MAKROSOMIA.pptx
-
Upload
dhisazainita -
Category
Documents
-
view
252 -
download
2
Transcript of MAKROSOMIA.pptx
Latar Belakang
Proses kehamilan sampai melahirkan merupakan rantai satu kesatuan dari hasil konsepsi.
Perlunya pengawasan awal agar dapat secepatnya diketahui apakah ada komplikasi pada kehamilan tersebut salah satunya adalah makrosomia.
Makrosomia (baby giant) adalah bayi yang saat lahir memiliki bobot lebih dari 4000 gram.
Makrosomia adalah salah satu komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada persalinan dan pada saat bayi lahir apabila komplikasi tersebut tidak dideteksi secara dini dan tidak segera ditangani.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, gambaram klinis, diagnosis, komplikasi, penatalaksanaan, prognosis dan pencegahan pada makrosomia.
Tujuan penulisan
Memahami definisi, etiologi, gambaram klinis, diagnosis, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis pada makrosomia
Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah dibidang kedokteran.
Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta.
Definisi Makrosomia
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000 gram.
Menurut Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.
Etiologi
Makrosomia dapat disebabkan oleh berbagai faktor : Ibu yang menderita Diabetes Mellitus
(DM) sebelum dan selama kehamilan Ibu mempunyai riwayat melahirkan bayi
besar Faktor genetik Pengaruh asupan gizi ibu Bukan kehamilan pertama
Gambaran Klinis
Pada saat kehamilan Uterus lebih besar dari biasanya atau
tidak sesuai dengan usia gestasi Tinggi fundus pada kehamilan aterm
lebih dari 40 cm. Taksiran berat badan janin (TBBJ)
didapatkan lebih dari 4000 gram.
Pada bayi baru lahir Berat badan lebih dari 4000 gram Badan montok dan kulit kemerahan. Organ internal membesar
(hepatosplenomegali, spenomegali, kardiomegali)
Lemak tubuh banyak.
Patofisiologi
Hiperglikemia pada ibu
Hiperglikemia janin Hiperinsulin janin
1. Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah
2. Pertambahan ukuran dan berat dari hampir seluruh organ, yang memperlihatkan hipertropfi dan hyperplasia seluler.
3. Hematopoiesis ekstramedularis khususnya dari hepar yang menyebabkan pertambahan berat badan.
Diagnosis Makrosomia dapat didiagnosis dengan
cara : Adanya keturunan atau bayi sebelumnya
makrosomia dan sulit melahirkannya adanya riwayat diabetes milletus Kenaikan berat badan yang berlebihan
tidak oleh sebab lainnya (edema) Pemeriksaan teliti tentang disproporsi
sefalo atau feto-pelvik, dalam hal ini dianjurkan untuk mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi
Komplikasi
Makrosomia dapat menjadi penyulit pada persalinan normal : Penyulit ibu :
Robekan hebat jalan lahir Perdarahan Ibu sering mengalami gangguan berjalan
pasca melahirkan akibat peregangan maksimal struktur tulang panggul.
Penyulit bayi : Terjadinya distosia bahu yaitu kepala bayi telah
lahir tetapi bahu tersangkut di jalan lahir. Asfiksia pada bayi sebagai akibat dari tindakan
yang dilakukan untuk melahirkan bahu. Brachial Palsy (kelumpuhan syaraf di leher)
yang ditandai dengan adanya gangguan motorik pada lengan.
Patah tulang selangka (clavicula) yang sengaja dilakukan untuk dapat melahirkan bahu.
Kematian bila bayi tidak dapat dilahirkan.
Komplikasi bayi
1. Hipoglikemia (sering terjadi pada bayi dari ibu yang menderita penyakit DM)Transfer glukosa berlebihan pada
janin
Respon insulin juga meningkat pada janin
Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti insulin juga meningkat
pada janin
sedangkan respon insulin janin masih tinggi
(transient hiperinsulinisme)
hipoglikemi
Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam.
Hipokalsemia Bayi menderita hipokalsemia bika kadar
kalsium dalam serum kurang dari 7 mg/dl Kejadiannya adalah kira-kira 50% pada
bayi dari ibu penderita DM
Polestemia Penyebab polestemia kurang jelas akan
tetapi mungkin disebabkan oleh meningkatnya produksi sel darah merah akibat hipoksia intra uterin kronik.
Polestemia akan menyebabkan hiperviskositas darah dan akan mengakibatkan menurunnya aliran darah dan terjadinya hipoksia jaringan.
Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar
bilirubin dalam darah >13 mg/dL Bilirubin pada neonatus meningkat akibat
terjadinya pemecahan eritrosit Bilirubin mulai meningkat secara normal
setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari ke 3-5. Setelah itu perlahan-lahan akan menurun mendekati nilai normal dalam beberapa minggu.
Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada umumnya adalah fisiologis, kecuali: Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan
> 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10 mg/dL
Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL Ikterus menetap pada usia >2 minggu
Penatalaksanaan
semua bayi dari ibu diabetes sejak semula harus mendapat pengamatan dan perawatan yang intensif
kadar gula darah pada bayi harus ditentukan pada 1 jam post partum dan kemudian setiap 6 – 8 jam berikutnya jika secara klinis baik dan kadar gula darahnya normal.
HIPOGLIKEMIApengobatan hipoglikemia adalah menjaga agar kadar glukosa serum tetap normal. Apabila kadar glukosa 25 mg/dl maka bayi
diberi larutan glukosa sebanyak 6 mg/kg BB/menit dan kemudian diperiksa tiap 1 jam hingga normal dan stabil
Kadar glukosa 25 – 46 mg/dl dan bayi tidak tampak sakit maka diberi minum glukosa 5% lalu diperiksa tiap jam hingga stabil.
HIPOKALSEMIA Hipokalsemia dengan kejang harus
diobati dengan larutan kalsium glukonat 10% sebanyak 0.2 – 0.5 ml/kg Bb iv.
kadar kalsium serum harus dipantau tiap jam
HIPERBILIRUBINEMIA kadar bilirubin bayi harus dipantau
dengan teliti kalau perlu berikan terapi sinar atau transfusi darah.
Prognosis & pencegahan
Pencegahan makrosomia dapat dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, dan ANC yang teratur.
Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal (kenaikan 8-12 kg).
Lakukan olahraga ringan terutama pada trimester 2-3
Ibu hamil hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya, meskipun sebelumnya tidak ada diabetes milletus
Makan sesuai kebutuhan kalori. Lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (ikan, susu, daging, tahu, tempe) vitamin dan mineral (sayur dan buah buahan).
Melakukan USG secara rutin selama kehamilan, sehingga dapat memantau penambahan berat badan bayi selama dalam kandungan dan dapat diambil langkah langkah untuk mencegah terjadinya bayi besar.