Manajemen Resiko

39
A. Pengertian resiko dan manajemen resiko Istilah (risk) Resiko memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur atau metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan menatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Dalam manajemen resiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.

description

gratis

Transcript of Manajemen Resiko

Page 1: Manajemen Resiko

A.    Pengertian resiko dan manajemen resiko

Istilah (risk) Resiko memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan

kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi. Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan

yang terstruktur atau metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang

berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian

resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan menatasi risiko dengan

menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Dalam manajemen

resiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan

memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif

resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Resiko adalah

kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan

perusahaan.

Vaugan,  mengemukakan beberapa definisi resiko

sebagaimana dapat kita lihat sebagai berikut :

1.      Risk is the chance of loss ( Resiko adalah kerugian )

Chance of loss berhubungan dengan

suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.

Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan

tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian

Page 2: Manajemen Resiko

penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara

tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam halchance of

loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak

ada.

2.      Risk is the possibility of loss ( Resiko adalah kemungkinan

kerugian )

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu

peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini

kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

3.      Risk is uncertainty ( Resiko adalah ketidakpastian )

Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective.

Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap

situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap

individu yang bersangkutan.

4.      Risk is the dispersion of actual from expected result ( Resiko

merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang

diharapkan).

Sedangkan Manajemen risiko adalah suatu sistem

pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan

keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan

timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.

Page 3: Manajemen Resiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan

terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang

berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia

termasuk : Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk

mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan

pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat

diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,

menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan

menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh

penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta

tuntutan hukum). Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang

dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Pengertian resiko menurut para ahli :

1. Pengertian manajemen resiko menurut Djohanputro, Manajemen resiko

merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur,

memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan

mengendalikan penanganan resiko.

2. Pengertian manajemen resiko menurut Siahaan, manajemen risiko adalah

perbuatan (praktik) dengan manajemen Resiko, menggunakan metode dan

peralatan untuk mengelola Resiko sebuah proyek.

Page 4: Manajemen Resiko

3. Pengertian manajemen resiko menurut Smith, Manajemen Resiko didefinisikan

sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah Resiko

yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang

dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

4. Pengertian manajemen resiko menurut Australia/New Zealand Standards,

Manajemen Resiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam

mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan

mengkomunikasikan Resiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi

atau proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan

memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini

membantu perusahaan dalam mengidentifikasi Resiko sejak awal dan membantu

membuat keputusan untuk mengatasi Resiko tersebut.

5. Pengertian manajemen resiko menurut William, Manajemen resiko juga

merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk

mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian

pada sebuah organisasi.

6. Pengertian manajemen resiko menurut Fahmi, Manajemen resiko adalah suatu

bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan

ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan

berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.

Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko - resiko yang timbul oleh

penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun

Page 5: Manajemen Resiko

kematian). Manajemen resiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada

resiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang

berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang

dapat diterima oleh masyarakat

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk

mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan

bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh

masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang

disebabkan

oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi

lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang

tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko

(manusia, staff, dan organisasi).

Manajemen resiko merupakan bagian penting dari strategi

manajemen semua wirausaha. Proses di mana suatu organisasi

yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi

pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam masing-masing

aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang

baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya

untuk menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable)

Page 6: Manajemen Resiko

organisasi. Tujuan utama untuk memahami potensi upside dan

downside dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi

organisasi. Manajemen resiko meningkatkan kemungkinan sukses,

mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam

memimpin keseluruhan sasaran organisasi.

Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan

mengembangkan proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi

organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen

resiko seharusnya ditujukan untuk menanggulangi suatu

permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam

melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa

kini dan masa depan.

Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya

organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk

dipimpin beberapa manajemen senior. Manajemen resiko harus

diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis dan sasaran

operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta

kemampuan merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi,

di mana setiap manajer dan pekerja memandang manajemen

resiko sebagai bagian dari deskripsi kerja.Manajemen resiko

mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja pengukuran dan

Page 7: Manajemen Resiko

reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua

tingkatan.

Definisi manajemen resiko (risk management) di atas dapat

dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata kunci sebagai berikut:

1.      On going process

Manajemen resiko dilaksanakan secara terus menerus dan

dimonitor secara berkala. Manajemen resiko bukanlah suatu

kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).

2. Effected by people

Manajemen resiko ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di

lingkungan organisasi. Untuk lingkungan instansi pemerintah,

manajemen resiko dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai

institusi/departemen yang bersangkutan.

3. Applied in strategy setting

Manajemen resiko telah disusun sejak dari perumusan strategi

organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan

penggunaan manajemen resiko, strategi yang disiapkan

disesuaikan dengan resiko yang dihadapi oleh masing-masing

bagian/unit dari organisasi.

4. Applied across the enterprised

Page 8: Manajemen Resiko

Strategi yang telah dipilih berdasarkan manajemen resiko

diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh

bagian/unit pada organisasi. Mengingat resiko masing-masing

bagian berbeda, maka penerapan manajemen resiko berdasarkan

penentuan resiko oleh masing-masing bagian.

5. Designed to identify potential events

Manajemen resiko dirancang untuk mengidentifikasi kejadian

atau keadaan yang secara potensial menyebabkan terganggunya

pencapaian tujuan organisasi.

6. Provide reasonable assurance

Resiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan

menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh

organisasi dapat berlangsung secara optimal.

7. Geared to achieve objectives

Manajemen resiko diharapkan dapat menjadi pedoman bagi

organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

B. Tahapan dalam Manajemen Resiko

Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu

risiko harus dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih

rinci dalam proses manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan internal

dan eksternal organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.

Page 9: Manajemen Resiko

  Menetapkan konteks eksternal

Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi

dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial

budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik

serta stakeholder eksternal.

  Menetapkan konteks internal

Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu

memahami suatu organisasi antara lain meliputi:

1.      Struktur

2.      Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal

3.      Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya.

C.    Ruang Lingkup Manajemen Resiko

Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri dari :

a)    Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola resikonya

Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen

risiko yang akan dilakukan

b)   Identifikasi resiko

Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. Teknik-teknik yang dapat

digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:

1)      Brainstorming (pengungkapan Pendapat)

Page 10: Manajemen Resiko

2)      Survey

3)      Wawancara

4)      Informasi historis

5)      Kelompok kerja

c)    Analisis resiko

Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang

akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan

kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).

d)   Evaluasi resiko

Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung

pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.

Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:

1)      Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.

2)      Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.

3)      Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya

ataupun parameter lainnya.

4)      Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

e)    Pengendalian resiko

Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan

menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.

f)    Monitor dan Review

Page 11: Manajemen Resiko

Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan

serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

g)   Koordinasi dan komunikasi

Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan

eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat

secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang

berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai

tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8

komponen (tahap)

(1) Internal environment (Lingkungan internal)

Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan

beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen

tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko),

risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral),

struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.

(2) Objective setting (Penentuan tujuan)

Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat

mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan

Page 12: Manajemen Resiko

menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi

Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam

jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi

instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori,

yaitu : (1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance

objectives. Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian

objective yang dapat diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak

modern seperti pengiriman SPT WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak

(WP) Besar akan mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar

10%, dalam hal 72% WP Besar telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan

fasilitas tersebut telah terpenuhi. Disamping itu, terdapat pula aktivitas suatu

organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk tolerance adalah 0%.

(3) Event identification (Identifikasi risiko)

Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di

lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau

pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif

(opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).

Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu (1) Exposure analysis; (2)

Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu

model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya

organisasi yang meliputi financial assetsphysical assets seperti tanah dan bangunan,

Page 13: Manajemen Resiko

human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti

reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi

dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan. seperti kas dan simpanan

di bank.

(4) Risk assessment (Penilaian risiko)

Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat

mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari

inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood

(kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya

risiko). Dengan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi merupakan

perkalian antara likelihood dan consequence.

Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan

(2) quantitative techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools

seperti self-assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit

reviews. Sementara itu, quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh

dari tools seperti probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya

asumsi consequence), dan benchmarking.

Yang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar

kejadian/keadaan. Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila

digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi

banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories, dan

Page 14: Manajemen Resiko

dinilai secara aggregate.

(5) Risk response (Sikap atas risiko)

Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari

organisasi dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan

yang menyebabkan risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah

mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau

menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4)

acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak

ada upaya khusus yang dilakukan.

Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti

pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal

sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus

benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk

response.

(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)

Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan

prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas

pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan

nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya

organisasi; (5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi;

Page 15: Manajemen Resiko

dan (7) wewenang dan tanggung jawab.

Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas

pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive,

detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1)

pembuatan kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3)

delegasi wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas

pengendalian hendaknya terintegrasi dengan manajemen risiko sehingga

pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.

(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)

Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak

terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah

komunikasi, dan alat komunikasi.

Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan,

dan kualitas informasi dapat dipilah menjadi: (1) appropriate; (2) timely; (3) current;

(4) accurate; dan (5) accessible. Arah komunikasi dapat bersifat internal dan

eksternal. Sedangkan alat komunikasi berupa diantaranya manual, memo, buletin, dan

pesan-pesan melalui media elektronis.

(8) Monitoring

Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah

(separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas

supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.

Page 16: Manajemen Resiko

Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada

monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi,

dokumentasi, dan action plan.

Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting

deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak

relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi

pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.

D.       Macam-macam Resiko

Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :

1.      Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan

kerugian dan terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana

alam, pencurian, penggelapan, dan sebagainya.

2.      Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang

bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.

Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.

3.      Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat

dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak.

Misal : banjir, angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko

yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah

diketahui penyebabnya, seperti kapal kAndas, pesawat jatuh, dan

sebagainya. Risiko dinamis, risiko yang timbul karena

Page 17: Manajemen Resiko

perkembangan dan kemajuan masyarakat di bidang ekonomi, ilmu,

dan teknologi, seperti risiko penerbangan luar angkasa.

Menurut sumber/penyebab timbulnya :

1.      Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu

sendiri, seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan,

kecelakaan kerja.

2.      Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti

pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan

sebagainya.

Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam

berusaha dan upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko,

yaitu :

1.      Risiko teknis

Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau

Wirausaha dalam mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi:

a.       Biaya produksi yang tinggi (inefisien),

b.      Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga

kerja terlalu banyak),

c.       Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,

d.      Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan,

Page 18: Manajemen Resiko

e.       Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta

harga jual tak berubah,

f.       Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga

produktivitas kerja menurun, Perencanaan dan desain yang salah,

sehingga sulit dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan

dengan ketatalaksana-an perusahaan.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh

upaya-upaya sebagai berikut,

a.       Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:

1)      Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang

berkaitan dengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan

dengan memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi

(efisien). Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti

dengan teknologi tepat guna atau teknologi modern.

2)      Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitu

kemampuan meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha,

mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber

daya modal. Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak,

murah, dan disenangi pembeli.

3)      Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan

untuk mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik

Page 19: Manajemen Resiko

dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini,

setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang baik

(conceptional skill).

b.      Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang

meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya

manusia, strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi

penelitian dan pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap

memperoleh keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang

(usaha berkembang) dan tetap bertahan (survive). Upaya yang

dilakukan ialah kepAndaian menganalisis dan memprognosa

keadaan di dalam dan di luar lingkup organisasi.

c.       Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan

konsekuensi setiap saat harus membayar premi asuransi yang

merupakan pengeluaran tetap.

2.      Risiko pasar

Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau

tidak laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang

diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya

penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan terjadi

kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat

Page 20: Manajemen Resiko

usahanya sampai di terminal alias gulung tikar. Upaya yang dapat

ditempuh pengusaha adalah sebagai berikut:

a.       Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat

desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli.

b.      Mengadakan penelitian pasar (market research) dan

memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan.

3.      Risiko kredit

Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak

membayar pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering

terjadi produsen menaruh produknya lebih dulu dan dibayar

kemudian. Atau debitor meminjam uang untuk usaha tetapi

usahanya gagal, akibatnya timbul kredit macet. Upaya untuk

mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai berikut:

a.       Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat

sebagai berikut:

1)      Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang

telah diketahui.

2)      Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat

dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.

3)      Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha

(capital) sehingga merupakan net personal assets.

Page 21: Manajemen Resiko

4)      Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan

trend naik mendatar atau menurun.

b.      Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil

mengevaluasi kredibilitas debitor.

c.       Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang

bersangkutan memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah

lembaran neraca, laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap

tahun.

4.      Risiko alam

Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa

bumi, banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena

kemungkinan terjadi sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak

ada. Tetapi, bila takut menhadapi risiko tersebut, ada perusahaan

asuransi yang berani menanggung risiko tersebut.

E.    Upaya Penanggulangan Resiko

Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek

yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau

meminimumkan risiko, sebagai berikut:

1.      Mengadakan pencegahan dan penanggulangan terhadap

kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian

Page 22: Manajemen Resiko

2.      Melakukan retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian,

dengan membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah

terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk

penanggulangannya.

3.      Melakukan pengendalian terhadap  risiko, seperti melakukan

perdagangan berjangka

4.      Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu

dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan (asuransi) dengan

perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.

F.    Konsep Resiko

Konsep dasar semua risiko mengandung ketidak-pastian.

Sebagian dari risiko tersebut dapat dialihkan kepada asuransi,

namun tidak semua risiko dapat diasuransikan.

Ketidak-pastian yang terdapat dalam setiap risiko mencakup

dua hal, yaitu ketidak-pastian mengenai :

1.      Terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang menimbulkan

kerugian.

2.      Besar kecilnya kemungkinan kerugian jika terjadi peristiwa yang

menimbulkan kerugian tersebut.

Pada umumnya masyarakat mempersamakan pengertian

resiko, hazard, peril dan losser. Padahal ketiga hal tersebut

Page 23: Manajemen Resiko

berbeda. Maka dari itu hal ini harus dibedakan secara jelas dan

tegas.

Hazard à Peril àLosser

1.      Hazard adalah keadaan bahaya yang dapat memperbesar

kemungkinan terjadinya peril (bencana).

2.      Peril adalah suatu peristiwa/kejadian yang dapat menimbulkan

kerugian atau bermacam kerugian.

3.      Losser adalah kerugian yang diderita akibat kejadian yang tidak

diharapkan tapi ternyata terjadi.

G.     Manfaat Manajemen Resiko

1.     Membantu perusahaan menghindari semaksimal mungkin biaya-

biaya yang terpaksa harus dikeluarkan.

2.      Membantu manajemen untuk memutuskana pakah resiko yang

dihadapi perusahaan akan dihindari atau diambil.

3.      Jika penaksiran risiko dilakukans ecara akurat maka dapat

memaksimalkan keuntungan perusahaan.

H.     Langkah-langkah Manajemen Resiko

1.      Mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang mungkin akan

dialami oleh perusahaan

2.      Mengevaluasi atas masing-masing risiko ditinjau dari severity

(nilai risiko) dan frekuensinya

Page 24: Manajemen Resiko

3.      Mengendalikan risiko, secara fisik (risiko dihilangkan, risiko

diminimalisir) dan ataupun secara finansial (risiko ditahan, risiko

ditransfer)

4.      Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua

kemungkinan terjadinya kerugian, misalnya dalam mengendarai

mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan dibatasi maksimum 60

km/jam

5.      Meminimalisasi risiko dilakukan dengan upaya-upaya untuk

meminimumkan kerugian, misalnya dalam produksi, peluang

terjadinya produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu

(quality control)

6.      Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau

sebagian dari risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan

dalam perusahaan untuk menghadapi kerugian yang bakal terjadi

(retensi sendiri)

7.      Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan

memindahkan kerugian atau risiko yang mungkin terjadi kepada

pihak lain, misalnya perusahaan asuransi

I.    Sumbangan Manajemen Resiko

1.      Terhadap perusahaan

a.       Manajemen resiko dapat mencegah perusahaan dari kegagalan

Page 25: Manajemen Resiko

b.      Oleh karena laba dapat ditingkatkan melalui pengurangan

pengeluaran, maka Manejem Resiko menunjang secara langsung

peningkatan laba tersebut.

c.       Manajemen Resiko dapat menyumbang secara tidak langsung

laba sedikitnya dengan cara-cara sebagai berikut :

1)      Jika sebuah perusahaan dapat memanajeri resiko murninya

dengan berhasil, maka manajer akan bersifat tenang dan percaya

diri, dan membuka pikiran untuk menyelidiki resiko spekulatif.

2)      Dengan membebaskan manajer umum dari aspek resiko murni

dari proyek yang bersifat spekulatif, maka manajemen resiko dalam

hal ini menunjang peningkatan kualitas keputusan yang diambil.

3)      Bila keputusan telah diambil untuk menerima pokok yang

bersifat spekulatif, maka penanganan resiko spekulatif lebih efisien.

4)      Manajemen resiko dapat mengurangi fluktuasi laba tahunan dan

aliran kas.

5)      Melalui persiapan sebelumnya, manajemen resiko dalam

banyak hal dapat membuat perusahaan melanjutkan kegiatannya

walaupun telah mengalami kerugian. Jadi, dengan demikian

mencegah langganan pindah kesaingan.

Page 26: Manajemen Resiko

d.      Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh

adanya perlindungan terhadap resiko murni, merupakan harta non

material bagi perusahaan

e.       Manajemen resiko melindungi perusahaan dari resiko murni,

dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai

perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong

meningkatkan public image.

2.      Terhadap keluarga

a.       Manajemen resiko dapat mempersiapkan keluarga dengan

kelima faedah  tersebut diatas.

b.      Manajemen resiko yang sehat mungkin menyanggupkan suatu

keluarga untuk mengurangi pengeluaran untuk asuransi tanpa

mengurangi sifat perlindungannya.

c.       Jika suatu keluarga telah dilindungi terhadap kematian atau

kesehatan, kehilangan atau kerusakan harta bendanya, maka

keluarga itu mungkin akan berani untuk menanggung resiko dalam

berinvestasi atau persetujuan mengenai karier.

d.      Suatu keluarga dapat disembuhkan  dari tekanan fisik dan

mental.

e.       Keluarga mungkin memetik faedah dari program manajemen

resiko yang menolong orang-orang lain.

Page 27: Manajemen Resiko

3.      Terhadap Masyarakat

a.       Manajemen resiko membuat masyarakat sekitar perusahaan

akan ikut menikmati, baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap hasil penanggulangan risiko yang dilakukan perusahan,

misalnya masyarakat tidak terganggu akibat pemogokan kerja,

demo karyawan serta terhindar dari pencemaran lingkungan

b.      Dan Masyarakat juga dapat memetik faedah dari makin

efisiennya manajemen resiko menangangi perusahaan dan keluarga

akan mengurangi beban masyarakat (social cost).