manajemen saham
-
Upload
rara-kartika-ratri -
Category
Documents
-
view
263 -
download
10
description
Transcript of manajemen saham
![Page 1: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS MANAJEMEN FARMASI
Disusun Oleh:
Rara Kartika Ratri
3351151148
APT C - XX
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2015
![Page 2: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/2.jpg)
A. SAHAM
1. Pengertian Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga
pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan
perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Menurut Husnan (2005:29), “saham
merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki
kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang
menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
tersebut menjalankan haknya”. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang
dapat dipilih untuk berinvestasi.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam
perusahaan tersebut (Darmadji, 2001:5). Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk
mencapai tiga tujuan investasi utama sebagaimana yang dikemukakan oleh Kertonegoro
(2000:108) yaitu:
a. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal,
sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif
lainnya.
b. Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka
panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh
capital gain atau saham sumber penghasilan untuk mendapat dividen.
c. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan
dividen sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan
hasil tinggi.
2. Jenis – jenis saham
Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling
dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji (2001:6), ada beberapa sudut pandang
untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:
1. Saham Biasa (common stock)
![Page 3: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/3.jpg)
Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba
atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham
biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari
penjualan asset perusahaan. Menurut Siamat (2004:385), ciri-ciri dari saham
biasa adalah sebagai berikut:
a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b) Memiliki hak suara (one share one vote).
c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila
bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila
perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan
mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham
preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun
ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004:385) adalah:
a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
b) Tidak memiliki hak suara.
c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
d) Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu
setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
b. Ditinjau dari cara peralihan:
1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,
siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai pemiliknya
dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
2) Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama
pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
![Page 4: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan:
1) Blue Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
2) Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen
lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini
tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.
3) Growth Stocks
Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4) Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
5) Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini
tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi
sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan
yang tinggi pada masa resesi.
3. Harga saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan.
Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan
yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.
Menurut Widoatmodjo (2000:13), harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:
![Page 5: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/5.jpg)
a. Harga Nominal
Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang
dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek
dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan
IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya
ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.
Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini
tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut
sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili
harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil
sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar
yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek
Indonesia.
4. Penilaian Saham
Nilai saham yang akan dibayar oleh investor tergantung dari hasil yang diharapkan untuk
diterima dan resiko yang terkandung dalam transaksi pembelian saham. Penilaian
(valuation) dimaksudkan untuk dapat menentukan nilai suatu saham sehingga perlu
diperoleh standar prestasi (standar and performance) yang dapat digunakan untuk
menilai manfaat investasi saham yang bersangkutan. Standar prestasi ini berupa nilai
instrinsik yang menunjukkan prestasi (hasil dan resiko) di masa depan dari suatu
sekuritas. Model penilaian harga saham yang sering digunakan dalam analisis saham
(Manurung, 1997:28) yaitu:
![Page 6: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/6.jpg)
a. Pendekatan Present Value
Pendekatan nilai saat ini (present value) dari suatu saham adalah sama dengan
present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham
tersebut. Dividen merupakan arus kas bagi para pemegang saham menurut
pendekatan the dividen discount model. Model ini dikembangkan menjadi dua
model pendekatan yaitu :
1) Model Tanpa Pertumbuhan Dividen (The Zero Growth Model)
Model ini didasarkan pada asumsi :
a) Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya
b) Semua keuntungan dibagikan sebagai dividen
Sehingga harga saham dirumuskan :
Po = Dr
Dimana :
Po = Harga saham (nilai instrinsik)
D = Dividen
r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau
diharapkan)
2) Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model)
Model ini didasarkan pada asumsi :
a) Tidak semua laba dibagikan
b) Laba ditahan diinvestasikan kembali
Sehingga harga saham dirumuskan :
Po = Di
r−g
Dimana :
Po = Harga saham (nilai instrinsik)
D = Dividen
r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau
diharapkan)
Di = Dividen pada periode i
g = Growth of rate (pertumbuhan laba atau dividen di masa yang akan
datang)
![Page 7: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/7.jpg)
b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Dalam pendekatan ini harga saham (nilai instrinsik) dirumuskan sebagai berikut :
Po = EPS × PER
Dimana :
Po = harga saham (nilai instrinsik)
EPS = Earning Per Share (laba per saham)
PER = Price Earning Ratio
B. BURSA EFEK
Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain
alternatif investasi lainnya seperti: menabung di Bank, membeli emas, asuransi,
tanah dan bangunan, dan sebagainya.
Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen
keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya. Para pemodal
menggunakan instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya
sehingga nantinya akan memaksimumkan penghasilan dan emiten memperoleh
tambahan dana yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas usahanya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal utama Indonesia.
Pengertian pasar modal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 1 adalah:
“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Sedangkan bursa efek menurut UU no.8 pasal 1 butir 4 tentang pasar modal
adalah:
![Page 8: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/8.jpg)
“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek, pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.”
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan:
1. Pasar modal bisa berupa pasar dalam pengertian abstrak ataupun dalam
pengertian konkret. Dalam pengertian abstrak maka perdagangan surat
berharga tidak harus terjadi pada suatu tempat tertentu. Sedangkan dalam
pengertian konkret maka pasar modal adalah bursa efek.
2. Komoditi yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga jangka panjang.
3. Bursa efek merupakan pasar yang sangat terorganisir karena terdapat
serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di dalamnya.
C. BANK SYARIAH
Bank Syariah adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyatakan suatu jenis
bank yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada prinsip syariah. Namun, “Bank
Islam” (Islamic Bank) adalah Istilah yang digunakan secara luas dinegara lain untuk
menyebutkan bank dengan prinsip syariah, disamping ada istilah lain untuk
menyebut bank Islam diantaranya interest free bank, lariba bank, dan shari’a bank.
Secara resmi, sebagaimana termuat dalam peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Istilah Syariah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Jalan menuju sumber
kehidupan”, yang secara hukum Islam diartikan sebagai hukum atau peraturan yang
ditentukan Allah SWT untuk hamba-Nya sebagaimana yang terkandung didalam Al-
Qur’an dan diterangkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk sunnah
(hadis).
Secara teknis yuridis, Harus dibedakan antara istilah Perbankan Syariah dengan
Bank Syariah. Bank Syariah adalah bagian dari Perbankan Syariah selain dari Unit
Usaha Syariah (UUS), sedangkan Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam Undang-Undang perbankan
![Page 9: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/9.jpg)
Indonesia (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) membedakan bank berdasarkan
kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah. Prinsip Syariah, adalah prinsip Hukum Islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang perbankan syariah. Lembaga yang
dimaksud, yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang perbankan
syariah adalah Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Secara Umum fungsi bank syariah tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni
sebagai lembaga intermediary yang mengerahkan dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk
fasilitas pembiayaan.
Secara umum, ciri khusus dari bank syariah adalah dari sumber utama ketentuannya
berasal dari hukum Islam. Dari segi sumber perolehan keuntungan, keuntungan yang
diperoleh oleh bank syariah bukan berasal dari bunga yang dibebankan kepada
nasabah, tetapi dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base
income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit
sharing). Kharakteristik khusus lainnya dari bank syariah selain dilibatkannya
hukum Islam dan pembebasan transaksi berdasarkan bunga (interest free), adalah
diperbolehkannya melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance
dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank
syariah yang merupakan investasi dan jual-beli serta sangat beragamnya
pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan.
D. VALAS
Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign
exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat
pembayaran yang sah di negara lain.
Uang selain di gunakan sebagai alat pembayaran yang sah, juga mempunyai fungsi-
fungsi lainnya antara lain sebagai tolak ukur kekayaan sesorang, tingkat daya beli
seseorang, danjuga sebagai alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan seseorang.
Dalam perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di
perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada
![Page 10: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/10.jpg)
awal decade 70’an. Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh
dengan pesat antara lain adalah:
1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga
menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta
asing.
2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis
membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan
tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu
negara tertentu.
3. Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon,
telex, faaximile, internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi
sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.
4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan
keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.
E. IHSG
1. Pengertian IHSG
Menurut Samsul (2006), Indeks Harga Saham gabungan (Composite Stock Price
Indeks = CSPI) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di
bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterbitkan oleh bursa efek.
Sementara itu, pihak di luar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks
tersebut masih kalah manfaatnya dengan indeks parsial, seperti untuk keperluan
hedging. IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983. Tapi, hari
dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100.
2. Fungsi IHSG
Indeks harga saham mempunyai dua manfaat utama. yaitu:
1) Penanda Arah Pasar
Boleh dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari
sekelompok saham. Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ
dalam perhitungannya, IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling
utama.
Jika IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya
harga-harga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung
![Page 11: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/11.jpg)
turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan,
persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan
kenaikan atau penurunan harga masing-masing saham.
2) Pengukur Tingkat Keuntungan
Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi
di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu
IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama
5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400 - 1400) / 1400 x
100% = 214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham
adalah 214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk
keuntungan dari dividen.
3. Metode penghitungan IHSG
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada
tanggal 10 agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham
tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam proses restrukturisasi) dengan
harga di BEJ pada hari tersebut.
Formula perhitungan adalah sebagai berikut :
IHSG = Σ ¿¿
Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap
harinya.
4. Jenis-jenis Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta
1) Indeks Harga Saham Gabungan
Pada tanggal 1 april 1983, IHSG diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai
indikator pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga
seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari dasar untuk
perhitungan IHSG adalah 10 agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks
ditetapkan denga nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham.
2) Indeks Sektoral
![Page 12: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/12.jpg)
Indeks sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang tercatat di
BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri.
Kesembilan sektor tersebut adalah :
a. Sektor Utama ( industri yang menghasilkan bahan-bahan baku )
Sektor 1, pertanian
Sektor 2, pertambangan
b. Sektor Kedua ( industri pengolahan atau manufaktur )
Sektor 3, industri dasar dan kimia
Sektor 4, aneka industri
Sektor 5, industri barang konsumsi
c. Sektor ketiga ( jasa )
Sektor 6, property dan real estat
Sektor 7, transportasi dan infrastruktur
Sektor 8, keuangan
Sektor 9, perdagangan, jasa, dan investasi
Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai dasar 100
untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 25 desember 1995.
F. INVESTASI
1. Pengertian Investasi
Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang
tertentu. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satu di antaranya
adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan
kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor
dalam menanamkan dananya ke bursa efek yaitu untuk mencari pendapatan atau
tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).
Sunariyah (2003:4) mendefinisikan investasi sebagai berikut:
“Investasi adalah suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
![Page 13: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/13.jpg)
keuntungan di masa-masa yang akan datang”.
Sedangkan definisi investasi menurut Taswan dan Soliha (2002:168) adalah sebagai
berikut:
“Investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk
lembagaperbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di
pasaruang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada
masyarakat yang membutuhkan”.
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa investasi merupakan suatu komitmen
atas sejumlah dana dan penundaan konsumsi selama periode waktu tertentu untuk
mendapat sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.
2. Jenis Investasi
Keputusan investasi dapat di lakukan oleh individu atau suatu entitas yang
mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti luas
terdiri dari dua bagian utama yaitu:
1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real asset) berupa aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa surat-surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di kuasai
oleh entitas. Pemilihan aktiva financial dalam rangka investasi pada sebuah
entitas dapat di lakukan dengan dua cara:
a. Investasi langsung (direct investment)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go
public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilam
dividen dan capital gains.
b. Investasi tidak langsung (indirect investment)
Investasi tidak langsung (indirect investment) terjadi bilamana surat-surat
berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi
(investment company) yang berfungsi sebagai perantara.
![Page 14: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/14.jpg)
G. OBLIGASI
Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk
membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun
waktu tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan (Jogiyanto,
2003:11) .
Menurut Moechdie dan Ramelan (2012:299), Obligasi adalah salah satu jenis utang.
Secara umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang. Menurut konvensi
yang berlaku di Indonesia, surat utang dengan tenor di atas 5 (lima) tahun disebut
obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 (tiga) tahun yang diterbitkan
perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. kebanyakan obligasi
yang di Indonesia bertenor 5 (lima) tahun dan paling panjang adalah 30 (tiga puluh)
tahun.
Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi
perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo
yang panjang dan relatif murah karena merupakan hutang yang secara langsung
kepada masyarakat (supplier modal). Obligasi yang baru diterbitkan biasanya dijual
sama atau mendekati nilai nominalnya. Hal ini disebabkan karena bunga obligasi
yang diberikan hampir sama dengan suku bunga yang berlaku di pasar yang
maksudnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada suatu obligasi. Tinggi
rendahnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor pada obligasi ini
bergantung pada risiko kegagalan obligasi yang diperkirakan oleh investor. Jika
bunga obligasi lebih tinggi dari tingkat bunga yang berlaku di pasar, harga (nilai)
obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya. Sebaliknya jika bunga obligasi lebih
rendah dari tingkat bunga yang berlaku di pasar saham, harga (nilai) obligasi lebih
kecil dari nilai nominalnya. Obligasi yang dijual dibawah nilai nominalnya disebut
obligasi diskon (discount bond) dan obligasi yang dijual diatas nilai nominalnya
disebut obligasi premi (premium bond) (Sjahrial, 2009:238).
![Page 15: manajemen saham](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080822/5695cf4f1a28ab9b028d82bf/html5/thumbnails/15.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Widya Ningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta, Kencana
Prenada Media, 2007) hal. 4 .
Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, (Bandung, Refika Aditama,
2009) hal.5