PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN ......MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,...
Transcript of PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN ......MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,...
-
PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,
LIKUIDITAS SAHAM, DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA
TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
MUHAMMAD ABDURRAHMAN FAJAR
1113082000032
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017
-
ii
PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,
LIKUIDITAS SAHAM DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP
BIAYA MODAL EKUITAS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
MUHAMMAD ABDURRAHMAN FAJAR
NIM. 1113082000032
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
Atiqah, SE., MS.AK
NIP.19820120 200912 2 004
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 07 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Abdurrahman Fajar 2. NIM : 1113082000032 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : “PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN
PERUSAHAAN, LIKUIDITAS SAHAM DAN PENGUNGKAPAN
SUKARELA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 07 Juni 2017
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si NIP.198107312006042003
(...........................................)
Penguji I
2. Husnul Khotimah, SE., MS., Ak
(............................................)
Penguji II
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 25 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Abdurrahman Fajar 2. NIM : 1112082000032 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : “PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN
PERUSAHAAN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN PENGUNGKAPAN
SUKARELA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Januari 2018
1. Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak., CA ( ) NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua
2. Atiqah, SE., MS.AK. ( ) NIP.19820120 200912 2 004 Pembimbing
3. Zuwesty Eka Putri, SE., M. AK. ( ) NIP. 19800416 200901 2 006 Penguji Ahli
-
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Abdurrahman Fajar
Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000032
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi/Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 Januari 2018
Yang menyatakan,
(Muhammad Abdurrahman Fajar)
-
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Muhammad Abdurrahman Fajar
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Maret 1995
3. Alamat : Jl. Baru RT 02/ RW 10 Kel. Baru, Kec.
Pasar Rebo, Jakarta Timur, 13780
4. Telepon : 083871450100
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK KARTIKA XII Tahun 2000-2001
2. SDN BARU 08 PAGI Tahun 2001-2007
3. SMPN 179 JAKARTA Tahun 2007-2010
4. SMAN 98 JAKARTA Tahun 2010-2013
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Karsono
2. Ibu : Novie Fiska Yanti
3. Anak Ke- dari : 1 dari 2 bersaudara
-
vii
THE INFLUENCE OF REAL EARNING MANAGEMENT, COMPANY SIZE,
STOCK LIQUIDITY AND VOLUNTARY DISCLOSURE ON COST OF
CAPITAL
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the influence of real earnings
management activities, firm size, stock liquidity and voluntary disclosure to a
firm’s cost of equity capital.
This research was using samples as many as 20 firm’s annual financial
reports during 2014-2016. Sample determination method used in this research is
purposive sampling. The hypothesis in this research was tested using multiple
regression analysis.
The results of this research indicate that stock liquidity has a significant
effect on the cost of equity capital. While the real earnings management activities,
firm size, and voluntary disclosure has no significant effect on the cost of equity
capital.
Keywords : real earnings management, firm size, stock liquidity, voluntary
disclosure,cost of equity capital
-
viii
PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,
LIKUIDITAS SAHAM DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP
BIAYA MODAL EKUITAS
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba riil,
ukuran perusahaan, likuiditas saham dan pengungkapan sukarela terhadap biaya
modal ekuitas perusahaan.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan selama
periode 2014-2016. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah convenience sampling. Hipotesis dalam penelitiaan ini diuji
menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas saham berpengaruh
signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Sementara manajemen laba riil, ukuran
perusahaan, dan pengungkapan sukarela tidak berpengaruh signifikan terhadap
biaya modal ekuitas.
Kata kunci : manajemen laba riil, ukuran perusahaan, likuiditas saham,
pengungkapan sukarela, biaya modal ekuitas
-
ix
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS
SAHAM DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP BIAYA
MODAL EKUITAS”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah
menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Karsono dan Ibu Novie Fiska Yanti
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya.
-
x
2. Almarhumah Ibu saya, Ria Yanuti Bastia Rini, dan juga almarhumah Adik
saya, Shafira Aulia Rahma, beserta keluarga besar saya yang telah
memberikan semangat dan doa dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Atiqah, SE., MS.AK selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi
dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Adam Verdian, Ricky Rizky Ramadhan, Nabila Ayu Indria, Dany Andrean
dan Septiani Mauliddina yang selalu membantu baik materi maupun akademis
-
xi
selama berjalannya perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Pasukan kawan (kantin wacana) dan Sekawanan (Abdul, Ajeng, Andre,
Andrian, Atinio, Febri, Fika, Hugo, Indra, Nabila, Najib, Reja, Rian, Ricky,
Rizza) Terima kasih banyak atas kesusahan, kesenangan, dan perjuangan
bersama kalian.
11. Terima kasih pasukan aliansi dari Kita – Kita (Andre, Dina, Dimas, David,
Iskandar, Neneng) yang amat sangat membantu proses penyelesaian akhir
penelitian ini.
12. Keluarga besar Akuntansi 2013, terimakasih atas kenangan belajar bersama-
sama dan semangatnya selama ini.
13. Teman- teman KKN ASHABUANA, terimakasih atas perjuangannya untuk
menyelesaikan laporan KKN.
14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 17 November 2017
(Muhammad Abdurrahman Fajar)
-
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8
A. Tinjauan Literatur.................................................................. 8
1. Agency Theory ................................................................ 8
-
xiii
2. Manajemen Laba ............................................................. 9
3. Ukuran Perusahaan.......................................................... 18
4. Likuiditas Saham ............................................................. 19
5. Pengungkapan Sukarela .................................................. 22
6. Biaya Modal Ekuitas ....................................................... 25
B. Penelitian Terdahulu ............................................................. 28
C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 31
D. Hipotesis ................................................................................ 32
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 37
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 37
C. Metode Analisis Data ............................................................ 38
1. Statistik Deskriptif .......................................................... 38
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 38
3. Analisis Hipotesis ........................................................... 42
D. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 52
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 52
B. Analisis Data Penelitian ........................................................ 53
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 53
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 56
3. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 62
C. Pembahasan ........................................................................... 65
-
xiv
BAB V PENUTUP .................................................................................. 71
A. Kesimpulan ........................................................................... 71
B. Implikasi ................................................................................ 72
C. Keterbatasan .......................................................................... 73
D. Saran ...................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74
LAMPIRAN ................................................................................................. 79
-
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Item Pengungkapan Sukarela ............................................................ 50
4.1 Tabel Proses Seleksi Sampel ............................................................. 52
4.2 Daftar Perusahaan ............................................................................. 53
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 54
4.4 Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov ........................................... 58
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 59
4.6 Hasil Uji Runs Test ............................................................................ 60
4.7 Hasil Uji Spearman Rho .................................................................... 62
4.8 Hasiil Uji Koefisien Adjusted R Square ........................................... 63
4.9 Hasil Uji Statistik F ........................................................................... 63
4.10 Hasil Uji Statistik t ............................................................................ 64
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 31
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........ 57
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............... 57
4.3 Grafik Scatterplot .................................................................. 61
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Lampiran 1 : Sampel ..................................................................... 81
2. Lampiran 2: Biaya Modal Ekuitas. ............................................... 82
3. Lampiran 3 : Manajemen Laba Riil .............................................. 83
4. Lampiran 4 : Ukuran Perusahaan .................................................. 84
5. Lampiran 5 : Likuiditas Saham ..................................................... 85
6. Lampiran 6 : Pengungkapan Sukarela ........................................... 86
7. Lampiran 7 : Hasil SPSS ............................................................... 87
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi ini, perusahaan semakin membutuhkan
modal untuk mengembangkan usahanya. Modal yang dibutuhkan untuk
membiayai operasi perusahaan terdiri dari modal sendiri (intern) dan modal
asing (ekstern). Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak
pemegang saham, maupun dari laba yang ditahan, sedangkan modal asing
merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur dan perbankan
(Ching F Lee dan Joseph E. Finnerty, 1990). Untuk memenuhi modal yang
dibutuhkan tersebut perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat
berharga (saham dan obligasi). Apabila surat berharga itu dijual kepada
investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang
dikehendaki oleh investor tersebut. Hasil yang dikehendaki investor
tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal.
Biaya modal merupakan biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memperoleh dana, baik yang berasal dari hutang, saham preferen,
saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau
operasi perusahaan (Putra, 2016). Salah satu dari biaya modal tersebut
merupakan biaya modal ekuitas (cost of equity capital). Biaya modal ekuitas
merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas
-
2
investasi mereka dalam perusahaan (Perwira dan Darsono, 2015). Biaya
modal ekuitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
merupakan asimetri informasi dan manajemen laba.
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana agent
(manajemen) memiliki akses atas informasi – informasi perusahaan yang
tidak dimiliki oleh principal (investor) (Uswati dan Mayangsari, 2016).
Investor hanya memiliki akses terbatas pada apa yang diungkapkan oleh
informasi akuntansi yang terdapat pada laporan keuangan saja.
Pengungkapan informasi akuntansi tersebut salah satunya merupakan
pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
merupakan butir – butir pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku tergantung pada
biaya dan manfaat dari pengungkapan tersebut (Dewi et al, 2017). Semakin
luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai sinyal yang
diberikan kepada para investor akan menurunkan biaya transaksi dan risiko
yang ditetapkan oleh investor terhadap perusahaan tersebut. Penelitian yang
dilakukan oleh Dewi et al (2017), Putri (2013), dan Imran (2011)
membuktikan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh negatif signifikan
terhadap biaya modal ekuitas dimana apabila perusahaan sudah sangat luas
dalam mengungkapkan pengungkapan sukarela ini, maka pihak investor
tidak akan mengharapkan tingkat pengembalian hasil yang lebih dari
investasi yang ditanamkan, dan perusahaan juga tidak akan mengeluarkan
-
3
biaya yang tinggi untuk mendapatkan dana investasi. Faktor lain dari biaya
modal ekuitas adalah manajemen laba.
Manajemen laba merupakan salah satu faktor biaya modal ekuitas.
Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam
proses pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa
keuntungan pribadi (Kim dan Sohn, 2013). Terdapat dua cara untuk
melakukan manajemen laba, yaitu manajemen laba akrual dan manajemen
laba riil. Manajemen laba akrual dilakukan dengan cara mengubah metode
akuntansi atau estimasi yang digunakan perusahaan dalam mencatat suatu
transaksi yang akan berpengaruh pada pendapatan yang dilaporkan pada
laporan keuangan (Zang, 2012). Berbeda dengan manajemen laba akrual,
manajemen laba riil dilakukan dengan cara memanipulasi aktivitas riil serta
memiliki dampak langsung terhadap arus kas perusahaan. Manajemen laba
riil ini juga cenderung lebih sulit dipahami oleh investor dan kurang menjadi
perhatian oleh auditor dan pihak terkait lainnya (Kim dan Sohn, 2013).
Perubahan trend manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan
juga menimbulkan pergeseran penelitian menjadi fokus pada manajemen
laba riil dari sebelumnya manajemen laba berdasarkan akrual. Penelitian
yang dilakukan oleh Zang (2012) dan Enomoto et al (2015) menunjukkan
bahwa perusahaan tidak hanya melakukan manajemen laba secara akrual
tapi juga secara riil tergantung pada berbagai kondisi yang dihadapi.
Manajemen laba yang dilakukan perusahaan menyebabkan terjadinya
kekaburan laba (earning opacity). Kekaburan laba mengandung arti bahwa
-
4
informasi laba perusahaan tidak dapat menggambarkan laba ekonomi
sesungguhnya (Putra, 2016). Apabila laba mengandung kekaburan, maka
akan tercipta resiko informasi. Untuk menutupi resiko informasi ini investor
memperbesar tingkat pengembalian yang disyaratkan (Putra, 2016).
Peningkatan pada tingkat pengembalian yang disyaratkan akan
meningkatkan biaya modal ekuitas. Faktor yang juga tidak kalah penting
dalam tingkat pengembalian adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan juga mempunyai korelasi dengan biaya modal
ekuitas. Semakin besar ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total
asetnya, akan memilki resiko yang lebih kecil (Putra, 2016). Investor akan
menuntut tingkat return yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki
resiko yang tinggi (Putra, 2016). Dengan semakin besarnya tingkat return
yang diharapkan oleh investor, maka biaya modal ekuitas yang dikeluarkan
perusahaan juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan perusahaan harus
mengkompensasikan tingkat return yang diharapkan oleh investor dengan
memperbesar bunga dividen (deviden yield).
Penelitian – penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Putra (2016)
membuktikan bahwa setiap terjadi peningkatan ukuran perusahaan sebesar
1%, maka akan berdampak terhadap penurunan biaya modal ekuitas sebesar
0,018% untuk perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45. Admadianto
(2017) memaparkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka biaya
modal ekuitasnya juga semakin besar dalam indeks JII.
-
5
Likuiditas saham dan resiko merupakan pertimbangan penting yang
digunakan investor ketika menanamkan modalnya. Secara umum, suatu
saham dapat dianggap likuid ketika dapat dibeli atau dijual dengan segera,
dalam jumlah yang besar dan tanpa menggerakkan harga (Putra, 2016).
Putra (2016) menyatakan bahwa likuiditas yang rendah akan
meningkatkan biaya transaksi. Ini mengakibatkan investor menginginkan
expected return (tingkat pengembalian yang diharapkan) yang lebih tinggi
apabila bertransaksi saham yang tidak likuid. Peningkatan terhadap tingkat
pengembalian yang diharapkan berarti peningkatan pula terhadap biaya
modal ekuitas. Lu et al (2013) membuktikan bahwa ada korelasi positif
antara likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan.
Amihud et al (2015) menyatakan bahwa apabila semakin likuidnya saham
perusahaan, maka semakin rendah biaya modal ekuitas perusahaan tersebut.
Peneliti memodifikasi penelitian yang dilakukan Putra (2016) dengan
cara menambahkan pengungkapan sukarela sebagai variabel independen.
Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti
sebelumnya seperti, Dewi et al (2017), Putri (2013), dan Imran (2011)
menyatakan bahwa pengungkapan sukarela dapat mempengaruhi biaya
modal ekuitas. Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki ketertarikan
untuk meneliti “Pengaruh Manajemen Laba Riil, Ukuran Perusahaan,
Likuiditas Saham, dan Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Modal
Ekuitas”.
-
6
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah manajemen laba riil berpengaruh terhadap biaya modal
ekuitas?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal
ekuitas?
3. Apakah likuiditas saham berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas?
4. Apakah pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap biaya modal
ekuitas?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh manajemen laba riil terhadap biaya modal
ekuitas.
2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya modal
ekuitas.
3. Menganalisis pengaruh likuiditas saham terhadap biaya modal ekuitas.
4. Menganalisis pengaruh pengungkapan sukarela terhadap biaya modal
ekuitas.
-
7
D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan di
bidang keuangan, khususnya mengenai faktor –faktor yang
mempengaruhi biaya modal ekuitas.
b. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti
pengaruh manajemen laba riil, ukuran perusahaan dan likuiditas
saham terhadap biaya modal ekuitas.
c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan di bidang keuangan,
khususnya mengenai pengaruh manajemen laba riil, ukuran
perusahaan dan likuiditas saham terhadap biaya modal ekuitas,
sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa
yang akan datang.
2. Kontribusi Praktis
a. Menjadi referensi bagi para investor dalam mendeteksi praktik
manajemen laba pada perusahaan.
b. Menjadi referensi bagi auditor dalam memeriksa dan meneliti
apakah terjadi praktek manajemen laba riil pada perusahaan.
c. Menjadi bahan pertimbangan bagi regulator dalam pembuatan
regulasi yang terkait dengan manajemen laba.
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan
adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor
(principal). Dalam hubungan kontrak ini, pemilik melibatkan manajer
untuk menjalankan kepentingan dari pemilik seperti memberikan
pengambilan keputusan. Namun konflik keagenan antara manajer dan
investor kemungkinan terjadi karena manajer tidak melakukan
kepentingan dari investor yang dikarenakan adanya perbedaan
kepentingan. Pihak investor mengharapkan investasi yang ditanam
menghasilkan kinerja perusahaan tinggi yang tercermin di tingkat
profitabilitas perusahaan. Pihak manajemen berusaha untuk
menyejahterakan dirinya seperti dengan mendapatkan bonus yang
tinggi.
Perbedaan kepentingan antara principal dan agent tidak terlepas
dari sifat manusia yang diungkapkan Eisenhardt (1989), yang
mengungkapkan bahwa teori keagenan memiliki tiga asumsi sifat
manusia, yaitu:
a. Pada umumnya manusia mementingkan diri sendiri (self
interest)
-
9
b. Manusia memiliki daya berpikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality)
c. Manusia selalu berusaha menghindari risiko (risk averse)
Teori ini memaparkan bahwa terdapat pemisahan kepentingan
antara pemilik perusahaan (principal) dengan pengelola perusahaan
(agent). Pemisahan kepentingan ini menyebabkan terjadinya asimetri
informasi, dimana agent memiliki akses atas informasi – informasi
perusahaan yang tidak dimiliki oleh principal. Uswati dan Mayangsari
(2016) menyatakan asimetri informasi merupakan suatu keadaan
dimana agent memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan
dan prospek perusahaan masa mendatang dari pada principal. Hal
tersebut memberi kesempatan kepada manajer untuk bertindak
oportunitis, yaitu demi mendapatkan keuntungan pribadi (Uswati dan
Mayangsari, 2016). Asimetri informasi inilah yang kemudian memicu
munculnya praktik manajemen laba di perusahaan.
2. Manajemen Laba
Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang
dihasilkan perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan
dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 2
merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting
bagi pihak - pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai
prediktif. Hal tersebut membuat pihak manajemen berusaha untuk
-
10
melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik
oleh pihak eksternal.
Manajemen laba (earning management) didefinisikan oleh
beberapa peneliti akuntansi secara berbeda - beda sebagai berikut :
a. Admadianto (2017) menyatakan bahwa manajemen laba
merupakan upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi
informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk
mengelabui stakeholders yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan.
b. Uswati dan Mayangsari (2016) menyatakan bahwa manajemen
laba merupakan pengaturan manajemen dengan penyajian laba
yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai pasar melalui
pemilihan kebijakan akuntansi
Meskipun sudut pandang definisi manajemen laba yang telah
dikemukakan oleh beberapa peneliti akuntansi berbeda, namun pada
dasarnya definisi manajemen laba yang dipaparkan mengarah pada
perspektif opportunist (kesempatan).
Putri (2015) membagi cara pemahaman atas manajemen laba
menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik
manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi
kontrak kompensasi, kontrak uang, dan political cost (opportunistic
Earnings Management). Kedua, memandang manajemen laba dari
perspektif efficient contracting (efficient Earning Management),
-
11
dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk
melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak- pihak
yang terlibat dalam kontrak. Berdasarkan definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh manajer
tidak hanya dengan cara memaksimalkan laba tetapi juga dengan
meminimalkan laba.
Bentuk-bentuk pengaturan laba yang dipaparkan oleh Uswati
dan Mayangsari (2016) sebagai berikut:
a. Taking a bath
Manajemen melakukan metode ini dengan mengakui biaya –
biaya dan kerugian periode yang akan datang pada periode
berjalan ketika pada periode berjalan terjadi keadaan buruk yang
tidak menguntungkan. Pola ini biasa dilakukan ketika pergantian
Chief Executive Officer (CEO) baru dengan melaporkan kerugian
dalam jumlah besar dengan harapan dapat meningkatkan laba di
masa mendatang dan kesalahan atas kerugian perusahaan
sebelumnya dapat dilimpahkan pada CEO sebelumnya.
b. Income minimization
Manajemen melakukan metode ini dengan mengakui secara
lebih cepat biaya – biaya (biaya riset, pemasaran,
pengembangan, dll) ketika perusahaan memperoleh keuntungan
yang cukup besar dengan tujuan untuk menghindari perhatian
-
12
politis. Cara ini biasa dilakukan pada saat profitabilitas
perusahaan sangat tinggi, sehingga jika periode yang akan
datang diperkirakan laba turun drastis dapat diatasi dengan
mengambil laba periode sebelumnya.
c. Income maximization
Merupakan upaya manajemen untuk memaksimalkan laba yang
dilaporkan.
d. Income smoothing
Merupakan praktik manajemen laba yang dilakukan dengan
menaikkan atau menurunkan laba, dengan tujuan untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, sehingga perusahaan
tampak lebih stabil dan tidak berisiko.
Manajemen memiliki beberapa motivasi yang memicu untuk
melakukan praktik manajemen laba. Menurut Putra (2016), motivasi
manajemen melakukan praktik manajemen laba sebagai berikut:
a. Rencana Bonus (bonus scheme)
Manajer perusahaan yang mendapatkan rencana bonus akan
memilih kebijakan akuntansi yang sedikit konservatif
dibandingkan dengan manajer perusahaan tanpa rencana
bonus. Manajer dengan rencana bonus akan menghindari
metode akuntansi yang mungkin melaporkan net income
lebih rendah. Manajer menggunakan laba akuntansi
-
13
untuk menentukan besarnya bonus, cenderung memilih
kebijakan akuntansi yang dapat memaksimumkan laba.
b. Kontrak utang jangka panjang (Debt Covenant)
Kontrak hutang jangka panjang (debt covenant) merupakan
perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman (lender atau
kreditur) dari tindakan- tindakan manajer terhadap
kepentingan kreditur, seperti deviden yang berlebihan,
pinjaman tambahan, atau membiarkan modal kerja dan
kekayaan pemilik berada dibawah tingkat yang telah
ditentukan yang mana semuanya menurunkan keamanan atau
menaikkan risiko bagi kreditur yang telah ada.
c. Motivasi Politis (political motivation)
Aspek politis tidak dapat dilepaskan dari perusahaan,
khususnya perusahaan besar dan strategis, karena aktivitasnya
melibatkan hajat hidup orang banyak. Perusahaan yang
berkecimpung dibidang penyediaan fasilitas bagi kepentingan
orang banyak seperti listrik, air, telekomunikasi, dan sarana
infrastruktur, secara politis akan mendapat perhatian dari
pemerintah dan masyarakat. Perusahaan seperti ini cenderung
menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya
selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan
untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah
misalnya subsidi.
-
14
d. Motivasi Perpajakan (taxation motivation)
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa
perusahaan mengurangi laba bersih yang dilaporkan. Dengan
mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat
meminimalkan besarnya pajak yang harus dibayarkan ke
pemerintah. Sebagai contoh, cara yang dilakuan misalnya
merubah metode pencatatan persediaan menjadi LIFO agar laba
bersih yang dihasilkan rendah.
e. Pergantian Direksi
Beragam motivasi timbul disekitar waktu pergantian direksi
sebagai contoh, direksi yang mendekati masa akhir penugasan
atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba
untuk meningkatkan bonusnya. Demikian juga dengan direksi
yang kurang berhasil memperbaiki kinerja perusahaan akan
cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau
membatalkan pemecatannya.
f. Penawaran Saham Perdana (initial public offering)
Ketika perusahaan dinyatakan telah go public, informasi
keuangan yang ada didalam prospektus merupakan sumber
informasi penting. Informasi ini dapat digunakan sebagai
sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk
mempengaruhi keputusan calon investor, maka manajer
berusaha menaikkan laba yang dilaporkan. Selain itu,
-
15
motivasi pasar modal juga mempengaruhi dalam tindakan
manajemen laba. Penggunaan informasi secara luas oleh
investor dan analisi keuangan untuk melindungi nilai
sekuritasnya, dapat menciptakan dorongan manajer untuk
memanipulasi laba dalam usahanya untuk mempengaruhi
kinerja sekuritas jangka pendek.
Secara umum manajer melakukan manajemen laba dengan
menggunakan dua cara yaitu :
a. Variabel Artifisial
Merupakan teknik manajemen laba yang dilakukan melalui
pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dengan
menggunakan metode artifisial misalnya dengan pemilihan
teknik akuntansi yang bisa menaikkan atau menurunkan laba
tahun berjalan. Contoh : pemilihan metode depresiasi, tahun
amortisasi, metode pencatatan persediaan, pengakuan gain dan
loss dan sebagainya.
b. Variabel Riil
Manajemen laba dengan variabel riil atau transaksional
dilakukan dengan cara melakukan manipulasi penjualan dan
biaya-biaya, misalnya dengan mempercepat atau menunda
penjualan akhir tahun dan atau mempercepat pencatatan biaya.
-
16
Pada penelitian ini, peneliti akan berfokus pada manajemen laba
dengan variabel riil. Setiawati dan Lieany (2016) mendefinisikan
manajemen laba riil sebagai tindakan manajemen yang menyimpang
dari praktik bisnis normal, dimotivasi keinginan manajer untuk
menyesatkan paling tidak pemangku kekuasaan guna mempercayai
telah tercapainya tujuan pelaporan keuangan dalam operasi normal
perusahaan. Setiawati dan Lieany (2016) memaparkan tiga metode
manajemen laba riil:
a. Manipulasi penjualan
Manipulasi penjualan (sales manipulation) merupakan upaya
manajer untuk meningkatkan sementara penjualan tahun
berjalan dengan menawarkan diskon harga atau memberikan
syarat kredit yang lunak. Manajer dapat menghasilkan penjualan
tambahan atau meningkatkan penjualan dari tahun fiskal
berikutnya ke tahun berjalan dengan menawarkan diskon harga
pada waktu tertentu. Peningkatan volume penjualan karena
diskon akan hilang ketika perusahaan menetapkan kembali
harga normal.
b. Pengurangan biaya diskresioner
Biaya diskresioner merupakan biaya yang dapat dinaikkan dan
diturunkan sesuai dengan keputusan manajemen (biaya iklan,
biaya pengembangan, dll). Perusahaan dapat menurunkan beban
-
17
yang dilaporkan dan menaikkan laba dengan mengurangi biaya
diskresionernya.
c. Produksi besar – besaran
Produksi besar – besaran (overproduction) merupakan suatu
kondisi dimana perusahaan memproduksi barang lebih banyak
daripada prediksi permintaan dengan asumsi bahwa tingkat
produksi yang lebih tinggi akan menyebabkan biaya tetap per
unit menjadi lebih kecil.
Berdasarkan Kim dan Sohn (2013); pengukuran manajemen laba
riil menggunakan:
a. Abnormal cash flow operations (Abn.CFO) merupakan
manipulasi laba yang dilakukan perusahaan melalui aliran
operasi kas yang akan memiliki aliran kas lebih rendah daripada
level normalnya.
b. Abnormal production cost (Abn. PROD) merupakan Manajemen
laba riil yang dilakukan melalui manipulasi biaya produksi,
dimana perusahaan akan memiliki biaya produksi lebih tinggi
daripada level normalnya.
c. Abnormal discretionary expenses (abn. DISC) merupakan
manipulasi laba yang dilakukan melalui biaya deskrisioner.
-
18
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan pada dasarnya merupakan pengelompokan
perusahaan kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan
besar, sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang
dipakai untuk mencerminkan besar atau kecilnya perusahaan yang
didasarkan pada total aset perusahaan (Putra, 2016).
Ukuran perusahaan merupakan salah satu proksi yang digunakan
manajer untuk mengetahui sensitivitas politik perusahaan dan insentif
yang diberikan kepada manajer untuk memilih pendapatan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan (Putra dan Paulinda, 2013).
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva perusahaan
pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk
mengukur besarnya perusahaan. Hal tersebut dikarenakan biaya –
biaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka
perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih
kebijakan akuntansi yang mengurangi laba (Putra, 2016).
Penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur
aset. Karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat
disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural
(Niresh dan Velnampy, 2014); sehingga ukuran perusahaan juga dapat
dihitung dengan :
-
19
Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan
dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil (Hasnawati dan
Sawir, 2015) :
a. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan
perusahaan memperoleh dana dari pasar modal
b. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar
(bargaining power) dalam kontrak keuangan
c. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih
banyak laba
Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan
luas untuk mendapat sumper pendanaan dari luar, sehingga untuk
memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena dikatakan
bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih
besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri
(Lisa dan Jogi, 2013).
4. Likuiditas Saham
Likuiditas dan risiko merupakan salah satu faktor utama yang
dipertimbangkan investor ketika melakukan investasi. Likuiditas
merupakan kemampuan perusahaan untuk mengubah aktiva menjadi
kas atau kemampuan untuk memperoleh kas dengan mudah dan
cepat (Putra, 2016). Secara umum, suatu saham dapat dikatakan
likuid ketika dapat dibeli atau dijual dengan segera, dalam jumlah
-
20
yang besar dan tanpa menggerakkan harga (Putra, 2016).
Rahma et al (2017) menyatakan bahwa semakin banyak
investor yang melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka
volume perdagangan saham akan meningkat. Likuiditas saham
merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah pasar bereaksi
atau tidak terhadap suatu pengumuman. Rahma (2017)
mendefinisikan likuiditas saham sebagai suatu ukuran jumlah
transaksi suatu saham tertentu diukur dengan aktivitas volume
perdagangan saham di pasar modal. Likuiditas saham dapat
dikatakan meningkat apabila kenaikan jumlah saham yang
diperdagangkan lebih besar secara proporsional dibanding dengan
jumlah saham yang beredar.
Likuiditas saham memiliki arti yang penting baik bagi investor,
maupun bagi emiten. Bagi investor akan menguntungkan jika saham
tersebut likuid karena lebih mudah ditransaksikan sehingga terdapat
peluang untuk mendapatkan capital gain. Bagi emiten sendiri
likuiditas saham juga akan menguntungkan, karena apabila
perusahaan menerbitkan saham baru akan cepat terserap pasar, selain
itu juga memungkinkan perusahaan terhindar dari ancaman delisting
(dikeluarkan karena mengalami kebangkrutan misalnya) dari pasar
modal.
Likuiditas saham dan harga saham suatu perusahaan dipandang
oleh masyarakat dan investor sebagai petunjuk yang baik untuk
-
21
mengukur tingkat efektivitas kinerja perusahaan. Jika peredaran
saham suatu perusahaan lebih likuid daripada saham perusahaan
lainnya, maka kinerja perusahaan tersebut dikatakan lebih baik
demikian pula sebaliknya (Rahma, 2017). Keputusan investor untuk
menginvestasikan modalnya berpengaruh pada likuiditas saham dan
harga saham. Jika perusahaan tersebut memiliki harga saham yang
baik, maka dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan
modal mereka. Jika saham tersebut diminati investor, maka investor
akan melakukan transaksi di pasar modal, sehingga dapat
meningkatkan likuiditas sahamnya.
Menurut Murhadi (2013) pengukuran likuiditas saham suatu
perusahaan dapat dilakukan berdasarkan 4 dimensi, yaitu:
a. Trading time
Kemampuan mengeksekusi transaksi dengan segera pada harga
wajar di pasar yang dalam berbagai penelitian dilakukan
melalui jumlah perdagangan persatuan waktu atau lamanya
waktu tunggu untuk melakukan transaksi
b. Tightness
Kemampuan untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga
yang sama di waktu yang sama. Hal ini lazimnya diukur melalui
spread.
-
22
c. Depth
Kemampuan untuk membeli atau menjual aset tertentu tanpa
mempengaruhi kuotasi harga. Kedalaman pasar dapat diukur,
selain dari kedalaman itu sendiri, dengan rasio pesanan, volume
perdagangan, atau flow ratio.
d. Resiliency
Kemampuan untuk membeli atau menjual aset tertentu dengan
sedikit pengaruh dari harga kuotasi. Bila kedalaman pasar
hanya mempertimbangkan volume pada saat bid atau ask, maka
resiliency juga mempertimbangkan elastisitas penawaran dan
permintaan. Hal ini biasanya diukur melalui intraday return, the
variance ratio atau the liquidity ratio.
5. Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure)
merupakan hal – hal yang diungkapkan bukan merupakan
pengungkapan yang telah disajikan dalam laporan keuangan, dalam
artian pengungkapan tersebut tidak diatur dalam standar akuntansi
yang berlaku (Ali dan Tarmizi, 2015). Daniel (2013) menyatakan
bahwa pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang
dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar
akuntansi atau peraturan badan pengawas. Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat ditarik kesimpulan pengungkapan sukarela merupakan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan yang dianjurkan
-
23
(tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan
penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai.
Pengungkapan sukarela ini dilandasi oleh teori sinyal (signaling
theory), dimana pihak eksekutif perusahaan akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar saham
perusahaannya meningkat (Ross, 1977). Manajemen selalu berusaha
untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut
pertimbangannya sangat diminati oleh investor kalau informasi
tersebut merupakan berita bagus (good news). Pengungkapan sukarela
merupakan pilihan bebas manajemen untuk memberikan informasi
akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk
pembuat keputusan oleh para pemakai laporan tahunan (Ali dan
Tarmizi, 2015). Informasi perusahaan yang bersifat wajib seringkali
dirasa kurang mencukupi oleh investor, sehingga pengungkapan
sukarela menjadi informasi penting bagi investor untuk membuat
keputusan yang lebih baik.
Menurut Ali dan Tarmizi (2015), pengungkapan sukarela
merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kredibilitas pelaporan
keuangan perusahaan dan membantu investor dalam memahami
strategi bisnis perusahaan. Perusahaan memenuhi kebutuhan tersebut
sebagian melalui pemberian informasi secara sukarela.
-
24
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi
secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat.
Manajemen akan mengungkapkan informasi tersebut secara sukarela
apabila manfaat dari pengungkapan tersebut melebihi biaya yang
dikeluarkan untuk mengungkapkan informasi tersebut. Karena
informasi merupakan sinyal untuk memberitahu para investor terkait
dengan prospek perusahaan yang bersangkutan, sehingga investor
dapat mengambil keputusan investasi secara rasional apabila
ketersedian informasi tersebut didapat dengan lengkap dan tepat
waktu.
Menurut Ali dan Tarmizi (2015), biaya – biaya pengungkapan
informasi perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Biaya langsung
Biaya – biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mengembangkan dan menyajikan informasi, seperti biaya
pengumpulan, pengauditan, dan penyebaran informasi.
b. Biaya tidak langsung
Biaya yang timbul akibat diungkapkannya maupun tidak
diungkapkannya suatu informasi, seperti biaya litigasi (biaya
yang timbul dikarenakan pengungkapan informasi yang tidak
mencukupi atau pengungkapan informasi yang menyesatkan)
dan biaya proprietary (biaya competitive disadvantage dan
biaya politik).
-
25
Pengungkapan sukarela memiliki kelemahan yaitu apabila
laporan tersebut memberikan berita baik kepada pengguna laporan
keuangan, maka perusahaan cenderung akan mengungkapkan berita
tersebut dan sebaliknya apabila laporan tersebut memberikan berita
buruk, maka perusahaan cenderung tidak akan mengungkapkan berita
tersebut, terutama apabila dampaknya dapat mempengaruhi
perusahaan. Pengungkapan sukarela juga merupakan pengungkapan
yang dilakukan atas dasar inisiatif perusahaan tanpa adanya unsur
paksaan dalam mengungkapkan laporan keuangan.
6. Biaya Modal Ekuitas
Biaya modal ekuitas (cost of equity capital) merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source of
financing) (Modigliani dan Miller, 1958). Mereka merupakan pihak
yang pertama kali mendefinisikan cost of equity capital dalam
literatur keuangan yang berkaitan dengan risiko investasi saham
perusahaan. Menurut Putra (2016), perusahaan dapat memperoleh
modal ekuitasnya dengan dua cara, yaitu laba ditahan dan
mengeluarkan saham baru.
Menurut Admadianto (2017), biaya modal ekuitas merupakan
bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan
pada investornya pada tingkat risiko tertentu. Menurut Ningsih dan
Ariani (2016), biaya modal ekuitas merupakan tingkat pengembalian
modal minimum yang dipersyaratkan investor atas modal yang
-
26
ditanamkan pada perusahaan. Tingkat pengembalian yang diharapkan
berhubungan dengan estimasi risiko yang tinggi menyebabkan
investor mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi (Ningsih
dan Ariani, 2016).
Konsep biaya modal dimaksudkan untuk dapat menentukan
besarnya biaya secara riil yang harus ditanggung oleh perusahaan
untuk memperoleh dana dari suatu sumber atau penggunaan modal
dari masing – masing sumber dana, untuk kemudian menentukan
biaya modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana
yang dipergunakan perusahaan tersebut.
Berdasarkan Ningsih dan Ariani (2016), ada tiga alasan
mengapa biaya modal adalah hal penting, yaitu :
a. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan, manajer harus
meminimalkan biaya dari semua masukan, termasuk modal.
Agar dapat meminimalkan biaya modal, manajer harus mampu
mengukur biaya modal.
b. Manajer keuangan memerlukan estimasi dari biaya modal agar
dapat mengambil keputusan yang tepat di bidang penganggaran
barang modal.
c. Berbagai macam keputusan lainnya yang dapat diambil oleh
manajer keuangan, perlu estimasi biaya modal.
-
27
Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas)
dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan.
Model penilaian perusahaan antara lain:
a. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth
valuation model)
Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model. Dasar
pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham dengan
nilai tunai (present value) dari semua 12 deviden yang akan
diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat
pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas.
b. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang
diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang
tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta.
c. Model Edward Bell Ohlson
Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan
dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan
nilai tunai dari laba abnormal.
-
28
B. Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Haret Bima Dwi Putra (2016)
Analisis Pengaruh Manajemen
Laba Riil, Ukuran Perusahaan dan
Likuiditas Saham terhadap Cost of
Equity Capital
1. Menggunakan variabel yang sama, yaitu biaya
modal ekuitas,
manajemen laba riil,
ukuran perusahaan, dan
likuiditas saham.
1. Penelitian ini menambahkan variabel pengungkapan
sukarela sebagai variabel
independen.
Penelitian tersebut menemukan bahwa
manajemen laba riil dan likuiditas saham
tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya
modal ekuitas, sementara ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap biaya modal
ekuitas pada perusahaan yang terdaftar pada
perusahaan LQ 45 dan JII.
2 Haris Novy Admadianto (2017)
Pengaruh Manajemen Laba,
Pengungkapan Modal Intelektual,
Asimetri Informasi, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Cost of
Equity Capital
1. Menggunakan variabel yang sama, yaitu
manajemen laba, ukuran
perusahaan, dan biaya
modal ekuitas.
1. Penelitian terdahulu menggunakan manajemen
laba akrual, sementara
penelitian ini menggunakan
manajemen laba riil.
2. Penelitian terdahulu mengukur biaya modal
ekuitas menggunakan
Model Ohlson, sementara
penelitian ini menggunakan
CAPM Model.
Penelitian tersebut menemukan bahwa
manajemen laba dan pengungkapan modal
intelektual tidak berpengaruh signifikan
terhadap biaya modal ekuitas, sementara
ukuran perusahaan dan asimetri informasi
berpengaruh signifikan terhadap biaya modal
ekuitas pada perusahan yang terdaftar di LQ
45 dan JII.
3 Jeong-Bon Kim, Byungcherl
Charlie Sohn (2013) Real Earning
Management and Cost of Capital
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
manajemen laba riil dan
biaya modal
2. Metode pengukuran
1. Penelitian ini menambahkan
pengungkapan sukarela,
likuiditas saham dan ukuran
perusahaan sebagai variabel
Penelitian tersebut menemukan bahwa
manajemen laba akrual dan manajemen laba
riil berpengaruh signifikan terhadap biaya
modal. Penelitian tersebut juga menemukan
bahwa pengaruh manajemen laba riil
-
29
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
manajemen laba riil
sama sama
menggunakan model
Roychowdhury (2006)
independen terhadap biaya modal akan bertambah
apabila dipengaruhi oleh manajemen laba
akrual.
4 Caecilia Antari Pratista, Drs. YB.
Sigit Hutomo, M.Bacc., Akt
(2013) Pengaruh Manajemen Laba
terhadap Biaya Modal Ekuitas
melalui Pengungkapan Corporate
Social and Environmental
Responsibility Sebagai Variabel
Intervening.
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
manajemen laba dan
biaya modal ekuitas.
1. Penelitian ini menambahkan
pengungkapan sukarela,
likuiditas saham dan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen
Penelitian tersebut menemukan bahwa
manajemen laba berpengaruh positif secara
signifikan terhadap biaya modal ekuitas dan
juga CSER. Penelitian tersebut juga
menemukan bahwa CSER bukan sebagai
variabel intervening dalam pengaruh
manajemen laba terhadap biaya modal
ekuitas pada perusahaan yang terdaftar di
indeks Kompas 100.
5 Luh Putu Kartika Sari Dewi, Made
Arie Wahyuni, Edy Sujana (2017)
Pengaruh Asimetri Informasi,
Pengungkapan Sukarela,
Manajemen Laba, dan Beta Saham
terhadap Cost of Equity Capital.
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
manajemen laba,
pengungkapan sukarela
dan biaya modal
ekuitas.
1. Penelitian ini menambahkan likuiditas
saham dan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen.
Penelitian tersebut menemukan bahwa
manajemen laba, asimetri informasi,
pengungkapan sukarela, manajemen laba,
dan beta saham berpengaruh signifikan
terhadap biaya modal ekuitas.
-
30
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6 Wei Lu, Yuanhao Lai, Yangzhou
Liu (2013) An Empirical Study of
Liquidity Premium Based on
Multiple Models.
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
likuiditas saham.
2. Terdapat variabel tingkat pengembalian
yang diharapkan yang
merupakan bagian dari
biaya modal ekuitas.
1. Penelitian terdahulu menggunakan tingkat turn
over dan rasio likuiditas
Amivest sebagai alat ukur
likuiditas saham, sementara
penelitian ini menggunakan
trading volume activity
sebagai alat ukur likuiditas
saham.
Penelitian tersebut menemukan bahwa ada
korelasi positif antara likuiditas saham
terhadap tingkat pengembalian yang
diharapkan, baik diukur menggunakan
tingkat turn over ataupun rasio likuiditas
Amivest.
7 Yakov Amihud, Allaudeen
Hameed, Wenjin Kang, Huiping
Zhang (2015) Stock Liquidity and
The Cost of Equity Capital in
Global Markets.
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
likuiditas saham dan
biaya modal ekuitas.
1. Penelitian ini menambahkan variabel
manajemen laba riil, ukuran
perusahaan dan
pengungkapan sukarela
sebagai variabel
independen.
Penelitian tersebut menemukan bahwa
apabila semakin likuidnya saham perusahaan
maka semakin rendah biaya modal ekuitas
perusahaan tersebut.
8 Sofia Prima Dewi, Jeffry Setiady
Chandra (2016), Pengaruh
Pengungkapan Sukarela, Asimetri
Informasi, dan Manajemen Laba
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
manajemen laba dan
biaya modal ekuitas.
1. Penelitian ini menambahkan likuiditas
saham dan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen
Penelitian tersebut menemukan bahwa
asimetri informasi dan manajemen laba
memiliki pengaruh terhadap biaya modal
ekuitas, sementara pengungkapan sukarela
tidak berpengaruh terhadap biaya modal
Sumber: Berbagai Referensi
-
31
No.
Peneliti
(Tahun)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
terhadap Cost of Equity Capital. ekuitas.
9 Dhiba Meutya Chancera (2013),
Pengaruh Manajemen Laba
terhadap Biaya Modal Ekuitas.
1. Menggunakan variabel yang sama yaitu
manajemen laba dan
biaya modal ekuitas.
1. Penelitian ini menambahkan
pengungkapan sukarela,
likuiditas saham dan ukuran
perusahaan sebagai variabel
independen
Penelitian tersebut menemukan bahwa
manajemen laba berpengaruh positif
signifikan terhadap biaya modal ekuitas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.
Sumber: Berbagai Referensi
-
32
C. Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang Terdaftar
sebagai LQ 45 pada BEI
Basis Teori:
Teori Keagenan
Variabel Independen Variabel
Dependen
Manajemen Laba Riil Abn. CFO Abn. PROD Abn. DISC
𝑆𝑖𝑧𝑒 𝐿𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 Ukuran Perusahaan
Likuiditas Saham Total Volume Activity
Biaya Modal Ekuitas CAPM
H1
H3
H2
H4
Metode Analisis:
Analisis Regresi Linear Berganda
Kesimpulan dan Saran
Pengungkapan Sukarela Indeks Pengungkapan
Sukarela
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
-
33
D. Hipotesis
1. Pengaruh Manajemen Laba Riil terhadap Biaya Modal Ekuitas
Manajemen laba riil merupakan penyimpangan dari aktivitas
operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan
manajemen untuk memberikan pemahaman yang salah kepada
pemangku kepentingan bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu
telah dicapai melalui aktivitas operasi normal perusahaan (Perwira dan
Darsono, 2015).
Berkaitan dengan hubungan manajemen laba riil dan biaya
modal ekuitas, bahwa manajemen laba sebagai bentuk informasi laba
merupakan faktor penting dalam menentukan biaya modal ekuitas
suatu perusahaan. Manajemen laba dapat dikatakan sebagai faktor
risiko yang berkaitan dengan informasi perusahaan, hal ini karena
informasi laba seharusnya mampu menjadi indikator dalam
memprediksi arus kas masa depan yang akan diterima investor
(Perwira dan Darsono, 2015).
Penelitian yang dilakukan Kim dan Sohn (2013), manajemen
laba riil diduga menutupi performa laba sebenarnya sehingga
mendistorsi kualitas laporan keuangan sebagai indikator arus kas masa
depan. Chancera (2011) berdasarkan hasil penelitiannya terhadap
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mengungkapkan bahwa
manajemen laba berpengaruh signifikan secara positif terhadap biaya
modal ekuitas. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang
-
34
dilakukan Dewi et al (2017) yang menyatakan bahwa manajemen laba
berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah
dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
berikut.
H1: Manajemen laba riil berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas
2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya modal ekuitas
Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan
perusahaan kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan
besar, sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang
dipakai untuk mencerminkan besar atau kecilnya perusahaan yang
didasarkan pada total aset perusahaan (Putra, 2016).
Keterkaitan antara ukuran perusahaan terhadap biaya modal
ekuitas, apabila ukuran perusahaan semakin besar maka semakin besar
pula biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyediakan informasi
bagi publik sehingga berdampak pada meningkatnya biaya modal
ekuitas (Admadianto, 2017).
Penelitian yang dilakukan Admadianto (2017) menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
biaya modal ekuitas. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Imran (2012) dan Putra (2016) yang
-
35
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya
modal ekuitas.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah
dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
berikut.
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas
3. Pengaruh likuidasi saham terhadap biaya modal ekuitas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk mengubah
aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas dengan
mudah dan cepat (Putra, 2016). Likuiditas saham merupakan ukuran
jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode
tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka
semakin tinggi pula likuiditas saham. Hal tersebut menunjukkan
bahwa saham tersebut semakin diminati investor.
Keterkaitan antara likuiditas saham dengan biaya modal ekuitas
menurut Siregar (2014) mengatakan bahwa jika likuiditas dipandang
sebagai suatu ukuran kinerja, maka perusahaan cenderung akan
mengungkap informasi yang lebih banyak guna memberi sinyal
kepada pemegang saham bahwa kondisi perusahaan sedang tidak baik,
yang akan menurunkan biaya modal ekuitas.
Penelitian yang dilakukan Lu, Lai, dan Liu (2013) menunjukkan
bahwa likuiditas saham memiliki korelasi positif terhadap tingkat
pengembalian yang diharapkan, yang merupakan bagian dari biaya
-
36
modal ekuitas. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
Amihud, Hameed, Kang, dan Zhang (2015) yang menyatakan bahwa
semakin likuidnya saham perusahaan maka semakin rendah pula biaya
modal ekuitas suatu perusahaan. Sementara penelitian yang dilakukan
Putra (2016) menyatakan bahwa likuiditas saham tidak berpengaruh
langsung dengan biaya modal ekuitas yang dikalkulasikan
menggunakan tingkat pengembalian yang diharapkan ataupun tingkat
diskonto.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah
dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
berikut.
H3: Likuidasi saham berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas
4. Pengaruh pengungkapan sukarela terhadap biaya modal ekuitas
Daniel (2013) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela
merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.
Keterkaitan antara pengungkapan sukarela dengan biaya modal
ekuitas menurut Dewi et al (2017) menyatakan semakin luas
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai sinyal yang
diberikan kepada para investor akan menurunkan biaya transaksi dan
risiko yang ditetapkan oleh investor terhadap perusahaan tersebut yang
akhirnya akan menurunkan biaya modal ekuitas.
-
37
Penelitian yang dilakukan Dewi et al (2017) yang mendukung
penelitian Imran (2012), menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela
berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya modal ekuitas, dengan
asumsi semua investor sudah mengetahui seluruh pengungkapan
sukarela, apabila perusahaan sudah sangat luas mengungkapkan
pengungkapan sukarela ini, maka pihak investor tidak akan
mengharapkan tingkat pengembalian hasil yang lebih dari investasi
yang ditanamkan.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah
dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
berikut.
H4: Pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap biaya modal
ekuitas
-
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada permasalahan yang akan
diteliti yaitu pengaruh manajemen laba riil, ukuran perusahaan, likuiditas
saham dan pengungkapan sukarela terhadap biaya modal ekuitas. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45
dari tahun 2014 – 2016.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi atau sudah
diolah (Ghozali, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan seluruh perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI).
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel pada
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel secara
tidak acak di mana harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian (Ghozali, 2013) dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan tergabung berturut - turut dalam indeks LQ 45 pada
periode 2014 – 2016
-
39
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara
berturut – turut pada bulan desember periode 2014 – 2016
3. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang asing pada laporan
keuangannya.
4. Perusahaan yang memiliki akun “beban pokok pendapatan/penjualan”
pada laporan keuangannya.
C. Metode Analisis Data
A. Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013), untuk memberikan gambaran
karakteristik suatu data yang akan dianalisis, maka dilakukan
perhitungan rata-rata (mean) dan standar deviasi. Rata-rata (mean)
merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu
distribusi data yang didasarkan pada nilai rata-rata pada kelompok
tersebut. Sedangkan standar deviasi digunakan untuk menjelaskan
homogenitas kelompok atau jarak antara nilai-nilai setiap individu
yang terdapat dalam kelompok tersebut.
Analisis statistik diskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui deskripsi tentang manajemen laba riil, ukuran perusahaan,
likuditas saham dan biaya modal ekuitas pada perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ 45.
B. Uji Asumsi Klasik
Uji regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model
penelitian telah memenuhi syarat, yakni lolos dari uji asumsi klasik.
-
40
Uji asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada/tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang
digunakan. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, multikolonieritas,
autokorelasi dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2013).
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah
sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-
smirnov signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, dan pada tabel
Kolmogorov-smirnov signifikansinya kurang dari 5% (<
0,05) maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2013).
-
41
2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013). Untuk
mengetahui ada/tidaknya multikolonieritas adalah dengan
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF =1/Tolerance). Kriteria pengambilan keputusan
dengan nilai tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, maka
berarti tidak terjadi multikolonieritas.
b. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, maka
berarti terjadi multikolonieritas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(Ghozali, 2013). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan ada
-
42
masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul dikarenakan
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Masalah tersebut timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Penelitian ini mendeteksi autokorelasi dengan Uji Runs
Test. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: Tidak ada autokorelasi
Ha: Ada autokorelasi
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan Uji Runs
Test adalah apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka di
sebut homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik
adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
grafik plot.
Grafik Plot merupakan cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot
-
43
antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan
residualnya SRESID. Dasar analisisnya adalah: Jika ada pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur,
maka telah teridentifikasi terjadi heterokedastisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Penelitian ini juga menggunakan uji Spearman Rho untuk
mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Uji
Spearman Rho diketahui dengan melihat nilai signifikansi
semua variabel lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan telah
bebas dari masalah heteroskedastisitas.
C. Analisis Hipotesis
Penelitian ini akan menggunakan Software SPSS untuk
memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
1. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi berganda
untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan ke
enam variabel independen. Tujuan analisis regresi berganda
ialah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang
diketahui, untuk meramalkan nilai variabel dependen.
Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
-
44
Dimana:
Y= Biaya Modal Ekuitas
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1= Abnormal CFO
X2= Abnormal Production Cost
X3 = Abnormal Discretionary Expenses
X4= Ukuran Perusahaan
X5 = Likuiditas Saham
X6 = Pengungkapan Sukarela
e = error
2. Uji Koefiseien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependennya. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan
1 ( 0 < R2 < 1), dimana semakin besar nilai R
2 suatu regresi atau
nilainya mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik.
Hal ini berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen penelitian.
3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimaksud dalam penelitian
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
-
45
dependen Ghozali (2013). Uji F dilakukan dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai
signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS
dengan nilai signifikansi 0,05 dengan cara sebagai berikut:
1. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig
≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen; dan
2. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig
≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa
secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh
masingmasing variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%,
maka criteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):
1) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, berarti variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, berarti variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
-
46
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah biaya modal
ekuitas. Biaya modal ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor atas investasi mereka dalam perusahaan
(Perwira dan Darsono, 2015).
Variabel biaya modal ekuitas dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model), yaitu
model yang menghubungkan tingkat pengembalian harapan dari suatu
aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang
seimbang (Putra, 2016). Jika disajikan dalam rumus maka menjadi:
Ke = Rf + ( Rm - Rf ) β
Keterangan: Ke = Tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
Rf = Tingkat return bebas resiko
β = Beta, pengukur resiko sistematis saham
Rm = Tingkat keuntungan pasar
Rumus perhitungan ( β ) melalui pendekatan regresi adalah:
∑ ∑
(∑ )
Rm = Tingkat keuntungan portofolio pasar
Ri = Tingkat keuntungan saham
Sedangkan tingkat keuntungan saham dapat dihitung:
-
47
Ri = Pengembalian keuntungan saham pada periode ke t
Pt = Harga saham pada periode ke t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Tingkat pengembalian pasar (Rm) diperoleh besarnya keuntungan
seluruh saham yang beredar di suatu bursa efek. Perhitungan return pasar
didasarkan pada pendekatan Indeks LQ 45 di pasar modal.
Rumus dari perhitungan return pasar tersebut adalah sebagai berikut :
LQ45t = Indeks Perusahaan LQ 45 periode t
LQ45t-1 = Indeks Perusahaan LQ45 sebelum periode t
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model CAPM
dengan alasan bahwa metode CAPM dapat menjelaskan dan
memberikan prediksi yang tepat mengenai hubungan keseimbangan
antara tingkat risiko sistematis dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor pada suatu aset.
-
48
2. Variabel Independen (X)
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen, yaitu
manajemen laba riil, ukuran perusahaan, likuiditas saham, dan
pengungkapan sukarela.
a. Manajemen Laba Riil
Berdasarkan Kim dan Sohn (2013); pengukuran manajemen laba
riil menggunakan:
1. Abnormal cash flow operations (Abn.CFO) merupakan
manipulasi laba yang dilakukan perusahaan melalui aliran
operasi kas yang akan memiliki aliran kas lebih rendah
daripada level normalnya.
⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )
( ⁄ )
CFOt = arus kas operasi perusahaan i pada tahun t
At-1 = total aset perusahaan pada akhir tahun t-1
St = penjualan perusahaan pada akhir tahun t
ΔSt = perubahan penjualan perusahaan antara tahun
t dengan tahun t -1
α, β = koefisien regresi
2. Abnormal production cost (Abn. PROD) merupakan
Manajemen laba riil yang dilakukan melalui manipulasi
biaya produksi, dimana perusahaan akan memiliki biaya
produksi lebih tinggi daripada level normalnya.
-
49
⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )
( ⁄ ) ( ⁄ )
PRODt = harga pokok penjualan ditambah perubahan
persediaan
ΔSt-1 = perubahan penjualan perusahaan antara tahun t-1
dengan tahun t-2
3. Abnormal discretionary expenses (abn. DISC) merupakan
manipulasi laba yang dilakukan melalui biaya
deskrisioner.
⁄
( ⁄ ) ( ⁄ )
DISCt = biaya penelitian dan pengembangan ditambah
biaya iklan ditambah biaya penjualan, administrasi, dan
umum
Pengukuran dilakukan dengan mengambil nilai residu
(error) dari setiap estimasi perhitungan di atas (Trisnawati
et al, 2016).
b. Ukuran Perusahaan
Penelitian ukuran perusahaan (Size) dapat menggunakan tolak
ukur aset. Karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal
ini dapat disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam
-
50
logaritma natural (Niresh dan Velnampy, 2014); sehingga ukuran
perusahaan juga dapat dihitung dengan :
c. Likuiditas Saham
Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi suatu
saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Semakin
tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi
pula likuiditas saham (Rahma, 2017). Likuiditas saham dapat
diukur menggunakan Trading Volume Activity (TVA).
∑
∑
d. Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela diukur dengan proksi disclosure
index yaitu indeks Wallace. Skala pengukuran pengungkapan
sukarela adalah skala rasio. Sesuai dengan penelitian Dewi dan
Chandra (2016). Voluntary Disclosure (VD) dapat dihitung
dengan rumus:
n = jumlah item yang diungkapkan perusahaan
K = jumlah item yang seharusnya diungkapkan
-
51
Item – item yang merupakan pengungkapan sukarela
dikembangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Suripto Bambang (1999), yaitu sebagai berikut:
No. Item Pengungkapan Sukarela
1 Waktu Pendirian
2 Tujuan umum perusahaan
3 Strategi perusahaan
4 Deskripsi umum perusahaan
5 Posisi kantor pusat atau perwakilan
6 Lokasi pabrik
7 Informasi mengenai status perusahaan (PMA/PMDN)
8 Produk utama yang diproduksi perusahaan atau sub bidang bergerak
9 Merk dagang yang digunakan perusahaan
10 Kemampuan perusahaan berproduksi per tahun
11 Informasi mengenai pangsa pasar yang dikuasai
12 Kinerja keuangan perusahaan periode terakhir
13 Rencana investasi baru atau perluasan pasar
14 Uraian mengenai estimasi hasil investasi
15 Hutang atau bantuan yang diterima perusahaan periode tersebut
16 Pembagian dividen
17 Kerjasama dengan perusahaan lama atau grup perusahaan
18 Daftar stakeholder (pemegang saham)
19 Daftar direktur perusahaan
20 Jumlah karyawan perusahaan
21 Penghargaan yang telah diraih perusahaan terhadap produk tersebut
22 Dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan
-
52
No. Item Pengungkapan Sukarela
23 Informasi mengenai tanggung jawab perusahaan
24 Uraian mengenai program riset dan pengembangan
25 Uraian mengenai pesanan atau kontrak yang belum terealisasi
26 Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan kerja
27 Informasi mengenai jaringan pemasaran
28 Informasi nilai tambah baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
29 Ringkasan rasio keuangan untuk 5 tahun terakhir atau lebih
30
Elemen – elemen laporan laporan laba rugi untuk 3 tahun terakhir atau
lebih
31 Elemen – elemen neraca untuk 3 tahun terakhir atau lebih
32 Dampak inflasi terhadap perusahaan
33 Daftar manajer senior (nama dan tanggung jawab)
Tabel 3.1 Sumber: Choi dan Mueller (1992), Meek et al (1995), Suripto Bambang
(1999)
No Variabel Indikator Skala
1
Abnormal
CashFlow
Operation
⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )
( ⁄ ) Rasio
2 Abnormal
Production Cost
⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )
( ⁄ ) ( ⁄