Manajemen Askeb Nifas

download Manajemen Askeb Nifas

of 10

description

Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologis, merupakan tugas kuliah semsester 4.

Transcript of Manajemen Askeb Nifas

Zukhaila Salma011211233008 / Pendidikan Bidan 2012

Manajemen Asuhan KebidananPada Ibu Nifas 3-6 hari Pasca Persalinan(Menggunakan Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney)I. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan menurut VarneyManajemen Kebidanan menurut Hellen Varney (1997) adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam merangkai tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.Menurut American Collage of Nurse Midwife yang ditulis oleh Varney, manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yang dimulai dari pengkajian data, interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, identifikasi tindakan segera, pelaksanaan, hingga evaluasi.II. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas 3-6 hari pasca persalinanMasa nifas merupakan masa kritis, dimana 60% kematian ibu diperkiraan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifasnya terjadi dalam 24 jam pertama. Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisiologis, seperti : perubahan fisik, involusi uterus, pengeluaran lokhia, pengeluaran air susu ibu, serta perubahan psikis.Tujuan asuhan kebidanan 6 hari pasca persalinan adalah : Memastikan involusinuterus berjalan normal Menilai kondisi umum ibu : adanya demam, infeksi atau perdarahan abnormal Memastikan nutrisi ibu Memastikan bayi mendapatkan ASI Memberi konseling pada ibu tentang asuhan bayi dan tali pusat.Apabila dibuat dalam suatu manajemen, asuhan kebidanan pada ibu nifas 3-6 hari pascapersalinan dengan menggunakan manajamen Varney adalah :1. PENGKAJIAN DATAPengkajian data meliputi data subjektif dan data objektif. Data subjektif didapat dari anamnesis atau wawancara dengan ibu, keluarga, atau suami. Data subjektif pada ibu nifas meliputi identitas dan keluhan utama, riwayat persalinan, riwayat bayi, dan riwayat keluarga. Sedangkan data objektif diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu dan bayi, pada ibu meliputi : TTV, pemeriksaan fisik menggunakan data fokus (payudara, perut/uterus, dan vulva). Contoh pengkajian datanya sebagai berikut:A. Data Subjektifa. IdentitasApabila ibu sebelumnya pada ibu yang bersangkutan pernah dilakukan asuhan kebidanan di bidan yang sama, maka identitas ibu tidak perlu ditulis kembali. Namun apabila sebelumnya pada ibu tersebut belum pernah dilakukan asuhan kebidanan maka perlu untuk ditulis.Contoh:Nama: Ny. ....Usia: ....tahunSuku/bangsa: ..../......Agama: ......Pendidikan: ......Pekerjaan: ......Alamat Rumah: ......b. Keluhan utama:Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah edukasi kebutuhan ibu nifas yang pernah diberikan 3 hari sebelumnya dapat diterapkan ibu dengan baik, apakah didalam melakukan asuhan bayi dan perawatan mandiri masa nifas beberapa hari sebelumnya berjalan lancar.Umumnya keluhan utama ibu nifas adalah apa yang dirasakan ibu, bersifat subjektif. Biasanya hal ini berkaitan dengan keadaan psikologis ibu. Terutama bagi ibu yang primipara akan timbul rasa frustasi karena merasa tidak berkompeten. Adapun adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas, antara lain : Fase taking in: berlangsung dari hari pertama hingga ke dua, ibu masih bergantung dengan lingkungan sekitar, lebih memikirkan dirinya sendiri, memerlukan bantuan terhadap rasa ketidaknyamanan pascapersalinan. Fase taking hold: antara hari ke 3 hingga 10 pascapersalinan, ibu mulai merasa khawatir dan timbul rasa tanggung jawab, perasaannya lebih sensitif sehingga komunikasi yang baik perlu dijaga. Pada fase ini penuhi kebutuhan ibu tentang cara perawatan bayi, cara menyusui, perawatan luka postpartum, senam nifas, nutrisi, personal hygine, dll. Fase Letting Go: ibu mulai menerima tanggung jawab dan rasa mandirinya meningkat, sehingga ibu lebih percaya diri dalam merawat bayinya.Contoh:Ibu sedikit kebingungan dengan bayinya karena baru pertama kali memiliki bayi dan merasa tidak enak badan serta merasakan nyeri perut dibagian atas pinggang.c. Riwayat persalinanDiperlukan bila sebelumnya ibu belum pernah melakukan kunjungan ke tempat bidan tersebut, apabila ibu datang ditempat bidan yang sama, maka tidak perlu ditulis kembali. Riwayat persalinan ini diperlukan bidan karena sangat berkaitan dengan rencana asuhan yanng akan diberikan.Contoh :P0001 partus spontan tgl : 1 November 2013 pukul 18.30 di rumah sakit bersalin oleh bidan Xd. Riwayat bayiDiketahui dengan cara mewawancarai ibu. Dilakukan untuk mengetahui apakah bayi sudah cukup mendapatkan asuhan yang baik dari ibu dan keluarga. Hal yang dikaji meliputi : menyusui, keadaan tali pusat, vasksinasi, buang air kecil atau besar. Untuk seminggu pertama berikan bayi imunisasi BCG, vaksinasi polio per oral, dan vaksinasi hepatitis B.Contoh :Bayi menyusu dengan baik, tali pusat dibesihkan secara rutin, dan dimandikan rutin oleh ibu dibantu orangtuanya, bayi telah mendapatkan imunisasi BGC, vaksin hepatitis B dan polio secara oral.e. Riwayat KeluargaDapat ditanyakan langsung pada ibu, suami atau keluarganya yang lain. Dilakukan agar bidan tahu bagaimana respon dan tindakan keluarga terhadap kehadiran anggota baru, karena hal itu berkaitan dengan tindakan asuhan yang akan ibu berikan kepada bayinya.Contoh :Suami dan Ibu mertua mengatakan bahagia dan lega. Tidak ada keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok dan minum. Keluarga tidak memberi pantangan kepada ibu dan bayi, dan memberikan keputusan sepenuhnya pada ibu dan suami.B. Data ObjektifData yang didapat dari serangkaian pemeriksaan, bersifat objektif dan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosa.a. Keadaan umum: yang dirasakan ibu secara umum.Contoh : Keadaan umum: baik atau kurang sehat atau sakit.b. TTV: sebagai indikator bagi tubuh yang mengalami gangguan, misalnya pada denyut nadi yang abnormal, berarti pada jantungnya ada masalah yang perlu pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut.Suhu tubuh, normalnya 36.50-37.50 C. Akan meningkat 0,50 C pada saat persalinan akibat metabolisme tubuh yang meningkat. Namun 12 jan postpartum suhu tubuh akan berangsur normal, dan bila suhu masih tetap tinggi maka perlu dicurigai adanya infeksi.Nadi, normalnya antara 60-80 kali permenit. Pada saat persalinan frekuensinya akan meningkat, setelah persalinan nadi dapat sedikit melambat, namun pada masa nifas biasanya frekuansi nadi akan kembali normal.Tekanan darah, tekanan darah untuk sistol normal adalah 110-120x/menit, sedangkan diastolnya 60-80x/menit. Setelah partus, tekanan darah justru menuru karena trejadi perdarahan pada proses persalinan, apabila tekanan darah meningkat 30mmHg untuk sistole dan 15mmHg untuk diastole maka patut dicurigai timbulnya hipertensi atau pre eclampsia.Kecepatan respirasi, frekuensi normal berkisar 18-24 kali permenit. Pada saat partus akan meningkat karena kebutuhan oksigen ibu tinggi untuk mengejan/menera. Setelah partus frekuensinya akan normal. Kecepatan respirasi berhubungan dengan denyut nadi dan suhu.Contoh:Tekanan darah: ..../.... mmHgSuhu tubuh: ....0 CDenyut nadi: ....x/menitKecepatan respirasi: ....x/menitc. Pemeriksaan fisik:Payudara:Setelah persalinan pengaruh hormon estrogrn dan progrsteron terhadap hipofisis menurun. Hipofisis mulai mensekresi hormon kembali yang salah satunya adalah prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli untuk membuat asi.Dilakukan demgan cara inspeksi, apakah ada lecet, bersih atau tidak, adakah pembendungan Asi. Apabila terjadi lecet maka gunakan payudara sebelah yang tidak lecet, bila lecetnya parah, anjurkan ibu untuk mengistirahatkannya selama 24 jam, pemeberian asi kemudian dilakukan dengan cara dikeluarkan kemudian diminumkan menggunakan sendok. Kemudian apabila terjadi pembendungan asi maka lakukan hal berikut : kompres payudara menggunakan kain basah 5 menit urut payudara dari pangkal menuju puting dengan arah gerakan Z keluarkan asi sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi lunak susukan asi ke bayi tiap 2-3 jam sekali, bila tidak bisa, gunakan tangan letakkan kain disebelah payudara setelah menyusui, dan keringkan.Uterus:Segera setelah lahirnya plasenta, uterus berkontraksi, posisi fundus berada kurang lebih pertengahan antara umbilicus dan simfisis atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian kurang lebih sama dan kemudian mengkerut, sehingga dalam dua minggu telah turun maruk kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan pengorganisasian dan pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta (Suherni, dkk. 2009).

tabel TFU dan berat uterus menurut masa involusiInvolusiTFUBerat uterusBayi lahirsetinggi pusat, 2 jari dibawah pusat1.000 g1 minggupertengahan pusat simfisis750 g2 minggutidak teraba diatas simfisis500 g6 minggunormal50 g8 minggunormal tapi sebelum hamil50 gSumber : Saleha (2009).Vagina dan perineum:Vagina pada beberapa hari pertama keadaannya masih kendur, namun setelah 3 minggu vagina kembali seperti keadaan sebelum hamil dan lipatan-lipatan atau rurage terbentuk kembali. Pada perineum apabila terdapat bekas luka maupun jahitan maka dilihat apakah luka tersebut terawat dengan baik atau tidak, adakah perdarahan pada bekas luka, apakah jahitan ada yang robek, dsb.Pengeluaran lokhia: Amati pengeluaran lokhia, bagaimana warna dan karakteristiknya. Ada 4 macam lokhia yang dikeluarkan ibu pada masa nifas, yakni : Lokhia rubra, hari pertama sampai kedua postpartum, darah segar bercampur sissa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium. Lokhia sanguinolenta, timbul hari ke tiga samapi ketujuh postpartum, warna merah kekuningan , campuran darah dan lendir. Lokhia serosa, timbul setelah 1 minggu postpartum, darah tidak ada lagi, hanya cairan berwarna kekuningan. Lokhia alba, timbul setelah 2 minggu postpartum dan hanya berupa cairan berwarna putih

2. INTERPRETASI DATA UNTUK DIAGNOSA AKTUALDiagnosa aktual adalah penyimpulan dari hasil pengkajian data dasar yang telah lengkap hingga dapat merumuskan diagnosa aktual. Oleh karena itu bidan dituntut memiliki kemampuan analisis yang kuat dalam mengidentifikasikan gelaja yang timbul. Masalah dan diagnosa aktual ini akan terus berkelanjutan ke tahap manajemen berikutnya hingga berakhir pada evaluasi.Pada tugas ini penulis mencontohkan kasus komplikasi infeksi nifas.a. DefinisiInfeksi nifas adalah peradangan yang terjadi pada organ repeoduksi yang disebabkan oleh masuknya organisme atau virus ke dalam organ reproduksi tersebut selama proses persalinan atau masa nifas. Mikroorganisme tersebut biasanya adalah Grup A Streptococcus (GAS), bacil coli dan staphylococcus. Ibu yang menderita infeksi nifas umumnya ditandai dengan peningkatan suhu tubuh >380C yang terjadi selama dua hari berturut-turut.b. Macam-macam infeksi nifas EndometritisTerjadi peradangan pada endometrium, sering terjadi pada masa nifas. Manifestasi klinik yang timbul adalah menurunnya daya tahan tubuh penderita dan derajat trauma jalan lahir. Adakalanya lokhia tertahan oleh darah dan sisa placenta sehingga terjadi peningkatan suhu. Namun, dalam kurun waktu 1 minggu biasanya keadaan akan kembali normal bila tubuh mampu melawan mikroorganisme penyebab infeksi. PeritonitisMerupakan peradangan yang terjadi pada peritoneum (selaput dinding perut). Pada masa nifas peritonitis terjadi akibat meluasnya infeksi yang terjadi pada uterus melalui pembuluh limfe. Biasanya hanya terbatas pada daerah pelvis sehingga gejalanya tidak seberat pada peritonitis umum.Manifestasi kliniknya diantaranya adalah terjadi peningkatan suhu tubuh dan nyeri pada bagian perut bawah. MastitisMerupakan peradangan yang terjadi pada payudara. Pada masa nifas dapat terjadi peradangan pada payudara terutama pada primipara. Penyebab infeksi yang paling sering adalah staphilococcus aureus. Manifestasi kliniknya berupa rasa panas dingin disertai peningkatan suhu tubuh, lesu, tidak nafsu pakan, payudara membengkak dan nyeri disekitar payudara bila ditekan dan kulit nampak merah.Contoh :Apabila dari pengkajian data didapatkan ibu mengalami kemerahan dan nyeri perut diatas pelvis dan ibu meraya tidak enak badan sejak kemarin . Suhu tubuhnya >380 C.Maka diagnosis aktualnya adalah : Pada ibu terjadi peradangan endometrium dan ibu demam. 3. ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIALDidapatkan atas dasar diagnosa yang telah diidentifikasi. Langkah ini perlu antisipasi, bila mungkin lakukan pencegahan.Contoh : (masih berkaitan dengan infeksi nifas)Apabila pada diagnosa aktual didapatkan pada hari ke 3 pascapersalinan ibu demam (dengan suhu >380 C) disertai radang pada endometrium.Maka diagnosa potensialnya adalah :Pada ibu terjadi infeksi endometritis pascapersalinan.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERAApabila pada diagnosa potensial didapatkan suatu masalah maka perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter spesialis. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari manajemen asuhan kebidanan.Contoh : (masih berkaitan dengan infeksi nifas)Apabila pada diagnosa potensial didapatkan ibu terjadi infeksi endometritis pasca persalinan.Maka identifikasi kebutuhan tindakan segeranya adalah :Ibu diberikan antibiotika, disamping itu memberi edukasi kepada ibu tentang bagaimana menjaga kebersihan daerah genitalianya. 5. PERENCANAANLangkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyuluruh (mencangkup hal yang berkaitan dengan keadaan ibu, dalam hal ini nifas ) meliputi apa saja yang telah teridentifikasikan dari klien yang kemudian diperkirakan apakah kebutuhan selanjutnya, penyuluhan, konseling, atau bahkan rujukan.Umumnya perencanaan tersebut diawali dengan rencana penjelasan hasil pemeriksaan, diagnosa dan tindakan yang segera dilakukan. Kemudian berlanjut ke arah yang akan datang, misalnya rencana penjelasan pendidikan kesehatan ibu nifas, seperti nutrisi, laktasi, pola istirahat, dll. Oleh karena itu, bidan harus memahami kebutuhan dasar Ibu masa nifas dan menyusui. Berikut ini berbeapa kebutuhan dasar ibu masa nifas dan menyusui :a. Nutrisi dan cairanIbu nifas harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat berguna bagi tubuh pasca persalinan dan untuk menyusui. Ibu masa nifas membutuhkan kalori yang sama dengan wanita dewasa sehat (dengan BB 47 kg, kebutuhan kalori 2.200kalori/hari) ditambah 700 kalori pada 6 bulan pertama untuk memberikan ASI ekslusif dan 500 kalori pada bulan ke tujuh dan selanjutnya.Ibu juga dianjurkan untuk minum setiap kali menyusui dan menjaga kebutuhan hidrasi sedikitnya 3 liter setiap hari. Tablet zat besi masih diminum untuk mencegah anemia, minimal sampai 40 hari postpartum.b. IstirahatMasa nifas kaitannya erat dengan gangguan pola tidur yang dialami ibu, terutama segera setelah persalinan. Pada tiga hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat menumpuknya kelelahan karena proses persalinan dan nyeri yang timbul akubat luka perineum. Secara teoritis, pola tidur akan mendekati normal dalam 2-3 minggu setelah persalinan. Kebutuhan tidur orang dewasa sakitar 7-8 jam perhari. Pada ibu nifas, kurang tidur mengakibatkan : Berkurangnya produksi ASI Memperlambat proses involusi uterus dan meningkatkan perdarahan Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan merawat bayi dan dirinya sendiri.c. LaktasiBayi sebaiknya juga diberikan Asi pada malam hari, bukan sekedar makanan tambahan agar tidak mengganggu ibu pada malam hari. Produksi susu ibu terus berlangsung saat malam hari, saat itu kadar prolaktin meningkat dan bila payudara tidak dikosongkan, maka alveoli akan mengalami kongesti/pembendungan. d. Imunisasi dan VaksinansiPada bayiPada bayi baru lahir, bila terdapat risiko tinggi terjadi penularan Tuberkulosis, maka bayi harus diimunisasi BCG segera setelah kelahirannya. Kemudian bayi dianjurkan untuk vaksin DPT pada usia 6,10 dan 14 minggu. Dosis peroral polio harus diberikan setelah persalinan atau dalam dua minggu pertama kehidupan, kemudian diikuti dengan jadual imunisasi polio pada usia 6,10, dan 14 minggunya. Bila terdapat insidens tinggi penularan hepatitis B pada masa perinatal, dosis pertama vaksin hepatitis B diberikan sesegera mungkin setelah kelahiran, diikuti dosis berikutnya pada usia 6 dan 14 minggu.Pada ibuMelanjutkan imunisasi TT yang telah diberikan pada masa kehamilan. Dosis pertama (TT1) saat kunjungan pertama kehamilan, dosis kedua (TT2) paling sedikit 4 minggu setelah TT1. Kemudian TT3 paling sedikit 6 bulan setelah TT2, dan dua dosis terakhir harus diberikan dalam interval waktu 1 tahun.Contoh perencanaan :a. Informasikan kepada ibu tentang keadaannya sekarangb. Anjurkan ibu agar selalu menjaga personal hyginec. Berikan health education tentang : Cara pemberian laktasi Menjaga nutrisi makanan dan konsumsi Fe Pola istirahat agar tidak terjadi masalah selama menyusui Imunisasi dan vaksinasi pada ibu (TT) dan bayi (Hepatitis B, Polio, BCG)6. PELAKSANAANPada langkah ini rencana asuhan yang telah dibentuk kemudian dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan dapat dilaksanakan seluruhnya atau sebagian oleh bidan sendiri atau berkolaborasi dengan dokter. Namun dalam kaitannya dengan asuhan yang diberikan masih menjadi tanggung jawab bidan tersebut.Manajemen yang efisien dan efektif dinilai dariwaktu dan biaya yang menunjang mutu dan asuhan pada klien.Contoh pelaksanaan : Memberikan informasi kepada ibu tentang keadaannya sekarang :Ibu dalam kondisi baik, dengan TTV :Tekanan darah: 110/70mmHgpernapasan: 20x/mntDenyut Nadi: 80x/mntSuhu: 37oC Menganjurkan ibu agar menjaga personal hygine dengan mengganti pembalut sesering mungkin dan setiap kali selesai buang air kecil agar tidak terjadi infeksi pada luka perineum. Memberikan ibu HE :Nutrisi = menganjurkan makan makanan berkalori tinggi dan bergizi untuk menunjang proses laktasi, konsumsi Fe minimal sampai 40 hari pascapersalinanIstirahat =menganjurkan ibu untuk mengupayakan istirahat 7-8 jam/harinya terpenuhi agak proses laktasi tidak tergangguLaktasi =memotivasi ibu untuk memberikan Asi ekslusif selama 6 bulan kepada bayiImunisaai=menganjurkan ibu agar bayinya diimunisasi Hepatitis B, polio dan BCG. Serta TT untuk ibu sendiri.7. EVALUASIEvaluasi pada manajemen asuhan kebidanan ini maksudnya adalah untuk mengetahui apakah hasil dari pelaksanaan sudah sesuai dengan apa yang bidan inginkan, yakni efektif dan efisien. Langkah manajemen merupakan pola pikir yang dimiliki bidan dalam melakukan asuhan kepada kliennya, sehingga dua langkah terakhir, yakni pelaksanaan dan evaluasi bergantung pada kenyataan yang terjadi pada kondisi klien dan situasi klinik. Maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja, harus dilaksanakan terlebih dahulu (hanya sebuah harapan) .Contoh evaluasi dalam manajemen yang diharapkan :S: Ibu mengetahui keadaan umumnya sendiriO: Ibu dapat menyebutkan hasil pemeriksaan fisik dan TTVnyaA: Ibu mengetahui penyebab dari diagnosa yang diberikan bidanP: Ibu tahu dan menerima tindak lanjut yang akan diberikan oleh bidan. Ibu paham , dapat menjawab pertanyaan,dan atau dapat mengulang penjelasan yang telah bidan sampaikan

Sumber:Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Verrals, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : ECG.Karya Tulis Ilmiah Tingkat Penegtahuan Ibu Post Partum Primipara tentang Perubahan Fisiologis Masa Nifas di RS Kusmahati Pungkuk Jetis Jaten, Karanganyar oleh Kiki Amelia Cahya Pratiwi, 2013.