MALPRAKTEK MEDIK

35
MALPRAKTEK MEDIK MALPRAKTEK MEDIK

description

malpraktek medik fakultas kedokteran gigi institur ilmu kesehatan

Transcript of MALPRAKTEK MEDIK

MALPRAKTEK MEDIKMALPRAKTEK MEDIK

MALPRACTICE

MEDICAL MALPRACTICE PROFESI LAIN

ETHICAL MALPRACTICE YURIDICAL MALPRACTICE

CRIMINAL MALPRACTICE

CIVIL MALPRACTICE

ADMINISTRATIVEMALPRACTICE

DEFINISI MALPRAKTEKDEFINISI MALPRAKTEK

Malpractice adalah praktik Malpractice adalah praktik kedokteran yang salah atau kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar tidak sesuai dengan standar pelayanan,standar profesi pelayanan,standar profesi atau standar prosedur atau standar prosedur operasional.operasional.

CRIMINALCRIMINALMALPRACTICEMALPRACTICE

Terjadi bila seorang dokter Terjadi bila seorang dokter menangani suatu kasus telah menangani suatu kasus telah melanggar hukum dan melanggar hukum dan menyebabkan dia dituntut oleh menyebabkan dia dituntut oleh negaranegara

Pada Criminal Malpractice, tanggung Pada Criminal Malpractice, tanggung jawabnya bersifat individual dan jawabnya bersifat individual dan personal.personal.

CIVIL MALPRACTICECIVIL MALPRACTICE

Civil Malpractice adalah tipe Civil Malpractice adalah tipe malpractice dimana dokter karena malpractice dimana dokter karena pengobatannya dapat mengakibatkan pengobatannya dapat mengakibatkan pasien meninggal atau luka tetapi pasien meninggal atau luka tetapi dalam waktu yang sama tidak dalam waktu yang sama tidak melanggar hukum pidana. Sementara melanggar hukum pidana. Sementara negara tidak dapat menuntut secara negara tidak dapat menuntut secara pidana, tetapi pasien atau keluarganya pidana, tetapi pasien atau keluarganya dapat menggugat dokter secara dapat menggugat dokter secara perdata untuk mendapatkan uang perdata untuk mendapatkan uang sebagai ganti rugi.sebagai ganti rugi.Pada Civil Malpractice tanggung gugat Pada Civil Malpractice tanggung gugat dapat bersifat individual atau dapat bersifat individual atau korporasi.korporasi.

ADMINISTRATIVE MALPRACTICEADMINISTRATIVE MALPRACTICE

Didalam U RI No.29 Tahun 2004 dan didalam Didalam U RI No.29 Tahun 2004 dan didalam

PERMENKES NO.512/MENKES/PER/IV/2007PERMENKES NO.512/MENKES/PER/IV/2007

Dijelaskan bahwa seorang dokter yang praktik Dijelaskan bahwa seorang dokter yang praktik

harus punya Sertifikat Kompetensi, Surat Tanda harus punya Sertifikat Kompetensi, Surat Tanda

Registrasi, dan Surat Ijin Praktik kalau seorang Registrasi, dan Surat Ijin Praktik kalau seorang

dokter tidak mempunyainya selain dokter dokter tidak mempunyainya selain dokter

mendapat sanksi pidana, sanksi perdata juga mendapat sanksi pidana, sanksi perdata juga

sanksi administratifsanksi administratif

Malpraktek menurut hukum di Malpraktek menurut hukum di IndonesiaIndonesia

Menurut UU RI No. 23 Tahun 1992Menurut UU RI No. 23 Tahun 1992

Pasal 15Pasal 15

1.1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.tertentu.

2.2. Tindakan medis tertentu, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Tindakan medis tertentu, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan:hanya dapat dilakukan:

a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan

diambilnya tindakan tersebut.diambilnya tindakan tersebut.

b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan

kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan

tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli.ahli.

c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau

keluarganya.keluarganya.

d. Pada sarana kesehatan tertentu.d. Pada sarana kesehatan tertentu.

Pasal 32Pasal 32

4.4. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.kewenangan untuk itu.

Pasal 34Pasal 34

1.1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

Pasal 35Pasal 35

1.1. Transfusi darah hanya dapat dilakukan oleh Transfusi darah hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.kewenangan untuk itu.

Pasal 36Pasal 36

1.1. Implan obat dan atau alat kesehatan ke Implan obat dan atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat dalam tubuh manusia hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.kesehatan tertentu.

Pasal 37Pasal 37

1.1. Bedah plastik dan rekonstruksi hanya Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan yang mempunyai keahlian dan kewenangan itu dan dilakukan di sarana kewenangan itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.kesehatan tertentu.

Pasal 53Pasal 53

1.1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.sesuai dengan profesinya.

2.2. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.menghormati hak pasien.

Pasal 70Pasal 70

1.1. Dalam melaksanakan penelitian dan Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan bedah mayat pengembangan dapat dilakukan bedah mayat untuk penyelidikan sebab penyakit dan atau sebab untuk penyelidikan sebab penyakit dan atau sebab kematian serta pendidikan tenaga kesehatan.kematian serta pendidikan tenaga kesehatan.

2.2. Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat.norma yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut UU RI No. 29 Tahun 2004Menurut UU RI No. 29 Tahun 2004

Pasal 29Pasal 291.1. Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan

praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.registrasi dokter gigi.

Pasal 36Pasal 36Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.praktik.

Pasal 41Pasal 411.1. Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai

surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 wajib memasang papan nama praktik kedokteran.wajib memasang papan nama praktik kedokteran.

Pasal 45Pasal 45

1.1. Setiap tindakan kedokteran atau Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.pasien harus mendapat persetujuan.

Pasal 46Pasal 46

1.1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.membuat rekam medis.

Pasal 48Pasal 48

1.1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.menyimpan rahasia kedokteran.

Pasal 50Pasal 50

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik praktik

kedokteran mempunyai hak:kedokteran mempunyai hak:

a.a. Memperoleh perlindungan hukum Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.prosedur operasional.

b.b. Memberikan pelayanan medis menurut Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur standar profesi dan standar prosedur operasional.operasional.

c.c. Memperoleh informasi yang lengkap dan Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya.jujur dari pasien atau keluarganya.

d.d. Menerima imbalan jasa.Menerima imbalan jasa.

Pasal 51Pasal 51Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik

kedokteran kedokteran mempunyai kewajiban:mempunyai kewajiban:a.a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur operasional serta profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.kebutuhan medis pasien.

b.b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.pemeriksaan atau pengobatan.

c.c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.meninggal dunia.

d.d. Melakukan pertolongan darurat atau dasar Melakukan pertolongan darurat atau dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.yang bertugas dan mampu melakukannya.

e.e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Pasal 52Pasal 52

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,

mempunyai hak:mempunyai hak:

a.a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat 3.medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat 3.

b.b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.

c.c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.

d.d. Menolak tindakan medis.Menolak tindakan medis.

e.e. Mendapatkan isi rekam medis.Mendapatkan isi rekam medis.

Pasal 53Pasal 53

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,

mempunyai kewajiban:mempunyai kewajiban:

a.a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.masalah kesehatannya.

b.b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.

c.c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.kesehatan.

d.d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

SANKSI PIDANASANKSI PIDANAKUHP 359KUHP 359Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.selama-lamanya satu tahun.

KUHP 360KUHP 3601.1. Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang

luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selam-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selam-lamanya satu tahun.lamanya satu tahun.

2.2. Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp.4500,-hukuman denda setinggi-tingginya Rp.4500,-

KUHP 361KUHP 361

Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab iniJika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini

dilakukan dalam melakukan sesuatu jabatan atau dilakukan dalam melakukan sesuatu jabatan atau

pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan

sepertiganya dan sitersalah dapat dipecat dari sepertiganya dan sitersalah dapat dipecat dari

pekerjaannya, dalam waktu mana kejahatan itu pekerjaannya, dalam waktu mana kejahatan itu

dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya

keputusannya itu diumumkan.keputusannya itu diumumkan.

UU RI No. 23 Tahun 1992UU RI No. 23 Tahun 1992Pasal 80Pasal 80

1.1. Barangsiapa dengan sengaja melakukan Barangsiapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 1 dan ayat 2, dipidana dengan ayat 1 dan ayat 2, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)juta rupiah)

Pasal 81Pasal 811.1. Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan

dengan sengaja:dengan sengaja:

a.a. Melakukan transplantasi organ dan atau Melakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud dalam jaringan tubuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat 1.Pasal 34 ayat 1.

b.b. Melakukan implan alat kesehatan Melakukan implan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1.sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1.

c.c. Melakukan bedah plastik dan rekonstruksi Melakukan bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1.sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1.

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 Dipidana dengan pidana penjara paling lama 7

(tujuh) tahun dan atau pidana denda paling (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling banyak banyak

Rp.140.000.000,- (seratus empat puluh juta Rp.140.000.000,- (seratus empat puluh juta rupiah).rupiah).

Pasal 82Pasal 82

1.1. Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja:dengan sengaja:

a.a. Melakukan pengobatan dan atau perawatan Melakukan pengobatan dan atau perawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat 4.4.

b.b. Melakukan transfusi darah sebagaimana Melakukan transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1.dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1.

c.c. Melakukan implan obat sebagaimana Melakukan implan obat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1.dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1.

d.d. Melakukan pekerjaan kefarmasian Melakukan pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat 1.1.

e.e. Melakukan bedah mayat sebagaimana Melakukan bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat 2.dimaksud dalam Pasal 70 ayat 2.Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling (lima) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah).banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah).

UU RI No. 29 Tahun 2004UU RI No. 29 Tahun 2004Pasal 75 Pasal 75 1.1. Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja

melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal tanda registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling 29 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Pasal 76Pasal 76Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau

denda denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

Pasal 79Pasal 79

Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) (satu)

tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima (lima

puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yangyang::

a.a. Dengan sengaja tidak memasang papan nama Dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat 1.sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat 1.

b.b. Dengan sengaja tidak membuat rekam medis Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1.sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat 1.

c.c. Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e.huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e.

SANKSI PERDATASANKSI PERDATA

KUH Perdata 1366KUH Perdata 1366

Setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian Setiap orang bertanggung jawab tidak saja atas kerugian

yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga atas yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga atas

kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang

hati-hatinya.hati-hatinya.

KUH Perdata 1367KUH Perdata 1367

Mengatur tentang kewajiban pemimpin atau majikan Mengatur tentang kewajiban pemimpin atau majikan

untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh

kelalaian yang dilakukan oleh anak buah atau kelalaian yang dilakukan oleh anak buah atau

bawahannya.bawahannya.

KUH Perdata 1370KUH Perdata 1370

Dalam hal pembunuhan (menyebabkan matinya orang lain) Dalam hal pembunuhan (menyebabkan matinya orang lain) dengan sengaja atau kurang hati-hatinya seseorang, maka suami dengan sengaja atau kurang hati-hatinya seseorang, maka suami dan istri yang ditinggalkan, anak atau orang tua korban yang dan istri yang ditinggalkan, anak atau orang tua korban yang biasanya mendapat nafkah dari pekerjaan korban, mempunyai biasanya mendapat nafkah dari pekerjaan korban, mempunyai hak untuk menuntut suatu ganti rugi, yang harus dinilai menurut hak untuk menuntut suatu ganti rugi, yang harus dinilai menurut kedudukannya dan kekayaan kedua belah pihak serta menurut kedudukannya dan kekayaan kedua belah pihak serta menurut keadaan.keadaan.

KUH Perdata 1371KUH Perdata 1371Penyebab luka atau cacatnya suatu anggota badan dengan Penyebab luka atau cacatnya suatu anggota badan dengan sengaja atau kurang hati-hati, memberikan hak kepada korban, sengaja atau kurang hati-hati, memberikan hak kepada korban, selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, juga menuntut selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, juga menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut.tersebut.

UU RI No. 23 Tahun 1992UU RI No. 23 Tahun 1992Pasal 55Pasal 55

1.1. Setiap orang berhak atas ganti rugi Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.dilakukan tenaga kesehatan.

2.2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilaksanakan sesuai dalam ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.yang berlaku.

Pasal 80 (lihat sanksi pidana)Pasal 80 (lihat sanksi pidana)

Pasal 81 (lihat sanksi pidana)Pasal 81 (lihat sanksi pidana)

Pasal 82 (lihat sanksi pidana)Pasal 82 (lihat sanksi pidana)

UU RI No.29 Tahun 2004UU RI No.29 Tahun 2004

Pasal 75 (lihat sanksi pidana)Pasal 75 (lihat sanksi pidana)

Pasal 76 (lihat sanksi pidana)Pasal 76 (lihat sanksi pidana)

Pasal 79 (lihat sanksi pidana)Pasal 79 (lihat sanksi pidana)

SANKSI ADMINISTRATIFSANKSI ADMINISTRATIFUU RI No. 29 Tahun 2004UU RI No. 29 Tahun 2004

Pasal 66Pasal 66

1.1. Setiap orang yang mengetahui atau Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.Kedokteran Indonesia.

2.2. Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat:Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat:

a.a. Identitas pengaduIdentitas pengadu

b.b. Nama dan alamat tempat praktik dokter Nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan.dilakukan.

c.c. Alasan pengaduan.Alasan pengaduan.

3.3. Pengaduan sebagaimana dimaksud Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghilangkan hak setiap orang untuk menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang pidana kepada pihak yang berwenang dan atau menggugat kerugian perdata dan atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan.ke pengadilan.

Pasal 67Pasal 67Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

memeriksa dan memberikan keputusan terhadap memeriksa dan memberikan keputusan terhadap

pengaduan yang berkaitan dengan disiplin dokter pengaduan yang berkaitan dengan disiplin dokter

dan dokter gigi.dan dokter gigi.

Pasal 69Pasal 69

1.1. Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia mengikat dokter, dokter Kedokteran Indonesia mengikat dokter, dokter gigi dan Konsil Kedokteran Indonesia.gigi dan Konsil Kedokteran Indonesia.

2.2. Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa dinyatakan tidak bersalah 1 dapat berupa dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin.atau pemberian sanksi disiplin.

3.3. Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud dalam Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dapat berupa:ayat 2 dapat berupa:

a.a. Pemberian peringatan tertulis.Pemberian peringatan tertulis.

b.b. Rekomendasi pencabutan surat tanda Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik.registrasi atau surat izin praktik.

c.c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.kedokteran atau kedokteran gigi.

PERMENKES NO 512/MENKES/PER/IV/2007PERMENKES NO 512/MENKES/PER/IV/2007

Pasal 21Pasal 21

1.1. Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah Daerah, dan organisasi Pemerintah Daerah, dan organisasi profesi melakukan pembinaan dan profesi melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan fungsi, tugas dan sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenang masing-masing.wewenang masing-masing.

2.2. Pembinaan dan pengawasan Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diarahkan pada pemerataan dan diarahkan pada pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan yang peningkatan mutu pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi.diberikan oleh dokter dan dokter gigi.

Pasal 22Pasal 221.1. Dalam rangka pembinaan dan Dalam rangka pembinaan dan

pengawasan Kepala Dinas Kesehatan pengawasan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dapat mengambil Kabupaten / Kota dapat mengambil tindakan administratif terhadap tindakan administratif terhadap pelanggaran peraturan ini.pelanggaran peraturan ini.

2.2. Sanksi administratif sebagaimana Sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat 1 dapat berupa dimaksud ayat 1 dapat berupa peringatan lisan, tertulis sampai peringatan lisan, tertulis sampai pencabutan SIP.pencabutan SIP.

3.3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dalam memberikan sanksi Kota dalam memberikan sanksi administratif sebagaimana dimaksud administratif sebagaimana dimaksud ayat 2 terlebih dahulu dapat mendengar ayat 2 terlebih dahulu dapat mendengar pertimbangan organisasi profesi.pertimbangan organisasi profesi.

Pasal 23Pasal 23

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dapat dapat

mencabut SIP dokter dan dokter gigi dalam mencabut SIP dokter dan dokter gigi dalam hal:hal:

a.a. Atas dasar rekomendasi MKDKIAtas dasar rekomendasi MKDKI

b.b. STR dokter atau dokter gigi dicabut oleh STR dokter atau dokter gigi dicabut oleh Konsil Kedokteran Indonesia.Konsil Kedokteran Indonesia.

c.c. Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIP-Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIP-nya dan nya dan

d.d. Dicabut rekomendasinya oleh organisasi Dicabut rekomendasinya oleh organisasi profesi melalui sidang yang dilakukan khusus profesi melalui sidang yang dilakukan khusus untuk ituuntuk itu

Pasal 24Pasal 241.1. Pencabutan SIP yang dilakukan Dinas Pencabutan SIP yang dilakukan Dinas

Kesehatan Kabupaten / Kota wajib disampaikan Kesehatan Kabupaten / Kota wajib disampaikan kepada dokter dan dokter gigi yang kepada dokter dan dokter gigi yang bersangkutan dalam waktu selambat-lambatnya bersangkutan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal keputusan ditetapkan.keputusan ditetapkan.

2.2. Dalam hal keputusan dimaksud pada pasal 23 Dalam hal keputusan dimaksud pada pasal 23 huruf c dan d tidak dapat diterima, yang huruf c dan d tidak dapat diterima, yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan bersangkutan dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk diteruskan kepada Menteri Kesehatan dalam diteruskan kepada Menteri Kesehatan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah keputusan waktu 14 (empat belas) hari setelah keputusan diterima.diterima.

3.3. Menteri setelah menerima keputusan Menteri setelah menerima keputusan sebagaimana dimaksud ayat 2 meneruskan sebagaimana dimaksud ayat 2 meneruskan kepada Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran kepada Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari.Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari.

Pasal 25Pasal 25Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

melaporkan setiap pencabutan SIP dokter dan melaporkan setiap pencabutan SIP dokter dan

dokter gigi kepada Menteri Kesehatan, Ketua dokter gigi kepada Menteri Kesehatan, Ketua

Konsil Kedokteran Indonesia dan Kepala Dinas Konsil Kedokteran Indonesia dan Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi, serta tembusannya Kesehatan Provinsi, serta tembusannya

disampaikan kepada organisasi profesi disampaikan kepada organisasi profesi setempatsetempat..