Manajemen Persediaan JIT

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal (40% dari total investasi). Harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Maka dari itulah timbul yang namanya Konsep Just In Time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksi haruslah baik. Keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. Akuntansi Manajemen Lanj JIT Page 1

description

akmen

Transcript of Manajemen Persediaan JIT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses ataupun persediaan bahan baku. Persediaan merupakan salah satu aset paling mahal (40% dari total investasi). Harus ada keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen. Maka dari itulah timbul yang namanya Konsep Just In Time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksi haruslah baik. Keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Manajemen Persediaan JITManufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang di antisipasi. Banyak restoran cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan sistem tarikan permintaan untuk mengendalikan persediaan barang jadi mereka. Ketika pelanggan memesan hamburger, maka hamburger akan diambil dari rak yang tersedia. Ketika jumlah hamburger menjadi terlalu sedikit, koki membuat hamburger baru. Permintaan pelanggan menarik bahan baku melalui sistem.Bahan baku atau bagian rakitan tiba tepat pada waktu dibutuhkan agar produksi dapat berjalan, sehingga permintaan dapat dipenuhi. Selanjutnya, sebagai pelengkap atas dan bagian dari sistem JIT keseluruhan adalah konsep pembelian JIT. Pembelian JIT (JIT purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi.JIT memiliki dua tujuan strategis: untuk meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dicapai dengan mengendalikan biaya (yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan laba), memperbaiki kinerja pengiriman, dan meningkatkan kualitas. Sistem JIT menawarkan peningkatan efisiensi biaya dan secara simultan mempunyai fleksibilitas untuk merespon permintaan pelanggan akan kualitas yang lebih baik serta variasi yang lebih banyak.

2.2 Karakteristik JIT 1. Tata Letak Pabrik jenis dan efisiensi tata letak pabrik di kelola secara berbedadalam preoses manufaktur JIT. Dalam perkejaan tradisional dan proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lainnya. Jit mengganti tata letak pabrik tradisioanal ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur(manufacturing cell) terdiri dari mesin-mesin dikelompokan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.2. Pengelompokan dan Pemberdayaan KariyawanPerbedaan structural utama lainnya antara organisasi JIT dan tradisonal berhubungan pada pengelompokan dan tanggungjawab kariyawan. Sebagaimana baru saja ditunjukkan, tiap sel dipandang sebagai suatu pabrik mini. Jadi, tiap sel membutuhkan akses yang mudah dan cepat untuk mendukung pelayanan, yang berarti departemen pelayan yang terpusat harus diturunkan skalanya dan personelnya duitugaskan ulang untuk bekerja secara langsung dengan berbagai sel manufaktur.3. Total Quality Control TQC pada intinya adalah suatu pengejaran tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usah untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.4. Ketertelusuran Biaya Overhead Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya produk individual: penelusuran langsung, penulusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih di sukai dari pada dua metode lainnya. 5. Pengaruh persediaan JIT umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak siknifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan JIT.

2.3 Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JITJIT merupakan pendekatan untuk menimalkan total biaya penyimpanan dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisonal. Pendekatan tradisonal mengakui keberadaan biaya persiapan dan kemudian menentukan kuantitas pesanan yang merupakan perimbangan terbaik dari dua kategori biaya. Dilain pihak, JIT tidak menerima biaya persiapan (atau pesanan ) ; malah sebaliknya JIT mencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol.Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berlanjutan, Pertukaran Data Elektronik dan JIT Biaya pesenan dikurangi dengan cara mengembangkan hubungan yang erat dengan pemasok. Menegosiasikan kontrak jangka panjang atas pasokan bahan baku dari luar tentu akan mengurangi jumlah pesanan dan biaya pesanan yang terkait. Pengeceran telah menemukan cara untuk mengurangi biaya pesanan dengan menerapkan apa yang disebut pengisian kembali berkelanjutan. Dengan pengisian kembali berlanjut pembuat barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuatan barang memberitahukan pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali. Proses pengisian kembali yang berkelanjutan akan lebih dipermudah oleh pertukaran data elektronik. Pertukaran Data Elektronik ( electronic data interchange-EDI) adalah suatu bentuk awal dari perdangan elektronik yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke komputer.

2.4 Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JITKinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan pelanggan. Dimasa lalu, perserdiaan barang jadi telah digunakan untuk menjamin bahwa perusahaan mampu memenuhi tanggal pengiriman yang diminta. Sistem JIT memcahkan masalah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.

2.5 Menghindari Penghentian Produksi dan Kendala Proses : Pendekatan JITKebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan mesin, kecacatan bahan baku , dan ketidaktersediaan bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisonal atas semua masalah tersebut. Mereka yang mendukung pendekatan JIT berpendapat bahwa persediaan tidak memecahkan masalah, tetapi hanya menyamarkan atau menutupi masalah tersebut. JIT memcahkan ketiga masalah diatas dengan menekankan pada pemeliharaan pencegahan total dan pengendalian kualitas total serta dengan membina hubungan yang tepat dengan pemasok.Pemeliharaan Pencegahan Total kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagai besar kegagalan mesin dapat dihindari. Tujuan ini dpata lebih mudah dicapai dalam lingkungan JIT karena filosofi tenaga kerja antardisplin. Adalah hal yang biasa bagi pekerja manufaktur sel untuk dilatih dalam hal pemeliharaan mesin yang dioperasikannya.Pengendalian Kualitas Total masalah komponen yang cacat dipecahkan dengan berusahan mencapai tingkat kerusakan nol karena manufaktur JIT tidak mengandalkan persediaan untuk menggantikan komponen atau bahan yang rusak, maka penekanan pada kualitas, baik untuk bahan baku yang diproduksi secara internal maupun dibeli secara eksternal meningkatkan dengan tajam.Sistem Kanban untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika dibuthkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem informasi yang mengendalikan produksi melalu penggunaan tanda atau kartu. Sistem kanban bertanggung jawab dalam memastikan bahwa produk yang dibutuhkan ( komponen ) diproduksi (atau diperoleh) dalam kualitas yang diperlukan secara tepat waktu. Ini adalah inti dari sistem manajemen persediaan JIT.

2.6 Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT VS Menyimpan PersediaanSecara tradisional, persediaan di simpan sehingga perusaahan dapat mengambil keputusan keuntuan diskon kuantitas dan melindungin diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang di beri. Tujuanya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistim JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasiakan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kerja pemasok terpilih yang berlokasi sedekan mungkin dengan fasilitas produksi dan membangun keterlibatan pemasok secara lebih ekstensif.

2.7 Keterbatasan JIT JIT bukan merupakan pedekatan yang dapat di beli dan di terapkan dengan hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Disini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan. Sebagai contoh diperlukan waktu untuk membina hubungan yang baik dengan pemasok. Memaksakan perubahan segera dalam waaktu penyerahan dan kualitas mungkin bukanlah suatu hal yang realities dan dpaat menyebabkan konfrontasi antara perusahaan dan pemosk. Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat bahwa pengurangan penyangga persediaan secara tajam dapat menyebvabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat strees yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang paling menojol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi.

BAB IIIKESIMPULAN

JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk. Just In Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu1.menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.2.memproduksi dengan jumlah kecil3.menghilangkan pemborodan4.memperbaiki aliran produksi5.menyempurnakan kualitas produk6.orang-orang yang tanggap7.menghilangkan ketidakpastian8.penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKAhttp://just-in-time-part-1.htmlAkuntansi Manajemen/ Hansen,don R. Mowen, Maryanne M.-Edisi Tujuh-Jakarta: Salemba Empat, 2005.Akuntansi Manajemen Lanj JITPage 7