Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

19
MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIRJAILANI ra Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIRJAILANI ra BAB I Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang Segala Puji Bagi Allah yang telah mengutus Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dengan membawa syari'at yang sempurna dan agama yang murni, yakni agama Islam serta menghiasi atas kerasulannya dengan berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para sahabatnya yang pemberani dan mendapat hidayah. Dan Allah memberi keistimewaan kepada siapa yang dikehendaki dan pengikut- pengikut agamaNya Dinaikan ketingkat 'ilmu ma'rifat dan haqiqot serta memberi siraman lautan ilmu lathifah serta pelita ilmu Ketuhanan Lantaran itu, mereka jadi juru petunjuk umat dan perintis kejalan Allah yang maha Agung lagi Maha Mengetahui Mengajak hamba Allah lewat dijalan setinggi-tingginya jalan yang lurus. Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salamnya kepada junjungan NAbi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya serta orang orang yang mengikuti agama islam dan semoga Allah memberikan Taufiq Kepada kita untuk memperoleh Hidayah melalui petunjuk-petunjuk beliau, mengikuti amalan-amalanNya

Transcript of Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

Page 1: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIRJAILANI ra Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIRJAILANI ra

BAB IDengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang

Segala Puji Bagi Allah yang telah mengutus Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Dengan membawa syari'at yang sempurna dan agama yang murni, yakni agama Islam

serta menghiasi atas kerasulannya dengan berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para

sahabatnya

yang pemberani dan mendapat hidayah.

Dan Allah memberi keistimewaan kepada siapa yang dikehendaki dan pengikut-

pengikut agamaNya

Dinaikan ketingkat 'ilmu ma'rifat dan haqiqot serta memberi siraman lautan ilmu

lathifah serta pelita ilmu Ketuhanan

Lantaran itu, mereka jadi juru petunjuk umat dan perintis kejalan Allah yang maha

Agung lagi Maha Mengetahui

Mengajak hamba Allah lewat dijalan setinggi-tingginya jalan yang lurus.

Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salamnya kepada junjungan

NAbi Muhammad SAW.

Dan para sahabatnya serta orang orang yang mengikuti agama islam dan semoga Allah

memberikan Taufiq

Kepada kita untuk memperoleh Hidayah melalui petunjuk-petunjuk beliau, mengikuti

amalan-amalanNya

Serta mendapatkan pembagian nur (cahaya) dari orang-orang tersebut agar dapat

menghilangkan Kegelapan kebodohan, selagi manaqibnya orang-orang tersebut masih

Page 2: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

harum semerbak, berkumandang didengar, lestari

Dawuh dawuh kebenaran riwayat keutamaanya, yang demikian itu akan

membangkitkan semangat ta'at dan kebaktian kepada Allah.

Adapun setelah itu semua: Maka berkatalah orang yang membutuhkan kemurahan Dzat

yang Maha Mulia dan

MahaPenyelamat, yakni Syaikh Ja'far bin Hasan bin 'Abdil Karim Al Barzanjiyyu,: Kitab

manakib ini hanya merupakan

Bagian kecil penjelasan perilaku wali Quthub yang bisa memberi pertolongan; sebagai

perantara agar terkabul tujuannya, pimpinan para wali arif billah, Imam para 'ulama'

berjalan dijalan Allah untuk meraih lautan haqiqot, yaitu

Sayyid yang mulia, dirinya dijadikan sandaran yang amat indah, keturunan bangsawan

yang memiliki derajat yang tinggi

Memiliki perkumpulan majlis yang besar, yaitu sayyid yang besar, yaitu Syaikh Abdul

Qodir Al-Jailani, Semoga Allah

Yang Maha kuat lagi Sempurna menyampaikan Syaikh ke surga yang dekat kepada

Allah dan berhasil harapannya.

Kitab manakib ini bagaikan untaian yang dirangkum dari berbagai intan permata berisi

fatwa-fatwa dan amalan

Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani agar dapat dijadikan perhiasan yang diperdengarkan

kepada yang hadir pada saat dibacakan dalam amalan-amalan yang penting dan para

peringatan-peringatan ulang tahun wafatnya Syakih Abdul Qadir Al-Jailani.

Kitab manaqib ini kami ambilkan dari keterangan para 'ulama ahli Thoriqoh dan para

'ulama yang mempunyai keyakinan

Yang mantap, kecintaanya kokoh kepada Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jiilani seperti

waliyullah Syaikh Abdul Wahan As-Sya'roni yang sudah terbukti keberuntungannya dan

waliyullah Syaikh sirojid Dimisqiy penyusun kitab Nitajul arwah.

Page 3: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

karena didorong rasa cinta. kami sebar luaskan manaqib para wali yang telah mencapai

tingkat kesempurnaan amalnya, juga menyebarkan manaqib para wali yang terpilih,

serta mengharapkan turunya rahmat yang melimpah dan barokah yang banyak. karena

dengan menyebut-nyebut hal ihwal para 'ulama, waliyullah tersebut, menyebabkan

terbukanya

barokah dari pintu langit yang tertinggi, juga turunya mendung kemurahan dari Allah

SWT.

Dan aku lepaskan/sampaikan dengan perantara keluarga yanag mendapat ridho serta

meminta pertolongan dengan

Segala kerahasiaaNya. maka keraskan/semarakkan dengan dzkir. orang-orang yang

mengharap dzikir pembaca sampai Kepadanya dengan segala kabarnya dan saya

menamakan sebagai perak yang hina dalam mengingat/berdzikir sebagaian dari sifat

(kebaikan) yang dimiliki Syaikh Abdul Qodir jailani Yang diridhoi Allah.

Maka kami katakan: bahwa kanjeng syaikh adalah menjadi syaikhuts tsaqolain, yaitu

syaikhnya jin dan manusia yang sempurna, juga wali yang mempunyai kewaspadaan

yang sempurna wusul kepada Allah dan mempunyai kedudukan luhur lagi mulya serta

mempunyai martabat yang tetap dan derajat yang sempurna dan perilaku yang luhur

serta kesempurnaan yang tinggi, juga menjadi wali Qutub yang ahli ma'rifat kepada

Allah, dan menjadi pemimpin pertolongan penerangan hati, yaitu putra syaikh Abi

Sholih Musa Janki Dausat.

Disebut juga : Janka dausat putranya Sayikh "Abdillah bin Yahya Az Zahid bin Musa Al

Juni bin Abdillah Al Mahdli bin Al Hasan Almutsan bin Al Hasan As Sibthi bin 'Ali bin Abi

Tholib. Dan putranya Syarifah Fatimah Az Zahro' Putri dari junjungan kita Muhammad

SAW yang menjadi Rasul.

Nasab atu silsilah keturunan Sayikh Abdul Qodir Itu bagaikan matahari di waktu duha,

bagaikan siang untuk minculnya cahaya waktu subuh.Silsilah keturunan Sayikh ini

Page 4: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

sudah melekat diwajah Nabi Adam as. Karena itu malaikat langit diperintah sujid

kepada Adam as. Juga nasab ini sudah disanjung dalam kitabnya Allah, karenanya siapa

yang sengaja ingkar silsilahnya akan terkalahkan dalilnya.

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL

LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan

anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng

Syaikh)

BAB II

Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan didusun Jilan,

kota terpencil diluar kota Tobaristan,pada Tanggal 1 Ramadhan 471 H.

Pada waktu beliau masih bayi, disiang hari bulan Ramadhan,beliau tidak mau menetek

(menyusu),

karena inayah dari Allah kepada beliau.

Dan ketika usianya mendekati balig, Kanjeng Syaikh gemar mempelajari ilmu

pengetahuan,

mengunjungi para ulama' yang mulia lagi berpengetahuan tinggi, dengan amalan-

amalan

sholihnya mencapai derajat yang utama, maka kemajuannya dalam bidang ilmu dan

amal-amal

utama sangat maju bahkan ibarat lebih dari burung merak.

Kanjeng Sayikh ra. belajar ilmu fiqih kepada Sayikh Abil Wafa Ali bin Aqil dan

kepada Sayikh Abil Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada

Syaikh AbilHhusaini Muhammad bin Al Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama' yang

Page 5: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

nampak ilmunya

luhur serta derajatnya yang mulia. Dibidang adab Kanjeng Syaikh belajar kepada Syaikh

Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi, Disitulah Kanjeng Syaikh mengunakan

kesempatan sebaik-baiknya untuk mengali berbagai hal yang bermanfaat dan berguna.

Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu thoriqoh kepada seorang Guru yang

Mursid Arif billah, yaitu Syaikh Abil Khobirihammad bin Muslim ad Dabbas.

Kemudian Kanjeng Syaikh meneruskan bi'at toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi Sa'id

al-Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh mursid yang adabiyahnya meniru

mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti hentinya terpeliharah dari inayah

Allah, sehingga derajat kewalianya terus naik ketingkat kesempurnaan, karena cita

citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan sifat yang tercela dan nafsu

syaithoniayah yang menyesatkan, juga cancut tali wanda beliau meniggalkan apa yang

menjadi kesenagannya dan hal hal yang mubah(boleh), juga meningalkan keramaian

dunia,

pergi mengembara kehutan di Negeri Irak selama duapuluh lima tahun sehingga tidak

mengenal orang, bahkan banyak orang yang mencemooh dan tidak mau

memperdulikan, karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan

diabaikan. pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasakan

banyak menghadapi tantangan serta kehawatiran-kehawatiran, tetapi semua hambatan

itu dapat dihadapi dengan tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan

belantara.

pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya ditutup sobekan kain, berjalan tanpa

sandal, melalui tempat-tempat berduri ditanah-tanah terjal, yang demikian itu karena

beliau tidak menemukan sandal makananya buah buahan yang masih dipohon, sayur

yang sudah dibuang daun daun rerumputan yang berada ditepi-tepi sungai, bahkan

lebih banyak tidur dan tidak minum.

pernah berhari hari tidak makan apapun, Tiba-tiba dijumpai seseorang yang kemudian

Page 6: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

menberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham sebagai

penghargaan kepada beliau. kemudian diambil sebagian untuk membeli tepung, jenang

dari kurma dan samin dan duduklah kanjeng Syaikh untuk menikmati makanan

tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuh kertas yang jatuh , tulisanya berbunyi : Syahwat

itu dijadikan untuk hamba-hambaKu yang lemah, sebagai perantara untuk

melaksanakan ta'at kepada Allah, sesungguhnya Hamba-hambaKu yang kuat, tentu

tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun. seketika itu beliau meninggalkan

makan, mengambil saputangan untuk membunkusnya dan ditinggalkannya lalu

menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian meninggalkan tempat itu. atas

kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh Allah dan selalu dalam

pertolonganNya.

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL

LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan

anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng

Syaikh)

BAB III

(Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ra. pertama masuk kota Irak ditemani Nabi Khidir

'alaihi afdlolush sholati wassalam. Dan beliau belum mengenalnya yang kemudian Nabi

Khidir memberikan persyaratan_persyaratan yang tidak boleh sekali sekali

menyimpang, karena penyimpangan akan menjadi sebab perpisahan keduanya. maka

Nabi Khidir berpesan kepada Syaikh : Duduklah ditempat ini. maka duduklah kanjeng

Syaikh ditempat yang disyaratkan sampai tiga tahun yang setiap tahun sekali Nabi

Khidir datang kesitu. Dan kemudian berpesan lagi : Jangan sekali-kali meningalkan

tempat ini, sampai aku datang lagi.)

(Pernah pada waktu riyadloh Kanjeng Syaikh tertidur di emperan istana Raja Madani

Page 7: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

dimalamnya yang sangat dingin, tiba -tiba nimpi mengeluarkan mani, seketika

bangunlah beliau lalu pergi kesungai untuk mandi. kemudiat tidur lagi dam mimpi yang

sama. bangunlah beliau dan pergi ke sungai mandi lagi, kejadian itu sampai empat

puluh kali dalam semalam. Kemudian Kanjeng Syaikh naik diatas pagar tembok

emperan agar tidak tertidur lagi demi menjaga kelanggengan suci dari hadats.

Kebiasaan Kanjeng Syaikh bila berhadats terus berwudhu lalu sholat sunnah dua raka'at

sehingga senantiasa suci dan tidak pernah menanggung hadats.)

(Tiada henti-hentinya Kanjeng Syaikh kesungguhannya dalam menjaga wudhu, bahkan

hal yang demikian itu menjadi kebiasaan sampai ketingkat wusul kepada Allah SWT.

nampak jelas pancaran nur kewaliaannya, sehingga nampak juga diwajahnya

cemerlang sifat keluhuran, menghindari segala apa yang harus dihindari, bahkan

pernah berpura pura bisu, gila, sampai berkali-kali dibawa ke Kota Marostan untuk

diobatkan yang demikian itu malah membuat tersohor kewaliannya melebihi ulama'

pada zamannya. Dibidang keilmuanya dan amalanya, Zuhud dan ma'rifatnya ketokohan

dan Fatwa-fatwanya dapat diterima siapa saja yang mendengarkan sehingga nama

baiknya tersebar dimanca negara bagaikan peredaran surya.)

(Diceritakan : pernah pada suatu ketika seratus Ulama' ahli Fiqih Bagdad berkumpul

masing masing membawa masalah, kemudian dikumpulkan, dan menghadap Kanjeng

Syaikh perlu menguji kemampuannya, setelah ulam' itu duduk dalam majlis, kanjeng

syaikhpun menundukkan kepala, tiba-tiba keluarlah cahaya bersinar dari dadanya

menembus ke dada para Ulama itu, maka hilanglah apa yang ada pada hati mereka,

sampai pada Masalah-masalah yang sudah matang dipersiapkan hilang begitu saja,

para Ulama' tadi menjadi kebingungan, gemetar dan seakan-akan tidak berdaya juga

kesadarannya, menyobek-nyobek pakaian dan membuka tutup kepalanya. Kemudian

Kanjeng Syaikh naik kekursinya seraya memberikan jawaban yang sudah tersimpan dari

masing-masing Ulama tersbut, setelah lengkap memberikan jawaban masalah masalah

itu semua, para Ulama tadi baru mengakui akan kelebihan Kanjeng Syaikh, lalu mereka

tunduk.)

Page 8: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. tiap-tiap hari mengajarkan tiga belas 'ilmunya yaitu : Tafsir

Al-Qur'an, Hadits, ilmu Khilaf, ilmu ushul ya'ni Ushul Kalam/ Ushul Fiqih,ilmu Nahwu,

ilmu Qiro'a/Fajwid, ilmu qiro'a/Tajwid, ilmu huruf, ilmu arudl/qowaafi,ilmu ma'aani, ilmu

badi', ilmu bayan, ilmu manthig, dan ilmu tashouf/thoriqoh. beliau memberi fatwa

mengikuti madzhab Imam Syafi'i dan imam Hambali ra. Ulama Iraq kagum atas fatwa

beliau, sehingga terlontar ucapan dari mereka Maha Suci Allah yang memberikan

kepadanya ilmu yang begitu luas.)

(Pernah Kanjeng Syaikh diberi suatu masalah karena semua Ulama' Bagdad tidak

mampu menjawabnya, masalah itu adalah : ada seseorang yang bersumpah kalau

istrinya jadi ditalaq tiga. maka orang tadi harus melakukan ibadah kepada Allah Ta'ala,

yang ibadahnya tidak sedang dikerjakan lain orang pada waktu itu. Bagaimana orang

itu bisa selamat dari sumpahnya dan ibadah apa yang harus ia kerjakan ? Maka Kanjeng

Syaikh ra. menjawab seketika : Agar orang tadi selamat dari sumpahnya, maka ia harus

pergi ke Mekkah Al-Mukaromah, menunggu sepinya orang melakukan thawaf, bila

sudah sepi lalu mengerjakan thowaf tujuh kali, dengan demikaian berarti telah lepas

dari sumpahnya dan tidak punya tanggungan apa-apa.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL

LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan

anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng

Syaikh)

BAB IV

(Adalah Kanjeng Syaikh berpakaian, pakaian Ulma Jubah besar yaitu pakaian yang

menutupi muka dan kepala, dan kendaraannya bighol/keledai. Untuk menghormati

tamu membuka kerudungnya dan waktu mengajar beliau duduk dikursi yang tinggi agar

Page 9: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

bisa dilihat dan didengar, ucapanya terang dan lantang.)

(Kadang-kadang Kanjeng Syaikh bagaikan berjalan diangkasa kemudian kembali lagi

kekursinya,hal itu disaksikan orang-orang hadir, waktunya hanya diperuntukkan ta'at

kepada Allah semata. Pembantu dekatnya ya'ni Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin

Abdil Fatah Al-Harowi Mengatakan : saya menjadi peladenya Syaikh Abdul Qodir ra.

selama empat puluh tahun, adalah beliau selama itu bila sholat subuh masih

menggunakan wudhunya sholat isya'. Kalau ber-hadats segera memperbaruhi

wudhunya. kemudian mengerjakan sholat sunnah dua rakaat.)

(Adalah Kanjeng Syaikh setelah sholat isya' masuk kamar pribadi, tidak satupun orang

dapat masuk dan membukanya, tidak akan keluar sebelum terbit fajar.Raja Bagdad

sudah berkali kali benar-benar ingin bertemu dengan beliau pada malam hari, tidak

juga bisa bertemu. Syaikh Abdul Fatah berkata : pernah saya bermalam semalam

dirumah beliau, maka say tahu beliau sholat sunnah sebentar pada permulaan malam,

kemudian berdzikir kepada Allah sampai melewati sepertiga dari permulaan malam.)

(Kemudian beliau membaca asma A'dhom sembilan yaitu : al-Muhiithu,Arrobbu, Asy-

Syahiidu, Al-Hasibu, Al-Fa'aalu, Al-Khollaaqu,Al-Kholiqu, Al-Bari-u, Al-Mushowwiru, dan

naik keangkasa sampai hilang dari pandanganku. Setelah kembali lagi kekamarnya,

kemudian sholat berdiri di atas kedua kaki serta membaca Al-Qur'an sampai habis

waktu sepertiga malam yang kedua. Adalah sholat beliau sujudnya sangat panjang,

kemudian duduk menghadapkan jiwanya kehadirat Allah, muroqobah kepadaNya

sampai terbit fajar dengan sopan dan merendah berdo'a kepada Allah sehingga beliau

tertutup penuh oleh cahaya terang, dengan nampak terang jelas, sehingga menyilaukan

pandangan mata sampai Kanjeng Syaikh tidak terlihat karena tertutup oleh

Nur/Cahaya.)

(Syaikh Ibnu Abil Fatah juga berkata : kemudian saya mendengar disampingnya ada

yang mengucapkan salam Assalaamu'alaikum kemudian Kanjeng Syaikh menjawabnya,

Page 10: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

keadaan demikian ini terjadi sampai Kanjeng Syaikh mengerjakan sholat fajar.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata : Tidak boleh terjadi sebagai seorang ahli

tasauf, siap dan bertindak sebagai juru penerang/ Guru mursyid, kecuali sudah

mendapat anugerah Alah ilmunya, politiknya pimpinan negara, ilmu hikmahnya para

ahli hukum. Syaikh Ibnu Fatah juga mengatakan : pada suatu hari ada seorang melapor

kepada Kanjeng Syaikh, ia mengaku pernah melihat Allah ta'ala dengan kedua

matanya. Maka beliau bertanya : Benarkah apa kata orang-orang bahwa engkau pernah

melihat Allah dengan kedua matamu...? Maka orang tersebut menjawab : Iya benar.

Syaikh Ibnu Abil Fatah selanjutnya melarang mengatakan bahwa mendengar jawaban

orang tersebut Kanjeng Syaikh melarang mengatakan yang demikian seraya

membentaknya dengan berpesan agar berhati-hati jangan sampai ucapanya diulang

kembali.)

(Kemudian beliau menoleh kepada mereka diantara yang hadir sedang menanyakan :

pengakuan seprti itu benar atau salah ? Jawab kanjeng Syaikh, ia benar... tapi dalam

kebimbangan, sesungguhnya yang melihat Nur keindahan Allah itu adalah mata

hatinya, yang kemudian mata hatinya menembus kedua mata kepalanya, maka

kepalanya lalu bisa melihat mata hatinya, cahaya mata hatinya menyatu dengan

cahaya keindahan Allah, sehingga orang itu berprasangka bahwa mata kepalanya

melihat apa yang sebenarnya dilihat mata hatinya.

Sesungguhnya yang dapat melihat cahaya keindahan Allah hanyalah mata hati, tetapi

ia belum mengerti. mendengar jawaban kanjeng syakih tadi, para Ulam' dan ahli

thoriqoh gemetar dan kebingungan.)

(Syaikh Ibnu Abdil Fatah berkata : pada suatau ketika Kanjeng Syaikh melihat seberkas

cahaya berkilauan menerangi ufuk langit, tidak lama menampakkan diri seraya

memanggil-manggil : Wahai Abdul Qodir.... aku adalah Tuhanmu.. sungguh aku

perbolehkan untukmu semua yang diharamkan. Maka Kanjeng Syaikh menjawab :

A'UUDZU BILLAHI MINASY SYAITHOONIRROJIM yang artinya : aku berlindung kepada

Page 11: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

Allah dari syaithan yang terkutuk. seketika itu cahaya tadi berubah menjadi gelap dan

menyerupai awan dengan bersuara keras : Wahai Abdul Qodir..., selamatlah engkau

dari ulah sesatku, sebab ilmumu tentang hukum Tuhanmu adan karena pemahamanmu

tentang kedudukanmu sungguh aku sudah menyesatkan seperti kejadian ini dari tujuh

puluh orang ahli thoriqoh.)

(Setelah beliau selamat dari godaan syaithan, kemudian memuji kepada Allah dengan

mengucapkan : Anugerah dan keselamatan hanya karena Tuhanku. maka ditanyakan

kepada Syaikh : Bagaimana Syaikh bisa tahu sesungguhnya itu adalah syaithan...?

Kanjeng Syaikh menjawab : dari ucapanya : telahaku perbolehkan bagimu apa yang

diharamkan. Karena setahu saya Sungguh Allah ta'ala tidak akan memerintahkan

berbuat jahat.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL

LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan

anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng

Syaikh)

BAB V

(Adalah Kanjeng Syaikh Abdul Qodir ra. tidak mau mengaung-agungkan orang kaya dan

berdiri karena kedatangannya seorang raja dan tidak juga orang-orang yang

mempunyai kedudukan. Dan adalah seringkali raja bermaksud ziarah kepada Syaikh,

padahal beliau sedang duduk-duduk kemudian ditinggalkan masuk kekamar

pribadinya.)

(Kemudian baru keluar lagi untuk menemui setelah khalifah itu duduk. Hal ini dilakukan

kerena memulyakan prilaku ahli tasauf yang tidak tertarik dengan kedudukan dan harta

Page 12: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

serta tidak berdiri haya sekedar kedatangan raja. Lagian beliau tidak mau berdiri di

depan pintu-pintu raja atau mantri dan juga tidak mau menerima hadiah dari raja,

sehingga raja itu mencemoohnya atas ketidak diterimanya pemberian itu. maka

Kanjeng Syaikh berkata kepada sang raja : Kalau begitu silahkan bawa sendiri hadiah

itu kesini. rajapun menerimanya, kemudian membawa sendiri buah apel untuk Kanjeng

Syaikh. tiba-tiba buah apel itu didalamnya penuh darah dan nanah. maka berkatalah

Kanjeng Syaikh kepada raja : kenapa raja selalu mencemooh dan mencela saya...?

padahal saya tidak mau buah apel ini, karena seluruhnya penuh dengan darah manusia.

Maka raja itu minta ma'af dan bertaubat dihadapan Kanjeng Syaikh, selanjutnya raja itu

sering ziarah kepada beliau sebagaimana kebanyakan orang dan menjadi sahabatnya

sampai meninggal.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. yang mempunyai derajad tinggi, namanya harum tersebar

kemana-mana, beliau mau menghormati kepada fakir miskin, menemani duduk,

membersihkan sendiri kutu kutu yang ada dipakaianya. Beliau penah mengatakan :

Seorang fakir yang mau sabar lebih utama dari orang kaya yang bersyukur,dan orang

fakir yang bersyukur, lebih utama dari keduanya dan orang fakir yang mau bersabar

dan bersyukur, lebih utama dari semuanya.)

(Tidak senang dan tidak merasa ni'mat menerima bala', kecuali orang yang tahu

kepada Dzat yang menurunkan bala', yaitu Allah SWT. dan adalah Kanjeng Syaikh juga

berkata : ikutilah sunnah Rasulullah Saw. dan jangan melakukan bid'ah, berbakti

kepada Allah dan RasulNya jangan sampai keluar dari islam, bersabarlah dan jangan

menggumam, berharaplah untuk mendapatkan kesejahteraan dan jangan putus asa,

berkumpullah dalam majlis Dzikir kepada Allah ta'ala, jangan bercerai berai, bersihkan

dirimu dengan bertaubat dari segala dosa dan jangan berlumuran noda dan secara rutin

menghadap dipintu Allah untuk mohon ampunan.)

(Kanjeng Syaikh berkata juga : Jika terkena cobaan, jangan menginginkan mendapat

keni'matan dan menghindar dari cobaan, karena suatu keni'matan pasti datang juga

Page 13: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

kepadamu sesuai ketentuan Allah, diharapkan maupuntidak. demikian pula cobaan,

suka atau tidak pasti akan menimpanya,maka iyu berserah dirilah segala urusan

kepada Allah yang mengatur sesuai dengan kehendaknya. maka bila keni'matan datang

kepadamu, maka sibukkanlah dirimu dengan mengingat Allah dan banyak bersyukur,

dan bila cobaan yang menimpa maka sibukkanlah dirimu dengan kesabaran dan

kesadaran.bila ingin mendapat tempat yang tertingi disisi Allah dan sebagai suatu

keni'matan, maka perlu disadari bahwa cobaan yang menimpa orang mukmin bukan

sebagai malapetaka, tetapi datang untuk menguji Iman.)

(Kata Kanjeng Syaikh lagi : tidak boleh terjadi didalam majlis untuk menghadap kepada

Allah ta'ala, kecuali membersihkan dirinya dari kotoran dan dosa. dan tidak akan dibuka

hatinya untuk ma'rifat kepada Allah, kecuali hatinya dikosongkan dari pengakuan

mempunyai perilaku baik dan dari perbuatan yang meresahkan. apabila kebiasaan

manusia sudah berlumuran dosa dan tidak mau membersihkan, maka Allah ta'ala

menurunkan berbagai penyakit lahir ataupun bathin kepada mereka sebagai tebusan

dan pembersih dosa-dosanya, agar yang demikian itu sesuai majlis menghadap dan

mendekat kepada Allah, baik mereka sadar maupun tidak.)

(Kata Kanjeng Syaikh lagi : Berhati-hatilah kamu... jangan sampai menyakiti seseorang

atau membencinya, kecuali sudah memperhatikan perbuatanya dengan berdasarkan Al-

Qur'an dan sunnah Rasul, agar kamu senang,benci tidak sekedar menuruti hawa nafsu.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL

LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan

anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng

Syaikh)

Page 14: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

BAB.VI

(Adalah Kekaromahan Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, pakaiannya tidak pernah dihinggapi

lalat, karena mewarisi Eyangnya yaitu Nabi SAW. orang yang melihatnya sempat

menanyakan lantaran apa yang menyebabkan..? Maka Kanjeng Syaikh menjawab :

Untuk apa lalat hingap pada diriku, yang pada diriku ada tujuan untuk mendapatkan

keni'matan dunia dan madunya akhirat, melainkan hanya semata mata ikhlas karena

Allah.)

(dari sebagian kekaromahannya, satu ketika beliau duduk mengambil air wudhu

kejatuhan kotoran burung emprit, lalu beliau mengangkat kepalanya, maka jatuhlah

burung itu dan mati. kemudian beliau melepas pakaiannya untuk dicuci lalu

disedekahkan sebagai tebusan burung tadi. dan berkatalah beliau : bila pada saya ada

dosa maka itulah tebusannya.)

(Dan dari kekaromahannya lagi, ada seoranag perempuan datang kepada beliau

dengan membawa putranyadiserahkan kepada beliau untuk menjadi santrinya dan

belajar ilmu suluk. putra tadi diterima, kemudian diperintahkan memerangi nafsunya

serta menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulama-ulama salaf. Suatau hari

ibunya sowan kepada Kanjeng syaikh, dilihat anaknya menjadi kurus, si ibu kemudian

masuk kedalam kamar kanjeng Syaikh dan melihat didepanya tulang tulang aYam dari

sisa daharan Kanjeng Syaikh. maka si ibu kemudian menanyakan arti dari semua itu.

Maka Kanjeng Syaikh meletakkan tanganya diatas tulang tadi sambil berkata :

Berdirilah atas izin Allah yang menghidupkan tulang-tulang yang hancur, maka

berdirilah tulang tulang itu kembali menjadi ayam dan berkokok : "LAA

ILAAHAILLALLOOH-MUHAMMADUR RASUULULLOOH-ASY-SYAIKHU"ABDUL QOODIR

WALIYYULLOOHI" artinya : Tidak Ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad utusan Allah,

Syaikh Abdul Qodir kekasih Allah swt. maka beliau berkata kepada si ibu : Kalau anak

mu sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh makan sekehendaknya.)

Page 15: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

(Dan dari kekaromahannya lagi, pada suatu hari ketika angin sedang berhembus

kencang ada seekor burung elang diatas majelis pengajian beliau dengan suara yang

keras dan suaranya menggangu orang orang yang hadir dimajelis itu, maka beliau

berkata : Wahai angin, potonglah kepala burung itu. maka seketika jatuhlah burung itu

dengan keadaan kepala terputus. kemudian beliau turun dari kursinya, mengambil

burung tadi mengelus elus dengan membaca : "Bismillaahir rahmaanir rohiim", maka

burung itu hidup kembali dan terbang lagi dengan izin Allah ta'ala, akan hal itu

disaksikan oleh orang orang yang hadir dimajelis itu.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata, bahwa beliau melahirkan rasa syukur atas

keni'matan yang diberikan kepadanya, karena firman Allah ta'ala : Dan terhadap ni'mat

Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut - nyebutNya : Tiada seorang muslim yang

melewati pintu madarasahku, melainkan Allah akan meringankan siksa yang menimpa

pada hari kiamat. Dan diberitakan bahwa sesungguhnya ada seorang yang menjerit -

jerit dalam kuburnya, maka Kanjeng Syaikh mendatangi kubur itu dan berkata :

Sesungguhnya orang ini pernah mengunjungi saya sekali, maka semestinya Allah

mengasihinya. maka sejak itu tidak lagi terdengar suara menjerit - jerit dari dalam

kubur tadi.

Kanjeng Syaikh ra. berkata : Syaikh Husain Al-Halaj pernah terpeleset satu kali dalam

menjalnkan kewaliannya, hanya saja waktu itu tidak ada seorangpun yang dapat

menolongnya, seandainya saya hidup pada zamannya, pasti saya akan menolongnya,

karena saya akan menolong orang - orang yang terpeleset dari sahabat - sahabatku,

murid muridku dan orang - orang yang cinta kepadaku sampai hari kiamat, saya

Page 16: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

gandeng tangannya, baik mereka masih hidup maupun setelah mati.)

(Disebabkan karena kudaku sudah terpasang pelananya dan tombakku sudah

tertancapkan dan pedangku sudah terhunus dan anak panahku sudah terpasang

busurnya untuk menjaga santriku yang sedang lupa, dan Kanjeng Syaikh ra. berkata

lagi : Saya ini ibarat apinya Allah yang telah dinyalakan. Saya ini Waliyullah yang akan

merobek setiap orang yang tidak punya sopan santun kepadaku dan saya diberi ilmu

bagaikan lautan yang tidak bertepi, saya ini dijaga oleh Allah, saya waliyullah yang

diperhatikan. Wahai orang-orang yang berpuasa disiang hari, wahai yang bertahajjud

dimalam harinya, wahai orang yang tinggal digunung yang sudah dibinasakan gunung-

gunugnya, wahai orang-orang ahli gereja yang sudah dirobohkan gereja-gerejanya,

menghadaplah kalian untuk ta'at melaksanakan perintah-perintah Allah, wahai wali rijal,

wahai wali abthol, wahai wali athfal, kemarilah kalian kepadaku, ambillah ilmu dari

waliyullah yang bagikan lautan yang tiada bertepi.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. warna kulitnya sawu matang, kedua alisnya bertemu,

jenggotnya lebat dan panjang, dadanya bidang, badannya ramping, tingginya sedang,

suaranya nyaring, dan merdu, mudah menetes air matanya, sangat takut kepada Allah

ta'ala, besar kewibawaannya, do'anya mustajabah, luhur budi pekertinya, keatas

maupun kebawah keturunannya baik, paling jauh-jauhnya manusia dari perbuatan

jahat, dan sedekat dekatnya manusia kepada perbuatan yang benar, sangat

dimurkanya bila mengetahui larangan Allah diterjang,tidak marah karena hanya

menuruti hawa nafsunya, tidak mau menolong karena selain Allah, tidak pernah

menolak orang minta-minta walaupun salah satu bajunya yang diminta, pertolongan

Allah yang menjadi dasar pokok hidupnya.semua thoriqnya dikuatkan oleh Allah,

ilmunya menjadi pembersih kotoran, pendekatannya kepada Allah menguatkan

kewaliannya, ingat kepada Allah dengan hudlur yang menjadi gudangnya, ma'rifatnya

kepada Allah menjadi bentengnya, munajatnya kepada Allah menjadi amal

perbuatannya, kewaspadaannya sebagai pengubung dirinya kepada Allah, mesra

kepada Allah menjadi kawan berbincangnya, lapang dada menjadi kecintaannya,

Page 17: Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani RA

kebenaran menjadi lambang hidupnya, terbukanya hati menjadi bekalnya, sifat

penyantun menjadi wataknya, dzikir kepada Allah menjadi ucapannya, persaksiannya

kepada Allah menjadi obat, peraturan agama menjadi jembatannya, semua sifat-sifat

ilmu hakikat menjadi kepribadiannya, menyerah dan puas akan ketentuan Allah,

dengan menyadari tidak ada daya dan kekuatan kecuali pertolongan dari Allah,

thoriqohnya menurut tauhid, meyakinkan ke Esaan Allah, dzikir dengan hati yang hudlur

pada waktu bertandang ibadah kepada Allah, beliau adalah seorang yang sangat

menyadari akan kejadiannya sebagai hamba Allah, dengan secararutin beribadah

kepada Allah, bukan untuk sesuatau dan tidak karena sesuatu, tetapi ibadahnya ikhlas

karena sebagai hamba yang setia kepada sifat-sifat kesempurnaan Allah dan beliau

adalah hamba Allah yang agung, yang selalu menyatu jiwanya dengan Allah waktu

berdzikir dan disertai menepati terhadap hukum-hukum Allah.)

(Keistimewaan-keistimewaan kanjeng Syaikh ra. masih banyak lagi, perilaku utamanya

namapak jelas, bahkan lebih terang dari matahari diwaktu duhur. beliau wafat pada hari

jum'at tanggal sebelas, Rabi'ul akhir 571 H. umurnya sembilan puluh satu tahun.

makamnya dikampung Bebul Aroj, Baghdad dan banyak dikunjungi orang dari berbagai

manca negara. Semoga Allah meridhoinya dan memberikan kemanfa'atan kepada kita

semua aebab beliau, Allahumma amiin.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL

LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan

anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng

Syaikh) Artikel menarik lainnya tekan link ini : http://serpihanfb.mywapblog.com/menu-

link-artikel-semuanya-by-madthohars.xhtml