manajemen saham

22
TUGAS MANAJEMEN FARMASI Disusun Oleh: Rara Kartika Ratri 3351151148 APT C - XX PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

description

manajemen

Transcript of manajemen saham

Page 1: manajemen saham

TUGAS MANAJEMEN FARMASI

Disusun Oleh:

Rara Kartika Ratri

3351151148

APT C - XX

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2015

Page 2: manajemen saham

A. SAHAM

1. Pengertian Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga

pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan

perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Menurut Husnan (2005:29), “saham

merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki

kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal

tersebut menjalankan haknya”. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang

dapat dipilih untuk berinvestasi.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi

kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam

perusahaan tersebut (Darmadji, 2001:5). Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk

mencapai tiga tujuan investasi utama sebagaimana yang dikemukakan oleh Kertonegoro

(2000:108) yaitu:

a. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal,

sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

lainnya.

b. Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka

panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk memperoleh

capital gain atau saham sumber penghasilan untuk mendapat dividen.

c. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada penerimaan

dividen sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang bermutu baik dan

hasil tinggi.

2. Jenis – jenis saham

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling

dominan diperdagangkan. Menurut Darmadji (2001:6), ada beberapa sudut pandang

untuk membedakan jenis-jenis saham yaitu:

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1. Saham Biasa (common stock)

Page 3: manajemen saham

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba

atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham

biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari

penjualan asset perusahaan. Menurut Siamat (2004:385), ciri-ciri dari saham

biasa adalah sebagai berikut:

a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

b) Memiliki hak suara (one share one vote).

c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila

bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila

perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan

mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham

preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun

ciri-ciri dari saham preferen menurut Siamat (2004:385) adalah:

a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.

b) Tidak memiliki hak suara.

c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam

pencalonan pengurus.

d) Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu

setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

b. Ditinjau dari cara peralihan:

1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah

dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum,

siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai pemiliknya

dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama

pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

Page 4: manajemen saham

c. Ditinjau dari kinerja perdagangan:

1) Blue Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai

leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten

dalam membayar dividen.

2) Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen

lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun

sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan

yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini

tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

3) Growth Stocks

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang

tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4) Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan

penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Counter Cyclical Stocks

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun

situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini

tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi

sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan

yang tinggi pada masa resesi.

3. Harga saham

Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan.

Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan

yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga.

Menurut Widoatmodjo (2000:13), harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

Page 5: manajemen saham

a. Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang

ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang

dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek

dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan

IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya

ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan

diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat.

c. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.

Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini

tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut

sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili

harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil

sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga

yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar

yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek

Indonesia.

4. Penilaian Saham

Nilai saham yang akan dibayar oleh investor tergantung dari hasil yang diharapkan untuk

diterima dan resiko yang terkandung dalam transaksi pembelian saham. Penilaian

(valuation) dimaksudkan untuk dapat menentukan nilai suatu saham sehingga perlu

diperoleh standar prestasi (standar and performance) yang dapat digunakan untuk

menilai manfaat investasi saham yang bersangkutan. Standar prestasi ini berupa nilai

instrinsik yang menunjukkan prestasi (hasil dan resiko) di masa depan dari suatu

sekuritas. Model penilaian harga saham yang sering digunakan dalam analisis saham

(Manurung, 1997:28) yaitu:

Page 6: manajemen saham

a. Pendekatan Present Value

Pendekatan nilai saat ini (present value) dari suatu saham adalah sama dengan

present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham

tersebut. Dividen merupakan arus kas bagi para pemegang saham menurut

pendekatan the dividen discount model. Model ini dikembangkan menjadi dua

model pendekatan yaitu :

1) Model Tanpa Pertumbuhan Dividen (The Zero Growth Model)

Model ini didasarkan pada asumsi :

a) Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya

b) Semua keuntungan dibagikan sebagai dividen

Sehingga harga saham dirumuskan :

Po = Dr

Dimana :

Po = Harga saham (nilai instrinsik)

D = Dividen

r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau

diharapkan)

2) Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model)

Model ini didasarkan pada asumsi :

a) Tidak semua laba dibagikan

b) Laba ditahan diinvestasikan kembali

Sehingga harga saham dirumuskan :

Po = Di

r−g

Dimana :

Po = Harga saham (nilai instrinsik)

D = Dividen

r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau

diharapkan)

Di = Dividen pada periode i

g = Growth of rate (pertumbuhan laba atau dividen di masa yang akan

datang)

Page 7: manajemen saham

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Dalam pendekatan ini harga saham (nilai instrinsik) dirumuskan sebagai berikut :

Po = EPS × PER

Dimana :

Po = harga saham (nilai instrinsik)

EPS = Earning Per Share (laba per saham)

PER = Price Earning Ratio

B. BURSA EFEK

Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain

alternatif investasi lainnya seperti: menabung di Bank, membeli emas, asuransi,

tanah dan bangunan, dan sebagainya.

Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan

perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen

keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya. Para pemodal

menggunakan instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya

sehingga nantinya akan memaksimumkan penghasilan dan emiten memperoleh

tambahan dana yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas usahanya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal utama Indonesia.

Pengertian pasar modal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8

tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 1 adalah:

“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Sedangkan bursa efek menurut UU no.8 pasal 1 butir 4 tentang pasar modal

adalah:

Page 8: manajemen saham

“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan

atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek, pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.”

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan:

1. Pasar modal bisa berupa pasar dalam pengertian abstrak ataupun dalam

pengertian konkret. Dalam pengertian abstrak maka perdagangan surat

berharga tidak harus terjadi pada suatu tempat tertentu. Sedangkan dalam

pengertian konkret maka pasar modal adalah bursa efek.

2. Komoditi yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga jangka panjang.

3. Bursa efek merupakan pasar yang sangat terorganisir karena terdapat

serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di dalamnya.

C. BANK SYARIAH

Bank Syariah adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyatakan suatu jenis

bank yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada prinsip syariah. Namun, “Bank

Islam” (Islamic Bank) adalah Istilah yang digunakan secara luas dinegara lain untuk

menyebutkan bank dengan prinsip syariah, disamping ada istilah lain untuk

menyebut bank Islam diantaranya interest free bank, lariba bank, dan shari’a bank.

Secara resmi, sebagaimana termuat dalam peraturan perundang-undangan Republik

Indonesia, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Istilah Syariah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Jalan menuju sumber

kehidupan”, yang secara hukum Islam diartikan sebagai hukum atau peraturan yang

ditentukan Allah SWT untuk hamba-Nya sebagaimana yang terkandung didalam Al-

Qur’an dan diterangkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk sunnah

(hadis).

Secara teknis yuridis, Harus dibedakan antara istilah Perbankan Syariah dengan

Bank Syariah. Bank Syariah adalah bagian dari Perbankan Syariah selain dari Unit

Usaha Syariah (UUS), sedangkan Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam Undang-Undang perbankan

Page 9: manajemen saham

Indonesia (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) membedakan bank berdasarkan

kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah. Prinsip Syariah, adalah prinsip Hukum Islam dalam kegiatan

perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang perbankan syariah. Lembaga yang

dimaksud, yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang perbankan

syariah adalah Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Secara Umum fungsi bank syariah tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni

sebagai lembaga intermediary yang mengerahkan dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk

fasilitas pembiayaan.

Secara umum, ciri khusus dari bank syariah adalah dari sumber utama ketentuannya

berasal dari hukum Islam. Dari segi sumber perolehan keuntungan, keuntungan yang

diperoleh oleh bank syariah bukan berasal dari bunga yang dibebankan kepada

nasabah, tetapi dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base

income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit

sharing). Kharakteristik khusus lainnya dari bank syariah selain dilibatkannya

hukum Islam dan pembebasan transaksi berdasarkan bunga (interest free), adalah

diperbolehkannya melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-finance

dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank

syariah yang merupakan investasi dan jual-beli serta sangat beragamnya

pelaksanaan pembiayaan yang dapat dilakukan.

D. VALAS

Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign

exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat

pembayaran yang sah di negara lain.

Uang selain di gunakan sebagai alat pembayaran yang sah, juga mempunyai fungsi-

fungsi lainnya antara lain sebagai tolak ukur kekayaan sesorang, tingkat daya beli

seseorang, danjuga sebagai alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan seseorang.

Dalam perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di

perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada

Page 10: manajemen saham

awal decade 70’an. Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh

dengan pesat antara lain adalah:

1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga

menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta

asing.

2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis

membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan

tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu

negara tertentu.

3. Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon,

telex, faaximile, internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi

sehingga transaksi lebih mudah di lakukan.

4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan

keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.

E. IHSG

1. Pengertian IHSG

Menurut Samsul (2006), Indeks Harga Saham gabungan (Composite Stock Price

Indeks = CSPI) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di

bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterbitkan oleh bursa efek.

Sementara itu, pihak di luar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks

tersebut masih kalah manfaatnya dengan indeks parsial, seperti untuk keperluan

hedging. IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983. Tapi, hari

dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100.

2. Fungsi IHSG

Indeks harga saham mempunyai dua manfaat utama. yaitu:

1) Penanda Arah Pasar

Boleh dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari

sekelompok saham. Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ

dalam perhitungannya, IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling

utama.

Jika IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya

harga-harga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung

Page 11: manajemen saham

turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan,

persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan

kenaikan atau penurunan harga masing-masing saham.

2) Pengukur Tingkat Keuntungan

Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi

di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu

IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama

5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400 - 1400) / 1400 x

100% = 214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham

adalah 214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk

keuntungan dari dividen.

3. Metode penghitungan IHSG

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada

tanggal 10 agustus 1982. Jumlah nilai pasar adalah total perkalian setiap saham

tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam proses restrukturisasi) dengan

harga di BEJ pada hari tersebut.

Formula perhitungan adalah sebagai berikut :

IHSG = Σ ¿¿

Perhitungan indeks dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap

harinya.

4. Jenis-jenis Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta

1) Indeks Harga Saham Gabungan

Pada tanggal 1 april 1983, IHSG diperkenalkan untuk pertama kalinya sebagai

indikator pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga

seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari dasar untuk

perhitungan IHSG adalah 10 agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks

ditetapkan denga nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13

saham.

2) Indeks Sektoral

Page 12: manajemen saham

Indeks sektoral merupakan bagian dari IHSG. Semua perusahaan yang tercatat di

BEJ diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri.

Kesembilan sektor tersebut adalah :

a. Sektor Utama ( industri yang menghasilkan bahan-bahan baku )

Sektor 1, pertanian

Sektor 2, pertambangan

b. Sektor Kedua ( industri pengolahan atau manufaktur )

Sektor 3, industri dasar dan kimia

Sektor 4, aneka industri

Sektor 5, industri barang konsumsi

c. Sektor ketiga ( jasa )

Sektor 6, property dan real estat

Sektor 7, transportasi dan infrastruktur

Sektor 8, keuangan

Sektor 9, perdagangan, jasa, dan investasi

Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai dasar 100

untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar 25 desember 1995.

F. INVESTASI

1. Pengertian Investasi

Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang

tertentu. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satu di antaranya

adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan

kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor

dalam menanamkan dananya ke bursa efek yaitu untuk mencari pendapatan atau

tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun

pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).

Sunariyah (2003:4) mendefinisikan investasi sebagai berikut:

“Investasi adalah suatu penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

Page 13: manajemen saham

keuntungan di masa-masa yang akan datang”.

Sedangkan definisi investasi menurut Taswan dan Soliha (2002:168) adalah sebagai

berikut:

“Investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk

lembagaperbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di

pasaruang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada

masyarakat yang membutuhkan”.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa investasi merupakan suatu komitmen

atas sejumlah dana dan penundaan konsumsi selama periode waktu tertentu untuk

mendapat sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.

2. Jenis Investasi

Keputusan investasi dapat di lakukan oleh individu atau suatu entitas yang

mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti luas

terdiri dari dua bagian utama yaitu:

1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real asset) berupa aktiva berwujud seperti

emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.

2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa surat-surat

berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di kuasai

oleh entitas. Pemilihan aktiva financial dalam rangka investasi pada sebuah

entitas dapat di lakukan dengan dua cara:

a. Investasi langsung (direct investment)

Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat

berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go

public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilam

dividen dan capital gains.

b. Investasi tidak langsung (indirect investment)

Investasi tidak langsung (indirect investment) terjadi bilamana surat-surat

berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi

(investment company) yang berfungsi sebagai perantara.

Page 14: manajemen saham

G. OBLIGASI

Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk

membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun

waktu tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan (Jogiyanto,

2003:11) .

Menurut Moechdie dan Ramelan (2012:299), Obligasi adalah salah satu jenis utang.

Secara umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang. Menurut konvensi

yang berlaku di Indonesia, surat utang dengan tenor di atas 5 (lima) tahun disebut

obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 (tiga) tahun yang diterbitkan

perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. kebanyakan obligasi

yang di Indonesia bertenor 5 (lima) tahun dan paling panjang adalah 30 (tiga puluh)

tahun.

Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi

perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo

yang panjang dan relatif murah karena merupakan hutang yang secara langsung

kepada masyarakat (supplier modal). Obligasi yang baru diterbitkan biasanya dijual

sama atau mendekati nilai nominalnya. Hal ini disebabkan karena bunga obligasi

yang diberikan hampir sama dengan suku bunga yang berlaku di pasar yang

maksudnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada suatu obligasi. Tinggi

rendahnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor pada obligasi ini

bergantung pada risiko kegagalan obligasi yang diperkirakan oleh investor. Jika

bunga obligasi lebih tinggi dari tingkat bunga yang berlaku di pasar, harga (nilai)

obligasi lebih tinggi dari nilai nominalnya. Sebaliknya jika bunga obligasi lebih

rendah dari tingkat bunga yang berlaku di pasar saham, harga (nilai) obligasi lebih

kecil dari nilai nominalnya. Obligasi yang dijual dibawah nilai nominalnya disebut

obligasi diskon (discount bond) dan obligasi yang dijual diatas nilai nominalnya

disebut obligasi premi (premium bond) (Sjahrial, 2009:238).

Page 15: manajemen saham

DAFTAR PUSTAKA

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Widya Ningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta, Kencana

Prenada Media, 2007) hal. 4 .

Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, (Bandung, Refika Aditama,

2009) hal.5