Manajemen Pkm Asli Terbaru

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia. Untuk mencapai tujuan nasional diselenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu, termasuk diantaranya pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. (PP No.66 Tahun 2014)

description

selamat membaca

Transcript of Manajemen Pkm Asli Terbaru

Page 1: Manajemen Pkm Asli Terbaru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk

hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya

derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat

Indonesia.

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa,

yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia. Untuk mencapai tujuan

nasional diselenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang

merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan

terpadu, termasuk diantaranya pembangunan kesehatan. Pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk

upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. (PP No.66

Tahun 2014)

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara sosial

dan ekonomis. (UU nomor 36 tahun 2009).

Indikator meningkatnya derajat kesehatan suatu bangsa adalah

meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) dengan dapat berkurangnya angka

kesakitan dan kematian. Pemerintah telah menyusun berbagai program

pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan pemberantasan

penyakit menular (P2M) baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif (Depkes RI, 2008).

Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup

kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan

Page 2: Manajemen Pkm Asli Terbaru

masyarakat, sehingga perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk

memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan

kesehatan/risiko tinggi.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang

selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya. (Permenkes No.75 Tahun 2014).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa

perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh pemerintah. (Permenkes No. 19 Tahun 2014)

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini

memuat berbagai ketentuan pokok yang selanjutnya dijabarkan dalam

berbagai petunjuk teknis sehingga diharapkan dapat menjadi acuan bagi

semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan Nasional. Sasaran Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) ini adalah seluruh komponen mulai dari

pemerintah (pusat dan daerah), BPJS, fasilitas kesehatan, peserta dan

pemangku kepentingan lainnya sebagai acuan dalam pelaksanaan program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). (Permenkes No.28 Tahun 2014)

Menurut WHO (World Health Organization =organisaasi kesehatan

dunia), pengeluaran lendir atau gejala pilek terjadi pada penyakit flu ringan

disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus dan/atau

coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama beberapa

Page 3: Manajemen Pkm Asli Terbaru

jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga menjadi pencetus

infeksi virus pada saluran napas bagian atas.

Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau

gangguan kesehatan dari factor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

Kesehatan Lingkungan diselenggarakan melalui upaya Penyehatan,

Pengamanan, dan Pengendalian. Penyehatan adalah upaya pencegahan

penurunan kualitas media lingkungan dan upaya peningkatan kualitas media

lingkungan. Pengamanan adalah upaya pelindungan terhadap kesehatan

masyarakat dari faktor risiko atau gangguan kesehatan. Pengendalian adalah

upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau

gangguan kesehatan. (PP No.66 Tahun 2014)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran

pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau

bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim

paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsia)

kedalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat

berlangsung sampai 14 hari.

Puskesmas mempunyai misi untuk mendorong masyarakat untuk hidup

sehat, memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, serta

memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

(Permenkes No 75 tahun 2014)

Sesuai dengan keputusan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat kesehatan masyarakat bahwa :

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan

Page 4: Manajemen Pkm Asli Terbaru

masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: pelayanan promosi kesehatan,

pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga

berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian

penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung

pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemeliharan kesehatan dipengaruhi

oleh keadaan lingkungan yang baik. Seperti yang tertera pada PP No. 66

Tahun 2014 dimana pengaturan kesehatan lingkungan bertujuan utnuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik, kimia,

biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

kesehatan yang setinggi – tingginya. .

Berdasarkan pernyataan diatas, maka kami tertarik untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai pelaksanaan managerial keperawatan di bagian

program P4 khususnya ISPA di Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran manajemen keperawatan di bagian Program

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan (P4) di Puskesmas Sukakarya

Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

a Melakukan kajian situasi pada Program Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan (P4) dengan pendekatan 6M dengan model SWOT

b Melakukan strategi perencanaan dari hasil kajian situasi

berdasarkan analisis SWOT

c Melakukan pelaksanaan dari strategi perencanaan yang dibuat

C. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa Program Profesi STIKes Kota Sukabumi

Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa

tentang manajemen keperawatan serta diharapkan dapat dijadikan

Page 5: Manajemen Pkm Asli Terbaru

pengalaman yang sangat berharga dalam menghadapi tantangan tugas

yang akan datang.

b. Bagi Program Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (P2PL) Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan,

memberikan informasi serta dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan penentuan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan promosi

kesehatan yang berhubungan dengan Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan (P2PL)

c. Bagi Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas

manajemen program untuk dapat mencapai tujuan organisasi di bidang

peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang paripurna dan sebagai

lahan pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan, penelitian dan

pengembangan ilmu kesehatan klinis dan perawatan dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

D. Sistematika Penulisan

Laporan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu BAB I Pendahuluan

yang berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan dan

Sistematika Penulisan. BAB II Konsep Dasar Puskesmas yang berisi tentang

Pengertian, Visi, Misi, Tujuan, Fungsi, Upaya, Peran Perawat. BAB III

Peraturan Puskesmas yang berisi Visi, Misi, Puskesmas Sukakarya Kota

Sukabumi, Rencana Pencapaian Program. BAB IV Manajemen Puskesmas

yang berisi Existing Condition / Situasi PKM, Pencapaian, Manajemen

Program. BAB V Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran.

Page 6: Manajemen Pkm Asli Terbaru

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Puskesmas

Dalam Permenkes no 75 tahun 2014 dijelaskan bahwa secara umum

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau

masyarakat.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau

masyarakat.

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

dan masyarakat.

Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu

kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk

peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat

penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan

di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.

Page 7: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur

pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan kesehatan secara timbal balik

baik vertikal maupun horizontal.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis

operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana

tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal.

1. Penanggungjawab Penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan

kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan

kemampuannya.

2. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,

tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka

tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan

keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing

puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

B. Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan

Sehat adalah gambaran masayarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai

Page 8: Manajemen Pkm Asli Terbaru

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan

dan berperilaku sehat, memiliki kemampuanuntuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat,

yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan

setempat.

C. Misi

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut

adalah:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,

yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap

kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya.

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,

melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk

hidup sehat.

Page 9: Manajemen Pkm Asli Terbaru

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan

pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan

dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat berserta lingkungannya.

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan

kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek

lingkungan dari yang bersangkutan.

D. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat

2025.

E. Fungsi

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan

Page 10: Manajemen Pkm Asli Terbaru

puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan,

dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,

berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

Page 11: Manajemen Pkm Asli Terbaru

F. Upaya

Dalam Permenkes No 75 tahun 2014 Pasal 35 ayat (1) Puskesmas

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama. Dan ayat (2) Upaya kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terintegrasi dan

berkesinambungan.

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 35 meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan

masyarakat pengembangan.

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut

dikelompokkan menjadi dua yakni:

1) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai

daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di

wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d. Upaya Perbaikan Gizi

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan

2) Upaya Kesehatan Pengembangan

Page 12: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan

dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Olah Raga

c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Upaya Kesehatan Kerja

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f. Upaya Kesehatan Jiwa

g. Upaya Kesehatan Mata

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta

upaya pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini

merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya

pengembangan puskesmas.

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang, baik

upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila

perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah

tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan

pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya

inovasi, yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai

dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah

dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas. Pemilihan upaya

kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan

pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah

terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu

pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan

Page 13: Manajemen Pkm Asli Terbaru

puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan

tertentu, upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan

sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila puskesmas

belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal

menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat

inap. Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut,

yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga,

sarana dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, di

beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan masyarakat terhadap

pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaan ini, apabila ada kemampuan, di

puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik tersebut, baik

dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan medik

spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan rujukan

kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter dan atau tenaga spesialis

yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap

fungsional puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat.

Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik

spesialistik dan memiliki tenaga medis spesialis, kedudukan dan fungsi

puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan

pelayaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

G. Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi dan Wewenang

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:

a. Paradigma sehat

b. Pertanggungjawaban wilayah

c. Kemandirian masyarakat

d. Pemerataan

Page 14: Manajemen Pkm Asli Terbaru

e. Teknologi tepat guna

f. Keterpaduan dan kesinambungan.

Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas mendorong seluruh

pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan

mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Berdasarkan prinsip pertanggungjawabanwilayah, Puskesmas

menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya.

Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong

kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan

Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah

kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya

dan kepercayaan.

Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna Puskesmas menyelenggarakan

Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai

dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk

bagi lingkungan. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan

UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang

didukung dengan manajemen Puskesmas.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama

Puskesmas berwenang untuk melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis

masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan,

melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan, melaksanakan

komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang

Page 15: Manajemen Pkm Asli Terbaru

kesehatan, menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait, melaksanakan pembinaan teknis terhadap

jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat, melaksanakan

peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas, memantau

pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan, melaksanakan

pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan

Pelayanan Kesehatan, memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam

penyelenggaraan UKP tingkat pertam, Puskesmas berwenang untuk:

a) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.

b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

upayapromotif dan preventif.

c) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

d) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

e) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi.

f) Melaksanakan rekam medis.

g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan.

h) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

i)Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama di wilayah kerjanya.

j)Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem

Rujukan.

Page 16: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Selain menyelenggarakan fungsi Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana

pendidikan Tenaga Kesehatan. Ketentuan mengenai wahana pendidikan Tenaga

Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

H. Peran Perawat

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan

kesehatan menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan

keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas

dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga

memandang klien secara komprehensif. Perawat kontemporer menjalankan fungsi

dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan

klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,

komunikator dan pendidik (Potter dan Perry, 1997).

Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat

professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator,

collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

Ada beberapa peran perawat professional antara alin care give, client

advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator,  change agent,

consultan,  dan interpersonal process

1. Care Giver

Peran ini diharapkan perawat mampu menerapkan hal-hal berikut ini.

Memberikan pelayanan keperarawatan kepada individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat sesuai diagnose masalah yang terjadi melalui

dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.

Memeperhatikan idividu  dalam konteks sesui kehidupan klien , perawat

harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien.

Perawat menggunakan proses keperawatan untuk

mengidentifikasi diagnosis keperawatan, molai dari masalah fisik sampai

sikologis.

2. Clien Advocate (Pembela Klien)

Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu

untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil

Page 17: Manajemen Pkm Asli Terbaru

tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek

yang tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik

tertentu. Peran inilah yang belum tampak di kebanyakan institusi kesehatan di

Indonesia, perawat masih sebatas menerima delegasi dari profesi kesehatan

yang lain tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan

dilakukannya apakah aman atau tidak bagi kesehatan klien.

Manajer kasus juga merupakan salah satu peran yang dapat dilakoni oleh

perawat, di sini perawat bertugas untuk mengatur jadwal tindakan yang akan

dilakukan terhadap klien oleh berbagai profesi kesehatan yang ada di suatu

rumah sakit untuk meminimalisasi tindakan penyembuhan yang saling

tumpang tindih dan memaksimalkan fungsi terapeutik dari semua tindakan

yang akan dilaksanakan terhadap klien.

Tugas perawat :

Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam

memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan

(inform concern) atas tindakankeperawatan yang diberikan kepadanya.

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena

klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan

banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang

paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus

mampu membela hak-hak klien.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan

termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan

kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty,

1998 :140).

Hak-Hak Klien antara lain :

Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya

Hak atas informasi tentang penyakitnya

Hak atas privacy                                 

Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

Page 18: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :

Hak atas informasi yang benar

Hak untuk bekerja sesuai standart

Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien

Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok

Hak atas rahasia pribadi

Hak atas balas jasa

3. Conselor (konseling)

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi

tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan

interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.

Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Peran perawat :

Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat

sakitnya.

Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan

metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.

Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau

keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan

pengalaman yang lalu.

Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

4. Educator (Pendidik)

Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu

murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru

dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau

keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti

dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan

secara teknis.

5. Kalaborasi (Collaborator)

Perawat sebagai kalaborasi  dapat di laksanakan dengan cara berkerja

sama dengan tim kesehatan yang lain.

Page 19: Manajemen Pkm Asli Terbaru

6. Koordinasi (Coordinator)

Dalam peran ini diharapkan perawat mampu mengarahkan, merencanakan, dan

mengi banorganisasi pelayanan daari semua anggota tim kesehatan, karena

klien menerima pelayanan dari banyak proffesonal.

7. Cange Agent

Pembawa perubahan adalah seseorang yg berinisiatip membantu orla

membuat perubahan pada dirinya atau pada system (Kemp,1986).

Mengidentifikasi masalah, mengkaji motifasi pasien dan membantu klien tuk

berubah, menunjukan alternated, menggali kemungkinan hasilk dari

alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina

dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses

perubahan dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney).

I. Fungsi Perawat

Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam

menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,

dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri

dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan

kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan

kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan

kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,

pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas

pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan

tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada

perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen

Page 20: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi

apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian

pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang

mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim

perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam

memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam

pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.

Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan

bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta

mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan

keperawatan.

A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. Definisi ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah mulai dari infeksi saluran

pernafasan atas dan adneksanya hingga parenkim paru. Pengertian akut adalah

infeksi yang berlangsung hingga 14 hari. Infeksi saluran pernafasan atas

adalah infeksi primer saluran pernafasan di atas laring, sedangkan infeksi

laring ke bawah disebut infeksi saluran pernafasan bawah. Infeksi saluran

pernafasan atas terdiri dari rinitis, faringitis, tonsillitis, rinosinusitis dan otitis

media. Sedangkan infeksi saluran pernafasan bawah terdiri atas epiglotis,

croup (laringotrakeobronkitis), bronchitis, bronkiolitis, dan pneumonia

(Rahajoe, 2010).

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang berlangsung sampai 14

hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara

pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes

RI, 2012).

ISPA adalah infeksi pada saluran pernafasan yang dimulai dari hidung

sampai ke alveoli. Infeksi pernafasan menyebar dari satu struktur ke struktur

lain karena terhimpitnya membran mucus yang membentuk garis lurus pada

seluruh sistem. Akibatnya infeksi saluran pernafasan walaupun meliputi

Page 21: Manajemen Pkm Asli Terbaru

beberapa area, tetapi efeknya berpengaruh pada banyak penyakit (Hartono,

2012).

2. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala penyakit Infeksi Saluran Pernapasan menurut Depkes

RI (2010) dapat berupa:

a. Batuk

b. Kesulitan bernapas

c. Sakit tenggorokan

d. Pilek

e. Demam

f. Sakit kepala

3. Klasifikasi ISPA

Pembagian ISPA menurut Program Pemberantasan Penyakit ISPA

(P2ISPA), penyakit ISPA terbagi ke dalam 2 golongan yaitu Pneumonia

(radang paru-paru) dan Bukan Pneumonia, yang didasarkan atas gejala-gejala

klinis yang timbul (WHO, 2005). Adapun pembagiannya sebagai berikut:

a. ISPA Pneumonia

ISPA pneumonia ditandai dengan proses infeksi akut yang mengenai

jaringan paru-paru, yang di sebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri).

Penyakit dengan gejala batuk atau sukar bernafas dengan tanda-tanda nafas

cepat. Untuk anak umur 1-5 tahun, dikatakan mempunyai nafas cepat

apabila frekuensi nafasnya lebih dari 40 kali per menit. Gejala umum

pneumonia adalah batuk atau sukar bernafas dan beberapa tanda bahaya

umum atau tarikan dinding dada kedalam atau stridor pada anak dalam

keadaan tenang (Arianto, 2012).

b. ISPA Non Pneumonia

ISPA non pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa

disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.

4. Etiologi

Page 22: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Menurut R.Hartono (2012), etiologi dan infeksinya ini mempengaruhi

umur, musim, kondisi tempat tinggal dan masalah kesehatan yang ada.

a. Agen penginfeksi

Sistem pernafasan menjadi terpengaruh oleh bermacam-macam

organism terinfeksi. Banyak infeksi disebabkan oleh virus, terutama

respiratory synctial virus (RSV). Agen lain melakukan serangan pertama

atau kedua melibatkan grup A B-Hemolytic Streptococcus, Staphylococci,

Haemophilus influenza, Chalamydia trachomatis, Mycoplasma, dan

Pneumococci.

b. Umur

Bayi umur di bawah 3 bulan mempunyai angka infeksi yang rendah,

karena fungsi pelindung dari antibodi keibuan. Infeksi meningkat pada

umur 3-6 bulan, pada waktu ini antara hilangnya antibodi keibuan dan

produksi antibodi bayi itu sendiri. Sisa infeksi dari virus berkelanjutan

pada waktu balita dan prasekolah. Pada waktu anak-anak berumur 5 tahun,

infeksi pernafasan yang disebabkan virus akan berkurang frekuensinya,

tetapi pengaruh infeksi mycoplasma pneumonia dan grup A B-Hemolytic

Streptococcus akan meningkat. Jumlah jaringan limfa meningkat

seluruhnya pada masa balita dan anak-anak dan diketahui berulang-ulang

meningkatkan kekebalan pada anak yang sedang tumbuh dewasa.

c. Ukuran

Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi sistem pernafasan.

Diameter saluran pernafasan terlalu kecil pada anak-anak khususnya balita

akan menjadi sasaran radang selaput lendir dan peningkatan produksi

sekresi. Pembuluh eustachius yang relatif pendek dan terbuka pada anak

kecil dan anak muda yang membuat pathogen mudah untuk masuk ke

telinga bagian tengah.

d. Daya tahan

Kemampuan untuk menahan organisme penyerang dipengaruhi

banyak faktor. Kekurangan sistem kekebalan pada anak beresiko terinfeksi.

Kondisi lain yang mengurangi daya tahan adalah malnutrisi, anemia,

kelelahan dan tubuh yang menakutkan. Kondisi yang melemahkan

Page 23: Manajemen Pkm Asli Terbaru

pertahanan pada sistem pernafasan dan cenderung yang menginfeksi

melibatkan alergi (seperti alergi rhinitis), asma, kelainan jantung yang di

sebabkan tersumbatnya paru-paru dan cystic fibrosis.

e. Variasi Musim

Banyaknya patogen pada sistem pernafasan yang muncul dalam

wabah selama bulan musim semi dan dingin, tetapi infeksi mycoplasma

sering muncul pada musim gugur dan awal musim semi. Infeksi yang

berkaitan dengan asma (seperti asma bronchitis) frekuensi banyak muncul

selama cuaca dingin.

5. Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dari interaksi bibit penyakit

dengan tubuh pejamu. Respon inflamasi pada lokasi infeksi merupakan hasil

mekanisme imun spesifik dan nonspesifik pejamu dalam melawan invasi

mikroba dengan mencegah pertumbuhannya atau selanjutnya

menghancurkannya. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan

menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran pernafasan bergerak

ke atas mendorong virus ke arah faring atau reflek oleh laring. Jika reflek

tersebut gagal maka akan merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran

pernafasan. Kerusakan tersebut menyebabkan peningkatan aktifitas kelenjar

mucus sehingga mengeluarkan mukosa yang berlebihan. Rangsangan cairan

mukosa tersebut yang akhirnya menyebabkan batuk. Adanya infeksi virus

merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Infeksi sekunder

bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat

menyumbat saluran pernafasan sehingga timbul sesak nafas dan juga

menyebabkan batuk yang produktif (Mandal B.K dkk, 2008:10).

6. Penularan ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyakit yang

tergolong pada air borne disease (penularan penyakit melalui udara) yang

terjadi tanpa adanya kontak dengan penderita maupun benda yang

terkontaminasi. Penularan penyakit ISPA terjadi dalam bentuk droplet nuclei

(partikel yang sangat kecil sebagai hasil dari batuk atau bersin dan dapat

Page 24: Manajemen Pkm Asli Terbaru

tinggal dalam udara bebas untuk waktu yang cukup lama dan dihisap langsung

pada saat bernapas) maupun dalam bentuk dust (partikel dengan berbagai

ukuran sebagai hasil resuspensi partikel yang terletak di lantai, tempat tidur

dan tempat lainnya dan tertiup angin bersama debu) (Noor, 2006).

7. Pencegahan ISPA

Pencegahan ISPA pneumonia dan ISPA non pneumonia, karena

banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya ISPA, maka dewasa ini terus

dilakukan penelitian dengan cara pencegahan ISPA yang efektif dan spesifik.

Cara yang terbukti efektif saat ini adalah dengan pemberian imunisasi campak

dan pertusis (DPT). Dengan imunisasi campak yang efektif, sekitar 11%

kematian pneumonia balita dapat dicegah dan dengan imunisasi pertusis

(DPT), 6% kematian penumonia dapat dicegah. Secara umum dapat dikatakan

bahwa cara pencegahan ISPA adalah dengan hidup sehat, cukup gizi,

pemberian ASI Ekslusif, menghindari polusi udara dan pemberian imunisasi

lengkap (Maryunani, 2010).

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum

yakni: pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi

promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua

(secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang

tepat dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi

pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi (Noor, 2006).

Dalam upaya pencegahan ISPA dapat dilihat dalam tiga tingkat

pencegahan yaitu sebagai berikut (Noor, 2006):

a. Pencegahan Tingkat Pertama

Sasaran pencegahan tingkat pertama dapat ditujukan pada faktor

penyebab, lingkungan serta faktor pejamu.

1) Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk

mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah

mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi,

yang bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab

penyakit, penyemprotan atau insektisida dalam rangka menurunkan dan

menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan,

Page 25: Manajemen Pkm Asli Terbaru

di samping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan

rantai penularan. Selain itu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan

sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta

pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita),

serta mengurangi atau menghindari perilaku yang dapat meningkatkan

risiko perorangan dan masyarakat. Usaha yang dapat dilakukan pula

yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-

cara penularan pemberantasan serta diagnosa dini dari suatu penyakit

seperti ISPA.

2) Mengatasi atau memodifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan

fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan

serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan

biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta

peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga,

hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat. Contohnya

yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya

menerapkan pola hidup sehat dan PHBS sejak dini.

3) Meningkatkan daya tahan pejamu yang meliputi perbaikan status gizi,

status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian

imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan

status psikologis dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan

kualitas gizi. Selain itu pemberian ASI Ekslusif kepada bayi yang baru

lahir, karena ASI banyak mengandung kalori, protein dan vitamin yang

banyak dibutuhkan tubuh, pencegahan ini bertujuan untuk membentuk

sistem kekebalan tubuh.

b. Pencegahan Tingkat Kedua

Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang

menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan

menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini

yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah

meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk

Page 26: Manajemen Pkm Asli Terbaru

segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya

akibat samping atau komplikasi.

1) Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha

surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan

kelompok tertentu, penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu

secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang

efektif. Temuan semua penderita dengan cara diperiksa di sarana

pelayanan kesehatan guna memastikan bahwa seseorang balita benar-

benar tidak menderita ISPA.

2) Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai

berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.

c. Pencegahan Tingkat Ketiga

Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu

dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan

permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah

kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha

rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan

suatu penyakit tertentu, seperti: menjaga keadaan gizi agar tetap baik,

imunisasi, menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mencegah anak

berhubungan dengan penderita ISPA.

8. Penatalaksanaan ISPA

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menurut Donna

L Wong (2009) adalah:

a. Mengurangi usaha napas

Banyak infeksi pernafasan akut yang bersifat ringan dan menyebabkan

sedikit gejala. Meskipun anak-anak merasa tidak nyaman dan mengalami

hidung tersumbat serta pembengkakan mukosa, namun jarang terjadi gawat

napas. Uap hangat atau dingin telah menjadi tindakan terapeutik yang

banyak digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan pernapasan. Uap

tersebut melembutkan membran yang terinflamasi dan bermanfaat jika

terjadi sesak atau gangguan laringeal. Metode paling baik untuk

menimbulkan uap hangat adalah dengan mandi (shower).

Page 27: Manajemen Pkm Asli Terbaru

b. Meningkatkan istirahat

Anak-anak yang penderita penyakit demam akut harus tirah baring. Hal

ini biasanya tidak sulit pada saat suhu meningkat namun menjadi sulit jika

anak mulai merasa lebih baik. Sering kali anak-anak lebih mudah patuh jika

mereka dibiarkan berbaring diam di sofa tempat mereka dapat menonton

televisi atau berpartisipasi dalam aktivitas yang tenang, dibandingkan

dengan jika mereka menangis dengan keras di tempat tidur.

c. Meningkatkan kenyamanan

Anak-anak yang lebih besar biasanya mampu mengatur sekresi nasal

dengan hanya sedikit kesulitan. Kompres panas atau dingin terkadang juga

dapat mengurangi nyeri kepala pada anak-anak yang lebih besar. Kantong

es atau bantalan panas yang ditempelkan di leher dapat mengurangi rasa

tidak nyaman, namun tindakan kewaspadaan yang cermat harus dilakukan

untuk mencegah luka bakar. Kantong es atau alat pemanas harus dibungkus,

dan bantalan pemanas tidak boleh di set pada rentang yang tinggi.

d. Mencegah penyebaran infeksi

Mencuci tangan dengan baik harus dilakukan ketika merawat anak

dengan infeksi pernapasan. Anak-anak dan keluarga diajarkan untuk

membuang tisu bekas langsung kedalam keranjang sampah setelah

digunakan dan menghindari berbagi cangkir, waslap atau handuk. Mereka

juga diajarkan untuk menggunakan tangan mereka untuk menutupi hidung

dan mulut ketika mereka batuk atau bersin.

e. Menurunkan suhu

Jika anak mengalami peningkatan suhu yang signifikan, pengendalian

demam menjadi sangat penting. Orang tua harus mengetahui cara mengukur

suhu anak dan membaca termometer dengan akurat. Selanjutnya jika dokter

telah meresepkan obat penurun panas, orang tua mungkin memerlukan

bantuan dalam pemberian obat. Penekanan pada keakuratan jumlah obat

yang diberikan dari jarak waktu pemberian obat sangat penting dilakukan

untuk menghindari akumulasi efek obat.

f. Meningkatkan hidrasi

Page 28: Manajemen Pkm Asli Terbaru

Dehidrasi selalu berbahaya jika anak demam atau anoreksik, terutama

jika muntah atau diare juga terjadi. Asupan cairan yang adekuat harus

dianjurkan dengan memberikan minuman yang disukai anak sedikit tetapi

sering. Cairan berkalori tinggi, membantu mencegah katabolisme dan

dehidrasi namun harus dihindari jika diare juga terjadi. Orang tua harus

mengetahui cara mengkaji tingkat hidrasi anak mereka. Mereka dianjurkan

untuk mengobservasi frekuensi berkemih dan memberi tahu perawat atau

dokter jika anak berkemih secara tidak mencukupi.

g. Memberikan nutrisi

Kehilangan selera merupakan karakteristik anak-anak yang mengalami

infeksi akut dan pada kebanyakan kasus. Banyak anak yang tidak

menunjukkan penurunan nafsu makan dan anak lainnya berespons dengan

baik terhadap makanan. Pemaksaan makanan pada anak-anak yang

anoreksia dapat mencetuskan mual dan muntah dari pada beberapa kasus

bahkan menyebabkan keengganan menghadapi situasi makan yang dapat

memanjang sampai periode pemulihan atau bahkan terus berlanjut.

Page 29: Manajemen Pkm Asli Terbaru

BAB III

MANAJEMEN AREA

A. Deskripsi Singkat Area Kajian

Puskesmas Sukakarya merupakan sarana pelayanan jasa di bidang kesehatan

yang dibentuk pemerintah untuk melayani masyarakat di wilayah Kecamatan

Warudoyong pada khususnya dan masyarakat diluar wilayah Sukakarya pada

umumnya.

Puskesmas Sukakarya pada saat ini memberikan pelayanan kesehatan

preventif, promotif dan kuratif melalui 6 program Kesehatan wajib berupa

promosi kesehatan, KIA KB, Gizi, P2PL, Kesling dan Balai Pengobatan Gigi dan

Laboratorium.

Sejalan dengan perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan pada saat

ini, Puskesmas Sukakarya juga ditetapkan sebagai Puskesmas dengan tempat

perawatan namun untuk saat ini masih di khususkan untuk persalinan atau yang

dikenal dengan istilah PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar).

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Sukakarya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan benteng

2. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Lembursitu

3. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Cisaat

4. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Gunung Puyuh

Sebagian besar wilayahnya dapat dilalui dengan kendaraan roda empat

maupun kendaraan umum dan sisa nya dapat dilalui dengan kendaraan roda 2 atau

ojeg.

B. VISI , MISI Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Visi Puskesmas Sukakarya yaitu terwujudnya pelayanan puskesmas yang

CEMERLANG (Cepat, Efektif, Memuaskan, Ramah dan Melangkah pasti. dengan

Misi nya sebagai berikut :

1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata

Page 30: Manajemen Pkm Asli Terbaru

3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

Page 31: Manajemen Pkm Asli Terbaru

BAB IV

Page 32: Manajemen Pkm Asli Terbaru