MANKEU "RESIKO INVESTASI; TINGKAT PENGEMBALIAN; TEORI PORTOFOLIO; TEORI CAPM"

12
Awad Zam’i Z (1210108031) Mohammad Hamsyah (1210108032) Fauzan Alfarizi (1210108036) III SA-6 Seto Wibisono (1210108038) BAB XI RESIKO INVESTASI; TINGKAT PENGEMBALIAN; TEORI PORTOFOLIO; TEORI CAPM 11.1 Pengertian Risiko Dan Tingkat Pengembalian Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Sedangkan pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Jadi, risiko dan tingkat pengembalian adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Adapun hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah: a. bersifat linear atau searah b. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko

Transcript of MANKEU "RESIKO INVESTASI; TINGKAT PENGEMBALIAN; TEORI PORTOFOLIO; TEORI CAPM"

Awad Zami Z (1210108031)Mohammad Hamsyah (1210108032)Fauzan Alfarizi (1210108036)III SA-6 Seto Wibisono (1210108038)

BAB XIRESIKO INVESTASI; TINGKAT PENGEMBALIAN; TEORI PORTOFOLIO; TEORI CAPM

11.1 Pengertian Risiko Dan Tingkat PengembalianRisiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.Sedangkanpengembalianadalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.Jadi, risiko dan tingkat pengembalian adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.Adapun hubunganantara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:a. bersifat linear atau searahb. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risikoc. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.d. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.RISIKO INVESTASIRisiko bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:a. Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil penjualan produk perusahaan, dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus), semakin kecil risiko bisnis.b. Variabilitas harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar juga risiko bisnis yang dihadapi.c. Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi.d. Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input. Semakin besar kemampuan perusahaan menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya, semakin kecil risiko bisnis.e. Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi). Semakin tinggi tingkat penggunaan biaya tetap, semakin besar risiko bisinis.Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.Pengukuran manfaat penggunaan hutang atau leverage keuangan dapat dilakukan dengan memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva atau rentabilitas ekonomi (basic earning power) dengan tingkat bunga hutang. Jika rentabilitas ekonomis lebih besar dari biaya hutang, maka leverage itu menguntungkan; dan tingkat pengembalian atas modal sendiri (rentabilitas modal sendiri atau ROE) juga akan meningkat.Perhitungan RisikoModel perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.a. Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.b. Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah : Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400. Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.c. Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.

Di mana :varians returnstandar deviasireturn yang diharapkan dari suatu surat berhargareturn ke-i yang mungkin terjadiprobabilitas kejadian return ke-i

TINGKAT PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN ATAS INVESTASIRisiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi. Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual. Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi probabilitas pengembalian. Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone) yang berkaitan dengan aktiva. Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan pengembalian yang diperlukan. Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang diperlukan berubah:a. Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasib. Beta saham dapat berubahc. Penolakan investor terhadap risiko dapat berubahDengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek Jakarta. Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam menghadapi risiko.Perhitungan Tingkat Pengembaliana. Perhitungan Expected Retun Pada SekuritasUntuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi. Rumusnya:E (R): Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritasRi: Return ke-i yang mungkin terjadiPri: Probabilitas kejadian return ke-in: Banyaknya return yang mungkin terjadib. Perhitungan Expected Retun Pada PortofolioPerhitungan expented retun pada portofolio dapat menggunakan rumus :E (RP) = expected return portofolioE (RA) = expected return saham AE (RB) = expected return saham BXA= uang yang diinvestasikan pada saham AXB = uang yang diinvestasikan pada saham Bc. Perhitungan Expected Return Dari SahamRumus :Di mana :r = keuntungan yang diharapkan dari sahamD1= Dividen tahun 1PO= harga beliP1= harga jual

11.2 Teori PortofolioTeori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besarsahamatau indeks pasar.11.3 Capital Asset Pricing Teori CAPMMenurut William F. Sharpe, CAPM atau model penentuan harga aset modal adalah model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa expected return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio. CAPM menjelaskan hubungan antara return dengan beta ().Beta menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan).Besarnya risiko perusahaan ditentukan oleh beta.>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih besar dari 1%.