mandiri skenario 1

17
1.1 Larutan ( kimia dasar jilid 2 edisi 3 ) Larutan ialah campuran homogeny dari dua zat atau lebih. Kita dapat membedakan enam jenis larutan, bergantung pada wujud asal (padatan, cairan, atau gas) komponen larutan. Jenis – jenis larutan Zat terlarut Pelarut Wujud yang dihasilkan Contoh Gas Gas Gas Udara Gas Cairan cairan Air soda Gas Padatan Padatan Gas H 2 dalam poladium Gas Cairan Cairan Etanol dalam ar Padatan Cairan cairan NaCl dalam air Padatan Padatan Padatan Kuningan Focus kita di sini adalah pada larutan yang terdiri atas sedikitnya satu komponen cairan-dengan kata lain, larutan dari gas-cairan, cairan-cairan, dan padatan-cairan. Dan barangkali tidak terlalu mengherankan apabila pelarut cairan dalam kebanyakan larutan yang akan kita oelajari adalah air. Kimiawan juga membedakan larutan berdasarkan kemampuan melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut, pada suhu tertentu, dinamakan larutan jenuh. Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan tak jenuh; larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan. Jenis ketiga, larutan lewat jenuh, mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingan yang terdapat di dalam larutan jenuh. Larutan lewat jenuh bukanlah larutan yang sangat stabil. Pada saatnya, sebagian zat terlarut akan terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai kristal, prosesnya dinamakan kristalisasi. Terdapat banyak jenis larutan; jenis yang paling lazim ialah larutan cair yang pelarutnya berupa cairan dan zat terlarutnya berupa padatan atau cairan. Molekul-molekul yang memiliki jenis gaya antarmolekul yang seupa akan bercampur dengan mudah.

description

sk1

Transcript of mandiri skenario 1

Page 1: mandiri skenario 1

1.1 Larutan ( kimia dasar jilid 2 edisi 3 )

Larutan ialah campuran homogeny dari dua zat atau lebih. Kita dapat membedakan enam jenis larutan, bergantung pada wujud asal (padatan, cairan, atau gas) komponen larutan.

Jenis – jenis larutan

Zat terlarut Pelarut Wujud yang dihasilkan

Contoh

Gas Gas Gas UdaraGas Cairan cairan Air sodaGas Padatan Padatan Gas H2dalam poladiumGas Cairan Cairan Etanol dalam arPadatan Cairan cairan NaCl dalam airPadatan Padatan Padatan Kuningan

Focus kita di sini adalah pada larutan yang terdiri atas sedikitnya satu komponen cairan-dengan kata lain, larutan dari gas-cairan, cairan-cairan, dan padatan-cairan. Dan barangkali tidak terlalu mengherankan apabila pelarut cairan dalam kebanyakan larutan yang akan kita oelajari adalah air.

Kimiawan juga membedakan larutan berdasarkan kemampuan melarutkan zat terlarut. Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut, pada suhu tertentu, dinamakan larutan jenuh. Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya disebut larutan tak jenuh; larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan. Jenis ketiga, larutan lewat jenuh, mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingan yang terdapat di dalam larutan jenuh. Larutan lewat jenuh bukanlah larutan yang sangat stabil. Pada saatnya, sebagian zat terlarut akan terpisah dari larutan lewat jenuh sebagai kristal, prosesnya dinamakan kristalisasi.

Terdapat banyak jenis larutan; jenis yang paling lazim ialah larutan cair yang pelarutnya berupa cairan dan zat terlarutnya berupa padatan atau cairan. Molekul-molekul yang memiliki jenis gaya antarmolekul yang seupa akan bercampur dengan mudah. Kelarutan ialah ukuran kuantitatif dan banyaknya zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut pada suhu tertentu.

Empat satuan konsentrasi yang umum untuk larutan ialah persen berdasarkan massa, fraksi mol, molaritas, dan molalitas. Masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan.

1.2 Cairan ( pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran oleh Drs. Damin sumardjo )

Cairan tubuh dibedakan atas cairan intrasel, yaitu cairan yang terdapat di dalam sel, dan cairan ekstrasel, yatu cairan yang berada di luar sel. Sekitar 70% cairan tubuh adalah cairan intrasel dan sisanya adalah cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel antara lain cairan (a) intersisial, yang berada di antara sel jarigan; (b) intravaskuler, yang berada di dalam pembuluh darah; (c) limfe, yang berada dalam pembuluh limfe; dan (d) transseluler, yang berada di tempat-tempat khusus.

Page 2: mandiri skenario 1

Cairan intraokuler (terdapat dalam bola mata), cairan serebrospinalis, dan cairan dalam persendian adalah contoh cairan transseluler.Cairan tubuh banyak mengandung zat nonelektrolit dan elektrolit terlarut. Zat nonelektrolit adalah zat yang tidak terurai menjadi ion-ion yang bermuatan listrik, sedangkan elektrolit adalah zat yang dapat terurai menjadi ion-ion yang bermuatan listrik. Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian lain. Dalam keadaan sehat, elektrolit berada pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat pula.

2.1 fungsi cairan dan elektrolit ( teknik procedural konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien oleh asmadi )

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbagan cairan dan elektrolit dapat memengaruhi fungsi fisiologis tubug. Sebab cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi.

Komponen yang paling besar dalam tubuh manusia adalah air yang mempunyai fungsi yang sangat besar. Fungsi cairan antara lain :a. Transportasi: nutrient, partikel kimiawi, partikel darah, energy, dan lain-lainb. Pengatur suhu tubuhc. Pembentuk struktur tubuh

Kekurangan cairan tubuh data menyebabkan kematian sel. Sementara unti dasar fungsional tubuh adalah sel. Sel-sel inilah yang membentuk struktur tubuh. Dengan demikian, keberlansungan proses pembentuan atau perbaikan jaringan tubuh tidak terlepas dari peranan cairan tubuh.

d. Memfasilitasi reaksi kimia dalam tubuh, misalnya metabolism tubuh

2.2 mekanisme gerakan cairan dan elektrolit ( teknik procedural konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien oleh asmadi )

Cairan dan elektrolit dalam tubuh tidak selalu bergerak di antara ketiga tempat cairan tersebut, yaitu intraseluler, intersisial, dan intravaskuler. Pergerakan cairan dan elektrolit harus dipertahankan dalam keadaan seimbang. Secara garis besar, pergerakan cairam dan elektrolit terbagi atas beberapa aspek, antara lain:

a. Plasma, yang didalamnya antara lain mengandung oksigen dan nutrient, bergerak ke seluruh tubuh dalam sirkulasi

b. Cairan intersisial beserta komponennya bergerak di antara kapiler darah dan selc. Cairan dari intersisial bergerak ke dalam sel

Pergerakan cairan tubuh ini deipengaruhi oleh gaya-gaya utama yang menyebabkan cairan dan elektrolit tersebut bergerak. Gaya tersebut meliputi:

a. Difusi

Page 3: mandiri skenario 1

Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen menjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau partikel-partikel yang berada dalam cairan, seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain. Contoh proses difusi adalah pergerakan oksigen dari kapiler darah ke sel. Difusi oksigen ini terjadi karena perbedaan konsentrasi oksigen antara di kapiler dengan di sel. Arah perpindahan yang terjadi pada proses difusi bias timbal balik.

b. OsmosisOsmosis adalah gerakan air melewati membrane semipermiabel dari are dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Pada osmosis, biasanya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosi adalah melarutkan zat terlaurt sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan. Kecepatan osmosis bergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute, dan perbedaan tekanan osmosis. Contohnya osmosis air dari intersisial ke venule bersamaan dengan peprindahan karbondioksida, urea, dan sampah metabolism lainnya untuk diekskresi oleh tubuh.

c. FiltrasiTekanan filtrasi merupakan cara lain di mana air dan partikel-partikel bergerak melewati membrane. Gerakan ini terjadi akibat bobot atau tekanan cairan laebih besar pada satu sisi membrane dibandingkan dengan sisi lain. Bobot ini disebut dengan tekanan hidrostatik. Dengan demikian data dikatakan bahwa filtrasi terjadi dari daerah yang tekanan hidrostatiknya tinggi ke daerah yang tekanannya rendah.

d. Transport aktifPada transport aktif, zat-zat dapat bergerak melwati membrane sel dari larutan yang konsentrasinya rendah ke yang tinggi dengan memakai energy. Ini berguna untuk keseimbangan elektrolit. Contohnya pada pompa natrium dan kalium, di mana natrium dipompa keluar sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel.

3.1 definisi dehidrasi ( teknik procedural konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien oleh asmadi )

Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (ramali & pamoentjak 1996). Menurut guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dehidrasi merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.

Dehidrasi sangat bahay terhadap keselmatan hidup manusia. Tingkat keparahan yang ditimbulkan akibat dehidrasi bergantung pada seberapa besar derajat dehdrasi yang dialaminya. Perawat harus mampu mengidentifikasi tingkat dehidrasi yang terjadi pada klien. Untuk mengethaui, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, tingkat keparahan dehidrasi dapat dihitung dari penurunan berat badan sebagaimana dapat dilihat pada table di bawah ini.

Penuruna berat badan akut Keparahan deficit cairan tubuh2-5% Ringan5-10% Sedang10-15% Berat

Page 4: mandiri skenario 1

15-20% Fatal

Kedua, tingkat dehidrasi dapat dilihat dari tanda dan gejala yang ada pada klien. Penilaian tersebut dapat dilihat pada table berikut.

Penilaian A B CLihat : keadaan umum

Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, atau tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Ada Tidak ada Tidak adaMulut dan lidah Basah Kering Sangat keringRasa haus Minum biasa, tidak

hausHaus, ingin minum banyak

Malas minum atau tidak bias minum

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang

Dehidrasi berat

3.2 jenis

Ada dua jenis dehidrasi (long 1992) yaitu : ( teknik procedural konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien oleh asmadi )

a. Dehidarasi isotonisDimana kekurangan air lebih dominan disbanding kekurangan elektrolit. Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan ekstraseluler, sehingga terjaid perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel yang menyebabkan terjadi dehidrasi intraseluler.

b. Dehidrasi hipertonikDi mana kekurangan elektrolit lebih dominan disbanding kekurangan air. Pada dehidrasi ini cairan ekstraseluluer bersifat hipotonis, sehingga terjadi perpindahan air dari ekstrasel ke intrasel yang menyebabka edem intrasel.

Dehidrasi dapat digolongkan berdasarkan derajat atau jenisnya (keperawatan pediatric oleh panduan belajar)

a. Derajat-dehidrasi ringan, kehilangan 5% dari berat badan sebelum sakit-dehidrasi sedang, kehilangan 5% sampai 10% dari berat badan sebelum sakit-dehidrasi berat, kehilangan lebih dari 10% dari berat badan sebelum sakit

b. Tipe-isotonis, deficit air dan elektrolit yang terjadi dalam proposri seimbang-hipotonik, kehilangan cairan melebihi kehilangan elektrolit-hipertonik, kehilangan sejumlah elektrolit melebihi kehilangan cairan

Page 5: mandiri skenario 1

3.3 penyebab dan gejala

Penyebab ( keperawatan pediatric oleh panduan belajar)

a. Dehidrasi dapat disebabkan oleh kehilangan air yang tidak disadari pada kulit dan saluran pernapasan, peningkatan ekskresi cairan pada ginjal dan gastrointestinal (GI), atau penurunan asupan cairan.

b. kemungkinan penyebab dehidrasi antara lain :

- muntah dan diare yang berlebihan

- asupan cairan yang tidak cukup

- ketoasidosis diabetic

- luka bakar berat

- demam tinggi berkepanjangan

- hiperventilasi

Patofisiologi bergantung pada tipe dehidrasi

Dehidrasi isotonika. kehilangan cairan terutama melibatkan komponen ekstrasel dan volume darah sirkulasi,

menyebabkan anak rentan terhadap syok hipovolemikb. Kadar natrium serum menurun atau tetap dalam batas normal; kadar klorida menurun,

kadar kalium tetap normal atau menurun

Dehidrasi hipertonika. Kehilangan air berlbihan dibandingkan elektrolit, mengakibatkan perpindahan cairan dari

kompartemen intrasel ke ekstrasel, yang dapat menyebabkan gangguan neurologis seperti kejang

b. Kadar natrium serum meningkat, kadar kalium serum bervariasi, dan kadar klorida meningkat

Dehidrasi hipotonika. Cairan berpindah dari kompartemen ekstrasel ke kompartemen intrasel sebagai usaha

mempertahankan keseimbangan osmotic, yang selanjutnya dapat meningkatkan kebocoran CES dan secara umum mengakibatkan syok hipovolemik

b. Kadar natrium dalam serum menurun, klorida menurun, kadar kalium bervariasi

Gejala (keperawatan pediatric oleh panduan belajar)

Hasil pengkajian. Tanda-tanda dehidarsi bergantung pada derajat dehidrasia. Manifestasi klinis

o Hauso Keletihan

Page 6: mandiri skenario 1

o Penurunan berat badano Membrane mukosa keringo Penurunan atau hilangnya produksi air matao Turgor kulit tidak elastis dan waktu pengisian kembali kapiler meningkato Mata cekungo Depresi fontanelo Penurunan haluaran urino Takikardiao Takipneao Penurunan tekanan daraho Rasa haus berlebihan

b. Temuan pemeriksaan laboratorium dan diagnostico Urinalisis akan menunjukkan urin yang terkonsentrasi dengan berat jenis tinggi (.

1,030) dan osmolaritas tinggio Hitung darah lengkap akan menunjukkan peningkatan hematocrito Pemeriksaan elektrolit akan menunjukkan penurunan konsentrasi natrium urin dan

perubahan nilai elektrolit serumo Gas darah arteri akan menunjukkan nilai pH serum yang rendah

3.4 pengobatan

( ilmu kesehatan anak oleh Behrman klirgman Arvin )

Pada beberapa penderita dehidrasi, terutama yang dengan dehidrasi berat, kolaps sirkulasi dan syok, cairan intravena harus diberikan secara gawat darurat, bahkan sebelum dilakukan evaluasi lengkap terhadap penderita. Pada situasi yang lebih tidak mendesak, seblum pemberian cairan, penderita harus dievaluasi teliti secara klinis, sedangkan jenis dan jumlah cairan harus dihitung teliti. Harus dipertimbangkan besarnya kehilangan air dan natrium, proyeksi perubahan komposisi tubuh akibat penyakit, dan pengaruhnya pada keseimbangan ion kalium dan hydrogen. Pendekatam terapeutik yang serupa sering digunakan pada penderita-penderita dehidrasi akibat penyebab yang berlainan.

Rehidrasi oral dapat berhasil digunakan pada penderita dengan dehidrasi ringan atau sedang. Terapi tersebut memerlukan perhatian khusus dan konsisten dari pemberia perawatan yang berkompeten, memerlukan pengetahuan mengenai formula rehidrasi yang seusai ketaatan penderita. Terapi parenteral diindikasikan untuk penderita dehidrasi berat dan yang menolak pemberian petoral atau muntah-muntah persisten. Meskipun jalur intravena disukai untuk terapi parenteral, cairan dapat diberikan secara intraperitoneal atau intraosseus pada keadaan-keadaan tertentu.

Tujuan terapi inisial adalah secara tepat mengembangkan volume cairan ekstraseluler, terutama volume plasma, untuk mencegah atau mengobati syok. Harus digunakan larutan elektrolit isotonic yang menyerupai komposisi plasma. Salin isotonic (misalnya 0,9& natrium dan klorida, keduanya 154 mEq/L) mengandung glukosa sangat bermanfaat, terutama pada penderita

Page 7: mandiri skenario 1

dengan alkalosis metabolic. Pada penderita dengan metabolic asidosis berat, asidosis dapat memperburuk akibat penambahan beban klorida dan pengenceran kadar bikarbonat serum. Pada keadaan ini, larutan isotonic dimana sebagian kloridanya diganti bikarbonat dapat digunakan. Terapi inisial ini digunakan untuk dehidrasi hypernatremia, hiponatremia, maupun isotonic. Pada kasus-kasus hypernatremia, mungkin deiberikan natrium berlebiha, terapi pengaruhnya pada kadar natrium biasanya minimal. Pada hiponatremia, tidak jarang diperlukan lebih dari satu bolus. Hal ini menunjukkan beratnya kehilangan cairan intravaskuler pada kondisi ini, dan diperlukan natrium tambahan untuk mengembalikan osmolalitas plasma normal.

Terapi selanjutnya, bertujuan untuk melanjutkan penggantian deficit yang masih ada, penyediaan cairan dan elektrolit rumatan, dan penggantian kehilangan yang terus berlangsung. Kebutuhan air dan natrium untuk deficit, rumatan dan kehilangan yang terus berlangsung sampai volume dan komposisi cairan pengganti yang akan digunakan dapat dihitung dlam interval 8 jam.

(nelson ilmu kesehatan anak oleh benheman kliegma Arvin)

Dehidrasi dan kelainan elektrolit seharusnya dkoreksi sesudah memulai dengan arang teraktifkan, mntah, tindakan akut umum lain.

Fase 1. Jika dehidrasi dan kehilangan elektrolit telah terjadi selama beberapa jam, penderita mungkin mengalami kehabisan bikarbonat tubuh relative, yang memerlukan pengobatan. Gagal memberikan bikarbonat yang cukup, meskipun pada adanya alkali plasma, dapat mengakibatkan perkembangan ke fase 2, pH plasma harus dimonitor dengan hati-hati selama infus bikarbonat. Kalium harus diberikan secara hati-hati, sekalipun kalium serum normal; kalium urin dapat diukur untuk mencatat ekskresi kuantitatif.

Fase 2. Merupakan hal yang kritis ntuk mengkoreksi kehilangan bikarbonat dan kalium pada penderita dalam fase ini. Kekurangan kalium seterusnya menimbulkan kehabisan simpanan tubuh dan dilanjutkan gagal mengalkalinasasi urin. Paling sedikit dibutuhkan kalium 20-40 mEq/L.

Fase 3. Setelah koreksi dehidrasi yang biasanya berat tersebut, terapi ditujukan kepada penambahan kalium dan pemberian bikarbonat. Biasanya dibutuhkan paling sedikit 40 mEq/L.

Penanganan ( vade mecum pediatric )

Dehidrasi isotonic

Bila kalium telah dikoreksi dan kembali ke dalam sel, natrium akan keluar dan masuk ke ruang ekstraseluler. Oleh karena masukan natrium ke ruang ekstraseluler yang berlebih makan tidak diperlukan koreksi natrium ekstraseluler pada terapi fase kedua, dan secara umum hanya diberikan dua per tiga dari perkiraan deficit natrium dan air dalm 24 jam pertama.

Air dan natrium yang diberikan pada fase pertama dihitung dari sisa kebutuhan dalam 24 jam pertama. Jumlah total koreksi cairan yang diberikan dalam 24 jam pertama dihitung dari

Page 8: mandiri skenario 1

kehilangan cairan yang masih berlangsung dan kebutuhan normal pasien ditambah dengan defisitnya.

Dehidrasi hipotonik

Prinsip penanganan mirip dengan dehidrasi isotonic, kecuali terapi yang dibuat utnuk mengganti kehilangan natrium tambahan, melebihi pemeberian natrium pada terapi dehidrasi normonatremi. Tambahan jumlah tersebut ke dalam larutan seperti yang digunakan pada dehidrasi isotonic.

Bila natrium ekstra diberikan dalam bentuk “garam kering”, missal garam hipertonil, dehidrasinya akan berubah dari hiponatremik menjadi isonatremik. Dalam praktek tidak dianjurkan meningkatkan natrium plasma secara mendadak, dan tambahan natrium dapat ditambahkan ke dalam cairan infus dalam beberapa hari (kecuali pasien mengalami hipontaremia simptomatik, yang jarang terjadi bila kadarnya >120 mmol/L)

Dehidrasi hipertonik

Setelah sirkulasi diperbaiki, penuruan konsentrasi natrium plasma (dan osmolalitas) yang terlalu cepat, dapat menyebabkan air bergeser ke sel otak, yang sering kali menimbulkan kejang. Penurunan natrium plasma tidak boleh lebih dari 10 mmol/L/24 jam.

Berikan dua per tiga volume kebutuhan cairan rumatan dan setengah dari cairan pengganti dengan larutan dekstrosa 5% natrium 0,45%; tambahkan setiap ada kehilangan cairan yang abnormal.

Atasi kejang dengan pemberian manitol intravena. Selama rehidrasi dapat terjadi hipokalsemia dan koreksi dengan pemberian kalsium glukonas intravena.

4.1 adab makan dan minum (http://www.kabarislam.com)

Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar. Salah satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman.

Diantara adab-adab makan yang Rasulullah SAW ajarkan adalah :

 

1. Tidak mencela makanan yang tidak disukai.

 

Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)

 

 

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka menjawab : “Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim)

 

Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan.

Page 9: mandiri skenario 1

Ketika diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit. Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

 

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

 

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”

 

3. Membaca Basmalah dan Hamdalah.

 

Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)

 

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.

 

Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

 

4. Makan menggunakan tangan kanan.

 

Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah minum dengan tangan kanannya. Sebab syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)

 

Kedua tangan manusia mengeluarkan tiga macam enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri. Enzim tersebut sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.

 

5. Tidak bersandar ketika makan.

 

Rasulullah SAW bersabda : “Aku tidak makan dengan posisi bersandar (muttaki-an).” (HR. Bukhari)

 

“Muttaki-an” ada yang menafsirkan duduk bersilang kaki dan ada pula yang menafsirkan bersandar kepada sesuatu, baik itu bersandar di atas salah satu tangan atau bersandar pada bantal. Ada pula yang menafsirkan bersandar pada sisi badan.

 

Rasulullah SAW jika makan, tidak makan dengan menggunakan alas duduk seperti bantal duduk sebagaimana orang-orang yang ingin makan banyak dengan menu makanan yang variatif. Rasulullah SAW menjadikan makannya sebagai ibadah kepada Allah SWT. Karenanya beliau duduk tanpa alas dan mengambil makanan secukupnya.

 

6. Memakan makanan yang terdekat dahulu.

Page 10: mandiri skenario 1

 

Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)

 

7. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.

 

Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :  “Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

 

8. Menjilat tangan ketika makan tanpa sendok atau garpu.

 

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia menjilati jari-jemarinya, sebab ia tidak mengetahui dari jemari mana munculnya keberkahan.” (HR. Muslim)

 

Dalam hadits riwayat Imam Muslim pula, Ka’ab bin Malik ra. memberikan kesaksian bahwa ia pernah melihat Rasulullah SAW makan dengan menggunakan tiga jarinya dan beliau menjilatinya selesai makan.

 

Penemuan kesehatan modern menunjukkan bahwa ketika kita makan dengan jari dan menjilati jari untuk membersihkannya, maka jari tersebut mengeluarkan enzim yang sangat membantu bagi kelancaran pencernaan.

 

9. Membuang kotoran dari makanan yang terjatuh lalu memakannya.

 

Dari Anas bin Malik ra. berkata bahwa Rasulullah SAW sering makan dengan menjilati ketiga jarinya (Ibu jari, telunjuk dan jari tengah), seraya bersabda :“Apabila ada makananmu yang terjatuh, maka buanglah kotorannya dan hendaklah ia memakannya serta tidak membiarkannya untuk syaitan.” Dan beliau juga memerintahkan kami untuk menjilati piring seraya bersabda : “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui pada makanan yang mana adanya berkah itu.” (HR. Muslim)

 

Islam melarang hal-hal yang mubazir, termasuk dalam hal makanan. Seringkali kita menyaksikan orang yang mengambil makanan berlebihan sehingga tidak habis dimakan. Makanan yang mubazir itu akhirnya dibiarkan untuk syaitan, padahal bisa jadi sebenarnya pada makanan tersebut terdapat keberkahan. Oleh karena itu, ketika mengambil makanan harus berdasarkan perhitungan bahwa makanan tersebut akan habis dimakan.

 

10. Makan dan minum sambil duduk.

 

Rasulullah SAW suatu ketika melarang seorang lelaki minum sambil berdiri. Berkata Qatadah : “Bagaimana dengan makan?” Rasul menjawab : “Itu lebih buruk lagi.” (HR. Muslim)

 

11. Tidak bernafas ketika minum dan menjauhkan mulut dari tempat minum ketika bernafas.

 

Dari Abu Al-Mutsni Al-Jahni ra berkata, aku pernah berada di rumah Marwan bin Hakam, tiba-tiba datang kepadanya Abu Sa’id ra. Marwan berkata kepadanya : “Apakah engkau pernah mendengar

Page 11: mandiri skenario 1

Rasulullah SAW melarang bernafas di tempat minum?”. Abu Sa’id menjawab : “Ya. Ada seseorang pernah berkata kepada Rasulullah SAW, ”Aku tidak kenyang dengan air hanya satu kali nafas.” Lalu Rasulullah SAW bersabda,“Jauhkanlah tempat air (gelas) dari mulutmu, lalu bernafaslah!” Orang itu berkata lagi, “Sesungguhnya aku melihat ada kotoran pada tempat minum itu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ”Kalau begitu, tumpahkanlah! (HR. Abu Dawud)

 

Dan juga dari Ibnu Abbas ra. berkata : “Rasulullah SAW telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR. Tirmidzi)

 

Rasulullah SAW melarang bernafas ketika minum. Apabila minum sambil bernafas, tubuh kita mengeluarkan CO2 (Karbondioksida), apabila bercampur dengan H2O (Air) dapat menjadi H2CO3 (Cuka) sehingga menyebabkan minuman menjadi acidic (Asam). Hal ini dapat terjadi juga ketika meniup air panas. Makanan dan minuman panas sebaiknya tidak didinginkan dengan ditiup, tapi cukup dikipas.

 

12. Tidak berprasangka buruk jika makan ditemani orang yang berpenyakit.

 

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah memegang tangan orang yang majdzum (kusta), beliau meletakkan tangannya pada piring makan seraya bersabda : “Makanlah, yakinlah kepada Allah SWT dan bertawakkallah.” (HR. Abu Dawud)

 

13. Tidak duduk pada meja yang dihidangkan makanan haram.

 

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia tidak duduk pada meja makan yang padanya diedarkan minuman khamr.” (HR. Imam Tirmidzi)

 

14. Mendo’akan yang mengundang makan.

 

Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah SAW pernah datang ke Sa’ad bin Ubadah ra. yang menghidangkan roti dan mentega. Rasulullah SAW memakannya, lalu beliau bersabda : “Telah berbuka di sisimu orang-orang yang berpuasa. Hidanganmu telah dimakan oleh orang-orang shalih (baik) dan malaikat pun mendo’akan kebaikan untukmu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

 

15. Menutup tempat makan dan minum.

 

Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Tutuplah tempat makanan dan tempat minuman!” (HR. Bukhari Muslim)

 

Menutup tempat makan dan minum sangat bermanfaat untuk menghindarkan makanan dari polusi udara, kotoran atau zat-zat berbahaya yang dapat masuk ke dalam makanan atau minuman yang tidak titutupi.

 

4.2 hubungan dengan kesehatan

a. larangan minum sambil berdiri (herupurwanto.blogdetik.com)

Dalam sebuah kajian kesehatan akupuntur yang diadakan salah satu ahli akupuntur, membuktikan bahwa air minum

yang masuk dengan cara minum sambil duduk lebih baik dibandingkan kita minum dengan cara berdiri.

Page 12: mandiri skenario 1

Air putih yang kita minum saat duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot)

yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada

pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.

Sebaliknya, jika kita minum air putih dengan cara berdiri, maka air yang kita minum itu masuk tanpa disaring lagi. Air

itu bisa langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di

saluran ureter.

Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter maka hal ini bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah

satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.

Apabila minum sambil berdiri ini tidak kita hindari akan maka beriap-siaplah menerima efek buruk lain pada organ

ginjal anda, kita tahu salah satu fungsinya yakni menyaring racun ke dalam tubuh.

Lantas bagaimana cara mengatasinya agar kita terhindar dari hal tersebut?

Anda harus melakukan kebiasaan berikut :

- Biasakanlah selalu minum sambil duduk, ingat jangan sambil berdiri.

- Biasakan dan perbanyak minum air putih sesuai kebutuhan yang dianjurkan.

Guna memenuhi kebutuhan air dalam tubuh sehari kita memerlukan asupan minum air :

1-3 gelas saat bangun tidur pada pagi hari

2-3 gelas, 1 jam sebelum makan siang

2-3 gelas, 1 jam sebelum makan malam.

b. larangan minum berlebihan (http://jekethek.blogspot.com)

air adalah obat alami untuk kesehatan. Selain dapat diminum langsung, air sering dijadikan campuran untuk membuat jus. Air banyak dijual dalam kemasan gallon ataupun botol. Jika dikonsumsi sesuai anjuran tidak berbahaya. Namun sebaliknya jika terlalu banyak minum air bias berakibat buruk untuk tubuh.

Saat haus tidak dianjurkan untuk minum berelbihan. Banyak minum air juga akan meningkatkan tekanan darah yang mengalir ke ginjal. System peredaran darah juga akan rusak karena terlalu banyak menyaring air yang keluar.

c. larangan meniup makanan dan minuman panas (klikpintar.com)

penelitian menunjukkan pada saat bernapas kita menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan

karbondioksida (CO2). Sedangkan makanan/minuman panas akan mengeluarkan uap air

(H2O). Otomatis jika kita meniup makanan/minuman panas, maka reaksi yang terjadi adalah

:

CO2 + H2O = H2CO3

H2CO3 merupakan Carbonic Acid (senyawa asam karbonat) yang berguna untuk

mengatur pH(tingkat keasaman) di dalam darah. Darah sendiri merupakan Buffer (larutan

yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan basa

kunjungsinya berupa HCO3.

Singkatnya tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung

terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Jika kita meniup

makanan/minuman yang masih panas itu artinya kita mengkonsumsi makanan yang

Page 13: mandiri skenario 1

mengandung H2CO3 (asam karbonat) yang mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah

menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun. Keadaan ini

disebut dengan istilah asidosis.

Namun apabila tubuh terus-menerus mengkonsumsi H2CO3 dalam jumlah berlebihan, maka

ginjal pun tak akan sanggup bekerja lagi sehingga akan terjadi asidosis berat. Bila hal itu

terus berlanjut maka penderita akan merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk,

sering mual dan juga mengalami kebingungan. Bila asidosis tidak tertangani dengan baik

maka tekanan darah akan menurun, shok, koma bahkan bisa menyebabkan kematian.

d. Anjuran mencuci tangan sebelum makan (www.sehatnews.com)

Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebenarnya sudah

dapat mengurangi risiko tertular penyakit-penyakit tersebut. Data WHO menunjukkan, perilaku CTPS 

mampu mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45 persen.

Telah dibuktikan juga bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu

menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan Flu Burung hingga 50 persen. Sanitasi

penting, karena turut menyelamatkan jiwa.