Maryam
-
Upload
kahfi-meong-meong -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Maryam
![Page 1: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/1.jpg)
A. PENDAHULUAN
Setiap agama mempunyai kitab yang dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan ajaran agama masing-masing. Begitu juga dengan agama Islam dan
Kristen. Agama Islam mempunyai al-Qur’an sebagai landasan dalam melaksanakan
segala ibadah dan tatanan hidup. Agama Kristen juga mempunyai Bible sebagai sumber
ajarannya. Dalam al-Qur’an dan Bible banyak diceritakan tentang kisah-kisah umat
terdahulu, dari kesekian kisah diantara kedua kitab, hampir memiliki banyak persamaan.
Diantaranya kisah Maryam (dalam Islam) atau Maria (dalam Kristen) yang menjadi
sebab lahirnya Isa (dalam Islam) atau Yesus (dalam Kristen).
Kisah Maria merupakan salah satu kisah yang sangat menarik, baik di dalam al-
Qur’an maupun Bible, karena kisah ini tidak putus untuk diperbincangkan. Maria
merupakan tokoh wanita teladan nan tangguh yang dikisahkan dalam al-Qur’an maupun
Bible. Dalam kisah Maria, terdapat terdapat dua kajian yang perlu untuk diteliti yaitu
Maria sebelum anunsiasi1 dan setelah anunsiasi. Disini penulis mencoba membidik
perbedaan dan persamaan kisah Maryam atau Maria dalam al-Qur’an dan Bible, serta
ajaran dan hikmah dalam kisah tersebut.
Sisi menarik dalam pemabahasan kisah Maryam atas dasar studi komparasi antara
al-Qur’an dan Bible ini ialah penulis menyajikan secara sistematis berdasarkan analisa
teori strukturalisme Lévi-Straus. Penulis melihat dalam studi komparasi ini ada
hubungan dan kaitan antara keduanya, tidak hanya sebagai sumber kebenaran
keimamam, kisah Maryam juga sebagai bukti sejarah. Dan untuk melihat hubungan
tersebut penulis menggunakan kerangka teori strukturalisme.
Pendekatan teori strukturalisme Lévi-Straus ini memiliki keunikan dibanding
berbagai pendekatan lain dalam melihat dan menganalisa teks. Konsep penting yang
terdapat dalam strukturalisme Lévi-Strauss ini adalah Struktur dan Transformasi.
Struktur merupakan model yang dibuat oleh ahli antropologi untuk memahami atau
menjelaskan gejala budaya, dalam hal ini kisah-kisah, yang dianalisisnya. Model ini
adalah system of relations atau relations of relations yakni relasi-relasi yang saling
berhubungan satu sama lain atau saling mempengaruhi.
1 Anunsiasi merupakan istilah yang digunakan umat Kristiani untuk menunjukkan peristiwa pewartaan malaikat, yaitu di mana Maria diberitahu oleh Malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung Yesus. http://id.wikipedia.org/wiki/Magnificat, diakses 29 Januari 2015.
1
![Page 2: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/2.jpg)
B. ANALISA STRUKTURALISME SEBAGAI BINGKAI PEMAHAMAN PRIBADI
MARYAM DALAM AL-QUR’AN DAN BIBLE
Strukturalisme Lévi-Strauss ini lebih menggunakan analisa dan logika-logika dalam
bahasa, pemikirannya dalam menganalisa budaya dipengaruhi oleh linguistik. Sinergi
antara bahasa dan budaya khususnya seni dapat membantu cara pandang dalam
penelitian seni. Melalui konsep strukturalismenya, Lévi-Strauss berupaya menyajikan
makna yang terkandung dibalik fenemenoa antropologi budaya dan bahasa dengan ke
khassanya, yaitu pada kemampuan menarik relasi atau hubungan dibalik fakta yang
terkadung didalamnya dengan konteks yang bersanding maupun berbeda. Kajian
terhadap produk budaya yang bentuknya tak banyak bisa dinikmati dalam bentuk teks
juga dapat difahami melalui teori ini. Terlebih lagi objek kajiannya berupa teks.2
Pada makalah studi komparasi yang mengambil tema kisah Maryam dalam al-
Qur’an dan Bible merupakan studi terhadap teks suci yang juga memiliki makna budaya
didalamnya. Mengingat budaya merupakan produk peradaban manusia. Sehingga budaya
bisa ditemukan dalam segala aspek kehidupan manusia. Pada kisah Maryam sebagai
sosok wanita yang mulia karena memiliki keistimewaan yang sama – sama di amini oleh
pemeluk agama berdasarkan kebenaran kitab suci masing – masing, tentu tidak bisa
dilepaskan dari aspek kebudayaan dan sosial yang melikupi kehidupan Maryam pada
saat itu.
Konsep penting yang terdapat dalam strukturalisme Lévi-Strauss ini adalah Struktur
dan Transformasi. Struktur merupakan model yang dibuat oleh ahli antropologi untuk
memahami atau menjelaskan gejala budaya, dalam hal ini kisah-kisah, yang
dianalisisnya. Model ini adalah system of relations atau relations of relations yakni
relasi-relasi yang saling berhubungan satu sama lain atau saling mempengaruhi.3 Adapun
transformasi merupakan pengalihan atau alih rupa pada tataran surface structure tanpa
mengubah isinya.
Metode analisa yang digunakan dalam makalah ini diharapkan mampu mengungkap
makna dan relasi yang tersembunyi dibalik kisah Maryam, mengingat sosoknya sangat
berperang penting dalam ranah keimanan masing – masing pemeluk agama.
2 Ahimsa menyebutkan bahwa ada beberapa pemahaman hubungan antara bahasa dan budaya menurut Levi-Strauss yaitu: 1) bahasa yang digunakan oleh suatu masyarakat merupakan refleksi dari keseluruhan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. 2) bahasa merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri. 3) bahasa adalah kondisi untuk untukkebudayaan, sebab ada kesamaan tipe antara apa yang ada pada kebudayaan itu dengan material yang digunakan untuk membangun bahasa. Ahimsa Putra, Heddy Sri, Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya Sastra. (Yogyakarta: Kepel Press, 2006), hlm. 24-25
3 Ibid.,hlm.62
2
![Page 3: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/3.jpg)
C. STRUKTUR LUAR (SURFACE STRUCTURE) KISAH MARYAM DALAM AL-
QUR’AN DAN BIBLE
Konsep struktur dapat dibedakan menjadi dua yaitu struktur luar (surface structure)
dan struktur dalam (deep structure). Struktur luar adalah susunan kalimat atau himpunan
kalimat suatu teks atau bagian teks yang akan dibaca atau didengar. Pendek kata, struktur
luar sama dengan struktur yang tersurat sebagaimana yang tersaji dalam kondisi siap-
pakai, siap-baca. Struktur luar juga merupakan relasi-relasi antar unsur yang dapat
dibangun berdasarkan ciri-ciri luar atau empiris dari relasi-relasi tersebut. Dalam kasus
kisah Maryam, struktur luar ini adalah keseluruhan kisah yang dipaparkan secara
kronologis yang dapat dilihat pada pembahasan mengenai kisah Maryam berdasarkan
kedua kitab suci
1. Struktur Luar Kisah Maryam dalam al-Qur’an
Maryam merupakan tokoh wanita teladan dalam al-Qur’an dan satu-satunya nama
wanita yang dijadikan sebagai nama suatu surat dalam al-Qur’an. Tidak hanya nama
Maryam yang menjadi nama surat dalam al-Qur’an, tetapi nama keluarga Maryam
pun di jadikan sebagai nama surat dalam al-Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa
istimewanya Maryam dan keluarga Maryam, sehingga menjadi tokoh teladan
sepanjang masa. Kisah Maryam terdapat dalam beberapa surat dalam al-Qur’an, yaitu
dalam surat Maryam, surat al-Anbiya’, surat Ali Imran, surat al-Nisa’, dan surat al-
Tahrim.
Pada pembahasan berikut ini, penulis akan membagi kisah Maryam di dalam al-
Qur’an berdasarkan episode – episode:
a. Episode Pertama: Kelahiran Maryam
Al-Qur’an menceritakan bahwa Maryam berasal dari keluarga Imran, ayah
Maryam bernama Imran, dan ulama-ulam klasik sepakat bahwa Maryam
merupakan keturunan nabi Daud. Maryam adalah seorang gadis yang hidup
dalam kalngan keluarga yang mulia, terpelihara dari kesalahan.4 Kisah kelahiran
Maryam dijelaskan dalam surat Ali Imran: 33-36
العالمين ( على عمران وآل إبراهيم وآل ونوحا آدم اصطفى ه الل بعضها) ٣٣إن ة ي ذر
) عليم سميع ه والل بعض في) ٣٤من ما لك نذرت ي إن رب عمران امرأة قالت إذ4 TM. Hasby Ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’an al-Nur, jld. VI (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), hlm.
40
3
![Page 4: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/4.jpg)
) العليم ميع الس أنت ك إن ي من ل فتقب را محر ي) ٣٥بطني إن رب قالت وضعتها فلما
ي وإن مريم سميتها ي وإن كاألنثى الذكر وليس وضعت بما أعلم ه والل أنثى وضعتها
) جيم الر يطان الش من تها ي وذر بك )٣٦أعيذها
33. Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), 34. (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 35. (ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". 36. Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."
Ayat diatas menceritakan tentang rentetan kisah kelahiran Maryam dan
keluarganya. Maryam berasal dari keluarga Imran yang sangat terhormat dan taat
kepada Allah, hal tersebut dapat terlihat dalam surat Ali Imran ayat 33
bahwasanya keluarga Imran adalah sebaik-baiknya umat pada masa itu. Ibu
Maryam adalah wanita yang menopause, akan tetapi dia tak henti-hentinya
memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang putra, ketika do’anya terkabul,
dan dia hamil, ibu Maryam bernazar bahwa anaknya akan diserahkan untuk
mengabdi pada Allah di Baitul Maqdis.5
Ibu Maryam menghendaki anak dalam kandungannya adalah laki-laki, akan
tetapi setelah mengatahui bahwa anak yang dikandungnya adalah perempuan, dia
khawatir tidak bisa menepati nazarnya. Kekhawatiran itu digambarkan dalam
surat Ali Imran: 36 dengan perkataan “anak laki-laki tidaklah sama dengan anak
perempuan”. Perkataan ini mengindikasikan kekhawatiran ibu Maryam bahwa
bayi yang dia lahirkan tidak dapat bertugas dirumah suci sesuai dengan tradisi
pada masa itu. Kemudian dia berdoa pada Allah agar anaknya selalu dalam
lindunganNya dan terlindungi dari godaan syaitan dan anak itu dinamai Maryam.
b. Epesiode Kedua: Masa Kecil Maryam
5 Abu Ja’far bin Jarir at-Thabari, Jami’ al-Bayan an Takwil al-Qur’an, juz III (Kairo: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1986), hlm. 235-236.
4
![Page 5: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/5.jpg)
Al-Qur’an kemudian melanjutkan dengan berbicara tentang masa kecil
Maryam, QS. Ali Imran: 37
ا زكري عليها دخل ما كل ا زكري وكفلها حسنا نباتا وأنبتها حسن بقبول ها رب لها فتقب
ه الل إن ه الل عند من هو قالت هذا لك ى أن مريم يا قال رزقا عندها وجد المحراب
حساب ( بغير يشاء من )٣٧يرزق
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.
Allah mengabulkan doa ibu Maryam dan menerima Maryam yang
dipersembahkan kepadaNya. Kemudian ibu Maryam membawa bayi Maryam ke
para rabbi. Lalu mereka berselisih mengenai siapa yang akan bertanggung jawab
atas pemeliharaan Maryam. Mengenai masalah ini, para rabbi memutuskan untuk
melempar anak panah mereka. Dua puluh aqlam telah dilemparkan dan semuanya
tengggelam, kecuali anak panah Zakaria yang muncul dipermukaan air dan tidak
terbawa oleh arus. Dengan demikian Zakarialah yang berhak atas pengasuhan
Maryam. Zakaria adalah seorang Nabi dari Bani Israil yang garis keturunannya
sampai kepada Sulaiman putra Daud,beliau juga seorang pemimpin rumah-rumah
suci orang Yahudi.6
Kemudian Zakaria membangun sebuah mihrab untuk Maryam, hanya
Zakaria yang dapat keluar masuk mihrab tersebut. Ketika zakaria datang untuk
memberi makanan kepada Maryam, Zakaria terkejut, karena dia mendapati
makanan dalam mihrab Maryam. Kemudian Zakaria bertanya kepada Maryam
dari mana asal makanan tersebut. Pertanyaan Zakaria ini mengisyaratkan bahwa
ada sesuatu yang mukjizati tentang pemerolehan makanan tersebut.7 Sebagian
mufassir berpendapat bahwa jenis makanan yang sering dilihat Zakaria dalam
mihrab Maryam bukanlah makanan yang tersedia pada masanya atau berasal dari
wilayah itu.
6 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Vol. II (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 82.
7 Louay Fatoohi, The Mysteri of Historical Jesus: Sang Mesias menurut al-Qur’an, Al-Kitab, dan Sumber-sumber Sejarah, terj. Yuliani Liputo (Bandung: Mizan, 2012), hlm. 90.
5
![Page 6: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/6.jpg)
Maryam menjawab pertanyaan Zakaria “makanan itu dari Allah, Allah
menghendaki rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki tanpa hisab”.
Tampaknya kalimat ini membenarkan tafsiran bahwa makanan itu tidak
didatangkan kepadanya dalam cara yang normal. Hal ini juga yang menimbulkan
reaksi Zakaria dalam ayat berikutnya, QS. Ali Imran: 38-41
) الدعاء سميع ك إن بة طي ة ي ذر لدنك من لي هب رب قال ه رب ا زكري دعا هنالكمصدقا) ٣٨ بيحيى رك يبش ه الل أن المحراب في يصلي قائم وهو المالئكة فنادته
) الصالحين من ا ونبي وحصورا دا وسي ه الل من غالم) ٣٩بكلمة لي يكون ى أن رب قال
يشاء ( ما يفعل ه الل كذلك قال عاقر وامرأتي الكبر بلغني لي) ٤٠وقد اجعل رب قال
بالعشي ح وسب كثيرا ك رب واذكر رمزا إال ام أي ثالثة اس الن م تكل أال آيتك قال آية
)٤١واإلبكار (
38. di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". 39. kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh". 40. Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". 41. berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".
Ayat diatas membicarakan tentang Zakaria dan kabar baik yang dia terima
tentang kelahiran putranya Yahya. Namun penulis tidak akan membahas
penjelasan ayat ini dalam makalah ini, karena yang menjadi fokus penulis adalah
tentang kisah kehidupan Maryam.
c. Episode Ketiga: Maryam Mendapatkan Keistimewaan
Setelah ayat 38-41 dalam surat Ali Imran menjelaskan tentang kabar baik
yang diterima Zakaria, pada ayat selanjutnya (ayat 42) al-Qur’an kembali
menceritakan tentang kisah Maryam;
6
![Page 7: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/7.jpg)
العالمين ( نساء على واصطفاك وطهرك اصطفاك ه الل إن مريم يا المالئكة قالت وإذ٤٢) اكعين) الر مع واركعي واسجدي ك لرب اقنتي مريم الغيب) ٤٣يا أنباء من ذلك
إذ لديهم كنت وما مريم يكفل هم أي أقالمهم يلقون إذ لديهم كنت وما إليك نوحيه
)٤٤يختصمون (
42. dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). 43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. 44. yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
Ayat 42 al-Qur’an menggunakan lafadz “iz” (ketika) untuk memulai sebuah
konteks baru, lafadz iz mengindikasikan waktu yang berbeda, artinya, terdapat
jarak waktu antara dialog Zakaria dan Maryam pada ayat sebelumnya dengan
dengan peristiwa yang dikisahkan pada ayat 42. Pada ayat diatas menggambarkan
bahwa Maryam adalah pilihan Allah untuk menjadi salah seorang hambanya yang
paling taat. Allah kemudian merujuk pada kesucian yang dilimpahkanNya kepada
Maryam, sebagaimana Dia melindungi Maryam dari dosa-dosa. Akhirnya, Allah
menyatakan bahwa Dia memilih Maryam diatas seluruh perempuan. Tetapi tidak
ada indikasi di dalam al-Qur’an bahwa Maryam lebih baik dari semua
perempuan.8
Pada ayat 44 merupakan penjelasan Allah terhadap Nabi Muhammad, ayat
tersebut menekankan bahwa Nabi Muhammad tidak mungkin mengetahui kisah
tentang Maryam apabila Allah tidak menceritakan itu kepadanya. Ayat ini
menyatakan bahwa Zakaria dan yang lain berseketa atas perwalian Maryam.
Perselisihan ini diselesaikan dengan cara undian, namun al-Qur’an tidak memberi
perincian lebih lanjut tentang pengundian ini dan bagaimana pemenangnya
ditentukan. Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa Zakaria memenangi undian itu dan
mengambil alih perwalian Maryam.9
d. Episode Keempat: Penerimaan Wahyu Tentang Kelahiran Isa
8 Ibid. hlm. 93.9 Ibid. hlm. 95.
7
![Page 8: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/8.jpg)
Al-Qur’an menceritakan berita kelahiran Isa secara kronologis dalam surat
Maryam 19-34. Ayat tersebut menceritakan proses kelahiran Isa sejak diberitakan
sampai masa kehamilan dan persalinannya. Kisah tentang kehamilan Maryam
terjadi ketika Jibril berkunjung kepada Maryam untuk memberitakan berita
kehamilannya. Hal ini dijelaskan dalam Surat Maryam: 19
ا ( زكي غالما لك ألهب ك رب رسول أنا ما إن )١٩قال
19. ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".
Berita ini sungguh sangat mengagetkan Maryam, sehingga dia
mempertanyakan kembali berita itu kepada Jibril dan dijawab bahwa hal itu
mudah bagi Allah. Sebagaimana dalam kelanjutan ayat (Maryam: 20-21):
ا ( بغي أك ولم بشر يمسسني ولم غالم لي يكون ى أن هو) ٢٠قالت ك رب قال كذلك قال
ا ( مقضي أمرا وكان ا من ورحمة اس للن آية ولنجعله ن هي )٢١علي
20. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" 21. Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".
Lafadz wa lam aku bagiyyan setelah kata wa lam yamsasni basyarun, pada
ayat 20 bukan sekedar penekanan atau pengulangan ucapan, tatpi menagndung
makna maenyentuh manusia dengan indikasi yang merupakan zina sebagai kiasan
pernikahan. Istifham ayat ini menunjukkan keheranan yang luar biasa.10
Mendengar kegelisahan Maryam tentang berita kehamilannya, Allah meyakinkan
hati Maryam melalui Jibril. Jibril menampik kegelisahan Maryam dengan
meyakinkan bahwa kuasa Allah melebihi segalanya, dan tidak ada yang mustahil
terjadi jika Allah telah menghendakinya.
Melahirkan seorang anak dalam kondisi perawan merupakan beban berat
bagi Maryam. Karena dia akan berhadapan dengan kaumnya yang akan
melecehkannya. Oleh karenaya Maryam mengasingkan diri sebagaimana
dijelaskan pada ayat selanjutnya (Maryam: 22-26)
10 Allamah Sayyid Muhammad Husain at-Tabataba’I, al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an, (Beirut: Muassasah li al- Alam al-Matbu’at, 1972), hlm. 41.
8
![Page 9: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/9.jpg)
) ا قصي مكانا به فانتبذت يا) ٢٢فحملته قالت خلة الن جذع إلى المخاض فأجاءها
) ا منسي نسيا وكنت هذا قبل مت جعل) ٢٣ليتني قد تحزني أال تحتها من فناداها
ا ( سري تحتك ك ا) (٢٤رب جني رطبا عليك تساقط خلة الن بجذع إليك ي فكلي)٢٥وهز
صوما حمن للر نذرت ي إن فقولي أحدا البشر من ترين فإما عينا ي وقر واشربي
ا ( إنسي اليوم م أكل )٢٦فلن
22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. 23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: "Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". 24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. 25. dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, 26. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
Lafadz alla tahzani pada ayat 24 merupakan hiburan bagi Maryam karena ia
sedih dan sangat cemas. Tidak ada musibah yang paling pahit dan berat begi
seorang perawan zuhud nan taat karena mengandung tanpa suami. Allah telah
menyediakan tempat bagi Maryam yang dibawahnya mengalir anak sungai serta
buah kurma sebagai makanan.
Pada ayat 25 terlihat bahwa Maryam yang dalam keadaan hamil dan lemah
masih diperintahkan untuk melakukan kegiatan menggerakkkan pohon untuk
memperoleh rizki, walaupun bisa jadi pohon tersebut tidak dapat bergerak karena
lemahnya fisik Maryam setelah melahirkan. Ini sebagai isyarat kepada semua
umat manusia untuk tidak berpangku tangan menanti datangnya rizki, tatapi harus
berusaha selama masih mampu melakukannya. Setelah melahirkan, Maryam
kembali kepada keluarga dan kaumnya atas petunjuk dari Allah. Allah
mengisyaratkan supaya Maryam berpuasa, maksud puasa disini adalah puasa
diam untuk tidak berbicara dengan siapapun, sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam surat Maryam ayat 26.
e. Episode Kelima: Maryam dikucilkan kaumnya
9
![Page 10: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/10.jpg)
Maryam datang kembali kepada kaummnya dengan membawa anaknya Isa
dalam gendongannya. Penamaan Isa dijelaskan di beberapa surat al-Qur’an, salah
satu surat yang menjelaskan tentang penamaannya adalah surat Ali Imran: 45
ابن عيسى المسيح اسمه منه بكلمة رك يبش ه الل إن مريم يا المالئكة قالت إذ
بين ( المقر ومن واآلخرة الدنيا في وجيها )٤٥مريم
45. (ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan Termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
Karna Maryam membawa pulang seorang anak (Isa) kemudian muncul
prasangka buruk dan cercaan yang dilontarkan kepadanya. Namun Allah
menunjukkan kekuasaanNya atas diri Isa, berdasarkan mukjizat yang Allah
berikan bayi Isa dapat berbicara layaknya orang dewasa.11 Kisah ini dijelaskan
dalam surat Maryam: 27-33
) ا فري شيئا جئت لقد مريم يا قالوا تحمله قومها به ما) ٢٧فأتت هارون أخت يا
) ا بغي أمك كانت وما سوء امرأ أبوك من) ٢٨كان م نكل كيف قالوا إليه فأشارت
ا ( صبي المهد في ا) (٢٩كان نبي وجعلني الكتاب آتاني ه الل عبد ي إن وجعلني)٣٠قال
ا ( حي دمت ما كاة والز بالصالة وأوصاني كنت ما أين ولم) ٣١مباركا بوالدتي ا وبر
) ا شقي ارا جب (٣٢يجعلني ا) حي أبعث ويوم أموت ويوم ولدت يوم علي والسالم٣٣(
27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. kaumnya berkata: "Hai Maryam, Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang Amat mungkar. 28. Hai saudara perempuan Harun[902], ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", 29. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. mereka berkata: "Bagaimana Kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" 30. berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, 31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. 33. dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
11 Ibid. hlm. 44.
10
![Page 11: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/11.jpg)
Pada ayat 29 Maryam memberi isyarat kepda kaumnya untuk
mengembalikan pertanyaan mereka kepda Isa. Kemudian pada ayat selanjutnya,
Isa menjawab dan memngungkap hal yang sebenarnya. Isa mengatakan bahwa
dirinya adalah hamba Allah yang diberi al-Kitab (injil), dan Allah telah
menjadikannnya Nabi. Isa juga menggambarkan bahwa ibunya adalah wanita
shalihah yang mendapatkan kemukjizatan dari Allah. Kemampuan Isa di usia dini
itu bukanlah bukti akan ketuhanan Isa, tetapi bukti kekuasan Allah. Hal tersebut
merupakan mukjizat yang diberikan Allah kepada Isa. Hal ini dibuktikan dengan
ucapan Isa pada ayat 30 “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al
kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi”.
2. Struktur Luar (Deep Structure) Kisah Maria dalam al-Kitab
Dalam beberapa literatur, penulis belum menemukan kisah Maryam sebelum
anunsiasi dalam injil kanonikal. Louay Fatoohi juga mengatakan bahwa tak ada
satupun dari ke empat injil knonikal berbicara tentang kelahiran Maria. Akan tetapi
kisah yang terperinci tentang kelahiran Maria yang mukjizati dan masa kanak-
kanaknya diberitakan dalam injil-injil apokrifal.12 Akan tetapi dalam makalah ini,
penulis hanya akan memfokuskan pencarian kisah Maria dalam injil kanonikal yaitu,
injik Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes. Dalam injil kanonikal hanya dijelaskan
tentang peristiwa Anunsiasi Maria. Setelah menelusuri keempat injil kanonikal
tersebut, penulis menemukan hanya dua injil yang membicarakan tentang kisah Maria,
yaitu injil Matius dan Lukas.
a. Episode Pertama: Kelahiran Mariyam
Sebelum penulis menjelaskan tentang kisah Maria yang terdapat dalam injil
Matius dan Lukas, penulis akan menggambarkan sedikit tentang kisah Maria
sebelum anunsiasi yang terdapat dalam injil apokrifal. Sama seperti kisah yang
terdapat dalam al-Qur’an, Maria berasal dari keluarga yang sangat saleh. Nama
ayahnya adalah Yoakim dan ibunya bernama Anna. Selama 20 tahun berkeluarga,
mereka belum dikaruniai seorang anak. Ketika Yoakim dan Anna pergi ke
Yerussalem untuk memberi persembahan, kemudian datanglah malaikat dan
menyampaikan kabar gembira, bahwa dia akan segera dianugrahi seorang anak
12 Louay Fatoohi, The Mysteri of Historical Jesus: Sang Mesias menurut al-Qur’an, Al-Kitab, dan Sumber-sumber Sejarah, hlm. 78.
11
![Page 12: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/12.jpg)
perempuan yang mereka beri nama Maria. Malaikat itu berkata bahwa Maria akan
dipesembahkan kepada Tuhan sejak dia bayi.13
Kisah Maria sebelum anunsiasi dalam injil apokrifat hampir sama dengan
kisah yang diceritakan al-Qur’an, bahwa Maria akan dibawa ke kuil untuk
beribadah kepada Tuhan. Dan dia akan diasuh oleh imam agung yang bernama
Zakaria.
b. Episode Kedua: Masa Remaja Maria
Kisah tentang kehidupan Mari dijelaskan dalam injil Matius 1: 16-25:
“Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.”
Injil Matius menerangkan tentang kisah Maria ketika dia sudah mulai
beranjak baligh (dewasa). Di dalam Matius dijelaskan bahwa Maria mempunyai
seorang suami bernama Yusuf. Yusuf merupakan anak Ya’qub. Sebelum Maria
menikah dengan Yusuf, Maria telah mengandung seorang anak dari roh kudus.
Oleh karenanya, Yusuf ingin menceraikan Maria secara diam-diam, tetapi ketika
dia mempertimbangkan maksud itu, malaikat datang kepadanya dalam mimpi dan
13 Ibid. hlm. 79.
12
![Page 13: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/13.jpg)
dia berkata: “ Yusuf anak Daud, janganlah kamu engkau takut mengambil Maria
sebagai istrimu, karena anak yang ada dikandungannya adalah dari roh kudus.
Malaikat memberitahu Yusuf bahwa Maria akan melahirkan anak laki-laki
yang akan diberi nama Yesus. Dan anak itulah yang akan menyelamatkan
umatNya dari dosa-dosa. Kemudian Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan
malikat, yaitu dengan tetap menjadikan Maria sebagai istrinya, tetapi dia tidak
bersetubuh dengan Maria sampai Maria melahirkan.
c. Episode Ketiga: Maria Mendapatkan Kabar Kelahiran Isa
Kisah maria dalam injil Lukas lebih terperinci dibanding dengan yang tertera
dalam injil Matius. Kisah yang diterangkan dalam injil Lukas mempunyai banyak
kesaan dengan kisah yang dijelaskan dalam al-Qur’an. Berikut kisah Maria dalam
injil Lukas 1: 26-38.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Jika dalam injil Matius, kisah Maria lebih ditekankan kepada hubungannya
dengan Yusuf, tetapi dalam injil Lukas lebih rinci, mulai dari pertemuannya
dengan Malaikat yang memberitakan tentang kehamilan Maria. Malaikat
menyatakan bahwa Maria akan mendapat kasi Allah, yaitu dengan mengandung
13
![Page 14: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/14.jpg)
dan melahirkan anak laik-laki yang akan di beri nama Yesus. Namun Maria
merasa khawatir dan bertanya pada malaikat “Bagaimana hal itu mungkin terjadi,
karena aku belum bersuami?”. Malaikat menjawab pertanyaan Maria, bahwa
Tuhan akan melindunginya, karena anak yang dikandungnya adalah kudus.
Dalam injil Lukas, selain mengisahkan kehidupan Maria, juga mengisahkan
tentang kehidupan Elisabet. Di ceritakan bahwa Elisabet akan mengandung anak
laki-laki pada masa tuanya. Padahal sebelumnya Elisabet merupakan wanita yang
mandul. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kisah
Elisabet dalam injil Lukas mempunyai persamaan dengan kisah istri Zakaria seperti
yang telah dijelaskan diatas. Istri Zakaria juga merupakan seorang yang mandul,
akan tetapi dia dianugrahi anak pada masa tuanya, hal ini disebabkan karean doa
Zakaria dikabulkan oleh Allah.
D. STRUKTUR DALAM (DEEP STRUCTURE) KISAH MARIA DALAM AL-
QUR’AN DAN AL-KITAB
Setelah memaparkan kisah Maryam dari kedua sumber kitab suci dalam bingkai
struktur luar, selanjutnya penulis akan melanjutkan gerak teori analisa strukturalisme
Lévi-Strauss kepada tahapan struktur dalam (Deep Structure). Sedangkan struktur dalam
dapat disebut sebagai struktur tersirat, serta merupakan susunan tertentu yang dapat
dibangun berdasarkan atas struktur luar yang telah dibangun sebelumnya. Struktur ini
dapat dibangun dengan membandingkan dan menganalisis berbagai struktur luar
tersebut. Struktur dalam dapat disederhanakan menjadi oposisi berpasangan (binary
oppositions). Oposisi berpasangan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksklusif,
misalnya ‘p’ dan ‘-p’ atau menikah dan tidak menikah, serta tidak eksklusif, seperti
air;api; siang;malam; dari lainnya.14
Pada tahapan ini penulis akan memaparkan relasi yang ada, relasi antar kisah, dan
konsep relasi antara tokoh Maryam dengan tokoh lain yang terdapat dalam kisah
tersebut.
1. Analisa Episode Kisah Maryam dalam AL-Qur’an (Kekerabatan, Keilmuan,
dan Kemasyarakatn)
Setelah menampilkan kisah maryam secara keseluruhan pada bab sebelumnya,
pada bab ini penulis akan menampilkan relasi-relasi yang terdapat dalam kisah.
Relasi-relasi tersebut dibentuk dari berbagai ceriteme atau mytheme yang ada pada 14 Heddy Shri Ahimsa Pustra, 2006, hlm. 62
14
![Page 15: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/15.jpg)
struktur luar yang penulis bahas pada bab sebelumnya.15 Pada bagian ini penulis
menemukan tiga bentuk relasi, yaitu relasi kekerabatan, relasi keilmuan, dan relasi
kemasyarakatan. Berikut pemaparan relasi dalam kisah Maryam yang terdapat di al-
Qur’an.
a. Relasi I: Kekerabatan, Maryam dan Kedua Orangtuanya
Relasi ini dapat dibentuk dengan memperhatikan mytheme atau ceriteme
yang ada pada episode pertama. Maryam terlahir dan besar di tengah
lingkungan keluarga yang terpandang ditempatnya pada masa itu. Termasuk
ayahnya merupakan orang yang saleh dan taat beribadah. Sehingga sangat
mempengaruhi tingkat sosial keluarga Maryam ditengah-tengah kehidupan
masyarakat.
Kesalehan kedua orangtua Maryam sudah teruji dengan diantaranya
kesabaran yang sangat luarbiasa dalam menunggu datangnya amanah Allah
berupa keturunan yang nantinya menjadi kebanggaan mereka. Hingga Allah
menurunkan kabar bahagia bagi keluarga tersebut dengan lahirnya seorang
pewaris keterunan, walaupun kondisi sang ibu pada saat itu sudah memasuki
masa manupose. Kabar gembira tersebut disambut dengan suka cita oleh
mereka, namun tidak serta merta larut dalam kebahagian, sang Ibu justru
bernadzar agar kelak setelah buah hati itu lahir dan tumbuh besar, Ia akan
diserahkan amanah untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan keluarganya
menjaga tradisi.
Sungguh disayangkan, bayi yang dikandung rupanya seorang anak
perempuan. Khawatir tidak dapat memenuhi nazarnya, sang Ibu pun ditegur
oleh Allah dengan kabar bahwa kelak bayi yang dilahirkannya akan tumbuh
dewasa dan menjadi sosok yang mulia karena dari rahimnya akan lahir seorang
nabi. Maka setelah Maryam lahir, segera sang Ibu menyerahkan sepenuhnya
pengasuhan Maryam kepada para rabi agar bayi yang bernama Maryam ini
menjadi sosok yang diharapkan sebagaimana kabar yang diterima Ibunya.
Dalam ceriteme ‘keturunan’, Maryam bukan lah anak yang diharapkan
lahir oleh keluargannya. Terlebih lagi rasa kecewaan datang ketika mengetahui
bahwa yang lahir ialah bayi perempuan bukan bayi laki-laki. beroposisi
15 Ceriteme adalah kata-kata, frase, kalimat, bagian dari alinea, atau alinea yang dapat ditempatkan dalam relasi tertentu dengan ceriteme yang lain, sehingga dia kemudian menampakkan makna –makna tertentu. Lihat, Heddy Shri Ahimsa Pustra, 2006, hlm. 202
15
![Page 16: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/16.jpg)
dengan sosok Maryam yang nantinya memiliki tugas yang sangat mulia yaitu
menjadi Ibu dari seorang utusan Allah.
Pada ceriteme ‘perasaan’ Ibu Maryam yang kecewa setelah mengetahui
bahwa yang ia kandung adalah bayi perempuan. Sementara itu seharusnya
kelahiran seorang anak hendaknya disambut dengan suka cita, terlebih lagi Ibu
Maryam telah menanti cukup lama hingga memasuki masa manupose. Skema
untuk relasi ini sebagai berikut:
b. Relasi II: Keilmuan, Maryam dan Nabi Zakaria
Pada bagian ini relasi yang terdapat pada kisah Maryam dalam al-Qur’an
ialah relasi keilmuan. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara Maryam
sebagai murid dan Nabi Zakaria sebagai gurunya. Dalam kisah diceritakan
bahwa Nabi Zakari merupakan seorang rabi (tokoh agama) pada saat itu, Ia
mendapatkan tugas dari Allah SWT untuk mengasuh Maryam sekaligus
menjaganya sampai Ia tumbuh dewasa dan siap menerima tugas yakni
mengandung seorang Nabi.
Zakaria mendapatkan tugas mengasuh Maryam tersebut secara langsung
dengan melalui pada sebuah peristiwa pengundian. Ketika itu Ibu Maryam
segera mempercayakan pengasuhan Maryam kepada para rabi. Kemudian para
rabi mencoba untuk mencari siapakah pengasuh yang tepat untuk Maryam
melalui cara pengundian. Nabi Zakaria keluar sebagai pengasuh Maryam pada
saat peristiwa pengundian dikarenaka anak anah yang dilemparkannya berhasil
memenuhi ketentuan para rabi.
16
![Page 17: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/17.jpg)
Kedua tokoh ini dalam ceriteme ‘nubuwat’, Zakaria tidak diceritakan
memiliki mukjizat yang menakjubkan, justru beroposisi dengan Maryam.
Diceritakan bahwa saat Zakaria mengasuh Maryam, Ia mendapati makanandi
mihrabnya, hal ini sangat tidak wajar mengingat makanan tersebut susah
dijangkau karena bentuk dan ragam jenis makanan itu hanya bisa dijumpai
didalam istana. Sedangkan Zakaria mengetahui sendiri tidak ada seorang pun
yang datang dan memberikan makanan..
Diceritakan pula dalam Al-Qur’an bahwa Zakaria memiliki seorang Istri
yang sedang menunggu datangnya kehamilan. Setelah peristiwa pengasuhan
Maryam, Zakaria mendapatkan anugerah dengan diberikan Allah keturunan
dari rahim Istrinya. Sementara itu terdapat ceriteme ‘kelahiran’ yang dibangun
pada kisah ini yaitu saat Maryam mendapatkan anugerah berupa kehamilan, Ia
dalam keadaan masih perawan dan tidak tersentuh oleh laki-laki sekalipun. Hal
ini beroposisi dengan diceritakannya kehamilan Istri Zakaria yang melahirkan
seorang putra dari darah Zakaria. Adapun skema relasi kedua ini sebagai
berikut:
c. Relasi III: Kemasyarakatan, Maryam dan Penduduk
Pada saat Maryam melahirkan Isa, ia pergi menyendiri menjauhi
masyarakat disekitar lingkungannya pada saat itu. Karena ia khawatir dengan
komentar serta dugaan masyarakat yang tidak memihak Maryam. Relasi
terakhir ini lah yang penulis tangkap dalam kisah Maryam berdasarkan al-
Qur’an. Adanya ceriteme ‘sosial’ antar Maryam dengan penduduk
kampungnya. Maryam memilih untuk sendiri dalam rangka menghindari
konflik diawal kehamilannya, sementara masyarakat yang majemuk justru
tidak bisa menerima peristiwa yang dialami Maryam sebagai suatu proses
17
![Page 18: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/18.jpg)
ujian keimanan, karena tidak masuk diakal jika Maryam melahirkan tanpa
menikah.
Sementara itu didalam fenomena masyarakat ada kecenderungan bermain
hukum sendiri. Ini lah alasan utama Maryam melahirkan Isa ditempat yang
sepi dan jauh dari perkampungannya. Selain itu juga Ia perlu mengkokohkan
keimanannya sebelum tampil di permukaan masyarakat dengan beban ujian
yang Ia hadapi. Ceriteme ‘hukum’ memandang bahwa masyarakat sebagai
subjek hukum sedangkan Maryam yang sendiri dan menanggung beban ujian
sebagai objek hukum, atau yang menerima cemoohan dari masyarakat.
Adapun skema relasi kedua ini sebagai berikut:
2. Analisa Episode Kisah Maryam dalam Bible (Kekerabatan)
Pada ulasan sebelumnya yaitu struktur dalam pada kisah Maria vesi al-Qur’an,
didapati relasi – relasi antara Maryam dengan tokoh yang ada didalamnya. Hal ini
dikarenakan banyaknya episode yang termuat dalam struktur luar kisah Maryam menurut
al-Qur’an. Namun, pada struktur luar kisah Maria versi Bible, hanya terdapat dua relasi
saja. Dengan demikian pada struktur dalam ini hanya satu relasi saja yang penulis lihat,
yaitu relasi kekerabatan
Kisah Maria dalam bible memiliki keluasan dan detail yang berbeda dengan al-
Qur’an. Hal itu dapat dilihat dengan terungkapnya tokoh Yusuf sebagai suami Maria
yang tidak pernah sedikitpun menyentuhnya. Bahka ia hendak menceraikannya saat ia
tahu kabar bahwa Maria akan mengandunga ruh kudus, yaitu yesus. Berikut skema dari
relasi yang terdapat dalam kisah Maria menurut Bible.
18
![Page 19: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/19.jpg)
3. Analisa Kisah Maryam dalam AL-Qur’an dan Bibel: Relasi Invensional
Setelah menjelaskan aspek relasi kisah Maryam berdasarkan al-Qur’an dan Bible,
selanjutnya penulis akan melihat hubungan kedua kisah. Jika diperhatikan dari beberapa
episode dari masing-masing kisah lebih jauh, maka dengan segera ditemukan beberapa
persamaan dan perbedaan yang memperlihatkan pola tertentu. Beberapa mytheme pada
kisah Maryam dalam al-qur’an terlihat seperti cermin yaitu pasangan sekaligus juga
lawan dari kisah Maria dalam Bible.
Setiap literature pasti mempunyai persamaan dan perbedaan. Seperti yang telah kita
ketahui pada pembahasan diatas, bahwa kisah Maria dalam al-Qur’an dan al-Kitab
memeliki perbedaan, namun tak sedikit persamaan tentang kisah yang diceritakan al-
Qur’an dan al-Kitab. Menurut penulis, persamaan kisah Maria lebih banyak dari pada
perbedaanya, terutama, kisah Maria dalam injil Lukas dengan kisah Maryam dalam al-
Qur’an. Berikut persamaan kisah Maria dalam dan al-Kitab;
1. Maria berasal dari keluarga terhormat dan taat beribadah kepada Allah
2. Di dalam al-Qur’an maupun al-Kitab, Maria digambarkan sebagai wanita suci
(kudus) karena ketaatannya kepada Allah. Maria juga merupakan wanita agung nan
teladan dengan segala ketaatan dan kesabaran yang dimilikinya.
3. Sama-sama mendapatkan wahyu dari malaikat bahwa Allah akan menganugrahkan
padanya seorang anak laki-laki tanpa melalui perkawinan.
4. Persamaan dengan cerita injil Lukas ketika Maria menerima wahyu dari malaikat,
Maria terkejut dan khawatir bahwa dia akan mempunyai anak tanpa melalui
pernikahan. Kemudian malaikat menenangkat hati Maria bahwa Allah akan selalu
melindunginya.
5. Dalam al-Qur’an maupun al-Kitab dijelaskan bahwa Maria akan melahirkan anak
yang agung dan seseorang yang terkemuka di dunia dan akhirat, dan nama anak
tersebut telah disebutkan terlebih dahulu sebelum Maria melahirkan. Dalam al-
Qur’an nama anak Maria adalah Isa al-Masih sedangkan dalam al-Kiitab adalah
Yesus.
6. Al-Qur’an menceritakan tentang kisah Zakaria, Kisah dalam Injil Lukas juga
menerangkan tentang kisah Zakaria yang dikaruniai seorang putra, walaupun istrinya
adalah seorang yang mandul dan sudah tua.
19
![Page 20: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/20.jpg)
Adapun perbedaan kisah Maria dalam al-Qur’an dan al-Kitab dapat dilihat pada tabel
berikut:
No Al-Qur’an Al-Kitab
1 Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa
Maryam berasal dari keluarga Imran,
nama ayah Maryam adalah Imran,
sedangkan nama ibunya tidak
disebutkan dalam al-Qur’an
Al-Kitab menceritakan bahwa nama ayah
Maria adalah Yoakim dan nama Ibunya
adalah Anna. Kisah ini dijelaskan dalam
injil apokrifal, tetapi dalam injil kanonik
tidak ada kisah tentang Maria sebelum
anunsiasi
2 Al-Qur’an menjelaskan bahwa
Maryam tidak mempunyai suami
Sedangkan al-Kitab menceritakan bahwa
Maria mempunyai suami yang bernama
Yusuf anak Ya’qub
3 Penamaan anak Maria dalam al-
Qur’an dan injil Lukas adalah
dianamai sendiri oleh Maria
Sedangkan dalam injil Matius, yang
memberi nama anak Maria adalah Yusuf
(suami Maria)
4 Al-Qur’an menjelaskan proses
kelahiran dan pengasingannya dari
bani Israil
Sedangkan dalam al-Kitab tidak
menceritakan bahwa Maria melakukan
pengasingan diri, hanya saja proses
kelahiran Maria dijelaskan dalam injil
Lukas 2: 6-12
Demikianlah persamaan dan perbedaan kisah Maria dalam al-Qur’an dan al-Kitab.
Namun bagi penulis, kita tak hanya cukup membandingkan antara teks satu dengan teks
yang lain. Akan tetapi yang terpenting adalah mengambil makna terdalam dari sebuah
kisah, khususnya dalam kisah Maria, baik dalam al-Qur’an maupun al-Kitab. Kita harus
mengetahui pesan apa yang disampaikan dalam kisah tersebut. Karena salah satu fungsi
dari kitab suci adalah sebagai petunjuk sekaligus acuan dalam menjalani kehidupan.
E. Hikmah dari Kisah Maria
Maryam adalah satu-satunya wanita yang disebutkan al-Qur’an lengkap dengan namanya
yang diabadikan dalam satu nama surah dalam al-Qur’an. Penyebutan nama Maryam
20
![Page 21: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/21.jpg)
merupakan penjelas bahwa Maryam adalah manusia pilihan Allah. Begitu juga yang terdapat
dalam al-Kitab, bahwa Maria adalah wanita pilihan yang ditakdirkan Tuhan untuk melahirkan
seorang manusia yang kudus (suci).
Al-Qur’an menggolongkan Maryam sebagai salah seorang qanitin (orang-orang yang
taat) lafadz qanitin terdapat dalam surat at-Tahrim: 12 dengan menggunakan bentuk jamak
maskulin dari kata yang menunjukkan ketaatan diahadapan Allah. Tidak ada alasan dari tidak
digunakannya bentuk jamak feminisme kecuali untuk menegaskan bahwa signifikansi contoh
Maryam adalah untuk semua orang beriman baik laiki-laki maupun perempuan, kebijakannya
tidak dibatasi dengan jenis kelamin.16
Kedudukan Maria sangatlah penting secara harfiah maupun simbolis. Maria mendapat
wahyu dan menjadi tanda kekuasaan Allah bagi alam semesta. Maria merupakan sosok
wanita yang sabar dan tabah dalam menjalani semua yang telah ditetapkan oleh Allah. Maria
selalu membesarkan hati dan menumbuhkan keberanian, ia percaya bahwa masa itu akan
selalu berubah. Sesudah kelemahan timbul kekuatan, sesudah kesulitan akan datang
kemudahan.17
Maria menjadi citra positif yang kuat, khususnya bagi kaum wanita dimana saja dan
kapan saja. Secara simbolis Maria bisa dipandang sebagai aspek fisik dari wujud manusia
yang tunduk sepenuhnya pada jiwa. Maria melambangkan tubuh manusia yang murni dan
suci, luar dan dalam yang tak tersentuh oleh nafsu duniawi. Maria adalah teladan indah
seorang hamba yang menjaga dan memelihara kandungan ilahi dalam dirinya dan
membantunya tumbuh dan berkembang. Maria dengan kesucian hati selalu menjaga
kehormatan dan harga dirinya sebagai wanita.
Sikap teldan yang ditunjukkan Maria seharus dapat kita contoh dan kita terapkan dalam
diri kita. Maria merupakan wanita yang menjaga kesucian dirinya dan taat kepada Allah serta
wanita yang sangat tabah dan selalu percaya pada kuasa Allah. Sikap seperti itu yang
seharusnya dimiliki, khususnya bagi kaum wanita saat ini.
16 Amina Wadud, Qur’an Menurut Perempuan Membaca Kembali Kitab Suci dengan Semangat Keadilan, terj. Abdullah Ali (Jakarta: PT. Serambi Semasta, 2006), hlm. 75.
17 Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Aqidah Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 55.
21
![Page 22: Maryam](https://reader034.fdokumen.com/reader034/viewer/2022051100/56d6c0691a28ab30169a44e6/html5/thumbnails/22.jpg)
Daftar Pustaka
Al-Kitab digital
Al-Qur’an digital
Ash-Shiddieqy, TM. Hasby. Tafsir al-Qur’an al-Nur. jld. VI. Jakarta: Bulan Bintang,1969.
Chirzin, Muhammad. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Fatoohi, Louay. The Mysteri of Historical Jesus: Sang Mesias menurut al-Qur’an, AlKitab, dan Sumber-sumber Sejarah, terj. Yuliani Liputo. Bandung: Mizan, 2012.
Jarir at-Thabari, Abu Ja’far bin. Jami’ al-Bayan an Takwil al-Qur’an. juz III. Kairo:Mustafa al-Babi al-Halabi, 1986.
Sayyid Muhammad Husain at-Tabataba’I, Allamah. al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an. Beirut: Muassasah li al- Alam al-Matbu’at, 1972.
Shihab, Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Vol. II.Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Wadud, Amina. Qur’an Menurut Perempuan Membaca Kembali Kitab Suci denganSemangat Keadilan. terj. Abdullah Ali. Jakarta: PT. Serambi Semasta, 2006.
22