MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

41
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS A. PENGERTIAN Produks i adalah pengubahan bahan2 dari sumber2 menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Dengan demikian produksi merupakan konsep yang lebih luas ketimbang manufaktur (pengolahan), karena pengolahan hanyalah sebagai “bentuk khusus” dari produksi. Jadi dengan demikian pedagang besar, pengecer, dan lembaga2 yang menyediakan jasa , juga berkepentingan dengan produksi. Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/ lembaga yang mengubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik. Istilah “produksi” sering kaitan dengan istilah “produktivitas”, namun walaupun

Transcript of MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Page 1: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

A. PENGERTIANProduks i adalah pengubahan bahan2 dari sumber2 menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.Dengan demikian produksi merupakan konsep yang lebih luas ketimbang manufaktur (pengolahan), karena pengolahan hanyalah sebagai “bentuk khusus” dari produksi. Jadi dengan demikian pedagang besar, pengecer, dan lembaga2 yang menyediakan jasa, juga berkepentingan dengan produksi. Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/ lembaga yang mengubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.Istilah “produksi” sering kaitan dengan istilah “produktivitas”, namun walaupun sangat berkaitan bukan berarti bahwa “produktivitas” merupakan fasilitas yang aktif. Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk menghasilkan hasil tersebut.

Page 2: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

B. PRODUKSIKegiatan produksi melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan2 penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah : Keputusan yang berhubungan dengan disain

dari sistem produksi manufaktur; Keputusan yang berhubungan dengan operasi

dan pengendalian sistem tersebut, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

C. SISTEM PRODUKSI MANUFAKTURBeberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain produksi adalah :a. Disain produksi dari barang yang diproses Dalam bentuk seperti apakah barang dan jasa akan dibuat (pola, corak, kualitas) ?b. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya Peralatan seperti apa yang akan dibeli supaya

barang atau jasa dapat diproduksi dengan biaya minimum ?

c. Disain tugas Bagaimanakan kegiatan produksi itu akan dibagi

kepada para pekerja menurut keahlian, kesehatan, dan biaya yang diperlukan ?

Page 3: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

d. Lokasi dari fasilitas produksi Dimanakah fasilitas produksi/pabrik itu akan

didirikan dalam kaitannya dengan letak pasar sumber tenaga kerja dan material, pengawasan polusi lingkungan, dan faktor2 lain ?

e. Layout dari fasilitas tersebut Bagaimanakah sebuah pabrik itu akan

dipersiapkan supaya operasinya dapat efisien ?Keputusan2 yang kompleks tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, (3) sifat produk yang diproses.1. Sifat Proses Produksi Penggolongan proses produksi berdasarkan ”sifat” ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam, yakni :a. Proses ekstraktif Adalah suatu proses produksi yang mengambil

bahan2 langsung dari alam. Contoh : proses penambangan batu-bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran minyak, dsb. Proses ekstraksi ini terdapat dalam industri proses produksi dasar, oleh karena itu pertanian dan perikanan juga disebut industri ekstraktif.

Page 4: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

b. Proses analitik Adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan

menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. Contoh : penyulingan minyak;

c. Proses fabrikasi Kadang2 disebut juga proses pengubahan

adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dsb. Contoh : proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dsb.

d. Proses sistetik Proses ini menunjukkan metode pengkombinasi

an beberapa bahan ke dalam bentuk produk. Dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia. Dalam industri lain seperti dalam produksi mobil, alat2 listrik, barang elektronik (radio, TV, lemari pendingin, dll), dimana bahan2 dirakit tanpa mengubah bentuk fisik atau susunan kimiawinya, disebut proses perakitan atau assembling. Sering proses ini digunakan sebagai bagian dari proses pengolahan.

2. Jangka Waktu Produksi

Page 5: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dimana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni :a. Proses terus-menerus (continuous

process)Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu yang tidak terbatas. Contoh : produksi mobil, dimana perubahan model hanya 1 kali dalam setahun. Istilah terus-menerus juga terdapat di dalam industri yang hanya mempunyai satu saat operasi (satu shift) yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. Selain itu juga terdapat dalam industri yang mempunyai kegiatan terus-menerus tanmpa berhenti selama periode waktu yang lama, seperti : pabrik tekstil.

b. Proses terputus-putus (intermittent process) Istilah terputus-putus ini terdapat dalam keadaan

manufactur dimana mesin2 itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan

Page 6: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

keinginan atau pesanan konsumen. Contoh : alat2 untuk pengecoran logam.

3. Sifat ProdukProses produksi yang ditentukan menurut sifat produknya, yang melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini proses produksi dapat dibagi dalam 2 macam : (a) produksi standard, dan (b) produksi pesanan a. Produksi StandardProduksi barang2 yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Pada produksi standard ini, dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan, di samping dikirim untuk pembeli dan penyalur. Contoh : produksi televisi, lemari es, sikat gigi, dsb. Penggunaan produksi ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk : Memelihara sejumlah persediaan Menyediakan fasilitas penyimpanan yang

memadai Menanggung resiko kemungkinan turunnya

harga pasar, kebakaran, pencurianb. Produksi PesananProduksi pesanan ini dilakukan apabila ada pembeli yang menghendaki spesifikasi tertentu. Contoh : pakaian seragam, furniture tertentu (untuk asrama, sekolah TK).

Page 7: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

KEGIATAN PRODUKSI

Keputusan2 yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produksinya. Masalah2 yang dihadapi oleh manajer produksi : Perencanaan produksi Organisasi produksi Pemeliharaan peralatan Pengawasan dan pemeriksaan kualitas

Biaya setiap unit produk yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kemampuan manajer produksi dalam mengatasi masalah2 yang timbul.

I. Perencanaan ProduksiFungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi dilakukan agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik.Keputusan2 yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah2 perencanaan : Jenis barang yang akan dibuat Jumlah barang yang akan dibuat Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang

dipakai)

Page 8: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Keputusan tentang jenis dan jumlah barang yang akan dibuat sangat dipengaruhi oleh data/informasi tentang kebutuhan pasar (dari bagian pemasaran). Perencanaan jenis barang yang akan dibuat, terdiri atas 4 tahap, yakni : Tahap pertama : penentuan disain awal yang

berupa disain spesifikasi dan syarat2 yang harus dipenuhi;

Tahap kedua : penentuan disain barang yang tepat;

Tahap ketiga : penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai;

Tahap keempat : pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas, dan mesin/peralatan yang tersedia.

Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh perkiraan penjualan (sales forcast) atau pola permintaannya, dan mempengaruhi penentuan jenis mesin/peralatan yang akan digunakan.

II. Organisasi ProduksiDalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada Bagian

Page 9: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Produksi.. Pada bagian tertentu terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaantahap2 dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan. Contoh dari organisasi yang sederhana dari sebuah perusahaan menengah : Wakil direktur yang bertanggung jawab di

bidang produksi Manajer Produksi

Kepala Pengawasan Produksi Personalia Pengawasan Produksi Kepala Inspektor Inspektor Kepala Devisi A Gudang Mandor Dept 1 Mandor Pembantu Pekerja Manajer Riset Personalia Riset

III. Pengendalian ProduksiPengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua

Page 10: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat.Pokok2 masalah pengendalian produksi meliputi : (a) Jenis2 Pengendalian Produksi, (b) Tahap2 dalam Pengendalian Produksi, (c) Alat manajemen : Program Evaluation and Review Technique (PERT).a. Jenis2 Pengendalian Produksi Terdapat 2 macam pengendalian produksi : Order Control digunakan oleh perusahaan

manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan2 dari pembelinya;

Flow Control digunakan dalam pabrik2 yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima

Prosedur dari kedua jenis pengendalian ini sama, dan fungsinya untuk menentukan apakah arus material dalam pabrik sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan, atau untuk menentukan apakah pengangkutan barang jadi ke gudang/ tempat penyimpanan sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan, agar tidak mengganggu pemasarannya.b. Tahap2 dalam Pengendalian Produksi

Page 11: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Perencanaan Jika pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan perusahaan telah diterima oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan dipecah-pecah ke dalam beberapa bagian, dengan menggunakan kartu material (bill of material) yang memuat komponen2 jadi maupun yang akan diproses lagi, atau disebut order. Daftar tersebut dipecah ke dalam beberapa formulir yang memuat jumlah material/barang yang akan dibeli dari produsen lain untuk keperluan proses produksi. Kemudian formulir2 permintaan material dan komponen2 yang diperlukan diberikan ke Bagian Pembelian.

Routing merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat2 digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses dimulai, semua masalah tersebut disusun terlebih dahulu dalam route sheet.

Scheduling Merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini harus dibuat sebelum produksi dimulai di dalam bentuk master schedule yang kemudian dipecah-pecah ke dalam schedule2.

Dispatching merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet.

Page 12: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

(memuat : barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya; disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai; mesin dan peralatan yang harus dipakai; petugas yang harus mengerjakan; kapan harus dimulai dan selesai; kepada siapa barang tersebut dijual).

Terdapat perbedaan urutan tahap pengendalian produksi, antara proses terus-menerus (continuous) dengan proses yang terputus-putus (intermittent). Pada proses terus-menerus : routing ditetapkan lebih dulu baru kemudian schedulling dan terakhir dispatching (pada proses ini routing ditetapkan pada saat perusahaan didirikan, dan untuk jangka waktu yang relatif lama). Sedangkan pada proses terputus-putus schedulling ditentukan terlebih dahulu, kemudian menyusul routing dan terakhir dispatching (pada proses intermitten penting untuk menentukan scheduling karena barang yang dihasilkan tidak selalu sama, baik jenis, kualitas, jumlah, maupun waktu penyerahannya). Penetapan routing pada proses terputus-putus harus diusahakan untuk memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia semaksimal mungkin.c. Analisis Jaringan kerja : Metode Jalur kritis dan PERTAnalisis jaringan kerja (Network Analysis) teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan

Page 13: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.Analisis jaringan kerja banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan Critical Path method (CPM ; Metode Jalur Kritis - MJK) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Teknik ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen2 dalam situasi yang kompleks untuk tujuan mendisain, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan. Dalam PERT khususnya, beranggapan bahwa waktu untuk melaksanakan masing2 kegiatan tidak menentu (uncertain), sehingga digunakanlah tiga perkiraan waktu : optimis, pesimis, dan normal. Konsep dasar analisis jaringan kerja :1. Jaringan Kerja

(Networking) merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu) dan kejadian (event saat mulanya atau berakhirnya aktivitas). Kejadian paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas2 sebelumnya selesai; Antara event mulai dan event penyelesaian dihubungkan dengan aktivitas.

Page 14: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Hubungan antara berbagai event (baik mulai maupun penyelesaian) setiap bagian pekerjaan sampai dengan penyelesaian paling akhir, akan membentuk suatu diagram jaringan kerja (Network Diagram).

2. Jalur Kritis (Critical Path) adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Beberapa hal penting diperhatikan :a. Jalur kritis menyoroti aktivitas2 yang harus

(dapat) dilakukan dengan cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek;

b. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan;

c. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.

Jalur kritis lebih mengarahkan perhatian manajemen pada situasi yang penting, memusatkan perhatian pada kemacetan dan menghilangkan hal2 yang tidak perlu pada jalur lain yang tidak akan dapat mempercepat penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.

Aktivitas Semu (Dummy)

Page 15: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu ( dummy ), yaitu suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semu menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dulu dengan dua even berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain (terjadi aktivitas semu apabila terdapat 2 event yang bermula dari 1 event pendahulu dengan aktivitas 2 yang berbeda, dan keduanya menuju 1 event berikutnya dengan aktivitas yang berbeda pula)Keterbatasan2 Metode Jalur kritis (MJK)Faktor2 penting yang membatasi penerapan MJK adalah :

1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian tidak mungkin terjadi pada kehidupan negara

2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu

3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik

Page 16: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Program Evaluation and Review Tehcnique (PERT)Untuk mengatasi keterbatasan pada MJK yaitu asumsi keadaan yang statik, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan b eberapa hal :1. Teori probabilitas yang berguna untuk

memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang;

2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpangan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan;

3. Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik; model ini dikenal dengan Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu : Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan

kemungkinan waktu penyelesaian paling pendek, jikalau semua pekerjaan berjalan dengan lancar;

Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan2 penundaan;

Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu pen yelesaian sebagaimana biasa terjadi.

Page 17: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, untuk menghitung waktu yang diharapkan, menggunakan rumus : Wo + 4 Wn + Wp

Wh = ------------------------ 6 Waktu yang diharapkan merupakan kesempatan 50 – 50 bagi aktivitas untuk diselesaikanBeberapa rumus statistik yang dapat digunakan untuk tujuan ini bersama-sama dengan tabel nilai probabilitas untuk distribusi normal adalah standard deviasi setiap aktivitas dan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan.Pengendalian Bahan BakuBahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi, sehingga perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. ”Cukup” bukan berarti harus dalam jumlah besar, karena persediaan dalam jumlah besar mengandung banyak resiko, seperti :

a.Resiko hilang dan rusakb.Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang

tinggic.Resiko usangd.Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar

Page 18: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah pemesanan untuk mencapai biaya persediaan yang optimal, maka perusahaan harus melakukan pemesanan2 yang seekonomis mungkin (jumlah pemesanan yang ekonomis menjadi indikator jumlah persediaan yang tepat).Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor :

a.Jumlah kebutuhan bahan baku per tahunb.Biaya pemesananc.Biaya penyimpanan, dand.Harga bahan baku

Biaya pemesanan, jika dikaitkan dengan besarnya persediaan, mempunyai ciri yang berlawanan dibanding dengan biaya penyimpanan (semakin besar volume persediaan akan membuat semakin kecil biaya pemesanan, karena frekuensi pemesanan yang semakin jarang). Sebaliknya, makin besar volume persediaan, maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Ciri demikian merupakan dasar penghitungan jumlah pemesanan yang paling ekonomis.Jumlah pemesanan yang paling ekonomis dihitung dengan menggunakan rumus :

Page 19: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

2 x K x BpJPPE = -------------- H x Bs JPPE = Jumlah pemesanan yang paling ekonomi K = Jumlah kebutuhan bahan baku per tahunBp = Biaya pemesanan (setiap pesan)Bs = Biaya penyimpanan (dinyatakan dalam %)H = Harga bahan baku per unit

IV. Pemeliharaan PeralatanDi bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dan perbaikan peralatan sangat memegang peranan, dan apabila hal ini diabaikan maka akibatnya perusahaan akan menderita rugi yang tidak kecil.

Kerugian yang diderita perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan, disebabkan antara lain :1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup

parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal

2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi

3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan

Page 20: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

4. Perusahaan terpaksa harus membayar klaim karena penyerahan yang tidak tepat

5. menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji

Masalah pemeliharaan ini bagi pimpinan perusahaan sangat membingungkan karena di satu pihak, penting dan di pihak lain tidak, biayanya sulit diukur dan tidak produktif.Kecenderungannya biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun ”naik”, hal ini disebabkan tiga hal : SelaLu terdapat kenaikan yang ajeg pada

kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat

Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat2 pembantu lainnya sebagai akibat dari perkembangan teknologi

Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan agar kenaikan biaya tidak mengubah unit cost selalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.

Page 21: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Organisasi Pemeliharaan PeralatanTerdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yakni :a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau

departemen --. Masing2 bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.Keuntungan2 cara desentralisasi : Tenaga mekanik akan mengerti betul

penggunaan dan karakteristik alat2 yang harus mereka pakai

Mempermudah pimpinan mengarahkan orang2 untuk mengerjakan pekerjaan2 yang harus cepat selesai

Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan2 besar dapat lebih diperkecil

Sedangkan kelemahannya : Fleksibelitas sangat rendah Terdapatnya duplikasi tenaga kerja

b. Sentralisasi dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.Keuntungan2 cara sentralisasi : Tidak terdapat duplikasi alat2 lain, tenaga kerja

dan persediaan suku cadang Fleksibelitas yang tinggi

Kelemahannya :

Page 22: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak

Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien

Sulit untuk menerapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan2 yang harus didahulukan dan diselesaikan dengan segera

Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin besar

Program pemeliharaan peralatan, antara lain meliputi :1. Penyusunan perencanaan yang

meliputi penentuan tugas2 yang akan dilakukan, prioritasnya dan tenaganya

2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya

3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu2 pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti, dan bahkan untuk memonitor di bagian apa, peralatan itu sering mengalami kerusakan

4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali-kartu kendali untuk mempermudah administrasi gudang

Page 23: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

(misalnya master bill of material dan bill of material)

5. Mengatur program latihan (training) dengan metode2 yang mungkin dilaksanakan, dengan maksud meningkatkan ketrampilan kerja mereka

6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian yang akan diderita karena sebagian atau seluruh kegiatan terhenti, selama perbaikan berlangsung.

V. Pengawasan Kualitas dan InspeksiPengawasan kualitas dalam kegiatan produksi terletak pada faktor standard yang diterapkan, yang ditinjau dari dimensi tertentu, misalnya komposisi kimiawi bahan baku, kekerasan, kekuatan, kerataan permukaan, ketepatan ukuran dan beberapa faktor lain yang lebih bersifat subyektif. Suatu barang dikatakan ”baik”, tidak berarti ”harus persis” dengan standard tersebut, akan tetapi setidak-tidaknya ”mendekati”, karena adanya faktor ”toleransi”.Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja, akan tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar, kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan kembali (return on

Page 24: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

invesment), persaingan dan sebagainya, kualitas dan disain teknis, standar bahan baku, proses dan kemampuan kerja barang ybs, serta berbagai inspeksi di bidang2 kualitas bahan yang dipakai, operasi yang digunakan dan daya kerja barang yang dibuatnya.

Tahap2 Pengawasan kualitas (4 tahap) : 1.Penentuan kebijakan tentang penetapan

kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen)

2.Penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar

3.Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2

4.Tahap penggunaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang

Pengawasan Kualitas di dalam ProduksiDalam lingkup pengawasan kualitas, perbedaan pengertian inspeksi dan pengawasan :- Inspeksi merupakan penyusunan cara2 pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang

Page 25: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

telah ditetapkan, pada tahap ini ”tindakan perbaikan” belum dilaksanakan.

- Pengawasan/pengendalian (kontrol) mengajukan pertanyaan2 kapan, berapa kali dan berapakah jumlah barang yang akan diinspeksi. Bilamana terjadi kerusakan, pengawasan menentukan penyebab kesalahan dan melakukan perbaikan.

Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap pengawasan kualitas ini dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk pengawasan kualitas barang2 yang keluar, dan dengan menggunakan prosedur bagan pengawasan (control chart) secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin2 dan proses2 yang tidak berjalan dengan semestinya.Bagan Pengawasan (Control Chart)Pada dasarnya penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2 kategori :1. Penyimpangan2 yang tidak dapat ditentukan Penyimpangan semacam ini, biasanya sangat

kompleks, akan tetapi tidak begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya yang terlalu kecil

2. Penyimpangan2 yang dapat ditentukanBiasanya penyimpangan2 semacam ini kerapkali terjadi dan dapat diketahui (dilacak) penyebabnya: yang pada umumnya disebabkan karena :

Page 26: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

- perbedaan2 antara para pekerja- perbedaan2 antara mesin2- perbedaan2 antara bahan baku (material)- perbedaan karena interaksi antara dua atau

ketiga faktor yang disebutkan di atasAtas dasar hasil penyelidikan dari kedua penyimpangan tersebut dapat dibuat suatu control chart (bagan kontrol) sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi dimana penyebabnya, dan dengan demikian perusahaan dapat melakukan perbaikan2.

Page 27: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN (SAP)PRODIP III ADMINISTRASI PERPAJAKAN SEMESTER I TAHUN 2007/2008

MATA KULIAH KULIAH : ORGANISASI BISNIS & MANAJEMEN (OBM)DOSEN : 1. Dra. UCOK SARIMAH,MM

2. SATRIA HADI LUBIS,SE,MBA 3. AIDA PURWANINGSIH,SE,MM

PERTEMUANKE

POKOK BAHASAN JUMLAH JAMLAT

KETERANGAN

I Konsep Bisnis dan Sistem Perekonomian

3

II Pasar 3III Bentuk-bentuk Perusahaan

(PT,CV, dll); Bisnis Kecil dan Bisnis Besar

3

IV Uang & Perbankan; Sekuritas dan Investasi

3

V Manajemen Keuangan & Resiko

3

VI Memahami Proses Pemasaran 3VII Organisasi 3VIII Organisasi (lanjutan) 3 Mid Semester IIX Manajemen 3X Sejarah Manajemen 3XI Fungsi-fungsi Manajemen 3XII Mengelola SDM 3XIII Kepemimpinan 3

Page 28: MANAJEMEN PRODUKSI & OPERASIONAL

XIV Komunikasi 3XV Motivasi 3XVI Pengendalian 3

JAKARTA, 30 OKTOBER 2007