Managing Information Technology Project

5
MANAGING INFORMATION TECHNOLOGY PROJECT (ringkasan chapter 3) Maul Septianingsih 11/319959/PA/14308 [email protected]

description

tugas kuliah ringkasan chapter managing information technology project

Transcript of Managing Information Technology Project

Page 1: Managing Information Technology Project

MANAGING INFORMATION TECHNOLOGY PROJECT

(ringkasan chapter 3)

Maul Septianingsih

11/319959/PA/14308

[email protected]

Page 2: Managing Information Technology Project

Managing Information Technology Project

Chapter 3

3.1 The Project and Systems Development Life Cycles

Sebuah project pasti mempunyai sebuah siklus hidup (life cycle) yang terdiri dari beberapa

tahap. Semua project pada dasarnya mempunyai tahap-tahap yang sama, walaupun mungkin setiap

perusahaan atau organisasi mempunyai nama-nama yang berbeda untuk setiap tahapnya. System

Development Life Cycle (SDLC) merupakan bagian dari sebuah Project Life Cycle (PLC). Project Life

Cycle (PLC) dan System Development Life Cycle (SDLC) dibutuhkan untuk sebuah project, tidak cukup

hanya salah satunya. Dibawah ini merupakan gambar contoh tahapan atau fase-fase sebuah IT

project life cyle dan aktivitas-aktivitas pada PLC dan SDLC.

Page 3: Managing Information Technology Project

3.2 The System Development Life Cycles

Gambar pada sub bab 3.1 menunjukkan bahwa aktivitas-aktivitas pada project life cycle

lebih mengarah kepada rencana dan proses-proses proyek secara keseluruhan yang meliputi

perencanaan, administrasi, dan kepemimpinan, agar proyek berjalan dengan baik sesuai rencana.

Sedangkan aktivitas-aktivitas pada system development life cyle lebih mengarah pada hal-hal teknis

yang terkait produk dari proyek tersebut.

3.3 Project Life Cycle Activities in the Concept Phase

Pertama kali yang harus dilakukan seorang Project Manager saat pertama kali menerima

sebuah proyek adalah menggali informasi sedalam-dalamnya tentang proyek tersebut. Hal itu

meliputi :

1. Project Requirement and Scope, seorang Project Manager harus mengetahui ketentuan dan

kebutuhan dari proyek tersebut, kemudian menentukan batasan umumnya (general scope).

Dari sini Project Manager dapat menentukan resources dan skills yang diperlukan. Hal yang

sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana mengidentifikasi kebutuhan pelanggan (user’s

requirement). Karena requirements tersebut nantinya akan menetukan batasan, rencana,

dan aktivitas dari project, project team maupun organisasinya.

2. Resources Needs, langkah selanjutnya setelah kebutuhan teridentifikasi dan batasan telah

ditentukan yaitu menentukan sumberdaya (resources) apa saja yang dibutuhkan untuk

proyek tersebut. Pada tahap ini Project Manager, bersama orang-orang yang berpengalaman

di timnya, membuat sebuah high-level WBS (Work Breakdown Structure) untuk

memudahkan tugas-tugas (tasks) apa saja yang akan dilakukan dan dari itu dapat ditentukan

apa dan berapa sumberdaya yang diperlukan, termasuk sumberdaya manusia yan tepat

untuk setiap tasknya.

3. The Project Charter, hal ini sangat penting meskipun pada kebanyakan kasus sebuah proyek

tidak terdapat project charter lantaran kurangnya pengetahuan tentang pentingnya project

charter. Secara umum project charter berisi tentang batasan proyek, tujuan proyek, siapa

manajernya dan bila memungkinkan termasuk prioritas proyek bagi perusahaan/organisasi.

3.4 System Development Life Cycle Activities in the Concept Phase

Product Requirements, menentukan kebutuhan (requirements) untuk produk sama

pentingnya seperti menentukan kebutuhan untuk project. Requirements dari produk ini

biasanya berdasarkan pada keinginan pelanggan, berupa fungsionalitas apa saja yang

seorang pelanggan harapkan dari produk tersebut. Dari sini nantinya akan ditentukan

batasan (scope) dari produk.

The Feasibility Analysis, langkah ini sangat perlu dilakukan untuk melihat apakah proyek

tersebut memang memungkinkan untuk dikerjakan dengan sumberdaya yang dimiliki

perusahaan/organisasi saat itu. Kebanyakan proyek gagal, terlambat atau over-budget

karena tidak melakukan feasibility analysis ini. Studi kelayakan (feasibility study) harus bisa

menjawab lima pertanyaan :

Page 4: Managing Information Technology Project

1. Apakah proyek akan berhasil?

2. Apakah kita mepunyai keahlian dan sumberdaya yang memenuhi?

3. Apakah akan menguntungkan bagi perusahaan

4. Apa saja yang harus dikorbankan untuk memulai?

5. Apakah sesuai dengan rencana strategis perusahaan?

Product Scope, batasan produk berisi tentang karakter, fitur dan fungsionalitas dari produk.

Akan tetapi pendekatan secara teknisnya ada pada System Architecture.

System Architecture, jika product scope hanya menetukan batasan karakter dan

fungsionalitas dari produk, maka system architecture merupakan solusinya untuk memenuhi

keinginan pelanggan. Darisini didapatkan detail dari arsitektur yang cocok untuk spesifikasi

produk/sistem.

3.5 Project Life Cycle Activities in the Planning Phase

The Project Team

The Detailed Work Breakdown Structure

The Network Analysis

Project Schedules

The Project Plan

The Kick Off Meeting

3.6 System Development Life Cycle Activities in the Planning Phase

3.7 Project Life Cycle Activities in the Termination Phase

3.8 System Development Life Cycle Activities in the Termination Phase

3.9 Project Life Cycle Activities in the Maintenance Phase

3.10 System Development Life Cycle Activities in the Maintenance Phase

Page 5: Managing Information Technology Project