MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

16
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM (Kajian tentang : Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengembangan Kurikulum) Oleh : Marubat Sitorus NIM : 09011050 Manjemen dalam sebuah sekolah juga dapat di pilah berdasarkan aspek kegiatan di sekolah antara lain Kurikuler, Ketenagaan, Kegiatan Kesiswaan, Pengemebangan Sarana- prasarana, Hubungan Masyarakat. Aspek Kegiatan Kurikuler atau sering juga disebut Bidang Akademik sudah mencakup Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Kegiatan pembelajaran, Kegiatan Penilaian serta Pendayagunaan Sumberdaya terkait kegiatan Akademik tersebut. Dalam kaitan ini secara khusus dibatasi pada kegiatan Pengembangan Kurikulum, yang tentunya menggunakan konsep-konsep manajemen, sesuai dengan implementasi di masing-masing sekolah. Kurikulum sebagai suatu piranti penting pendidikan yang menggambarkan keseluruhan dari tujuan, isi dan strategi pelaksanaan pendidikan khususnya pembelajaran di suatu sekolah. Proses pengembangan Kurikulum Sekolah di Indonesia saat ini sudah berbasis sekolah, dimana pemerintah hanya menetapkan arah kebijakan, landasan dan standar isi kurikulum secara nasional, yang selanjutnya dikembangkan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pengembangan kurikulum secara mikro benar-benar diserakan ke sekolah, sehingga dapat didesain kurikulum yang mengacu pada

description

Kaitan Fungsi manajemen dalam pengembangan kurikulum, sebagai ulasan manajemen sekolah

Transcript of MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Page 1: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM(Kajian tentang : Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengembangan Kurikulum)

Oleh : Marubat Sitorus NIM : 09011050

Manjemen dalam sebuah sekolah juga dapat di pilah berdasarkan aspek kegiatan di

sekolah antara lain Kurikuler, Ketenagaan, Kegiatan Kesiswaan, Pengemebangan Sarana-

prasarana, Hubungan Masyarakat. Aspek Kegiatan Kurikuler atau sering juga disebut Bidang

Akademik sudah mencakup Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Kegiatan pembelajaran,

Kegiatan Penilaian serta Pendayagunaan Sumberdaya terkait kegiatan Akademik tersebut.

Dalam kaitan ini secara khusus dibatasi pada kegiatan Pengembangan Kurikulum, yang

tentunya menggunakan konsep-konsep manajemen, sesuai dengan implementasi di masing-

masing sekolah.

Kurikulum sebagai suatu piranti penting pendidikan yang menggambarkan

keseluruhan dari tujuan, isi dan strategi pelaksanaan pendidikan khususnya pembelajaran di

suatu sekolah. Proses pengembangan Kurikulum Sekolah di Indonesia saat ini sudah

berbasis sekolah, dimana pemerintah hanya menetapkan arah kebijakan, landasan dan

standar isi kurikulum secara nasional, yang selanjutnya dikembangkan menjadi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pengembangan kurikulum secara mikro benar-

benar diserakan ke sekolah, sehingga dapat didesain kurikulum yang mengacu pada standar

Isi (standar nasional) dan sesuai keadaan, kemampuan dan konteks dimana sekolah itu

berada.

Dalam pengembangan KTSP sangat diperlukan pengelolaan yang sistematis, dimulai

dengan Analisis Konteks dan Kebutuhan, Penyususnan dan Revisi, Penerapan, Supervisi,

diakhiri dengan penilaian berkelanjutan; dan jelas disini dibutuhkan manajemen

pengembangan kurikulum.

I. Identifikasi Fungsi-Fungsi Manajemen

Page 2: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Secara umum fungsi manjerial dalam suatu organisasi meliputi ; Perencanaan

(Planning), Pengorganisasian (organizing), Pelaksanaan (Implementing, Directing,

Actuating), Pengendalian (Controling) dan Penilaian (Assesment, Evaluating). Dalam

pendidkanpun fungsi manajerial tersebut berlaku sama, membentuk semacam siklus,

artinya setelah melalui btahapan Evaluasi, hasilnya digunakan kembali dalam Perencanaan

berikutnya.

II. Identifikasi Komponen Kurikulum

Kurikulum merupakan landasan operasional pendidikan dalam kurun waktu

tertentu. Kurikulum merupakan serangkaian ketentuan yang mengatur masukan, proses dan

keluaran yang diberlakukan bagi lembaga, pengelola, guru dan siswanya. Komponen suatu

kurikulum biasanya merupakan integrasi berbagai unsur yang menggambarkan keseluruhan

dari rancangan pendidikan dan pembelajaran yang sekurang-kurangnya terdiri dari: tujuan,

struktur dan isi serta strategi pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di suatu sekolah.

Saat ini di semua sekolah dikenal kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang

disusun sekolah berdasarkan panduan standar (terbatas) dari Kementerian pendidikan.

Pemerintah menetapkan garis besar muatan, standar isi dan beban belajar satuan

Page 3: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

pendidikan dilengkapi dengan berbagai dokumen peraturan serta pedoman

pengembangannya, sebagai kurikulum dokumenter. Selanjutnya sekolah mengembangkan

sendiri kurikulum sekolahnya mengikuti panduan yang sudah ada menjadi kurikulum

operasional yang disebut KTSP.

Merujuk pada pedoman Penyusunan dan Pengembangan KTSP, KTSP sekurang-

kurangnya meliputi penyusunan komponen sebagai berikut :

1) Visi dan Misi satuan pendidikan

2) Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan

3) Analisis Konteks : Analisis SWOT, Analisis SK-KD, Scholl Review dan

Benchmarking Sekolah

4) Struktur Dan Muatan KTSP meliputi Mata pelajaran, Muatan Lokal,

Pengembangan diri, Pengaturan Beban belajar, Pendidikan Kecakapan Hidup,

Pendidikan Keunggulan Lokal dan Global.

5) Kalender Pendidikan

6) Sillabus, Strategi Pelaksanaan

7) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

8) Ketentuan Kelulusan-Kenaikan Kelas, KKM dan persyaratan akademik lainnya.

9) Penilaian dan Pelaporan hasil Belajar

Kompleksitas struktur dan muatan KTSP diatas menunjukkan betapa luasnya

aspek cakupan pengelolaan kurikulum yang hampir memuat keseluruhan aspek

manajerial sekolah, sehingga penerapan fungsi-fungsi manajemen jelas diperlukan.

III. Penerapan Fungsi Manjemen Dalam Pengembangan Kurikulum

Pengembangan dan Pengelolaan Kurikulum merupakan pekerjaan manajerial

besar dalam perencanaan pendidikan. Dalam sejarah pendidikan Indonesia, sebelum

tahun 2006 kurikulum dikembangkan oleh tim ahli secara terpusat sampai ke hal-hal

Page 4: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

detail, guru hanya menyusun lesson plan mengikuti kurikulum yang sudah digariskan

secara rinci. Kini peran sekolah semakin diperluas dan dituntut lebih bertanggung

jawab menetukan kurikulum yang akan dilaksanakan.

Kurikulum itu sendiri adalah merupakan bagian dari manajemen sekolah,

terutama dari sisi Perencanaan dan Pengorganisasiannya. Artinya menyelesaikan

kurikulum berati menyelesaikan sebagian besar fungsi manajemen sekolah dalam

fase Perencanaan dan Pengoganisasian. Ditandai dari adanya penetapan visi, misi

tujuan, analisis konteks, struktur dan muatan pembelajaran, serta pengaturan

persyaratan akademik.

Sebaliknya dengan memandang aspek pengembangan kurikulum sebagai

satu program tersendiri dalam program sekolah maka semua fungsi manajerial akan

diterapkan secara simultan didalamnya, sebgaimana uraian brikut ini :

Perencanaan Kurikulum

Perencanaan pengembangan kurikulum adalah kegiatan penyususunan

program Kegiatan Pengembangan Kurikulum yang mencakup paling tidak,

Rasional, Tujuan, Struktur Kurikulum dan sasaran, Sumberdaya (pembagian tugas

dan tanggungjawab) dan sumber dana, waktu dan jadwal pelaksanaan.

Perencanaan pengembangan kurikulum pola KTSP sangat tergantung dengan

kesiapan SDM sekolah yang sesungguhnya belum memiliki tenaga ahli kurikulum,

oleh karenanya didalamnya juga diterakan kegiatan orientasi/workshop, sumber-

sumber eksternal, ketersediaan dokumen, keterkaitan peraturan- instansi- pihak-

pihak lainnya dengan ukuran keterlibatan dan tanggungjawabnya.

Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian sesungguhnya adalah kegiatan penyusunan

(realisasi) kurikulum itu sendiri, merupakan bagian terpenting dalam

pengembangan kurikulum yang akan menghasilkan produk berupa dokumen

KTSP. Kurikulum yang dibuat dan diorganisir oleh sekolah kemudian akan

digunakan sebagai pedoman operasional pembelajaran adalah merupakan

Page 5: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

piranti rancangan/rencana pendidikan yang shah diberlakukan di satuan

pendidikan bersangkutan.

Dalam kajian ini Kurikulum dimaksud adalah KTSP yang meliputi dua

dokumen. Dokumen I dikembangkan oleh TIM pengembang Kurikulum dipimpin

kepala sekolah, setidaknya berisi: Visi, misi dan tujuan Sekolah, Struktur/Muatan

Kurikulum dan Beban Belajar, Standar kompetensi, Kriteria Hasil belajar, Alur

Pencapaian Kompetensi dan Kalender Satuan Pendidikan. Penyusunan Dokumen

I KTSP melalui analisis konteks yang melibatkan Dinas pendidikan, Komite

Sekolah, Dunia Usaha/Industri, Bappeda dan Narasumber Akademik (mis: LPMP,

BSNP, dan PT). Dokumen II disusun oleh guru dan kelompok guru mata pelajaran,

didasarkan pada dokumen I. Dokumen II terdiri dari Sillabus dan RPP yang

dilengkapi dengan program tahunan, program semester, rancangan penilaian

dan tindak lanjut serta kalender mata pelajaran.

Langkah Langkah Pengorganisasian/Pengembangan Kurikulum

1. Konsiderasi Visi dan Misi serta Tujuan Pendidikan yang ingin dicapai.

2. Merumuskan tujuan pendidikan, tujuan program studi, tujuan mata pelajaran.

3. Mengkonsiderasikan tujuan pembelajaran sebagai turunan dari Standar Isi

dalam bentuk rumusan tertulis Standar Kompetensi Lulusan, Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian dan Indikator/kriteria

penilaian.

4. Pemilihan materi dan isi pembelajaran untuk mencapai tujuan, serta bentuk

pengalaman belajar yang diperlukan. Menetapkan metode dan prosedur

pelaksanaan untuk mencapai tujuan.

5. Pemilihan teknik dan bentuk penilaian hasil belajar, penetapan indikator dan

kriteia penilain.

6. Memilih sumber belajar, referensi, media, alat dan material bagi siswa dan

untuk guru.

Page 6: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

7. Menentukan standar ketuntasan (KKM), kriteria kenaikan kelas dan kelulusan.

Prinsip Pengornanisasian Isi Kurikulum

1. World-Related Sequence /Kaitan dengan Dunia Nyata

Isi dan rangakaian materi pembelajaran hendaknya memperhatikan keterkaitan dengan

keberadaan manusia, objek dan peristiwa dalam kehidupan dunia nyata.

2. Concept-Related Sequence / Rangkaian Konseptual

Pengaturan materi harus mencerminkan kaidah organisasi konseptual yang berlaku,

sehingga konsep-konsep dan objek dalam kurikulum menunjukkan hubungan yang logis.

a. Hubungan Sejenis /Class Relation

Pengelompokan konsep dan kompetensi disusun berdasarkan kedekatan

almiah konsep dan objek yang dipelajari. Contoh

1. Teach mammals before teaching specific animals.

2. Compare sound and light before teaching about wave motion.

b. Hubungan Prasyarat/ Propositional Relation

Komponen materi disusun dari apa yang seharusnya diperlukan untuk

mempelajari kompetensi selanjutnya. Contoh:

1. Mengajarkan kesamaam hak didaloam hukum sebelum mengajarkan

Keputusan Hakim bersifat mutlak.

2. Mempelajari penjumlahan dan pengurangan, sebelum pembagian dan

akar.

3. Ilmiah

Penemuan dan penanaman konsep/pengetahuan dilandasi prinsip dan metode

ilmiah berdasarkan urutan dalam inkuiri. Contoh : Metodolgi Sains – identifikasi dan

rumusan masalah, hypothesis, pengamatan, uji-coba, evaluasi dan menarik

kesimpulan.

4. Learning-Related Sequence / Sesuai dengan Tahapan Belajar

Page 7: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengorganisasian materi dan kegiatan pembelajaran harus didasarkan pada konsep

psikologi belajar yang telah teruji dari berbagai riset bagai mana orang mengalami

pembelajaran. Hal ini terutama ditujukan dalam pengorganisasian pengalaman

belajar siswa agar sesuai dengan proses pengalaman belajar alamiah manusia.

a. Empirical Prerequisites/Prasyarat Pengalaman

Kegiatan dan pengalaman belajar dimulai dari apa yang sudah diketahui, dari

hal yang lebih mudah dan sederhana menuju ke yang lebih rumit

b. Familiarity/Kedekatan

Apa yang paling dekat dengan kehidupan siswa harus didahulukan dari yang

kurang lazim diketahui.

c. Difficulty/Tingkat Kesulitan

Dari isi yang mudah ke isi yang lebih sulit.

d. Interest/Menarik

Kemasan isi materi dan pengalaman belajar dibuat menarik bagi peserta

didik.

e. Continuity/Kesinambungan

Proses dalam kurikulum dirancang memungkinkan peserta didik

meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan sikapnya secara

berkesinambungan. Prinsip ini menginginkan perulangan dalam periode

tertentu materi pelajaran dengan terus mengalami peningkatan mutu dan

kedalamannya (Kurikulum Model Spiral)

f. Integration/Terpadu

Segala sesuatu terlihat saling terkait dan berhubungan. Disini lah esensi

perancangan kurikulum yang utuh, sebagi mana layaknya dalam kehidupan

berbagai konsep, even dan objek saling berkait dalam kehidupan nyata.

g. Articulation/Keterlaksanaan

Keterlaksanaan harus memperhatikan kebutuhan waktu dan pendukung

kegiatan belajar, disamping keterlaksanaan secara vertikal dan horizontal.

Secara vertikal menyangkut urut hiraki keterkaitan konsep dalam satu

Page 8: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

disiplin/bidang, sedangkan secara horizontal adalah keterlaksanaan dilihat

dengan kaitannya dengan disiplin ilmu/’bidang lainnya pada saat bersamaan.

h. Balance/Keseimbangan

Keseimbangan menyangkut isi, waktu, pengalaman/kegiatan belajar dan

elemen lainnya yang terkait dengan keseimbangan rancangan kurikulum.

Pelaksanaan /Implementasi Kurikulum

Kurikulum yang telah disusun sekolah dalam bentuk draf kemudian disyahkan oleh

Kepala Satuan pendidikan dengan pertimbangan dari Komite Sekolah dan Persetujuan

Dinas yang membidangi pendidikan (mewakili pemerintah). Setelah itu KTSP menjadi

kurikulum operasional yang sah diberlakukan di sekolah bersangkutan. KTSP terdiri dari

dua dokuemen, sweperti telah dijelaskan diatas. Dokumen I yang berisi Visi, misi dan

tujuan sekolah; Analisis Konteks; beban belajar dan Isi . dijadikan rujukan penyusunan

dokumen II yang terdiri dari Sillabus dan RPP. Silabus dan RPP menjadi kurikulum

implementasi di kelas.

Pengendalian dan Penilaian

Pelaksanaan Kurikulum berupa proses pembejaran dan sejumlah kegiatan lainnya

dipantau dan di evaluasi sepanjang proses berjalan dengan tujuan utama melakukan

perbaikan pemebelajaran, jadi tidak terpaku pada kesesuaian dengan sillabus/rencana.

Pengendalian dan Penialain ini lebih cocok dinamakan kegiatan supervisi untuk perbaikan

berkelanjutan. Para guru didorong melakukan perubahan inovatif terhadap praktik

pemeblajarannya ditengah jalan tanpa harus menunggu rekomendasi perubahan

kurikulum di tahun berikutnya.

Dari uraian diatas dapat dirangkum bahwa fungsi-fungsi manajemen dalam

pengembangan kurikulum dapat dibedakan menjuadi empat yaitu Perencanaan,

Pengembangan, Penerapan dan Penilaian yang membentuk suatu proses berkelanjutan,

yang dinamakan siklus kurikulum.

Page 9: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Page 10: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

IV. Paradigma penegmbangan Kurikulum

Faktor-faktor dalam Pengembangan Kurikulum

1. Proses Belajar Mengajar : meliputi guru, siswa, dan suasana belajar.

2. Sekolah : meliputi organisasinya, manajemen, fisik bangunan dan

lingkungannya.

3. Komunitas masyarakat terkait

Beberapa cara pandang pengembangan Kurikulum diantaranya adalah : Dilihat dari

orientasinya Kurikulum Berbasis Tujuan yang mementingkan tujuan yang ingin dicapai

pendidikan dan Kurikulum berbasis Kompetensi/Kebutuhan Peserta didik yang disususn

berdasarkan realitas kontekstual. Dilihat dari cakupan dan keterlaksanaannya ada

paradigma Kurikulum Tingkat Nasional (Dokumentasi) yang berlaku secara nasional, dan

Kurikulum Sekolah (Operasional) sebagai kurikulum yang dilaksanakan di dalam skop

sekolah.

KTSP dalam hal ini merupakan kurikulum kombinasi yang sedang diarahkan menjadi

kurikulum berbasis kompetensi dan berdasarkan konteks sekolahnya secara utuh.

Tipe Kurikulum Operasional di Sekolah

1. Kurikulum Acuan (Yang Direkomendasikan) – dikembangkan oleh tenaga professional

dan diterbitkan lembaga yang membawahi/membina pendidikan, kemudian

diberikan kesekolah untuk dilaksanakan, dijabarkan atau digunakan sebagai acuan

pengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum jenis ini di Indonesia saat ini

berupa peraturan yang memuat berbagai ketentuan menyangkut penyelngggaraan

pembelajaran, antara lain : Standar kompetensi lulusan, Standar Isi (berisi standar

kompetensi dan Kompetensi Dasar), Standar Proses dan Standara Sarana Prasarana

Pembelajaran.

Page 11: MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

2. Kurikulum Tertulis – berupa dokumen pembelajaran menyangkut materi, strategi dan

sillabus mata pelajaran yang dibuat untuk diterapkan di sekolah. Biasanya kurikulum

tertulis ini disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum dengan melibatkan Partisispasi

para guru. Termasuk dalam cakupan jenis dokumen kurikulum tertulis adalah

Sillabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Saat ini di Indonesia

Pengembangan Sillabus dilakukan oleh para guru di Satuan Pendidikan maupun

lintas sekolah dalam wadah MGMP dengan melibatkan ahli dan narasumber

kompeten. Kurikulum ini yang menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran sehari-

harinya oleh guru di lapangan.

3. Kurikulum Pendukung – kelengkapan-kelengkapan lainnya yang mendukung kurikulum

seperti panduan pelaksanaan pembelajaran, penilaian, media pembelajaran, data

sumber belajar, lingkungan dan peralatan praktik. Kurikulum pendukung juga dapat

meliputi materi, proses dan tujuan pembelajaran selain dari komponen kurikulum

utama. Di Indonesia ini dapat berupa Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Bebasis

Lingkungan, keunggulan Lokal, Global dan Pengembangan Diri Siswa serta Pedoman

Penguatan Kultur Budaya dan Kebangsaan.

4. Kurikulum Penilaian – berkaitan dengan pengujian dan penilaian. Setelah menerapkan

berbagai kegiatan, guru melakukan serangakaian penilaian dan evaluasi prose dan

hasil belajar peserta didik. Perencanaan penilaian, kriteria penilaian, alat penilaian,

portopolio penilaian, analisis dan dokumentasi penilaian termasuk

didalamnya.Kurikulum dalam pengertian ini juga berarti dokumen tentang hasil

belajar siswa yang ditunjukkan oleh hsil test maupun perbahan pada siswa berupa

perubahan kemampuan kognitif, apfektif dan psikomotor.

5. Kurikulum Tersembunyi (Hidden) – berbagai hal yang belum secara nyata

direncanakan/dituliskan tetapi dapat mengubah atau mempengaruhi dampak

pembelajaran. Contohnya, suasana lingkungan sekolah, pola pergaulan sebaya (para

siswa), latarbelakang masyarakat dan orangtua, penampilan umum guru dan pola

interaksi siswa-guru diluar jam pelajaran. Begitu banyak hal diluar kurikulum yang

terencana masih tersembunyi dan mepengaruhi hasil belajar para siswa, biasanya

faktor-faktor ini dikelola guru secar situasional dan tidak terencana.