Manajemen Industri 2012

104
Ada tiga keputusan penting yang harus selalu dibuat agar suatu perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya : Pertama adalah keputusan tentang tujuan perusahaan—produk apa yang dihasilkan, pasar mana yang dilayani, serta bagaimana perusahaan melaksanakan operasinya. Kedua adalah keputusan berkenaan dengan tenaga yang dihimpun – orang seperti apa, keterampilan dan kemampuan bagaimana, kepribadian seperti apa, berapa jumlahnya dan sebagainya. Ketiga keputusan menyangkut bagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaan—terutama dana yang harus dialokasikan : untuk kegiatan apa, kepada departemen mana, berapa jumlahnya, dengan persyaratan apa. Tiga keputusan tersebut atau derivasinya akan memberi ciri suatu perusahaan dan umumnya mempengaruhi keberhasilan atau kegagalannya. Sumber --sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan perusahaan disebut faktor produksi yaitu : 1. Buruh (tenaga kerja), meliputi aspek fisik, mental, jam kerja, upah. 2. Tanah, termsuk didalamnya sumber alam seperti mineral, air, udara, deposit dan pembayaran faktor tersebut-sewa 3. Modal, modal ekonomi dan modal finansial. Modal ekonomi berkaitan dengan aspek fisik seperti bangunan, mesin, jembatan dsb, sedangkan modal finansial

description

free

Transcript of Manajemen Industri 2012

BAB 5

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Ada tiga keputusan penting yang harus selalu dibuat agar suatu perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya :

Pertama adalah keputusan tentang tujuan perusahaanproduk apa yang dihasilkan, pasar mana yang dilayani, serta bagaimana perusahaan melaksanakan operasinya.

Kedua adalah keputusan berkenaan dengan tenaga yang dihimpun orang seperti apa, keterampilan dan kemampuan bagaimana, kepribadian seperti apa, berapa jumlahnya dan sebagainya.

Ketiga keputusan menyangkut bagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaanterutama dana yang harus dialokasikan : untuk kegiatan apa, kepada departemen mana, berapa jumlahnya, dengan persyaratan apa.

Tiga keputusan tersebut atau derivasinya akan memberi ciri suatu perusahaan dan umumnya mempengaruhi keberhasilan atau kegagalannya.

Sumber --sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan perusahaan disebut faktor produksi yaitu :

1. Buruh (tenaga kerja), meliputi aspek fisik, mental, jam kerja, upah.

2. Tanah, termsuk didalamnya sumber alam seperti mineral, air, udara, deposit dan pembayaran faktor tersebut-sewa

3. Modal, modal ekonomi dan modal finansial.

Modal ekonomi berkaitan dengan aspek fisik seperti bangunan, mesin, jembatan dsb, sedangkan modal finansial berkaitan dengan uang atau aset lainnya seperti saham, obligasi, biasanya berupa dokumen. Dengan demikian investasi ekonomi adalah tambahan terhadap modal ekonomi dan investasi finansial adalah tambahan terhadap modal finansial. Imbalan untuk pemakaian modal ini disebut sebagai bunga (interest).

4. Entrepreneurship (Kewiraswastaan)

Entrepreneurship mengandung pengertian pengorganisasian, inovasi, dan keberanian mengambil resiko dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut diatas untuk menghasilkan barang atau jasa. Seorang entrepreneur akan mendapatkan imbalan profit, yaitu kelebihan dari nilai penjualan atas total ongkos yang dikeluarkan.

5. Bahan, enersi, dan ilmu pengetahuan/teknologi.

Pada dasarnya produksi adalah transformasi bahan dan masukan lainnya, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mendapatkan keluaran melalui pemakaian enersi. Dengan demikian maka bahan, enersi dan ilmu pengetahuan/teknologi merupakan faktor produksi yang harus ada pada kegiatan produksi.

1.1. KERANGKA PEREKONOMIAN NASIONAL

Suatu Perekonomian Nasional dapat digambarkan sebagai arus barang dan uang dalam rangka pemanfaatan sumber-sumber alam untuk menghidupi bangsa yang mendiami suatu lingkungan negara.

BAB 1

PENDAHULUAN

Gambar. Model Sederhana suatu perekonomian nasional dimana masyarakat bangsanya sebagai konsumen memanfaatkan sumber alami negaranya, digambarkan sebagai arus barang dan uang.

Alam

Manusia

Konsumen

Arus Balik S

isa- Sisa B

arang

Arus Balik Uang

Industri

Primer

Industri

Sekunder

Industri

Tertier

Arus Barang

Arus Uang

Investor dan

pemberi kredit

Investor dan

pemberi kredit

Unit Produksi

Perusahaan

Dana

Pemasukan

Faktor

Produksi

Dana

Pengeluaran

Barang/ jasa

investasi

Modal

Penghasilan

atas modal

Penghasilan

atas investasi

fungsi

pembiayaan

fungsi

penanaman modal

dan produksi

Gambar 1. Siklus pembiayaan, penanaman modal dan produksi dalam perusahaan

Pendapatan Pribadi Pendapatan Rumah Tangga Pajak Pendapatan

1.2.TRANSAKSI EKONOMI

Pengertian perusahaan, secara konsepsional, dapat dilihat sebagai suatu unit ekonomi yang melakukan kegiatan transformasi input(output melalui suatu mekanisme transaksi ekonomi. Transaksi ekonomi ini terjadi mulai dari pemasok, faktor produksi, pabrik, distributor, pengecer, sampai konsumen akhir.

Seluruh unit ekonomi membutuhkan input, yang terdiri dari barang/jasa, uang, kredit, untuk memperoleh output yang berupa barang/jasa yang akan digunakan baik untuk diproses lebih lanjut oleh konsumen antara maupun untuk dikonsumsi oleh konsumen akhir. Dapat dilihat bahwa transaksi ekonomi merupakan kegiatan dasar dari seluruh unit ekonomi dan bersifat timbal balik.

Transaksi ekonomi dapat dibagi ke dalam tiga macam yaitu : pembiayaan, investasi, dan produksi. Transaksi pembiayaan berkaitan dengan pengadaan dana. Transaksi investasi berkaitan dengan pengalokasian dana yang berhasil dikumpulkan pada alternatif yang paling menguntungkan. Transaksi produksi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan operasi penciptaan penghasilan dari dana yang diinvestasikan.

BAB 2

PENGERTIAN DASAR DAN

PERKEMBANGAN MANAJEMEN

Dana bersumber dari pemegang saham, pemberi pinjaman, dan laba yang tidak dibagikan.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan investasi dan produksi merupakan kegiatan yang sangat erat hubungannya. Secara implisit dapat dikatakan bahwa proyek investasi adalah kesempatan yang dapat menciptakan penghasilan di masa depan, dan pembangkitan keuntungan, itu dilakukan melalui kegiatan produksi.

BAB 3

PROSES MANAJEMEN

2.1. PENGERTIAN MANAJEMEN

a.Stoner & Wankel : Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

b.Terry: Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan sumber daya manusia & sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN ( 7 M )

1. Manusia (Men) 6. Pasar (Market)

2. Bahan (Materials) 7. Manajemen(Management)

3. Mesin/peralatan (Machines)

4. Metode (Methods)

5. Modal uang (Money)

2.3. TINGKATAN MANAJEMEN

1. Tingkatan Manajemen Bawah (first line)

Pekerja dan mandor. Jangkauan perencanaan jangka waktu harian.

2. Tingkatan Manajemen Menengah (middle management)

Mengarahkan manajemen terbawah. Jangkauan perencanaan jangka waktu menengah

3. Top Manajemen. Hanya beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan bersifat strategis dan kurun waktu jangka panjang.

2.4. PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

2.4.1. Manajemen Ilmiah (Scientific Management)

Tokohnya F.W.Taylor.

Peningkatan Produktivitas suatu sistem produksi dapat dilakukan melalui peningkatan efisiensi tenaga kerja.

Muncul konsep pemberian upah perangsang.

Garis besar pemecahan masalah oleh Taylor adalah:

1. Identifikasi persoalan

2. Pengumpulan informasi

3. Perumusan hipotesis awal

4. Pembuktian Hipotesis

5. Pemecahan Masalah

Dalam buku Shop Management and The Principles of Scientific Management, prinsip-prinsip manajemen ilmiah dikembangkan adalah:

1. Pemakaian cara-cara ilmiah dalam pemecahan masalah-masalah manajemen sebagai ganti cara coba-coba.

2. Pemilihan pekerja secara ilmiah dengan tujuan menyesuaikan kemampuan pekerja & spesifikasi jabatan/pekerjaan

3. Pengembangan kerja sama yang baik antar manajer dengan pekerja.

Pemikiran-pemikiran mengenai manajemen ilmiah ini diperkaya dengan pendapat-pendapat para ahli. Salah satu ahli yang terkenal adalah suami-isteri Frank B dan Lilian M. Gilbreth yang mengembangkan studi gerakan (motion study) untuk perbaikan kerja.

Pengukuran waktu kerja dan penetapan efisiensi sampai sekarang masih digunakan, walaupun ada kelemahannya, walaupun sudah diberikan bonus tetapi produktivitas yang dihasilkan kurang memadai.

2.4.2.PENDEKATAN HUBUNGAN MANUSIA (HUMAN RELATION BEHAVIORAL APPROACH):

Pelopor manajemen ini adalah Elton Mayo. Pokok bahasannya adalah:

1. Perangsang finansial atau bonus uang tidak selamanya akan meningkatkan produktivitas kerja.

2. Perilaku menajemen, dalam hal ini manajer atau pengawas, juga mempengaruhi produktivitas pekerja. Perhatian pengawas pada bawahannya bisa memberi pengaruh baik pada produktivitas kerja.

3. Kelompok informal dalam lingkungan pekerja yang berfungsi sebagai lingkungan sosial pekerja juga mempengaruhi produktivitas pekerja.

Kelemahannya ternyata juga ada dalam pendekatan manajemen ini. Hasil-hasil penelitian dengan ilmu perilaku ini seringkali sulit diterapkan dengan praktis. Lebih dari itu tingkah laku manusia itu sendiri sangat rumit, sehingga sangat sulit untuk dipelajari.

2.4.3.PENYELIDIKAN OPERASIONAL (OPERATIONS RESEARCH)

Pada perang dunia ke II sekutu mengembangkan teknik-teknik optimasi, ternyata dapat dipakai di dunia industri, sehingga terus dikembangkan, selanjutnya mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen.

Menurut aliran ini persoalan dalam manajemen adalah:

1. Optimasi masukan -( keluaran

2. Pemodelan persoalan secara matematis.

Contoh, ingin mencapai penghematan biaya produksi tanpa mengurangi mutu produk tersebut. Dengan mengoptimasi variabel-variabel yang mempengaruhi biaya produksi seperti biaya untuk bahan, biaya untuk tenaga kerja, yang dengan sendirinya mempengaruhi mutu produk, maka tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Metode ini dimanfaatkan dalam manajemen proyek. (teknik kuantitatif).

2.4.4. MANAJEMEN DENGAN PENDEKATAN SISTEM

Memandang manajemen sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan dari beberapa bagian yang disebut subsistem, dan mempunyai suatu tujuan tertentu. Setiap sistem memiliki masukan-masukan tertentu dan memiliki proses transformasi tertentu yang memproses masukan-masukan tersebut menjadi keluaran-keluaran tertentu. Sistem berada dalam suatu lingkungan tertentu yang sangat mempengaruhi, dan sifat lingkungan adalah sulit untuk dikendalikan. Misalkan suatu perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka situasi ekonomi, dan persaingan, merupakan lingkungan sistem yang akan mempengaruhi setiap aktivitas perusahaan dan sulit untuk dikendalikan.

Manajemen yang baik harus dapat mengendalikan subsistem-subsistem yang dimilikinya dengan baik dan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang dapat terjadi dalam lingkungan.

2.4.5. MANAJEMEN DENGAN PENDEKATAN SITUASIONAL (CONTINGENCY APPROACH):

Pendekatan situasional ini dikembangkan berdasarkan kenyataan bahwa banyak pemecahan masalah manajemen yang efektif disuatu tempat belum tentu berhasil di tempat yang lain, karena faktor keadaanlah yang menyebabkannya.

Suatu perusahaan ingin meningkatkan produktivitas pekerjanya, manajemen dengan pendekatan perilaku akan segara mengusahakan pengembangan motivasi kerja pekerjanya. Tetapi dengan pendekatan situasional, pihak manajemen terlebih dahulu akan melihat keadaan pekerja. Bila pekerja masih belum memiliki ketrampilan yang baik, maka manajemen mungkin akan mengusulkan program penyederhanaan kerja. Sebaliknya jika pekerja sudah terampil, program yang mungkin baik dilakukan bukan penyederhaan kerja, melainkan pengayaan kerja.

BAB 4

PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

KERJA

3.1. PENGANTAR

Untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai manajemen , akan dibahas permasalahan manajemen dilihat dari sudut kegiatan-kegiatan utamanya.

Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi:

1. Penetapan tujuan (goal setting)

2. Perencanaan (planning)

3. Staffing

4. Directing

5. Supervising

6. Pengendalian (controlling)

Dalam proses manajemen seorang manajer membutuhkan saran prasarana, diantaranya adalah kekuasaan, tujuan, orientasi, manusia, serta sumber daya lainnya.

Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, diantaranya adalah:

1. Legitimate Power: kekuasan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu.

2. Coercive Power: kekuasaan untuk memaksa atau menghukum

3. Reward Power: kekusaan untuk memberikan penghargaan

4. Reference Power: kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau melakukan peniruan.

5. Expert Power: kekuasan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan ketrampilan.

3.2. PENETAPAN TUJUAN

Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen.

Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.

Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:

1. Spesifik: jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh.

2. Realitas: bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan

3. Terukur: memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan keberhasilannya

4. Terbatas waktu: mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus dicapai.

Dalam penetapan tujuan terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu pendekatan top down dan pendekatan bottom up.

3.3. PERENCANAAN

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi:Kebijaksanaan (policy) adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

1. Prosedur adalah rencana yang mendefinisikan tata cara pengerjaan suatu kegiatan secara kronologis.

2. Metode adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.

3. Standar yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatan-kegiatanyang direncanakan.

4. Anggaran yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu kegiatan.

5. Program adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Mengumo\pulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.

3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya.

4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan.

5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.

6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada.

7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta penjadwalan pelaksanaannya.

8. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.

3.4. STAFFING

Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan pengerahan, penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. (right people, right positon, right time)

Tentukan struktur organisasi yang akan dipakai, cari orang untuk menempati posisi dalam struktur.

Tetapkan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta ketrampilan sesuai persyaratan yang ditetapkan. Berdasarkan hal inilah baru dilakukan proses staffing.

Langkah-langkah dalam tahapan staffing:

1. Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia

2. Pengerahan tenaga kerja.

3. Seleksi

4. Pelatihan

5. Penilaian kinerja

6. Promosi, PHK, Pensiun

3.5. DIRECTING

Adalah usaha untuk memobilisasi sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Dalam directing ini yang penting adalah koordinasi, hal yang penting dalam koordinasi adalah:

1. Rentang kendali yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif.

2. Hirarki organisasi, sesedikit mungkin sehingga perintah atau informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang.

3. Adanya kesatuan komando.

3.6. SUPERVISING

Didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan organisasi.

Kelompok formal sesuai struktur organisasi, kelompok informal muncul diluar struktur, kelompok ini dapat meningkatkan kinerja organisasi tetapi juga dapat menghambat.

3.7. PENGENDALIAN

Proses penetapan apa yang telah dicapai yaitu evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

PENGAWAS PELAKSANA

SUPERVISOR A

PEKERJA

PELAKSANA

SUPERVISOR BSUPERVISOR C

PEKERJA

PELAKSANA

PEKERJA

PELAKSANA

GAMBAR BAGAN ORGANISASI GARIS

4.1. KONSEP ORGANISASI

Rosenzweig

1. Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok

2. Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja bersama.

3. Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama

Mathias Aroef (kerjasama)

Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuannya.

Pfiffner dan Sherwood (interelasi formal)

Organisasi adalah suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terikat dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis.

Bakke (unsur psikologi)

Organisasi sosial adalah sistem yang kontinu dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan. Fungsi organisasi tersebut adalah untuk memuaskan kebutuhan manusia dalam proses saling pengaruh-mempengaruhi denagn sistem-sistem yang lain dari aktivitas-aktivitas manusia dan sumber-sumber dalam lingkungannya.

Allen

Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukkan dan pengelompokkan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggungjawab dn menetapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.

4.2. CIRI-CIRI ORGANISASI

1. Adanya tujuan yang jelas.

2. Tujuan organisasi harus dapat dipahami oleh setiap orang yang ada dalam organisasi. Sehingga setiap anggota:

a. Mengetahui apa yang diharapkan oleh organisasi;

b. Memahami apa yang mereka harapkan dari organisasi;

c. Menyerasikan tujuan organisasi dengan tujuan mereka.

3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap individu dalam organisasi.

4. Adanya kesatuan arah dalam organisasi.

5. Adanya kesatuan perintah.

6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab.

7. Adanya pembagian tugas yang merata.

8. Struktur organisasi sesederhana mungkin.

9. Pola dasar organisasi harus mantap

10. Setiap orang yang berjasa harus mendapat imbalan yang setimpal.

11. Penempatan orang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya

12. Adanya jaminan jabatan.

13. Koordinasi.

Tanpa koordinasi akan terjadi:

1. Satuan-satuan organisasi sering bertengkar menuntut suatu bidang kerja.

2. Satuan organisasi saling melempar tanggungjawab.

3. Pembagian tugas organisasi tidak berjalan lancar.

Dengan koordinasi akan di dapatkan:

1. Dihindarkan pertentangan antar sesama anggota.

2. Dapat dihindarkan rasa dirinya yang terpenting.

3. Dihindarkan penyelesaian persoalan yang berlarut-larut.

4. Dihindarka adanya duplikasi kerja.

5. Tumbuh kesadaran untuk saling membantu.

6. Dihindarkan adanya kekosongan suatu pekerjaan.

7. Dapat saling memberitahu masalah yang dihadapi bersama.

8. Dapat dijamin adanya kesatuan langkah/sikap/tindakan antar para pejabat.

9. Dapat dijamin adanya kesatuan kebijaksanaan antar pejabat.

4.3. STRUKTUR ORGANISASI

Merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran.

Keuntungan penggunaan bagan organisasi:

1. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik dari perusahaan tersebut.

2. Bagan organisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang ada di dalam perusahaan

3. Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagi pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan.

4.4. BENTUK-BENTUK ORGANISASI

1. Organisasi Garis, organisasi tertua.

Keuntungan organisasi garis:

a. Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan

b. Pembagian tugas serta tanggungjawab dan kekuasaan cukup jelas

c. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan perintah sehingga mempermudah pemeliharaan disiplin dan tanggungjawab.

d. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat karena komunikasi mudah.

Kekurangan organisasi garis:

a. Bentuk organisasi ini tidak fleksibel

b. Kemungkinan pemimpin bertindak otoriter besar.

c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi kekacauan bila seseorang dalam garis organisasi hilang

KETUA

STT

STAF

AKADEMIK

STAF

ADMINISTRASI

STAF

LOGISTIK

KETUA JURUSAN

TEKNIK ELEKTRO

Garis koordinasi

Gambar Bagan Organisasi Garis dan Staf

KETUA

JURUSAN

TEKNIK MESIN

KETUA

JURUSAN

TEKNIK SIPIL

Garis Komando

2. Organisasi Garis dan Staf:

Dalam organisasi ini ada dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi itu, yaitu:

a. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka pencapaian tujuan, yang digambarkan dengan garis atau lini.

b. Orang yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini berfungsi hanya untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional. Orang-orang terebut disebut staf.

Di dalam organisasi garis dan staf:

a. Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dipergunakan secara maksimal.

b. Dalam melaksanakan pekerjaannya, anggota garis atau lini dapat meminta pengarahan serta informasi dri staf.

c. Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksanaan

d. Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan

Organisasi ini mempunyai kelebihan, seperti:

a. Adanya tugas yang jelas antara orang-orang yang melaksanakan tugas pokok dan penunjang

b. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbanmgkan secara matang oleh segenap orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.

c. Adanya kemampuan dan bakat yang berbeda-beda dari anggota organisasi memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.

d. Adanya ahli-ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih baik.

e. Disiplin para anggota tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan bakat keahlian, pendidikan dan pengalaman.

Kekurangan dari organisasi ini adalah:

a. Bagi para pelaksana operasional perbedaan antara perintah dan saran tidak selalu jelas.

b. Saran serta nasehat dri staf mungkin kurang tepat atau sulit dilaksanakan, karena kurang tanggungjawab terhadap pekerjaan.

c. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga gagasan tersebut dapat tidak berguna

d. Timbulnya kekacauan bila tugas-tugas tidak dirumuskan dengan jelas.

KEPALA BAGIAN PRODUKSI

SEKSI PRODUKSISEKSI TEKNISISEKSI TATA CARA

PEKERJA

PELAKSANA

PEKERJA

PELAKSANA

PEKERJA

PELAKSANA

Gambar Bagan Organisasi Fungsional

3. Organisasi Fungsional

Organisasi dengan bentuk ini merupakan suatu organisasi yang mendasarkan pembagian tugasnya serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh pejabat-pejabatnya. Organisasi ini tidak perlu menekankan pada hirarki struktural, tetapilebih pada sifat dan macam fungsi yang perlu dijalankan.

Dalam organisasi ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta harus mempertanggungjawabkannya pada masing-masing pejabat.

Kelebihan dari organisasi fungsional:

a. Adanya spesialisasi menyebabkan perencanaan tugas dapat dilakukan dengan baik

b. Spesialisasi karyawan dapat dilakukan secara maksimal.

c. Koordianasi dintara orang-orang dalam satu fungsi mudah dilaksanakan atau dijalankan.

d. Pekerjaan mental dapat dipisahkan dari pekerjaan fisik

Kekurangan organisasi fungsional adalah:

a. Tanggungjawab terbagi-bagi, sehingga bila terjadi suatu masalah tidak jelas siapa yang harus bertanggungjawab penuh.

b. Ditinjau dari segi karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan

c. Terjadinya saling mementingkan fungsi masing-masing menyebabkan koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan

d. Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karena anggota organisasi terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang keahliannya saja, sehingga untuk mengadakan pertukaran jabatan harus dilakukan suatu pendidikan yang intensif terlebih dahulu.

1

2

3

4

*

56

7

Keterangan:

*. Keterangan untuk berhenti dari salah satu pihak

1. Melengkapi formulir lamaran (Application forms)

2. Wawancara penyaringan awal

3. Ujian (test)

4. Penelitian latara belakang/ pemeriksaan referensi

5. Wawancara seleksi pendalaman

6. Pemeriksaan fisik

7. Penawaran kerja

4. Organisasi Komite/Panitia

Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari pada hasil pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari kelompok orang adalah dengan membentuk satu kelompok tetap yang disebut komite.

Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang yang diberi kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat keputusan bersama-sama.

Komite dapat dibagi atas empat macam, yaitu:

a. Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak (biasanya terdapat pada tingkat institusional)

b. Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunyai hak untuk menolak.

c. Komite penasehat

d. Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi.

BAB 10

ANALISIS TITIK PULANG

POKOK PRODUKSI

5.1. PENGANTAR

Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di dalam organisasi dikenal sebagai manajemen personalia, terdiri atas beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Pengadaan personil

2. Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan.

3. Pemberian imbalan

4. Integrasi personil ke dalam organisasi

5. Pemeliharaan terhadap personil yang ada

6. Pemberhentian personil

Definisi manajem,en personalia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari fungsi-fungsi pengadaan, pengembangan, pemberian imbalan, integrasi, pemeliharaan, dan pemberhentian personil dalam rangka mencapai tujuan individu pekerja, tujuan organisasi, serta tujuan sosial (lingkungan) dimana organisasi itu berada.

5.2. PENGADAAN PERSONIL

Perencanaan SDM dalam suatu organisasi dilakukan melalui analisa terhadap:

1. Faktor-faktor intern

- kualifikasi yang dibutuhkan pada saat ini dan dimasa mendatang.

- Kemungkinan adanya perluasan atau penciutan.

2. Faktor-faktor eksternsituasi dan kondisi pasaran kerja.

Beberapa langkah mendasar di dalam perencanaan SDM diantaranya sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan untuk masa mendatang.

2. Perencanaan untuk keseimbangan personil di masa depan

3. Perencanaan untuk rekrutmen dan seleksi, atau untuk pemberhentian.

4. Perencanaan untuk pengembangan

Dalam perencanaan SDM, data tentang pekerjaan dikumpulkan dan dianalisis untuk:

1. Keperluan rekrutmen dan seleksi

2. Menentukan jenjang karier

3. Perancangan jenjang karier

4. Menetapkan beban kerja yang sesuai

5. Menilai efektivitas program seleksi dan training.

Kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari, menyimpulkan, dan mencatat keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan dengan masing-masing job, secara sistematis dan teratur ini, disebut analisis jabatan (job analysis) yang pada intinya berisi tenyang:

1. Apa yang dilakukan pekerja yang bersangkutan

2. Bagaimana cara melakukannya

3. Mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukannya

4. Kemampuan apa yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut

Pada dasarnya analisis jabatan terdiri dari dua bagian, yaitu uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job spesification).

Uraian jabatan dapat merupakan suatu catatan yang sistematis mengenai tugas dan tanggungjawab suatu jabatan tertentu, berdasarkan fakta-fakta yang ada. Adapun manfaat dari uraian jabatan ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai dasar untuk mengevaluasi jabatan

2. Sebagai dasar untuk menentukan standar performansi dan alat untuk menilai performansi seseorang

3. Sebagai dasar untuk penerimaan pegawai

4. Sebagai dasar untuk merancang program pelatihan

5. Sebagai dasar untuk menyusun jalur promosi dan kesempatan kerja

Beberapa informasi yang perlu dicantumkan dalam membuat uraian jabatan biasanya meliputi:

1. Identifikasi jabatan: nama jabatan, jumlah pemangku, kode jabatan

2. Ichtisar jabatan: penjelasa singkat tentang jabatan sebagai informasi tambahan pada identifikasi jabatan.

3. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan: apa, mengapa, bagaimana, pekerjaan harus dilaksanakan

4. Pengawasan yang harus dilakukan/diterima: oleh siapa/kepada siapa

5. Hubungan dengan jabatan lain: vertikal, horisontal

6. Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan

7. Kondisi kerja: panas/dingin, berdebu, berminyak, berbahaya

8. Pendidikan,pelatihan,pengalaman yang diperlukan

9. Keadaan fisik dan mental

10. Pengetahuan dan ketrampilan

11. Umur dan jenis kelamin

Persyaratan jabatan adalah syarat minimum yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat menduduki suatu jabatan, dan dilaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Persyaratan jabatan meliputi unsur-unsur: pendidikan, latihan, pengalaman, keadaan fisik dan mental, pengetahuan dan ketrmpilan, umur dan jenis kelamin.

Berdasarkan atas uraian jabatan dan persyaratan jabatan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi jabatan (job evaluation). Evaluasi jabatan merupakan proses yang sistematis dan teratur untuk menentukan nilai relatif dri suatu jabatan, dalam hubungannya dengan jabatan lain. Tujuan utama dari evaluasi jabatan untuk menentukan struktur upah yang tepat antara jabatan-jabatan yang ada.

Secara garis besar, langkah-langkah dalam evaluasi jabatan adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan informasi tentang jabatan dengan cara: kuesioner, wawancara, atau pengamatan langsung.

2. Mengatur dan menyusun informasi-informasi di atas, yaitu merumuskannya dalam uraian jabatan dan persyaratan jabatan.

3. Mempelajari uaraian jabatan dan persyaratan jabatan dan kemudian membandingkan jabatan tersebut dengan jabatan lainnya berdasarkan metode tertentu.

4. Menetapkan nilai jabatan yang bersangkutan.

Cara untuk mendapatkan calon tenaga kerja dalam rangka rekrutmen ini dapat dilakukan dengan:

1. Memanfaatkan sumber intern

2. Menggunakan jasa karyawan/pegawai lama

3. Melalui lembaga pendidikan

4. Mengambil dari perusahaan lain

5. Melalui advertensi/iklan

6. Memanfaatkan kantor penempatan tenaga kerja yang ada

7. Mencari langsung ke tempat sumber tenaga kerja berada

Dengan banyaknya pelamar untuk menjadi tenaga kerja, maka perlu melakukan seleksi.

Proses seleksi standar pada suatu organisasi dapat digambarkan oleh diagram berikut ini

Kebutuhan Aktualisasi Diri

(mewujudkan cita-cita)

Kebutuhan akan Harga Diri

(dihargai dan dihormati)

Kebutuhan Sosial

(saling mencintai antar sesama)

Kebutuhan akan Rasa Aman

(melidungi demi kelangsungan hidupnya)

Kebutuhan Fisiologis

(kebutuhan akan makan minum dan sebagainya)

Gambar Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow

Agar tenaga kerja yang baru, dapat segera melaksanakan tugasnya pada jabatan baru tersebut, maka tenaga kerja tersebut diberikan pelatihan terlebih dahulu sesuai denagn jabatan yang akan didudukinya.

5.3. PENGEMBANGAN PERSONIL

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ketrmpilan dan pengalaman seorang pekerja, maka salah satu caranya adalah melalui program pelatihan, sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Penentuan kebutuhan program pelatihan dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:

1. Penilaian prestasi (performance appraisal): setiap pekerja dinalai berdasarkan standar atau sasaran prestasi yang ditetapkan

2. Analisis persyaratan jabatan: analisis mengenai persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu jabatan.

3. Analisis organisasi: analisis untuk melihat sampai sejauh manatingkay efektivitas dan keberhasilan mencapai tujuan.

4. Survei personil: pengumpulan pendapat dari personil yang ada, mengenai masalah-masalah yang mereka hadapi serta tindakan-tindakan yang perlu diambil untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah tersebut.

Pelatihan akan diberikan antara lain:

1. Jika ada perubahan/ perkembangan teknologi

2. Jika perlu untuk refreshing kemampuan-kemampuan yang sudah lama tidak digunakan

3. Jika mengalami promosi/ menjelang promosi

4. Jika saat pertama kali masuk kerja

Beberpa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan mutasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mutasi tidak boleh dirasakan sebagai suatu hukuman bagi si pekerja yang bersangkutan.

2. Mutasi dilakukan untuk mengusahakan prinsip orang yang tepat pada tempat yang tepat

3. Mutasi untuk meningkatkan kerja sama kelompok.

4. Mutasi untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.

5. Mutasi untuk menciptakan persaingan yang sehat.

6. Mutasi untuk menciptakan orang-orang yang dapat saling menggantikan.

7. Mutasi dilaksanakan berdasarkan peraturan dan kebijaksanaan.

Promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari suatu jabatan kepada jabatan lain yang lebih tinggi.

Syarat-syarat yang dapat dipertimbangkan sebagai dasar untuk melakukan promosi karyawan diantaranya:

1. Pengalaman

2. Tingkat pendidikan

3. Loyalitas(kesetiaan terhadap perusahaan tempat bekerja)

4. Kejujuran

5. Tanggung jawab

6. Kepandaian bergaul

7. Prestasi kerja

8. Inisiatif dan kreativitas.

5.4. PEMBERIAN IMBALAN (KOMPENSASI)

Pemberian imbalan atau kompensasi merupakan masalah yang sangat penting, mengingat setiap pekerja dalam organisasi mempunyai pangharapan atas sesuatu dari organisasi, sebagai penghargaan atas jerih payahnya selama bekerja.

5.5. INTEGRASI PERSONIL

5.5.1. Konsep-konsep psikologi

1. Hubungan Stimulus dan respon

2. Hubungan StimulusKognitifPerilaku

3. Hubungan StimulusHuman OrganismPerilakuKonsekuensi

5.5.2. Kebutuhan manusia

1. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow

EG1G2

M

D

Permintaan

terhadap

produk

Waktu

Catatan:

E = tahap pengenalan produk

G1 = tahap pertumbuhan permintaan dengan percepatan

G2 = tahap pertumbuhan stabil

M = tahap puncak

D = tahap kemunduran

Gambar Daur hidup produk

2. Teori dua faktor dari Herzberg.

Dalam suatu job(pekerjaan) dapat diamati dua hal yaitu sumber kepuasan dan sumber ketidak puasan. Sumber kepuasan berkaitan dengan isi dari pekerjaan. Sedangkan sumber ketidakpuasan kerja berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan.

3. Teori ERG dari Alderfer

Kebutuhan yang termasuk di dalam existence merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan aspek fisiologis agar manusia dapat mempertahankan keberadaannya. Kebutuhan yang termasuk di dalam relatedness needs menekankan pada pentingnya hubungan antar individu, atau hubungan sosial. Sedangkan kebutuhan yang termasuk di dalam growth needs berkaitan dengan keinginan seseorang untuk mengembangkan dirinya.

5.5.3. Teori motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai fktor pendorong yang berasal dari dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi pekerja.

Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motivasi sebab:

1.Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama; budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi yang berbeda pula.

2. Motif yang sama dapat diwujudkan dalam berbagaiperilaku yang tidak sama.

3. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui perilaku yang sama.

4. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk perilaku yang sulit untuk dijelaskan.

5. Suatu ekspresi perilaku dapat muncul sebagi perwujudan dari berbagi motif.

Motif yang ada pada manusia sebagai faktor pendorong dari perilaku manusia:

1. Motif kekuasaan

2. Motif berprestasi

3. Motif untuk bergabung

4. Motif Keamanan

5. Motif status

5.5.4. Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan akan sangat mempengaruhi performansi para pekerja bawahab.

Davis menyimpulkan adanya empat faktor yang dapat mempengaruhi kepemimpinan di dalam organisasi, yaitu:

1. Kecerdasan: seorang pemimpin mempunyai kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan para pengikutnya.

2. Kematangan dan keluasan sosial: seorang pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang cukup luas.

3. Motivasi dalam dan dorongan prestasi: seorang pemimpin mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai sesuatu tujuan, yang berasal dari dalam dirinya.

4. Hubungan manusiawi: seorang pemimpin mampu mengenali dan dapat menghargai para bawahan dan para pengikutnya.

Ada dua gaya kepemimpinan:

1. Beroreintasi kepada atasan, karakteristiknya adalah:

a. Melihat manusia dari segi negatif (manusia itu tidak suka bekerja, harus dikontrol, harus diarahkan/diperintah, tidak suka bertanggungjawab).

b. Autokrat, hanya mementingkan pelaksanaan/ penyelesaian tugas saja (tidak percaya kepada bawahan)

c. Tertutup

d. Lebih banyak memerintah

e. Menentukan apa yang harus dikerjakan serta cara mengerjakan tugas-tugas.

f. Lebih mementingkan aspek produksi.

2. Berorientasi kepada bawahan: karakteristiknya adalah:

a. Memandang manusia dari positif (pada dasarnya manusia itu suka bekerja, mau mendisiplinkan dirinya, ingin bertanggungjawab, kreatif)

b. Demokratis

c. Terbuka

d. Suportif atau partisipatif, berkemauan menunjang bawahannya, dapat menghargai bawahannya.

e. Lebh mementingkan aspek manusia.

5.6. PEMELIHARAAN PERSONIL

Mempertahankan dan meningkatkan kondisi dimana para pekerja mampu dan mau menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kebutuhan organisasi merupakan inti permasalahan pemeliharaan personil.

Aspek lain yang perlu dipelihara adalah aspek fisik dari personil, kesehatan dan keselamatan kerja.

5.7. PEMBERHENTIAN PERSONIL (PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA)

Pada prinsipnya, pemutusan hubungan kerja terjadi jika salah satu pihak(pihak karyawan atau pihak organisasi) merasa dirugikan apabila hubungan kerja kedua belah pihak tetap dipertahankan

BAB 6

PENGEMBANGAN PRODUK

6.1. PENGANTAR

Pengembangan produk mer7upakan titik awal dri kegiatan produksi, artinya pengembangan produk tidak lain merupakan pengejawantahan dari suatu usaha.

Pengembangan produk dapat dianggap sebagai suatu proyek, keberhasilan kegiatannya tergantung pada tiga aspaek sebagai berikut:

1.

Permintaan

Teknologi yang stabil

E

G1

G2

M

D

Permintaan

Teknologi

Produk

p1

Waktu

Permintaan

Waktu

Teknologi yang subur

G1

G2

M

D

E

Teknologi

Permintaan

p1

p4

p5

p3

p2

Produk

Permintaan

Teknologi yang

sangat dinamis

Permintaan

Waktu

M

D

E

G1

G2

Teknologi

T1

T2

T3

Gambar Daur hidup produk-teknologi

Kualitas produk yang dihasilkan Teknologi

2. Ketepatan waktu. Manajerial dari perusahaan

3. Biaya.

6.2. DIMENSI STRATEGI TEKNOLOGI

Teknologi sebagai determinan persaingan usaha

Tekonologi yang maju sesuai dengan kebutuhan konsumen, sesuai dengan kemajuan jaman akan memberikan dya tarik khusus bagi konsumen.

6.2.2.Karakteristik dinamika teknologi

Teknik permintaan

EG1

G2

MD

Pimpinan

perusaha

an dan

LITBANG

Pimpinan

perusaha

an

ProduksiPemasar

an

Pimpinan

perusaha

an & LIT

BANG

Teknologi

Stabil

Fungsi

kritis

Peran

LITBANG

Inovasi

Pengem

bangan

produk

Perbaikan

proses

Subur

Fungsi

kritis

Peran

LITBANG

Pimpinan Perusahaan

Pengembangan produk

LITBANG

LITBANG + Produksi

+ PemasaranLITBANG

InovasiInovasiPerbaikan proses

Sangat

dinamis

Fungsi

kritis

Peran

LITBANG

Pimpinan Perusahaan

LITBANGLITBANG + Produksi

+ PemasaranLITBANG

Teknologi substitusi

Perbaikan proses

Pengembangan produk

InovasiInovasi

Gambar Peran penelitian dan pengembangan serta fungsi yang lain

Daur hidup produk pada dasarnya dapat diuraikan atas lima tahap meliputi:

Tahap pengenalan produk di pasaran, dalam tahap ini laju pertumbuhan permintaan masih berjalan lambat.

Tahap pertumbuhan permintaan dengan percepatan: dalam tahap inipermintaan terhadap produk meningkat dengan laju pertumbuhan yang semakin tinggi.

Tahap pertumbuhan stabil: dalam tahap ini tingkat permintaan terhadap produk masih terus meningkat tetapi dengan laju pertumbuhan yang semakin menurun.

Tahap puncak: dalam tahap ini tingkat permintaan terhadap produk mencapai tingkat maksimum

Tahap kemunduran permintaan: dalam tahap ini permintaan terhadap produk semakin menurun.

Sumber

kebutuhan

Informasi

Konversi

Produk

Informasi

Perumusan kebutuhan

Gambar Inovasi produk sebagai satu proses satu demensi

Teknologi stabil pada umumnya berumur panjang

Tekonologi yang subur, keberhasilan usaha lebih ditentukan oleh kegiatan pengembangan produk.

Teknologi yang sangat dinamis, seperti teknologi transistor.

6.2.3.Peran penelitian dan pengembangan produk

Untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya secra cepat dan tepat, perusahaan harus mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian strategi usahanya.

6.3. Proses inovasi dalam perusahaan

Proses inovaasi dalam suatu perusahaan sangat ditentukan oleh strategi usaha, organisasi maupun penerapan teknik-teknik kreativitas yang tepat.

Proses Pengendalian

Transformasi

Proses pengorganisasian

Strategi

dan

Kebijak

sanaan

Kebutuhan

bertindak

Tindakan

Gambar Inovasi produk sebagai suatu proses dengan tiga demensi

Untuk memberikan gambaran mengenai proses inovasi, tinjauan dalam tulisan ini akan di mulai dengan model satu demensi seperti tersebut di bawah ini.

Proses inovasi dalam pengembangan produk

Tahap penumbuhan ide

1. Identifikasi kebutuhan

2. Identifikasi teknologi

3. Studi pendahuluan

4. Perumusan usulan proyek

Tahap pemanfaatan ide

1. Analisis proyek awal

2. Riset pasar

3. Estimasi ongkos

4. Rancang bangun

5. Evaluasi rancang banghun

6. Kalkulasi rancang bangun

Tahap persiapan

1. Pengujian kualitas

2. Persiapan produksi

3. Persiapan pemasaran

4. Pengujian pemasaran

Tahap implementasiAwal dari pemasaran produk

Model diatas menggambarkan pemenuhan kebutuhan melalui konversi sumber menjadi produk.

Dalam model kedua, proses inovasi produk ditentukan oleh strategi dan kebijaksanaan perusahaan yang memberikan arah pada kegiatan yang akan dilakukan

TABEL 7.2.

Pemasukan dan biaya Tunai (Rp. Juta)

Tahun ke

A. Pemasukan Tunai :

1. Hasil Penjualan

2. Pengembalian Modal

Kerja

3. Nilai Sisa Peralatan

Pemasukan Tunai

B. Biaya Tunai :

1. Biaya Pengembangan

2. Investasi

3. Modal kerja

4. Biaya Produksi

5. Pajak (50%)

Biaya Tunai

C. Dana Tunai

D. Kumulatif Dana Tunai

1

0

0

0

0

10

0

0

0

0

10

-10

-10

2

0

0

0

0

4

35

6

0

0

45

-45

-55

3

20

0

0

20

0

0

7

12

1,5

20,5

-0,5

-55,5

4

40

0

0

40

0

0

0

15

10

25

15

-40,5

5

60

0

0

60

0

0

0

19

18

37

23

-17,5

6

80

0

0

80

0

0

2

19

28

49

31

13,5

7

70

0

0

70

0

0

0

19

23

42

28

41,5

8

60

15

10

85

0

0

0

16

19,5

35,5

49,5

91

TABEL 7.2a.

Aliran Dana Tunai (Rp. Juta)

Tahun ke

A. Hasil Penjualan

B. Biaya Produksi

C. Keuntungan Sebelum

Depresiasi

D. Depresiasi

E. Keuntungan Sebelum Pajak

F. Pajak (50%)

G. Keuntungan Bersih

H. Pengembalian Modal Kerja

I. Nilai Sisa Peralatan

J. Depresiasi

K. Penerimaan Tunai

L. Biaya Pengembangan

M. Investasi

N. Modal Kerja

O.Pengeluaran Tunai

P. Dana Tunai

Q. Kumulatif Dana Tunai

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

0

0

10

-10

-10

2

0

0

0

5

-5

0

-5

0

0

5

0

4

35

6

45

-45

-55

3

20

12

8

5

3

1,5

1,5

0

0

5

6,5

0

0

7

7

-0,5

-55,5

4

40

15

25

5

20

10

10

0

0

5

15

0

0

0

0

15

40,5

5

60

19

41

5

36

18

18

0

0

5

23

0

0

0

0

23

-17,5

6

80

19

61

5

56

28

28

0

0

5

33

0

0

2

2

31

13,5

7

70

19

51

5

46

23

23

0

0

5

28

0

0

0

0

28

41,5

8

60

16

44

5

39

19,5

19,5

15

10

5

49,5

0

0

0

0

49,5

91

BAB 7

DASAR-DASAR EVALUASI

RENCANA INVESTASI

KONSEP DASAR

Dalam melakukan analisis ekonomi suatu rencana investasi, keputusan yang harus diambil haruslah mencerminkan keputusan yang rasional. Untuk ini diperlukan suatu metoda yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan obyektivitasnya. Analisis yang dilakukan dapat mencakup informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Aspek kuantitatif, yang berkaitan dengan hasil observasi seperti : data fisik, data organisasi, data finansial, dan data prosedur. Merupakan aspek yang memungkinkan digunakannya suatu metode dalam menyelesaikan masalah analisis ekonomi.

2. Aspek kualitatif, yang berkaitan dengan hasil observasi tentang hubungan dan aliran data yang ada. Umumnya sulit diperoleh.

3. Aspek opini, yang berkaitan dengan opini, intuisi dan perkiraan para ahli. Seringkali sulit digunakan karena adanya subyektivitas informasi yang diperoleh.

Suatu keputusan ekonomi yang berhasil pada dasarnya akan ditentukan oleh :

1. Pernyataan yang logis tentang tujuan yang harus dicapai.

2. Relevansi kriteria yang dapat digunakan untuk membandingkan alternatif dalam pencapaian tujuannya.

Berdasarkan motifnya, organisasi dapat dikelompokkan menjadi :

1. Organisasi usaha, yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan, namun dalam pencapaiannya tidak harus selalu langsung pada memaksimumkan keuntungan, melainkan dilakukan melalui :

- Menghasilkan barang dan atau jasa dengan biaya yang serendah mungkin.

- Menyerap tenaga kerja yang akan dipekerjakan menjadi tenaga ahli dan terampil.

- Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

2. Organisasi non usaha, mempunyai tujuan yang tidak nyata dan subyektif. Misalnya pemerintah, pendidikan, yayasan.

Dalam melakukan analisis suatu rencana investasi, pembandingan alternatif rencana investasi dapat dilakukan antara lain dengan metoda:

1. Analisis Nilai Sekarang

2. Analisis Nilai Tahunan

3. Analisis Laju Pengembalian

4. Analisis Rasio Manfaat Biaya

5. Analisis Periode Pengembalian

PENYUSUNAN ALIRAN DANA KEUANGAN (CASH FLOW)

Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas) suatu kegiatan usaha, ditentukan oleh aliran dana (cash flow) yang dapat dihasilkan. Demikian juga profitabilitas suatu rencana investasi ditentukan oleh perkiraan aliran dana. Aliran dana menyatakan jumlah serta saat diterimanya pemasukan tunai (cash income) dan jumlah serta saat dikeluarkannya ongkos tunai (cash cost) suatu rencana investasi.

Sebagai ilustrasi berikut ini dikemukakan suatu contoh perhitungan aliran dana.

CONTOH

Perusahaan PQR merencanakan membuat suatu produk baru, dan hasil peramalan penjualannya dinyatakan dalam bentuk perkiraan pendapatan seperti yang ditunjukkan pada tabel.

Tabel 7.1. Peramalan hasil penjualan

Tahun ke

1

2

3

4

5

6

7

8

Pendapatan

0

0

20

30

60

80

70

60

Pada tahun ke 1, diperlukan biaya sebesar Rp.10 juta untuk penelitian dan percobaa. Pada tahun ke 2 dikeluarkan uang sebesar Rp. 45 juta yang terdiri dari : biaya pembuatan perkakas sebesar Rp. 4 juta, untuk modal kerja sebesar Rp. 6 juta, dan untuk pembelian mesin sebesar Rp. 35 juta. Pada akhir pemakaian mesin, yaitu 7 tahun, mesin tersebut dapat dijual seharga Rp. 10 juta. Mesin ini didepresiasi dengan metoda garis lurus (nilai depresiasi = Rp.35 juta/7 tahun = Rp. 5 juta/tahun). Pada tahun ke 3, pengeluaran yang terjadi diperkirakan sebesar Rp. 19 juta, yang terdiri dari : Rp. 7 juta untuk tambahan modal kerja, dan Rp. 12 juta merupakan pengeluaran untuk buruh, material dan promosi. Pengeluaran pada tahun ke 4sampai dengan tahun ke 8, merupakan pengeluaran untuk buruh, material, dan promosi yang masing-masing sebesar :Rp.15 juta, Rp. 19 juta, Rp. 19 juta, Rp. 19 juta, dan Rp.16 juta. Selain itu pada tahun ke 6 diperlukan lagi modal kerja sebesar Rp. 2 juta, dan pada tahun ke 8 dilakukan pengembalian seluruh modal kerja. Pajak keuntungan yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut sebesar 50%. Gambaran mengenai Pemasukan Tunai dan Biaya Tunai serta Aliran Dana Tunai diperlihatkan pada tabel 2.2. Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungannya, maka Aliran Dana Tunai pada prakteknya dapat ditampilkan dalam bentuk seperti tabel 2.3.

Dapat dilihat dari tabel 2.3. bahwa investasi untuk produk baru, ternyata dapat menghasilkan keuntungan bersih mulai pada akhir tahun ke 3 (Rp.1,5 juta), tetapi dana tunai positif yang dimiliki terjadi pada akhir tahun ke 4 (Rp. 15 juta).

TABEL 7.6

Cashflow dengan Gradient

TahunCashflow

Uraian Cashflow ke dalam A dan G

Tahunan AKenaikan

0

1

2

3

4

5

- 10.000

3.000

5.000

7.000

9.000

11.000

3.000

3.000

3.000

3.000

3.000

0

2.000 (G)

4.000(2G)

6.000(3G)

8.000(4G)

TABEL 7.7.

Perumusan Tabel Bunga

FaktorFormula

1. Pembayaran Tub\nggal Bunga Berbunga

( Compound Amount Factor)

2. Pembayaran Tunggal Nilai Sekarang

(Present Value Factor)

3. Pembayaran Uniform

(Series Compound Amount Factor)

4. Simpanan Teratur

(sinking Fund Factor)

5. Penerimaan Teratur

(Capital Recovery Factor)

6. Nilai Sekarang Pembayaran Uniform

(Series Present Value)

7. Gradient Uniform Series

8. Gradient Present Value

(1 + i)

n

(1 + i)

-n

i

n

i11

1

1

n

i

i

11

1

n

i

n

ii

n

ii

n

i

1

11

11

1

n

i

n

i

n

i

n

i

n

ii

G 11

1

Notasi

(F/P, i % , n )

(P/F , i % , n )

(F/A , i %, n )

(A/F, i %, n )

( A/P, i %, n)

(P/A, i %, n )

( A/G, i %, n )

( P/G, i %, n )

Dapat dilihat dari tabel 2.2 bahwa investasi untuk produk baru, ternyata dapat menghasilkan keuntungan bersih mulai pada akhir tahun ke 3 (Rp.1,5 juta), dan nilai tunai positif yang dimiliki terjadi mulai pada akhir tahun ke 3 (Rp.3,5 juta).

KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU

Dalam mempelajari kegiatan investasi, pengertian bunga uang perlu diketahui. Bunga jika dilaihat dari sisi organisasi usaha ataupun individu dapat dipandang sebagai ongkos atas sewa uang. Sebagai contoh, apabila kita memiliki sejumlah uang tertentu dan uang tersebut digunakan sebagai modal usaha, maka kita harus memikirkan bahwa usaha tersebut harus dapat memberikan keuntungan. Dengan demikian penyewaan uang untuk digunakan pada usaha itu harus dapat memberikan ongkos sewa tertentu.

Jika kita memiliki uang sebesar Rp. 1.000,00 dan disimpan sebagai Tabanas dengan bunga 12% setahun, maka setelah 5 tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 1.762,00. Apabila tingkat bunganya 15% setahun, maka setaelah 5 tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 2.488,00. Dari contoh ini dapatlah diambil kesimpulan bahwa nilai sejumlah uang akan dipengaruhi oleh tingkat bunga dan periode waktu. Dengan demikian niali Rp. 1.000,00 pada saat ini tidak sama dengan nilai Rp. 1.000,00 pada saat yang akan datang. Hal ini dikenal sebagai konsep nilai uang terhadap waktu.

7.3.1. Bunga Sederhana (Simple Interest)

Jika sejumlah uang dengan nilai Rp.1.000,00 diusahakan selama 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 5% oer tahun, maka setelah 3 tahun nilai uang tersebut menjadi Rp.1.150,00.

Niali ini didapat dari:

Bunga oer tahun = 5% x Rp. 1.000,00 =Rp. 50,00

Bunga selama 3 tahun = 3 x Rp.50,00 = Rp. 150,00

Pengembalian modal = Rp.1.000,00

Jumlah = Rp.1.150,00

Sehingga untuk perhitungan bunga sederhana, nilai uang masa datang adalah :

Alternatif

Harga

Penghematan

per tahun

Umur pakai

(tahun)

Nilai Sisa

Mesin X

Mesin Y

2000

3000

450

600

6

6

100

700

F = P ( 1 + in ) (2-1)

Dimana :

P = nilai uang saat ini

i = tingkat bunga per periode waktu

n = periode penelaahannya

7.3.2. Bunga Berbunga (Compound Interest)

Persoalan bunga berbunga pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam :

1. Bunga diskrit

2. Bunga Kontinu.

Dalam kesempatan ini hanya akan dibahas bunga diskrit yang berarti bahwa niali bunga diperhitungkan pada setiap akhir periode waktu selama periode penelaahannya.

Dalam persoalan bunga berbunga, suatu penyimpanan uang dimana nilai bunga yang dihasilkan diperhitungkan pada akhir periode analisisnya, yang merupakan akumulasi bunga pada setiap akhir periode waktu diperhitungkan sebagai pokok pinjaman untuk periode berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut ini.

Contoh 2.3.

Jika sejumlah uang sebesar Rp.1.000,00 disimpan dengan tingkat bunga sebesar 5% setahun, maka pada akhir tahun ketiga nilai uang tersebut menjadi Rp.1.157,60, hal ini diperoleh dari perhitungan yang diperlihatkan pada tabel 2.4.

Tabel 2.4.

Untuk mendapatkan formulasi yang lebih umum, dirumuskan sebagai berikut :

P1 = Ongkos awal

P1 = Ongkos awal

S1 = Nilai sisa

T1 = Terminal

Value

S1 = Nilai sisa

14

7

0

F = P ( 1 + i )n

dengan :

F = Nilai uang pada akhir periode penelaahan

P = Nilai awal

i = Tingkat bunga per periode

n = Lamanya periode penelaahan.

Tabel 2.5

Perumusan Umum Perhitungan Nilai Akhir

Periode

awal

Nilai

Bunga

Nilai Akhir

1

2

3

P

P(1+i)

P(1+i)n-1

Pi

P(1+i)i

P(1+i)n-1i

P + Pi = P (1+i)

P (1+i) + P(1+i)i = P (1+i)(1+i) = P (1+i)2

P(1+i)n-1 + P(1+i)n-1i = P(1+i)n-1 (1+i) = P(1+i)n

Contoh 2.4.

Nilai uang yang disimpan pada awal tahun Rp.1.000,00. Tingkat Bunga 5% per tahun. Lamanya penyimpan 3 tahun P = Rp. 1.000,00, i = 5%, n = 3

Nilai uang pada akhir tahun ke 3 adalah :

F = 1000 ( 1 + 0.05 ) 3 = 1000 ( 1,158 ) = Rp. 1.158,00.

7.3.3. Nilai Sekarang (Present Value)

Seringkali kita menghadapi persoalan untuk menentukan beberapa penyimpanan yang harus dilakukan saat ini, apabila dengan tingkat bunga dan dalam waktu tertentu kita menginginkan sejumlah uang tertentu di masa datang. Untuk ini misalnya sejumlah uang di masa datang itu adalah F, maka nilai P diperoleh dengan cara memanipulasi persamaan (2-2) sehingga menjadi :

P-n = F (1+i) ...(2-3)

Contoh 2.5.

F = Rp. 1.150,00, i = 5% setahun, n = 3 tahun

P = 1158 (1+0.05)-3 = 1158(0.8638) = Rp 1.000,00.

7.3.4. Pembayaran Uniform/sama (Uniform Series Payment)

Apabila setiap periode dilakukan pembayaran dengan jumlahnya yang sama untuk setiap periode (A), maka nilai uang pada akhir periode penelaahan dengan tingkat bunga dan dalam waktu tertentu adalah :

F = A + A(1+i)+A(1+i)2+A(1+i)3++ A(1+i)n-1

= A ( 1+ (1+i)+ (1+i)2 + (1+i)3 + + (1+i)n-1 (.(2-4)

Ruas kiri dan kanan dikalikan dengan (1+i) sehingga dipeoleh

(1+i) F = (1+i) A ( 1+ (1+i)+ (1+i)2 + (1+i)3 + + (1+i)n-1 (

= A ( (1+i)+ (1+i)2 + (1+i)3 + + (1+i)n (...(2-5)

Jika persamaan (2-5) dikurangi persamaan (2-4), maka akan didapat

(1+i) F-F = A ( ( 1-I ) n 1 (

i.F = A ( ( 1+i)n 1 (

F = A

(

)

-

+

i

n

i

1

1

atau

A = F

(

)

-

+

1

1

n

i

i

Contoh 2.6

A = Rp. 100,00 , i = 4% setahun, n = 4 tahun

F = 100

(

)

-

+

04

0

1

3

04

0

1

,

.

F = 312,16

Contoh 2.7.

F = Rp. 5.000,00 , n = 10 , i = 4 %

A = 5000

(

)

1

04

0

1

04

0

10

-

+

.

(

.

A = 416,4547

7.3.5. Penerimaan Teratur ( Capital Recovery )

Apabila pada saat awal disim[pan sejumlah uang sebesar P, dengan tingkat bunga dan lama tertentu, maka penerimaan yang terdapat pada setiap periodenya dengan mensubstitusikan persamaan (2-2) ke persamaan (2-7) sehingga diperoleh

A = P

(

)

(

)

-

+

+

1

1

1

1

n

n

i

i

(2-8)

Contoh 2.7.

P= Rp. 10.000,00 , i = 4% per tahun, n = 5 tahun

maka

A = 10.000

(

)

(

)

-

+

+

1

5

04

0

1

5

04

0

1

04

0

.

.

.

= 2.246,30

7.3.6. Nilai Sekarang Pembayaran Uniform ( Present Value Uniform Series )

Apabila pada setiap akhir periode, dilakukan pembayaran sebesar A, untuk selama n periode, dengan tingkat bunga sebesar I maka, dengan memperhatikan persamaan (2-8), nilai sekarang dapat diperoleh dengan persamaan :

(

)

(

)

+

-

+

=

n

i

i

n

i

A

P

1

1

1

.. (2-9)

Contoh 2.8.

A = Rp. 100,00 , n = 6 tahun , i = 6% per tahun.

(

)

(

)

70

491

6

06

0

1

06

0

1

6

06

0

1

100

,

.

.

.

P

=

+

-

+

=

7.3.7. Uniform Gradient

Seringkali nilai cashflow tahunan tidak dalam niali yang besarnya konstan A, tetapi menunjukkan nilai yang semakin naik (turun) dengan tingkat perubahan yang konstan sebesar tertentu yang isebut sebagai gradient. Pada tabel 2.6 ditunjukkan contoh cashflow yang memperlihatkan adanya gradient, G mulai tahun ke 2.

P2 = Harga awal

T2 = Terminal value

S2 = Nilai Sisa

10

13

Gambar 8.1. Konsep Terminal Value

Dengan cara penurunan yang mirip dengan penurunan persamaan (2-6) atau

(2-7) maka akan dapat diperoleh persamaan

F =

(

)

-

-

+

n

i

n

i

i

G

1

1

(2-10)

Bila persamaan (2-2) disubstitusikan ke persamaan (2-10) tersebut maka akan diperoleh

P =

(

)

(

)

-

-

+

+

n

i

n

i

n

i

G

1

1

1

..(2-11)

Kemudian bila yang disubstitusikan ke persamaan (2-10) tersebut adalah persamaan (2-7) maka akan diperoleh

(

)

-

+

-

=

1

1

1

n

i

n

i

G

A

(2-12)

2.4.8. Tabel Bunga

Untuk memudahkan perhitungan faktor bunga, dapat digunakan tabel bunga. Tabel Bunga berisi faktor bunga untuk i tertentu dan n tertentu untuk berbagai faktor bunga yang secara lengkap perumusannya ditunjukkan pada tabel 2.7.

2.5. Hubungan Berbagai Faktor Bunga

Berbagai faktor bunga yang telah dibahas sebelumnya, memiliki berbagai hubungan tertentu yang dapat dibuktikan dan cukup menarik, yaitu :

1. Faktor bunga (F/P) dan (P/F) saling berkebalikan (F/P,i%,n) =1/(P/F,i%,n).

2. Faktor bunga (F/A) dan (A/F) saling berkebalikan (F/A,i%,n)=1/(A/F,i%,n)

3. Faktor bunga (A/P) dan (P/A) saling berkebalikan (A/P,i%,n)=1/(P/A,i%,n)

4. Faktor bunga (P/A) sama dengan penjumlahan faktor bunga (P/F) dari periode ke 1 sampai dengan periode ke n.

(P/A,i%,n) =

(

)

=

n

t

%,

i

,

F

/

P

t

1

5. Faktor bunga (F/A) sama dengan satu ditambah penjumlahan faktor bunga (F/P) dari periode ke 1 sampai dengan

-

=

+

=

1

1

1

n

t

)

n

%,

i

,

P

/

F

(

)

n

%,

i

,

A

/

F

(

6.Faktor bunga (A/P) sama dengan faktor bunga (A/F) ditambah dengan

i(A/P,i%,n) = (A/F,i%n) +i%

8 Milyar

8 Milyar

8 Milyar

8 Milyar

P = Biaya Kapitalisasi

BAB 8

METODA PEMBANDINGAN

RENCANA INVESTASI

8.1. PENGANTAR

Konsep ekivalensi nilai uang terhadap waktu, seperti yang dijelaskan pada bagian terdahulu, pada dasarnya menunjukkan suatu logika yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa, untuk suatu tingkat suku bunga yang dipilih, keadaan cashflow suatu rencana investasi akan mempunyai nilaiekivalensinya pada suatu saat tertentu atau suatu nilai serial (uniform) tertentu.

Berdasarkan konsep ini, diturunkan beberapa pembandingan yang digunakan untuk mengevaluasi beberapa rencana investasi, yang kemudian membandingkan nilai daya tarik relatif dari masing-masing rencana investasi tersebut, sehingga dapat dipilih rencana investasi terbaik diantara alternatif yang tersedia.

Metode-metode pembandingan tersebut adalah :

1. Analisis Nilai Sekarang ( Present Value Analysis)

2. Analisis Nilai Tahunan (Annual Value Analysis)

3. Analisis Laju Pengembalian (Rate Of Return Analysis)

4. Analisis Rasio Manfaat Ongkos (Benefit Cost Ratio Analysis)

5. Analisis Perioda Pengembalian (Payback Period Analysis)

8.2. ANALISIS NILAI SEKARANG

ANS digunakan untuk menentukan nilai ekivalen pada saat ini dari cashflow, pendapatan dan pengeluaran di masa datang dari suatu rencana investasi atau asset tertentu. Sehingga apabila cashflow, dimasa datang, dapat diperkirakan dengan pasti, maka dengan tingkat sukubunga yang dipilih dapat dihitung nilai sekarang dari rencana investasi tersebut. Atau untuk suatu aktiva (asset) tertentu, apabila cashflownya diketahui, dan dengan tingkat suku bunga tertentu yang diketahui pula, maka dapat dihitung harga aktiva tersebut apabila ingin dijual saat ini.

Pada ANS ini, horison perencanaan atau perioda penelaahan sangat penting diperhatikan karena sangat berpengaruh bagi ketepatan penggunaan metoda ini.

Berkenaan dengan perioda penelaahan ini, dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga kemungkinan situasi yang berbeda :

1. Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki perioda penelaahan yang sama.

2. Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki perioda penelaahan yang berbeda.

3. Rencana investasi memiliki perioda penelaahan yang tak terbatas (n = ~ )

8.2.1. Perioda penelahaan sama.

Sebuah rencana investasi dapat diterima apabila rencana investasi tersebut mempunyai nilai sekarang bersih (NSB) yang positif, NSB=0. Apabila evaluasi rencana investasi dilakukan terhadap beberpa alternatif yang bersifat saling terpisah, maka kriteria pemilihannya adalah memaksimumkan NSB dari rencana investasi yang diperbandingkan.

NSB ini merupakan selisih antar Nilai Sekarang Penerimaan dengan Nilai Sekarang Ongkos atau NSB = NS Penerimaan NS Ongkos

Contoh 8.1.

Sebuah perusahaan sedang memikirkan mesin yang sebaiknya dipilih diantara dua alternatif mesin yang ditawarkan. Kedua mesin tersebut, mesin A dan mesin B, masing-masing harganya adalah Rp. 1.000.000,00 dan mempunyai umur pakai yang sama, yaitu selama 5 tahun, dan tanpa nilai sisa (salvage value). Mesin A diperkirakan dapat menghemat ongkos operasi sebesar Rp. 300.000,00 pertahun. Mesin B akan menghemat ongkos operasi sebesar Rp. 400.000,00 pada tahun pertama, tetapi kemudian turun sebesar Rp. 50.000,00 pertahun, menyebabkan penghematan pada tahun kedua adalah Rp. 350.000,00, pada tahun ketiga adalah Rp. 300.000,00 dan seterusnya. Apabila tingkat suku bunga yang dipergunakan untuk analisis adalah 7 %, mesin mana yang sebaiknya dipilih ?

1.000.000,00

A = Rp. 300.000,00

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

1.000.000,00

Rp. 200.000,00

Rp. 250.000,00

Rp. 300.000,00

Rp. 350.000,00

Rp. 400.000,00

Mesin A

Mesin B

Mesin A

NSB = 300.000 (P/A,7%,5) 1.000.000

= 300.000 (4,100) 1.000.000

= 230.000

Mesin B

NSB = 400.000 (P/F, 7%,1) + 350.000 (P/F, 7%,2) + 300.000 (P/F, 7%,3) +

250.000 (P/F,7%,4) + 200.000 (P/F,7%,5)- 1.000.000

= 257.650

Atau

NSB = 400.000 (P/F, 7%,5) 50.000 (A/G,7%,5) = 257.650.

Terlihat bahwa NSB mesin B lebih besar dibandingkan NSB mesin A, maka yang harus dipilih oleh perusahaan tersebut adalah mesin B.

Contoh 8.2.

Sebuah perusahaan harus memutuskan untuk memilih satu antar dua alternatif mesin, mesin X atau mesin Y. Kedua alternatif mesin tersebut mempunyai karakteristik sebagaiberikut (satuan uang adalah ribuan rupiah) :

Alternatif

A

B

C

D

Total Investasi

0

50.000

95.000

150.000

Penerimaan pertahun

0

5.100

10.000

15.000

Nilai Sisa

0

30.000

30.000

40.000

Apabila tingkat sukubunga adalah 8% pertahun, maka alternatif mana yang harus dipilih ?

Alternatif mesin X :

NSB = 450 (P/A,8%,6) + 100 (P/F,8%,6) 2000

= 450 (4,623) + 100 (0,6302) 2000

= 143,37

Alternatif mesin Y :

NSB = 600 (P/A, 8%,6) + 700(P/F,8%,6) 3000

= 600 (4,623) + 700 ( 0,6302) 3000

= 214,940

Oleh karena NSB alternatif Y lebih besar dari NSB alternatif X, maka yang harus dipilih adalah mesin Y.

8.2.2.Perioda Penelaahan Berbeda

Pada uraian diatas telah dikemukakan bahwa masalah perioda penelaahan pada ANS perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap hasil analisis. Pada contoh 8.1. dan contoh 8.2., umur pakai dari masing-masing alternatif adalah sama. Dalam praktek mungkin umur analisis dari alternatif yang dievaluasi berbeda. Apabila terjadi perbedaan dlam umur pakai, maka ANS harus dilaksanakan pada kondisi perioda analisis yang sama. Oleh karena itu ANS perlu didahului oleh langkah penyamaan perioda analisisnya.

Contoh 8.3.

Andaikata umur pakai dari alternatif X pada contoh 8.2. adalah 8 tahun, bukan 6 tahun, maka alternatif mana yang harus dipilih ?

Untuk memecahkan persoalan ini, maka langkah awal adalah menyamakan perioda penelaahannya. Pada kondisi seperti ini, maka analisis dilakukan pada perioda 24 tahun, yaitu sebagai kelipatan terkecil dari perioda penelaahannya. Pada setiap akhir umur pakai, diasumsikan, mesin yang bersangkutan dibeli lagi, dan karakteristiknya sama dengan semula. Sehingga dengan demikian kondisi masalah ini menjadi :

2000

2000

2000

550

550

550

A = 450

0

8

16

24

Mesin X

3000

3000

3000

3000

A = 600

1300

1300

1300

1300

0

24

6

12

18

Mesin Y

Mesin X :

NSB = 450 (P/A, 8%,24) + 100 (P/F,8%,8) + 100 (P/F,8%,16) + (P/F 8%,24) 2000-

2000 (P/F,8%,8) 2000(P/F,8%,16)

= 1.172,640

Mesin Y :

NSB = 600(P/A,8%,24) + 700(P/F,8%,6) + 700(P/F,8%,12) + 700(P/F,8%,18) +

700(P/F,8%,24) 3000-3000(P/F,8%,6) 3000(P/F,8%,12)

3000(P/F,8%,18)

= 489,540

Dengan demikian, apabila umur pakai mesin X adalah 8 tahun, sedangkan mesin Y tetap seperti semula, yaitu 6 tahun, dan karakteristik lainnya tidak berubah, maka mesin X lebih menguntungkan dibandingkan dengan mesin Y. Oleh karena itu pilih mesin X.

Tampaknya, dalam kaitan menyamakan perioda analisis, pada contoh 3.3. diatas masih dapat dikatakan cukup beralasan. Tetapi bagaimana apabila alternatif yang satu mempunyai umur pakai 7 tahun sedang yang yang lainnya adalah 13 tahun? Apakah kemudian disamakan menjadi 91 tahun ? Barangkali hal ini sukar diterima dalam dunia nyata.

Untuk situasi seperti ini, perlu diperkirakan nilai suatu tahun tertentu, yang kemudian disebut sebagai terminal value, sebelum akhir dari umur pakainya. Gambar berikut ini dapat menunjukkan, dengan contoh, penggunaan konsep terminal value tersebut.

Ongkos Awal

Ongkos

pemeliharaan/tahun

Umur pakai

Teknologi A

Teknologi B

Rp.5,5 milyar

0

permanen

Rp. 5 milyar

0

50 tahun

i

(P/A,I,5)

6%

7%

8%

4,212

4,100

3,993

Dapat dilihat bahwa alternatif yang satu, pada gambar 8.1. di atas, diasumsikan dibeli kembali setelah habis masa 7 tahun pertama, tetapi kemudian diperkirakan terminal valuenya pada tahun ke 10. Sedangkan alternatif yang lainnya tidak perlu dibeli lagi tetapi juga diperkirakan terminal valuenya pada tahunke 10. Penentuan pada tahun mana terminal value itu perlu diperkirakan sangat tergantung kepada kondisi yang terjadi pada kasus yang dihadapi, tidak ada suatu ketentuan yang baku.

Secara umum dapat dikatakan bahwa terminal value merupakan penjumlahan (nilai ekivalensi) dari nilai sisa dan opportunity dari sisa umur pakainya. Oleh karena itu terminal value akan lebih besar dibandingkan nilai sisa.

8.2.3. Perioda Analisis Tidak Terbatas.

Masalah lain yang dihadapi pada kegiatan ANS adalah apab ila alternatif rencana investasi memiliki umur pakai tak hingga (n= ~ ). Kasus ini sering terjadi pada analisis proyek-proyek pemerintah, karena proyek pemerintah tersebut keberadaannya akan terus dipertahankan. Artinya, apabila proyek pemerintah sudah habis masa umur pakainya, maka proyek sejenis akan dibangun kembali, dan hal ini terus dilakukan pemerintah sampai waktu yang tak terbatas. Misalnya jalan raya, irigasi, pipa air minum, dan sebagainya, akan dibuat relatif permanen. Pada situasi ini, yaitu pada situasi umur analisis tak-hingga, niali sekarang dari ongkos disebut sebagai Capitalized Cost

Contoh 8.4

Misalkan seorang hartawan menyimpan uangnya disebuah Bank sebesar Rp. 200.000.000,00 dengan tingkat suku bunganya 10% pertahun. Berapa jumlah uang yang boleh diambil setiap tahunnya bila dia menginginkan uangnya tetap sebesar Rp. 200.000.000,00 ?

Tentu saja, jawabnya mudah sekali, setiap tahun ia dapat mengambil uangnya 10% x Rp. 200.000.000,00, yaitu sebesar Rp. 20.000.000,00. Situasi ini dapat diperlihatkan sebagai berikut (satuan dalam Rp. juta).

P tahun pertama

200----------------200+20 = 220

diambil iP = 20 tahun kedua

200----------200 + 20 = 220

diambil iP = 20

200 dan seterusnya

Dapat dilihat bahwa dari nilai awal P dapat diambil setiap tahunnya (annual) sebesar iP atau : untuk n = ~ A = iP

Dari hubungan ini dapat dinyatakan suatu ongkos kapitalisasi dengan rumusan :

Ongkos Kapitalisasi =

i

A

sukubunga

ahun

Ongkospert

=

Contoh 8.5.

Sebuah rencana pemasangan pipa untuk menyalurkan air dari tempat penampungannya keseluruh konsumen air bersih di sebuah kota, memerlukan ongkos pemasangan pipa sebesar Rp. 8 milyar, dan harus diperbaharui setiap 70 tahun. Bila tingkat sukubunga adalah 7%, berapa besarnya ongkos kapitalisasi dari proyek tersebut ?

Tahun

Aliran Dana

0

1

2

3

4

- 700

100

175

250

325

Ongkos pemasangan sebesar Rp. 8 milyar pada tahun ke 70 mempunyai nilai ekivalensi tahunan pada 70 tahun yang pertama sebesar :

A = 8 milyar (A/F,7%,70) = 8 milyar (0,0006)

= 4.800.000,00

Nilai ekivalensi tahunan pada 70 tahun yang kedua dari ongkos pemasangan Rp. 8 milyar pada tahun ke 140, nilai ekivalen tahunan pada 70 tahun yang ketiga dari Rp. 8 milyar pada tahun ke 210, dan seterus

nya, adalah sama, sebesar Rp. 4.800.000,00.

Dengan demikian ongkos kapitalisasi dapat dihitung, yaitu sebesar :

P = 8 milyar +

=

i

A

8 milyar +

milyar

069

,

8

07

.

0

000

.

800

.

4

=

Cara lain untuk memecahkan persoalan tersebut adalah dengan menentukan nilai ekivalensi tahunan dari ongkos pemasangan, Rp. 8 milyar pada tahun ke 0, pada 70 tahun yang pertama, yaitu sebesar :

A = 8 milyar (A/P,7%,70) = 8 milyar (0,0706)= Rp. 564.800.000,00

Karena niali A ini akan sama untuk 70 tahun yang kedua, dan seterusnya, maka capitalized cost dapat dihitung sebesar :

P =

milyar

069

,

8

07

,

0

000

.

800

.

564

=

Contoh 8.6.

Seorang investor membayar Rp. 8.000.000,00 kepada sebuah perusahaan konsultan, untuk menganalisis pemanfaatan sebidang tanah yang dapat dibelinya dengan harga Rp. 30 juta. Konsultan mengajukan beberapa alternatif berikut ini (satuan uang dalam ribuan rupiah, dan perioda analisis adalah 20 tahun) :

Tahun

0

1

2

3

4

Aliran Dana

-100

20

30

20

40

5

40

Apabila diasumsikan bahwa tingkat sukubunga i = 10% maka alternatif mana yang sebaiknya dipilih ?

Alternatif A menunjukkan alternatif tidak berbuat apa-apa. Artinya tidak memilih nalternatif yang ditawarkan masih ada alternatif lain, yaitu tidak memilih semua alternatif yang ditawarkan tersebut.

Ongkos investasi yang dinyatakan di atas, sudah termasuk nilai tanah tetapi tidak termasuk ongkos yang dibayarkan kepada konsultan yang besrnya Rp. 8.000.000 tersebut. Ongkos konsultan, untuk suatu laporan usulan yang mempunyai nilai profesional ini, tidak relevan lagi dengan pemilihan alternatif dari salah satu dari 4 alternatif A,B,BC,D tersebut, atau dikenal sebagai ongkos kedaluwarsa (sunk cost).

Sehingga dengan demikian contoh 8.6. ini dapat diselesaikan sebagai berikut :

Alternatif A : tidak berbuat apa-apa----- NSB = 0

Alternatif B :

NSB = -50.000 + 5100 (P/A,10%,20) + 30.000 (P/F,10%,20) = - 2120

Alternatif C :

NSB = -95.000 + 10.500(P/A,10%,20) + 30.000(P/F,10%,20) = - 1140

Alternatif D :

NSB = -150.000 + 15.000(P/A,10%,20) + 40.000(P/F,10%,20) = - 16.350

Dapat dilihat bahwa alternatif A mempunyai NSB terbesar, sehingga dengan demikian sebaiknya investor tersebut tidak melakukan kegiatan apa-apa.

8.3. ANALISIS NILAI TAHUNAN (ANT)

ANT digunakan untuk menentukan nilai ekivalen tahunan uniform (serial) yang berasal dari cashflow yang dimiliki oleh suatu rencana investasi atau aktiva (asset). ANT ini sering digunakan karena adanya kecenderungan yang luas dikalangan praktisi untuk menyatakan prestasi ari suatu kegiatan dengan ukuran tahunan; misalnya pernyataan mlaba rugi (income statement) dari sebuah perusahaan atau, orang kebanyakan lebih mudah mengerti apabila dinyatakan proyek tersebut memberi keuntungan sebesar sekian juta setiasp tahunnya selama sekian tahun.

Pada ANT, apabila sebuah rencana investasi mempunyai niali tahunan bersih positif, atau NTB

0, maka rencana investasi tersebut dapat diterima.Sedangkan kriteria pemilihan rencana investasi pada ANT dari beberapa alternatif yang saling terpisah (mutually exclusive) adalah memaksimumkan NTB dari investasi yang diperbandingkan tersebut. NTB ini merupakan selisih antara nilai tahunan penerimaan dengan nilai tahunan ongkos, atau :

NTB = NT dari penerimaan Nt dari ongkos

NTB ini dapat dihitung langsung dari NSB yang telah diketahui dengan cara :

NTB = NSB (A/P,i,n)

= NS penerimaan (A/P,i,n) NS ongkos (A/P,i, n)

8.3.1. Perioda penelaahan sama

Contoh 8.7.

Pada contoh 8.1., masalah diselesaikan dengan ANS, maka apabila masalah tersebut diselesaikan dengan ANT, hasilnya adalah sebagai berikut.

Mesin A :

NTB = 300.000 1.000.000 (A/P,7%,5) = Rp. 56.100

Mesin B :

NTB = 400.000 50.000 (A/G,7%,5) 1.000.000 (A/P,7%,5) = Rp. 62.850.

Dapat dilihat bahwa NTB dari mesin B lebih besar dibandingkan NTB mesin A, sehingga dengan demikian yang harus dipilih adalah mesin B. Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan sebelumnya, pada contoh 8.1.

8.3.2. Perioda Penelaahan Berbeda

Telah dikemukakan di depan, bahwa pada ANT perbedaan perioda penelaahan tidak berpengaruh terhadap hasil ANT, oleh karena itu tidak perlu dipersamakan. Atau dengan perkataan lain ANT dari suatu rencana investasi denganumur pakai semula akan sama dengan ANT setelah umur pakai disesuaikan (apabila ingin disamakan dulu). Untuk memperjelas pernyataan tersebut, berikut ini akan diperlihatkan perhitungan NTB untuk mesin Y pada contoh 8.2, pada umur pakai 6 tahun dan NTB mesin setelah disesuaikan sebagai alternatif dengan umur pakai 24 tahun.

Untuk n = 6 tahun :

NTB mesin Y = 600 + 700(A/F,8%,6) = 46,51

Untuk n = 24 tahun

NTB mesin Y = 600 + { 700(P/F,8%,6) +700(P/F,8%,12) +700(P/F,8%,18)

+700(P/F,8%,24) }(A/P,8%,24 - {3000 + 3000(P/F,8%,6) +

3000(P/F,8%,12) + 3000(P/F,8%,18) }(A/P,8%,24) = 46,51

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa alternatif rencana investasi yang akan dibandingkan yang memiliki umur pakai yang berbeda tidak perlu disamakan dulu, tetapi langsung saja dihitung NTB nya masing-masing pada umur pakai semula, yang berbada tersebut, karena akan menghasilkan nilai ekivalen tahunan yang sama.

8.3.3.Perioda Penelahaan Tak Hingga

Memperhatikan bahwa NTB suatu alternatif tertentu itu tidak berbeda, baik untuk umur pakai tertentu maupun pada umur pakai yang lain (dengan asumsi adanya penggantian atau replacement yang identik), maka dapat disimpulkan bahwa NT untuk perioda penelaahan yang hingga, sama dengan NT untuk perioda penelaahan tak hingga.

Contoh 8.8.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di sebuah kotamadya akan membengun saluran air minum ke para langganannya. Ada dua alternatif teknologi yang dipilih, yaitu dengan teknologi A atau B. Kedua alternatif teknologi tersebut adalah sebagai berikut (masing-masing mempunyai nilai sisa nol) :

-4,02

10,16

15 %

10 %

Bila tingkat suku bunga adalah 6% pertahun, maka teknologi mana yang sebaiknya dipilih oleh PDAM ?

Teknologi A

A = iP

= 0,06 x Rp.5,5 milyar = Rp. 330 juta

Teknologi B

B = 5,5 milyar ( A/P, 6%, 50) = Rp. 317 juta

Dengan demikian maka PDAM sebaiknya memilih alternatif Teknologi B, yaitu yang setiap 50 tahun dilakukan penggantian bukan teknologi A yang mempunyai umur pakai tak hingga.

8.4. ANALISIS LAJU PENGEMBALIAN (ALP)

Tingkat Pengembalian atau Internal Rate of Return(IRR), dari suatu investasi atau suatu penggunaan dana dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan menyebabkan nilai ekivalen ongkos/investasi sama dengan nilai ekivalen penerimaan.

Menghitung IRR pada dasarnya adalah menentukan i sedemikian sehingga persamaan berikut berlaku :

NSB = 0

NS penerimaan NS ongkos = 0

1

=

NSongkos

an

NSpenerima

NTB = 0

NT penerimaan NT ongkos = 0

1

=

NTongkos

an

NTpenerima

Contoh 8.9.

Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 8.200.000,00 akan memberikan penerimaan sebesar Rp.2.000.000 pertahun selama 5 tahun. Berapa IRR dari proyek investasi tersebut ?

Alternatif Dengan

Alternatif Dengan

Selisih

Ongkos investasi

lebih tinggi

= Ongkos investasi

lebih rendah

+ (perbedaan)

di antaranya

Situasi

Keputusan

Pilih alternatif dengan ongkos investasi yang lebih tinggi

Pilih alternatif dengan ongkos investasi yang lebih rendah

IRR > MARR

IRR < MARR

4,1

i,5)

(P/a,

1

8200

i,5)

(P/A,

2000

1

biaya

NS

penerimaan

=

=

=

NS

Dari tabel bunga dapat dilihat

A

B

C

D

Alternatif

terbaik

Sehingga dapat dinyatakan bahwa investasi tersebut mempunyai IRR = 7%.

Contoh 8.10

Sebuah proyek mempunyai aliran dana (cashflow) sebagai berikut :

Tahun

Alternatif 1

Alternatif 2

- 10

15

0

1

- 20

28

Hitung IRR dari proyek tersebut.

NTB = 0

NTB = 100 (A/F,i,1) + 175(A/F,i,2)+250(A/F,i,3)+325(A/F,i,4) 700 = 0

Nilai i ditentukan dengan cara coba-coba (trial and error) sebagai berikut :

Coba i = 5 %

NTB = 100(A/F,5%,1)+175(A/F,5%,2)+250(A/F,5%,3)+325(A/F,5%,4)- 700 = 11

Ternyata dengan i = 5%, diperoleh NTB >0, yang berarti nilai i =5% ini terlalu kecil untuk mendapatkan NTB = 0. Oleh karena itu perlu dinaikkan.

Coba i = 8%

NTB = 100(A/F,8%,1)+175(A/F,8%,2)+250(A/F,8%,3)+325(A/F,8%,4)-700

= -6

Dengan i = 8% diperoleh NTB < 0, yang berarti nilai i = 8% ini terlalu besar dan perlu diturunkan kembali. Dari kedua nilai NTB ini dapat disimpulkan bahwa

5% < IRR < 8%. Bila dicoba dengan i = 7%, maka akan diperoleh NTB = 0, yang berarti bahwa proyek tersebut mempunyai IRR = 7%.

Contoh 8.11

Hitung IRR dari proyek yang mempunyai aliran dana sebagai berikut :

Alternatif

NSB

IRR

1

2

4,15

6,40

50%

40%

Untuk i = 10% NSB = 10,16

Untuk i = 15 % NSB = -4,02

Dari kedua nilai NSB tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk proyek

10% < IRR < 15%, dan dapat digambarkan dengan grafik berikut :

Alternatif 2

Selisih

-10

15

- 20

28

- 10

13

Alternatif 1

Sehingga :

%

13,58

)

4,02

10,16

10,16

(

10%)

-

(15%

10%

IRR

=

+

+

=

Bila rencana investasi yang dievaluasi hanya satu buah, maka alternatif rencana investasi tersebut dapat diterima apabila mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum attractive rate of return :MRRR) oleh investor, bila sebaliknya maka alternatif tersebut ditolak.

Bila alternatif rencana investasi yang dievaluasi lebih dari satu buah, maka digunakan metoda inkremental. Metoda inkremental pada ALP dapat dijelaskan sebagaim berikut.

Misalkan terdapat dua alternatif yang harus dievaluasi. Kedua alternatif tersebut dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut :

A

B

C

D

E

Ongkos investasi

Penerimaan pertahun

IRR

4000

639

15%

2000

410

20%

6000

761

11%

1000

117

10%

9000

785

6%

Selisih atau perbedaan ini dapat dilihat sebagai proyek semu (dummy) yang bisa juga dimiliki (dapat dihitung) IRRnya. IRR dari proyek semu ini disebut sebagai IRR inkremen atau IRR.

Kriteria pemilihan pada kondisi ini, yaitu adanya 2 alternatif, adalah :

A

B

C

D

E

Ongkos investasi

Penerimaan pertahun

IRR

4000

639

15%

2000

410

20%

6000

761

11%

1000

117

10%

9000

785

6%

ONGKOS PRODUKSI DAN PENENTUANNYA

PENGGOLONGAN ONGKOS

Bila alternatif yang diperbandingkan lebih dari dua buah, maka langkah pertama adalah menentukan urutan proyek berdasarkan ongkos investasi, dan disusun dari proyek dengan ongkos investasi terendah ke tertinggi. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis inkremental proyek urutan 1 dan 2, kemudian alternatif terpilih dibandingkan dengan proyek urutan ke 3 dan seterusnya.

A

B

C

D

E

Ongkos investasi

Penerimaan pertahun

IRR

4000

639

15%

2000

410

20%

6000

761

11%

1000

117

10%

9000

785

6%

Contoh 8.12

Misal dua alternatif dengan aliran dana sebagai berikut :

A

B

C

D

E

Ongkos investasi

Penerimaan pertahun

IRR

4000

639

15%

2000

410

20%

6000

761

11%

1000

117

10%

9000

785

6%

Tentukan alternatif terpilih jika MARR = 6%

Alternatif 1 :

NSB = -10 + 15 (P/F, 6%,1) = 4,15

Besarnya IRR, dapat ditentukan sebagai berikut :

NSB = -10 + 15 (P/F,i, 1) = 0------(P/F,i, 1) = 0,667.

IRR = 50%

Alternatif 2 :

NSB = -20 + 28(P/F,6%,1) = 6,