MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN...

109
MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI BMT BINTARO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) OLEH : ALVINASIH NOOR SIAMI NIM: 109046100090 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Transcript of MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN...

Page 1: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

BMT BINTARO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

OLEH :

ALVINASIH NOOR SIAMI

NIM: 109046100090

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

ii

MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

BMT BINTARO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

Alvinasih Noor Siami

NIM: 109046100090

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing

Siti Hanna, Lc, MA

NIP. 197402162008012013

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 3: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN

TA’AWUNI PADA BMT BINTARO” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta pada 21 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada program studi Muamalat

(Ekonomi Islam).

Jakarta, 21 Januari 2014

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012

PANITIA SIDANG MUNAQASYAH

1. Ketua : Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (....................................)

NIP. 197107011998032002

2. Sekretaris : Mu’min Rauf, S.Ag, MA (....................................)

NIP.197004161997031004

3. Pembimbing : Siti Hanna, Lc, MA (....................................)

NIP 197402162008012013

4. Penguji 1 : Djaka Badranaya, SEI, M.E (....................................)

NIP. 197705302007011008

5. Penguji 2 : Ahmad Chairul Hadi, MA (....................................)

NIP. 197205312007101002

Page 4: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Januari 2014

Alvinasih Noor Siami

Page 5: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

v

ABSTRAK

Alvinasih Noor Siami. 109046100090. Konsentrasi Perbankan Syariah,

Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.

Kesadaran urusan asuransi kesehatan, rata-rata lebih dimiliki oleh kalangan

menengah keatas, sebab mereka yang telah sadar memasuki lingkaran proteksi

asuransi jiwa kesehatan itu, tentulah orang-orang yang sudah memiliki dana lebih

besar dari menutup biaya hidup bulanan atau tahunan. Sedangkan pada masyarakat

Indonesia yang relatif rendah pada kalangan menengah kebawah, asuransi adalah

mustahil bagi mereka. Karena semua penghasilan mereka habis di kebutuhan primer

(sementara asuransi adalah kebutuhan tersier). Padahal masalah sakit tidak ada yang

tahu dan dapat menimpa semua orang baik kaya maupun miskin. BMT Bintaro

adalah salah satu badan usaha berbentuk koperasi jasa keuangan syariah yang sesuai

dengan pemahaman salaful ummah. BMT Bintaro memiliki produk unggulan yaitu

program ta’min taawuni yang merupakan akad hibah yang pada dasarnya bertujuan

untuk saling tolong-menolong meringankan beban kerugian, dan ikut andil

menanggung penderitaan saat terjadi musibah. Program ta’min taawuni adalah

layanan bantuan biaya pengobatan atau perawatan yang dikelola oleh koperasi BMT

Bintaro yang memberikan kontribusi tabarru Tujuan penelitian ini ada tiga, yaitu: (1)

Untuk mengetahui konsep dan prosedur program ta’min ta’awuni (2) Untuk

mengetahui manajemen pemasaran (3) Untuk menganalisis kesesuaian syariah

berdasarkan fiqh muamalat dan Fatwa DSN-MUI.

Manajemen pemasaran BMT Bintaro belum dilakukan secara optimal

sehingga berdampak pada program ta’min ta’awuni yang hingga kini belum banyak

dikenal masyarakat. BMT Bintaro seharusnya membuat suatu komunitas dalam

daerah tertentu untuk mengumpulkan anggota ta’min dan bukan untuk perorangan.

Program ta’min ta’awuni telah sesuai dengan kaidah Fiqh Muamalat dan Fatwa DSN-

MUI

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kulitatif. Teknik pengumpulan melalui

Library Research dan Field Research. Teknik pengumpulan data menggunakan

teknik wawancara dan observasi. Teknik analisis data dengan pendekatan analisis

deskriptif kualitatif.

Kata kunci: Asuransi Kesehatan, Ta’min Ta’awuni, Manajemen Pemasaran

Pembimbing: Siti Hanna, Lc, MA

Daftar Pustaka: 1981 –2013.

Page 6: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin. Segala puji dan syukur hanya kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga

kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah

keharibaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya

kepada jalan kebesaran hingga yaumil qiyamah.

Perkenankan penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. H. Mu’min Rouf, M.Ag., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Siti Hanna, Lc, MA. Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan,

saran, dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Page 7: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

vii

5. Bapak Irfan Wajidi, selaku bendahara BMT Bintaro yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan informasi kepada penulis.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan akhlak yang

tidak ternilai harganya.

7. Segenap staff akademik dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Orang tua tercinta dan tersayang yang telah memberikan doa dan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Adikku tersayang Adam yang selalu bersedia membantu dalam transportasi.

10. Sahabat-sahabat terdekat penulis: Siti, Tika, Anggi, Fani yang selalu memberikan

support kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

dan tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat

penulis. Terimakasih dan semoga masukan dan bantuannya di catat oleh Allah

sebagai pahala disisi-Nya. Amiinn

Jakarta, 1 Januari 2014

ALVINASIH NOOR SIAMI

Page 8: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. .i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................... . iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ..iv

ABSTRAK .................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ..vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7

E. Review Studi Terdahulu ............................................................................. 8

F. Kerangka Teori dan Konseptual................................................................ 11

G. Metode dan Penelitian ............................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 15

Page 9: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

ix

BAB II ASURANSI SYARIAH & MANAJEMEN PEMASARAN ..................... 16

A. Asuransi

1. Pengertian Asuransi ............................................................................ 16

2. Dalil-Dalil Asuransi Haram ................................................................ 17

B. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah ............................................................... 20

2. Dalil-Dalil Asuransi Syariah ............................................................... 23

3. Akad dalam asuransi syariah ............................................................... 24

4. Prinsip dasar asuransi syariah ............................................................. 24

C. Strategi Pemasaran

1. Pengertian strategi pemasaran ............................................................. 28

2. Konsep Strategi Pemasaran ................................................................. 29

3. Konsep Pemasaran dalam Islam.......................................................... 30

4. Perumusan Strategi Pemasaran ........................................................... 31

a. Strategi Pasar Yang Dituju ............................................................. 31

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM BMT BINTARO .................................................. 36

A. Profil BMT Bintaro ...................................................................................................... 36

B. Sejarah Singkat BMT Bintaro ..................................................................................... 37

C. Visi dan Misi ............................................................................................................... 39

D. Prinsip Operasional .................................................................................................... 39

Page 10: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

x

E. Produk-Produk BMT Bintaro ...................................................................................... 41

F. Struktur Organisasi .................................................................................................... 46

BAB IV ANALISA PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI BMT BINTARO .......... 49

A. Mekanisme Program Ta’min Ta’awuni ...................................................................... 50

1. Prosedur Ta’min Ta’awuni ................................................................................... 50

2. Akad Disetujui ...................................................................................................... 51

3. Pengelolaan Dana ................................................................................................ 52

4. Syarat Pengajuan Dana ........................................................................................ 53

5. Klaim .................................................................................................................... 53

6. Prinsip Asuransi Syariah BMT Bintaro ................................................................. 54

B. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Program Ta’min Ta’awuni..................................... 55

C. Peluang dan Tantangan Program Ta’min Ta’awuni ................................................... 58

1. Peluang ................................................................................................................ 58

2. Tantangan ............................................................................................................ 59

D. Kesesuaian Syariah ..................................................................................................... 59

1. Akad Ta’min Ta’awuni ......................................................................................... 59

2. Pengelolaan Dana ................................................................................................ 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 65

B. Saran .......................................................................................................................... 66

Page 11: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

xi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 67

LAMPIRAN

Page 12: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sedia payung sebelum hujan. Pepatah lama ini memang sangat penting untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang memang harus

mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin

akan terjadi. Jadi saat hujan benar-benar turun, kita sudah punya payung untuk

melindungi diri dari guyuran hujan.

Dalam kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan

terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan hilang atau

berkurangnya ekonomi seseorang. Segala musibah dan bencana merupakan

ketentuan Allah SWT, namun manusia wajib berikhtiar melakukan tindakan

antisipasi untuk memperkecil risiko yang timbul.1 Bukan perkara yang sukar

apabila masa depan diisi dengan keberuntungan, namun kontras apabila yang

terjadi adalah kemalangan, kerugian, jatuh sakit, dan lainnya. Pastinya tidak ada

yang rela menanggung risiko hidup ini.

Sehat adalah anugrah yang tak ternilai harganya, sebab dengan tubuh dan

jiwa yang sehat, seseorang bisa menikmati hidup secara sempurna. Umumnya

orang menyadari ketika umurnya bertambah kala itu biasanya orang terdorong

1 Cacan S. Agis, Modul Pengetahuan Dasar Takaful, Edisi Revisi, (Jakarta:Trendi, PT. Syarikat Takaful

Indonesia, 2005),h.9

Page 13: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

2

memelihara kesehatan.2 Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, biasanya

biaya yang dikeluarkan terkadang tidak kecil dan di luar jangkauan.

Perencanaan biaya untuk di masa akan datang sangat diperlukan, untuk

mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Mengelola risiko merupakan suatu

upaya yang ditempuh agar seseorang dapat selalu dalam keamanan dan hidup

tentram. Akan tetapi, kebanyakan orang takut menanggung risiko dan kemampuan

kita mengelak atau lari dari risiko, maka ditemukan risiko lainnya.3

Salah satu upaya untuk menekan biaya pelayanan kesehatan adalah lewat

asuransi. Asuransi syariah adalah kesepakatan sekelompok orang yang

menghadapi risiko tertentu untuk mengurangi dampak risiko yang terjadi, dengan

cara membayar kewajiban atas dasar hibah yang mengikat, sehingga menghimpun

dana tabarru’. Dana ini memiliki tanggungan sendiri yang digunakan untuk

membayar ganti rugi para peserta asuransi syari’ah atas risiko yang terjadi, sesuai

dengan ketentuan yang disepakati.4

Kesadaran urusan asuransi kesehatan, rata-rata lebih dimiliki oleh kalangan

menengah keatas, sebab mereka yang telah sadar memasuki lingkaran proteksi

asuransi jiwa kesehatan itu, tentulah orang-orang yang sudah memiliki dana lebih

besar dari menutup biaya hidup bulanan atau tahunan. Ketimbang biaya proteksi

2 Sudirman Tebba,Sehat Lahir Batin, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005),h.21

3 Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997) Edisi ke-

1,h.3 4 Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer,(Bogor: PT. Berkat Mulia Insani, 2013),h. 246

Page 14: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

3

saja, tentu lebih optimal jika sumber dana itu juga sekaligus dibagi ke dalam

investasi yang memberikan hasil.

Sedangkan pada masyarakat Indonesia yang relatif rendah pada kalangan

menengah kebawah, asuransi adalah mustahil bagi mereka. Karena semua

penghasilan mereka habis di kebutuhan primer (sementara asuransi adalah

kebutuhan tersier). Padahal masalah sakit tidak ada yang tahu dan dapat menimpa

semua orang baik kaya maupun miskin.

Soal asuransi mikro, Firdaus Djaelani selaku Kepala Ekselutif Pengawa OJK

bidang Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) mengaku pelakunya masih sedikit.

Di satu sisi, peluang pengembangannya masih cukup terbuka. Karena hingga saat

ini asuransi mikro masih sangat kecil, yaitu 2 persen dari total industri.5 Tidak

adanya perlindungan atas risiko keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah

berpotensi mendorong masyarakat jatuh ke dalam kemiskinan apabila terjadi

musibah.

Melihat permasalahan yang terjadi, maka dirasakan perlu adanya lembaga

keuangan non bank yang dapat menjangkau kebutuhan masyarakat. Pada kondisi

demikianlah, BMT memposisikan diri, dengan tujuan untuk membantu masyarakat

ekonomi lemah baik itu dalam bentuk simpanan maupun dalam bentuk pinjaman

tanpa harus memberatkan masyarakat. Kehadiran Baitul Mal Wa Al-Tamwil yang

disingkat BMT, dalam pedoman Bahasa Indonesia adalah Balai Usaha Mandiri

5 Harian Terbit, “Dianggap Mahal Asuransi Mikro Masih Minim“, artikel diakses pada 18 Oktober 2013

dari http://www.harian terbit.com/2013/10/18/dianggap-mahal-asuransi-mikro-masih-minim/

Page 15: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

4

Terpadu, merupakan lembaga keuangan syariah yang tumbuh seiring dengan

perkembangan lembaga keuangan maupun keuangan syariah lainnya di Indonesia.

Baitul Mal wa Al-Tamwil (BMT) adalah salah satu lembaga pendukung kegiatan

ekonomi masyarakat kecil dengan landasan sistem syariah.6

Pada sisi birokrasi, BMT berupaya menyerhanakan, demikian pula aspek

jaminan. Jaminan bukan syarat pokok seseorang memperoleh pembiayaan

(pinjaman) akan tetapi kepercayaan yang sudah dijalani, menjadi syarat pokok

bekerjasama dengan BMT. Selain itu, BMT juga dilengkapi dengan kegiatan

Baitul Mal yang lebih bersifat sosial. Ini berarti secara kelembagaan BMT

merupakan lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BMT

menghimpun dana dari zakat, infaq, shadaqah (ZIS), hibah, dan sebagainya, yang

kemudian disalurkan kepada mereka yang dananya berasal dari simpanan,

khususnya simpanan untuk kesehatan.

BMT Bintaro adalah salah satu badan usaha berbentuk koperasi jasa

keuangan syariah yang sesuai dengan pemahaman salaful ummah. BMT Bintaro

memiliki produk unggulan yaitu program ta’min ta’awuni. Program ta’min

ta’awuni (asuransi kooperatif) merupakan akad hibah yang pada dasarnya

bertujuan untuk saling tolong-menolong meringankan beban kerugian, dan ikut

andil menanggung penderitaan saat terjadi musibah. Program ta’min ta’awuni

adalah layanan bantuan biaya pengobatan atau perawatan yang dikelola oleh

koperasi BMT Bintaro yang memberikan kontribusi tabarru. Tujuan dari program

6 M. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, (Jakarta: LSAF, 1999)

Page 16: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

5

ini adalah membantu para peserta jika mengalami sakit/dirawat dan membutuhkan

biaya pengobatan/perawatan hingga Rp 2.000.000 per peserta dalam periode 3

bulan.

Program ta’min taawuni merupakan bentuk penyederhanaan dari asuransi

yang biasa dipakai kalangan menengah ke atas. Karena program ini hanya

mewajibkan kepada calon peserta untuk membayar infaq program sebesar Rp

100.000 dengan masa kepersetaan per-3 bulan dan bisa mempunyai peluang

mendapatkan bantuan biaya kesehatan hingga Rp 2.000.000. Dengan biaya infaq

yang murah ini diharapkan bisa menjangkau kalangan menengah ke bawah untuk

mendapatkan asuransi kesehatan.

Program ta’min taawuni merupakan program yang sangat diharapkan oleh

banyak orang terutama bagi masyarakat yang belum mampu mendapatkan

asuransi. Asuransi yang notabenenya lebih banyak dimiliki oleh perusahaan besar,

saat ini di lembaga keuangan mikro seperti BMT khususnya BMT Bintaro juga

mempunyai produk asuransi. Karena program asuransi belum begitu banyak di

BMT, maka diperlukan penelitian yang lebih dalam lagi untuk mengetahui

kejelasan managemennya terutama dalam hal pemasarannya agar lebih dikenal

masyarakat. Berdasarkan pemikiran diatas, maka saya tertarik untuk mengangkat

masalah ini dengan judul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM

TA’MIN TA’AWUNI PADA BMT BINTARO”.

Page 17: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

6

B. Identifikasi Masalah

Dari tema yang telah diambil penulis, ada beberapa hal yang terkait

didalamnya yang akan penulis teliti, yaitu:

1. Mekanisme program ta’min ta’awuni dalam bantuan biaya pengobatan. Dalam

suatu kegiatan muamalah, akad yang harus digunakan harus jelas agar tidak

merugikan salah satu pihak.

2. Pengelolaan dana tabarru yang didapat dari kontribusi peserta tabarru

3. Proses pengajuan klaim yang dilakukan oleh peserta program ta’min ta’awuni.

4. Manajemen pemasaran program ta’min ta’awuni kepada masyarakat.

5. Manajemen resiko apabila terjadi kekurangan dana tabarru

6. Kesesuaian program ini dengan kaidah fiqh muamalat. Apabila program ini

tidak bertentangan dengan fiqh muamalat, maka program ini bisa diteruskan.

Begitupula sebaliknya, apabila bertentangan maka program ini tidak bisa

dilanjutkan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan tema penilitian yang

diambil penulis masih terlalu luas, sehingga penulis membuat pembatasan masalah

agar penilitian menjadi spesifik dan terarah. Oleh karena itu, penulis membatasi

permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan pada BMT Bintaro yang beralamat di Jl. Bintaro

Utama Blok F 2 no 5 Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Page 18: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

7

2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui prosedur, strategi pemasaran,dan

kesesuaian fiqh muamalat program ta’min ta’awuni.

3. Penelitian ini berdasarkan Fatwa DSN MUI No.21 (Pedoman Asuransi

Syari’ah), No. 52 (Akad Wakalah bil Ujroh Pada Asuransi Syariah) dan

No. 53 (Akad Tabarru Pada Asuransi Syariah).

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah yang ingin

dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep/prosedur program ta’min ta’awuni pada BMT Bintaro?

2. Bagaimana manajemen pemasaran program ta’min ta’awuni yang

diterapkan BMT Bintaro?

3. Apa kekuatan dan kelemahan strategi pemasaran program ta’min ta’awuni

yang diterapkan BMT Bintaro?

4. Bagaimana perspektif fikih terhadap program ta’min ta’awuni di BMT

ini?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitiaan

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk menguraikan mekanisme/prosedur program ta’min ta’awuni

b. Untuk mengetahui manajemen pemasaran program ta’min ta‘awuni

c. Untuk mengetahui peluang dan tantangan dari penerapan strategi

pemasaran yang dilakukan BMT Bintaro.

d. Untuk menganalisis program ini dalam perspektif fiqh muamalat.

Page 19: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

program ta’min ta’awuni khususnya mengenai masalah diatas.

b. Bagi institusi untuk membantu menjelaskan mekanisme program dan

sebagai pertimbangan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan sistem

yang telah dilakukan.

c. Bagi masyarakat memberikan informasi mengenai mekanisme penerapan

program ta’min ta’awuni

E. Review Studi Terdahulu

No

Studi Terdahulu

Studi Terdahulu

Rencana Skripsi

1 a. Judul

Penyelesaian Klaim Asuransi

Kesehatan Kumpulan Untuk

Penanganan Circumsisi.

Penulis: Fitri Ristiani Badri

(Perbankan Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum).

Manajemen Pemasaran

Program Ta’min Ta’awuni

BMT Bintaro.

b. Fokus Skripsi ini membahas

mengenai prosedur,

pengajuan, dan penyelesaian

klaim penanganan circumsisi

Skripsi ini membahas

mengenai manajemen

asuransi syariah pada BMT

yaitu mengenai mekanisme

/prosedur, manajemen

pemasaran, dan kesesuaian

fiqh muamalat program

ta’min ta’awuni.

Page 20: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

9

c. Metode Penelitian Skripsi ini menggunakan

jenis metode kualitatif

dengan penelitian deskriptif

dan pendekatan survey,

wawancara dan documenter.

Skripsi ini menggunakan jenis

metode kualitatif dengan

penelitian deskriptif dan

pendekatan survey,

wawancara dan documenter.

d. Waktu dan tempat Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2012 di

PT. BNI Life Insurance Pusat

Unit Syariah.

Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2013 di

BMT Bintaro.

2 a. Judul Analisis SWOT Sistem

Klaim Pada Asuransi

Kesehatan Syariah

Penulis: Azzah Fadilatul

Maisah (Perbankan Syariah

Fakultas Syariah dan

Hukum).

Manajemen Pemasaran

Program Ta’min Ta’awuni

BMT Bintaro

b. Fokus Membahas analisis SWOT,

jenis-jenis klaim asuransi

kesehatan individu dengan

system reimbusement dan

sistem profider.

Skripsi ini membahas

mengenai manajemen

asuransi syariah pada BMT

yaitu mengenai mekanisme

/prosedur, manajemen

pemasaran, dan kesesuaian

fiqh muamalat program

ta’min ta’awuni.

c. Metode Penelitian

Metode deskriptif dengan

pendekatan Mix Research

(penelitian campuran) yaitu

dengan Library Research (

penelitian dengan bahan

pustaka yang relevan) dan

Field Research ( meneliti

data dengan melihat langsung

fenomena yang ada dan

terjadi di lapangan).

Skripsi ini menggunakan jenis

metode kualitatif dengan

penelitian deskriptif dan

pendekatan survey,

wawancara dan dokumenter.

d. Waktu dan Tempat Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2012 di

PT. Prudential Life

Assurance.

Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2013 di

BMT Bintaro.

Page 21: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

10

3 a. Judul Strategi Pemasaran

Berdasarkan Prinsip Syariah

Dalam Meningkatkan

Permintaan Produk Koperasi

BMT Bintaro.

Penulis: Nisa’ul Khasanah

(Perbankan Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum)

Managemen Pemasaran

Program Ta’min Ta’awuni

BMT Bintaro.

b. Fokus

Untuk mengetahui strategi

yang digunakan untuk

mempertahankan produk

unggulan yang kompetitif.

Skripsi ini membahas

mengenai manajemen

asuransi syariah pada BMT

yaitu mengenai mekanisme

/prosedur, manajemen

pemasaran, dan kesesuaian

fiqh muamalat program

ta’min ta’awuni.

c. Metode Penelitian

Skripsi ini menggunakan

jenis metode kualitatif

dengan penelitian deskriptif

dan pendekatan survey,

wawancara dan dokumenter.

Skripsi ini menggunakan jenis

metode kualitatif dengan

penelitian deskriptif dan

pendekatan survey,

wawancara dan dokumenter.

d. Tempat dan waktu Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2011 di

BMT Bintaro.

Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2013 di

BMT Bintaro.

4 a. Judul Produk Kavling Tanah Pada

BMT Al-Kautsar.

Penulis: Reny Syukrillah

(Perbankan Syariah Fakultas

Syariah dan Hukum)

Manajemen Pemasaran

Program Ta’min Ta’awuni

BMT Bintaro.

b. Fokus Skripsi ini membahas

mekanisme dan prosedur

produk kavling tanah dan

menganalis SWOT untuk

perencanaan masa depan.

Skripsi ini membahas

mengenai manajemen

asuransi syariah pada BMT

yaitu mengenai mekanisme

/prosedur, manajemen

pemasaran, dan kesesuaian

fiqh muamalat program

ta’min ta’awuni.

Page 22: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

11

c. Metodelogi Penelitian Skripsi ini menggunakan

metode deskriptif kualitatif

dalam bentuk desain

deskriptif dan metode

pengumpulan data dengan

cara observasi.

Skripsi ini menggunakan

metode kualitatif dengan

pendekatan survey dan

deskriptif analisis.

d. Waktu dan Tempat Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2011 di

BMT Al-Kautsar Cabang

Bekasi Timur.

Penelitian dalam skripsi ini

dilakukan pada tahun 2013 di

BMT Bintaro.

F. Kerangka Teori dan Konseptual

Program Ta’min Ta’awuni BMT Bintaro

Mekanisme program Manajemen

Pemasaran

Analisa Kesesuaian Syariah

Sesuai Tidak Sesuai

Solusi

Fiqh Muamalat

Fatwa DSN

Page 23: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

12

Dalam program ta’min ta’awuni, akan diteliti bagaimana mekanisme atau

prosedur dan manajemen pemasaran. Setelah mengetahui kedua aspek tersebut, maka

akan dianalisis kesesuaian syariahnya yang berlandaskan pada kaidah fiqh muamalat

dan Fatwa DSN. Apabila telah sesuai dengan peraturan yang ada maka penulis akan

merekomendasikan program ini kepada masyarakat bahwa program ta’min ta’awuni

ini baik untuk dipilih masyarakat terutama yang belum mampu untuk

mengasuransikan kesehatannya di perusahaan asuransi besar dengan harga yang

sangat terjangkau.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu

penulis menggambarkan permasalahan data-data yang ada lalu dianalisis lebih

lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Dengan metode analisis ini,

penulis mengumpulkan dan memaparkan data terlebih dahulu yang telah

diperoleh dari hasil interview di lapangan kemudian menganalisisnya dengan

berpedoman pada sumber yang tertulis yang didapatkan dari teori di

perpustakaan.

Dalam metode penelitiannya, skripsi ini menggunakan pendekatan Mix

Research (penelitian campuran, yaitu suatu metode yang digunakan untuk

meneliti data-data dengan cara menggabungkan dua metode penelitian atau

lebih. Adapun kedua metode itu adalah: Pertama, Library Research, yaitu

Page 24: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

13

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara

mempelajari, mengkaji, dan meneliti bahan-bahan pustaka yang relevan.

Kedua, Field Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti data-data dengan cara melihat langsung fenomena yang ada dan

terjadi di lapangan.

Penelitian ini juga menggunakan teknik observasi dan wawancara agar

mampu memperkuat data-data yang diteliti.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan menjadi dua

bagian, yaitu:

a. Data Primer

Merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu hasil wawancara

yang dilakukan langsung kepada objek penelitian.7 Dengan teknik

pengumpulan data dari para karyawan terkait mengenai program ta’min

taawuni di BMT Bintaro.

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh

pihak pengumpul data primer. Data yang telah didapat dari hasil

observasi, wawancara, literatur-literatur kepustakaan, dan dokumentasi

yang berkaitan dengan materi penelitian ini.

7 Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2000),h.16

Page 25: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

14

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini oleh penulis diantaranya

adalah dengan wawancara agar mampu mendapatkan informasi yang tepat

antara teori yang didapat dengan praktek yang ada di lapangan.Wawancara

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab kepada petugas dan pegawai yang terlibat perihal program ta’min

ta’awuni.

4. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang penulis peroleh baik dari observasi, wawancara dan

literature-literatur yang ada mengenai materi penelitian, akan diolah dengan

pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Hal ini karena data yang didapat akan

berupa kata-kata dan angka-angka yang akan diolah menjadi suatu

kesimpulan.

5. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah BMT Bintaro yang terletak di Jl. Bintaro

Utama Blok F 2 no 5 Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Syariah dan Hukum tahun 2012.

Page 26: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

15

H. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan pembahasan skripsi ini, penulis mengurutkan

permasalahannya menjadi 5 bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,

kerangka teori dan kerangka konsep, metodelogi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Asuransi Syariah dan Manajemen Pemasaran, yaitu meliputi

tinjauan teoritis mengenai tentang asuransi syariah, dan manajemen

pemasaran.

BAB III Profil BMT Bintaro, meliputi sejarah singkat berdirinya, visi dan

misi, struktur organisasi, dasar legalitas, serta cakupan usahanya.

BAB IV Analisa Program Ta’min Ta’awuni BMT Bintaro, yaitu

menjelaskan tentang mekanisme, manajemen pemasaran, analisis program,

serta analisis kesesuaian syariah.

BAB V Penutup, yaitu meliputi kesimpulan dari penelitian ini dan

memberikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan.

Page 27: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

16

BAB II

ASURANSI SYARIAH DAN MANAJEMEN PEMASARAN

A. Asuransi

1. Pengertian Asuransi

Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda assurantie, dan di dalam

bahasa hukum Belanda dipakai kata verzekering. Sedangkan dalam bahasa

Inggris disebut Insurance.1 Kata tersebut kemudian disalin dalam bahasa

Indonesia dengan kata pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian

timbul istilah assuradeur bagi penanggung, dan geassureerde bagi

tertanggung.2 Dalam bahasa Arab, asuransi digunakan istilah at-ta‟min,

penanggungnya disebut mu‟ammin, dan tertanggung disebut dengan

musta‟min.3

Asuransi adalah sebuah mekanisme perpindahan risiko yang oleh suatu

organisasi dapat diubah dari tidak pasti menjadi pasti. Pertukaran kerugian

tidak pasti dengan kerugian pasti, seperti diterapkan dalam asuransi

konvensional masuk dalam ruang lingkup pengertian gharar dan tidak

diperbolehkan dalam Islam.4

1 John M. Echols dan Hasan Syadiliy, Kamus Inggris-Indonesia ,(Jakarta: Gramedia, 1990), h.326

2 Worjono Projodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia ,(Jakarta: PT. Intermasa, 1981), h. 1

3 Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial ,(Bandung: Mizan, 1884), h. 205

4 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik , (Jakarta: Gema Insani Press, 2005),h. 4-5

Page 28: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

17

Sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi syarat-

syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam konsep muamalat

secara Islami setidaknya ada beberapa hal yang jelas diharamkan, yaitu

adanya unsur gharar (ketidakjelasan dana), maisir (judi/gambling), riba,

barang haram dan perbuatan maksiat.

Pada tahun 1985 para ulama Islam sedunia yang berada di bawah OKI

dalam konfrensi ke II di Jeddah sepakat mengeluarkan keputusan No. 9 (9/2)

1985, yang berbunyi, “Transaksi asuransi dengan premi tertentu yang

diselenggarakan oleh perusahaan asuransi merupakan transaksi dengan

tingkat gharar (spekulasi) tinggi. Hal ini membuat hukum transaksi asuransi

batal (menurut syariat). Oleh karena itu, transaksi ini diharamkan Islam“

2 . Dalil-Dalil Asuransi Haram

Keputusan lembaga-lembaga fatwa Internasional yang mengharamkan

asuransi didasarkan kepada dalil-dalil berikut:5

a. Polis asuransi termasuk dalam akad tukar-menukar uang dengan uang

(sharf). Akad asuransi ini mengandung gharar (ketidakjelasan) tingkat

tinggi. Pihak tertanggung, pada saat akad tidak tahu berapa jumlah premi

yang harus ia bayar, karena jika terjadi kerugian yang dipertanggungkan

5 Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia Insani, 2013), h.

240-242

Page 29: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

18

setelah pembayaran premi pertama, maka akad langsung berakhir dan pihak

tertanggung terus membayar premi hingga waktu yang telah disepakati.

Tingkat gharar dalam polis asuransi sangat tinggi, dan Nabi shalallahu

„alaihi wa sallam telah mengharamkan tukar-menukar (jual beli) yang

mengandung gharar.

ع الغررو سيم لن به ليه نه رسى ل اهلل صل اهلل

"Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi melarang jual beli

gharar". (HR. Muslim No. 942)6

b. Polis asuransi termasuk qimar (judi). Karena bisa jadi pihak tertanggung

baru membayar premi pertama dan terjadi kerugian yang

dipertanggungjawabkan maka pihak tertanggung memperoleh uang dari

pihak penanggung jauh lebih besar daripada yang dibayarnya. Pihak

tertanggung beruntung dan pihak penanggung merugi. Dan jika premi

dibayarkan sampai waktu yang ditetapkan dalam perjanjian dan tidak terjadi

kerugian maka pihak tertanggung merugi dan pihak penanggung beruntung.

Inilah hakikat judi jika satu pihak beruntung maka pihak lain merugi. Allah

telah mengharamkan perjudian dalam firmanNya,

6Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Mukhtashhar Shahih Muslim,(Jakarta: Pustaka Azzam,2003), h.661

Page 30: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

19

‘’Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya arak, judi, dan berhala

dan mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan.

Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan ”. (Al-Maidah :90)

c. Polis asuransi adalah akad tukar-menukar uang dengan uang (sharf),

karena pada saat tertanggung menerima uang ganti rugi berarti ia

memberikan uang dalam bentuk premi dan menerima uang dalam bentuk

ganti rugi. Dalam akad tukar-menukar uang dengan uang, bila uangnya

sejenis disyaratkan harus sama nominalnya dan harus serah terima tunai

pada saat itu juga. Jika tidak terpenuhi salah satu persyaratan tersebut

maka akad tukar menukar uang dengan uang ini termasuk riba ba‟i.

Kenyataannya dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi pada polis

asuransi. Pada saat terjadi perbedaan antara nominal premi yang dibayar

dengan ganti rugi yang diterima maka transaksi ini dinamakan riba fadhl

dan riba nasi‟ah.

Yaitu, nominal kedua uang tidak sama dan tidak tunai (uang premi telah

diserahkan beberapa waktu yang lalu namun ganti rugi baru diterima

setelah berlalu beberapa waktu). Dan jika nominal premi dan ganti rugi

Page 31: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

20

sama maka termasuk riba nasi‟ah karena tukar-menukar dua uang tidak

tunai.

B. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Secara etimologi bahasa arab, takaful berasal dari akar kata kafala atau

tafaa ‟ala yang berarti saling menanggung. Sementara ada yang mengartikan

dengan makna saling menjamin. Dalam bidang mu’amalah, asuransi syariah

(takaful) adalah saling memikul risiko diantara sesama orang sehingga antara

satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko lainnya. Saling pikul

risiko ini dilakukan atas dasar saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan

cara masing-masing mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditujukan untuk

menanggung risiko tersebut.7

Dalam asuransi syariah tidak hanya melibatkan dua pihak yang bertakaful

yakni orang-orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling menjamin

risiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak ketiga. Pihak

ketiga yang dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum atau perusahaan

yang menjamin kegiatan kerja sama atau asuransi ini terjamin berjalan dengan

baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang oleh syariat yaitu gharar,

7 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002),

h. 105-106

Page 32: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21

maisir, riba. Berkaitan dengan ini, ada unsur-unsur penting yang mesti ada

demi terlaksananya takaful, yaitu :8

a. Beberapa pihak yang berasuransi

b. Pengelola asuransi (Perusahaan Asuransi). Dalam hal ini, perusahaan

asuransi hanya bertindak sebagai fasilitator saling menanggung diantara

para peserta asuransi.

Produk asuransi syariah ditawarkan kepada seluruh masyarakat, bukan

saja muslim tetapi juga non-muslim. Prinsip tolong-menolong (takaful) dalam

asuransi syariah bermakna universal, tolong-menolong bukan saja ditujukan

kepada sesama muslim tetapi seluruh manusia. Dimana satu diantara lain

sebagai sesama manusia mempunyai potensi mendapatkan risiko yang sama

dalam hidup ini. Prinsip tolong-menolong inilah yang menjadi kelebihan

asuransi syariah dibandingkan asuransi konvensional, hal ini yang menjadikan

alasan bagi masyarakat untuk tertarik menjadi bagian dari penyelenggaraan

asuransi syariah. Asuransi syariah didasarkan pada prinsip agama tentang

saling kerjasama dan solidaritas sebagaimana dinyatakan oleh Allah SWT :

(۲التقىاي )سىرةالمائدة: و رنىا لي البوتعا و …

”…dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan ”(QS. Al-

Maidah :2)

8 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,

(Jakarta: Prenada Media, 2004)

Page 33: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

22

Konsekuensi dari perkembangan asuransi syariah dan banyaknya masalah

masyarakat yang ditemui, akan berdampak semakin beragam produk yang

ditawarkan masyarakat. Produk asuransi syariah merupakan representasi dari

kondisi ‘‘permintaan’’ masyarakat akan keberadaan suatu produk. Maka

dengan keadaan ini perlu dukungan dari berbagai elemen masyarakat untuk

menjadikan posisi asuransi syariah dengan produk-produknya semakin berarti

dalam pembangunan.9

Selain itu, asuransi syariah juga memiliki fungsi yang dapat membantu

program pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan rakyat. Fungsi ini

dapat dilihat segi pembangunan nasional. Maka dari itu kehadiran asuransi

syariah memiliki fungsi untuk mensejahterakan dan mententramkan kehidupan

rakyat ketika tertimpa musibah atau bencana.10

Ketika para ulama mengharamkan asuransi berdasarkan dalil-dalil dari

Al-qur’an dan sunnah, maka mereka merumuskan penggantiannya yang

terbebas dari gharar, qimar, riba, dan dari sisi bisnis lebih menguntungkan bagi

kedua belah pihak. Hal ini mengingat asuransi merupakan kebutuhan manusia

di abad modern agar kehidupan mereka lebih tentram untuk menghadapi risiko

hari esok.

9 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, cet IV, ( Yogyakarta:

Ekonisis. Edisi Kedua), h.126 10

Elida Hayati, “Strategi Pengembangan Diri Agen Asuransi Syariah Dalam Mencapai Produktifitas.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Page 34: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

23

2. Dalil-Dalil Asuransi Syariah

Al-Majma „Al Fiqhiy Al Islami(divisi fikih Rabithah Alam Islami) dalam

muktamar I, tahun 1978 setelah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan

asuransi menyertakannya dengan fatwa asuransi Islami yang berbunyi, “Majlis

Al Majma’ sepakat membolehkan asuransi kooperatif (ta’min ta’awuni) sebagai

ganti dari asuransi komersial yang diharamkan, berdasarkan dalil-dalil berikut:11

a. Asuransi kooperatif (ta’min ta’awuni) merupakan akad hibah yang pada

dasarnya bertujuan untuk saling tolong-menolong meringankan beban

kerugian, dan ikut andil menanggung penderitaan saat terjadi musibah.

Dengan membayar sejumlah uang tunai yang dikhususkan untuk mengganti

kerugian orang yang ditimpa musibah. Maka sekelompok orang tergabung

dalam ta’min ta’awuni tidak bertujuan komersial, meraup laba dari harta

orang lain. Semata-mata tujuan mereka pemerataan risiko diantara mereka

dan saling tolong-menolong dan menanggung sebagian risiko.

b. Asuransi kooperatif (ta’min ta’awuni) terbebas dari riba dengan segala

bentuknya, riba fadhl dan riba nasi‟ah. Transaksi para peserta asuransi tidak

termasuk akad riba. Dan pengelola tidak akan menggunakan dana yang

terhimpun dari para peserta untuk suatu transaksi riba dalam bentuk apapun.

c. Ketidakjelasan besarnya klaim ganti rugi yang akan diterima peserta

asuransi kooperatif (ta’min ta’awuni) pada saat akad dilangsungkan tidak

11

Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer ,(Bogor: PT. Berkat Mulia Insani, 2013), h. 245

Page 35: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

24

mempengaruhi keabsahan akad, karena akad ini adalah akad hibah. Dan

gharar dalam akad hibah dibolehkan serta tidak termasuk judi. Berbeda

dengan asuransi komersial, akad yang terjadi adalah akad tukar-menukar.

3. Akad Dalam Asuransi Syariah

Akad dalam asuransi syariah ada tiga :12

a. Musyarakah. Akad antara sesama para pemegang polis asuransi syariah.

b. Wakalah. Akad antara perusahaan yang ditunjuk untuk mengelola dana yang

terhimpun. Jika perusahaan juga dipercayakan untuk mengembangkan dana

maka akadnya adalah mudharabah.

c. Hibah yang bersifat mengikat. Akad antara pemegang polis dan badan dana

pada saat awal perjanjian. Dan pada saat klaim ganti rugi diberikan oleh

badan dana maka akadnya adalah Al-iltizam.

4. Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi Syariah13

Prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah tidaklah jauh berbeda

dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara

komprehensif dan bersifat major. Hal ini disebabkan karena kajian asuransi

syariah merupakan turunan (minor) dari konsep ekonomika Islami.

12

Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor: PT. Berkat Mulia Insani, 2013), h.250 13

Ali Hasan, Asuransi dalam Prespektif Hukum Islam, (Jakarta: Prenada Media,2004),h. 125-136

Page 36: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

25

Dalam hal ini, prinsip dasar asuransi syariah ada sepuluh macam, yaitu:

1. Tauhid

Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana

seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang

tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan.

2. Keadilan

Keadilan dalam berasuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai keadilan

antara pihak-pihak yang terikat dengan akad asuransi. Keadilan dalam

hal ini menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah (anggota) dan

perusahaan asuransi.

3. Tolong-menolong

Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan

motivasi untuk membantu dan meringankan beban temannya yang

pada suatu ketika mendapatkan musibah atau kerugian.

4. Kerja sama

Kerja sama dalam asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad yang

dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara

anggota dan perusahaan asuransi.

5. Amanah

Seseorang yang menjadi nasabah asuransi berkewajiban

menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran

Page 37: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

26

dana iuran (premi) dan tidak memanipulasi kerugian (peril) yang

menimpa dirinya.

6. Kerelaan

Kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota asuransi agar

mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana

(premi) yang disetorkan ke perusahaan asuransi, yang difungsikan

sebagai dana sosial (tabarru).

7. Larangan Riba

Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum

terdapat yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan,

baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam meminjam secara bathil

atau bertentangan dengan prinsip muamalat.

8. Larangan Maisir (Judi)

Unsur maisir dalam asuransi artinya adanya salah satu pihak yang

untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian. Hal ini tampak

jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu

membatalkan kontraknya sebelum masa reversing period, biasanya

tahun ketiga maka yang bersangkutan tidak akan menerima kembali

uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian kecil saja.

Page 38: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

27

9. Larangan gharar (ketidakpastian)

Gharar dalam asuransi ada dua bentuk:14

a. Bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis.

b. Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan syar’i penerimaan

uang klaim itu sendiri.

Secara syariah, dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang

harus dibayarkan dan berapa yang harus diterima. Keadaan ini akan

menjadi rancu (gharar) karena kita tahu berapa yang akan diterima

(sejumlah uang pertanggungan), tetapi tidak tahu berapa yang akan

dibayarkan (jumlah seluruh premi) karena hanya Allah yang tahu

kapan seseorang akan meninggal.

10. Kemaslahatan15

Pada kenyataannya dalam praktik muamalah yang Islami di Indonesia,

Lembaga Keuangan Syariah masih baru dilingkungan atau negara

yang tidak (belum) menerapkan sistem syariah, maka sering

menghadapi situasi yang sulit. Dalam situasi seperti ini, Dewan

Pengawas Syariah (DPS) sering mengeluarkan fatwa dengan latar

belakang dharurah, yang isinya dalam rangka kemaslahatan.

14

Muhammad Syafi’i Antonio, Asuransi dalam Prespektif Islam ,(Jakarta: STI, 1994),h. 1-3. 15

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press,2004),h. 743

Page 39: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

28

Dr. Muhammad Muslehuddin mengatakan bahwa keadaan darurat

membolehkan hal yang terlarang, adalah sudah menjadi kaidah umum

dalam Islam.

C. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi adalah suatu rencana permainan untuk pencapaiannya. Strategi

adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan,

pengetahuan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing,

dan faktor-faktor lingkungan lain.16

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,

memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan

jasa, untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan

organisasi.17

Pemasaran memiliki dua hal, pertama, pemasaran merupakan filosofi,

sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan

konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan

untuk mengimplementasikan filosofi ini.18

16

Harper W. Boyd, dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global, Edisi kedua, (Jakarta: Erlangga, 2000), h.29 17

Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2001, h.4) 18

Charles W. Lamb, dkk, Pemasaran (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.6

Page 40: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

29

Pemasaran menurut perspektif syariah adalah segala aktivitas yang

dijalankan dalam kegiatan bisnis berbentuk kegiatan penciptaan nilai (value

creating activities) yang memungkinkan siapapun melakukannya bertumbuh

serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasi kejujuran, keadilan,

keterbukaan, dan keikhlasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada akad

bermuamalah Islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam Islam.

Menurut pendapat M. Syakir Sula, pemasaran syariah merupakan sebuah

disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan

perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholders-nya dan dalam

keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip muamalah dalam

Islam. Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim

dalam bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses

perubahan nilai dalam pemasaran.19

2. Konsep Strategi Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang

pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen

dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk

memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam

usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran

merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok

perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga

19

Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta: Grasindo, 2007), h.1-2

Page 41: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

30

dicapai tingkat kepuasaan langganan yang melebihi dari kepuasan yang

diberikan oleh para saingan.20

Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah

manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil

mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar

dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain

karena pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan

dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi dan

perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.21

3. Konsep Pemasaran dalam Islam22

Konsep dasar spiritual marketing adalah tata olah, cipta, rasa, hati, dan

karsa (implementasi) yang dibimbing oleh integritas keimanan, ketaqwaan,

dan ketaatan kepada syariat Allah SWT. Jika iman, takwa, dan taat syariah ini

semu, maka aktivitas marketing yang dilakukan itu tidak ada sangkut pautnya

dengan syariat Islam.

Ada empat hal yang setidaknya berkaitan dengan konsep pemasaran

berorientasi Islam:

a. Kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh produk (permintaan) tidak

diperbolehkan dengan cara bathil (bohong, tipu, rampok, curi, korupsi)

20

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet. VII, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),h. 81. 21

Ibid, h. 85 22

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.12

Page 42: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

31

b. Untuk memperolehnya harus dilakukan melalui pertukaran (barang dari

marketer-uang dari konsumen) proses pertukaran unit (barang dan uang)

inilah disebut transaksi yang dilakukan dengan cara suka sama suka.

c. Proses jual beli atau berbisnis ini terjadi pada sejumlah kumpulan orang

(pasar) sebagai tempat terkjadinya pertukaran transaksi.

d. Kesesuaian harga (pengorbanan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen)

dengan fisik produk.23

4. Perumusan Strategi Pemasaran

a. Strategi Pasar yang Dituju

(1) Segmentasi Pasar

Menurut Wendel R. Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari

pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan

kebutuhan dan ciri-ciri konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui

bahwa mengadakan segmentasi pasar berarti perusahaan telah menetapkan

secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani secara

efektif dan efisien melalui kombinasi kebijakan marketing mix yang

berbeda-beda antara segmen yang satu dengan segmen yang lain.

(2) Penentuan Pasar Sasaran

Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan

suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar

23

Ali Hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.13

Page 43: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

32

perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan melayani satu segmen

tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka menambah segmen dan

kemudian secara vertical atau horizontal.

(3) Penentuan Posisi Pasar

Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar.

Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan konsumen

sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk dan jasa

yang ditawarkan oleh perusahaan.

b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pemasar menggunakan sejumlah peralatan untuk memperoleh tanggapan

yang diinginkan target pasarnya. Peralatan tersebut adalah bauran

pemasaran. McCarthy mengelompokkan bauran pemasaran tersebut dalam

empat kelompok besar yang disingkat menjadi 4 P, yaitu Product (produk),

Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

(1) Product (produk)

Produk berdasarkan definisi dari Philip Kotler yaitu segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kedalam pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, dipakai

atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Karena merupakan suatu penawaran maka produk juga sering disebut

Page 44: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

33

tawaran pasar.24

Dalam memasarkan suatu barang, produk merupakan hal

yang paling penting untuk diketahui mengenai bauran pemasaran. Istilah

bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi,

promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk

menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.

Produk adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran

pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran lainnya

tidak dapat dilakukan.

Produk merupakan segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar

dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk jasa,

benda, organisasi, tempat, orang, dan ide-ide.25

Philip Kolter mendefinisikan

produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan

suatu kebutuhan dan keinginan.26

Jadi produk bukan hanya berbentuk

sesuatu yang berwujud (tangible) saja, akan tetapi juga sesuatu yang tidak

berwujud (intangible) seperti pelayanan jasa.

(2) Price (Harga)

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang

24

Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, (Bandung: Linda Karya, 2006), h.45 25

David W. Cravens, Pemasaran Strategis, Loc.cit, h.3 26

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Prenhallindo,1997), Jilid 1, Ed.9, h.9

Page 45: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

34

beserta pelayanannya.27

Penentuan sebuah harga sering menjadi perhatian

saat membeli barang atau layanan. Harga salah satu aspek penting dalam

kegiatan pemasaran. Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan harga

dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan

penawaran.

Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa

perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap

produk yang ditawarkan. Bagi perbankan terutama bank yang berdasarkan

prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya

provisi, dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan

biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah adalah bagi hasil.28

(3) Place (tempat)

Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan

atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke mitra pada

waktu yang tepat. Oleh karena itu kebijakan distribusi merupakan salah satu

27

Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, Cet.V, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002), h.147 28

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),Ed 1, h. 196)

Page 46: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

35

kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran

(marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). Kedua

faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan

penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan.

Efektivitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin

tersedianya produk di setiap mata rantai saluran tersebut.29

(4) Promotion (promosi)

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Serta inilah

yang paling diidentikan sebagai aktivitas pemasaran dalam arti sempit.

Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk menarik dan

mempertahankan nasabahnya. Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah

dapat mengenal produk suatu perusahaan. Oleh karena itu, promosi

merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan

nasabahnya. Salah satu tujuan promosi perusahaan adalah

menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha

menarik calon nasabah yang baru. Kemudian promosi juga berfungsi

mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi

nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra

perusahaan dimata para nasabahnya.

29

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),h. 223-234

Page 47: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

36

BAB III

GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT BINTARO

A. Profil Koperasi BMT Bintaro1

BMT Bintaro adalah badan usaha yang berbentuk Koperasi Jasa

Keuangan Syari’ah yang didirikan pada tanggal 5 Muharram 1430 H

bertepatan dengan tanggal 2 Januari 2009 Notaris Ny. IRMA SAVYNA

FIRDAUS, S.H, dengan pengesahan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor: 518/12/BH/Dis-KUKM

tanggal 7 Mei 2009.

Koperasi BMT Bintaro adalah penggabungan sistem perbankan

dengan pelaku usaha sektor riil, yang Insya Allah menjalankan syari’ah secara

murni, yang menerima penanaman modal dan para shohibul maal dan

menggunakan dana tersebut dalam berbagai sektor usaha riil yang dijalankan

langsung oleh BMT mulai dari sektor perdagangan, jasa, dan pabrikasi.

Koperasi BMT Bintaro lebih berhati-hati dalam menerapkan muamalahnya

sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal, menghindari riba dan cabang-

cabangnya serta terbebas dari hal-hal yang dilarang secara syar’i.

1 Profil BMT Bintaro, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://bmtbintaro.com/tentang-kami

Page 48: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

37

B. Sejarah Singkat Koperasi BMT Bintaro

Sejarah pendirian Koperasi BMT Bintaro ini berawal dari keinginan

beberapa orang calon pengelola untuk menerapkan konsep perbankan yang

benar. Hal ini disebabkan oleh karena keraguan yang besar terhadap sistem

perbankan syariah maupun lembaga keuangan non bank lainnya. Sementara

mereka sudah memahami ilmu terhadap perbankan syariah itu sendiri, jauh

sebelum perbankan syariah di Indonesia muncul. Allah Ta’ala telah menjamin

kebenaran syari’ah-Nya yang mencakup dari berbagai segi baik itu hukum,

sosial, maupun ekonomi. Maka dalam syariah pun diberikan petunjuk

mengelola lembaga keuangan. Kehadiran lembaga keuangan khususnya dalam

bidang perbankan yang berbasis pada syariah-Nya yang biasa disebut

perbankan syariah ini diharapkan dapat membawa perkembangan baik pada

perekonomian masyarakat bahwa perbankan syariah tersebut dapat menjadi

solusi pengganti sistem perbankan ribawi. Dalam usahanya BMT ini

menjalankan syariah Allah Ta’ala, dan juga menghadapi tantangan pandangan

masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah dapat menjadi solusi pengganti

sistem lemaga keuangan ribawi.2

Berangkat dari pemahaman mereka tentang lembaga keuangan yang

bebas riba, berkumpullah 5 orang pada pertemuan pertama yang dilakukan

sekitar akhir tahun 2008, diantaranya:

2 Nisa’ul Khasanah. “Strategi Pemasaran berdasarkan Prinsip Syariah Dalam Meningkatkan Produk-

Produk BMT Bintaro.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Page 49: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

38

1. Muhammad Dian Ghazali yang selaku sebagai pelopor dari pendirian

BMT.

2. Ustad Mukhtahrom

3. Mangaraja P Nasution

4. Suparman (Allahu Yarham)

5. Jaksa (Allahu Yarham)

Dari kelima orang tersebut, Muhammad Dian Ghazali merupakan

pelopor dari pendirian Koperasi BMT Bintaro. Beliau belajar ilmu tentang

syari’ah dari para Ustadz besar, belajar dari berbagai kita ulama Mujtahid

(ulama yang telah melakukan ijtihad). Kemudian, belajar dari bukunya Dr.

Arifin Badri seorang ilmuwan Universitas Madinah dan seorang ahli hadits

muamalah yang berjudul ‘‘Riba dan Mengkritisi Perbankan Syariah“. Lalu

buku yang kedua, “Sifat Perniagaan Nabi SAW“. Beliau telah berpengalaman

dalam bidang muamalah selama 30 tahun, dan pernah menjadi seorang

akuntan. Dari berbagai ilmu yang dipelajarinya, beliau berkeinginan untuk

membuat suatu lembaga keuangan yang bebas riba.

Kemudian setelah pertemuan pertama dilakukan, diadakan lagi

pertemuan kedua pada awal Januari 2009 dengan melibatkan calon-calon

pendiri yang terdiri dari 20 orang yang menggagas untuk mendirikan koperasi.

Tetapi pada waktu itu namanya masih BMT, dan ada yang mengusulkan untuk

memberi nama BMT Bintaro. Kemudian setelah rapat pendiri tersebut, pada

bulan berikutnya diantaranya bulan Februari sampai April mempersiapkan

Page 50: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

39

prosedur legalitas dari pemerintahan yang bernama koperasi. Sehingga BMT

ini merubah namanya menjadi Koperasi BMT Bintaro.3

C. Visi dan Misi4

Visi : Insya Allah, ber-azam dalam Muamalah yang benar pada sektor riil

dengan skala Nasional dan Internasional.

Misi :

1. Penggabungan sistem perbankan dengan pelaku usaha sektor riil.

2. Penyebaran jenis usaha, lebih dari 50 unit Insya Allah sedang dan

segara dijalankan.

3. Mengutamakan keamanan usaha, kemudian kesinambungan,

perputaran, tingkat keuntungan.

D. Prinsip Operasional

Dalam setiap organisasi, lembaga maupun perusahaan diperlukan suatu

prinsip yang mana prinsip tersebut dapat menjadi pedoman dasar sebuah

organisasi dalam menjalankan setiap kegiatannya. Prinsip tersebut merupakan

pola yang dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran para pendiri koperasi.

3 Nisa’ul Khasanah. “Strategi Pemasaran berdasarkan Prinsip Syariah Dalam Meningkatkan Produk-

Produk BMT Bintaro.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011., 4 Profil BMT Bintaro, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://bmtbintaro.com/tentang-kami

Page 51: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

40

Koperasi BMT Bintaro ini merupakan koperasi yang didirikan oleh

para pelopor yang mayoritas merupakan para paham kaum salafi. Salafi

merupakan suatu pemahaman. Istilah salaf telah digunakan Rasulullah SAW

ketika berkata kepada Fatimah:

فإنه نعم السلف أنا لك

“Maka sesungguhnya sebaik-baik salaf adalah saya

buatmu”(HR.Muslim No.2450)

Istilah salaf tidak hanya dipakai untuk menunjukkan kurun waktu yang

terdahulu saja. Ia bahkan digunakan untuk mengungkapkan generasi sahabat,

tabiin, tabiut tabiin, dan yang mengikuti mereka dengan istiqomah, baik

secara jaman maupun manhaj. Alhasil, salafi menjadi istilah yang sah untuk

disematkan pada setiap orang yang berusaha memelihara kemurnian akidah

dan manhaj agar selalu sesuai dengan cara bagaimana Rasulullah SAW dan

para sahabat sebelum terjadi perpecahan, dan juga generasi berikutnya yang

mengikuti mereka terutama dari kalangan tabiin dan tabiut tabiin serta para

Imam Sunnah yang senantiasa menjaga kemurnian Islam.5

Berikut adalah prinsip operasional yang ditetapkan pada Koperasi

BMT Bintaro, yaitu:6

a. Tidak memakai tenaga wanita untuk mempromosikan barang, dari front

office, back office, dan juga presentasi.

5 Zaenal Abidin, Buku Putih Dakwah Salafiah, (Jakarta: Pustaka Imam Abu Hanifah, 2009),h.,23-24

6 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Bintaro, 22 November 2013

Page 52: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

41

b. Tidak mengikuti pola Bank Syariah dan BMT yang lainnya karena

dianggap masih menganut sistem riba.

c. Mewajibkan seluruh karyawan mengikuti pengajian sesuai dengan

pemahaman salafi, pemahaman generasi terbaik dari umat Islam.

d. Menjalin hubungan kerjasama diantara anggota yang sudah terjalin dalam

kajian yang sama yaitu salaf.

e. Menerima anggota koperasi BMT tidak hanya golongan salaf saja

(umum).

E. Produk-Produk Koperasi BMT Bintaro

Produk yang disediakan Koperasi BMT Bintaro, yaitu:7

1. Mudharabah Mutlaqah merupakan produk investasi berjangka waktu

tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola oleh BMT ke sektor

manapun berdasarkan prinsip syariah Mudharabah Mutlaqah.

Karakteristik:

a. Jangka waktu yang fleksibel antara 12 bulan

b. Simpanan tidak dicairkan sebelum jatuh tempo

c. Bagi hasil dapat menambah pokok simpanan, ditransfer, atau

dipindahbukukan ke rekening tabungan.

d. Fasilitas Automatic Roll Over

7 Produk-Produk BMT Bintaro diakses pada 18 Desember 2013 dari http://bmtbintaro.com/produk/

Page 53: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

42

Manfaat:

Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif dan terbebas riba.

2. Mudharabah Muqayadah adalah akad komersial kerjasama usaha antara

shohibul mal (penanam modal) dengan mudharib (pengusaha) pada usaha

yang ditunjuk dengan nisbah dan jangka waktu yang ditentukan.

Pengusaha hanya menjalankan dan menggunakan modal yang diberikan

oleh shahibul mal untuk usaha yang disepakati bersama. Sebagai contoh

shahibul mal memberikan kepada mudharib sebesar Rp 650.000.000

untuk menjalankan usaha Jual Cara Angsuran (JCA) dalam jangka waktu

1 tahun dengan nisbah bagi 50:50 bagi hasil perbulan. Dalam kaitannya

dengan anggota BMT Bintaro, maka penanam modal mudharabah

muqayyadah ini memberikan kebebasan bagi para anggota koperasi BMT

Bintaro untuk memilih tempat ia menanam modal.

Karakteristik Mudharabah Muqayadah

a. Pemakaian rekening bersama agar penanam modal dapat melihat

perputaran dana melalui Bank Syariah yang ditunjuk.

b. Penarikan dana dapat dilakukan secara tunai dengan menggunakan slip

penarikan atau dapat dilakukan melalui ATM khusus.

c. Informasi bagi hasil akan disamaikan dalam bentuk statement.

d. Penanaman modal dapat di roll over secara otomatis (ARO).

Page 54: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

43

Manfaat: Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif dan Koperasi BMT

Bintaro mengharapkan bagian profit yang diperoleh agar dapat

digunakan untuk menambahkan modal.

3. Tabungan Wadiah Koperasi Bintaro adalah simpanan dalam mata uang

rupiah berdasarkan prinsip Wadiah yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Wadiah

merupakan titipan murni. Dimana nasabah menitipkan uangnya di BMT

tanpa adanya penambahan atau pengurangan saldo. Karena pada sistem

Wadiah yang diterapkan dana nasabah tidak diinvestasikan oleh BMT ke

sektor manapun.

Karakteristik tabungan Wadiah:

a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Wadiah

b. Setoran minimal yang ringan

c. Dilengkapi dengan Kartu ATM sekaligus Kartu Debet (Optional)

d. Dapat ditarik / disetor setiap saat di seluruh cabang BMT (akan

datang).

e. Tidak ada bagi hasil, baik untung atau rugi atas penitipan dalam

bentuk tabungan Al-Wadi’ah

f. Untuk tabungan Al-Wadi’ah minimal 30% dari total dana yang

dititipkan dimasukkan sebagai Penanaman Modal Koperasi Bintaro,

Misal: Bapak/Ibu ingin menabung di tabungan Al-Wadiah sejumlah

Rp 100.000.000,00 maka Rp. 30.000.000,00 diantaranya dimasukkan

Page 55: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

44

kedalam investasi mudharabah, sehingga posisi Rp. 100.000.000,00

berada pada tabungan Al-Waidah, dan Investasi Mudharabah Rp

30.000.000,00.

Manfaat:

a. Dana aman dan tersedia setiap saat

b. Transaksi online di seluruh cabang BMT (akan datang)

c. Mendapatkan kartu ATM sekaligus debet (akan datang)

Peruntukkan: Individu / Perorangan

Fasilitas: BMT Card, BMT Bintaro Card merupakan sarana untuk

melakukan transaksi penarikan, dan pembayaran pada ATM BSM,

ATM Mandiri, jaringan ATM Prima-BCA, dan ATM Bersama,

serta ATM Bank Card. BSM Card juga berfungsi sebagai kartu

debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di seluruh

merchant yang menggunakan EDC Prima-BCA.

4. Ba’i

Ba’i merupakan akad jual beli. Pada produk jual beli Koperasi BMT

Bintaro melakukan jual belinya pada beberapa sektor, yaitu:

a. ESL (Titipan Kilat)

b. Laundry

c. Beras

d. Air Galon

e. Gas Elpiji (Sub Agen)

Page 56: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

45

f. Cargo Trucking (Maersk Line)-(off)

g. Pengobatan lugu alami (Abu Muhammad) cabang Bintaro-(off)

h. Soto Betawi (2 unit)(off)

i. Martabak telor, manis, keju (off)

j. Kebab (off)

k. One Stop Shopping (OSS) Material Bangunan/Renovasi Rumah

5. Program Ta’min Ta’awuni

Ta’min Ta’awuni adalah layanan bantuan biaya pengobatan atau

perawatan yang dikelola oleh Koperasi BMT Bintaro bagi peserta yang

memberikan kontribusi tabarru.

6. RUAS (Rumah Angsuran Aqad Syar’i)

RUAS adalah layanan pembelian rumah bagi konsumen yang

berencana untuk membeli rumah di wilayah Jabodetabek dengan komiten

mu’amalah yang benar.

7. Jual Beli Barang Cara Angsuran (JCA)

Jual Beli Cara Angsuran adalah layanan jual beli barang cara angsuran

yang aqadnya Insya Allah mengacu pada praktik mu’amalah yang benar.

Kebutuhan konsumen terhadap barang-barang semisal kendaraan

mobil/motor, komputer/laptop, AC, kulkas, dan mesin cuci dapat diajukan

dalam program JCA ini.

Page 57: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

46

F. Struktur Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub-sub sistem

atau bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan

aktivitasnya. Apabila kita berbicara tentang “struktur organisasi“ biasanya

akan terbayang di muka kita macam-macam peta organisasi atau skema

organisasi. Peta-peta organisasi menggambarkan/mencerminkan struktur

organisasi atau skema organisasi pada hakikatnya peta-peta organisasi

merupakan model (abstraksi) dari organisasi yang ada dalam kenyataan.8

Alasan penting penyusunan organisasi adalah untuk membedakan satu

tugas dengan tugas yang lainnya sehingga diperoleh efisiensi yang lebih besar

terutama karena dimungkinkannya setiap individu menspesialisasi dirinya.

Selain itu juga penyusunan organisasi dikatakan penting karena untuk

memungkinkan dilakukannya koordinasi atas usaha-usaha / tugas-tugas dan

tenaga yang ada, sehingga usaha pengembangan pemasaran dapat efektif

karena koordinasinya berada pada satu tangan.9

8 Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian, cet.II (Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta), h. 2 9 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, cet VII, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2004), h. 328-

329

Page 58: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

47

Susunan Manajemen Koperasi BMT Bintaro (KJKS Bintaro) dalam

tahun 2013 adalah: 10

Ketua Pengawas : Muhammad Dian Ghazali

Pengawas Syariah : Ustadz Muhtahrom

Pengawas Usaha : Abu Choiri Rachman

Ketua Pengurus : Mangaraja P. Nasution

Bendahara : Irfan Wajidi

Corporate Secretary : Banu Faisal

Direktorat Layanan : Ali Budiman

Corporate Communications : Riki Rahmat Nugraha

Corporate Legal : Gilroy Arinoviandi

Accounting Supervisor : Arif Nafarif

Account Officer : Riyadhi Fouransyah

10

Susunan Organisasi dan Manajemen diakses pada 18 Desember 2013 dari http://bmtbintaro.com/tentang-kami

Page 59: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

48

Struktur Organisasi Koperasi Bintaro

Ketua Dewan Pengurus

Anggota Dewan

Ketua Pengurus

Corporate Secretary Bendahara Direktorat

Layanan

Direktorat Pendukung dan

Administrasi

Direktorat Usaha

Supervisor Supervisor

Direktoorat Layanan

Supervisor

Acoounting Legal IT SDM Pengadaan Barang

Teller Customer Service Marketing Promosi

Usaha Berjalan

Pembangunan Usaha

Penyelesaian Usaha

Page 60: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

49

BAB IV

ANALISA PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

BMT BINTARO

A. Konsep / Prosedur Program Ta’min Ta’awuni pada BMT Bintaro

Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Mal Wa Al-Tamwil (LKMS

BMT Bintaro) merupakan unit usaha yang bergerak semacam Bank Syariah mini

dengan mengalokasikan dananya kepada usaha kecil dan sektor informal lainnya.

Diantara berbagai macam produk dan program yang dimiliki BMT Bintaro,

program ta’min ta’awuni merupakan salahsatu program yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat kecil. Setiap manusia pasti ingin mempunyai rasa aman dan

tentram dalam hidupnya, sehingga dibutuhkan perencanaan di masa datang untuk

mengatasi keadaan darurat yang akan muncul.

Program ta’min ta’awuni merupakan salahsatu sarana untuk para anggota

atau nasabah BMT Bintaro untuk bisa mengikuti asuransi dengan biaya premi

yang ringan. Program ta’min ta’awuni memang masih terbilang baru, karena

program ini baru diluncurkan pada Juli 2013. Sampai saat ini, masih 30 orang

yang berpartisipasi dalam program ini.1

1 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00

Page 61: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

50

Dalam Undang-Undang no 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian,

pada Bab VI tentang Badan Hukum Perasuransian disebutkan bahwa usaha

perasuransian hanya dapat dilakukan oleh badan hukum yang berbentuk

perusahaan perseroan (PERSERO), koperasi, dan usaha bersama (mutual). Dan

dalam bab perizinan usaha pada pasal 9 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pihak

yang melakukan perasuransian wajib mendapat izin dari menteri, kecuali bagi

perusahaan yang menyelenggarakan program asuransi sosial.

Mengacu pada peraturan ini, BMT Bintaro yang berbentuk Koperasi Jasa

Keuangan Syariah meluncurkan program ta’min ta’awuni yang merupakan

program tolong-menolong antar sesame dan tanpa mengharapkan keuntungan

apapun. Jadi, karena program ini program sosial maka BMT Bintaro tidak wajib

mendapat izin dari menteri.

1. Prosedur Program Ta’min Ta’awuni2

Adapun prosedur yang harus dilakukan jika ingin mengikuti program

ta’min ta’awuni yaitu:

a. Nasabah bisa langsung mendatangi BMT Bintaro yang beralamat di Jl.

Bintaro Utama Blok F2 No. 5 Bintaro Sektor 2, Pesanggrahan, Jakarta

Selatan.

b. Setelah itu, nasabah bisa langsung berkonsultasi kepada pihak BMT yang

menangani program ta’min ta’awuni.

2 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00.

Page 62: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

51

c. Nasabah adalah muslim/muslimah yang berusia diatas 5 tahun hingga 65

tahun.

d. Mengisi formulir dan menandatangani akad, kemudian mengajukan

kepersertaan via email ke alamat yang telah ditentukan atau

mengirimkannya via pos.

e. Formulir pendaftaran dapat diambil langsung di BMT Bintaro atau di

unduh dari website bmt bintaro.

f. Menyertakan 1 lembar fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu

Keluarga (KK) yang masih berlaku.

g. Mampu memberikan dana tabarru’ sesuai ketentuan program ta’min

ta’awuni yaitu sebesar Rp 100.000 dengan melakukan transfer ke rekening

atas nama BMT Bintaro di Bank Syariah Mandiri No. 700.931.7443 atau

No. 060.600.6923 atau dapat disetorkan langsung ke kantor BMT Bintaro.

h. Masa pendaftaran program berlaku selama 3 bulan.

i. Menyampaikan dan mengajukan syarat diatas di kantor BMT dan tempat-

tempat yang ditunjuk oleh BMT Bintaro.

j. Dapat dihadiahkan kepada orang lain.

2. Aqad Disetujui3

a. Menunjuk Koperasi BMT Bintaro untuk mengelola dana tabarru’ yang

berasal dari program ta’min ta’awuni sebesar Rp 80.000 per-peserta setiap

3 bulan.

3 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00.

Page 63: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52

b. Mengalokasikan dana ta’min ta’awuni kepada pihak pengelola, yakni BMT

Bintaro sebesar Rp 20.000 yang berasal dari setiap peserta dalam periode

kepersertaan 3 bulan sebagai dana operasional program ta’min ta’awuni.

c. Masa berlaku aqad adalah tiga bulan sejak diterimanya dana tabarru’ di

rekening ta’min ta’awuni dan telah memenuhi kuota yang ditentukan.

3. Pengelolaan Dana

a. Dana tabarru’ dari setiap peserta sebesar Rp 100.000 yang kemudian

terhimpun dalam jumlah tertentu merupakan dana yang dimiliki oleh

badan dana ta’min yang dialokasikan untuk membantu seluruh peserta,

dan dana tersebut bukanlah milik pengelola.

b. 50% dari dana yang terkumpul dapat diputar dalam bentuk mudharabah,

dan dalam hal ini kedudukan BMT Bintaro adalah selaku mudharib,

dengan nisbah bagi hasil 40% untuk pengelola, dan 60% untuk pemilik

dana yakni badan dana ta’min (dengan izin dewan pengawas).

c. Kelebihan dana tabarru’ setiap tahun akan dimasukkan kembali pada

rekening program ta’min ta’awuni selanjutnya, atau dialokasikan untuk

pendirian pusat layanan kesehatan gratis bagi kaum dhu’afa setelah

disetujui dewan pengawas.

d. Bantuan pengobatan/perawatan bagi peserta tiap periode maksimal sebesar

Rp 2.000.000.

Page 64: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53

e. Kekurangan dana tabarru’ adalah suatu kondisi dimana jika lebih banyak

peserta yang membutuhkan bantuan dari dana tabarru’ yang terkumpul

dalam periode tiap 3 bulan, maka:

(1) Pengelola mengalokasikan kelebihan dana periode sebelumnya, jika

tersedia.

(2) Peserta yang membutuhkan bantuan dana dapat menunggu sampai

terkumpulnya dana tabarru’ berikutnya dalam tahun tersebut.

(3) Kuota kepesertaan dalam setiap periode minimal 200 peserta.

4. Syarat Pengajuan Dana Program Ta’min Ta’awuni4

a. Terdaftar dan telah membayar program ta’min ta’awuni.

b. Mengalami sakit (sesuai kategori jenis penyakit).

c. Benar-benar membutuhkan bantuan kesehatan.

d. Mengisi formulir pengajuan dana program ta’min ta’awuni.

e. Melampirkan bukti berupa kwitansi pembelian obat dan rawat inap.

f. Kwitansi klinik kesehatan /rumah sakit mencantumkan Nomor SIUP dan

atau nomor telepon yang jelas.

5. Klaim Program Ta’min Ta’awuni

Klaim adalah proses dimana peserta dapat memperoleh hak-hak

berdasarkan perjanjian. Klaim yang diterapkan oleh BMT Bintaro adalah

4 Brosur Program Ta’min Ta’awuni BMT Bintaro

Page 65: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

54

mengganti seluruh pengeluaran sesuai dengan fakta atau bukti biaya

pengobatan dengan batas maksimal Rp 2.000.000. 5

6. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah Yang Diterapkan BMT Bintaro

Asuransi syariah dibangun atas prinsip-prinsip berikut yang sesuai

dengan syariah dan mesti dicantumkan dalam anggaran dasar badan dana :6

a. Hibah bersifat mengikat. Harus dicantumkan dalam anggaran dasar bahwa

setiap peserta memberikan hibah untuk badan dana. Dana dan laba

digunakan untuk ganti rugi atas klaim peserta.

b. BMT Bintaro wajib memiliki dua rekening yang satu sama lainnya tidak

ada kaitan, yaitu rekening khusus milik BMT dan rekening khusus milik

badan dana.

c. BMT Bintaro sebagai pengelola dana asuransi syariah hanyalah sebagai

wakil. Dan pada saat BMT Bintaro ditunjuk untuk mengembangkan dana

yang terhimpun maka BMT Bintaro juga bertindak sebagai mudharib .

d. Aset dan laba asuransi semata-mata milik pemegang polis bukan BMT,

begitu juga defisit ditanggung oleh badan dana.

e. Boleh dicantumkan bahwa laba dari dana yang dikembangkan

diperuntukkan sebagai dana cadangan atau menutupi sebagian premi

(premi yang harus dibayar menjadi berkurang), atau disalurkan kepada

5 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00.

6 Ibid.

Page 66: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

55

yayasan sosial atau dibagikan kepada pemegang polis. Dan perusahaan

pengelola sama sekali tidak berhak atas laba ini.

f. Pada saat asuransi dilikuidasi maka seluruh aset dan dana tersisa

disalurkan untuk kepentingan sosial.

g. Sebagian pemegang saham berhak untuk menjadi pengelola atau bertindak

sebagai dewan komisaris asuransi.

h. Asuransi syariah wajib komitmen menerapkan ajaran Islam dalam setiap

kegiatan usaha dan investasinya dan tidak boleh menanggung risiko atas

perbuatan haram atau tujuan-tujuan yang diharamkan.

i. Pengangkatan dewan pengawas syariah asuransi. Fatwa yang dikeluarkan

dewan ini mengikat dan wajib dipatuhi perusahaan pengelola, juga harus

ada auditor syariah dalam struktur kepengurusan perusahaan.

B. Pelaksanaan Strategi Pemasaran Program Ta’min Ta’awuni

Strategi promosi yang telah dilakukan BMT Bintaro dalam memasarkan

program ta’min ta’awuni adalah sebagai berikut:7

1. Melalui brosur, brosur yang dibuat didalamnya berisikan tentang program

ta’min ta’awuni. Kemudian dalam brosur ini didesain sedemikian rupa untuk

menarik para nasabah dengan memberikan warna yang menarik, logo sebagai

7 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00

Page 67: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

56

simbol ataupun lambang yang mudah dipahami oleh orang lain, serta isi

singkat dalam brosur mengenai BMT Bintaro.

2. Melalui media elektronik bertujuan untuk menjalin hubungan dan membuka

selebar-lebarnya para anggota melalui web. Dengan web nasabah mendapatkan

informasi-informasi tentang BMT Bintaro yang lebih mendalam setelah

mendapat informasi secara umum yang diperoleh dari brosur. Disana nasabah

juga memperoleh formulir untuk permohonan menjadi anggota ta’min

ta’awuni, informasi tentang ketentuan produk yang disediakan, laporan

manajemen keuangan, dan sebagainya. Di dalam web dijelaskan bahwa BMT

Bintaro bebas dari unsur riba dan amanah dalam menjalankan kegiatan

perniagaannya. Pembuatan web ini diharapkan agar nasabah dapat mengakses

informasi tentang BMT Bintaro dengan mudah dimanapun dan kapanpun.

3. Dalam promosi langsung, BMT Bintaro baru sebatas melakukan persentasi

dengan rekan bisnis dan lingkungan keluarga. BMT Bintaro belum melakukan

presentasi tentang program ini ke masyarakat umum.

Karena produk ini masih baru, maka pemasaran yang dilakukan masih

sederhana, BMT Bintaro belum dapat merekrut masyarakat untuk menjadi peserta

ta’min ta’awuni. Namun, untuk ke depannya BMT Bintaro telah mempunyai

rencana strategi pemasaran yang lain. Adapun rencana strategi pemasaran

program ta’min ta’awuni yang akan dilakukan oleh BMT Bintaro, adalah:8

8 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00

Page 68: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

57

1. Membuat iklan program ta’min ta’awuni melalui media elektronik, salah

satunya seperti Radio Rodja 75,6 AM atau Rodja TV. Radio Rodja merupakan

salah satu link dari BMT Bintaro.

2. Mengadakan seminar/kajian tentang asuransi syariah di berbagai tempat seperti

sekolah, kampus, kantor,dan majlis ta’lim.

3. Membuka stand pada saat ada acara kajian di masjid, sekolah, kampus, dan

lainnya.

4. Menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk-

produk BMT Bintaro.

5. Mengadakan kajian rutin yang diselenggarakan oleh BMT Bintaro agar

masyarakat lebih kenal dengan pihak BMT Bintaro terutama dengan program

ta’min ta’awuni.

Adapun kendala yang dihadapi BMT Bintaro dalam memasarkan program

ta’min ta’awuni adalah sebagai berikut:

1. Kurang tertariknya masyarakat dalam menabung.

Untuk kendala dalam memasarkan program ta’min ta’awuni hanya kendala

umum yang terjadi dalam masyarakat, kurangnya kesadaran dalam menabung.

Hal ini dirasakan pihak BMT Bintaro yang menghambat sulitnya pemasaran

program ta’min ta’awuni.

2. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang melakukan kegiatan

pemasaran.

Page 69: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

58

Terjadi kendala pada jumlah tenaga kerja di lapangan dalam mempromosikan

program. Ini menjadi salah satu kendala intern BMT Bintaro dalam

memasarkan produknya. Dengan sedikitnya jumlah SDM tersebut, program

yang dipasarkan BMT Bintaro ini, khususnya program ta’min ta’awuni jadi

kurang dikenal masyarakat.

3. Kurangnya pemahaman teknologi pada masyarakat menengah kebawah.

Yang dimaksud disini adalah, ketika pihak BMT Bintaro mempunyai website

untuk promosi, namun sasaran BMT seperti pedagang atau masyarakat justru

belum bisa mengakses internet sehingga mereka tidak akan tahu program yang

dimiliki BMT Bintaro ini.

C. Peluang dan Tantangan Program Ta’min Ta’awuni di BMT Bintaro

1. Peluang

Peluang yang ada untuk program ta’min ta’awuni ini berdasarkan hasil

wawancara adalah sangat luas, banyak, dan terbuka lebar bagi semua

kalangan khususnya pada menengah ke bawah. Program ini akan sangat

berguna sekali bila suatu saat nanti terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, dan

disaat itu pula akan mendapat pertolongan dari sesama. Saling tolong-

menolong adalah ibadah dan merupakan implementasi kepedulian dengan

sesama manusia dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah

SWT.

Page 70: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

59

2. Tantangan

Tantangan bagi BMT Bintaro dalam memasarkan program ini adalah

kurangnya pemahaman masyarakat tentang asuransi (ta’min). Jadi, BMT

Bintaro harus bisa memberikan edukasi secara berkala tentang pentingnya

asuransi dalam kehidupan kepada masyarakat yang awam khususnya

masyarakat menengah ke bawah.

D. Kesesuaian Syariah

Untuk menganalisis kesesuaian syariah pada program ta’min ta’awuni,

maka dibagi menjadi ke beberapa bagian yaitu berdasarkan akad dan pengelolaan

dana.

1. Akad Ta’min Ta’awuni

a. Akad yang telah disepakati oleh BMT Bintaro dan anggota adalah akad

wakalah.9 Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada

yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan.10

Dalam hal ini BMT Bintaro

adalah lembaga yang ditunjuk untuk mengelola dana yang terhimpun.

Dalam akad, dana tabarru Rp 100.000, 20% akan dialokasikan untuk

pengelola sebagai ujroh pengelola.

Hal ini telah sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN No: 52/DSN-

MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah bil Ujroh pada asuransi syariah.

9 Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Kantor BMT Bintaro, 22 November 2013, jam 14.00.

10 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),h. 120

Page 71: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

60

b. Akad Tabarru’ (Hibah) yang mengikat akad antara pemegang polis dan

badan dana pada saat awal perjanjian. Dalam akad, dana yang telah

dikumpulkan tidak bisa diambil kembali. Akan tetapi, dialokasikan ke

rekening tabarru selanjutnya atau digunakan untuk pendirian pusat layanan

kesehatan gratis untuk kaum dhuafa setelah disetujui oleh dewan

pengawas. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN No: 53/DSN-

MUI/III/2006, dimana disebutkan jika terjadi surplus underwriting maka

boleh disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan

sebagian lainnya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang

disepakati oleh para peserta.

Pada prinsip takaful, asuransi syariah menerapkan dua bentuk akad di

awal penerimaan premi, yaitu akad tabungan investasi dan akad kontribusi.

Akad tabungan investasi berdasarkan prinsip mudhorabah, sementara

kontribusi berdasarkan prinsip hibah. Program ta’min ta’awuni yang

sedang berjalan saat ini adalah berdasarkan prinsip hibah, dimana anggota

tidak dipaksa untuk melanjutkan pembayaran kontribusi jika ia

memutuskan untuk berhenti.11

. Akan tetapi, perlu bagi anggota untuk

melanjutkan pembayaran kontribusi agar dapat menyatakan klaim jika

suatu saat nanti diperlukan.

11

Wawancara Pribadi dengan Irfan Wajidi. Bintaro, 22 November 2013

Page 72: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

61

2. Pengelolaan Dana

Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) terbagi menjadi 2 sistem,

yaitu:12

a. Sistem pada produk saving (tabungan).

b. Sistem pada produk non saving (tidak ada tabungan)

BMT Bintaro pada program ta’min ta’awuni menerapkan sistem non

saving, dimana premi yang dibayar peserta telah diniatkan anggota sebagai

iuran dan kebajikan untuk saling tolong-menolong. BMT Bintaro memiliki

dua rekening yang satu sama lainnya tidak ada kaitan, yaitu rekening khusus

milik perusahaan dan rekening milik badan dana.

Setiap premi yang dibayarkan oleh anggota akan masuk ke rekening

tabarru. Karena BMT belum menerapkan sistem mudharobah pada program

ini dalam pengembangan dana, maka anggota tidak akan mendapat laba dari

bisnis apapun.

Dalam program ta’min ta’awuni ini, aplikasi pelaksanaannya begitu

sederhana, tidak seperti asuransi-asuransi yang telah ada saat ini. Peserta

hanya diwajibkan membayar kontribusi dana sebesar Rp 100.000 per periode

3 bulan. Peserta akan mendapatkan bantuan dana jika peserta mengajukan

klaim saat sakit pada periode 3 bulan tersebut. Namun, apabila dalam periode

3 bulan tersebut tidak ada pengajuan klaim, maka kesempatan untuk

12

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah:Life and General, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h., 177

Page 73: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

62

mendapatkan klaim bantuan pada periode itu akan gugur. Peserta bisa punya

kesempatan lagi mendapat klaim bantuan jika peserta mengikuti kembali

kontribusi dana tabarru pada periode berikutnya.

Sebagian orang masih meragukan kebolehan asuransi Islam, karena

mereka memahami bahwa dalam asuransi islami yang akadnya berdasarkan

hibah termasuk hibah yang kembali kepada pemberi hibah. Dimana yang telah

disumbangkan akan kembali pada pemberi hibah dalam bentuk uang

penggantian kerugian akibat resiko yang terjadi.

Nabi Shalaallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang untuk menarik

kembali sumbangan dan sabdanya:13

كب ل جت ء, الري يع د في ب هثل الس لكلت يس جع في قييس ل ئ

“Kita tidak boleh mencontoh yang buruk. Orang yang menarik kembali

pemberiannya seperti anjing yang menarik kembali muntahannya.” (Mutafaq

Alaih No.950).

Maksud hadits ini bahwa yang dilarang adalah menarik kembali

sumbangan yang telah dikeluarkan dan telah diterima oleh orang yang

ditujukan sumbangan untuknya. Adapun sumbangan yang telah dikeluarkan

akan tetapi belum lagi diterima oleh orang yang ditujukan sumbangan

untuknya maka boleh menarik kembali sumbangannya.

13

Ahmad Mudjab Mahalli dan A.R Hasbullah, Hadits-hadits Mutafaq Alaih, (Jakarta: Prenada Media, 2004),h.,130

Page 74: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

63

Kemudian ketidakjelasan lainnya adalah besarnya klaim ganti rugi yang

akan diterima peserta ta’min ta’awuni. Karena disini peserta tidak diberi batas

sampai kapan mau ikut kontribusi, dan peserta tidak tahu berapa jumlah

bantuan yang akan didapat jika peserta akan mengajukan klaim. Biasanya

yang sering terjadi dalam asuransi adalah dana yang kita berikan tidak sama

dengan jumlah dana yang nanti akan diterima. Untuk lebih jelasnya, para

ulama menitir perbuatan orang-orang suku Asyari yang hampir sama dengan

asuransi Islami.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al Asy’ari

radhiyallahu anhu, Nabi bersabda,14

نإى األ شعس ييي إذا قل طعبم عيب ل ، أ از هلا في الغز

ة ج ة ثب لودي ن في ث د ن احد وعا هب كب ى ع ،ثن اقتسو ثي

احد بء نفي إ ب ه ا ن هي ية،ف ثبلس

“Sesungguhnya orang-orang dari suku Asy’ari apabila kekurangan

makanan dalam pertempuran atau kurang persediaan makanan mereka di

Madinah, masing-masing mereka mengumpulkan seluruh makanan yang

mereka miliki pada sehelai kain. Kemudian mereka membagi rata makanan

14

Imam Abi Hasan Muslim bin Hajjaj Al-Qusyairi Annaisaburi, Shohih Muslim, (Beirut: Darul Kitab Al ‘ajabiy), h.1042

Page 75: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

64

tersebut untuk mereka. Mereka adalah bagian dariku dan aku juga bagian

dari mereka.”(HR. Muslim No. 6408)

Pujian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terhadap perbuatan orang-

orang suku Asyari menunjukkan hukum perbuatan mereka dianjurkan, karena

sesuai dengan spirit Islam yang menganjurkan saling membantu dan

menolong. Padahal perbuatan ini juga mengandung unsur riba, dimana

makanan yang diberikan berbeda kuantitasnya dengan makanan yang

diterima. Ini jelas merupakan riba fadhl yang disyaratkan sama kuantitas

makanan yang ditukar, akan tetapi dibolehkan karena atas dasar saling

membantu. Juga terdapat gharar dalam perbuatan orang-orang suku Asyari,

dimana masing-masing mereka tidak tahu berapa jumlah makanan yang akan

didapatkan pada saat ia memberikan sumbangan. Juga sebagian dari apa yang

telah mereka keluarkan kembali lagi kepada mereka. Namun gharar dan

kembalinya hadiah tidak menghalangi untuk bolehnya akad ini, karena

didasarkan pada tujuan saling bantu dan tolong-menolong.

Berdasarkan hasil analisis diatas, BMT Bintaro telah mengikuti prosedur

dan menjalankan program ta’min ta’awuni sesuai dengan kententuan kaidah

fiqh mua’malat dan Fatwa DSN-MUI. Jadi, sudah saatnya program ta’min

dikembangkan di BMT untuk membantu para pelaku usaha/ masyarakat kecil

turut andil mengikuti asuransi agar kesejahteraan dunia dan akhiratnya

meningkat.

Page 76: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur ta’min ta’awuni adalah muslim/muslimah yang berusia 5 tahun hingga 65

tahun, mengisi formulir dan menandatangani akad, menyertakan 1 lembar fotokopi

Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku,

memberikan dana kontribusi tabarru sebesar Rp. 100.000 per periode 3 bulan

dengan maksimal biaya pengobatan Rp. 2.000.000.

2. Manajemen pemasaran yang akan diterapkan BMT Bintaro dalam program ta’min

ta’awuni adalah membuat iklan program ta’min ta’awuni melalui media elektronik,

mengadakan seminar/kajian tentang asuransi syariah di berbagai tempat, membuka

stand pada saat ada acara kajian di masjid, sekolah, kampus, dan lainnya,

menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk-produk

BMT Bintaro, mengadakan kajian rutin yang diselenggarakan oleh BMT Bintaro.

3. Peluang BMT dari program ta’min ta’awuni adalah program ini akan sangat

berguna sekali bila suatu saat nanti terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, dan

disaat itu pula akan mendapat pertolongan dari sesama.

Tantangan bagi BMT Bintaro dalam memasarkan program ini adalah harus bisa

memberikan edukasi secara berkala tentang pentingnya asuransi dalam kehidupan

kepada masyarakat yang awam khususnya masyarakat menengah ke bawah.

Page 77: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

66

4. Program ta’min ta’awuni telah sesuai dengan kaidah fiqh muamalat dan Fatwa

DSN MUI No. 52-53.

B. Saran

1. Diharapkan BMT Bintaro tetap mempertahankan kemurnian dari prinsip syariah

yang sudah diterapkan.

2. Sebaiknya BMT Bintaro membuat draft antara pemegang polis dan pengelola agar

peserta dapat mengetahui peraturan secara detail., serta menggolongkan penyakit

berdasarkan risikonya dan berapa besar biaya yang akan diganti.

3. Lebih baik BMT Bintaro membuat berupaya membuat kelompok di beberapa

tempat, agar memperkuat anggota untuk berkomitmen menjalani program tolong-

menolong ini.

4. BMT Bintaro sebaiknya mengadakan kajian rutin tentang keagamaan di masjid-

masjid. Hal ini bisa dijadikan salah satu media informasi yang sangat penting agar

masyarakat jauh lebih tahu produk dan program yang dimiliki BMT Bintaro dan

mengetahui lebih jauh tentang BMT Bintaro.

Page 78: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

67

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Abidin, Zaenal. Buku Putih Dakwah Salafiah. Jakarta: Pustaka Imam Abu Hanifah.

2009.

Agis, Cacan S. Model Pengetahuan Dasar Takaful. Jakarta: PT. Syarikat Takaful

Indonesia. 2005.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Mukhtashhar Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka

Azzam. 2004.

Amrin, Abdullah. Strategi Pemasaran Asuransi Syari’ah. Jakarta: Grasindo. 2007.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Asuransi Dalam Perspektif Islam. Jakarta: STI. 1994.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syari’ah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani. 2001.

Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.

Buchory, Herry Ahmad dan Djaslim Saladin. Dasar-Dasar Pemasaran Bank.

Bandung: Linda Karya. 2006.

Boyd, Harper W, dkk. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis Dengan

Orientasi Global. Jakarta: Erlangg. 2000.

Carl, Mc Daniel dan Roger Gates. Riset Pemasaran Kontemporer. Jakarta: Salemba

Empat. 2001.

Cravens, David W. Pemasaran Strategis. Jakarta: Erlangga. 2006.

Dewi, Gemala. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di

Indonesia. Jakarta: Prenada Media. 2004.

Echols, John M dan Hasan Syadiliy. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.

1990.

Gito Sundarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudito. Prilaku Keorganisasian. Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Page 79: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

68

Harian Terbit. “Dianggap Mahal Asuransi Mikro Masih Minim. Artikel diakses pada

18 Oktober 2013 dari http://www.harianterbit.com/2013/10/18/dianggap-

mahal-asuransi-mikro-masih-minim/

Hartono, Sri Rejeki. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi. Jakarta: Sinar

Grafika. 1997.

Hasan, Ali. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Prenada Media. 2004,

Hasan, Ali. Marketing Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Hayati, Elida. “Strategi Pengembangan Diri Agen Asuransi Syariah Dalam Mencapai

Produktifitas”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syari’ah Dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani

Press. 2005.

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta:.PT. Raja Grafindo Persada. 2002.

Khasanah, Nisaul. Strategi Pemasaran Berdasarkan Prinsip Syari’ah Dalam

Meningkatkan Permintaan Produk-Produk BMT Bintaro. Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2011.

Khotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo. 1997

Lomb, Charles W, dkk. Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat.2001.

Mahalli, Ahmad Mudjab dan A.R Hasbullah. Hadits-Hadits Mutafaq Alaih. Jakarta:

Prenada Media. 2004.

Muhammad. Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba

Empat. 2002.

Muslim. Imam Abi Hasan. Shahih Muslim. Beirut: Darul Kitab Al’Ajabiy.

Pojodikoro, Worjono. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta: PT. Intermasa. 1981.

Page 80: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

69

Raharjo, M. Dawam. Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi. Jakarta: LSAF, 1999.

Siagaan, Dergibson dan Sugiarto. Metode Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2000.

Soedarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah: Deskripsi dan Ilustrasi.

Yogyakarta: Ekonisis,

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Siatem

Operasional. Jakarta: Gema Insani Press. 2004.

Swastha, Basu. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. 2002.

Tarmizi, Erwandi. Harta Haram Muamalat Kontemporer. Bogor: PT. Berkat Mulia

Insani. 2013.

Tebba, Sudirman. Sehat Lahir Batin. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. 2005.

Undang-Undang no 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

Yafie, Ali. Menggagas Fiqh Sosial. Bandung: Mizan. 1884

Page 81: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

LAMPIRAN

Page 82: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

PEDOMAN WAWANCARA

BMT BINTARO

Narasumber : Bp. Irfan Wajidi

Jabatan : Bendahara BMT Bintaro

Tempat : Kantor BMT Bintaro

Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2013

Waktu : 14.00 WIB

1. Apa prinsip operasional BMT Bintaro dalam menjalankan kegiatan operasional?

a. Tidak memakai tenaga wanita untuk mempromosikan barang, dari front office, back office,

dan juga presentasi.

b. Tidak mengikuti pola Bank Syariah dan BMT yang lainnya karena dianggap masih

menganut sistem riba.

c. Mewajibkan seluruh karyawan mengikuti pengajian sesuai dengan pemahaman salafi,

pemahaman generasi terbaik dari umat Islam.

d. Menjalin hubungan kerjasama diantara anggota yang sudah terjalin dalam kajian yang sama

yaitu salaf.

e. Menerima anggota koperasi BMT tidak hanya golongan salaf saja (umum).

2. Apakah tujuan diadakannya program ta’min ta’awuni?

- Program ini bertujuan untuk saling tolong-menolong dalam kesehatan.

3. Kapan program ini dikeluarkan?

- Bulan Juli 2013

Page 83: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

4. Berapa anggota ta’min ta’awuni saat ini?

- Sampai saat ini masih 30 orang.

5. Bagaimana mekanisme / prosedur pada ta ‘min ta’awuni?

- Prosedur program ta’min ta’awuni singkatnya adalah dengan mengisi formulir dan

memenuhi syarat yang telah ditentukan, mampu memberikan dana tabarru’, dan

menyepakati akad.

6. Bagaimana sosialisasi BMT terhadap program ini ke masyarakat?

- Sosialisasinya masih berdasarkan website, brosur, dan rekan bisnis. Untuk sosialisasi

kepada masyarakat, kita belum berperan banyak.

7. Sampai berapa lama peserta diwajibkan membayar kontribusi tabarru?

- Tidak ada batasan untuk mengikuti program ini, karena ini sifatnya hibah untuk saling

tolong-menolong.

8. Dana yang dikumpulkan, akan dikelola dalam usaha apa? Dan bagaimana cara bagi hasilnya?

- Untuk sementara ini, kita belum menerapkan akad mudharabah karena peserta ta’min

belum mencapai 200. Jadi saat ini kita hanya menerapkan akad wakalah bil ujroh.

9. Kalau peserta dalam periode 3 bulan tidak mengalami sakit, apakah hak mendapatkan

bantuannya gugur? Lalu bagaimana keuntungan yang seharusnya menjadi hak peserta?

- Tidak gugur. Akan tetapi di alokasikan untuk periode berikutnya dengan syarat tetap

membayar dana tabarru.

10. Apakah BMT Bintaro memberikan draft kontrak kepada peserta dan bagaimana prosedur

klaimnya?

Page 84: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

- Tidak. Peserta yang akan mengajukan klaim cukup dengan menyerahkan bukti

pembayaran biaya kesehatan lalu kami akan menggantinya dengan batas maksimum Rp

2.000.000

11. Untuk kedepannya, apa rencana BMT Bintaro untuk memasarkan program ini?

Untuk kedepannya, Insya Allah kita akan mencoba membuat iklan di radio atau TV rodja,

membuat seminar tentang asuransi syariah atau hal yang berkaitan dengan ekonomi syariah,

dan membuat kajian rutin seminggu sekali.

12. Hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam memasarkan program ini?

- Yang menjadi kendala adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menabung,

kurangnya SDM yang kita miliki dan ilmu asuransi yang masih minim, dan mungkin

kurangnya pemahaman teknologi pada masyarakat kebawah karena BMT juga melakukan

promosi lewat website.

13. Peluang apa saja yang ada dalam program ini?

- Peluangnya adalah dengan mengikuti ta’min ta’awuni maka peserta akan mendapat

bantuan dari anggota yang lainnya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

14. Apa tantangan BMT dalam memasarkan program ta’min ta’awuni?

- Tantangannya yang pertama adalah kita harus memberi pembekalan ilmu dahulu ke

karyawan kita tentang asuransi. Kemudian, BMT berrencana melakukan kegiatan edukasi

atau pemahaman tentang asuransi syariah ke masyarakat kecil, sekolah, dan kantor.

Page 85: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI
Page 86: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI
Page 87: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL

NO: 21/DSN-MUI/X/2001

Tentang

PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH

بسم اهللا الرحمن الرحيم Dewan Syari'ah Nasional setelah:

Menimbang : a. bahwa dalam menyongsong masa depan dan upaya meng-antisipasi kemungkinan terjadinya resiko dalam kehidupan ekonomi yang akan dihadapi, perlu dipersiapkan sejumlah dana tertentu sejak dini.

b. bahwa salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut dapat dilakukan melalui asuransi;

c. bahwa bagi mayoritas umat Islam Indonesia, asuransi merupakan persoalan baru yang masih banyak dipertanyakan; apakah status hukum maupun cara aktifitasnya sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah;

d. bahwa oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan dan menjawab pertanyaan masyarakat, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah untuk dijadikan pedoman oleh pihak-pihak yang memerlukannya.

Mengingat : 1. Firman Allah tentang perintah mempersiapkan hari depan:

آم نا الذيهآأيي ،قوا اللهاتد، ولغ تماقدم فسن ظرنلتو قوا اللهوا اتن ).١٨: احلشر(إن الله خبير بماتعملون

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Hasyr [59]: 18).

2. Firman Allah tentang prinsip-prinsip bermu’amalah, baik yang harus dilaksanakan maupun dihindarkan, antara lain:

أحلت لكم بهيمة األنعام إال ما يآ أيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود دريا يم كمحإن اهللا ي ،مرح متأند ويحلى الصم رغي كمليلى عتي

)١: املائدة(

Page 88: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

Dewan Syariah Nasional MUIewan Syariah Nasional MUI

2

“Hai orang-orang yang beriman tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hokum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. al-Maidah [5]: 1)

إن الله يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل إن اهللا نعما يعظكم به، إن اهللا كان سميعا

)٥٨: النساء(بصيرا “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamiu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah dengan adil…” (QS. an-Nisa [4]: 58).

جس ياأيها الذين ءامنوا إنما الخمر والميسر والأنصاب والأزلام ر )٩٠: املائدة(من عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحون

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. al-Maidah [5]: 90)

)٢٧٥: البقرة(وأحل الله البيع وحرم الربا “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

(QS. al-Baqarah [2]; 275)

أيها الذين آمنوا اتقوا اهللا وذروا ما بقي من الربوا إن كنتم يآ نمنيؤ٢٧٨: البقرة(م.(

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang beriman” (QS.2 : al-Baqarah [2]: 278).

: البقرة(وإن تبتم فلكم رءوس أموالكم ال تظلمون وال تظلمون ٢٧٩(

“Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (QS. al-Baqarah [2]; 279)

وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى ميسرة، وأن تصدقوا خير لكم إن )٢٨٠: البقرة(كنتم تعلمون

Page 89: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

Dewan Syariah Nasional MUIewan Syariah Nasional MUI

3

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. al-Baqarah [2]: 280)

ياأيها الذين ءامنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون سكم، إن الله كان بكم تجارة عن تراض منكم وال تقتلوا أنف

)٢٩: النساء(رحيما “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan

(mengambil)harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian..” (QS. an-Nisa [4] : 29)

3. Firman Allah tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain :

وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان واتقوا ).٢: دةاملائ(الله إن الله شديد العقاب

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. al-Maidah [5]: 2)

4. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang beberapa prinsip bermu’amalah, antara lain:

ة منبكر هناهللا ع جا، فرينب الدكر ة منبلم كرسم نع جفر نم دبالع امادد مبن العوع اهللا فية، وامم القيوب يه كرن أخيوع في

).رواه مسلم(“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا رواه (اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى

)مسلم عن النعمان بن بشري“Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang, saling mengasihi dan mencintai bagaikan tubuh (yang satu); jikalau satu bagian menderita sakit maka bagian lain akan turut menderita” (HR. Muslim dari Nu’man bin Basyir)

Page 90: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

Dewan Syariah Nasional MUIewan Syariah Nasional MUI

4

لم عن أيب رواه مس(المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا )موسى

“Seorang mu’min dengan mu’min yang lain ibarat sebuah bangunan, satu bagian menguatkan bagian yang lain” (HR Muslim dari Abu Musa al-Asy’ari)

. والمسلمون على شروطهم إال شرطا حرم حالال أو أحل حراما )ترمذي عن عمرو بن عوفرواه ال(

“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)

رواه البخاري (ما نوى إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ )ومسلم عن عمر بن الخطاب

“Setiap amalan itu hanyalah tergantung niatnya. Dan seseorang akan mendapat ganjaran sesuai dengan apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhari & Muslim dari Umar bin Khattab).

رواه مسلم (الله عليه وسلم عن بيع الغرر نهى رسول الله صلى )والترمذي والنسائي وأبو داود وابن ماجة عن أبي هريرة

“Rasulullah SAW melarang jual beli yang mengandung gharar” (HR. Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

)رواه البخاري(إن خيركم أحسنكم قضاء “Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran hutangnya” (HR. Bukhari).

ارالضرو رررواه ابن ماجة عن عبادة بن الصامت، وأمحد عن (الض )ابن عباس، ومالك عن حيي

“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.” (Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya).

7. Kaidah fiqh yang menegaskan:

ت اإلباحة إال أن يدل دليل على تحريمها األصل فى المعامال- ١ “Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

Page 91: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

Dewan Syariah Nasional MUIewan Syariah Nasional MUI

5

. الضرر يدفع بقدر اإلمكان- ٢“Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin.”

. الضرر يزال- ٣“Segala mudharat (bahaya) harus dihilangkan.”

Memperhatikan : 1. Hasil Lokakarya Asuransi Syari’ah DSN-MUI tanggal 13-14 Rabi’uts Tsani 1422 H / 4-5 Juli 2001M.

2. Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada Senin, tanggal 15 Muharram 1422 H/09 April 2001 M.

3. Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada 25 Jumadil Awal 1422 H/15 Agustus 2001 & 29 Rajab 1422 H/17 Oktober 2001.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI’AH

Pertama : Ketentuan Umum

1. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

2. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada point (1) adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

3. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.

4. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.

5. Premi adalah kewajiban peserta Asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

6. Klaim adalah hak peserta Asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

Kedua : Akad dalam Asuransi 1. Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan terdiri

atas akad tijarah dan / atau akad tabarru'. 2. Akad tijarah yang dimaksud dalam ayat (1) adalah

mudharabah. Sedangkan akad tabarru’ adalah hibah. 3. Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan :

Page 92: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

Dewan Syariah Nasional MUIewan Syariah Nasional MUI

6

a. hak & kewajiban peserta dan perusahaan; b. cara dan waktu pembayaran premi; c. jenis akad tijarah dan / atau akad tabarru’ serta syarat-syarat

yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.

Ketiga : Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tijarah & Tabarru’ 1. Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan bertindak

sebagai mudharib (pengelola) dan peserta bertindak sebagai shahibul mal (pemegang polis);

2. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan bertindak sebagai pengelola dana hibah.

Keempat : Ketentuan dalam Akad Tijarah & Tabarru’ 1. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru'

bila pihak yang tertahan haknya, dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya.

2. Jenis akad tabarru' tidak dapat diubah menjadi jenis akad tijarah.

Kelima : Jenis Asuransi dan Akadnya

1. Dipandang dari segi jenis asuransi itu terdiri atas asuransi kerugian dan asuransi jiwa.

2. Sedangkan akad bagi kedua jenis asuransi tersebut adalah mudharabah dan hibah.

Keenam : Premi 1. Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis

akad tabarru'. 2. Untuk menentukan besarnya premi perusahaan asuransi syariah

dapat menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan syarat tidak memasukkan unsur riba dalam penghitungannya.

3. Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat diinvestasikan dan hasil investasinya dibagi-hasilkan kepada peserta.

4. Premi yang berasal dari jenis akad tabarru' dapat diinvestasikan.

Ketujuh : Klaim

1. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian.

2. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan.

3. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.

Page 93: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

21 Pedoman Umum Asuransi Syari’ah

Dewan Syariah Nasional MUIewan Syariah Nasional MUI

7

4. Klaim atas akad tabarru', merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.

Kedelapan : Investasi 1. Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan

investasi dari dana yang terkumpul.

2. Investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah.

Kesembilan : Reasuransi Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syari'ah.

Kesepuluh : Pengelolaan 1. Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh

suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.

2. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah).

3. Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan dana akad tabarru’ (hibah).

Kesebelas : Ketentuan Tambahan 1. Implementasi dari fatwa ini harus selalu dikonsultasikan dan

diawasi oleh DPS. 2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

3. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 17 Oktober 2001

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Page 94: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL

NO: 53/DSN-MUI/III/2006

Tentang

AKAD TABARRU’ PADA ASURANSI SYARI’AH

بسم اهللا الرحمن الرحيم Dewan Syari'ah Nasional setelah:

Menimbang : a. bahwa fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dinilai sifatnya masih sangat umum sehingga perlu dilengkapi dengan fatwa yang lebih rinci;

b. bahwa salah satu fatwa yang diperlukan adalah fatwa tentang Akad Tabarru’ untuk asuransi;

c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang Akad Tabarru’ untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain:

وآتوا اليتامى أموالهم وال تتبدلوا الخبيث بالطيب وال تأكلوا )١ ).٢: النساء( أموالهم إلى أموالكم إنه كان حوبا كبريا

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. (QS. al-Nisa’[4]: 2).

عليهم افا خافواية ضع من خلفهم ذرن لو تركوايخش الذيول )٢ ).٩: النساء( قوال سديدايتقوا الله وليقولوافل

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahtera-an) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. al-Nisa’ [4]: 9).

٣( ونآم نا الذيهآأيقوا ياتد، ولغ تماقدم فسن ظرنلتو قوا اللها ات ).١٨: احلشر(ه، إن الله خبير بماتعملون الل

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat

Page 95: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53 Akad Tabarru’ pada Asuransi Syari’ah 2

Dewan Syariah Nasional MUI

untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Hasyr [59]: 18).

2. Firman Allah SWT tentang prinsip-prinsip bermu’amalah, baik yang harus dilaksanakan maupun dihindarkan, antara lain:

لكم بهيمة األنعام إال أحلت يآ أيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود )١ما يتلى عليكم غير محلى الصيد وأنتم حرم، إن اهللا يحكم ما

دري١: املائدة(ي( “Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hokum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. al-Maidah [5]: 1).

الأمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين إن الله يأمركم أن تؤدوا )٢الناس أن تحكموا بالعدل إن اهللا نعما يعظكم به، إن اهللا كان

)٥٨: النساء(سميعا بصيرا “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamiu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-Nisa’ [4]: 58).

٣( اأياطل إال أن يبالب كمنيب الكموا أمأكلوا ال تونءام نا الذيهتكون تجارة عن تراض منكم وال تقتلوا أنفسكم، إن الله كان

)٢٩: النساء(بكم رحيما “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan

(mengambil)harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. al-Nisa’ [4]: 29).

3. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain :

واتقوا ،إلثم والعدوان تعاونوا على ا وال،وتعاونوا على البر والتقوى ).٢: املائدة(الله إن الله شديد العقاب

Page 96: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53 Akad Tabarru’ pada Asuransi Syari’ah 3

Dewan Syariah Nasional MUI

“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesung-guhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. al-Maidah [5]: 2).

4. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang beberapa prinsip bermu’amalah, antara lain:

١( ع جفر نة مبكر هناهللا ع جا، فرينب الدكر ة منبلم كرسم نمن كرب يوم القيامة، واهللا في عون العبد مادام العبد في عون

). عن أيب هريرةرواه مسلم(أخيه “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

طفهم مثل الجسد إذا مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعا )٢اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى

)رواه مسلم عن النعمان بن بشري(“Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang, saling mengasihi dan mencintai bagaikan tubuh (yang satu); jikalau satu bagian menderita sakit maka bagian lain akan turut menderita” (HR. Muslim dari Nu’man bin Basyir).

رواه مسلم عن أيب (المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا )٣ )موسى

“Seorang mu’min dengan mu’min yang lain ibarat sebuah bangunan, satu bagian menguatkan bagian yang lain” (HR Muslim dari Abu Musa al-Asy’ari).

٤( ال فليم ا لهمتيي ليو نمجتر كهرتال يبه، و حتلكأى تهالص ةقد رواه الترمذي والدار قطين والبيهقي من حديث عمرو بن (

)ده عبد اهللا بن عمرو بن العاصشعيب عن أبيه عن ج“Barang siapa mengurus anak yatim yang memiliki harta, hendaklah ia perniagakan, dan janganlah membiarkannya (tanpa diperniagakan) hingga habis oleh sederkah (zakat dan nafakah)” (HR. Tirmizi, Daraquthni, dan Baihaqi dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Abdullah bin ‘Amr bin Ash).

Page 97: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53 Akad Tabarru’ pada Asuransi Syari’ah 4

Dewan Syariah Nasional MUI

والمسلمون على شروطهم إال شرطا حرم حالال أو أحل )٥ )رواه الترمذي عن عمرو بن عوف. (حراما

“Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf).

٦( ارالضرو ررالض) ،رواه ابن ماجة عن عبادة بن الصامت )وأمحد عن ابن عباس، ومالك عن حيي

“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.” (Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya).

5. Kaidah fiqh:

١ -مهريحلى تل عليل ددة إال أن ياحالت اإلبامعل فى الما األص “Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

. الضرر يدفع بقدر اإلمكان- ٢ “Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin.”

. الضرر يزال- ٣“Segala mudharat (bahaya) harus dihilangkan.”

Memperhatikan : 1. Pendapat ulama:

فالمبلغ الذي يدفعه المشترك يكون تبرعا منه للشركة، يعان )١ همقدكة ترالشه، وليع فقتظام المب النسبح اجتحالم همن

ربضبصفة تعو قابل أور مغي ة منضحة مهب املعامالت . (ع أو )٢٧٦. املالية املعاصرة، ص

Sejumlah dana (premi) yang diberikan oleh peserta asuransi adalah tabarru’ (amal kebajikan) dari peserta kepada (melalui) perusahaan yang digunakan untuk membantu peserta yang memerlukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati; dan perusahaan memberikannya (kepada peserta) sebagai tabarru’ atau hibah murni tanpa imbalan. (Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h. 287).

والتخريج الفقهي لتبادل االلتزام بالتبرع في عقد التأمين )٢نظام . (التعاوني أساسه قاعدة االلتزام بالتبرعات عند المالكية

Page 98: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53 Akad Tabarru’ pada Asuransi Syari’ah 5

Dewan Syariah Nasional MUI

وعقود ، عقود التأمني٥٩-٥٨. التأمني ملصطفى الزرقاء، ص، ٢٤٧-٢٤٤.ضمان االستثمار ألمحد السعيد شرف الدين ص

)٥٣. ص، جيب أيبيالتأمني بني احلظر واإلباحة لسعدAnalisis fiqh terhadap kewajiban (peserta) untuk memberikan tabarru’ secara bergantian dalam akad asuransi ta’awuni adalah “kaidah tentang kewajiban untuk memberikan tabarru’” dalam mazhab Malik. (Mushthafa Zarqa’, Nizham al-Ta’min, h. 58-59; Ahmad Sa’id Syaraf al-Din, ‘Uqud al-Ta’min wa ‘Uqud Dhaman al-Istitsmar, h. 244-147; dan Sa’di Abu Jaib, al-Ta’min bain al-Hazhr wa al-Ibahah, h. 53).

٣( إن الع نأميقد التة عجتين نأمنيتسالم نيأ بشنت ة التينيوالقة القانالجماعي تتسم بالطابع التبرعي؛ فكل مستأمن متبرع لغيره بما

ي تدفع للمتضررين من يستحق عليه من التعويضات الت ذ منأخا يبم له عربتم وفسه هقت نفي الو؛ ونأمنيتسالم

. التأمين اإلسالمي ألمحد سامل ملحم، ص(تعويض عند تضرره ٨٣(

Hubungan hukum yang timbul antara para peserta asuransi sebagai akibat akad ta’min jama’i (asuransi kolektif) adalah akad tabarru’; setiap peserta adalah pemberi dana tabarru’ kepada peserta lain yang terkena musibah berupa ganti rugi (bantuan, klaim) yang menjadi haknya; dan pada saat yang sama ia pun berhak menerima dana tabarru’ ketika terkena musibah (Ahmad Salim Milhim, al-Ta’min al-Islami, h, 83).

2. Hasil Lokakarya Asuransi Syari’ah DSN-MUI dengan AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) tanggal 7-8 Jumadi al-Ula 1426 H / 14-15 Juni 2005 M.

3. Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada 23 Shafar 1427 H/23 Maret 2006.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD TABARRU’ PADA ASURANSI SYARI’AH

Pertama : Ketentuan Hukum 1. Akad Tabarru’ merupakan akad yang harus melekat pada semua

produk asuransi.

2. Akad Tabarru’ pada asuransi adalah semua bentuk akad yang dilakukan antar peserta pemegang polis.

Page 99: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53 Akad Tabarru’ pada Asuransi Syari’ah 6

Dewan Syariah Nasional MUI

3. Asuransi syariah yang dimaksud pada point 1 adalah asuransi jiwa, asuransi kerugian dan reasuransi.

Kedua : Ketentuan Akad 1. Akad Tabarru’ pada asuransi adalah akad yang dilakukan dalam

bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk tujuan komersial.

2. Dalam akad Tabarru’, harus disebutkan sekurang-kurangnya: a. hak & kewajiban masing-masing peserta secara individu; b. hak & kewajiban antara peserta secara individu dalam akun

tabarru’ selaku peserta dalam arti badan/kelompok; c. cara dan waktu pembayaran premi dan klaim; d. syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan jenis

asuransi yang diakadkan.

Ketiga : Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tabarru’ 1. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan dana hibah

yang akan digunakan untuk menolong peserta atau peserta lain yang tertimpa musibah.

2. Peserta secara individu merupakan pihak yang berhak menerima dana tabarru’ (mu’amman/mutabarra’ lahu, نع له/مؤممتبر ) dan secara kolektif selaku penanggung (mu’ammin/mutabarri’-

متبرع/مؤمن ).

3. Perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana hibah, atas dasar akad wakalah dari para peserta selain pengelolaan investasi.

Keempat : Pengelolaan 1. Pengelolaan asuransi dan reasuransi syariah hanya boleh

dilakukan oleh suatu lembaga yang berfungsi sebagai pemegang amanah.

2. Pembukuan dana tabarru’ harus terpisah dari dana lainnya.

3. Hasil investasi dari dana tabarru’ menjadi hak kolektif peserta dan dibukukan dalam akun tabarru’.

4. Dari hasil investasi, perusahaan asuransi dan reasuransi syariah dapat memperoleh bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah atau akad Mudharabah Musytarakah, atau memperoleh ujrah (fee) berdasarkan akad wakalah bil ujrah.

Kelima : Surplus Underwriting 1. Jika terdapat surplus underwriting atas dana tabarru’, maka

boleh dilakukan beberapa alternatif sebagai berikut: a. Diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun

tabarru’. b. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan

sebagian lainnya kepada para peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen risiko.

c. Disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta.

Page 100: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

53 Akad Tabarru’ pada Asuransi Syari’ah 7

Dewan Syariah Nasional MUI

2. Pilihan terhadap salah satu alternatif tersebut di atas harus disetujui terlebih dahulu oleh peserta dan dituangkan dalam akad.

Keenam : Defisit Underwriting 1. Jika terjadi defisit underwriting atas dana tabarru’ (defisit

tabarru’), maka perusahaan asuransi wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk Qardh (pinjaman).

2. Pengembalian dana qardh kepada perusahaan asuransi disisihkan dari dana tabarru’.

Ketujuh : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada Tanggal : 23 Shafar 1427 H 23 Maret 2006 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H. M.A. Sahal Mahfudh Drs. H.M. Ichwan Sam

Page 101: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL

NO: 52/DSN-MUI/III/2006

Tentang

AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI SYARI’AH DAN REASURANSI SYARI’AH

بسم اهللا الرحمن الرحيم Dewan Syari'ah Nasional setelah:

Menimbang : a. bahwa fatwa DSN No.10/DSN-MUI/2000 tentang Wakalah dan fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dinilai sifatnya masih sangat umum sehingga perlu dilengkapi dengan fatwa yang lebih rinci;

b. bahwa salah satu fatwa yang diperlukan adalah fatwa tentang Wakalah bil Ujrah untuk asuransi, yaitu salah satu bentuk akad Wakalah di mana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi dengan imbalan pemberian ujrah (fee);

c. bahwa oleh karena itu, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang Wakalah bil Ujrah untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain:

١( الذي شخلياوكورت لو افانة ضعيذر لفهمخ ا منافوخ همليع ).٩: النساء(ا د قوال سدييتقوا الله وليقولوافل

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahtera-an) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. al-Nisa’ [4]: 9).

يآأيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ماقدمت لغد، واتقوا )٢ ).١٨: احلشر(الله، إن الله خبير بماتعملون

“Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Hasyr [59]: 18).

Page 102: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 22

Dewan Syariah Nasional MUI

٣( اكيسالماء وللفقر قاتدا الصمإنامليالعلن وؤالما وهليع فة نقلوارميالغقاب وفي الرو مهبفيو نبيس بين السابلل الله و،

).٦٠: التوبة( والله عليم حكيم ،فريضة من الله

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Taubah [9]: 60).

٤( ،ملبثت كم مهقال قائل من ،مهنيا بآءلوستلي ماهثنعب كذلكومالبثتبم لمأع كمبا رم، قالووي ضعب ا أوموا يا لبثنا ،قالوثوعفاب

نة فلينديذه إلى المه رقكمبو كمدا أحامكى طعا أزهأي ظرهق منبرز أتكما،فليدأح ن بكمعرشال يو لطفتليالكهف (. و :

١٩.( “Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka agar saling

bertanya di antara mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita sudah berada (di sini) satu atau setengah hari.’ Berkata (yang lain lagi): ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.” (QS. Al-Kahf [18]: 19).

٥( مليظ عفيح يض، إنائن األرزلى خع لنيعاج.) ٥٥: يوسف.( "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesung-

guhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengalaman.” (QS. Yusuf [12]: 55).

٦( أمي إن الله نيب متكمإذا حا ولهات إلى أهانوا الأمدؤأن ت كمرالناس أن تحكموا بالعدل إن اهللا نعما يعظكم به، إن اهللا كان

)٥٨: النساء(سميعا بصيرا “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran

Page 103: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 33

Dewan Syariah Nasional MUI

yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. ” (QS. al-Nisa’ [4]: 58).

٧( نكما محله وأه نكما مثوا حعا فابنهميب شقاق مإن خفتوأهلها إن يريدا إصالحا يوفق الله بينهما إن الله كان عليما

)٣٥: النساء( خبريا“Dan jika kalian khawatirkan terjadi persengketaan di antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga wanita. Jika kedua hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Menilik” (QS. al-Nisa’ [4]: 35).

تعاونوا على الإثم والعدوان وتعاونوا على البر والتقوى وال )٨ ).٢: املائدة(واتقوا الله إن الله شديد العقاب

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. al-Ma’idah [5]: 2).

أحلت لكم بهيمة األنعام إال يآ أيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود )٩لى عتا يا مم كمحإن اهللا ي ،مرح متأند ويحلى الصم رغي كملي

دري١: املائدة(ي( “Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hokum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. al-Maidah [5]: 1).

أن ياأيها الذين ءامنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال )١٠ إن الله ،كمفسا أنلوقتال تو كماض منرت نة عاركون تجت

٠)٢٩: النساء(كان بكم رحيما “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian memakan

(mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesung-guhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”” (QS. al-Nisa’ [4]: 29).

Page 104: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 44

Dewan Syariah Nasional MUI

2. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam, antara lain:

١( بع نب ليا عثندح نب ببيا شثندان، حفيا سثندد اهللا، حأن النبي صلى : سمعت الحي يتحدثون عن عروة: غرقدة، قال

ى لهرتاة، فاشبه ش له ريتشا يارندي طاهأع لمسأله وه ولياهللا عتين، فباع إحداهما بدينار، فجاء بدينار وشاة، فدعا له به شا

رواه (بالبركة في بيعه، وكان لو اشترى التراب لربح فيه ، ٣٢٣، ص ٢، ج ]١٩٩٥دار الفكر، : بريوت[البخاري،

)٣٦٤٢رقم “Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syabib binGharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata: saya mendengar penduduk bercerita tentang ‘Urwah, bahwa Nabi s.a.w. memberikan uang satu dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu dinar. Ia pulang membawa satu dinar dan satu eor kambing. Nabi s.a.w. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanah pun, ia pasti beruntung.” (H.R. Bukhari).

استعمل رسول : عن أبي حميد الساعدي رضي اهللا عنه، قال )٢اهللا صلى اهللا عليه وأله وسلم رجال من األسد على صدقات

رواه البخاري، ( فلما جاء حاسبه بني سليم يدعى ابن اللتبية،، رقم ٣٢٢، ص ١، ج ]١٩٩٥دار الفكر، : بريوت[

١٥٠٠(

“Diriwayatkan dai Abu Humaid al-Sa’idi r.a., ia berkata: Rasulullah s.a.w. mengangkat seorang laki-laki dari suku Asd bernama Ibn Lutbiyah sebagai amil (petugas) untuk menarik zakat dari Bani Sulaim; ketika pulang (dari tugas tersebut), Rasulullah memeriksanya.” (H.R. Bukhari).

استعملني : عن بسر بن سعيد أن ابن السعدي المالكي قال )٣ا وهمن غتا فرقة، فلمدلى الصع رمالة، عمبع لي ره أمإلي تيأد

هللا، فقال: فقلت ملتا عمإن : ملتع يفإن ،تطيا أعذ مخ فقلت ،لنيمفع لمسأله وه وليلى اهللا عل اهللا صوسد رهلى عع

Page 105: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 55

Dewan Syariah Nasional MUI

وسر فقال لي ،لكمثل قولمسأله وه وليلى اهللا عإذا : ل اهللا صقدصتأل فكل وسر أن تغي ئا منيش تطيمتفق عليه؛ نيل . (أع

.: ، ج] ٢٠٠٠دار احلديث، : القاهرة[األوطار للشوكاين، )٥٢٧.: ؛ ص٤

“Diriwayatkan dari Busr bin Sa’id bahwa Ibn Sa’diy al-Maliki berkata: Umar mempekerjakan saya untuk mengambil sedekah (zakat). Setelah selesai dan sesudah saya menyerahkan zakat kepadanya, Umar memerintahkan agar saya diberi imbalan (fee). Saya berkata: saya bekerja hanya karena Allah. Umar menjawab: Ambillah apa yang kamu beri; saya pernah bekerja (seperti kamu) pada masa Rasul, lalu beliau memberiku imbalan; saya pun berkata seperti apa yang kamu katakan. Kemudian Rasul bersabda kepada saya: Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta, makanlah (terimalah) dan bersedekahlah.” (Muttafaq ‘alaih. Al-Syaukani, Nail al-Authar, [Kairo: Dar al-Hadits, 2000], j. 4, h. 527).

من فرج عن مسلم كربة من كرب الدنيا، فرج اهللا عنه كربة )٤العبد مادام العبد في عون من كرب يوم القيامة، واهللا في عون

).رواه مسلم(أخيه “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

والمسلمون على شروطهم إال شرطا حرم حالال أو أحل ... )٥ )رواه الترمذي عن عمرو بن عوف. (حراما

“…Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf)

3. Kaidah fiqh:

األصل فى المعامالت اإلباحة إال أن يدل دليل على تحريمها “Pada dasarnya, semua bentuk mu’amalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama, antara lain:

النبي صلى اهللا عليه ويجوز التوكيل بجعل وغير جعل، فإن )١رعو ،دة الحإقام ا فييسكل أنو لمسأله واة، واء ششر ة فيو

Page 106: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 66

Dewan Syariah Nasional MUI

غير جعل؛ وكان يبعث عماله وأبا رافع في قبول النكاح باملغىن إلبن قدامة، (لقبض الصدقات ويجعل لهم عمالة

)٤٦٨. ، ص٦. ، ج]٢٠٠٤دار احلديث، : القاهرة[“Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan, baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan. Hal itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mewakilkan kepada Unais untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, dan kepada Abu Rafi’ untuk melakukan qabul nikah, (semuanya) tanpa memberi-kan imbalan. Nabi pernah juga mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan imbalan kepada mereka.” (Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 468).

Pendapat Imam Syaukani ketika menjelaskan hadis Busr bin Sa’id :

وفيه أيضا دليل على أن من نوى التبرع يجوز له أخذ األجرة )٢ ذلك دعدار احلديث، : القاهرة[نيل األوطار للشوكاين، (ب

)٥٢٧.: ؛ ص٤.: ، ج] ٢٠٠٠“Hadis Busr bin Sa’id tersebut menunjukkan pula bahwa orang yang melakukan sesuatu dengan niat tabarru’ (semata-mata mencari pahala, dalam hal ini menjadi wakil) boleh menerima imbalan.” (Al-Syaukani, Nail al-Authar, [Kairo: Dar al-Hadits, 2000], j. 4, h. 527).

٣( لى جة عت األمعمأجر وبأج صحتا، وهة إلياجكالة للحاز الوواملعامالت املالية املعاصرة للدكتور وهبة الزحيلى . (وبغير أجر

)٨٩.: ص“Umat sepakat bahwa wakalah boleh dilakukan karena diperlukan. Wakalah sah dilakukan baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan.” (Wahbah al-Zuhaili, al-Mu’amalat al-Maliyyah al-Mu’ashirah, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], h. 89)

النبي صلى اهللا عليه وأله تصح الوكالة بأجر وبغير أجر، ألن )٤لمسوض الصلقب الهمث ععبكان ي مل لهعجيقات ودفحكمها حكم ) بجعل(وإذا كانت الوكالة بأجر أي ... عمولة

Page 107: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 77

Dewan Syariah Nasional MUI

؛ الفقه ٢. ، ص٦. تكملة فتح القدير، ج. (اإلجارات )٤٠٥٨. ص٥.اإلسالمى وأدلته للدكتور وهبة الزحيلى ج

“Wakalah sah dilakukan baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan, hal itu karena Nabi shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam pernah mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan imbalan kepada mereka… Apabila wakalah dilakukan dengan memberikan imbalan maka hukumnya sama dengan hukum ijarah.” (Fath al-Qadir, juz 6, h. 2; Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh alIslami wa Adillatuh, [Dimasyq: Dar al-Fikr, 2002], juz 5, h. 4058).

في التوكيل فيجوز له ذلك، ألنه ) الوكيل(له ) الموكل(أذن )٥قدعلهفع به، فكان له القاهرة[املغىن إلبن قدامة، . ( أذن له :

)٤٧٠. ، ص٦. ، ج]٢٠٠٤دار احلديث، “(Jika) muwakkil mengizinkan wakil untuk mewakilkan (kepada orang lain), maka hal itu boleh; karena hal tersebut merupakan akad yang telah diizinkan kepada wakil; oleh karena itu, ia boleh melakukannya (mewakilkan kepada orang lain).” (Ibn Qudamah, al-Mughni, [Kairo: Dar al-Hadis, 2004], juz 6, h. 470).

2. Hasil Lokakarya Asuransi Syari’ah DSN-MUI dan AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) tanggal 7-8 Jumadi al-Ula 1426 H / 14-15 Juni 2005 M.

3. Pendapat dan saran peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada 23 Shafar 1427 H/23Maret 2006.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI SYARI’AH DAN REASURANSI SYARI’AH

Pertama : Ketentuan Umum

Dalam Fatwa ini, yang dimaksud dengan:

a. asuransi adalah asuransi jiwa, asuransi kerugian dan reasuransi syariah;

b. peserta adalah peserta asuransi (pemegang polis) atau perusahaan asuransi dalam reasuransi syari’ah.

Kedua : Ketentuan Hukum 1. Wakalah bil Ujrah boleh dilakukan antara perusahaan asuransi

dengan peserta. 2. Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada

perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan imbalan pemberian ujrah (fee).

Page 108: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 88

Dewan Syariah Nasional MUI

3. Wakalah bil Ujrah dapat diterapkan pada produk asuransi yang mengandung unsur tabungan (saving) maupun unsur tabarru’ (non-saving).

Ketiga : Ketentuan Akad

1. Akad yang digunakan adalah akad Wakalah bil Ujrah.

2. Objek Wakalah bil Ujrah meliputi antara lain: a. kegiatan administrasi b. pengelolaan dana c. pembayaran klaim d. underwriting e. pengelolaan portofolio risiko f. pemasaran g. investasi

3. Dalam akad Wakalah bil Ujrah, harus disebutkan sekurang-kurangnya: a. hak dan kewajiban peserta dan perusahaan asuransi; b. besaran, cara dan waktu pemotongan ujrah fee atas premi; c. syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan jenis

asuransi yang diakadkan.

Keempat : Kedudukan dan Ketentuan Para Pihak dalam Akad Wakalah bil Ujrah 1. Dalam akad ini, perusahaan bertindak sebagai wakil (yang

mendapat kuasa) untuk mengelola dana.

2. Peserta (pemegang polis) sebagai individu, dalam produk saving dan tabarru’, bertindak sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk mengelola dana.

3. Peserta sebagai suatu badan/kelompok, dalam akun tabarru’ bertindak sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk mengelola dana.

4. Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali atas izin muwakkil (pemberi kuasa);

5. Akad Wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) dan bukan tanggungan (yad dhaman) sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi.

6. Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang digunakan adalah akad Wakalah.

Kelima : Investasi 1. Perusahaan asuransi selaku pemegang amanah wajib

menginvestasikan dana yang terkumpul dan investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah.

2. Dalam pengelolaan dana investasi, baik tabarru’ maupun saving, dapat digunakan akad Wakalah bil Ujrah dengan mengikuti ketentuan seperti di atas, akad Mudharabah dengan mengikuti ketentuan fatwa Mudharabah.

Page 109: MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25069/1... · Skripsi berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN PROGRAM TA’MIN TA’AWUNI

52 Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syari’ah 99

Dewan Syariah Nasional MUI

Keenam : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 23 Shafar 1427 H 23 Maret 2006 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H. M.A. Sahal Mahfudh Drs. H.M. Ichwan Sam