Manajemen Keuangan (Leasing)

24
TUGAS MAKALAH KELOMPOK 1 LEASING MANAJEMEN KEUANGAN Dosen : Dr. Herni Ali, HT, S.E., M.M Disusun oleh: HARPIS MUTIARA 1112081000128 INDAH LESTARI 1112081000132 NASYRAH KAUT SARAH 1112081000141 SELVIA SRI PUJI RAHAYU 1112081000154 SEPTIANI SOLEHA 1112081000155 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

description

Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan berbagai kesempatan dibidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan akhir-akhir ini sudah begitu pesat. Leasing sebagai salah satu bentuk pembiayaan telah menjangkau berbagai objek seperti apartemen, perkantoran, telepon, mobil, komputer dan bahkan bangunan dan peralatan pabrik. Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang di sebut dengan Lessor dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang di sebut Lessee untuk jangka waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah bahwa Lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka Lessee mempunyai kewajiban untuk membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwea Lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi.

Transcript of Manajemen Keuangan (Leasing)

TUGAS MAKALAH KELOMPOK 1LEASINGMANAJEMEN KEUANGANDosen : Dr. Herni Ali, HT, S.E., M.M

Disusun oleh:HARPIS MUTIARA1112081000128INDAH LESTARI1112081000132NASYRAH KAUT SARAH1112081000141SELVIA SRI PUJI RAHAYU1112081000154SEPTIANI SOLEHA1112081000155

PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2014 M / 1435 HKATA PENGANTARAssalamuallaikum Wr.WbAlhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah manajemen keuangan yang mengambil tema leasing untuk memenuhi syarat pembelajaran semester ini.Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, tim penulis menyadari bahwa hanya Allah Sang Maha sempurna yang memiliki segala kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum terjadi dan belum kita ketahui. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga tugas masalah ini dapat di kembangkan lagi agar lebih baik. Wassalamualaikum Wr.WbCiputat, Nopember 2014

Tim Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN4I.1 Latar Belakang4I.2 Rumusan Masalah5I.3 Tujuan Penulisan5I.4 Batasan Masalah5I.5 Sistematika Penulisan6BAB II PEMBAHASAN7II.1 Pengertian Leasing7II.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing8II.3 Jenis-Jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)9II.4 Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)10II.5 Keunggulan Leasing (Sewa Guna)11II.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)12II.7 Analisis NPV dari Keputusan Lease VS Membeli13BAB III PENUTUP16III.1 Kesimpulan16III.2 Saran16

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangDisadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan berbagai kesempatan dibidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan akhir-akhir ini sudah begitu pesat. Leasing sebagai salah satu bentuk pembiayaan telah menjangkau berbagai objek seperti apartemen, perkantoran, telepon, mobil, komputer dan bahkan bangunan dan peralatan pabrik. Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang di sebut dengan Lessor dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang di sebut Lessee untuk jangka waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah bahwa Lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka Lessee mempunyai kewajiban untuk membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwea Lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi.Leasing memiliki berbagai bentuk, ada tiga yang paling populer adalah ; (a) Sale and Lease back, (b) Operating Leases, (c) Financial atau Capital Leases Bentuk yang pertama adalah sale and lease back di mana perusahaan yang memiliki aktiva seperti tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual aktiva tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aktiva tersebut untuk periode tertentu. Betuk kedua operating leases yang sering di sebut dengan service leases atau direct leases. Jenis kedua ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya tertcakup dalam pembayaran leasing. Dan bentuk ketiga adalah financial atau capital leasing, pada bentuk ketiga ini lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat dibatalkan (not cancelable), dan diatmortisasikan secar penuh (full amortized).Demikian dalam makalah yang berjudul LEASING ini akan dijelaskan pengertian leasing dan terapananya dalam kontrak dan pembiayaannya antara pemilik kativa dengan pemakai aktiva.

I.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang makalah, maka dapat penulis ambil sebagai rumusan masalah adalah:1. Bagaimana penerapan leasing dalam kontrak antara pemberi sewa dengan penyewa2. Siapa saja yang terlibat dalam kontrak leasing?3. Bagaimana sistem perhitungan dalam leasing?4. Apa saja tipe-tipe dalam sistem leasing?5. Bagaimana menentukan lease versus buy?

I.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui penerapan leasing dalam kontrak antara pemberi sewa dengan penyewa.2. Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kontrak leasing.3. Mengetahui sistem perhitungan dalam leasing.4. Mengetahui tipe-tipe dalam sistem leasing.5. Mengetahui cara menentukan lease versus buy. I.4 Batasan MasalahAdapun dalam penelitian ini, mengingat terbatasnya data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti akan membatasi masalah-masalah berikut ini :1. Penulis hanya meneliti perolehan aktiva tetap dengan cara leasing atau pembelian langsung secara tunai dan jika ada perolehan aktiva tetap dengan cara lain yang dilakukan oleh perusahaan maka penulis akan mengabaikannya.2. Penulis juga hanya meneliti penggunaan leasing dari sisi financial lease saja. Penggunaan operating lease pada perusahaan akan diabaikan oleh penulis dalam penelitian ini.I.5 Sistematika PenulisanUntuk mempermudah para pembaca mengenai isi makalah ini maka penulis sertakan sistimatika penulisan:1. BAB I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah, serta Sistimatika Penulisan.2. BAB II Pembahasan, terdiri dari Pengertian Leasing, Pihak-pihak yang Terlibat dalam Leasing, Jenis-jenis Transaksi Leasing (sewa guna), Prosedur Mekanisme Leasing (sewa guna), Keunggulan Leasing (Sewa Guna ) dan Metode Pembayaran Leasing (sewa guna).3. BAB III Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian LeasingIstilah leasing berasal dari bahasa Inggris lease yang berarti sewa atau lebih luas lagi sewa menyewa. Istilah ini berbeda dengan istilah rental (rent), yang masing-masing mempunyai hakikat yang berbeda.A lease adalah perjanjian dalam kontrak antara penyewa dan pemberi sewa (lease and lessor). Pemberi sewa memiliki aset dan memperbolehkan penyewa untuk menggunakan aset dengan imbalan biaya sewa.Setiap transaksi leasing didalamnya selalu melibatkan 3 pihak utama yaitu:1. Lesser adalah perusahaan sewa guna usaha atau dalam hal ini pihak yang memiliki hak kepemilikan atas barang.2. Lessee adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi pada akhir perjanjian.3. Supplier adalah pihak penjual barang yang disewa guna usahakan.Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan manfaat leasing:1. Penghematan modalDengan adanya sistem pembiayaan melalui leasing, maka lessee dapat memperoleh dana untuk membeli peralatan atau mesin-mesin untuk proses produksi sampai 100%, sehingga lessee dapat memanfaatkan modal yang ada untuk keperluan lain. Penghematan ini menjadi sangat penting terutama bila fasilitas kredit dari bank sepenuhnya terpakai.2. Sangat fleksibelPengertian fleksibel ini bersifat sangat luas yang merupakan cirri utama dan kelebihan leasing dibandingkan dengan kredit dari bank. Fleksibilitas ini meliputi kontraknya, besarnya pembayaran jasa dan sewa lease, jangka waktu pembayaran serta nilai sisanya.3. Menguntungkan cash flowPenentuan besarnya sewa sebagai lease sangat menguntungkan cash flow. Jika pendapatan yang diperoleh bersifat musiman ataupun pada masa-masa akhir dari investasi, maka kemampuan membayar dapat disesuaikan dengan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini dapat mencegah timbulnya gejolak kekosongan dana di dalam kas pengusaha. Sementara itu pihak lain keadaan keungan yang cukup besar dapat dipakai mempercepat amortisasi dengan menaikan rent. Jadi struktur rent dapat diatur sesuai dengan proyeksi cash flow.4. Menekan biayaDalam proses transaksi leasing berbagai biaya dapat dikelompokan dalam satu set paket. Pembelian suatu barang akan menimbulkan biaya-biaya antara lain berupa biaya pengiriman, biaya pemasangan, consultan fee, biaya penyusutan dan juga premi asuransi. Biaya tersebut dapat digabung menjadi satu dengan harga barang untuk kemudian diamortisasikan sepanjang masa leasing.

II.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam LeasingDalam leasing ada beberapa pihak-pihak yang terlibat, yaitu pemilik / penyedia aktiva dan pemakai aktiva, di antaranya:1. Lessor, yaitu perusahaan sewa guna atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak Lessee dalam bentuk penyediaan barang modal2. Lessee, yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari pihak Lessor3. Supplier, yaitu perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada Lessee dengan pembayara secara tunai oleh Lessor4. Kreditur, Pihak kreditur dalam transaksi sewa guna biasanya adalah bank yang memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Kreditur atau pihak bank juga dapat memberikan kredit kepada pihak supplier untuk pembelian barang-barang modal yang kemudian akan di jual sebagai objek sewa guna kepada Lessee atau Lessor.

II.3 Jenis-Jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)1. Finance LeaseFinance lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri sebagai berikut:a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui. c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau mengakhiri masa kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah disetujui.d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk membeli objek sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk finance lease yang umumnya di jumpai adalah:a. Direct Financial LeaseMerupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak lessee dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan cara sewa guna dalam bentuk perolehan barang modal yang dapat digunakan dalam proses produksi.b. Sale and Lease BackDalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak sewa guna atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini merupakan pihak yang mejual barang untuk digunakan selama sewa guna yang disetujui kedua belah pihak. 2. Operating LeaseOperating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu:a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan jangka waktu relatif pendek dari pada umur ekonomisnyab. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena pihak lessor justru mengharapkan keuntungan dari penjualan barang setelah berakhirnya masa kontrak.c. Resiko ekonomis dan biaya pemeliharaan barang modal yang mejadi objek sewa guna ditanggung oleh pihak lessor.d. Barang modal yang menjadi objek sewa guna harus dikembalikan oleh pihak lessee kepada pihak lessor pada akhir masa kontrak atau dapat dikatakan bahwa pihak lessee tidak memiliki hak /opsi untuk membeli objek sewa guna.e. Bersifat cancellable atau pihak lessee dapat secare sepihak membatalkan perjanjian kontrak sewa guna sewaktu-waktu.

II.4 Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme yang harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut:1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang memuaskan.2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen lengkap.3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak lessee dapat di tandatangani.4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna jual.6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti dan pemindahan pemilikan kepada lessor.8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.9. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.

II.5 Keunggulan Leasing (Sewa Guna)Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan sewa guna dalam operasi usahanya, antara lain:1. Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal ini dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang baru berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid.2. Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa guna lebih fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan pihak lessee.3. Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off balance sheet, yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum sebagai komponen utang pada neraca perusahaan lessee, sehingga berdampak positif pada rasio keuangan perusahaan tersebut.4. Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka waktu singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.5. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.II.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:1. Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya pada akhir masa kontrak.2. Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5 tahun. Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran sewa.5. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor.Dalam melakukan pembayaran biaya leasing ini dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:S = besarnya sewa i = tingkat bungab = nilai barang modal t = jumlah perioder = nilai sisa

Sebagai contoh:Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka dapat dilihat pada akun dibawah ini: Nilai barang modal : Rp 400 juta Nilai sisa : Rp 40 juta Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%) Jangka waktu : 12 bulan Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per bulan sebagai berikut:

= 33.373.978Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa sebesar Rp33.373.978.

II.7 Analisis NPV dari Keputusan Lease VS MembeliDalam manajemen keuangan sama halnya dengan ilmu manajemen pada umumnya, yaitu pada salah satu kegiatannya adalah pengambilan keputusan yang bertujuan untuk mendapatkan pilihan yang terbaik. Dan seperti yang telah diketahui bahwa pada manajemen keuangan dalam hal sewa guna usaha, umumnya akan ditemukan permasalahan mengenai mana yang lebih baik antara membeli barang secara langsung atau leasing.Dari sudut pandang lessee, keputusan untuk membeli dengan dana dari hutang atau leasing suatu aktiva diambil setelah melakukan analisa sebagai berikut:

Contoh Soal :Jika sebuah bangunan yang ingin dibeli oleh PT.X untuk pelebaran proyeknya berharga Rp40.000.000. Bangunan tersebut didepresiasikan 4 tahun untuk pembayaran pajaknya tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus. Perusahaan sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli aktiva atau dengan leasing. Jika nilai sisa sebelum pajak pada tahun ke-4 sebesar Rp5.000.000, bangunan tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah pajak Rp7.000.000 per tahun. Biaya pemeliharaan bangunan tersebut Rp2.000.000 per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar Rp3.500.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 9%. Tentukan apa yang harus dipilih oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal perusahaan 7%?Jawaban:Langkah 1

Langkah 2

Karena NPV 0 NPV + NAL = -16.289.521,205 + 17.725.323,88 = 985.802,62Kesimpulan :Karena NPV 0 dengan NPV + NAL > 0 maka Proyek mesin dapat diterima dan mesin diperoleh dengan cara leasing.

BAB III PENUTUP

III.1 KesimpulanLeasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Perusahaan pembiayaan di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing. Kegiatan utama perusahaan sewa guna adalah bergerak dibidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah atau lessee.Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam memenuhi berbagai kebutuhan pihak lessee. Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa kelebihan di bandingkan pembiayaan lainnya, antara lain :1. Transaksi dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka.2. Pembiayaan sewa guna lebih fleksibel karena dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.3. Sewa guna bersifat off balance sheet, atau berarti sewa guna tidak tercantum sebagai komponen utang pada neraca perusahaan.4. Pembayaran sewa guna memberikan kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.

III.2 SaranDari pembahasan dalam makalah ini, ada beberapa saran untuk para pengusaha khususnya:1. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena saat ini banyak para pengusaha cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara tiga tahun hingga lima tahun atau lebih.2. Para pengusaha juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti kemudahan dalam pengurusan, dan adanya hak opsi.