Manusia Dan Lingkungan Isbdq
-
Upload
didit-winatmaja -
Category
Documents
-
view
57 -
download
0
Transcript of Manusia Dan Lingkungan Isbdq
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
“KORELASI MANUSIA DENGAN KERUSAKAN LINGKUNGAN”
1. Hakekat Lingkungan Sosial Dan Alam Bagi Manusia
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain,
yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain bukan sekedar
kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia,
melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidak
dapat hidup. Kenyataan ini dapat dengan mudah kita lihat dengan mengandaikan jika
di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Dari manakah kita mendapatkan oksigen
dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan, dan
jasad renik akan tetap dapat melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat dari
sejarah bumi sebelum ada manusia.
Hidup dan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh
lingkungan. Tuntutan kebutuhan hidup mendorong manusia beradaptasi dengan
lingkungan melalui berbagai cara sesuai kemampuan, bahkan dorongan ini tidak
terbatas pada adaptasi, melainkan memotivasi memberdayakannya melalui
penyeimbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang
tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup,
seperti udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat,
tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda
hidup dan tak hidup didalamnya disebut lingkungan hidup makhluk tersebut.
Pengembangan pola hubungan manusia dengan alam lingkungan ditentukan
oleh kearifan serta rasa tanggung jawab dari manusia itu sendiri sebagai makhluk
dominan dalam memanfaatkan alam lingkungannya. Manusia dan alam semesta
adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu pengetahuan dan teknologi bersifat
netral, menjadi bermanfaat atu merusak lingkungan sangat tergantung kepada
manusia yang menerapkannya, Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
manusia telah mampu mengungkap sebagian kecil rahasia alam semesta ini.
Lingkungan alam adalah kondisi alamiah baik biotik ( tumbuhan, hewan ),
maupun lingkungan abiotik (tanah, air, mineral, udara) yang belum banyak
dipengaruhi oleh tangan manusia, yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Lingkungan sosial yaitu suatu keadaan yang memungkinkan terjadinya
hubungan interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok.
Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik yang berupa materi maupun
non materi, yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas, kreatifitas, dan
penciptaan yang berpengaruh terhadap lingkungan alam. Lingkungan budaya yang
berupa materi meliputi bangunan, peralatan, senjata, pakaian, dll. Sedangkan yang
non materi berupa tata nilai, norma, pranata, peraturan, hokum, system politik,
system ekonomi, system pemerintahan, dll.
Lingkungan alam dan lingkungan sosial saling berpengaruh dan berinteraksi
secara aktif. Lingkungan alam dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan
sebaliknya. Manusia yang tingkat budaya dan peradabannya sudah maju, mampu
mempertahankan lingkungan alamnya, dan sebaliknya.
2. Ekologi dan Peranan Manusia
Ekologi dari kata Yunani oikos dan logos. Oikos berarti dunia alam, rumah,
tempat hidup. Ekologi dalam pemahamannya mempunyai banyak pemaknaan: (1).
Ilmu tentang pola hubungan antara organisme dan lingkungan. (2). Ilmu mengenai
interaksi antar system system kehidupan dan lingkungannya. (3). Biologi lingkungan.
Ekologi dalam pengertian modern ialah: ekologi yang tidak memperdulikan
Allah (etsi Deus non daretur). Alam pikiran Ekologi pada dasarnya bergerak dalam
alam pikiran yang sama dengan pikiran sekularisasi, dimana manusia tetap otonom
dalam menggarap dunia dengan ilmu dan tekniknya.
Kitab Suci memberi visi kepada menusia, agar ia tetap dalam hubungan
dengan Allah. Bicara tentang lingkungan hidup mesti dilihat dalam konteks
hubungan manusia dengan Tuhan. Karena itu menilai ekosistem dalam konteks Kitab
Suci, membuat manusia menjadi makhluk yang sungguh terbuka. Pandangan
hidupnya tidak hanya sebatas kenyataan konkret yang dialaminya. Kitab suci
mengakui kedudukan manusia dalam jagad raya (Sir 17:1-10). Hal ini dapat dilihat
dari pendangan Alkitab mengenai hubungan manusia dengan alam (antroposentris).
Manusia bersifat alami sekaligus adi alami, pernyataan ini bersifat ambivalen.
Manusia terikat pada biologis tetapi ia juga mempunyai kemampuan dan mengetahui
bahwa ia mampu. Ia mampu mengatasi lingkungan dan dapat mengontrolnya
diantara semua makhluk. Manusia juga mampu menentukan arah tindakannya yang
bisa saja menghancurkan atau membangun system yang memungkinkan semua
kehidupan terwujud. Sikap ambivalen ini adalah sikap yang diterima Barat. Perpektif
manusia Barat mengenai lingkungannya, mengenai hubungannya dengan kosmos
sekitar, telah ditentukan oleh antroposentrisme yang salah satu akarnya berada dalam
Kitab suci. Negara-negara Barat sering mengeksploitasi sumber-sumber alam demi
mendapatkan keuntungan, sedangkan lingkup budaya asli memandang alam sekitar
dengan cara yang berbeda. Mereka percaya bahwa Roh Allah tinggal dimana-mana,
segala sesuatu adalah suci, dan manusia adalah bagian dari lingkaran besar
kehidupan.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya fikir
dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial
dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam
lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia
yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara
langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, Peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang
berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya
dukung lingkungan.
Peranan Manusia yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam
makin menciut (depletion);
2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota yang juga merupakan
sumber plasma nutfah;
3. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem
binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan
tanah hingga menimbulkan longsor;
5. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya
kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif
pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:
1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana
terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka
jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan
pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai
ambang batasnya;
4. Melakukan sistem pertanian secra tumpang sari atau multi kultur untuk
menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat
sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah
yang mengandung humus;
5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi
lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.
Sehingga perlu diperhatikan disini adalah agar masalah dengan lingkungan
tadi tidak menimbulkan ketimpangan ruang, ketimpangan lingkungan, atau
ketimpangan ekologi.
3. Sikap Manusia terhadap Lingkungan
Ada dua kecenderungan dalam kepercayaan akan perlunya sikap etis terhadap
ciptaan yang lain. Kelompok yang satu, kelompok yang ekstrem, manusia tidak
mempunyai kewajiban moral apapun juga terhadap ciptaan yang lain (anggota
species yang lain). Orang-orang seperti R. Descartes, B. Spinoza, percaya (tentu saja
keliru) bahwa binatang, pun tumbuh-tumbhan merupakan mesin-mesin yang tak
berperasaan. Pendapat ini ditolak oleh Leibnisz, Voltaire,dan Kant. Pada abad 19 dan
20 banyak ilmuwan yang mempunyai pandangan ekstrem terhadap tumbuhan,
terutama binatang, bisa dimengerti sebab riset-riset mereka banyak melibatkan
pencobaan binatang. Kelompok ekstrem yang lain, sebagai mana dinyatakan oleh
Peter singer,” semua binatang sama saja… pembela kebebasan untuk orang kuli
hitam dan wanita harus membela kebebasan untuk binatang juga.” Singer sungguh-
sungguh dalam slogannya, dengan memperlihatkan bahwa spesiesisme seperti juga
rasisne dan sekdisme merupakan hal yang buruk. Sebagai seorong personnis ia
menolak gagasan hidup manusai (atau hidup apapun) mempunyai nilai intrinsik:
sebagai pembela kebebasan binatang, ia bersikeras bahwa hidup manusia tidak harus
dihargai lebih hidup, katakanlah, ikan lumba-lumba dan simpanse. Kepercayaannya
mengapa hidup manusia tidak harus lebih dihargai daripada hidup makhluk-makluk
lain merupakan satu alasan mengapa ia mendukung legalisasi pembunuihan bayi dan
eutanasia.
4. Antroposentrisme : Akar kerusakan lingkungan.
Antroposentrisme : menempatkan manusia sebagai pusat, entah fisk, spiritual,
maupun etis. Manusia dalam dirinya mempunyai nilai etis-intrisnsik, yang lain tidak.
Ciptaan non manusiawi dinilai karena kegunaannya sebagai alat bagi mansia
(instrumental value). Berangkat dari pandangan ini, tumbuh-tumbuhan dan hewan
memiliki nilai karena mempunyai fungsi ekonomis bagi manusia. Ciptaan bernilai
sejauh berhubungan dengan manusia. Manusia menjadi ukuran nilai bagi benda-
benda disekitarnya.
5. Hubungan Kualitas Lingkungan Dengan Kehidupan Manusia
Secara garis besar, kualitas hubungan manusia dengan alam lingkungannya dapat
dikelompokkan ke dalam 3 tingkatan yaitu :
Kelompok yang hidupnya sangat tergantung pada lingkungan
Kelompok yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Kelompok yang mampu mempengaruhi dan memanfaatkan lingkungannya
bagi kesejahteraan hidupnya.
Dalam konsep ekologi, terdapat dua komponen utama, yaitu makhluk hidup dan
ekologi lingkungan. Mengingat pentingnya kedudukan lingkungan pada konsep
ekologi, kadang-kadang bila orang berbicara tentang ekologi sering diidentikkan
dengan pengertian lingkungan.
Pendekatan ekologi
Pendekatan ekologi yang menelaah hubungan antar makhluk hidup yang satu dengan
lainnya pada suatu ekosistem, dapat diadaptasikan dalam menelaah kehidupan
manusia. James A Quinn menyatakan bahwa ekologi manusia pada bidang ilmu-ilmu
sosial, meliputi geografi manusia yang menelaah hubungan antara kelompok
manusia dengan lingkungan alamnya. Sedangkan Barrows menjelaskan bahwa
geografi adalah ekologi manusia yang memberikan penjelasan tentang hubungan
keberadaan lingkungan alam dengan persebaran dan aktifitas manusia.
Pada konsep ekologi secara umum, lingkungan dibedakan atas lingkungan biotic dan
abiotik, sedangkan pada konsep ekologi manusia lingkungan dibedakan atas
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.
Krisis ekologis, sosial, dan politik dewasa ini disebebkan tidak adanya keadilan,
perdamaian, dan khususnya penghormatan dan penghargaan terhadap ciptaan.
6. Problematika Pembangunan Lingkungan Sosial Budaya Dan Lingkungan
Alam Pada Masyarakat Beradab.
Keterbatasan daya dukung alam
Daya dukung lingkungan bersifat relatif dan memiliki keterbatasan. Bila
pemanfaatan dan populasi yang dapat didukung oleh lingkungan tersebut telah
melewati batas kemampuan, akan terjadi berbagai bentuk ketimpangan yang
kemudian menjadi masalah bahkan bencana yang menimpa kehidupan makhluk
dimuka bumi terutama manusia.
Keseimbangan pemanfaatan dengan pemeliharaan
Penerapan teknologi bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia selain secara jelas
berdampak positif juga membawa dampak negative. Penerapannya merupakan
tekanan terhadap lingkungan. Eksploitasi hutan, sungai, laut, dan lainnya yang diluar
daya kemampuan lingkungan yang bersangkutan, merupakan tekanan yang megubah
keseimbangan sehingga menimbulkan masalah lingkungan.
Demikian juga lingkungan sosial budaya, prestasi yang gemilang manusia dalam
IPTEK telah merubah pola piker, pola hidup dan perilaku yang berbudaya menuju
budaya baru yang didasari oleh hawa nafsunya sehingga terjadi pergeseran nilai
ditengah masyarakat.
Peranan manusia secara ekologis dalam lingkungan :
Manusia sebagai mahkluk yang dominant secara ekologi
Manusia sebagai maklhuk pembuat alat
Manusia sebagai makhluk preampok
Manusia sebagai makhluk penyebab evolusi
Manusia sebagai makhluk pengotor
Lingkungan yang ideal bagi manusia.
Setiap makhluk hidup ingin agar tempat hidupnya memberikan rasa nyaman, aman
dan menyenangkan untuk kelangsungan hidup individu dan makhluk sejenisnya.
Suatu ekosistem mempunyai stabilitas lingkungan tertentu. Semakin besar
keanekaragaman ekosistem, makin besar pula stabilitasnya.
Hutan hujan tropis yang terdiri dari banyak tumbuhan dan binatang walaupun tanpa
perawatan tetap akan dapat melangsungkan hidupnya. Sebaliknya lading atau sawah
yang hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja akan memiliki stabilitas yang kecil.
7. Pembangunan dan lingkungan
Sebagian belahan bumi yang sangat luas telah berubah menjadi medan
peperangan dahsyat. Jutaan spesies sedang dimusnahkan di planet kecil ini.
Sementara orang-orang miskin dicerabut dari tempat asalnya dan dipindahkan secara
paksa. Lebih dari itu, lebih dari satu setengah juta orang disisihkan demi kelancaran
proyek-proyek pembangunan yang didanai oleh Bank Dunia. Bahkan, di atas kertas
telah ada beberapa rencana proyek semacam itu yang mungkin akan menggusur
orang-orang miskin, setidak-tidaknya satu setengah juta manusia lagi (gambaran
yang mengerikan itu didapat dari catatan kemiskinan Bank Dunia dalam kaitannya
dengan masalah pemukiman kembali orang-orang yang terkena proyek
pembangunan). Di India, pembangunan yang disponsori Bank Dunia telah
menggusur lebih dari 20 juta orang dari tanah dan tempat tinggal mereka.
Penggusuran itu sering tanpa disertai kompensasi. Dan jika dirunut sejak masa
kemerdekaan pada tahun 1947, orang-orang yang tergusur telah mencapai 2,5 persen
dari jumlah penduduk India saat ini (1993). Demikianlah, kaum tergusur yang
memainkan tokoh "penentang" semakin banyak bermunculan dalam drama yang
berpanggungkan bumi, sementara Bank Dunia tetap menjadi aktor utama yang
memainkan tokoh "protagonis" tentunya.
Pada awal tahun 1990-an, perusakan hutan telah menjadikan hutan-hutan itu
tinggal separonya saja bila dibandingkan dengan kondisi hutan pada tahun 1980-an
(antara tahun 1978 dan 1988 telah terjadi penggundulan. Setiap tahun, lahan hutan
seluas 22.000 meter persegi digunduli. Luas itu sama dengan luas wilayah
Massachusetts). Meski demikian, perusakan hutan itu belum merupakan tragedi
sosial dan lingkungan dalam dimensi global. (Penggundulan itu masih sangat
mungkin terjadi lagi. Seorang ilmuwan pemerintah Brasil Philip M. Fearnside
mengatakan, "Penggundulan itu untuk membayar krisis ekonomi Brasil.").
Sepanjang tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an penggundulan terjadi
sangat intens di dua wilayah hutan utama, yaitu di sebelah barat laut Brasil
(Rondonia di utara Mato Grosso) dan wilayah hutan di sebelah tenggara hutan
Amazon, yaitu di negara bagian Para. Namun, bukan kebetulan bahwa hampir semua
aktivitas perusakan hutan di wilayah-wilayah tersebut berkaitan erat dengan dana
proyek raksasa yang didanai Bank Dunia, yaitu proyek pembangunan infrastruktur
Polonoroeste dan Carajas. Proyek Polonoroeste berupa pembangunan jalan dan
pengembangan permukiman untuk pekerja perkebunan, sedangkan proyek Carajas
adalah pembangunan jaringan transportasi kereta api dan pembangunan daerah
pertambangan. Kedua proyek itu benar-benar telah menjadi pemicu malapetaka
kemanusiaan dan ekologis yang masih saja berlanjut, bahkan setelah pinjaman
bertahap Bank Dunia selesai diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Gulo, postinus dkk. Desember 10,2007. Korelasi Manusia dengan kerusakan Lingkungan. Berukbrewok’s Weblog.
Smayamtala. Juni 3, 2009. Peranan Manusia dalam Lingkungan Hidup.Smayamtala. Juni 5, 2009. Hari lingkungan Se- Dunia.
Makalah ISBD
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Oleh :
Aditya wahyu winadi 101910101004
Frina rachmawati 080210193042
Nur laili fikryah 101810401051
..............................................................
..............................................................
UPTBS MKU
Universitas Jember
Semester Genap