Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

14
Nama : Osmaini Sutra Haryati NIM / BP : 1302670 / 2013 Jurusan / Prodi : Teknik Pertambangan / S1 teknik pertambangan MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM I. Pendahuluan Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan, manusia tidak bisa terlepas dari segala sesuatu yang bersifat interaksi dalam kehidupan. Interaksi mutlak dilakukan dalam kehidupan sehari- hari untuk melangsungkan kehidupan sebagaimana mestinya. Dalam interaksi terdapat banyak sekali aspek, yang utama di antaranya adalah nilai, norma dan hukum. Nilai norma dan hukum selalu ada dalam kehidupan manusia meskipun tak bnyak manusia yang meyadari keberadaan dari ketiganya. Seluruh kegiatan manusia di permukaan bumi ini dipenuhi oleh unsur-unsur tersebut. Keberadaan nilai, moral dan hukum tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mausia,meski semakin hari semakin banyak permasalahan yang terjadi yang menyangkut dengan nilai, moral dan hukum tersebut. Permasalahan-permasalahan mral dan hukum memang semakin marak terjadi pada zaman ini, namun hal tersebut tidak boleh memudarkan kekuatan norma yang ada dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, melalui makalah ini, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang nilai, moral dan hukum serta menghubungkan kajian dengan kenyataan dilapangan yang berupa permasalahan atau penyimpangan nilai, moral dan hukum agar lebih dapat memahami serta memperbaiki keberadaan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan, terutama kehidupan pribadi. II. Permasalahan

Transcript of Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

Page 1: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

Nama : Osmaini Sutra Haryati

NIM / BP : 1302670 / 2013

Jurusan / Prodi : Teknik Pertambangan / S1 teknik pertambangan

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

I. Pendahuluan

Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan, manusia tidak bisa terlepas dari segala

sesuatu yang bersifat interaksi dalam kehidupan. Interaksi mutlak dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari untuk melangsungkan kehidupan sebagaimana mestinya. Dalam interaksi terdapat banyak sekali

aspek, yang utama di antaranya adalah nilai, norma dan hukum. Nilai norma dan hukum selalu ada

dalam kehidupan manusia meskipun tak bnyak manusia yang meyadari keberadaan dari ketiganya.

Seluruh kegiatan manusia di permukaan bumi ini dipenuhi oleh unsur-unsur tersebut.

Keberadaan nilai, moral dan hukum tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mausia,meski

semakin hari semakin banyak permasalahan yang terjadi yang menyangkut dengan nilai, moral dan

hukum tersebut. Permasalahan-permasalahan mral dan hukum memang semakin marak terjadi pada

zaman ini, namun hal tersebut tidak boleh memudarkan kekuatan norma yang ada dalam kehidupan

manusia. Oleh karena itu, melalui makalah ini, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang nilai, moral

dan hukum serta menghubungkan kajian dengan kenyataan dilapangan yang berupa permasalahan

atau penyimpangan nilai, moral dan hukum agar lebih dapat memahami serta memperbaiki

keberadaan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan, terutama kehidupan pribadi.

II. Permasalahan

Kenakalan Remaja di Indonesia Sudah Sangat Parah

Beberapa bulan terkhir ini, tingkat kenakalan remaja di negara kita khususnya di wilayah

Yogyakarta sudah sangat parah. Untuk itu, orang tua dan semua pihak harus hati-hati dan selalu

waspada dalam merawat atau menjaga anaknya.

Sebab, menurut Hajah Ciptaningsih Utaryo, dari yayasan ibu Yogyakarta, seperti tawuran

antar sekolah, tawuran remaja antar kampung, mabuk-mabukan, narkoba, ugal-ugalan, bahkan sampai

anak sekolah hamil diluar nikah dan sebagainya sudah mulai marak.

“dari pengalaman itu, kami hanya mohon semua pihak khususnya orang tua harus terus

waspada membimbing putra-putrinya” kata Hajah Ciptaningsih Utaryo saat menyampaikan paparannya

dalam acara sosialisasi kabupaten layak anak di gedung induk lantai III, komplek Parasamya Bantul.

Page 2: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

Menurut Nyadi Kasmorejo berdasarkan data yang ada di lembaganya kasus kekerasan

terhadap anak di DIY sudah sangat tinggi. Dikatakan, Bantul menduduki angka cukup tinggi, seperti

kasus nikan usia dini. Dijelaskan hingga tahun 2013 terdapat 135 kasus, disusul kemudia Sleman, Kota

dan Kulonprogo jauh dibawah Bantul dan Gunung Kidul ada 145 kasus.

Sedangkan data kasus kekerasan yang ditangani LPA DIY di awal tahun 2013, di DIY angka

tertinggi kekerasan pengasuhan 13, disusul kekersan pencurian 11,kekerasan seks 10, kekerasan fisik 8

dan baru kekerasan psilkis 3 dan narkoba 1 kasus. ( Sumber : Beritakaget.com)

III. Isi / Pembahasan

A. Hakikat Nilai Moral dan Hukum dalam Kehidupan Manusia

1. Nilai Moral sebagai Materi Pendidikan

Bidang filsafat aksiologi (nilai) memiliki dua kajian utama yaitu estetika dan etika. Estetika

berhubungan dengan keindahan sedangkan etika berhubungan dengan kajian baik buruk dan

benar salah. Bidang ini merupakan tema baru dalam filsafat yang muncul pada abad ke-19.

Bentens (2001, hlm.6) menyebutkan ada tiga jenis makna etika, yaitu sebagai berikut :

a. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang diamksud disini adalah kode etik.

c. Etika berarti ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini sma artinya dengan filsafat

moral.

Dalam bidang pendidikan, ketiga pengertian di atas menjadi materi bahasannya. Selain

memahas nilai moral individu juga membahas kode ek yang menjadi patokan individu dalam

kehidupan sosial. Ketika ketiga penegertian tersebut dikembangkan dalam dunia pendidikan,

kecenderungan dan orientasi terhadap persoalan itu akan melibatkan problematika

metodologis. Perbedaan dan kecenderunganmetodologi yang dipilih lebh sering terjadi karena

perbedaan tujuan yang ingin dicapai.

2. Nilai Moral di Antara Pandangan Subjektif dan Objektif Manusia

Manusia sebagai makhluk yang bernilai aka memaknai nilai dalam 2 konteks, yaitu :

a. Memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila dia memandang nilai itu ada meski

tanpa ada yang menilainya bahkan memandang bahwa nilai telah ada sebelum adanya

manusia sebagai penilai.

b. Memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif,artinya nilai sangat tergantung pada subjek

yang menilainya.

Nilai subjektif dan objektif dapat dilihat dari dua kategori :

Page 3: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

a. Apakah objek memiliki nilai karena kita mendambakannya,atau kita mendambakannya

karena objek tersebut memiliki nilai?

b. Apakah hasrat, kenikmatan perhatian yang memberikan nilai objek, atau kita mengalami

preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki nilai mendahului dan asing bagi

reaksi psikologis badan organis kita?

Untuk menelusuri apakah nalai itu objektif atau subjektif dapat digunakan dua pertanyaan

berikut ini:

a. Apakah kecenderungan, selera kehendak akan menentukan nilai suatu objek?

b. Apakah suatu objek tadi diperhatikan karena memag memiliki nilai?

3. Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder

Semua zat yang ada di alam raya ini memiliki kualitas. Kualitas merupakan sifat yang

menentukan tinggi rendahnya derajat sesuatu. Menurut frondzi ( 2001, hlm.7-10) kualiatas

dibagi dua, yaitu sebagai berikut :

a. Kualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpa itu objek tidak dapat menjadi ada.

b. Kualitas sekunder, yaitu kualitas yang dapat ditangkap oleh pancaindra seperti warna, rasa

dan bau.

Perbedaan mendasar antara kualits primer dan kualitas sekunder terletak pada

keniscayaannya.

4. Metode Menemukan dan Hierarki dalam Pendidikan

Nilai berhubungan erat dengan kegiatan manusia menilai. Sesuatu dipandang

bernilai apabila sesuatau itu berguna. Ilai memiliki polaritas dan hierarki, yaitu :

a. Nilai menampilka diri dalam aspek positif dana aspek negatif yang sesuai (polaritas) seperti

baik dan buruk, indah dan jelek.

b. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan terpentingnya.

Nicholas Rescher (1969,hlm.14-19) menyatakan bahwa ada 6 klasifikasi nilai, yaitu

sebagai berikut:

a. Pengakuan, yaitu pengakuan subjek tentang nilai yang harus dimiliki oleh sesorang atu suatu

kelompok, misalnya nilai profesi dan nilai kebangsaan.

b. Objek yang dipermasalahkan, yaitu cara mengevaluasi suatu objek denga berpedoman pada

sifat tertentu objek yang dinilai. Seperti manusia dinilai dari kecerdasannya.

c. Keuntungan yang diperoleh, yaitu menurut keinginan, kepentingan atau minat seseorang.

d. Tujuan yang akan dicapai, yaitu berdasarkan tipe tujuan tertentu sebagai reaksi keadaan

yang dinilai. Contoh : akreditasi pendidikan.

e. Hubungan antara pengemban nilai dan keuntungan :

Page 4: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

1. Nilai dengan orientasi pada diri sendiri (egosentris) yaitu memperoleh keberhasilan dan

ketentraman.

2. Nilai dengan orientasi pada orang lain, yaitu orientasi kelompok :

a.) 1.) Nilai yang berorientasi pada keluarga-hasilnya kebanggaan keluarga.

2.) Nilai yang berorientasi pada bangsa- hasilnya patriotisme.

3.) Nilai yang berorientasi pada masyarakat- hasilnya keadilan sosial.

b.) nilai yang berorientasi pada kemanusiaan, yaitu nilai universal.

f. hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik, dimana nilai

tertentu secara hierarkies lebih kecil dari nilai lainnya.

Dalam hierarkies nilai sangat tergantung dari sudut pandang dan nilai yang menjadi

patokan dasar si penilai. Contohnya hierarki nilai orang atheis dan orang religius nyata-nyata akan

berbeda. Menurut Max Scheller (Kaelan,2000,hlm.175) hierarki terdiri dari sebagai berikut :

a. Nilai kenikmatan, berkaitan dengan indera manusia, menyebabkan mausia senagn atau

menderita.

b. Nilai kehidupan, nilai yang penting bagi kehidupan.

c. Nilai kejiwaan, nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani dan lingkungan.

d. Nilai kerohanian, yaitu moralitas nilai dari yang suci dan tidak suci

Notonegoro (Dardji, D.1984,hlm.66-67) membagi hierarki pada tiga bagian ,yaitu :

a. Nilai material, berguan bagi jasmani manusia.

b. Nilai vital, berguan bagi manusia untuk mengadakan kegiatan aktivitas.

c. Nilai kerohanian, berguan bagi rohani. Terbagi menjadi empat macam, yaitu :

1.) Nilai kebenaran yang bersumber dari akal.

2.) Nilai keindahan yang bersumber pada unsur perasaan.

3.) Nilai kebaikan atau oral yang bersumber pda kehendak.

4.) Nilai religius, adalah nilai yang tertinggi dan bersifat mutlak, bersumber pada keyakinan.

Di Indonesia, hierarki dibagi menjadi tiga (Kaelan,2002,hlm.178), yaitu sebagai berikut :

a. Nilai dasar (dasar ontologis), merupakan hakikat, esensi, inti sari yang terdalam dari nilai.

b. Nilai instrumental, merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan diarahkan. Nilai

instrumental dapat dikatakan sebagai suatu eksplisitasi dari nilai dasar.

c. Nilai praksis, merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan nyata.

Nilai praksis adalah perwujudan dari nilai-nilai yang diatasnya.

5. Pengertian Nilai

Terdapat banyak sekali pengertian nilai, diantaranya adalah sebagai berikut :

Page 5: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

a. Menurut lasyo (1999,hlm.9) : nilai merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku

atau perbuatan.

b. Menurut Arthur W. Comb ; nilai adalah kepercayaan yang digeneralisir yang berfungsi sebagai

garis pembimbing untuk menyeleksi tujuan serta perilaku yang akan dipilih untuk dicapai.

c. Menurut Dardji Darmodiharjo (1986,hlm.36) : nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia

jasmani dan rohani.

Dari berbagai klasifikasi nilai yang ada, dapat dilihat bahwa pengertian nilai ada yang

melihatnya sebagai kondisi psiklogis, objek ideal, ada juga yang mengklasifikasikannya mirip dengan

status benda.

Upaya mereduksi nilai dengan kondisi psikologos terjadi apabila nilai dihubungkan dengan

hal-hal sebagai berikut :

a. Sesuatu yang menyenagkan atau kenikmatan

b. Identik dengan yang diinginkan

c. Merupakan sasaran perhatian

Pereduksian nilai dengan status benda disebabkan oleh :

a. Kekacaunan dilmulai dengan kenyataan bahwa nilai tidak ada dalam diri sendiri tapi tergantung

penopangnya

b. Kebutuhan adanya penopang bagi nilai menjadikan nilai sebagai eksistensi yang parasitis.

Pereduksian nilai dengan objek ideal biasanya disebabkan kekeliruan antara nilai sebagai

sesuatu yang realistis dengan identitas yang menandai esensi. Perbedaan nilai dengan objek ideal

menurut Husserl adalah :

a. Objek ideal bersifat ideal, sedangka nilai tidak ril.

b. Keindahan adalah nilai, sedangkan ide tentang keindahan adalah objek ideal

c. Keindahan ditangkap melalui emosi, ide tentang keindahan ditangkap melalui intelektual

d. Menurt Lotze nilai itu tidak ada, objek ideal itu ada.

6. Makna Nilai bagi Manusia

Nilai itu sangat penting bagi manusia. Nilai itu harus jelas, harus semakin diyakini oleh

indivdu dan diaplikasikan lewat perbuatan. Yang penting dalam kehidupan, keyakinan individu pada

nilai harus menyentuh sampai hierarki nilai tertinggi, sebab seperti yang diungkapkan Sheller,

bahwa :

a. Nilai tertinggi menghasilkan kepuasan yang lebih mendalam

b. Kepuasan jangan dikacaukan dengan kenikmatan

c. Semakin kurangnya kerlatifan nilai, semaikin tinggi keberadaannya, nilai tertinggi dari semua

nilai adalah nialai mutlak.

Page 6: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

A. Problematika Pembinaan Nilai Moral

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral

Kehidupan modern telah menghasilkan berbagai perubahan, pilihan dan kesempatan

tetapi mengandung resiko akibat kompleksitas kehidupan yang ditimbulkannya. Salah satunya adalah

munculnya nilai-nilai modern yang tidak jelas dan membingungkan anak.

Keluarga sebagai bagian dari masyarakat, terpengaruhi oleh tuntutan kemajuan yang

terjadi, namun banyak orang yang meyakini bahwa nilai moral hidup dan dibangun dalam lingkungan

keluarga. Namun, pada saat sekarang ini peran keluarga yang begitu penting banyak dirusak oleh

pola-pola kehidupan modern.

Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga serta terputusnya komunikasi

yang harmonis antara orang tua dan anak mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam

pembinaan nilai moral anak. Dalam situasi ini, institus pendidikan perlu memfasilitasi peserta didik

untuk melakukan klasifikasi nilai.

2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral

Sebagai makhluk sosial aka pasti memiliki teman. Kumpulan kepercayaan yang dimiliki

anak dapat mendorongnya untuk menolak atau memilih sesuatu. Setiap orang teman anak akan

menampilkan kebiasaan yang dimilikinya.pengaruh pertemanan dapat bersifat positif dan dapat pula

bersifat negatif.

Pebedaan sudut pandang antara teman sebaya dan orang tua akan menjadi masalah

tersendiri bagi anak. Tak jarang anak menjadi dilematis, terjerumus pada hal-hal yang tidak baik bila

anak kurang memiliki dasar dan keyakinan yang kokoh tentang nilai-nilai kebaikan.

3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Jika seorang anak mengungkapkan kebingungannya kepada orang dewasa, maka dapat

diprediksi reaks orang dewasa tersebut, langsung atau tidak langsung, orang dewasa akan berusaha

menunjukkan jalan yang paling bijak.

Orang tua belum meyakini bahwa anak-aak telah menjadi “manusia”. Anak-anak

diharuskan mengikuti anjuran yang disarankan. Dalam hal ini, lembaga pendidikan harus berupaya

agar peserta didik mampu menemukan nilai-nilai dirinya tanpa bertentangan dengan nilai-nilai yang

hidup dan berkembang dalam masyarakat.

4. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Pada akhir abad ke-20, alat-alat komunikasi yang potensial telah diperkenalka dalam

ritualit kehidupan keluarga. Berbagai media komunikasi hadir dalam kehidupansehari-hari. Media-

media tersebut menyuguhkan berbagai pandangan hidup yang bervariatif bagi para penggunanya

terutama anak-anak. Tak jarang pula anak-anak menemukan sesuatu yang tidak pernah

Page 7: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

ditemukannya dalam kehidupan keluarga di dalam media komunikasi. Halini dapat menimbulkan

kebingungan pada anak dan berpotensi mengakibatkan anak berprilaku melanggar nilai dan norma

yang seharusnya.

5. Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Menurut Rath (1997,hlm.68) : pengalaman memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap proses kematangan, dengan demikian pendidik dapat dan harus membimbing anak melalui

proses yang kontiniu melalui pengembangan situasi bermasalah yang memperkaya kesempatan

berpikir dan memilih.

Pendidikan tentang nilai dan moral yang menggunakan pendekatan berpikir dan lebih

berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarisifikasi nilai moral sangat dimungkinkan bila melihat

eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai itu sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan

lain dalam pendidikan nilai yang memiliki orientasi yang berbeda.

6. Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini sangat berpengaruh terhadap

sistem keyakinan yang dimiliki oleh individu, baik informasi yang diterima secara keseluruhan ,

diterima sebagian atau ditolak semuanya, namun bagaimanapun informasi itu ditolak akan

menguatkan keyakinan yang telah ada pada individu tersebut.

Informasi yang dihasilkan sangat tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :

a. Bagaimana informasi diperkenalkan

b. Oleh siapa informasi dismapaikan

c. Dalam kondisi bagaiman infrmasi disampaikan

d. Sejauh mana tingkat disonansi kognitif yang terjadi akibat informasi

e. Level penerimaan individu yaitu motivasi individu utuk berubah

f. Level kesiapan individu untuk menerima informasi baru dan merubah tingkah lakunya

B. Manusia dan Hukum

Disepakati bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dalam konteks hubungan dengan sesama

perlu ada keteraturan sehingga setiap individu dapat berhubungan secara harmonis dengan individu di

sekitarnya. Untuk terciptanya keteraturan perlu ada aturan yang kita sebut hukum. Manusia masyarakat

dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan (ubi societsas ibi ius).

Tujuan hukum berbeda-beda. Namun tujuan utamanya adalah untuk ketertiban. Untuk

mencapai ketertiban dalam masyarakat diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar manusia

dalam masyarakat. Hukum sebagai kaidah sosial tidak lepas dari nilai yang berlaku pada suatu

masyarakat. Hukum itu cerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Page 8: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

C. Hubungan Hukum dan Moral

Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Kualitas hukum harus selalu

diukur dengan norma moral, perundang-undangan yang immoral harus diganti. Moral juga membutuhak

hukum. Moral tanpa hukum adalah angan-angan saja, kalau tidak di undangkan atai dilembagakan.

Meskipun hukum dan moral sangat erat kaitannya namun keduanya sangat jelas berbeda.

Perbedaan hukum dan moral menurut K. Bertens adalah :

1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas. Hukum dibukukan secara sistematis dalam kitab,

norma moral tidak.

2. Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, moral menyangkut juga sikap batin seseorang.

3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang yang berkaitan dengan moralitas.

Saksi hukum bisa dipaksakan, tapi sanksi moralitas tidak bisa. Sanksi moral biasanya berupa hati

nurani yang tidak tenang.

4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. Moralitas

didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi individu dalam masyarakat. Masyarakat dapat

merubah hukum tapi tidak dapat merubah moral.

Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral sebagai berikut :

1. Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsensus, dan hukum alam, sedangkan moral

berdasarkan hukum alam.

2. Dilihat dari otonominya, hukum bersifat heteronom( datang dari luar diri manusia ), moral bersifat

otonom ( lahir dari diri sendiri ).

3. Dari pelaksanaannya, hukum secara lahiriah dapat dipaksakan, moral secara lahiriah terutama

batiniah tidak dapat dipaksakan.

4. Dari snaksinya, sanksi hukum bersifat yuridis sanksi lahiriah, sanksi moral bersifat kodrati, batiniah.

5. Dari tujan, hukum mengatur kehidupan manusia dalam bernegara, sedangkan moral mengatur

kehidupan manusia sebagai manusia.

6. Dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat, moral secara objektif tidak.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian nilai yang telah dikemukakan oleh pakar-pakar pada dasarnya adalah upaya

dalam memberikan pengertian secara holistik terhadap nilai. Jika seseorang dikatakan bermoral, itu

berarti orang tersebut mewujudkan okodratnya untuk berfungsi berbuat baik dan benar serta

bermanfaat. Karena moral itu sejatinya merupakan kodrat. Hukum adalah aturan yang dibuat untuk

menciptakan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang berasal dari masyarakat itu sendiri.

Page 9: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

Manusia, nilai, mooraldan hukum merupakan hal yang saling berkaitan dan menunjang serta tidak

dapat dipisahkan.

Dalam kasus yang disajikan pada bagian permasalahan, penyimpangan-penyimpangan yag

terjadi pada umumnya diakibatkan oleh kesalahan pada kontrol orang tua, kurangnya sinkronisasi

antara kemajuan zaman dengan benteng pribadi remaja serta kontrol moral pada pribadi masing-

masing remaja yang masih rendah. Hal itulah yang mengakibatkan terjadi berbagai penyimpanagn

moral yang sebenarnya tidak harus terjadi.

B. Saran

Sebaiknya perkembangan dan perubahan zaman diiringi pula dengan perkembangan

mentalitas serta benteng masing-masing pribadi dan segala aspek yang mengelilinginya terutama

orang tua. Hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya berbagai permasalahan yang menyangkut

penyimpangan nilai, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat.

V. LAMPIRAN

Page 10: Manusia,Nilai, Moral Dan Hukum

DAFTAR PUSTAKA

Ridwan Efendi, Dkk.,2007.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

http://www.beritakaget.com/berita/553/kenakalan-remaja-di-Indonesia-sudah-sangat-parah.html

http://www.slideshare.net/09011988/nilai-dan -norma-12779572