MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan...

11
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA Bimagisteradi Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK : Surabaya merupakan kota dengan penduduk yang padat di Indonesia. Jumlah penduduk yang padat tersebut menimbulkan permasalahan transportasi, maka dari itu diperlukan angkutan umum. Akan tetapi permasalahan yang timbul adalah adanya ketidakteraturan akibat adanya angkutan umum. Seperti halnya di Pangkalan Jembatan Merah. untuk mengatasi hal tersebut diperlukan terminal baru untuk menampung angkutan di Pangkalan Jembatan Merah. terminal tersebut berada di daerah pesapen. Akan tetapi diperlukan manajemen lalu lintas agar tidak menimbulkan masalah lalu lintas di daerah tersebut. Metodologi tugas akhir ini meliputi identifikasi masalah, studi pustaka, pengumpulan data primer dan sekunder yang berpengaruh terhadap analisis kinerja jalan, serta penanganan lalu-lintas untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hasil Analisis yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah kinerja jalan,simpang dan jalinan dalam kondisi baik setelah terminal pesapen beroperasi,akan tetapi tetap diperlukan manajemen lalu lintas untuk menanggulangi permasalahan yang dapat terjadi. KATA KUNCI : Angkutan Umum,Terminal Pesapen ,Manajemen Lalu lintas 1. PENDAHULUAN Surabaya merupakan kota dengan penduduk yang padat di Indonesia. Jumlah penduduk yang padat tersebut menimbulkan pergerakan. Pergerakan ini mengakibatkan permasalahan transportasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya angkutan umum yang dapat melayani kebutuhan masyarakat kota Surabaya dan sekitarnya. Seperti halnya Surabaya utara, khususnya kawasan Jembatan Merah. Dikawasan tersebut banyak dilalui angkutan umum. Akan tetapi banyak diantara angkutan umum tersebut tidak teratur dalam beroperasi. Sehingga menimbulkan kemacetan di sekitar kawasan tersebut. untuk itu diperlukan terminal di sekitar kawasan tersebut. Kebutuhan masyarakat di Surabaya Utara dalam bidang angkutan kota tersebut hingga kini hanya terlayani oleh pangkalan Jembatan Merah. Pada kenyataanya, banyak angkutan kota di pangkalan Jembatan Merah yang menaikkan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya, sehingga terjadi ketidakteraturan di kawasan tersebut. Ketidakteraturan tersebut menimbulkan permasalahan transportasi di sekitar kawasan sekitarnya. Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya penambahan terminal baru yang berfungsi untuk menampung angkutan kota yang ada di pangkalan Jembatan Merah dan sekitarnya. Terminal tersebut adalah Terminal Pesapen. Pembangunan terminal tersebut disesuaikan dengan perencanaan yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKO) Surabaya. Semua angkutan kota yang selama ini berada di pangkalan Jembatan Merah akan dipindahkan ke dalam Terminal Pesapen. Dengan adanya Terminal Pesapen, diharapkan angkutan kota tidak lagi menaikkan dan menurunkan penumpang di sekitar Jalan Garuda, sehingga jalan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, permasalahan transportasi pada wilayah pusat kegiatan di sekitar Surabaya utara tersebut dapat berkurang dengan adanya Terminal Pesapen. Apabila dilihat lebih seksama, permasalahan lalu lintas yang terjadi tidak bisa diselesaikan hanya dengan penambahan jumlah terminal saja. Pada dasarnya, permasalahan lalu lintas yang terjadi pada pangkalan Jembatan Merah hanya dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Oleh karena itu, dengan beroperasinya Terminal Pesapen, perlu dilakukan pengaturan lalu lintas yang baik agar dapat menyelesaikan permasalahan lalu lintas di sekitar Terminal Pesapen.

Transcript of MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan...

Page 1: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

Bimagisteradi

Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK : Surabaya merupakan kota dengan penduduk yang padat di Indonesia. Jumlah penduduk yang padat tersebut menimbulkan permasalahan transportasi, maka dari itu diperlukan angkutan umum. Akan tetapi permasalahan yang timbul adalah adanya ketidakteraturan akibat adanya angkutan umum. Seperti halnya di Pangkalan Jembatan Merah. untuk mengatasi hal tersebut diperlukan terminal baru untuk menampung angkutan di Pangkalan Jembatan Merah. terminal tersebut berada di daerah pesapen. Akan tetapi diperlukan manajemen lalu lintas agar tidak menimbulkan masalah lalu lintas di daerah tersebut. Metodologi tugas akhir ini meliputi identifikasi masalah, studi pustaka, pengumpulan data primer dan sekunder yang berpengaruh terhadap analisis kinerja jalan, serta penanganan lalu-lintas untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hasil Analisis yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah kinerja jalan,simpang dan jalinan dalam kondisi baik setelah terminal pesapen beroperasi,akan tetapi tetap diperlukan manajemen lalu lintas untuk menanggulangi permasalahan yang dapat terjadi. KATA KUNCI : Angkutan Umum,Terminal Pesapen ,Manajemen Lalu lintas 1. PENDAHULUAN

Surabaya merupakan kota dengan penduduk yang padat di Indonesia. Jumlah penduduk yang padat tersebut menimbulkan pergerakan. Pergerakan ini mengakibatkan permasalahan transportasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya angkutan umum yang dapat melayani kebutuhan masyarakat kota Surabaya dan sekitarnya. Seperti halnya Surabaya utara, khususnya kawasan Jembatan Merah. Dikawasan tersebut banyak dilalui angkutan umum. Akan tetapi banyak diantara angkutan umum tersebut tidak teratur dalam beroperasi. Sehingga menimbulkan kemacetan di sekitar kawasan tersebut. untuk itu diperlukan terminal di sekitar kawasan tersebut.

Kebutuhan masyarakat di Surabaya Utara dalam bidang angkutan kota tersebut hingga kini hanya terlayani oleh pangkalan Jembatan Merah. Pada kenyataanya, banyak angkutan kota di pangkalan Jembatan Merah yang menaikkan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya, sehingga terjadi ketidakteraturan di kawasan tersebut.

Ketidakteraturan tersebut menimbulkan permasalahan transportasi di sekitar kawasan sekitarnya. Melihat kondisi tersebut, maka perlu adanya penambahan terminal baru yang berfungsi untuk menampung angkutan

kota yang ada di pangkalan Jembatan Merah dan sekitarnya. Terminal tersebut adalah Terminal Pesapen. Pembangunan terminal tersebut disesuaikan dengan perencanaan yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKO) Surabaya.

Semua angkutan kota yang selama ini berada di pangkalan Jembatan Merah akan dipindahkan ke dalam Terminal Pesapen. Dengan adanya Terminal Pesapen, diharapkan angkutan kota tidak lagi menaikkan dan menurunkan penumpang di sekitar Jalan Garuda, sehingga jalan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, permasalahan transportasi pada wilayah pusat kegiatan di sekitar Surabaya utara tersebut dapat berkurang dengan adanya Terminal Pesapen.

Apabila dilihat lebih seksama, permasalahan lalu lintas yang terjadi tidak bisa diselesaikan hanya dengan penambahan jumlah terminal saja. Pada dasarnya, permasalahan lalu lintas yang terjadi pada pangkalan Jembatan Merah hanya dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Oleh karena itu, dengan beroperasinya Terminal Pesapen, perlu dilakukan pengaturan lalu lintas yang baik agar dapat menyelesaikan permasalahan lalu lintas di sekitar Terminal Pesapen.

Page 2: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

2

Lokasi Studi

Jaringan Jalan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus :

C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS Keterangan : C = kapasitas (smp/jam) Co = kapasitas dasar (smp/jam) FCW = faktor penyesuaian lebar jalur lalu- lintas FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota

Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

CQDS TOTAL /=

Dimana : QTOTAL = Arus total sesungguhnya (smp/jam) C = Kapasitas sesungguhnya

2.2 Simpang Tak Bersinyal

Simpang tak bersinyal pada umumnya digunakan pada daerah pemukiman perkotaan dan daerah pedalaman untuk persimpangan antara jalan lokal dengan arus lalu-lintas rendah. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus :

MIRTLTRSUCSM xFxFxFxFxFCoxFwxFC =Dimana : C = Kapasitas Co = Kapasitas dasar (smp/jam) Fw = Faktor penyesuaian lebar pendekat FM = Faktor penyesuaian median jalan utama FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping, dan kendaraan tak bermotor

FLT = Faktor penyesuaian belok kiri FRT = Faktor penyesuaian belok kanan FMI = Faktor penyesuaian arus jalan minor Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

CQDS TOTAL /=

Dimana : QTOTAL = Arus total sesungguhnya (smp/jam) C = Kapasitas sesungguhnya 2.3 Jalinan Tunggal

Jalinan tunggal adalah bagian jalinan jalan antara dua gerakan lalu lintas yang menyatu dan memencar (MKJI 1997). Kapasitas Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus : Dimana : Ww = Lebar jalinan Wg = Lebar masuk rata – rata Lw = Panjang jalinan pw = Rasio jalinan

RSUCSWWwWEw xFxFLWxpxWWxxWC 8,15,05,13,1 )/1()3/1()/1(135 −+−+=

Lokasi Studi

Pangkalan Jembatan Merah

Lokasi

Studi

Page 3: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

3

FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota FRSU = Faktor penyesuiaan tipe lingkungan jalan, hambatan samping, dan rasio

kendaraan tak bermotor.

Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

CQDS smp /=

Dimana : QTOTAL = Arus total sesungguhnya (smp/jam) C = Kapasitas sesungguhnya 3. METODOLOGI 3.1 Diagram Alir

A

Analisis Kondisi Eksisting

Analisis Kinerja Ruas Jalan dan Simpang setelah beroperasinya Terminal Pesapen

Manajemen Lalu Lintas

DS < DS ijin

Manajemen Lalu Lintas

Ulang

Kesimpulan

End.

Gambar 3.1 Diagram Alir

3.2 Uraian Langkah Pengerjaan

Uraian langkah – langkah tersebut, yaitu : 3.1.1 Tahap Perumusan Masalah

Tahap perumusan masalah meninjau mengenai latar belakang tugas akhir ini, dengan merumuskan permasalahan yang terjadi, untuk mencapai suatu tujuan agar dapat mengatasi permasalahan tersebut.

3.1.2 Tahap Studi Literatur Tahap ini mempelajari mengenai

literatur - literatur yang relevan dengan permasalahan dalam tugas akhir ini. Hal tersebut dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan dengan berdasarkan literatur yang ada. Dalam hal ini literatur yang digunakan adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI) dan referensi – referensi lain.

3.1.3 Tahap Pengumpulan Data • Data primer sebagai berikut :

- Data geometrik jalan dan simpang di sekitar lokasi studi.

- Data Lalu lintas • Data sekunder sebagai berikut :

- Peta lokasi dan situasi. - Luas bangunan dan lahan

Terminal Pesapen - Jenis dan jumlah armada

angkutan umum pada Pangkalan Jembatan Merah.

• Lokasi jalan, Jalinan dan simpang yang ditinjau adalah : 1. Ruas Jalan Indrapura; 2. Ruas Jalan Sampurna; 3. Ruas Jalan Rajawali; 4. Ruas Jalan Kebalen; 5. Persimpangan Jalan

Indrapura – Jalan Sampurna;

6. Persimpangan Jalan Kebalen Timur – Jalan Sampurna;

7. Jalinan Jalan Garuda - Jalan Rajawali;

START

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data : Primer : 1. Geometrik Jalan dan simpang 2. Data Lalu Lintas Kendaraan pada Lokasi

Studi Sekunder : 1. Peta Lokasi Studi 2. Luas Bangunan dan Lahan Terminal

Pesapen 3. Jumlah armada angkutan umum di

Pangkalan Jembatan Merah 4. Data jenis angkutan umum dan armada di

terminal jembatan merah

A

Page 4: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

4

3.1.4 Tahap Evaluasi Kondisi Saat ini Dilakukan analisis mengenai

kondisi lalu lintas pada saat ini, sebelum beroperasinya Terminal Pesapen.

3.1.5 Tahap Perhitungan Kinerja Ruas Jalan dan Persimpangan Setelah Beroperasinya Terminal Pesapen Dianalisis kondisi lalu lintas setelah beroperasinya adanya perubahan volume lalu lintas di sekitar Terminal Pesapen.

3.1.6 Tahap Manajemen Lalu Lintas Tahap ini memberikan

pemecahan permasalahan yang timbul karena adanya perubahan volume dan kondisi lalu lintas akibat beroperasinya Terminal Pesapen di Surabaya. Apabila variabel yang tidak terpenuhi maka akan dilakukan manajemen lalu lintas ulang sehingga dapat terpenuhi.

3.1.7 Tahap Kesimpulan Tahap ini berisi

kesimpulan berdasarkan hasil dari tahap – tahap yang telah dilakukan sebelumnya.

4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisis Kondisi Eksisting

Untuk melakukan analisis kenerja jalan, simpang dan jalinan dilakukan perhitungan jam puncak pada tiap periode. 4.1.1 Perhitungan Kinerja Jalan Perkotaan

• Jalan Kebalen a. Penampang Melintang Jalan

- Lebar jalur lalu lintas rata - rata Sisi A = 3,5 m Sisi B = 3,5 m Total = 3,5 m

- Tipe Jalan : 2/2UD b. Ekivalensi Mobil Penumpang (emp)

Arus lalu-lintas total pada Jl. Kebalen adalah 1264 kend/jam < 1800 kend/jam, berdasarkan tabel 2.7 maka nilai emp untuk HV adalah 1,3 dan untuk MC adalah 0,4. Setelah dikalikan emp maka volume lalu-lintas menjadi 615,1 smp/jam.

c. Kecepatan Arus Bebas Dasar (FVo) Kecepatan arus bebas dasar (FVo)

berdasarkan tipe jalan 2/2 UD dapat dilihat

pada tabel 2.10 dan diperoleh nilai sebesar 42.

d. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FVW) Berdasarkan tabel 2.11, untuk tipe jalan 2/2 UD dengan lebar jalur lalu lintas efektif total 7 m diperoleh nilai FVW adalah 0. Setelah didapatkan hasil dari penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas dan kecepatan arus bebas dasar, maka FVo dan FVW dijumlahkan dan hasil yang didapat yaitu sebesar 42.

e. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping (FFVSF) Berdasarkan tabel 2.12, untuk jalan 2/2 UD dengan kelas hambatan samping sedang dan lebar jarak kerb 1,2 m diperoleh hasil sebesar 0,91.

f. Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVCS)

Berdasarkan tabel 2.14, untuk jumlah penduduk Surabaya 2,8 juta jiwa diperoleh nilai sebesar 1.

g. Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas diperoleh dengan rumus : FV = (Fvo + FVW) x FFVSF x FFVCS Maka : FV = (42 + (0)) x 0.92 x 1 = 38,64 km/jam

h. Kapasitas Dasar (Co) Berdasarkan tabel 2.15, untuk tipe jalan

2/2 UD nilai kapasitas dasar diperoleh sebesar 2900 smp/jam.

i. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas (FCW) Berdasarkan tabel 2.16, untuk tipe jalan 2/2 UD dan lebar jalur total dua arah 7 m maka nilai faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas (FCW) sebesar 1.

j. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCSP) Berdasarkan tabel 2.17, untuk tipe jalan 2/2 UD dan pemisahan arahnya 55% - 45% maka diperoleh nilai faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP) sebesar 0,97.

Page 5: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

5

k. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCSF) Berdasarkan tabel 2.18, untuk kelas hambatan samping sedang dan jarak kerb 1,2 m maka diperoleh nilai Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCSF) sebesar 0,91.

l. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCCS)

Berdasarkan tabel 2.20, untuk ukuran kota 2,8 juta jiwa diperoleh nilai faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota sebesar 1.

m. Kapasitas Kapasitas dihitung dengan rumus sebagai berikut :

)/( jamsmpxFCxFCCoxFCwxFCC CSSFSP=

Maka : C = 2900 x 1 x 0.97 x 0.91 x 1 = 2559,83 smp/jam Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas Jl.Kebalen sebesar 2559,83 smp/jam

n. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan didapat dengan rumus sebagai berikut :

CQDS TOTAL /= Maka : DS = 615,1 / 2559,83 = 0,24 Analisis Derajat Kejenuhan (DS)

Tabel 4.1 Analisis Kinerja Ruas Jalan pada Kondisi Eksisting

NO NAMA RUAS JALANPERIODE

JAM PUNCAK

VOLUME (SMP/JAM)

KAPASITAS (SMP/JAM)

DERAJAT KEJENUHAN

PAGI 1632.8 4950.00 0.33SIANG 981.2 4950.00 0.20SORE 1399.0 4950.00 0.28PAGI 188.9 2702.04 0.07SIANG 173.9 2702.04 0.06SORE 187.5 2702.04 0.07PAGI 149.3 2110.74 0.07SIANG 120.0 2110.74 0.06SORE 174.0 2110.74 0.08PAGI 530.6 2559.83 0.21SIANG 477.2 2559.83 0.19SORE 615.1 2559.83 0.24PAGI 2318.1 6452.16 0.36SIANG 1655.0 6452.16 0.26SORE 2458.1 6452.16 0.38

Rajawali 11

2

3

4

5

Kebalen

Sampurna

Indrapura

Rajawali 2

4.1.2 Perhitungan Kinerja Simpang Tak Bersinyal

• Simpang Jl. Kebalen Timur – Jl. Sampurna – Jl. Kebalen Jalan Utama dan Minor Lebar efektif untuk masing-masing pendekat jalan utama dan minor yaitu:

- Pendekat A (WA) = 5,2/2 = 2,6 m - Pendekat B (WB) = 7/2 = 3,5 m

- Pendekat D (WD) = 7/2 = 3,5 m Lebar rata-rata semua pendekat (W1) = (WA +WB + WD)/3 = (2,6 + 3,5 + 3,5)/3

= 3,2 m Tipe simpang (IT) = 322 (3 lengan

simpang, 2 lajur jalan minor, 2 lajur jalan utama)

a. Kapasitas dasar (Co) Nilai kapasitas dasar berdasarkan tipe simpang 322 di atas diambil dari tabel 2.2 adalah 2700 smp/jam.

b. Faktor penyesuaian lebar pendekat (FW) Nilai faktor penyesuaian lebar pendekat berdasarkan lebar rata-rata semua pendekat W1 = 3,2 m dan tipe simpang IT = 322 adalah: FW = 0,73 + 0,0746 xW1

= 0,73 + 0,0746 x 3,2 = 0,973

c. Faktor penyesuaian median jalan utama (FM) Pada jalan utama tidak terdapat median, sehingga nilai faktor penyesuaian median jalan utama berdasarkan tabel 2.3 yaitu 1

d. Faktor penyesuaian ukuran kota (FCS) Nilai faktor penyesuaian kota berdasarkan jumlah penduduk di Surabaya pada tahun 2010 yang sebesar 2,8 juta jiwa diperoleh dari tabel 2.4 adalah 1,0.

e. Faktor penyesuaian hambatan samping (FRSU) Nilai faktor penyesuaian ini berdasarkan lingkungan jalan Permukiman, hambatan samping sedang dan rasio kendaraan tak bermotor 0,16, diperoleh dari tabel 2.5 yaitu 0,81.

f. Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) Nilai faktor penyesuaian belok kiri berdasarkan rasio belok kiri (PLT) yang sebesar 0,1 adalah: FLT = 0,84 + 1,61.PLT

= 0,84 + 1,61 x 0,1 = 0,99

g. Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) Nilai faktor penyesuaian belok kanan berdasarkan rasio belok kanan (PRT) yang sebesar 0,13 adalah: FRT = 1,09 – 0,922.PRT

= 1,09 – 0,922 x 0,13 = 0,97

h. Faktor penyesuaian arus jalan minor (FMI) Nilai faktor penyesuaian arus jalan minor berdasarkan rasio jalan minor dengan jalan

Page 6: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

6

utama + jalan minor yang sebesar 0,110, dengan tipe simpang : 322, yaitu: FMI = 1,19.PMI

2 – 1,19. PMI + 1,19

= 1,19 x 0,1102 – 1,19 x 0,110 + 1,19 = 1,07

i. Kapasitas Kapasitas simpang Jl.Jatiwaringin – Jl.Masjid Nurul Ilham adalah : C = C0 x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI = 2700 x 0,973 x 1,0 x 1,0 x 0,81 x 0,99 x 0,97 x 1,07 = 2210 smp/jam

j. Derajat kejenuhan Dari hasil perhitungan di atas, maka derajat kejenuhan untuk simpang Jl.Jatiwaringin – Jl.Masjid Nurul Ilham adalah : DS = Qtotal / C = 802 / 2210 = 0,363

Tabel 4.2 Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal pada

Kondisi Eksisting

4.1.3 Perhitungan Kinerja Jalinan Jalinan jalan Jl. Rajawali – Jl. Garuda – Jl. Kembang Jepun – Jl. Jembatan Merah dapat dilihat sebagai berikut:

a. Parameter Geometrik Jalinan • Lebar masuk

- Pendekat 1 (dari Jl. Rajawali) = 15,2 m

- Pendekat 2 (dari Jl. Garuda) = 14,5 m

- Lebar masuk rata-rata

2

21 WWWE

+=

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut : WE = (15,2+14,5)/2 = 14,85 m

• Lebar jalinan Ww = 15,2 m Rasio antara lebar masuk rata-rata dan lebar jalinan dapat dihitung dengan rumus :

wE WW /

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut : WE/WW = 14,85/15,2 = 0,97

• Panjang jalinan = 120 m Rasio antara lebar jalinan dan panjang jalinan dapat dihitung dengan rumus :

ww LW /

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut : Ww/LW = 15,2/120 = 0,0127

b. Kapasitas - Faktor Ww

Faktor Ww dapat dihitung dengan rumus :

Faktor Ww = 135 x Ww 1.3 = 135 x 15.2 1.3 = 4642

- Faktor WE/WW Faktor WE/WW dapat dihitung dengan

rumus : Faktor WE/WW = (1+ WE/WW)1.5 = (1+ 0,97)1.5

= 2,8 - Faktor pw

Faktor pw dapat dihitung dengan rumus : Faktor pw = (1-pw/3)0.5

Dengan pw = 0,47, maka : = (1-0,47/3)0.5 = 0,918

- Faktor Ww/Lw Faktor Ww/Lw dapat dihitung dengan rumus : Faktor Ww/Lw = (1+Ww/Lw)-1.8

= (1+0,127)-1.8 = 0.807 - Kapasitas Dasar (Co)

Kapasitas didapat dari mengalikan keempat faktor diatas, dan didapatkan hasil = 9558 smp/jam

- Kapasitas Kapasitas dihitung dengan rumus : C = Co x FCs x FRSU

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :

C = 9558 x 1 x 0,911 = 8708 smp/jam

c. Derajat Kejenuhan Derajat Kejenuhan (DS) dapat dihitung dengan rumus :

DS = Q/C Dari perhitungan didapat hasil sebagai berikut : DS = 3127/8708 = 0,359

NO NAMA SIMPANGPERIODE

JAM PUNCAK

VOLUME (SMP/JAM)

KAPASITAS (SMP/JAM)

DERAJAT KEJENUHA

NPAGI 539.1 2366.39 0.23SIANG 478.0 2351.83 0.20SORE 561.0 2457.39 0.23PAGI 697.2 2134.56 0.33SIANG 630.3 2257.02 0.28SORE 801.6 2209.63 0.36

Jl. Indrapura - Jl. Sampurna - Jl. Indrapura

Jl. Kebalen Timur - Jl. Sampurna - Jl. Kebalen

1

2

Page 7: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

7

4.2 Analisis Kinerja Jalan, Simpang dan Jalinan Pada Kondisi Terminal Pesapen Beroperasi.

4.2.1 Pertumbuhan Kendaraan Kinerja jalan dan simpang sangat

dipengaruhi oleh kendaraan yang melewati jalan dan simpang tersebut. Kendaraan mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Sehingga diperlukan analisis mengenai besanya pertumbuhan kendaraan yang melewati jalan dan simpang di sekitar Terminal Pesapen. Dalam tugas akhir ini umur rencana yang di analisis selama 5 tahun mulai tahun 2012 hingga 2016. Perhitungan pertumbuhan kendaraan sebagai berikut.

Tabel 4.3 Pertumbuhan Volume Kendaraan

Data volume kendaraan ringan dari tahun 2004 hingga tahun 2007 digunakan untuk mengetahui model pertumbuhan kendaraan dengancara regresi, sebagai berikut :

Grafik 4.1 Pertumbuhan Kendaraan Ringan (LV) Dengan model pertumbuhan tersebut maka dapat diketahui pertumbuhan kendaraan ringan hingga tahun 2016, dengan X adalah tahun ke- yang dicari dan Y adalah jumlah kendaraan ringan di tahun tersebut.

Tabel 4.29 Perhitungan Pertumbuhan Kendaraan Ringan

TAHUN KE -

TAHUNVOLUME

KENDPERTUMBUHAN

(% )1 2004 216,2442 2005 227,887 5.383 2006 240,205 5.414 2007 242,710 1.045 2008 254,691 4.946 2009 263,862 3.607 2010 273,034 3.488 2011 282,205 3.369 2012 291,377 3.2510 2013 300,549 3.1511 2014 309,720 3.0512 2015 318,892 2.9613 2016 328,063 2.8814 2017 337,235 2.80

Grafik 4.2 Pertumbuhan Kendaraan Berat (HV)

Tabel 4.4 Perhitungan Pertumbuhan Kendaraan Berat

TAHUN KE -

TAHUNVOLUME

KENDPERTUMBUHAN

(% )1 2004 81556 -2 2005 84773 3.943 2006 86258 1.754 2007 88486 2.585 2008 90837 2.666 2009 93065 2.457 2010 95292 2.398 2011 97520 2.349 2012 99747 2.2810 2013 101975 2.2311 2014 104202 2.1812 2015 106430 2.1413 2016 108657 2.09

2004 2005 2006 2007

KEND. RINGAN (LV) 216,244 227,887 240,205 242,710 927,046KEND. BERA T (HV) 81,556 84,773 86,258 88,486 341,073SEPEDA MOTOR (MC) 800,008 883,838 928,686 972,645 3,585,177

JENIS KENDARAANTAHUN

JUMLAH

y = 9171.60x + 208832.50R² = 0.94

200000

205000

210000

215000

220000

225000

230000

235000

240000

245000

250000

2004 2005 2006 2007

PERTUMBUHAN KENDARAAN RINGAN

PERTUMBUHAN KENDARAAN RINGAN

y = 2227.50x + 79699.50R² = 0.98

78000

80000

82000

84000

86000

88000

90000

2004 2005 2006 2007

PERTUMBUHAN KENDARAAN BERAT (HV)

PERTUMBUHAN KENDARAAN BERAT (HV)

Page 8: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

8

Grafik 4.3 Pertumbuhan Sepeda Motor (MC)

Tabel 4.5 Perhitungan Pertumbuhan Sepeda Motor

TAHUN KE -

TAHUNVOLUME

KENDPERTUMBUHAN

(% )1 2004 800008 -2 2005 883838 10.483 2006 928686 5.074 2007 972645 4.735 2008 1036984 6.616 2009 1093260 5.437 2010 1149536 5.158 2011 1205812 4.909 2012 1262088 4.6710 2013 1318364 4.4611 2014 1374639 4.2712 2015 1430915 4.0913 2016 1487191 3.93

Grafik 4.4 Pertumbuhan Angkutan Kota di

Pangkalan Jembatan Merah

Tabel 4.6 Perhitungan Pertumbuhan Angkutan Umum di Pangkalan Jembatan Merah TAHUN

KE -TAHUN

VOLUME KEND

PERTUMBUHAN (% )

1 2006 915 -2 2007 1203 31.483 2008 1182 -1.754 2009 1182 0.005 2010 1224 3.556 2011 1320 7.877 2012 1380 4.528 2013 1440 4.339 2014 1499 4.1510 2015 1559 3.9811 2016 1619 3.8312 2017 1679 3.69

4.2.2 Kinerja Jalan Akibat Beroperasinya Terminal Pesapen Akibat beroperasinya Terminal Pesapen pada tahun 2012, maka ruas jalan di sekitar Terminal Pesapen akan mengalami perubahan volume lalu lintas yang disebabkan angkutan kota yang semula tidak melewati jalan tersebut akan dipindahkan ke jalan di sekitar Terminal Pesapen. Selain itu, juga adanya pertumbuhan kendaraan pada setiap tahun, sehingga akan mempengaruhi kinerja ruas jalan tersebut. Volume angkutan kota yang dipindahkan berasal dari jalan Rajawali sebesar 212 kend/jam pada jam puncak pagi, 190 kend/jam pada jam puncak siang dan 217 pada jam puncak sore. Volume tersebut merupakan volume angkutan kota pada tahun 2011, untuk perhitungan tahun rencana perlu dikalikan dengan pertumbuhan angkutan umum.

Tabel 4.6 Kinerja Ruas Jalan Setelah Terminal Pesapen Beroperasi

y = 56275.90x + 755604.50R² = 0.97

700000720000740000760000780000800000820000840000860000880000900000920000940000960000980000

1000000

2004 2005 2006 2007

PERTUMBUHAN SEPEDA MOTOR (MC)

PERTUMBUHAN SEPEDA MOTOR (MC)

y = 59.7x + 962.1

R² = 0.546

900

950

1000

1050

1100

1150

1200

1250

1300

2006 2007 2008 2009 2010

PERTUMBUHAN ANGKOT

PERTUMBUHAN ANGKOT

Linear (PERTUMBUHAN ANGKOT)

NAMA RUAS JALAN

TAHUNVOLUME

KENDARAAN (Q)

KAPASITAS ( C )

DERAJAT KEJENUHAN

(DS)2012 1787.25 4950.00 0.36

2016 1111.97 4950.00 0.22RAJAWALI 1

JALAN (Q) (DS)2012 422.96 1402.00 0.30

2016 488.80 1402.00 0.35INDRAPURA

(Q) (DS)2012 408.14 1976.01 0.21

2016 469.48 1976.01 0.24SAMPURNA

JALAN (Q) (DS)2012 867.96 2401.49 0.36

2016 996.47 2401.49 0.41KEBALEN

Page 9: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

9

4.2.3 Kinerja Simpang Akibat Beroperasinya Terminal Pesapen

Tabel 4.7 Kinerja Simpang Setelah Terminal Pesapen Beroperasi

4.2.4 Kinerja Jalinan Akibat Beroperasinya

Terminal Pesapen Tabel 4.8 Kinerja Simpang Setelah Terminal

Pesapen Beroperasi

4.3 Manajemen Lalu-lintas

Kondisi lalu lintas di sekitar Terminal Pesapen mengalami penurunan kinerja baik ruas jalan perkotaan, simpang dan jalinan akibat beroperasinya Terminal Pesapen. Oleh sebab itu diperlukan manajemen lalu lintas untuk mengatasi permasalahan tersebut. beberapa manajemen lalu lintas tersebut adalah : 1. Ruas Jalan Indrapura

Pada ruas Jalan Indrapura,kondisi eksisting merupakan jalan 2 lajur satu arah. Akibat beroperasinya Terminal Pesapen maka akses masuk angkutan umum melewati Jalan Indrapura,sehingga tipe jalan berubah menjadi 2/2 UD. Selain itu,dipasang rambu dilarang masuk selain angkutan umum agar kendaraan lain tidak melewati ruas Jalan Indrapura yang berpotensi mengakibatkan kemacetan. Pada kondisi ini, DS Jalan Indrapura adalah 0,35 pada tahun 2016. Hal ini menandakan kinerja jalan adalah baik. Akan tetapi apabila angkutan umum melewati Jalan Indrapura, lebar jalan tidak akan mencukupi, sehingga diperlukan pelebaran jalan yang semula 5,2 m menjadi 6 m. sehingga kapasitas jalan bertambah dan memberikan kenyamanan terhadap

pengendara mobil yang melewati jalan tersebut. Dengan lebar 6 m derajat kejenuhan Jalan Indrapura menjadi 0,22 pada tahun 2016.

2. Simpang Jl. Indrapura – Jl. Sampurna – Jl.

Indrapura Akibat Beroperasinya terminal pesapen ,

pada simpang ini semula Jalan Indrapura pendekat selatan awalnya hanya satu arah menuju Jalan Rajawali berubah menjadi dua arah,sehingga pada Simpang Jl. Indrapura – Jl. Sampurna – Jl. Indrapura diperlukan rambu dilarang masuk di Jalan Indrapura pendekat utara, angkutan kota hanya boleh belok kanan menuju Jalan Sampurna. Pada kondisi ini, DS Jalan Sampurna adalah 0,255 pada tahun 2016. Hal ini menandakan kinerja jalan adalah baik. Akan tetapi apabila angkutan umum melewati Jalan Indrapura pendekat selatan dan Jalan Sampurna, lebar jalan tidak akan mencukupi, sehingga diperlukan pelebaran jalan yang semula 5,2 m menjadi 6 m. dengan lebar 6 m DS simpang ini pada tahun 2016 menjadi 0,247.

3. Simpang Jl. Kebalen Timur – Jl. Sampurna –

Jl. Kebalen Pada simpang ini DS pada tahun 2016 akibat beroperasinya terminal pesapen sebesar 0,75, maka perlu dilakukan manajemen lalu lintas. Pada Jalan Sampurna lebar pendekatnya 5,2 m perlu diperlebar menjadi 6 m. dengan lebar 6 m DS Simpang ini pada tahun 2016 menjadi 0,74. Untuk mengurangi hambatan samping yang mungkin terjadi di Simpang ini diperlukan pemasangan rambu dilarang parkir di Jalan Sampurna untuk mengantisipasi angkutan kota yang mencari penumpang di wilayah tersebut.

4. Jalinan Jl. Rajawali – Jl. Garuda – Jl. Kembang Jepun – Jl. Jembatan Merah.

Pada jalinan Jl. Rajawali – Jl. Garuda – Jl. Kembang Jepun – Jl. Jembatan Merah kinerja dalam kondisi baik, akan tetapi masih terdapat banyak angkot yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di Jalan Jembatan merah,walaupun sudah terdapat rambu dilarang berhenti. Hal ini mengakibatkan kemacetan di sekitar jalinan.

NAMA SIMPANG TAHUNVOLUME

(SMP/JAM)KAPASITAS (SMP/JAM)

DS

2012 539.1 2366.39 0.232016 648.2 2539.82 0.26

Jl. Indrapura - Jl. Sampurna - Jl. Indrapura

2012 1018.7 1748.54 0.582016 1220.5 1632.35 0.75

Jl. Kebalen Timur - Jl. Sampurna - Jl. Kebalen

NAMA SIMPANG TAHUNPERIODE

JAM PUNCAK

VOLUME (SMP/JAM)

KAPASITAS (SMP/JAM)

DS

PAGI 3246.6 8707.60 0.37

SIANG 2286.4 8766.76 0.26

SORE 3877.3 8707.60 0.45

PAGI 3380.5 8707.60 0.39

SIANG 2439.3 8766.76 0.28

SORE 4152.6 8707.60 0.48

PAGI 3499.1 8707.60 0.40

SIANG 2524.2 8766.76 0.29

SORE 4300.2 8707.60 0.49

PAGI 3612.8 8707.60 0.41

SIANG 2605.7 8766.76 0.30

SORE 4441.6 8707.60 0.51

PAGI 3721.6 8707.60 0.43

SIANG 2683.7 8766.76 0.31

SORE 4526.1 8707.60 0.52

Jl. Rajawali - Jl. Garuda - Jl.

Kembang Jepun - Jl. Jembatan Merah

2012

2013

2014

2015

2016

Page 10: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

10

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap jalan, persimpangan dan jalinan di sekitar Terminal Pesapen, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja jalan, simpang dan jalinan di

sekitar Terminal Pesapen pada kondisi eksisting dalam kondisi baik, dengan nilai DS < 0,75.

2. Kinerja jalan, simpang dan jalinan di sekitar Terminal Pesapen setelah beroperasinya Terminal Pesapen dalam kondisi baik, dengan nilai DS < 0,75. Akan tetapi diperlukan manajemen lalu lintas disekitar lokasi studi.

3. Manajemen lalu lintas yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Ruas Jalan Indrapura

Pada ruas Jalan Indrapura,kondisi eksisting merupakan jalan 2 lajur satu arah. Akibat beroperasinya Terminal Pesapen maka akses masuk angkutan umum melewati Jalan Indrapura,sehingga tipe jalan berubah menjadi 2/2 UD. Selain itu,dipasang rambu dilarang masuk selain angkutan umum agar kendaraan lain tidak melewati ruas Jalan Indrapura yang berpotensi mengakibatkan kemacetan. Pada kondisi ini, DS Jalan Indrapura adalah 0,35 pada tahun 2016. Hal ini menandakan kinerja jalan adalah baik. Akan tetapi apabila angkutan umum melewati Jalan Indrapura, lebar jalan tidak akan mencukupi, sehingga diperlukan pelebaran jalan yang semula 5,2 m menjadi 6 m. sehingga kapasitas jalan bertambah dan memberikan kenyamanan terhadap pengendara mobil yang melewati jalan tersebut. Dengan lebar 6 m derajat kejenuhan Jalan Indrapura menjadi 0,22 pada tahun 2016.

b. Simpang Jl. Indrapura – Jl. Sampurna – Jl. Indrapura

Akibat Beroperasinya terminal pesapen , pada simpang ini semula Jalan Indrapura pendekat selatan awalnya hanya satu arah menuju Jalan Rajawali berubah menjadi dua arah,sehingga pada Simpang Jl.

Indrapura – Jl. Sampurna – Jl. Indrapura diperlukan rambu dilarang masuk di Jalan Indrapura pendekat utara, angkutan kota hanya boleh belok kanan menuju Jalan Sampurna. Pada kondisi ini, DS Jalan Sampurna adalah 0,255 pada tahun 2016. Hal ini menandakan kinerja jalan adalah baik. Akan tetapi apabila angkutan umum melewati Jalan Indrapura pendekat selatan dan Jalan Sampurna, lebar jalan tidak akan mencukupi, sehingga diperlukan pelebaran jalan yang semula 5,2 m menjadi 6 m. dengan lebar 6 m DS simpang ini pada tahun 2016 menjadi 0,247.

c. Simpang Jl. Kebalen Timur – Jl.

Sampurna – Jl. Kebalen Pada simpang ini DS pada tahun 2016 akibat beroperasinya terminal pesapen sebesar 0,75, maka perlu dilakukan manajemen lalu lintas. Pada Jalan Sampurna lebar pendekatnya 5,2 m perlu diperlebar menjadi 6 m. dengan lebar 6 m DS Simpang ini pada tahun 2016 menjadi 0,74. Untuk mengurangi hambatan samping yang mungkin terjadi di Simpang ini diperlukan pemasangan rambu dilarang parkir di Jalan Sampurna untuk mengantisipasi angkutan kota yang mencari penumpang di wilayah tersebut.

d. Jalinan Jl. Rajawali – Jl. Garuda –

Jl. Kembang Jepun – Jl. Jembatan Merah.

Pada jalinan Jl. Rajawali – Jl. Garuda – Jl. Kembang Jepun – Jl. Jembatan Merah kinerja dalam kondisi baik, akan tetapi masih terdapat banyak angkot yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di Jalan Jembatan merah,walaupun sudah terdapat rambu dilarang berhenti. Hal ini mengakibatkan kemacetan di sekitar jalinan..

Page 11: MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA … fileJaringan Jalan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOTALJalan Perkotaan Jalan perkotaan mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang

11

5.1 SARAN Pengaturan jumlah armada angkutan

umum yang beroperasi akan lebih efektif mengurangi kemacetan di Pangkalan Jembatan Merah.

Pada Lokasi disekitar Terminal Pesapen terdapat bangunan yang tidak berada pada garis simpadan bangunan, sehingga memakai bahu jalan sebagai bagian dari bangunan, dan juga banggunan liar disekitar lokasi studi sehingga mengurangi kinerja jalan.sebaiknya hal tersebut ditertibkan agar mengembalikan fungsi jalan.

Selain itu,banyaknya pelanggaran rambu – rambu lalu lintas di sekitar pangkalan jembatan merah dan terminal pesapen sebaiknya di tindak agar tidak menganggu kinerja jalan dan mengakibatkan kemacetan.