MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN...

387

Click here to load reader

Transcript of MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN...

Page 1: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MANAJEMEN PARKIR

DI KOTA SERANG

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

HAERUL UMAM

NIM. 6661101139

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, JULI 2016

Page 2: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

ABSTRAK

Haerul Umam. NIM 6661101139. Skripsi. Manajemen Parkir Di Kota Serang. Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si dan Pembimbing II: Listyaningsih, S.Sos, M. Si

Penelitian ini dilatar belakangi oleh manajemen parkir di Kota Serang yang belum berjalan maksimal karena masih ditemukannya masalah dalam hal pengelolaan, ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang kurang, mekanisme pemungutan, setoran serta pengupahan kepada juru parkir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang manajemen parkir di Kota Serang. Teori yang digunakan menurut George R Terry (Badrudin,2013:14) yaitu manajemen merupakan proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating) dan pengawasan (Controlling). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Informan terdiri dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Serang, Juru Parkir dan masyarakat pengguna jasa parkir. Hasil penelitian ini adalah perencanaan parkir masih belum dilakukan maksimal, masih perlu pembenahan dalam berbagai sistem yang ada, kurang koordinasi serta kurang ketegasan dan pengawasan yang belum maksimal dalam hal evaluasi, sanksi dan alternatif solusi. Perlu perencanaan yang matang dalam berbagai segi, atutan yang jelas, sistem yang jelas,peningkatan koordinasi dan peningkatan pengawasan.

Kata Kunci: Manajemen, Parkir.

Page 3: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

ABSTRACT

Haerul Umam. 6661101139. Research Paper. Management of Serang City Parking. Advisor I: Dr. Agus Sjafari, M.Si and Advisor II: Listyaningsih, S.Sos, M. Si

This research while such by the management of parking in the Serang city that not work optimally because it still found problems in terms of management, availability of facilities and infrastructures are inadequate, lack of human resources, mechanisms of collection, deposit, and salary to the parking clerks. The purpose of this research is to review and analyze about the management of parking in the Serang city. The theory of this research is from George R Terry (Badrudin, 2013:14) who state that management is a typical process, that consists of the actions of planning, organizing, actuating and controlling. The method used is a qualitative approach by collecting data through observation, interview, and documentation. The informants are consists of Department of Communication and Information Serang City, parking clerks and parking clerk users. The results of this study is planning parking has not been made up, whereas it still need improvement in a variety of existing systems, lack of coordination and lack of firmness and supervision have not been up to the evaluation, sanctions and alternative solutions. It needs careful planning in many respects, clear rules, a clear system, improved coordination and increased supervision.

Keywords: Management, Parking.

Page 4: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 5: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 6: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 7: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

LEMBAR PERSEMBAHAN

“ Kamu ingin berubah tanpa pengorbanan?

Kamu ingin damai tanpa perjuangan?

Dunia tidak bekerja seperti itu.”

Allegiant - 2016

“ Jangan pernah takut hidup ini,

Selama kita masih memiliki AKAL.”

Haerul Umam bin Mulyana

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan

Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini

Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, teteh-teteh ku, kakak-kakak ku

Serta ku persembahkan kepada sahabat-sahabat serta teman-teman ku.

Page 8: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH

SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang

berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi

salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul

“MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG ”.

Dengan selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung serta membimbing

peneliti baik secara moril maupun materil. Maka dengan ketulusan hati peneliti

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti

dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga

akhir.

3. Rahmawati, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, M. Ikom, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang

memberikan semangat dan membimbing peneliti dalam menyusun

proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga akhir.

Page 9: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

ii

7. Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

8. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

9. Untuk kedua orang tua ku, Ibu Rohilah Yusuf dan Bapak Mulyana

Syarbini, yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi

penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila

selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa

membalas segala kebaikan selama ini.

10. Terima kasih kepada Kakak dan Teteh , Rohimu, Murliana, Yani,

Mahdi dan Meti yang memberikan semangat dalam pembuatan skripsi

ini.

11. Untuk Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Serang

yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Sahabat-sahabatku Manis Manja, Hikmah Isnaeni, Ikhwan Al-Shafa,

Randi Rahman H, Rosyiana Mahardhika, Yusuf Ardabili, terima kasih

telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabatku Opname Family, Abdul Rojak, Aryan Acu, Agung

Mastur, Dio Dober, Didi Darmawan, Fityan Mapex, Hendryana

Buntung, Irfan Wawaw, Ikhwan Pei, Lukman Olay, Riswandi Qyong,

Towi Aceng, terima kasih telah memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler

kelas B angkatan 2010, A. Fahrurrozi, Agryan WP, Dedi S, Dina,

Dian N, Dwi Rahayu, Eka SK, Fauzi, Fani Mutia Hanum, Fityan

Ahdiyat, Herly FH, Hesti, Ikhwanul M, Irma, Mayabela, M. Ishmat,

M. Nurdin, Novryan A, Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S,

Reni BA, Rey Ambon, Siska A, Susi, Syafruddin I, Vierta A, Yuanita

Page 10: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

iii

R yang memberikan canda tawa, masukan dan nasehat yang

bermanfaat.

15. Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto,

Irdam, Andrianto Toge, Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso

Ucok, Tb. Toha, Kiki, Hermantos Mantos, Eko Kodok, Eko Jawa,

Binter, Esa Bebeb, terima kasih telah memberi semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

16. Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping,

Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Syafruddin Jono,

Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Rezza K, Rizal N, Reza R,

terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Sahabat-sahabatku Devi VS, Dyas Z, Amim A, Wildan CMYK, Irfan

Panoy, Fauzi Vijay, Indriana Indrul, Nadia Ihya Muthi, A. Dzikri A,

Tama PT, Gea AR, Septian Kaki Gunung, Viska N, dan sahabat

lainnya terima kasih telah memberi semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

18. Terima kasih juga kepada WANITA yang telah membantu dan selalu

memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap

dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Serang, Juli 2016

Haerul Umam

Page 11: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Abstrak

Abstract

Lembar Orisinalitas

Lembar Persetujuan

Lembar Persembahan

Kata Pengantar ............................................................................................... i

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

Daftar Tabel .................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 12

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 13

1.4 Perumusan Masalah ................................................................................ 13

Page 12: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

v

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 13

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 15

2.1.1 Pemerintah Daerah ........................................................................ 15

2.1.2 Konsep Manajemen ........................................................................ 17

2.1.3 Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD) ....................................... 27

2.1.4 Konsep Retribusi Daerah ................................................................ 29

2.1.5 Konsep Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum ............................... 63

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 65

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 67

2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 70

3.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 71

3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 72

3.4 Fenomena Yang Diamati ............................................................................ 72

3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 72

Page 13: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

vi

3.4.2 Definisi Operasional ......................................................................... 73

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 74

3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 75

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 77

3.7.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 82

3.7.2 Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 85

3.8 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 88

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Serang........................................................ 88

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Kota Serang ....................................................................................... 92

4.1.2.1 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota

Serang ....................................................................................... 92

4.1.2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika Kota Serang ............................... 94

4.1.2.3 Kewenangan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Kota Serang .............................................................................. 96

Page 14: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

vii

4.2 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 113

4.2.1 Daftar Informan Penelitian .............................................................. 113

4.2.2 Deskripsi Data ................................................................................. 114

4.3 Temuan Lapangan ........................................................................................ 117

4.3.1 Perencanaan (Planning) .................................................................. 118

4.3.2 Pengorganisasian (Organizing) ...................................................... 139

4.3.3 Penggerakan/Pengarahan (Actuating) ............................................. 153

4.3.4 Pengawasan (Controling) ............................................................... 158

4.4 Pembahasan ................................................................................................ 165

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 174

5.2 Saran ............................................................................................................. 175

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pembagian Zona Parkir Di Tepi Jalan Umum .............................. 4

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penerimaan/Penyetoran Karcis Parkir Di Tepi Jalan

Umum Tahun 2013 ......................................................................... 6

Tabel 1.3 Pembagian Zona Penelitian ........................................................... 7

Tabel 1.4 Target Dan Realisasi Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum

Pemerintah Kota Serang 30 Desember 2013 ................................. 8

Tabel 2.1 Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli ......................................... 21

Tabel 2.2 Sifat Barang Publik, Barang Privat dan Barang Campuran............. 43

Tabel 3.1 Daftra Informan Penelitian ............................................................ 77

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 79

Tabel 3.3 Waktu Penelitian ............................................................................. 87

Tabel 4.1 Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayahnya ............................. 92

Tabel 4.2 Potret Kepegawaian Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

Kota Serang .................................................................................... 94

Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian ............................................................. 114

Tabel 4.4 Zona Parkir Sebelum Perombakan ................................................. 121

Tabel 4.5 Zona Parkir Setelah Perombakan .................................................. 123

Tabel 4.6 Target dan Realiasasi ...................................................................... 134

Tabel 4.7 Jumlah Juru Parkir ......................................................................... 147

Page 16: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus Manajemen ........................................................................ 21

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 68

Gambar 3.1 Komponen Data Dalam Kualitatif Menurut Miles Dan Huberman

................ .......................................................................................... 83

Gambar 4.1 Wilayah Administrasi Kota Serang ............................................... 91

Gambar 4.2 SOP Pelayanan Retribusi Parkir ...................................................... 140

Gambar 4.3 Sanksi Administratif dalam lampiran Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah pada BAB X Pasal

148 ……………………………………………………………..… 162

Page 17: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

menjadi dasar kepada pemerintah daerah untuk mengurus serta mengelola segala

potensi sumber daya yang dimiliki daerahnya sendiri dengan tetap mengacu

kepada pemerintah pusat. Selain itu, adanya Undang-undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang menekankan

peranan pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri secara

mandiri. Dengan adanya undang-undang tersebut, muncul asas desentralisasi yang

bertujuan yaitu mewujudkan keadilan antara kemampuan dan daerah, peningkatan

pendapatan asli daerah (PAD) dan pengurangan subsidi dari pemerintah pusat,

dan mendorong pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masing-masing

daerah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah pasal 157, sumber pendapatan daerah terdiri atas pendapatan asli daerah

(PAD) yaitu hasil dari pajak daerah, hasil dari retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Selain PAD,

sumber pendapatan daerah juga bersumber dari dana perimbangan dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah.

Page 18: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

2

Peranan pendapatan asli daerah sangatlah penting dalam pelaksanaan

otonomi daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah untuk

pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah daerah diharapkan mampu

mengoptimalkan sumber daya daerah yang ada untuk meningkatkan penerimaan

yang berasal dari daerahnya sendiri.

Dalam pendapatan asli daerah (PAD) terdapat Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan

oleh pemerintah daerah yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam hal

pemenuhan penerimaan daerah. Sedangkan penjelasan secara khusus mengenai

retribusi daerah sendiri adalah bagian dari pendapatan asli daerah (PAD) yang

potensial, sehingga mampu membantu penerimaan daerah juga. Retribusi

memiliki prinsip pungutan yang harus dibayar oleh si penerima manfaaat harus

sama dengan nilai dari manfaat yang diterimanya. Retribusi tidak bersifat

memaksa, namun bersifat ekonomis, artinya siapa saja yang tidak merasakan jasa

balik, maka tidak dikenakan biaya tersebut. Karena retribusi tidak bersifat

memaksa maka akan ada sanksi bagi pelanggarnya, maka dari itu untuk mengatur

masalah retribusi dibuatlah Kebijakan Daerah.

Pajak daerah dan retribusi daerah diatur oleh Peraturan Daerah (Perda).

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang berupa Peratuan Daerah (Perda),

Pemerintah Kota Serang juga memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang

retribusi daerah yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13

Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah. Di dalam peraturan daerah tersebut

Page 19: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

3

terdapat 23 jenis retribusi dan diantaranya adalah retribusi parkir di tepi jalan

umum dan tempat khusus.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang No.13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah, Retribusi parkir di tepi jalan umum yang kemudian disebut

dengan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut retribusi sebagai

pembayaran atas setiap pelayanan di tepi jalan umum yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah. Retribusi parkir di tepi jalan umum dan tempat khusus

merupakan salah satu retribusi di Kota Serang yang memiliki potensi, namun

memerlukan perhatian khusus dari Pemerintah Kota Serang sendiri. Retribusi

parkir di tepi jalan umum dikelola oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kota Serang, sedangkan retribusi parkir tempat khusus dikelola

langsung oleh Dinas Pendapatan Keuangan Daerah Kota Serang.

Retribusi parkir di tepi jalan umum di Kota Serang sudah cukup jelas

dalam Peraturan Daerah No.13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah baik dalam

objek retribusi, subyek retribusi, cara mengukur tingkat penggunaan jasa retribusi

pelayanan di tepi jalan umum, prinsip dan sasaran dalam penerapan struktur dan

tarif retribusi pelayanan di tepi jalan umum serta struktur dan besarnya tarif

retribusi pelayanan di tepi jalan umum.

Page 20: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

4

Tempat parkir di tepi jalan umum Kota Serang dibagi dalam sembilan

zona, sebagai berikut :

Tabel 1.1 Pembagian Zona Parkir Di tepi Jalan Umum Kota Serang

NO ZONA WILAYAH 1

ZONA I

Jl. Tirtayasa 2 Jl. Juhdi 3 Jl. Veteran (bjb s/d Sp4 Pisang Mas) 4 Jl. Maulana Yusuf 5 Seputaran Taman Sari

1

ZONA II

Jl. Hasanudin 2 Seputaran Pasar aLama (BCA) 3 Jl. Raya Banten (Prapatan Lopang) 4 Jl. Diponegoro 5 Simpang Tiga On on s/d Blok M

1

ZONA III

Seeputaran Alun-alun 2 Jl. Ki Mas Jong 3 Jl. Veteran (Ramayana s/d Alun-alun Barat) 4 Jl. Brigjen Sam’un 5 Jl. Ki Uju Kaujon

1

ZONA IV

Mayor Syafei 2 Jl. Raya Cilegon 3 Jl. Purbaya 4 Jl. Kagungan Lontar s/d Prapatan Brimob

1

ZONA V

Jl. KH. Abd. Latief 2 Jl. Sam’un Bakri 3 Jl. Tb. Sueb 4 Jl. Ayip Usman 5 Jl. Raya Kaligandu

1 ZONA VI

Jl. Ahmad Yani 2 Jl. Sudirman 3 Jl. Raya Jakarta

Page 21: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

5

4 Pasar Kalodran 5 Jl. Syech Nawawi / Polda

1

ZONA VII

Jl. Yumaga 2 Jl. KH. Fatah Hasan 3 Jl. KH. Abdul Hadi 4 Jl. Raya Ciwaru 5 Jl. KH. Khotib (Kedalingan)

1

ZONA VIII

Jl. KH. Sochari 2 Jl. Ki Ajurum Cipocok 3 Jl. Bhayangkara 4 Jl. Raya Pandeglang +Tengkele

1

ZONA IX

Jl. Raya Letnan Jidun 2 Jl. Tb. Ma’mun s/d Cikulur 3 Jl. Raya Taktakan 4 Jl. Lingkar Selatan Ciracas

Sumber: Diolah peneliti dari UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, 2015

Menurut Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Ahmad Yani,

pembagian zona diharapkan mampu membantu Dishubkominfo terutama UPT

Parkir dalam memantau serta mengelola parkir di tepi jalan umum serta

memudahkan dalam hal pemberian pengarahan kepada juru parkir terkait

perparkiran di Kota Serang.

Selain data tabel di atas, UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan

Informatika Kota Serang juga memiliki data rekapitulasi penggunaan karcis parkir

pada tahun 2013, sebagai berikut :

Page 22: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

6

Tabel 1.2 Rekapitulasi Penerimaan/Penyetoran

Karcis Parkir Tepi Jalan Umum Tahun 2014

NO BULAN PEMAKAIAN KARCIS (LEMBAR)

Kendaraan Roda Dua

Kendaraan Roda Empat JUMLAH

1 Januari 6,976 8,227 15,203 2 Februari 5,954 7,863 13,817 3 Maret 8,534 8,179 16,713 4 April 7,976 8,212 16,188 5 Mei 10,776 10,635 21,411 6 Juni 7,360 7,370 14,730 7 Juli 9,100 9,225 18,325 8 Agustus 5,420 5,050 10,470 9 September 9,230 8,200 17,430 10 Oktober 8,900 8,050 16,950 11 November 7,835 7,525 15,360 12 Desember 8,160 6,965 15,125

JUMLAH 96,221 95,501 191,722

Sumber: Diolah peneliti dari UPT Parkir Dishub Kota Serang, 2014

Dari data yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti membatasi lokus

penelitian dengan membagi kembali zona parkir di tepi jalan umum yang sudah

ada dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 23: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

7

Tabel 1.3 Pembagian Zona Penelitian

NO ZONA WILAYAH KETERANGAN 1

ZONA RAMAI

Jl. Maulana Yusuf Asal Zona I 2 Jl. Veteran Asal Zona I 3 Jl. Sam'un Bakri Asal Zona V 4 Jl. Ponegoro Asal Zona II

1

ZONA SEPI

Jl. Ayip Usman Asal Zona V

2 Jl. Trip Jamaksari Asal Zona III 3 Jl. Kagungan Lontar Asal Zona IV

4 Jl. Kaloran Brimob Asal Zona IV

Sumber: Peneliti, 2014.

Pembagian zona di atas diharapkan dapat membantu peneliti untuk lebih

fokus dalam melakukan penelitian, serta dapat mengetahui manajemen retbusi

parkir di Kota Serang.

Pembagian zona diatas, berdasarkan tingkat keramaian dari kendaraan

yang parkir, bukan berdasarkan dari tingkat keramaian kendaraan yang lewat atau

lalu lalang disekitr jalan yang diteliti. Karena zona atau daerah yang ramai belum

menentukan banyaknya kendaraan yang parkir.

Pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum dilaksanakan

oleh juru parkir yang tersebar disetiap titik disetiap zonanya. Setelah melakukan

penelitian awal pada lokasi penelitian, terlihat beberapa masalah pada retribusi

parkir di tepi jalan umum yang dikelola oleh UPT Parkir Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika Kota Serang.

Page 24: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

8

Masalah pertama, belum tercapainya target dan realisasi dari retribusi

parkir di tepi jalan umum, seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1.4 Target dan Realisasi Retribusi

(Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum) Pemerintah Kota Serang

30 Desember 2014

SKPD Uraian Target Realisasi Presentase

Realisasi

Keterangan

( Rupiah ) ( Rupiah )

Dishubkominfo

Kota Serang

Retribusi Parkir Di

Tepi Jalan Umum

700.000.000 283.233.000 40 % Target yang

belum tercapai

sebesar 60 %

Sumber: Diolah peneliti dari DPKD Kota Serang, 2014

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa retribusi di tepi jalan umum

memberikan kontribusi yang rendah, bahkan target yang ditetapkan belum

tercapai. Hal ini terlihat dari target yang seharusnya dalam setahun ditetapkan

sebesar Rp 700.000.000,- namun realisasinya hanya mencapai Rp 283.233.000,-.

Target yang tersisa masih sebesar Rp 416.717.000,- . Hanya 40% target yang

tercapai dan 60% target yang tidak tercapai atau dengan kata lain target yang

ditentukan belum mencapai 100%.

Masalah kedua yang terlihat adalah ketidaksesuaian tarif yang dikenakan

kepada pengguna jasa pasa parkir terutama pada kendaraan beroda dua. Pada

Lampiran V Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah, disebutkan bahwa tarif kendaraan bermotor roda dua yaitu

Page 25: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

9

Rp. 1.000/ kendaraan. Namun, berdasarkan observasi awal peneliti, pada

kenyataannya pengguna jasa tetap dikenakan tarif Rp. 2.000/ kendaraan. Hal

serupa juga disampaikan oleh pengguna jasa parkir yang peneliti wawancarai

mengatakan bahwa membayar parkir motor disini Rp. 2.000, baik lama ataupun

sebentar sama saja, dan jika dibayar Rp. 1000, seringnya ditolak (wawacara

dengan Anton, 14 Februari 2013, Pukul 16.45 WIB,di Jl. Ponegoro depan Bank

BCA ).

Masalah ketiga yaitu karcis parkir yang masih berbeda-beda disetiap juru

parkir. Masih ada juru parkir yang menggunakan karcis parkir hasil buatan

sendiri, baik difotocopy, tulisan tangan pada secarik kertas bahkan ada yang

didesain sesuai keinginan juru parkir. Selain itu, kartu yang dimiliki juru parkir

juga tidak memiliki kode resmi serta tahun pelaksanaan. Terkadang para

pengguna jasa parkir juga tidak diberikan kartu parkir. Belum ada kejelasan

terkait karcis parkir yang seharusnya seragam yang dimiliki oleh setiap juru parkir

yang berasal dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Serang.

Sesuai ungkapan Kepala Subag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika Kota Serang yang mengatakan bahwa Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang telah mengeluarkan

karcis secara legal yang diketahui dan disetujui pula oleh Dinas Pendapatan

Keuangan Daerah Kota Serang (wawacara dengan Ibu Hj. Eti Sukmawati, 18

Februari 2013, Pukul 09.15 WIB, di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kota Serang ).

Page 26: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

10

Masalah keempat yaitu parkir liar, baik di zona ramai maupun zona sepi,

belum optimalnya pengelolaan zona-zona parkir untuk meningkatkan retribusi

parkir di Kota Serang. Hal ini dilihat berdasarkan observasi awal peneliti,

sepanjang wilayah retribusi parkir di tepi jalan umum, baik di zona ramai maupun

zona sepi, masih ada parkir liar, artinya masih ada wilayah retribusi parkir di tepi

jalan umum yang digunakan oleh sejumlah oknum untuk parkir tanpa

sepengetahuan dan tidak terdaftar di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan

Informatika Kota Serang. Hal ini tentunya menyebabkan retribusi yang didapat

tentunya berkurang dari yang diharapkan. Berdasarkan observasi, rendahnya

kualitas dari juru parkir dalam mengetahui, menangani,dan mengelola perparkiran

serta rendahnya kuntitas jumlah pegawai UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang. Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelaolaan parkir belum

dioptimalkan secara maksimal.

Masalah kelima, masih belum dilaksanakannya sistem penyetoran dari juru

parkir kepada UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kota

Serang. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, SE selaku Kepala

UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, bahwa sistem penyetoran dari juru

parkir kepada UPT Parkir telah diatur UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, namun pada kenyataanya disesuaikan dengan

kondisi di lapangan. ( wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, SE selaku Kepala

UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, pada tanggal 12 Februari 2014 pukul

10.30 WIB, di Kantor UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang ).

Page 27: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

11

Masalah keenam, belum jelasnya sistem pengupahan juru parkir guna

meningkatkan kinerja para juru parkir. Sistem pengupahan juru parkir hanya

berdasarkan kelayakan dari kesepakatan antara UPT Parkir dan Dinas

Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Serang. Hal ini berdasarkan

wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, SE selaku Kepala UPT Parkir

Dishubkominfo Kota Serang yang mengatakan, kesepakatan antara UPT Parkir,

Dishubkominfo Kota Serang, serta juru parkir menentukan upah juru parkir

dengan ketentuan presentase 20% untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan 80%

untuk juru parkir termasuk uang makan, uang rokok dan untuk penguasa

setempat, namun belum disahkan secara legal. ( wawancara dengan Bapak Ahmad

Yani, SE selaku Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, pada tanggal 12

Februari 2014 pukul 10.30 WIB, di Kantor UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang ).

Atas dasar latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengetahui permasalahan ini. Oleh karena itu peneliti memberi

judul “Manajemen Parkir Di Kota Serang”.

Page 28: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

12

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas maka penulis membuat identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Belum tercapainya target pendapatan daerah yang berasal dari

retribusi parkir di tepi jalan umum.

2. Ketidaksesuaian tarif retribusi parkir ditepi jalan umum yang

dikenakan khususnya pada kendaraan roda dua. Pada perda tertera

Rp. 1.000/ kendaraan. Namun pada kenyataannya adalah Rp.

2.000/ kendaraan.

3. Belum jelasnya penggunaan karcis parkir yang digunakan juru

parkir. Ketidakseragaman penggunaan karcis parkir serta karcis

parkir yang masih dibuat sendiri oleh juru parkir.

4. Belum optimalnya pengelolaan zona-zona parkir untuk

meningkatkan retribusi parkir di Kota Serang.

5. Belum dilaksanakan sistem penyetoran hasil parkir dari juru parkir

kepada UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan

Informatika Kota Serang.

6. Belum jelasnya sistem pengupahan juru parkir guna meningkatkan

kinerja para juru parkir.

Page 29: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

13

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti mencoba membatasi ruang lingkup

permasalahan karena keterbatasan peneliti sendiri dan agar penelitian ini tidak

menyimpang dari tujuannya. Maka, penelitian ini fokus pada objek penelitian

yaitu Manajemen Parkir Di Kota Serang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah diatas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana manajemen parkir di Kota Serang?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

tentang manajemen parkir di Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian manajemen parkir di Kota Serang

adalah :

a) Secara teoritis

1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam mengembangkan

teori-teori yang telah ada serta dapat mengembangkan khazanah

ilmu pengetahuan yang ada khususnya dalam kaitannya dengan

ilmu manajemen.

2. Untuk dapat memberikan input atau masukan mengenai ilmu

manajemen.

Page 30: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

14

b) Secara Praktis

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran untuk

meningkatkan Manajemen Retribusi Parkir Di Kota Serang agar

dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang.

2. Bagi peneliti dapat memberikan input dan menambah pengetahuan

dan wawasan serta melatih kemampuan dalam menganalisis

khususnya dibidang ilmu manajemen.

Page 31: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Sub bab Tinjauan Pustaka mengemukakan teori-teori pendukung yang

digunakan dalam penelitian ini. Teori-teori ini berguna sebagai penjelas dan

kerangka pemikiran dalam penelitian. Dalam Penelitian yang berjudul Manajemen

Retribusi Parkir di Kota Serang, peneliti menggunakan teori-teori yaitu teori

mengenai Pemerintah Daerah, Konsep Manajemen, Konsep Pendapatan Asli

Daerah, Konsep Retribusi Daerah untuk melengkapinya digunakan penelitian

terdahulu sebagai gambaran dalam memecahkan masalah yang ada. Adapun

penjelasan yang lebih lengkap akan dijabarkan pada point-point di bawah ini.

2.1.1. Pemerintah Daerah

UU No. 32 tahun 2004, ayat 3 tentang Pemerintah Daerah menjelaskan

bahwa Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan Perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dalam hal ini

dimaksudkan bahwa pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah

otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi. Asas

desentralisasi dalam hal ini sebagai suatu penyerahan wewenang pemerintah oleh

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonom. Oleh karenanya daerah

mempunyai kewenangan dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

berdasarkan aspirasi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 32: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

16

Pemerintahan Daerah dalam pasal 1 ayat 2, UU No. 32 tahun 2004

menjelaskan Pemerintahan daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

oleh Pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagai dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia

tahun 1945.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan merupakan pelaksanaan hubungan

kewenangan antara pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antar

pemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung, dan sinergis sebagai suatu

sistem pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadikan kewenangan

pemerintahan daerah yang berdasarkan kriteria terdiri atas urusan wajib dan

urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib

berpedoman pada standar pelayanan minimal (SPM) yang dilaksanakan secara

bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan urusan pilihan adalah urusan

yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang No. 13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah, pemerintah daerah memiliki peranan penting dalam menentukan

berbagai hal terkait retribusi, yang didalamnya terdapat retribusi parkir ditepi jalan

umum. Peraturan ini dapat diimplementasikan secara tepat agar memberikan

keuntungan dari segi pendapatan asli daerah.

Page 33: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

17

2.1.2. Konsep Manajemen

Manajemen adalah serangkaian cara untuk melakukan pengaturan agar

sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan adapun menurut

Abdurahmat Fathoni ( 2006: 5 ) manajemen memiliki arti yang sangat luas

dengan berbagai sudut pandang didalamnya, sehingga muncul banyak definisi dari

para ahli. Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian bimbingan,

pimpinan, pengaturan, pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya.

Menurut The Liang Gie ( Fathoni, 2006: 27 ), mengemukakan bahwa :

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pngerahan, dan

pengontrolan human dan natural resources untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian, manajemen tergolong kedalam ilmu

pengetahuan kerana memiliki persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai prinsip-

prinsip, metode-metode, peraturan-peraturan, dan ketentuan-ketentuan yang

merupakan suatu kesatuan dalam sistem yang berlaku secara umum, yang dapat

memecahkan permasalahan atas setiap problem yang timbul dibidang manajemen,

baik problem yang dijumpai sehari-hari maupun yang terungkap melalui survei

atau percobaan-percobaan dalam suatu penelitian dengan penganalisaan dan

pengujian, sehingga dapat diperoleh kebenaran yang objektif yang berlaku umum.

Manajemen adalah tugas. Manajemen adalah disiplin dan juga orang-

orang. Setiap pencapaian dari manajemen adalah pencapaian seorang manager

juga kegagalannya. Visi, dedikasi dan integritas seorang manager menentukan

keberhasilan manajemen.

Page 34: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

18

Lebih lanjut Drukcer ( 2008: 12 ) menyatakan bahwa

”the ultimate test of management is performance. Achievement rather than knowledge remains, of necessity, both aim and proof. Management is a practice rather than a science or a profession,though containing elements of both (manajemen dibuktikan lewat kinerja, melalui pencapaian bukan teori semata. Manajemen didasarkan pada tujuan dan bukti pencapaian, manajemen adalah praktek bukan sekedar ilmu pengetahuan atau profesi, meskipun mencakup keduanya.

Menurut Hasibuan ( 2007: 1 ) sebagai berikut, Manajemen berasal dari

kata to manage yang berarti mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan

diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu

merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Selain itu,

manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu, Andrew F. Sikula ( Hasibuan, 2007: 2 ) mengatakan bahwa :

“Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service”. ( Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimilikioleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).

Selanjutnya, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel ( Hasibuan, 2007: 2 )

mendefinisikan bahwa :

“Management is getting thing done through people, about coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people”. Artinya, manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan

Page 35: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

19

demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian. Pengertian manajemen juga dikemukakan oleh Millet ( Siswanto, 2005: 1 )

manajemen is the process of directing and facilitating the work of the people

organized in formal groups to achieve a desired goal ( adalah suatu proses

pengarahan atau pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan

dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.

Selanjutnya Millet lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu

proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.

1. Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk mencapai tujuan.

2. Proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan. Dari berbagai konsep mengenai definisi manajemen di atas maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen merupakan alat atau cara yang digunakan melalui

beberapa tahapan untuk mencapai tujuan, yang mana tahapan-tahapan tersebut

terdiri atas perencanaan baik apa yang akan dilakukan, apa yang akan dituju dan

kemudian diorganisasikan keseluruh unit kerja, lalu actuating dan yang terakhir

adalah pengawasan atau controlling. Dimensi-dimensi tersebut memiliki

keterkaitan masing-masing agar terjadi keseimbangan dalam perjalanan mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Adapun untuk lebih jelasnya di bawah ini akan di

jelaskan mengenai asas-asas manajemen menurut beberapa para ahli:

Page 36: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

20

Adapun asas-asas umum manajemen (general principles of management) ,

menurut Henry Fayol ( Handoko, 2003: 46-47 ) yaitu, sebagai berikut :

1. Division of work ( asas pembagian kerja ) ; 2. Authority and responsibility ( asas wewenang dan tanggungjawab ) ; 3. Discipline ( asas disiplin ) ; 4. Unity of command ( asas kesatuan perintah ) ; 5. Unity of direction ( asas kesatuan jurusan atau arah ) ; 6. Subordination of individual interest into general interest ( asas

kepentingan umum diatas kepentingan pribadi ) ; 7. Remuneration of personnel ( asas pembagian gaji yang wajar ) ; 8. Centralization ( asas pemusatan wewenang ) ; 9. Scalar of chain ( asas hierarki atau asas rantai berkala ) ; 10. Order ( asas keteraturan ) ; 11. Equity ( asas keadilan ) ; 12. Initiative ( asas inisiatif ) ; 13. Esprit de crops ( asas kesatuan ) ; 14. Stability of turn-over personnel ( asas kestabilan masa jabatan ).

Asas-asas umum manajemen yang telah disampaikan di atas dijabarkan

secara jelas dan lengkap oleh Henry Fayol, empat belas asas tersebut dapat

dijadikan acuan dalam suatu manajemen. Sedangkan menurut George R Terry

( Badrudin, 2013: 14 ) sebagai berikut: manajemen merupakan proses yang khas,

yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), penggerakan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) yang

dilakukan untuk menentukan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya. Adapun beberapa fungsi

manajemen dari para ahli ( Badrudin, 2013: 14 ) yaitu sebagai berikut:

Page 37: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

21

Tabel 2.1 Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli

George R. Terry Planning Organizing Actuating Controlling

John F. Me Planning Organizing Motivating Contolling

Louis A. Allen Leading Planning Organizing Controlling

Mc Namara Planning Programming Budgeting System

Henry Fayol Planning Organizing Ccommanding Coordinating Controlling

Koonts & O’donnol Planning Organizing Staffing Directing Controlling

S. P. Siagian Planning Organizing Motivating Contolling Evaluating

Oey Liang Lee Planning Organizing Directing Coordinating Controlling

W. H. Newman Planning Organizing Assembling Resources Directing Controling

Luther Gullick Planning Organizing Staffing Directing Coordinating Reporting Budgeting

L. F.Urwick Forecasting Planning Organizing Commanding Coordinating Controling

John D. Millet Directing Facilitating

(Sumber: Badrudin, 2013: 14 )

Siklus Kegiatan Manajemen

Gambar: 2.1 Siklus Kegiatan Manajemen

Perencanaan

Penggerakan

Pengawasan

Pengorganisasian

Manajemen

Page 38: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

22

Dari tabel di atas akan diperinci empat fungsi manajemen yang paling

penting yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.

1. Perencanaan ( Planning ) Perencanaan merupakan persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk mewujudkan/mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam pengertian tersebut, terkandung makna bahwa pada hakekatnya aspek perencanan senantiasa terdapat dalam setiap jenis usaha manusia. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif.

2. Pengorganisasian ( Organizing ) Keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Penggerakan ( Actuating ) Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengen efisien dan ekonomis

4. Pengawasan ( Controlling ) Proses pengamatan dari sebuah kegiatan administrasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dikerjakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Penjalasan mengenai fungsi- fungsi manajemen menurut George R Terry

yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan ( Planning )

Menurut Siagian ( 2011: 88 ) perencanaan dapat didefinisikan

sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang

tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Page 39: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

23

Menurut Hasibuan ( 2007: 40 ) perencanaan adalah proses

penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik

dari alternatif-alternatif yang ada. Selanjutnya, Harold Koonts and Cyril

O’Donnel dalam Hasibuan ( 2007 : 40 ) mengatakan bahwa :

“Planning is the function of a manager which involves the

selection from objectives, policies, procedures, and program”.

( Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan

memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur

dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada ).

Menurut George R Terry ( 2009 : 17 ) planning ialah menetapkan

pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh sekelompok untuk mencapai

tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan

keputussan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.

Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat

kedepan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa

mendatang. Jadi, masalah perencanaan adalah masalah “memilih” yang

terbaik dari beberapa alternatif yang ada.

2. Pengorganisasian ( Organizing )

Menurut Siagian ( 2011: 95 ), definisi sederhana pengorganisasian

adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-

tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta

suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh

Page 40: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

24

dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Sedangkan menurut Hasibuan ( 2007: 40 ) pengorganisasian adalah

suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-

macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan

orang-orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang

diperlukan dan menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan

kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas- aktivitas tersebut.

Dalam Hasibuan ( 2007: 40 ), George R Terry mengatakan :

“ Organizing is the estabilishing of effective behavioral relationship

among person so that they may work together efficienly and again

personal satisfactions for the purpose of the achieving some goal or

objective”. ( Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-

hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka

dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh

kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam

kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu ).

3. Penggerakan / Pengarahan ( Actuating )

Menurut Siagian ( 2011 : 106 ), actuating dapat didefinisikan

sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong

para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik

mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan

ekonomis.

Page 41: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

25

Menurut Hasibuan ( 2007 : 41 ) pengarahan adalah mengarahkan

semuabawahan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai

tujuan.

George R Terry memberikan definisi mengenai pengarahan

( actuating ), yaitu :

“ Actuating is setting allmembers of the group to want to achieve and to

strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial

planning and organizing efforts”. ( Pengarahan adalah membuat semua

anggota kelompok agar mau sama dan bekerja sama secara ikhlas serta

bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaa dan usaha-

usaha pengorganisasian).

Selain itu, George R Terry ( 2009 : 17 ) menjelaskan juga bahwa

actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang

dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan

yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-

tujuan dapat tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan

kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,

mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka.

4. Pengawasan ( Controlling )

Menurut Siagian ( 2011 : 112 ) , Fungsi pengawasan adalah fungsi

terakhir dari proses manajemen. Fungsi pengawasan adalah proses

pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar

semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana

Page 42: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

26

yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi ini sangat penting dan sangat

menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan

dengan sebaik-baiknya. Pengawasan berkaitan erat dengan fungsi

perencanaan, kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi karena :

a. Pengawasan harus lebih dahulu direncanakan:

b. Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana;

c. Pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan dengan

baik;

d. Tujuan baru dapat diketahui tercapai atau tidak, setelah

pengawasan atau penilaian dilakukan.

Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan sebagai salah

satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang mengatakan bahwa

pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna

lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organic, pengawasan

merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang

menduduki jabatan manajerial, mulai dari manajer puncak hinggan para manajer

rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang

diselenggarakan oleh semua petugas operasional.

Penjelasan di atas mengenai asas dan fungsi yang telah disampaikan oleh

para pakar manajemen dapat disimpulkan bahwa asas-asas menjadi panduan

dalam setiap pelaksanaan manajemen, sedangkan fungsi manajemen merupakan

tindakan yang harus dilakukan dalam suatu manajemen yang mana tindakan yang

Page 43: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

27

paling menentukan adalah dalam proses perencanaan karena apabila sebuah

perencanaan dibuat dengan matang maka fungsi yang lainnyapun hanya tinggal

mengikuti namun jika perencanaan dibuat secara apa adanya maka fungsi yang

lainnya akan mengalami kesulitan saat pelaksanaannya sehingga baik asas dan

fungsi harus dijalankan agar tercapai tujuan yang optimal sesuai yang diharapkan.

Sedangkan berdasarkan konsep manajemen diatas, maka manajemen

pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu untuk menyusun

rencana, mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan dana dan

menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan

pelayanan. Menurut A.S. Moenir ( 2010: 186 ), yang dimaksud dengan

manajemen pelayanan adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen yang

mengatur dan mengendalikan proses layanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan

dapat berjalan tertib, lancar, tepat mengenai sasaran dan memuaskan bagi pihak

yang harus dilayani.

2.1.3. Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

menjadi dasar kepada pemerintah daerah untuk mengurus serta mengelola segala

potensi sumber daya yang dimiliki daerahnya sendiri dengan tetap mengacu

kepada pemerintah pusat. Selain itu, adanya Undang-undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang menekankan

peranan pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri secara

Page 44: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

28

mandiri. Dengan adanya undang-undang tersebut, muncul asas desentralisasi yang

bertujuan :

a) Mewujudkan keadilan antara kemampuan dan daerah;

b) Peningkatan Pendapatan Asli daerah (PAD) dan pengurangan subsidi dari

pemerintah pusat; dan

c) Mendorong pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masing-masing

daerah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah pasal 157, sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yaitu hasil dari pajak daerah, hasil dari retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Selain PAD,

sumber pendapatan daerah juga bersumber dari Dana Perimbangan dan Lain-Lain

pendapatan Daerah Yang Sah.

Menurut H.A.W. Widjaja ( 2007: 78 ) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terdiri dari pajak, retribusi, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah seperti laba, deviden dan penjualan saham milik daerah serta

pinjaman dan pendapatan asli daerah yang sah seperti hasil penjualan asset tetap

dan jasa giro.

Berdasarkan definisi pendapatan asli daerah (PAD) diatas, dapat

disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang

diperoleh oleh pemerintah daerah hasil dari pungutan dilakukan sesuai dengan

peraturan daerah yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah berhak menentukan

Page 45: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

29

aturan terkait potensi daerah nya untuk menigkatkan hasil pendapatan daerah

sesaui aturan yang berlaku.

2.1.4. Konsep Retribusi Daerah

Dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdapat unsur pendapatan dari

retribusi daerah. Retibusi daerah memiliki potensi yang cukup besar dalam

menyumbang pendapatan pemerintah daerah. Menurut Suparmoko ( 2001: 85 )

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Sedangkan, Nasrun ( Kaho, 2007:

171 ) mengatakan Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai

pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik

daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah

baik langsung maupun tidak langsung.

Dalam Pasal 37 UU Nomor 22 Tahun 1948 ditegaskan bahwa Retribusi

Daerah adalah pungutan pendapatan oleh Pemerintah sebagai pengganti

(kerugian) diensten yang diberikan oleh Daerah kepada siapa saja yang

membutuhkan diensten itu.

Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Retribusi

Daerah adalah pungutan Daerah sebagai bayaran atas pemakaian jasa atau karena

mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik Daerah bagi yang berkepentingan

atau karena jasa yang diberikan oleh Daerah.

Page 46: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

30

Demikian pula, dari pendapat-pendapat diatas dapat diikhtisarkan ciri-ciri

pokok Retribusi Daerah sebagai berikut :

1. Retribusi dipungut oleh daerah;

2. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan Daerah yang

langsung dapat ditunjuk;

3. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan, atau

mengenyam jasa yang disediakan Daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, Retribusi daerah dikelompokkan menjadi tiga macam

sesuai dengan objeknya. Objek retribusi adalah berbagai jenis pelayanan atau jasa

tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Namun tidak semua jasa

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya.

Jasa pelayanan yang dapat dipungut retribusinya hanyalah jenis-jenis jasa

pelayanan yang menurut pertimbangan social ekonomi layak dijadikan objek

retribusi.

Jasa-jasa pelayanan tersebut diantaranya dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk bertujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah:

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan; b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda penduduk

dan Akte Catatan Sipil; d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Penguburan Mayat; e) Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum;

Page 47: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

31

f) Retribusi Pelayanan Pasar; g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadaman Kebakaran; i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k) Retribusi Pengolahan Air Limbah; l) Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang; m) Retribusi Pelayanan Pendidikan; n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2. Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:

a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; b) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; c) Retribusi Tempat Pelelangan; d) Retribusi Terminal; e) Retribusi Tempat Khusus Parkir; f) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa; g) Retribusi Rumah Potong Hewan; h) Retribusi Pelayanan Kepelabuhan; i) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; j) Retribusi Penyeberangan di Atas Air;dan k) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Retribusi Perizinan tertentu Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:

a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; b) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; c) Retribusi Izin Gangguan; d) Retribusi Izin Trayek;dan e) Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Page 48: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

32

Sedangkan menurut Iksan dan Salomo ( 2002: 133-155 ) Retribusi atau

charging merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting di

samping pajak daerah. Menurut Nota Keuangan dan RAPBN tahun 2001,

komposisi pendapatan asli daerah Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia pada

tiga tahun terakhir (1998/1999 hingga 2000) menunjukkan bahwa kontribusi

penerimaan retribusi daerah terhadap PAD berfluktuasi antara 35% sampai 41%.

Sedangkan kontribusi pajak daerah berfluktuasi antara 42% hingga 47%.

Fluktuasi penerimaan retribusi daerah serta kontribusinya terhadap PAD

memperlihatkan bahwa kontribusi masing-masing sumber PAD dipengaruhi oleh

kondisi perekonomian makro. Pada saat kondisi perekonomian memburuk maka

sumber-sumber PAD juga cenderung berkurang, sebaliknya pada saat kondisi

perekonomian membaik maka sumber-sumber PAD juga cenderung meningkat.

Kondisi demikian disebabkan karena sumber-sumber PAD sebagian besar

adalah penerimaan-penerimaan yang berasal dari aktivitas perekonomian yang

dilakukan oleh masyarakat atau pelaku-pelaku usaha. Memburuknya kondisi

perekonomian sebagai akibat terjadinya krisis ekonomi pada gilirannya membuat

para pelaku usaha kurang bergairah dan kurang mampu mengembangkan

usahanya, yang membuat aktivitasnya menurun dengan konsekuensi menurunnya

transaksi maupun keuntungan yang diperoleh. Hal inilah yang kemudian

menyebabkan sumber-sumber PAD juga berkurang sebagai akibat penurunan

penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan sumber-sumber lainnya.

Tingginya penerimaan dari pajak daerah dibandingkan dengan penerimaan

dari retribusi daerah memperlihatkan gejala bahwa PAD umumnya mengalami

Page 49: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

33

ketergantungan yang sangat tinggi terhadap penerimaan dari pajak daerah. Pajak

daerah dapat dikatakan menjadi satu-satunya sumber andalan bagi penerimaan

daerah. Kontribusi pajak daerah terhadap PAD yang lebih besar dari retribusi

daerah juga menunjukkan betapa dominannya kedudukan pajak daerah dalam

sumber penerimaan daerah sehingga hamper dapat dikatakan bahwa sumber-

sumber pendapatan lainnya hanya berperan sebagai pelengkap bagi penerimaan

daerah. Tingginya penerimaan pajak daerah dibandingkan dengan penerimaan dari

sektor-sektor PAD lainnya merupakan konsekuensi dari begitu dominannya sektor

sekunder dan tersier dalam perekonomian. Perekonomian daerah yang

bersandarkan pada sektor sekunder dan tersier (industri, perdagangan dan jasa)

mengandung banyak sekali aktivitas yagn dapat dijadikan sebagai tax base (basis

pajak daerah)yang merupakan salah satu sumber PAD.

Namun demikian, tingginya penerimaan pajak daerah dibanding retribusi

memperlihatkan dua gejala. Pertama, secara tidak langsung kondisi tersebut

memperlihatkan bahwa pemda masih kurang mampu untuk menggali sumber-

sumber penerimaan lain di luar pajak daerah, terutama dari retribusi daerah,

BUMD maupun pengelolaan aset daerah dan kekayaan daerah lainnya. Upaya

penggalian sumber pendapatan daerah dari retribusi daerah dan laba BUMD agar

menjadi sumber penerimaan yang potensial memang mempersyaratkan pemberian

layanan yang luas dan berutu tinggi pada masyarakat. Rendahnya kontribusi

penerimaan dari retribusi daerah dan BUMD mengindikasikan bahwa pemda

masih kurang mampu untuk mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat terhadap

pelayanan, menciptakan jenis-jenis pelayanan yang dibutuhkan tersebut serta

Page 50: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

34

memberikan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan masyarakat tersebut dengan

mutu yang tinggi untuk kemudian memungut penerimaan dari pelayanan yang

telah diberikannya. Sebaliknya, tingginya penerimaan dari pajak daerah

dibandingkan dengan penerimaan dari retribusi daerah memperlihatkan bahwa

pemda lebih konsern dengan upaya penggalian sumber-sumber penerimaan secara

optimal namun kurang konsern terhadap upaya meningkatkan kualitas pelayanan

kepada masyarakat. Hal ini karena berbeda dengan retribusi, pemungutan pajak

daerah memang dapat dipaksakan dan tidak terkait secara langsung dengan

pelayanan yang diberikan pemda kepada masyarakat.

Kedua, ketergantungan PAD yang sangat tinggi terhadap pendapatan yang

berasal dari pajak daerah juga memperlihatkan sangat dominannya peran Dinas

Pendapatan Daerah ( Dipenda ) dalam menggali sumber-sumber pendapatan

daerah yang berasal dari pajak daerah. Hal ini karena umumnya Dipenda

berkedudukan sebagai unsur pelaksana pemda di bidang pemungutan pendapatan

daerah yang mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian urusan rumah tangga

daerah dalam bidang pemungutan pendapatan daerahdan mengadakan koordinasi

dengan instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian

pemungutan pendapatan daerah. Oleh karena itu kemudian keuangan daerah

menjadi sangat tergantung pada sejauh mana kemampuan Dipenda dalam

mengidentifikasi dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah, terutama dari

pajak daerah. Sementara itu,keberadaan unit-unit atau instansi lain dalam

lingkungan pemda menjadi kurang berarti dalam menciptakan pendapatan daerah,

meskipun secara substansial unit-unit atau instansi tersebut memberikan

Page 51: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

35

pelayanan langsung kepada masyarakat dan karena itu sebenarnya potensial bagi

pemungutan retribusi atau penerimaan lainnya. Karena tugas pemungutan

pendapatan daerah berada di pundak Dipenda maka keberadaan instansi lain

menjadi lebih berperan sebagai instansi yang hanya cenderung menghabiskan

dana (cost center) meskipun sebenarnya potensial untuk menjadi unit yang

mampu menghasilkan pendapatan (revenue center). Hal ini dapat mengakibatkan

hubungan yang kurang harmonis di dalam organisasi pemda sendiri, karena yang

muncul kemudian adalah kurangnya kompetisi antar instansi, instansi kurang

berorientasi pada pelayanan dan instansi yang lebih berperan sebagai cost centre

dibandingkan dengan revenue centre. Pada satu sisi terdapat dinas yang berupaya

menggali sumber-sumber penerimaan daerah, namun di sisi lain terdapat dinas-

dinas yang berupaya menggunakan dana tersebut secara kurang akuntabel dan

transparan.

Karena itu pada masa yang akan datang diperlukan adanya keseimbangan

peran diantara berbagai sumber penerimaan daerah dan peran masing-masing

instansi pemda dalam menggali sumber-sumber pendapatan daerah melalui

berbagai jenis pelayanan yang diberikannya kepada masyarakat. Retribusi daerah

merupakan aspek penting untuk dibahas dalam membicarakan keuangan daerah

secara keseluruhan. Pembahasan mengenai retribusi atau pungutan diperlukan

dalam upaya mencari cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerimaan

retribusi daerah pada masa yang akan datang. Pembahasan mengenai retribusi

pada bab ini akan mencakup berbagai aspek yang secara teoritis terkait di

Page 52: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

36

dalamnya sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dalam mengkaji apa

yang ada di balik penetapan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah.

Pemerintah daerah diantaranya melaksanakan tugas memberikan layanan

kepada seluruh masyarakat. Pungutan retribusi oleh pemerintah daerah selalu

dikaitkan dengan layanan yang diberikan oleh pemerintah daerah, karena retribusi

merupakan pembayaran atas jasa yang telah diberikan oleh pemerintah daerah.

Secara umum dapat dikatakan bahwa retribusi merupakan pungutan yang

dilakukan atas jasa-jasa atau layanan yang diberikan oleh pemerintah atau pihak

lainnya kepada masyarakat. Karena itu pungutan retribusi daerah selalu dikaitkan

dengan layanan yang diterima masyarakat dari pemerintah atau lembaga lain yang

berada di lingkungan pemerintahan, seperti badan-badan usaha yang dimiliki oleh

daerah. Demikian pula, layanan yang diterima tersebut lebih bersifat pribadi. Hal

ini pula yang membedakan retribusi daerah dengan pajak daerah. Pajak daerah

tidak secara langsung memberikan kontribusi kepada pembayarnya. Kontribusi

yang diterima pembayar pajak juga tidak disediakan semata-mata untuk dirinya

pribadi, melainkan untuk seluruh masyarakat secara bersamaan.

Di Indonesia, aturan mengenai retribusi daerah diantaranya adalah UU

Darurat No. 12 tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah. Di

samping itu, undang-undang lain yang terkait adalah UU No. 5 tahun 1974

mengenai Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah. Sebagaimana dengan pajak

daerah, dewasa ini retribusi daerah diatur dengan UU No. 18 tahun 1987 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan UU No. 34 tahun 2000 tentang Perubahan

Atas UU No. 18 tahun 1987 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Menurut

Page 53: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

37

undang-undang tersebut retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan

dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

badan. Jasa merupakan kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan

yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa-jasa yang dimaksudkan dapat

berupa jasa pekerjaan, jasa atas usaha atau milik daerah dan jasa lainnya,

termasuk jasa pemberian ijin untuk pengendalian yang secara langsung memberi

manfaat bagi pemakainya. Dalam peraturan perundang-undangan jasa dibedakan

menjadi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu.

Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati

oleh orang pribadi atau badan. Jasa usaha disediakan oleh pemerintah daerah

dengan menganut prinsip-prinsip komersil, karena jasa uasaha pada dasarnya juga

dapat disediakan oleh sektor swasta. Sedangkan perijinan tertentu adalah kegiatan

tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan

pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,

barang prasarana sarana atau fasilitas guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut,

selanjutnya pelaksanaan pungutan retribusi secara operasional pada msing-masing

daerah dijabarkan dalam bentuk Peraturan Daerah.

Page 54: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

38

Sebagaimana dikemukakan di depan, retribusi terkait dengan pemberian

layanan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Pelayanan pemda dapat

diberikan oleh unit-unit yang langsung berada dalam struktur organisasi

pemerintah daerah, seperti dinas-dinas daerah maupun unit pelayanan yang

dikelola secara terpisah dari pemerintah daerah seperti BUMD. Demikian pula

lingkup pelayanan yang diberikan dapat berbeda-beda di setiap unit pelayanan

tersebut, dari layanan-layanan yang berkaitan dengan tugas-tugas umum

pemerintahan sampai dengan layanan yang berupa penyediaan barang maupun

jasa untuk memenuhi kebutuhan pribadi seseorang. Pengertian layanan yang

tercakup dalam retribusi daerah memiliki lingkup pengertian yang luas. Karena itu

pungutan retribusi daerah terkadang sulit dibedakan dengan bentuk pungutan

lainnya seperti pajak daerah.

Kesulitan tersebut misalnya didapati pada pungutan terhadap ijin. Pungutan

terhadap ijin sebenarnya lebih berfungsi sebagai alat regulasi daripada untuk

menjadi sumber pendapatan daerah. Namun demikian dalam kenyataan pungutan

terhadap ijin dewasa ini dijadikan sebagai sumber pendapatan daerah dari

retribusi. Kekhawatiran yang muncul adalah apabila pungutan terhadap perijinan

dianggap sebagai pungutan retribusi daerah maka untuk pungutan perijinan juga

dapat ditetapkan target tertentu yang harus dicapai. Hal yang semacam itu di

samping tidak sejalan dengan prinsip pemungutan retribusi juga dapat

menimbulkan akibat yang buruk ( eksternalitas negatif ) baik bagi pemerintah

maupun masyarakat daerah secara keseluruhan. Misalnya, pungutan atas ijin

pengambilan hasil hutan ikutan bisa menyebabkan terjadinya kerusakan hutan

Page 55: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

39

yang tidak terkendali. Hal itu karena untuk mencapai target tertentu yang telah

ditetapkan pemda maka Dinas Kehutanan kemudian mendorong masyarakat,

setidaknya membiarkan, untuk melakukan usaha pengambilan hasil hutan ikutan

yang kemudian dapat mempercepat terjadinya pengrusakan hutan. Bila hal ini

terjadi maka pungutan retribusi perijinan dapat berakibat pada terjadinya

kerusakan lingkungan hidup yang untuk memperbaikinya tentu akan memakan

biaya yang jauh lebih besar daripada hasil pungutan yang diperoleh.

Cara Penetapan Retribusi Daerah

Karena luasnya lingkup pengertian retribusi daerah, maka penetapan

retribusi juga menimbulkan persoalan sendiri. Dalam hal penetapan retribusi,

dikenal dua macam cara penetapan besarnya retribusi daerah. Yang pertama

adalah retribusi daerah yang ditetapkan atas dasar target pendapatan yang harus

dicapai. Penetapan dengan cara seperti ini biasanya dilakukan terhadap layanan-

layanan yang sangat sulit dihitung biayanya, karena adanya komponen-komponen

tertentu dari layanan tersebut yang tidak dapat dihitung kecuali hanya sekedar

biaya administrasi untuk melakukan pemungutannya saja. Pungutan semacam ini

sering dinamakan dengan retribusi. Pendapatan retribusi dengan cara seperti ini

misalnya diterapkan pada retribusi parkir di tepi jalan umum. Retribusi seperti ini

biasanya dipungut oleh unit-unit yang secara langsung berada dalam struktur

organisasi pemda, misalnya retribusi parkir dipungut atau dikelola oleh Badan

Pengelola Perparkiran. Pada pungutan retribusi parkir, sulit sekali dijelaskan

Page 56: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

40

mengapa atau atas dasar apa tarif parkir ditetapkan sebesar, misalnya Rp. 2000,-

untuk jam pertama dan Rp. 1000,- untuk setiap jam berikutnya.

Cara penetapan retribusi yang kedua adalah dengan benar-benar

menghitung seluruh pengeluaran yang dilakukan dalam mengelola suatu objek

pendapatan, termasuk diantaranya pengeluaran untuk biaya operasi dan

pemeliaharaan (operation and maintenance), pembayaran hutang dan cicilannya

serta keuntungan yang hendak dicapai. Setelah semua biaya tersebut dihitung,

barulah ditetapkan retribusi yang akan ditarik dari pemakai jasa. Jenias retribusi

seperti ini dikenal dengan sebutan charging atau kadang-kadang dipakai pula kata

iuran dan biasanya dikelola oleh badan-badan usaha milik daerah. Misalnya

retribusi yang dipungut oleh PDAM sebagai pembayaran atas pelayanan air

bersih. PDAM dapat secara rinci menghitung berapa besarnya cost untuk setiap

meter kubik air yang diproduksi dan dengan demikian dapat secara rasional

menjelaskan alasan penetapan tarif air bersih. Secara teoritis cara penetapan yang

kedualah yang lebih tepat untuk disebut sebagai retribusi.

Dalam prakteknya di Indonesia, sesuai dengan pengertian retribusi daerah

berdasarkan undang-undang, tampaknya cara penetapan retribusi yang pertama

lebih popular atau banyak digunakan. Cara penetapan yang kedua justru tidak

digolongkan termasuk dalam pengertian retribusi. Hal ini sesuai dengan ketentuan

bahwa pembayaran yang dipungut oleh daerah sebagai penyelenggara perusahaan

atau usaha yang dianggap sebagai perusahaan tidak dimasukkan dalam pengertian

retribusi daerah. Pembahasan pada bab ini selanjutnya akan lebih difokuskan pada

berbagai hal yang berkaitan dengan retribusi secara teoritis.

Page 57: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

41

Alasan Penerapan Retribusi

Alasan penerapan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah sangat

berbeda dengan alasan yang diterapkan terhadap pajak daerah. Jika pengenaan

terhadap pajak daerah bersifat memaksa maka retribusi daerah mempunyai

pilihan-pilihan untuk tidak diterapkkan pada semua orang. Untuk itu ada beberapa

alasan teoritis yang akan dibahas untuk membedakan retribusi dan pajak.

1. Adanya barang publik (public goods) dan barang privat (private goods)

Salah satu alasan diterapkanya retribusi adalah karena adanya barang

publik dan barang privat untuk memnuhi kebutuhan. Untuk lebih

mempermudah pembahasan sebelumnya perlu dijelaskan ter;ebih dahulu

secara singkat apa yang dimaksud dengan public goods atau barang publik

dan private goods atau barang privat. Public goods atau barang publik adalah

barang yang bila dikonsumsi oleh seseorang atau individu tidak akan

mengurangi kesempatan bagi individu lainnya untuk mengonsumsinya.

Barang publik memiliki dua sifat utama, yakni non excludable dan non rival.

Sifat non excludable berarti bahwa penyediaan barang-barang tersebut tidak

dapat dibatasi hanya kepada orang-orang tertentu yang bersedia membayar

saja. Seseorang akan tetap dapat menikmati manfaat barang publik meskipun

ia tidak bersedia membayar sama sekali, dengan kenikmatan yang sama

dengan orang yang bersedia membayar. Selain itu barang publik juga bersifat

non rejectable artinya seseorang tidak dapat menolak kemanfaatan barang

publik tersebut, suka atau tidak suka. Dengan demikian jelas bahwa barang

publik adalah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh semua orang tanpa

Page 58: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

42

diterapkannya azas excludable. Di samping memiliki sifat non excludable

barang publik juga memiliki sifat non rival, maksudnya adalah bahwa

manfaat barang publik tersebut dapat dinikmati oleh satu orang atau lebih

pada saat yang bersamaan. Konsumsi barang tersebut oleh satu orang tidak

akan mengurangi ketersediaannya bagi orang lain. Hal ini juga berarti barang

publik bersifat indivisible atau tidak dapat dibagi-bagi. Contoh dari public

good adalah keamanan nasional, lampu penerangan jalan umum, taman-

taman umum (public park) seperti Taman Monas Jakarta, dan sebagainya.

Sebaliknya, barang privat bersifat excludable dan rival. Barang privat

hanya disediakan bagi orang-orang yang bersedia membayarnya. Pemilik

barang privat dapat menikmati barang tersebut secara pribadi dengan

menyingkirkan atau mengecualikan (meng-exclude) orang lain untuk turut

menikmatinya. Demikian pula, apabila barang privat telah dinikmati oleh

seseorang maka akan menghilangkan atau mengurangi kesempatan bagi

orang lain untuk mengonsumsi barang tersebut. Dengan kata lain, barang

privat memiliki sifat rival. Contohnya adalah tidak semua orang dapat

menjadi konsumen air bersih yang disediakan PAM. Hanya mereka yang

memenuhi persyaratan tertentu saja, seperti membayar biaya pemasangan

infrastruktur, membayar pemakaian air yang dikonsumsi, yang dapat menjadi

konsumen air bersih di PDAM. Mereka yang tidak mau membayar dapat

dikeluarkan dari himpunan konsumen air bersih PDAM.

Page 59: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

43

Pada kenyataannya banyak barang dan jasa yang tidak dapat

dikategorikan sebagai barang dan jasa yang murni public goods atau private

goods. Barang dan jasa seperti ini disebut mixed goods atau barang campuran.

Mixed goods biasanya adalah private goods yang mempunyai dampak

eksternalitas terhadap lingkungannya. Eksternalitas adalah dampak yang

dirasakan oleh masyarakat yang tidak secara langsung mengonsumsi barang

tersebut. Eksternalitas ini dapat berupa external cost yang menimbulkan

social cost atau external benefit yang menimbulkan social benefit. Mixed

goods ini ada yang bersifat non rival tetapi excludable (dalam hal ini

barangnya dinamakan quasi privat) atau sebaliknya, rival tetapi non

excludable (barangnya dinamakan quasi public). Yang termasuk dalam

kategori mixed goods antara lain adalah pendidikan (menengah), dan

komponen-komponen tertentu dari kesehatan, seperti imunisasi hepatitis B.

Tabel 2.2

Sifat Barang Publik, Barang Privat dan Barang Campuran

Sifat Dapat dikecualikan Tidak dapat dikecualikan

Rival

Barang Privat Murni (Public Goods)

Biaya pengecualian rendah Diproduksi oleh

pasar/swasta Dijual melalui mekanisme

pasar Dibiayai dari hasil penjualan Dihasilkan oleh pemerintah

atau swasta

Barang Campuran (Quasi Public)

Manfaatnya dirasakan bersama

Dikonsumsi bersama Dapat terjadi kejenuhan atau

kepadatan Dijual melalui mekanisme

pasar atau langsung oleh pemerintah

Page 60: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

44

Contoh : sepatu, kemeja, dsb.

Contoh : taman

Non

Rival

Barang Campuran (Quasi Private)

Barang privat yang menimbulkan eksternalitas

Dibiayai dari hasil penjualan atau dari APBN

Contoh : rumah sakit, transportasi umum, sekolah, pemancar tv.

Barang Publik Murni (Public Goods)

Biaya pengecualian besar Diproduksi oleh pemerintah Didistribusikan oleh

pemerintah Dijual melalui pasar atau

langsung oleh pemerintah Contoh : pertahanan, peradilan

Pelayanan-pelayanan yang diberikan pemerintah dapat pula

dikategorikan memiliki karakteristik barang publik, barang privat maupun

barang campuran. Oleh karena itu pembiayaan untuk penyediaan barang-

barang tersebut juga berbeda. Dalam hal pembiayaan untuk penyediaannya,

secara teoritis public goods (terutama yang murni) karena kemanfaatannya

dapat dinikmati secara bersama, maka harus dibiayai sepenuhnya dengan

pajak (pajak daerah), dan sebaliknya private goods yang kemanfaatannya

dapat dinikmati secara pribadi harus dibiayai dengan retribusi.

Untuk mixed goods atau barang campuran, biasanya cara

pembiayaannya mengambil jalan tengah, yakni dengan sebagian dibiayai

dengan pajak daerah dan sebagian lagi dibiayai oleh retribusi daerah. Berapa

banyak bagian pembiayaan yang berasal dari pajak serah dan berapa banyak

yang berasal dari retribusi daerah tentu saja harus memperhatikan pula sifat

Page 61: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

45

mixed goods tersebut. Bila dalam mixed goods lebih banyak komponen

barang privatnya, maka bagian terbesar pembiayaannya seharusnya diperoleh

dari retribusi daerah, sebaliknya bila dalam mixed goods tersebut lebih

banyak memiliki sifat sebagai barang publik maka seharusnya

pembiayaannya juga lebih banyak berasal dari pajak daerah. Dengan

demikian jelas bahwa retribusi diterapkan pada private goods dimana azas

excludability dapat diterapkan dan juga pada mixed goods dimana terdapat

eksternalitas dari suatu barang atau jasa terhadap lingkungannya.

2. Untuk efesiensi ekonomi (economic efficiency)

Retribusi terhadap pemakaian barang atau jasa terhadap private goods perlu

diterapkan untuk melakukan rasionalisasi permintaan (rationing demand) dari

konsumen. Biasanya private goods secara ekonomi merupakan barang yang

langka dank arena itu penerapan harga ( tarif ) terhadap barang-barang privat akan

dapat membatasi permintaan yang berlebihan dan tidak perlu atas barang tersebut.

Tanpa adanya harga maka permintaan dan penawaran terhadap suatu barang tidak

akan mencapai titik keseimbangan, yang akibatnya tidak dapat menciptakan

alokasi sumber daya yang tidak efesien. Dengan diterapkannya harga (tarif

retribusi) maka setiap orang memilikikebebasan untuk mengatur jumlah

konsumsinya terhadap barang tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhannya dan

kemampuannya untuk membayar. Misalnya, jika terhadap air bersih tidak

dipungut retribusi air bersih maka setiap orang, rumah tangga atau industry akan

cenderung menggunakan air tanpa batas dan untuk hal-hal yang tidak diperlukan,

padahal biaya untuk memproduksi dan mendistribusikan air kepada konsumen

Page 62: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

46

sangat tinggi. Belum lagi biaya tambahan yang sangat besar untuk menambah

produksi air dan memperluas jaringan distribusinya mengingat baru sebagian kecil

dari masyarakat yang telah menikmati air bersih dari PDAM. Dengan demikian

penerapan retribusi dapat mencegah pemakaian terhadap suatu barang atau jasa

secara tidak perlu ( terjadinya pemborosan ) karena pemakai barang atau jasa

harus membayar sejumlah harga yang ditetapkan oleh produsen.

Alasan lain dari penerapan retribusi adalah untuk memberikan tanda atau

isyarat kepada produsen mengenai berapa sebenarnya produksi yang dibutuhkan

oleh konsumen. Dengan adanya retribusi, pemakaian terhadap suatu barang aatau

jasa dapat dikontrol sedemikian pula sehingga produsen dapat mengetahui berapa

banyak unit barang atau jasa yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Dengan demikian maka produsen tidak perlu memproduksi suatu

barang atau jasa secara berlebihan (over produksi), yang secara ekonomis

merugikan.

Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa msaih banyak masyarakat yang

belum dapat memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa, bahkan barang dan

jasa yang sangat mendasar sifatnya (basic needs) seperti air bersih, pendidikan,

kesehatan dan sebagainya. Untuk air bersih misalnya, dibutuhkan dana yang besar

untuk menigkatkan kapasitas produksi dan mendistribusikan ke rumah-rumah

penduduk. Dengan memproduksi air bersih sebanyak yang dibutuhkan saja, maka

dana yang masih tersedia kemudian dapat digunakan untuk membangun instalasi

air bersih dan memperluas jaringan distribusinya sehingga jangkauan pelayanan

Page 63: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

47

air bersih dapat diperluas untuk dapat menjangkau lapisan masyarakat yang

terbawah.

3. Prinsip Benefit

Alasan lain diterapkannya retirbusi adalah prinsip benefit. Prinsip benefit

menyatakan bahwa mereka yang membayar biaya untuk memproduksi barang

ataupun jasa seharusnya adalah mereka yang menikmati manfaat barang atau jasa

tersebut. Sebaliknya mereka yang tidak menikmati manfaatnya seharusnya

dibebaskan dari biaya atas barang atau jasa yang bersangkutan. Hal yang sama

berlaku untuk retribusi daerah. Sebagai contoh, mereka yang menikmati jasa

parkirlah yang harus membayar retribusi parkir, bukan orang yang tidak memarkir

kendaraannya pada tempat tersebut. Demikian pula dengan retribusi pasar, para

pedagang yang berjualan di dalam lingkungan pasarlah yang harus membayar

retribusi pasar, karena merekalah yang dapat memanfaatkan fasilitas atau

pelayanan yang disediakan oleh pemda. Atas dasar prinsip benefit ini maka

terkesan aneh bila ada daerah menetapkan kebijakan area parkir misalnya.

Keanehannya terletak pada kewajiban bagi setiap pengendara kendaraan yang

melalui area parkir untuk membayar retribusi parkir meskipun pengendara

tersebut hanya sekedar lewat dan tidak memarkir kendaraannya sama sekali. Hal

tersebut tentu saja bertentangan dengan prinsip benefit dalam penetapan retribusi.

4. Lebih Mudah Dikelola

Retribusi merupakan sumber pendapatan daerah yang mudah dikelola

dibandingkan dengan sumber pendapatan lainnya. Yang dimaksud dengan mudah

Page 64: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

48

dikelola dalam hal ini adalah karena pada retribusi dapat diterapkan azas

excludability. Dengan penerapan azas tersebut maka control atau penggunaan

barang atau jasa oleh mereka yang menjadi konsumen dapat secara mudah

dilakukan. Misalnya dalam pelayanan listrik, control atas penggunaan listrik oleh

konsumen dapat secara mudah dilakukan dengan menggunakan meteran listrik.

Dengan demikian apabila konsumen listrik tidak membayar konsumsi listriknya

maka dengan mudah dapat dilakukan tindakan pemutusan aliran listrik ke rumah

konsumen yang bersngkutan dalam upaya untuk memaksa konsumen untuk

melunasi tunggakannya. Demikian pula halnya dalam pelayanan air bersih.

Penggunaan air bersih oleh konsumen juga mudah dilakukan menggunakan

meteran air. Kemudahan melkukan control sebagai implikasi dapat diterapkannya

azas excludability juga dapat dengan mudah dilakukan terhadap pelayanan

telepon, parkir ( terutama pada gedung-gedung parkir yang dikelola langsung oleh

Pemerintah Daerah ) dan sebagainya. Kemudahan pengelolaan tersebut juga

didukung oleh adanya dan dapat digunakannya teknologi tertentu yang dapat

membantu pengontrolan atau pemakaian suatu layanan oleh konsumen.

Selain itu, kemudahan penetapan retribusi juga menjadi alasan mengapa

retribusi disukai menjadi sumber pendapatan daerah di Indonesia, penetapan

retribusi dapat dilakukan oleh kepala daerah ( melalui Peraturan Daerah ) dengan

persetujuan lembaga perwakilan rakyat daerah tanpa harus menunggu persetujuan

dari pemerintah pusat. Hal ini berbeda misalnya dengan penerapan pajak daerah

yang harus memperoleh persetujuan dari pemerintah pusat. Karena itu penerapan

retribusi daerah lebih disukai di daerah-daerah Kabupaten atau Kota dibandingkan

Page 65: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

49

dengan di daerah Provinsi. Hal itu karena layanan-layanan yang diberikan oleh

pemerintah daerah Kabupaten dan Kota jauh lebih banyak dan berhubungan

secara langsung dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

Selain adanya kebaikan-kebaikan ataupun keuntungan-keuntungan dengan

penerapan retribusi pada sejumlah barang dan jasa tertentu sehingga banyak pihak

yang mendukung penerapan retribusi, namun penerapan retribusi terhadap

sejumlah barang dan jasa tertentu juga mempunyai kelemahan yang kemudian

menimbulkan penentangan terhadap penerapan retribusi. Penentangan terhadap

retribusi didasari oleh beberapa alasan sebagai berikut :

1. Kesulitan Administrasi dan Peningkatan Harga Layanan

Dapat diterapkannya azas excludability pada barang dan jasa tertentu pada

satu sisi memang dapat membuat pengelolaan retribusi menjadi lebih mudah.

Namun pada sisi lain penerapan azas excludability justru membutuhkan

administrasi yang kompleks untuk keperluan control dan law enforcement-nya.

Administrasi terhadap pelayanan yang nkompleks tersebut pada gilirannya dapat

membuat harga layanan menjadi lebih mahal, karena biaya pengadministrasian

tersebut kemudian akan dibebankan kepada konsumen melalui penyesuaian harga

layanan atau tarif retribusi.

Hal ini terjadi misalnya pada pelayanan air bersih. Untuk mengontrol

penggunaan air bersih oleh konsumen maka PAM perlu memperkerjakan

pegawai yang secara khusus mencatat angka meteran air, menghitung berapa

banyak konsumsi oleh setiap konsumen, menetapkan jumlah yang harus dibayar

oleh konsumen, memeriksa kebocoran air, menagih tunggakan dan seterusnya.

Page 66: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

50

Hal ini berarti PAM harus menyediakan dana tambahan untuk memperkerjakan

sejumlah pegawai yang secara khusus menangani urusan-urusan tersebut. Biaya

administrasi untuk pelayanan air bersih yang cukup mahal tersebut kemudian

dibebankan kepada konsumen air. Untungnya, dewasa ini kesulitan administratif

semacam itu dapat dikurangi dengan penggunaan teknologi seperti meteran air

elektronik yang mampu mencatat penggunaan air bersih secara otomatis, pencatat

pulsa telepon secara otomatis dang digunakan PT Telkom, dan sebagainya.

Penggunaan teknologi tersebut memang mampu menyederhanakan system

pengadministrasian layanan yang diberikan, namun tetap membawa konsekuensi

pada meningkatnya biaya karena teknologi tersebut berharga mahal. Hal itu

menyebabkan penyederhanaan sistem pengadministrasian layanan belum secara

otomatis dapat meningkatkan efesiensi dalam pengelolaan layanan.

2. Ketidakmampuan Masyarakat Miskin untuk Mengonsumsi Layanan

Sebagai akibat langsung dari tingginya biaya administrasi layanan maka

harga layanan kemudia menjadi lebih mahal daripada yang seharusnya. Mahalnya

harga layanan atau tarif retribusi kemudian mengakibatkan harga layanan tersebut

menjadi tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat

pada lapisan terbawah yang berpendapatan rendah. Dengan demikian

diterapkannya retribusi kemudian justru dapat mengakibatkan tidak semua orang

dapat mengonsumsi layanan yang disediakan untuknya. Hal ini merupakan suatu

paradoks, pada satu sisi pelayanan pada dasarnya disediakan untuk seluruh lapisan

masyarakat, namun pada sisi lain ternyata sebagian besar lapisan masyarakat

justru tidak dapat menikmatinya karena tidak mampu membayar harga layanan

Page 67: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

51

tersebut. Kondisi semacam itu tentu saja sangat ironi bila terjadi pada berbagai

jenis barang dan jasa yang sifatnya sangat mendasar ( basic needs ) seperti air

bersih, listrik, imunisasi terhadap sejumlah penyakit berbahaya, dan sebagainya.

Secara empirik diterapkannya retribusi penggunaan air bersih yang oleh

sebagian besar masyarakat masih tergolong mahal mengakibatkan banyak

masyarakat tidak mampu atau golongan masyarakat miskin akhirnya tidak dapat

mengonsumsi air bersih. Bahkan dengan jumlah konsumsi dengan standard

minimum sebagaimana yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).

Hal ini karena mereka tidak mampu membayar biaya penyambungan meteran air

yang menurut ukuran mereka mahal dan tidak terjangkau, apalagi bila harus

dibayar sekaligus. Untuk mengatasi kebutuhan air bersih tersebut maka sebagian

masyarakat miskin kemudian membeli air bersih secara eceran dari pedagang air,

yang harganya justru lebih mahal dibandingkan dengan harga air bersih yang

disediakan oleh PAM. Dengan kondisi yang demikian maka yang terjadi kemudia

adalah pelayanan air bersih hanya dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat

yang mampu. Dampak yang dapat terjadi adalah pada suatu lingkungan tertentu

tingkat kesehatan masyarakatnya dapat menjadi sangat buruk, yang pada

gilirannya dapat merugikan masyarakat dalam skala yang lebih besar.

Demikian pula dalam kasus imunisasi penyakit cacar misalnya, karena

harga atau tarif pelayanan imunisasi cacar yang harus dibayar dianggap masih

terlalu mahal oleh sekelompok masyarakat tertentu maka mereka kemudian dapat

mengambil keputusan untuk tidak diimunisasi. Padahal bila hal ini terjadi akan

dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Karena bila

Page 68: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

52

masih ada sekelompok orang yang tidak diimunisasi terjangkit penyakit cacar,

maka penyakit tersebut kemudian dapat berjangkit menjadi wabah. Karena alasan

itu maka sejumlah mixed goods seperti pelayanan kesehatan, pendidikan dasar,

dan sebagainya seharusnya dapat diberikan secara gratis kepada masyarakat.

Alasannya adalah karena layanan-layanan tersebut menyangkut kepentingan orang

banyak atau masyarakat secara menyeluruh.

Penetapan Harga Layanan Atau Tarif Retribusi

Salah satu pertanyaan penting yang diajukan dalam penerapan retribusi

adalah berapa harga yang harus dibayar oleh konsumen terhadap barang atau jasa

yan dikonsumsi. Pada prinsipnya, tarif retribusi sedapat mungkin harus bersifat

full cost recovery. Artinya adalah dengan tarif retribusi tersebut dapat dihasilkan

penerimaan yang mampu menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

menyediakan layanan tersebut. Dengan penerapan azas tersebut maka pemberian

suatu layanan langsung oleh pemerintah daerah kepada masyarakat seharusnya

tidak lagi membebani anggaran pemeritah daerah. Demikian pula, instansi

pemberi layanan tersebut seharusnya dapat menjadi instansi yang otonom dari

pemda.

Namun demikian azas full cost recovery tidak selalu mudah untuk

diterapkan dapat penetapan tarif retribusi. Para ekonom mengatakan bahwa harga

yang harus dibebankan kepada konsumen sebaiknya adalah harga yang

berdasarkan pada biaya marginal ( marginal cost ). Karena itu harga layanan

dinamakan dengan marginal cost price, yaitu suatu tingkat harga yang sama

Page 69: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

53

dengan biaya produksi untuk melayani konsumen terakhir atau the marginal (the

last consumer) . Penerapan harga atas dasar marginal cost mempersyaratkan pasar

yang kompetitif ( competitive market ) atas barang dan jasa tersebut. Jika

kemudian pasar kompetitif ini dapat dicapai maka harga barang dan jasa yang

ditetapkan adalah harga yang secara ekonomi paling efisien. Dengan

menggunakan prinsip ini maka historical cost atau biaya-biaya maupun investasi

yang telah dikeluarjan untuk menyediakan atau membangun infrastruktur tidak

dimasukkan dalam perhitungan cost layanan, karena yang dihitung hanyalah

tambahan biaya untuk konsumen terakhir.

Pada pasar yang kompetitif, setiap prosuden maupun konsumen

merupakan satu unit yang sangat kecil sehingga tidak dapat mempengaruhi harga

melalui penambahan atau pengurangan barang atau jasa yang dibeli atau dijual.

Bagi produsen maupun konsumen, harga sudah merupakan suatu datum ( sesuatu

yang given dan tidak dapat dipengaruhi ). Atas dasar harga tersebut, maka

konsumen akan menyesuaikan jumlah pembeliannya dengan harga yang ada,

demikian pula produsen akan menyesuaikan jumlah produksinya dengan harga

yang ada.

Masalah Pada Penerapan Marginal Cost Price

Penerapan pendekatan biaya marginal dalam penetapan harga layanan

( tarif retribusi ) secara teoritis memang merupakan pendekatan yang lebih baik.

Namun demikian pendekatan tersebut masih mengandung beberapa masalah.

Masalah pertama yang dihadapi pada penerapan marginal cost price adalah bahwa

Page 70: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

54

dalam praktek biasanya sangat sulit untuk menghitung secara tepat berapa

marginal cost ( biaya marginal ) dari suatu barang dan jasa. Hal ini disebabkan

karena perhitungan cost biasanya dilakukan atas aktivitas-aktivitas yang secara

nyata dapat diukur, misalnya untuk barang baku, untuk gaji, pemeliharaan,

adminitrasi dan sebagainya. Lagipula cost biasanya dihitung dalam satuan-satuan

kumulatif yang sifatnya agregat sehingga sangat sulit untujk mengukur secara

rinci cost yang riil untuk suatu aktivitas yang kecil atau atas satu produksi yang

dihasilkan.

Masalah kedua adalah dalam hal menetapkan harga adalah apakah harga

harus ditetapkan berdasarkan short run marginal cost ( biaya marginal jangka

pendek ) atau long run marginal cost ( biaya marginal jangka panjang ).

Penggunaan salah satu dari keduanya akan memiliki konsekuensi yang berbeda

terhadap perhitungan biaya marginal yang sebenarnya yang akan digunakan untuk

menetapkan harga layanan.

Kelemahan ketiga adalah bahwa dengan penetapan marginal cost price

maka dengan harga yang ada maka dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan

untuk memproduksi layanan tidak dapat sepenuhnya ditutupi. Ini berarti

penerapan marginal cost price tidak sepenuhnya mampu menerapkan prinsip full

cost recovery. Misalnya historical capital cost kemungkinan besar tidak dihitung

pada waktu menetapkan marginal cost karena prinsip marginal cost price itu

sendiri adalah menghitung berapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

penambahan produksi dengan satu unit atau untuk melayani konsumen marginal (

terakhir ). Bila suatu saat terjadi keadaan dimana kapsaitas yang tersedia sudah

Page 71: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

55

used up atau sudah terpakai seluruhnya ( full capacity ), maka marginal cost yang

harus dihitung akan menjadi terlalu besar karena harus mengikutsertakan cost

yang harus disediakan untuk membiayai investasi berikutnya dalam rangka

menambah kapasitas produksi. Hal ini berarti penambahan kapasitas produksi

secara ekonomis tidak mungkin dilakukan jika tambahan konsumen jumlahnya

relatif kecil, karena pada akhirnya beban yan harus ditanggung oleh masing-

masing konsumen akan menjadi terlalu besar.

Alternatif Penetapan Harga Layanan

Karena alasan-alasan mengenai kelemahan penerapan marginal cost price

untuk menetapkan harga layanan yang harus dibayar oleh konsumen, maka

berkembanglah sejumlah alternatif penetapan harga. Beberapa alternatif yang

cukup dikenal dan sering digunakan dalam penetapan harga layanan yang

diproduksi oleh pemerintah ( daerah ) antara lain adalah two-part tarif, peak-load

tarif dan price discrimination.

1. Two-part tarif

Pada penetapan harga layanan dengan pendekatan two-part tariff harga

layanan atau tarif retribusi terdiri dari dua komponen sesuai dengan komponen

biaya produksi. Kedua komponen biaya produksi tersebut adalah biaya tetap

( fixed cost ) dan biaya tidak tetap ( variable cost ). Dengan demikian harga

layanan juga terdiri dari dua komponen, yakni komponen fixed charge dan

komponen kedua adalah komponen variable charge.

Page 72: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

56

Komponen fixed charge adalah komponen yang akan digunakan untuk

menutupi biaya tetap, yakni biaya penyusutan asset, biaya untuk membangun

infrastruktur, biaya yang digunakan untuk operation and maintenance instalasi

( misalnya dalam pelayanan air bersih, listrik dan telepon ), dan sebagainya.

Untuk pelayanan air bersih misalnya, biaya infrastruktur yang dimaksud adalah

biaya untuk pembangunan instalasi pengolah air bersih, biaya untuk

mendistribusikan air bersih, biaya pemasangan jaringan pipa ke rumah-rumah

konsumen, dan sebagainya. Biaya yang sudah pasti ini dibebankan kepada

konsumen tanpa memperhitungkan berapa jumlah air yang dikonsumsi atau

berapa kwh listrik yang digunakan, atau berapa jumlah pulsa telepon yang

dihabiskan oleh seorang konsumen. Sedangkan biaya operation and maintenance

adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan atas

jaringan yang telah terpasang, serta biaya-biaya untuk mengoperasikan system

penyaluran layanan agar sampai ke tempat-tempat dimana konsumen berada.

Komponen kedua adalah komponen untuk menutupi variable cost yaitu

komponen perubahan harga yang dikaitkan dengan jumlah atau banyaknya

pelayanan yang dikonsumsi atau diterima oleh seorang konsumen. Yang termasuk

dalam komponen ini misalnya untuk air bersih adalah berapa meter kubik yang

dikonsumsi oleh seorang konsumen dalam sebulan, untuk listrik adalah berapa

kilowatt (kwh) listrik yang dikonsumsi oleh seorang konsumen dalam sebulan,

dan untuk telepon adalah berapabanyak pulsa yang dipakai oleh seorang

pelanggan dalam sebulannya. Tentunya jumlah ini akan berbeda-beda antara

seorang konsumen dengan konsumen yang lainnya, karena perbedaan pemakaian

Page 73: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

57

barang atau jasa setiap bulan dari masing-masing konsumen dapat berbeda-beda.

Pada komponen variable cost ini, beban yang harus dibayar oleh

seorangkonsumen ditntukan oleh berapa banyak konsumsi yang dilakukan atas

barang atau jasa yang bersangkutan.

2. Peak-Load Tariff

Peak-load tariff merupakan suatu system penentuan harga layanan atau

tarif retribusi dimana konsumsi pada kurun waktu tertentu ( jam-jam tertentu ),

biasanya jam-jam sibuk ( peak hour ) akan dikenakan harga yang berbeda, yaitu

harga yang lebih tinggi, dibandingkan dengan waktu-waktu atau jam-jam lainnya.

Kebijaksanaan untuk menerapkan sistem tarif seperti ini dilakukan karena adanya

sejumlah layanan yang dikonsumsi secara berlebihan atau dalam jumlah yang

sangat banyak pada kurun waktu yang sangat terbatas. Sedangkan pada saat kurun

waktu tersebut berlalu, maka pola konsumsi akan berubah drastis menjadi sangat

sedikit.

Hal tersebut didapati misalnya pada pemakaian jasa telekonumikasi

( telepon ). Penggunaan telepon mencapai puncaknya pada siang hari, yaitu pada

jam-jam bisnis. Sedangkan pada malam hari pemakaian jasa ini jauh lebih sedikit.

Karena itu kemudian PT Telkom dan PT Indosat menerapkan peak load tariff,

yaitu dengan cara menaikkan tarif pembiacaraan telepon pada jam-jam sibuk

menjadi 125% dari tarif normalnya. Sebaliknya, untuk mendorong penggunaan

telepon pada jam-jam tidak sibuk maka tarif telepon, khususnya untuk sambungan

interlokal dan internasional, pada malam hari ( kurang lebih mulai jam 21:00

Page 74: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

58

malam hingga jam 06:00 ) lebih murah dibandingkan tarif normalnya. Tujuan

diterapkannya peak load tariff ini adalah agar para pelanggan mengurangi

pemakaian telepon pada jam-jam sibuk, kecuali dalam keadaan sangat penting

atau mendesak, karena pada jam-jam sibuk tersebut beban infrastruktur sentral

telepon maupun jaringannya sangat berat, yang kemudian mengakibatkan

tingginya angka kegagalan sambung. Melalui system penetapan tariff peak load

ini maka beban penggunaan infrastruktur sentral telepon maupun jaringan dapat

dipindahkan kepada jam-jam tidak sibuk, yakni pada malam hari.

3. Price Discrimination

Metode penetapan harga price discrimination atau diskriminasi harga pada

dasarnya digunakan untuk mengakomodasi prinsip keadilan dalam pelayanan.

Pada metode ini konsumen yang dianggap lebih maju mampu secara ekonomis

dikenakan tarif yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen yang dianggap

tidak mampu. Dengan demikian pada metode dapat diterapkan subsidi silang

( cross subsidy ). Pada prinsip subsidi silang, konsumen yang mampu harus

membantu konsumen yang tidak mampu. Biasanya metode subsidi silang ini

diberlakukan pada penyediaan barang atau jasa yang sifatnya sangat mendasar

bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti air bersih dan pelayanan angkutan

umum seperti bis kota dan kereta api. Di Indonesia subsidi silang ini telah

diterapkan pada beberapa jenis layanan, seperti penetapan tarif listrik dan

penetapan harga air bersih, termasuk juga telepon.

Page 75: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

59

Pada kenyataannya, ketiga metode penetapan tarif di atas seringkali

diterapkan secara bersamaan dengan cara kombinasi. Cara penetapan tarif listrik

misalnya, selain menerapkan two-part tariff, diterapkan pula price discrimination.

Hal itu dapat dilihat dengan adanya perbedaan harga per kilowatt antara

pelanggan dengan sambungan listrik 400 watt ke bawah, antara 400 watt hingga

900 watt, antara 900 watt hingga 2200 watt serta pelanggan dengan sambungan

daya diatas 2200 watt. Demikian pula terdapat perbedaan tarif per kwhnya untuk

pelanggan yang rumah tangga dengan pelanggan bisnis atau industri.

Yang paling penting untuk diingat dalam berbagai cara penetapan harga

layanan adalah bahwa metode manapun yang digunakan dalam menetapkan tarif.

Tarif yang ditetapkan haruslah selalu mengacu pada prinsip full cost recovery.

Prinsip full cost recovery, seperti dijelaskan diatas adalah suatu prinsip dimana

badan atau perusahaan yang menyediakan pelayanan atau barang tertentu haruslah

dapat menutupi biaya yang dikeluarkannya. Namun demikian, pad akasus-kasus

dimana barang dan jasa yang disediakan bersifat sebagai mixed goods maka

kemungkinan adanya unsure subsidi (dari pembayaran pajakmasyarakat daerah)

maka mungkin dilakukan.

Aspek-Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penetapan Tarif Retribusi

Selain harus selalu mengacu pada prinsip full cost recovery dalam

penetapan tarif, ada beberapa hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan.

Dibawah ini akan dikemukakan beberapa hal yang penting diperhatikan dalam

menetapkan tarif suatu barang atau jasa tertentu.

Page 76: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

60

1. Efisiensi alokasi sumber daya (allocative efficiency)

Penetapan tarif suatu barang dan jasa haruslah tetap berpegang pada

prinsip efisiensi ekonomi. Seperti telah dibahas sebelumnya, alokasi barang atau

jasa yang mengacu pada prinsip ini hanya dapat terjadi pada pasar yang kompetitif

sehingga harga barang atau jasa dapat ditetapkan dengan menggunakan

pendekatan marginal cost price. Tetapi telah dibahas pula bahwa sangat sulit

untuk menetapkan harga dengan menggunakan marginal cost price, antara lain

karena tidak adanya competitive market. Karena itu disarankan dalam menetapkan

harga dengan prinsip-prinsip marginal cost price sedapat mungkin diterapkan

dengan ( misalnya ) membuat asumsi berfungsinya competitive market atau

dengan suatu pengandaian adanya suatu competitive market.

2. Keadilan (equity)

Dalam menetapkan harga layanan atau tarif retribusi, prinsip keadilan

merupakan salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan. Hal ini

dimaksudkan agar mereka yang tidak mampu tetap dapat menikmati suatu jenis

jasa pelayanan yang sifatnya sangat mendasar. Meskipun demikian, penerapan

prinsip keadilan dalam retribusi ini masih menghadapi masalah pula. Masalah

yang dihadapi pada aspek keadilan ini adalah bahwa seringkali juga tidak terdapat

definisi yang seragam mengenai apa yang disebut sebagai adil itu sendiri. Ada

pendapat yang menyatakan bahwa yang disebut dengan adil adalah bahwa setiap

orang membayar sama dengan apa yang dikonsumsinya. Pada pihak lain ada

pendapat yang mengatakan bahwa keadilan adalah mereka yang mempunyai

keadaan lebih baik secara ekonomi harus membantu mereka yang dalam keadaan

Page 77: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

61

buruk secara ekonomi. Karena itu, mereka yang mempunyai pendapat yang

terkhir beranggapan bahwa penetapan tariff akan semakin adil atau baik jika tariff

semakin progresif.

3. Perhitungan yang jelas (financial requirements)

Seringkali perhitungan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

rangka penyediaan barang dan jasa kurang menjadi perhatian suatu lembaga

perusahaan milik pemerintah karena dianggap dapat menaikkan harga layanan

atau tarif retribusi yang harus dibayar oleh masyarakat. Menaikkan harga layanan

atau tarif retribusi dianggap oleh sebagian besar aparat pemerintah sebagai

tindakan yang tidak popular atau tidak mendapat dukungan rakyat, malah

sebaliknya akan ditentang. Akibatnya yang terjadi adalah banyaknya BUMN/D

harus disubsidi karena jika tidak maka BUMN/BUMD tersebut tidak mampu

beroperasi lagi. Pemberian subsidi ini akhir-akhir ini sangat ditentang, karena

mengakibatkan BUMN/BUMD beroperasi secara tidak efisien. Tambahan pula

subsidi dianggap dapat menggagalkan usaha-usaha yang berkaitan dengan

keadilan. Hal ini disebabkan karena subsidi di Indonesia ditanggung oleh pajak

tidak langsung yang berasal dari segenap lapisan masyarakat ( dari golongan yang

sangat mampu sampai dengan golongan yang sangat tidak mampu ). Padahal

dalam kenyataannya barang atau jasa yang disubsidi tersebut pada banyak kasus

hanya dikonsumsi oleh sebagian masyarakat golongan menengah ke atas.

Dalam kaitan dengan financial requirement tersebut perhitungan-

perhitungan yang didasarkan atas prinsip full cost recovery harus tetap

Page 78: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

62

dipertimbangkan. Karena itu biaya yang harus dihitung untuk menetakan harga

harus mencakup antara lain biaya operasi, historical cost dan depreciation

( depresiasi ), pengembalian pinjaman, bunga pinjaman dan lain-lain.

4. Memperhitungkan kelestarian lingkungan

Perhatian terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini sangat menonjol

karena gejala terjadinya pengrusakan yang berlebihan terhadap lingkungan.

Karena itu dalam penetapan harga layanan atau tarif retribusi maka aspek

perhatian terhadap lingkungan hidup merupakan hal yang penting untuk

diperhitungkan. Seperti telah digambarkan sebelumnya, jika tarif air bersih yang

harus dibayar oleh golongan masyarakat terlalu tinggi, maka mereka yang tidak

mampu mengonsumsi air bersih akan terdorong untuk mencari alternatif baru

dalam upaya memnuhi kebutuhan air bersih, antara lain adalah dengan pembuatan

sumur pompa penghisap air tanah. Pembuatan sumur air tanah yang tidak

terkendali dapat membuat terjadinya penurunan permukaan air tanah, yang pada

gilirannya dapat menyebabkan terjadinya peresapan air laut di darat ( intrusi air

laut ) dan terjadinya penurunan permukaan tanah sebagaimana yang telah terjadi

di Jakarta. Keadaan demikian tentu saja akan membawa dampak negatif yang

lebih luas jangkauannya.

Page 79: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

63

5. Aspek lainnya

Terdapat beberapa aspek lain yang juga perlu diperhatikan dalam

menetapkan harga layanan. Variasi aspek-aspek ini sangat ditentukan oleh jenis

pelayanan atau barang yang dihasilkan oleh masyarakat. Untuk penyediaan air

bersih misalnya aspek kesehatan masyarakat tetap saja menjadi perhatian utama.

Demikian pula misalnya pada penyediaan listrik, aspek kelangsungan tersedianya

energy alam harus menjadi aspek yang diperhatikan pula.

Tujuan awal retribusi adalah utuk meningkatkan pendapatan asli daerah

agar sebuah daerah dapat melakukan pembangunan secara mandiri tanpa

bergantung dana dari pemerintah pusat sehigga segla bentuk retribusi ditetapkan

oleh pemerintah daerah. Retribusi juga menunjukkan seberapa besar usaha yang

dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kemandiriannya dari

pemerintah pusat dan mensejahterakan masyarakatnya. Sehingga memberikan

gambaran bahwa apabila retribusi gencar dilakukan menandakan bahwa sebuah

daerah sedang mencoba mandiri begitu pula sebaliknya. Pada penelitian ini

mengenai retribusi parkir maka akan dijelaskan konsep retribusi parkir di tepi

jalan umum sebagai berikut:

2.1.5. Konsep Retribusi Parkir Di tepi Jalan Umum

Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan parkir

di tepi jalan umum yang ditentukan pemerintah daerah. Karena jalan

menyangkut kepentingan umum, penetapan jalan umum sebagai tempat parkir

Page 80: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

64

mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan ( Siahaan,

2005:439 ).

Dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah pasal 28 dijelaskan bahwa dengan nama retribusi pelayanan

parkir ditepi jalan umum dipungut sebagai pembayaran atas setiap pelayanan

parkir ditepi jalan umum yang diberikan oleh pemerintah daerah. Dalam pasal

29-30 dijelaskan bahwa Objek retribusi parkir pelayanan ditepi jalan umum

merupakan penyediaan pelayanan ditepi jalan umum yang ditentukan

pemerintah daerah. Subyek retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum

adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa pelayanan parkir ditepi

jalan umum.

Sedangkan dalam pasal 32 dijelaskan bahwa prinsip dan sasaran dalam

penetapan tarif retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum ditetapkan

dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yng bersangkutan, kemampuan

masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan

tersebut. Peraturan daerah Kota Serang Nomor 13 tahun 2011 telah

menjabarkan secara jelas apa-apa saja yang harus dilakukan dalam

meningkatkan potensi retribusi parkir. Namun secara khusus kota serang

belum memiliki perda dalam penghitungan potensi retribusi parkir sesuai

dengan kondisinya sehingga terdapat kesulitan dalam mengoptimalkan

potensinya. Namun di bawah ini akan dijabarkan mengenai perhitungan

potensi retribusi parkir yaitu sebagai berikut:

Page 81: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

65

2.2. Penelitian Terdahulu

Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan

hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini

bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam

Potensi dan Pengelolaan Retribusi Parkir Di Kota Serang. Walaupun fokus dan

lokusnya tidak sama persis tetapi sangat membantu peneliti menemukan sumber-

sumber pemecahan masalah dalam ranah Manajemen Retribusi Parkir Di Kota

Serang. Di bawah ini adalah hasil penelitian yang peneliti baca:

Penelitian yang dilakukan oleh Yusti Aprilian Adi,, dengan judul

Implementasi Strategi Peningkatan Retribusi Parkir di Kota Cilegon. Pada

penelitian tersebut dijelaskan bahwa Implementasi Strategi Peningkatan Retribusi

Parkir di Kota Cilegon kurang optimal. Pelaksanaan strategi yang kurang optimal

tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, bail oleh factor eksternal maupun factor

internal. Factor eksternal antara lain adalah adanya keterlibatan pihak kedua

dalam sistem pengelolaan retribusi parkir di Kota Cilegon, sehingga

mempengaruhi penerimaan retribusi parkir. Factor-faktor internal yang

mempengaruhi antara lain adalah tidak adanya program dalam upaya peningkatan

retribusi parkir, kurangnya pegawai baik dalam kualitas maupun kuantitas,

peraturan yang mengatur mengenai retribusi parkir sudah tidak sesuai dengan

kondisi di lapangan, kurangnya hubungan kerja yang terjalin diantara para

stakeholders, gaya kepemimpinan di UPTD Perparkiran kurang mampu

menggerakan dan memotivasi pegawai serta nilai-nilai bersama di UPTD

Page 82: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

66

Perparkiran kurang mampu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan

kerja pegawai.

Penelitian lainnya yaitu oleh Tirta Kusuma, dengan judul Pengawasan

Penyelenggaraan Retribusi Parkir oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informasi Kota Serang ( Studi Kasus pada Objek Retribusi Parkir di Tepi Jalan

Umum Wilayah II Kota Serang ). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa

pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi

Kota Serang belum optimal, dikarenakan jumlah SDM pengawas yang masih

minim, belum adanya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pengawasan,

kurangnya anggaran dan kelengkapan sarana dan prasarana serta jadwal

pengawasan yang belum ditetapkan secara baku.

Penelitian selanjutnya yaitu oleh Ismail Dwi Saputra, dengan judul

Analisis Pengelolaan Retribusi Parkir Di Kota Makassar. Pada penelitian tersebut

dijelaskan bahwa proses pengelolaan retribusi parkir yang dikelola oleh

Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya, mulai dari pembayaran yang dilakukan

oleh pengguna jasa kepada juru parkir, setoran juru parkir kepada petugas

pemungut, penerimaan bendahara kemudian setoran pada Pemerintah Kota

hingga dapat disebut sebagai PAD Kota Makassar dari sektor retribusi khususnya

parkir.

Page 83: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

67

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berpikir menjelaskan alur pemikiran peneliti dalam

menjelaskan permasalahan penelitian. Penelitian ini bermula dari masalah

manajemen parkir di Kota Serang yang belum maksimal dalam memberikan

kontribusi di pendapatan asli daerah.

Untuk itu penulis, mengajukan Manajemen Parkir Di Kota Serang.

Penelitian ini menggunakan teori fungsi manajemen milik Terry ( Badrudin, 2013:

14 ), meliputi perencanaan ( Planning ), Pengorganisasian ( Organizing ),

penggerakan ( Actuating ), dan pengawasan ( Controlling ).

Selanjutnya dengan dilakukannya manajemen retribusi parkir di tepi jalan

umum maka diharapkan mampu meningkatkan penerimaan daerah baik dari segi

kuantitas maupun kualitas. Untuk mempermudah memahami alur berpikir,

peneliti menggambarkan kerangka berpikirnya sebagai berikut :

Page 84: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

68

Gambar 2.2 Gambar Kerangka Berpikir (Sumber : Peneliti, 2014)

PERMASALAHAN

1. Belum tercapainya target pendapatan daerah yang berasal dari retribusi parkir di tepi jalan umum.

2. Ketidaksesuaian tarif retribusi parkir ditepi jalan umum yang dikenakan khususnya pada kendaraan roda dua. Pada perda tertera Rp. 1.000/ kendaraan. Namun pada kenyataannya adalah Rp. 2.000/ kendaraan.

3. Belum jelasnya penggunaan karcis parkir yang digunakan juru parkir. Ketidakseragaman penggunaan karcis parkir serta karcis parkir yang masih dibuat sendiri oleh juru parkir.

4. Belum optimalnya pengelolaan zona-zona parkir untuk meningkatkan retribusi parkir di Kota Serang.

5. Belum dilaksanakan sistem penyetoran hasil parkir dari juru parkir kepada UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Serang.

6. Belum jelasnya sistem pengupahan juru parkir guna meningkatkan kinerja para juru parkir.

Manajemen Parkir Di Kota Serang

Tercapainya manajemen parkir ditepi jalan umum yang maksimal serta pengeloaan yang baik dan benar

Fungsi Manajemen milik George R Terry (Badrudin, 2013: 14 ): 1. perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakan (Actuating)

4. Pengawasan (Controlling)

Page 85: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

69

2.4. Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal peneliti terhadap objek

yang diteliti. Asumsi yang disimpulkan didasarkan pada pengamatan peneliti di

lapangan yang menunjukkan bahwa ketersedian sarana dan prasarana yang belum

memadai seperti di UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

serta kurang memadainya sumber daya manusia di UPT Parkir Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam mengelola retribusi parkir di

tepi jalan umum . Selain menarik asumsi berdasarkan pengamatan dilapangan,

peneliti juga menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber

dengan cara wawancara sementara, dan menemukan masalah seperti masalah

tidak digunakannya karcis parkir legal yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika, tarif yang tidak sesuai, dan lain sebagainya.

Berdasarkan inti masalah di atas maka peneliti berasumsi bahwa

Manajemen Parkir Di Kota Serang belum berjalan maksimal.

Page 86: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

70

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud

mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.

Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari

berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan

keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu

masalah. Dengan langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan

penelitian dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama

untuk objek dan subjek yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula

( Silalahi, 2010: 12-13 ). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian ( Moleong, 2006: 6 ).

Sedangkan menurut Sugiyono ( 2014: 15 ) mendefinisikan metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat pospositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisiobjek yang alamiah, ( sebagai lawannya

adalah eksperimen ) dimana peneliti adaalah sebagai instrumen kunci,

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,

teknik pengumpulan dengan triangulaasi (gabungan), analisis data bersifat

Page 87: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

71

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

Maka penelitian mengenai analisis manajemen parkir di Kota Serang

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, yang terdapat

dalam suatu konteks yang khusus yang alamiah. Peneliti mengumpulkan data

dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya mengamati

(observasi) dan wawancara mendalam. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan

peneliti dapat memahami situasi sosial, peran, peristiwa, interaksi, dan kelompok

serta kepentingan.

3.2. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2014 : 285 ) menjelaskan bahwa dalam penelitian

kualitatif, gejala itu bersifat holistik ( menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan ),

sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya

berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang

meliputi aspek tempat (places), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis serta penentuan fokus berdasarkan hasil studi

pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang

yang di pandang ahli. Dalam penelitian mengenai Manajemen Retribusi Parkir di

Kota Serang, maka peneliti memfokuskan pada manajemen dari retribusi parkir.

Page 88: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

72

Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

peneliti dilapangan.

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Serang dan lokasi penelitian

lainnya yaitu di instansi yang bersangkutan terhadap manajemen retribusi parkir.

3.4. Fenomena yang diamati

3.4.1. Definisi Konsep

Definisi konseptual digunaan untuk menegaskan konsep-konsep

yang jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran

antara penulis dan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Perencanaan ( Planning )

Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya

(maximum output) dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada

agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif.

2. Pengorganisasian ( Organizing )

Keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas,

tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu

organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 89: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

73

3. Penggerakan ( Actuating )

Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi

tercapainya tujuan organisasi dengen efisien dan ekonomis.

4. Pengawasan ( Controlling )

Proses pengamatan dari sebuah kegiatan administrasi untuk menjamin agar

semua pekerjaan yang sedang dikerjakan berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya.

3.4.2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian Manajemen Retribusi

Parkir di Kota Serang, yaitu meliputi :

1. Perencanaan ( Planning ) dengan indikator :

a. Pengambilan keputusan

b. Pelaksanaan perencanaan

c. Evaluasi perencanaan

2. Pengorganisasian ( Organizing )

a. Standar Operasional Prosedur

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

c. Tupoksi

3. Penggerakan / Pengarahan ( Actuating )

a. Koordinasi antara pihak yang terkait

Page 90: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

74

4. Pengawasan ( Controlling )

a. Evaluasi Kerja

b. Sanksi

c. Alternatif Solusi

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Menurut Irawan ( 2006 : 17 ), dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi

instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong

didalam bukunya mengatakan salah satu ciri pokok dari tahapan penelitian

kualitatif adalah peneliti sebagai alat penelitian, untuk itu peneliti harus memilki

bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,

memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan

bermakna.

Selanjutnya Nasution ( Sugiyono, 2014 : 60-61 ) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil uang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala Sesutu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian

kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti maka yang

Page 91: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

75

menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalah dipelajari, maka

dapat dikembangkan suatu instrumen. Selanjutnya setelah fokus penelitian

menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian

sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan

data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.

3.6. Informan Penelitian

Informan Penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci yang sesuai

dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu peneliti secara indvidu akan

turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan.

Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian

dimana dipilih secara purposive merupakan metode penetapan informan dengan

berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik pengambilan informan

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut ditentukan dan

ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan

berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah

penelitian ( Moleong, 2006:217 ). Disini peneliti memilih informan yaitu pegawai

pemerintah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang, juru

parkir, serta masyarakat pengguna jasa parkir ditepi jalan umum. Namun, untuk

masyarakat pengguna jasa parkir di tepi jalan umum, peneliti tidak menutup

kemungkinan untuk menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan /

insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

Page 92: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

76

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (

Sugiyono, 2014 : 85 ).

Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada

jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran

informan sesuai fokus masalah penelitian.

Peneliti menentukan informan berdasarkan kesesuaian dengan penelitian.

Instansi yang berkaitan yaitu Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kota Serang, yaitu pertama, Kepala Dinas selaku pelaksana urusan pemerintahan

daerah di bidang perhubungan darat dan laut, komunikasi dan informatika

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Kedua, Kepala UPT Parkir

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang selaku pelaksana

kebijakan teknis di bidang perparkiran di Kota Serang. Juru Parkir dipilih karena

sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan parkir di Kota Serang dibawah

pengawasan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang.

Masyarakat dipilih karena sebagai pengguna parkir.

Page 93: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

77

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian

NO Informan Kode Informan Kode Informan

1 Instansi

1. Kepala Dishubkominfo Kota Serang

2. Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang

3. Juru Parkir

I1-1

I1-2

I1-3

Key Informan

2 Masyarakat Pengguna Jasa Parkir

I3 Secondary Informan

(Sumber : Peneliti, 2014)

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah yang

akan di bahas. Menurut Lofland dan Lofland ( Moleong, 2006:157 ) sumber data

utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksdu tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

Page 94: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

78

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan.

Esterberg ( 2002 ) dalam Sugiyono ( 2005: 72 ) mendefinisikan

interview sebagai berikut :

“a meeting of two person to exchange information and idea through question and respones, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Susan Stainback ( Sugiyono, 2005: 72 ) mengemukakan bahwa:

“interviewing provide the researcher a mean to gain a deeper understanding of how the participants interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara makan peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan siyuasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik

observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama obsevasi,

peneliti juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada

didalamnya. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara

terstruktur dan tidak tersruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai

teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui informasi apa yang akan diperoleh.

Wawancara dilakukan dengan membawa instrumen sebagai

pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat

Page 95: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

79

bantu seperti tape recorder, gambar, dan material lain yang dapat

membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Menurut Sugiyono

( 2005 : 74 ) mengatakan bahwa, wawancara tidak terstruktur atau terbuka

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara

yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan ditanyakan kepada

informan yang akan memberikan jawab pada permasalahan yang ada.

Pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi.

Berikut adalah pedoman wawancara menurut teori dari George R

Terry ( Badrudin, 2013: 14) :

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

No Dimensi Indikator Pernyataan Informan 1 Perencanaan

( Planning )

a. Pengambilan

keputusan

b. Pelaksanaan

perencanaan

c. Evaluasi

1. Pengambilan keputusan

dilakukan dengan memperhatikan aspek yang ada dalam retribusi parkir.

2. Pelaksanaan perencanaan retribusi parkir dilakukan dengan prosedur yang ada.

3. Evaluasi retribusi parkir

dilakukan secara berkala.

Kepala Dishubkominfo Kota Serang, Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Sekretaris UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang.

Page 96: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

80

Perencanaan 2

Pengorganisasian

( Organizing )

a. Standar

Operasional

Prosedur

b. Sumber daya

manusia (SDM)

c. Tupoksi

1. Standar operasional prosedur untuk meningkatkan potensi retribusi parkir.

2. Sumber daya manusia

yang bertugas melaksanakan retribusi parkir.

3. Kesesuaian tugas yang dilaksanakan SDM dalam melaksanakan retribusi parkir dengan peraturan yang ada.

Kepala Dishubkominfo Kota Serang, Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Masyarakat Pengguna Jasa Parkir,

3 Penggerakan /

Pengarahan

( Actuating )

a. Koordinasi antara pihak yang terkait

1. Koordinasi kepala dinas dengan kepala UPT.

2. Koordinasi kepala UPT dengan koordinator wilayah parkir.

3. Koordinasi koordinator wilayah parkir dengan juru parkir.

4. Kooordinasi juru parkir dengan pengelola parkir informal.

Kepala Dishubkominfo Kota Serang, Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Juru Parkir, Masyarakat Pengguna Jasa Parkir.

4 Pengawasan

( Controlling )

a. Evaluasi Kerja

b. Sanksi

c. Alternatif Solusi

1. Evaluasi kerja untuk mengawasi jalannya pelaksanaan retribusi parkir.

2. Sanksi jika terjadi penyimpangan dalam retribusi parkir.

3. Alternatif solusi

Kepala Dishubkominfo Kota Serang, Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Juru Parkir, Masyarakat Pengguna Jasa Parkir.

Page 97: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

81

(Sumber:Peneliti, 2014)

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau

lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti berpedoman kepada desain

penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati

langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penelitian selalu

dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk

membuktikan kebenaran masalah yang ada pada penelitian ini.

Nasution ( 1988 ) dalam Sugiyono ( 2005: 64 ) menyatakan bahwa

observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat

bekerja berdasarkandata, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering denga

bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

sangat kecil ( proton dan elektron ) maupun yang sangat jauh ( benda

ruang angkasa ) dapat diobservasi dengan jelas.

Marshall ( 1995 ) dalam Sugiyono ( 2012 : 64 ) menyatakan

bahwa:

“Through observation the researches learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

dilaksanakan terhadap permasalahan yang ada pada retribusi parkir.

Page 98: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

82

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar. Studi dokumentasi merupakan

pelengkap dari penggunaaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber

data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan. Menurut Guba dan Lincoln ( 1981: 228 ) dalam Moleong

( 2006 : 216 ) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari

record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik. Dokumen dalam penelitian ini menggunakan berupa peraturan

perundang-undangan, jurnal, artikel, catatan serta dokumen lain yang

terkait dalam penelitian.

3.7.1 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapangan. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

analisis data Miles dan Huberman dalam buku Analisis Data Kualitatif ( 2009 :

16-20 ). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif.

Page 99: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

83

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif menurut Miles dan Huberman ( 2009 : 20 ).

Berdasarkan gambar diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang

berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Namun dua hal

lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan. Kegiatan analisis data

dijelaskan sebagai berikut :

1. Reduksi Data ( Data Reduction )

Pengumpulan

Data

Penyajian

Data

Kesimpulan-kesimpulan :

Penarikan/Verifikasi

Reduksi

Data

Page 100: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

84

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatantertulis dilapangan. Sebagaimana diketahui,

reduksi data, berlangsung secara terus menerus selama proyek yang

berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data ( Data Display )

Alur penting yang keduadari kegiatan analisis adalah penyajian

data.penyajian data paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa

yang lalu adalah bentik teks naratif. Penyajian-penyajian yang dapat

meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu

bentuk yang padu. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam

bentuk teks naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan

kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi ( Conclusions drawing / verification )

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi, yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk

dijadikan suatu kesimpulan penelitian. Kesimpulan awal yang

dikemukakan bersifat sementara, kemudian akan berubah bila ditemukan

Page 101: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

85

temuan-temuan atau bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data selanjutnya.

3.7.2 Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring

dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif harus

dilakukan sejak awal pengambilan data, display data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi.

Adapun untuk pengujian keabsahan data, penelitian ini mengguanakan dua

cara yaitu:

a. Triangulasi

Triangulasi di artikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti mengumpul-kan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji keabsahan data, yaitu

mengecek keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

teknik, karena dirasa bagi peneliti yaitu untuk menguji keabsahan data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber dengan melakukan wawancara dan untuk menguji keabsahan data yang

dilakukan dengan cara observasi.

Page 102: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

86

b. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses mengecek data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data, itu artinya data

tersebut valid sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang

ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak di sepakati oleh pemberi

data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila

perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah temuannya dan harus

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan

membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yang di maksud sumber data atau informan.

Page 103: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

87

Page 104: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

87

3.8 Jadwal Penelitian

Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja

yang akan dilakukan, dan berap alama akan dilakukan ( Sugiyono, 2005: 330 ). Berikut ini merupakan waktu penelitian mengenai

penelitian Manajemen Parkir Di Kota Serang.

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

Sumber: Peneliti, 2016

No.

Kegiatan

Waktu

2014 2015 2016

Januari s/d Oktober Des Jan Februari s/d September Oktober s/d

Desember Januari s/d Juni Juli

1 Penyusunan Proposal Skripsi

2 Seminar Proposal Skripsi

3 Perizinan Observasi kembali

4 Observasi Lapangan

5 Pengolahan Data

6 Penyusunan Hasil Penelitian

7 Sidang Skripsi

Page 105: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

88

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Serang

Banten merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Banten berdiri

pada tanggal 4 Oktober 2000 sesuai dengan UU No 23 tahun 2000, serta dengan luas

wilayah 9.1670,70 km2 dan populasi totalnya 10.644.030 jiwa dengan kepadatan

1.161,91 km2 dari jumlah tersebut ada kenaikan dari tahun ketahun yang tersebar ke

4 kabupaten dan 4 kota yang berada di Banten. Tingginya jumlah penduduk dari

tahun ke tahun karena adanya mobilitas penduduk dari daerah lain yang ingin

mengadu nasib di Provinsi Banten. Menyebabkan tingginya kebutuhan lapangan kerja

namun itu semua tidak di dukung dengan peningkatan kualitasnya seperti

peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, bila faktor-faktor tersebut ditingkatkan

maka perekonomian pun akan naik dan dapat mensejahterakan masyarakat yang ada

di Banten. Ironis kiranya, provinsi yang bisa di bilang cukup dekat dengan ibukota

Republik Indonesia namun masih ada masyarakatnya yang hidup terbelakang. Masih

banyak yang harus dibenahi di Provinsi Banten mulai dari pemerintahan provinsi

sampai pemerintah kabupaten/kota, salahsatunya Kota Serang yang menjadi pusat

pemerintahan Provinsi Banten.

Page 106: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

89

Kota Serang merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Serang.

Kota Serang harus siap dengan segala aspek masalah yang timbul mulai dari aspek

ekonomi, budaya, infrastruktur, dan sosial. Kota Serang harus mampu memobilisasi

segala aspek apalagi dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat tiap

tahunnya. Sarana dan prasarana yang belum memadai membuat Kota Serang terlihat

belum siap menjadi pusat pemerintahan Provinsi Banten.

Namun masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan bila dinas dan instansi

yang terkait saling mendukung dalam hal memobilisasi jumlah penduduk yang kian

meningkat. Kota Serang memiliki luas wilayah 266,74 km2 serta populasi 501,471

jiwa dan kepadatan 1.880/km2 yang terdiri dari 6 Kecamatan, 46 Desa, dan 20

Kelurahan dengan Walikota Tubagus Haerul Zaman. Di sisi lain, Kota Serang

merupakan mitra terdepan pemerintah Provinsi Banten dalam penyelenggaraan

pelayanan bidang pemerintahan dan pelayanan masyarakat sewilayah Provinsi

Banten. Kota Serang bercitra Banten yang mampu melestarikan khazanah historis,

kultural, etnis dan religi yang menyatu ke dalam pola kehidupan bermasyarakat

secara turun-temurun. Kota Serang berletak strategis karena berada di jalur utama

penghubung lintas Jawa-Sumatera dan dilintasi jalan negara.

Kota Serang adalah salah satu kota yang terdapat di Provinsi Banten. Kota

Serang merupakan daerah otonom yang secara yuridis dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 32 tahun 2007 yang ditetapkan pada tanggal 2 November2007, secara

geografis Kota Serang ini berada pada posisi koordinat 6°7′12″LU106°9′1″BT /

6,12°LS 106,15028°BT , dengan luas wilayah sebesar 266.74 km2 (102.99 mil²).

Page 107: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

90

Kota dengan julukan kota madani ini menjadi pusat pemerintahan Provinsi

Banten. Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran, Kabupaten Serang

Provinsi Banten. Sebagai ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah konsekuensi

logis dari keberadaan Provinsi Banten. Kota ini diresmikan pada tanggal 2 November

2007 berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota

Serang, pertimbangan pembentukan Kota Serang adalah perlunya peningkatan

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik

guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Kota Serang memiliki luas wilayah 266.74 Km2 (102.99 mil²). Kota Serang

berada pada koordinat antara 50°50 LS – 6°20 LS dan 105°00’BT - 106°22 BT. Jarak

terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak

terpanjang dari barat ke timur adalah sekitar 90 km. Batas Wilayah Kota Serang

mencakup sebagai berikut.:

Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Banten.

Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pontang, Kecamatan Ciruas,

Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

Sebelah barat berbatasan dengan Pabuaran, Kecamatan Waringin Kurung

dan Kecamatan Kramatwaktu Kabupaten Serang.

Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir

dan KecamatanBaros Kabupaten Serang.

Page 108: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

91

Adapun peta Kota Serang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 Wilayah Administratif Kota Serang

Kota Serang yang merupakan ibukota Provinsi Banten terletak pada posisi

yang sentral dan strategis karena berada di jalur utama penghubung lintas Jawa –

Merak serta dilintasi jalur Kereta Api Lintas Jakarta – Merak. Jarak Kota Serang

hanya lebih kurang 75 km ke Jakarta ibukota negara yang telah dihubungkan dengan

jalan bebas hambatan (jalan tol Jakarta Merak). Kota Serang terdiri dari 6 (enam)

Kecamatan, 20 (dua puluh) Kelurahan dan 46 (empat puluh enam) Desa. Secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 109: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

92

Tabel 4.1

Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayahnya

No Nama Kecamatan Ibukota

Kecamatan Luas ( Ha )

Jumlah

Desa /Kelurahan

1 Serang Kaligandu 2.588 12

2 Cipocokjaya Cipocokjaya 3.154 08

3 Curug Curug 4.960 10

4 Taktakan Taktakan 4.788 12

5 Kasemen Kasemen 6.336 10

6 Walantaka Pipitan 4.848 14

JUMLAH 26.674 66

Sumber: BPS Kota Serang, 2012

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota

Serang

4.1.2.1 Profil Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dan sistem penyelenggaraan Pemerintah Daerah di

Kota Serang yang memiliki fungsi utama penyelenggaraan pemerintah dibidang

perhubungan, komunikasi dan informatika. Dinas dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan

Organisasi Dinas Daerah Kota Serang.

Page 110: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

93

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota

Serang dibentuk berdasarkan Peraturan Wali Kota Serang Nomor 36 Tahun 2008

Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kota Serang.

Dalam rangka pelaksanaan tupoksi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kota Serang didukung oleh 39 personil yang terdiri dari 37 PNS dan 2

CPNS. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah pegawai menurut jenjang pendidikan

pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

1. Profil Kepegawaian Dishubkominfo

Jumlah pegawai keseluruhan adalah 39 orang, meliputi 37 PNS

dan 2 CPNS.

85% didominasi oleh Pegawai PNS Golongan III dengan 46%

berlatar belakang pendidikan S-1 atau D-IV.

Page 111: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

94

Tabel 4.2

Potret Kepegawaian Dishubkominfo Kota Serang

Uraian Jumlah

(orang)

Pendidikan (orang)

SD/SLTP SLTA D-3 S-1/D-

4

S-2 DIKLATPIM

Golongan

I

- - - - - - -

Golongan

II

6 - 4 2 - - -

Golongan

III

33 - 5 - 18 10 9

Golongan

IV

3 - - - 1 2 3

Jumlah I 39 3 9 - 19 12 12

4.1.2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kedudukan

a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang

merupakan unsur pendukung tugas Walikota;

Page 112: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

95

b. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;

2. Tugas Pokok

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang perhubungan darat dan

laut, komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan.

3. Fungsi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan perencanaan bidang lalu lintas dan angkutan, komunikasi

dan informatika;

b. Perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas dan angkutan,

komunikasi dan informatika;

c. Pelaksanaan laporan pemerintahan dan pelayanan umum bidang lalu

lintas dan angkutan, komunikasi dan informatika;

d. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan

kegiatan bidang lalu lintas, komunikasi dan informatika;

e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan dinas;

Page 113: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

96

f. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas;

g. Pelaksanaa tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4.1.2.3 Kewenangan

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian

Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota, maka kewenangan Dishubkominfo Kota Serang adalah

sebagai berikut :

1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan;

2. Pemberian izin penyelenggaraan dan pemberian fasilitas parkir untuk

umum;

3. Pengawasan dan pengendalian operasional terhadap pengguna jalan selain

untuk kepentingan lalu lintas di jalan;

4. Pengawasan penyelenggaraan pendidikan dan latihan mengemudi;

5. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C;

6. Pengesahan rancangan bangunan terminal penumpang tipe C;

7. Pembangunan pengoperasian terminal penumpang tipe A, Tipe B dan Tipe

C;

8. Pembangunan Terminal Angkutan Barang;

9. Pengoperasian Terminal Angkutan Barang;

Page 114: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

97

10. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan

Kabupaten/Kota;

11. Pemberian izin trayek angkutan Pedesaan/Kota;

12. Pemberian izin operasional Angkutan Taksi yang melayani wilayah

Kabupaten/Kota

13. Pemberian rekomendasi Angkutan Sewa;

14. Pemberian izin usaha Angkutan Pariwisata;

15. Pemberian izin usaha Angkutan Barang;

16. Penetapan tarif penumpang kelas ekonomi Angkutan dalam

Kabupaten/Kota;

17. Penentuan lokasi pengadaan , pemasangan, pemeliharaan dan

penghapusan lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas di

jalan Kabupaten/Kota;

18. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan

Kabupaten/Kota;

19. Penyelenggaraan ANDALALIN di Kabupaten/Kota;

20. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas

di jalan Kabupaten/Kota;

21. Penyelenggaraan pencegahan penanggulangan kecelakaan lalu lintas di

Kabupaten/Kota;

22. Penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan

korban meninggal dunia dan/atau yang menjadi isu Kabupaten/Kota;

Page 115: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

98

23. Pelaksanaan pengujian berkala Kendaraan Bermotor;

24. Pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangan;

25. Perijinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan

Kabupaten/Kota;

26. Pelaksanaan penyelidikan pelanggaran;

27. Pengumpulan pengolahan data dan analisis kecelakaan lalu lintas di

wilayah Kabupaten/Kota;

28. Pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;

29. Penyelenggaraan pelayanan pos di pedesaan;

30. Pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan;

31. Pemberian izin jasa titipan untuk kantor agen;

32. Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) alat komunikasi sebagai

sarana dan prasarana telekomunikasi;

33. Pemberian izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio

dan/atau televisi.

Peraturan Walikota Kota Serang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pembentukan

dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretaris membawahi sub bagian :

a. Sub bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub bagian Keuangan;

Page 116: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

99

c. Sub bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

3. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan;

4. Bidang Keselamatan, Teknik, Sarana dan Prasarana;

5. Bidang Komunikasi dan Informatika.

Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

dibidang perhubungan darat dan laut, komunikasi dan informatika berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan.

Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas.

1. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan

perencanaan, evaluasi, pelaporan, pengelolaan keuangan serta urusan

umum dan kepegawaian.

2. Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan;

b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi

keuangandan administrasi kepegawaian;

Page 117: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

100

c. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan

hubungan masyarakat;

d. Penyelenggaraan penatausahaan, ketatalaksanaan, kearsipan dan

perpustakaan;

e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian.

3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan pengelolaan

administrasi kepegawaian;

b. Penyelenggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi

kepegawaian;

c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum dan

pengelolaan administrasi kepegawaian;

Page 118: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

101

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Sub Bagian Keuangan

1. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

2. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengelolaan administrasi keuangan.

3. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan;

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;

c. Pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan

administrasi keuangan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan

1. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Sekretaris.

2. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

menyusun perencanaan program dan kegiatan Dinas.

Page 119: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

102

3. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub

Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Dinas;

b. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen

pelaksanaan anggaran;

c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan bidang program dan

pelaporan;

d. Pelaksanaan penyusunan laporan kegiatan Dinas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

1. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas pokok merumuskan

dan melaksanakan kebijakan teknis bidang lalu lintas, angkutan dan

perhubungan laut.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Bidang

Lalu Lintas dan Angkutan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang lalu lintas, angkutan dan

perhubungan laut;

Page 120: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

103

b. Perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas, angkutan dan

perhubungan laut;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang lalu lintas, angkutan dan

perhubungan laut;

d. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang lalu lintas,

angkutan dan perhubungan laut;

e. Pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang lalu

lintas, angkutan dan perhubungan laut;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Seksi Lalu Lintas

1. Seksi Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan

Angkutan.

2. Seksi Lalu Lintas mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis

bidang lalu lintas.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi

Lalu Lintas menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang lalu lintas;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang lalu lintas;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang lalu lintas;

Page 121: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

104

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi bidang lalu lintas;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang lalu lintas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Seksi Angkutan

1. Seksi Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan.

2. Seksi Angkutan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis

bidang angkutan.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi

Angkutan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang angkutan;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang angkutan;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang angkutan;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi bidang angkutan;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang angkutan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Page 122: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

105

Seksi Perhubungan Laut

1. Seksi Perhubungan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan

Angkutan.

2. Seksi Perhubungan Laut mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan

teknis bidang perhubungan laut.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi

Perhubungan Laut menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang perhubungan laut;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan

laut;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang perhubungan laut;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi, fasilitasi bidang

perhubungan laut;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang perhubungan laut;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Page 123: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

106

Bidang Keselamatan, Teknik, Sarana dan Prasarana

Bidang Keselamatan, Teknik, Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

1. Bidang Keselamatan, Teknik, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas

pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang pengujian

kendaraan bermotor, keselamatan, perparkiran dan terminal.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2),

Bidang Keselamatan, Teknik, Sarana dan Prasarana menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang pengujian kendaraan bermotor,

keselamatan, perparkiran dan terminal;

b. Perumusan kebijakan teknis bidang pengujian kendaraan bermotor,

keselamatan, perparkiran dan terminal;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang pengujian kendaraan bermotor,

keselamatan, perparkiran dan terminal;

d. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang pengujian

kendaraan bermotor, keselamatan, perparkiran dan terminal;

e. Pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang

pengujian kendaraan bermotor, keselamatan, perparkiran dan terminal;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Page 124: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

107

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor

1. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang brada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Keselamatan, Teknik, Sarana dan Prasarana.

2. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas pokok

melaksanakan kebijakan teknis bidang pengujian kendaraan bermotor.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2),

Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang pengujian kendaraan bermotor;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pengujian

kendaraan bermotor;

c. Penyelenggara kegiatan bidang pengujian kendaraan bermotor;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang

pengujian kendaraan bermotor;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang pengujian kendaraan bermotor;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Page 125: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

108

Seksi Keselamatan

1. Seksi Keselamatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keselamatan,

Teknik, Sarana dan Prasarana.

2. Seksi Keselamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan

teknis bidang keselamatan.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2), Seksi

Keselamatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang keselamatan;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang keselamatan;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang keselamatan;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang

keselamatan;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang belanja tidak langsung;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Seksi Perparkiran dan Terminal

1. Seksi Perparkiran dan Terminal dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Keselamatan,

Teknik, Sarana dan Prasarana.

Page 126: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

109

2. Seksi Perparkiran dan Terminal mempunyai tugsa pokok melaksanakan

kebijakan teknis bidang perparkiran dan terminal.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2), Seksi

Perparkiran dan Terminal menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang perparkiran dan terminal;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang perparkiran dan

terminal;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang perparkiran dan terminal;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang

perparkiran dan terminal;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang perparkiran dan terminal;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang Komunikasi dan Informatika

1. Bidang Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas.

2. Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok

merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang Pos dan

Telekomunikasi, Komunikasi dan Informatika serta persandian.

Page 127: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

110

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2),

Bidang Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi :

a. Mempunyai rencana kegiatan bidang pos dan telekomunikasi,

komunikasi dan informatika serta persandian;

b. Perumusan kebijakan teknis bidang pos dan telekomunikasi,

Komunikasi dan Informatika serta Persandian;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang-bidang pos dan telekomunikasi,

Komunikasi dan Informatika serta Persandian;

d. Pelaksanaan pembinaan koordinasi dan fasilitasi bidang pos dan

telekomunikasi, Komunikasi dan Informatika serta persandian;

e. Pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelasanaan kegiatan bidang pos

dan telekomunikasi, komunikasi dan informatika serta persandian;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Seksi Pos dan Telekomunikasi

1. Seksi Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Komunikasi dan Informatika.

2. Seksi Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan

kebijakan teknis bidang Pos dan Telekomunikasi.

Page 128: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

111

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2), Seksi

Pos dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang Pos dan Telekomunikasi;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pos dan

Telekomunikasi;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang Pos dan Telekomunikasi;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitiasi bidang Pos

dan Telekomunikasi;

e. Evaluasi dan pelaporan bidnag Pos dan Telekomunikasi;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Seksi Komunikasi dan Informatika

1. Seksi Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh seorang kepala seksi

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Komunikasi dan Informatika.

2. Seksi Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok

melaksanakan kebijakan teknis bidang Komunikasi dan Informatika.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2), Seksi

Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang Komunikasi dan Informatika;

Page 129: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

112

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Komunikasi

dan Informatika;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang Komunikasi dan Informatika;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang

Komunikasi dan Informatika;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang Komunikasi dan Informatika;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Seksi SANDITEL

1. Seksi Sanditel dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang Komunikasi dan

Informatika.

2. Seksi Sanditel mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis

bidang Persandian.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2), Seksi

Sanditel menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang Persandian;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Persandian;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang Persandian;

d. Penyusunan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang Persandian;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang Persandian;

Page 130: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

113

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

4.2 Deskripsi Data Penelitian

4.2.1 Daftar Informan Penelitian

Pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian, peneliti telah

menjelaskan dalam pemilihan Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang

dilakukan di lokasi penelitian dimana dipilih secara purposive merupakan metode

penetapan informan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik

pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut

ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan

berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah penelitian

(Moleong, 2004:217). Disini peneliti memilih informan yaitu pegawai pemerintah

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang, juru parkir, serta

masyarakat pengguna jasa parkir ditepi jalan umum. Namun, untuk masyarakat

pengguna jasa parkir di tepi jalan umum, peneliti tidak menutup kemungkinan untuk

menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiyono, 2011 : 85 ).

Page 131: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

114

Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah

yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informan

sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian

NO Informan Kode Informan Kode Informan

1 Instansi

1. Kepala Dishubkominfo Kota Serang

2. Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang

3. Juru Parkir

I1.1

I1.2

I1.3

Key Informan

2 Pengelola Parkir Informal I2 Key Informan

3 Masyarakat Pengguna Jasa

Parkir

I3 Secondary Informan

(Sumber : Peneliti, 2014)

4.2.2 Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari hasil

penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisa

data kualitatif. Dalam penelitian ini, mengenai Manajemen Retribusi Parkir Di Kota

Serang. Peneliti menggunakan teori fungsi-fungsi manajemen milik George R Terry

(dalam Badrudin, 2013: 14 ):

Page 132: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

115

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakan (Actuating)

4. Pengawasan (Controlling)

Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam

proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara bersamaan.

Seperti yang telah dipaparkan dalam bab 3 sebelumnya, bahwa dalam prosesnya

analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis data menurut

Miles and Huberman (2009:20), yaitu selama penelitian dilakukan dengan

menggunakan 4 tahap penting, diantaranya : pengumpulan data (data collection) yaitu

proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan pengumpulan data penelitian.

Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat

memperoleh informasi mengenai masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, merangkum, memfokuskan

pada hal yang penting, dicari tema dan polanya.Untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan reduksi data, peneliti memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu :

a. Kode Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan.

b. Kode I1.1, menunjukkan daftar urutan informan dari Kepala Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang.

c. Kode I1.2 menunjukkan daftar urutan informan dari Kepala UPT Parkir Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang.

Page 133: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

116

d. Kode I1.3,menunjukkan daftar informan dari Juru Parkir.

e. Kode I2, menunjukkan daftar urutan informan dari Pengelola Parkir Informal.

f. Kode I3 menunjukkan daftar urutan informan dari masyarakat pengguna jasa

parkir.

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa

jenis bentuk penyajian data adalah matriks, grafik, jaringan, bagan dan lain

sebagainya yang semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi tersusun

dalam suatu bentuk yang padu (Prastowo, 2011:244). Kemudian penyajian data dapat

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan

selanjutnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka

akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Analisis data kualitatif yang terakhir menurut Miles dan Huberman (2009 :16)

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah data bersifat jenuh artinya telah

ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan jawaban atas

masalah penelitian.

Page 134: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

117

4.3 Deskripisi Temuan Lapangan

Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta yang

peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

gunakan yaitu menggunakanteori fungsi-fungsi manajemen milik George R Terry

(Badrudin, 2013: 14 ).

Kota Serang adalah Ibukota Provinsi Banten yang merupakan sebuah kota

dengan julukan Kota Madani. Kota Serang sebagai ibukota provinsi diberikan

kewenangan untuk mengelola dan mengurus segala potensi yang ada, adapun hal

tersebut berdasarkan dari Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah yang menekankan peranan

pemerintah daerah untuk mengurus rumah tanggaya sendiri secara mandiri. Lebih

dalamnya undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah di

dalamnya terdapat penjelasan mengenai Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan asli

daerah memiliki peranan yang sangat penting yaitu untuk digunakan untuk

pembangunan daerah. Pendapata Asli Daerah (PAD) berasal dari Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dan Kota Serang memiliki potensi di Retribusi parkir Kota Sernag

yang apabila dioptimalkan cukup untuk membantu meningkatkan PAD Kota Serang.

Retribusi parkir di tepi jalan umum dikelola oleh Dishubkominfo Kota

Serang. Namun untuk kenyataan dilapangan retribusi parkir belum optimalhal ini

terlihat dari belum tercapainya target pendapatan daerah yang berasal dari retribusi

parkir di tepi jalan umum, ketidaksesuaian tarif kendaraan yang dikenakan khususnya

Page 135: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

118

pada kendaraan roda dua, belum jelasnya penggunaan karcis parkir, belum

optimalnya pengelolaan zona-zona parkir, belum dilaksanakan sistem penyetoran dari

juru parkir kepada Dishubkominfo serta belum jelasnya sistem pengupahan juru

parkir. Dalam manajemen retribusi parkir Di Kota Serang ini menggunakan teori

fungsi manajemen menurut teori dari George R Terry ( Badrudin, 2013: 14) yang

terdiri dari Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),

Penggeraan/pengarahan (Actuating), Pengawasan (Controlling).

4.3.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan atau Planning menurut Siagian (2011:88) perencanaan dapat

didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang

tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dan menurut George R Terry (2009:17)

planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, pelaksanaan perencanaan dan

evaluasi perencanaan. Selanjutnya akan dijelaskan pada setiap aspek dalam

perencanaan (planning).

a. Pengambilan Keputusan

Perencanaan atau rencana merupakan sebuah hasil dari pengambilan

keputusan yang diambil dari alternatif-alternatif dengan memperhatikan aspek-aspek

yang ada. Pengambilan keputusan terkait dasar peraturan, penetapan zona parkir, dan

tarif parkir. Dalam hal ini retribusi parkir tentu didasarkan atas peraturan yang berlaku

Page 136: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

119

hal ini sesuai yang dikatakan oleh Kepala Dishubkominfo Kota Serang yang bernama

Bapak Drs. Syafruddin, M.Si atau I1.1 sebagai berikut :

“Ada Peraturan Daerah dan ada juga Undang-undang” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang). Selain itu, Kepala UPT Dishubkominfo Kota Serang yang bernama Bapak

Ahmad Yani, SE atau I1.2 menambahkan sebagai berikut :

“UUD Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Peraturan daerah No. 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah. Jadi, sekarang kita sudah punya perda yang mengatur tentang retribusi daerah, namun pada pelaksanaan nya masih banyak yang harus dibenahi, akibat masih umumnya perda yang ada”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan mengenai perencanaan mengenai manajemen retribusi parkir di Kota

Serang mengacu kepada peraturan atau undang-undang diatasnya dan diatur kembali

dengan perda.

Adapun perda terkait pengmabilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang No. 28 Tahun 2009, tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

2. Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2011, tentang Retribusi Daerah.

3. Keputusan Wali Kota Serang No. 550/ kep. 108-Huk-Org/2008, tentang

Pendelegasian Wewenang kepada Pejabat di Lingkungan Dihubkominfo

Kota Serang.

Page 137: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

120

Dalam hal retribusi di Kota Serang yang lebih mengacu kepada Peraturan

Daerah No. 13 Tahun 2011 yang dibuat dengan persetujuan bersama DPRD Kota

Serang dan Walikota Serang (tercantum dalam Perda halaman 5) . Dari Peraturan

daerah yang kemudian dibuat Keputusan Walikota Serang terkait pendelegasian

wewenang kepada pejabat di lingkungan Dishubkominfo Kota Serang yaitu Keputusan

Wali Kota Serang No. 550/ kep. 108-Huk-Org/2008, merupakan rujukan terkait aturan

retribusi parkir di Kota Serang.

Namun seperti yang kita ketahui kekurangan dari peraturan perundang-

undangan adalah kurang fleksibel atau kurang mengikuti perkembangan masa kini

atau bersifat kaku sehingga sedikit banyak masih terdapat kekurangan dan perlu

perbaikan, hal ini seperti yang diungkapkan dalam pertanyaan Adakah beberapa aspek

peraturan atau keputusan yang perlu dibenahi? Yang diajukan kepada Kepala

Dishubkominfo dan Kepala UPT Dishubkominfo. Adapun yang disampaikan oleh

Kepala Dishubkominfo Kota Serang I1.1 mengatakan sebagai berikut:

“Zona-zona parkir masih banyak yang belum terjamaah koordinator. Itu salah satu yang harus dibenahi. Jadi, masih banyak hal yang harus dibenahi dalam perparkiran di Kota Serang”(Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang).

Pernyataan di atas membuka pertanyaan baru mengenai pengambilan

keputusan yaitu tentang pengambilan keputusan mengenai penetapan Zona Parkir.

Zona parkir yang diatur dalam retribusi parkir tepi jalan umum di Kota Serang dibagi

menjadi sebagai berikut:

Page 138: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

121

Tabel 4.4 Zona Parkir sebelum perombakan

NO ZONA WILAYAH 1

ZONA I

Jl. Ahmad Yani 2 Jl. Maulana Yusuf 3 Jl. Tirtayasa 4 Jl. Juhdi 5 Jl. Veteran 6 Jl. Alun-alun Timur (Sop Ikan) 7 Jl. KH. Sochari

NO ZONA WILAYAH 1

ZONA II

Jl. Sam'un Bakri 2 Pangkalan Truk Taman Sari 3 Pasar Karangantu 4 Jl. Raya Banten (Lopang) 5 Pasar Lama 6 Seputar Pasar Lama (BCA) 7 Jl. Hasanudin 8 Jl. Purbaya 9 Jl. Ponogoro 10 Jl. Kali Gandu

NO ZONA WILAYAH 1

ZONA III

Jl. Raya Ciwaru 2 Jl. KH.Fatah Hasan 3 Jl. KH.Abdul Latief 4 Blok M.Pasar Rau + Terminal Cangkring 5 Jl. Ayip Usman 6 Jl. Tb.Sueb 7 Jl. Sudirman 8 Jl. Trip Jamaksari 9 Jl. Raya Jakarta (Kemang) 10 Pasar Kalodran s/d Pakupatan + Jl. Syeh Nawawi 11 Jl. Bayangkara 12 Alun-alun 13 Pasar Taman Sari 14 Jl. Raya Cilame 15 Jl. Raya Ciomas (Palima)

NO ZONA WILAYAH

Page 139: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

122

1

ZONA IV

Jl. Brigjen Sam'un 2 Jl. Mayor Syafei 3 Jl. Raya Cilegon 4 Jl. Kagungan Lontar 5 Jl. Kaloran Brimob 6 Jl. Raya Taktakan 7 Jl. Letnan Jidun 8 Depan Taman Kopassus 9 Jl. Amin Jasuta 10 Prapatan Kaujon 11 Jl. Yumaga 12 Jl. Ki Mas Jong 13 Jl. Kebon Jahe 14 Jl. KH.Khotib 15 Jl. Lingkar Selatan (Ciracas) 16 Jl. Raya Cipocok Jaya 17 Jl. RS.DKT 18 Sop Ikan (Taman Kopassus)

Sumber: Diolah peneliti dari UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, 2012

Dapat dilihat tabel di atas bahwa dalam manajemen parkir di Kota Serang atau

zona parkir di tepi jalan umum di Kota Serang dibagi menjadi 4 Zona masing-masing

zona terdapat jalan yang ramai dan jalan yang sepi, namun setelah beberapa waktu

terdapat perubahan zona parkir, jika sebelumnya terdapat 4 zona kemudian terjadi

perubahan menjadi 9 Zona yaitu sebagai berikut:

Page 140: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

123

Tabel 4.5 Zona Parkir setelah perombakan

NO ZONA WILAYAH 1

ZONA I

Jl. Tirtayasa 2 Jl. Juhdi 3 Jl. Veteran (bjb s/d Sp4 Pisang Mas) 4 Jl. Maulana Yusuf 5 Seputaran Taman Sari

1

ZONA II

Jl. Hasanudin 2 Seputaran Pasar aLama (BCA) 3 Jl. Raya Banten (Prapatan Lopang) 4 Jl. Diponegoro 5 Simpang Tiga On on s/d Blok M

1

ZONA III

Seeputaran Alun-alun 2 Jl. Ki Mas Jong 3 Jl. Veteran (Ramayana s/d Alun-alun Barat) 4 Jl. Brigjen Sam’un 5 Jl. Ki Uju Kaujon

1

ZONA IV

Mayor Syafei 2 Jl. Raya Cilegon 3 Jl. Purbaya 4 Jl. Kagungan Lontar s/d Prapatan Brimob

1

ZONA V

Jl. KH. Abd. Latief 2 Jl. Sam’un Bakri 3 Jl. Tb. Sueb 4 Jl. Ayip Usman 5 Jl. Raya Kaligandu

1

ZONA VI

Jl. Ahmad Yani 2 Jl. Sudirman 3 Jl. Raya Jakarta 4 Pasar Kalodran 5 Jl. Syech Nawawi / Polda

Page 141: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

124

1

ZONA VII

Jl. Yumaga 2 Jl. KH. Fatah Hasan 3 Jl. KH. Abdul Hadi 4 Jl. Raya Ciwaru 5 Jl. KH. Khotib (Kedalingan)

1

ZONA VIII

Jl. KH. Sochari 2 Jl. Ki Ajurum Cipocok 3 Jl. Bhayangkara 4 Jl. Raya Pandeglang +Tengkele

1

ZONA IX

Jl. Raya Letnan Jidun 2 Jl. Tb. Ma’mun s/d Cikulur 3 Jl. Raya Taktakan 4 Jl. Lingkar Selatan Ciracas

Sumber: Diolah peneliti dari UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, 2015

Tabel di atas menunjukkan perubahan yang signifikan. Jika pada tabel

sebelumnya menunjukkan 4 Zona dengan pembagian zona yang tidak tetap, maka

perubahan zona ini lebih terlihat rapi walau zona yang terbagi menjadi lebih banyak.

Pembagian zona setelah perubahan menjadi teratur masing-masing zona terdiri dari 4-

5 jalan. Pengambilan keputusan ini tentunya nantinya akan menjadi kemudahan

dalam pengawasan. Seperti yang disampaikan oleh I1.2 sebagaiberikut:

“UPT membentuk zona, intinya dapat membantu dalam memantau atau mempermudah pengawasan, membedakan potensi besar dan kecil dari bentangan wilayah yang luas, untuk mempermudah menyelesaikan / pengawasan dan pengendalian tidak melebar ke zona lain serta memudahkan dalam hal pemberian pengarahan kepada juru parkir terkait perparkiran di Kota Serang”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Page 142: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

125

Zona parkir dibuat oleh UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang yang

diketahui dan disetujui oleh Kepala Dishubkominfo Kota Serang. Seperti hasil

wawancara diatas dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang

pembagian zona masih memiliki kelemahan dalam pengambilan keputusan zona ini

adalah tidak jelasnya pembagian zona berdasarkan pada apa, dan tidak jelasnya

penetapan zona ramai dan zona sepi, belum ada tolak ukur yang jelas untuk

penetapan Zona Parkir.

Selain belum jelasnya alasan penetapan zona parkir dalam pengambilan

keputusan adalah penetapan tarif parkir. Adapun tarif parkir atau penetapan retribusi

parkir menurut Iksan dan Salomo ( 2002: 153-155 ) harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1. Efesiensi alokasi sumber daya (allocative efficiency).

2. Keadilan (equity).

3. Perhitungan yang jelas (financial requirements).

4. Memperhitungkan kelestarian lingkungan.

5. Aspek lainnya.

Adapun dalam Kota Serang Nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

pada paragrap 4 mengenai struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan parkir di

tepi jalan umum pada pasal 33 adalah sebagai berikut:

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum

digolongkan berdasarkan jenis pelayanan parkir yang diberikan;

Page 143: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

126

(2) Tarif retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah sebagaimana

tercantum dalam lampiran V dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari peraturan daerah ini.

Penentuan tarif mengacu kepada Perda Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011

tentang Retribusi Daerah, pada lampiran V Perda Kota Serang Nomor 13 tahun 2011

tentang retribusi daerah, disebutkan bahwa tarif kendaraan bermotor roda dua yaitu

Rp. 1.000/ kendaraan, namun yang terjadi adalah pengguna jasa dikenakan tarif

sebesar Rp. 2.000/ kendaraan. Hal ini peneliti alami sendiri dan juga dialami oleh I3.2

selaku pengguna jasa yang mengatakan sebagai berikut:

“Bayar parkir motor Rp. 2.000, mau lama mau sebentar, kalau dikasih Rp. 1.000 seringnya sih ditolak” (Wawacara dengan Saudara Iyan, 21 Agustus 2015, Pukul 16.45 WIB,di Jl. Alun-alun )

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh I3.3 sebagai berikut:

“Biasanya sih 2.000 kadang juga 1.000 engga apa apa, tapi ada juga yang dikasih 1.000 masih gamau tetep aja minta 2.000, tapi saya sendiri gatau sebenernya berapa ketetapan untuk bayar parkir roda dua”(Wawacara dengan Saudara Aryan, 21 Agustus 2015, Pukul 19.15 WIB,di Jl. Veteran )

Hasil wawancara demikian juga disampaikan oleh beberapa narasumber juga

merasakan ketidakadilan dalam penggenaan tarif parkir. Adapun alasan mendasar

dari penetapan tarif sebesar Rp. 1.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp. 2.000,-

untuk kendaraan roda empat ditetapkan berdasarkan target pendapatan yang harus

dicapai. Menurut sumber lain penetapan dengan cara seperti ini biasanya dilakukan

terhadap layanan-layanan yang sangat sulit dihitung biayanya, karena adanya

Page 144: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

127

komponen-komponen tertentu dari layanan tersebut yang tidak dapat dihitung kecuali

hanya sekedar biaya administrasi untuk melakukan pemungutannya saja. Retribusi

seperti ini biasanya dipungut oleh unit-unit yang secara langsung berada dalam

struktur organisasi pemda, misalnya retribusi parkir dipungut atau dikelola oleh

Badan Pengelola Perparkiran. Pada pungutan retribusi parkir, sulit sekali dijelaskan

mengapa atau atas dasar apa tarif parkir ditetapkan besarnya, misalnya Rp. 2000,-

untuk jam pertama dan Rp. 1000,- untuk setiap jam berikutnya.

Berdasarkan beberapa pengambilan keputusan terkait dasar peraturan,

penetapan zona parkir, dan tarif parkir, maka dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan belum dilakukan dengan maksimal dengan memperhatikan aspek-aspek

dan alasan yang jelas dan belum menjawab dari kendala-kendala yang akan dihadapi

dalam pelaksanaan.

b. Pelaksanaan Perencanaan

Dalam pelaksanaan perencanaan didasarkan pada beberapa aspek. Aspek-

aspek yang terkait dalam pelaksanaan perencaanaan yaitu masterplan, pengelolaan

hasil, target dan realisasi serta sistem penyetoran retribusi parkir di tepi jalan umum.

Sebagian besar pelaksanaan mengacu pada masterplan. Masterplan

sekumpulan perencanaan yag berisi tujuan dari perencanaan, bagaimana perencanaan

dilaksanakan, siapa yang menjalankan pelaksanaan dan bagaimana atau evaluasi dari

pelaksanaan. Masterplan dibuat oleh Dishubkominfo Kota Serang. Adapun terkait

Page 145: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

128

manajemen retribusi parkir di Kota Serang terdapat masterplan adapun pendapat I1-2

mengenai masterplan adalah sebagai berikut:

“Ada masterplan karena potensi besar harus melihat kondisi lapangan yang masuk hanya 20-30%” (Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 16 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ). Kepala Dishubkominfo Kota Serang juga mengiyakan bahwa sudah ada

masterplan seperti dalam wawancara:

“Ada masterplan” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang). Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, menunjukkan bahwa terdapat

masterplan dalam manjemen retribusi parkir di Kota Serang, namun dalam

penelusuran dokumen yang dilakukan peneliti tidak mendapatkan adanya

masterplan. Namun, pada kenyataannya banyak sekali perencanaan yang dibuat oleh

pemerintah, tetapi belum sampai menjadi masterplan. Perencanaan yang ada masih

belum sesuai dengan pelaksanaannya, terkadang dalam pelaksanaan perencanaan

pelaku atau pelaksana menemui kendala yang cara mengatasinya belum disiapkan

dalam perencanaan sehingga perlu mengambil langkah improvisasi yang terkadang

tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti mencoba

menggali informasi mengenai apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan

yang dibuat, dibawah ini adalah jawaban yang disampaikan oleh Kepala

Dishubkominfo I1.1sebagai berikut:

Page 146: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

129

“Masih Jauh. Perencanaan sudah sesuai, tapi ada kekurangan yang harus dibenahi seperti masih belum maksimalnya pemasukan daeri parkir”(Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang)

Pernyataan yang hampir serupa juga disampaikan oleh Kepala UPT Parkir

Dishubkominfo Kota Serang I1.2 yang mengatakan sebagai berikut:

“Kalau untuk perencanaan sudah sesuai hanya saja untuk mekanisme antara perencanaan ada perubahan dengan pelaksanaan , semuanya tergantung dengan kondisi dilapangan, karena kondisi dilapangan tidak selalu mulus”. (Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Untuk mengetahui bagaimana perencanaan penyeleggaraan parkir di Kota

Serang di bawah ini merupakan penjabaran mengenai parkir umum berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Bidang Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika di Kota Serang pada

bagian ke enam mengenai parkir umum sebagai berikut:

1. Paragraf I (Fasilitas parkir umum dan penyelenggaran perpakiran)

- Pasal 65

(1) Parkir untuk umum diselenggarakan di tepi jalan umum dan atau

dengan fasilitas khusus berupa pedagang atau taman parkir.

(2) Parkir untuk umum di tepi jalan umum dilaksanakan pada badan jalan

dan atau pada daerah milik jalan, daerah pengawasan jalan yang

merupakan satu kesatuan wilayah lalu lintas dan angkutan jalan.

Page 147: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

130

(3) Penyelenggaraan parkir untuk umum dengan fasilitas khusus berupa

gedung parkir dan atau taman parkir dilaksanakan di pusat-pusat

kegiatan baik di dalam kota, kawasan wisata, kawasan penidikan atau

tempat-tempat lain yang ditetapkan peruntukannya sebagai lahan

parkir khusus

- Pasal 66

(1) Penyelenggaraan parkir untuk umum di badan jalan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 65 ayat (2) dilaksanakan dengan

memperhatikan:

a. Satuan Ruang Parkir (SRP) ditetapkan berdasarkan perbandingan

volume kendaraan dengan kapasitas jalan (V/C Ratio), jenis

kendaraan, dengan konfigurasi arah parkir sejajar atau sudut.

b. Dinyatakan oleh rambu-rambu peruntukan parkir dan marka jalan

(2) Penyelenggaraan parkir untuk umum di daerah milik jalan atau daerah

pengawasan jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 65 ayat (2)

dilaksanakan dengan memperhatikan:

a. Keluar masuk kendaraan tempat dan atau keluar dari tempat parkir

diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan hambatan,

gangguan, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas pada jaringan

jalan yang secara langsung dipengaruhi

b. Tidak menimbulkan kerusakan terhadap perlengkapan jalan

Page 148: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

131

- Pasal 67

Fasilitas parkir untuk umum yang diselenggarakan di gedung parkir dan

atau di taman parkir, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Tempat parkir harus merupakan bagian atau didukung dengan

manajemen lalu lintas pada jaringan jalan sekitarnya;

b. Lokasi parkir harus memiliki akses yang mudah ke pusat kegiatan

c. Satuan Ruang Parkir (SRP) diberi tanda-tanda yang jelas berupa kode

atau nomor lantai, nomor lajur dan marka jalan.

- Pasal 68

(1) Parkir untuk umum ditepi jalan umum diselenggarakan oleh

pemerintah daerah, dengan cara:

a. Parkir yang dilaksanakan pada badan jalan hanya diselenggarakan oleh

pemerintah daerah dan dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga;

b. Parkir yang dilaksanakan di daerah milik jalan atau daerah

pengawasan jalan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dapat

dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pemilik lahan yang

berada disekitar fasilitas parkir

(2) Penyelenggaraan parkir untuk umum yang dilaksanakan di gedung

parkir atau taman parkir, dapat berupa usaha parkir umum secara

Page 149: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

132

penuh atau usaha tambahan yang memanfaatkan fasilitas pendukung

dari suatu sistem kegiatan;

(3) Usaha parkir umum sebagaimana di maksud pada ayat (2), dapat

diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, Badan Hukum atau

Perorangan;

(4) Parkir umum yang merupakan usaha tambaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), diselenggarakan dengan cara kerja sama teknis Antara

Pemerintah Daerah dengan pemilik fasilitas parkir.

- Pasal 69

(1) Usaha parkir umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 ayat (2)

yang diselenggarakan oleh Badan Hukum atau Perseorangan

dilaksanakan setelah mendapat izin dari kepala dinas;

(2) Pemilik izin untuk usaha parkir umum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), wajib melaksanakan kerja sama teknis dengan pemerintah

daerah dan dikenakan pajak parkir

Penjabaran di atas mengenai perencanaan retribusi dan penyelenggaraan

parkir telah jelas dijabarkan adapun yang harus diperhatikan adalah

perencanaan mengenai sistem pengelolaan hasil dari Retribusi Parkir. Karena

pada prinsipnya retribusi digunakan untuk penunjang pendapatan daerah

sehingga retribusi harus ditingkatkan sebagai bentuk kreatifitas atau tindakan

Page 150: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

133

dalam kemandirian daerah terhadap anggarannya. Adapun terkait retribusi

parkir di kota Serang pengelolaan hasil retribusi parkir menurut Kepala

Dishubkominfo Kota Serang sebagai berikut :

“Digunakan untuk menambah pendapatan daerah.” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang adalah sebagai berikut:

“Hasil retribusi parkir yang diterima dishub dari juru parkir itu kemudian direkap dan disetorkan kepada DPPKD. Uang dari hasil setoran tidak boleh mengendap di kantor dishub”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Berdasarkan wawancara di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa

pengelolaan hasil retribusi digunakan untuk menambah pendapatan asli

daerah (PAD) guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan daerah. Adapun

berdasarkan informasi yang telah didapat, pengelolaan hasil retribusi

sepenuhnya diserahkan kepada dinas yang berwenang yaitu DPPKD Kota

Serang. Adapun bagaimana pengelolaan hasil retribusi belum dijelaskan lebih

detail oleh DPPKD Kota Serang. Berdasarkan studi dokumentasi menemukan

bahwa realisasi retribusi parkir di tepi jalan umum pada tahun 2014

ditargetkan mencapai Rp 700.000.000 namun dalam realisasinya belum

mencapai target sehingga jika dikatakan menyumbang pendapatan daerah

Page 151: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

134

maka persentase nya sangat kecil sehingga bila dijabarkan bagaimana

pengelolaan hasil retribusi parkir tidak terlihat jelas partisipasinya. Terkait

target yang tidak mencapai realisasi akan dibahas lebih dalam pada paragraph

selanjutnya.

Pencapaian target yang ditetapkan oleh setiap dinas menunjukan

optimalisasi kinerja dinas tersebut. Realisasi 100% menunjukan kinerja yang

baik, sedangkan realisasi yang kurang dari target menunjukan kurang

optimalnya kinerja suatu dinas. Hal ini tergambar di Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Serang, khususnya UPT

Parkir. Menggali lebih dalam bagaimana pengelolaan retribusi parkir dilihat

dari target dan realisasinya yang sudah berjalan selama ini:

Tabel 4.6 Target dan Realisasi

Tahun Target Realisasi

2014 700.000.000 283.233.000

Sumber: Diolah peneliti dari DPPKD Kota Serang, 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa antara target dan realisasi begitu terjadi

ketimpangan di mana realisasi bahkan jauh dari target sehingga setiap

tahunnya Kota Serang menurunkan targetnya namun turun juga terhadap

realisasinya. Adapun bagaimana target ditetapkan berdasarkan hasil observasi

Page 152: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

135

dan beberapa sumber terkait bahwa penetapan target dilakukan pada awal

tahun dengan mengadakan rapat internal Dishubkominfo dengan agenda

pengajuan target untuk diajukan dan disetujui oleh DPRD, namun pada

kenyataannya DPRD memiliki perhitungan tersendiri dalam penentuan target,

sementara DPRD tidak melihat kemampuan Dishubkominfo dalam realisasi

target. Sementara masih banyak kendala dilapangan yang dihadapi oleh

Dishubkominfo dalam merealisasikan target yang telah ditetapkan. Salah

satunya adalah sistem penyetoran yang belum jelas.

Adapun berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan

narasumber peneliti belum Jelasnya sistem penyetoran yang harus dilakukan

Menurut Bapak Ahmad Yani selaku kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang mengatakan sebagai berikut:

“Sistem penyetoran dari juru parkir kepada UPT Parkir telah diatur UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, namun pada kenyataanya disesuaikan dengan kondisi di lapangan”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Adapun pernyataan ini semakin di perkuat berdasarkan penyataan beberapa

Juru Parkir sebagai berikut:

“Setoran disini sehari 25.000 buat 2 orang, yang jaga pagi sampe siang sama siang sampe malem. Sisanya buat kita orang setoran dikasih ke koordinator, baru koordinator ngasih ke dishub” (Wawancara dengan Juru Parkir, Pamungkas, Pada 5 September 2015 di Jl. Bhayangkara ).

Page 153: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

136

Pernyataan lain mengenai sistem penyetoran parkir juga didapatkan

pernyataan dari I1.3.2 sebagai berikut:

“Setoran sehari 100.000, buat yang punya lahan 50.000 buat ke dishub 50.000” (Wawancara dengan Juru Parkir, Ilham, Pada 5 September 2015 di Jl. Lingkar Selatan Ciracas ).

Pernyataan ketiga masih belum memberikan titik terang bahwa ada sistem

yang jelas untuk penyetoran. Adapun pernyataan ini disampaikan oleh I1.3.4yaitu:

“Setoran disini 5.000 perhari, kalo saya bulanan, sebulan 200.000 langsung ke dishub sisanya buat saya”(Wawancara dengan Juru Parkir, Tomi, Pada 10 September 2015 di Jl. Fatah Hasan ).

Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan bahwa belum ada sistem yang

jelas dalam penyetoran hal inilah yang menyebabkan antara target dan realisasi tidak

ada ketercapaian sehingga perlu dilakukan pembenahan terhadap sistem penyetoran

retribusi parkir. Berdasrkan hasil analisis peneliti sistem penyetoran parkir yang tidak

jelas ini dikarenakan melihat kondisi lapangan yang tidak selalu menguntungkan.

Misalnya dengan adanya pengguna yang tidak membayar parkir sehingga tentunya

hal ini mengurangi pendapatan. Selain berdasarkan hasil analisis peneliti hal ini juga

didasarkan pada wawancara peneliti yang menghasilkan 4 dari 5 juru parkir

mengatakan ada saja yang tidak membayar parkir. Aspek inilah yang dinilai dari

keseriusan dan ketidakseriusan pemerintah dalam peningkatan retribusi parkir karena

bukan tidak mungkin retribusi parkir dapat membantu peningkatan PAD.

Page 154: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

137

c. Evaluasi Perencanaan

Tujuan akhir dari perencanaan adalah tercapainya tujuan akhir yang telah

ditetapkan. Saat pelaksanaan perencanaan sudah berjalan baik maka langkah yang

dilakukan adalah evaluasi dari perencanaan tersebut apakah sudah membantu untuk

mencapai tujuan, apakah perencanaan yang dilakukan sudah tepat sesuai sasaran

atau perlu penggantian, maka dari itu evaluasi penting dilakukan untuk mengetahui

kekurangan atau kelebihan agar dapat meningkatkan apa yang diperlu dilakukan

nantinya. Evaluasi perencanaan biasanya dilakukan secara berkala. Hal ini juga

dilakukan dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang yang peneliti dapatkan

dari narasumber yaitu Kepala Dishubkominfo Kotas Serang I1.1 yang mengatakan

sebagai berikut:

“Ada, setiap bulan dan ada juga yang 3 bulan” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang)

Pernyataan dari Kepala Dishubkominfo dirasa belum mampu menjawab apa

yang peneliti cari, sehingga peneliti mendapatkan pernyataan dari Kepala UPT

Parkir Dishubkominfo Kota Serang I1.2 sebagai berikut

“Evaluasi ada perbulan, triwulan, perenambulan dan eavaluasi Pertahun. Memuat pendapatan, kinerja, situasi di lapangan. Biasanya dipimpin oleh Kepala Dinas, UPT Pelaksana di lapangan, koordinator selaku user dan melibatkan TNI dan POLRI” (Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Dari kedua pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam manajemen

retribusi parkir Kota Serang evaluasi perencanaan dilakukan secara berkala. Namun

Page 155: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

138

dari 5 hasil wawanara dengan pelaksana atau Juru Parkir kelimanya menjawab tidak

ada evaluasi selama ini, saat di konfirmasi terkait evaluasi dengan petugas. Seperti

yang telah disampaikan sebelumnya bahwa evaluasi sangat penting dilakukan untuk

menjawab masalah atau kendala yang dihadapi saat pelaksanaan perencanaan hal ini

peneliti melakukan konfirmasi dengan I1.1 yang mengatakan bahwa evaluasi yang

dilakukan sudah mampu menjawab atau memberikan jawaban yang bisa terjadi.

Sangat disayangkan narasumber I1.1 kurang komunikatif dengan peneliti sehingga

konfirmasi ulang dilakukan kepada I1.2 hanya saja jawaban yang kurang sesuai yaitu

jawaban yang dilontarkan adalah evaluasi memuat pendapatan, kinerja dan situasi

lapangan. Hal ini semakin memberikan gambaran bahwa evaluasi perencanaan

manajemen pegelolaan retribusi parkir di Kota Serang belum dilaksanakan dengan

maksimal.

Berdasarkan penjabaran mengenai aspek-aspek terkait perencanaan maka

dapat disimpulkan dari segi perencanaan manajemen retribusi parkir di Kota Serang

belum dilaksanakan dengan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan :

1. Aspek-aspek peraturan atau keputusan masih perlu perbaikan atau dilengkapi

agar semakin jelas dalam apa yang akan direncanakan dalam manajemen

pengelolaa retribusi parkir di Kota Serang.

2. Antara perencanaan dan pelaksanaan perencanaan masih belum sesuai.

3. Manajemen retribusi parkir Kota Serang evaluasi perencanaan dilakukan

secara berkala.

Page 156: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

139

4.3.2 Pengorganisasian (Organizing)

Menurut Siagian (2011:95), pengorganisasian adalah keseluruhan proses

pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggungjawab dan wewenang

sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu

kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Jika pembahasan di atas kita membicarakan mengenai Perencanaan maka

pada pembahasan ini kita akan membicarakan bagaimana Pengorganisasian dalam

manajemen retribusi parker di Kota Serang, dilihat dari alat-alat, tugas, orang-orang

dan lain sebagainya untuk optimalisasi retribusi parkir di Kota Serang itu sendiri.

Dalam pengorganisasian ada dua aspek yang akan dibahas yaitu tentang Standar

Operasional Prosedur (SOP) dan Sistem Pemungutan.

a. Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur adalah sebuah aturan yang dirancang yang

digunakan sebagai batasan-batasan dalam pelaksanaan atau dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa standar operasional prosedur adalah sebuah bentuk pengorganisasian

yang dibuat berdasarkan perencanaan dan kesepakatan dari para pelaksana. Biasanya

Standar operasional prosedur ada disetiap organisasi bahkan disetiap program hal ini

juga disampaikan oleh Kepala Dishubkominfo Kota Serang sebagai berikut:

“Pengelolaan sudah ada didalam peraturan” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang)

Page 157: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

140

Dirasa jawaban masih kurang cukup, dilakukan wawancara dengan Kepala

UPT Dishubkominfo Kota Serang saat dikonfirmasi mengenai bagaimana pengelolaan

retribusi parkir di Kota Serang sebagai berikut:

“Tertuang dalam SOP, mengenai penyebaran karcis kepada juru parkir, pungutan, penarikan, pencatatan di UPT, penyetoran kepada bendahara, dan pendapatan disetor kepada DPPKD melalui bank” (Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam manajemen retribusi parkir

sudah terstruktur dengan baik. Adapun SOP dalam Retribusi parkir di Kota Serang

terbagi menjadi dua yaitu SOP Pelayanan Retribusi Parkir dan SOP Pembuatan (Surat

Perintah Tugas ) Koordinator Parkir. Dibawah ini akan di lampirkan bagan SOP

Pelayanan Retribusi Parkir :

Gambar 4.2 SOP Pelayanan Retribusi Parkir

Sumber : Diolah oleh Peneliti dari Dishubkominfo Standar Operasional Prosedur (SOP) UPT Parkir,

2015

Page 158: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

141

Berdasarkan bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan retribusi parkir

telah terencana dengan rapi. Adapun dasar-dasar dari SOP tersebut mengacu kepada

Undang-undang dan juga Perda adapun rincian dasar hukum sebagai berikut:

- Undang-undang No. 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan

- Undang-undang No. 28 Tahun 2009, tentang Pajak dan Retribusi Daerah

- Peraturan Daerah No. 07 Tahun 200, tentang Penyelenggaraan Bidang

Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi, dan Informatika Kota Serang

- Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2011, tentang Retribusi Daerah

- Peraturan Daerah No. 05 Tahun 2014, tentang Pembentukan dan Susuan

Organisasi Daerah Kota Serang (SOTK Perubahan Perda No. 07 Tahun

2008)

- Keputusan Wali Kota Serang No. 550/ kep. 108-Huk-Org/2008, tentang

Pendelegasian Wewenang kepada Pejabat di Lingkungan Dihubkominfo

Kota Serang

Adapun untuk memperdalam analisis digunakan perda yang dijelaskan secara

global misalnya seperti dalam perda Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah yang menjelaskan Konsep Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum dari

segi objek, subjek, dan juga mengenai prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif yang

tertuang dalam pasal 32. Pasal 32 tersebut menjelaskan secara jelas apa-apa saja yang

harus dilakukan dalam meningkatkan retribusi parkir. Isi perda yang menyagkut

mengenai retribusi parkir yaitu sebagai berikut:

Page 159: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

142

1. Bagian Kelima (Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Paragraf 1 Nama,

Objek dan Subjek

- Pasal 28

Dengan nama retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut

retribusi sebagai pembayaran atas setiap pelayanan parkir di tepi jalan

umum yang diberikan oleh pemerintah daerah.

- Pasal 29

Obyek retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum merupakan

penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh

Pemerintah Daerah.

- Pasal 30

Subyek retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum adalah orang pribadi

atau Badan yang memperoleh jasa pelayanan parkir di tepi jalan umum

2. Paragraf 2 (Cara mengukur tingkat penggunaan jasa retribusi pelayanan parkir di

tepi jalan umum)

- Pasal 31

Tingkat penggunaan jasa pada Retribusi pelayanan parkir di tepi Jalan

umum diukur berdasarkan jenis kendaraan dan jangka waktu.

3. Paragraf 3 (Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarya tarif retribusi

pelayanan parkir di Tepi Jalan Umum)

Page 160: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

143

- Pasal 32

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi pelayanan parkir di tepi

jalan umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa

yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan

efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

Adapun standar dalam retribusi parkir tertera dalam Perda Kota Serang

Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah Pada Bab IV dan Bab VII yang akan

di uraikan lebih rinci di bawah ini:

1. Bab IV Tata Cara Penghitung Retribusi Pasal 142:

1) Besarnya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara

tingkat penggunaan jasa dengan tarif retribusi.

2) Tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah

jumlah penggunaan jasa yang dijadikan dasar alokasi beban biaya

yang dipikul Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan jasa yang

bersangkutan.

3) Apabila tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sulit diukur, maka tingkat penggunaan jasa dapat ditaksir berdasarkan

rumus yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

4) Rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus mecerminkan

beban yang dipikul oleh Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan

jasa tersebut.

Page 161: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

144

5) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah nilai

rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitung

besarnya retribusi yang terhutang.

6) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditentukan

seragam atau bervariasi menurut golongan sesuai dengan prinsip dan

sasaran penetapan tarif retribusi.

2. Bab VII Tata Cara Pemungutan Retribusi Pasal 145

1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan.

2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dapat berupa kupon, karcis dan kartu langganan.

3) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi diatur dengan Peraturan

Walikota.

Pada tata cara pemungutan retribusi dijelaskan di atas adalah dengan

menggunakan karcis hal ini juga dilakukan oleh retribusi parkir. Dishub mengeluarkan

karcis dengan mekanisme yang telah dijabarkan oleh narasumber yaitu sebagai berikut:

“Pembuatan dilakukan oleh sekretariat dishub. Sudah dianggarkan karena ada untuk terminal dan parkir. Dalam 1 tahun kurang lebih 30 juta. Bagaimana bisa menghasilkan yang besar butuh anggaran yang lebih untuk mendapatkan hasil yang besar. Karcis yang asli ada tanda koorporasi lobang DPPKD baru bernialai uang. Prosesnya dari UPT, kepala dinas, baru di legislasi DPPKD, UPT lagi baru UPT distribusi melalui koordinator” (Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Page 162: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

145

Kepala Dishub juga menambahkan bahwa :

“Penentuan tarif ditentukan oleh dishub, DPPKD serta DPRD” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang) Pernyataan dari narasumber lain mengenai karcis parkir disampaikan oleh

Kepala Subag umum dan kepegawaian Dishubkominfo Kota Serang mengatakan

sebagai berikut:

“Karcis parkir yang legal sudah dikeluarkan dan diketahui oleh DPPKD Kota Serang”(Wawancara dengan Ibu Hj. Eti Sukmawati, 18 Februari 2013 di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang ).

Pernyataan di atas tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Kondisi dilapangan

adalah karcis parkir yang masih berbeda-beda disetiap juru parkir. Masih terdapat juru

parkir yang menggunakan karcis parkir hasil buatan sendiri, baik fotocopy, tulisan

tangan bahkan didesain sesuai keinginan juru parkir. Ini ditunjukkan dari hasil

wawancara dengan juru parkir I1.3.1sampai dengan I1.3.3yang sebagian besar tidak

mengetahui bahwa Dishubkominfo mengeluarkan karcis resmi. Adapun narasumber

yang mengatakan ada yaitu sebagai berikut:

“Ada, kalo karcis dari Dishub itu sebulan sekali dikasihnya, kalo belum sebulan udah abis, pakai kartu sendiri” (Wawancara dengan Juru Parkir, Tomi, Pada 10 September 2015, di Jl. Fatah Hasan).

Pernyataan lain terkait menggunakan karcis parkir buatan sendiri yaitu

pernyataan dari I1.3.3 yang mengatakan sebagai berikut:

“Kalau karcis buatan Dishub sih saya tidak tahu, soalnya kalo di sini mah karcisnya buat sendiri” (Wawancara dengan Juru Parkir, Herman, Pada 10 September 2015 di Jl. Alun-alun ).

Page 163: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

146

Berdasarkan dari pernyataan dan informasi di atas menunjukkan bahwa

terdapat penyimpangan SOP melalui Karcis Parkir. Dalam hal ini pemerintah terkait

atau Dishubkominfo harus segera mengambil tindakan untuk ketegasan terkait karcis

parkir karena tidak adanya karcis parkir tentu menimbulkan penyimpangan lain yaitu

tarif parkir yang tidak sesuai dengan aturan yang ada dan telah dijelaskan pada poin

sebelumnya. Sehingga dari keseluruhan mengenai SOP dapat di simpulkan bahwa

SOP perlu dipertegas dan di perjelas serta disesuaikan dengan pelaksanaannya. Selain

Standar operasional prosedur yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian adalah

Sumber daya manusa (SDM).

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau orang-orang tentu diperlukan untuk pelaksanaan

manajemen retribusi parkir di Kota Serang. Dalam sumber daya manusia mencakup

kegiatan pengambilan pengupahan dan rekruitmen juru parkir. Ada beberapa SDM

dengan tingkat kewenangan tertentu dari hirarki yang paling atas sampai yang paling

bawah. Dalam hal ini adalah untuk hirarki atau orang dengan kewenangan dan

tanggung jawab paling tinggi adalah Kepala Dishubkominfo sedangkan untuk

dihirarki yang paling bawah adalah Juru Parkir. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota

Serang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Bidang Perhubungan,

Pariwisata, Komunikasi dan Informatika di Kota Serang paragrap 2 tentang Juru

Page 164: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

147

Parkir pada pasal 70 yang berbunyi pengaturan keluar dan masuk serta pemungutan

biaya jasa parkir kendaraan ke tempat parkir dilaksanakan oleh Juru Parkir.

Terkait sumber daya manusia dalam manajemen retribusi parkir di Kota

Serang. Adapun para penanggung jawab dan pelaksana retribusi parkir di Kota

Serang yaitu, Kepala Dishubkominfo, Kasi Perparkiran dan Terminal, Kepala UPT

Parkir, Kasubag TU UPT Parkir dan Juru Parkir. Tentunya juru parkir merupakan

ujung tombak dari kegiatan retribusi parkir maka tentunya jumlahnyapun tidak sedikit

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Jumlah Juru Parkir

No Nama Zona Jumlah

1 Zona I 110

2 Zona II 129

3 Zona III 89

4 Zona IV 60

Total 406

Sumber: Diolah peneliti dari Dishubkominfo Kota Serang, 2012

Tabel di atas menunjukkan jumlah juru parkir dari Zona I dan Zona IV yaitu

secara total yaitu 406 orang. Adapun tabel ini masih menyajikan juru parkir yang

terdri dari 4 zona, sedangkan saat ini sudah menjadi 9 zona. Namun total juru parkir

belum didapat. Jika dilihat secara total membuktikan bahwa juru parkir sangat banyak

Page 165: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

148

dan jika di bandingkan dengan Kepala UPT dan Kasubag TU UPT Parkir yang hanya

berjumlah 2 orang tentunya terdapat masalah dan kendala dalam mengelola retribusi

parkir dan berdasarkan observasi peneiti menemukan beberapa masalah yaitu:

1. Sistem pengupahan SDM atau Sumber daya manusia yang bertugas

Belum jelasnya sistem pengupahan hal ini dibuktikan berdasarkan wawancara

dengan Bapak Ahmad Yani, SE selaku Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang yang menyatakan.

“Pengupahan itu tergantung dari kesepakatan Antara UPT parkir, dishubkominfo, serta juru parkir. Ketentuannya adalah 20% untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah dan 80% untuk juru parkir termasuk uang makan, uang rokok dan penguasa setempat, namun belum di sahkan secara legal”( wawancara dengan Bapak Ahmad Yani, SE selaku Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, pada tanggal 12 Februari 2014 di Kantor UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang ). Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa sistem pengupahan

belum tercantum di dalam peraturan atau prosedur yang ada, namun masih wacana

tetapi sudah di terapkan. Bahkan dalam kesempatan yang lain peneliti mencoba

melakukan tringulasi waktu dengan Bapak Ahmad Yani sebagai berikut:

“Tidak diatur atau belum diatur. Tidak diupah/ digaji (juruparkir). Ada penentuan target dari dishub jika lebih buat juru parkir, tapi itu semua aturan berubah setelah dilapangan”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ). Pernyataan yang hampir mirip tersebut sekilas membuat hati menjadi miris

bahwa untuk juru parkir yang bertugas sementara penetapan target ada namun jasa

untuk keringat dan sengatan matahari yang mereka terima belum dihargai

Page 166: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

149

sepantasnya. Terkait hal ini peneliti melakukan konfirmasi kepada Juru Parkir terkait

pengupahan, namun tidak mendapatkan perhitungan yang pasti karena Juru parkir

hanya memberikan gambaran besaran dengan minimal pendapatan 50.000 sampai

100.000 ribu rupiah perhari. Sulitnya menghitung dikarenakan terdapat tiga shift

yaitu pagi, siang dan malam dan ketiganya memiliki pendapatan yang berbeda.

Adapun yang memberikan persentase yaitu narasumber I1.3.3 yang mengatakan

sebagai berikut:

“50% dari pendapatan sisanya buat yang punya lahan”(Wawancara dengan Juru Parkir, Herman, Pada 5 Mei 2015 di Jl. Alun-alun ).

Pernyataan di atas semakin memperkuat kesimpulan peneliti mengenai sistem

pengupahan yang belum terkoordinasi dengan baik.

2. Belum jelasnya sistem rekrutment juru parkir dilapangan.

Dalam menetapkan juru parkir tentunya dilakukan dengan sistem perekrutan,

adapun sistem perekrutan juru parkir beum jelas secara rinci dan aturannya.

Temuan lapangan terkait belum jelasnya rekrutmrnt juru parkir dilapangan

disimpulkan berdasaran pernyataan beberapa narasumber yaitu sebagai berikut:

“Jadi pas daftar jadi tukang parkir itu ke RT, RW, koordinator, baru ke dishub”(Wawancara dengan Juru Parkir, Pamungkas, Pada 5 Septeember 2015 di Jl. Bhayangkara ).

Pernyataan lain disampaikan oleh juru parkir lain :

“Langsung ke koordinator”(Wawancara dengan Juru Parkir, Ilham, Pada 5 September 2015 di Jl. Lingkar Selatan Ciracas ).

Page 167: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

150

Pernyataan berbeda juga disampaikan oleh Juru Parkir Herman :

“Langsung ke dishub”(Wawancara dengan Juru Parkir, Herman, Pada 10 September 2015 di Jl. Alun-alun ).

Pernyataan lain yang juga berbeda yaitu:

“Kalau mau jadi tukang parkir ga ada persyaratan hanya bantu aja sukarela” (Wawancara dengan Juru Parkir, Tomi, Pada 5 Mei 2015 di Jl. Fatah Hasan ).

Beberapa pernyataan di atas menunjukkan bahwa belum jelas bagaimana

sebenarnya sistem perekrutan juru parkir, selain itu aturan. Adapun yang terdapat

dalam aturan hanyalah pengeluaran Surat Perintah Tugas untuk Koordinator parkir

bukan untuk juru parkir. Tidak jelasnya sistem rekrutment juru parkir namun

sebagian besar juru parkir mendapatkan SK, hal ini berdasarkan pernyataan dari 5

juru parkir yang peneliti Tanya mengenai identitas resmi. Ini menunjukkan bahwa

pemerintah perlu memperjelas dan mempublikasi sistem rekrutment juru parkir.

Kedua masalah di atas dapat membuat kesimpulan bahwa penanganan Sumber Daya

Manusia masih perlu pembenahan yang signifikan terutama terkait juru parkir yang

merupakan ujung tombak.

c. Tupoksi

Dalam manajemen yang harus juga diperhatikan adalah tupoksi. Tupoksi yang

jelas dan dipahami oleh para pelaksana sehingga tupoksi bukan hanya sekedar

rincian tulisan tanggungjawab dan tugas apa yang harus dilakukan pelaksana sesuai

bagiannya. Tupoksi yang tepat adalah di mana para pelaksana mudah dalam

Page 168: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

151

memahaminya dan mudah untuk diaplikasikan selain itu tupoksi yang baik harus

merinci sampai keposisi terbawah sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas yang

harus dilaksanakan. Yang sering terjadi adalah tupoksi merupakan urutan tugas dan

tanggungjawab yang bahkan pelaksananya tidak memahami atau bahkan hanya

sekedar mengingatnya, sehingga Antara apa yang dikerjakan dengan apa yang tertulis

di dalam tupoksi tidak terjadi kesesuaian.

Namun, hal ini tidak terjadi dalam manajemen retribusi parkir Kota Serang.

Hal ini berdasarkan wawancara dengan I1.1 atau selaku Kepala Dishubkominfo Kota

Serang yaitu sebagai berikut :

“Tupoksi jelas, sudah diatur dan dijelaskan kepada petugas pelaksana” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang)

Selain itu, informan I1.2 atau selaku kepala UPT Dishubkominfo Kota Serang

juga menjelaskan sebagai berikut:

“Tupoksinya jelas karena dalam pegawasan, ada pembinaan juru parkir, pembekalan teknis tentang aturan, ilmu dan sebagainya. Satu kali dalam 1 tahun karena ada keterbatasan anggaran dalam beberapa tahap. Hamper kurang lebih 600 juru parkir pertahun perzona perwakilannya selama satu hari penuh. Ada penggantian dana sesuai anggaran yang ada kurang lebih 60 ribu rupuah, 60 orang sekali pembinaan”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Pernyataan menyatakan bahwa tupoksi yang ada harus jelas karena dalam

pengawasan. Adapun tupoksi yang ada hanya tupoksi seksi perparkiran dan terminal

yaitu:

Page 169: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

152

Seksi Perparkiran dan Terminal

1. Seksi Perparkiran dan Terminal dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Keselamatan, Teknik,

Sarana dan Prasarana.

2. Seksi Perparkiran dan Terminal mempunyai tugsa pokok melaksanakan

kebijakan teknis bidang perparkiran dan terminal.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada nomor (2), Seksi

Perparkiran dan Terminal menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kegiatan bidang perparkiran dan terminal;

b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang perparkiran dan

terminal;

c. Penyelenggaraan kegiatan bidang perparkiran dan terminal;

d. Penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi bidang

perparkiran dan terminal;

e. Evaluasi dan pelaporan bidang perparkiran dan terminal;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Sedangkan untuk tupoksi UPT Parkir dan Juru Parkir tidak ada sehingga

sangat diperlukan tupoksi agar dapat memberikan aturan, dan batasan dalam

melakukan pengelolaan retribusi dari hal penyetoran sampai kepada penggunaan.

Page 170: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

153

Maka dapat disimpulkan terkait Tupoksi, tupoksi sudah ada namun belum sampai

kepada hirarki yang ada di bawahnya.

Berdasarkan penjabaran setiap aspek terkait dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian sudah cukup dilakukan dengan baik hanya saja masalah-masalah

yang ada diselesaikan dengan improvisasi yang tidak menyelesaikannya. Hal ini

dibuktikan dengan :

1. SOP perlu dipertegas dan di perjelas serta disesuaikan dengan pelaksanaannya

2. Sumber Daya Manusia masih perlu pembenahan yang signifikan

3. Tupoksi sudah ada namun belum sampai kepada hirarki yang ada di bawahnya

4.3.3 Penggerakan / Pengarahan (Actuating)

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2 mengenai Penggerakan atau

pengarahan (Actuating) yang dapat didefiniskan sebagai keseluruhan proses

pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka

mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan

ekonomis. Sedangkan menurut Siagian (2011:106) mendefinisikannya sebagai

keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota untuk

bekerja dengan sebaik mungkin. Dalam actuating mencakup terkait identitas juru

parkir dan koordinasi antar pihak terkait retribusi parkir. Oleh karena itu pembinaan

perlu dilakukan agar pekerjaan dilakukan secara tepat. Pembinaan dalam manajemen

retribusi parkir di Kota Serang adalah pembinaan kepada Juru Parkir, karena juru

Page 171: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

154

parkir adalah ujung tombak dari kegiatan retribusi parkir. Adapun pembinaan juru

parkir diatur dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Bidang Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika di

Kota Serang yaitu sebagai berikut:

1. Pasal 70 ayat 2 dan 3

Ayat 2

Pembinaan terhadap juru parkir ditetapkan sebagai berikut:

a. Penunjukkan dan penugasan juru parkir dilaksanakan oleh perorangan dan

atau badan yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah;

b. Seragam juru parkir ditetapkan dengan warna tertentu yang dilengkapi

dengan atribut atau tanda-tanda yang jelas dan lengkap yang ditetapkan

oleh walikota;

c. Juru parkir diwajibkan terlebih dahulu mengikuti pelatihan keterampilan,

disiplin dan sopan santun pelayanan parkir yang diselenggarakan oleh

dinas.

2. Ayat 3, Pembinaan terhadap juru parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

termasuk juru Badan Hukum, Perorangan dan Swasta.

Aturan di atas memberikan gambaran bahwa juru parkir memperoleh

pembinaan dan fasilitas seperti seragam hal ini juga dikatakan oleh beberapa

narasumber yaitu sebagai berikut:

Page 172: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

155

“Dapat baju, kartu nama, SK dari dishubnya pas awal daftar”(Wawancara dengan Juru Parkir, Pamungkas, Pada 5 September 2015 di Jl. Bhayangkara ).

Pernyataan yang hampir sama juga dikatakan oleh narasumber I1.3.2, dan I1.3.5

namun pernyataan yang agak berbeda disampaikan oleh narasumber I1.3.4 adaah

sebagai berikut:

“Dapet identitas dari dishub seperti baju, kartu nama sama SK, kalau baju kadang sebulan sekali dikasih, kadang juga engga”(Wawancara dengan Juru Parkir, Ilham, Ardi dan Tomi, Pada 5, 10 dan 15 September 2015 di Jl. Lingkar Selatan Ciracas, Jl. Fatah Hasan dan Jl. Sam’un Bakri ).

Beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa juru parkir sudah

diberikan seragam sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengarahan atau Actuating

sangat bergantung pada koordinasi pihak-pihak terkait. Pelaksanaan manajemen

retribusi parkir di Kota Serang tentu tidak dilakukan hanya UPT Parkir tapi seluruh

pihak-pihak terkait. Adapun salah satu langkahnya adalah dengan melakukan

koordinasi. Koordinasi yang dilakukan adalah :

1. Koordinasi Kepala Dinas dengan Kepala UPT

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang

mengenai koordinasi dengan Kepala Dinas dan Kepala UPT dalam memanajemen

retribusi parkir di Kota Serang yaitu sebagai berikut:

“Koordinasi kepala dinas kepada UPT melalui sekretaris sesuai perda” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang).

Page 173: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

156

Wawancara juga dilakukan dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang, sebagai berikut :

“Dalam SOTK. UPT bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas Garis Komando langsung dari kepala dinas hal ini ada dalam perda No. 5 Tahun 2004. Memberi laporan kepada Kepala Dinas dengan koordinasi Sekretaris”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Penyataan di atas memberikan kesimpulan bahwa koordinasi yang dilakukan

Kepala Dinas dan Kepala UPT adalah sebatas tanggung jawab, Kepala UPT

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, dan kepala Dinas memberikan dan

menyerahkan tugas kepada Kepala UPT. Segala bentuk laporan evaluasi diserahkan

kepada Kepala Dinas untuk diteruskan kepada pihak terkait misalnya Walikota

Serang atau pihak terkait lainnya.

2. Koordinasi Kepala UPT dengan Koordinator Wilayah Parkir

Berdasarkan wawancara dengan I1.2 mengenai koordinasi kepala UPT dengan

koordinator wilayah parkir dalam memanajemen retribusi parkir di Kota Serang

adalah sebagai berikut:

“UPT memberikan perintah langsung. Tidak lepas dari UPT dan pelaporan dilakukan secara berkala untuk penyetoran perhari seharusnya”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Page 174: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

157

Namun, Kepala dinas memberikan wewenang kepada kepala UPT Parkir

dalama hal koordinasi dengan jajarannya, sesuai wawancara berikut :

“Kepala dinas memberi wewenang kepada kepala UPT untuk berkoordinasi dengan jajarannya” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang)

Sama halnya dengan koordinasi antara Kepala Dinas dan Kepala UPT.

Koordinasi yang dilakukan antara Kepala UPT dengan koordinator wilayah parkir

yaitu memberikan perintah langsung kepada koordinator wilayah

3. Koordinasi Koordinator wilayah parkir dengan juru parkir

Adapun koordinasi Antara koordinator wilayah dengan juru parkir adalah

dengan cara penagihan uang setoran. Beberapa ada yang membayar setoran ke

koordinator namun selain itu juga koordinasi Antara koordinator dan juru parkir

adalah terkait rekrutment yang sebelum menjadi juru parkir harus terlebih dahulu

datang kepada koordinator. Selain itu koordinator juga membagi sesi atau shift para

juru parkir untuk beberapa zona yang memerlukan shift.

4. Koordinator Juru Parkir dengan Pengelola Parkir informal

Yang dimaksud dengan pengelola parkir informal adalah yang disebut dengan

penguasa lahan. Penguasan lahan dalam hal ini adalah Antara pemilik lahan atau yang

dapat disebut dengan “preman”. Adapun koordinator dan juga juru parkir melakukan

setoran atau membayar atas lahan. Pembayaran setoran kepada penguasa parkir ini

Page 175: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

158

dibenarkan dari narasumber I1.3.1 sampai I1.3.5 yang sebagian besar menjawab mereka

melakukan setoran kepada penguasa lahan.

Berdasarkan data di atas maka peneliti menemukan beberapa masalah

terhadap penggerakan dan actuating yaitu kurangnya koordinasi antara pihak terkait

dan juga kurangnya ketegasan pihak-pihak terkait dalam mengatasi penguasa lahan

sehingga hal ini tentunya mengurangi pendapatan, dalam aturan yang ada tidak

tertulis terkait penguasa lahan dan tidak terkait perhitungan setoran yang harus

diberikan untuk penguasa lain, namun pihak terkait tidak juga memberikan solusi dan

antisipasi terkait ini. Selain itu, peneliti mendapat beberapa kendala untuk menemui

“yang punya lahan” atau penguasa non formal dikarenakan yang bersangkutan

ternyata adalah aparat negara. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya koordinasi antara

pihak terkait dan juga kurangnya ketegasan pihak-pihak terkait dalam mengatasi

penguasa lahan.

4.3.4 Pengawasan (Controlling)

Dalam setiap perencanaan, target dan kegiatan yang dilakukan pasti di

dalamnya terdapat pengawasan. Pengawasan dilakukan agar pekerjaan atau rencana

dan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan tujuan awal yang ditetapkan sehingga

tidak terjadi penyimpangan yang akan merugikan banyak pihak tapi menguntungkan

satu pihak. Adapun seperti yang telah diungkapkan dalam BAB II telah dijelaskan

definisi Pengawasan Menurut Siagian ( 2011 : 112 ) , fungsi pengawasan adalah

fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi pengawasan adalah proses pengamatan

Page 176: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

159

pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang

sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen.

Pengawasan harus dilakukan oleh orang berdiri secara netral dan dilakukan secara

berkala. Dalam pengawasan mencakup evaluasi kerja, sanksi dan alternatif solusi.

Berdasarkan hasil wawancara saat di lakukan wawancara mengenai Berapa kali

pengawasan dilakukan berikut adalah pernyataannya :

“Cukup sering” (Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang) Kemudian jawaban dari Kepala UPT Parkir sebagai berikut : “Pengawasan rutin yang berpotensi rawan, laporan masyarakat kita langsung cek, kalo ada diupayakan pemberdayaan kalo tidak mau kepihak berwajib 1 bulan 6 kali” (Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ). Pengawasan dalam rangka manajemen retribusi parkir di Kota Serang

dilakukan secara berkala, dan langsung dilakukan oleh dinas terkait, namun belum

menimbulkan atau berdampak baik untuk peningkatan retribusi parkir di Kota Serang,

atau penyelesaian masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

a. Evaluasi Kerja

Selain dilakukan untuk menjamin pekerjaan dilakukan sesuai dengan

perencanaan, Pengawasan dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang juga

dilakukan untuk mengevaluasi hasil kerja para pelaksana. Adapun evaluasi dan

Page 177: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

160

pengawasan dilakukan oleh atasan dan terdapat seksi khusus yaitu Sub Bagian

Program Evaluasi dan Program Pelaporan yang memiliki tupoksi yaitu:

1. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Sekretaris.

2. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

menyusun perencanaan program dan kegiatan Dinas.

3. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub

Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan Dinas;

b. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen

pelaksanaan anggaran;

c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan bidang program dan

pelaporan;

d. Pelaksanaan penyusunan laporan kegiatan Dinas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Terpisahnya fungsi pengawasan ini tentunya sangat baik hal ini akan

menjadikan penilaian yang lebih objektif. Berdasarkan observasi pengawasan

dilakukan dengan baik juga dilakukan dengan berkeliling, mengamati juru parkir dari

kejauhan atau sekaligus mengambil uang setoran, namun yang sangat disayangkan

adalah para juru parkir tidak pernah menganggap ada evaluasi hal ini berdasarkan

Page 178: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

161

dari wawancara I1.3.1 dan I1.3.2 yang mengatakan tidak ada evaluasi dan pengawasan,

atau tidak pernah di ajak rapat.

Menurut narasumber I1.3.1 menyatakan terkait evaluasi :

“Engga pernah diajak rapat sama dishub, palingan kalo rapat dishub itu cuma koordinator aja. Nah kita mah rapatnya sama koordinator aja. Itu juga kalo ada info dari dishub. Pernah rapat waktu itu sama koordinator ngebahas tentang penampatan aja” (Wawancara dengan Juru Parkir, Pamungkas, Pada 5 Septeember 2015 di Jl. Bhayangkara ).

Hal serupa disampaikan oleh narasumber I1.3.2 :

“Tidak ada evaluasi atau rapat”(Wawancara dengan Juru Parkir, Ilham, Pada 5 September 2015 di Jl. Lingkar Selatan Ciracas ). Evaluasi kerja belum memberikan dampak yang positif terhadap kinerja atau

penerimaan retribusi parkir di Kota Serang.

b. Sanksi

Sanksi adalah sebuah bentuk hukuman yang diberikan apabila dalam

pengawasan ditemukan sesuatu yang menyimpang dari yang seharusnya. Selain itu

sanksi diberikan untuk memberikan efek jera agar penyimpangan tidak terjadi untuk

hari ini atau yang akan datang. Dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang

perihal terkait sanksi diatur dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 tahun

2011 tentang Retribusi Daerah pada BAB X Pasal 148 yang berbunyi dalam hal wajib

retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,

Page 179: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

162

dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% setiap bulan dari retribusi

yang tertutang yang tidak atau kurang dibayar. Berikut lampiran Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah pada BAB X Pasal 148

yang telah disampaikan diatas :

Gambar 4.3 Sanksi Administratif dalam lampiran Peraturan Daerah Kota Serang

Nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah pada BAB X Pasal 148

Sumber : Peneliti diolah dari Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, 2015

Sanksi ini terkait dengan penyetoran, sedangkan dibeberapa aspek lain yang

membahas mengenai penyetoran bahwa para juru parkir selalu melakukan penyetoran

setiap hari sehingga sanksi terkait penyetoran tidak pernah dilanggar. Adapun

penyimpangan lain seperti penguasa lahan atau juru parkir yang tidak membantu

pengguna parkir, atau terkait penggunaan karcis parkir, tidak ada sanksi yang

mengaturnya.

Page 180: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

163

Selain tidak di atur dalam peraturan sanksi tersebut juga tidak di terapkan oleh

koordinator ataupun UPT. Menurut peneliti hal ini terjadi karena perencanaan yang

ada kurang matang sehingga fungsi yang lainpun menjadi tidak terarah. Tidak adanya

sanksi yang tegas tentunya menibulkan kebiasaan yang merugikan berbagai pihak.

Sehingga sangat perlu untuk mengatur sanksi yang akan diberikan bila terjadi

penyimpangan tersebut. Lemahnya sanksi menunjukkan lemahnya pengawasan

sehingga pengawasan harus di tingkatkan lagi

c. Alternatif Solusi

Hasil akhir dari pengawasan adalah kesimpulan dari kinerja dalam

pelaksanaan perencanaan, yang mana hasil akhir yang baik atau tidak baik pasti

mendapatkan alternatif solusi untuk menjadi lebih baik dalam pelaksanaan

perencanan berikutnya. Dalam manajemen retribusi parkir belum ada alternatif solusi

yang mampu mengatasi masalah yang ada. Adapun salah satu alternatif solusi

berdasarkan studi dokumentasi dan beberapa narasumber adalah mempersempit zona

wilayah parkir yang memiliki tujuan agar memudahkan untuk pengawasan dan

penyetoran. Sedangkan alternatif solusi yang lain seperti karcis parkir yang belum

jelas, rekrutment, dan yang lainnya masih belum ada kondisinya belum jauh berbeda.

Hal ini didukung oleh pernyataan dari Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota

Serang :

Page 181: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

164

“alternatif solusi dalam rangka hasil akhir dari pengawasan dapat berupa mempersempit zona seperti yang sudah dilakukan untuk mempermudah pengawasan, alternatif lain nya bisa dilakukan sesuai dengan hasil akhir dari evaluasi yang dilakukan.”(Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, Bapak Ahmad Yani, SE, Pada 5 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang ).

Kepala Dishubkominfo Kota Serang jga memberikan pernyataan terkait

alternatif solusi, yaitu : “alternatif solusi diberikan wewenang kepada UPT Parkir selaku pelaksana

dan pihak yang mengetahui kondisi lapangan, namun nanti nya tetap ada laporan kepada kepala dinas.”(Wawancara dengan Kepala Dishubkominfo Kota Serang, H. Syafruddin, M.Si , Pada 28 Mei 2015 di Kantor Dishubkominfo Kota Serang).

Dari ketiga aspek di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan dalam

manajemen retribusi parkir di Kota Serang belum dilakukan dengan maksimal, hal ini

terjadi karena perencanaan yang belum matang sampai kepada sistem pengawasan

sehingga lemahnya evaluasi, sanksi dan alternatif solusi belum dapat teratasi. Hal ini

dibuktikan dengan :

1. Evaluasi kerja belum memberikan dampak yang positif terhadap kinerja atau

penerimaan retribusi parkir di Kota Serang

2. Tidak adanya sanksi yang tegas

3. Belum ada alternatif solusi yang mampu mengatasi masalah yang ada

Page 182: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

165

4.4 Pembahasan

Pembahasan adalah isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan, atau rangkuman dalam hasil analisis penelitian yang telah disesuaikan

dengan teori yang peneliti gunakan. Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan teori

fungsi-fungsi manajemen menurut George. R Terry ( Badrudin, 2013:14) yaitu:

Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerakan (Actuating),

Pengawasan (Controling). Adapun di bawah ini akan dijelaskan pembahasan terkait

hasil penelitian di atas:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (planning) dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang

merupakan langkah awal dalam mencapai tujuan dan target yaitu optimalisasi

retribusi parkir di Kota Serang.

Langkah awal dalam perencanaan adalah pengambilan keputusan yang

dibahas dalam sub indikator dalam perencanaan. Pengambilan keputusan sangat

penting untuk merancang bagaimana perencanaan akan dilakukan, berlandaskan apa

perencanaan dilakukan, dan bagaimana cara-cara atau alternatif yang akan diambil

dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan

memperhatikan aspek-aspek yang nantinya akan memudahkan dalam proses

berikutnya. Pengambilan keputusan yang diambil dalam manajemen retribusi parkir

di Kota Serang yaitu diantaranya, penetapan aturan dasar, penetapan zona, dan

penetapan tarif parkir. Penetapan-penetapan tersebut tentunya mengacu pada aturan-

Page 183: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

166

aturan di atasnya, seperti penetapan tarif parkir mengacu kepada Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah. Berdasarkan observasi

mengenai pengambilan keputusan manajemen retribusi parkir di Kota Serang maka di

dapatkan bahwa aspek-aspek peraturan atau keputusan masih perlu perbaikan atau

dilengkapi agar semakin jelas dalam apa yang akan direncanakan dalam manajemen

retribusi parkir di Kota Serang. Karena beberapa penetapan belum diketahui

alasannya dan berdasarkan apa penetapan itu dilakukan.

Pengambilan keputusan yang masih belum jelas adalah terkait pembagian zona

yang semula hanya 4 zona kini menjadi 9 zona, perubahan yang demikian bila dilihat

memang memudahkan namun berarti di perlukan penamban dalam penerimaan

koordinator parkir selain itu perlu adanya kejelasan dalam penetapan zona ramai dan

sepi perlu ada standar yang mengatur mengapa sebuah tempat dinyatakan sebagai

zona ramai dan zona sepi. Lalu penetapan lain adalah penetapan tarif parkir yang

tidak sesuai dengan aturan, aturan yang berlaku adalah tarif parkir motor sebesar Rp.

1000,- dan mobil sebesar Rp. 2.000,- namun perlakuan dilapangan tidak sesuai

dengan yang tertera pada aturan. Padahal penetapan tarif ini diambil berdasarkan

target, namun yang terjadi dilapangan adalah antara mobil dan motor memiliki tarif

yang sama yaitu Rp. 2.000,- seharusnya jika dilihat dari realisasi seharusnya melebihi

target, namun yang membingungkan adalah target tidak atau belum pernah tercapai.

Dalam perencanaan yang harus diperhatikan selain pengambilan keputusan

juga perlu diperhatikan bagaimana pelaksanaan perencanaan itu sendiri. Di mana

pelaksanaan perencanaan harus mengacu kepada pilihan alternatif yang telah di ambil

Page 184: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

167

dalam pengambilan keputusan. Namun pada kenyataannya pelaksanaan perencaan

banyak sekali dilakukan improvisasi yang tidak sesuai dan menambah masalah baru

yaitu salah satunya adalah sistem penyetoran dari juru parkir, belum adanya sistem

penyetoran yang jelas mengakibatkan para juru parkir melakukan setoran sesuai

kondisi yang ada di lapangan. Dan juga peneliti mendapatkan bahwa selain melakukan

setoran kepada koordinator juru parkir juga melakukan setoran kepada penguasa

lahan, sehingga antara perencanaan dan pelaksanaan perencanaan masih belum sesuai.

Ketidaksesuaian ini tentunya merugikan karena masterplan yang ada jadi tidak

berjalan karena potensi yang harusnya besar namun hanya 20%-30% saja yang

terealisasi. Pelaksanaan perencaan yang belum sesuai ini diakibatkan kurang

matangnya perencanaan dan kurang matangnya persiapan kendala yang ditemui

dilapangan. Pelaksanaan perencanaan yang menyimpang lain adalah di mana juru

parkir disediakan untuk membantu pengguna parkir untuk memarkirkan kendaraannya

namun yang terjadi adalah sebagian juru parkir hanya memungut tarif parkir dan tidak

membantu memarkirkan. Terkait hal tersebut tentunya masyarakat merasa kecewa

karena sudah bayar namun tidak dibantu.

Setelah dilaksanakan perencanaan maka perlu dilakukan evaluasi perencanaan

agar kejadian-kejadian atau kekurangan yang ada dapat ditutupi sehingga tidak terjadi

lagi pada perencanaan berikutnya, dan evaluasi perencanaan Manajemen retribusi

parkir Kota Serang evaluasi perencanaan dilakukan secara berkala. Evaluasi sangat

baik jika dilakukan secara berkala karena ini akan dapat menyelesaikan masalah

secara singkat, hanya saja yang terjadi dilapangan adalah masalah belum teratasi

Page 185: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

168

meskipun evaluasi sudah dilakukan secara berkala, selain itu evaluasi tidak melibatkan

juru parkir sebagai pelaksana lapangan yang merasakan betul bagaimana kondisi di

lapangan. Berdasarkan masalah-masalah di atas maka perencanaan dalam manajemen

retribusi parkir di Kota Serang belum dijalankan secara maksimal.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah bagaimana menggunakan alat-alat atau

mengelompokkan orang dan menjabarkan tugas dan tanggungjawabnya, atau dengan

kata lain pengorganisasian adalah bagaimana perencanaan dijalankan.

Pengorganisasian yang baik dan jelas akan mensukseskan sebuah perencanaan, dan

perencanaan yang jelas memudahkan dalam pengorganisasian sehingga baik

pengorganisasian dengan perencanaan memiliki keterkaitan yang erat.

Dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang pengorganisasian dibagi

menjadi beberapa sub indikator yaitu: Standar Operasional Prosedur, Sumber Daya

Manusia dan tupoksi .

Standar Operasional Prosedur dalam manajemen retribusi parkir di Kota

Serang SOP perlu dipertegas dan diperjelas serta disesuaikan dengan pelaksanaannya.

SOP yang ada masih berdasarkan perda no 13 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

dan aturan-aturan yang bersifat keseluruhan sedangkan SOP dalam ruang lingkup

kecil belum tegas adapun SOP yang ada masih sulit dipahami khususnya untuk orang

awam selain itu SOP yang lainnya adalah mengenai pemberian surat tugas untuk

Page 186: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

169

Koordinator. SOP yang lain masih belum jelas sehingga menimbulkan masalah yaitu

salah satunya adalah terkait cara penarikan tarif parkir yang seharusnya menggunakan

karcis parkir, namun sebagian besar juru parkir tidak menggunakan karcis parkir dari

Dishubkominfo, mereka mengaku bahwa tidak diberi karcis parkir atau diberi hanya

beberapa kali sedangkan pihak dishubkominfo mengaku menyediakan karcis parkir,

adapun karcis parkir desain sendiri yang digunakan oleh juru parkir. Hal ini juga yang

menimbulkan adanya penyimpangan tarif parkir motor yang didalam aturan sebesar

Rp. 1.000,- menjadi Rp. 2.000,-. Hal ini tidak akan terjadi bila ada karcis parkir yang

jelas dan tertera tarif di dalamnya sehingga konsumen tidak merasa dirugikan.

Selanjutnya adalah Sumber Daya Manusia, dalam manajemen retribusi parkir

di Kota Serang Sumber Daya Manusia masih perlu pembenahan yang signifikan ini

dikarenakan berdasarkan observasi peneliti menemukan masih belum jelasnya sistem

pengupahan juru parkir ini dikarenakan belum adanya aturan yang mengatur

bagaimana sistem pengupahan juru parkir sehingga yang didapatkan dari juru parkir

dalam satu hari sebesar Rp. 50.000,- dan Rp. 100.000,-, selain itu pihak

Dishubkominfo juga tidak menetapkan berapa upah juru parkir diberikan perhari atau

perminggu atau perbulan, belum ada aturan yang mengatur itu baik pihak

Dishubkominfo atau Peraturan Daerah Kota Serang. Adapun pihak Dishubkominfo

mengatur juru parkir terkait pembinaan juru parkir saja. Selain itu masih belum

jelasnya sistem rekrutment hal ini berdasarkan observasi peneliti yang melihat belum

ada aturan bagaimana juru parkir dipekerjakan atau direkrut, namun mereka

mendapatkan SK sebagai bukti tugas mereka jelas. Masalah lainnya adalah jumlah

Page 187: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

170

sumber daya manusia yang yang berada di UPT Parkir hanya kepala UPT Parkir dan

Kasubag TU UPT Parkir, hanya 2 orang mengatur 9 zona parkir, meskipun ada

koordinator, tentu ini sangat disayangkan.

Selanjutnya adalah Tupoksi, tupoksi dalam manajemen retribusi parkir di

Kota Serang . Tupoksi sudah ada namun belum sampai kepada hirarki yang ada di

bawahnya. Bahkan tupoksi terkait juru parkir belum ada, yang ada hanya tupoksi

seksi perparkiran dan terminal. sehingga menyebabkan juru parkir berbuat semaunya.

Perlunya penjabaran tupoksi sampai kepada hirarki yang palih bawah agar lebih jelas

tugas dan wewenangnya. Dari ketiga penjabaran aspek-aspek di atas maka

pengorganisasian dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang dapat

disimpulkan masih perlu pembenahan yang signifikan baik dari segi sistem maupun

aturan-aturan dasar yang mendasarinya.

3. Penggerakan/pengarahan (Actuating)

Dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang penggerakan atau

pengarahan (actuating)belum dilaksanakan dengan maksimal, hal ini dikarenakan

aspek terkait yaitu koordinasi antara pihak terkait masih kurang serius dilakukan.

Penggerakan atau pegarahan tidak jauh berbeda dengan pengorganisasian, jika

pengorganisasian mengatur kelompok, orang dan alat, namun jika penggerakan dan

pengarahan lebih kepada motif kerja kepada bawahan, atau bagaimana atasan

menjalin hubungan kerja yang baik dengan bawahannya hal ini dapat dilakukan salah

Page 188: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

171

satunya dengan koordinasi. Koordinasi dalam manajemen retribusi parkir di Kota

Serang yaitu diantaranya: koordinasi kepala dinas dengan kepala UPT, koordinasi

kepala UPT dengan Koordinator wilayah parkir, Koordinasi koordinator wilayah

parkir dengan juru parkir, Koordinasi juru parkir dengan pengelola parkir informal.

Koordinasi kepala dinas dengan kepala UPT hanya sekedar pemberian tugas dan

wewenang dan tanggungjawab, sedangkan koordinasi Kepala UPT dengan

Koordinator parkir juga hanya terkait penyerahan setoran, tugas, wewenang dan

tanggung jawab, Koordinasi koordinator wilayah parkir dengan juru parkir hanya

terkait penagihan setoran dari juru parkir, dan yang terakhir adalah koordinasi antara

juru parkir dan pengelola parkir informal juga sama terkait penyetoran. Dalam hirarki

seharusnya tidak ada yang dinamakan pengelola parkir informal atau penguasa lahan,

karena semuanya harusnya dikelola oleh pemerintah daerah sehingga seharusnya

tidak ada yang dinamakan penguasa lahan atau preman. Hal-hal di atas adalah alasan

mengenai belum maksimalnya penggerakan atau pengarahan atau actuating

dilakukan.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan atau controlling dalam penelitian manajemen retribusi parkir di

Kota Serang dibagi menjadi beberapa sub indikator yaitu diantaranya evaluasi kerja,

sanksi dan alternatif solusi.

Page 189: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

172

Evaluasi Kerja dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang belum

memberikan dampak yang positif terhadap kinerja atau penerimaan retribusi parkir di

Kota Serang hal ini di karenakan evaluasi belum dilakukan dengan serius selian itu

memang evaluasi dilakukan secara berkala hanya saja belum melibatkan juru parkir

sebagai ujung tombak pelaksana dilapangan, selain itu ukuran evaluasi kerja untuk

juru parkir belum ada sehingga penilaian atau evaluasi belum jelas. Selain itu

evaluasi yang dilakukan seharusnya memberikan dampak yang positif untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang ada sehingga belum terjadi peningkatan dalam

retribusi parkir di Kota Serang. Adapun evaluasi kinerja dilakukan oleh pihak

Dishubkominfo pada Sub Bagian Program Evaluasi dan Program Pelapor. Walaupun

pengawasan juga dilakukan dengan cara berkelilingnya koordinator ke tempat-tempat

parkir untuk melakukan penagihan dan juga sekaligus penyetoran.

Sanksi dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang tidak adanya sanksi

yang tegas adapun sanksi yang ada dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13

tahun 2011 tentang Retribusi Daerah hanya mengatur sanksi terkait penyetoran,

sedangkan sanksi yang lain seperti tidak menggunakan seragam, karcis parkir atau

yang lain tidak diatur oleh peraturan, atau kepala UPT dan koordinator.

Dalam manajemen retribusi parkir di Kota Serang belum ada alternif solusi

yang mampu mengatasi masalah yang ada. Adapun solusi yang sudah dilakukan

hanya memecah pembagian zona yang semula hanya 4 zona menjadi 9 zona,

sedangkan masalah lain seperti karcis parkir, keluhan pengguna parkir, pengupahan,

rekrutment, dan penguasa lahan belum ada solusi yang mengatasi masalah tersebut.

Page 190: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

173

Dari penjabaran di atas maka dapat dsimpulkan bahwa pengawasan dalam

manajemen retribusi parkir di Kota Serang belum dilaksanakan dengan maksimal,

masih perlu pembenahan yang harus dilakukan oleh Dishubkominfo terkait

pengawasan karena pengawasan sangat diperlukan untuk mengetahui kesalahan diri

agar tidak terulang kembali.

Page 191: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

174

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Manajamen Parkir di Kota Serang belum dilakukan dengan maksimal dan

masih perlu pembenahan hampir disemua aspek. Adapun penyebabnya yang dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam perencanaan yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang melalui

retribusi parkir, target pendapatan daerah belum tercapai. Hal tersebut

dikarenakan penentuan target yang diajukan kepada DPRD tidak sesuai

dengan hasil akhir yang disahkan oleh DPRD Kota Serang.

2. Untuk pengorganisasian, tarif retribusi belum sesuai. Hal tersebut dikarenakan

berbeda-bedanya tarif parkir yang diberlakukan oleh juru parkir itu sendiri,

tidak sesuai dengan Perda Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah, khususnya untuk keendaraan roda dua.

3. Selain itu untuk pengorganisasian karcis parkir juga belum merata karena

tidak semua juru parkir menggunakan karcis resmi dan kebanyakan juru

parkir membuat karcis parkirnya sendiri.

4. Dari segi pengarahan, pembentukan zona parkir hanya berdasarkan kemauan

atau pemikiran dari Kepala UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang, dengan

Page 192: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

175

alasan mudah dijangkau oleh petugas dan memudahkan dalam mengawasi.

Jadi dalam pembentukan zona parkir tidak ada dasar yang melandasi.

5. Dalam pengawasan dapat diliat dari belum adanya sistem penyetoran dari juru

parkir ke petugas UPT Parkrir Dishubkominfo Kota Serang yang belum

disesuaikan jumlahnya, karena setiap juru parkir berbeda jumlah setorannya.

6. Lalu dari segi pengawasan lainnya adalah tidak jelasnya pengupahan juru

parkir, sebab setiap juru parkir mendapatkan upah yang berbeda-beda.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti

memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi

1. Dalam perencanaan terkait target retribusi parkir sebaiknya ada komunikasi

dan koordinasi yang jelas saat melakukan penetuan target retribusi parkir

supaya tercapai kesepakatan dengan melihat potensi serta kenyataan yang ada

dilapangan.

2. Untuk pengorganisasian tarif retribusi parkir sebaiknya dilakukan evaluasi

ulang serta sosialisasi terkait kesesuaian tarif yang dikenakan karena sudah

ada acuannya yaitu Perda Kota Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang

Retribusi Daerah.

3. Dalam pengorganisasian karcis parkir sebaiknya melakukan pengawasan

langsung ke lapangan serta menindak tegas kepada juru parkir yang masih

Page 193: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

176

menggunakan karcis buatan sendiri, selain itu perlu pengawasan dalam hal

pendistribusian karcis dari UPT Parkir Dishubkominfo Kota Serang sampai

kepada juru parkir.

4. Dari segi pengarahan, pembentukan zona sebaiknya memiliki landasan atau

dasar yang kemudian jadi dasar kuat yang dibuat oleh pihak terkait

berdasarkan evaluasi serta keadaan di lapangan.

5. Dalam sistem penyetoraan sebaiknya dibuat lagi rinciannya dalam Perda Kota

Serang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, supaya ada

pemerataan dalam hal penyetoran supaya memudahkan dalam menentukan

target dan realisasi.

6. Sama halnya dengan sistem penyetoran, dalam sistem pengupahan juga perlu

ada kejelasan dalam aturan yang bisa dituangkan dalam Perda Kota Serang

Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, supaya ada kejelasan dan

tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Page 194: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Daftar Pustaka

Badrudin. 2013. Dasar-dasar Manajemen. CV. Alfabeta : Bandung

Drucker, Peter F. 2008. Management Resived Edition. Harper Collins Books

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineka Cipta : Bandung

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. BPFE : Yogyakarta

Hasibuan, Malayu, S.P. 2007. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Iksan dan Salomo. 2002. Keuangan Daerah di Indonesia. STIA-LAN Press : Jakarta

Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Universitas Terbuka : Jakarta

Kaho, Josef Rawu. 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Miles, Matthew dan Michael Hubeman. 2009. Analisis Data Kualitatif ( Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru ). UI Press : Jakarta

Moenir, HAS. 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung

Siagian, Sondang P. 2011. Filasafat Administrasi. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Siahaan, Marihot. 2008. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. Raja Grafindo Persada. : Jakarta

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Aditama : Bandung

Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ). CV. Alfabeta : Bandung

Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik. ANDI : Jakarta

Page 195: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Terry, George R. 2009. Prinsip-prinsip Manajemen. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Widjaja, HAW. 2007. Penyelenggaraan Otonomi Daerah Dilandasi Dalam Rangka Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Sumber Lain

Adi, Aprilian, Yusti. 2010. Implementasi Strategi Peningkatan Retribusi Parkir di Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Kusuma, Tirta. 2012. Pengawasan Penyelenggaraan Retribusi Parkir oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang (Studi Kasus pada Objek Retribusi di Tepi Jalan Umum Wilayah II Kota Serang). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Saputra, Dwi, Ismail. Analisis Pengelolaan Retribusi Parkir Di Kota Makassar (Studi Kasus Di Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya). Universitas Hasanudin

Dokumen Lain

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah

Undang-undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah Kota Serang No. 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

Page 196: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

LAMPIRAN

Page 197: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

CATATAN LAPANGAN

No. Waktu Tempat Kegiatan / Hasil Informan

1. Maret 2015 ACC Lapangan - -

2. Maret 2015 FISIP Untirta Mengajukan surat izin penelitian

-

3. Maret 2015 Kesbangpol Kota Serang

Mengajukan surat izin penelitian

4. 28 April 2015 DISHUB KOMINFO Kota Serang

Mengajukan surat izin penelitian

Sekretariat Dishub

5. 28 April 2015 DPPKD Kota Serang Mengajukan surat izin penelitian

Kesekretariatan DPPKD

6. 5 Mei 2015 DISHUBKOMINFO Kota Serang

Wawancara Ka UPT

7. 28 Mei 2015 DISHUBKOMINFO Kota Serang

Wawancara Kadishub

8. 24 Juni 2015 DPPKD Kota Serang Data retribusi parkir Kota Serang

-

9. Agustus 2015 Parkir di tepi jalan umum

Wawancara Juru Parkir

10. September 2015 Parkir di tepi jalan umum

Wawancara Pengguna

Page 198: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 199: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 200: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 201: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 202: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 203: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 204: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 205: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 206: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 207: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Drs. Syafruddin, M.Si

Pekerjaan : Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Serang

1. Peraturan atau Keputusan apa saja yang mengatur retribusi parkir? Ada Peraturan Daerah dan ada juga Undang-undang.

2. Apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat? Perencanaan sudah ada dan sesuai, namun masih jauh karena tetap harus ada yang dibenahi.

3. Adakah beberapa aspek peraturan atau keputusan yang perlu dibenahi? Zona-zona parkir masih banyak yang belum terjamah serta masalah koordinator parkir.

4. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Ada evaluasi rutin.

5. Berapa kali evaluasi dilaksanakan dalam setahun? Ada, setiap bulan dan ada juga yang 3 bulan.

6. Apakah hasil evaluasi memberikan jawaban atas masalah yang terjadi sebelumnya? Sudah bisa menjawab, karena memuat tentang situasi di lapangan.

7. Bagaimana pengelolaan retribusi parkir di Kota Serang ? Pengelolaan sudah ada didalam peraturan.

Page 208: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

8. Adakah master plan pengelolaan retribusi parkir setiap tahunnya? Ada masterplan.

9. Bagaimana proses perencanaan target penerimaan retribusi setiap tahunnya? Ditentukan bersama DPRD.

10. Bagaimana perencanaan sistem pengelolaan hasil dari retribusi parkir? Digunakan untuk menambah pendapatan daerah.

11. Bagaimana perencanaan pengelolaan zona-zona parkir? Perencanaan pengelolaan zona-zona parkir sudah dilakukan bersama Kepala UPT Parkir dengan membentuk zona-zona beserta kelengkapannya.

12. Apakah Standar Operasional Prosedur tersebut sudah dilaksanakan? Sudah dilaksanakan.

13. Bagaimana sistem pengupahan SDM yang bertugas ? Dishub dalam hal ini UPT Parkir beserta jajaran nya.

14. Apakah masing-masing pelaksana memiliki tupoksi yang jelas dan dimengerti oleh petugas? Tupoksi jelas, sudah diatur dan dijelaskan kepada petugas pelaksana.

15. Bagaimana koordinasi dengan kepala dinas dan kepala UPT dalam memanajemen retribusi parkir di Kota Serang? Koordinasi kepala dinas kepada UPT melalui sekretaris sesuai perda.

16. Bagaimana koordinasi kepala UPT dengan koordinator wilayah parkir dalam memanajemen retribusi parkir di kota serang? Kepala dinas memberi wewenang kepada kepala UPT untuk berkoordinasi dengan jajarannya.

17. Siapa yang melakukan pengawasan atau controling dalam pengelolaan retribusi parkir? UPT Parkir yang berkoordinasi dengan kepala dinas.

18. Berapa kali pengawasan dilakukan?

Page 209: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Cukup sering.

19. Adakah sanksi yang diberikan apabila terjadi penyimpangan dalam retribusi parkir? Ada.

20. Bagaimana proses pembuatan dan penggunaan karcis parkir? Pembuatan dilakukan di bagian Sekretariat dishub.

21. Bagaimana proses penentuan tarif retribusi parkir baik untuk kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat? Penentuan tarif ditentukan oleh dishub, DPPKD serta DPRD.

22. Bagaimana alternatif solusi dalam tahap pengawasan? Alternatif solusi diberikan wewenang kepada UPT Parkir selaku pelaksana dan pihak yang mengetahui kondisi lapangan, namun nanti nya tetap ada laporan kepada kepala dinas.

Page 210: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Ahmad Yani, SE

Pekerjaan : Kepala UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi

Kota Serang

1. Peraturan atau Keputusan apa saja yang mengatur retribusi parkir? UUD 28/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah No 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.

2. Apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat? Perencanaan sudah sesuai, mekanisme antara perencanaan ada perubahan dengan pelaksanaan, sesuai dengan kondisi lapangan, tidak mulus.

3. Adakah beberapa aspek peraturan atau keputusan yang perlu dibenahi? Masih, tentang mekanisme pemungutan retribusi harus dituangkan melalui kepwal/perwal dan dibuatkan perda.

4. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Evaluasi selalu kita lakukan baik dalam perencanaan maupun realisasinya, karena masih perlu perbaikan dalam parkir apalagi pada saat pelaksanaan di lapangan.

5. Berapa kali evaluasi dilaksanakan dalam setahun? Evaluasi perbulan, triwulan, perenam bulan, pertahun.

6. Apakah hasil evaluasi memberikan jawaban atas masalah yang terjadi sebelumnya? Evaluasi memuat pendapatan, kinerja dan situasi di lapangan.

7. Bagaimana pengelolaan retribusi parkir di Kota Serang ?

Page 211: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Tertuang dalam SOP, penyebaran karcis kepada juru parkir, pungutan, penarikan, pencatatan di UPT, penyetoran kepada bendahara pendapatan disetor kepada DPPKD melalui bank.

8. Adakah master plan pengelolaan retribusi parkir setiap tahunnya? Ada masterplan karena potensi besar harus melihat kondisi lapangan yang masuk hanya 20-30%

9. Bagaimana proses perencanaan target penerimaan retribusi setiap tahunnya? Seharusnya pertarget berdasarkan hasil kajian dinas, diusulkan ke DPRD tetapi terbalik ditentukan legislatif baru ke dishub tanpa melihat kondisi, berarti ga berimbang. Tetap berupaya walau berat, karena ada kemampuan dan tarif akan sulit. Dewan tidak menjelaskan angka yang diperoleh.

10. Bagaimana perencanaan sistem pengelolaan hasil dari retribusi parkir? Hasil retribusi parkir yang diterima dishub dari juru parkir itu kemudian direkap dan disetorkan kepada DPPKD. Uang dari hasil setoran tidak boleh mengendap di kantor dishub.

11. Bagaimana perencanaan pengelolaan zona-zona parkir? UPT membentuk zona, intinya mempermudah pengawasan, membedakan potensi besar dan kecil dari bentangan wilayah yang luas, untuk mempermudah menyelesaikan / pengawasan dan pengendalian tidak melebar ke zona lain

12. Apakah Standar Operasional Prosedur tersebut sudah dilaksanakan? SOP sebenarnya sudah dilaksanakan, hanya saja masih perlu penyesuaian ketika di lapangan.

13. Bagaimana sistem pengupahan SDM yang bertugas ? Tidak diatur atau belum diatur. Tidak diupah/ digaji (juruparkir). Ada penentuan target dari dishub jika lebih buat juru parkir, tapi itu semua aturan berubah setelah dilapangan.

14. Apakah masing-masing pelaksana memiliki tupoksi yang jelas dan dimengerti oleh petugas?

Page 212: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Tupoksinya jelas karena dalam pegawasan, ada pembinaan juru parkir, pembekalan teknis tentang aturan, ilmu, dan sebagainya 1 kali dalam 1 tahun, karena keterbatasan anggaran dalam beberapa tahap. Hampir 600 juta pertahun perzona perwakilannya. 1 hari penuh ada penggantian dana sesuai anggaran yang ada kurang lebih 60 ribu dan pembinaan 60 orang untuk sekali pembinaan.

15. Bagaimana koordinasi dengan kepala dinas dan kepala UPT dalam memanajemen retribusi parkir di Kota Serang? Dalam STOK. UPT bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas. Garis Komando langsung dari kepala dinas hal ini adal dalam perda no 5 tahun 2014.

16. Bagaimana koordinasi kepala UPT dengan koordinator wilayah parkir dalam memanajemen retribusi parkir di kota serang? UPT memberikan perintah langsung. Tidak lepas dari UPT dan pelaporan dilakukan secara berkala untuk penyetoran perhari seharusnya.

17. Siapa yang melakukan pengawasan atau controling dalam pengelolaan retribusi parkir? UPT Parkir tentunya yang lebih berperan, karena sudah tupoksinya, hanya saja tetap perlu juga pengawasan dari masyarakat karena kita belum menjangkau semua zona dengan SDM yang terbatas.

18. Berapa kali pengawasan dilakukan? Pengawasan rutin yang berpotensi rawan, laporan masyarakat kita langsung cek, kalo ada diupayakan pemberdayaan kalo tidak mau kepihak berwajib 1 bulan 6 kali.

19. Adakah sanksi yang diberikan apabila terjadi penyimpangan dalam retribusi parkir? Penyimpangan ada dimana dulu, biasanya kelapangan kalo ada tindakan kriminal langsung ke pihak berwajib. Perubahan dan penggantian SDM walaupun secara hirarki bukan orang dinas.

Page 213: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

20. Bagaimana proses pembuatan dan penggunaan karcis parkir? Penentuan tarif awalnya ditentukan oleh dishub yang kemudian dirapatkan kembali dengan DPRD baru setelah itu muncul sebagai perda.

21. Bagaimana proses penentuan tarif retribusi parkir baik untuk kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat? Pembuatan dilakukan oleh sekretariat dishub. Sudah dianggarkan karena ada untuk terminal dan parkir. Dalam 1 tahun kurang lebih 30 juta. Bagaimana bisa menghasilkan yang besar butuh anggaran yang lebih untuk mendapatkan hasil yang besar.Karcis yang asli ada tanda koorporasi lobang DPPKD baru bernialai uang. Prosesnya dari UPT, kepala dinas, baru di legislasi DPPKD, UPT lagi baru UPT distribusi melalui koordinator

22. Bagaimana alternatif solusi dalam tahap pengawasan? Alternatif solusi dalam rangka hasil akhir dari pengawasan dapat berupa mempersempit zona seperti yang sudah dilakukan untuk mempermudah pengawasan, alternatif lain nya bisa dilakukan sesuai dengan hasil akhir dari evaluasi yang dilakukan.

Page 214: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Pamungkas A. Kasih

Pekerjaan : Juru Parkir

1. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Engga pernah diajak rapat sama dishub, palingan kalo rapat dishub itu cuma koordinator aja. Nah kita mah rapatnya sama koordinator aja. Itu juga kalo ada info dari dishub. Pernah rapat waktu itu sama koordinator ngebahas tentang penampatan aja

2. Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir? Setoran disini sehari 25.000 buat 2 orang, yang jaga pagi sampe siang sama siang sampe malem. Sisanya buat kita orang setoran dikasih ke koordinator, baru koordinator ngasih ke dishub.

3. Bagaimana sistem pengupahan juru parkir? Rata-rata disini dapat 100.000 perhari.

4. Apakah dishub pernah melakukan sidak? Dishub sering ngecek, kadang tiap hari, pakai mobil patroli, naik motor, kan keliatan tuh kalao motor sama mobil dishub mah. Dishub mantau lewat-lewat aja, kadang berenti kadang juga cuman ngopi diwarung.

5. Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir? Kalo di sini ga ada penguasa lahan, jadi setor kekoordinator aja, koordinator juga sama-sama tukang parkir.

6. Berapa besaran hasil yang dibagi kepada penguasa setempat? 50.000 untuk yang punya lahan.

Page 215: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

7. Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir?

Ada aja yang ga bayar parkir, disini mah bebas ga dipatokin , dikasih gope juga di terima.

8. Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas? Bebas disinimah ga pake karcis.

9. Apakah juru parkir mengetahui bahwa dishub mengeluarkan karcis resmi? Kurang tau deh kalo dishub juga ngeluarin karcis.

10. Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir? Dapat baju, kartu nama, SK dari dishubnya pas awal daftar.

11. Apakah ada persyaratan untuk menjadi juru parkir? Jadi pas daftar jadi tukang parkir itu ke RT, RW, koordinator, baru ke dishub.

12. Pernahkah juru parkir tidak memberikan setoran kepada pengasa setempat? Kita setor setiap hari ga pernah engga.

Page 216: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Ilham

Pekerjaan : Juru Parkir

1. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Tidak ada evaluasi atau rapat.

2. Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir? Setoran sehari 100.000, buat yang punya lahan 50.000 buat kedishub 50.000.

3. Bagaimana sistem pengupahan juru parkir? Paling juga kita dapet 50.000 .

4. Apakah dishub pernah melakukan sidak? Engga pernah ada sidak.

5. Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir? Ga ada preman ada juga yang punya lahan parkir.

6. Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir? Ada aja yang ga bayar parkir, seikhlasnya aja.

7. Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas? Ga ada karcis dari dishubnya.

8. Apakah juru parkir mengetahui bahwa dishub mengeluarkan karcis resmi? Ga tau.

9. Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir? Identitas dari dishub cuman ngasih seragam sama SK aja.

Page 217: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

10. Apakah ada persyaratan untuk menjadi juru parkir? Langsung ke coordinator.

11. Pernahkah juru parkir tidak memberikan setoran kepada pengasa setempat? Setor setiap hari

Page 218: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Herman

Pekerjaan : Juru Parkir

1. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Engga pernah.

2. Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir? Setoran 50% 50%, nah buat dishub dikasih dari yang punya lahan.

3. Bagaimana sistem pengupahan juru parkir? 50% dari pendapatan sisanya buat yang punya lahan.

4. Apakah dishub pernah melakukan sidak? Sidak, dishub ga pernah ngecek.

5. Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir? Ada, tapi namanya yang punya lahan.

6. Berapa besaran hasil yang dibagi kepada penguasa setempat? 50% dari pendapatan.

7. Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir? Bayar semua kalo disini.

8. Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas? Tidak ada.

Page 219: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

9. Apakah juru parkir mengetahui bahwa dishub mengeluarkan karcis resmi? Tidak Tahu karcis di sini dibuat sendiri.

10. Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir? Ada SK nya ko.

Page 220: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Tomi

Pekerjaan : Juru Parkir

1. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Engga ada, engga pernah rapat sama dishub.

2. Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir? Setoran disini 5.000 perhari, kalo saya bulanan, sebulan 200.000 langsung ke dishub sisanya buat saya.

3. Bagaimana sistem pengupahan juru parkir? Minimal disini dapet 70.000 satu shift.

4. Apakah dishub pernah melakukan sidak? Kalo sidak ga ada cuman pantau aja setiap hari sekalian ambil setoran.

5. Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir? Ya, ada yang punya lahan.

6. Berapa besaran hasil yang dibagi kepada penguasa setempat? Jadi setor lagi perminggu 300.000 yang punya lahan tentara, tapi kalo lagi.sepi, alasannya jelas ya ga setor, dianggep bolong.

7. Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir? Ada aja yang ga bayar, ga dipatok kalo disini.

8. Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas? Ada, kalo karcis dari dishub itu sebulan sekali dikasihnya, kalo belum sebulan udah abis, pake kartu sendiri.

Page 221: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

9. Apakah juru parkir mengetahui bahwa dishub mengeluarkan karcis resmi? Tau.

10. Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir? Dapet identitas dari dishub seperti baju, kartu nama sama SK, kalau baju kadang sebulan sekali dikasih, kadang juga engga.

11. Apakah ada persyaratan untuk menjadi juru parkir? Langsung ke dishub.

12. Pernahkah juru parkir tidak memberikan setoran kepada pengasa setempat? Setor setiap hari.

Page 222: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Ardi

Pekerjaan : Juru Parkir

1. Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya? Engga ada evaluasi.

2. Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir? Setorannya 10.000 ribu ke dishub, sisanya buat kita.

3. Bagaimana sistem pengupahan juru parkir? Sisa setelah setoran ke dishub.

4. Apakah dishub pernah melakukan sidak? Dishub sidak kalua ada kehilangan cuman sekedar bantu aja/

5. Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir? Kalau preman ga ada.

6. Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir? Kadang ada yang ga bayar.

7. Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas? Dishub ga pernah kasih karcis, kita di sini ga pake karcis ribet.

8. Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir? Dikasih seragam aja sama SK.

Page 223: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

9. Apakah ada persyaratan untuk menjadi juru parkir? Kalau mau jadi tukang parkir ga ada persyaratan hanya bantu aja sukarela.

10. Pernahkah juru parkir tidak memberikan setoran kepada pengasa setempat? Setor setiap hari.

Page 224: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Rizal

Pekerjaan : Pegawai Swasta

1. Berapa tarif yang parkir yang dikenakan?

Rp.2000

2. Apakah anda diberikan karcis saat parkir? Tidak, seharusnya diberikan karcis untuk pengendara dan juga di motornya .diberi karcis yang sama supaya menghindari pencurian.

3. Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada? Ya, karena untuk motor cukup memberatkandan biasanya saya menggunakan hanya sebentar dan jarang-jarang.

4. Berapa tarif yang diinginkan? 1.000.

5. Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir? Tidak, sepertinya pemerintah tidak melakukan sosialisasi tentang peraturan parkir.

6. Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan? Ya, membantu. Juru parkir juga membantu ketika saya mengeluarkan .kendaraan saya dari tempaat parkir jika saya kesulitan.

Page 225: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

7. Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir? Ya, ketika saya mengeluarkan motor, juru parkir menghampiri untuk menagih retribusi parkirnya.

8. Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir? Tidak, pemerintah sepertinya tidak transparansi terkait pengelolaan retribusi parkir.

Page 226: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Iyan

Pekerjaan : Pegawai Swasta

1. Berapa tarif yang parkir yang dikenakan? Bayar parkir motor Rp. 2.000, mau lama mau sebentar, kalau dikasih Rp. 1.000 seringnya sih ditolak.

2. Apakah anda diberikan karcis saat parkir? Iya, terkadang diberikan karcis.

3. Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada? Tidak sama sekali, itung-itung membantu sesama.

4. Berapa tarif yang diinginkan? Untuk motor 1.000 dan mobil 2.000.

5. Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir? Sedikit mengetahui.

6. Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan? Ya, kadang-kadang.

7. Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir? Beberapa juru parkir memaksakan bayar parkir.

8. Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir? Tidak sama sekali, karena kurang sosialisasi.

Page 227: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Aryan

Pekerjaan : Mahasiswa

1. Berapa tarif yang parkir yang dikenakan? Biasanya sih 2.000 kadang juga 1.000 engga apa apa, tapi ada juga yang dikasih 1.000 masih gamau tetep aja minta 2.000, tapi saya sendiri gatau sebenernya berapa ketetapan untuk bayar parkir roda dua.

2. Apakah anda diberikan karcis saat parkir? Kadang ada yang ngasih karcis kadang ada juga yang dibiarin ga pake karcis Cuma ujung-ujungnya ditagih juga.

3. Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada? Dengan tarif yang ada, saya merasa tidak keberatan, tetapi saya merasa bingung harus membayar berapa karena belum mengetahui peraturan menurut daerah.

4. Berapa tarif yang diinginkan? Kalau yang diinginkan tetap 1.000 untuk kendaraan roda dua.

5. Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir? Mengetahui tentang retribusi parkir, tetapi tidak mendalam karena hanya tau kalua retribusi parkir itu sumber PAD.

6. Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan? Tidak cukup membantu, karena terkadang ada saja juru parkir yang diam saja, bisa dikatakan makan gaji buta.

7. Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir? Memaksa untuk bayar parkir.

Page 228: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

8. Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir?

Tidak mengetahui secara spesifik, karena yang saya ketahui retribusi parkir itu setiap tempat dikuasai oleh satu pihak bias dibilang penguasa tempat “preman atau jawara” atau pihak ketiga dan tidak mengetahui seberapa besar yang diberikan kepada dinas perhubungan atau dinas terkait yang menangani ini

Page 229: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Indra

Pekerjaan : Karyawan Pabrik

1. Berapa tarif yang parkir yang dikenakan? Pernah kena kadang 2000 kadang 1000.

2. Apakah anda diberikan karcis saat parkir? Kadang dapet kadang engga.

3. Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada? Keberatan, kadang motor kalo kita jagain juga tetep kena tarif.

4. Berapa tarif yang diinginkan? Harusnya kalo ditempat umum tidak dikenakan tarif karena bias menurunkan antusias masyarakat jika dilakukan terus menerus.

5. Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir? Untuk masyarakat awam sih belum.

6. Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan? Boro-boro, ga pernah peka tuh tukang parkir, pengen duit doang.

7. Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir? Maksa, nagihnya kadang ada yang galak, tapi ada juga yang sedikasihnya aja.

Page 230: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

8. Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir? Kadang mikir itu uang parkir dikemanakan, apa dimakan petugas parkir, apa emang disetor ke yang punya tempat, apa emang dikasih ke dinas terkait untuk, masuk kas pajak parkir.

Page 231: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Dwi

Pekerjaan : Mahasiswi

1. Berapa tarif yang parkir yang dikenakan? Kalo parkir di sekitar BCA Penancangan masih 1000. Ditempat lain sering nya 2000. Kadang saya kasih uang pas 1000, kalau dikasih uang 2000 ga dikembaliin.

2. Apakah anda diberikan karcis saat parkir? Engga.

3. Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada? Kalo 2000 keberatan, karena sama kaya tarif parkir mobil.

4. Berapa tarif yang diinginkan? 1000 buat waktu parkir yang lama diatas 1 jam. 500 buat waktu parkir dibawah 1 jam.

5. Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir? Kurang tau.

6. Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan? Kadang bantuin, kadang engga, lebih sering mundurin motor sendiri.

7. Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir? Harus bayar parkir.

8. Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir? Kurang tau.

Page 232: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

MEMBER CHECK

Nama : Tama

Pekerjaan : Pegawai Swasta

1. Berapa tarif yang parkir yang dikenakan? Kadang 2000, kadang 1000.

2. Apakah anda diberikan karcis saat parkir? Kadang iya, kadang tidak.

3. Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada? Tidak keberatan.

4. Berapa tarif yang diinginkan? Sudah sesuai 2000, karena menurut saya sudah sesuai dengan kemampuan membayar dan kesediaan untuk membayar bagi pengguna jasa parkir.

5. Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir? Tidak.

6. Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan? Tergantung situasi.

7. Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir? Tidak.

8. Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir? Tidak .

Page 233: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 234: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 235: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 236: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 237: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 238: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 239: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 240: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 241: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 242: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 243: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 244: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 245: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 246: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

TRANSKIP DATA

Peneliti Peraturan atau Keputusan apa saja yang mengatur retribusi parkir?

Kode

I1.1 Ada Peraturan Daerah dan ada juga Undang-undang. 1

I1.2 UUD 28/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah No 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah

2

Peneliti Apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat?

I1.1 Masih jauh. Perencanaan sudah sesuai masih ada kekurangan yang harus dibenahi.

3

I1.2 Perencanaan sudah sesuai, mekanisme antara perencanaan ada perubahan dengan pelaksanaan, sesuai dengan kondisi lapangan, tidak mulus

4

Peneliti Adakah beberapa aspek peraturan atau keputusan yang perlu dibenahi?

I1.1 Zona-zona parkir masih banyak yang belum terjamah koordinator

5

I1.2 Masih, tentang mekanisme pemungutan retribusi harus dituangkan melalui kepwal/perwal dan dibuatkan perda

6

Peneliti Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya?

I1.1 Ada evaluasi rutin. 7

I1.2

Evaluasi selalu kita lakukan baik dalam perencanaan maupun realisasinya, karena masih perlu perbaikan dalam parkir apalagi pada saat pelaksanaan di lapangan.

8

I1.3.1

Engga pernah diajak rapat sama dishub, palingan kalo rapat dishub itu cuma koordinator aja. Nah kita mah rapatnya sama koordinator aja. Itu juga kalo ada info dari dishub. Pernah rapat waktu itu sama koordinator ngebahas tentang penampatan aja

9

I1.3.2 Tidak ada evaluasi atau rapat 10

I1.3.3 Engga pernah 11 I1.3.4 Engga ada, engga pernah rapat sama dishub 12 I1.3.5 Engga ada evaluasi 13

Peneliti Berapa kali evaluasi dilaksanakan dalam setahun? I1.1 Ada, setiap bulan dan ada juga yang 3 bulan. 14 I1.2 Evaluasi perbulan, triwulan, perenam bulan, pertahun 15

Peneliti Apakah hasil evaluasi memberikan jawaban atas masalah yang terjadi sebelumnya?

Page 247: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I1.1 Sudah bisa menjawab, karena memuat tentang situasi di lapangan.

16

I1.2 Evaluasi memuat pendapatan, kinerja dan situasi di lapangan

17

Peneliti Bagaimana pengelolaan retribusi parkir di Kota Serang ?

I1.1 Pengelolaan sudah ada didalam peraturan. 18

I1.2

Tertuang dalam SOP, penyebaran karcis kepada juru parkir, pungutan, penarikan, pencatatan di UPT, penyetoran kepada bendahara pendapatan disetor kepada DPPKD melalui bank

19

Peneliti Adakah master plan pengelolaan retribusi parkir setiap tahunnya?

I1.1 Ada masterplan. 20

I1.2 Ada masterplan karena potensi besar harus melihat kondisi lapangan yang masuk hanya 20-30%

21

Peneliti Bagaimana proses perencanaan target penerimaan retribusi setiap tahunnya?

I1.1 Ditentukan bersama DPRD 22

I1.2

Seharusnya pertarget berdasarkan hasil kajian dinas, diusulkan ke DPRD tetapi terbalik ditentukan legislatif baru ke dishub tanpa melihat kondisi, berarti ga berimbang. Tetap berupaya walau berat, karena ada kemampuan dan tarif akan sulit. Dewan tidak menjelaskan angka yang diperoleh.

23

Peneliti Bagaimana perencanaan sistem pengelolaan hasil dari retribusi parkir?

I1.1 Digunakan untuk menambah pendapatan daerah. 24

I1.2

Hasil retribusi parkir yang diterima dishub dari juru parkir itu kemudian direkap dan disetorkan kepada DPPKD. Uang dari hasil setoran tidak boleh mengendap di kantor dishub.

25

Peneliti Bagaimana perencanaan pengelolaan zona-zona parkir?

I1.1 Perencanaan pengelolaan zona-zona parkir sudah dilakukan bersama Kepala UPT Parkir dengan membentuk zona-zona beserta kelengkapannya.

26

I1.2

UPT membentuk zona, intinya mempermudah pengawasan, membedakan potensi besar dan kecil dari bentangan wilayah yang luas, untuk mempermudah menyelesaikan / pengawasan dan pengendalian tidak melebar ke zona lain

27

Peneliti Apakah Standar Operasional Prosedur tersebut sudah dilaksanakan?

Page 248: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I1.1 Sudah dilaksanakan. 28 I1.2 SOP sebenarnya sudah dilaksanakan, hanya saja masih

perlu penyesuaian ketika di lapangan. 29

Peneliti Bagaimana sistem pengupahan SDM yang bertugas ?

I1.1 Dishub dalam hal ini UPT Parkir beserta jajaran nya. 30 I1.2 Tidak diatur atau belum diatur. Tidak diupah/ digaji

(juruparkir). Ada penentuan target dari dishub jika lebih buat juru parkir, tapi itu semua aturan berubah setelah dilapangan

31

Peneliti Apakah masing-masing pelaksana memiliki tupoksi yang jelas dan dimengerti oleh petugas?

I1.1 Tupoksi jelas, sudah diatur dan dijelaskan kepada petugas pelaksana.

32

I1.2 Tupoksinya jelas karena dalam pegawasan, ada pembinaan juru parkir, pembekalan teknis tentang aturan, ilmu, dan sebagainya 1 kali dalam 1 tahun, karena keterbatasan anggaran dalam beberapa tahap. Hampir 600 juta pertahun perzona perwakilannya. 1 hari penuh ada penggantian dana sesuai anggaran yang ada kurang lebih 60 ribu dan pembinaan 60 orang untuk sekali pembinaan.

33

Peneliti Bagaimana koordinasi dengan kepala dinas dan kepala UPT dalam memanajemen retribusi parkir di Kota Serang?

I1.1 Koordinasi kepala dinas kepada UPT melalui sekretaris sesuai perda.

34

I1.2 Dalam STOK. UPT bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas. Garis Komando langsung dari kepala dinas hal ini adal dalam perda no 5 tahun 2014

35

Peneliti Bagaimana koordinasi kepala UPT dengan koordinator wilayah parkir dalam memanajemen retribusi parkir di kota serang?

I1.1 Kepala dinas memberi wewenang kepada kepala UPT untuk berkoordinasi dengan jajarannya

36

I1.2 UPT memberikan perintah langsung. Tidak lepas dari UPT dan pelaporan dilakukan secara berkala untuk penyetoran perhari seharusnya.

37

Peneliti Siapa yang melakukan pengawasan atau controling dalam pengelolaan retribusi parkir?

I1.1 UPT Parkir yang berkoordinasi dengan kepala dinas. 38

I1.2 UPT Parkir tentunya yang lebih berperan, karena sudah tupoksinya, hanya saja tetap perlu juga pengawasan

39

Page 249: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

dari masyarakat karena kita belum 4ari menjangkau semua zona dengan SDM yang terbatas.

Peneliti Berapa kali pengawasan dilakukan? I1.1 Cukup sering. 40 I1.2 Pengawasan rutin yang berpotensi rawan, laporan

masyarakat kita langsung cek, kalo ada diupayakan pemberdayaan kalo tidak mau kepihak berwajib 1 bulan 6 kali

41

Peneliti Adakah sanksi yang diberikan apabila terjadi penyimpangan dalam retribusi parkir?

I1.1 Ada. 42 I1.2 Penyimpangan ada dimana dulu, biasanya kelapangan

kalo ada tindakan kriminal langsung ke pihak berwajib. Perubahan dan penggantian SDM walaupun secara hirarki bukan orang dinas

43

Peneliti Bagaimana proses pembuatan dan penggunaan karcis parkir?

I1.1 Pembuatan dilakukan di bagian Sekretariat dishub. 44 I1.2 Pembuatan dilakukan oleh sekretariat dishub. Sudah

dianggarkan karena ada untuk terminal dan parkir. Dalam 1 tahun kurang lebih 30 juta. Bagaimana bisa menghasilkan yang besar butuh anggaran yang lebih untuk mendapatkan hasil yang besar.Karcis yang asli ada tanda koorporasi lobang DPPKD baru bernialai uang. Prosesnya dari UPT, kepala dinas, baru di legislasi DPPKD, UPT lagi baru UPT distribusi melalui koordinator

45

Peneliti Bagaimana proses penentuan tarif retribusi parkir baik untuk kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat?

I1.1 Penentuan tariff ditentukan oleh dishub, DPPKD serta DPRD.

46

I1.2 Penentuan tarif awalnya ditentukan oleh dishub yang kemudian dirapatkan kembali dengan DPRD baru setelah itu muncul sebagai perda.

47

Peneliti Bagaimana alternatif solusi dalam tahap pengawasan?

I1.1 Alternatif solusi diberikan wewenang kepada UPT Parkir selaku pelaksana dan pihak yang mengetahui kondisi lapangan, namun nanti nya tetap ada laporan kepada kepala dinas.

48

I1.2 Alternatif solusi dalam rangka hasil akhir dari pengawasan dapat berupa mempersempit zona seperti

49

Page 250: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

yang sudah dilakukan untuk mempermudah pengawasan, alternatif lain nya bisa dilakukan sesuai dengan hasil akhir dari evaluasi yang dilakukan.

Peneliti Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir?

I1.3.1 Setoran disini sehari 25.000 buat 2 orang, yang jaga pagi sampe siang sama siang sampe malem. Sisanya buat kita orang setoran dikasih ke koordinator, baru koordinator ngasih ke dishub.

50

I1.3.2 Setoran sehari 100.000, buat yang punya lahan 50.000 buat kedishub 50.000

51

I1.3.3 Setoran 50% 50%, nah buat dishub dikasih dari yang punya lahan

52

I1.3.4 Setoran disini 5.000 perhari, kalo saya bulanan, sebulan 200.000 langsung ke dishub sisanya buat saya

I1.3.5 Setorannya 10.000 ribu ke dishub, sisanya buat dia 53

Peneliti Bagaimana sistem pengupahan juru parkir? I1.3.1 Rata-rata disini dapat 100.000 perhari 54 I1.3.2 Paling juga kita dapet 50.000 55 I1.3.3 50% dari pendapatan sisanya buat yang punya lahan 56 I1.3.4 Minimal disini dapet 70.000 satu shift 57 I1.3.5 Sisa setelah setoran ke dishub

Peneliti Apakah dishub pernah melakukan sidak? I1.3.1 Dishub sering ngecek, kadang tiap hari, pakai mobil

patroli, naik motor, kan keliatan tuh kalao motor sama mobil dishub mah. Dishub mantau lewat-lewat aja, kadang berenti kadang juga cuman ngopi diwarung

58

I1.3.2 Engga pernah ada sidak 59 I1.3.3 Sidak, dishub ga pernah ngecek 60

I1.3.4 Kalo sidak ga ada cuman pantau aja setiap hari sekalian ambil setoran

61

I1.3.5 Dishub sidak kalua ada kehilangan cuman sekedar bantu aja,

62

Peneliti Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir?

I1.3.1 Kalo di sini ga ada penguasa lahan, jadi setor kekoordinator aja, koordinator juga sama-sama tukang parkir

63

I1.3.2 Ga ada preman ada juga yang punya lahan parkir 64 I1.3.3 Ada, tapi namanya yang punya lahan 65

Page 251: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I1.3.4 Ya, ada yang punya lahan 66 I1.3.5 Kalau preman ga ada 67

Peneliti Berapa besaran hasil yang dibagi kepada penguasa setempat?

I1.3.1 50.000 untuk yang punya lahan 68 I1.3.3 50% dari pendapatan 69 I1.3.4 Jadi setor lagi perminggu 300.000 yang punya lahan

tentara, tapi kalo lagi sepi, alasannya jelas ya ga setor, dianggep bolong

70

Peneliti Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir?

I1.3.1 Ada aja yang ga bayar parkir, disini mah bebas ga dipatokin , dikasih gope juga di terima

71

I1.3.2 Ada aja yang ga bayar parkir, seikhlasnya aja 72 I1.3.3 Bayar semua kalo disini 73 I1.3.4 Ada aja yang ga bayar, ga dipatok kalo disini 74 I1.3.5 Kadang ada yang ga bayar 75

Peneliti Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas?

I1.3.1 Bebas disnimah ga pake karcis 76 I1.3.2 Ga ada karcis dari dishubnya 77 I1.3.3 Tidak ada 78 I1.3.4 Ada, kalo karcis dari dishub itu sebulan sekali

dikasihnya, kalo belum sebulan udah abis, pake kartu sendiri

79

I1.3.5 Dishub ga pernah kasih karcis, kita di sini ga pake karcis ribet

80

Peneliti Apakah juru parkir mengetahui bahwa dishub mengeluarkan karcis resmi?

I1.3.1 Kurang tau deh kalo dishub juga ngeluarin karcis 81 I1.3.2 Ga tau 82 I1.3.3 Tidak Tahu karcis di sini dibuat sendiri 83 I1.3.4 Tau 84

Peneliti Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir?

I1.3.1 Dapat baju, kartu nama, SK dari dishubnya pas awal daftar

85

I1.3.2 Identitas dari dishub cuman ngasih seragam sama SK aja

86

I1.3.3 Ada SK nya ko 87

Page 252: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I1.3.4 Dapet identitas dari dishub seperti baju, kartu nama sama SK, kalau baju kadang sebulan sekali dikasih, kadang juga engga

88

I1.3.5 Dikasih seragam aja sama SK 89

Peneliti Apakah ada persyaratan untuk menjadi juru parkir?

I1.3.1 Jadi pas daftar jadi tukang parkir itu ke RT, RW, koordinator, baru ke dishub

90

I1.3.2 Langsung ke koordinator 91 I1.3.4 Langsung ke dishub 92 I1.3.5 Kalau mau jadi tukang parkir ga ada persyaratan hanya

bantu aja sukarela 93

Peneliti Pernahkah juru parkir tidak memberikan setoran kepada pengasa setempat?

I1.3.1 Kita setor setiap hari ga pernah engga 94 I1.3.2 Setor setiap hari 95 I1.3.4 Setor setiap hari 96 I1.3.5 Setor setiap hari 97

Peneliti Berapa tarif yang parkir yang dikenakan? I3.1 2.000 rupiah 98 I3.2 Bayar parkir motor Rp. 2.000, mau lama mau sebentar,

kalau dikasih Rp. 1.000 seringnya sih ditolak 99

I3.3 Biasanya sih 2.000 kadang juga 1.000 engga apa apa, tapi ada juga yang dikasih 1.000 masih gamau tetep aja minta 2.000, tapi saya sendiri gatau sebenernya berapa ketetapan untuk bayar parkir roda dua

100

I3.4 Pernah kena kadang 2000 kadang 1000. 101 I3.5 Kalo parkir di sekitar BCA Penancanganmasih 1000.

Ditempat lain sering nya 2000. Kadang saya kasih uang pas 1000, kalau dikasih uang 2000 ga dikembaliin.

102

I3.6 Kadang 2000, kadang 1000. 103

Peneliti Apakah anda diberikan karcis saat parkir?

I3.1 Tidak, seharusnya diberikan karcis untuk pengendara dan juga di motornya diberi karcis yang sama supaya menghindari pencurian.

104

I3.2 Iya, terkadang diberikan karcis. 105 I3.3 Kadang ada yang ngasih karcis kadang ada juga yang

dibiarin ga pake karcis Cuma ujung-ujungnya ditagih juga.

106

I3.4 Kadang dapet kadang engga. 107 I3.5 Engga. 108

Page 253: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I3.6 Kadang iya, kadang tidak. 109

Peneliti Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada?

I3.1 Ya, karena untuk motor cukup memberatkandan biasanya saya menggunakan hanya sebentar dan jarang-jarang.

110

I3.2 Tidak sama sekali, itung-itung membantu sesama. 111 I3.3 Dengan tarif yang ada, saya merasa tidak keberatan,

tetapi saya merasa bingung harus membayar berapa karena belum mengetahui peraturan menurut daerah.

112

I3.4 Keberatan, kadang motor kalo kita jagain juga tetep kena tarif.

113

I3.5 Kalo 2000 keberatan, karena sama kaya tarif parkir mobil.

114

I3.6 Tidak keberatan. 115 Peneliti Berapa tarif yang diinginkan?

I3.1 1.000. 116 I3.2 Untuk motor 1.000 dan mobil 2.000. 117 I3.3 Kalau yang diinginkan tetap 1.000 untuk kendaraan

roda dua . 118

I3.4 Harusnya kalo ditempat umum tidak dikenakan tarif karena bias menurunkan antusias masyarakat jika dilakukan terus menerus.

119

I3.5 1000 buat waktu parkir yang lama diatas 1 jam. 500 buat waktu parkir dibawah 1 jam.

120

I3.6 Sudah sesuai 2000, karena menurut saya sudah sesuai dengan kemampuan membayar dan kesediaan untuk membayar bagi pengguna jasa parkir.

121

Peneliti Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir?

I3.1 Tidak, sepertinya pemerintah tidak melakukan sosialisasi tentang peraturan parkir.

123

I3.2 Sedikit mengetahui. 124 I3.3 Mengetahui tentang retribusi parkir, tetapi tidak

mendalam karena hanya tau kalua retribusi parkir itu sumber PAD.

125

I3.4 Untuk masyarakat awam sih belum. 126 I3.5 Kurang tau. 127 I3.6 Tidak. 128

Peneliti Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan?

I3.1 Ya, membantu. Juru parkir juga membantu ketika saya mengeluarkan kendaraan saya dari tempaat parkir jika saya kesulitan.

129

Page 254: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I3.2 Ya, kadang-kadang. 130 I3.3 Tidak cukup membantu, karena terkadang ada saja juru

parkir yang diam saja, bias dikatakan makan gaji buta. 131

I3.4 Boro-boro, ga pernah peka tuh tukang parkir, pengen duit doang.

132

I3.5 Kadang bantuin, kadang engga, lebih sering mundurin motor sendiri.

133

I3.6 Tergantung situasi. 134

Peneliti Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir?

I3.1 Ya, ketika saya mengeluarkan motor, juru parkir menghampiri untuk menagih retribusi parkirnya.

135

I3.2 Beberapa juru parkir memaksakan bayar parkir. 136 I3.3 Memaksa untuk bayar parkir. 137 I3.4 Maksa, nagihnya kadang ada yang galak, tapi ada juga

yang sedikasihnya aja. 138

I3.5 Harus bayar parkir. 139 I3.6 Tidak. 140

Peneliti Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir?

I3.1 Tidak, pemerintah sepertinya tidak transparansi terkait pengelolaan retribusi parkir.

141

I3.2 Tidak sama sekali, karena kurang sosialisasi. 142 I3.3 Tidak mengetahui secara spesifik, karena yang saya

ketahui retribusi parkir itu setiap tempat dikuasai oleh satu pihak bias dibilang penguasa tempat “preman atau jawara” atau pihak ketiga dan tidak mengetahui seberapa besar yang diberikan kepada dinas perhubungan atau dinas terkait yang menangani ini.

143

I3.4 Kadang mikir itu uang parkir dikemanakan, apa dimakan petugas parkir, apa emang disetor ke yang punya tempat, apa emang dikasih ke dinas terkait untuk, masuk kas pajak parkir.

144

I3.5 Kurang tau. 145 I3.6 Tidak . 146

Page 255: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

KODING DATA

Kode Kata Kunci 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

Peraturan daerah dan Undang-undang. UUD 28/2009 dan Perda Kota Serang 13/2011. Perencanaan sudah sesuai. Perencanaan sudah sesuai. Zona-zona parkir yang belum terjamah. Mekanisme pemungutan retribusi dituangkan dalam kepwal /perwal. Evaluasi rutin. Evaluasi selalu dilakukan. Tidak pernah diajak rapat oleh dishub. Tidak ada evaluasi. Tidak pernah. Tidak ada. Tidak ada. Evaluasi setiap bulan dan pertiga bulan. Evaluasi perbulan, triwulan, perenam bulan dan pertahun. Sudah bisa menjawab. Memuat pendapatan, kinerja dan situasi. Pengelolaan ada dalam peraturan. Tertuang dalam SOP. Ada masterplan. Ada masterplan. Ditentukan bersama DPRD. Dikaji dishub dan diusulkan ke DPRD. Untuk menambah pendapatan daerah. Diterima dishub dan direkap DPPKD. Pengelolaan zona parkir oleh UPT Parkir. UPT membentuk zona. Sudah dilaksanakan. SOP sudah dilaksanakan. UPT beserta jajarannya. Tidak diatur atau bbelum diatur. Tupoksi jelas. Tupoksi jelas. Sesuai Perda. Sesuai Perda. Kepala dinas member wewenang kepada kepala UPT UPT memberikan perintah langsung UPT Parkir UPT Parkir Cukup sering. Rutin. Ada Tergantung letak penyimpangan

Page 256: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88

Pembuatan dilakukan di secretariat Dishub Dari UPT, kepala dinas, baru dilegislasi DPPKD, UPT lagi baru UPT distribusi melalui coordinator Ditentukan oleh DPRD dan DPPKD Awal dari Dishub, dirapatkan DPRD lalu muncuk Perda Alternatif solusi diberikan wewenang kepada UPT Parkir selaku pelaksana Alternatif solusi dilakukan hasil dari evaluasi Setoran ke koordinator, koordinator kasih ke Dishub Setoran sehari 1000.000, buat punya lahan 50.000 buat ke dishub 50.000 Setoran 50% : 50% Setoran 5000/hari, kalo bulanan 200.000, setor ke dishub sisanya buat saya Setorannya 10.000 ke dishub, sisanya buat dia Rata-rata 100.000/hari 50.000 50% dari pendapatan sisanya buat yang punya lahan 70.000 per shift Sisa setelah setoran ke dishub Sering Enggak pernah Sidah, ga pernah ngecek Cuma pantau dan ambil setoran Dishub sidak kalau ada kehilangan Hanya setor ke koordinator Ga ada preman, yang ada yang punya lahan Ya, ada yang punya lahan Ya, ada yang punya lahan Ga ada 50.000 untuk yang punya lahan 50% dari pendapatan 300.000 perminggu ke yang punya lahan Ada. Ada. Bayar semua Ada. Ada. Ga pakai karcis Ga ada karcis Tidak ada Ada. Sebulan sekali Ga pernah pakai karcis Kurang tau Gak Tau Tidak tau Tau Baju, kartu nama, SK dari dishub Identitas, seragam, SK

Page 257: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134

Ada SK Baju, kartu nama, SK Seragam, dan SK Daftar ke RT/RW, koordinator, lalu Dishub Ke Koordinator Langsung Dishub Ga ada persyaratan Tidak Setor Setor Setor 2000 rupiah 2000, kalau 1000 saya tolak Biasanya 2000, kadang 1000. Tapi sering ga mau kalau 1000 Kadang 2000 kadang 1000 Ada yang masih jujur 1000, ada yang harus bayar 2000 Kadang 2000, kadang 1000 Tidak Iya dikasih Kadang dikasih Kadang dikasih Enggak Kadang dikasih Ya Tidak sama sekali Tidak. Tapi harus jelas sesuai tariff Keberatan Kalau tariff parkir motor sama kayak mobil, keberatan Tidak keberatan 1000 Motor 1000, mobil 2000 1000 Kalau ditempat umum tidak perlu dikenakan tarif 1000 untuk parkir diatas 1 jam, dan 500 untuk parkir dibawah 1 jam Sudah sesuai 2000 Tidak Sedikit Tahu Belum Kurang tau Tidak Ya Ya, terkadang Tidak cukup membantu Ga pernah Kadang bantu, kadang tidak

Page 258: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146

Tergantung situasi Ya Memaksa bayar Maksa Harus bayar Tidak Tidak Tidak sama sekali Tidak mengetahui secara spesifik Tidak tau Kurang tau Tidak

Page 259: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

KATEGORISASI DATA

Q1 Peraturan atau Keputusan apa saja yang mengatur retribusi parkir?

Kesimpulan

I1.1 Ada Peraturan Daerah dan ada juga Undang-undang.

Retribusi parkir diatur didalam Undang-undang dan juga peraturan daerh (perda), yaitu UUD No.28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi serta Peraturan daerah Kota Serang No. 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.

I1.2

UUD 28/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah No 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah.

Q2 Apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat?

Kesimpulan

I1.1 Masih jauh. Perencanaan sudah sesuai masih ada kekurangan yang harus dibenahi.

Perencanaan sudah sesuai, tetapi masih ada kekurangan yang harus dibenahi sesuai dengan keadaan dilapangan. I1.2

Perencanaan sudah sesuai, mekanisme antara perencanaan ada perubahan dengan pelaksanaan, sesuai dengan kondisi lapangan, tidak mulus.

Q3 Adakah beberapa aspek peraturan atau keputusan yang perlu dibenahi?

Kesimpulan

I1.1 Zona-zona parkir masih banyak yang belum terjamah koordinator.

Beberapa aspek peraturan masih perlu dibenahi seperti zona-zona parkir yang masih belum terjamah serta mekanisme pemungutan retribusi parkir.

I1.2

Masih, tentang mekanisme pemungutan retribusi harus dituangkan melalui kepwal/perwal dan dibuatkan perda.

Q4 Adakah evaluasi mengenai retribusi parkir baik dalam perencanaan maupun realisasinya?

Kesimpulan

I1.1 Ada evaluasi rutin. Evaluasi dilakukan rutin oleh Dishubkominfo Kota Serang, baik dalam perencanaan maupun realisasinya. Namun, dari

I1.2

Evaluasi selalu kita lakukan baik dalam perencanaan maupun realisasinya, karena masih perlu perbaikan dalam parkir apalagi pada saat pelaksanaan di lapangan.

Page 260: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I1.3.1

Engga pernah diajak rapat sama dishub, palingan kalo rapat dishub itu cuma koordinator aja. Nah kita mah rapatnya sama koordinator aja. Itu juga kalo ada info dari dishub. Pernah rapat waktu itu sama koordinator ngebahas tentang penampatan aja.

pihak juru parkir tidak dilibatkan dalam proses evaluasi. Sesekali hanya koordinator lapangan yang ikut evaluasi dengan Dishubkominfo Kota Serang.

I1.3.2 Tidak ada evaluasi atau rapat.

I1.3.3 Engga pernah.

I1.3.4 Engga ada, engga pernah rapat sama dishub.

I1.3.5 Engga ada evaluasi.

Q5 Berapa kali evaluasi dilaksanakan dalam setahun?

Kesimpulan

I1.1 Ada, setiap bulan dan ada juga yang 3 bulan.

Dishubkominfo Kota Serang melaksanakan evaluasi rutin yaitu setiap bulan, setiap 3 bulan, setiap 6 bulan serta setiap tahun.

I1.2

Evaluasi perbulan, triwulan, perenam bulan, pertahun.

Q6 Apakah hasil evaluasi memberikan jawaban atas masalah yang terjadi sebelumnya?

Kesimpulan

I1.1 Sudah bisa menjawab, karena memuat tentang situasi di lapangan.

Evaluasi yang dilakukan Dishubkominfo Kota Serang dapat memberikan jawaban atas masalah yang terjadi.

I1.2

Evaluasi memuat pendapatan, kinerja dan situasi di lapangan.

Q7 Bagaimana pengelolaan retribusi parkir di Kota Serang ?

Kesimpulan

I1.1 Pengelolaan sudah ada didalam peraturan. Pengelolaan retribusi parkir di Kota Serang sudah diatur didalam peraturan dan tertuang dalam SOP, seperti tentang mekanisme nya, pencatatan serta penyetoran dan pihak terkait.

I1.2

Tertuang dalam SOP, penyebaran karcis kepada juru parkir, pungutan, penarikan, pencatatan di UPT, penyetoran kepada bendahara pendapatan disetor kepada DPPKD melalui bank.

Page 261: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Q8 Adakah master plan pengelolaan retribusi parkir setiap tahunnya?

Kesimpulan

I1.1 Ada masterplan. Ada masterplan tentang retribusi parkir karena melihat kondisi dilapangan yang memiliki potensi besar.

I1.2

Ada masterplan karena potensi besar harus melihat kondisi lapangan yang masuk hanya 20-30%.

Q9 Bagaimana proses perencanaan target penerimaan retribusi setiap tahunnya?

Kesimpulan

I1.1 Ditentukan bersama DPRD. Perencanaan target penerimaan retribusi parkir setiap tahun seharusnya berdasarkan hasil kajian Dishubkominfo Kota Serang, yang kemudian diusulkan ke DPRD. Tetapi pada kenyataannya keadaan terbalik, legisltif menentukan tanpa melihat kondisi dilapangan dan alas an yang jelas.

I1.2

Seharusnya pertarget berdasarkan hasil kajian dinas, diusulkan ke DPRD tetapi terbalik ditentukan legislatif baru ke dishub tanpa melihat kondisi, berarti ga berimbang. Tetap berupaya walau berat, karena ada kemampuan dan tarif akan sulit. Dewan tidak menjelaskan angka yang diperoleh.

Q10 Bagaimana perencanaan sistem pengelolaan hasil dari retribusi parkir?

Kesimpulan

I1.1 Digunakan untuk menambah pendapatan daerah.

Hasil dari retribusi parkir yang diterima Dishubkominfo Kota Serang direkap dan disetorkan kepada DPPKD, uang tidak boleh mengendap di kantor Dishubkominfo Kota Serang. Hasil dari retribusi parkir digunakan untuk menambah pendapatan daerah.

I1.2

Hasil retribusi parkir yang diterima dishub dari juru parkir itu kemudian direkap dan disetorkan kepada DPPKD. Uang dari hasil setoran tidak boleh mengendap di kantor dishub.

Q11 Bagaimana perencanaan pengelolaan zona-zona parkir?

Kesimpulan

I1.1 Perencanaan pengelolaan zona-zona parkir sudah dilakukan bersama Kepala UPT Parkir dengan membentuk zona-zona

Perencanaan pengelolaan zona-zona parkir dilakukan

Page 262: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

beserta kelengkapannya. dengan Kepala UPT Parkir yang bertujuan untuk mempermudah pengawasan, membedakan potensi, mempermudah menyeleseikan pengendalian.

I1.2

UPT membentuk zona, intinya mempermudah pengawasan, membedakan potensi besar dan kecil dari bentangan wilayah yang luas, untuk mempermudah menyelesaikan / pengawasan dan pengendalian tidak melebar ke zona lain.

Q12 Apakah Standar Operasional Prosedur tersebut sudah dilaksanakan?

Kesimpulan

I1.1 Sudah dilaksanakan. SOP sudah dilaksanakan tetapi masih perlu penyesuaian ketika berada dilapangan.

I1.2

SOP sebenarnya sudah dilaksanakan, hanya saja masih perlu penyesuaian ketika di lapangan.

Q13 Bagaimana sistem pengupahan SDM yang bertugas ?

Kesimpulan

I1.1 Dishub dalam hal ini UPT Parkir beserta jajaran nya.

Sistem pengupahan tidak diatur atau belum diatur, belum berupa gaji atau upah. Sistem yang ada masih sesuai hasil yang didapat kemudian dibagi sesuai kesepakatan, peraturan yang ada berubah ketika dilapangan.

I1.2

Tidak diatur atau belum diatur. Tidak diupah/ digaji (juruparkir). Ada penentuan target dari dishub jika lebih buat juru parkir, tapi itu semua aturan berubah setelah dilapangan.

Q14 Apakah masing-masing pelaksana memiliki tupoksi yang jelas dan dimengerti oleh petugas?

Kesimpulan

I1.1 Tupoksi jelas, sudah diatur dan dijelaskan kepada petugas pelaksana.

Tupoksi masing-masing pelaksana sudah jelas dan dimengerti oleh setiap petugas, karena ada pengawasan, pembinaan, pembekalan teknis. Hanya saja pelaksanaannya belum menyeluruh masih terbentur dengan anggaran yang ada.

I1.2 Tupoksinya jelas karena dalam pegawasan, ada pembinaan juru parkir, pembekalan teknis tentang aturan, ilmu, dan sebagainya 1 kali dalam 1 tahun, karena keterbatasan anggaran dalam beberapa tahap. Hampir 600 juta pertahun perzona perwakilannya. 1 hari penuh ada penggantian dana sesuai anggaran yang ada kurang lebih 60 ribu dan pembinaan 60 orang untuk sekali pembinaan.

Page 263: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Q15

Bagaimana koordinasi dengan kepala dinas dan kepala UPT dalam memanajemen retribusi parkir di Kota Serang?

Kesimpulan

I1.1 Koordinasi kepala dinas kepada UPT melalui sekretaris sesuai perda.

Koordinasi Kepala Dinas dengan kepala UPT Parkir adalah UPT bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas sesuai peraturan yang ada.

I1.2 Dalam STOK. UPT bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas. Garis Komando langsung dari kepala dinas hal ini ada dalam perda no 5 tahun 2014.

Q16

Bagaimana koordinasi kepala UPT dengan koordinator wilayah parkir dalam memanajemen retribusi parkir di kota serang?

Kesimpulan

I1.1 Kepala dinas memberi wewenang kepada kepala UPT untuk berkoordinasi dengan jajarannya.

Koordinasi Kepala UPT Parkir dengan koordinator wilayah yaitu UPT memberikan perintah langsung dalam memanajemen retribusi parkir dan Kepala Dinas memberikan wewenang kepada Kepala UPT Parkir untuk berkoordinasi dengan jajarannya.

I1.2

UPT memberikan perintah langsung. Tidak lepas dari UPT dan pelaporan dilakukan secara berkala untuk penyetoran perhari seharusnya.

Q17 Siapa yang melakukan pengawasan atau controling dalam pengelolaan retribusi parkir?

Kesimpulan

I1.1 UPT Parkir yang berkoordinasi dengan kepala dinas.

Dalam melakukan pengawasan atau controling pengelolaan retribusi parkir, UPT lebih berperan karena sudah tupoksinya namun tetap berkoordinasi dengan Kepala Dinas.

I1.2 UPT Parkir tentunya yang lebih berperan, karena sudah tupoksinya, hanya saja tetap perlu juga pengawasan dari masyarakat karena kita belum 5ari menjangkau semua zona dengan SDM yang terbatas.

Q18 Berapa kali pengawasan dilakukan? Kesimpulan I1.1 Cukup sering.

Pengawasan dilakukan cukup sering. Pengawasan rutin dilakukan ditempat

I1.2 Pengawasan rutin yang berpotensi rawan, laporan masyarakat kita langsung cek,

Page 264: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

kalo ada diupayakan pemberdayaan kalo tidak mau kepihak berwajib 1 bulan 6 kali.

yang berpotensi rawan. Tetapi jika mengarah kepada tindak kriminal, akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

Q19 Adakah sanksi yang diberikan apabila terjadi penyimpangan dalam retribusi parkir?

Kesimpulan

I1.1 Ada. Ada sanksi bila terjadi penyimpangan. Tetapi harus dilihat dimana penyimpangan itu terjadi. Apabila kriminal langsung ke pihak yang berwajib, apabila tentang SDM, akan ditindak oleh UPT.

I1.2

Penyimpangan ada dimana dulu, biasanya kelapangan kalo ada tindakan kriminal langsung ke pihak berwajib. Perubahan dan penggantian SDM walaupun secara hirarki bukan orang dinas.

Q20 Bagaimana proses pembuatan dan penggunaan karcis parkir?

Kesimpulan

I1.1 Pembuatan dilakukan di bagian Sekretariat dishub.

Pembuatan karcis parkir dilakukan dibagian secretariat Dishubkominfo Kota Serang. Pembuatan karcis parkir sudah memiliki anggaran. Karcis yang asli akan memilik koorporasi lubang DPPKD, baru setelah itu akan bernilai uang. Dari UPT Parkir kemudian ke Kepala Dinas baru di legislasi DPPKD, ke UPT Parkir lagi untuk didistribusikan.

I1.2 Pembuatan dilakukan oleh sekretariat dishub. Sudah dianggarkan karena ada untuk terminal dan parkir. Dalam 1 tahun kurang lebih 30 juta. Bagaimana bisa menghasilkan yang besar butuh anggaran yang lebih untuk mendapatkan hasil yang besar.Karcis yang asli ada tanda koorporasi lobang DPPKD baru bernialai uang. Prosesnya dari UPT, kepala dinas, baru di legislasi DPPKD, UPT lagi baru UPT distribusi melalui koordinator.

Q21

Bagaimana proses penentuan tarif retribusi parkir baik untuk kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat?

Kesimpulan

I1.1 Penentuan tarif ditentukan oleh dishub, DPPKD serta DPRD. Penentuan tarif ditentukan

oleh Dishub, DPPKD, dan DPRD Kota Serang

I1.2 Penentuan tarif awalnya ditentukan oleh dishub yang kemudian dirapatkan kembali dengan DPRD baru setelah itu muncul

Page 265: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

sebagai perda.

Q22 Bagaimana alternatif solusi dalam tahap pengawasan?

Kesimpulan

I1.1 Alternatif solusi diberikan wewenang kepada UPT Parkir selaku pelaksana dan pihak yang mengetahui kondisi lapangan, namun nanti nya tetap ada laporan kepada kepala dinas.

Alternatif solusi diberikan wewenangnya kepada UPT

Parkir selaku pelaksana

I1.2 Alternatif solusi dalam rangka hasil akhir dari pengawasan dapat berupa mempersempit zona seperti yang sudah dilakukan untuk mempermudah pengawasan, alternatif lain nya bisa dilakukan sesuai dengan hasil akhir dari evaluasi yang dilakukan.

Alternatif solusi dilakukan hasil dari evaluasi

Q23 Bagaimana sistem penyetoran retribusi parkir?

Kesimpulan

I1.3.1 Setoran disini sehari 25.000 buat 2 orang, yang jaga pagi sampe siang sama siang sampe malem. Sisanya buat kita orang setoran dikasih ke koordinator, baru koordinator ngasih ke dishub. Untuk ke Dishub setor Rp

10.000/ hari atau Rp 200.000/ bulan, sedangkan untuk setor ke pemilik lahan adalah 50 % pendapatan parkir.

I1.3.2 Setoran sehari 100.000, buat yang punya lahan 50.000 buat kedishub 50.000

I1.3.3 Setoran 50% 50%, nah buat dishub dikasih dari yang punya lahan.

I1.3.4 Setoran disini 5.000 perhari, kalo saya bulanan, sebulan 200.000 langsung ke dishub sisanya buat saya.

I1.3.5 Setorannya 10.000 ribu ke dishub, sisanya buat dia.

Q24 Bagaimana sistem pengupahan juru parkir?

Kesimpulan

I1.3.1 Rata-rata disini dapat 100.000 perhari.

50% pendapatan untuk sendiri/ sisanya disetorkan ke pemilik lahan dan Dishub (bagi hasil)

I1.3.2 Paling juga kita dapet 50.000. I1.3.3 50% dari pendapatan sisanya buat yang

punya lahan. I1.3.4 Minimal disini dapet 70.000 satu shift. I1.3.5 Sisa setelah setoran ke dishub.

Q25 Apakah dishub pernah melakukan Kesimpulan

Page 266: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

sidak? I1.3.1 Dishub sering ngecek, kadang tiap hari,

pakai mobil patroli, naik motor, kan keliatan tuh kalao motor sama mobil dishub mah. Dishub mantau lewat-lewat aja, kadang berenti kadang juga cuman ngopi diwarung. Untuk sidak tidak pernah,

hanya untuk keperluan ambil setoran

I1.3.2 Engga pernah ada sidak. I1.3.3 Sidak, dishub ga pernah ngecek. I1.3.4 Kalo sidak ga ada 8umin pantau aja setiap

hari sekalian ambil setoran. I1.3.5 Dishub sidak kalau ada kehilangan 8umin

sekedar bantu aja.

Q26 Adakah penguasa setempat yang meminta bagian dari hasil parkir?

Kesimpulan

I1.3.1 Kalo di sini ga ada penguasa lahan, jadi setor kekoordinator aja, koordinator juga sama-sama tukang parkir.

Pemilik lahan yang menjadi penguasa parkirnya.

I1.3.2 Ga ada preman ada juga yang punya lahan parkir.

I1.3.3 Ada, tapi namanya yang punya lahan. I1.3.4 Ya, ada yang punya lahan. I1.3.5 Kalau preman ga ada.

Q27 Berapa besaran hasil yang dibagi kepada penguasa setempat?

Kesimpulan

I1.3.1 50.000 untuk yang punya lahan.

Tergantung kesepakatan dengan pemilik lahan.

I1.3.3 50% dari pendapatan. I1.3.4 Jadi setor lagi perminggu 300.000 yang

punya lahan tentara, tapi kalo lagi sepi, alasannya jelas ya ga setor, dianggep bolong.

Q28 Adakah pengguna parkir yang tidak membayar parkir?

Kesimpulan

I1.3.1 Ada aja yang ga bayar parkir, disini mah bebas ga dipatokin , dikasih gope juga di terima.

Ada I1.3.2 Ada aja yang ga bayar parkir, seikhlasnya

aja. I1.3.3 Bayar semua kalo disini. I1.3.4 Ada aja yang ga bayar, ga dipatok kalo

disini. I1.3.5 Kadang ada yang ga bayar.

Page 267: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Q29 Adakah karcis parkir yang dibuatkan oleh dinas?

Kesimpulan

I1.3.1 Bebas disnimah ga pake karcis.

Tidak pakai karcis

I1.3.2 Ga ada karcis dari dishubnya. I1.3.3 Tidak ada. I1.3.4 Ada, kalo karcis dari dishub itu sebulan

sekali dikasihnya, kalo belum sebulan udah abis, pake kartu sendiri.

I1.3.5 Dishub ga pernah kasih karcis, kita di sini ga pake karcis ribet.

Q30 Apakah juru parkir mengetahui bahwa dishub mengeluarkan karcis resmi?

Kesimpulan

I1.3.1 Kurang tau deh kalo dishub juga ngeluarin karcis. Sebagaian juru parkir

kurang megetahui tentang karcis resmi dari Dishub.

I1.3.2 Ga tau. I1.3.3 Tidak Tahu karcis di sini dibuat sendiri. I1.3.4 Tau.

Q31 Apakah identitas resmi yang diberikan oleh dishub kepada juru parkir?

Kesimpulan

I1.3.1 Dapat baju, kartu nama, SK dari dishubnya pas awal daftar.

Ada identitas resmi serta seragam yang diberikan oleh pihak dishub kepada juru parkir.

I1.3.2 Identitas dari dishub 9umin ngasih seragam sama SK aja.

I1.3.3 Ada SK nya ko. I1.3.4 Dapet identitas dari dishub seperti baju,

kartu nama sama SK, kalau baju kadang sebulan sekali dikasih, kadang juga engga.

I1.3.5 Dikasih seragam aja sama SK.

Q32 Apakah ada persyaratan untuk menjadi juru parkir?

Kesimpulan

I1.3.1 Jadi pas daftar jadi tukang parkir itu ke RT, RW, koordinator, baru ke dishub.

Melalui koordinator parkir setempat, lalu ke Dishub

I1.3.2 Langsung ke koordinator. I1.3.4 Langsung ke dishub. I1.3.5 Kalau mau jadi tukang parkir ga ada

persyaratan hanya bantu aja sukarela.

Q33 Pernahkah juru parkir tidak memberikan setoran kepada pengasa setempat?

Kesimpulan

I1.3.1 Kita setor setiap hari ga pernah engga. Tidak pernah, harus setor setiap hari. I1.3.2 Setor setiap hari.

I1.3.4 Setor setiap hari.

Page 268: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I1.3.5 Setor setiap hari.

Q34 Berapa tarif yang parkir yang dikenakan?

Kesimpulan

I3.1 2.000 rupiah

Rp 2000,-

I3.2 Bayar parkir motor Rp. 2.000, mau lama mau sebentar, kalau dikasih Rp. 1.000 seringnya sih ditolak.

I3.3 Biasanya sih 2.000 kadang juga 1.000 engga apa apa, tapi ada juga yang dikasih 1.000 masih gamau tetep aja minta 2.000, tapi saya sendiri gatau sebenernya berapa ketetapan untuk bayar parkir roda dua.

I3.4 Pernah kena kadang 2000 kadang 1000. I3.5 Kalo parkir di sekitar BCA

Penancanganmasih 1000. Ditempat lain sering nya 2000. Kadang saya kasih uang pas 1000, kalau dikasih uang 2000 ga dikembaliin.

I3.6 Kadang 2000, kadang 1000.

Q35 Apakah anda diberikan karcis saat parkir?

Kesimpulan

I3.1 Tidak, seharusnya diberikan karcis untuk pengendara dan juga di motornya diberi karcis yang sama supaya menghindari pencurian.

Tidak diberikan karcis, tapi pada tempat tertentu diberi karcis

I3.2 Iya, terkadang diberikan karcis. I3.3 Kadang ada yang ngasih karcis kadang

ada juga yang dibiarin ga pake karcis Cuma ujung-ujungnya ditagih juga.

I3.4 Kadang dapet kadang engga. I3.5 Engga. I3.6 Kadang iya, kadang tidak.

Q36 Apakah anda merasa keberatan dengan tarif yang ada?

Kesimpulan

I3.1 Ya, karena untuk motor cukup memberatkandan biasanya saya menggunakan hanya sebentar dan jarang-jarang. Tidak keberatan, jika

mendapatkan pelayanan parkir yang sesuai

I3.2 Tidak sama sekali, itung-itung membantu sesama.

I3.3 Dengan tarif yang ada, saya merasa tidak keberatan, tetapi saya merasa bingung harus membayar berapa karena belum mengetahui peraturan menurut daerah.

Page 269: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I3.4 Keberatan, kadang motor kalo kita jagain juga tetep kena tarif.

I3.5 Kalo 2000 keberatan, karena sama kaya tarif parkir mobil.

I3.6 Tidak keberatan. Q37 Berapa tarif yang diinginkan? Kesimpulan I3.1 1.000.

Rp 1000,-

I3.2 Untuk motor 1.000 dan mobil 2.000. I3.3 Kalau yang diinginkan tetap 1.000 untuk

kendaraan roda dua . I3.4 Harusnya kalo ditempat umum tidak

dikenakan tarif karena bias menurunkan antusias masyarakat jika dilakukan terus menerus.

I3.5 1000 buat waktu parkir yang lama diatas 1 jam. 500 buat waktu parkir dibawah 1 jam.

I3.6 Sudah sesuai 2000, karena menurut saya sudah sesuai dengan kemampuan membayar dan kesediaan untuk membayar bagi pengguna jasa parkir.

Q38 Apakah anda mengetahui tentang Peraturan Pemerintah terkait retribusi parkir?

Kesimpulan

I3.1 Tidak, sepertinya pemerintah tidak melakukan sosialisasi tentang peraturan parkir.

Banyak masyarakat yang belum mengetahui.

I3.2 Sedikit mengetahui. I3.3 Mengetahui tentang retribusi parkir, tetapi

tidak mendalam karena hanya tau kalua retribusi parkir itu sumber PAD.

I3.4 Untuk masyarakat awam sih belum. I3.5 Kurang tau. I3.6 Tidak.

Q39 Apakah juru parkir membantu anda saat memarkirkan kendaaraan?

Kesimpulan

I3.1 Ya, membantu. Juru parkir juga membantu ketika saya mengeluarkan kendaraan saya dari tempaat parkir jika saya kesulitan. Juru parkir sering tidak

membantu atau tidak melakukan tugas sebagaimana layaknya juru parkir.

I3.2 Ya, kadang-kadang. I3.3 Tidak cukup membantu, karena terkadang

ada saja juru parkir yang diam saja, bias dikatakan makan gaji buta.

I3.4 Boro-boro, ga pernah peka tuh tukang parkir, pengen duit doang.

Page 270: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

I3.5 Kadang bantuin, kadang engga, lebih sering mundurin motor sendiri.

I3.6 Tergantung situasi.

Q40 Apakah juru parkir memaksakan untuk harus membayar parkir?

Kesimpulan

I3.1 Ya, ketika saya mengeluarkan motor, juru parkir menghampiri untuk menagih retribusi parkirnya.

Juru parkir lebih sering memaksa untuk bayar parkir. Pengunjung diharuskan membayar parkir.

I3.2 Beberapa juru parkir memaksakan bayar parkir.

I3.3 Memaksa untuk bayar parkir. I3.4 Maksa, nagihnya kadang ada yang galak,

tapi ada juga yang sedikasihnya aja. I3.5 Harus bayar parkir. I3.6 Tidak.

Q41 Apakah anda tahu tentang pengelolaan retribusi parkir?

Kesimpulan

I3.1 Tidak, pemerintah sepertinya tidak transparansi terkait pengelolaan retribusi parkir.

Pengguna jasa tidak mengetahui tentang pengelolaan retribusi parkir.

I3.2 Tidak sama sekali, karena kurang sosialisasi.

I3.3 Tidak mengetahui secara spesifik, karena yang saya ketahui retribusi parkir itu setiap tempat dikuasai oleh satu pihak bias dibilang penguasa tempat “preman atau jawara” atau pihak ketiga dan tidak mengetahui seberapa besar yang diberikan kepada dinas perhubungan atau dinas terkait yang menangani ini.

I3.4 Kadang mikir itu uang parkir dikemanakan, apa dimakan petugas parkir, apa emang disetor ke yang punya tempat, apa emang dikasih ke dinas terkait untuk, masuk kas pajak parkir.

I3.5 Kurang tau. I3.6 Tidak .

Page 271: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Plang Perda 13 tahun 2011 Parkir di tepi jalan Veteran

Karcis parkir yang tidak resmi Karcis parkir resmi

Page 272: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Parkir di tepi jalan Diponegoro Parkir di tepi jalan Veteran

Parkir di tepi jalan Diponegoro Parkir di tepi jalan Kaloran Brimob

Page 273: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang Di Kantor Dishubkominfo Kota Serang

Wawancara dengan Kepala UPT Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Serang

Di Kantor Dishubkominfo Kota Serang

Page 274: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

Wawancara dengan Juru Parkir

Wawancara dengan Juru Parkir

Page 275: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG

NOMOR 7 TAHUN 2008

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG PERHUBUNGAN, PARIWISATA,

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KOTA SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG,

Menimbang : a. bahwa sektor perhubungan, pariwisata, komunikasi dan informasi

darat memainkan peranan penting dalam rangka menunjang dan mendorong pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat;

b. bahwa sejalan dengan tujuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan sesuai kewenangan Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan di bidang perhubungan, pariwisata, komunikasi dan informasi berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b dipandang perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor : 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 );

3. Undang–undang Nomor 6 Tahun 1984 Tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3276) ;

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);

5. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3486 );

6. Undang-Undang ......................

Page 276: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 2 -

6. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3493);

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699 );

8. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3881, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3834) ;

9. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ( Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6 , Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3258 );

13. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1985, tentang Penyelenggaraan Pos (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 53);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527 );

15. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3528 );

16. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaran dan

Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor

64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 Tentang Pemeriksaan

Kecelakaan Kapal ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 187);

19. Peraturan .....................

Page 277: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 3 -

19. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di

Perairan ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 13);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).

Dengan persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG

dan WALIKOTA

SERANG

MEMUTUSKAN : MENETAPKAN : PENYELENGGARAAN BIDANG PERHUBUNGAN,

PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KOTA SERANG

B A B I KETENTUAN

UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Serang;

2. Pemerintah Daerah adalah WaliKota beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Daerah;

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantun dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Walikota adalah WaliKota Serang;

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

Serang;

6. Dinas adalah Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Kota Serang;

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan

Informatika Kota Serang;

8. Badan Hukum ....................

Page 278: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 4 - 8. Badan Hukum adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma. Kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenisnya, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainya;

9. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah yang berwenang dalam Penyelenggaraan di Bidang Perhubungan;

10. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum;

11. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

12. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan;

13. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan

menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi;

14. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang yang

mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal;

15. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi suatu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang;

16. Penguji adalah setiap Tenaga Penguji yang dinyatakan memenuhi kualifikasi teknis

tertentu dan diberikan sertifikat serta tanda kualifikasi teknis sesuai dengan jenjang kualifikasinya;

17. Kendaraan wajib uji adalah setiap kendaraan yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku wajib diujikan untuk menentukan kelaikan jalan; 18. Persyaratan Teknis adalah persyaratan tentang susunan, peralatan, perlengkapan,

ukuran, bentuk, karoseri, pemuatan, rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi gas buang, penggunaan, penggandengan dan penempelan kendaraan bermotor;

19. Laik Jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi

agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan;

20. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor;

21. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknik yang

berada pada kendaraan itu;

22. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;

23. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-

banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan bagasi;

24. Mobil bus .................

Page 279: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 5 - 24. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)

tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan bagasi;

25. Mobil barang adalah kendaraan bermotor selain sepeda motor, mobil penumpang,

mobil bus dan kendaraan khusus;

26. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain dari pada kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus;

27. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah

kota atau wilayah ibu kota dengan menggunakan mobil bus umum atau penumpang umum yang terikat dalam trayek;

28. Angkutan Perbatasan adalah angkutan kota yang memasuki wilayah kecamatan yang

berbatasan langsung dengan Kota atau Kabupaten lainnya. 29. Kereta gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang

yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor;

30. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan penariknya;

31. Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan atau

memeriksa bagian-bagian atau komponen-komponen kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan;

32. Pengujian berkala kendaraan bermotor yang selanjutnya disebut uji berkala adalah

pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus;

33. Buku Uji adalah tanda bukti lulus uji berbentuk buku berisi data dan legitimasi hasil

pengujian setiap kendaraan wajib uji; 34. Tanda Uji adalah tanda bukti lulus uji berbentuk plat dan tanda samping yang berisi

data mengenai kode wilayah pengujian, nomor uji kendaraan, nomor kendaraan dan masa berlaku uji berkala yang dipasang/ditempatkan secara permanen ditempat tertentu pada kendaraan;

35. Dampak lalu lintas adalah pengaruh perubahan tingkat pelayanan lalu lintas yang diakibatkan oleh suatu kegiatan pembangunan dan aktivitas lainnya pada unsur-unsur jaringan transportasi;

36. Kompensasi adalah penggantian kerugian yang timbul dari suatu kegiatan yang

mengakibatkan terjadinya perubahan tingkat pelayanan ruas jalan;

37. Jalan Negara adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional serta jalan tol;

38. Jalan Provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota, atau antar ibukota Kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi;

39. Jalan Kota .......................

Page 280: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 6 - 39. Jalan Kota adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk

jalan negara dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah Kota, dan jalan strategis Kota;

40. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi;

41. Kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan egiatan

penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran tempat perpindahan intra dan atau antar moda;

42. Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan di perairan,

kepelabuhanan serta keamanan dan keselamatan pelayaran; 43. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang digerakkan dengan

tenaga mekanik, tenaga mesin atau ditunda termasuk kendaraan air yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air serta alat apung dan bangunan terapung ng tidak berpindah-pindah;

44. Perairan Indonesia adalah perairan yang meliputi laut wilayah, perairan kepulauan,

perairan pedalaman serta perairan daratan; 45. Alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi

kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap aman untuk dilayani; 46. Kerangka kapal adalah setiap kapal yang tenggelam atau terdampar dan telah

ditinggalkan; 47. Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keamanan kapal,

pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan kesejahteraan awak kapal, serta penumpangdan status hukum kapal untuk berlayar di perairan tertentu;

48. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik

kapal atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil;

49. Nahkoda adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas

kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

50. Pimpinan kapal adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan utama

di atas kapal untuk jenis dan ukuran tertent serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu yang berbeda deng yang dimiliki oleh Nahkoda;

51. Anak Buah Kapal adalah awak kapal selain nahkoda atau pimpinan kapal;

52. Petugas ...................

Page 281: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 7 -

52. Petugas Dinas adalah pegawai pada Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika yang diberi tugas untuk mengatur lalu lintas dan angkutan;

53. Usaha Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan Pemerintah Kota, Industri

Pariwisata dan Masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan Usaha Jasa Pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan Obyek dan Daya Tarik Wisata, serta Usaha Sarana Pariwisata dan usaha lainnya yang terkait di bidang pariwisata Kota Serang;

54. Ijin usaha pariwisata adalah ijin usaha yang diberikan kepada badan usaha, industri

pariwisata atau perorangan untuk membuka dan menjalankan serta mengelola usaha kepariwisataan setelah memenuhi syarat-syarat perijinkan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

55. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan

pariwisata; 56. Agen Perjalanan Wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan

yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan;

57. Akomodasi adalah sarana untuk menyediakan fasilitas kamar dan jasa pelayanan

penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya;

58. Arena Latihan Golf adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, peralatan, fasilitas

dan pelatih untuk melakukan latihan golf serta dapat dilengkapi penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman;

59. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia atau ASITA (Association of The Indonesia

Tours and Travel Agencies) adalah organisasi profesi perjalanan, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara berjenjang, oleh Badan Pimpinan Pusat (BPP ASITA), Badan Pimpinan Daerah (BPD ASITA), dan Badan Pimpinan Cabang (BPC ASITA);

60. Atraksi Wisata adalah sutau usaha yang menyelenggarakan pertunjukkan, olahraga,

pameran/promosi dan bazar di tempat tertutup atau di tempat terbuka yang bersifat temporer, baik komersil maupun tidak komersil;

61. Bar adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menghidangkan

minuman di tempat usahanya; 62. Billiard adalah suatu jenis hiburan yang menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas

untuk bermain bola sodok, serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa makanan dan minuman;

63. Bioskop adalah suatu usaha yang menyediakan tempat peralatan pemutar film dan

fasilitas untuk pertunjukan film serta dapat menyediakan jasa makanan dan minuman; 64. Biro Perjalanan Wisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial, yang mengatur,

menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utamanya berwisata;

65. Bowling adalah suatu jenis hiburan yang menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas

untuk bermain bola gelinding serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman;

66. Cabang Biro ..................

Page 282: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 8 - 66. Cabang Biro/Counter merupakan salahsatu unit usaha Biro Perjalanan Wisata yang

berkendudukan di wilayah yang sama dengan kantor pusat atau wilayah lain, yang melakukan kegiatan kantor pusatnya;

67. Cottage adalah suatu bentuk usaha akomodasi terdiri dari unit-unit bangunan terpisah seperi rumah tinggal dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan restoran atau rumah makan yang terpisah;

68. Diskotik adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menari dengan diiringi musik dan disertai atraksi pertunjukan cahaya lampu, disjokey, serta dilengkapi penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman;

69. Fitness dan Sport Club (pusat kebugaran) adalah suatu usaha yang menyelenggarakan kegiatan olahraga dan kebugaran tubuh untuk perorangan, kelompok/keluarga dengan menggunakan sarana olahraga serta menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman;

70. Gelangang/Kolam Renang/Kolam Air adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk berenang, taman dan arena bermain sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum;

71. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) adalah organisasi profesi pramuwisata, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara berjenjang, oleh Badan Pimpinan Pusat (BPP HPI), Badan Pimpinan Daerah (BPD HPI), dan Badan Pimpinan Cabang (BPC HPI);

72. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan fasilitas kamar dan jasa pelayanan penginapan, restoran dan rumah makan dan bar, serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial, serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan;

73. Hunian Wisata/Service Apartement adalah suatu bentuk usaha akomodasi untuk tinggal sementara yang dikelola oleh suatu badan dengan perhitungan pembayaran mingguan atau bulanan;

74. Ijin Sementara Usaha Hotel adalah ijin yang bersifat sementara diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk membangun hotel dan selama melengkapi syarat–syarat perijinan yang ditetapkan ;

75. Ijin Tetap Usaha Hotel adalah ijin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk mengusahakan hotel setelah memenuhi syarat–syarat perijinan yang ditetapkan;

76. Ijin Usaha Pariwisata adalah ijin usaha yang diberikan kepada badan usaha, industri pariwisata atau perorangan untuk membuka dan menjalankan serta mengelola usaha kepariwisataan setelah memenuhi syarat-syarat perijinan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

77. Jasa Boga/Catering adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk mengolah makanan dan minuman yang melayani pesanan sekurang–kurangnya 50 (lima puluh) porsi makanan;

78. Jasa Impresariat merupakan kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan berupa kegiatan mendatangkan, mengirimkan maupun mengembalikannya serta menentukan tempat, waktu dan jenis hiburan/kegiatan;

79. Jasa Informasi Pariwisata adalah merupakan usaha penyediaan informasi, penyebaran dan pemanfaatan kepariwisataan;

80. Jasa Konsultan ......................

Page 283: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 9 - 80. Jasa Konsultan Pariwisata adalah merupakan kegiatan usaha yang memberikan jasa

berupa saran dan nasehat untuk masalah-masalah yang timbul mulai penciptaan gagasan, sampai pada pelaksanaan operasional;

81. Jasa Lainnya adalah semua jenis sarana dan kemudahan yang disediakan oleh hotel untuk melayani kebutuhan tamu hotel yang dapat berupa jasa pemenuhan kebutuhan sehari–hari, kebutuhan profesi, kebutuhan olahraga, kebutuhan rekreasi dan hiburan umum serta ibadah;

82. Jasa Pramuwisata adalah suatu usaha yang bertugas dalam memberikan bimbingan, penerangan dan petunjukan tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan oleh wisatawan;

83. Karaoke adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas untuk menyanyi yang diiringi musik rekaman lampu atau layar monitor, serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman;

84. Kolam Pemancingan adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk memancing ikan serta dapat dilengkapi dengan menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman;

85. Laik Sehat Hotel adalah meliputi lokasi hotel, konstruksi bangunan dan penataan ruangan, kesehatan dan kebersihan peralatan makan dan minum, serta konstruksi ruangan dapur dan kesehatan atau kesehatan dan kebersihan peralatan masak;

86. Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan ethanol, atau dengan cara pengenceran minuman dengan ethanol;

87. Objek Wisata Budaya/Alam adalah suatu usaha yang menyediakan tempat untuk menyimpan, memelihara benda-benda purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, kelestarian dan pembudidayaan flora dan fauna serta menata dan memelihara keadaan lingkungan wisata/alam;

88. Padang Golf adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk bermain golf serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman;

89. Panti Mandi Uap/sauna adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk mandi uap sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makanan dan minuman;

90. Penginapan Remaja adalah suatu usaha yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan bagi remaja untuk memperoleh pelayanan penginapan dan pelayanan lainnya;

91. Penjual Langsung (Minuman Beralkhohol) untuk diminum adalah hotel yang berbintang 3 (tiga), 4 (empat) dan 5 (lima), termasuk di dalamnya Restoran, Bar, Pub dan klab malam yang menjual minuman beralkhohol untuk diminum di tempat;

92. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia yang selanjutnya disebut PHRI, adalah organisasi profesi perhotelan, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara berjenjang, oleh Badan Pimpinan Pusat (BPP PHRI), Badan Pimpinan Daerah (BPD PHRI), dan Badan Pimpinan Cabang (BPC PHRI);

93. Permainan ...................

Page 284: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 10 - 93. Permainan Ketangkasan Mekanik atau Elektronik adalah suatu jenis hiburan yang

menyediakan tempat, peralatan/mesin maupun non mesin dan fasilitas untuk bermain ketangkasan yang bersifat hiburan bagi anak-anak dan remaja;

94. Persyaratan Teknis Operasional Hotel adalah terdiri dari komponen fisik, komponen

pengelolaan dan komponen pelayanan hotel sebagai suatu kesatuan fungsi yang memberikan citra atas kualitas produk hotel yang penilaiannya dilaksanakan secara bersama pimpinan hotel dan lembaga profesi perhotelan Indonesia atau Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI);

95. Pertunjukan/Pertunjukan Terbatas/Show Biz adalah jenis pertunjukan seni suara, seni

musik, seni tari dan atau atraksi/hiburan yang menampilkan artis lokal maupun artis mancanegara yang terbuka untuk umum, yang pelaksanaannya ditempat terbuka/tertutup dan bersifat komersil atau non komersil;

96. Pimpinan hotel adalah seorang atau lebih yang sehari–harinya memimpin dan bertanggung jawab atas pengelolaan usaha hotel, dan atau seseorang yang di tunjuk mewakili badan hukum oleh pemilik hotel;

97. Pondok Wisata adalah suatu usaha yang menggunakan sebagian rumah tinggal untuk

menginap bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian; 98. Pub/Singing Hall/Music Room (Musro) adalah tempat hiburan khusus untuk

mendengarkan musik yang dibuka pada malam hari serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa makanan dan minuman;

99. Restoran/Rumah Makan adalah suatu jenis usaha jasa pangan bertempat di sebagian

atau seluruh bangunan yang permanen dan atau semi permanen yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dan atau penyimpanan dan atau penyajian serta penjualan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan;

100. Salon adalah usaha komersial yang menyediakan tempat dan fasilitas perawatan

kecantikan dan kerapihan diri untuk menunjang penampilan diri seseorang atau kelompok tertentu;

101. Sangar Seni dan Budaya adalah suatu usaha komersial yang menyediakan tempat,

fasilitas dan atau tempat pemain untuk pendidikan, pelatihan ataupun pertunjukan hiburan tradisional dan atau seni kreasi;

102. Seluncur/Ice Skating/Skateboard/Sepatu Roda adalah suatu usaha yang

menyediakan tempat, peralatan dan fasilitas untuk bermain seluncur/ice skating/skateboard/sepatu roda serta dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman;

103. Sertifikat Kelaikan adalah pernyataan secara tertulis atau dalam bentuk tanda segel,

atau bentuk lain oleh dinas dan instansi teknis pemerintah yang memiliki kewenangan atas suatu fungsi peralatan,prosedur,proses yang dinyatakan aman bagi kesehatan dan keselamatan umum;

104. Taman Rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis

fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan tertentu dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan, minuman dan akomodasi lainnya;

105. Tamu Hotel .....................

Page 285: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 11 - 105. Tamu Hotel adalah setiap yang menginap dan atau mempergunakan jasa–jasa

lainnya yang disediakan oleh hotel; 106. Tempat Konvensi/Gedung Pameran/Balai Pertemuan adalah suatu usaha yang

menyediakan tempat dan fasilitas untuk mengadakan pertemuan berupa konferensi, seminar, lokakarya, upacara, pameran, bazaar dan sejenisnya;

107. Tempat Wisata Belanja adalah suatu usaha komersial yang menyediakan tempat dan

atau fasilitas belanja modern dengan sistem swalayan atau pelayanan mandiri dan pelayanan umum wisata belanja;

108. Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran merupakan usaha dengan

kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama termasuk dalam pengertian ini adalah event organizer/penyelenggaraan pameran dan hiburan;

109. Usaha Sarana Pariwisata adalah kegiatan pengelolaan, penyediaan fasilitas dan atau

pelayanan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pariwisata; 110. Pos adalah pelayanan lalu lintas surat pos, uang, barang dan pelayanan jasa lainnya

oleh badan yang ditugasi menyelenggarakan Pos; 111. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, penerimaan dari setiap informasi dalam

bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem Elektromagnetik lainnya ;

112. Alat komunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam

bertelekomunikasi; 113. Perangkat telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang

memungkinkan bertelekomunikasi; 114. Pemancar radio adalah alat yang menggunakan dan memancarkan gelombang radio;

115. Jaringaan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan

kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi untuk memenuhi kebutuhaan bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan telekomunikasi;

116. Jasa telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan

bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan telekomunikasi;

117. Penyelenggara Telekomunikasi adalah Perseroan, Koperasi, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara dan Instansi Pertahanan dan Keamanan;

118. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan Penyediaan dan peraturan sarana

dan/atau fasilitas telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi;

119. Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus adalah penyelenggaraan komunikasi yang

sifat, peruntukan dan pengoperasiannya khusus; 120. Amatir Radio adalah setiap orang yang diberi ijin karena berminat dalam teknik

radio dengan tujuan pribadi tanpa maksud keuntungan keuangan serta digunakan untuk kegiatan latih diri selain berkomunikasi dan penyidikan-penyidikan teknik;

121. Radio .......................

Page 286: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 12 - 121. Radio Antar Penduduk adalah setiap orang yang diberi ijin untuk berkomunikasi

yang bertujuan untuk kegiatan kemasyarakatan yang meliputi antara lain kegiatan kepramukaan, olah raga, kesenian, sosial, ketertiban dan gangguan Keamanan Negara;

122. Warung Internet yang selanjutnya disebut Warnet adalah tempat yang disediakan untuk pelayanan jasa internet untuk umum yang ditunggu baik bersifat sementara maupun tetap ;

123. Warung Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Wartel adalah tempat yang disediakan untuk pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum yang ditunggu baik bersifat sementara maupun tetap;

124. Pengusaha Jasa Titipan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara untuk menerima, membawa dan atau menyampaikan surat pos jenis tertentu, paket dan uang dari pengirim kepada penerima dengan memungut biaya;

125. Filateli adalah kegemaran mengumpulkan dan mempelajari prangko dan hal-hal yang berkaitan dengan prangko dan keprangkoan;

126. Instalasi Kabel Rumah/Gedung yang selanjutnya disebut IKR/G adalah Saluran kabel yang melingkupi Kabel Terminal Batas ( KTB ) atau rangka pembagi utama/rangka pembagi internal perkawatan dan soket yang dipasang di dalam rumah/gedung milik pelanggan;

127. Pos adalah pelayanan lalu lintas surat pos, uang, barang dan pelayanan jasa lainnya oleh badan yang ditugasi menyelenggarakan Pos;

128. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda–tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi, melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya;

129. Alat Telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yamg digunakan dan bertelekomunikasi;

130. Perangkat Telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi;

131. Pemancar Radio adalah alat telekomunikasi yang menggunakan dan memancarkan gelombang radio;

132. Jaringan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi;

133. Jasa Telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan telekomunikasi;

134. Penyelenggara Telekomunikasi adalah Perseorangan, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik daerah, Badan Usaha Swasta, Instansi Pemerintah dan Instansi Pertahanan Keamanan Negara;

135. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatan Penyediaan dan peraturan sarana dan/atau fasilitas telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi;

136. Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus adalah penyelenggaraan Telekomunikasi yang sifat, peruntukan, dan pengoperasiannya khusus;

137. Amatir Radio ......................

Page 287: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 13 - 137. Amatir Radio adalah setiap orang yang diberi ijin karena berminat dalam teknik radio

dengan tujuan pribadi tanpa maksud keuntungan keuangan serta digunakan untuk kegiatan latih diri selain berkomunikasi dan penyidikan-penyidikan teknik;

138. Radio Antar Penduduk adalah setiap orang yang diberi ijin untuk berkomunikasi

yang bertujuan untuk kegiatan kemasyarakatan yang meliputi antara lain kegiatan kepramukaan, olah raga, kesenian, sosial, ketertiban dan gangguan Keamanan Negara;

139. Warung Internet yang selanjutnya disebut Warnet adalah tempat yang disediakan

untuk pelayanan jasa internet untuk umum yang ditunggu baik bersifat sementara maupun tetap;

140. Warung Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Wartel adalah tempat yang

disediakan untuk pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum yang ditunggu baik bersifat sementara maupun tetap;

141. Pengusaha Jasa Titipan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyelenggara untuk

menerima, membawa dan/atau menyampaikan barang cetakan, surat kabar, sekogram, bingkisan kecil, paket dan uang dari pengirim ke penerima dengan memungut biaya;

142. Filateli adalah kegemaran mengumpulkan dan mempelajari prangko dan hal-hal yang berkaitan dengan prangko dan keprangkoan;

143. Instalasi Kabel Rumah/Gedung yang selanjutnya disebut IKR/G adalah Saluran

kabel yang melingkupi Kabel Terminal Batas (KB ) atau rangka pembagi utama/rangka pembagi internal perkawatan dan soket yang dipasang di dalam rumah/gedung milik pelanggan;

144. Instalatur adalah badan penyelenggara, Badan Hukum atau perorangan yang diberi

kewenangan untuk menyelesaikan pekerjaan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan gangguan instalasi kabel rumah atau gedung;

145. Menara adalah bangunan khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk

menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain atau bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi;

146. Menara Bersama adalah menara telekomunikasi yang digunakan secara bersama–

sama oleh penyelenggara telekomunikasi;

147. Penyelenggaraan Jaringan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan atau pelayanan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi;

148. Penyelenggaraan Jasa telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan atau

pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi;

149. Pemancar Radio adalah alat telekomunikasi yang menggunakan dan memancarkan

gelombang radio; 150. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari mengumpulkan dan

mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

151. Penyidik .......................

Page 288: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 14 - 151. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang

diberi wewenang dan kewajiban untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah;

152. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai

Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan.

BAB II PENYELENGGARAAN

PERHUBUNGAN Bagian Kesatu

Kewenangan Pembinaan

Pasal 2

(1) Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan Bidang Perhubungan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi :

a. Pembinaan jalan, sungai, danau dan penyeberangan serta perairan laut sebagai prasarana dan atau ruang lalu lintas;

b. Pembinaan kendaraan sebagai sarana angkutan; c. Pembinaan terhadap pengguna jalan, sungai, danau dan penyeberangan dan

perairan laut; d. Pembinaan teknis pengaturan dan pengendalian lalu lintas angkutan darat dan laut; e. Pembinaan teknis operasional perhubungan.

(3) Kewenangan pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri :

a. Pembinaan Umum oleh WaliKota; b. Pembinaan Teknis dan administrasi oleh Kepala Dinas;

BAB III

MANAJEMEN PRASARANA PERHUBUNGAN

Bagian Kesatu

Tatanan Transportasi Lokal

Pasal 3

Untuk memberikan arah yang jelas tentang pembangunan transportasi yang ingin dicapai, maka Pemerintah Daerah wajib menyusun Tatanan Transportasi Lokal yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 4

Tatanan transportasi lokal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 memuat : a. rencana lokasi ruang kegiatan yang harus dihubungkan dengan ruang lalu lintas; b. prakiraan perpindahan orang dan atau barang menurut asal dan tujuan perjalanan; c. arah kebijakan peranan transportasi dan keseluruhan moda transportasi; d. rencana kebutuhan lokasi simpul; e. rencana kebutuhan ruang lalu lintas.

Bagian Kedua ......................

Page 289: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 15 -

Bagian Kedua

Perencanaan Pembangunan Jalan

Pasal 5

Guna merealisasikan pembangunan Jalan Propinsi, Jalan Nasional dan jalan bebas hambatan, maka WaliKota mengusulkan rencana pembangunannya kepada Pemerintah Propinsi dan atau Pemerintah.

Bagian Ketiga

Penetapan Kinerja Jaringan Jalan

Pasal 6

Setiap jaringan jalan yang telah selesai dibangun, sebelum dioperasikan dilakukan penetapan kinerja jaringan jalan yang meliputi penetapan : status, fungsi, kelas jalan, muatan sumbu terberat yang diijinkan, dan kecepatan setempat yang diperbolehkan.

Pasal 7

Bagi jalan yang dibangun oleh Badan Hukum tertentu baik Pemerintah maupun Swasta yang merupakan jalan konsesi, kawasan, jalan lingkungan tertentu dinyatakan terbuka untuk lalu lintas umum setelah pengelola jalan menyerahkan kewenangan pengaturannya kepada Pemerintah Daerah untuk ditetapkan sebagai jalan umum.

Bagian Keempat

Dispensasi Jalan

Pasal 8

(1) Berdasarkan pertimbangan tertentu, Dinas menetapkan dispensasi penggunaan jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan yang dimensi dan beratnya diatas kemampuan daya dukung jalan yang bersangkutan setelah mendapat rekomendasi teknis dari Dinas yang bertanggung jawab terhadap jalan.

(2) Pertimbangan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas :

a. Kendaraan pengangkut membawa barang yang dimensi ukuran dan beratnya tidak dapat dipisahkan menjadi bagian yang lebih kecil;

b. Larangan masuk ke jalan tertentu dan atau pembatasan pengangkutan mengakibatkan dampak negatif terhadap pertumbuhan daerah yang bersangkutan dan atau menimbulkan keresahan dan merugikan masyarakat;

c. Pengangkutan bersifat darurat.

Pasal 9

Kendaraan pengangkut yang dapat memasuki jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 hanya dapat memasuki jalan setelah mendapatkan ijin dari Kepala Dinas.

Pasal 10

Setiap pemegang ijin dispensasi, bertanggung jawab atas segala resiko kerusakan sebagai akibat proses pengangkutan dan wajib mengembalikan kondisi jalan kepada keadaan semula dalam bentuk pembayaran kompensasi kerusakan jalan bagi kendaraan-kendaraan yang melakukan pengangkutan baik secara reguler maupun insidentil.

Pasal 11 .....................

Page 290: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 16 -

Pasal 11

Besaran pembayaran kompensasi kerusakan jalan sebagaimana dimaksud Pasal 10 diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri.

Bagian Kelima

Pengawasan Penggunaan Jalan

Pasal 12

Untuk memelihara dan menjaga kondisi jalan dan jembatan dari kerusakan akibat pengangkutan barang oleh kendaraan-kendaraan diluar kemampuan daya dukung yang bersangkutan, Kepala Dinas melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kelebihan muatan angkutan barang.

Pasal 13

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilaksanakan pada tempat-tempat yang telah ditetapkan dan atau secara mobile yang dilengkapi dengan alat penimbangan yang dapat dipindah-pindahkan.

Pasal 14

Pelaksanaan kegiatan pengawasan dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kualifikasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang lingkup tugasnya membidangi urusan lalu lintas dan angkutan jalan.

BAB IV

PENGUJIAN KENDARAAN, BENGKEL UMUM DAN PENDIDIKAN MENGEMUDI

Bagian Kesatu

Pengujian Kendaraan Bermotor

Paragraf 1

Kendaraan Wajib Uji

Pasal 15

(1) Setiap kendaraan bermotor wajib uji, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang dioperasikan di jalan, harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan melalui uji berkala.

(2) Kendaraan bermotor yang secara teknis mengalami perubahan baik spesifikasi, bentuk

dan fungsinya diwajibkan melaksanakan pengujian kendaraan bermotor.

(3) Pengujian Kendaraan bermotor dilakukan berdasarkan standar teknis sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Paragraf 2

Unit Pengujian

Pasal 16

Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pengujian berkala, unit pengujian harus dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas pengujian.

Pasal 17

Untuk memenuhi kebutuhan unit pengujian statis dengan peralatan modern, Dinas atas persetujuan WaliKota dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.

Pasal 18 ..................

Page 291: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 17 -

Pasal 18

Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam pasal 18, tidak menghilangkan dan atau mengurangi otoritas Pejabat teknis dalam melaksanakan fungsi teknis pengujian kendaraan bermotor.

Paragraf 3

Tenaga Pelaksana Pengujian

Pasal 19

(1) Pelaksanaan pengujian berkala dilakukan oleh pejabat fungsional penguji yang

memiliki kualifikasi teknis diangkat dan diberhentikan oleh WaliKota.

(2) Dalam hal pejabat fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) belum diangkat, maka

pengujian dilakukan oleh tenaga penguji yang memiliki kualifikasi teknis.

Pasal 20

Dalam rangka penyelenggaraan pengujian, setiap pejabat penguji dan atau tenaga penguji

berwenang :

a. Menetapkan jadwal waktu pengujian kepada pemilik kendaraan yang telah

mengajukan permohonan pengujian kendaraan;

b. Menolak dan atau menunda pelaksanaan pengujian apabila persyaratan untuk

mengujikan kendaraan belum terpenuhi atau belum lengkap;

c. Melakukan pemeriksaan teknis kendaraan;

d. Melakukan penilaian dan penetapan lulus uji dan atau tidak lulus uji ;

e. Menandatangani tanda pengesahan lulus uji;

f. Menetapkan batas muatan orang dan atau barang bagi kendaraan yang diuji;

g. Mencabut tanda pengesahan lulus uji apabila kendaraan yang bersangkutan

melakukan pelanggaran, penyimpangan teknis dan atau mengalami kecelakaan;

h. Menetapkan masa berlaku pengujian;

i. Memerintahkan uji ulang kepada pemilik apabila terjadi penyimpangan, kerusakan

dan lain-lain sehingga kendaraan menjadi tidak laik jalan;

j. Memeriksa dan menahan kendaraan atau memerintahkan penghentian operasi

terhadap kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan dan

atau tidak melakukan pengujian berkala;

k. Memberikan pernyataan teknis dalam hal terjadi kecelakaan sepanjang menyangkut

kelaikan jalan;

l. Membuat penilaian dan merekomendasikan penghapusan bagi kendaraan-

kendaraan Dinas, Instansi, Badan Hukum Pemerintah dan swasta yang akan

melakukan penghapusan dan atau pelelangan;

m. Membuat penilaian dan merekomendasikan pencabutan hak pemilikan kendaraan

kepada pengadilan untuk dilakukan pemusnahan apabila sebuah kendaraan betul-

betul tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sehingga dapat mengancam

dan membahayakan keselamatan umum di jalan.

Paragraf Keempat .................

Page 292: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 18 -

Paragraf 4

Pelaksanaan Pengujian

Pasal 21

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dilakukan dengan kegiatan :

a. Pengujian Pertama :

1. Penerbitan surat pelaksanaan pengujian;

2. Pemeriksaan fisik dan komponen teknis kendaraan;

3. Pemberian nomor uji atau nomor kontrol pengujian yang dilakukan secara permanen pada rangka landasan kendaraan;

4. Penetapan tanda samping;

5. Penetapan tanda uji yang ditempatkan pada tanda nomor kendaraan;

6. Pencatatan identitas kendaraan pada kartu induk atau kartu kendali;

7. Melakukan penilaian teknis, perhitungan berat muatan yang diijinkan (JBI), berat muatan yang diperbolehkan (JBB), jumlah berat kombinasi yang diijinkan (JBKI), penetapan masa berlaku uji dan penilaian modifikasi kendaraan ;

8. Penerbitan buku uji. b. Pengujian Berkala :

1. Pemeriksaan fisik dan komponen kendaraan;

2. Penetapan masa berlaku pengujian;

3. Penggantian tanda uji;

4. Penggantian masa berlaku yang dibubuhkan dalam tanda samping.

Pasal 22

Pelaksanaan pengujian sebagaimana dimaksud Pasal 22 huruf b, tidak dilakukan penerbitan buku uji baru dan nomor kontrol atau nomor uji baru kecuali buku uji dalam keadaan hilang, rusak tidak terbaca, tidak lengkap, habis halaman pengesahan serta pengetokan ulang nomor uji lama pada rangka apabila nomor uji yang sudah ada tidak terbaca.

Pasal 23

(1) Terhadap kendaraan yang dinyatakan lulus uji berkala diberikan tanda pengesahan lulus uji berupa buku uji dan tanda uji;

(2) Masa berlaku pengujian berkala ditetapkan selama 6 (enam) bulan;

(3) Penguji dapat menetapkan masa berlaku hasil pengujian kurang dari 6 (enam) bulan yang didasarkan atas penilaian teknis dan keyakinan penguji terhadap kendaraan yang secara fisik perlu pengawasan melalui pemeriksaan ulang agar kendaraan tidak membahayakan keselamatan orang lain di jalan.

Pasal 24

(1) Apabila suatu kendaraan dinyatakan tidak lulus uji, penguji memberitahukan secara tertulis :

a. Perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan; b. Waktu dan tempat dilakukan pengujian ulang.

(2) Pemilik atau pemegang kendaran yang melakukan uji ulang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), tidak diperlakukan sebagai pemohon baru dan tidak dipungut biaya uji lagi.

Pasal 25 ....................

Page 293: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 19 -

Pasal 25

(1) Apabila pemilik atau pemegang kendaraan tidak menyetujui keputusan penguji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1), maka dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan penguji;

(2) Atasan penguji setelah menerima pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), segera meminta penjelasan dari penguji yang bersangkutan dan selanjutnya memberikan jawaban secara tertulis kepada pemilik/pemegang kendaraan, mengenai diterima atau ditolaknya permohonan keberatan tersebut;

(3) Apabila permohonan keberatan diterima, atasan penguji segera memerintahkan kepada penguji lainnya untuk melakukan uji ulang dan tidak dikenakan lagi biaya uji.

(4) Apabila pemohon keberatan ditolak dan atau setelah dilakukan uji ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tetap dinyatakan tidak lulus uji, pemilik atau pemegang kendaraan tidak dapat lagi mengajukan keberatan;

(5) Terhadap kendaraan yang dinyatakan tidak lulus uji sebagaimana dimaksud pada ayat (4), penguji merekomendasikan kepada pemilik untuk melakukan perbaikan, penghapusan dan atau pemusnahan.

Pasal 26

(1) Bilamana pemilik kendaraan tidak mengindahkan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5) dan kendaraannya masih tetap dioperasikan, maka PPNS dapat melakukan upaya paksa dengan cara menyita kendaraan yang dituangkan dalam berita acara penyitaan;

(2) Kendaraan yang disita sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diambil oleh pemilik apabila pemilik telah menyatakan kesanggupan akan melakukan perbaikan, penghapusan dan atau pemusnahan yang dibuat di atas kertas segel atau kertas bermeterai cukup;

(3) Selama kendaraan dalam perbaikan surat-surat kendaraan tetap ditahan sampai yang bersangkutan mengujikan kembali kendaraannya setelah dilakukan perbaikan;

(4) Bagi pemilik kendaraan yang akan menghapuskan atau memusnahkan kendaraan yang disita, maka surat-surat kendaraan tetap ditahan untuk selanjutnya diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 27

(1) Apabila kendaraan yang disita sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 28 ayat (1), pemiliknya tidak melakukan upaya perbaikan, penghapusan atau pemusnahan dalam masa 6 (enam) bulan, maka WaliKota mengusulkan pencabutan hak kepemilikan kepada pengadilan;

(2) Penetapan Pengadilan atas pencabutan hak kepemilikan memberikan kewenangan kepada WaliKota untuk melakukan penghapusan.

Pasal 28

Pemilik kendaraan yang telah mendapat bukti lulus uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, harus melaporkan secara tertulis kepada Dinas apabila :

a. Terjadi kehilangan atau kerusakan yang mengakibatkan tidak dapat terbaca dengan jelas;

b. Memindahkan operasi kendaraan secara terus menerus lebih dari 3 (tiga) bulan ke wilayah lain diluar wilayah daerah;

c. Mengubah ..................

Page 294: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 20 - c. Mengubah spesifikasi teknik kendaraan bermotor sehingga tidak sesuai lagi dengan

data yang terdapat dalam bukti lulus uji;

d. Mengalihkan pemilikan kendaraan sehingga nama pemilik kendaraan tidak sesuai lagi dengan yang tercantum dalam buku lulus uji;

e. Pada saat masa berlaku uji kendaraan berakhir, tidak dapat melakukan uji berkala dengan menyebutkan alasan-alasannya.

(1) Buku uji dapat dicabut apabila :

Pasal 29

a. Kendaraan diubah spesifikasi tekniknya sehingga tidak sesuai lagi dengan data yang ada pada sertifikat registrasi uji type dan buku uji kendaraan yang bersangkutan ( rubah bentuk );

b. Kendaraan dioperasikan secara terus menerus lebih dari tiga bulan diluar wilayah pengujian yang bersangkutan;

c. Mengalihkan kepemilikan kendaraan sehingga nama pemilik tidak sesuai lagi dengan yang tercantum dalam buku uji.

(2) Pemilik kendaraan yang buku ujinya dicabut sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dapat diberi buku dan tanda uji baru setelah yang bersangkutan melaksanakan uji berkala kembali.

Pasal 30

(1) Dalam hal kendaraan bermotor wajib uji yang tidak dapat mengujikan kendaraannya karena beroperasi diluar wilayah domisili, maka pemilik dapat mengujikan kendaraannya di luar wilayah domisili dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki tanda bukti lulus uji yang masih berlaku;

b. Memiliki tanda jati diri pemilik kendaraan;

c. Memiliki Rekomendasi dari domisili asal uji berkala kendaraan; (2) Rekomendasi numpang uji sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c hanya

diperbolehkan berturut-turut 2 (dua) kali pengujian dan setelah itu diwajibkan untuk mengujikan kendaraan di wilayah pengujian yang bersangkutan dan seterusnya.

(3) Pengujian berkala sebagaimana dimaksud ayat (1), penguji berkewajiban melaporkan hasil pengujiannya kepada penguji dimana domisili kendaraan berada.

Pasal 31

(1) Kendaraan Wajib Uji dari luar wilayah dapat mengujikan kendaraannya di daerah.

(2) Pengujiaan kendaraan dari luar wilayah hanya dapat dilakukan setelah memperoleh persetujuan Ijin Numpang Uji dari Daerah asal.

Pasal 32

Pemilik kendaraan dapat melakukan mutasi uji kendaraan dengan memenuhi persyaratan :

a. Memiliki Rekomendasi dari daerah asal;

b. Memiliki buku uji dan kartu induk;

c. Memiliki fotocopy STNK kendaraan dari daerah asal dan surat fiskal antar daerah atau salinan STNK baru;

Pasal 33.....................

Page 295: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 21 -

Pasal 33

Uji berkala, perubahan dan penggantian tanda lulus uji, numpang uji dan mutasi uji kendaraan dipungut biaya retribusi.

Paragraf 5

Penilaian, Perawatan dan Pemeliharaan Kendaraan Bermotor

Pasal 34

(1) Instansi Pemerintah dan atau badan hukum yang akan melakukan penghapusan dan atau pelelangan terhadap kendaraan bermotor terlebih dahulu wajib melakukan penilaian kondisi teknis kendaraan.

(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh penguji yang dituangkan dalam berita acara hasil penilaian.

(3) Atas permintaan petugas pendaftaran kendaraan bermotor untuk melengkapi data nomor rangka dan nomor mesin dan atau untuk menyatakan keasliannya, penguji dapat melakukan pemeriksaan terhadap nomor mesin dan nomor rangka yang hasilnya dituangkan dalam surat keterangan.

Pasal 35

(1) Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi teknis kendaraan, pemilik kendaraan wajib melakukan perawatan dan pemeliharaan kendaraan.

(2) Perawatan dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh bengkel umum perawatan, pemeliharaan dan bengkel umum perbaikan yang telah mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang.

Paragraf 6

Tertib Penyelenggaraan Pengujian

Pasal 36

Dalam rangka ketertiban penyelenggaraan pengujian pada unit pengujian kendaraan bermotor dipasang papan informasi pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca tentang prosedur pengujian, tarif dan atau biaya uji yang harus dibayar oleh pemohon.

Bagian Kedua

Bengkel Umum Kendaraan Bermotor

Paragraf 1

Klasifikasi Bengkel Umum

Pasal 37

(1) Bengkel umum kendaraan bermotor berfungsi untuk memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;

(2) Dalam rangka menciptakan iklim usaha yang sehat, profesional dan produktif, mampu membangun, memelihara, memperbaiki kendaraan sesuai dengan persyaratan teknis dan laik jalan, Bengkel umum kendaraan bermotor di Daerah ditetapkan dalam klasifikasi sebagai berikut :

a. Bengkel perawatan dan pemeliharaan;

b. Bengkel perbaikan dan suku cadang;

c. Bengkel uji emisi gas buang.

Paragraf 2 ..................

Page 296: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 22 -

Paragraf 2

Bengkel Pemeliharaan dan Perawatan

Pasal 38

Bengkel perawatan dan pemeliharan merupakan bengkel umum yang kegiatannya melaksanakan pemeliharaan dan perawatan komponen teknis kendaraan dan atau penggantian suku cadang dengan menggunakan peralatan mekanik maupun manual.

Paragraf 3

Bengkel Perbaikan dan Suku Cadang

Pasal 39

Bengkel perbaikan dan suku cadang merupakan bengkel umum yang melaksanakan pengelasan, pengetokan, pengecatan, perbaikan terhadap kendaraan dan atau penjualan suku cadang.

Pasal 40

Setiap bengkel umum perbaikan dilarang membangun, merubah ukuran landasan dan rumah kendaraan dan atau memodifikasi kendaraaan yang akan berakibat ketidakseimbangan kinerja kendaraan.

Paragraf 4

Bengkel Uji Emisi Gas Buang

Pasal 41

Bengkel Uji Emisi Gas Buang merupakan bengkel umum yang melaksanakan pengujian terhadap emisi gas buang kendaraan bermotor.

Pasal 42

Pengujian emisi gas buang diselenggarakan oleh Dinas dan atau oleh bengkel umum yang ditunjuk oleh Kepala Dinas.

Paragraf 5

Perijinan

Pasal 43

(1) Penyelenggaraan bengkel umum kendaraan bermotor dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, Badan Hukum dan Perorangan;

(2) Penyelenggaraan bengkel umum kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh Badan Hukum dan Perorangan baru dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari Kepala Dinas;

(3) Setiap bengkel umum kendaraan bermotor yang telah mendapatkan ijin, wajib memasang papan nama bengkel dengan mencantumkan klasifikasi dan nomor ijin.

Bagian Ketiga

Pendidikan Mengemudi

Pasal 44

Penyelenggaraan pendidikan mengemudi kendaraan bermotor, bertujuan melatih dan mendidik calon-calon pengemudi kendaraan bermotor untuk menjadi pengemudi yang memiliki pengetahuan di bidang lalu lintas angkutan jalan, terampil, berdisiplin, bertanggung jawab serta bertingkah laku dan bersikap mental yang baik dalam berlalu lintas.

Pasal 45 ..................

Page 297: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 23 -

Pasal 45

Penyelenggaraan pendidikan mengemudi dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah,

Badan Hukum dan Perorangan.

Pasal 46

Penyelenggaraan pendidikan mengemudi dapat menerbitkan surat tanda lulus pendidikan

mengemudi.

Pasal 47

Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan mengemudi hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin dari WaliKota atau pejabat yang berwenang.

BAB V

TEKNIK LALU LINTAS

Bagian Kesatu

Manajemen Lalu lintas

Pasal 48

Dalam rangka penyelenggaraan lalu lintas yang aman, tertib dan lancar maka diperlukan manajemen lalu lintas yang meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas.

Pasal 49

(1) Perencanaan sebagaimana dimaksud Pasal 51 meliputi kegiatan :

a. Inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanaan lalu lintas pada tiap-tiap jaringan jalan;

b. Penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan;

c. Penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas;

d. Penyusunan rencana dan program pelaksanaannya.

(2) Untuk melaksanakan perencanaan sebagaimana ayat (1), Kepala Dinas melakukan survey lalu lintas yang terdiri dari :

a. Survey asal tujuan;

b. Survey lalu lintas harian rata-rata dan survey perhitungan perbandingan volume dengan kapasitas;

c. Survey dan analisa sistem kegiatan atau bangkitan tarikan lalu lintas.

(3) Survey lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.

Pasal 50

(1) Pengaturan lalu lintas sebagaimana dimaksud Pasal 50 merupakan kegiatan penetapan kebijakan lalu lintas pada jaringan jalan atau ruas jalan tertentu yang meliputi :

a. Penetapan rute tertunjuk angkutan penumpang umum;

b. Penetapan jaringan lintas atau rute angkutan barang;

c. Penetapan sirkulasi lalu lintas.

(2) Penetapan ..................

Page 298: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 24 -

(2) Penetapan sirkulasi lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

a. Penetapan lalu lintas satu arah dan atau dua arah;

b. Penetapan pembatasan masuk kendaraan sebagian dan atau seluruh kendaraan;

c. Penetapan larangan berhenti dan atau parkir pada tempat-tempat tertentu;

d. Penetapan kecepatan lalu lintas kendaraan;

e. Pembatasan muatan sumbu terberat bagi ruas-ruas jalan tertentu.

(3) Pengaturan lalu lintas sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Petugas Dinas

dan atau dengan mempergunakan alat.

(4) Petugas dinas dapat melakukan tindakan :

a. Memberhentikan arus lalu lintas dan atau pemakai jalan tertentu; b. Memerintahkan pemakai jalan untuk jalan terus; c. Mempercepat arus lalu lintas; d. Memperlambat arus lalu lintas dan atau e. Mengubah arah arus lalu lintas

Pasal 51

Pengawasan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 meliputi pemantauan, penilaian dan tindakan korektif terhadap kebijakan penetapan lalu lintas.

Pasal 52

Pengendalian lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 meliputi kegiatan pemberian arahan, petunjuk, bimbingan dan penyuluhan terhadap hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan lalu lintas.

Bagian Kedua

Rekayasa Lalu Lintas

Pasal 53

(1) Dalam rangka pelaksanaan manajemen lalu lintas, dilakukan rekayasa lalu lintas yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan fasilitas lalu lintas dan perlengkapan jalan;

(2) Fasilitas dan perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Rambu-rambu lalu lintas;

b. Marka jalan;

c. Alat pemberi isyarat lalu lintas;

d. Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan;

e. Alat pengawas dan pengaman jalan;

f. Fasilitas pendukung.

(3) Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d terdiri dari :

a. Alat pembatas kecepatan (Speed Trap);

b. Alat pembatas tinggi dan lebar (Portal);

c. Pagar pengaman (Guardrail);

d. Cermin tikungan;

e. Delinator ..................

Page 299: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 25 -

e. Delinator;

f. Pulau-pulau lalu lintas (Putaran/Separator);

g. Pita penggaduh.

(4) Alat pengawas dan pengaman jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e merupakan alat yang berfungsi untuk melakukan pengawasan berat kendaraan beserta muatannya, berupa alat penimbangan yang dipasang secara tetap dan atau yang dapat dipindah-pindahkan;

(5) Fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f meliputi :

a. Tempat pejalan kaki berupa trotoar tempat penyebrangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan atau rambu-rambu jembatan penyebrangan;

b. Fasilitas parkir pada badan jalan yang dilengkapi rambu dan marka jalan;

c. Halte;

d. Tempat istirahat (Rest Area).

Pasal 54

Pembangunan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan standar yang telah ditetapkan.

Pasal 55

(1) Setiap orang atau Badan yang akan memasang fasilitas lalu lintas, perlengkapan jalan, fasilitas pendukung harus terlebih dahulu mendapat Ijin dari Kepala Dinas.

(2) Setiap orang atau Badan dilarang menempelkan, memasang sesuatu yang menyerupai, menambah atau mengurangi arti, merusak, memindahkan rambu-rambu, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas.

(3) Setiap orang atau Badan dilarang menyimpan, meletakkan benda-benda atau alat perintang di jalan yang menimbulkan hambatan, gangguan dan kecelakaan lalu lintas kecuali setelah mendapatkan Ijin dari Kepala Dinas.

Bagian Ketiga

Analisis Dampak Lalu Lintas

Pasal 56

(1) Untuk menghindarkan terjadinya konflik lalu lintas akibat terjadinya sistem kegiatan pada tata guna lahan tertentu dilakukan analisis dampak lalu lintas;

(2) Analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan :

a. Analisis sistem kegiatan yang direncanakan;

b. Perhitungan dan perkiraan bangkitan dan tarikan perjalanan;

c. Analisis kebutuhan pelayanan angkutan;

d. Analisis dampak lalu lintas terhadap jaringan jalan yang secara langsung dipengaruhi;

e. Rencana penanggulangan dan atau pengelolaan dampak.

(3) Analisis dampak lalu lintas dibuat oleh Badan Hukum, Perorangan yang akan membangun pusat kegiatan.

(4) Kepala Dinas mengesahkan dokumen analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud ayat (3) setelah melalui proses penilaian dan pengkajian.

(5) Dokumen yang telah disahkan sebagaimana dimaksud ayat (4), merupakan syarat untuk diterbitkannya ijin lokasi.

Pasal 57 ..................

Page 300: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 26 -

Pasal 57

(1) Setiap Orang atau Badan yang melaksanakan pembangunan pusat-pusat kegiatan tanpa mengindahkan dan atau melaksanakan analisis rencana pengelolaan dampak lalu lintas yang telah disahkan, maka Dinas dapat melakukan penghentian kegiatan dan atau penutupan jalan masuk.

(2) Penghentian dan atau penutupan jalan masuk dilakukan apabila pemegang Ijin tidak mengindahkan peringatan atau teguran sebanyak tiga kali.

(3) Penghentian dan atau penutupan jalan masuk sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dicabut kembali setelah pemegang Ijin menyatakan kesanggupan secara tertulis untuk melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan.

Bagian Keempat

Pengawalan Lalu lintas

Pasal 58

Dalam rangka pemberian penghormatan kepada seseorang berkaitan dengan jabatan dan atau kedudukannya dalam pemerintahan di Daerah serta kewajiban pemakai jalan untuk mendahulukan sesuai urutan prioritas, Dinas dapat menyelenggarakan kegiatan pengawalan lalu lintas terhadap Kepala Daerah.

Bagian Kelima

Pemindahan Kendaraan

Pasal 59

(1) Untuk keamanan, kelancaran, ketertiban dan keselamatan lalu lintas, Dinas dapat melakukan pemindahan kendaraan bermotor di jalan;

(2) Pemindahan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal :

a. Kendaraan bermotor mengalami kerusakan teknis, berhenti atau parkir pada tempat yang dilarang;

b. Kendaraan yang disimpan di jalan sehingga jalan berfungsi sebagai garasi atau tempat penyimpan kendaraan;

c. Kendaraan yang ditinggalkan oleh pemiliknya dijalan selama dua kali dua puluh empat jam ( 2 x 24 jam ).

Pasal 60

Pemindahan kendaraan bermotor di jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 diselenggarakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemindahan kendaraan dilakukan dengan menggunakan mobil derek yang sesuai dengan peruntukkannya;

b. Tersedia areal tempat penyimpanan kendaraan yang memadai;

c. Adanya jaminan keamanan.

Pasal 61

(1) Selain Pemerintah Daerah, penyelenggaraan pemindahan kendaraan dijalan dapat dilaksanakan oleh badan hukum atau perorangan dengan menggunakan derek umum yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki ijin penyelenggaraan derek umum dari Kepala Dinas;

b. Memiliki tempat penyimpanan atau garasi;

c. Kendaraan ..................

Page 301: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 27 -

c. Kendaraan derek yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 61

(2) Dalam hal penyelenggaraan derek umum tidak memiliki garasi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, penyimpanan derek dapat dilakukan di areal fasilitas penyimpanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah setelah mendapat Ijin.

Pasal 62

Pemindahan kendaraan dengan menggunakan derek umum hanya dapat dilakukan terhadap kendaraaan yang mengalami kerusakan teknis atau mogok, mengalami kecelakaan, atas permintaan pemilik kendaraan dan atau atas perintah petugas yang berwenang.

Pasal 63

Pemindahan kendaraan dapat dipungut bayaran yang besarnya masing-masing :

a. Ditetapkan dalam Peraturan Daerah tersendiri bagi pemindahan kendaraan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah;

b. Ditetapkan oleh WaliKota bagi pemindahan kendaraan yang menggunakan jasa derek umum atas usul penyelenggara derek umum.

Pasal 64

Untuk menyelenggarakan pemindahan kendaraan, Pemerintah Daerah dapat melakukan

kerja sama dengan pihak ketiga mengenai hal-hal penyediaan derek dan areal tempat

penyimpanan kendaraan.

Bagian Keenam

Parkir Umum

Paragraf 1

Fasilitas Parkir Umum dan Penyelenggaraan Perparkiran

Pasal 65

(1) Parkir untuk umum diselenggarakan ditepi jalan umum dan atau dengan fasilitas khusus berupa gedung parkir atau taman parkir.

(2) Parkir untuk umum di tepi jalan umum dilaksanakan pada badan jalan dan atau pada daerah milik jalan, daerah pengawasan jalan yang merupakan satu kesatuan wilayah lalu lintas dan angkutan jalan.

(3) Penyelenggaraan parkir untuk umum dengan fasilitas khusus berupa gedung parkir dan atau taman parkir dilaksanakan di pusat-pusat kegiatan baik di dalam kota, kawasan wisata, kawasan pendidikan atau tempat-tempat lain yang ditetapkan peruntukannya sebagai lahan parkir khusus.

Pasal 66

(1) Penyelenggaraan parkir untuk umum di badan jalan sebagaimana dimaksud Pasal 69 ayat (2) dilaksanakan dengan memperhatikan :

a. Satuan ruang Parkir (SRP) ditetapkan berdasarkan perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas jalan (V/C Ratio), jenis kendaraan, dengan konfigurasi arah parkir sejajar atau sudut;

b. Dinyatakan oleh rambu-rambu peruntukan parkir dan marka jalan.

(2) Penyelenggaraan ..................

Page 302: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 28 - (2) Penyelenggaraan parkir untuk umum di Daerah Milik Jalan atau Pengawasan Jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) dilaksanakan dengan memperhatikan :

a. Keluar masuk kendaraan ke tempat dan atau keluar dari tempat parkir diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan hambatan, gangguan, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas pada jaringan jalan yang secara langsung dipengaruhi;

b. Tidak menimbulkan kerusakan terhadap perlengkapan jalan.

Pasal 67

Fasilitas parkir untuk umum yang diselenggarakan di gedung parkir dan atau di taman parkir, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Tempat parkir harus merupakan bagian atau didukung dengan manajemen lalu lintas pada jaringan jalan sekitarnya;

b. Lokasi parkir harus memiliki akses yang mudah ke pusat-pusat kegiatan;

c. Satuan Ruang Parkir (SRP) diberi tanda-tanda yang jelas berupa kode atau nomor lantai, nomor lajur dan marka jalan.

Pasal 68

(1) Parkir untuk umum ditepi jalan umum diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah,

dengan cara :

a. Parkir yang dilaksanakan pada badan jalan hanya diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah dan dapat dikerjasamakan dengan Pihak Ketiga;

b. Parkir yang dilaksanakan di Daerah Milik Jalan atau Daerah Pengawasan Jalan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dapat dilakukan setelah mendapat

persetujuan dari pemilik lahan yang berada di sekitar fasilitas parkir.

(2) Penyelenggaraan parkir untuk umum yang dilaksanakan di gedung parkir atau taman parkir, dapat berupa usaha parkir umum secara penuh atau usaha tambahan yang memanfaatkan fasilitas pendukung dari suatu sistem kegiatan;

(3) Usaha parkir umum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), dapat diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, Badan Hukum atau Perorangan;

(4) Parkir umum yang merupakan usaha tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diselenggarakan dengan cara kerja sama teknis antara Pemerintah Daerah dengan pemilik fasilitas parkir.

Pasal 69

(1) Usaha parkir umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) yang

diselenggarakan oleh Badan Hukum atau Perseorangan dilaksanakan setelah

mendapat Ijin dari Kepala Dinas;

(2) Pemilik Ijin untuk usaha parkir umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

melaksanakan kerja sama teknis dengan Pemerintah Daerah dan dikenakan Pajak

Parkir.

Paragraf 2

Juru Parkir

Pasal 70

(1) Pengaturan keluar dan masuk serta pemungutan biaya jasa parkir kendaraan ke tempat parkir dilaksanakan oleh juru parkir;

(2) Pembinaan ..................

Page 303: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 29 - (2) Pembinaan terhadap juru parkir ditetapkan sebagai berikut :

a. Penunjukan dan penugasan juru parkir dilaksanakan oleh perorangan dan atau badan yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah;

b. Seragam juru parkir ditetapkan dengan warna tertentu yang dilengkapi dengan atribut atau tanda-tanda yang jelas dan lengkap yang ditetapkan oleh WaliKota;

c. Juru parkir diwajibkan terlebih dahulu mengikuti pelatihan keterampilan, disiplin dan sopan santun pelayanan parkir yang diselenggarakan oleh Dinas.

(3) Pembinanan terhadap juru parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk juru

parkir yang bekerja dan atau ditugaskan ditempat parkir khusus yang dikelola oleh Badan Hukum, Perorangan dan Swasta.

B A B VI PEMBINAAN ANGKUTAN

Bagian Kesatu

Angkutan Orang

Paragraf 1

Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor

Pasal 71

(1) Penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi :

a. Pengangkutan dengan kendaraan umum;

b. Pengangkutan dengan kendaraan milik perusahaan;

c. Pengangkutan dengan kendaraan yang diusahakan untuk anak sekolah.

(2) Penyelenggaraan angkutan orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Badan Hukum dan atau Perorangan.

Pasal 72

(1) Pengangkutan dengan kendaraan umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 71 huruf a dilakukan dengan menggunakan mobil bus dan mobil penumpang yang dilayani dalam :

a. Trayek tetap dan teratur;

b. Tidak dalam trayek.

(2) Trayek tetap dan teratur sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari :

a. Angkutan Kota;

b. Angkutan Perbatasan;

c. Angkutan Khusus.

(3) Angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b meliputi :

a. Angkutan taksi;

b. Angkutan sewa;

c. Angkutan pariwisata;

d. Angkutan karyawan;

e. Angkutan Antar Jemput;

f. Angkutan kawasan permukiman.

Pasal 73 ..................

Page 304: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 30 -

Pasal 73

(1) Pengangkutan dengan kendaraan milik perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) huruf b dilakukan dengan mobil bus dan atau mobil penumpang umum dan bukan umum untuk keperluan pengangkutan karyawan dari perusahaan yang bersangkutan dalam wilayah Daerah.

(2) Setiap perusahaan yang menggunakan kendaraannya untuk pengangkutan karyawan

dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Kendaraan yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;

b. Warna kendaraan harus seragam yang dilengkapi dengan tulisan angkutan karyawan dan nama perusahaan;

c. Memiliki ijin dari Kepala Dinas;

d. Tidak melakukan pengangkutan orang selain karyawan dari perusahaan yang bersangkutan;

e. Memiliki garasi atau tempat penyimpanan kendaraan.

Pasal 74

(1) Pengangkutan anak sekolah sebagaimana dimaksud Pasal 72 ayat (1) huruf c dilakukan dengan mobil bis dan atau mobil penumpang umum dan bukan umum untuk keperluan pengangkutan anak sekolah dari dan ke sekolah;

(2) Kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan anak sekolah harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Kendaraan yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;

b. Warna kendaraan harus seragam yang dilengkapi dengan tulisan angkutan sekolah;

c. Memiliki Ijin Operasi dan Kartu Pengawasan dari Kepala Dinas;

d. Tidak melakukan pengangkutan orang selain untuk anak sekolah;

e. Memiliki garasi atau tempat penyimpanan kendaraan.

Paragraf 2

Perencanaan Angkutan Jaringan Trayek

Dan Wilayah Operasi Taksi

Pasal 75

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan angkutan umum dalam trayek tetap dan teratur serta pengangkutan dengan menggunakan Taksi, WaliKota menetapkan kebutuhan pelayanan angkutan dalam jaringan trayek dan wilayah operasi Taksi.

Pasal 76

(1) Jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 memuat :

a. Kode trayek;

b. Lintasan pelayanan atau rute yang harus dilayani;

c. Jumlah armada yang dialokasikan tiap-tiap jaringan trayek;

d. Jenis pelayanan, jenis kendaraan dan warna kendaraan;

(2) Wilayah operasi taksi sebagaimana dimaksud Pasal 76 memuat ruang lingkup wilayah pelayanan, jumlah armada dan warna kendaraan;

(3) Jenis Pelayanan, Jenis Kendaraan dan warna kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 77 ..................

Page 305: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 31 -

Pasal 77

(1) Penetapan jaringan trayek dan wilayah operasi Taksi dilakukan berdasarkan hasil survey dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Analisis potensi faktor muatan;

b. Asal dan tujuan perjalanan;

c. Kondisi Jalan;

d. Jenis pelayanan dan jenis kendaraan untuk tiap-tiap jaringan yang ditetapkan;

e. Jarak dan waktu tempuh;

f. Perhitungan tarif angkutan;

g. Ketersediaan terminal.

(2) Dinas menyelenggarakan survey lalu lintas dan survey angkutan sebagaimana dimaksud ayat (1) sekurang-kurangnya satu kali dalam lima tahun dan evaluasi pelayanan angkutan setiap tahun.

Pasal 78

(1) Berdasarkan hasil survey lalu lintas dan angkutan sebagaimana dimaksud Pasal 77 ayat (2), WaliKota :

a. Menetapkan jaringan trayek dan wilayah operasi taksi;

b. Melaksanakan kerjasama transportasi antar wilayah.

(2) Kerjasama transportasi antar wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b meliputi :

a. Perencanaan, penetapan jaringan trayek dan wilayah operasi taksi di daerah perbatasan;

b. Penetapan pembagian alokasi, pengadaan, dan angkutan untuk masing-masing daerah;

c. Perencanaan, penetapan terminal perbatasan;

d. Pengawasan bersama diwilayah perbatasan.

Pasal 79

(1) Setiap jaringan trayek dan wilayah operasi Taksi yang telah mendapat penetapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 78 ayat (1) huruf a dilaksanakan realisasi pengisian atau formasi pelayanan angkutan dengan menggunakan kendaraan yang sesuai dengan peruntukan pada tiap-tiap jaringan trayek dan wilayah operasi taksi.

(2) Kendaraan yang sesuai dengan peruntukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah jumlah alokasi, jenis kendaraan, warna kendaraan sebagaimana ditetapkan dalam jaringan trayek masing-masing.

(3) Setiap orang, badan hukum yang mengisi formasi pelayanan angkutan dapat diberi ijin apabila kendaraan yang digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Paragraf 3

Perijinan

Pasal 80

Setiap Orang, Badan Hukum yang berusaha dibidang angkutan umum untuk mengangkut orang, wajib memiliki Ijin dari Kepala Dinas yang terdiri dari :

a. Ijin Usaha Angkutan;

b. Ijin Trayek;

c. Ijin Operasi;

d. Ijin Insidentil. Pasal 81 ..................

Page 306: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 32 -

Pasal 81

(1) Ijin Usaha Angkutan sebagaimana dimaksud Pasal 80 huruf a merupakan ijin untuk melakukan usaha dibidang angkutan baik yang dilaksanakan dalam trayek tetap dan teratur maupun tidak dalam trayek, berlaku selama kegiatan usaha berlangsung;

(2) Penerbitan Ijin Usaha Angkutan dilengkapi dengan Kartu Pengusahaan Angkutan sebagai kutipan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Ijin Trayek;

(3) Kartu Pengusahaan Angkutan memuat data pemilik kendaraan dan alamat untuk tiap- tiap kendaraan yang harus dibawa oleh pengemudi pada saat beroperasi dan diperlihatkan kepada petugas jika sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan;

(4) Kartu Pengusahaan Angkutan diterbitkan oleh Kepala Dinas dan berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang untuk satu tahun berikutnya;

(5) Setiap pemegang ijin wajib :

a. Merealisasikan kegiatan usaha dan atau pengadaan kendaraan paling lambat 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya Ijin Usaha;

b. Melaporkan kegiatan usahanya setiap tahun kepada WaliKota melalui Kepala Dinas.

Pasal 82

(1) Ijin trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf b berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk 5 (lima) tahun berikutnya;

(2) Penerbitan ijin trayek dilengkapi Kartu Pengawasan sebagai kutipan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Ijin Trayek;

(3) Kartu Pengawasan memuat data kendaraan dan rute lintasan tertunjuk untuk tiap-tiap kendaraan yang harus dibawa oleh pengemudi pada saat beroperasi dan diperlihatkan kepada petugas jika sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan;

(4) Kartu Pengawasan diterbitkan oleh Kepala Dinas dan berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang untuk satu tahun berikutnya.

Pasal 83

(1) Ijin Operasi sebagaimana dimaksud Pasal 80 huruf c merupakan Ijin untuk mengoperasikan kendaraan yang pelayanannya tidak dalam trayek;

(2) Penerbitan Ijin Operasi dilengkapi Kartu Pengawasan sebagai kutipan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Ijin Operasi;

(3) Ijin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku untuk Ijin Operasi Angkutan Taksi;

(4) Masa berlaku Ijin Operasi ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk lima tahun berikutnya;

(5) Kartu Pengawasan diterbitkan oleh Kepala Dinas dan berlaku satu tahun serta dapat diperpanjang untuk satu tahun berikutnya.

Pasal 84

(1) Ijin Insidentil merupakan Ijin yang dapat diberikan kepada perusahaan angkutan yang telah memiliki Ijin Trayek untuk menggunakan kendaraan bermotor cadangannya menyimpang dari Ijin Trayek yang dimiliki;

(2) Ijin Insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan untuk kepentingan :

a. Menambah kekurangan angkutan pada waktu keadaan tertentu (angkutan pada hari-hari besar keagamaan, angkutan haji, angkutan liburan sekolah, angkutan olah raga dan lain-lain);

b. Keadaan ..................

Page 307: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 33 -

b. Keadaan darurat tertentu seperti bencana alam dan lain-lain.

(3) Ijin Insidentil hanya diberikan untuk satu kali perjalanan pergi pulang dan berlaku paling lama 14 (empat belas) hari serta tidak dapat diperpanjang.

Pasal 85

Perijinan angkutan dinyatakan tidak berlaku apabila :

a. Kegiatan usaha tidak laksanakan;

b. Masa berlaku Ijin telah habis dan tidak diperpanjang;

c. Dilakukan pembekuan atau pencabutan Ijin yang disebabkan operasi kendaraan melanggar ketentuan yang telah ditetapkan setelah diberi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut.

Paragraf 4

Peremajaan, Penggantian, dan Penghapusan Kendaraan

Pasal 86

(1) Untuk kesinambungan dan peningkatan pelayanan, kelayakan usaha dan

menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kondisi kendaraan yang tidak

memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, Pemerintah Daerah dapat melaksanakan

peremajaan kendaraan umum;

(2) Peremajaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan :

a. Atas permintaan pemilik kendaraan;

b. Penggantian kendaraan oleh kendaraan yang lebih baik dari kendaraan semula.

c. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam upaya pembatasan usia pakai kendaraan.

Pasal 87

Peremajaan kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 dilakukan dengan memperhatikan :

a. Jumlah armada, jenis kendaraan pengganti harus sama dengan kendaraan yang diremajakan;

b. Nomor kendaraan yang baru harus menggunakan nomor kendaraan yang diremajakan;

c. Peremajaan dilaksanakan setelah dilakukan penghapusan/pemusnahan kendaraan

lama apabila kondisinya sudah tidak memenuhi persyaratan laik jalan, perubahan

bentuk dan status kendaraan dari kendaraan penumpang kepada kendaraan barang,

dari kendaraan umum menjadi kendaraan tidak umum dan penghapusan dokumen

atau surat-surat kendaraan lama(mutasi kendaraan).

Pasal 88

(1) Atas permintaan pemilik kendaraan, Pemerintah Daerah dapat melakukan penggantian kendaraan umum;

(2) Penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan apabila :

a Kendaraan mengalami kecelakaan sehingga tidak memungkinkan lagi dioperasikan dan atau karena kendaraan hilang;

b Terjadi pengalihan trayek;

c Kendaraan telah dimutasikan dan atau dirubah sifat menjadi kendaraan tidak umum;

d Terjadi penghapusan kendaraan. (3) Dalam ..................

Page 308: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 34 - (3) Dalam hal penggantian, tanda nomor kendaraan pengganti tidak harus sama dengan

kendaraan yang diganti.

Pasal 89

Atas pertimbangan keselamatan dan keamanan, Pemerintah Daerah dapat menetapkan

penghapusan kendaraan bagi kendaraan yang beroperasi di jalan yang sudah tidak

memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

Paragraf 5

Agen Penjualan/Pemesanan Karcis

Pasal 90

(1) Agen berfungsi sebagai tempat pemesanan dan atau penjualan karcis setelah mendapatkan ijin dari Kepala Dinas;

(2) Ijin sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku selama pemegang ijin menjalankan usahanya dan tiap 2 (dua) tahun dilakukan daftar ulang;

(3) Lokasi agen dapat di terminal, depo (pool) atau di tempat lain yang memungkinkan.

Bagian Kedua

Angkutan Barang

Pasal 91

Pengangkutan barang yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi :

a. Pengangkutan barang umum dengan kendaraan umum;

b. Pengangkutan barang perusahaan oleh kendaraan milik perusahaan.

Pasal 92

Pengangkutan barang umum sebagaimana dimaksud Pasal 92 huruf a wajib memenuhi : a. Nama Perusahaan harus jelas, melekat pada badan kendaraan di samping kiri dan

kanan; b. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard.

Pasal 93

Pelayanan angkutan barang umum mempunyai ciri-ciri pelayanan sebagai berikut :

a. Prasarana jalan yang dilalui memenuhi kelas jalan;

b. Tersedianya tempat/fasilitas memuat dan membongkar barang;

c. Dilayani dengan kendaraan bermotor jenis mobil barang.

Pasal 94

(1). Pengangkutan barang perusahaan oleh kendaraan milik perusahaan sebagaimana

dimaksud Pasal 91 huruf b merupakan pengangkutan yang bersifat penunjang

terhadap kegiatan perusahaan;

(2). Pengangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a. Kendaraan yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan,

dilengkapi dengan tulisan nama perusahaan;

b. Kendaraan yang digunakan harus didaftarkan sebagai kendaraan perusahaan dan

mendapat Kartu Pengawasan Penggunaan Kendaraan Bermotor (KPPKB);

c. Barang ..................

Page 309: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 35 -

c. Barang yang diangkut harus dilengkapi dengan surat muatan (Loading list) dan

daftar muatan dari perusahaan yang bersangkutan.

(3). Dalam hal kendaraan perusahaan yang sewaktu-waktu mengangkut barang umum di

wilayah daerah dengan memungut bayaran hanya dapat dilaksanakan setelah

mendapat ijin insidentil pengangkutan barang umum dari Kepala Dinas.

Bagian Ketiga

Tarif Angkutan

Pasal 95

Dalam rangka penyelenggaraan angkutan umum ditetapkan tarif angkutan yang terdiri dari : a. Tarif angkutan penumpang; b. Tarif angkutan barang.

Pasal 96

(1). Struktur tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud Pasal 95 huruf a yang beroperasi dalam trayek tetap dan teratur meliputi :

a. Tarif ekonomi yang terdiri dari tarif dasar dan tarif jarak;

b. tarif non ekonomi terdiri dari tarif dasar, tarif jarak dan tarif pelayanan tambahan.

(2). Struktur tarif angkutan penumpang yang beroperasi tidak dalam trayek meliputi :

a. Tarif taksi terdiri dari tarif awal, tarif dasar dan tarif jarak;

b. Tarif angkutan dengan cara sewa dan pariwisata ditetapkan oleh penyedia jasa angkutan.

(3). Tarif angkutan barang sebagaimana dimaksud Pasal 95 huruf b ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa angkutan.

Pasal 97

Penetapan tarif angkutan penumpang sebagaimana dimaksud Pasal 97 masing-masing :

a. Tarif dasar dan tarif jarak ditetapkan oleh WaliKota;

b. Tarif pelayanan tambahan oleh penyedia jasa angkutan;

c. Tarif angkutan perbatasan di tetapkan oleh Walikota berdasarkan domisili.

Pasal 98

(1) Besarnya tarif angkutan kota yang sepenuhnya beroperasi di wilayah kota ditetapkan berdasarkan perhitungan jarak tempuh dikalikan dengan tarif dasar;

(2) Besarnya tarif angkutan perbatasan ditetapkan berdasarkan perhitungan jarak tempuh dikalikan dengan tarif dasar dan mempertimbangkan kondisi geometrik jalan yang dilalui.

Bagian Keempat

Terminal

Paragraf 1

Perencanaan

Pasal 99

(1) Terminal dibangun dan diselenggarakan melalui proses perencanaan berdasarkan kebutuhan pergerakan orang maupun barang sesuai asal dan tujuan;

(2) Perencanaan terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. Penentuan Lokasi;

b. Penentuan ..................

Page 310: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 36 -

b. Penentuan Fungsi dan atau tipe Pelayanan;

c. Penentuan Desain Tata Letak dan Fasilitas Penunjang;

d. Penentuan Sirkulasi Arus Lalu Lintas Kendaraan;

e. Pengembangan Jaringan.

(3) Perencanaan terminal dilaksanakan oleh Dinas dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Paragraf 2

Pembangunan

Pasal 100

(1) Pembangunan terminal dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, setelah mendapat

persetujuan pejabat yang berwenang sesuai tipe pelayanan terminal yang

direncanakan;

(2) Pembangunan terminal dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Tatanan Transportasi Lokal;

b. Rencana Umum Tata Ruang;

c. Kapasitas Jalan;

d. Kepadatan Lalu Lintas;

e. Keterpaduan dengan Moda Angkutan Lain;

f. Kelestarian Lingkungan.

(3) Pembangunan terminal dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan dapat

mengikutsertakan pihak ketiga.

Paragraf 3

Penyelenggaraan

Pasal 101

(1) Penyelenggaraan terminal dilakukan oleh Dinas;

(2) Penyelenggaraan terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. Pengelolaan;

b. Pemeliharaan;

c. Penertiban.

Paragraf 4

Jasa Pelayanan Terminal

Jasa pelayanan terminal meliputi :

Pasal 102

a. Jasa lahan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau bongkar muat barang;

b. Fasilitas parkir kendaraan umum untuk menunggu waktu keberangkatan;

c. Fasilitas parkir kendaraan umum selain untuk menunggu waktu keberangkatan;

d. Fasilitas loket di dalam terminal;

e. Fasilitas lain guna menunjang kelancaran pelayanan terminal.

Paragraf 5 ..................

Page 311: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 37 -

Paragraf 5

Kegiatan Usaha Penunjang

Pasal 103

(1) Kegiatan usaha penunjang pada terminal dapat dilakukan oleh Badan Hukum atau perorangan setelah mendapat ijin Kepala Dinas;

(2) Kegiatan usaha penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa :

a. Usaha makanan dan minuman;

b. Usaha cindera mata dan bahan bacaan;

c. Usaha tempat istirahat Awak Kendaraan Umum;

d. Usaha jasa telepon, paket dan sejenisnya;

e. Usaha penjualan tiket angkutan;

f. Usaha penitipan barang;

g. Usaha pencucian kendaraan;

h. Usaha toilet dan MCK.

(3) Kegiatan usaha penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu pelayanan terminal.

B A B VII

PERHUBUNGAN LAUT

Bagian Keastu

SURAT-SURAT KAPAL

Pasal 104

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang memiliki kapal dengan ukuran lebih kecil dari 7

Groston (GT), wajib memiliki surat-surat kapal;

(2) Surat-surat kapal sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari surat kebangsaan kapal

yang biasa disebut PAS KECIL serta sertifikat keselamatan;

(3) Untuk mendapatkan surat-surat dimaksud ayat (2) terlebih dahulu mengajukan surat

permohonan secara tertulis kepada Walikota melalui Dinas dengan melampirkan

persyaratan teknis dan adminstrasi.

Bagian Kedua

MASA BERLAKU SURAT-SURAT KAPAL

Pasal 105

(1) Surat-surat kapal berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan;

(2) Surat-surat dimaksud ayat (1) dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan

perpanjangan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum habis masa berlakunya.

Pasal 106

Surat-surat kapal tidak berlaku lagi dikarenakan :

(1) Sudah habis masa berlakunya dan belum/tidak diperpanjang;

(2) Dikembalikan oleh pemegang surat-surat kapal, karena kapalnya rusak dan tidak dapat dioperasikan.

BAB VIII ..................

Page 312: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 38 -

BAB VIII PENYELENGGARAAN

KEPARIWISATAAN

Bagian Kesatu

IJIN USAHA KEPARIWISATAAN

Pasal 107

(1) Setiap penyelenggaraan usaha kepariisataan yang berada di kota Serang dapat dilakukan berdasarkan ijin usaha yang diberikan oleh Wali Kota;

(2) Usaha Kepariwisataan yang harus mendapat ijin usaha dari Wali Kota meliputi;

a. Usaha Jasa Pariwisata yang terdiri atas :

1) Jasa Biro Perjalanan Wisata;

2) Jasa Agen Perjalanan Wisata;

3) Jasa Pramuwisata;

4) Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran;

5) Jasa Impresariat;

6) Jasa Konsultan Pariwisata;

7) Jasa Informasi Pariwisata.

b. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam :

1) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam;

2) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya;

3) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus.

c. Usaha Sarana Pariwisata yang terdiri dari :

1) Penyediaan Akomodasi;

2) Penyediaan Makan dan Minum;

3) Penyediaan Angkutan Wisata;

4) Penyediaan Sarana Wisata Tirta;

5) Kawasan Pariwisata.

(3) Bentuk ijin usaha kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada Pasal 107 (2) tersebut di

atas, lebih lanjut diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

Pasal 108

Usaha Kepariwisataan yang bergerak khusus dalam bangunan sendiri dibidang usaha

Penjualan Minuman Keras atau Hiburan Umum yang meliputi : Diskotik, Pub, Bar,

Karaoke, Musik Hidup, Kelap Malam, Panti Pijat dan Mandi Uap, Mesin Ketangkasan dan

Keterampilan, Video Games dan Playstation, Bioskop, Pemutaran Film Keliling, Pentas

Seni Budaya, Biliyar dan atau diluar pad huruf a, b, c, Pasal 107 (2) tersebut di atas, serta

bukan fasilitas hotel dan restoran berkualifikasi kelas internasional, akan diatur kemudian

dengan Perda tersendiri.

Pasal 109 ..................

Page 313: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 39 -

Pasal 109

Usaha kepariwisataan dapat berbentuk badan hukum atau perseorangan, Koperasi atau

Usaha Perorangan yang maksud dan tujuannya bergerak dibidang usaha pariwisata sesuai

dengan bidang usaha yang akan dikelola.

Bagian Kedua

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 110

Masyarakat diberikan kesempatan untuk berperan serta kepariwisataan.

Pasal 111

(1) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 110, berupa pemberian

saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, masukan terhadap pengembangan,

informasi potensi dan masalah, serta rencana pengembangan kepariwisataan daerah;

(2) Saran, Pertimbangan, pendapat, tanggapan, masukan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 111 ayat (1), disampaikan secara tertulis dengan lengkap dan faktual kepada

Walikota.

Bagian Ketiga

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SERTA PENGENDALIAN PERIJINAN DAN PENYELENGGARAAN USAHA KEPARIWISATAAN

Pasal 112

(1) Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika substansial

memiliki tugas dan kewajibanyang melekat terhadap pembinaan, pengawasan,

pengendalian dan pengembangan serta pembangunan di daerah;

(2) Dalam pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut di atas,

Kepala dinas kepada pejabat Bidang Pariwisata, atau pejabat lain yang ditunjuk,

diberikan kewenangan untuk bertugas dan berkewajiban melakukan pembinaan dan

pengawasan serta pengendalian perijinan dan penyelenggaraan usaha

kepariwisataan sesuai peraturan Perundangan-undangan yang berlaku;

(3) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian perijinan serta penyelenggaraan usaha

kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal 12 tersebut di atas, agar

terciptanya kondisi yang kondusif bagi kepentingan wisatawan, kelangsungan usaha

pariwisata dan terpeliharanya obyek dan daya tarik wisata beserta lingkungannya.

Pasal 113

Dalam rangka mewujudkan pembinaan, pengawasan dan pengendalian perijinan dan penyelenggaraan usaha kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 tersebut di atas, dilakukan sebagai upaya untuk :

a. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas produk pariwisata unggulan dan memiliki daya saing;

b. Penyebaran, pengembangan dan pembangunan produk pariwisata di daerah;

c. Peningkatan aksesibilitas pariwisata;

d. Penciptaan iklim usaha yang sehat dan kondusif di bidang usaha pariwisata;

e. Peningkatan ..................

Page 314: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 40 - e. Peningkatan peran serta swasta dalam pengembangan usaha pariwisata;

f. Peningkatan Peran serta dan pemberdayaan masyarakat;

g. Perlindungan terhadap kelestarian dan keutuhan obyek dan daya tarik wisata;

h. Peningkatan promosi dan pemasaran produk wisata daerah;

i. Peningkatan kerjasama antar daerah, regional maupun dengan internasional.

BAB IX

PENYELENGGARAAN POS DAN TELEKOMUNIKASI

Bagian Kesatu

PENYELENGGARAAN POS

Pasal 114

(1) Penyelenggaraan Pos selain BUMN yang ditunjuk oleh Pemerintah yaitu PT. Pos Indonesia juga dilakukan oleh Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum;

(2) Badan usaha berbadan hukum sebagaimana di maksud ayat (1) terdiri dari PT, CV, yang bergerak pada sektor pengadaan Pos;

(3) Badan usaha berbadan hukum di maksud ayat (2) disebut Perusahaan jasa titipan.

BAB X Bagian

Kedua

PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Pasal 115

(1) Penyelenggaraan Telekomunikasi dilakukan untuk keperluan :

a. Penyelenggaraan jaringan Telekomunikasi;

b. Penyelenggaraan jasa Telekomunikasi;

c. Penyelenggaraan Telekomunikasi khusus.

(2) Penyelenggaraan jaringan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf (a) dapat menyelenggarakan jasa Telekomunikasi;

(3) Penyelenggaraan jasa Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf (b) dalam menyelenggarakan jasa Telekomunikasi menggunakan dan atau menyewa jaringan Telekomunikasi milik penyelenggara jaringan Telekomunikasi;

(4) Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c), dalam menyelenggarakan Telekomunikasi yang sifat, peruntukan dan pengoperasiannya khusus.

Paragraf 1

Penyelenggaraan

Pasal 116

(1) Penyelenggaraan jaringan Telekomunikasi dan atau penyelenggaraan jasa Telekomunikasi dapat dilakukan oleh badan hukum, yaitu:

a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN);

b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

c. Badan Usaha Swasta;

d. Koperasi.

(2) Penyelenggaraan ..................

Page 315: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 41 - (2) Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus dapat di lakukan oleh :

a. Perseorangan;

b. Instansi Pemerintah;

c. Badan Hukum Selain Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi dan atau Penyelenggara Jasa Telekomunikasi.

(3) Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus Sebagaimana di maksud dalam pasal 117 ayat (2) huruf (a) dapat menyelenggarakan Telekomunikasi untuk :

a. Keperluan sendiri;

b. Keperluan Pertahanan Keamanan Negara;

c. Keperluan Penyiaran.

(4) Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf (a) terdiri dan menyelenggaraan Telekomunikasi untuk keperluan :

a. Perseorangan;

b. Instansi Pemerintah;

c. Dinas Khusus;

d. Badan Hukum.

(5) Penyelenggaraan Telekomunikasi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf (b) adalah penyelenggaraan Telekomunikasi yang sifat, bentuk dan kegunaannya diperuntukan khusus bagi keperluan pertahanan keamanan;

(6) Penyelenggaraan Telekomunikasi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf (c) adalah penylenggaraan Telekomunikasi yang sifat, bentuk dan kegunaannya diperuntukan khusus bagi keperluan penyiaran.

BAB XI

P E R I J I N A N

Pasal 117

(1) Penyelenggaraan kegiatan Pos dan Telekomunikasi harus mendapatkan rekomendasi

atau izin dari Walikota;

(2) Rekomendasi atau izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

a. Jasa titipan;

b. Telekomunikasi khusus untuk keperluan perseorangan, pemerintah dan dinas

khusus yang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio;

c. Instalasi Kabel Rumah/Gedung (IKR/G);

d. Pendirian kantor cabang operator;

e. Menara Telekomunikasi;

f. Galian Penggelaran Kabel Telekomunikasi;

g. Instalasi Penangkal Petir;

h. Instalasi Genset;

i. Pendirian Usaha Perdagangan Alat Perangkat Telekomunikasi;

j. Lokasi Pembangunan Studio dan Pemancar Radio dan TV.

(3) Tata cara permohonan rekomendasi atau izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB XII ..................

Page 316: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 42 -

BAB XII

P E N Y I D I K A N

Pasal 118

(1) Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan daerah ini dapat dilakukan oleh Penyidik Polri atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah;

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para Penyidik Pegawai Negeri Sipil dimaksud ayat (1) berwenang :

a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi;

b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang dan atau badan hukum yang diduga melakukan tindak pidana di bidang telekomunikasi;

c. Menghentikan penggunaan alat dan atau perangkat telekomunikasi yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku;

d. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka;

e. Melakukan pemeriksaan alat dan atau perangkat telekomunikasi yang diduga digunakan atau diduga berkaitan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi;

f. Menggeledah tempat yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana di bidang telekomunikasi;

g. Menyegel dan atau menyita alat dan atau perangkat telekomunikasi yang digunakan atau yang diduga berkaitan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi;

h. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang telekomunikasi; dan

i. Mengadakan penghentian penyidikan.

BAB XIII KETENTUAN

PIDANA

Pasal 119

(1) Barang siapa melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dimaksud pada Pasal 9, 10,

15, 31, 40, 43, 47, 55, 56, 61, 63, 69, 73, 74, 79, 80, 90, 94, 104 dan 107 diancam pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah);

(2) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) yang menyebabkan kerugian

akibat pemakaian perangkat telekomunikasi dimaksud pada Pasal 117 ayat (2) huruf c,

e, f, g, h, dan j diancam pidana sesuai dengan peraturan perundang–undangan.

BAB XIV KETENTUAN

PERALIHAN

Pasal 120

Ijin yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini masih berlaku

sepanjang tidak bertentangan dan wajib menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini

apabila masa berlakunya ijin habis.

BAB XV ..................

Page 317: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 43 -

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 121

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota dan atau Keputusan Walikota.

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Serang.

Ditetapkan di Serang

pada tanggal

P E N J A B A T W A L I K O T A S E R A N G , Diundangkan di Serang

pada tanggal

SEKRETARIS KOTA,

H . S U L H I

AA SS MM UU DD JJ II HH WW

LEMBARAN DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2008 NOMOR ....................

Page 318: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 44 -

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR TAHUN 2008

TENTANG

PENYELENGGARAAN BIDANG PERHUBUNGAN, PARIWISATA,

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KOTA SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG,

I. UMUM

Dalam rangka memberikan arahan yang jelas pada sektor perhubungan, pariwisata,

komunikasi dan informatika, Pemerintah Kota Serang telah berupaya untuk

memberikan pedoman dan landasan, dikarenakan di wilayah Kota Serang telah

mengalami banyak perkembangan dengan mobilitas yang tinggi dan tentunya

berdampak pada peningkatan aktifitas pada sektor perhubungan, pariwisata,

komunikasi dan informatika.

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yanga mengakibatkan

terjadinya pergeseran sistem dari sistem sentralistik ke desentralistik, Pemerintah

Daerah mempunyai Kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, oleh karenanya fungsi-

fungsi pembinaan, pengendaliaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan bidang

perhubungan, pariwisata, komunikasi dan informatika sangat dibutuhkan.

Dengan demikian Pemerintah Kota Serang dituntut untuk lebih meningkatkan tata

pengaturan penyelenggaraan di bidang perhubungan, pariwisata, komunikasi dan

informatika sesuai dengan fungsinya, dengan berpedoman pada azas kemanfaatan

umum, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi maasyarakat

Kota Serang.

Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk penyelenggaraan bidang perhubungan,

pariwisata, komunikasi dan informatika, Pemerintah Kota Serang harus

mempersiapkan tenaga tekhnis yang bertugas untuk melakukan fungsi pengawasan

dan pengendaliaan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2 ..................

Page 319: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 45 -

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup Jelas.

Pasal 4

Cukup Jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup Jelas.

Pasal 7

Cukup Jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup Jelas.

Pasal 10

Cukup Jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup Jelas.

Pasal 13

Cukup Jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup Jelas.

Pasal 16

Cukup Jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup Jelas.

Pasal 19

Cukup Jelas.

Pasal 20

21ukup jelas.

Pasal 22

Cukup Jelas.

Pasal 23

Cukup Jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup Jelas.

Pasal 26

Cukup Jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28 ..................

Page 320: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 46 -

Pasal 28 Cukup Jelas.

Pasal 29

Cukup Jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup Jelas.

Pasal 34

Cukup Jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup Jelas.

Pasal 37

Cukup Jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup Jelas.

Pasal 39

Cukup Jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup Jelas.

Pasal 42

Cukup Jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup Jelas.

Pasal 45

Cukup Jelas.

Pasal 46

21ukup jelas.

Pasal 47

Cukup Jelas.

Pasal 48

Cukup Jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup Jelas.

Pasal 51

Cukup Jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup Jelas.

Pasal 54 ..................

Page 321: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 47 -

Pasal 54 Cukup Jelas.

55

Cukup jelas.

56

Cukup Jelas.

57

Cukup Jelas.

58

Cukup jelas.

59

Cukup Jelas.

60

Cukup Jelas.

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup Jelas.

Pasal 63

Cukup Jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup Jelas.

Pasal 66

Cukup Jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Cukup Jelas.

Pasal 69

Cukup Jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71

Cukup jelas.

Pasal 72

Cukup Jelas.

Pasal 73

Cukup Jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75

Cukup Jelas.

Pasal 76

Cukup Jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup Jelas.

Pasal 79 ..................

Page 322: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 48 -

Pasal 79 Cukup Jelas.

80

Cukup jelas.

81

Cukup Jelas.

82

Cukup Jelas.

83

Cukup jelas.

84

Cukup Jelas.

85

Cukup Jelas.

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup Jelas.

Pasal 88

Cukup Jelas.

Pasal 89

Cukup jelas.

Pasal 90

Cukup Jelas.

Pasal 91

Cukup Jelas.

Pasal 92

Cukup jelas.

Pasal 93

Cukup Jelas.

Pasal 94

Cukup Jelas.

Pasal 95

21ukup jelas.

Pasal 96

Cukup Jelas.

Pasal 97

Cukup Jelas.

Pasal 98

Cukup jelas.

Pasal 99

Cukup Jelas.

Pasal 100

Cukup Jelas.

Pasal 101

Cukup jelas.

Pasal 102

Cukup Jelas.

Pasal 103

Cukup Jelas.

Pasal 104 ..................

Page 323: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 49 -

Pasal 104

Cukup jelas.

Pasal 105

Cukup Jelas.

Pasal 106

Cukup Jelas.

Pasal 107

Cukup jelas.

Pasal 108

Cukup Jelas.

Pasal 109

Cukup Jelas.

Pasal 109

Cukup jelas.

Pasal 110

Cukup jelas.

Pasal 111

Cukup Jelas.

Pasal 112

Cukup Jelas.

Pasal 113

Cukup jelas.

Pasal 114

Cukup Jelas.

Pasal 115

Cukup Jelas.

Pasal 116

Ayat (2) Huruf a

Yang dimaksud dengan penyelenggaraan telekomunikasi khusus

perseorangan penyelenggaraan telekomunikasi yang dilaksakan oleh

perseorangan yang tidak menggunakan spektrum frekuensi radio.

Pasal 117

Cukup Jelas.

Pasal 118

Cukup Jelas.

Pasal 119

Cukup jelas.

Pasal 120

Cukup Jelas.

Pasal 121

Cukup Jelas.

T A M B A H A N L E M B A R A N D A E R A H K O T A S E R A N G T A H U N 2 0 0 8 N O M O R …

Page 324: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

- 50 -

Page 325: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 326: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 327: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 328: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 329: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 330: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 331: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 332: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 333: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 334: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 335: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 336: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 337: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 338: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 339: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 340: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 341: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 342: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 343: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 344: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 345: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 346: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 347: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 348: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 349: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 350: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 351: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 352: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 353: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 354: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 355: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 356: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 357: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 358: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 359: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 360: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 361: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 362: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 363: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 364: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 365: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 366: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 367: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 368: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 369: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 370: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 371: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 372: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 373: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 374: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 375: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 376: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 377: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 378: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 379: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 380: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 381: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 382: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 383: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 384: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 385: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara
Page 386: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI Nama NIM Tempat, Tanggal Lahir Agama Alamat Telepon Email

: Haerul Umam : 6661101139 : Serang, 26 November 1991 : Islam : Jl. KH. Sulaiman Kp. Kelapa Dua Rt. 01 Rw. 07 Gg. H. Zainudin Kelurahan Kagungan Kecamatan Serang Kota Serang Banten, 42114 : 08989629995 : [email protected]

DATA PRIBADI Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Agama Kewarganegaraan

: Serang, 26 November 1991 : Laki-laki : Belum Menikah : Islam : Indonesia

IDENTITAS ORANGTUA Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu

: Mulyana Syarbini : Rohilah Yusuf : Pegawai Swasta : Ibu Rumah Tangga

PENDIDIKAN 1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-2016

: SD Negeri Sukalila : SMP Negeri 1 Kota Serang : SMA Negeri 2 Kota Serang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara

Page 387: MANAJEMEN PARKIR DI KOTA SERANG - FISIP Untirta …repository.fisip-untirta.ac.id/708/1/MANAJEMEN PARKIR DI KOTA... · salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara

ORGANISASI