Manado Post Kamis 19 Juli

38

description

Disclaimer Seret ke Penegak hukum

Transcript of Manado Post Kamis 19 Juli

K A M I S , 1 9 J U L I 2 0 1 211

Max Mangimbulude

Sambungan dari hal 1RUSLI......

Sambungan dari hal 1DOKTOR.....

Sambungan dari hal 1SHS......

Sambungan dari hal 1BUKA......

Sambungan dari hal 1JADI......

Sambungan dari hal 1TIDAK......

Sambungan dari hal 1HARI......

Sambungan dari hal 1DISCLAIMER.....

akrabnya hanya mengenakan kaus kuning dipadu celana jins hitam. Di punggungnya terdapat tas ransel hitam. Dengan penampilan seperti itu, tidak ada yang mengira bahwa ia adalah lulusan doktor termuda di Institut Pertanian Bogor (IPB). Doktor yang diraih pun terbilang singkat, hanya 2 tahun, 8 bulan. Dengan nilai begitu prestisius, bungsu dari dua bersaudara ini mendapat nilai Cum Laude atau IPK 3,95 atau nyaris rata-rata 10. Pria bertubuh atletis ini, merengkuh doktor berkat kemampuan mempertahankan.

Disertasi berjudul “Pengelo-laan Ekosistem Mangrove Ber-basis Mitigasi (Kasus Pulau-pulau Kecil Taman Nasional Bunaken)”. Desertasi ini diper-sembahkan untuk Sulut agar memberikan kontribusi yang terbaik untuk mempertahankan Bunaken sebagai tempat wisata yang sudah mendunia. “Jika masyarakat luar ditanyakan tahu Manado pasti ada yang kurang mengetahuinya tetapi jika ditanyakan apakah tahu Bunaken pasti banyak mengenalnya,”

ungkap Nico sambil memperbaiki posisi duduknya. Nico pun mengaku, sejak kecil tidak pernah terlintas untuk menjadi seorang akademisi. Ia bercita-cita ingin menjadi tentara bahkan sudah dibuktikan dengan dua kali gagal dalam tes masuk TNI AD. “Saya bercita-cita lain tetapi Tuhan menentukan lain. Pesan saya untuk generasi muda yang ada di Sulut terus semangat, berusaha memberikan yang terbaik, jangan pernah menyerah, ingatlah bahwa kunci keberhasilan adalah kerja keras dan kerjasama. Keberuntungan akan ada apabila kesiapan bertemu dengan kesempatan,” katanya menutup pembicaraan. Anak pasangan Jonathan Schaduw, SPd dan Meilanie Tan ini, sehari-hari selaku dosen di FPIK Unsrat Manado. Untuk studi doktor ia mendapat Beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana (BPPS) dari DIKTI dan dilesaikan dalam waktu 2 tahun 8 bulan mengambil program studi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan (SPL).

Aset dari Rektor Unsrat Prof Donald Rumokoy ini, sangat tekun dalam menyelesaikan studinya. Nico (sapaan akrab) menceritakan

bagaimana perjuangannya untuk menda-patkan gelar doctor dan dengan prestasi yang gemilang. “Saya belajar sama dengan teman yang lainnya seminggu tiga kali perte-muan. Hanya saja, kunci keberhasilan yang saya lakukan ialah dengan kerja keras dan kerjasama. Kerja keras yang saya lakukan ialah dengan tidak menunda pekerjaan. Apakah itu tugas kampus ataupun kegiatan lain yang akan dilakukan. Tugas hari ini langsung selesaikan supaya tidak menumpuk sehingga tetap semangat untuk terus belajar,” ungkap pria kelahiran 4 Agustus 1984 ini.

Ditanyakan, apakah ada tantangan dan cobaan yang dihadapi, iapun menjawab dengan tersenyum. Ada, tetapi itulah kehidupan yang harus dilalui dengan kerja keras. Tantangan harus dihadapi, tegar dalam kekalahan serta rendah hati akan kemenangan dan keberhasilan. Moto hidupnya yang terus dilakukan ialah ‘Janganlah seorangpun mengganggap engkau rendah kerena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu’

yang dikutib dari 1 Timotius 4:12.Nico mengaku desertasinya

sengaja menyorot Bunaken. Karena saat ini sangat kri-tis. Sulut khususnya Mana-do harus berempati dan ber-tanggungjawab untuk membuat Bunaken lebih baik dan tidak tercemar. Pengelolaan terpadu untuk hulu dan hilir di Manado harus dilakukan dengan baik. Ada 13 sungai yang memberikan kontribusi bahan pencemar dan dua diantaranya adalah sungai besar yang menyumbangkan bahan pencemar yang banyak di teluk Manado termasuk Bunaken. “Kita harus mempertahankan kecantikan Bunaken di mata masyarakat nasional maupun internasional,” kata anak buah dari Dekan FPIK Ir LTX Lalamentik MSc ini.

Ditanyakan, perasaan saat didaulat menjadi lulusan doktor terbaik. Iapun mengatakan, semua yang dicapainya bukan karena kuat dan gagah dirinya tetapi karena karunia dan berkat Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. “Ini bukan kekuatan saya tetpai karena Yesus yang menyayanyi dan membimbing saya,” kata jemaat Sion Teling Sentrum ini.. (*)

Jawa Pos Semester I tahun 2012 ini memang sengaja memilih lokasi Pekanbaru, Riau. Kota yang akan menjadi host pesta olahraga paling akbar di Indonesia, PON XVIII. Mirip, saat menjelang SEA Games Palembang lalu, forum yang sudah empat tahun eksis ini menggelar pertemuan di Palembang, Sumatera Selatan, sekaligus melihat kesiapan tuan rumah dari dekat.

Di bus berwarna biru itu, Rusli Zainal juga bersemangat mempertontonkan hasil kerja dan pembangunan fasilitas pesta olahraga terbesar dan terlengkap di Indonesia itu. Sekaligus memperlihatkan karya-karya monumental berupa gaya arsitektural gedung-gedung pencakar langit di kota Pekanbaru. “Kita melintas di Jalan Jenderal Sudirman. Di ujung jalan ini ada Chevron Area. Lalu, ada pembangunan jembatan Rp 460 M, berteknologi cable stay, yang memotong Sungai Siak. Di sebelah kanan ada Jatra Hotel, Grand Zuri Hotel, dan Mall Pekanbaru. Di sebelah kiri ada Aston Hotel. Di kiri dan kanan ini tanahnya masih milik pemprov, yang akan direncanakan untuk citywalk,” ujar Rusli Zainal.

Memasuki kawasan kota tua, Rusli Zainal juga menjelaskan history Old Pekanbaru, yang dekat dengan China Town. Ornamen-orneman Tionghoa dengan warna

merah, kuning dan lampion bulat-bulat menjadi ciri khas di semua kampung Pecinan di seluruh dunia.

“Ini adalah sungai Siak, sungai dengan kedalaman 300 meter, yang membelah kota Pekanbaru. Kapal 40.000 Dwt bisa melintas di sungai ini. Ada empat sungai di Provinsi Riau ini, yakni sungai Indragiri, sungai Rokan, sungai Siak, dan sungai Kampar. Wisata air sedang dipersiapkan sungai Siak dan Sungai Kampar. Karena itu, jembatan bentang panjang menjadi salah satu pembuka akses kota yang sangat penting,” jelas pimpinan daerah yang visioner ini.

Memasuki kompleks Rubai Sport Center, rombongan berkeliling sambil menyaksikan model arsitektur yang modern, minimalis, tetapi tetap memiliki sentuhan budaya Melayu. Dari stadion sepak bola Kaharudin Nasution, lalu ke stadion senam, stadion bela diri, stadion atletik (stadion madya), stadion renang, dan atlet village.

“Semua sedang kami kebut, kami renovasi dan kami rehabilitasi dengan baik. Bulan Agustus 2012, semua harus sudah klir. Kolam renang sedang diperbaiki, dari 8 lintasan menjadi 10 lintasan,” jelas Rusli Zainal yang sudah dua periode menjabat gubernur itu.

“Stadion Kaharudin Na-sution di Rumbai Sport Cen-ter ini juga dipakai babak pe-nyisihan AFC U-22. Semifinal-Final nya bara digelar di Main Stadium Riau. AFC selalu mensyaratnya, kota yang hanya memiliki dua stadion

yang bisa menjadi tuan rumah. Dan Riau sangat meyakinkan dengan dua fasilitas kompetisi sepak bola itu,” ungkap pria yang lahir pada 3 Desember 1957 itu.

Banyak venues yang juga dibangun di kampus-kampus. Seperti wushu, anggar, soft-ball, yang semuanya didesain dengan performa yang ber-kelas. Termasuk juga kampus Politeknik Chevron, Caltex yang dilalui rombongan bus. “Alumninya cukup sukses menyebar. Ada yang bekerja di Dubai, Oman, dan negara-negara penghasil minyak dunia. Dosen-dosenya juga cukup kompeten, karena berasal dari CPI – Caltex Pacific Indonesia. Pusat minyak nasional itu ada di Riau. Karena itu, sejak tahun 1931, Caltex sudah melakukan eksplorasi di provinsi ini,” jelas Gubernur Riau ke-11 yang pintar mengaji dan memiliki suara emas itu.

Supporting dari swasta juga cukup signifikan, nilainya sudah lebih dari Rp 160 M. Misalnya, Chevron membantu gedung beladiri yang bentuknya seperti kepala manusia, senilai Rp 60 M. Di pintunya, ada gambar sabuk merah yang khas untuk olahraga beladiri. Lapangan tenis dibangun PTP V dengan biaya sekitar Rp 40 M. Gedung Bowling juga sekitar Rp 50 M dibangun oleh Pekanbaru Riau Townsquere, 28 lintasan, 24 publik, 4 lintasan ekskutif.

Diperkirakan akhir Agustus 2012 selesai. Barang-barang untuk bowling itu sudah didatangkan dari China. “Kami senang, swasta juga sangat partisipatif, dengan

support yang tidak main-main. Ini cukup membanggakan,” jelas Bupati Indragiri Hilir periode 1999-2003 ini.

Stadion atletik, juga sempat ditinjau romobongan, dengan lintasan sintetik berwarna biru buatan Negeri Kincir Angin, Belanda. Di samping stadion atletik itu, yang sedang dibangun stadion beladiri, semula akan dibangun lapangan tembak, yang belakangan sering diekspose karena menjadi persoalan hukum itu. Tetapi, lokasi itu terlalu dekat dengan stadion atletik, dan stadion senam, yang membutuhkan konsentrasi tinggi. “Karena itu kami pindahkan ke lokasi baru, yang jaraknya juga dekat dengan venue. Saat ini masih 70 persen, jadi akan ada kebijakan minimalis, tetapi tetap fungsional,” kata dia.

Di stadion utama Riau degan kapasitas 43.000 tempat duduk, yang akan dijadikan lokasi opening dan closing ceremony, para pemred langsung turut menyaksikan pertandingan PSSI U-22 v Jepang. Tidak penting, hasilnya kalah 1-5, tetapi fasilitas stadion sudah berfungsi hampir 100 persen. Lighting, sound system, rumput, fasilitas VIP, meja wartawan peliput, LED, kursi stadion, semua sudah ready. “Kualitas stadion kami tidak kalah cantik dengan stadion lain di Indonesia. Kalau dari jauh, bentuknya seperti kapal, karena ada sampan yang menjadi pilar berdirinya gedung itu,” tuturnya. (don/bersambung)

Tetapi data BPK tahun 2010, keempat daerah ini juga disclaimer. Jika tahun pengelolaan keuangan tahun 2011 juga disclaimer, maka yang disclaimer menjadi 11 daerah.

‘’Ini akibat tidak adanya hukuman dan penghargaan. Yang bagus tidak diberikan penghargaan, yang jelek tidak diberikan sanksi,’’ kata pengamat pemerintahan Drs Philep Regar MSi dan pengamat hukum Toar Palilingan SH dari Universitas Sam Ratulangi yang dihubungi Manado Post secara terpisah, tadi malam.

‘’Pengelolaan keuangan daerah makin buruk, karena pejabat yang daerahnya disclaimer tidak diapa-apakan oleh penegak hukum. Bahkan ada yang sudah dua sampai tiga tahun berturut-turut disclaimer, kepala daerahnya biasa-biasa saja. Seharusnya ada reward and punishment atas opini BPK ini. karena kenyataannya makin banyak daerah yang disclaimer. Apa penyebabnya? Salah satu dikarenakan, daerah yang disclaimer berturut-turut tidak diapa-apakan. Akibatnya, tahun lalu disclaimer, sekarang juga disclaimer. Malah yang tahun lalu WDP, sekarang turun disclaimer. Ini karena tidak ada efek jerah,” ujar Philep Regar.

Lanjut Dekan FISIP Unsrat ini, jika sekarang juga tidak diapa-apakan, ditakutkan pengelolaan APBD 2012 juga semua daerah jadi disclaimer. ‘’Ini bisa dilihat sebagai bentuk kemunduran bagi suatu daerah. Mereka akan berpikir, biar jo disclaimer asi kwa nda apa-apa. Itu karena mereka merasa tidak ada sesuatu yang diberikan,’’ jelas Regar.

‘’Seharusnya daerah yang disclaimer, ada sesuatu yang diberikan kepada mereka. Tentu saja sesuatu yang tidak menguntungkan bagi daerah. Misalnya anggaran dari pusat dipotong. Pemotongannya juga harus signifikan. Begitu juga pejabat yang terindikasi menyebabkan kerugian negara, tentu harus ada sanksi. Tapi kelemahannya, tidak ada payung hukum,’’ kata Regar.

‘’Sebaliknya, daerah yang mendapat WTP juga harus diberikan penghargaan. Misalnya anggarannya dari pusat bertambah. Karena ini akan menjadi alat pemicu mereka untuk melakukan yang lebih baik lagi ke depan,’’ ujarnya.

Hanya saja makin banyaknya

disclaimer menurut Regar, bisa saja karena kualitas pengawasan dan pemeriksaan dari BPK makin baik dibanding yang lalu-lalu. ‘’Misalnya ada negosiasi sehingga terhindar dari disclaimer,’’ nilai Regar.

Pernyataan keras disampaikan Toar Pali l ingan. Menurut pengamat hukum Unsrat ini, harus ada tindakan tegas bagi daerah-daerah yang disclaimer. Apalagi hingga tiga kali berturut mendapat disclaimer. “Iya, harus diseret ke aparat hukum. Karena jika tidak dihukum, berikut mereka bikin lagi. Tetapi tentu saja daerah yang ada indikasi dan potensi kerugian negara. Kalau disclaimer karena aset, tentu tidak bisa,’’ ujarnya.

P a l i l i n g a n s e b a l i k n y a menyalahkan BPK. ‘’BPK-nya yang tidak taat pada Undang-undang , karena tidak merekom ke aparat hukum. Harusnya BPK juga diproses hukum kalau ada temuan seperti itu (yang merugikan negara), lantas tidak diteruskan ke penegak hukum. Ini namanya melindungi kejahatan,” tukasnya.

Dia menambahkan, apalagi ada TGR yang tidak tuntas-tuntas karena tidak ada itikad baik dalam penyelesaiannya. “Jadi BPK dapat diproses hukum karena mengetahui adanya dugaan korupsi secara kasat mata, tapi tidak melaporkan pada aparat hukum, setelah masa perbaikan 60 hari masih tak jelas bukti-bukti transaksi yang mengarah pada kerugian negara,” ujarnya.

Ia pun meminta temuan-temuan tahun sebelumnya yang tidak ditindaklanjuti, padahal sudah mengarah pada kerugian negara, harus disikapi BPK dan mengarahkannya ke hukum. “Sebagai pemeriksa mereka kan tahu apa yang sudah diselesaikan, apa yang belum. Sebaiknya BPK melaporkan lebih dulu ke aparat hukum sebelum tercium Tipikor Polda atau Intel Kejaksaan, yang bisa-bisa menyeret pemeriksa seperti dialami Kepala BPK Sulut lalu bersama beberapa stafnya,” ujar Palilingan panjang lebar. “Pokoknya, kabupaten/kota mana saja yang LHP-nya disclaimer yang cenderung merugikan keuangan negara karena transaksinya yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, BPK harus seret ke aparat hukum,” tukas Palilingan.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Perwakilan (Kalan) BPK RI di Sulut Rochmadi Saptogiri SE MM AK menjelaskan, sesuai aturan, kewajiban BPK RI hanyalah

menyampaikan opini, dan bukan untuk melaporkan. “Domain BPK tidak bisa melaporkan, hanya menyampaikan saja. Soal pengusutan, itu ada di tangan aparat penegak hukum,” jelasnya lagi.

Sebab, lanjut spesial is pemeriksa di kejaksaan, kepolisian, dan TNI itu, belum tentu juga ada tindak pidana korupsi (Tipikor) di dalamnya. “Kalau opini WTP, indikasi terjadi kerugian negara kecil. Sedangkan kalau disclaimer, indikasi terjadi kerugian negara itu besar,” jelas mantan auditor di Auditorat Keuangan Negara I itu.

Meski disclaimer pun, kata-nya, belum tentu semua ada kerugian negara. “Karena ada temuan disebabkan karena kelalaian administrasinya bukan masalah hukum. Semua tidak wajar, tidak berpotensi ada kerugian negara. Tapi harus diingat juga, setiap temuan indikasi kerugian akan berpengaruh pada opini BPK, jika tidak ditindaklanjuti. Jadi se-panjang semua catatan temuan yang diberikan BPK tidak ditindaklanjuti, itu semua akan mempengaruhi opininya lagi,” jelas Saptogiri sambil menambahkan, ada juga kerugian yang melanggar hukum. Dan mengenai terjadinya tindak korupsi, harus memenuhi empat unsur Tipikor atau melawan hukum. “Kalau indikasi kerugian daerah sudah ditindaklanjuti pemerintah daerah, kemudian apakah bisa disidik aparat, tergantung dari aparat itu sendiri, bukan dari BPK,” beber pria berkacamata minus ini.

Banyaknya daerah mendapat opini disclaimer, memang diakui Saptogiri, akibat juga kelalaian dari pemerintah daerah yang tidak menindaklanjuti catatan-catatan yang diberikan BPK. Di samping pengaruh opini lainnya, masalah aset yang tidak dikelola secara baik berpengaruh. “Tapi paling banyak disebabkan karena pemerintah daerah tidak disiplin dalam hal penggunaan anggaran. Pemanfaatan anggaran harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah akuntansi pemerintahan. Apa yang ditata di APBD harus dilakukan sesuai dengan nomenklaturnya,” jelasnya.

BPK sendiri, menurut mantan Kalan BPK RI di Sulawesi Tenggara ini, telah menawarkan kepada daerah yang masih mendapat catatan. “BPK begitu terbuka untuk memberikan bimbingan mulai dari perencanaan sampai pada penyusunan dan lainnya. Kapan saja diminta, pasti BPK siap membantunya. BPK

terbuka diri melakukan bimbingan. Karena sangat baik jika penggunaan anggaran itu dilakukan sesuai dengan amanat undang-undang. Jika akuntansi pemerintahan benar-benar dilakukan, yakinlah penggunaan anggaran akan berjalan dengan baik dan opini BPK pasti juga akan baik,” sarannya.

Apalagi menurut Saptogiri, mengejar WTP itu sangat sulit dan hanya bisa diraih, asalkan bisa melaksanakan semua ketentuan penggunaan anggaran dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah akuntansi pemerintahan. “Jangan sampai anggaran ditata untuk A tapi penggunaannya untuk B. Pasti itu akan jadi temuan lagi, dan itu juga akan berpengaruh pada opini BPK,” bebernya.

Saptogiri membenarkan BPK RI Perwakilan Sulut telah menerima surat dari Polda. Menurutnya, surat tersebut masih sebatas tahap koordinasi, dan belum lebih dari itu. “Tapi kami masih akan melakukan koordinasi dengan Direskrimsus, apa saja yang dimaksud,” jelas Saptogiri yang tak bisa memberikan kepastian kapan permintaan pihak aparat penegak hukum itu akan diserahkan.

Wakajati Sulut Eddy Rakamto SH menambahkan, opini WTP tidak menjamin bahwa pengelolaan keuangan daerah tersebut bebas dari praktik korupsi. “Sebaliknya, bukan berarti daerah yang mendapatkan opini disclaimer itu melakukan korupsi,” tegasnya ketika mendampingi Kajati Sulut Hindiyana saat bertandang ke kantor Manado Post, Rabu (18/7) kemarin.

Rakamto menje laskan , terkadang opini disclaimer disandang satu daerah lebih karena masalah kesalahan administrasi atau aset yang tidak tertata dengan baik. “Masalah aset ini tentu saja tidak ada indikasi korupsi. Karena disclaimer bukan disebabkan indikasi atau potensi kerugian negara,” ungkapnya. Sebaliknya tidak semua daerah yang WTP dan WDP, bersih dari korupsi. ‘’Bisa saja ada indikasi atau potensi kerugian negara di dalamnya,’’ jelasnya.

Terkait langkah kejaksaan menyikapi opini BPK, Rakamto menjelaskan bahwa prinsipnya mereka menunggu laporan dari BPK. “Kita sudah ada MoU dengan BPK. Kalau hasil temuan berindikasi korupsi, baru laporan itu diserahkan kepada institusi penegak hukum. Tentu saja berdasarkan persetujuan BPK pusat. Dan hal tersebut akan jadi atensi kita,” katanya. (*)

‘’Kami akan melakukan rukyatul hilal besok (hari ini),’’ ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut Fauzi Nurani kemarin.

Kiai sepuh ini, tak bisa memastikan apakah pendapat semua ormas Islam akan sama. Karena masing-masing memiliki dalil untuk memastikan kapan satu Ramadan. Namun, tokoh kharismatik yang disegani semua orang, mengimbau andai kata ada perbedaan, maka jangan ada saling mengklaim mana yang benar. ‘’Perbedaan itu adalah rahmah, maka jangan dijadikan perdebatan yang tidak bermanfaat untuk nilai ibadah,’’ pintanya.

Dari Jakarta dilaporkan, untuk penentuan awal Ramadan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP)

Muhamadiyah Din Syamsuddin menginginkan sidang Itsbat tidak dilaksanakan.

“Untuk kali ini seharusnya pemerintah tidak perlu melaku-kan Istbat, karena bulan belum dua derajat. Padahal kan dia patok minimal dua derajat. Kalau Muhamadiyah bukan ha-nya sekarang, karena wilayah keyakinan bukan wewenang pemerintah dan pemerintah tidak boleh memasuki wila-yah keyakinan, hanya dia me-ngayomi saja,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (18/7).

Kakanwil Kemenag Sulut Drs H Sya’ban Mauluddin MPdI menyampaikan, semua ormas Islam akan hadir bersama pada pertemuan Rukyatul Hilal. Dia berharap perbedaaan penentuan awal Ramadan jangan terlalu dibesarkan-besarkan. Tetapi,

menurutnya yang paling penting ialah pemaknaan dalam menjalankan ibadah puasa.

“Gunakan lah ibadah sesuai dengan keyakinan. Lalu kepada umat maknailah Ramadan sebagai bulan latihan, baik untuk penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) maupun untuk pengembangan kualitas kejiwaan. Ini yang paling penting, jadi betul-betul bukan sebagai kerutinan, bukan sebagai kerutinan setiap tahun, tapi betul-betul dijadikan sebagai bulan pelatihan,” imbuhnya.

Seperti diketahui Kemen-terian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang Itsbat untuk menentukan awal Ramadan 1433 Hijiriah pada Kamis malam besok. Ketua Muhamadiyah Sulut Anwar Panawar mengata-kan, untuk umat muslim hendak-nya menyiapkan mental dan fisik menghadapi bulan puasa untuk melawan hawa nafsu.(*)

dengan adanya pengetatan p e m b u k a a n C P N S d i kementerian/lembaga, akhirnya hanya 20.000 lowongan CPNS yang bisa diterima pihak KemenPAN-RB.

“Ini kita kasih formasi, jadi tahun ini ada moratorium diberikan pada hal yang khusus, syaratnya ada peta jabatan, analisis jabatan, beban kerja. Jadi 60.000 kita siapkan tahun ini, tapi formasi yang terserap itu di bawah 20.000, jadi tidak

“markas” Manado Post (MP).Didamping i Waka ja t i

Eddy Rakamto SH, Aspidus Soesilo Diono SH, Aspidum Sumarjo SH dan Asdatun Deddy Suwardy SH MH, Hindiyana diterima pimpinan Manado Post seperti Direktur Utama Suhendro Boroma, Pemimpin Redaksi Marlon Sumaraw, Redaktur Pelaksana Tommy Waworundeng dan Pemimpin Redaksi Posko Amrain Razak.

Dalam kunjungan media serta diskusi singkat tersebut, Hindiyana menyampaikan sejumlah program dan agenda kerja ke depan, khususnya terkait penanganan korupsi dan masalah keperdataan. “Yang utama tentu meneruskan program pimpinan sebelumnya, khususnya menyangkut tindak pidana korupsi,” ujarnya sosok tegas namun familiar ini.

Hindiyana menjelaskan, penanganan masalah korupsi tidak semudah menangani pidana umum. “Menangani kasus korupsi tidak gampang. Mengapa? Karena kasus korupsi umumnya dilakukan berjamaah, bukan single fighter,” terangnya.

Atas dasar itu, Hindiyana tak sungkan memohon dukungan dari media guna menuntaskan sejumlah kasus korupsi yang

saat ini mereka tangani. “Mungkin ada beberapa kalangan yang menyebut penanganan beberapa kasus korupsi jalan di tempat. Kami tidak mempermasalahkannya. Bagi saya, lebih baik jalan di tempat ketimbang terburu-buru kemudian hasilnya tidak maksimal,” tegasnya.

Saat Hindiyana membuka diskusi singkat, Dirut Manado Post Suhendro Baroma mena-nyakan tindak lanjut terhadap daerah-daerah yang diberi opini disclaimer oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Terkait ini, Hindiyana mempersilahkan Wakajati Eddy Rakamto memberikan penjelasan secara detail . Menurut Rakamto, opini WTP tidak menjamin bahwa pengelolaan keuangan daerah tersebut bebas dari praktik korupsi. “Sebaliknya, bukan berarti daerah yang mendapatkan opini disclaimer itu melakukan korupsi,” tegasnya.

Rakamto menjelaskan, terkadang opini disclaimer disandang satu daerah lebih karena masalah administrasi aset yang tidak tertata dengan baik. “Padahal masalah aset ini tidak ada indikasi kerugian negara,” ungkapnya.

Terkait langkah kejaksaan menyikapi opini BPK, Rakamto menjelaskan bahwa prinsipnya mereka menunggu laporan dari BPK. “Kita sudah ada MoU

dengan BPK. Kalau hasil temuan berindikasi korupsi, baru laporan itu diserahkan kepada institusi penegak hukum. Tentu hal tersebut akan jadi atensi kita,” katanya sembari menambahkan, j ika memang ke jaksaan berinisiatif melakukan croscek secara langsung, hal tersebut membutuhkan persetujuan dari BPK pusat.

Di sisi lain, Hindiyana juga menjelaskan agenda kerja kejaksaan terkait masalah keperdataan. Melalui Asdatun Deddy Suwardi, diketahui bahwa saat ini sudah ada 72 Suara Kuasa Khusus (SKK) antara Kejaksaan selaku Jaksa Pengacara Negara (JPN) dengan sejumlah lembaga BUMN dan BUMD.

Misalnya dengan PLN, berkat kerjasama yang dijalin banyak konsumen yang menunggak akhirnya menyelesaikan kewajiban mereka begitu tahu bahwa kejaksaan akan turun lapangan menyelesaikan masalah tersebut. “Kita hanya membantu penyelesaian masalah. Dana dari konsumen langsung ke PLN,” tutur Suwardi.

Kajati Hindiyana menam-bahkan, terkait masalah keper-dataan tersebut, kejaksaan tidak dalam kapasitas membela pimpinan lembaga yang akan diadvokasi. “Tapi kita berada di posisi sesuai MoU antara kejaksaan dengan lembaga bersangkutan,” tutupnya. (*)

terpakai itu semua,” tegasnya.Pihak kementerian/lem-

baga, lanjut Azwar, harus menyertakan peta jabatan, analisis jabatan, dan beban kerja ketika meminta pembu-kaan pendaftaran CPNS. Namun, jika belanja pegawai kementerian/lembaga i tu telah melebihi 50 persen dari kementerian/lembaga itu maka permintaan akan ditolak.

“Itu karena ada peta jabat-an, dokter, perawat, yang mendesak kita berikan, tapi kalau tidak mendesak dan biaya pegawai

sudah 50 persen maka tidak kita berikan, tapi kalau mendesak yang dikasih,” ujarnya.

Dengan demikian, Azwar menegaskan pener imaan CPNS masih berdasarkan kebutuhan dan tidak lagi dibebaskan seperti dulu. “Jadi prinsipnya penerimaan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan,dibuktikan dengan peta jabatan dan analisa jabatan. Kalau dulu kan dikasih dan terserah daerah mau untuk apa, tapi sekarang tidak begitu lagi,” tandasnya.(jpnn)

pada 2010. Sulut sendiri dengan arahan gubernur bersama Wagub Djouhari Kansil memang sangat all out menggenjot peningkatan produksi beras. Dan, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulut telah menjabarkan beberapa program hingga ke kabupaten/kota untuk meningkatkan produksi. Ada beberapa program kegiatan yang memicu peningkatan produksi, yakni penggunaan benih varietas unggul seperti Ciherang Cigeulis dan Inpari termasuk menggunakan pupuk berimbang, tataguna air, aplikasi teknologi budidaya, penekanan losses, pengawalan petugas teknis lapang, dan banyak lagi. Salah satu terobosan yang ikut meningkatkan produksi beras adalah Gerakan Menyentuh Tanah (GST) yang dilakukan hingga ke pelosok desa.

Semua kegiatan itu konsisten dilakukan baik monitoring

Dokter mendiagnosisnya menderita lipodistrofi, penyakit langka yang diperkirakan hanya menimpa 15 orang di dunia. Kondisi itu membuat tubuhnya menua lebih cepat. Tak hanya keriput yang menyalut sekujur kulit, di usia yang masih sangat muda, ia juga harus berjuang menghadapi pengeroposan tulang dan kerapuhan gigi.

D e n g a n p e n a m p i l a n renta, Hartshorn berusaha menikmati masa mudanya. Ia terus membangun semangat di tengah ejekan orang-orang sekitar yang memanggilnya ‘nenek’ . Ia pun be la ja r

maupun evaluasi. Tak heran, produksi padi Sulut terus bertambah. Bahkan, Sulut kini tak hanya mengandalkan daerah sentra produksi beras saja. Hampir seluruh kabupaten yang punya lahan, dimaksimalkan dan dibantu produksinya.

“Sinergitas kegiatan lewat anggaran pusat, Pemprov hingga kabupaten/kota serta peran stakeholders ikut mendukung peningkatan produksi itu,” tutur Kepala Distanak Sulut Johanis Panelewen yang ikut mendampingi SHS.

Penghargaan kali ini makin bergengsi. Pasalnya, tantangan yang timbul di lapangan sangat banyak. Sebut saja konversi lahan sawah yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemukiman, dan lainnya. Namun, nyatanya, dengan program dan kegiatan yang maksimal, target produksi bisa dicapai. Bahkan bisa dikata, melebihi target produksi. Penghargaan tersebut diberikan kepada provinsi yang mampu meningkatkan produksi

berasnya sebesar 5 persen. Sulut sendiri mampu melebihi batas yang menjadi standar untuk penghargaan itu. Juga, untuk syarat menyanggah produksi 10 juta ton nasional, Sulut sudah memenuhi. Menteri Pertanian telah menetapkan keharusan peningkatan produksi 6 persen untuk menopang produksi nasional.

SHS menerima penghargaan itu bersama dengan 9 gubernur lainnya di sela-sela Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Nasional yang dihadiri jajaran menteri, gubernur serta pakar se Indonesia. “Seluruh jajaran Disnatak Sulut dan kabupaten/kota tentunya termotivasi untuk terus meningkatkan kinerja agar terus menjadi penyanggah produksi beras nasional dan mewujudkan swasembada beras,” terang Panelewen. Kepala SKPD terkait seperti Kepala Bakorluh Ir FL Kaunang dan Kepala BKP Rene Hosang serta Ketua Himppindo Sulut Teddy Masengi juga hadir.(***)

beradaptasi ketika terbuang dari lingkungan seusianya. “Semua itu kadang membuat saya sangat marah, tetapi saya selalu berusaha melakukan segala sesuatu yang normal dilakukan anak seusia 15 tahun, saya mencoba tak melewatkan masa muda,” ujarnya, seperti dikutip mirror.co.uk.

Banyak pengalaman buruk ia alami. Mulai dianggap sebagai ibu guru di sekolah, sampai dilarang menumpang bus sekolah gara-gara dianggap pelajar gadungan. “Tumbuh dengan lipodistrofi telah benar-benar buruk,” ujarnya.

Penyakit ini sangat memukul Hartshorn. Orang lain berusaha

agar terlihat muda di usia tua. Tetapi ia malah sebaliknya, masih menanjak remaja 15 tahun, tetapi fisiknya seperti 50 tahun. Ia frustasi dengan beragam metode peremajaan. Pada 2010, ia melakukan suntik kolagen dengan seorang pakar di Jepang. Keriput segera menjalar dalam kembali dalam hitungan bulan. Giginya pun mulai tanggal satu per satu.

Te tap i be lakangan i a mulai menerima keadaan itu. “Sekarang aku lebih menerima diri saya sendiri, aku harus bisa melihat masih ada orang yang lebih buruk dari saya,” ujar Hartshorn menghibur diri. (vnc)