Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

309
SYAUQI JAZULI 1112053000037 MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU DAKWAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Transcript of Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Page 1: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

SYAUQI JAZULI

1112053000037

MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU DAKWAH

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 2: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. SISTEM KEUANGAN

DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A. Konsep Uang

1. Pengertian Uang

a. Secara hukum, uang adalah sesuatu yang dirumuskanoleh undang-undang sebagai uang. Secara fungsi, uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsisebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai: alat tukar-menukar, penyimpan nilai, satuan hitung, dan alatpembayaran tertunda.

b. Dalam Fiqh Islam, uang biasa disebut dengan nuqudatau tsaman. Secara umum, uang dalam Islam adalahalat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barangdan jasa untuk memperlancar transaksiperekonomian.

Page 3: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Jenis-jenis Uanga. Commodity money (uang komoditas), merupakan alattukar yang memiliki nilai komoditas apabila tidakdigunakan sebagai uang. Uang Komoditas terbagi atas:

1). Full-bodied money, mencetak uang pada komoditasyang bernilai penuh seperti emas dan perak.2). Representative money, yaitu uang yang dicetak

tidak terbuat dari logam mulia tetapi merupakanrepresentasi dari logam mulia tersebut.b. Fiduciary money (Uang yang dijamin), yaitu uang yang

sudah tidak lagi dikaitkan dengan logam mulia sepertiemas dan perak. Uang yang dijamin terdiri dari:1). Token money, merupakan alat tukar yang terbuat

dari tembaga (fulus) dan nilainya tidak dikaitkan denganemas dan perak.2). Fiat money, merupakan alat tukar yang terbuat darikertas dan tidak didukung oleh komoditas apa-pun.

c. Deposit money (Uang Bank), dalam bentuk cek atau giro.

Page 4: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Fungsi Uang

a. Alat tukar, yaitu uang dapatdigunakan untuk membeli semuabarang dan jasa yang ditawarkan.b. Satuan hitung, yaitu uangberfungsi sebagai satuan hitung yang menunjukkan nilai dari barang danjasa yang diperjualbelikan.c. Alat penyimpan kekayaan.d. Standar pencicilan utang.

Page 5: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Sistem Keuangan

1. Peran Sistem Keuangana. Mendorong pertumbuhan ekonomi.b. Mempengaruhi tingkat tabungan, investasi, inovasiteknologi.c. Memprediksi perkembangan ekonomi di masadepan.

2. Fungsi dan Karakteristik Sistem Keuangana. Memobilisasi tabunganb. Mengalokasikan sumber dayac. Memantau para manajer dan melaksanakanpengawasan perusahaan.d. Memfasilitasi perdagangan, melindungi nilai, diversifikasi, dan penggabungan resiko.e. Memfasilitasi transaksi barang dan jasa agar lebihefisien.

Page 6: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Sistem Keuangan Syariah

a. Prinsip Dasar

Sistem keuangan syariah didasari oleh dua prinsiputama, yaitu prinsip syar’I dan prinsip tabi’i.

Prinsip syar’i: kebebasan bertransaksi, suka samasuka, adil, bebas dari maghrib (maisir, gharar, danriba), kerjasama yang saling menguntungkan, maslahah, dan mengimplementasikan zakat.

Prinsip tabi’I (interpretasi akal dan ilmu): manajemen permodalan, dasar dan analisis teknis, manajemen cash flow, manajemen resiko, dll.

Page 7: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Karakteristik Keuangan Syariah, menurut M.UmerChapra:

1. Kesejahteraan ekonomi yang diperluas dengankesempatan kerja penuh dan laju pertumbuhan yang optimal.

2. Keadilan sosio-ekonomi dan distribusi kekayaan danpendapatan yang merata.

3. Stabilitas mata uang untuk memungkinkan alat tukarsebagai satuan unit yang dapat diandalkan, standar yang adil bagi pembayaran cicilan, dan alat penyimpan yang stabil.

4. Mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunanperekonomian dalam suatu cara yang adil.

5. Memberikan semua bentuk pelayanan yang efektif.

Page 8: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Pengertian, Peran, Fungsi, dan Persyaratan LKS1. Pengertian

Menurut SK Menkeu RI No.792 tahun 1990, adalah semuabadan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukanpenghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakatterutama guna membiayai investasi perusahaan.

2.PeranSecara umum, lembaga keuangan berperan sebagailembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuanganmerupakan proses penyerapan dana dari unit surplus ekonomi, baik sektor usaha, lembaga pemerintah maupunindividu (rumah tangga) untuk penyediaan dana bagi unit defisit ekonomi. Lembaga intermediasi berperan sebagaiintermediasi denominasi, resiko, jatuh tempo, informasi, lokasi, dan mata uang.

Page 9: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Fungsi Uanga. Ditinjau dari sisi jasa-jasa

penyedia finansial:1). Fungsi Tabungan,2). Fungsi Penyimpanan Kekayaan,3). Fungsi Transmutasi kekayaan(imbalan kepada pemilik dana),4). Fungsi Likuiditas,5). FungsiPembiayaan/ kredit,

Page 10: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

6). Fungsi Pembayaran,

7). Fungsi Diversifikasi resiko, seperti pada asuransi.

8). Fungsi Manajemen portofolio (proteksikecurangan, pilihan investasi, biaya transaksi rendah, dan pajak pendapatan).

9). Fungsi Kebijakan (menstabilkan ekonomi).

b. Dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam sistemperbankan.

c. Dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam sistemmoneter.

d. Dari sisi kedudukan lembaga keuangan dalam sistemfinansial.

Page 11: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Persyaratan Mendirikan LKS

a. Aspek Legal, yang meliputi:1. Kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.2. Persetujuan dari rapat umum pemegang saham.3. Identitas Pengurus.

b. Aspek Operasional, yang meliputi:1. Business plan.2. Hasil analisis peluang pasar dan potensiekonomi.3. Rencana Kegiatan usaha.4. Rencana kebutuhan pegawai.5. Proyeksi arus kas bulanan selama 12 bulan.

Page 12: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

6. Proyeksi neraca dan perhitungan laba/rugi.

7. Manual operasional.

8. Manual produk.

9. Cadangan teknis (sesuai ketentuan undang-undang).

10. Sumber daya masyarakat yang dilengkapi sertifikattraining, serta dari tenaga ahli lembaga keuangansyariah.

c. Aspek Syariah

Penempatan dan tugas-tugas Dewan PengawasSyariah.

Page 13: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

d. Prinsip-prinsip Operasional LKS1. Bebas Maghrib(Maisir, gharar, haram, riba, batil)2. Menjalankan bisnis dan aktifitas perdaganganyang berbasis pada perolehan keuntungan yang sah menurut syariah.3. Menyalurkan Zakat, Infak, dan Sedekah.

e. Lembaga-lembaga Fasilitator SistemKeuangan Syariah di Indonesia:1. Bank Indonesia.2. Departemen/ Kementerian Keuangan.3. Dewan Syariah Nasional dan Dewan PengawasSyariah.4. Badan Arbitrase Syariah Nasional(BASYARNAS).

Page 14: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

f. Struktur LKS di Indonesia1. Lembaga Keungan Bank

a. Bank Umum Syariah

b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

2.Lembaga Keuangan Non-bank

a. Pasar Modal (Capital Market).

b. Pasar Uang (Money Market).

c. Perusahaan Asuransi.

d. Dana Pensiun.

e. Perusahaan Modal Ventura.

Page 15: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

f. Lembaga Pembiayaan:

1). Perusahaan sewa guna usaha (leasing).

2). Perushaan Anjak Piutang (Factoring, wakalah).

3). Perusahaan Kartu Plastik (Kartu Kredit, ATM, Kartu Debet, Kartu Prabayar).

4). Pembiayaan Konsumen (consumer finance)

g. Perusahaan Pegadaian

h. Lembaga Keuangan Syariah Mikro:

1). Lembaga Pengelola Zakat(BAZ dan LAZ).

2). Lembaga Pengelola Wakaf (BWI dan TWI)

3). Baitul Maal wat Tamwil (BMT, Balai Usaha Mandiri Terpadu).

Page 16: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. BANK SYARIAH

A. Pengertian, Sejarah, Tujuan, dan Keistimewaan Bank Syariah

1. Pengertian

Istilah lain yang digunakan untuk menyebut Bank Islam adalah Bank Syariah.

-Secara akademik: Istilah Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian berbeda.

-Secara teknis : untuk penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah adalah sama.

Menurut Ensiklopedi Islam, Bank Islam adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’at Islam.

Page 17: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Sejarah Bank Syariah1. Secara kolektif, gagasan berdirinya Bank Syariah di

tingkat Internasional, muncul dalam Konferensi negara-negara Islam se-dunia di Kuala Lumpur Malaysia tanggal 21-27 April 1969, yang diikuti oleh 19 negara peserta. Keputusannya:

a. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika tidak ia termasuk riba dan riba itu sedikit atau banyak hukumnya haram.

b. Diusulkan supaya dibentuk suatu Bank Islam yang bersih dari sistem riba dalam waktu secepat mungkin.

c. Sementara menunggu berdirinya Bank Islam, bank-bank yang menerapkan bunga dipolehkan beroperasi, namun jika benar-benar dalam keadaan darurat.

Page 18: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Tahun 1976 di Mekkah diselenggarakan Konferensi Internasional tentang Ekonomi Islam. Para pemikir, terdapat dua pola kecenderungan yang berbeda.

-Kecenderungan teoritis: dengan memberikan alternatif konsep.

-Kecenderungan Pragmatis: dengan mendirikan lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip Islam.

Page 19: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Tahun 1920, di Mesir didirikan Bank Islam yang pertama kali dengan nama Bank Mesir, kemudian disusul tindakan pemerintah Republik Arab untuk menasionalisasikan Bank. Lembaga perbankan Islam mengalami perkembangan yang amat pesat dengan lahirnya Islamic Development Bank

(IDB) tahun 1975.

Page 20: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Sejarah Bank Syariah di Indonesia

Ide pendirian bank Syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia (BMI) berasal dari MUI pada lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Ide pertama ini kemudian lebih dipertegas lagi dalam Munas IV MUI di Hotel Sahid tanggal 22-25 Agustus 1990. Berawal dari amanat Munas IV inilah dimulainya langkah untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia.

Page 21: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Tujuan Bank Syariah

1. Bermu’amalah secara Islam.

2. Menciptakan keadilan ekonomi dengan pemerataan pendapatan melalui investasi.

3. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan membuka peluang usaha yang lebih besar.

4. Mengentaskan kemiskinan dengan pembinaan pengusaha produsen, pedagang perantara, konsumen, modal kerja.

5. Menjaga stabilitas ekonomi/moneter dengan sistem bagi hasil.

6. Melepaskan ketergantungan umat dari bunga bank/riba.

Page 22: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Ciri-ciri Bank Syariah1. Beban biaya yang disepakati tidak bersifat kaku

(rigid), ada kebebasan tawar-menawar.

2. Menghindari penggunaan persentase (%) dalam kewajiban untuk melakukan pembayaran sebab sistem % memungkinkan beban bunga semakin tinggi, bila nasabah terlambat membayar.

3. Dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, Bank Syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (fixed return) yang ditetapkan di muka, karena hanya Allah yang mengetahu secara pasti.

Page 23: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Produk tabungan dan deposito mudharabah dianggap sebagi investasi tetapi giro wadi’ah dianggap sebagai titipan murni yang dapat diberikan bonus.

5. Pada umumnya, Bank Syariah tidak memberikan pinjaman dalam bentuk uang tunai tetapi dalam bentuk pembiayaan.

6. Adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS), pelaksa: Liason Syariah

Page 24: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Keistimewaan Bank Syariah1. Adanya ikatan emosional antara Bank dan Nasabah.

2. Diterapkannya sistem bagi hasil (profit and Loss Sharing) sebagai pengganti bunga.

3. Tersedia fasilitas kredit kebajikan (al-Qardhul Hasan).

4. Melekat pada konsep (built in concept) yang berorientasi pada kebersamaan.

5. Keterbukaan dan tidak membebani biaya kepada nasabah di luar kemampuannya karena Bank Syariah tidak menetapkan beban biaya di muka.

6. Dapat mencegah eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah (keadaan ekonomi).

Page 25: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. PRODUK-PRODUK BANK SYARIAH1. Produk Pengumpulan Dana

a. Giro wadiah

b. Tabungan Mudharabah

c. Deposito Mudharabah

2. Produk Penyaluran Dana

a. Mudharabah e. Bai al-Salam

b. Musyarakah f. Bai al-Istishna

c. Murabahah g. Bai al-Wafa

d. Bai Bi Tsaman ajil h. Ijarah

Page 26: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Produk Jasa

a. Al-Wakalah

b. Al-Kafalah

c. Al-Hiwalah

d. Al-Ji’alah

Page 27: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)

A. Pengertian

Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa Bank PerkreditanRakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkanprinsip syariah yang dalam kegiatannyatidak memberikan jasa dalam lalu lintaspembayaran.

Page 28: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) menurut Undang-Undang (UU) perbankan No. 7 tahun 1992, adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Sedangkan pada UU Perbankan No. 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Page 29: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pelaksanaan BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No.32/36/KEP/DIR/1999 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Page 30: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Sejarah Berdirinya BPR Syariah

Status hukum BPR diakui pertama kali dalam Pakto 27 Oktober 1988, sebagai bagian dari Paket Kebijakan Keuangan, Moneter, dan Perbankan. Secara historis BPR adalah penjelmaan dari banyak lembaga keuangan, seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai Lumbung Pilih Nagari (LPN), Lembaga Pembiayaan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), dan lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. (Sudarsono,Heri.Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Ekonisia : 2003, Yogyakarta, hal. 90).

Page 31: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Berdirinya BPR Syariah tidak bisa dilepaskan dari pengaruh berdirinya lembaga-lembaga keuangan sebagaimana disebutkan di atas. Keberadaan lembaga keuangan tersebut dipertegas karena munculnya pemikiran untuk mendirikan bank syariah pada tingkat nasional. Bank syariah yang dimaksud adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri pada tahun 1992. Namun jangkauan BMI terbatas pada wilayah-wilayah tertentu, misalnya di kabupaten, kecamatan dan desa. Oleh karenanya peran BPR syariah diperlukan untuk menangani masalah keuangan masyarakat di wilayah-wilayah tersebut.

Page 32: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Sebagai langkah awal, ditetapkan tiga lokasi berdirinya BPR Syariah. Ketiga BPR syariah tersebut adalah :

1. PT. BPR Dana Mardhatillah, Kec. Margahayu, Bandung.

2. PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, Kec. Padalarang, Bandung.

3. PT. BPR Amanah Rabbaniyah, Kec. Banjaran, Bandung.

Page 33: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR syariah tersebut telah mendapat izin prinsip dari Menteri Keuangan RI. Selanjutnya, dengan tehnical assistance dari Bank Bukopin cabang Bandung yang memperlancar penyelenggaraan pelatihan dan pertemuan para pakar perbankan, pada tanggal 25 Juli 1991, BPR Dana Mardhatillah, BPR Berkah Amal Sejahtera, dan BPR Amanah Rabbaniyah tersebut masing- masing mendapatkan izin usaha dari Menteri Keuangan RI.

Page 34: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Untuk mempercepat proses berdirinya BPR – BPR syariah yang lain dibentuklah lembaga- lembaga penunjang, antara lain:

1. Institute For Syariah Economic Development (ISED)

ISED bertugas melaksanakan program pendidikan/ pemberian bantuan teknis pendirian BPR syariah di Indonesia, khususnya di daerah- daerah berpotensi. Hasil yang telah dicapai ISED, antara lain :

a. BPR Harcukat di Provinsi Aceh

b. BPR Amanah Umah, Kec. Leuweliang, Bogor

c. BPR Pembanguan Cikajang Raya, Kec. Cikajang, Garut

d. BPR Bina Amwalul Hasanah, Kec. Sawangan, Bogor

Page 35: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Bank Syariah (YPPBS)

YPPBS membantu pengembangan BPR Syariah di Indonesia dengan melakukan kegiatan- kegiatan :

a. Pendidikan; baik tingkat dasar untuk sarjana baru maupun tingkat menengah untuk para praktisi yang berpengalaman minimal 2 tahun di perbankan.

b. Membantu proses pendirian dan memberikan technical assistance.

Page 36: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Pendirian BPR Syariah,

Dalam mendirikan BPRS, ada beberapahal yang harus dipenuhi, antara lain:

Persyaratan umum

Permohonan izin prinsip

Permohonan izin usaha

Persiapan pra operasional

Laporan pembukuan.

Page 37: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Tujuan BPR Syariah

Adapun Tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPR Syariah adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan.

2. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat Kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

3. BPR syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi pembiyaan.

Page 38: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Produk/ Usaha- Usaha BPR Syariah

Pada dasarnya, sebagai lembaga keuangan syariah BPR syariah dapat memberikan jasa- jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Dalam usaha pengerahan dana masyarakat, BPR syariah dapat memberikan jasa-jasa keuangan dalam berbagai bentuk, antara lain :

1. Produk Pengumpulan Dana

a. Simpanan Amanah. Disebut dengan simpanan amanah, sebab dalam hal bank penerima titipan anamah ( trustee account) dari nasabah. Disebut dengan titipan amanah karena bentuk perjanjian adalah wadi’ah, yaitu titipan yang tidak menanggung resiko. Namun demikian, bank akan memberikan bonus dari bagi hasil keuntungan yang diperoleh bank melalui pembiayaan kepada nasabahnya.

Page 39: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Tabungan Wadi’ah. Dalam tabungan ini bank menerima tabungan (saving account) dari nasabah dalam bentuk tabungan bebas. Sedangkan akad yang diikat oleh bank dengan nasabah dalam bentuk wadi’ah.Titipan nasabah tersebut tidak menanggung kerugian, dan bank memberikan bonus kepada nasabah. Bonus itu diperoleh bank dari bagi hasil Dan kegiatan pembiayaan kredit pada nasabah lainnya. Bonus tabungan wadi’ah tersebut dapat diperhitungkan secara harian dan dibayarkan kepada nasabah pada setiap bulannya.

Wadiah, bagi nasabah adalah titipan yang tidakmengandung resiko.

Page 40: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Deposito Wadiah Mudharabah. Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka (time and investment account) dari nasabahnya. Akad yang dilakukan dapat berbantuk Wadi’ah dan dapat pula berbentuk Mudhorobah. Lazimnya jangka waktu deposito itu adalah 1,2,6,12 bulan dan seterusnya sebagai bentuk penyertaan modal (sementara). Maka nasabah/ deposan mendapat bonus keuntungan dari bagi hasil yang diperoleh bank dari pembiayaan/ kredit yang dilakukannya kepada nasabah-nasabah lainnya.

Page 41: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Fasilitas pengerahan dana tersebut, juga dapat dipergunakan untuk menitipkan sedekah, infak, zakat, tabungan haji, tabungan kurban, tabungan aqiqah, tabungan keperluan pendidikan, tabungan pemilikan kendaraan, tabungan pemilikan rumah, bahkan bisa digunakan untuk sarana penitipan dana-dana masjid, dana pesantren, yayasan, dan lain sebagainya.

Page 42: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas, BPR syariah juga bertindak sebagai lembaga baitul maal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan dan atau pinjaman kebajikan (Qardhul hasan).

Page 43: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Produk Penyaluran Dana

Sementara, dalam menyalurkan dana masyarakat BPR syariah dapat memberikan jasa-jasa keuangan seperti :

a. Pembiayaan Mudharabah. Dalam pembiayaan mudharabah bank mengadakan akad dengan nasabah (pengusaha). Bank menyediakan pembiayaan modal usaha bagi proyek yang dikelola oleh pengusaha. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi (perjanjian bagi hasil) sesuai dengan kesepakatan yang telah diikat oleh bank dan pengusaha tersebut.

Page 44: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Pembiayaan Musyarakah. Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha mengadakan perjanjian. Bank dan pengusaha berjanji bersama-sama membiayai suau proyek yang juga dikelola secara bersama-sama. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi sesuai dengan penyertaan masing-masing pihak.

c. Pembiayaan Bai’ Bithaman Ajil. Dalam bentuk pembiayaan ini, bank mengikat perjanjian dengan nasabah. Bank menyediakan dana untuk pembelian sesuatu barang/aset yang dibutuhkan oleh nasabah guna mendukung usaha atau proyek yang sedang diusahakan.

Page 45: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pembatasan usaha BPR syariah secara lebih tegas dijelaskan dalam pasal 27 SK Direktur BI No. 32/36/KEP/DIR/1999. Menurut surat keputusan tersebut, kegiatan operasional BPR syariah adalah :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi :

a. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah.

b. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.

c. Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadi’ah atau Mudharabah.

Page 46: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Melakukan penyaluran dana melalui : a. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip :

1). Murabahah2). Istishna3). Ijarah4). Salam5). Jual beli lainnya.

b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip : 1). Mudharabah2). Musyarakah3). Bagi hasil lainnya

c. Pembiayaan lain berdasarkan prinsip :1). Rahn2). Qard

3. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR syariah selama disetujui oleh Dewan Syariah Nasional.

Page 47: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Ketentuan Dalam Pendirian BPR Syariah

1. Syarat Pendirian

Dalam mendirikan BPR syariah harus mengacu pada bentuk hukum BPR syariah yang telah ditentukan dalam UU perbankan. Sebagaimana dalam UU Perbankan No.10 tahun 1998 pasal 2, bentuk hukum suatu BPR syariah dapat berupa :

a. Perseroan Terbatas

b. Koperasi; atau

c. Perusahaan Daerah

Page 48: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Adapun syarat-syarat untuk pendirian BPR syariah adalah sebagai berikut :

1. BPR syariah hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan izin Direksi Bank Indonesia.

2. BPR syariah hanya didirikan dan dimiliki oleh :

a. Warga Negara Indonesia

b. Badan Hukum Indonesia yang seluruh. pemilikannya oleh Warga Negara Indonesia.

c. Pemerintah Daerah, atau

d. Dua pihak atau lebih.

Page 49: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pemberian izin pendirian BPR syariah, sebagaimana dimaksud diatas dapat dilakukan dengan dua tahap :

1. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian BPR syariah

2. Izin Usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha BPR syariah setelah persiapan persetujuan perusahaan dilakukan.

Page 50: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

SK DIR BI No. 32/36/1999 tidak memberikan kemungkinan bagi pihak asing untuk mendirikan BPR syariah. Menurut ketentuan pasal 15 SK DIR BI tersebut, yang dapat menjadi pemilik BPR syariah adalah pihak-pihak yang :

1. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas yang baik, antara lain :

a. Memiliki akhlak dan moral yang baik.

b. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku

c. Bersedia mengembangkan BPR syariah yang sehat.

Page 51: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Selain persyaratan tersebut, khusus untuk dapat menjadi anggota Dewan Komisaris BPR syariah ditentukan pula bahwa yang bersangkutan wajib memiliki pengetahuan dan pengalaman di perbankan syariah. Sedangkan anggota direksi sekurang-kurangnya berpendidikan formal setingkat Diploma III atau sarjana muda.

Page 52: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Modal

Modal yang harus disetor untuk mendirikan BPR syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :

1. Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di wilayah Daerah khusus Ibu Kota Jakarta Raya dan Kabupaten/ Kotamadya Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, Bekasi dan Karawang.

2. Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di wilayah Ibu Kota Propinsi di luar wilayah seperti tersebut pada butir diatas.

3. Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di luar wilayah yang disebutkan pada butir a dan b.

Page 53: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Modal yang disetor tersebut, yang digunakan untuk modal kerja bagi BPR syariah, wajib sekurang-kurangnya 50% dari modal yang disetor oleh pendirinya. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank atau pihak lain di Indonesia dan tidak berasal dari sumber yang diharapkan menurut prinsip syariah, termasuk kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum.

Page 54: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

H. Kepengurusan

Menurut ketentuan pasal 19 SK DIR 32/36/1999, kepengurusan BPR syariah terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi disamping kepengurusan, suatu BPR syariah wajib pula memiliki Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi kegiatan BPR syariah. Jumlah anggota Dewan Komisaris BPR syariah sekurang-kurangnya 1 orang. Sedangkan direksi BPR syariah sekurang-kurangnya harus berjumlah 2 orang.

Anggota direksi dilarang mempunyai hubungan keluarga dengan :

1. Anggota direksi lainnya dalam hubungan sebagai orang tua, mertua, anak termasuk menantu, saudara kandung termasuk ipar, suami/istri.

2. Dewan Komisaris dalam hubungan sebagai orang tua, anak, dan suami/istri.

Page 55: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Untuk menjaga konsistensi dan kelangsungan usaha BPR syariah ditentukan bahwa :

1. BPR syariah dilarang melakukan kegiatan usaha secara konvensional

2. BPR syariah tidak diperkenankan untuk merubah kegiatan usahanya menjadi BPR konvensional

3. BPR syariah yang semula memiliki izin usahanya sebagai BPR konvensional dan telah memperoleh izin perubahan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, tidak diperkenankan mengubah status menjadi BPR konvensional.

Page 56: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

BPR yang telah mendapat izin usaha dari Direksi Bank Indonesia wajib melaksanakan kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal izin usaha dikeluarkan. Sedangkan laporan pelaksanaan kegiatan usaha wajib disampaikan oleh direksi BPR syariah kepada BI selambat-lambatnya 10 hari setelah tanggal dimulainya kegiatan operasional.

Page 57: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

I. Kegiatan Yang Dilarang dilakukan BPRS

Berdasarkan pasal 14 UU No. 7 Tahun 1992, kegiatanusaha yang tidak diperkenankan dilakukan oleh BPR, termasuk juga BPR Syariah adalah sebagai berikut:

1. Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut sertadalam lalu lintas pembayaran.

2. Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing.

3. Melakukan penyertaan modal

4. Melakukan usaha perasuransian

5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usahasebagaimana dimaksud dalam pasal 13 UU No. 7 Tahun 1992 .

Page 58: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

J. Produk-Produk BPRS

Produk-produk yang ditawarkan oleh BPR Syariahsecara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Mobilisasi Dana Masyarakat

BPRS akan mengerahkan dana masyarakat dalamberbagai bentuk seperti menerima simpanan wadi’ah, menyediakan fasilitas tabungan dan depositoberjangka. Fasilitas ini dapat dipergunakan untukmenitipkan shadaqah, infaq, zakat, mempersiapkanongkos naik haji (ONH), merencanakan qurban, aqiqah, khitanan, mempersiapkan pendidikan, pemilikan rumah, kendaraan, dan lain-lain.

Page 59: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Penyaluran Dana

Pembiayaan mudharabah

Pembiayaan musyarakah

Pembiayaan bai bitsaman ajil

Pembiayaan murabahah

Pembiayaan qardhul hasan

Page 60: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Jasa Perbankan Lainnya

Secara bertahap BPRS akan menyediakanjasa untuk memperlancar pembayarandalam bentuk proses transfer dan inkaso, pembayaran rekening air, listrik, telepon, angsuran KPR dan lainnya. BPRS jugamempersiapkan bentuk pelayanan yang sifatnya bentuk talangan dana (bridging financing) yang didasarkan atas akad pembiayaan bai al-salam.

Page 61: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

5. BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)

A. Pengertian

BMT adalah lembaga usaha ekonomi rakyat kecilyang beranggotakan orang atau badan hukumberdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi.

BMT merupakan lembaga perekonomian rakyatkecil yang bertujuan meningkatkan danmenumbuhkembangkan kegiatan ekonomipengusaha mikro dan kecil yang berkualitasdengan mendorong kegiatan menabung danmenunjang pembiayaan kegiatan perekonomian.

Page 62: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Tujuan BMT1. Meningkatkan dan mengembangkan potensi

ummat dalam program pengentasankemiskinan, khususnya pengusaha kecil/ lemah.

2. Memberikan sumbangan aktif terhadap upayapemberdayaan dan peningkatan kesejahteraanummat.

3. Menciptakan sumber pembiayaan danpenyediaan modal bagi anggota dengan prinsipsyariah.

4. Mendorong sikap hemat dan gemarmenabung.

Page 63: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

5. Menumbuhkan usaha-usaha produktif.

6. Membantu para pengusaha lemah untukmendapatkan modal pinjaman danmembebaskan diri dari system riba.

7. Menjadi lembaga keuangan alternative yang dapat menopang percepatanpertumbuhan ekonomi nasional.

8. Meningkatkan kualitas dan kuantitaskegiatan usaha, disamping meningkatkankesempatan kerja dan penghasilan ummat.

Page 64: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Ciri-Ciri BMT1. Sebagai lembaga perekonomian ummat, baitul

maal wat tamwil memiliki ciri-ciri sebagaiberikut:

2. Bukan lembaga sosial, tetapi dapatdimanfaatkan untuk mengelola dana sosialseperti zakat, infaq, shadaqah, hibah, danwakaf.

3. Lembaga ekonomi ummat yang dibangun daribawah secara swadaya yang melibatkan peranserta masyarakat.

4. Lembaga ekonomi milik bersama.

5. Berorientasi bisnis.

Page 65: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Produk-produk BMTA. Simpanan mudharabah

Simpanan mudharabah terdiri dari beberapa macambentuk simpanan, yaitu:

1. Simpanan berguna (SIGUN)

2. Simpanan Pendidikan (SIDIK)

3. Simpanan Hari Raya (SIHAR)

4. Simpanan Aqiqah (SIQAH)

5. Simpanan Walimah (SIWAL)

6. Simpanan Ziarah (SIMPANAN HAJI)

7. Simpanan Wadi’ah

8. Deposito (MUDHARABAH BERJANGKA)

Page 66: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. PembiayaanPembiayaan adalah kegiatan BMT dalam hal menyalurkandana kepada ummat melalui pinjaman untuk keperluanmenjalankan usaha yang ditekuni oleh nasabah/ anggotasesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sertakesepakatan bersama.

Produk pembiayaan terbagi dalam beberapa macam, yaitu:

1. Mudharabah

2. Musyarakah

3. Bai Bitsaman Ajil

4. Murabahah

5. Qardhul Hasan

6. Ijarah

Page 67: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Keunggulan BMT1. Adanya jaminan pelayanan jasa keuangan berdasarkan

prinsip syariah dan bebas dari praktik riba.

2. Prinsip bagi hasil.

3. Masing-masing pihak antara BMT dan nasabah dapatberbagi resiko karena masing-masing memiliki hakdan kewajiban yang sama sesuai dengan proporsinya.

4. Terhindarnya praktik-praktik manipulasi danmonopoli keuangan.

5. Adanya pemerataan dan keseimbangan dalamperolehan keuntungan.

Page 68: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Problem Pengembangan BMT1. Belum memadainya SDM yang terdidik dan

profesional.2. Masih lemahnya SDM yang berjiwa entrepreneurship.3. Modal yang relative kecil dan terbatas.4. Tingkat kepercayaan ummat Islam yang masih

rendah.5. Belum terumuskan platform yang sempurna secara

akademik.6. Perangkap pendukung (informasi teknologi) masih

lemah.7. Accountability (gejala sosial dan ekonomi di

masyarakat).8. Limited links/ Jaringan yang terbatas.

Page 69: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

6. ASURANSI SYARIAHA. Pengertian Asuransi Syariah

Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance, yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah “Pertanggungan” . Echols dan Shadilly memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan. Dalam bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan)Dari peristilahan assurantie, kemudian muncul istilahassuradeur bagi’penanggung’ dan greassureerde bagi‘tertanggung’. Dalam bahasa inggris, asuransidiistilahkan dengan insurance,’penanggung’ diistilahkan dengan insurer dan tertanggungdiistilahkan dengan insured.

Page 70: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dalam bahasa Arab istilah asuransi biasa diungkapkan dengan kata at-ta’miin yang secara bahasa berarti tuma’ninatun nafsi wa zawaalul khauf, tenangnya jiwa dan hilangnya rasa takut.

Page 71: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Undang-undang No. 2 Tahun 1992 :

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjianantara dua pihak atau lebih, dengan pihakpenanggung mengikatkan diri kepadatertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepadatertanggung karena kerugian, kerusakan ataukehilangan keuntungan yang diharapkan, atautanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbuldari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untukpembayaran yang didasarkan atas meninggal atauhidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Page 72: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dari definisi asuransi di atas tampak jelas, bahwa: pertama, asuransi syariah berbeda dengan asuransi

konvensional. Pada asuransi syariah setiap peserta sejak awal bermaksud saling menolong dan melindungi satu dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang disebut tabarru’. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko (transfer of risk) dimana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih merupakan pembagian risiko (sharing of risk) dimana para peserta saling menanggung.

Kedua, akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus selaras dengan hukum Islam (syar’iah), artinya akad yang dilakukan harus terhindar dari riba, gharar (ketidakjelasan dana) dan maisir (gambling), di samping itu investasi dana harus pada objek yang halal-thoyibah.

Page 73: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Asuransi syariah ( Ta’miin, Takaaful, atauTadhaamun) adalah asuransi yang berdasarkanprinsip-prinsip syariah ( fatwa DSN Nomor : 21/DSN/III/2002 tentang asuransi syariah ) yakniusaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasidalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untukmenghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengansyariah adalah yang tidak mengandung gharar ( penipuan ), maysir ( perjudian ), riba, zhalim ( penganiayaan ), riswah ( suap ), barang haram danmaksiat.

Page 74: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Sekilas Berdirinya Asuransi Syariah di Indonesia

Menyusul berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada 1 Mei 1992, pada bulan Juli 1992, muncul pemikiran baru di kalangan ulama dan praktisi ekonomi syariah yang jumlahnya masih sedikit ketika itu, untuk membuat asuransi syariah. Karena operasional bank syariah tidak bisa lepas dari praktek asuransi, yang sudah barang tentu harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah pula.

Page 75: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pada tanggal 27 Juli 1993, dibentuklah Tim TEPATI (Tim Pembentukan Takaful Indonesia) yang disponsori oleh Yayasan Abdi Bangsa (ICMI), Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Tugu Mandiri, dan Depkeu (yang ketika itu diwakili oleh pejabat depkeu Firdaus Djaelani dan Karnaen A. Perwataatmadja)

TIM TEPATI diketuai Rahmat Husen (mantan Direksi Tugu Pratama), dengan penasihat yang aktif Dr. Tabrani Ismail (Yayasan Abdi Bangsa/ICMI), Tim TEPATI beranggotan a.l:Ghifari, Bonar Sinagam , Arif Thamrin (Tugu Mandiri), Syafi’i Antonio, Aris Mufti, Hanifah Husein (BMI), Agus Haryadi, Shakti Agustono, Agus Basuki, Amin Musa, Teguh Wibowo, Idris (Praktisi Asuransi), Amin Aziz, Jimly Assidiqi, Husein (Yayasan Abdi Bangsa/ICMI), dan banyak lagi nama-nama lain yang ikut berperan aktif ketika itu.

Page 76: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Tiga anggota tim inti TEPATI (Rahmat Husen, Firdaus Djaelani dan Aries Mufti) kemudian berangkat ke Malaysia untuk mempelajari operasional asuransi syariah yang sudah sejak tahun 1984 beroperasional di sana dan didukung penuh oleh pemerintah ketika itu. Kemudian disusul dengan lima orang tim teknis TEPATI (Agus Haryadi, Amin Musa, Shakti Agustono, Idris, dan Teguh Wibowo) pada tanggal 7-10 Sep 1993

Page 77: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Tim TEPATI memulai misi jihadnya di bidang iqtishodiyah/ ekonomi dengan modal 30 juta (masing-masing 10 juta dari ICMI, BMI, dan Tugu Mandiri). Modal inilah, kata Rahmat Husen yang digunakan untuk membiayai tim ke Malaysia, mengadakan seminar dan persiapan-persiapan lain yang bersifat teknis sebagaimana layaknya jika akan mendirikan sebuah perusahaan asuransi ke Depkeu HasilWawancara dengan Rahmat Husen dan AgusHaryadi pada tanggal 30 November 2003.

Page 78: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Setelah melakukan berbagai persiapan, termasuk melakukan seminar nasional bulan Oktober 1993 di Hotel Indonesia dengan pembicara Purwanto Abdul Cadir (Ketua Umum DAI), KH Ahmad Azhar Basyir, MA (Ulama) dan Mohdi Fadzil Yusof (CEO Syarikat Takaful Malaysia), akhirnya pada tanggal 24 Februari 1994 berdirilah PT. Syarikat Takaful Indonesia sebagai Holding Company dengan Dirut Rahmat Husen, yang selanjutnya mendirikan dua anak perusahaan yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga (berdiri tanggal 25 Agustus 1994, diresmikan oleh Menkeu Mar’ie Muhammad di Hotel Syahid) dan PT. Asuransi Takaful Umum (berdiri pada tanggal 2 Juni 1995 atau bertepatan dengan 1 Muharam 1416 H, diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT BJ Habibie di Hotel Shangri La.

Page 79: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Cukup panjang perjalanan Takaful, yang hanya bermodal 2,5 miliar sebagaimana persyaratan minimal dalam Undang-Undang Asuransi. Suka-duka dan tantangan sebagai pionir, telah dilalui dengan perangkat peraturan yang sangat minim, modal yang kecil, SDM yang sangat terbatas, dan pemahaman masyarakat terhadap asuransi syariah masih sangat asing. Bahkan menyebut kata takaful pun begitu susah, ada yang menyebut, taiful, takafur, takabur, tapakul dan sebagainya.

Page 80: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Memasuki tahun ke-8 (delapan) 2001, barulah muncul asuransi syariah lainya yaitu Mubarokah Syariah, Tripakarta Cabang Syariah, Great Estern Cabang Syariah, MAA Cabang Syariah, Bumi Putra Cabang Syariah, Jasindo Cabang Syariah, BSAM Cabang Syariah, Bringin Life Cabang Syariah dan seterusnya. Perkembangan asuransi Syariah dalam dekade 2001 ke atas sungguh sangat menggembirakan, terutama karena bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bank-bank syariah serta lembaga keuangan syariah lainnya seperti reksadana syariah, leasing syariah, obligasi syariah, penggadaian syariah, pasar modal syariah, koperasi syariah, broker syariah selain BPRS dan BMT yang jauh sebelumnya sudah berkembang sampai ke daerah-daerah. Dan, semakin lengkap dengan munculnya KMK baru dari Menteri Keuangan, yang secara resmi mengatur keberadaan asuransi yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah

Page 81: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Akad Asuransi Syariah Akad pada operasional asuransi syariah syariah dapat

didasarkan pada akad tabarru’ yaitu akad yang didasarkan atas pemberian dan pertolongan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Akad tabarru’ merupakan bagian dari tabaddul haq (pemindahan hak). Walaupun pada dasarnya akad tabarru’ hanya searah dan tidak disertai dengan imbalan, tetapi ada kesamaan prinsip dasar di dalamnya, yaitu adanya nilai pemberian yang didasarkan atas prinsip tolong-menolong dengan melibatklan perusahaan asuransi sebagai lembaga pengelolah dana. Mustafa Ahmad Zarqa, al-Madkhal al-Fiqh al-‘Am, Juz I , (Beirut : Dar al-Fikr, 1968). H. 291

Page 82: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Akad lain yang dapat ditetapkan diterapkan dalam bisnis asuransi syariah adalah akad mudharabah, yaitu satu bentuk akad yang didasarkan pada prinsip profit and loss sharing (berbagi atas untung dan rugi), di mana dana yang terkumpul dalam total rekening tabungan (saving) dapat diinvestasikan oleh perusahaan asuransi yang resiko investasi ditanggung bersama antara perusahaan dan nasabah.

Page 83: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah

1. Wakil Allah (Khalifatullah fi al-Ardh)

2. Keadilan (Justice)

3. Tolong - menolong (ta'awun)

4. Kerja Sama (cooperation)

5. Amanah (trustworthy/al-amanah)

6. Kerelaan (al-ridha)

Page 84: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Pendapat Ulama Tentang AsuransiPertama : asuransi termasuk segala macambentuk dan cara operasi hukumnya haram.

Pandangan pertama ini didukung oleh beberapa ulama antara lain, Yusuf Al-Qardhawi, Sayid Sabiq, Abdullah Al-Qalqili dan Muhammad Bakhit Al-Muth'i.Menurut pandangan kelompok pertama ulama tersebut asuransi diharamkan karena beberapa. alasan:1. Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang di dalam Islam2. Asuransi mengandung unsur ketidakpastian.

Page 85: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Asuransi mengandunng unsur "Riba" yang dilarang dalam Islam.

4. Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat menekan.

5. Asuransi termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak secara tunai (akad sharf).

6. Asuransi objek bisnisnya digantungkan pada hidup dan matinya seseorang yang berarti mendahului takdir Tuhan

Page 86: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Kedua, asuransi hukumnya halal atau diperbolehkan dalam Islam. Pendukung pandangan kelompok kedua ulama tersebut antara lain, Abdul Wahab Khallaf, Muh. Yusuf Musa, Abdurrachman Isa, Mustafa Ahmad Zarqa dan Muhammad Nejatullah Siddiqi.

Menurut pandangan kelompok kedua, alasan yang memperbolehkan asuransi adalah:

1. Tidak ada ketetapan nas, Alquran maupun Al-Hadits yang melarang asuransi.

Page 87: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Terdapat kesepakatan kerelaan dari keuntungan bagi kedua

belah pihak baik penanggung maupun tertanggung.

3. Kemaslahatan dari usaha asuransi lebih besar daripada mudharatnya.

4. Asuransi termasuk akad mudharabah atas dasar profit and loss sharing.

5. Asuransi termasuk kategori koperasi (Syirkah at-Ta’awuniyah) yang diperbolehkan dalam Islam.

Page 88: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pendukung pandangan ketiga tersebut adalah Muhammad Abu Zahroh dengan alasan bahwa asuransi yang bersifat sosial diperbolehkan karena jenis asuransi sosial tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang di dalam Islam. Sedangkan asuransi yang bersifat komersial tidak diperbolehkan karena mengandung unsur-unsur yang dilarang di dalam Islam.

Keempat, kelompok ulama yang berpendapat bahwa hukum asuransi termasuk Subhat, karena tidak ada dalil-dalil syar’I yang secara jelas mengharamkan atau yang menghalalkan asuransi oleh karena itu, kita harus berhati-hati di dalam berhubungan dengan asuransi.

Page 89: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Manfaat Asuransi Membuat masyarakat atau perusahaan menjadi

lebih aman dari risiko kerugian yang mungkin timbul.

Menciptakan efisiensi perusahaan (bussiness efficiency).

Sebagai alat penabung (saving) yang aman dari gejolak ekonomi.

Sebagai sumber pendapatan (earning power), yang didasarkan pada financing the bussiness.

Page 90: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Macam-Macam Asuransi Syariah1. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa)

Takaful keluarga adalah bentuk takaful yang memberikan perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana kematian dan kecelakaan yang menimpa kepada peserta takaful.Bentuk-bentuk takaful keluarga yang ditawarkan adalah:1. Takaful Berencana adalah program yang dipergunakan bagi dipergunakan yang bermaksud menyiapkan dana, baik sebagai bekal persiapan untuk hari tua maupun untuk ahli warisnya.

Page 91: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Takaful Pembiayaan adalah program yang dipergunakan sebagai jaminan pelunasan sisa utang bagi seseorang yang mempunyai pinjaman apabila suatu saat terjadi musibah kematian.

3. Takaful Pendidikan adalah program yang dipergunakan bagi yang Seseorang yang bermaksud menyiapkan dana untuk masa depan pendidikan putra-putrinya.

Page 92: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Takaful Dana Haji adalah program yang dipergunakan bagi seseorang yang bermaksud untuk menyiapkan dana ibadah haji.

5. Takaful Berjangka adalah program yang dipergunakan bagi perusahaan/lembaga yang bermaksud menyiapkan dana untuk ahli waris karyawan/anggota apabila terjadi musibah kematian.

6. Takaful Kesehatan adalah program yang dipergunakan bagi keluarga atau perusahaan yang bermaksud menyiapkan dana kesehatan untuk anggota keluarga atau karyawannya.

Page 93: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Takaful Umum adalah bentuk takaful yang memberikan perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana atau kecelakaan harta benda milik peserta takaful.

Bentuk-bentuk Takaful Umum yang ditawarkan adalah:

1. Takaful Kebakaran (Fire Insurance)

2. Takaful Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance)

3. Takaful Pengangkutan (Cargo Insurance)

4. Takaful Rekayasa (Engineering Insurance)

5. Takaful Aneka (General Accident Insurance)

Page 94: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

H. Mekanisme Pengelolaan Dana Takaful

1. Takaful Keluarga

Mekanisme pengelolaan dana takaful keluarga dilakukan sebagai berikut:

a. Premi takaful yang diterima dimasukkan ke dalam "Rekening Tabungan" yaitu rekening tabungan peserta dan "Rekerting Khusus(Tabarru’) yaitu rekening yang khusus disediakanuntuk kebaikan berupa pembayaran klaim (manfaat takaful) kepada ahli waris jika di antara peserta ada yang ditakdirkannya meninggal dunia atau mengalami musibah lainnya.

Page 95: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Premi Takaful tersebut disatukan dalam kumpulan dana peserta, kemudian dikembangkan melalui investasi proyek yang dibenarkan Islam, dengan menerapkan prinsip. AI-Mudharabah sesuai dengan kesepakatan misalnya 70% keuntungan untuk peserta dan 70% untuk perusahaan.

c. Dana keuntungan peserta yang 70% itu dimasukkan dalam rekening tabungan dan rekening khusus secara proporsional. Sedangkan keuntungan perusahaan sebesar 30% dipergunakan untuk pembiayaan operasional perusahaan.

Page 96: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

d. Realisasi pembayaran rekening dilakukan jika:

1. masa pertanggungan berakhir

2. peserta mengundurkan diri dalam masa pertanggungan

3. peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan.

Sedangkan pembayaran rekening dilakukan jika:

1. peserta meninggal dunia dalam masa pertanggungan.

2. masa pertanggungan berakhir (jika ada).

Page 97: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Takaful Umum

Mekanisme pengelolaan dana Takaful Umum dilakukan sebagai berikut:

a. Premi Takaful yang diterima dimasukkan ke dalam rekening khusus (Tabaru') yaitu rekening yang khusus disediakan untuk kebaikan berupa pembayaran klaim kepada peserta jika sewaktu-waktu tertimpa musibah baik terhadap harta maupun diri peserta.

b. Premi Takaful tersebut dimasukkan ke dalam "Kumpulan Dana Peserta”, kemudian dikembangkan melalui investasi proyek yang dibanarkan Islam.

Page 98: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Keuntungan investasi yang diperoleh dimasukkan ke dalam “Kumpulan Dana Peserta”.

d. Setelah dikurangi beban asuransi (klaim, premi reasuransi) dan masih terdapat kelebihan, maka kelebihan itu akan dibagi menurut prinsip al-mudharabah.

e. Keuntungan peserta akan dikembalikan kepada peserta yang tidak mengalami musibah. Sedangkan keuntungan perusahaan akan digunakan untuk pembiayaan operasional perusahaan.

Page 99: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

I. Produk Asuransi SyariahProduk asuransi syariah bisa dimulai

dengan Mudharabah, Wadi’ah, Tabarru’, jadikalau seseorang masuk asuransi peroranganberunsur tabungan dengan prinsipmudharabah, maka nasabah dikenakaniuran tahunan dalam jumlah yang kecil, mungkin sekitar 6% dari uang premi yang disetorkan, maka sebagian besar uangnyaadalah untuk investasi.

Page 100: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

J. Perjanjian TakafulAkad Tabarru’ bertujuan sebagai berikut :

1. Saling membantu sesama (saling menolong).

2. Akad dapat dilakukan satu pihak.

3. Jenis akad Tabarru’ tidak dapat diubahmenjadi jenis akad tijarah ( Mudharabah ).

4. Akad tabarru’ diniatkan untuk kebaikan dankemaslahatan.

5. Berdimensi dunia akhirat.

Page 101: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Akad Tijarah ( Mudharabah ) bertujuan sebagai berikut :

1. Bertujuan komersial.

2. Akad harus dilakukan minimal dua pihak.

3. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akadtabarru’ jika pihak yang tertahan haknya, dengan relamelepaskan haknya, dengan rela melepaskan haknyasehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belummenunaikan kewajubannya.

4. Belum tentu diniatkan untuk kebaikan dankemaslahatan, bergantung pada niar pihak yang berakad.

5. Bisa berdimensi dunia saja.

Page 102: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

7. PEGADAIAN SYARIAHA. Pengertian Gadai

Gadai dalam bahasa Arab disebut rahn, yang berartitetap, kekal, dan jaminan. Secara syara’, rahn adalahmenahan sejumlah harta yang diserahkan sebagaijaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembalisebagai tebusan.

Gadai merupakan salah satu kategori dari perjanjianhutang-piutang, untuk suatu kepercayaan dari orangyang berpiutang, orang yang berutang menggadaikanbarangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Barang jaminan tetap milik orang yang menggadaikan(orang yang berhutang) tetapi dikuasai oleh penerimagadai (yang berpiutang). Konsep tersebut dalam fiqhIslam dikenal dengan istilah rahn atau gadai.

Page 103: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Ar-rahn adalah menahan salah satu hartamilik si peminjam sebagai jaminan atasbarang yang dipinjamnya. Barang yang ditahan tersebut harus memiliki nilaiekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapatmengambil kembali seluruh atau sebagianpiutangnya. Secara sederhana dapatdijelaskan bahwa rahn adalah semacamjaminan hutang atau gadai.

Page 104: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Rahn adalah penyerahan barang yang dilakukan oleh muqtaridh (orang yang berhutang) sebagai jaminan atas hutangyang diterimanya. Dengan demikian, pihak yang memberi hutang memperolehjaminan untuk mengambil kembaliseluruh atau sebagian piutangnya apabilapeminjam tidak mampu membayarhutangnya, maka barang jaminan dapat dilelang dengan beberapa ketentuan.

Page 105: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Landasan Gadai

a. Al-Qur’an Q.S.Al-Baqarah/2: 283.

artinya “ jika kamu dalam perjalanan (danbermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidakmemperoleh seorang penulis, hendaklah ada barangtanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagianyang lain, maka hendaklah yang dipercayai itumenunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklahia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlahkamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, makasesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan”(Al-Baqarah : 283).

Page 106: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Secara eksplisit menyebutkan “barangtanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)”. Dalam dunia finansial barangtanggungan, dikenal sebagai jaminan(collateral) atau objek pegadaian.

b. Hadist

“Aisyah r.a berkata bahwa Rasullullahmembeli makanan dari seorang yahudi danmenjaminkan kepadanya baju besi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 107: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Rukun, Syarat, dan Ketentuan Gadai Syariah

a. Rukun Gadai:

1. Rahin (Pihak yang Menggadaikan)

2. Murtahin (Pihak Yang Menerima Gadai)

3. Marhun (barang jaminan)

4. Marhun Bih (Utang)

5. Ijab-Qabul

Page 108: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Syarat Syah Gadai:

1. Rahin dan Murtahin, hendaknya berakal, baligh, merdeka.

2. Marhun (barang yang digadaikan), harus bisa diperjualbelikan, harta bernilai, bisa dimanfaatkan secara syariah, diketahui keadaan fisiknya, dimiliki oleh rahin.

3. Marhun Bih (hutang), harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserahkan kepada pemiliknya, dapat dimanfaatkan, dapat dihitung/ diukur.

4. Sighat, tidak boleh terkait dengan masa yang akan datang dan syarat-syarat tertentu.

Page 109: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Ketentuan Gadai Menurut Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002:

1. Murtahin (penerima gadai) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang gadaian) sampai semua hutang rahin dilunasi.

2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin. Pada prinsipnya, marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin rahin, dengan tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.

3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.

Page 110: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.

5. Penjualan marhun:

a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera melunasi hutangnya.

b. Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka marhun dijual paksa/ dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.

c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan.

Page 111: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Mendirikan Lembaga Gadai

Ketentuan mendirikan Lembaga Gadai Syariah: aspeklegalitas, aspek permodalan, aspek sumber daya manusia, aspek kelembagaan, aspek sistem dan prosedur, aspekpengawasan, dan lain-lain.

a. Aspek Legalitas

Mendirikan lembaga gadai syariah dalam bentukperusahaan memerlukan izin Pemerintah. Namun sesuaidengan Peraturan pemerintah no. 10 tahun 1990 tentangpengalihan bentuk Perusahaan Jawatan Pegadaian(PERJAN) menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian, pasal 3 ayat (1)a menyebutkan bahwa PerumPegadaian adalah badan usaha tunggal yang diberiwewenang untuk menyalurkan uang pinjaman atas dasarhukum gadai. Kemudian misi dari Perum Pegadaian dapatdiperiksa antara lain pada pasal 5 ayat (2)b, yaitupencegahan praktek ijon, riba, dan pinjaman tidak wajarlainnya.

Page 112: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dari misi Perum Pegadaian tersebut, umatIslam mempunyai dua pilihan, yaitu :

a. Membantu Perum Pegadaianmenerapkan konsep operasional lembagagadai yang sesuai dengan prinsip syariatIslam yang tidak menerapkan sistem bungaatau yang serupa dengan itu, baik dalammencari modal maupun dalammenyalurkan pinjaman. Apabila sumbanganpemikiran umat Islam ini sulitdilaksanakan, umat Islam mempunyaipilihan kedua;

Page 113: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Membantu Perum Pegadaianmenghilangkan beban moral denganmengusulkan perubahan PP no. 10 tahun1990 yaitu menghapus kata “riba” pada pasal5 ayat (2)b, dan kata-kata “badan usahatunggal” pada pasal 3 ayat (1)a. Dengan usulyang kedua ini maka umat Islam mempunyai peluang untuk berdirinya suatulembaga gadai dalam bentuk perusahaanyang dioperasikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.

Page 114: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Aspek Permodalan

Apabila umat Islam memilih mendirikansuatu lembaga gadai dalam bentukperusahaan yang dioperasikan sesuaidengan prinsip-prinsip syariat Islam, aspekpenting lainnya yang perlu dipikirkanadalah permodalan. Modal untukmenjalankan perusahaan gadai cukup besarkarena selain diperlukan dana untukdipinjamkan kepada nasabah jugadiperlukan investasi untuk tempatpenyimpanan barang gadaian.

Page 115: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dengan asumsi bentuk perusahaan gadaisyariah yang dikehendaki adalah perseroanterbatas, maka perlu diupayakan sahamyang dijual kepada masyarakat dalampecahan yang terjangkau lapisanmasyarakat sehingga saham dapat dimilikisecara luas. Ada kemungkinan pemegangsaham perusahaan gadai syariah melebihijumlah minimum sehingga perludidaftarkan kepada BAPEPAM sebagaiperusahaan publik.

Page 116: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Aspek Sumber Daya ManusiaSuatu perusahaan gadai hanya akan mampubertahan dan berjalan dengan mantap apabilanilai barang yang dijadikan agunan cukup untukmenutup hutang yang diminta oleh pemilikbarang. Untuk menilai suatu barang gadaianapakah dapat menutup jumlah pinjaman tidaklahmudah. Apalagi jenis barang yang mungkindijadikan agunan gadai sangat beraneka ragam. Belum lagi dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat menjadikan suatu barang lebih cepatketinggalan zaman. Untuk dapat sedikit meyakininilai suatu barang gadaian diperlukanpengetahuan, pengalaman, dan naluri yang kuat.Dengan kualitas sumber daya manusia yang menangani penaksiran barang gadaian sangatmenentukan keberhasilan suatu perusahaan gadai.

Page 117: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

d. Aspek KelembagaanPerusahaan gadai syariah membawa misi syiar Islam, oleh karena itu harus dapat diyakini bahwa seluruhproses operasional dilakukan tidak meyimpang dariprinsip syariat Islam. Proses operasional mulai darimobilisasi dana untuk modal dasar sampai kepadapenyalurannya kepada masyarakat tidak bolehmengandung unsur-unsur riba. Usaha-usaha yang akan dibiayai dari pinjaman gadai syariah adalahusaha-usaha yang tidak dilarang dalam agama Islam. Untuk meyakini tidak adanya penyimpangan terhadapketentuan syariah diperlukan adanya suatu dewanpengawas yang lazimnya disebut Dewan PengawasSyariah yang selalu memonitor kegiatan perusahaan. Oleh karena itu organisasi perusahaan gadai syariahsangat unik karena harus melibatkan unsur ulamayang cukup dikenal oleh masyarakat setempat.

Page 118: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

e. Aspek Sistem dan Prosedur

Menyandang nama syariah pada kegiatan hutang piutanggadai membawa konsekuensi harus efektif dan efisiensinyakegiatan operasional perusahaan gadai syariah. Olehkarena itu sistem dan prosedur harus dibuat sedemikianrupa sehingga tidak meyulitkan calon nasabah yang akanmeminjamkan uang baik dalam perjanjian hutang piutanggadai dalam bentuk al-qardhul hasan maupun hutang-piutang gadai dalam bentuk al-mudharabah. Loket-loketdipisahkan antara yang ingin memasuki perjanjian hutangpiutang gadai dalam bentuk al-qardhul hasan dan yang ingin memasuki perjanjian hutang piutang gadai dalambentuk al-mudharabah, namun harus dibuat fleksibelsedemikian rupa sehingga terhindar adanya antrianpanjang. Biasanya mereka yang ingin memasuki perjanjianhutang piutang gadai dalam bentuk al-mudharabah adalahpeminjam dalam jumlah besar.

Page 119: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

f. Aspek Pengawasan

Aspek pengawasan dari suatu perusahaan gadai syariahadalah sangat penting karena dalam pengertianpengawasan itu termasuk di dalamnya pengawasan olehYang Maha Kuasa melalui malaikat-Nya. Oleh karena ituorgan pengawasan internal perusahaan yang disebutSatuan Pengawasan Intern (SPI) adalah merupakanpelaksanaan amanah. Tanggung jawab organ pengawasantermasuk para pimpinan unit tidak hanya kepada DewanKomisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tetapi juga harus dapat mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah SWT di hari akhir kelak. Termasuk dalamorgan pengawasan adalah Dewan Pengawasan Syariah yang terdiri dari para ulama yang cukup dikenal masyarakat.

Page 120: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

5. Akad Perjanjian GadaiDalam transaksi gadai terdapat empat akad untukMempermudah mekanisme perjanjiannya, empat

akad tersebut adalah:1. Qard al-Hasan

Akad ini digunakan nasabah untuk tujuankomsumtif. Oleh karena itu nasabah (rahin) akandikenakan biaya perawatan dan penjagaan baranggadai (marhun) kepada pegadaian (murtahin).Dengan ketentuannya, sebagai berikut:

a. Barang gadainya hanya dapat dimanfaatkan denganjalan menjual, seperti emas, elektronik, dan lain-lain.

b. Karena bersifat sosial, maka tidak adapengembangan hasil. Pegadaian hanyadiperkenankan untuk mengenakan biayaadministrasi kepada rahin.

Page 121: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Mudharabah

a. Akad ini diberikan bagi nasabah yang inginmemperbesar modal usahanya atau untukpembiayaan lain yang bersifat produktif.

b. Barang gadai dapat berupa barang bergerakmaupun barang tidak bergerak seperti : Emas, Elektronik, kendaraan bermotor, tanah, rumah, bangunan, dan lain-lain.

c. Keuntungan dibagi setelah dikurangi biayapengelolaan marhun.

Page 122: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Ba’I Muqayyadah

a. Akad ini diberikan bagi nasabah untuk keperluanyang bersifat produktif. Seperti pembelian alatkantor, modal kerja. Dalam hal ini murtahin jugadapat menggunakan akad jual-beli untuk barangatau modal yang diinginkan oleh rahin. Baranggadai adalah barang yang dapat dimanfaatkan olehrahin maupun murtahin.

4. Ijarah

a. Obyek dari akad ini adalah pertukaran manfaattertentu. Bentuknya adalah murtahinmenyewakan tempat penyimpanan barang.

Page 123: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

6. Persamaan dan Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Syariah:

1. Persamaan

a. Hak gadai atas pinjaman uang.

b. Adanya agunan sebagai jaminan hutang.

c. Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan .

d. Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh parapemberi gadai .

e. Apabila batas waktu pinjaman uang habis barang yang digadaikan boleh dijual atau dilelang.

Page 124: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Perbedaan

Pegadaian Konvensional

1. Gadai menurut hukum perdata disamping berprinsiptolong menolong juga menarik keuntungan dengan caramenarik bunga atau sewa modal.

2. Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku padabenda yang bergerak.

3. Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam bentukbunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda)

4. Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan melalui suatulembaga yang ada di Indonesia disebut Perum Pegadaian

5. Menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu4 bulan itu bisa terus diperpanjang, selama nasabahmampu membayar bunga .

Page 125: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pegadaian syariah

1. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secarasukarela atas dasar tolong menolong tanpamencari keuntungan.

2. Rahn berlaku pada seluruh benda baikyang bergerak maupun yang tidak bergerak.

3. Dalam rahn tidak ada istilah bunga (biayapenitipan, pemeliharaan, penjagaan danpenaksiran). Singkatnya biaya gadai syariahlebih kecil dan hanya sekali dikenakan.

Page 126: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Rahn menurut hukum Islam dapatdilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga.

5. Hanya memungut biaya (termasuk asuransibarang) sebesar 4% untuk jangka waktu 2 bulan. Bila lewat 2 bulan nasabah takmampu menebus barangnya, masa gadaibisa diperpanjang dua periode. Jadi. Total waktu maksimalnya 6 bulan. ”Tidak adatambahan pungutan biaya untukperpanjangan waktu. Tapi, jika melewatimasa 6 bulan, pihak pegadaian akanlangsung meng-eksekusi barang gadai.

Page 127: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

7. operasional pegadaian syariah adalah sebagai berikut:

a. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariahuntuk mendapatkan pembiayaan. Kemudian pegadaianmenaksir barang jaminan untuk dijadikan dasar dalammemberikan pembiayaan.

b. Pegadaian syariah dan nasabah menyetujui akad gadai. Akad ini mengenai berbagai hal, seperti kesepakatan biayagadaian, jatuh tempo gadai dan sebagainya.

c. Pegadaian syariah menerima biaya gadai, seperti biayapenitipan, biaya pemeliharaan, penjagaan dan biayapenaksiran yang dibayar pada awal transaksi oleh nasabah.

d. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuhtempo.

Page 128: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

8. Prospek Pegadaian Syariah

Kekuatan pegadaian, Syariah bersumber dari:

a. Dukungan umat Islam yang merupakanmayoritas penduduk.

b. Dukungan lembaga keuangan Islam diseluruh dunia.

c. Pemberian pinjaman lunak al-QardulHasan dan pinjaman mudharabah dengansistem bagi hasil pada pegadaian syariahsangat sesuai dengan kebutuhanpembangunan.

Page 129: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Kelemahan Pegadaian Syariah

a. Berprasangka baik kepada semua nasabahnya danberasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalamperjanjian bagi hasil adalah jujur. Namun hal ini dapatmenjadi bumerang.

b. Memerlukan metode penghitungan yang rumitterutama dalam menghitung biaya yang dibolehkandan pembagian laba untuk nasabah-nasabah yang kecil.

c. Karena menggunakan konsep bagi hasil, pegadaiansyariah lebih banyak memerlukan tenaga-tenagaprofesional yang handal.

d. Perlu adanya perangkat peraturan pelaksanaan untukpembinaan dan pengawasannya.

Page 130: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Peluang Pegadaian syariah:

a. Munculnya berbagai lembaga bisnis syariah(lembaga keuangan syariah).

Ab.Adanya peluang ekonomi bagi berkembangnyapegadaian syariah.

Ancaman Pegadaian Syariah:

a. Dianggap adanya fanatisme agama.

b. Susah untuk menghilangkan mekanisme bungayang sudah mengakar dan menguntungkan bagisebagian kecil golongan.

Page 131: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

8. PASAR MODAL SYARIAHA. Pengertian

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market. Sementara istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, capital, dan stock.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan denganPenawaran Umum dan perdagangan EfekPerusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Page 132: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Sedangkan yang dimaksud Efek pada Pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.Pasar modal (capital market) merupakan pasaruntuk berbagai instrumen keuangan jangkapanjang yang bisa diperjualbelikan, baik suratutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagiperusahaan maupun institusi lain (misalnyapemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatanberinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasaranakegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Page 133: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain.

Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Page 134: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Jenis Pasar Modal

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagimenjadi tiga macam, yaitu :

1. Pasar Perdana

Adalah penjualan perdana efek atau penjualanefek oleh perusahaan yang menerbitkan efeksebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan hargaemisi, sehingga perusahaan yang menerbitkanemisi hanya memperoleh dana dari penjualantersebut.

Page 135: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Pasar Sekunder

Adalah penjualan efek setelah penjualan padapasar perdana berakhir. Pada pasar sekunderini harga efek ditentukan berdasarkan kursefek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efekditentukan oleh daya tarik menarik antarapermintaan dan penawaran efek tersebut. Bagiefek yang dapat memenuhi syarat listing dapatmenjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhisyarat listing dapat menjual efeknya diluarbursa efek.

Page 136: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Bursa Paralel

Merupakan bursa efek yang ada. Bagiperusahaan yang menerbitkan efek yang akanmenjual efeknya melalui bursa dapat dilakukanmelalui bursa paralel. Tidak semua efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang go publikdapat menjual sahamnya di bursa efek. Inidikarenakan persyaratan untuk listing di bursa efek tersebut cukup berat dan sangat ketat. Bursa paralel merupakan alternatif yang go publik memperjual belikan efeknya, jika iadapat memenuhi syarat yang ditentukan padabursa efek.

Page 137: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Kategori Sekuritas ada tiga kategori sekuritas. Pertama, segala

jenis sekuritas yang menawarkan pedetermined fixed-income tidak diperbolehkan dalam Islam, karena termasuk kategori riba. Dengan demikian, interest-bearing securities, baik long term maupun short term, akan masuk daftar instrumen investasi yang tidak sah. Saham preferen (prefernce stocks), debenture, treasury securities and commercial papers masuk dalam kategori ini.

Page 138: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Kategori kedua, sekuritas-sekuritas yang berada dalam grey area (questionable) karena dicurigai sarat dengan gharar, meliputi produk-produk derivatives, seperti forward, future, dan juga options.

Kategori ketiga, yakni sekuritas yang diperbolehkan, baik secara penuh maupun dengan catatan-catatan meliputi, saham (stocks) dan Islamic bonds, prifit loss sharing based, goverment securities, penggunaan institusi pasar sekunder dan mekanismenya semisal margin trading. Karena sering kali catatan-catatan begitu dominan.

Page 139: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Instrumen Pasar Modal Jenis efek yang umumnya diperdagangkan di pasar modal

adalah saham, obligasi, dan surat pernyataan utang lainnyaseperti option, warrant, dan right. Semua efek yang diperdagangkan berjangka panjang yaitu lebih dari 1 (satu) tahun. Secara umum instrument tersebut dapat digolongkan menjadi 3 kelompok (usman dkk, 1994, 62-81) yaitu :

1. Instrumen utang (debt instrument), yang termasukdalam instrumen ini adalah obligasi.

2. Instrumen penyertaan (equity instrument), yang termasuk di dalamnya adalah saham.

3. Instrumen lain (others instrument) seperti options, warrant dan right.

Page 140: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Munir Fuady (1996, 7-8) lebih rinci membagijenis-jenis efek dalam kategori sebagai berikut :

1. Efek penyertaan, yaitu efek yang memberikanhak kepada pemegangnya untuk ikut serta dalamequity suatu perusahaan. Termasuk pada efekpenyertaan ini adalah :

a. Saham serta jenisnya,

b. Setiap derivatifnya, seperti bukti right, warran, option (put atau call),

c. Unit pernyataan kontrak investasi kolektif,

d. kontrak berjangka atas efek.

Page 141: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Efek utang, yaitu efek yang penerbitnya mengeluarkan ataumenjual surat utang, pada suatuwaktu wajib menebus kembalisesuai kesepakatan di antara parapihak. Termasuk ke dalam efek iniadalah obligasi, commercial paper, surat pengakuan utang dan buktiutang.

Page 142: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Efek konversi disebut juga obligasi konversiyaitu efek yang sebenarnya termasuk efekutang, tetapi pada saat yang ditentukan dapakmenukarkan efek utang tersebut dengan efekpenyertaan. Baik diwajibkan atau pilihan daripihak pemegang efek yang bersangkutan.

4. Efek derivatif yaitu beberapa jenis efek yang ditawarkan kepada publik, sebenarnyamelanjutkan efek yang telah dahuludipasarkan, seperti bukti right, warrant, option.

Page 143: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Efek yang umumnya diperdagangkan dipasar modal

1. Saham.Saham adalah salah satu efek uang umumnya dijual dipasar modal (bursa efek). Saham merupakan tandapenyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT).Saham adalah selembar catatan yang berisi pernyataankepemilikan sejumlah modal kepada perusahaan yang menerbitkan.Manfaat yang diperoleh dari kepemilikan sahamadalahsebagai berikut :a. Deviden, bagian yang dibagikan kepada pemilik saham.b. Capital Gain, keuntungan yang diperoleh dari selisih

positif harga beli dan harga jual saham. c. manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara

dalam aktifitas perusahaan.

Page 144: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Untuk investor muslim investasi pada saham (equity investment) memang sudah semestinya menjadipreferensi untuk menggantikan investasi pada interest yielding bonds atau sertifikat deposito, walaupun jikakemudian dinyatakan dalam fiqh klasik dikatakanekuitas dalam hal ini saham tidak bisa dipersamakandengan instrument keuangan Islam seperti kontrakmudharabah dan musyarakah. Saham dapatdiperdagangkan kapan saja di pasar sekunder tanpamemerlukan persetujuan dari perusahaan yang mengeluarkan saham. Sementara mudharabah danmusyarakah ditetapkan berdasarkan persetujuan rabbal mal (investor) dan perusahaan sebagai mudharibuntuk suatu periode tertentu.

Page 145: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham biasa (commonstock) dan saham istimewa (preferredstock). Perbedaan saham iniberdasarkan pada hak yang melekatpada saham tersebut. Hak ini meliputihak atas menerima deviden, memperoleh bagian kekayaan jikaperusahaan dilikuidasi setelahdikurangi semua kewajiban-kewajibanperusahaan.

Page 146: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Obligasi

Obligasi adalah surat pernyataan hutang suatuperusahaan yang akan dibayar pada waktu jatuhtempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang diperoleh dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan penerbit obligasitersebut.

Obligasi diterbitkan dapat berupa atas unjuk dan jugaatas nama. Obligasi atas unjuk berarti pemegangobligasi dianggap sebagai pemilik atas hak obligasitersebut. Obligasi atas nama berarti yang berhak atassejumlah nilai uang atas obligasi tersebut adalahsesuai dengan nama yang tertera pada obligasitersebut.

Page 147: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Obligasi adalah tanda pengakuan hutang ataspinjaman uang oleh emiten untuk jangka waktupanjang sekurang-kurangnya 3 tahun dengan imbalanbunga serta pembayarannya sesuai dengan ketentuanyang berlaku.Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengansukuk. Sukuk berasal dari bahasa Arab “sak” (tunggal) dan “sukuk” (jamak) yang memiliki arti mirip dengansertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya, sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan. Sebuahsukuk mewakili kepentingan, baik penuh maupunproporsional dalam sebuah atau sekumpulan aset.

Page 148: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Berbeda dengan konsep obligasi konvensionalselama ini, yakni obligasi yang bersifat hutangdengan kewajiban membayar berdasarkanbunga, obligasi syariah adalah suatu suratberharga berjangka panjang berdasarkanprinsip syariah yang dikeluarkan Emitenkepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayarpendapatan kepada pemegang obligasi syariahberupa bagi hasil/margin/fee setra membayarkembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Page 149: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Jika ditinjau dari aspek akad, obligasidapat dimodifikasi ke dalam berbagaijenis seperti obligasi saham, istishna, murabahah, musyarakah, mudharabah ataupun ijarah, namunyang lebih populer dalamperkembangan obligasi syariah diIndonesia hingga saat ini adalahobligasi mudharabah dan ijarah.

Page 150: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Obligasi syariah di Indonesia mulai diterbitkanpada paruh akhir tahun 2002, yakni dengandisahkannya Obligasi Indosat obligasi yang diterbitkan ini berdasarkan prinsip mudharabah. Obligasi mudharabah mulai diterbitkan setelahfatwa tentang obligasi syariah (Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/ /2002) dan obligasi syariahmudharabah (Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/ /2002). Sedangkan obligasi syariah ijarah pertamakali diterbitkan pada tahun 2004 setelahdikeluarkannya fatwa tentang obligasi syariahijarah (Fatwa DSN-MUI No. 41/DSN-MUI/ /2003).

Page 151: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Penerapan mudharabah dalamobligasi cukup sederhana. Emitenbertindak selaku mudharib, pengelola dana dan investor bertindak selaku shahibul mal, alias pemilik modal. Keuntunganyang diperoleh investor merupakanbagian proporsional keuntungandari pengelolaan dana olehinvestor.

Page 152: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Selain saham pasar modal syariah menyediakan obligasisyariah. Obligasi syariah mempergunakan akad(perjanjian) mudharabah (profit sharing) atau bagi hasil. Nisbah (perbandingkan pembagian) dan waktupembagiannya ditentukan di muka.Antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional adaperbedaan yang sangat mendasar. Hal yang sangat prinsipilyang membedakan obligasi syariah dan obligasikonvensional adalah terletak pada ada tidaknya back upaset di dalamnya. Setiap penerbitan obligasi syariah harusdiback up oleh aset (aset securitisasi), sedangkan di dalamobligasi konvensional tidak dipersyaratkan.Dengan adanya sekuritas aset ini maka obligasi syariahmemiliki karakter yang relatif berbeda dengan obligasikonvensional.

Page 153: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Obligasi syariah lebih cenderung untuk dikatakansebagai instrumen ekuitas (equity financingkarena terdapat proses aset sekuritas tersebut) dari pada instrumen hutang (debt financing). Selain itu adanya sekuritas aset akan mengubahistilah bunga (diharamkan dalam Islam) menjadikeuntungan atau laba (profit). Istilah bungamuncul pada obligasi konvensinal karenakontraknya adalah pinjaman (tidak ada back up aset). Sedangkan obligasi syariah karena adanyaback up aset, maka istilah keuntungan yang dipakai

Page 154: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Ada dua strategis utama yang dicanangkanoleh BAPEPAM untuk pengembangan pasarmodal syariah dan produk pasar modal syariah. Pertama : mengembangkankerangka hukum untuk memfasilitasipengembangan pasar modal berbasissyariah. Kedua : mendorong pengembanganproduk pasar modal berbasis syariah.Kalaumelihat dari instrumen-instrumen atauproduk-produk yang ada dalam pasar modal syariah mengalami perkembangan yang cukup bagus.

Page 155: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Di Indonesia penerbitan obligasi syariahumumnya menggunakan akad mudharabah. Prinsip-prinsip pokok dalam mekanismepenerbitan obligasi syariah dapat dilihatpada hal-hal sebagai berikut:

1. kontrak atau akad mudharabah atau akadsyariah lainnya yang sesuai dituangkandalam perjanjian perwaliamanatan.

2. Rasio atau persentasi bagi hasil (nisbah) dapat di tetapkan berdasarkan komponenpendapatan atau keuntungan.

Page 156: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Nisbah ini dapat ditetapkan konstan, meningkat, ataupun menurun, dengan mempertimbangkanproyeksi pendapatan emiten, tetapi sudah ditetapkandi awal kontrak.

4. Pendapatan bagi hasil berarti jumlah pendapatanyang dibagihasilkan yang menjadi hak dan olehkarenanya harus di bayarkan oleh emiten padapemegang obligasi syariah

5. Pembagian hasil pendapatan ini keuntungan dapatdilakukan secara periodik

6. Karena besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukan oleh kenerja aktual emiten, maka obligasisyariah memberikan indicative return tertentu.

Page 157: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Surat Berharga Lainnya

Selain dari dua jenis efek yang di uraikan di atas yang sudah banyak digunakan sebagai media utang di bursa efek, terdapat beberapa jenis efek yang juga dapat digunakan sebagai media hutang seperti option, warrant, dan right.

a. Option

Adalah surat pernyataan yang dikeluarkan olehseseorang/lembaga (tetapi bukan emiten) untukmemberikan hak kepada pemegangnya untukmembeli saham (call option) dan menjual saham (putoption) pada harga yang ditentukan sebelumnya.

Page 158: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Warrant

Adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepadapemegangnya untuk membeli sahamperusahaan yang telah ditentukansebelumnya. Persyaratan tersebutbiasanya mengenai harga, jumlah danmasa berlakunya warrant tersebut.

Page 159: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Hukum Jual Beli Saham Wahbah al Zuhaili dalam al- Fiqh al-Islami wa Adillatuhu

juz 3/1841 dinyatakan bahwa : “bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi

atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik sahamadalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”

Pendapat para ulama yang memperbolehkan jual belisaham serta pengalihan kepemilikan porsi suatu suratberharga berdasarkan pada ketentuan bahwa selama semuaitu disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain darisuatu surat berharga (bi idzni syarikihi). KeputusanMuktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah pun menyatakan bahwa boleh jual atau menjaminkansaham dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan.

Page 160: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Saham-saham yang bertentangan dengan syariah, misalnya:

usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan terlarang.

usaha lembaga keuangan konvensional(ribawi) termasuk perbankan dan asuransikonvensional.

usa yang memproduksi, mendristibusi sertamemperdagangkan makanan dan minumanyang tergolong haram.

usaha yang memproduksi, mendistribusi dan ataumenyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusakmoral dan bersifat mudharat.

Page 161: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Struktur Pasar Modal di Indonesia1. Pengelola Pasar Modal

a. Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan)

b. Bursa Efek

c. Lembaga Kliring dan Penjaminan

d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

e. Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di Luar Bursa Efek.

Page 162: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Para Pelaku Pasar Modala. Emitenb. Investorc. Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company).d. Reksadana

3. Lembaga Penunjang Pasar Modala. Lembaga Penunjang Pasar Perdana

1). Lembaga Penunjang untuk Emisi Saham:- Penjamin Emisi Efek (underwriter).- Akuntan Publik.- Konsultan Hukum.

b. Lembaga Penunjang untuk Emisi Obligasi.1). Wali Amanat (trustee).2). Penanggung (guarantor)3). Agen Pembayanan (paying agent).

Page 163: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder:

a. Perusahaan Efek (securities company).

B. Pedagang Efek (dealer)

c. Perantara pedagang (broker).

4. Biro adminirtarsi efek.

Page 164: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Indeks Harga Saham dan Obligasi Fungsi Indeks harga Saham:

a. Sebagai indikator tren saham.

b. Sebagai indikator tingkat keuntungan.

c. Sebagai Tolok Ukur (benchmark) kinerja suatu porofolio.

d. Memfasilitasi pembentukan portofolio denga strategi pasif.

Page 165: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

9. REKSADANA SYARIAHA. Pengertian

Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unittrust . Unit berarti saham, Trust berarti kepercayaan. di Amerika, reksadana dikenal dengan sebutan mutual fund yang berarti dana bersama, dan di Jepang dikenal dengan sebutan investment fund yang berarti dana investasi, yaitu pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan.

Secara bahasa, Reksa: jaga atau pelihara, dan Dana: (himpunan) uang. Jadi Reksadana: kumpulan uang yang dipelihara.

Page 166: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Undang-Undang Pasar Modal no. 8 tahun1995, pasal 1 ayat 27, reksadana adalah suatuwadah yang dipergunakan untukmenghimpun dana dari masyarakatpemodal untuk selanjutnya diinvestasikandalam portofolio efek oleh manager investasi yang telah mendapat izin dariBapepam(badan pengawas pasar modal).

Portofolio investasi dari reksadana dapatterdiri dari berbagai macam instrument surat berharga seperti saham, obligasi, instrument pasar uang, atau campuran dariinstrument-instrumen di atas.

Page 167: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Reksadana merupakan jalan keluar bagipara pemodal kecil yang ingin ikut sertadalam pasar modal minimal yang relative kecil dan kemampuan menanggung resikoyang sedikit dan reksadana syariahmerupakan salah satu lembaga keuangannon perbankan, yang dapat dijadikanalternative berinvestasi bagi masyarakatyang menginginkan return investasi darisumber dan cara yang bersih, dan dapatdipertanggungjawabkan secara syariah.

Page 168: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalahwadah yang dipergunakan untuk menghimpun danadari masyarakat Pemodal untuk selanjutnyadiinvestasikan dalam portofolio Efek oleh ManajerInvestasi.”Dari kedua definisi di atas, terdapat tigaunsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:

1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individumaupun institusi.

2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolioefek yang telah terdiversifikasi; dan

3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola danamilik masyarakat investor.

Page 169: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Beberapa istilah dalam Reksadana:

1. Portofolio efek: kumpulan efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para pemodal dalam reksadana.

2. Manajer Investasi: pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.

3. Emiten: perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada publik.

4. Efek: surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,dan lain-lain.

Page 170: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

5. Mudharabah/ qirad: suatu akad atau sistem dimana seseorang memberikan hartanya kepada pihak lain untuk dikelola.

6. Prospektus: Setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.

7. Bank Kustodian: pihak yang kegiatan usahanya memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemagang rekening yang menjadi nasabahnya.

Page 171: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Prinsip Dasar Reksadana SyariahPrinsip operasional yang digunakan

reksadana syariah adalah prinsipmudharabah atau qiradh. Prinsipmudharabah atau qiradh diartikan sebagaisebuah ikatan atau sistem dimana seseorangmemberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwakeuntungan yang diperoleh dari hasilpengelolaan tersebut dibagi antara keduapihak sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Page 172: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Prinsip mudharabah dan qiradh reksadana syariahmemiliki beberapa karakteristik.

Pertama, pemodal sebagai rab al-mal ikutmenanggung resiko kerugian yang dialamimanajer investasi sebagai amil.

Kedua, manajer investasi sebagai amil tidakmenanggung resiko kerugian atas investasi kalaukerugian tersebut bukan disebabkan karena (grossnegligence).

Ketiga, keuntungan (ribh) dibagi antara pemodal(rab al-mal) dengan manajer investasi (amil) sesuai dengan proposi yang telah disepakati olehkedua belah pihak.

Page 173: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Macam-Macam Reksadana

1. Reksadana pendapatan tetap

Reksadana pendapatan tetap adalah reksadanayang melakukan investasi sekurang-kurangnya80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalamefek yang bersifat hutang.

2. Reksadana campuran

Reksadana campuran dapat melakukaninvestasinya dalam bentuk efek utang maupunekuitas dengan fungsi alokasi yang lebihfleksibel.

Page 174: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Reksadana dana pasar uang

Reksadana pasar uang (RDPU) adalahreksadana yang investainya 100% pada efekpasar uang. Efek pasar uang adalah efek-efek hutang berjangka kurang dari satutahun.

4. Reksadana saham

Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya80% dari portofolio yang dikelolanyakedalam efek bersifat ekuitas (saham).

Page 175: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Bentuk Hukum Reksadana Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8

Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana diIndonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentukKontrak Investasi Kolektif (KIK).1. Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)Suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisibentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usahapengelolaan portofolio investasi.2. Kontrak Investasi KolektifKontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaansebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasidiberi wewenang untuk mengelola portofolio efek danBank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakanpenitipan dan administrasi investasi.

Page 176: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Karakteristik ReksadanaBerdasarkan karakteristiknya, reksadana dapat dibagi menjadi dua, yaitu:1. Reksadana TerbukaAdalah reksadana yang dapat dijual kembali kepadaPerusahaan Manajemen Investasi yang menerbitkannya tanpa melalui mekanismeperdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanyasama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besarreksadana yang ada saat ini adalah merupakanreksadana terbuka.2. Reksadana TertutupAdalah reksadana yang tidak dapat dijual kembalikepada perusahaan manajemen investasi yang menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutuphanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Hargajualnya bisa di atas atau di bawah Nilai AktivaBersihnya.

Page 177: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Nilai Aktiva Bersih (NAB)

NAB (Nilai Aktiva Bersih) atau Net Asset Value merupakan salah satu tolok ukurdalam memantau hasil dari suatuReksadana. NAB per-saham/unit penyertaan adalah harga wajar dariportofolio suatu reksadana setelahdikurangi biaya operasional kemudiandibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saattersebut.

Page 178: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Manfaat Reksadana

Sedikitnya, ada 5 manfaat Reksadana, yaitu:

1. Dikelola oleh manajemen profesional

Pengelolaan portofolio suatu Reksadanadilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam halpengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangatpenting mengingat Pemodal individu padaumumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secaralangsung dalam menganalisa harga efek sertamengakses informasi ke pasar modal.

Page 179: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Diversifikasi investasi

Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangiresiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksadanadiinvestasikan pada berbagai jenis efeksehingga resikonya-pun juga tersebar. Dengan kata lain, resikonya tidak sebesarresiko bila seorang membeli satu atau duajenis saham atau efek secara individu.

Page 180: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Transparansi informasi

Reksadana wajib memberikan informasi atasperkembangan portofolionya dan biayanya secarakontinue sehingga pemegang Unit Penyertaandapat memantau keuntungannya, biaya, dan risikosetiap saat.Pengelola Reksadana wajibmengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)-nyasetiap hari di surat kabar serta menerbitkanlaporan keuangan tengah tahunan dan tahunanserta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinyasecara rutin.

Page 181: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Likuiditas yang tinggi

Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiapinstrumen investasi harus mempunyai tingkatlikuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapanyang dibuat masing-masing Reksadanasehingga memudahkan investor mengelolakasnya. Reksadana terbuka wajib membelikembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnyasangat likuid.

Page 182: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

5. Biaya Rendah

Karena reksadana merupakan kumpulan danadari banyak pemodal dan kemudian dikelolasecara profesional, maka sejalan denganbesarnya kemampuan untuk melakukaninvestasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.

Biaya transaksi akan menjadi lebih rendahdibandingkan apabila Investor individumelakukan transaksi sendiri di bursa.

Page 183: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

H. Mekanisme operasional Reksa dana syari’ah

Perbedaan paling mendasar antara reksadanakonvensional dan reksa dana syariah adalah terletakpada proses screening dalam mengkonstruksiportofolio. Filterisasi menurut prinsip syariah adalahmengeluarkan saham-saham yang memiliki aktivitasharam seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, dan lain sebagainya. di sampingitu, proses filterisasi juga dilakukan dengna caramembersihkan pendapatan yang dianggap diperolehdari kegiatan haram dan membersihkannya dengancara charity (kedermawanan).

Page 184: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dalam mekanisme kerja yang terjadi di reksadanaada tiga pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana, yaitu :1. Manajer investasi sebagai pengelola investasi. Manajer investasi bertangung jawab atas kegiataninvestasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenisinvestasi, mengambil keputusan-keputusaninvestasi, memonitor pasar investasi, dan melakukantindakan-tindakan yang dibutuhkan untukkepentingan investor. Manajer investasi ( perusahaan pengelola ) dapat berupa :1). Perusahaan efek, di mana umumnya berbentukdivisi tersendiri atau PT yang khusus menanganireksadana. 2). Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagaiperusahaan manajemen investasi ( PMI ) atauinvestment manajement company.

Page 185: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usahaatau bank yang bertindak sebagai penyimpankekayaan ( save keeper ) serta administrator reksadana. Dana yang terkumpul dari sekian banyakinvestor bukan merupakan bagian dari kekayaanmanajer investasi maupun bank kustodian, tetapimilik para investor yang disimpan atas namareksadana di bank kustodian. Baik manajer investasimaupun bank kustodian yang akan melakukankegiatan ini terlebih dahulu harus mendapat izin daribapepam.

3. Pelaku ( perantara ) di pasar modal ( broker, underwriter ) maupun di pasar uang ( bank ) danpengawas yang dilakukan oleh Bapepam.

Page 186: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

I. Sifat-sifat Reksadana

1. Reksadana tertutup (closed-end fund)

Dikatakan reksadana tertutup karena setelahmenawarkan unit penyertaan (saham) yang jumlahnyatetap, reksadana ini menutup pintu bagi investor yang baru.

Pada reksadana ini jual beli saham setelah penawaranumum perdana ( pasar sekunder ) dilakukan melaluibursa antara investor dengan investor yang lainnya. Sehingga closed-end fund tidak melakukan pembeliankembali saham-saham yang telah dijual kepadainvestor. Dengan kata lain, pemegang saham tidakdapat menjual kembali sahamnya kepada manajerinvestasi.

Page 187: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Harga reksadana tertutup lebih banyakditentukan oleh hukum permintaan danpenawaran, bukan semata-mata karena nilaiaktiva bersih ( NAB )-nya.

Sedangkan proses penerbitan dan pencatatanreksadana tertutup sama dengan perusahaanlain yang go public. Perbedaannya adalahbahwa hasil penjualan saham yang diperolehreksadana akan diinvestasikan di sarana lain. Sedangkan perusahaan lain digunakan untukekspansi, membayar hutang ataudiinvestasikan kembali.

Page 188: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Reksadana terbuka ( open-end fund ).

Reksadana terbuka adalah perusahaaninvestasi yang menawarkan danmembeli kembali saham-sahamnyadari investor sampai sejumlah unit penyertaan yang sudah dikeluarkan. Berbeda dengan reksadana tertutup, reksadana terbuka membuka pintuuntuk membeli atau menjual kembaliunit penyertaan ( UP ).

Page 189: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Reksadana terbuka lebih disukai oleh investor karena lebihliquid, artinya unit penyertaannya lebih mudah diuangkandengan harga pasar dari pada saham reksadana tertutup. Reksadana terbuka dibedakan lagi berdasarkan dikenakanatau tidaknya biaya penjualan (servive charge ) dan biayapembelian kembali (redemption fee ). Komisi tersebutdisebut load, yaitu load funds dan no load funds.

Load funds merupakan biaya sales/entry charge, sehinggaharga penawaran sebuah unit penyertaan adalah sebesar(NAB) ditambah biaya penjualan tersebut.

No load funds tidak mengenakan biaya penjualan (sales charge ) untuk pembelian awal, sehingga hargapenawarannya akan sama dengan NAB.

Page 190: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

J. Pandangan Syariah Tentang Reksadana

Pandangan syariah tentang reksadana syariah inidikutip dari lokokarya alim ulama tentang reksadanasyariah, yang diselenggarakan oleh MUI bekerja samadengan Bank Muamalat Indonesia tanggal 24-25 robiul awal 1417 H / 29-30 Juli 1997 di Jakarta.

Pada prinsip setiap sesuatu dalam muamalat adalahdibolehkan selama tidak bertentangan dengansyariah, mengikuti kaidah fiqih yang dipegang olehmazhab Hambali dan para fuqoha lainnya. Syariahdapat menerima usaha semacam reksadana sepanjanghal yang tidak bertentangan dengan syariah.

Page 191: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajerinvestasi dalam reksadana syariah menggunakan sistemwakalah. Pada akad wakalah tersebut, pemodalmemberikan mandat kepada manajer investasi untukmelaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal, sesuaidengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus. Investasi hanya dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah Islam. Selain itu, untuk menjaminreksadana syariah beroperasi tanpa menyalahi aturankesyari’ahannya, maka suatu reksadana syariah wajibmemiliki DPS.

Reksadana syariah berbeda dengan reksadanakonvensional dalam operasionalnya. Hal yang paling tampak adalah proses screening dalam mengkonstruksiportofolio. Filterasi menurut prinsip syariah akanmengeluarkan saham yang memiliki aktivitas haram.

Page 192: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

K. Prinsip transaksi dan aplikasinya

Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpundana dari masyarakat pemodal sebagaipemilik dana (shahibul mal) untukselanjutnya diinvetasikan dalamportofolio efek oleh manajer investasisebagai wakil shahibul mal menurutketentuan dan prinsip syariah islam.

Page 193: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pemilik dana (investor) yang menginginkan investasihalal akan mengamankan dananya dengan akadwakalah kepada manajer investasi. Reksadana syariahakan bertindak dalam akad mudhorobah sebagaimudhorib yang mengelola milik bersama dari parainvestor. Sebagai bukti penyertaan investor akanmendapat unit penyertaan dari reksadana syariah. Dana reksadana syariah akan ditempatkan kembali kedalam kegiatan emiten (perusahaan lain) melaluipembelian efek syariah dalam hal ini reksadanasyariah berperan sebagai mudhorib dan emitenberperan sebagai shohibul mal. Oleh karea ituhubungan seperti ini bisa disebut sebagai ikatanmudhorobah bertingkat.

Page 194: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

10. OBLIGASI SYARIAH/ SUKUKA. Pengertian Obligasi Syariah/Sukuk

Sukuk, berasal dari kata Arab “sakk”, jamaknya “sukuk atausakaik” yang berarti “memukul atau membentur”. Dapat juga bermakna “pencetakan atau menempa”, sehinggakalau dikatakan “sakkan nuqud” berarti “pencetakan ataupenempaan uang” (Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah danLisan al-‘Arab).

Sukuk didefinisikan sebagai suatu dokumen sah yang menjadi bukti penyertaan modal atau bukti utangterhadap pemilikan suatu harta yang bolehdipindahmilikkan dan bersifat kekal atau jangka panjang. Misalnya saham, futures, swaps, dan stock. Dalam Islam, sukuk dikenal sebagai syahadah al-dayn, sukuk al-dayn, saftajah, atau hawalah.

Page 195: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Obligasi (konvensional) merupakansurat utang dari suatu lembaga atauperusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan return(keuntungan) dalam bentuk tingkatsuku bunga tertentu yang sangatbervariasi tergantung kekuatan bisnispenerbitnya. Suku bunga ini bisadibayarkan secara tetap atauberjenjang.

Page 196: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Karakteristik Obligasi:

1. Surat berharga yang mempunyai kekuatanhukum.

2. Memiliki jangka waktu tertentu ataumasa jatuh tempo.

3. Memberikan pendapatan tetap secaraperiodik.

4. Ada nilai nominal, nilai nominal obligasidisebut juga nilai pari, par value, stated value, face value atau kopur.

Page 197: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pengertian Obligasi SyariahObligasi Syariah adalah suatu surat

berharga jangka panjang berdasarkanprinsip syariah yang dikeluarkanemiten kepada pemegang obligasisyariah yang mewajibkan emiten untukmembayar pendapatan kepadapemegang obligasi syariah berupa bagihasil/ margin/ fee, serta membayarkembali dana obligasi pada saat jatuhtempo.

Page 198: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Obligasi syariah bukan merupakan utangberbunga tetap, tetapi lebih merupakanpenyerta dana yang didasarkan pada prinsipbagi hasil. Transaksinya bukan akad utangpiutang melainkan penyertaan. Obligasisejenis ini lazim dinamakan muqaradhahbond, dimana muqaradhah merupakannama lain dari mudharabah. Dalambentuknya yang sederhana obligasi syariahditerbitkan oleh sebuah perusahaan atauemiten sebagai pengelola atau mudharibdan dibeli oleh investor atau shahib al-maal.

Page 199: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dana yang terhimpun dalam obligasisyariah disalurkan untuk mengembangkanusaha lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar-benar berbeda dari usahalama. Bentuk alokasi dana yang khusus(specially dedicated) dalam syariah dikenaldengan istilah mudharabah muqayyadah. Atas penyertaannya investor berhakmendapatkan nisbah keuntungan tertentuyang dihitung secara proporsional dandibayarkan secara periodik.

Page 200: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Jenis dan Peringkat Obligasi1. Berdasarkan Penerbitan

a. Obligasi Pemerintah Pusat

b. Obligasi Pemerintah Daerah

c. Obligasi Badan Usaha Milik Negara

d. Obligasi Perusahaan Swasta.

2. Berdasarkan Jaminan

a. Unsecured bonds/ debentures atauobligasi tanpa jaminan.

b. Indenture atau obligasi dengan jaminan.

Page 201: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Mortage bond atau obligasi yang dijamin dengan properti.

d. Collateral trust atau obligasi yang dijamin dengan sekuritas.

e. Equitment trust certificates atauobligasi yang dijamin aset tertentu.

f. Collateralized mortage atau obligasiyang dijamin pool of mortage atauportofolio mortage-backed securities.

Page 202: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Berdasarkan Jenis Kupon

a. Fixed rate, obligasi yang memberikan tingkatkupon tetap sejak diterbitkan hingga jatuh tempo.

b. Floating rate, obligasi yang tingkat bunganyamengikuti tingkat kupon yang berlaku di pasar.

c. Mixed rate, obligasi yang memberikan tingkatkupon tetap untuk periode tertentu.

4. Berdasarkan Peringkatnya

a. Invesment grade bonds, minimal BB+.

b. Non-invesment-grade bonds, CC atauspeculative bond dan D atau junk bond.

Page 203: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

6. Berdasarkan Call Feature

a. Freely collable bond, obligasi yang dapat ditarik kembalioleh penerbitnya setiap waktu sebelum masa jatuh tempo.

b. Noncollable bond, setelah obligasi diterbitkan danterjual, tidak dapat dibeli/ ditarik kembali olehpenerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh tempo.

c. Deffered callabe bond adalah kombinasi antara freely callable bonds dengan noncallable bond.

7. Berdasarkan Konversi

a. Convertible bond, obligasi yang dapat ditukarkan sahamsetelah jangka waktu tertentu.

b. Non convertible bond adalah kombinasi antara freelycallable bonds dengan noncallable bond.

Page 204: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

8. Jenis Obligasi lainnyaa. Income bond, obligasi yang membayarkan kupon hanyajika emiten penerbitnya mendapatkan laba.b. Guaranted bond, obligasi yang diterbitkan olehperusahaan cabang tetapi tidak didukung oleh perusahaaninduk.c. Participating bond, obligasi yang memiliki hakmenerima atas laba selain penghasilan bunga secaraperiodik.d. Voting bond, obligasi yang mempunyai hak suara.e. Serial bond, obligasi yang pelunasannya berdasarkannomor seri.f. Inflation index bond atau disebut juga treasury inflation protection securities (TIPS), obligasi yang nilai nominalnya(principal) selalu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang sedang berlaku.

Page 205: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Perbedaan Obligasi Syariah denganKonvensional. Dalam harga penawaran, jatuh tempo, pokok obligasi saat

jatuh tempo, dan rating antara obligasi syariah denganobligasi konvensional tidak ada bedanya. Perbedaanterdapat pada pendapatan dan return.

Namun dalam obligasi syariah lebih kompetitif dibandingobligasi konvensional, sebab:1. Kemungkinan perolehan dari bagi hasil pendapatanlebih tinggi dari pada obligasi konvensional.2. Obligasi syariah aman karena untuk mendanai proyekprospektif.3. Bila terjadi kerugian (di luar kontrol), investor tetapmemperoleh aktiva.4. Terobosan paradigma, bukan lagi surat utang, tapi suratinvestasi.

Page 206: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Struktur Obligasi Syariah Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan

(financing) dan sekaligus investasi (invesment) memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapatditawarkan untuk tetap terhindar dari riba. Berdasarkan pengertian tersebut obligasi syariah dapatmemberikan:

1. Bagi Hasil berdasarkan akad mudharabah/ muqaradah/ qirad atau musyarakah adalah kerjasamadengan skema bagi hasil pendapatan ataukeuntungan, obligasi jenis ini akan memberikanreturn dengan penggunaan term indicative/ expected return karena sifatnya yang floating dan tergantungpada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan.

Page 207: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Margin/ fee berdasarkan akadmurabahah atau salam atauistishna atau ijarah, dengankadar murabahah/ salam/ istishna sebagai bentuk jual belidengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akanmemberikan fixed return.

Page 208: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Beberapa alasan yang mendasar pemilihan strukturmudharabah, antara lain:a. Bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasidalam jumlah besar dan jangka yang relatif panjang.b. Dapat digunakan untuk pendanaan umum (generalfinancing) seperti pendanaan modal kerja ataupunpendanaan capital expenditure.c. Mudharabah merupakan percampuran kerja samaantara modal dan jasa (kegiatan usaha) sehinggamembuat strukturnya memungkinkan untuk tidakmemerlukan jaminan (collateral) atas aset yang spesifik. Hal ini berbeda dengan struktur yang menggunakandasar kadar jual beli yang mensyaratkan jaminan asetyang didanai.d. Kecenderungan regional dan global, dari penggunaanstruktur murabahah dan bai bithaman ajil menjadimudharabah dan ijarah.

Page 209: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Emisi Obligasi Syariah

Syarat-syarat untuk menerbitkan obligasisyariah adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No.20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebutmenjelaskan bahwa jenis kegiatan usahayang bertentangan dengan syariah Islam diantaranya adalah:

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

Page 210: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Usaha lembaga keuangan konvensional(ribawi) termasuk perbankan dan asuransikonvensional.

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, serta memperdagangkanmakanan dan minuman haram.

d. Usaha yang memproduksimendistribusikan dan atau menyediakanbarang-barang ataupun jasa yang merusakmoral dan bersifat mudharat.

Page 211: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Peringkat investasi grade:

a. Memiliki fundamental usaha yang kuat.

b. Memiliki fundamental keuanganyang kuat.

c. Memiliki citra yang baik bagi publik.

3. Keuntungan tambahan jika termasukdalam komponen Jakarta Islamic Index (JII).

Page 212: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Perhitungan Bagi Hasil Obligasi Syariah Perhitungan bagi hasil obligasi syariah dapat

diilustrasikan sebagai berikut. Misalnya, perhitunganobligasi syariah Indosat memberikan nisbah kepadapemegang obligasi atas pendapatan Satelit danpendapatan internet sebagai berikut:

Tahun 1: 6,95% dari Satelit dan 10,75% dari internet.

Tahun 2: 6,95% dari Satelit dan 9,02% dari internet.

Tahun 3: 6,95% dari Satelit dan 7,69% dari internet.

Tahun 4: 6,95% dari Satelit dan 6,56% dari internet.

Tahun 5: 6,95% dari Satelit dan 5,50% dari intrenet.

Tanggal pencatatan obligasi syariah mudharabahIndosat; 8 Nopember 2014.

Page 213: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Pendapatan bagi hasil tahun pertama akan dibagikanberturut-turut pada 8 Februari 2014, 8 Mei, 8 Agustus, dan8 Nopember 2014. Pada bagi hasil kedua 8 Mei 2014, dasarlaporan keuangan laba rugi yang digunakan adalah periodekuartal ke-4 201 (terakhir sebelum H-10 tanggal jatuhtempo pembayaran pendapatan bagi hasil) yang memberirincian sebagai berikut:

Pendapatan satelit = Rp.53,48 miliar

Pendapatan internet = Rp.38,15 miliar

Dengan nisbah di atas, maka, investor akan menerimapendapatan bagi hasil:

(6,91%XRp.53,48 miliar) + (10,75%XRp.38,15 miliar)=Rp.7,80 miliar

Ekivalen return aktualnya adalah:

(Rp.7,80 miliar x 4)/Rp.175 miliar = 17,82 per tahun.

Page 214: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Mekanisme Obligasi Syariah Beberapa hal pokok mengenai obligasi syariah

mudharabah dapat diringkas dalam beberapa butir:

1. Kontrak atau akad mudharabah dituangkan dalamperjanjian perwaliamanatan.

2. Rasio atau persentase bagi hasil (nisbah) dapatditetapkan berdasarkan komponen pendapatan(revenue) atau keuntungan (profit: opening profit, EBIT atau EBITDA). Tetapi fatwa No: 15/DSN-MUI/IX/2000 memberi pertimbangan bahwa dari segikemaslahatan pembagian usaha sebaiknyamenggunakan prinsip revenue sharing.

Page 215: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Nisbah ini dapat ditetapkan konstan meningkat atau pun menurun dengan mempertimbangkan proyeksipendapatan emiten, tetapi sudah ditetapkan di awalkontrak.

4. Pendapatan bagi hasil berarti jumlah pendapatan yang dibagihasilkan yang menjadi hak dan oleh karenanya harusdibayarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariahdengan pendapatan/ keuntungan yang dibagihasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasiemiten.

5. Pembagian hasil pendapatan ini atau keuntungan dapatdilakukan secara periodik (tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan).

6. Karena besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukanoleh kinerja aktual emiten, maka obligasi syariahmemberikan indicative return tertentu.

Page 216: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

11. PASAR UANG SYARIAHA. Pengertian

Pasar Uang (money market) adalahmekanisme untuk memperdagangkan danajangka pendek, yaitu dana berjangka waktukurang dari satu tahun. Kegiatan di pasaruang ini terjadi karena ada dua pihak, pihakpertama yang kekurangan dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua yang memiliki kelebihan dana dalam waktujangka pendek juga. Mereka dipertemukandi dalam pasar uang.

Page 217: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Kebijakan mengenai pasar uang syariah diIndonesia didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/36/PBI/2008 tanggal 10 Desember 2008 tentang Operasi MoneterSyariah yang merupakan pengejawantahanpengendalian moneter berdasarkan prinsipsyariah dalam rangka mendukung tugas Bank Indonesia dalam menetapkan danmelaksanakan kebijakan moneter. Pencapaiantarget operasional tersebut dilakukan dengancara mempengaruhi likuiditas perbankansyariah melalui kontraksi moneter atauekspansi moneter.

Page 218: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal

1. Terletak pada instrument yang diperjuabelikan. Pasar uang, pinjaman danajangka pendek tidak lebih dari satu tahun, sementara Pasar modal, instrument yang diperjualbelikan adalah surat-surat berhargajangka panjang.

2. Terletak pada pasar tempat pelaksanaantransaksi. Pasar modal, di bursa efek, pasaruang tempat transaksinya abstrak, dilakukansecara OTR (Over The Counter).

Page 219: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Terletak pada struktur organisasinya. Pasar modal terorganisir, diawasi olehBapepam-LK, sedang pasar uang tidakterorganisir.

4. Terletak pada tujuan para penjual ataupihak yang mengeluarkan surat-suratberharga. Tujuan pasar uang adalahkeuntungan sedang tujuan pasar modal disamping keuntungan juga untukpenguasaan/ pemilikan perusahaan.

Page 220: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Fungsi, Peserta, dan Tujuan PasarUang.

Fungsi: sarana pengendali moneteroleh penguasa moneter dalammelaksanakan operasi pasar terbuka(channel for implementing politics).

Peserta pasar uang: merupakan saranaalternatif bagi lembaga-lembagakeuangan, perusahaan-perusahaannon-keuangan dan peserta lainnya.

Page 221: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Tujuan: kontraksi moneter dan SuratBerharga Pasar Uang (SBPU) atau SuratBerharga Pasar Uang dengan prinsip syariahuntuk bank syariah sebagai instrumenekspansi moneter.

Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka olehBank Indonesia dilakukan denganmenggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk bank konvensional atauSertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) untuk bank syariah.

Page 222: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Tujuan Pasar Uang:

1. Tujuan bagi pihak yang membutuhkan dana:

Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, seperti membayar utang yang segera akan jatuhtempo.

Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, disebabkankarena kekurangan uang kas.

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitumembayar biaya-biaya, upah karyawan, gaji, pembelian bahan, dan kebutuhan modal kerja lainnya.

Sedang mengalami kalah kliring, hal ini terjadi dilembaga kliring dan harus segera dibayar.

Page 223: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Tujuan bagi investor:

Untuk memperoleh penghasilan dengantingkat suku bunga tertentu bagi lembagakeuangan konvensional sedangkan bagilembaga keuangan syariah tergantung dariakad yang digunakan.

Bermaksud membantu pihak yang benar-benarmengalami kesulitan keuangan.

Spekulasi, dengan harapan akan memperolehkeuntungan besar dalam waktu yang relatifsingkat dan dalam kondisi ekonomi tertentu(motif ini tidak diakui oleh Islam).

Page 224: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Resiko investor di pasar uang:

Resiko pasar, turunnya harga surat berhargadan tingkat bunga/ bagi hasil yaitu capital loss.

Resiko re-investment.

Resiko gagal bayar.

Resiko inflasi.

Resiko valuta.

Resiko politik.

Resiko likuiditas.

Page 225: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Kebijakan Pengembangan Pasar Uang diIndonesia

1. Kebijakan pengembangan pasar uangdilakukan oleh Bank sentral (baca: Bank Indonesia) melalui Operasi Pasar Terbuka baikmenggunakan target kuantitas (uang primer) maupun suku bunga akan mempengaruhiberbagai suku bunga di pasar uang danselanjutnya akan mempengaruhi variabelmakroekonomi lainnya seperti nilai tukar, konsumsi, investasi dan tingkat inflasi, sertaout put.

Page 226: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Kebijakan Moneter yang dilakukan Bank Indonesia:

1. Penggunaan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai piranti Operasi Pasar Terbuka dansekaligus piranti pasar uang dengan tujuan utamasebagai piranti kebijakan moneter khususnyauntuk kontraksi moneter, sebagi piranti pasaruang dan sebagai salah satu alternatif bagiperbankan untuk menempatkan kelebihanlikuiditas yang dimiliki.

2. Penggunaan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). SBPU diperkenalkan tahun 1995 tetapi sejak 23 Juli1998 dihapuskan oleh BI.

Page 227: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Pengembangan Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU).

4. Penetapan Jakarta Offered Rate (JIBOR) sebagaireference rate (arah perkembangan suku bunga) yang dapat diakses pada PIPU. JIBOR merupakan hasil rata-rata tertimbang suku bunga dari 18 bank yang dipilihberdasarkan keaktifan mereka di pasar uang.

5. Pembayaran transaksi secara online antarbank denganBank Indonesia (BI-Line) dan diperkenalkan pula Bank Indonesia Real Time Gross Settlement System (System BI-RTGS). Selanjutnya, guna meningkatkanpenataan surat-surat berharga, SBI, SUN, maka BI memperkenalkan sistem Bank Indonesia ScriptlessSecurities Settlement System (BI-SSSS).

Page 228: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Kebijakan Moneter BI terhadap bank syariah:

1. Operasi Moneter Syariah

Operasi Moneter Syariah (OMS) adalahpelaksanaan kebijakan moneter olehBank Indonesia dalam rangkapengendalian moneter melaluikegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan penyediaan Standing fasilitiesberdasarkan prinsip syariah.

Page 229: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Operasi Pasar Terbuka (OPT) Syariah

Adalah kegiatan transaksi pasar uangberdasarkan prinsip syariah yang dilakukanBank Indonesia dengan bank dan pihak lain dalam rangka Operasi Moneter Syariah(OMS). OPT Syariah dapat dilakukan secaraberkala, namun dalam hal diperlukan, OPT Syariah dapat dilakukan sewaktu-waktuantara lain dalam bentuk Fine Tune Operation (FTO). OPT syariah dilakukanmelalui mekanisme lelang dan /atau nonlelang.

Page 230: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

OPT (Operasi Pasar Terbuka) Syariah dilakukan dengan:

a. Penerbitan SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah).

b. Jual beli surat berharga dalam rupiah yang memenuhi prinsip syariah yang meliputi SBIS, SBSN, dan Surat Berharga Lain yang berkualitas tinggi danmudah dicairkan. Caranya:

1). Pembelian secara lepas (outright buying).

2). Penjualan secara lepas (outright selling).

3). Penjualan secara bersyarat (repurchase agreement/ repo).

4). Pembelian secara bersyarat (reserve repo).

5). Penyerapan dana tanpa penerbitan surat berhaga.

Page 231: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Standing Fasilities

Standing Fasilities Syariah adalah fasilitas yang disediakan oleh Bank Indonesia kepada bank dalamrangka OMS (Operasi Moneter Syariah). Standing Fasilities Syariah dilakukan melalui mekanisme non-lelang. Caranya:

1). Penyediaan fasilitas simpanan (deposit fasility) yang antara lain dilakukan dalam bentuk FasilitasSimpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS).

2). Penyediaan fasilitas pembiayaan (financing fasilities) yang antara lain dilakukan dalam bentuk

repo (Repurchase Agreement) surat berharga dalamrupiah.

Page 232: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Instrument Pasar Uang di Indonesia

1. Instrument Pasar Uang Konvensional:

a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

b. Pasar Uang Antarbank (PUAB)

c. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

d. Sertifikat Deposito

e. Commercial Paper

f. Repurchase Agreement

g. Banker’s Acceptance

h. Promes

i. wesel.

Page 233: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Instrument Pasar Uang dengan PrinsipSyariah:

a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

b. Repurchase Agreement (Repo) SBIS.

c. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

d. Repurchase Agreement (Repo) SBSN

e. Instrument Pasar Uang AntarbankSyariah (PUAS).

f. Surat Berharga lain yang berkualitas tinggidan mudah dicairkan.

Page 234: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Pasar Valuta Asing

1. Pengertian

a. Pasar Valuta Asing Konvensional

Pasar valuta asing (valas) atau sering disebut foreignexchange market merupakan pasar dimana transaksivaluta asing dilakukan baik antara negara maupundalam suatu negara. Pasar valas adalah suatumekanisme dimana orang dapat mentransfer daya beliantar negara, memperoleh atau menyediakan kredituntuk transaksi perdagangan internasional, danmeminimalkan kemungkinan resiko kerugian(exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi kurssuatu mata uang.

Page 235: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Jual beli Valas Menurut Syariah (al-Sharf)

Fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual beli mata uang (al-Sharf). Transaksijual beli mata uang pada prinsipnya adalah bolehdengan ketentuan:

1). Tidak ada spekulasi (untung-untungan)

2). Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan).

3). Apabila transaksi dilakukan terhadap matauang sejenis, maka nilainya harus sama dengansecara tunai.

4). Apabila berlainan jenis, maka harus dilakukandengan nilai tunai (kurs) yang berlaku pada saattransaksi dilakukan dan secara tunai.

Page 236: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Penentuan Harga dan Cara Pembacaan Kurs

Karena USD merupakan mata uang dunia (referencecurrency), pada pasar valuta asing hampir semua matauang dikaitkan dengan mata uang US dollar, dandiklasifikasikan sebagai berikut:

a. Direct Qoute/ Exchange, yaitu sistem pertukarandimana USD dianggap sebagai term currency danmata uang lain sebagai commodity currencies, misalnya:

-EUR 1.2061/67 artinya per 1 EURO= 1.2061 USD (hargajual) dan = 1.2067 (harga beli).

-GDP 1.8790/95 artinya per GDP = 1.8790 USD (hargajual) dan = 1.8795 (herga beli).

Page 237: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Indirect Qoute/ Exchange, yaitu sistem pertukarandimana USD dinggap sebagai commodity, sedangkanmata uang lainnya sebagai term currencies, misalnya:

-JPY 103.17/23 artinya per 1 USD = 103.17 (harga jual) dan = 103.23 (harga beli).

-CHF 1.1920/27 artinya per 1 USD = 1.1920 (harga jual) dan = 1.1927 (harga beli).

c. Cross rate, yaitu pertukaran mata uang selain denganUSD

- EUR/ JPY

-GBP/ YPY

Page 238: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Jenis Transaksi Valasa. Transaksi tunai (spot transaction), hukumnyaboleh/ halal.b. Transaksi berjangka/ tunggal (forward transaction), haram.c. Transaksi Barter (swap transaction), haram.

4. Fungsi Pasar Valuta Asinga. Transfer daya beli.b. Penyediaan pembiayaan/ kredit.c. Mengurangi resiko valas.

5. Pelaku Pasar Valuta Asinga. Dealer valas bank dan nonbank.b. Perusahaan dan individu.c. Spekulator dan arbitrase.d. Bank sentral.

Page 239: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

12. MODAL VENTURA SYARIAH

A. Pengertian

Ventura berasal dari kata venture yang secarabahasa berarti sesuatu yang mengandungresiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Modal Ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung resiko.

Menurut Keppres No.61 tahun 1988, modal ventura adalah bisnis pembiayaan dalambentuk penyertaan modal ke dalam suatuperusahaan yang menerima bantuanpembiayaan untuk jangka waktu tertentu.

Page 240: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Sejarah dan Dasar Hukum

Pengembangan modal ventura di Indonesia dimulai sejak 1973 dengan didirikannya PT BahanaPembinaan Usaha Indonesia (BP-UI) yang saat itustatus kelembagaannya termasuk dalam lembagakeuangan bukan bank yang kegiatannya terutamamembiayai pengembangan usaha. PT BPUI inidibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1973 bergerak di bidang penyertaan modal.

1. PP No.62 tahun 1992 tentang sektor-sektor usahaPerusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.

2. PP No.4 tahun 1995 tentang Pajak PenghasilanPerusahaan Modal Ventura.

Page 241: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Karakteristik, Mekanisme, dan Tujuan

1. Karakteristik Modal Ventura:

a. Merupakan penyertaan modal (quasi equity financing).

b. Pembiayaan yang bersifat resiko tinggi (risk capital).

c. Investasi dengan perspektif jangka panjang (long term perspective).

d. Bersifat investasi aktif (active invesment).

e. Bersifat sementara, yaitu untuk jangka waktu tertentu.

f. Keuntungan yang diharapkan adalah capital gain atauapresiasi nilai saham di samping dividen.

g. Tingkat keuntungan yang tinggi.

Karakteristik Modal Ventura Syariah:

a. Adanya DPS (Dewan Pengawas Syariah).

b. Tidak boleh ada unsur Maisir, gharar, dan riba(maghrib).

Page 242: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Mekanisme Modal Ventura

Merupakan suatu proses yang menggambarkan arusinvestasi yang dimulai dari masuknya pemodal denganmembentuk suatu pool of funds, proses pembiayaanpada perusahaan pasangan usaha sampai prosespenarikan kembali penyertaan tersebut (divestasi). Dengan demikian, modal ventura adalah kumpulandana (pool of funds) yang berasal dari investor, dikelola secara profesional untuk diinvestasikankepada perusahaan yang membutuhkan modal.

Ada tiga unsur modal ventura: Pemilik modal (venture capital funds), Profesional yang mengelola investasi(management venture capital company), danPerusahaan yang membutuhkan modal (investee company).

Page 243: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Tujuan Modal Ventura

a. Memungkinkan dan mempermudahpendirian suatu perusahaan baru.

b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana.

c. Mengubah gagasan menjadi produk jadiyang siap dipasarkan.

d. Memperlancar mekanisme investasi dalamdan luar negeri.

e. Membantu memperlancar pengalihankepemilikan suatu perusahaan.

Page 244: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Manfaat Modal Ventura

a. Kemungkinan berhasilnya usaha lebihbesar.

b. Meningkatkan efisiensipendistribusian produk.

c. Meningkatkan bankabilitas.

d. Meningkatkan kemampuanmemperoleh keuntungan.

e. Meningkatkan likuiditas.

Page 245: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Sumber Dana Modal Ventura

1. Investor perorangan

2. Saham

3. Obligasi konversi

4. Bagi Hasil

5. Investor Institusi

6. Perusahaan Asuransi dan Dana Pensiun

7. Perbankan

8. Pemerintah Daerah

9. Lembaga Keuangan Internasional

Page 246: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Jenis Pembiayaan Modal Ventura

1. Berdasarkan Cara Pemberian Bantuan:

a. Pendekatan satu tingkat (single tier approach).

Menempatkan Perusahaan Modal Ventura (PMV) dalam dua fungsi sekaligus, yaitu sebagaipemberi bantuan pembiayaan (fund company) juga sebagai pemberi bantuan manajemen ataupengelolaan dana (management company).

b. Pendekatan dua tingkat (two tier approach).

Memungkinkan sebuah Perusahaan PasanganUsaha untuk menerima bantuan pembiayaandan bantuan manajemen dari perusahaanmodal ventura yang berbeda.

Page 247: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Berdasarkan Cara Menghimpun Dana:a. Leverage venture capital, sebagian besarpenghimpunan dananya dalam bentuk pinjaman dariberbagai macam pihak.b. Equity venture capital, penghimpunan dananyaberasal dari modal sendiri.

3. Berdasarkan Kepemilikana. Private Venture Capital Company, perusahaan modal ventura yang belum go public.b. Public Venture Capital Company, Perusahaan Modal Ventura yang sudah go public.c. Bank Affiliate Venture Capital Company, didirikanoleh bank-bank yang mengalami surplus dana ataumemang mempunyai misi khusus dalam hal modal ventura.d. Conglomerate Venture Capital Company, didirikanatau dimiliki oleh sejumlah perusahaan besar.

Page 248: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Jenis pembiayaan yang diberikanperusahaan modal ventura dapatdilakukan dalam dua cara. Kedua caraini secara umum bersesuaikan denganprinsip-prinsip syariah:

a. Penyertaan Modal Langsung (Equity Financing).

b. Pembiayaan Bagi Hasil.

Page 249: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Pola Pembiayaan Modal Ventura 1. Pembiayaan langsung; yaitu Perusahaan Modal Ventutra

(PMV) membiayai langsung Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) yang sudah/ akan berbentuk badan hukum.

2. Pembiayaan langsung dengan franchise; dalam halpengawasan yang dilakukan oleh PMV atau jasaprofesional dapat dialihkan kepada franchisor. Dalam polaini, PMV lebih berfungsi sebagai penyedia dana/ modal kepada PPU.

3. Inti-plasma; yaitu pola dimana perusahaan inti membinabeberapa perusahaan plasma dalam suatu wadah usaha.

4. Pola Payung; yaitu bentuk pembiayan yang diberikankepada suatu perusahaan yang dimiliki oleh beberapaorang.

5. Kemitraan; pola ini melibatkan perusahaan besar yang akan membeli produk barang dan jasa yang dihasilkan dariperusahaan mitra binaan.

Page 250: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Analisis Penilaian Pembiayaan Modal Ventura

Proses penilaian pembiayaan modal ventura dimulai daritahapan prosedur sebagai berikut:

1. Tahap evaluasi atau negosiasi awal, yang meliputikegiatan:

a. Evaluasi terhadap permohonan pembiayaan;

b. Kondisi persaingan pasangan usaha;

c. Proyeksi pasar;

d. Kondisi tim pengelola;

e. Kemungkinan penggunaan sumber pembiayaan lain;

f. Potensi tingkat keuntungan;

g. Jumlah pembiayaan yang dibutuhkan; dan

h. Jangka waktu pembiayaan.

Page 251: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Tahap Pemeriksaan dan Evaluasi Lanjutan (due diligence), meliputi Pemeriksaan, Penelitian, dan Evaluasi secaramendalam terhadap:

a. Rencana usaha;

b. Kemampuan manajemen;

c. Keunikan barang/ jasa yang diproduksi;

d. Teknologi yang digunakan;

e. Kondisi pasar;

f. Asumsi yang digunakan;

g. Strategi pemasaran, proyeksi keuangan dan strategipengembangan produk; dan

g. Informasi dari pihak-pihak yang terkait dengan calonPerusahaan Pasangan Usaha /PPU (misalnya dengan pihakpemasok, pelanggan, bankir, dan sebagainya).

Page 252: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Tahap Negosiasi dan Penyelesaian Akhir, meliputi:

Perumusan hasil penelitian/ pemeriksaan/ evaluasi;

Rekapitulasi mengenai posisi dan jumlah aset/ kewajiban, proyek usaha, dan perkiraan return yang diharapkan.

Perumusan mengenai bentuk dan strukturpembiayaan yang diperlukan, dan jenis instrumenpembiayaan (saham biasa, obligasi konversi atau bagihasil); dan

Penyiapan dokumen perjanjian modal ventura dandokumen lainnya.

Page 253: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Tahap Pemantauan (Monitoring), meliputi:

a. Pemantauan perkembangan PPU; dan

b. Evaluasi perkembangan PPU.

5. Tahap Divestasi meliputi kegiatan:

a. Mempertimbangkan/ mempersiapkan divestasi.

b. Melaksanakan divestasi meliputi:

c. Buy back;

d. Penawaran saham meliputi pasar global;

e. Pemberian kredit/ pinjaman dari bank;

f. Dijual kepada perusahaan lain (tunai/ saham); dan

g. PPU dilikuidasi.

Page 254: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

13. DANA PENSIUN SYARIAHA. Pengertian

Pensiun adalah hak seseorang untuk memperolehpenghasilan setelah bekarja sekian tahun dan sudahmemasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

UU Nomor 11 tahun 1992, tentang Dana Pensiun. Dana Pensiun adalah “Badan hukum yang mengelola danmenjalankan program yang menjanjikan manfaatpensiun”.

Dana Pensiun Syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip syariah.

Page 255: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Sampai saat ini dana pensiun syariahberkembang pada Dana Pensiun LembagaKeuangan (DPLK) yang dilaksanakan olehbeberapa bank dan asuransi syariah. Kondisiini memang menunjukan lambannyapertumbuhan dana pensiun syariah. Hal inidisebabkan oleh beberapa faktor antara lain: keterbatasan regulasi, keterbatasaninstrumen investasi, belum jelasnya model tata kelola dana pensiun syariah sertakurangnya sosialisasi dan edukasi tentangpentingnya dana pensiun syariah.

Page 256: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Tujuan dan Fungsi

Tujuan Dana Pensiun:

1. Bagi Perusahaan

a. Kewajiban moral.

b. Loyalitas.

c. Kompetisi pasar tenaga kerja.

d. Penghargaan kepada para karyawan.

e. Agar di usia pensiun, peserta tetap menikmatihasil yang diperoleh ketika bekerja.

f. Meningkatkan citra perusahaan di matamasyarakat dan pemerintah.

Page 257: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Bagi Peserta

a. Rasa aman di usia pensiun.

b. Kompensasi yang lebih baik.

3. Penyelenggara dana pensiun

a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan.

b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah, (dalam hal peningkatan kesejahteraan umum, tujuan negara).

c. Sebagai bakti sosial terhadap para peserta

Manfaat Program Dana Pensiun bagi para peserta:

a. Asuransi,

b. Tabungan,

c. Pensiun.

Page 258: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Jenis Dana Pensiun

1. Jenis Pensiun

a. Pensiun Normal

b. Pensiun dipercepat

c. Pensiun ditunda

d. Pensiun Cacat.

Page 259: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Jenis Dana Pensiun

Menurut UU No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiundapat digolongkan:

a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk olehorang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, bagi kepentingan sebagianatau seluruh karyawannya sebagai peserta danyang menimbulkan kewajiban terhadap pemberikerja. Dengan demikian, dana pensiun jenis inidisediakan langsung oleh pemberi kerja.

Pendirian DPPK ini harus mendapatkanpengesahan dari Menteri Keuangan.

Page 260: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan(DPLK).

DPLK adalah dana pensiun yang dibentukoleh bank atau perusahaan asuransi jiwauntuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiriyang terpisah dari DPPK bagi karyawanbank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

Page 261: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Sistem Pembayaran Dana Pensiun Syariah

Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 343/KMK.017/1998. Tanggal 13 Juli 1998, ada dua jenispembayaran dan ketentuan pembayaran dana pensiun,yaitu:

1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), denganpertimbangan;

a. Perusahaan tidak mau mengurusi karyawannyayang sudah pensiun.

b. Memberikan kesempatan kepada karyawannyauntuk berusaha dengan uang pensiunannya.

c. Karena permintaan pensiunan itu sendiri.

Page 262: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Rumus sekaligus pada PPMP : MP = FPd x MK x PDP

*ket: PPMP = Program Pensiun Manfaat Pasti

MP = Manfaat Pensiun

FPd = Faktor Penghargaan dalam desimal

MK = Masa Kerja

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhiratau rata-rata bulan terakhir.

Rumus bulanan pada PPMP : MP = FPe x MK x PDP

*ket : FPe = Faktor Penghargaan dalam prosentase.

Dalam hal ini manfaat pensiun dihitung denganmenggunakan rumus sekaligus besar faktor penghargaanpertahun masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasarpensiun.

Page 263: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Rumus sekaligus pada PPIP : IP = 3 x FPd x PDP

*ket : IP = Iuran Pasti

FPd = Faktor Penghargaan pertahun dalamdesimal

PDP = Penghasilan Dasar Pensiun pertahun

Rumus bulanan pada PPIP : IP = 3 x Fpe x PDP

*ket : Fpe = Faktor Penghargaan pertahun dalampersen

Page 264: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun

Menurut Peraturan Menteri KeuanganNo.199/PMK.010/2008 tentang investasi Dana Pensiundapat melakukan investasi dananya pada:

a. Surat Berharga Negara.

b. Tabungan pada bank.

c. Deposito berjangka pada bank.

d. Deposito on call pada bank.

e. Sertifikat deposito pada bank.

f. Sertifikat Bank Indonesia.

g. Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia.

h. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia.

Page 265: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

i. Sukuk yang tercatat di bursa efek di Indonesia.j. Unit Penyertaan reksadana dari:

1. Reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tatap, reksadana dana campuran, dan reksadana saham.2. Reksadana terproteksi, reksadana dengan penjaminandan reksadana indeks.3. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektifpenyertaan terbatas.4. Reksadana yang Unit penyertaannya diperdagangkan dibursa efek.

k. Efek beragun aset dari kontrak investasi kolektif efekberagun aset.

l. Unit penyertaan dana investasi real estat berbentukkontrak investasi kolektif.

m. Kontrak opsi saham yang tercatat di bursa efek diIndonesia.

n. Penempatan langsung pada saham.o. Tanah di Indonesia, dan ataup. Bangunan di Indonesia.

Page 266: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Mekanisme DPLK Syariah

Prosedur yang harus dilalui oleh peserta program DPLK syariah, umumnya adalah:

1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha.

2. Usia minimal 18 tahun atau telah menikah.

3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK syariah.

4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya Rp.100.000,-

5. Menyerahkan kopian kartu identitas diri dan kartukeluarga.

6. Membayar biaya pendaftaran.

7. Membayar iuran tambahan berupa premi bagi pesertaprogram dana pensiun plus asuransi jiwa.

8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK syariah.

Page 267: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Karakteristik produk dana pensiundengan konsep tabungan, antara lain:

1. Berbentuk setoran tabungan denganjadwal penarikan diatur dalamketentuan.

2. Selama masa kepesertaan tidakdilindungi oleh asuransi jiwa.

3. Manfaat pensiun sebesar total iurandan hasil investasinya.

Page 268: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Karakteristik produk dana pensiun plus asuransi jiwa, antara lain:

1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikandiatur dalam ketentuan.

2. Selama masa kepesertaan dilindungi oleh asuransijiwa.

3. Manfaat pensiun yang akan diterima sebesar:

a. Manfaat asuransi apabila peserta meninggal duniasebelum memasuki usia pensiun.

b. Total iuaran ditambah hasil investasinya apabilatelah memasuki usia pensiun.

Page 269: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Para peserta DPLK syariah memiliki beberapa hak, antaralain:

1. Menetapkan sendiri usia pensiun, umumnya antara usia 45 s/d 65 tahun.

2. Bebas menentukan pilihan atau perubahan jenis investasi.3. Melakukan penarikan sejumlah iuran tertentu selama

masa kepesertaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.4. Mendapatkan informasi saldo dana pensiun/ statement

setiap periode tertentu, misalnya 6 bulan atau melaluitelapon setiap saat diinginkan.

5. Menunjuk dan mengganti pihak yang ditunjuk sebagai ahliwarisnya.

6. Memilih perusahaan asuransi jiwa guna memperolehpembayaran dana pensiun bulanan.

7. Mengalihkan kepesertaan ke DPLK lain.8. Memperoleh manfaat pensiun.

Page 270: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

G. Kebijakan dan Kendala Pengembangan Dana PensiunSyariah1. Potensi dan Peluanga. Masih sedikit sekali proporsi masyarakat yang maumengikuti program dana pensiun, kecuali PNS.b. SDM yang bekerja dalam institusi tersebut menjadipasar khusus yang jelas bagi dana pensiun syariah.c. Rasa percaya, rasa memiliki, dan kesadaran masyarakatterhadap pentingnya industri keuangan dan bisnis syariahyang terus membaik.2. Kendalaa. Dalam konteks strategi pengembangan industri.b. Dalam konteks regulasi.c. Ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.

Page 271: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

14. PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

A. Pengertian

Perusahaan Pembiayaan adalah Badan Usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatanyang termasuk dalam bidang usaha lembagaPembiayaan.

Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah:

1. Sewa guna usaha (leasing)

2. Anjak piutang (factoring)

3. Usaha kartu kredit (cash card)

4. Pembiayaan konsumen (consumer finance).

Page 272: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Pendirian Perusahaan Pembiayaan

1. Prosedur Tata Cara Pendirian

a. Calon mengajukan permohonan izin usahasebagai perusahaan pembiayaan kepada MenteriKeuangan c.q. Ketua Bapepam LK.

b. Selanjutnya dari Ketua Bapepam LK, permohonan diteruskan ke Biro P3. Biro P3 memeriksa kelengkapan dokumen persyaratanizin usaha PP sesuai PMK No.84/PMK.012/2006.

Jika tidak lengkap maka Biro P3 memberikan suratpermintaan kelengkapan data. Jika lengkap, makaditeliti informasi Daftar Kredit Macet (DKM) danDaftar Tidak Lulus (DTL) bagi Direksi, Komisaris, dan pemegang saham.

Page 273: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Jika termasuk DKM dan DTL maka Biro P3 mengirimkan surat permintaan kelengkapanpersyaratan bagi direksi, komisaris dan PemegangSaham. Jika tidak maka Biro P3 memprosespermohonan Izin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan (PP) sesuai ketentuan dalam PMK No.84/PMK.012/2006 termasuk melakukan Fit and Proper Test bagi Direksi dan Komisaris.

d. Selanjutnya Biro P3 memberi pertimbanganmenerima atau menolak permohonan izin usaha PP.

e. Jika pengajuan ditolak maka Biro P3 mengeluarkansurat penolakan pemberian izin usaha sebagaiPerusahaan Pembiayaan.

Page 274: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

f. Jika pengajuan diterima maka dikeluarkan KMK IzinUsaha sebagai Perusahaan Pembiayaan. PemberianIzin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan dilakukanoleh Ketua Bapepam LK.

g. Selanjutnya perusahaan yang telah memperoleh izinusaha sebagai Perusahaan Pembiayaan wajibmelakukan kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal izin usaha ditetapkan.

h. Melaporkan kegiatan usaha kepada MenteriKeuangan c.q. Ketua Bapepam LK (Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan) selambat-lambatnya 10 hari sejak tanggal dimulainya kegiatan usaha.

Page 275: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Persyaratan Izin Usaha

a. Akta pendirian badan hukum termasukanggaran dasar yang telah disahkan olehinstitusi berwenang, yaitu Departemen(Kementerian) Hukum dan HAM.

b. Data Direksi dan Dewan Komisaris ataupengurus dan pengawas. Direksi dankomisaris atau pengurus dan pengawasnantinya akan diuji fit dan proper (UjiKepatutan dan kelayakan).

Page 276: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Data pemegang saham atau anggota dalam hal: Perorangan dan Badan Hukum.

d. Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi, danpersonalia.

e. Foto copy bukti pelunasan modal disetor dalambentuk deposito berjangka pada salah satu bank umum di Indonesia.

f. Rencana kerja untuk 2 tahun pertama.

g. Bukti kesiapan operasional.

h. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing danpihak Indonesia bagi perusahaan patungan.

i. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip MengenalNasbah (P4MN).

Page 277: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Pembinaan dan Pengawasan Lembaga PembiayaanSyariah

1. Sumber Pendanaan.

2. Kegiatan Pendanaan

3. Dewan Pengawas Syariah

4. Pelaporan

Setiap tanggal 10 setiap bulan dan mendapatkanpernyataan kesesuaian syariah oleh DPS.

5. Prinsip Transaksi Perusahaan Pembiayaan Syariah

6. Pembatasan Perusahaan Syariah.

7. Kualitas Aktiva Produktif.

Page 278: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Strategi Pengelolaan danPengembangan Perusahaan Pembiayaan

1. Pemasaran

2. Produk

3. Keuangan

4. Permodalan

5. Sumber Daya Insani.

Page 279: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Perusahaan Pembiayaan Syariah di Indonesia

Menurut data DSN MUI pada tahun 2008 terdapat 11 perusahaan pembiayaan syariah di Indonesia, yaitu:

1. PT Federal Internasional Finance (FIF),

2. PT Semesta Citra Dana,

3. PT Mandala Multifinance,Tbk,

4. PT Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk,

5. PT Amanah Finance,

6. PT Fortuna Multi Finance,

7. PT Trust Finance Indonesia,Tbk.,

8. PT Capitalinc Finance,

9. PT Al-Ijarah Indonesia Finance,

10. PT Trimamas Finance,

11. PT Nusa Surya Ciptadana.

Page 280: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan Syariah

1. Sewa Guna Usaha (Leasing) Syariah

a. Pengertian

Leasing Syariah adalah kegiatan pembiayaan dalambentuk penyediaan barang modal baik secara sewaguna usaha dengan hak opsi (Finance lease) maupunsewaguna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (leasee) selama jangka waktu tertentu berdasarkanpembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsipsyariah.

Page 281: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Unsur-unsur Leasing: Lessor (Pihak yang menyewakan), lessee (pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentukbarang modal dari lessor), Supplier (pihakyang mengadakan barang untuk dijualkepada lessee), Bank, dan Asuransi.

b. Prinsip Operasional Usaha Leasing Syariah:

1. Ijarah

2. Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik

3. Prosedur Transaksi Leasing Syariah.

Page 282: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Anjak Piutang (Factoring) Syariah

a. Pengertian

Anjak Piutang Syariah adalah kegiatan pengalihan piutangdagang jangka pendek suatu perusahaan berikutpengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan prinsipsyariah. Anjak Piutang dilakukan berdasarkan akadWakalah bil Ujrah.

Unsur-unsur factoring: Factor (perusahaan anjak piutang), Client (penjual piutang/ supplier), Piutang, Customer (nasabah), Kontrak, Nilai pembiayaan, Retension (bagiandana dari anjak piutang yang ditahan oleh Factor), danRecourse (hak factor untuk menerima pembayaran dariklien apabila piutang yang dialihkan tidak dapat dibayaroleh nasabah pada saat piutang jatuh tempo).

Page 283: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Prinsip Operasional Usaha Anjak PiutangSyariah

Anjak piutang dilakukan berdasarkan akadWakalah bil Ujrah yaitu pelimpahan kuasaoleh satu pihak (al-muwakkil) kepada pihaklain (al-wakil) dalam hal-hal yang bolehdiwakilkan dengan pemberian keuntungan(ujrah). Landasan hukum akad ini adalahFatwa DSN-MUI No.10/DSN-MUI/IV/2000 tentang Wakalah.

Page 284: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)Syariah

a. Pengertian

Adalah kegiatan pembiayaan untukpengadaan barang berdasarkan kebutuhankonsumen dengan pembayaran secaraangsuran sesuai dengan prinsip syariah.

b. Prinsip Operasional Pembiayaan KonsumenSyariah

Adalah akad murabahah, salam, danistishna.

Page 285: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Usaha Kartu Plastik Syariah

a. Pengertian

Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum (berdasarkan sistemyang sudah ada) antara para pihakberdasarkan prinsipsyariah.(No.54/DSN-MUI/X/2006).

Page 286: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

b. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Kartu Plastik:

1). Bank atau perusahaan pembiayaan baik sebagaipenerbit dan pengelola kartu (mushdir al-bithaqah/ issuer).

2). Penjual (tajir atau qabil al-bithaqah/ merchant), yaitu pihak penjual barang dan jasa yang dibeli olehpemilik kartu.

3). Pemegang kartu (hamil al-bithaqah/ card holder).

4). Pengelola (acquirer), yaitu pihak yang mewakilikepentingan penerbit kartu untuk menyalurkan kartukredit, melakukan penagihan pada pemilik kartu, melakukan pembayaran kepada pihak merchant.

Page 287: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

c. Karakteristik Kartu PlastikSyariah:

1. Kafalah.

2. Qardh

3. Ijarah.

Page 288: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

15. MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH A. Pengertian

Multi Level Marketing (pemasaran multi tingkat), yaitu system pemasaran melalui jaringan distribusi yang dibangun secaraberjenjang dengan memposisikan pelanggan perusahaansekaligus sebagai tenaga kerja. Jadi Multi Level Marketing adalahkonsep penyaluran produk (barang atau jasa tertentu) yang memberikan kesempatan kepada konsumen untuk turut terlibatsecara aktif sebagai penjual dan memperoleh keuntungan didalam garis kemitraannya. Dengan kata lain, MLM sebuahmetode pemasaran barang atau jasa dari system penjualanlangsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satutingkat, dimana mitra usaha mendapat komisi penjualan danbonus penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalamkelompoknya.

Page 289: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Hilman Rosyad Syihab, Lc dalam tulisannya dimajalah Network Business edisi perdana denganjudul ‘Multi Level Marketing’ menjelaskan bahwa: bisnis MLM yang sesuai syariah adalah MLM untukproduk yang halal dan bermanfaat, dan prosesperdagangannya tidak ada pelanggaran syariat, tidakada pemaksaan, penipuan, riba, sumpah yang berlebihan, pengurangan timbangan dan lain-lain.

Page 290: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

B. Macam-Macam MLM

Secara umum MLM dapat dibagi ke dalam 2 kelompokbesar MLM, (1) bidang keuangan dan (2) bidang consumer goods (sejenis obat-obatan, kosmetik dan kebutuhansehari-hari). Dalam bidang keuangan ada yang disebut“arisan uang berantai”. Untuk MLM sejenis ini banyaksekali yang harus kita kritisi secara syariah, pertama, apausaha yang dijalankan oleh si pengelola. Kedua, bagaimanaakad yang terjadi antara pengelola dan penanam dana, bagaimana transparansi keuntungan dan bagaimana jugapembagiannya. Bila faktor-faktor itu tidak jelas makahampir bisa dipastikan MLM jenis ini termasuk kategoriyang mempraktikan riba sehingga haram hukumnya.

Page 291: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Jenis kedua adalah MLM dalam bidang consumer goods. Keuntungan yang didapatkan pengelola MLM dan anggota networknya adalah selisih antara hargabeli pengelola MLM dengan harga jual untuk masing-masing tingkat down line. Pada model ini agar MLM tidak menyalahi aturan syariah, MLM harusmemenuhi beberapa syarat antarnya :

1. Adanya transaksi riil atas barang atau jasa yang diperjualbelikan.

2. Barang yang diperdagangkan bukanlah barang yang haram, tidak menimbulkan mudharat, bukan produkriba.

Page 292: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. Barang atau jasa diupayakan merupakan barangkebutuhan pokok bukan luxuries yang mendorongpada konsumerisme dan pemborosan.

4. Tidak ada excessive mark-up harga barang, sehinggapara anggota terzalimi dengan harga barang yang sangat tinggi.

5. Harus ada paradigm shift tentang orientasi dan image sukses. Berhasil bukan hanya saja diukur dari financial liberation ala Robert T. Kiyosaki.

6. Bonus yang diberikan harus jelas baik nominal maupun nisbahnya sejak awal.

Page 293: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Sejarah MLM Syariah

Kehadiran MLM syariah dilatarbelakangi olehkepedulian akan kondisi perekonomian umat Islam indonesia yang masih terpuruk. Umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia harus menggunakanjaringan kekuatan jaringan, agar pemberdayaanpotensi bisnis umat Islam Indonesia. Kehadiran MLM syariah juga dilatarbelakangi oleh realitas bahwaproduk-produk makanan, minuman, kosmetika danjutaan jenis barang lainnya semakin banyak masuk keIndonesia secara bebas yang tidak diketahui status halal atau haramnya.

Page 294: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

MLM syariah di Indonesia dipelopori oleh Ahad-net Internasional. Ahad berarti satu, maksudnya adalahingin membangun ekonomi umat, dibutuhkanpersatuan, ukhuwah Islamiyah. Ahad adalah singkatandari Al qur’an, hadits, akhirat dan dunia. Dengandemikian MLM konvensional yang berkembang padasaat ini dicuci dan dimodifikasi serta disesuaikandengan syariah. Aspek-aspek haram dan syubhatdihilangkan dan diganti dengan nilai-nilai ekonomisyariah yang berlandaskan tauhid, akhlak, dan hukummu’amalah.

Page 295: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Motivasi dan niat menjalankan MLM syariah setidaknya ada empat macam.

a. Kasbul halal wa intifa’uhu (usaha halaldan menggunakan barang-barang yang halal)

b. Bermu’amalah secara syariah Islam

c. Mengangkat derajat ekonomi umat

d. Mengutamakan produk dalam negeri

Page 296: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

C. Visi dan Missi MLM Syariahvisi MLM syariah adalah mewujudkan Islam kaffah melaluiekonomi syariah. Sedangkan misinya adalah:1. Mengangkat derajat ekonomi umat melalui usaha yang sesuaidengan syariat islam.2. Meningkatkan jaringan ukhuwah islamiyah di seluruh dunia.3. Membentuk jaringan ekonomi islam dunia, baik jaringanproduksi, distribusi, maupun konsumennya, sehingga dapatmendorong kemandirian dan kemajuan ekonomi umat.

4. Memperkokoh aqidah dari serbuan budaya dan ideology yang tidak islami.

5. Mengantisipasi dan meningkatkan strategi menghadapi era liberalisasi ekonomi dan perdagangan bebas.

Meningkatkan ketenangan batin konsumen muslim dengantersedianya produk-produk halal dan thayyib.

Page 297: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

D. Konsep MLM Syariah

Secara umum segala jenis kegiatan usaha dalamperspektif syariah Islamiyah termasuk dalam kategorimuamalah yang hukum asalnya mubah (bolehdilakukan) asalakan tidak melanggar beberapa prinsippokok. Kaidah yang mahsyur di kalangan ulam fiqihtentang hal ini berbunyi ‘hukum pokok muamalahadalah ibahah kecuali apabila ada dalil yang mengharamkannya

Page 298: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Berkaitan dengan larangan dalam melakukan kegiatanusaha yang dilarang dapat dikemukakan sebagaiberikut:

1. Tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang bathildan merusak. (QS. An Nisaa: 49)

2. Tidak boleh melakukan kegiatan usaha dalam bentukperjudian atau ada kemiripan dengan perjudian, seperti kegiatan spekulasi. (QS. Al Maidah: 90)

3. Tidak saling menzalimi dan saling merugikan. (QS. Al Baqarah: 279)

Page 299: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Tidak berlaku curang dalamtakaran, timbangan ataupunpemalsuan kualitas. (QS. Al A’laa:1-3)

5. Tidak mempergunakan cara-cararibawi atau dengan system bunga. Karena bunga adalah bagian daririba yang diharamkan. (QS. Al Baqarah: 276)

Page 300: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

E. Operasionalisasi MLM Syariah

Sebagai sebuah bisnis yang memegang teguh prinsip-prinsip syariah, sudah barang tentu prinsip operasionalnyapun harus sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah Islam, yaitu dengan berlandaskan pada alquran dan sunnahsebagai pedoman.

Inilah landasan yang harus dibangun dalam praktik MLM syariah. Apalagi, prinsip-prinsip syariah sendiri adalamsebuah system universal yang meliputi seluruh aspekkehidupan manusia. Prinsip-prinsip syariah bukan sekedarsystem hukum, lebih dari itu, syariah juga merupakansystem moralitas. Prinsip-prinsip syariah hadirdimaksudkan untuk mengatur seluruh aktivitas manusia, baik secara personal maupun social. Tidak terbatas padaaktivitas yang mengndung konsekuensi hukum, tapisemua aspek kehidupan manusia. Prinsip-prinsip syariahyang dimaksud termasuk pula ijma’ dan qiyas para ulama.

Page 301: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Dapat kita pahami bahwa prinsip-prinsip syariah adalahsuatu solusi yang kongkrit, dinamis, dan implementatif. Bukan suatu yang utopis, atau hanya jadi macan ‘kertas’ yang tidak dapat dipraktekan dalam kehidupan nyata. Bisnis dengan aneka jenis, sangat mungkin untukmendasrkan sistemnya pada prinsip syariah, termasuksystem MLM.

Dengan kendali syariah bisnis bertujuan untuk mencapai 4 hal utama:

1. Target hasil : profit materi dan benefit non materi

2. Pertumbuhan yang artinya terus meningkat

3. Keberlangsungan dalam kurun waktu selamamungkin.

4. Keberkahan atau mengharapkan keridhaan Allah.

Page 302: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Prinsip Operasionalisasi MLM Syariah

1. System dan business plan

a. Tidak menjanjikan kaya mendadak

b. Tidak mengarahkan para distributornya padamaterialisme

2. Produk

a. Ada transaksi riil atas barang atau jasa yang diperjualbelikan

b. Barang atau jasa diupayakan merupakan kebutuhanpokok

c. Barang atau jasa yang diperjualbelikan jelaskehalalannya

3. Perusahaan

a. Memilki kepedulian social dan lingkungan

b. Memilki sejarah yang baik

Page 303: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Manajemen keuangan

-System keuangan bersinergi dengan sistem keuangansyariah

5. System pengawasan

-Adanya dewan pengawas syariah yang melakukanmonitoring dan pengawasan secara terus menerus

6. Bagian dari agent and development

-Diutamakan pada pengambilan barang atau jasaproduksi adalah kelompok menengah kecil dankoperasi

-Diupayakan mengutamakan produk anak bangsa.

Page 304: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

Di samping itu MLM syariah pun harusmengembangkan budaya fathanah dan amanah. Fathanah tercermin sebagaimana dalampengembangan system yang mumpuni sepertiyang tertera pada poin-poin di atas, amanahdalam system pengelolaan menyangkut beberapaaspek seperti: 1. Amanah dalam transaksi.2. Amanah dalam melayani.3. Amanah dalam menangani keluhan member.4. Amanah dalam kesepakatan tentang buy back guarantee (khiyar).

Page 305: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Manajemen keuangan

-System keuangan bersinergi dengan sistemkeuangan syariah

5. System pengawasan

Adanya dewan pengawas syariah yang melakukan monitoring dan pengawasansecara terus menerus.

6. Bagian dari agent and development

a. Diutamakan pada pengambilan barang ataujasa produksi adalah kelompok menengah kecil dankoperasi.

b. Diupayakan mengutamakan produk anakbangsa

Page 306: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

F. Perbedaan MLM Syariah dan MLM Konvensional

Secara sepintas MLM Syariah bisa saja tampak tidakberbeda dengan praktek-praktek bisnis MLM Konvensional lainnya. Namun jika kita tinjau lebihjauh lagi dalam proses operasionalinya ternyata adaperbedaan yang mendasar antara keduanya:

1. Sebagai perusahaan yang beroperasi sebagailembaga pemasaran syariah, niat, konsep, dan praktekpengelolaanya senantiasa merujuk pada Al quran danHadist Rasulullah SAW. Dan untuk itu strukturorganisasi perusahaan dilengkapi dengan dewanpengawas syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasijalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam.

Page 307: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

2. Usaha MLM Syariah pada umumnyamemiliki visi dan misi yang menekankan pada pembangunanekonomi bangsa, melalui program penyediaan lapangan pekerjaan, produk-produk kebutuhan sehari-haridengan harga terjangkau demimeningkatkan kemakmurankesejahteraan dan meninggikanmartabat bangsa.

Page 308: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

3. System pemberian insentif disusundengan memperhatikan prisip keadilandan kesejahteraan. Dirancang semudahmungkin untuk dipahami dandipraktekkan. Selain itu memberikankesempatan kepada distributor untukmemperoleh pendapatan yanseoptimal mungkin sesuai dengankemampuan penjualannya sertapengembangan jaringannya.

Page 309: Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah

4. Dalam hal marketing plan, MLM Syariah pada umumnya mengusahakanuntuk tidak membawa paradistributornya kepada suasanamaterialisme dan konsumerisme yang jauh dari nilai-nilai yang diajarkanIslam, karena bagaimanapun haltersebut pada akhirnya hanya akanmembawa kepada kemubaziran.