MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK...

51
i MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA di KAWASAN RUMAH SAKIT Dr. SARDJITO (Sebuah Penelitian Deskriptif Kualitatif Di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Guna Menyelesaikan Program Studi Ilmu Pemerintahan Jenjang Keserjanaan (S-1) Disusun Oleh : BOBY SIDIK DYAN WIJAYA NIM : 14520197 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD“ YOGYAKARTA 2018

Transcript of MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK...

Page 1: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

i

MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA

di KAWASAN RUMAH SAKIT Dr. SARDJITO

(Sebuah Penelitian Deskriptif Kualitatif Di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Guna Menyelesaikan Program

Studi Ilmu Pemerintahan Jenjang Keserjanaan (S-1)

Disusun Oleh :

BOBY SIDIK DYAN WIJAYA

NIM : 14520197

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD“

YOGYAKARTA

2018

Page 2: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Penguji Program Studi Ilmu Pemerintahan, Sekolah

Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

Pada Hari : Senin

Tanggal : 15 Oktober 2018

Waktu : 08.00

Tempat : Ruang Ujian Skripsi STPMD “APMD” Yogyakarta

TIM PENGUJI

Nama : Tanda tangan

1. Ir. Nelly Tiurmida, MPA ……………..

Ketua/Penguji/Pembimbing

2. Dr. R. Widodo Triputro, MM., M.Si ……………..

Penguji Samping I

3. Drs. Sumarjono, M.Si ……………..

Penguji Samping II

Mengetahui

Ketua Progam Studi Ilmu Pemerintahan

GREGORIUS SAHDAN, S.IP., M.A.

Page 3: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

iii

MOTIVASI

“SETIAP LANGKAH ADALAH PERJUANGAN”

Perjalanan saya dalam menyelesaikan studi S1 sangatlah panjang. Berawal

dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

untuk menyelesaikan study. Berbagai rintangan dan kegagalan telah saya lalui

demi tetap mewujudkan cita-cita dan harapan baik dari saya maupun orang tua.

Wasiat yang disampaikan almarhum bapak sebelum beliau meninggal dan

semangat ibu seakan tidak pernah ada habisnya untuk selalu memberi support

menjadi alasan utama saya untuk cepat menyelesaikan study. Akan tetapi tidak

pernah satu peristiwa pun yang saya sesali dalam perjalan untuk meraih kelulusan.

Karena saya percaya bahwa semua yang telah dilewati adalah pelajaran hidup

yang berharga.

Page 4: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur

mempersembahkan skripsi ini kepada :

Tuhan YME, yang telah memberikan kelancaran dalam

penulisan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan

segera.

Kedua orangku tua yang sangat saya cintai yaitu

Bapak Suparno dan Ibu Sri Lusyarti, yang telah

mengasuh dan mendidik anakmu ini dengan sepenuh

hati dan tidak mengenal lelah. Semoga kelak saya bisa

membalas dan membahagian ibu serat doa selalu

terpanjat untuk bapak semoga dimuliakan dan diberi

tempat yang terbaik di sisi-Nya.

Adikku Singgih Wicaksana Wijaya dan Ayu Pradita

yang sangat saya cintai. Terima kasih atas support dan

kesabarnya menghadapi kakakmu ini.

Keluarga besar yang selalu mensupport saya untuk

menyelesaikan study.

Teman berbagi rasa Linda Dedy yang selalu

mengingatkan dan memberi support kepada saya untuk

menyelesaikan study tepat waktu.

Dosen pembimbing Ibu Nelly Tiurmida yang telah

membimbing dengan sabar dalam penulisan skripsi ini.

Teman-teman yang banyak membantu saya yang tidak

bisa saya sebutka satu persatu.

Page 5: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah

memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat meyelesaikan

penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program S1, melalui

skripsi dengan judul “Manajemen Konflik Dalam Relokasi Pedagang Kaki Lima

di Kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito.”

Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan tentunya penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki, baik berupa pengalaman maupun

teori ilmu. Sehingga penyusun sangat berterima kasih atas setiap masukan dan

kritik yang disampaikan.

Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Gregorius Sahdan, S. IP, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “ APMD”

Yogyakarta.

3. Ibu Ir. Nelly Tiurmida, MPA, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak R. Haris Martapa, S.E, MT, Kepala Bidang Pembinaan dan

Pengembangan Pedagang Tradisional Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Sleman.

Page 6: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

vi

5. Bapak Nono, Ketua Asosiasi Pedagang Resto Kuliner Sardjito.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan (S-1) Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

7. Bapak/ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

8. Bapak/ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Sosial dan Politik

Universitas Gadjah Mada.

9. Seluruh staf dan karyawan-karyawati Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Yogyakarta , Oktober 2018

Boby Sidik Dyan Wijaya

Page 7: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

HALAMAN MOTIVASI .................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................. x

SINOPSIS ........................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

E. Kerangka Teori ....................................................................................... 7

1. Konflik ……….................................................................................. 7

2. Manajemen Konflik .......................................................................... 18

F. Ruang Lingkup ....................................................................................... 23

G. Metode Penelitian ................................................................................... 24

1. Jenis Penelitian ................................................................................ 24

2. Unit Analisis ..................................................................................... 25

3. Teknik Penentuan Informan …......................................................... 25

4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27

5. Teknik Analisis dan Verifikasi Data ................................................ 28

Page 8: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

viii

H. BAB II PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA RUMAH SAKIT Dr.

SARDJITO ............................................................................................. 30

1. Sejarah .............................................................................................. 30

2. Lokasi ............................................................................................... 33

3. Jumlah Pedagang .............................................................................. 35

4. Komoditas Dagangan ....................................................................... 37

5. Jam Buka .......................................................................................... 39

I. BAB III MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG

KAKI LIMA DI KAWASAN RUMAH SAKIT Dr. SARDJITO........... 41

1. Indikator Konflik .............................................................................. 42

2. Penyebab Konflik ............................................................................. 46

3. Manajemen Konflik Relokasi Pedagang .......................................... 54

a. Pendekatan Strategis ................................................................. 55

b. Pelaksanaan Relokasi ................................................................ 58

c. Pendampingan Pasca Relokasi .................................................. 68

d. Hasil Relokasi ........................................................................... 72

e. Evaluasi ..................................................................................... 75

f. Kendala Yang Dihadapi ............................................................ 76

J. BAB IV PENUTUP ................................................................................ 78

1. Kesimpulan ...................................................................................... 78

2. Saran ................................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

DAFTAR LAMAN …………………………………………………………… 82

Page 9: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

ix

LAMPIRAN

Lampiran 1 : KEPUTUSAN BUPATI SLEMAN NOMOR 97 / Kep.KDH / A /

2012 TENTANG KELAS PASAR DAN HARI PASARAN

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian.

Page 10: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

A. DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Jumlah Pedagang Sebelum Relokasi ....................................... 36

2. Tabel 1.1 Jumlah Pedagang Setelah Relokasi ......................................... 37

B. DAFTAR GAMBAR

1. Proses Pendataan Dan Verivikasi Data Pedagang ................................... 62

2. Suasana Sosialisasi .................................................................................. 64

3. Resto Kuliner Sardjito ............................................................................. 65

4. Spanduk Promosi Resto Kuliner Sardjito ................................................ 67

5. Proses Pembongkaran dan Pembersihan Lapak ...................................... 68

6. Suasana Saat Sekolah Pasar ..................................................................... 71

7. Hasil Relokasi .......................................................................................... 72

Page 11: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

xi

SINOPSIS

Meningkatnya jumlah pedagang kaki lima yang berada di kawasan Rumah

Sakit Dr. Sardjito menimbulkan keresahan berbagai pihak. Munculnya berbagai

masalah yang ditimbulkan dari keberadaan pedagang kaki lima seperti kemacetan

dan timbunan sampah membuat lingkungan di sekitar Rumah Sakit Dr. Sardjito

tidak lagi nyaman dan kumuh. Hal ini membuat manajemen Rumah Sakit Dr.

Sardjito, Universitas Gadjah Mada dan Pemerintah Kabupaten Sleman berencana

untuk merelokasi para pedagang tersebut. Akan tetapi relokasi tdak serta merta

bisa dilakukan begitu saja karena pedagang selalu menolak untuk direlokasi.

Pedagang tidak mau untuk dipindah begitu saja, mereka menuntut disediakannya

lokasi yang layak di tempat yang baru. Selain itu faktor eksternal juga membuat

para pedagang enggan untuk direlokasi. Akan tetapi relokasi yang dilakukan pada

tahun 2014 berhasil memindahkan pedagang ke lokasi yang baru. Hal ini menjadi

menarik untuk dikaji, bagaiman relokasi yang awalnya ditolak namun pada

akhirnya bisa diterima dan dijalankan hampir tanpa ada konflik yang berarti.

Sejatinya relokasi bukan hanya sekedar memindahkan pedagang, namun harus

memperhatikan keberlangsungan para pedagang karena menyangkut mata

pencaharian mereka.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, yaitu berusaha menggambarkan dan menjelaskan secara rinci suatu

gelaja atau fenomena sosial secara alamiah dan apa adanya berdasarkan realita

dan informasi yang ada di lokasi penelitian. Jumlah narasumber dalam penelitian

ini adalah 6 orang. Dalam penentuan narasumber penulis menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu penulis telah menentukan narasumber berdasarkan

kebutuhan data yang akan digali. Adapun jenis pengumpulan datayang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Penulis

menggunakan tiga komponen analisis data yaitu, pengumpulan data, pengecekan

ulang data dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh.

Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan terkait relokasi pedagang

kaki lima di kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito menunjukkan bahwa relokasi

pedagang yang dilakukan berjalan dengan sukses dan tanpa konflik yang berarti.

Keberhasilan relokasi yang dilakukan adalah hasil dari manajemen konflik yang

dilakuka oleh aktor-aktor yang berkepentingan dalam menyatukan tujuan yaitu

membuat lingkungan yang bersih dan nyaman namun juga tetap mengakomodasi

kepentingan pedagang untuk berhak menjalankan pekerjaannya dan memperoleh

penghasilan yang layak.

Kata kunci: Relokasi, Pedagang Kaki Lima, Manajemen Konflik.

Page 12: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UUD Negara Republik Indonesia Pasal 29 Ayat 2 telah mengatur dan

mengamanatkan tentang hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi seluruh warga negara Indonesia, dengan bunyi ” Tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Berawal dari pernyataan tersebut diatas, negara mempunyai kewajiban untuk

menyediakan pekerjaan dan memberikan penghidupan bagi warganya.

Memperoleh atau mendapatkan pekerjaan adalah hak asasi yang melekat di setiap

warga negara. Baik itu warga negara yang memiliki pendidikan tinggi atau bahkan

yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun. Pekerjaan adalah tumpuan

hidup bagi setiap orang untuk memperoleh kesejahteraan dalam hidupnya.

Karena dalam UU Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia pun telah mengamanatkan tentang hal tersebut. Setidaknya

menurut penulis ada dua pasal yang berkaitan erat dengan pemenuhan hak atas

pekerjaan ini, yaitu Bab I Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi “ Hak Asasi Manusia

adalah seperangkat hak yang melekat pada hak dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah,

dan serta setiap orang demi kehormatan serta perlindungan hak dan martabat

manusia”. Serta Bab III Pasal 36 tentang Hak Atas Kesejahteraan Ayat 1 yang

Page 13: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

2

berbunyi “Setiap orang berhak memiliki, baik sendiri maupun bersama-sama

dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarganya, bangsa, dan

masyarakat dengan cara tidak melanggar hukum”.

Pemenuhan pekerjaan bagi warga negara bukan hanya sangat berpengaruh

terhadap keberlangsungan hidup warga itu sendiri, akan tetapi juga berdampak

besar pada keberlangsungan sebuah negara. Dengan banyak terserapnya tenaga

kerja atau angkatan kerja yang ada disebuah negara, akan meningkatkan juga

pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika angka

pengangguran sangat besar, maka income per kapita menjadi rendah, sehingga

bisa melemahkan pertumbuhan ekonomi dalam sebuah negara.

Banyak jenis pekerjaan yang bisa disediakan oleh negara dalam hal ini

pemerintah, mulai dari sektor formal sampai dengan sektor informal. Pekerjaan di

sektor formal ini sering dinterpretasikan sebagai pekerjaan di sebuah kantor.

Seperti menjadi aparatur pemerintah, bekerja di kantor-kantor BUMN atau

swasta. Pekerjaan formal adalah pekerjaan yang mempunyai struktur dan

menjanjikan pendapatan tetap setiap bulannya. Selain itu pekerjaan formal

membutuhkan keahlian atau pendidikan tertentu. Sedangkan pekerjaan pada

sektor informal, tidak membutuhkan keahlian atau pendidikan tertentu. Jenis

pekerjaannya pun sangat mudah dilakukan oleh setiap orang. Akan tetapi jenis

pekerjaan ini tidak memberikan kepastian penghasilan setiap bulan. Contoh dari

pekerjaan jenis informal adalah pedagang asongan, pedagang kaki lima, industri

rumahan, tukang parkir dan pekerjaan di sektor pertanian.

Page 14: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

3

Peran pemerintah dalam menyediakan pekerjaan di sektor formal adalah

dengan menjaga pertumbuhan ekonomi serta menyediakan birokrasi yang mudah

untuk dapat menarik investasi yang sebesar-besarnya sehingga para investor mau

membangun industri atau pabrik di negara ini. Sedangkan di sektor informal,

peran pemerintah ini masih sangat minim. Selain karena jenis pekerjaan di sektor

informal ini belum terdata rapi dan sulit untuk dikoordinasikan, karena pekerjaan

di sektor informal ini berkembang secara individual. Akan tetapi pekerjaan di

sektor informal ini sangat penting karena dapat menyerap tenaga kerja dalam

jumlah yang besar.

Sektor informal dapat menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi

di suatu negara, terlebih lagi pada saat sektor formal mengalami pelemahan.

Namun peran serta perlindungan pemerintah di sektor ini seakan-akan masih

kurang maksimal. Dalam sektor perdagangan misalya, pemerintah kurang bisa

menjaga kestabilan ekonomi yang membuat para pelaku sektor informal sering

tidak memiliki kepastian kelangsungan usahanya. Selain itu pembangunan yang

dilakukan pemerintah juga kerap kali berbenturan dengan jenis pekerjaan informal

ini. Sebut saja misalnya pada pertengahan 2013 yang lalu, PT KAI telah

melakukan reformasi perkereta-apian yang salah satu kebijakannya adalah

melarang pedagang asongan berjualan di dalam kereta api. Pada akhirnya

memutus pekerjaan ribuan orang pedagang asongan yang dulu berjualan di dalam

kereta api (jateng.tribunnews.com, 2014). Selanjutnya, pembangunan penataan

kota juga sering berbenturan dengan pedagang kaki lima (PKL). Salah satu

contohnya adalah penataan kawasan RS Dr. Sardjito yang dilakukan oleh

Page 15: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

4

Pemerintah Kabupaten Sleman. Penataan kawasan itu berbenturan dengan

kepentingan PKL yang setiap harinya berdagang di kawasan tersebut.

Penataan PKL telah jamak dilakukan di berbagai tempat, bukan hanya di

Kabupaten Sleman saja. Penataan kota itu berpotensi untuk menghilangkan

pekerjaan bagi orang yang menggantungkan hidupnya dengan berdagang.

Relokasi PKL selalu tidak pernah berjalan dengan lancar karena terdapat

perlawanan dari para PKL atau proses negoisasi yang panjang untuk mendapatkan

kesepakatan yang disetujui oleh semua pihak. Begitu pula yang terjadi dalam

penataan kawasan PKL di lingkungan RS Dr. Sardjito, pemerintah melalui jalan

yang panjang untuk merelokasi PKL di kawasan itu. PKL di kawasan RS Dr.

Sardjito bukanlah merupakan pedagang yang baru berjualan satu atau dua tahun

yang lalu. Mereka sudah menempati kawasan itu sejak tahun 1970an dan

dilakukan secara turun menurun. Demikian pula relokasi telah dilakukan beberapa

kali oleh Pemerintah Kabupaten Sleman, namun selalu gagal. Akan tetapi relokasi

yang mulai dilakukan pada tahun 2014 behasil dilakukan tanpa ada konflik yang

berarti. Para pedagang menyepakati untuk pindah ke lokasi yang baru, yang

disediakan oleh pemerintah.

Penulis menganggap relokasi PKL tersebut sangat menarik untuk diteliti.

Melihat dari sudut pandang para PKL itu untuk mempertahankan lahan pekerjaan

mereka serta bagaimana Pemerintah Kabupaten Sleman tetap menjalankan

kebijakan mereka dengan sudut pandang penataan kota dan pembangunan. Hal ini

menimbulkan konflik kepentingan pembangunan yang berbenturan dengan hak

warga mendapatkan pekerjaan untuk hidup yang layak. Seharusnya pembangunan

Page 16: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

5

itu untuk kesejahteraan warga dan pemerintah wajib untuk melindungi warganya

dalam memperoleh pekerjaan seperti yang diatur dalam undang-undang.

Penelitian ini akan membahas bagaimana Pemerintah Kabupaten Sleman dan PKL

mengelola konflik kepentingan dalam penataan kawasan RS Dr. Sardjito.

Bagaimana proses negosiasi yang dilakukan dan kesepakatan-kesepakatan yang

diambil sehingga proses penataan serta relokasi berhasil dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diutarakan diatas, maka

dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah “ Bagaimana

manajemen konflik yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kabupaten Sleman dalam

relokasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan RS Dr. Sardjito?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Pemerintah :

Melihat penyelesaian konflik yang dilakukan pemerintah dalam relokasi

PKL di kawasan RS Dr. Sardjito.

2. Masyarakat (PKL) :

Mengetahui tahapan penyelesaian konflik relokasi yang dilakukan dari

pihak masyarakat atau PKL.

Page 17: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk memperkaya kajian

akademis tentang langkah-langkah manajemen konflik yang diambil

dalam relokasi PKL di kawasan RS Dr. Sardjito. Kajian tentang

manajemen konflik adalah kajian keilmuan yang sangat menarik untuk

diteliti dan dikuasai. Hasil kajian ini diharapkan mampu menjadi

referensi bagi kajian-kajian lainnya yang berfokus tentang manajemen

konflik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah. Hasil kajian ini bisa dijadikan rujukan oleh

pemerintah baik dari tingkat daerah sampai dengan nasional, baik

di dalam dinas apapun, sebagai bahan pedoman dalam menangani

konflik dalam setiap relokasi yang dilakukan.

b. Bagi Pedagang Kaki Lima. Hasil kajian ini bisa dijadikan rujukan

untuk menyelesaikan konflik yang sedang dihadapi, serta bisa

dijadikan rujukan untuk melakukan negosiasi sehinga didapatkan

jalan keluar yang terbaik.

c. Bagi akademisi dan aktivis. Hasil kajian ini diharapkan mampu

memperkaya pengetahuan dan menambah pengalaman para

akademisi dan aktivis sehingga lebih mampu memahami proses

manajemen konflik dalam setiap peristiwa relokasi.

Page 18: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

7

E. Kerangka Teori

Konflik

Konflik merupakan gejala sosial yang selalu hadir di dalam

kehidupan bermasyarakat. Konflik itu bersikap melekat dalam artian akan

selalu ada, dimana saja dan kapan saja. Baik dalam kehidupan yang lalu atau

pun kehidupan sekarang yang sedang dilalui, masyarakat selalu dihadapkan

dengan konflik diantara mereka.

Merujuk pada pandangan di atas, masyarakat bisa diartikan sebagai

tempat atau arena konflik terjadi. Bukan hanya itu, masyarakat juga menjadi

tempat integrasi berlangsung setelah mereka berhasil menyelesaikan konflik

diantara sesamanya. Karena konflik dan integrasi adalah sesuatu yang tidak

bisa dipisahkan. Ketika terjadi sebuah konflik, maka integrasi harus cepat

diciptakan untuk menghindari kerusakan atau kekacauan yang lebih besar

lagi.

Di dalam kehidupan sosial masyarakat tidak akan pernah ada satu

orang pun yang memiliki kesamaan yang persis atau identik, baik itu dari

tujuan, kepentingan, etnis, pandangan politik dan kepentingan-kepentingan

lainnya. Konflik akan selalu mengisi ruang dan waktu kita, baik didalam

keluarga, kehidupan bermasyarakat, didalam bernegara, bahkan didalam

perusahaan tempat kita bekerja sekali pun. Sebagai contoh, didalam

perusahaan monflik bisa terjadi antara pekerja dengan pemimpinnya. Seperti

yang diutarakan oleh Alice Pescuri (dalam Wirawan, 2016: 1), manajemen

Page 19: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

8

konflik masuk dalam urutan ketujuh dari sepuluh prioritas kegiatan manajer

dalam memimpin perusahaan. 20% dari waktu sang manajer dihabiskan untuk

menyelesaikan konflik yang terjadi didalam perusahaan mereka.

Bukan hanya itu, para pemimpin dunia dan beberapa tokoh politik

pun memulai karir mereka dengan menciptakan konflik. Sebut saja Mahatma

Ghandhi, Adolf Hitler, Fidel Castro dan Muamar Kadafi, mereka memulai

kepemimpinannya dengan menciptakan konflik dengan pemerintahan yang

menjabat sebelum mereka. Begitu pula dengan tokoh politik atau pemimpin

di Indonesia. Presiden Soeharto kala itu memulai kepemimpinannya dengan

menciptakan konflik dengan pemerintahan Soekarno, yang beliau sebut

dengan pemerintahan Orde Lama. Walau pada akhirnya pemerintahan

Presiden Soeharto juga ditumbangkan oleh konflik karena terjadi gejolak di

masyarakat merespon krisis ekonomi yang terjadi pada periode 1997-1998

(Wirawan, 2016: 24).

Sejumlah pakar beranggapan bahwa konflik merupakan elemen

penting dari kepemimpinan. Robert R. Blake dan Anne A Mccanser (dalam

Wirawan, 2016: 4) berpendapat bahwa elemen kepemimpinan adalah

penyelesaian (conflict solving), inisiatif, penyelidikan, advokasi, pengambilan

keputusan dan kritik. Mereka memberikan perhatian besar terhadap konflik

dan manajemen konflik dalam teori kepemimpinan mereka. Dari sini, teori

yang mereka jelaskan mengemukakan pentingnya seorang pemimpin untuk

menguasai teori dan keterampilan mengenai konflik dan manajemen konflik.

Page 20: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

9

Istilah “konflik” sendiri berasal dari bahasa latin configere, “con”

yang berarti bersama dan “figere” yang mengandung makna benturan atau

tabrakan. Selanjutnya istilah itu diadopsi ke bahasa Inggris “conflict” dan

kemudian diadopsi ke bahasa Indonesia “konflik.” Secara umum istilah

konflik mengandung makna pertentangan atau pertikaian antara individu-

individu.

Banyak sekali definisi konflik yang disampaikan oleh pakar-pakar

dari berbagai disiplin ilmu. Mereka mendifinisikan konflik sesuai dengan

disiplin keilmuan yang mereka anut masing-masing. Dari definisi-definisi

tersebut mungkin tampak berbeda, akan tetapi mengandung makna yang

sama. Coser (dalam Irving M. Zeitlin, 1998: 156) mendefinisikan konflik

sebagai sebuah perjuangan akan nilai dan pengakuan akan status, kemudian

kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir oleh saingannya.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (kbbi.web.id/konflik),

konflik diartikan sebagai percekcokan, pertentangan serta perselisihan.

Selanjutnya konflik sosial diartikan sebagai pertentangan diantara anggota

masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam maksud lain,

konflik merupakan peristiwa sosial yang melibatkan orang-orang atau

kelompok-kelompok sosial yang saling bertentangan dengan disertai

ancaman-ancaman.

Robert Lawang (1994 : 53), seorang sosiolog berpendapat bahwa konflik

dapat diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka

Page 21: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

10

seperti nilai, status, kekuasaan. Dimana tujuan mereka berkonflik bukan

hanya untuk memperoleh keuntungan tetapi juga digunakan untuk

menundukkan pesaingnya. Konflik merupakan bentuk dari benturan

kekuasaan dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok yang

lainnya, dalam memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan seperti

politik, sosial, ekonomi dan budaya yang sangat terbatas.

Dari beberapa definisi tentang konflik yang telah diutarakan diatas,

dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa konflik adalah pertentangan,

percekcokan, perebutan kepentingan-kepentingan diantara dua kelompok

masyarakat yang mempunyai tujuan yang berbeda.

1. Indikator Konflik

Konflik adalah peristiwa yang didalamnya terdapat proses

pertentangan yang diekspresikan diantara dua pihak yang saling tergantung

mengenai obyek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik

yang menghasilkan keluaran konflik. Oleh karena itu perlu untuk

memperhatikan beberapa indikator-indikator berikut supaya kita bisa melihat

konflik secara lebih rinci (Wirawan, 2016: 83):

a. Proses

Konflik terjadi melalui suatu proses yang unik. Artinya dalam

setiap konflik pasti akan memiliki karakteristik berbeda. Konflik

yang terjadi di suatu tempat prosesnya tidak akan sama dengan

konflik yang terjadi di tempat lain.

Page 22: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

11

b. Pihak-pihak yang berkonflik

c. Dalam melihat sebuah konflik, kita perlu melihat siapa-siapa saja

aktor yang sedang berkonflik. Apakah itu antar individu dengan

individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan

kelompok.

d. Ketergantungan

Pihak-pihak yang berkonflik tidak bisa melakukan sesuatu dengan

sesuka hatinya. Karena kedua belak pihak masih terikat dalam

sebuah konflik. Setiap tindakan yang dilakukan oleh salah satu

pihak pasti akan memicu reaksi dari pihak yang satunya.

e. Ekspresi

Pertentangan akan menjadi sebuah konflik ketika pertentangan itu

diekspresikan. Artinya, mungkin sebelumnya pertentengan itu

sudah terjadi tetapi pihak-pihak yang bertentangan hanya diam-

diam saja, maka tidak terjadi konflik. Tetapi ketika pertentangan itu

diekspresikan mulailah terjadi konflik diantara mereka.

f. Pola perilaku

Saat terjadi konflik, pihak-pihak yang terkait akan menggunakan

pola perilaku tertentu. Pola perilaku adalah kecenderungan orang

berperilaku tertentu dalam merespon atau menghadapi konflik.

Page 23: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

12

g. Interaksi konflik

Proses konflik menimbulkan interaksi diantara pihak-pihak yang

sedang berkonflik. Interaksi bisa berupa saling menuduh, saling

menyalahkan atau bahkan saling menyerang antara kelompok satu

dengan kelompok lainya.

h. Keluaran konflik

Interaksi konflik diantara kelompok-kelompok yang sedang

berkonflik menghasilkan keluaran konflik yang unik, yang berbeda

antara satu dengan yang lainnya. Keluaran konflik bisa

menghasilkan ditemukannya solusi atas konflik yang sedang

terjadi.

2. Bentuk Konflik

Banyak sekali bentuk-bentuk dari sebuah konflik, karena

dipengaruhi oleh aktor dan tujuan dalam konflik itu sendiri. Secara garis

besar konflik yang terjadi di masyarakat dapat dikelompokkan beberapa

bentuk seperti berikut:

a. Kusnadi membagi konflik berdasarkan posisi aktornya (Kusnadi,

2002: 67).

1) Konflik Horisontal : Konflik yang terjadi antara individu atau

kelompok yang mempunyai tingkatan yang sama. Misalnya

Page 24: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

13

onflik yang terjadi antara sesama kelompok masyarakat atau

organi massa.

2) Konflik Vertikal : Konflik yang terjadi antara individu atau

kelompok yang mamiliki tingkatan yang berbeda, tetapi masih

dalam satu struktur dan saling terikat. Misalnya konflik antara

salah seorang karyawan dengan atasannya di perusahaan.

3) Konflik Diagonal : Konflik yang terjadi karena adanya ketidak

adilan alokasi sumber daya ke seluruh lapisan atau organisasi

yang menimbulkan pertentangan secara ekstrim dari baggian-

bagian yang membutuhkan sumber daya tersebut. Misalnya

konflik yang terjadi antara pilot Garuda Indonesia dengan

manajemen karena adanya ketidak adilan tentang jumlah gaji

yang mereka terima.

b. Robert H. Lauer membagi konflik dalam dua bentuk (Robert H.

Lauer, 2001: 98).

1) Konflik Konstruktif : Konflik yang muncul karena adanya

perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam

menghadapi permasalahan. Konflik ini bersifat fungsional,

nantinya dari konflik ini akan menghasilkan konsensus dari

pendapat-pendapat tersebut yang mengarah kepada perbaikan.

2) Konflik Destruktif : Konflik yang muncul karena adanya

perasaan dendam, benci atau tidak senang dari individu atau

Page 25: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

14

kelompok tertentu kepada individu atau kelompok yang lain.

Biasanya dalam konflik ini disertai dengan kekerasan yang

mengakibatkan korban harta maupun nyawa. Konflik ini

biasanya bersifat rasial (kesukuan, agama, ras).

c. Soerjono Soekanto mengelompokkan konflik dalam lima bentuk

(Soerjono Soekanto, 1992: 86).

1) Konflik Pribadi : Konflik yang terjadi antara dua individu atau

lebih yang disebabkan karena perbedaan pandangan.

2) Konflik Politik : Konflik yang terjadi akibat perbedaan

pandangan politik atau tujuan politik tertentu.

3) Konflik Kelas Sosial : Konflik yang terjadi akibat perbedaan

kepentingan antara kelas sosial yang berbeda.

4) Konflik Rasial : Konflik yang terjadi karena perbedaan suku,

agama dan ras.

5) Konflik Internasional : Konflik yang terjadi akibat benturan

kepentingan antar negara yang kemudian berpengaruh terhadap

hubungan anatar kedua negara tersebut.

3. Penyebab Konflik

Konflik sering kali dijadikan sebagai alat untuk menciptakan perubahan.

Jika perubahan tidak bisa dicapai dengan damai, tidak jarang konflik

Page 26: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

15

diciptakan untuk memperoleh perubahan tersebut. Berikut adalah faktor-

faktor yang dapat menimbulkan konflik (Wirawan, 2016: 7).

a. Keterbatasan sumber daya

Manusia membutuhkan sumber daya untuk menukung

kehidupannya. Akan tetapi ketersediaan sumber daya tersebut sangat

terbatas. Kompetisi dalam memperebutkan sumber daya tersebut

yang sering kali memicu timbulnya sebuah konflik.

b. Tujuan yang berbeda

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, konflik terjadi karena

perbedaan tujuan dari kelompok-kelompok yang berkepentingan

didalamnya. Namun tidak menutup kemungkinan pula tujuan antar

kelompok itu sama, tetapi cara untuk mencapai tujuan itu berbeda.

Hal ini juga bisa menyebabkan konflik diantara mereka.

c. Saling tergantung

Dalam hal ini kepentingan mereka sama. Seperti halnya dua orang

salesman produk tertentu, mereka memiliki produk dagangan dan

target penjualan yang sama. Maka keduanya harus bekerja sama

untuk bisa memenuhi target, jika tidak maka mereka akan terlibat

konflik dalam memperebutkan konsumen.

d. Ambiguitas yuridiksi

Page 27: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

16

Dalam faktor ini penyebabnya adalah pembagian tugas dan

kewenangan yang tidak jelas diantara unit-unit kerja. Sehingga di

antara unit-unit kerja tersebut berpotensi untuk berbenturan dalam

tugas dan kewenangannya.

e. Sistem imbalan yang tidak layak

Penyebab konflik yang satu ini biasanya terjadi dalam hubungan

kerja. Faktor utamanya adalah pengupahan yang tidak layak,

sihingga bisa menimbulkan konflik antara pekerja dengan atasan

atau perusahaan tempat pekerja tersebut bekerja.

f. Komunikasi yang tidak baik

Komunikasi adalah sesuatu hal yang sangat penting. Ketika

komunikasi itu tidak berjalan dengan baik, maka akan menimbulkan

konflik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjalin

dengan lancar tanpa adanya batasan-batasan baik mengenai bahasa

maupun tentang akses informasi yang terbuka.

g. Perilaku yang tidak manusiawi, melanggar HAM dan hukum

Seiring dengan berkembangnya masyarakat madani dan dengan

adanya Undang-Undang Hak Asasi Manusia, pemahaman dan

sensitivitas masyarakat akan penegakan hukum dan hak asasi

manusia semakin meningkat. Sehingga perlakuan yang tidak

manusiawi dan melanggar hukum dapat menimbulkan perlawanan

oleh masyarakat.

Page 28: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

17

h. Karakteristik sistem sosial

Melihat begitu pluralnya negara kita, dengan banyaknya suku,

agama dan ras yang hidup bersama dalam masyarakat, maka

bermacam-macamnya karakteristik sistem sosial yang dianut oleh

masing-masing suku, agama dan ras tersebut dapat berpotensi

menimbulkan gesekan diantara mereka.

i. Kebutuhan

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbedaantara satu dengan

yang lainnya, atau mungkin bahkan sama. Kebutuhan merupakan

pendorong terjadinya perilaku manusia. Sehingga jika kebutuhan

mereka diabaikan maka akan memunculkan konflik.

j. Perasaan dan emosi

Setiap individu memiliki perasaan dan tingkat emosi yang berbeda-

beda. Ketika setiap individu mengikuti atau terbawa dengan perasaan

dan emosi masing-masing pada saat melakukan interaksi dengan

individu yang lain, maka hal itu berpotensi untuk menimbulkan

konflik.

Page 29: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

18

Manajemen Konflik

Secara epistimologi manajemen berarti kepemimpinan, proses pengaturan,

menjamin kelancara jalannya pekerjaan dalam mencapai tujuan dengan

pengorbanan sekecil-kecilnya. Singkatnya manajemen adalah pengelolaan (M.

Sastrapradja, 1981: 307). Menurut Mary Parker Vollett (dalam Rusdiana, 2015:

169), manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang

lain.

Manajemen konflik didefinisikan sebagai proses pihak-pihak yang terlibat

konflik atau pihak ketiga menyusun strategi untuk mengendalikan konflik agar

menghasilkan resolusi yang diinginkan. Sementara itu Komarudin

mendefinisikan manajemen konflik adalah seni mengatur dan menata konflik agar

menjadi fungsional dan bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi

organisasi (Komarudin, 1994: 151).

Didalam setiap penyelesaian konflik dibutuhkan interaksi dan informasi

secara menyeluruh dari pihak-pihak yang berkaitan untuk menetapkan tujuan

bersama sebagai hasil resolusi konflik yang nantinya akan disepakati bersama.

Manajemen konflik tidak hanya berfokus pada pencapaian resolusi konflik, akan

tetapi manajemen konflik juga mengutamakan pencegahan kemungkinan

terjadinya konflik serupa di lain hari.

1. Tujuan Manajemen Konflik

Tujuan utama manajemen konflik adalah mengelola konflik yang terjadi

sehingga dapat menghasilkan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak yang

Page 30: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

19

terlibat. Selain itu, pencegahan terjadinya konflik serupa lagi di lain waktu juga

harus diperhatikan. Oleh karena itu manajemen konflik juga harus bisa

membangun lagi kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang bertikai. Fisher

menggunakan istilah transformasi konflik dalam memahami manajemen konflik

(Fisher, Simon, dkk., 2001: 7). Menurutnya tujuan dari manajemen konflik dapat

dibagi menjadi beberapa hal sebagai berikut:

a. Pencegahan konflik bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik

yang lebih keras.

b. Penyelesaian konflik bertujuan untuk mengakhiri prilaku kekerasan

melalui persetujuan damai.

c. Pengelolaan konflik bertujuan untuk membatasi dan menghidari

kekerasan denganmendorong perubahan perilaku positif bagi

pelakunya.

d. Resolusi konflik menangani sebab-sebab konflik dan berusaha

membangun hubungan baru dan tahan lama diantara kelompok-

kelompok yang bertikai.

e. Transformasi konflik mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan

politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari

peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.

2. Strategi Manajemen Konflik

Page 31: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

20

Dalam proses penyelesaian penyelesaian konflik, sangat penting

untuk menentukan pengambilan keputusan dan mengimplementasikannya.

Pemecahan konflik dengan sasaran sumber daya manusia sangat

menguntungkan untuk dilakukan. Ross membagi strategi pemecahan

konflik menjadi beberapa bagian sebagai berikut (Winardi, 1994: 84):

a. Self Help

Strategi ini dilihat sebagai langkah sepihak yang bersifat destruktif.

Strategi ini sering dilakukan oleh pihak yang kuat untuk menekan

pihak yang lemah. Bentuk dari tindakan ini ialah menarik diri,

menghindar, tidak mengikuti aturan atau tindakan independen dalam

menyikapi sebuah masalah konflik yang ada. Strategi ini sebetulnya

lebih tepat digunakan oleh pihak yang lemah, karena strategi ini

merupakan tindakan yang sepihak yang memancing respon berlebihan

dan sulit dalam mencapai sebuah solusi yang konstruktif. Langkah-

langkah yang dapat diambil dalam strategi self help antara lain:

1) Exit : Jika tekanan dari pihak yang kuat terhadap yang lemah

sangat kuat, maka sebaiknya pihak yang lemah keluar dari

tekanan tersebut. Karena dikawatirkan tekanan yang terlalu

kuat tersebut akan menimbulkan efek pada kehidupan pihak

yang mengalami tekanan.

2) Avoidance : Strategi ini juga disebut tindakan menghindar.

Akan tetapi tindakan ini harus memperhitungkan untung-rugi

yang akan dicapai. Apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar

Page 32: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

21

dari keuntungan yang akan didapat, maka tindakan menghindar

ini tepat untuk dilakukan.

3) Noncompliance : Langkah ini adalah tindakan mencari

dukungan kepada pihak tertentu memiliki kewenangan yang

kecil daripada pihak lawan. Tindakan ini dilakukan karena ada

pihak yang bersebrangan dan tidak sesuai atau tidak sejalan

dengan yang diharapkan. Strategi ini juga menjadi langkah

pembuka strategi joint solving problem atau third party

decision making.

4) Unilateral Action : Tindakan ini memungkinkan untuk

terjadinya benturan antar aktor yang berkepentingan dan tidak

jarang menimpulkan tindak kekerasan. Bagi pihak yang

melakukan tindakan ini menganggap penting untuk dilakukan

karena bagian dari memperjuanggkan kepentingannya, akan

tetapi bagi kubu atau pihak yang berlawanan akan menganggap

bahwa tindakan ini sebagai langkah destruktif yang diambil.

Hal ini akan memperpanjang konflik ketika tidak dilakukan

dengan hati-hati.

b. Joint Problem Solving

Dalam joint problem solving setiap kelompok memiliki hak yang

sama dalam mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang

mereka hadapi, hal ini memungkinkan terjadinya kontrol dari setiap

kelompok dalam melihat permasalahan yang ada. Dalam strategi ini

Page 33: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

22

diperlukan pendalaman masalah yang sedang disengketakan, perlu

adanya pendalaman masalah sehingga pendapat yang dimunculkan

dari setiap kelompok benar-benar dalam ruang lingkup masalah dan

tidak meluas. Hasil yang disepakati bersama bisa dikatakan

merupakan penggabungan pendapat dari setiap kelompok dengan

standar pemahaman masing-masing. Berikut langkah-langkah yang

diambil dalam strategi Joint Problem Solving:

1) Identification of Interest : Identifikasi kepentingan yang

terlibat dalam konflik sangatlah kompleks. Salah satu kendala

dalam mencari solusi adalah kemampuan yang terbatas dari

pihak-pihak yang terkait dalam menangkap keluhan yang

samar ke dalam permintaan konkret yang mudah dipahami

semua pihak.

2) Weighting Interest : Setelah pengidentifikasian kepentingan

selesai, pihak-pihak yang bertikai memberikan penilaian

tentang kepentingannya. Penilaian ini harus mengedepankan

kejujuran dan komunikasi yang terbuka dari setiap pihak,

sehingga dapat dibuat skala prioritas atas kepentingan yang

dihadapi kedua belah pihak.

3) Third-Party Assistance and Support : Pihak ketiga ini

diperlukan sebagai fasilitator dari pihak-pihak yang berkonflik.

Pihak ketiga harus netral supaya setiap pihak yang bertikai

dapat menerima keputusan yang disepakati. Pihak ketiga

Page 34: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

23

bertugas untuk membuat usulan prosedur, menerjemahkan

keluhan kedalam permintaan yang konkret, membantu masing-

masing pihak mendefinisikan kepentingan dari masalah yang

dihadapi, menyusun agenda serta membuat pendapat mengenai

substansi isu yag menjadi akar masalah konflik. Dalam srategi

ini pihak ketiga membuat keputusan yang mengikat

berdasarkan aturan-aturan untuk mencapai hasil yang pasti.

Strategi ini juga menawarkan penyelesaian masalah dengan

kompromi yang dimediasi oleh pihak ketiga. Pihak ketika bisa

artikan bertindak seperti hakim, keputusan yang diambilnya

harus bisa diterima oleh semua pihak.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk melihat manajemen konflik dalam relokasi PKL di kawasan RS Dr.

Sardjito dibutuhkan beberapa aspek sebagai berikut:

1. Indikator konflik

Melihat faktor-faktor yang dapat menyebabkan konflik dalam pelaksanaan

relokasi pedagang kaki lima di kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito.

2. Penyebab konflik

Melihat faktor yang menyebabkan konflik atau alasan yang membuat para

pedagang tidak bersedia untuk direlokasi.

3. Strategi manajemen konflik yang dilakukan oleh pemerintah dan pedagang

kaki lima

Page 35: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

24

Melihat proses manajemen konflik yang dilakukan untuk menyeesaikan

relokasi pedagang kaki lima di kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Creswell

(Creswell, 2010: 46), penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk

mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sebagian individu atau

kelompok dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses

penelitian kualitatif melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik

dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang

khusus ke tema-tema yang umum dan menafsirkan makna data. Penelitian

kualitatif menempatkan teori sebagai kerangka berpikir yang membantu peneliti

memahami suatu gejala atau fenomena sosial dan tidak menguji atau melakukan

verifikasi terhadap teori tertentu. Tujuan penelitian kualitatif adalah

mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan makna-makna yang diperoleh dari hasil

penelitian.

Penelitian deskripsi adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan dan

menjelaskan secara rinci suatu gelaja atau fenomena sosial secara alamiah dan apa

adanya. Penelitian deskripsi melaporkan secara naratif hasil pengamatan dan

analisis data penelitian. Penelitian deskripsi bertujuan untuk menjawab pertanyaan

apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana dan mengapa. Penelitian deskripsi adalah

Page 36: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

25

tingkatan tertinggi dalam jenis penelitian ditinjau dari tujuannya jika dibanding

dengan penelitian eksploratif dan eksplanatif. Penelitian ini akan melihat dan

menjelaskan lebih dalam tentang pola manajemen konflik yang dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Sleman dan PKL yang terdampak relokasi kawasan RS Dr.

Sardjito.

2. Unit Analisis

Obyek dari penelitian adalah yang menjadi akar permasalahan dari

relokasi PKL di kawasan RS Dr. Sardjito, antara lain adalah:

a. Lokasi

b. Komoditas pedagang

c. Waktu berjualan

Sedangkan sebagai subjek dalam penelitian ini adalah :

a. Pedang Kaki Lima yang akan diwakilkan oleh ketua pedagang atau

tokoh yang dituakan (pedagang senior).

b. Kepala Dinas Pasar Kabupaten Sleman

3. Teknik Penentuan Informan

Objek kajian penelitian kualitatif sering bersifat kasuistik. Peneliti tidak

mementingkan generalisasi. Oleh karena itu, sampel ditentukan secara purposif

(sengaja/dengan pertimbangan) sehingga sampel penelitian tidak perlu

mewakili populasi. Pertimbangannya lebih pada kemampuan sampel (informan)

untuk memasok informasi selengkap mungkin kepada peneliti. Penelitian

kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan situasi sosial yang

Page 37: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

26

terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas

(activity).

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik purposive

sampling, Purposif sampling adalah teknik pengambilan data yang didasarkan

kepada peneliti. Peneliti harus menentukan siapa yang harus dijadikan sample.

Penentuan sample ini dengan memperhatikan beberapa aspek seperti kelompok

yang dipertimbangkan secara cermat (intuisi) dan kelompok terbaik (yang dinilai

akan memberikan informasi yang cukup), untuk dipilih menjadi responden

penelitian. Karena itu purposive sampling dikenal juga dengan sebutan

judgemental sampling. Dikatakan demikian karena perlu adanya pertimbangan

yang cermat dalam memilih kelompok kunci sebagai sampel.

Responden tersebut adalah pedagang kaki lima kawasan Rumah Sakit Dr.

Sardjito. Berdasarkan kebutuhan untuk memperoleh akurasi data, maka penulis

menentukan responden dari pihak pedagang kaki lima adalah 3 (tiga) orang, yaitu:

a. Ketua Asosiasi Pedagang Resto Kuliner Sardjito.

Ketua asosiasi pedagang dipilih menjadi responden karena posisi

beliau sebagai ketua, maka diharapkan dapat memberikan keterangan

maupun data tentang proses relokasi dari sudut pandang pedagang.

b. Pedagang baru.

Perwakilan pedagang baru dipilih menjadi responden karena penulis

ingin mengetahui bagaimana pedagang baru tersebut bisa

mendapatkan jatah lokasi lapak di Resto Klunier Sradjito.

c. Pedagang lama.

Page 38: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

27

Perwakilan pedagang lama dipilih menjadi responden karena penulis

ingin mengetahui perbedaan antara lokasi pedagang sebelum relokasi

dan setelah relokasi.

Sedangkan dari pihak pemerintah daerah peneliti telah menentukan

responden adalah Kepala Dinas Pasar Kabupaten Sleman selaku pihak

yang mempunyai kewenangan dalam proses relokasi tersebut. Atas

rekomendasi bapak kepala dinas, penulis lalu diarahkan untuk

menemui Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan

Tradisional sebagai pelaksana langsung dari relokasi pedagang kaki

lima kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengacu pada

pendekatan yang digunakan oleh John W. Creswell (Creswell, 2010: 266).

Teknik pengumpulan data yang dianjurkan Creswell dalam penelitian

kualitatif deskriptif adalah :

a. Observasi, yakni pengamatan di mana peneliti langsung turun ke

lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di

lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat,

baik secara terstruktur maupun semi-terstruktur, aktivitas-aktivitas di

lokasi penelitian. Dalam proses pengumpulan data, peneliti mengamati

lokasi Resto Kuliner Sardjito yang menjadi tempat baru relokasi

Page 39: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

28

pedagang kaki lima serta Jalan Kesehatan tempat dimana para

pedagang kaki lima berjualan sebelum direlokasi.

b. Wawancara, yang dapat dilakukan secara langsung dengan individu

atau kelompok melalui focus group interview. Wawancara kualitatif

memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak

terstruktur atau semi-terstruktur dan bersifat terbuka yang dirancang

untuk memunculkan pandangan dan opini partisipan. Dalam proses

pengumpulan data ini penulis melakukan wawancara dengan pedagang

kaki lima terdampak relokasi dan Kepala Bidang Pembinaan dan

pengembangan perdagangan tradisional Dinas Perisdurtrian dan

perdagangan Kabupaten Sleman.

c. Dokumentasi, yakni pengumpulan dokumen-dokumen yang bisa

membantu mendapatkan data penelitian. Dokumen-dokumen tersebut

bisa meliputi laporan, arsip, catatan, notulen, dokumen perencanaan,

foto, video, rekaman, dan sebagainya. Dalam proses pencarian data ini

penulis mengumpulkan beberapa dokumentasi seperti foto lokasi

pedagang kaki lima sebelum dan sesudah relokasi di Jalan Kesehatan,

Resto Kuliner Sardjito sebagai lokasi berdagang yang baru, serta

beberapa arsip dokumen yang mendukung.

5. Teknik Analisis dan Verifikasi Data

Teknik analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini mengacu

pada pendekatan Creswell, yang meliputi proses-proses berikut:

a. Mengolah dan mempersiapkan data

Page 40: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

29

b. Membaca keseluruhan data

c. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data

d. Menerapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-

orang, kategori-kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis

e. Menentukan cara menyajikan kembali tema-tema dan deskripsi dalam

narasi/laporan kualitatif

f. Memaknai atau menginterpretasi data

Setelah analisis data, hasil analisis dan pembacaan data penelitian

perlu diverifikasi kembali untuk menjaga validitas dan reliabilitas

penelitian. Validasi data dapat dilakukan selama penelitian atau setelah

analisis data. Validitas dan reliabilitas dalam metode kualitatif tidak

memiliki pemaknaan yang sama dengan validitas dan reliabilitas dalam

metode kuantitatif. Teknik verifikasi data dalam metode kualitatif dapat

dilakukan dengan cara berikut,

a. Triangulasi, yakni menggunakan sumber-sumber data yang berbeda

dan memeriksa bukti-bukti dari sumber-sumber berbeda tersebut.

b. Pengecekan ulang, yakni pengecekan kembali hasil analisis atau

laporan kepada para partisipan untuk memastikan bahwa apa yang

dianalisis atau dilaporkan sesuai dengan yang mereka maksudkan.

c. Kroscek data dengan peneliti lain, yakni melakukan tanya jawab

dengan sesama rekan peneliti untuk meningkatkan keakuratan hasil

penelitian.

d. Membuat deskripsi yang padat dan jelas.

Page 41: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

30

BAB II

PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA RS DR. SARDJITO

A. Sejarah

Para pedagang kaki lima (PKL) RS Dr. Sardjito mulai berjualan sejak

berpindahnya RS Dr. Sardjito dari awalnya yang berlokasi di daerah Pingit dan

pada tahun 1971-an berpindah ke Kampung Sendowo dan bergabung dengan

rumah sakit UGM. Menurut keterangan dari narasumber yang di wawacarai,

awalnya yang berdagang di depan RS Dr. Sardjito hanya dua orang saja, yaitu

orang tua dari Bapak Yono dan tetangganya yang juga warga dari kampung

Sendowo. Seiring dengan perkembangan rumah sakit, maka kebutuhan dari

keluarga pasien yang menunggu di rumah sakit pun bertambah, seperti kebutuhan

alat mandi, snak atau makanan ringan dan pulsa telefon selular, membuat

bertambahnya pedagang yang membuka lapak atau tokonya di sekitar Rumah

Sakit Dr. Sardjito.

Pertama kali para pedagang itu menempati lokasi di pinggir Jalan

Kesehatan yang terdapat tepat di depan Rumah Sakit Dr. Sardjito atau tepatnya di

belakang kampus Fakulktas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada dan di

sebelah selatan Rumah Sakit Dr. Sardjito Rumah Sakit Dr. Sardjito di perkebunan

milik warga. Pada sekitar tahun 1974 status dari Rumah Sakit Dr. Sardjito

ditingkatkan, dari yang awalnya hanya rumah sakit daerah menjadi rumah sakit

rujukan atau rumah sakit tipe A. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien,

maka diperlukannya pengembangan rumah sakit menjadi lebih besar guna

Page 42: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

31

menampung pasien yang lebih banyak dan untuk menambah fasilitas penanganan

pasien. Dengan banyaknya pasien yang berobat di Rumah Sakit Dr. Sardjito maka

semakin banyak pula keluarga pasien yang menunggu kerabatnya. Hal ini

berimbas pada meningkatnya pula permintaan pemenuhan kebutuhan kerabat

pasien yang menunggu mulai dari kebutuhan alat mandi, snak atau makanan

ringan dan pulsa telefon selular. Rumah Sakit Dr. Sardjito telah menyediakan

kantin atau rumah makan, akan tetapi kurang bisa memenuhi kebutuhan keluarga

pasien yang semakin banyak.

Dari awalnya hanya dua sampai sepuluh pedagang yang berjualan di

kawasan sekitar Rumah Sakit Dr. Sardjito, lama-kelamaan bertambah menjadi

semakin banyak. Tercatat sampai terakhir sebelum relokasi tedapat sekitar 140

pegadang atau lapak yang menjajakan dagangannya di kawasan sekitar Rumah

Sakit Dr. Sardjito. Semakin banyakya pedagang yang ikut membuka warung

membuat kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito terutama di Jalan Kesehatan menjadi

tidak teratur dan semerawut. Mereka memicu kemacetan dan juga membuat

kawasan rumah sakit menjadi kumuh karena tidak ada penataan yang memadahi

untuk mengatur lapak-lapak para pedagang tersebut. Hal ini membuat pihak

Rumah Sakit Dr. Sardjito dan pimpinan Universitas Gadjah Mada menjadi risau

dengan kesemerawutan yang ditimbulkan oleh para pedagang.

Sekitar tahun 1989 relokasi pertama coba dilakukan oleh pihak Universitas

Gadjah Mada, karena mereka merasa para pegadang tersebut menempati wilayah

mereka. Perlu diingat bahwa, lokasi yang ditempati oleh Rumah Sakit Dr. Sardjito

adalah tanah milik Universitas Gadjah Mada karena Rumah Sakit Dr. Sardjito

Page 43: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

32

bergabung dengan rumah sakit milik Universitas Gadjah Mada. Relokasi pertama

ini tidak berjalan mulus, para pedagang menolak untuk dipindahkan atau lebih

tepatnya dalam relokasi pertama ini mereka disuruh pergi dari tanah milik

Universitas Gadjah Mada tanpa diberikan lokasi baru.

Penolakan yang dilakukan oleh pedagang berhasil dan membuat mereka

tetap bertahan untuk berjualan di tanah atau lahan milik Universitas Gadjah Mada.

Keberhasilan penolakan yang dilakukan pedagang tidak bisa dilepaskan dari

faktor eksternal mereka. Walaupun pada saat itu mereka belum tergabung dalam

sebuah asosiasi pedagang, namun semangat penolakan relokasi diantara para

pedagang bisa menyatukan semangat mereka. Para pedagang ini juga dibantu oleh

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang membela para

pedagang untuk tetap berjualan di lokasi mereka. Para mahasiswa tersebut

membela para pedagang karena apa yang dilakukan pedagang ini memudahkan

keluarga pasien untuk mendapatkan kebutuhan mereka karena lokasi para

pedagang yang dekat dengan Rumah Sakit Dr. Sardjito. Bukan hanya keluarga

pasien saja yang dimudahkan dengan adanya para pedagang, namun para

mahasiswa tersebut juga merasa dimudahkan untuk mencari makanan karena

lokasinya dekat dengan kampus mereka. Selain dari para pedagang tersebut, ada

banyak lembaga swadaya masyarakat atau LSM yang membantu para pedagang

melakukan advokasi untuk tetap mendapatkan hak mereka berjualan di lokasi

tersebut.

Setelah rencana relokasi pertama pada tahun 1989 gagal dilakukan, pihak

Universitas Gadjah Mada dan Rumah Sakit Dr. Sardjito kembali melakukan

Page 44: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

33

relokasi beberapa kali, namun hasilnya para pedagang tetap tidak mau berpindah

dan terjadi perlawanan oleh pedagang dan gabungan LSM dan mahasiswa.

Namun setelah peristiwa relokasi tersebut, para pedagang ini membuat sebuah

asosiasi pedagang untuk mendata siapa saja pedagang yang ada disana dan mereka

mendapatkan pendampingan dari LSM yang awanya membantu perlawanan

mereka. Pada tahun 2014 yang lalu akhirnya para pedagang tersebut mau untuk

direlokasi di tempat yang baru.

B. Lokasi

Pedagang kaki lima Rumah Sakit Dr. Sardjito berada di kawasan Rumah

Sakit Dr. Sardjito. Dulu sebelum direlokasi mereka bertempat di depan rumah

sakit atau di pinggir jalan depan rumah sakit. Sedangkan setelah relokasi mereka

berpindah di sebelah utara rumah sakit. Rumah Sakit Dr. Sardjito sendiri

beralamat di Jl. Kesehatan No. 1, Sendowo, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi rumah sakit ini juga masuk dalam kawasan

Universitas Gadjah mada.

1. Lokasi Sebelum Relokasi

Tempat : Sepanjang Jl. Kesehatan No. 1, Sendowo, Sinduadi, Mlati,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Batas Lokasi:

a. Utara : Jalan Kesehatan No. 1, Sendowo, Sinduadi, Mlati,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 45: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

34

b. Timur : Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Gadjah Mada.

c. Selatan : Komplek Perumahan Dosen Universitas Gadjah Mada.

d. Barat : Rumah Sakit Dr. Sardjito.

Keberadaan pedagang kaki lima di lokasi ini menimbulkan beberapa

masalah diantaranya mengakibatkan lokasi di depan RS. Sardjito menjadi kumuh

dan semerawut, mengakibatkan penumpukan kendaraan yang berdampak pada

kualitas udara di lingkungan tersebut semakin tercemar, menimbulkan timbunan

sampah yang mengakibatkan aroma tidak sedap karena limbah sampah cair yang

tidak memiliki saluran pembuangan, sehingga berdampak pada kualitas dagangan

para pedagang yang kurang higienis dan tidak layak konsumsi.

Oleh karena itu pada awal tahun 2013 Universitas Gadjah Mada dan

Rumah Sakit Dr. Sardjito sebagai kawasan yang terdampak oleh keberadaan

pedagang kaki lima pedagang kaki lima sama dengan Pemerintah Kabupaten

Sleman merumuskan sebuah kebijakan untuk merelokasi para pedakang kaki lima

ke lokasi yang baru. Universitas Gadjah Mada sebagai pemilik wilayah tersebut

menyediakan lahan untuk dibangun lapak pedagang yang baru yang memenuhi

standar kelayakan sebuah rumah makan atau area foodcourt. Pembangunan lapak

pedagang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman mulai dari desain lokasi

sampai dengan pembangunan bangunan lapak untuk para pedagang. Lokasi baru

ini bertempat di sebelah utara Rumah Sakit Dr. Sardjito atau di jalur pintu keluar

rumah sakit. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan supaya mudah untuk

diakses baik oleh para kerabat pasien yang menunggu saudara di rumah sakit

Page 46: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

35

maupun oleh mahasiswa UGM karena berdekatan dengan kampus Fakultas

Teknik Universitas Gadjah Mada.

2. Lokasi Setelah Relokasi

Tempat : Resto PKL Rumah Sakit Dr. Sardjito.

Batas Lokasi:

a. Utara : Kampus Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

b. Timur : Kampus Fakultas Kedokteran dan Biologi Universitas

Gadjah Mada.

c. Selatan : Perumahan Dosen Universitas Gadjah Mada dan Rumah

Sakit Dr. Sardjito.

d. Barat : Kampung Sendowo, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lokasi pedagang kaki lima yang baru ini telah dibangun dengan bangunan

permanen lengkap dengan fasilitas untuk para pengunjung seperti meja dan kursi

serta telah memenuhi standar kelayakan dan higienitas dengan sistem sanitasi

dan pembuangan sampah yang terpadu.

C. Jumlah Pedagang

Pada awal-awal keberadaan pedagang kaki lima di sepanjang Jalan

Kesehatan atau di depan Rumah Sakit Dr. Sardjito terdapat banyak sekali

pedagang dengan berbagai komoditas dagangannya. Mulai dari makanan, toko

kelontong sampai dengan jasa fotocopy yang dimana mereka menjajakan

Page 47: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

36

dagangannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dari pasien yang menunggu

kerabatnya yang dirawat di rumah sakit. Menurut data yang diambil pada tanggal

tahun 2014 sebelum relokasi, berikut adalah data jumlah lapak atau pedagang

pedagang kaki lima yang berada di kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito.

Tabel 1.1

Jumlah Pedagang Sebelum Relokasi

No Jenis Dagangan Jumlah

1 Makanan 102

2 Toko Kelontong 26

3 Buah 4

4 Pakaian 1

5 Fotocopy 4

Jumlah 137

Sumber: Dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2014

Jumlah pedagang tersebut dianggap terlalu banyak dan melebihi kuota

lapak pedagang yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman di lokasi

pedagang kaki lima yang baru. Oleh karena itu Dinas Perindustrian dan

Perdagangan sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam hal relokasi

pedagang kaki lima kawasan Rumah Sakit Dr. Sardjito melakukan pendataan

ulang dan proses seleksi kepada pedagang yang akan menempati lokasi yang baru.

Proses seleksi ini dilaksanakan secara terbuka dan dilakukan dengan asosiasi

pedagang kaki lima Rumah Sakit Dr. Sardjito, dengan harapan bahwa nantinya

pedagang yang akan menempati lokasi yang baru diutamakan adalah pedagang

yang sudah sejak awal berdagang di lokasi lama dan pedagang dengan KTP

Page 48: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

37

Kabupaten Sleman atau penduduk asli. Selain dua faktor tersebut, proses seleksi

juga dilakukan dari segi komoditas dagangan dan jasa.

Dari proses seleksi tesebut dihasilkanlah data sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Pedagang Setelah Relokasi

No Jenis Dagangan Jumlah

1 Makanan 60

2 Toko Kelontong 20

3 Buah 2

4 Pakaian 1

5 Fotocopy 1

6 Laundry 2

Jumlah 86

Sumber: Dokumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan 2014

Dari proses seleksi ulang yang telah dilakukan terdapat banyak sekali

pengurangan jumlah pedagang. Hal ini dilakukan untuk menjaga persaingan usaha

antar pedagang supaya tetap sehat serta tidak terlalu banyak pedagang dengan

komoditas dagangan yang sama yang berdampak pada penghasilan para

pedagang. Selain itu juga terdapat komoditas dagangan atau jasa baru yaitu

laundry yang belum disediakan oleh para pedagang namun dibutuhkan oleh

konsumen. Penambahan dagangan atau jasa tersebut adalah hasil dari survei yang

dilaukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada konsumen sebagai

bentuk pendampingan kepada para pedagang.

D. Komoditas Dagangan

Page 49: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

38

Ada dua macam pedagang di pedagang kaki lima Rumah Sakit Dr.

Sardjito, yaitu pedagang makanan dan pedagang kelontong, berikut macam-

macam dagangan mereka dibagi menurut jenis dagangannya:

1. Pedagang Makanan:

a. Nasi rames

b. Nasi soto ayam

c. Mie ayam dan bakso

d. Sate ayam

e. Gado-gado dan lotek

f. Ketoprak jakarta

g. Nasi padang

h. Bubur ayam

i. Angkringan

j. Gorengan

k. Jajan pasar

l. Kacang dan jagung rebus

m. Jus buah

n. Ronde

o. Bakmi jawa

p. Tahu kupat

q. Pecel lele

r. Sate kambing

2. Pedagang Kelontong

Page 50: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

39

a. Air minum kemasan

b. Alat mandi (sabun, pasta gigi, sampo)

c. Rokok

d. Tissu

e. Masker penutup mulut

f. Makanan ringan atau snak

g. Roti

h. Obat ringan

i. Koran dan majalah

j. Pakaian

3. Jasa

a. Fotocopy

b. Laundry

c. Rental atau carter mobil

d. Ojek

e. Parkir

E. Jam Buka

Jam buka dari para pedagang kaki lima Rumah Sakit Dr. Sardjito ini

bervariasi, berikut penjelasannya:

1. Buka 24 jam

Mayoritas para pedagang di pedagang kaki lima Rumah Sakit Dr. Sardjito

membuka warung atau tokonya 24 jam karena pedagang tersebut tidur

ditoko mereka sekaligus untuk menjaga dagangan mereka. Mayoritas

Page 51: MANAJEMEN KONFLIK DALAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA …repo.apmd.ac.id/577/1/SKRIPSI_BOBY SIDIK DYAN... · dari tahun 2006 pertama kali masuk kuliah, sampai saat ini saya tetap berjuang

40

pedagang yang buka 24 jam adalah toko kelontong dan pedagang nasi

padang. Karena kebutuhan konsumen untuk membeli barang di toko

kelontong tidak terbatas waktu atau bisa kapan saja. Itulah yang mejadikan

alasan kenapa mayoritas toko kelontong buka 24 jam.

2. Buka pukul 07.00-18.00

Pedagang yang membuka warungnya dari pukul 07.00-18.00 biasanya

adalah pedagang makanan nasi rames, nasi soto dan lotek-gado-gado.

Karena menurut para pedagang tersebut beranggapan bahwa jenis

dagangan mereka hanya cocok untuk dijajakan di pagi sampai sore hari.

3. Buka pukul 15.00-23.00

Pedagang yang menjajakan dagangannya pada pukul 15.00-23.00 adalah

pedagang makanan yang berjualan mie ayam-bakso, sate ayam, mie jawa

dan nasi goreng. Karena menurut para pedagang tersebut dagangan yang

mereka jajakan cocok untuk dijual pada malam hari.