Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
385 -
download
0
Transcript of Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL FISIOLOGI
PADA NY “ I” GIP0A0, UMUR KEHAMILAN 41 MINGGU
INPARTU KALA I FASE AKTIF
BPS SAYANG BUNDA
TANGGAL 06 JUNI 2012
No. Register :
Tanggal masuk : 17–5–2012 jam20.00
WITA
Tanggal Pengkajian : 17 - 05 – 2012 jam
23.45 WITA
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS ISTRI/ SUAMI
Nama : Ny.M / Tn. D
Umur : 40 Thn / 45 Thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMU / SMU
Pekerjaan : IRT / Tani
Alamat : Danagoa Kec. Tongkuno
Lamanya menikah : ±17 tahun
B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS
1. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan masuk di klinik dengan keluhan nyeri perut tembus
belakang tanpa pengeluaran lendir campur darah sejak tanggal 17 Mei
2012 jam 16.00 WITA.
2. Riwayat Keluhan Utama :
Keluhan dirasakan sejak tanggal 17 Mei 2012 jam 16.00 WITA pada
Daerah abdomen yang sifatnya hilang timbul karena adanya kontraksi
uterus sehingga mengganggu aktifitas / fungsi tubuh. Maka, usaha
klien untuk mengatasi keluhan dengan mengelus - elus daerah
perut/pinggang, baring ke kiri dan berjalan – jalan.
3. Riwayat kesehtan yang lalu
Ibu mengatakan Selama hamil ibu memperolah imunisasi TT 1 x, pada
umur kehamilan 28 minggu, tidak pernah menderita penyakit serius
misalnya malaria, tidak ada riwayat opname, operasi, trauma dan
tranfusi darah, tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan maupun
makanan, dan tidak ada riwayat ketergantungan terhadap rokok, obat,
dan alkohol.
4. Riwayat keluarga
Tidak ada riwayat penyakit menular maupun penyakit keturunan dalam
keluarga misalnya TBC, PMS, DM, jantung, asma dan infeksi saluran
reproduksi
5. Riwayat reproduksi
a. Riwayat haid
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus : 28-31 hari
3) Durasi : 5-6 hari
4) Perlangsungan : normal
5) Gangguan haid : tidak ada
b. Riwayat obstetric
1) Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No
.
kehamilan Persalinan Nifas
Tahun Umur
(mgg)
Jenis
persalinan
Penolong Perlangsu
ngan
BB/PB/JK Perlang
sungan
Lamanya
menyusui
1. 1995 39 Spontan,
Lbk
Bidan Normal 3000gr /48
cm/ ♂
normal ± 1 tahun
2. 1999 38 Spontan,
Lbk
Bidan Normal 3200 gr/ 49
cm/ ♂
normal ± 2 tahun
3. 2002 38 Spontan,
Lbk
Bidan Normal 3100 gr/ 48
cm/ ♀
normal ± 2 tahun
4. 2006 39 Spontan,
Lbk
Bidan Normal 3400 gr/ 49
cm/ ♂
normal ± 1 tahun
5. 2010 38 Spontan,
Lbk
Bidan Normal 3200 gr/ 50
cm/ ♀
normal ± 2 tahun
2) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil yang keenam kalinya, pernah
melahirkan lima kali, memiliki anak hidup lima orang dan tidak
pernah keguguran.Hari pertama haid terakhirnya tanggal 28-
08-2011, merasakan pergerakan janin pada umur kehamilan 16
minggu sampai sekarang, pergerakan janin kuat dirasakan
pada perut sebelah kanan. Sejak amenorhea tidak pernah
merasakan nyeri hebat pada abdomen dan tidak ada
spooting/blooding, mengalami mual muntah pada umur
kehamilan trimester I, dan tidak ada pengeluaran darah dari
jalan lahir, serta Tafsiran Persalinan pada tanggal 04-06-2012.
c. Riwayat ginekologi:
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit neoplasma (tumor)
atau operasi ginekologi.
d. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a. Kebutuhan Nutrisi
1) Kebiasaan
Pola makan : Teratur dan menu gizi seimbang 4 sehat 5
sempurna
Frekuensi makan : 2-3x / hari
Kebutuhan Minum : 6-7 gelas / hari
Nafsu Makan : Baik (Porsi di habiskan)
2) Perubahan selama Inpartu
Nafsu makan ibu berkurang karena rasa sakit ( His) yang
dirasakan
Minum 4 gelas selama his
b. Pola BAB / BAK
1) Kebiasaan selama Hamil
Frekuensi BAK : 3 – 4 x / hari
Warna dan Bau : kuning / khas amoniak
Gangguan BAK : Tidak ada
Frekuensi BAB : 1 kali sehari
Warna / konsistensi : Kuning / Lunak
Gangguan BAB : Tidak ada
2) Perubahan selama Inpartu
Ibu lebih sering BAK (4x selama inpartu) dan belum BAB
c. Pola istrahat / Tidur
1) Kebiasaan:
Kebiasaan tidur siang : Jam 14.00 s/d 15.00 wita ( Kurang
lebih 1 jam )
Kebiasaan tidur malam : Jam 21.00 s/d 05.00 wita ( Kurang
lebih 8 jam )
2) Perubahan selama Inpartu
Istrahat ibu terganggu karena nyeri perut tembus belakang ( his )
yang dirasakan.
d. Kebutuhan Personal Hygiene
1) Kebiasaan selama hamil :
Mandi : 2 × sehari memakai sabun mandi
Rambut : Keramas 3 × seminggu memakai sampo
Gigi dan mulut : Menggosok gigi 2 × sehari pakai pasta
gigi setiap selesai sarapan dan sebelum
tidur malam
Kuku tangan dan kaki : Di potong bila panjang
Genitalia dan Anus : Di bersihkan setiap kali mandi dan
setiap kali BAB / BAK
Pakaian : Pakaian di ganti setiap kali kotor dan
setelah mandi
2) Perubahan selama inpartu
a) Sebelum datang di klinik ( pada sore hari) dan ibu
mengatakan baru selesai mandi / keramas dan sikat gigi
b) Sebelum datang ke klinik ibu sudah mengganti pakaiannya
e. Aktifitas dan olah raga
1) Kebiasaan selama hamil
a) Aktifitas / kegiatan sehari – hari di dalam rumah tangga biasa
di bantu keluarga.
b) Olah raga atau senam hamil tidak di lakukan
2) Perubahan Selama inpartu
Tidak bisa melakukan aktifitas / kegiatan dalam rumah, karena
adanya rasa nyeri yang dirasakan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a) Penampilan umum ibu baik
b) Kesadaran Kompesmetis
c) Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 ×/menit
Respirasi : 20 ×/menit
Suhu : 37oC
2. Pemeriksaan head to toe ( Inspeksi , Palpasi, Auskaltasi dan Perkusi)
a. Kepala dan Rambut :
Tidak rontok, tidak berketombe,bersih dan tidak ada benjolan.
b. Wajah :
Tidak ada cloasma grafidarum dan tidak ada oedema pada wajah
c. Mata
Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret,sklera tidak ikterus,dan
konjungtiva tidak pucat
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret.
e. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada polyester
f. Mulut dan Gigi
Bibir lembab, tidak ada sariawan, tidak ada karies gigi, gigi utuh,
keadaan gusi baik, dan tidak ada kelainan pada lidah.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan tidak ada
pembesaran vena jugularis.
h. Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hyperpigmentasi
areola mammae, ada colostrum, tidak ada benjolan.
i. Abdomen
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, terdapat striae albikans,
linea nigra ,tonus otot perut kendor, dan tampak pergerakan janin.
Pengukuran :
Tinggi Fundus Uteri : 37 cm
Lingkar perut : 94 cm
Tafsiran berat Janin : 3478gram
Leopold I : Teraba bokong. TFU pertengahan
prossesus xifoideus - pusat.
Leopold II : Teraba punggung kiri.
Leopold III : Teraba kepala.
Leopold IV : Kepala sudah masuk pintu atas
panggul dan penurunan kepala 3/5.
Kontraksi uterus : Teratur ( 2x dalam 10 menit lamanya
30 detik ).
DJJ : Frekuensi 130x / menit, terdengar
jelas dan kuat, Irama / intensitas
teratur dan kuat pada kuadran kiri
bawah perut ibu.
j. Genitalia / Vulva dan Anus
Tidak ada pengeluaran lendir campur darah, tidak ada varices dan
tidak ada candiloma acuminata serta tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan dalam ( VT )
Tanggal 17-05-2012 Jam 20.30 WITA
Keadaan dinding vagina elastis, kesan panggul normal, porsio
tipis, Pembukaan 3 cm, Ketuban ( + ), Presentase kepala, posisi
ubun-ubun kecil kiri depan, Penurunan kepala Hodge III, molase
( - ), dan tidak ada pelepasan lendir bercampur darah.
k. Tungkai bawah
Simetris kiri dan kanan, Gerakan baik, tidak ada varices, Tidak ada
Oedema dan Refleks Pattela (+)
LANGKAH II . IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASA AKTUAL
Diagnosa : GVIPVA0, Umur kehamilan 37 minggu 4 hari, punggung kiri,
presentase kepala, penurunan kepala 3 / 5, intrauterin, tunggal, hidup,
keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala I fase laten dengan
masalah nyeri karena kontraksi.
1. GVIPVA0
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan hamil yang keenam, melahirkan lima kali
dan tidak pernah keguguran.
DO : - Tonus otot perut kendor
- Tampak striae albikans dan linea nigra.
Analisis dan interprestasi :
Tonus otot perut tidak lagi teregang oleh karena sudah pernah
mengalami peregangan pada kehamilan sebelumnya [ Sarwono,2005]
Tampak striae albikans, striae timbul karena adanya hormone
melanophone stimulating hormone ( MSH ) yang dihasilkan oleh Lobus
Anterior Hipofisis dan adanya peregangan, pembesaran pada jaringan
yang menimbulkan perdarahan perifer dibawah kulit yang
menyebabkan warna biru ( striae livide ) peregangan dapat sembuh dan
menimbulkan bekas berwarna putih yang disebut striae albikans
(Sarwono.20005 ).
Pada kehamilan terjadi perubahan warna kulit, yaitu hiperpigmentasi
kulit menjadi lebih gelap. Perubahana warna kulit pada bagian perut,
yaitu garis hitam dan kemerahan pada perut yang disebut linea nigra.
( Memahami Kespro Wanita. 1998)
2. Umur kehamilan 37 minggu 4 hari
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan hari pertama hari terakhirnya ( HPHT )
tanggal 28-08-2011.
DO : - Tafsiran persalinan : 04-06-2012
- Tinggi Fundus Uterus : 2 jari bawah Prossesus
xifoideus
Analisis dan interprestasi :
Jika hari pertama hari terakhir diketahui , maka perhitungan tafsiran
partus dapat dilakukan dengan menggunakn rumus Neagle. Dari tanggal
HPHT sampai Tanggal pengkajian dapat di hitung usia gestasinya
menggunakan rumus Neagle. Perkiraan usia gestasi menurut rumus
Neagle yaitu tanggal +7, bulan -3, dan tahun +1 atau tanggal +7, bulan
+9 dan tahun tetap. [ Asuhan Kebidanan, Helen Farney,2003].
Pengukuran tinggi fundus uteri bertujuan untuk menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin serta dapat juga digunakan
untuk menentukan usia kehamilan
[ Helen Farney,2003 ].
3. Punggung Kiri
Dasar :
- DS : Ibu mengatkan janin sering dirasakan bergerak pada sisi
perutnya disebelah kanan
- DO: Pada Leopold II teraba tahanan yang keras, memanjang dan
mendatar seperti papan pada sebelah kiri perut
ibu,menandakan punggung kiri.
Analisis dan interpresentasi
Teraba tahanan yang keras memanjang dan datar pada sebelah kiri sisi perut
ibu dan teraba bagian-bagian kecil janin pada sebelah kanan sisi perut ibu
yang menandakan punggung kiri janin.( sarwono,2005)
4. Presentase Kepala
Dasar
DS : -
DO : - Leopold I : Pada fundus teraba bokong.
- Leopold III : Bagian terendah janin teraba kepala
Analisis dan Interpretasi
Pada bagian fundus teraba bokong (teraba bulat,tidak keras dan tiadak
melenting)dan pada bagian terendah janin teraba kepala (teraba bundar,
keras dan melenting). Ini menandakan bahwa presentase janin kepala.
[ Sarwono,2005 ].
5. Penurunan Kepala 3/ 5.
Dasar :
DS : -
DO : - Pada Leopold IV Kedua ujung-ujung jari tangan sudah tidak
bertemu lagi (tangan Divergen), yaitu 3 dari 5 jari berada di
atas simphisis, Menandakan kepala sudah masuk pintu atas
panggul (Penurunan kepala 3/5).
Analisis dan Interpretasi
Jika pada palpasi abdomen Kedua ujung-ujung jari tangan tidak bertemu
lagi (tangan divergen) serta 3 dari 5 jari berada di atas simphisis,
menandakan bahwa kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) dan pada
perlimaan 3 dari 5 jari berada diatas symphisis pubis menandkakan
penurunan kepala 3/5. [Sarwono,2005].
6. Intra uterin
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan sejak amenore tidak pernah merasakan nyeri
hebat pada perut.
DO :- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan yaitu tinggi
fundus uteri 2 jari bawah prossesus xifodeus
- Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Analisis dan Inteprestasi
Jika pada saat palpasi tidak ada nyeri tekan pada abdomen, selama
kehamilan tidak pernah terjadi spooting ataupun blooding, serta uterus
mengalami perubahan ukuran sesuai dengan umur kehamilan, menandakan
kehamilan intrauterine.
[ Sarwono,2005 ].
7. Tunggal
Dasar :
DS : -
DO : - Pada Leopold I teraba satu bagian yang bulat, lunak
dan tidak melenting, menandakan adanya bokong pada
bagian Fundus.
- Pada Leopold III teraba satu bagian janin yang keras,
bundar dan melenting, menandakan adanya kepala pada
bagian terendah janin
- Pada auskultasi, DJJ terdengar jelas dan kuat pada
kuadran kiri bawah perut ibu.
Analisis dan Interprestasi
Pada pemeriksaan Leopold I hanya teraba satu bokong, dan pada Leopold
III teraba kepala. [ Obstetri Williams,2004 ].
8. Hidup
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan janinnya bergerak pada umur kehamilan
16 minggu sampai sekarang.
DO : - Denyut Jantung Janin yaitu 136x /menit terdengar jelas
kuat dan teratur serta terdengar pada kuadran kanan perut
ibu.
- Tampak adanya pergerakan janin pada dinding abdomen.
Analisis dan interprestasi
Gerakan janin dan auskultasi denyut jantung janin merupakan teknik untuk
menentukan apakan janin hidup. Aktifitas janin menunjukkan bahwa janin
hidup dan pada saat auskultasi denyut jantung janin terdengar (+) maka
menandakan bahwa janin dalam keadaan hidup. [Helen Varney,2003].
9. Keadaan Ibu dan Janin baik
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan janin bergerak kuat.
DO : - Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 370 c
Pernapasn : 20x / menit
- Kesadaran kompesmetis
- Tidak ada oedema pada wajah
- Sclera mata tidak ikterus dan konjungtiva merah muda
- Denyut jantung janin (+) yaitu 136x/menit irama teratur dan
kuat
Analisis dan Interpretasi
Tanda-tanda vital dalam batas normal (Tekanan darah : 110/70 – 120/80
mmHg, Nadi : 60 – 100x/menit, Suhu : 37,50c dan pernapasan : 16 – 24x /
menit) ibu dapat berkomunikasi dengan baik, dan tetap kooperatif serta
denyut jantung janin dalam batas normal (120 – 160x/ menit ), teratur dan
kuat menandakan keadaan ibu dan janin baik.
[ Hanifa Winkjosastro,2005 ].
10. Inpartu kala I Fase laten.
Dasar:
DS : Ibu mengatakan tidak ada pengeluaran lendir campur darah
dari jalan lahir.
DO:
Pada pemeriksaan dalam (VT) pukul 20.30 WITA, Keadaan
dinding vagina elastis, kesan panggul normal, porsio tipis,
Pembukaan 3 cm, Ketuban ( + ), Presentase kepala, posisi
ubun-ubun kecil kanan depan, molase ( - ), Penurunan
kepala Hodge III , dan tidak ada pelepasan lendir bercampur
darah.
Analisis dan Interpretasi
Melunaknya mulut rahim disebabkan oleh meningkatnya produksi
prostaglandin. [Sarwono,2005].
Kala I terbagi atas dua, yaitu kala I fase laten yang ditandai dengan
adanya kontraksi uterus teratur, penarikan/penipisan dan dilatasi
serviks sampai pembukaan 3-4 cm. dan kala I fase aktif dimulai dari
pembukaan 3-4 cm sampai pembukaan lengkap (10cm). (Ilmu
kebidanan dan Penyakit Kandungan. 1998.165)
11. Masalah Nyeri perut tembus belakang
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan nyeri perut tembus belakang sejak tanggal
17-05-2012, jam : 12.00 WITA.
DO : - Pada pemeriksaan dalam (VT) pukul 20.300 WITA,
Keadaan dinding vagina elastis, porsio tipis, Pembukaan 3
cm, Ketuban ( + ), Presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil
kiri depan, molase ( - ), Penurunan kepala Hodge III, kesan
panggul normal dan tidak ada pelepasan lendir bercampur
darah.
- Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit durasi 40 detik
Analisis dan interprestasi
Nyeri perut terjadi karena membukanya mulut rahim disertai
pergerakan otot polos rahim yang menimbulkan rangsangan cukup
kuat dan timbul rasa nyeri
(sarwono : 2005)
Rangsangan nyeri berasal dari saraf para simpatik yang disebabkan
karena terletaknya segmen medulla spinalis dan para simpatis yang
disebabkan karena tertekanya ujung saraf sewaktu rahim
baerkontraksi dengan tegangnya rahim bawah (serviks).
(Anatomi fisiologi terapan dalam kehidupana,salvia veralis)
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial
LANGKAH IV EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA
/KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk di lakukan tindakan segera/ kolaborasi
LANGKAH V RENCANA ASUHAN
A. Tujuan :
1. Kala I persalinan berlangsung normal
2. Kondisi ibu dan janin tetap baik
3. Ibu dapat beradaptasi dengan keluhan yang dirasakan
B. Kriteria :
1. Pembukaan lengkap ± 9 jam kemudian yaitu 05.30 WITA ,
penurunan kepala hodge IV (0/5), kontraksi uterus abdomen
kuat 4-5 x dalam 10 menit, durasi > 40 detik
2. Tanda- tanda Vital dalam batas normal (tekana darah :
100/70-120/80 mmHg, Nadi : 60-100 x/mnt, Suhu : 36,5-
37,5℃ , Pernapasan : 16-24x/mnt), DJJ (120-160x/menit)
3. Ibu kooperatif dengan keluhan yang dirasakan
C. Rencana Tindakan
1. Beri senyum, salam dan menyapa ibu.
Rasional : Untuk menjalin hubungan yang baik antara petugas dan
ibu.
2. Lakukan informed consent untuk setiap tindakan yang akan di lakukan
Rasonal : Agar ibu mengerti dan mau memberikan informasi yang di
butuhkan serta dapat melindungi petugas dari tututan
hukum.
3. Observasi DJJ, nadi,dan his setiap 30 menit dan observasi pembukaan
serviks ,penurunan kepala, suhu, tekanan darah dan urine setiap 4 jam.
Rasional : Denyut Jantung Janin dan tanda- tanda vital ibu serta
pemeriksaan dalam merupakan indicator untuk mengetahui
kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin baik atau tidak.
4. Anjurkan untuk memilih posisi nyaman, berbaring dengan posis
miring kiri.
Rasional : posisi berjalan (berdiri) dan posisi nyaman membantu
penurunan janin yang berlanjut adanya dorongan untuk
meneran, jongkok dan berdiri juga dapat membantu
memercepat kemajuan persalinan dan mengurangi nyeri
serta berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk istrahat
diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga
dapat mengurangi resiko terjadinya laserasi.
5. Ajarkan ibu tekhnik relaksasi terutama saat terjadi kontraksi.
Rasional: dapat mengurangi ketegangan terutama saat terjadi
kontraksi
6. Anjurkan ibu untuk Buang Air Kecil (BAK)/berkemih
Rasional : kandung kemih yang penuh dapat menghambat penurunan
bagian terendah janin.
7. Beri ibu maknan dan minuman di antara kontraksi
Rasional : intake yang adekuat dapat memperlancar metabolism tubuh
untuk menambah tenaga/daya tahan tubuh dalam
menghadapi proses persalain.
8. Ajarkan pada ibu cara mengedan yabg baik dan benar
Rasional: proses mengedan yang baik dan benar berguna untuk proses
persalainan
9. Anjurkan ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada
tuhan serta dorongan moril
Rasional: Dengan mendekatkan diri kepada tuhan dapat membuat ibu
lebih sabar dan tenang dalam menghadapi persalinan
10. Anjurkan ibu untuk memilih pendamping pada saat persalinan
Rasional : untuk memberikan dukungan moril pada ibu pada saat
persalinan
11. Siapkan alat dan bahan untuk persalinan sesuai APN
Rasional : untuk memperlancar proses persalinan
12. Dokumentasi dengan patograf tentang informasi kemajuan persalinan
Rasional: Dokumentasi dengan patograf memudahkan untuk
pengambilan keputusan dan rencana asuhan selanjutnya.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal: 17-05-2012 Pukul : 20.30 WITA
1. Memberi senyum, salam dan menyapa ibu.
Hasil : Ibu membalas senyum, menjawab salam, dan sapaan bidan dengan
ramah.
2. Melakukan informed concent untuk setiap tindakan yang akan dilakukan.
Hasil : Ibu mengeti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
3. Jam 21.30 WITA, Mengobservasi TTV ibu, DJJ, dan his setiap 30 menit
serta jam 00.30 WITA mengobservasi pembukaan serviks, penurunan
kepala, suhu, tekanan darah dan urine setiap 4 jam.
Hasil : Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 110 / 80 mmhg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 37° C
Pernapasan : 20 x / menit
DJJ : 136 x / menit
His : 4 x dalam 10 menit, durasi 40 detik
Pemeriksaan dalam : Keadaan dinding vagina elastis, kesan
panggul normal , porsio tipis, Pembukaan 5 cm, Ketuban (+),
Presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan,
penurunan kepala Hodge III, molase (-), dan tidak ada
pelepasan lendir bercampur darah.
4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, berbaring dengan
posisi miring kiri.
Hasil : Ibu berbaring dengan posisi miring kiri.
5. Mengajarkan pada ibu tekhnik relaksasi atau pengaturan napas panjang
terutama saat terjadi kontraksi.
Hasil : Ibu melakukan anjuran bidan yang telah di sampaikan dengan
bernapas panjang pada saat kontraksi
6. Menganjurkan pada ibu untuk BAK / berkemih
Hasil : Ibu sudah buang air kecil.
7. Memberi ibu makan dan minum diantara kontraksi.
Hasil : Ibu makan bubur hangat dan minum air putih saat tidak ada his .
8. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar.
Hasil : Ibu dapat meneran dengan baik dan benar.
9. Menganjurkan ibu selalu mengingat dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Hasil : Ibu selalu berdoa dan istighfar.
10. Menganjurkan ibu untuk memilih pendamping persalinan.
Hasil : Ibu memilih orang tuanya sebagai pendamping persalinan.
11. Menyiapkan alat dan bahan untuk persalinan sesuai APN
Hasil : Alat dan bahan telah disiapkan yaitu :
a. Dalam bak partus
Dua pasang handschoen steril .
Dua buah klem koher.
Satu buah klem ½ koher.
Satu buah gunting tali pusat.
Satu buah benang pengikat tali pusat
Satu buah spoit disposable steril 2,5 cc.
Kapas steril dan kapas DTT secukupnya.
b. Di luar bak partus
Nierbeken
Pengisap lendir
Tensi meter
Stetoskop
Pengukur panjang badan
Celemek
Betadine
Thermometer
Larutan klorin dan air DTT
Timbangan bayi
Dua buah tempat sampah
Satu buah tempat plasenta
Tempat pakaian kotor ibu
c. Persiapan obat-obatan
Oxytocin 6-8 ampul
Ergometrin
Vit. K
Hepatitis B
d. Persiapan pakaian ibu
Alas bokong
Baju dan sarung bersih
Celana dalam
Gurita
e. Persiapan bayi
Handuk, sarung
Baju dan popok bayi, kaos kaki/tangan dan topi
Hasil : Alat telah siap pakai
12. Mendokumentasikan kedalam partograf hasil pemeriksaan untuk
mngetahui kemajuan persalinan.
Hasil : hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan pada Partograf .
LANGKAH VII . EVALUASI
Tanggal 17 -05 – 2012 jam :
0.00 WITA
1. Keadaan umum ibu dan janin baik
2. Kesadaran compesmentis
3. Tanda – tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : 120 / 80 mmhg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 37,2 ° C
Pernapasan : 20 x / menit
4. Keadaan janin baik, denyut jantung janin 140 x / menit
5. Kontraksi uterus dalam 10 menit 5 kali durasi 50 detik
6. Pemeriksaan dalam ( VT ) tanggal 14 – 04 – 2011 jam 02.00 wita
Vagina elastic,kesan panggul normal, Porsio tidak teraba, pembukaan
lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan, presentase kepala, posisi ubun-
ubun kecil kanan depan, penurunan kepala Hodge IV, molase ( - ) dan,dan
adanya pelepasan lendir campur darah.
7. Ibu merasa nyaman dengan posisi berbaring miring kiri
8. Nyeri berkurang saat dilakukan massase di daerah yang sakit
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
KALA II PERSALINAN
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Riwayat persalinan sekarang
b. Ibu mengatakan ingin BAB (mules)
c. Ibu mengatakan ingin meneran
d. Ibu mengatakan sakitnya bertambah
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran : Kompesmentis
c. Tanda-tanda vital :
o Tekanan darah: 120/80 mmHg
o nadi : 84x/menit
o suhu : 37,2oC
o pernapasan : 20x/menit
d. DJJ : 140x/menit,kuat dan teratur
e. Kontraksi uterus dalam 10 menit 5 kali durasi 50 detik
f. Pemeriksaan dalam ( VT ) tanggal 14 – 04 – 2011 jam 02.00 wita
Vagina elastic, Porsio tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban
pecah spontan, presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan,
molase negatif dan penurunan kepala Hodge IV, kesan panggul normal,
dan adanya pelepasan lendir campur darah.
g. Perineum menonjol
h. Vulva dan sfingter ani membuka
LANGKAH II IDENTIFIKASI DATA DASAR
Inpartu kala II,keadaan umum ibu dan janin baik
1. Inpartu kala II
Dasar :
Ds : - Ibu mengatakan ingin meneran
- Ibu mengatakan ingin buang air besar
Do : - Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit durasi 50 detik
- Pembukaan lengkap ( 10 cm ) jam 02.00 WITA
- Penurunan kepala hodge IV
- Vulva dan anus membuka,perineum menonjol
Analisis dan interprestasi
HIS yang sempurna membuat dinding korpus yang terdiri atas otot-
otot menjadi lemah,lebih tebal dan lebih pendek sedangkan bagian
bawah uterus dan serviks mengandung sedikit otot dan banyak
mengandung jaringan kolagen akan mudah tertarik dan menjadi tipis
dan membuka. Tahanan dari air ketuban dan permulaan kala I serta
kepala janin masuk ke rongga panggul mengadakan tahanan pada
serviks hingga pembukaan menjadi lengkap ( sarwono,2005)
Pada saat ibu mengedan menambah kekuatan uterus yang sudah
optimal itu bayi lahir dalam presentase belakang kepala. (sarwono,
2005)
2. Keadaan ibu dan janin baik
Dasar :
DS : -
DO : - Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 370C
Pernapasan :16x/ menit
- DJJ : 140 X /menit
Analisis dan interprestasi
Tanda - tanda vital dalam batas normal ( tekanan darah : 100/70
mmHg-120/80 mmHg, Nadi : 60- 100 X /menit , Suhu : 36,5-37,50C ,
Pernapasan : 16 - 24 X / menit) ,ibu dapat berkomunikasi dengan baik
serta denyut jantung janin dalam batas normal (120 -160X /menit),
teratur dan kuat menandakan keadaan umum ibu dan janin baik.
( Hanifa Winkjosastro, 2005)
LANGKAH III . IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.
LANGKAH IV. EVALUASI PRLUNYA TINDAKAN SEGERA /
KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera / kolaborasi
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
A. Tujuan :
1. Keadaan Umum ibu baik
2. Kala II berlangsungan normal
3. Tidak terjadi partus macet
B. Kriteria :
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal (Tekanan darah : 100/70
mmHg-120/80 mmHg, Nadi : 60- 100 X /menit , Suhu : 36,5-
37,50C , Pernapasan : 16 - 24 X / menit)
2. Kala II tidak lebih dari 1 jam
3. Bayi lahir spontan dan langsung menangis kuat
C. Rencana Tindakan
1. Lihat dan dengar adanya tanda gejala kala II
Rasional : Dengan memastikan adanya tanda gejala kala II , pada saat
ada his ibu sudah dapat di anjurkan untuk mengedan.
2. Pastikan kelengkapan alat dan obat-obatan serta mematahkan oksi dan
memasukan spuit ke dalam bak partus
Rasional : Kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan dalam proses
akan memperlancar jalannya proses persalinan
3. Siapkan ibu dan diri untuk menolong
Rasional : Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh
penolong dari kontaminasi cairan , lendir dan darah dari
pasien.
4. Cuci tangan sebelum menolong
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi
5. Pakai sarung tangan DTT
Rasional : Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencegah
terjadinya infeksi
6. Siapkan oksitosin dalam spuit
Rasional : Kesiapan Oxitosin untuk memudahkan penolong saat
melakukan tindakan penanganan aktif kala II.
7. Bersihkan Vulva dan perineum dengan kapas DTT
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat kuman yang
berasal dari vulva dan perineum.
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional : Untuk memastikan pembukaan lengkap , sehingga bila
dilakukan amniotomi jika ketuban masih utuh dan
memastikan tidak teraba bagian-bagian terkecil dari janin
tidak ada penumbungan tali pusat.
9. Dekontaminasi , sarung tangan yang sudah dipakai
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi silang
10. Periksa denyut jantung janin
Rasional : Untuk memastikan denyut jantung janin dalam batas
normal
11. Beri tahu ibu jika pembukaan sudah lengkap
Rasional : Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada
saat his.
12. Anjurkan keluarga untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk
pada saat meneran
Rasional : Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya
akan menekan cara inferior. Hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah dari ibu ke plasenta, sehingga
menyebabkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke
plasenta jadi menurun.
13. Pimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan ibu istrahat diantara
kontraksi
Rasional : Meneran secara berlebihan sehingga menahan upaya
untuk mengambil nafas akan mengakibatkan kelelahan
yang tidak perlu bagi ibu dan meningkatkan resiko asfiksia
pada bayi karena masuknya oksigan dari ke plasenta jadi
menurun.
14. Anjurkan ibu untuk mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu penurunan bayi yang
berlanjut dengan dorongan untuk meneran . berdiri dapat
membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan
mengurangi nyeri serta berbaring miring memudahkan ibu
untuk istrahat diantara kontraksi jika ia mengalami
kelelahan dan juga dapat mengurangi resiko terjadinya
Laserasi perineum.
15. Letakkan handuk bersih di atas perut
Rasional : Sebagai tempat untuk meletakkan bayi baru lahir dan
untuk mengeringkan badan bayi
16. Letakkan kain segitiga dibawah bokong ibu
Rasional : Untuk menjaga perineum
17. Pakai sarung tangan DTT untuk monolong
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi
18. Lahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan
cara lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering tangan yang lain menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala
Rasional : Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya
kepala bayi secara bertahap dan hati - hati dapat
mengurangi regangan berlebihan (robekan) pada vagina
dan perineum
19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
Rasional : Lilitan tali pusat dapat menghambat kelahiran bahu
sehingga bisa terjadi asfiksia bila tidak dilepaskan.
20. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Rasional : Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin
yang searah dengan punggungnya sehinngga memudahkan
kelahiran bayi
21. Lahirkan kedua bahu biparietal
Rasional : Untuk mencegah rupture pada vagina
22. Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk
memegang lengan dan siku atas
Rasional : Untuk memudahkan proses persalinan dan mencegah
laserasi
23. Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung
hingga tungkai
Rasional : Menelusuri punggung sampai tungkai untuk memudahkan
proses kelahiran
24. Lakukan penilaian (selintas), tangisan bayi, pernapasan, pergerakan dan
warna kulit bayi.
Rasional : Untuk mengetahui apakah bayi menangis kuat atau
bernapas megap - megap , gerakan bayi aktif atau tidak
serta wana kulit bayi kemerahan atau sianosis
25. Letakkan dan Keringkan tubuh bayi diatas perut ibu dengan segera dan
ganti handuk bayi
Rasional : Untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir
26. Lakukan cek fundus uterus
Rasional : Untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
27. Beri tahu ibu untuk di suntik oksitosi
Rasional : Agar pada saat disuntik ibu tidak kaget
28. Suntik oksitosin 10 unit dengan cara intra muskuler disepertiga paha
atas bagian distal lateral setelah 1 menit bayi lahir
Rasional : Agar uterus berkontraksi dengan baik
29. Jepit tali pusat dan klem pertama kira-kira 3cm dari pusat bayi dan klem
ke 2, 2cm dari klem pertama.
Rasional : Untuk mencegah pendarahan tali pusat pada saat tali pusat
di potong
30. Potong tali pusat diantara 2 klem dan ikat tali pusat
Rasional : Memotong tali pusat dapat memudahkan perawatan bayi
dan kelahiran plasenta
31. Letakan bayi tengkurap di dada ibu yaitu diantara payudara dan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu
Rasional : Agar tejadi kontak kulit ibu ke bayi dan agar bayi segera
melakukan inisiasi menyusui dini
32. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
Rasional : Untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi dan ibu
merasa nyaman
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 14 April 2011 Pukul : 02.00
wita
1. Melihat dan mendengar tanda gejala kala II
Hasil : Adanya tanda gejala kala II yaitu perineum menonjol , vulva
membuka ,tekanan pada anus dan dorongan kuat untuk meneran
2. Memastikan kelengkapan alat alat dan obat-obatan serta mematahkan oksi dan
memasukan spuit ke dalam bak partus
Hasil : Alat siap pakai
3. Menyiapkan ibu dan diri untuk menolong
Hasil : Sudah memakai celemek
4. Mencuci tangan sebelum menolong
Hasil : Sudah mencuci tangan dibawah air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT 1 tangan kemudian mengambil spoit lalu
megisap oxytocin kemudian memakai sarung tangan yang kedua
Hasil : Telah memakai sarung tangan DTT dan telah memasukan oxytocin
dalam spoit lalu meletakan dalam bak partus
6. Mengisap oxytosin dalam spuit 2,5 cc dan memasukkannya dalam bak partus
Hasil : Oxytosin telah di isap dan disimpan dalam bak parutus
7. Membersihkan Vulva dan perineum dengan kapas DTT
Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Hasil : Telah dilakukan periksa dalam, Vagina elastic, Porsio tidak teraba,
pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan, presentase
kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan, molase negatif dan
penurunan kepala Hodge IV, kesan panggul normal, dan adanya
pelepasan lendir campur darah.
9. Mencelup sarung tangan yang sudah dipakai dalam larutan clorin 0.5%
Hasil : Celup sarung tangan dala larutan klorin 0,5% lalu melepaskan secara
terbalik kemudian diletakan di pinggir wadah larutan Clorin tersebut
10. Memeriksa denyut jantung janin
Hasil : Denyut jantung janin 140x/menit
11. Memberi tahu ibu jika pembukaan sudah lengkap
Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti
12. Menganjurkan suami untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk pada
saat meneran
Hasil : keluarga membantu ibu
13. Memimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan ibu istrahat diantara
kontraksi
Hasil : Ibu dipimpin pada saat his
14. Menganjurkan ibu untuk mengambil posisiyang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Hasil : Ibu memilih berbaring miring kekiri
15. Meletakkan handuk bersih di atas perut
Hasil : Handuk bersih telah diletakkan diatas perut ibu
16. Meletakkan kain segitiga dibawah bokong ibu
Hasil : Kain telah diletakkan dibawah bokong ibu
17. Memakai sarung tangan DTT untuk monolong
Hasil: Sarung tangan DTT telah dipakai pada kedua tangan
18. Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala
Hasil : Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum di lindungi dengan
satu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain
menahan posisi defleksi
19. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat
20. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara sempurna
21. Melahirkan kedua bahu biparietal
Hasil: Putaran paksi luar terjadi secara sempurna
22. Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah kepala, lengan dan
siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan dan siku
atas
Hasil : Ke dua bahu di lahirkan secara biparietal
23. Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung
hingga tungkai
Hasil : Badan bayi telah dilahirkan dengan menyangga kepala , lengan dan
siku sebelah bawah menggunakan tangan dan tangan kiri
memegang lengan dan siku atas
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 14 – 04 – 2011 Pukul 02.30
wita
1. Bayi lahir spontan dengan presentase belakang kepala
2. Berat badan lahir / panjang badan lahir : 3200 gram / 51 cm
3. Jenis kelamin laki – laki (♂)
4. Bayi menangis kuat, pernapasan baik, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan
5. Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras
6. Tinggi fundus uteri : setinggi pusat
KALA III
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Riwayat persalinan sekarang
a. Partus spontan LBK langsung menangis kuat
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Berat badan lah/panjang badan lahir : 3.200 gram/51 cm
d. Ibu mengatakan masih nyeri pada abdomen
2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37,2 ℃
- Pernapasan : 20 x/menit
- Kontraksi uterus baik ( teraba keras dan bundar )
- TFU setinggi pusat
- Plasenta belum lahir
- Perdarahan ± 120 CC
- Tampak tanda-tanda pelepasan plasenta
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAHH AKTUAL
Diagnosa : Kala III (Pengeleuaran Uri)
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
DO : - Partus spontan LBK, jenis kelamin Laki-laki
- Kontraksi uterus baik
- TFU setinggi pusat
- Plasenta belum lahir
- Tampak tanda-tanda pelepasan plasenta
- Perdrahan ±120 CC
Analisis dan Interprestasi
Setelah bayi lahir uterus teraba bundar dan keras, fundus uteri setinggi
pusat, beberapa enit kemudian, uterus berkontraksi yang mengakibatkan
penciutan permukaan kavum uteri tempat implantasi plasenta, akibatnya
plasenta akan terlepas dari tempatnya,. Plasenta akan terlepas 5-15 menit
setelah bayi lahir.
(Sarwono.2005)
LANGKAH III ANTISIPASI DIAGNOSA /MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial
LANGKAH IV PERLUNYA TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera
LANGKAH V RENCANA ASUHAN
A. Tujuaan :
1. Kala III berlangsung normal
2. Kontraksi uterus baik
3. Plasenta lahir lengkap
4. Tidak terjadi perdarahan
B. Kriteria :
1. Plasenta lahir ≤ 30 menit
2. Kontraksi uterus baik (teraba bundar dank eras )
3. Plasenta lahir lengkap dengan kotiledon dan selaputnya
4. Perdarahan ± 200 CC
C. Rencana tindakan
1. Lakukan penilaian (selintas), tangisan bayi, pernapasan, pergerakan
dan warna kulit bayi.
Rasional : Untuk mengetahui apakah bayi menangis kuat atau
bernapas megap - megap , gerakan bayi aktif atau tidak
serta wana kulit bayi kemerahan atau sianosis
4. Letakkan dan Keringkan tubuh bayi diatas perut ibu dengan segera dan
ganti handuk bayi
Rasional : Untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir
5. Lakukan cek fundus uterus
Rasional : Untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
6. Beri tahu ibu untuk di suntik oksitosi
Rasional : Agar pada saat disuntik ibu tidak kaget
7. Suntik oksitosin 10 unit dengan cara intra muskuler disepertiga paha atas
bagian distal lateral setelah 1 menit bayi lahir
Rasional : Agar uterus berkontraksi dengan baik
8. Jepit tali pusat dan klem pertama kira-kira 3cm dari pusat bayi dan klem
ke 2, 2cm dari klem pertama.
Rasional : Untuk mencegah pendarahan tali pusat pada saat tali pusat
di potong
9. Potong tali pusat diantara 2 klem dan ikat tali pusat
Rasional : Memotong tali pusat dapat memudahkan perawatan bayi
dan kelahiran plasenta
10. Letakan bayi tengkurap di dada ibu yaitu diantara payudara dan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu
Rasional : Agar tejadi kontak kulit ibu ke bayi dan agar bayi segera
melakukan inisiasi menyusui dini
11. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
Rasional : Untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi dan ibu
merasa nyaman
12. Pindahkan klem pada tali pusat hinga berjarak 5-10 cm dari vulva
Rasional : Memegang tali pusat lebih dekat ke arah vulva dapat
mencegah terjadinya avulasi
13. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu ditepi atas simphisi
pubis dan tangan yang lain pada tali pusat
Rasional : Tangan diatas perut ibu digunakan untuk meraba kotraksi
uterus dan menahan uterus pada saat tangan yang lain
melakukan peregangan tali pusat
14. Regangkan tali pusat pada saat uterus berkontraksi ke arah bawah,
lakukan tekanan dorsocranial hingga tali pusat makin menjulur dan
korpus uteri bergerak ke atas dan lakukan secara hati-hati
Rasional : Apabila tai pusat makain menjulur an korpus uteri bergerak
menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan,
serta dilakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya
inversio uteri
15. Lakukan Peregangan dan dorongan dorsocranial hingga plasenta
terlepas, dan minta ibu untuk meneran saat ada tanda-tanda pelepasan
plasenta dan tarik plasenta sejajar lantai kemudian ke arah jalan lahir .
Rasional : Agar plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina dan
segera melepaskan plasenta yang telah terpisah dari
dinding uterus akan mencegah kehilangan darah yang
tidak perlu
16. Lahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di
introitus vagina. Pegang dan putar plasenta hingga selaput plasenta
terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
Rasional : Karena selaput plasenta mudah robek, maka plasenta harus
dipegang dengan kedua tangan dan harus dilakukan
dengan hati-hati.
17. Lakukkan masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
Rasional : Untuk merangsang kontraksi sehingga dapat mengurangi
pengeluaran darah dan mencegah terjadinya atonia uteri
18. Periksa kelengkapan plasenta dan selaputnya
Rasional : Untuk memastikan ada tidak adanya kotiledon dan selaput
plsenta yang tertiggal, karena dapat menghalangi
terjadinya kontraksi uterus dan menyebabkan perdarahan
19. Evaluasi adanya laserasi pada Vagina dan perineum
Rasional : Jika ada robekan (laserasi) yang menimbulkan perdarahan
aktif, maka segera dilakukan penjahitan.
20. Observasi kontraksi uterus
Rasional : Untuk mengetahui kontraksi uterus baik atau tidak
21. Evaluasi perdarahan pervaginaan
Rasional : Untuk mengetahui berapa jumlah perdarahan sehinga kita
dapat memastikan ada tidaknya perdarahan, yaitu
perdarahan ± 200 CC.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 14-04-2011 Pukul 02.35
wita
1. Melakukan penilaian (selintas) yaitu gerakan, tangisan, pernapasan
dan warna kulit bayi
Hasil: Bayi lahir jam 02.30 wita spontan LBK langsung menangis kuat,
pernapasan baik , pergerakan aktif, dan warna kulit kemerahan.
2. Meletakan, Mengeringkan tubuh bayi dengan segera dan
mengganti handuk bayi diatas perut ibu
Hasil : Bayi telah bersih dan kering dan handuknya langsung diganti
3. Melakukan Cek fundus uterus
Hasil : Janin tunggal
4. Memberitahu ibu untuk di suntik oksitosin
Hasil : Ibu bersedia untuk disuntik
5. Menyuntik oksitosin 10 unit dengan cara intra muskuler di 1/3
paha atas bagian distal lateral setelah 1 menit bayi lahir
Hasil : Ibu telah di suntik oxytosin.
6. Menjepit tali pusat dengan klem pertama 3cm dari pusat bayi dan
jepit kembali tali pusat dengan klem ke 2 dengan jarak 2cm dari
klem pertama
Hasil : Tali pusat telah di klem dengan 2 klem
7. Memotong tali pusat diantara 2 klem dan mengikat tali pusat
Hasil : Tali pusat telah dipotong dan diikat
8. Meletakan bayi tengkurap di dada ibu yaitu diantara payudara dan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu untuk melakukan
inisiasi menyusui dini dan kontak kulit antara ibu dan bayi.
Hasil : Bayi segera melakukan inisiasi menyusui dini dan terjadi kontak kulit
9. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi
Hasil : Tidak terjadi hipotermi pada bayi dan ibu merasa nyaman
1. Memindahkan klem pada tali pusat hinga berjarak 5-10 cm dari vulva
Hasil : klem dipindahkan 5 cm dari vulva
2. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu ditepi atas simphisi
pubis dan tangan yang lain pada tali pusat
Hasil : Tangan yang satu di atas perut ibu dan tangan yang lain pada tali
pusat
3. Meregangkan tali pusat pada saat uterus uterus berkontraksi ke arah
bawah, melakukan tekanan dorsocranial hingga tali pusat makin menjulur
dan korpus uteri bergerak ke atas dan dilakukan secara hati-hati
Hasil : Tali pusat bertambah panjang/plasenta terlepas
4. Lakukan Peregangan dan dorongan dorsocranial hingga plasenta terlepas,
dan minta ibu untuk meneran saat ada tanda-tanda pelepasan plasenta dan
tarik plasenta sejajar lantai kemudian ke arah jalan lahir .
Hasil : ibu meneran pada saat di minta untuk meneran dan ada tanda-tanda
pelepasan plasenta
5. Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di introitus
vagina. Pegang dan putar plasenta hingga selaput plasenta terpilin,
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
Hasil : Pasenta telah lahir jam 02.40 wita, dan diletakan dalam wadah
yang telah disediakan
6. Melakukkan masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
Hasil : Uterus terbaba bundar dan keras, TFU setinggi pusat
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya
Hasil : Plasenta lahir lengkap dengan selaput dan kotiledonnya
8. Mengevaluasi adanya laserasi pada Vagina dan perineum
Hasil : Tidak ada laserasi pada vagina dan perineum
9. Mengobservasi kontraksi uterus
Hasil : Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)
10. Mengevaluasi perdarahan pervaginaan
Hasil : Perdarahan pervaginaan ±120 CC
LANGKAH VII EVALUSI
Tanggal.14-04-2011
Pukul : 02.40 wita
1. Plasenta lahir lengkap
- Kotiledon ± 20 buah
- Selaput amnion dan korion utuh dan tidak robek
- Tebal plasenta ±2-3 cm
- Berat plasenta ±500 gram
2. Kontrksi uterus baik ( teraba bundar dan keras)
3. Jumlah Pendarahan ± 120 cc
4. Keadaan umum ibu baik
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA IV
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Riwayat persalinan
Ibu mengeluh masih nyeri abdomen
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum ibu baik
Tanda- tanda vital :
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 84 X/menit
Pernapasan : 20X/menit
Suhu : 37,2 OC
Kontraksi uterus baik ( teraba keras dan bundar)
Tinggi Fundus Uteri (TFU) setinggi pusat
Perdarahan ± 120 CC
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Kala IV ( pengawasan )
Dasar :
DS : - Ibu mengeluh masih nyeri abdomen
DO : - Keadaan umum ibu baik
- Tanda – tanda vital :
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 84X/menit
Pernapasan : 20X/menit
Suhu : 37,2 oC
Analisis dan interpretasi
Pengawasan kala IV dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong
persalinan masih mendampingi ibusetelah selesai persalinan sekurang-
kurangnya 1-2 jam post partum, agar perdarahan post partum dapat
dikurangi / dihindari ( Sarwono, 2005 )
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAHPOTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya diagnosa/masalah
potensial
LANGKAH IV. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA /
KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya tindakan segera/
kolaborasi
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan :
1. Kala IV berlangsung normal
2. Keadaan umum ibu baik
3. Tidak terjadi perdarahan
B. Kriteria :
1. Kontraksi uterus baik ( teraba bundar dank keras)
2. Tanda- tanda vital dalam batas normal ( tekanan darah : 100/70
– 120/80 mmHg, nadi : 60 – 100X/menit, pernapasan : 16 – 20
X/menit, suhu : 36,5 – 37,5 oC )
3. Perdarahan ± 200 CC
C. Rencana Tindakan
1. Lakukan masase fundus uteri yang kedua
Rasional : Untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi pendarahan
2. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit satu jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
Rasional : Dengan menyusui bayi maka akan merangsang hormone
oksitosin yang akan merangsang kontraksi uterus sehingga
pendarahan tidak terjadi
3. Lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotic profilaksis dan vitamin K 0,1 ml secara intra muskuler
dipaha kiri antero lateral.
Rasional : Untuk mengetahui berat badan dan panjang badan bayi,
dan untuk pemberian tetes mata antibiotic bertujuan agar
tidak terjadi infeksi dan vitamin K untuk mencegah
pendarahan tali pusat
4. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B dengan dosis 0,5 ml pada paha
kanan antero lateral setelah satu jam pemberin vitamin K
Rasional : Untuk memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit
hepatitis
5. Lakukan masase yang ketiga pada fundus uteri
Rasional :untuk memantau kontraksi dan mencegah pendarahan
6. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
Rasional : Agar ibu dan keluaga dapat menjaga sehingga kontraksi
uterus tetap baik dapat segera melapor pada bidan atau
penolong persalinan jika kontraksi tidak baik
7. Evaluasi jumlah kehilangan darah
Rasional : untuk mengetahui jumlah kehilangan darah
8. Periksa tanda- tanda vital ibu
Rasional : untuk mengetahui keadaan ibu baik atau tidak
9. Periksa kembali bayi
Rasional : Untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik ( 40
– 60 X/menit) serta suhu tubuh normal ( 36,5 – 37,5 oC )
10. Tempatkan semua perlatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
untuk dekontaminasi selama 10 menit, mencuci peralatan setelah
dekontaminasi dan buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat
sampah yang sesuai
Rasional : Dekontaminasi merupakan langkah pertama untuk
menangani perlatan, perlengkapan sarung tangan, dan
benda- benda lainnya yang terkontaminasi. Pencucian dan
pembilasan setelah dekontaminasi dapat mencegah korosi,
dan menghilangkan bahan- bahan organic dan
dekontaminasi tempat persalinan.
11. Beri rasa nyaman pada ibu dengan mambersihkan ibu dari darah,
lendir dan dekontaminasi tempat persalinan,
Rasional : Agar ibu merasa nyaman dan tidak terjadi infeksi.
12. Celup sarung tangan dalam larutan clorin 0,5 % dan lepaskan secara
terbalik, serta Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
dikeringkan dengan handuk bersih.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi.
13. Lengkapi partograf
Rasional : Pendokumentasian lengkap merupakan bukti dari semua
tindakan
14. Beri ibu makan dan minum serta lakukan pemantauan kala IV selama
2 jam ( untuk 1 jam pertama tiap 15 menit, dan 1 jam kedua tiap 30
menit)
Rasional : Untuk mengganti energy ibu saat melahirkan dan
pemantauan kala IV untuk memastikan keadaan ibu baik
atau tidak, sebab perdarahan paling sering terjadi pada 2
jam pertama pasca persalinan. ( ilmu kebidanan dan
penyakit kandungan. 1998).
15. Pasang gurita dan duk steril setelah 2 jam pasca persalinan.
Rasional : Untuk member rasa nyaman pada ibu
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 14 april 2011, Pukul : 02.40
wita
1. Melakukan masase fundus uteri yang kedua
Hasil : Uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan
2. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam walaupun bayi sudah menyusu
Hasil : Bayi tetap dibiarkan diatas dada ibu dan bayi menyusu pada
payudara kiri
3. Melakukan penimbangan / pengukuran pada bayi, memberi tetes mata dan
menyuntikan vitamin K 0,1 ml pada paha kiri bayi.
Hasil : Berat badan bayi/ panjang badan bayi : 3200 gram / 51 cm, dan
bayi diberi tetes mata dan disuntik vitamin K 0,1 ml pada paha kiri
4. Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B 0,5 cc pada paha kanan setelah
1 jam penyuntikan vitamin K
Hasil : Bayi diberi suntikan imunisasi hepatitis B 0,5 cc pada paha kanan
5. Melakukan masase yang ketiga pada fundus uteri
Hasil : Kontraksi uterus baik , teraba bundar dan keras
6. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menulai kontraksi
Hasil : ibu mengerti dan melakukan apa yang diajarkan
7. Mengevaluasi jumlah kehilangan darah
Hasil : Jumlah pendarahan ±120 cc
8. Memeriksa tanda- tanda vital dan keadaan umum ibu
Hasil : - Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
- Nadi : 84X/ menit
- Pernapasan : 20X/ menit
- Suhu : 37 oC
- Keadaan umum ibu baik
9. Memeriksa kembali bayi
Hasil : Bayi bernafas dengan baik : 45x/menit dan suhu : 36,7 oC
10. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi selama 10 menit, mencuci peralatan setelah
dekontaminasi dan membuang bahan- bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai
Hasil : Alat bekas pakai telah di rendam dalam larutan klorin selama 10
menit kemudian di bilas dengan air DTT dan membuang sampah
sesuai tempatnya
11. Memberi rasa nyaman pada ibu dengan membesihkan ibu dari darah,
lendir dan mendekontaminasi tempat persalinan, serta mengganti sarung
dan pakaian ibu dengan pakaian dan sarung bersih dan kering.
Hasil : Ibu bersih, serta sarung dan baju ibu telah diganti.
12. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 % dan
melepaskannya secara terbalik kemudian mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir dan dikeringkan dengan handuk bersih dan kering.
Hasil : Sarung tangan telah direndam dalam larutan clorin secara terbalik
dan Tangan telah dicuci dengan sabun dan air mengalir dan telah
dikeringkan dengan handuk bersih
13. Melengkapi partograf
Hasil : Partograf telah di lengkapi
14. Memberi makan dan minum pada ibu serta lakukan pemantauan kala IV
selama 2 jam ( untuk 1 jam pertama tiap 15 menit, dan 1 jam kedua tiap 30
menit)
Hasil : Ibu telah makan bubur hangat dan minum susu dan di pantau
sanpai 2 jam kedepan.
15. Memasang gurita dan duk steril setelah 2 jam pasca persalinan.
Hasil : Gurita dan duk steril akan dipasang 2 jam kemudian.
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 14 april 2011, Pukul : 04.40
wita
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda- tanda vital dalam batas normal
o Tekanan darah : 120/80 mmHg
o Nadi : 84x/ menit
o Pernapasan : 20x/ menit
o Suhu : 37 oC
3. Kontraksi uterus baik ( teraba keras dan bundar)
4. Tidak terjadi pendarahan ( Perdarahan ±120 CC )