MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN...
Transcript of MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INSENTIF DAN...
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
INSENTIF DAN GAIN SHARING
PENGERTIAN UMUM
Insentif dan Gain Sharing (Bagi Hasil) adalah alat untuk memotivasi karyawan
Insentif dan Gain Sharing merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan kinerja / prestasi kerja (bukan senioritas atau waktu kerja).
Semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar pula insentif yang diberikan.
Insentif dan Gain Sharing adalah bentuk tambahan dari upah serta gaji
Kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktifitas disebut
Insentif. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang
yang diberikan kepada mereka (karyawan) yang dapat bekerja
melampaui standar yang telah ditentukan.
Rivai (2004:384) : Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran
yang dikaitkan dengan kinerja dan gainsharing, sebagai pem-
bagian keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan produk-
tivitas atau penghematan biaya. Sistem ini merupakan bentuk
lain dari kompensasi langsung di luar gaji dan upah yang meru-
pakan kompensasi tetap, yang disebut sistem kompensasi ber-
dasarkan kinerja (pay for performance plan)
INSENTIF DAN GAIN SHARING
Insentif bisa diperuntukkan bagi keompok atau
individu
Gain Sharing mengkaitkan peningkatan kinerja
dengan distribusi (pembagian) keuntungan.
Biasanya diterapkan thd kelompok
Insentif dan bagi hasil memberi kesempatan bagi
karyawan untuk mengoptimalkan pendapatannya
Bagi organisasi cara ini memberi keuntungan
karena biaya gaji dikaitkan dengan produktivitas
Jika dikaitkan dengan kinerja kelompok, dapat
berdampak pada meningkatnya kerja sama
TUJUAN PEMBERIAN INSENTIF UNTUK KARYAWAN
Perangsang agar pekerja mau bekerja lebih baik
Memberikan rasa tanggung jawab
Dorongan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya
TUJUAN PEMBERIAN INSENTIF UNTUK PERUSAHAAN
Insentif merupakan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efesiensi perusahaan dalam mengahadapi persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi satu hal yang sangat penting
INSENTIF SULIT DIBERIKAN
UNTUK PEKERJAAN YANG:
Output sulit diukur
Pekerja tidak dapat mengendalikan mutu output
Tidak ada hubungan yang jelas antara usaha
pekerja dengan output pekerja tersebut
Sering terjadi delay
Mutu sangat menentukan output
INSENTIF DIBERIKAN UNTUK
PEKERJAAN YANG MEMILIKI CIRI-
CIRI:
Unit outputnya mudah diukur
Hubungan antara usaha dengan output jelas
Mutu tidak penting
Pekerjaan bersifat standar, jarang ada delay
Supervisor tidak dapat mengawasi performansi
pekerja secara individual
Tujuan pemberian insentif seringkali gagal karena:
(1) Nilai dan penghargaan yang diberikan terlalu rendah
(2) Kaitan antara kinerja dengan penghargaan lemah,
(3) Penyelia tidak bersedia untuk melakukan penilaian
prestasi.
LANGKAH-2 PENENTUAN INSENTIF YANG EFEKTIF:
1. Menentukan standar kinerja yang tinggi
2. Mengembangkan sistem penilaian kinerja yang tepat
3. Melatih penyelia dalam melakukan penilaian kinerja dan dalam
memberikan umpan balik kepada bawahannya,
4. Mengaitkan penghargaan secara ketat dengan kinerja
5. Mengupayakan agar peningkatan penghargaan ada artinya bagi
karyawan
PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF YANG
EFEKTIF
1. Sederhana. Peraturan dan sistem insentif haruslah
singkat, jelas dan dapat dimengerti,
2. Spesifik. Tidak cukup hanya dengan mengatakan, hasilkan
lebih banyak atau jangan terjaqdi kecelakaan. Karyawan
harus tahu dengan tepat apa yang diharapkan untuk
mereka lakukan,
3. Dapat dicapai. Setiap karyawan seharusnya mempunyai
kesempatan yang masuk akal untuk memperoleh sesuatu,
4. Dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur merupakan
dasar untuk menentukan rencana insentif
AGAR PEMBERIAN INSENTIF INI EFEKTIF, MAKA
ADA BEBERAPA PERSYARATAN YANG HARUS
DIPENUHI
Harus ada aplikasi prosedur dan metode yang akurat untuk menilai kinerja tenaga kerja
Pekerjaan individu tidak boleh tergantung terhadap pekerjaan lainnya
Insentif harus berdasarkan pada kinerja
Hasil/outputnya obyektif, terkuantifikasi, dan dapat ditunjukkan dengan jelas
Standard produksi yang menjadi basis program insentif harus disusun dan disimpan secara cermat
Dalam pemberian insentif, rentang waktu pemberian harus masuk akal. Insentif harus diberikan sesegera mungkin
Iklim yang ada di perusahaan harus sehat, positif, dan kompetitif
(1) Piece Work
(2) Production Bonus
(3) Commission
(4) Maturity Curve
(5) Merit Pay
(6) Pay-for-Knowledge/Pay-for-Skill
Compensation
(7) Nonmonetary Incentive
(8) Executive Incentive
(9) International Incentive
PROGRAM INSENTIF
PROGRAM INSENTIF
Piecework adalah insentif yang diberikan berdasarkan jumlah
output atau barang yang dihasilkan pekerja. Sistem ini bersifat
individual, standarnya output per unit, kelihatannya cocok
digunakan untuk pekerjaan yang outputnya sangat jelas dan
dapat dengan mudah diukur dan umumnya terdapat pada level
yang sangat operasional dalam organisasi.
Production Bonus adalah tambahan upah yang diterima karena
hasil kerja melebihi standar yang telah ditentukan, di mana
karyawan juga mendapat upah pokok. Bonus juga dapat
dikarenakan pekerja menghemat waktu penyelesaian pekerjaan.
Pada umumnya bonus dihitung berdasarkan tingkat tarif
tertentu untuk masing2 unit produksi.
Commission adalah insentif yang diberikan berdasarkan jumlah
barang yang terjual oleh tenaga penjual (wiraniaga). Sistem ini
bersifat individual, standarnya adalah hasil penjualan yang
dapat diukur dengan jelas.
Maturity Curve adalah gaji yang dikelompokkan dalam suatu kisaran dari minimal sampai maksimal. Ketika seseorang karyawan (ahli atau profesional) sudah mencapai tingkat gaji maksimal, untuk mendorong karyawan terus berprestasi, perusaahaan mengembangkan apa yang disebut dengan maturity curve atau kurva kematangan (kedewasaan), yang merupakan kurva yang menunjuk- kan jumlah tambahan gaji yang dapat dicapai sesuai dengan kinerja dan masa kerja sehingga mereka diharapkan terus meningkatkan prestasinya.
Merit Pay adalah penerimaan kenaikan upah terjadi setelah suatu penilaian prestasi yang diputuskan oleh supervisor atau atasannya.
Pay-for-Knowledge/Pay-for-skill Compensation adalah pemberian insentif yang didasarkan bukan pada apa yang dikerjakan oleh karyawan akan menghasilkan produk nyata, tetapi pada apa yang dapat dilakukan untuk organisasi melalui pengetahuan yang diperoleh yang diasumsikan mempunyai pengaruh besar dan penting bagi organisasi. Dasar pemikirannya adalah seseorang yang mem-
punyai tambahan pengetahuan kemungkinan mempunyai tambahan tugas yang dapat dilakukan untuk organisasi. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi organisasi melalui ketersedia-an (supply) karyawan internal, dan meningkatkan fleksibilitas karya-wan untuk mengisi beberapa jabatan yang berbeda dimana ini jadi suatu keuntungan bagi perusahaan.
Nonmonetary Incentive, selain uang insentif juga bisa dalam bentuk lain (bentuk materi baru: gantungan kunci, topi dsb) seperti sertifikat, liburan dll. Hal ini dapat berarti sebagai pendorong untuk meningkatkan pencapaian usaha seseorang. Adapula insentif diberikan dalam bentuk usaha perubahan seperti rotasi kerja, perluasan jabatan, dan perubahan gaya.
Executive Incentive adalah bonus yang diberkan kepada manajer atau eksekutif atas peran yang mereka berikan untuk menetapkan dan mencapai tingkat keuntungan tertentu bagi organisasi. Insentif ini bisa dalam bentuk bonus tahunan (bonus jangka pendek) , atau juga kesempatan pemilik dan perusahaan melalui pembelian saham dengan harga tertentu yang ( bonus jangka panjang)
a. Insentif Individu
Bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi terten-tu. Insentif ini bisa berupa upah per-output (mis: menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (mis: jam) secara langsung. Pada upah perpotong terlebih dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang dihasilkan.
b. Insentif Kelompok
Insentif diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka melebihi standar yang telah ditentukan, dibayarkan dengan 3 cara:
1. Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan penerimaan seorang yang berprestasi paling tinggi
2. Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan penerimaan seorang yang berprestasi paling rendah
3. Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok.
a. Bonus Tahunan
Bonus ini sebagai pengganti peningkatan pendapatan berdasarkan jaasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah tahunan atau triwulan. Umumnya diberikan setahun sekali. Bonus mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan peningkatan gaji: 1. Bonus meningkatkan arti pembayaran karena karyawan menerima upah dalam jumlah besar, 2. Bonus memaksimalkan hubungan antara bayaran dan kinerja. Tidak seperti peningkatan gaji permanen, bonus harus diperoleh secara terus menerus dengan kinerja di atas rata2 dari tahun ke tahun.
b. Insentif Langsung
Bonus langsung tidak didasarkan pada rumus, kriteria kinerja khusus, atau tujuan. Imbalan atas kinerja (bonus kilat) ini dirancang untuk mengakui kontribusi luar biasa karyawan. Imbalan yang diterimakan berupa sertfikat, plakat, uang tunai, obligasi tabungan, atau karangan bunga.
c. Insentif Individu
Merupakan bentuk bayaran paling tua dan paling populer. Dalam jenis program ini, standar kinerja individu ditetapkan dan dikomunikasikan sebelumnya, dan penghargaan didasarkan pada output individu. Perusahaan sarana umum lebih lambat menerapkan program semacam ini karena sejarah regulasi membatasi otonomi tenaga kerja.
d. Insentif Tim
Insentif ini berada diantara program individu dan program seluruh organisasi seperti pembagian hasil dan pembagian laba. Secara stratgeis, insentif tim menghubungkan tujuan individu dengan tujuan kelompok kerja. Biasanya dihubungkan dengan tujuan finansial.
e. Pembagian Keuntungan
Program Keuntungan terbagi dala 3 kategori :
1. Program distribusi sekarang menyediakan presentasi untuk dibagikan tiap triwulan atau tiap tahun kepada karyawan.
2. Program distribusi yang ditangguhkan, menempatkan
penghasilan dalam suatu dana titipan untuk pensiun,
pemberhentian, kematian, atau cacat.
3. Program gabungan, program ini membagikan sebagian
keuntungan langsung kepada karyawan, dan menyisihkan
sisanya dalam rekening yang ditentukan.
f. Bagi Hasil
Program Bagi Hasil (gain sharing) dilandasi oleh asumsi adanya
kemungkinan mengurangi biaya dengan menghilangkan bahan2
dari karyawan yang mubazir,dengan mengembangkan produk
atau jasa yang baru atau yang lebih bagus, atau bekerja lebih
cerdas. Biasanya, program ini melibatkan seluruh karyawan
dalam suatu unit kerja atau perusahaan.
PENDEKATAN BAGI HASIL
a. Kepemilikan Karyawan
Kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham
b. Rencana Production Sharing
Memungkinkan karyawan menerima bonus atas hasil melampaui target yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Rencana Profit Sharing
Rencana pembagian laba kepada karyawan dengan mencadangkan suatu % tertentu dari laba perusahaan dan distribusikan kpd karyawan
berprestasi
d. Perencanaan Pengurangan Biaya
Untuk memberikan penghargaan kpd karyawan untuk sesuatu yang dapat dikendalikan adalah biaya tenaga kerja. Untuk mengurangi biaya tsb dengan membentuk serikat buruh untuk memberikan fasilitas utk memudahkan pengkomunikasian ide2 baru serta keterlibatan karyawan di dalam operasi perusahaan se-hari2. Bonus dikeluarkan atas biaya yang dikeluarkan, semakin kecil biaya semakin besar keuntungan bagi karyawan.