lompat jauh
B C K B C K TM
1 V V
2 V V
3 V V
4 V V
5 V V
6 V V
7 V V
8 V V
9 V V
persentase 100% - - 88% 11% - -
Dari hasil tersebut dapat di uraikan sebagai berikut : Motivasi
seluruh anak kategori baik (100%).Perkembangan gerak lompat jauh 8
anak (88%) kategori baik dan hanya 1 anak (11%) kategori cukup.
Keterangan :
a. Perkembangan yang dianggap baik ( B ) yaitu dari sikap awal, tolakan
kaki dan mendarat di lakukan dengan benar serta dapat melewati target
yang di tentukan .
b. Perkembangan yang dianggap cukup ( C ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
bisa melewati target yang di tentukan.
![Page 60: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/60.jpg)
c. Perkembangan yang dianggap kurang ( K ) yaitu dari sikap awal,
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
sering tidak melewati target.
3. Pengamatan setelah selesai pembelajaran.
Anak-anak masih mengusulkan untuk minggu depan meteri
pembelajarannya sama. Ini membuktikan bahwa anak masih merasa
senang dan belum menjadi jenuh. Karena memang pembelajaran di susun
untuk menggugah semangat dan perasaan gembira dari anak. Mereka juga
masih ingin bermain lompat tali, bahkan ada yang usul,”pak waktu
istirahat boleh lompat tali ya pak “. Berikut ini juga di sajikan hasil angket
yang di bagikan pada siswa
Tabel 10.Hasil Angket Tanggapan Siswa
NO Pertanyaan Tanggapan Siswa Ya Tidak
1 Guru penjas menyenangkan 9 100% - -
2 Guru penjas menjelaskan dengan baik 9 100% - -
3 Pembelajaran penjas bentuknya
menyenangkan
9 100% - -
4 Suasana pembelajaran menjemukan - - 9 100%
5 Waktu pembelajaran penjas terasa
pendek
9 100%
6 Banyak kesempatan melakukan 9 100% - -
7 Tugas di lakukan dengan baik 9 100% - -
![Page 61: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/61.jpg)
Melihat hasil angket di atas dapat di simpulkan bahwa :
Guru penjas menyenangkan, 9 anak (100%) menyatakan ya. Guru
penjas menjelaskan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan ya.
Pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Suasana pembelajaran menjemukan, 9 anak (100%)
menyatakan tidak. Waktu pembelajaran penjas terasa pendek, 9 anak
(100%) menyatakan ya. Banyak kesempatan melakukan, 9 anak (100%)
menyatakan ya. Tugas di lakukan dengan baik, 9 anak (100%) menyatakan
ya.
B. Pembahasan
Melihat dari hasil penelitian, maka pembahasan di fokuskan saat
proses pembelajaran berlangsung. Pada saat proses pembelajaran terlihat
sekali semangat dan keinginan anak yang tinggi untuk mengikuti
pembelajaran. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan biasanya, terutama bila
akan mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan melompati bak pasir.
Namun kenyataannya, pada pembelajaran kali ini anak terlihat senang,
antusias dan gembira serta tanpa terlihat lelah atau jemu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anggani S (2000:1) Bermain adalah suatu kegiatan yang di lakukan
dengan alat ataupun tanpa alat yang menghasilkan pengertian atau
memberikan informasi, memberi kenangan maupun mengembangkan
imajinasi. Demikian pula menurut Hurlock (1978:320) Bermain dilakukan
sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
![Page 62: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/62.jpg)
Kemudian memperhatikan angket tanggapan siswa bahwa proses
pembelajaran penjas bentuknya menyenangkan 100% anak menyatakan Ya,
hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan
rencana, yaitu siswa mengikuti dengan aktif, senang gembira tanpa terpaksa.
Bahkan beberapa siswa dengan bersemangat ingin melekukan aktifitas lagi
walau pembelajaran telah selesai. Dalam waktu istirahatpun anak kelas IV di
ikuti anak kelas lain dengan penuh semangat mengambil kardus lagi dari
gudang dan melompati kardus seperti yang mereka lakukan dalam
pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa anak meyenangi sesuatu hal yang
baru dan tertarik untuk melakukan lagi.
Hasil dari siklus I pertemuan pertama pada prinsipnya sudah banyak
perubahan dalam suasana pembelajaran. Anak yang tadinya malas-malasan
berubah menjadi penuh gairah dan semangat melakukan tanpa dipaksa.
Namun melihat dari hasil angket dan dari tabel observasi, masih ada beberapa
hal yang perlu mendapat perhatian.
Dari hasil angket tanggapan siswa :
1. Suasana pembelajaran menjemukan, masih ada 2 anak yang menyatakan
ya.
2. Waktu pembelajaran terasa pendek, ada 4 anak yang menyatakan tidak.
Melihat hasil tersebut, peneliti merasa prihatin dan melakukan pendekatan
kepada anak. Hasil yang di peroleh bahwa ternyata anak-anak tersebut salah
persepsi tentang angket tersebut. Maklum saja tingkat kecerdasan anak-anak
SDN Sukogelap memang tergolong kurang, mereka rata-rata bisa membaca
![Page 63: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/63.jpg)
lancar dan memahami benar makna dari tulisan saat menginjak kelas IV.
Kemudian setelah dijelaskan satu persatu maksud dan arti dari poin-poin pada
angket, anak baru benar-benar memahami.
Dari hasil tabel observasi :
1. Motivasi anak tergolong bagus, hanya satu anak dalam kategori cukup.
2. Kerja sama anak, 7 anak (77%) baik dan 2 anak (22%) kategori cukup.
3. Sedang dalam perkembangan lompat jauh, 7 anak (77%) baik, 1 anak
(11%) kategori cukup, dan 1 anak (11%) kategori kurang.
Melihat dari hasil di atas, maka perkembangan gerak lompat jauh anak
menunjukkan hasil yang kurang baik terbukti masih ada 1 anak (11%)
kategori cukup dan 1 anak (11%) kategori kurang.
Berdasar hasil yang dicapai pada pertemuan pertama maka peneliti
bersama rekan sejawat mengadakan evaluasi tentang tindakan yang telah di
lakukan untuk kembali merencanakan tindakan selanjutnya pada pertemuan
kedua. Kemudian setelah dilakukan pertemuan kedua, peneliti melihat suasana
pembelajaran terus meningkat positif. Peningkatan ini di tandai dengan hasil
angket tanggapan siswa yang memperlihatkan jawaban yang 100% positif.
Semua dapat terlihat pada proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan
semangat, gembira dan semua tugas dilakukan dengan baik tanpa terpaksa dari
awal pembelajaran hingga akhir. Bahkan di akhir pembelajaranpun anak-anak
terlihat masih ingin melakukannya lagi. Hasil dari tabel observasi juga
menunjukkan peningkatan, terutama kerja sama anak yang menunjukkan anak
![Page 64: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/64.jpg)
100% kategori baik. Tapi dalam Motivasi dan perkembangan gerak lompat
jauh belum ada perubahan. Untuk itu peneliti dan rekan sejawat bekerja sama
untuk memecahkan masalah tersebut,dan kemudian sepakat untuk
melanjutkan penelitian pada Siklus kedua. Pada Siklus ini lebih
mengutamakan tentang perkembangan gerak dasar lompat jauh dan motivasi
karena untuk kerja sama sudah menunjukkan hasil yang baik.
Hasil pada siklus II pertemuan pertama
-----------------
![Page 65: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/65.jpg)
Penelitian ini juga berpengaruh pada siswa kelas lain, banyak yang
menanyakan dan menginginkan pembelajaran penjas dengan melompati
kardus. Intinya anak-anak sangat suka dengan suasana, tantangan dan hal-hal
yang baru. Untuk itu proses pembelajaran penjas harus terus di kembangkan
dan kaya akan inovasi yang baru pula agar siswa tertarik beraktifitas.
![Page 66: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/66.jpg)
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasar analisis data, maka kesimpulan dapat diambil bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan dengan bermain dapat
meningkatkan pembelajaran lompat jauh.
Hasil yang dicapai seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel hasil perkembangan gerak lompat jauh
Perkembangan gerak lompat jauh
Baik Cukup Kurang
Siklus
I
Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
77,77% 88,88% 11,11% 11,11% 11,11% -
Pada perkembangan gerak lompat jauh, siswa yang termasuk kategori
baik (88,88%) dan kategori cukup (11,11%).
B. Implikasi Penelitian
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan bermain pada siswa sekolah
dasar perlu di kembangkan dan dilaksanakan oleh semua guru penjas
khususnya Sekolah dasar dengan tetap memperhatikan karakter siswa, sarana
![Page 67: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/67.jpg)
prasarana dan budaya setempat serta materi yang di berikan. Selain itu materi
bermain yang di berikan harus tidak menghilangkan unsure serius, disiplin dan
tetap mengacu pada kurikulum yang dirancang serta kebutuhan anak.
C. Saran
1. Guru Penjas SD hendaknya selalu menerapkan metode bermain dalam
setiap pembelajaran, khususnya pada siswa kelas bawah, karena pada
dasarnya anak-anak sangat suka diajak bermain.
2. Perlu di lakukan penelitian tindakan kelas yang sejenis pada materi
pembelajaran lain dengan tetap memperhatikan factor-faktor dalam
pembelajaran.
3. Kelancaran proses pembelajaran penjas dan aktifitas jasmani siswa perlu
dukungan dari orangtua, guru, kepala sekolah dan instansi terkait.
4. Tersedianya tempat yang lapang bagi siswa untuk beraktifitas, sarana alat
dan gizi yang cukup serta waktu yang luang bagi setiap anak sangat di
sarankan demi peningkatan status kebugaran jasmani siswa.
![Page 68: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/68.jpg)
![Page 69: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/69.jpg)
![Page 70: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/70.jpg)
![Page 71: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/71.jpg)
![Page 72: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/72.jpg)
![Page 73: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/73.jpg)
![Page 74: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/74.jpg)
![Page 75: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/75.jpg)
![Page 76: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/76.jpg)
![Page 77: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/77.jpg)
![Page 78: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/78.jpg)
![Page 79: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/79.jpg)
pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppadalah
proses sistematis menggunakan rangsang gerak untuk meningkatkan
kualitas fungsi tubuh. Menu dilakukan secara teratur dengan takaran yang
tepat akan bermanfaat antara lain:
b. Manfaat fisik, meliputi: meningkatkan fungsi organ seperti paru
jantung, pembuluh darah, otot, persendian,perbaikan metabolisme
tubuh, mengurangi lemak tubuh dan menyeimbangkan kadar
kolesterol.
c. Manfaat psikis, dengan berolah raga akan menjadikan seseorang
lebih tahan terhadap stress dan lebih mampu berkonsentrasi. Hal
tersebut disebabkan oleh meningkatnya suplai darah dan
menurunnya kadar garam di otak.
d. Manfaat sosial, menambah kepercayaan diri, kerja sama dan sarana
komunikasi yang efektif.
Kemudian menurut Sukadiyanto (1997:6) Latihan merupakan suatu
proses yang dilakukan secara sadar, sistematis dan memiliki tujuan tertentu.
![Page 80: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/80.jpg)
Pendapat dari Mansur, M.S (2007:4) Latihan adalah proses berlatih yang
dilakukan secara teratur, terencana berulang-ulang dan semakin lama
semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang sederhana ke yang
lebih kompleks (sistematis dan metodis).Kemudian latihan itu akan memberi
manfaat:
1. Prestasi lebih baik.
2. Tidak lelah sekalipun dalam waktu yang lama.
3. Mudah pulih setelah latihan dan kompetisi berat.
4. Jarang nyeri otot.
5. Mampu latihan teknik dan taktik lebih lama.
6. Tidak mudah cedera.
7. Cepat pulih jika cedera.
8. Mencegah kelelahan mental dan memperbaiki konsentrasi.
9. Percaya diri lebih baik.
10. Lebih enjoy dalam bermain, akibatnya penampilan bagus dan tidak
merasa lelah.
Agar latihan tersebut memberi manfaat maka harus memperhatikan
prinsip-prinsip latihan, Menurut Sudarno SP (1992:65) sebagai berikut:
1. Prinsip beban berlebih.
Setelah tubuh beradaptasi dengan beban latihan maka beban latihan
harus ditambah sedikit demi sedikit.
2. Prinsip perorangan atau individual.
![Page 81: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/81.jpg)
Setiap orang berlatih harus dengan beban sesuai dengan kemampuan.
3. Prinsip kekhususan.
Program latihan harus disesuaikan dengan tujuan yang dicapai.
e. Prinsip berkebalikan
Menekankan bahwa latihan dapat meningkatkan ketrampilan
Sedangkan menurut Sukadiyanto (1997:6) prinsip-prinsip latihan yang
baik adalah: 1) Individual, 2) Adaptasi, 3) Beban lebih, 4) Progresif, 5)
Spesifikasi, 6) Variasi, 7) Pemanasan dan Pendinginan, 8) Latihan jangka
panjang, 9) Berkebalikan, 10) Moderat, 11) Sistematik.
Agar latihan-latihan yang dilakukan memberi manfaat dan berdaya
guna bagi kebugaran tubuh maka selain prinsip latihan, harus pula
diperhatikan pedoman dan takaran latihan menurut Djoko Pekik Irianto
(2004:8) sebagai berikut:
1. Frequency, adalah banyaknya sesi latihan per satuan waktu, untuk
memperoleh kebugaran harus berlatih 3-5 kali per minggu.
2. Intensity, adalah kualitas latihan yang ditandai dengan berbagai
indicator antara lain detak jantung. Detak jantung latihan harus
memasuki zona latihan, yakni antara 60 – 85% detak jantung
maksimal.Detak jantung maksimal adalah 220-usia.
3. Time, disebut juga durasi yakni waktu yang diperlukan untuk setiap
sesi latihan.Untuk meningkatkan kebugaran, setiap orang harus berlatih
antara 20 sampai dengan 60 menit.
![Page 82: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/82.jpg)
Menurut Sudarno (1992:67) Pedoman berlatih agar meningkatkan
kebugaran adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi latihan, Bila tujuan untuk membina kesegaran jasmani
maka frekuensi latihan cukup tiga sampai lima kali seminggu.
2. Intensitas latihan, adalah kualitas latihan yang ditandai dengan detak
jantung.
3. Lama latihan atau durasi, setiap kali berlatih diperlukan latihan
antara 15-50 menit untuk latihan inti.
4. Persyaratan latihan, agar tidak terjadi hal yang merugikan, maka
sebelum memulai latihan harus memenuhi berbagai persyaratan.
3. Prosedur Latihan
Dalam melakukan latihan kesegaran jasmani perlu diikuti prosedur
latihan sebagai berikut agar terhindar dari ceferadan dapat bermanfaat.
1. Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum berlatih yang sesungguhnya
memiliki manfaat untuk mempersiapkan fisik dan psikis meliputi:
a. Fisiologis, meningkatkan laju metabolisme, memperkuat dan
mempercepat reaksi otot, memperbesar kepekaan reseptor
syaraf dan kecepatan transmisi impuls saraf serta melancarkan
sirkulasi darah.
![Page 83: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/83.jpg)
b. Psikologis, lebih siap untuk berlatih, mengurangi kecemasan
dan meningkatkan konsentrasi.
c. Mencegah cedera, peningkatan temperatur jaringan selama
pemanasan akan mengurangi kemungkinan cedera otot atau
sendi.
2. Latihan inti
Latihan ini berisi latihan fisik dengan type gerak sesuai dengan
tujuan latihan dan harus sesuai dengan prinsip dan pedoman latihan.
3. Penenangan
Berisi serangkaian gerak aerobic ringan, seperti jalan di tempat,
jogging dilanjutkan dengan penguluran dengan intensitas rendah agar
suhu tubuh berangsur-angsur turun seperti keadaan sebelum berlatih.
B. Kerangka Berpikir
Tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani adalah selaras dengan
tujuan pendidikan nasional secara umum. Dan proses pendidikan jasmani di
Sekolah Dasar adalah sebagai sarana meningkatkan kesegaran jasmani anak.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan melakukan aktifitas tanpa kelelahan
yang berarti, hal tersebut sangat diperlukan siswa untuk mendukung proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah serta berperan positf dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan anak. Ada beberapa komponen utama
kesegaran jasmani
a. Kardiorespirasi
![Page 84: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/84.jpg)
b. Daya tahan otot
c. Kekuatan otot
d. Kelenturan
e. Kecepatan
f. Kelincahan
Komponen-komponen itu sangat berperan penting dalam membentuk
dan meningkatkan kemampuan motorik siswa sehingga dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar mereka.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar harus
memperhatikan karakteristik anak yang senang dengan bermain. Artinya
proses pembelajaran pendidikan jasmani harus didesain sesuai dengan
kebutuhan anak. Dan salah satu cara penerapan pendidikan jasmani di sekolah
dasar adalah dengan pembelajaran permainan tradisional.
Dengan pembelajaran permainan tradisional diharapkan siswa akan
tumbuh rasa senang dan sungguh-sungguh dalam menjalani proses
pembelajaran. Peran aktif dalam pembelajaran permainan tradisional dapat
merangsang otot tubuh dan meningkatkan kemampuan paru jantung dalam
mendukung metabolisme tubuh, dan secara umum dapat meningkatkan status
kebugaran jasmani siswa.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasar deskripsi teori dan kerangka berikir maka hipotesis penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut : Ada pengaruh yang signifikan pada
![Page 85: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/85.jpg)
pemberian pembelajaran dengan permainan tradisional terhadap peningkatan
kebugaran jasmani siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain satu
kelompok dengan tes awal dan tes akhir. ( the one group pretest – posttest
design ). Menurut Sugiyono, (1999: 65) desain penelitian the one group
pretest – posttest design dapat digambarkan sebagai berikut .
![Page 86: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/86.jpg)
A1 X A2
Pretest treatmen posttest
Keterangan :A1 = siswa diukur tingkat kebugarannya sebelum treatmen sebagai data
awal ( pretest )X = pemberian treatment berupa pembelajaran penjas dengan
pendekatan bermain selama dua bulan A2 = Siswa diukur ingkat kebugarannya setelah treatment sebagai data
akhir.
Kelompok objek A1, diukur tingkat kebugarannya kemudian dikenakan
perlakuan X. Setelah selama dua bulan, diukur kembali tingkat kebugarannya
dengan instrumen yang sama menjadi kelompok A2 ( Sugiyono, 1999:64). Bila
ada perubahan hasil pengukiran maka dianggap ada pengaruh dari perlakuan.
C. Definisi Operasional Variabel
Secara Operasional, variabel dalam penelitian ini di definisikan sebagai
berikut :
1. Pembelajaran Permainan Tradisional
Merupakan salah satu bentuk permainan yang telah dilakukan secara turun
temurun untuk mengisi waktu senggang yang mengutamakan aktifitas
badan. Permainan yang digunakan : gobak sodor, tikus kucing, boy-
boynan, elang dan induk ayam.
![Page 87: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/87.jpg)
2. Kesegaran jasmani adalah kemampuan siswa putra kelas IV, V dan VI
melakukan kegiatan sehari-hari dan masih mempunyai sisa cadangan
tenaga untuk menikmati waktu senggang.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Drs. Mardalis ( 2008 : 53 ) populasi adalah semua individu yang
menjadi sumber pengambilan sampel. Sampel yang digunakan adalah seluruh
populasi siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri Sukogelap, sehingga penelitian
ini merupakan penelitian populasi.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes status kebugaran. Data status sosial diperoleh
dengan mengukur kemampuan masing-masing individu dalam
melaksanakan tes kesegaran jasmani dari TKJI untuk anak umur 10 – 12
tahun yang merupakan hasil penyempurnaan tes kesegaran jasmani untuk
sekolah dasar tahun 1986, yang terdiri atas lima komponen yaitu (1) lari
40 meter, (2) gantung siku tekuk, (3) baring duduk 30 detik, (4) loncat
tegak, (5) lari 600 meter . Tes ini mempunyai validitas dan reliabilitas
yang tinggi. Nilai validitas merupakan derajat ketatapn dari suatu tes
pengukuran, sedangkan nilai reliabilitas merupakan derajat dari suatu tes
![Page 88: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/88.jpg)
pengukuran. Adapun nilai valliditas untuk putra 0,884 sedangkan untuk
putri 0,897, Niai reliabilitas untuk putra 0,911 sedangkan nilai reliabilitas
untuk putri 0,942 (Puskesjasrek, 1999:3). Petimbangan menggunakan
instrumen adalah (1) instrumen ini merupakan hasil penelitian di Indonesia
yang sudah dibakukan, (2) tes ini lebih mudah diakukan dibanding
instrumen yang lainnya karena terdiri dari 5 butir tes.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penliti melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Melaksanakan tes kebugaran yang pertama ( preteest )
b. Melakukan pendekatan bermain permainan tradisional dalam proses
pembelajaran.
c. Setelah selama dua bulan dilakukan pembelajaran dengan bermain.
Maka dilakukan tes kebugaran yang kedua ( posttest ) dengan test yang
sama.
Tes ini dilakukan untuk megetahui perkembangan status kebugaran
tubuh.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t sampel
berpasangan ( pairs sample t-test ) dengan taraf signifikansi 5 %. Menurut
![Page 89: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/89.jpg)
Gerry R. Thomas (1985 : 127 ) rumus yang digunakan dalam uji t dua sampel
berpasangan adalah sebagai berikut :
Keterangan D = Selisih Oretest dan PosttestN = Jumlah Populasi
Sebelum dilakukan uji t, maka dilakukan uji persyaratan yang meliputi
normalitas dan homogenitas. Teknik yang digunakan pada uji prasarat adalajh
sebagai berikut :
1. Uji normalitas dengan rumus Kai Kuadrat, yaitu untuk mengetahui apakah
gejala-gejala yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak.
Menurut Sutrisno Hadi (2004 :259) rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Keterangan : X2 = Chi Kuadrat fo = Frekuensi yang dieroleh dari (diobservasi dalam ) sampel.fh = Frekuennsi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari
frekuensi yang diharapkan dalam populasi.
2. Uji homogenitas, yaitu menguji kesamaan kedua sampel yang dilakukan
dengan uji Kai Kuadrat Bartlett. Dalam proses analisis data, penulis
dibantu oleh Seri Program Statistik ( SPS 2000 ) edisi Sutrisno Hadi dan
Yuni Pamardiningsih.
![Page 90: mas budi bab 1 loompt jauh](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022050723/5571fa6249795991699213e1/html5/thumbnails/90.jpg)