manaj

18
MANAJEMEN BENCANA LAKA LANTAS KERETA API DI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Bencana Semester IV Pembimbing: Ns. Maryana, S.Psi,. M.Kep Disusun Oleh : Winda Arfian Sari (P07120213038) Yoka Rachmawan PD (P07120213040) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

description

z

Transcript of manaj

MANAJEMEN BENCANA LAKA LANTAS KERETA APIDI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTULMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Bencana Semester IV

Pembimbing:Ns. Maryana, S.Psi,. M.Kep

Disusun Oleh :Winda Arfian Sari (P07120213038)Yoka Rachmawan PD(P07120213040)

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTAJURUSAN D-IV KEPERAWATAN2015MANAJEMEN BENCANA LAKALANTAS KERETA API DI KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL

Gambaran Umum WilayahWilayah Kecamatan Kasihan terbentang dari 11001814 sampai dengan 11002047 Bujur Timur; dan 704802 sampai 705022 Lintang Selatan, dengan topografi datar sampai perbukitan landai/terjal..Secara umum wilayah Kecamatan Kasihan menempati kawasan dengan ketinggian antara 75 - 150 meter di atas permukaan air laut (dpal).

Batas AdministratifKecamatan Kasihan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bantul, dengan batas wilayah kecamatan adalah: Sebelah utara: Kabupaten Sleman, Sebelah timur: Kota Yogyakarta dan Kecamatan Sewon, Sebelah selatan: Kecamatan Sewon dan Kecamatan Pajangan, Sebelah barat: Kecamatan Sedayu da Kabupaten Sleman.

Secara administratif, Kecamatan Kasihan dibagi atas 4 (empat) desa, yaitu Desa Bangunjiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto, dan Ngestiharjo.Masing-masing desa di terbagi dalam lingkup yang lebih kecil yaitu: Pedukuhan, dan RT; seperti terlihat pada tabel berikut:

Pembagian Administrasi Kecamatan KasihanNo.DesaLuas Wilayah (Ha)Persentase (%)PedukuhanRT

1Bangunjiwo1.54347,6519140

2Tirtonirmolo51315,8412102

3Tamantirto67220,751085

4Ngestiharjo51015,7612126

Jumlah3.238100,0053453

A. Manajemen Resiko Bencana1. Bahaya (Hazard)Kecelakaan lalu lintas transportasi kereta api2. Risiko Timbulnya korban manusia Kemacetan lalu lintas Kerusakan transportasi Kondisi psikologis saksi mata3. Kerentanan (Vulnerability) Tidak adanya palang pintu di beberapa lintasan kereta api Ketidakdisiplinan pengguna jalan, kebiasaan menerobos palang pintu KA Kelalaian penjaga palang pintu kereta api4. Kemampuan (Capability) Partisipasi masyarakat diwujudkan dengan kesadaran penguna jalan terkait kedisiplinan dan kepatuhan dalam berkendara Penyediaan SDM penjaga perlintasan kereta api yang berkualitas Ketersediaan palang pintu di setiap perpotongan jalur kereta dengan jalan raya

B. Pra Bencana1. Pemetaan

Keterangan: Di daerah yang dilingkarin lingkaran merah sebelah biasanya terjadi kecelakaan kereta api, terahir kemarin terjadi pada bulan agustus 2014 di Gamping yang lingkaran merah sebelah kiri, kecelakaan terjadi karena kelalaian dari petugas untuk menutup dan membuka [palang kereta api. Dan yang kedua pada lingkaran merah sebelah kanan itu rawan terjadinya kecelakaan karena tidak ada palang pada jalan yang menghubungkan desa soragan dengan tegal ijo.

2. Koordinasi Lintas SektorSektor-sektor terkait yang menangani kecelakaan kereta api yaitu :a. Puskesmas atau Rumah sakit sebagai tempat untuk memberikan upaya pengobatan dan penyembuhan untuk korban korban manusia.b. Tim pelayanan darurat, PMI, SAR, medik dan mekanik yang mengeavakuasi korban manusia dan mengatasi reruntuhan sarana dan prasarana.c. Kepolisian untuk mengamankan dan mensterilkan lokasi kejadian dari masyarakat sekitar.d. Pejabat diwilayah kerja pusat pengendali KA sesuai tingkat keparahannya, sampai pimpinan tertinggi di daerah/wilayah bila diperlukan. Pimpinan tertinggi penyelenggara prasarana yang bertanggung jawab di wilayah tersebut melaporkan langsung ke pimpinan pusat badan penyelenggara perkeretaapian, kepala daerah tingkat 1 dan tingkat 2, dirjen, KNKT dan menteri sesuai tingkat keparahannya.e. Pusat pengendali KA di wilayah/daerah lain yang kena dampak terjadinya peristiwa luar biasa untuk antisipasi pengaturan lalu lintas kereta api.f. Investigator untuk menginvestigasi penyebab terjadinya kecelakaan.

3. Pelayanan KesehatanPelayanan kesehatan terdiri dari : pemeriksaan kesehatan standart, alat yang digunakan mencakup termometer suhu badan, tensimeter, dll. Pemberian Obat obatan, antara lain untuk pertolongan pertama (PP), analgetik, pereda sakit kepala, dll Ambulance siaga untuk membawa pasien (kritis) ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit (RS) terdekat.

4. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan yang dilakukan adalah memberikan simulasi saat setelah terjadi kecelakaan kereta api kepada masyarakat, terutama masyarakat yang dekat dengan jalur kereta api dan juga kepada petugas yang berjaga pada perlintasan kereta api. Simulasi ini dilakukan agar saat terjadi kecelakaan warga sekitar ataupun petugas mampu mengambil keputusan atau bertindak dengan benar saat terjadinya kecelakaan kereta api.

Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersamasama oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam meringankan bencana, antara lain :1) Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana.2) Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya mulai dari identifikasi daerah rawan bencana, penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana, perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan.3) Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja yang baik.4) Pelaksanaan program atau tindakan riil dari pemerintah yang merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan.5) Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana.

5. Latihan Kesiapsiagaan Pelatihan kesiapsiagaan untuk personel kru KA, petugas pengatur perjalanan KA tentang manajemen bila terjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa saat perjalanan/lalu lintas KA. Sosialisasi atau penyuluhan untuk masyarakat umum, khususnya masyarakat yang tinggal disekitar jalur rel kereta api yang rawan terjadi kecelakaan.

6. Pemantauan Sumber Daya Sumber daya yang ada adalah sumber daya manusia yang terdiri dari warga sekitar di daerah rel kereta api, yaitu kita ambil adalah warga desa soragan, sumberan, tegal ijo dan tegalrejo. Masyarakat tersebut terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja putra maupun putri dari keempat desa tersebut.

7. Pemantauan Daerah rawanPemantauan ini bisa dilakukan oleh LSM maupaun pemerintah melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD). Daerah rawan ini meliputi tempat-tempat disekitar rel kereta api, karena yang menjadi masalah adalah kecelakaan kereta api. Berikut adalah gambaran peta daerah rawan terjadinya kecelakaan kereta api

Keterangan: O dengan I: tempat tersebut menjadi daerah rawan karena ditempat itu tidak ada palang kereta api, jadi apabila akan adan kereta api yang melintas tidak ada tandanya ataupun palang yang menutup pada perlintasan kereta api tersebut.O dengan II: tempat itu menjadi rawan karena rel tersebut terletak diatas sungai.O dengan III : tempat itu menjadi daerah rawan karena disitu adalah tempat percabangan rel, atau yang menentukan kereta api akan mengambil jjalur kiri ataupun kanan.

8. PencegahanSetiap kejadian kecelakaan selalu berbeda penyebabnya, oleh karena itu diperlukan adanya penanganan kecelakaan dengan baik. Adapun untuk bisa mengatasi kejadian kecelakaan kereta api perlu diupayakan usaha- usaha antara lain :1) Tindakan preventif mencegah kecelakaan.Salah satu bentuk tindakan preventif yaitu : Perbaikan dan atau pembuatan palang pintu kereta otomatis Pembenahan pos jaga perlintasan dan petugasnya Alarm dan kelengkapan lintasan Service berkala mesin kereta dan gerbongnya Uji kelaikan jalan semua kereta, pengawasan dan evaluasi standart terahadap porsi dan kapasitas gerbong penumpang atau barang. Melibatkan peran masyarakat untuk ikut menjaga rel dari ancaman pencurian bantalan rel kereta api atau tindak sabotase lainnya. Penggunaan Automatic Train Protection (ATP) untuk melakukan pengereman dan pengaturan kecepatan kereta berdasarkan informasi dari sinyal atau batas kecepatan yang diizinkan. Bentuk tindakan preventif dapat berupa penggunaan aplikasi alarm dan evaluasi diri PT. KAI.a. Aplikasi penggunaan sistem alarm (sirine) pada lintasan.Untuk amannya sensor atau switch alarm/ lampu indikator dipasang 500 meter menjelang pelintasan, sehingga para pengendara cepat mengetahui posisi kereta api, untuk mengambil langkah-langkah pengamanan.b. Evaluasi Pihak PT. KAI terhadap efektivitas rambu-rambu peringatan.Walaupun sudah ada palang pintu pengaman tetapi tampaknya ketertiban terhadap pintu lintasan Kereta api di Indonesia belum memiliki garis zebra batas keamanan yang dipersyaratkan misalnya batas STOP 8-10 meter dari palang pintu, sehingga bahaya akibat kecerobohan petugas penjaga lintasan maupun kendaraan yang akan menerobos bisa diminimalkan.

2) Tindakan represif penanggulangan kecelakaanYaitu tindakan atau usaha penanggulangan setelah terjadi kecelakaan. Salah satu bentuk tindakan represif yaitu : Pembekalan kesiagapan SDM petugas jaga bila terja di darurat kecelakaan Evakuasi korban kecelakaan ke rumah sakit terdekat dan sebagainya yang dianggap perlu.

9. KesiapsiagaanKesiapsiagaan dalam menghadapi bencana antara lain melalui : Upaya penelitian dan pemetaan daerah rawan bencana dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi maju. Mengembangkan system informasi penanggulangan bencana dan pemanfaatan informasi mengenai kerawanan suatu daerah dalam perencanan pembangunan dan dalam penyusunan rencana umum tata ruang pada setiap tingkat. Penyiapan perangkat lunak maupun keras, pelatihan, penyuluhan dan pendidikan bagi petugas maupun masyarakat secara terencana, sistematis dan berkelanjutan dengan memanfaatkan berbagai prosedur tetap yang disusun sesuai dengan jenis bencana. Peningkatan penyuluhan agar masyarakat tidak tinggal didaerah rawan bahaya. Penyempurnan peraturan perundang-undangan dibidang penanggulangan bencana.

10. Peringatan Dini Penjaga palang pintu di jalan membunyikan sirene tanda kereta akan lewat dan menutup palang pintu dengan disiplin. Masinis kereta membunyikan klakson di setiap perlintasan baik yang telah ada palang pintunya maupun yang belum memiliki palang pintu.

11. Mitigasi Mensosialisasikan kepada masyarakat apabila sudah terdengar bunyi alarm palang pintu rel, dihimbau pengendara untuk berhenti bukan malah melaju kencang.

C. BencanaPenanggulangan Bencana (Disaster Management)1. Tanggap Darurata) Tanggap darurat dari pihak perkeretaapian : Mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas dengan cara mengevakuasi korban atau benda lain yang mengganggu transportasi lalu lintas. Menangani korban kecelakaan, membawa korban ketempat aman. Memindahkan penumpang, bagasi, dan barang antaran ke kereta api lain atau moda transportasi lain untuk meneruskan perjalanan sampai stasiun tujuan. Melaporkan kejadian kecelakaan kepada sektor PT.KAI terdekat, kepolisisan di wilayah kecelakaan, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota. Mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakat. Segera menormalkan kembali lalu lintas kereta api setelah dilakukan penyidikan awal oleh pihak berwenang. Mengurus klaim asuransi korban kecelakaan.

2. Bantuan Darurat Police line untuk mensterilkan daerah terjadinya kecelakaan. Pemadam kebakaran apabila terjadi kebakaran pada kereta api

D. Pasca Bencana1. Rehabilitasi Pemulihan atau pemeliharaan mesin kereta api Pemeliharaan jalur kereta api dan bantalan rel kereta api Pemeliharaan sirene dan palang pintu kereta api2. Rekonstruksi Pembangunan kembali kontruksi jalur kereta api diwilayah rawan longsor Pembangunan bantalan rel kereta api