MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

7
RESUME MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM Oleh : Ayu Pradita 131710101071 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

description

insyAllah bermanfaat

Transcript of MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

Page 1: MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

RESUME

MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

Oleh :

Ayu Pradita 131710101071

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

MANUSIA, MORAL DAN HUKUM

Nilai pada hakekatnya merupakan suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu

objek,

di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan. Nilai adalah

sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau

segala sesuatu yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman

dengan seleksi perilaku yang ketat. Menurut Notonagoro nilai dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau

kebutuhan material ragawi manusia.

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan

atau aktivitas.

3. Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Dari macam-macam nilai diatas, dapat dikemukakan bahwa yang mengandung nilai itu

bukan hanya sesuatu yang berwujud material saja, namun juga sesuatu yang berwujud non-

material atau immaterial. Nilai memiliki kaitannya yang erat dengan etika, etika pada pokoknya

merupakan kajian mengenai nilai baik dan buruk serta benar dan salah. Etika sendiri dapat dibagi

menjadi dua bagiani yaitu :

1.Etika Deskriptif.

Etika desriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran dan pengalaman moral secara

deskriptif. etika jenis ini digolongkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan empiris dan

berhubungan erat dengan sosiologi.

2. Etika Normatif.

Etika normative dibagi dalam dua teori, yaitu teori-teori nilai (theories of value) dan teori-

teori keharusan (theories of obligation). Teori-teori nilai mempersoalkan sifat kebaikan,

sedangkan teori-teori keharusan membahas tingkah laku.

Nilai Barat dan Timur

Barat dalam pikirannya cenderung menekankan dunia objektif daripada rasa sehingga

hasil pola pemikirannya membuahkan sains dan tekhnologi. Barat hidup dalam dunia teknis

dan ilmiah, maka filsafat tradisional dan pemahaman agama muncul sebagai suatu sistematik

ide-ide abstrak tanpa hubungan dengan yang nyata dan praktek hidup. Akibatnya, pengaruhnya

Page 3: MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

atas hidup dan pikiran orang makin berkurang karena Barat mengunggulkan cara berfikir

analitis rasional, maka mereka menganggap pikiran nilai-nilai hidup yang meminta kepekaan

hati sebagai sesuatu yang subjektif dan tidak bermutu. Nilai penting yang mendasari semua

nilai di Barat adalah martabat manusia, kebebasan dan tekhnologi.

Nilai Timur pada intinya banyak bersumber dari agama-agama yang lahir di dunia Timur.

Inti kepribadian manusia Timur tidak terletak pada inteleknya, tetapi pada hatinya. Dengan

hatinya mereka menyatukan akal budi dan instuisi serta intelegensi dan perasaan, dalam

menghadapi kenyataan, orang Timur memadukan pengetahuan, intuisi, pemikiran kongkret,

simbolik dan kebijaksanaan.

Moralitas.

Menurut K. Bertens moralitas merupakan ciri khas manusia yang tidak dapat ditemukan

pada makhluk lain di bawah tingkat manusiawi. Hukum moral tidak berjalan dengan

sendirinya, tetapi merupakan himbauan pada kemauan manusia dengan menyuruh untuk

melakukan sesuatu. Jadi hukum moral merupakan kewajiban. Keharusan moral didasarkan

pada kenyataan bahwa manusia mengatur tingkah lakunya menurut kaidah-kaidah atau norma-

norma itu.

Moral secara istilah adalah nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang

atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan moralitas adalah sifat moral

atau keseluruhan asas/ pilar dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Sedangkan

istilah amoral berarti tidak berhubungan dengan konteks moral, di luar suasana etis atau non

moral, sedangkan immoral berarti bertentangan dengan moralitas yang baik atau secara moral

buruk atau tidak etis.

Hukum

Hukum berlaku pada seorang individu ketika baru dilahirkan, memberikan hak-hak

terhadap orang tua dan meletakkan kewajiban atas orang tua terhadap anak-anaknya. Mochtar

Kususmaatmadja mengatakan “Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum

yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan

pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut”. Oleh karena itu hukum

Page 4: MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

kemudian dapat juga diartikan sebagai serumpun peraturan yang bersifat memaksa, yang

diadakan untuk melindungi kepentingan-kepentingan orang dalam masyarakat.

Fungsi Nilai, Moral dan Hukum dalam Kehidupan Manusia.

Pada dasarnya nilai, moral dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia.

Pertama, berfungsi mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan

sesama sebagai bagian dari masyarakat. Kedua, menarik perhatian pada permasalahan-

permasalahan moral yang kurang ditanggapi manusia. Hal ini menunjuk dimensi moral dari

permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.

Terjadinya kekacauan atau ketidakberesan dalam masyarakat selalu berhubungan dengan

longgarnya penerapan moralitas dan hukum. Ketiga, dapat menjadi penarik perhatian manusia

kepada gejala “pembiasaan emosional“. Maksudnya, dapat menggiring manusia kepada

faktor-faktor emosional sehingga manusia dapat saja salah atau keliru pada saat memilih

sesuatu

Proses terbentuknya Nilai, Moral dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara.

Dalam artian moralitas dan hukum sebagai satu kesatuan maka di kenal suatu istilah yang

dinamakan Hukum Moral. Hukum moral ini berbeda dengan hukum-hukum yang lainnya.

Umumnya, hukum moral dimengerti sebagai “tatanan pengarah” kegiatan manusia untuk

mencapai tujuan yaitu ketertiban dan keadilan. Supaya hubungan manusia dalam masyarakat

dan negara terlaksana sebagaimana yang diharapkan, maka diciptakanlah norma-norma yang

bersumber pada nilai-nilai dan moral masyarakat melalui tahapan sebagai berikut,

(1). Cara (usage) yaitu menunjuk pada suatu kegiatan. (2). Kebiasaan (folkways) yaitu

perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. (3). Tata kelakuan (mores) yaitu

kebiasaan yang dianggap sebagai cara berperilaku dan diterima norma-norma pengatur. (4).

Adat istiadat (custom) yaitu tata kelakuan yang kekal seta kuat integrasinya dengan pola-pola

masyarakat, disertai dengan sanksi tertentu.

Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara.

Perwujudan nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara dapat diartikan dengan

makna kesadaran hukum dalam masyarakat. kesadaran hukum merupakan kesadaran atau nilai-

Page 5: MANUSIA, MORALITAS DAN HUKUM

nilai yang terdapat dalam manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang

diharapkan ada atau dengan perkataan lain kesadaran hukum merupakan persepsi seseorang

atau masyarakat tentang hukum. Dengan demikian yang ditekankan dalam hal ini adalah nilai-

nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan bukan terhadap kejadian-kejadian

konkret dalam masyarakat yang bersangkutan. faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat

mematuhi hukum, antara lain adalah compliance, identification, internalization, society

Interest.

Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan Masyarakat Sebagai Wujud Masyarakat yang

Bermoral dan Mentaati Hukum.

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin

menggambarkan hidupnya manusia tampa atau diluar masyarakat. Maka, manusia, masyarakat

dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan, sehingga pameo “ Ubi Societas

Ibi Ius “ (dimana ada masyarakat disana ada hukum adalah tepat).

Mochtar Kusumaatmadja, mengatakan “ketertiban adalah tujuan pokok dan pertama

dari segala hukum, kebutuhan terhadap ketertiban ini merupakan syarat pokok (fundamental)

bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur, ketertiban sebagai tujuan utama hukum,

merupakan fakta objektif yang berlaku bagi segala masyarakat manusia dalam segala

bentuknya”