MANFAAT INFORMED CONSENT
-
Upload
nunung-hasanah -
Category
Documents
-
view
506 -
download
2
Transcript of MANFAAT INFORMED CONSENT
MANFAAT INFORMED CONSENTInformed Consent bermanfaat untuk :1 ) Me l indung i pa s i en t e rhadap s ega l a t i ndakan med ik yang d i l akukan t anpa sepengetahuan pasien. Misalnya tindakan medik yang tidak perlu atau tanpa indikasi, penggunaan alat canggih dengan biaya tinggi dsbnya.2 ) Member ikan pe r l i ndungan hukum bag i dok t e r t e rhadap ak iba t yang t i dak terduga dan bersifat negatif. Misalnya terhadap resiko pengobatan yang tidak dapat dihindari walaupun dokter telah bertindak seteliti mungkin.Dengan adanya informed consent maka hak autonomyperorangan di kembangkan,pasien dan subjek dilindungi, mencegah terjadinya penipuan atau paksaan,merangsang profesi medis untuk mengadakan introspeksi, mengajukan keputusan-kepu tusan yang r a s iona l dan me l iba tkan masya raka t da l am mema jukan p r i n s ipautonomysebagai suatu nilai sosial serta mengadakan pengawasan dalam penelitianbiomedik.BENTUK INFORMED CONSENTInformed Consent dapat berbentuk :1) Dinyatakan (expressed )
- lisan ( oral )- tertulis (written)
2) Tersirat atau dianggap diberikan ( implied or tacit or presumed consent )- dalam keadaan biasa (normal )
- dalam keadaan darurat (emergency )Setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan persetujuantertulis. Tindakan medik yang tidak mengandung resiko tinggi tidak memerlukanpersetujuan tertulis, cukup dengan persetujuan lisan.Tidak semua tindakan medik perlu dimintakan persetujuan dari pasien terlebihdahulu, misalnya tindakan yang biasa dilakukan dan sudah diketahui umum sepertipengukuran tekanan darah, pemeriksaan dengan stetoskop, atau pengambilan darahpada pasien yang datang ke laboratorium, pasien yang datang ke Poliklinik Bedahatau ke Unit Gawat darurat dengan perlukaan, wanita yang datang ke rumah sakituntuk melahirkan. Pada keadaan-keadaan tersebut persetujuan secara tersirat sudahd ibe r i kan ( implied, tacit, or presumed consent ) . P a d a k e a d a a n d a r u r a t d i m a n a persetujuan tidak dapat dimintakan dari pasien (misalnya tidak sadar), maka bisadiminta dari anggota keluarganya. Jika persetujuan juga tidak dapat dimintakan darikeluarga, maka dokter tidak boleh ragu-ragu untuk bertindak tanpa menunda-nundalagi. Pada pasien yang masih di bawah umur, persetujuan diminta dari orang tua atauwalinya. Pada pasien dewasa yang di bawah pengampuan atau menderita gangguanmental, persetujuan diberikan oleh orang tua atau wali. Persetujuan yang didapatbukan dari pasien, sebaiknya pada pemberian informasi (penjelasan) disaksikan olehperawat atau paramedik lain. Dalam hal tindakan medik yang dilaksanakan sesuaidengan program pemerintah untuk melindungi masyarakat banyak, maka informedconsent tidak diperlukan.
HAK WAIVER
Hak waiver adalah hak pasien untuk melepaskan haknya guna memperoleh informasi atau menolak diberikan informasi dan menolak untuk memutuskan sendiridan menyerahkan sepenuhnya kepada dokter. Biasanya pasien dalam keadaan sangatlabil, takut, tegang dan gugup. Jika diberikan informasi malah akan memperburuk keadaan pasien. Manfaathak waiver adalah membuka kemungkinan agar pikiranpasien bisa tenang dan tenteram.
BLANKET CONSENT DAN PRO-FORMA CONSENTBlanket consent adalah surat pernyataan secara umum dari pasien pada waktumasuk rumah sakit untuk menjalani perawatan yang menyatakan bahwa ia setuju atassegala tindakan medik yang akan dilakukan selama perawatan.Pro-forma consent adalah formulir persetujuan medik yang ditanda tangani pasiensaa t i a d ibawa masuk ke Kamar Bedah t anpa d ibe r i kan i n fo rmas i t e r l eb ih dahu lu tentang tindakan medik yang akan dilakukan. Keduanya bukan merupakan informedconsent dan tidak mempunyai nilai yuridis untuk membebaskan diri dari tanggungjawab dan tuntutan hukum untuk kesalahan atau kelalaian yang mungkin terjadi.INFORMED CONSENT PADA TINDAKAN BEDAHSebelum melakukan operasi, dokter operator sendiri harus memberikan penjelasan(informasi) kepada pasien yang akan dioperasi tentang segala sesuatu yangmenyangkut tindakan bedah yang akan dilakukan. Dokter operator harus menjelaskantentang tindakan operasi apa yang akan dilakukan, manfaat operasi, resiko-resikoyang melekat pada operasinya, alternatif lain yang ada dan apa akibatnya jika tidak dilakukan operasi.. Penjelasan ini harus diberikan supaya pasien dapat mengerti, memi l i h dan memutuskan apa yang hendak d i l akukan t e rhadap d i r i nya dengan mempertimbangkan aspek medis, agama, sosial budaya, finansial, prospek kehidupandan lain-lain. Menurut PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989, pada keadaant e r t en tu d i mana t i dak ada dok t e r ope ra to r , maka i n fo rmas i ha rus d ibe r i kan o l eh dokter lain dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.Pemberian penjelasan (informasi) tidak dapat diwakilkan oleh perawat. Dalamtindakan bukan pembedahan dan tindakan yang tidak invasif (tidak mempengaruhikeu tuhan j a r i ngan l a i n ) l a i nnya , i n fo rmas i dapa t d ibe r i kan o l eh dok t e r l a i n a t au perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.. Dalamkeadaan gawat darurat tidak diperlukan Informed consent.Persetujuan untuk pemberian anestesi biasanya dianggap sudah termasuk di dalampersetujuan pasien untuk tindakan operasi. Bila pasien menolak untuk dibedah makadokter bedah sebaiknya menekankan lagi pentingnya operasi itu dan resiko-resikoyang mungkin timbul akibat pembatalan operasi tersebut. Jika pasien tetap menolak maka pasien diminta untuk menanda-tanganiSurat Penolakan Tindakan Medik (Informed Refusal).Perluasan operasi (Extended operation) tidak boleh dilakukan kecuali jika padawaktu operasi ditemukan hal yang tidak terduga sebelumnya dan sangatmembahayakan jiwa jika tidak segera dilakukan tindakan medik. Faktor-faktor yangdapa t d ipaka i s ebaga i pegangan un tuk me lakukan pe r l ua san ope ra s i ada l ah : 1 ) Kondisi yang ditemukan secara wajar tidak mungkin didiagnosis sebelum operasi; 2)T idak ada i nd ika s i bahwa pa s i en
meng ing inkannya ; 3 ) Pe r l ua san ope ra s i mas ih terletak di dalam lokasi insisi; 4) Praktek medik yang baik mengharuskan dilakukan perluasan operasi; 5) Baik pasien maupun keluarganya tidak bisa langsung dimintakanpersetujuannya. Selain faktor-faktor di atas, perluasan operasi itu juga tidak berkaitandengan pembuangan o rgan a t au anggo t a t ubuh , t i dak mengak iba tkan pe rubahan fungsi seksual dan tidak memberi resiko tambahan yang serius.INFORMED CONSENT PADA KEADAAN GAWAT DARURAT Pada keadaan gawat darurat tidak perlu dimintakan pesretujuan tindakan medik karena keadaannya sudah sangat gawat dan tidak ada waktu lagi untuk mencari ataumenghubung i anggo t a ke lua rga pa s i en , s edangkan dok t e r ha rus be r t i ndak cepa t (implied, tacit, atau presumed consent). Implied consent khusus untuk keadaan gawatdarurat dinamakan jugaConstructive consent. Da l am keadaan gawa t da ru ra t dok t e r ha rus memba ta s i ope ra s inya hanya un tuk penyelamatan jiwa (life-saving) atau penyelamatan anggota tubuh (limb-saving) saja.Tidak boleh diperluas dengan operasi lain yang tidak ada hubungan denganpenyelamatan jiwa atau anggota tubuh karena untuk tindakan tersebut harusdimintakan Informed consent.INFORMED CONSENT PADA BEDAH MAYAT KLINIS DAN TRANSPLANTASIPeraturan Pemerintah No, 18 tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan BedahMayat Anatomis serta Transplantasi alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia,mengharuskan adanya persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya untuk bedah mayat klnis setelah penderita meninggal, demikian pula untuk Transplantasialat dan jaringan tubuh manusia. Persetujuan tidak diperlukan jika diduga penderitamenderita penyakit yang dapat membahayakan orang lain atau masyarakat sekitarnya,atau bila dalam waktu 2 kali 24 jam tidak ada keluarga terdekat dating ke rumahsakit.Informed consent juga diperlukan pada penelitian biomedik yang melibatkansubyek manusia.INFORMED CONSENT TIDAK SAHInformed consent menjadi tidak sah jika diperoleh dengan paksaan (duress), dariseorang yang tidak berwenang, dari seorang yang belum dewasa, diberikan dengangambaran yang salah atau berlainan dan dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar