MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan...

16
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 9 Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong oleh beberapa sektor yaitu pertanian, pengangkutan & komunikasi dan jasa-jasa. Sementara kinerja sektor utama lainnya seperti bangunan dan perdagangan-hotel-restoran tumbuh lebih baik. . Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo I II III IV I II 1. PERTANIAN 202,910.92 211,788.25 222,714.91 196,262.44 223,179.82 224,787.49 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7,961.24 8,142.31 8,682.90 8,359.94 8,257.09 8,584.55 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 55,015.76 55,404.57 58,447.51 58,625.45 57,776.66 59,257.96 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,955.07 4,057.15 4,179.22 4,325.13 4,384.61 4,478.28 5. BANGUNAN 61,704.57 62,974.76 67,440.50 67,803.09 66,678.94 69,915.64 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 97,125.44 100,459.16 106,849.22 107,653.33 109,420.78 113,410.97 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 74,180.78 76,493.14 79,482.14 80,207.80 81,140.56 83,224.36 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 60,803.88 62,593.54 65,824.82 66,410.89 66,363.76 68,321.45 9. JASA-JASA 137,724.96 142,740.17 146,291.19 141,895.20 143,204.96 148,143.80 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,382.61 724,653.05 759,912.40 731,543.26 760,407.19 780,124.51 I II III IV I II 1. PERTANIAN 1.52 1.35 1.22 14.10 9.99 6.14 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 20.65 13.07 7.52 3.20 3.72 5.43 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.05 10.33 6.96 7.23 5.02 6.96 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.72 9.15 5.63 8.79 10.86 10.38 5. BANGUNAN 19.25 12.84 8.86 7.26 8.06 11.02 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.02 9.79 10.59 11.35 12.66 12.89 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11.81 9.17 9.10 9.52 9.38 8.80 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8.36 9.50 9.08 8.88 9.14 9.15 9. JASA-JASA 10.92 9.34 4.18 3.84 3.98 3.79 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.26 8.42 7.65 2011 2011 SEKTOR 2010 SEKTOR 2010

Transcript of MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan...

Page 1: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 9

Grafik 1.22

Perkembangan Bongkar Barang

1.2 SISI PENAWARAN

Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut didorong oleh beberapa

sektor yaitu pertanian, pengangkutan & komunikasi dan jasa-jasa. Sementara kinerja sektor

utama lainnya seperti bangunan dan perdagangan-hotel-restoran tumbuh lebih baik.

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

I II III IV I II

1. PERTANIAN 202,910.92 211,788.25 222,714.91 196,262.44 223,179.82 224,787.49

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 7,961.24 8,142.31 8,682.90 8,359.94 8,257.09 8,584.55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 55,015.76 55,404.57 58,447.51 58,625.45 57,776.66 59,257.96

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,955.07 4,057.15 4,179.22 4,325.13 4,384.61 4,478.28

5. BANGUNAN 61,704.57 62,974.76 67,440.50 67,803.09 66,678.94 69,915.64

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 97,125.44 100,459.16 106,849.22 107,653.33 109,420.78 113,410.97

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 74,180.78 76,493.14 79,482.14 80,207.80 81,140.56 83,224.36

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 60,803.88 62,593.54 65,824.82 66,410.89 66,363.76 68,321.45

9. JASA-JASA 137,724.96 142,740.17 146,291.19 141,895.20 143,204.96 148,143.80

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,382.61 724,653.05 759,912.40 731,543.26 760,407.19 780,124.51

I II III IV I II

1. PERTANIAN 1.52 1.35 1.22 14.10 9.99 6.14

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 20.65 13.07 7.52 3.20 3.72 5.43

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 11.05 10.33 6.96 7.23 5.02 6.96

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.72 9.15 5.63 8.79 10.86 10.38

5. BANGUNAN 19.25 12.84 8.86 7.26 8.06 11.02

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 9.02 9.79 10.59 11.35 12.66 12.89

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11.81 9.17 9.10 9.52 9.38 8.80

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 8.36 9.50 9.08 8.88 9.14 9.15

9. JASA-JASA 10.92 9.34 4.18 3.84 3.98 3.79

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.26 8.42 7.65

2011

2011

SEKTOR2010

SEKTOR2010

Page 2: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

1.2.1 SEKTOR PERTANIAN

Melambatnya kinerja pertanian di Gorontalo masih terus berlangsung hingga triwulan

laporan. Perlambatan itu terjadi pada sub sektor tabama, perikanan, kehutanan dan

peternakan sementara kinerja sub sektor perkebunan mampu memberikan efek redaman.

Jagung dan Padi yang menjadi komoditas unggulan Gorontalo menunjukkan perkembangan

yang menurun. Selain karena telah lewatnya musim panen, dampak banjir bandang yang

terjadi di tiga kabupaten (Bone Bolango, Boalemo dan Kab. Gorontalo) menjadi salah satu

faktor penyebab penurunan produksi panen di Gorontalo.

Dilihat dari pertumbuhannya, kinerja pertanian jagung tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Produksi jagung pada triwulan II-2011

terkontraksi 13,75% (y.o.y) merosot dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

58,62% (y.o.y). Sementara produksi padi terkontraksi 26,10% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 53,33% (y.o.y). Selain karena puncak

panen telah dilaksanakan di triwulan I-2011 faktor cuaca turut mempengaruhi merosotnya

produksi tabama di Gorontalo :

- Sebanyak 3.500 ha sawah di kab. Gorontalo tidak mendapatkan pengairan

karena bendungan Alopohu rusak. Produktivitas pertanian menjadi menurun

hingga 75%. Hasil perhitungan sementara Distan Kab. Gorontalo produksi padi

hanya mencapai 18.000 ton dari target 75.000 ton.

- Lahan pertanian di tiga kecamatan di Pohuwato gagal panen karena meluapnya

sungai Randangan. Pemkab Pohuwato mulai membangun waduk darurat untuk

mengantisipasi hal tersebut.

- Banjir Bandang melanda tiga kecamatan di wilayah Bone Bolango

mengakibatkan lahan pertanian rusak.

Grafik 1.23 Grafik 1.24 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama

Page 3: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 11

Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Luas Panen Jagung Perkembangan Luas Panen Padi

Sampai dengan akhir tahun 2011, secara tahunan perkembangan pertanian padi

diperkirakan melambat dibandingkan tahun 2010. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM II-

2011 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2011 tumbuh 13,31 % (y.oy) lebih rendah

dibandingkan produksi padi tahun 2010 sebesar 33,74 % (y.o.y) sementara produksi jagung

tahun 2011 hanya tumbuh 0,99% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan produksi jagung tahun

2010 yang tumbuh 6,69% (y.o.y). Semakin terbatasnya luas lahan menjadi kendala yang

signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo.

Tabel 1.3 ARAM II Pertanian Padi

Tabel 1.4 ARAM IO Pertanian Jagung

Page 4: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan II-2011 menunjukkan kondisi

yang melambat. Pada triwulan II-2011 sektor ini tumbuh 8,80% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 9,38% (y.o.y). Perlambatan hampir terjadi pada

seluruh sub sektor yaitu angkutan darat, laut dan ferry sementara kinerja angkutan udara

diperkirakan mampu meredam perlambatan yang terjadi.

Krisis BBM yang terjadi pada bulan Mei-Juni 2011 di Gorontalo menjadi salah satu

pemicu menurunnya kinerja sub sektor angkutan darat. Antrian yang terjadi hampir di

seluruh SPBU dan langkanya bahan bakar menjadikan proses operasional angkutan darat

terganggu. Pemerintah Daerah dan Pertamina telah menerbitkan aturan pelarangan

pengisian BBM untuk jerigen dan galon (pengisian ilegal). Pemprov Gorontalo juga

menerbitkan peraturan penggunaan Pertamax bagi kendaraan dinas operasional dan

peraturan penertiban bagi Pom Bensin yang menjual premium secara ilegal.

Disamping itu menurunnya kegiatan sub sektor angkutan darat juga disebabkan oleh

tingkat penjualan kendaraan di Gorontalo yang menurun. Hal tersebut dikonfirmasi oleh

tingkat penghimpunan pajak kendaraan yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hasil liason dengan beberapa perusahaan pembiayaan menyatakan bahwa peningkatan

angka penjualan kendaraan bermotor baru akan terjadi pada bulan Agustus 2011 menjelang

lebaran.

Grafik 1.27 Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi

Kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan II-2011 juga menunjukkan

penurunan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tercatat sebesar 16.708

penumpang atau menurun drastis dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 21.674

penumpang. Sementara arus penumpang kapal laut juga menunjukkan kondisi yang serupa.

Pada musim liburan sekolah ini, diperkirakan warga masyarakat lebih memilih menggunakan

moda transportasi udara dibandingkan tarnsportasi laut dan ferry.

Page 5: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 13

Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut

Disisi lain sub sektor angkutan udara mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Peningkatan arus penumpang udara selama triwulan laporan didorong oleh liburan sekolah,

pelaksanaan Jumbara Nasional ke VII serta persiapan kegiatan Pilkada 2011. Tercatat

selama triwulan II-2011 jumlah penumpang angkutan udara yang terlayani sebanyak 82.143

penumpang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak 77.809 penumpang.

Jumlah penerbangan yang tiba dan berangkat dari Gorontalo juga meningkat dari 755

penerbangan menjadi 796 penerbangan. Tren peningkatan kinerja sub sektor penerbangan

di Gorontalo direspon positif oleh maskapai penerbangan, Dinas Perhubungan dan

Pariwisata Provinsi Gorontalo menyebutkan bahwa Maskapai Lion Air merencanakan untuk

menambah jadwal penerbangan di Gorontalo diluar jadwal penerbangan yang telah ada

saat ini. Upaya peningkatan kualitas layanan udara juga direspon positif oleh Pemerintah

Daerah dengan pembangunan Instrument Light System (ILS) di Bandara Jalaluddin

sehingga operasional malam nantinya dapat dilaksanakan.

Grafik 1.31 Grafik 1.32 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat

Page 6: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo

menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sektor PHR pada triwulan II-2011 tumbuh 12,89% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan I-2011 sebesar 12,66% (y.o.y). Membaiknya kinerja PHR didukung

oleh beberapa hal yaitu : musim liburan sekolah, penyelenggaraan beberapa ekspo

perdagangan di Bone Bolango dan Pohuwato, serta pasar lelang komoditas. Meningkatnya

kegiatan PHR juga didorong oleh realisasi rapel Gaji PNS pada bulan April 2011.

Membaiknya kinerja sektor PHR terutama didorong oleh peningkatan kinerja sub

sektor perdagangan, sektor ini tumbuh sebesar 14,02% (y.o.y) lebih baik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,90% (y.o.y). Indikator meningkatnya kinerja

sektor perdagangan dikonfirmasi oleh peningkatan pertumbuhan kredit, volume bongkar

muat barang di pelabuhan laut serta volume bongkar barang di pelabuhan udara.

Grafik 1.33 Grafik 1.34 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan

Peningkatan penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah menjadi salah satu

faktor pendorong meningkatnya kegiatan perdagangan di Gorontalo. Hal ini disebabkan

pemerintah daerah masih mendominasi kegiatan ekonomi di Gorontalo. Tercatat

penyerapan belanja barang dan jasa triwulan II-2011 telah mencapai 48%.

Grafik 1.35 Grafik 1.36 Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel

Page 7: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 15

Sementara itu sub sektor perhotelan dan restoran turut mengalami peningkatan.

Kegiatan Jumbara Nasional ke VII di Gorontalo yang diikuti oleh 15 negara dan 1.024

peserta serta kampanye persiapan pelaksanaan Pilkada di Gorontalo menjadi faktor

pendorong utama. Peningkatan kinerja tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian

hotel (TPK) yang menunjukkan kondisi yang meningkat selama triwulan II-2011. TPK bulan

Juni mencapai 42,19% lebih tinggi dibandingkan kondisi Maret 2011 sebesar 35,63%.

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN

Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan pertumbuhan yang cukup

baik, pada triwulan II-2011 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 11,02% (y.o.y), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,06 % (y.o.y)

Grafik 1.37 Grafik 1.38 Penjualan Semen Kredit Konstruksi

Meningkatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka

penjualan semen dan pertumbuhan kredit konstruksi. Angka penjualan semen selama

triwulan II-2011 tercatat tumbuh 4,31% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi 3,44% (y.o.y). Kegiatan konstruksi swasta yang saat ini masih terus

berlangsung antara lain pembangunan Gorontalo Business Park (Kawasan Mall, pertokoan

dan hotel) dan Pengembangan Gorontalo Business Centre di Kota Gorontalo. Sementara

pengembang PT Mawar Sharon Property saat ini juga tengah mengembangkan

pembangunan kawasan perbelanjaan di wilayah Marisa-Pohuwato. Sementara itu beberapa

proyek infrastruktur Pemerintah Daerah juga terus dilaksanakan antara lain :

- Pembangunan tanggul banjir sungai Mebongo senilai Rp 1,5 M

- Pembangunan pengaman pantai Atingola senilai Rp 2,375 M

- Rehabilitasi bangunan pengaman pantai Monano senilai Rp1 M

- Pemeliharaan rutin jalan Molingkapato - Isimu 19 km senilai Rp 938,72 jt

- Penggantian Jembatan Atingola - Kwandang senilai Rp 6,393 M

- Penggantian Jembatan Tolango-Paguyaman senilai Rp 5,193 M

- Pelebaran Jalan Atingola-Kwandang senilai Rp 18,99 M

Page 8: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

- Pelebaran Jalan Molingkapato - Tolango senilai Rp11,39 M

- Pelebaran Jalan Tolango-Bolontio senilai Rp14,39 M

- Pelebaran Jalan Pelabuhan Anggrek senilai Rp7,993 M

Disisi pembiayaan peningkatan kinerja sektor bangunan ditunjukkan oleh meningkatnya

penyaluran kredit konstruksi selama triwulan II-2011, sampai dengan Juni 2011 kredit

konstruksi tumbuh 10,08% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi 13,72% (y.o.y). Namun tidak demikian halnya dengan pembiayaan konstruksi

yang berasal dari pemerintah daerah. Tercatat realisasi APBD Pemprov Gorontalo untuk

kegiatan konstruksi tumbuh 89,55% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mencapai 206,36% (y.o.y)

1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Kinerja sektor keuangan diperkirakan tumbuh 9,15% (y.o.y), relatif stabil

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,14% (y.o.y). Melemahnya kinerja

sub sektor keuangan mampu diredam sub sektor lainnya sehingga pertumbuhannya relatif

stabil.

Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang melambat

Sampai dengan bulan Juni 2011, NIM perbankan mencapai Rp 250 Miliar atau tumbuh

12,16% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Maret 2011 yang tumbuh 17,44%

(y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya pendapatan bunga perbankan.

Grafik 1.39 Grafik 1.40

NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban

Page 9: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 17

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang lebih

baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan II-2011 tumbuh 6,96%

(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 5,02% (y.o.y). Meningkatnya kinerja

disektor ini ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu realisasi SKDU industri

pengolahan, penjualan BBM industri, penjualan listrik industri, dan survei industri

pengolahan besar-sedang.

Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, meningkatnya kinerja industri

tampak pada industri makanan jadi dan kayu. Peningkatan industri makanan jadi terkait

kebutuhan stok menghadapi lebaran pada bulan Agustus 2011. Sementara peningkatan

industri kayu nampak pada peningkatan kinerja ekspor luar negeri komoditas kayu selama

triwulan laporan.

Meningkatnya kinerja industri pengolahan dikonfirmasi oleh hasil survei kegiatan

dunia usaha Bank Indonesia pada triwulan laporan. Angka penjualan listrik dan BBM turut

mengkonfirmasi kenaikan kinerja sektor industri di Gorontalo. Konsumsi listrik industri

tumbuh 39,33 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 27,07% (y.o.y), sementara itu konsumsi BBM tumbuh 9,96% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,01% (y.o.y).

Grafik 1.41 Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan

Grafik 1.43 Tabel 1.5 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang

Page 10: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

1.2.7 SEKTOR LAINNYA

Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2011 tumbuh 10,38% (y.o.y)

relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya 10,86% (y.o.y). Daya tersambung sampai

dengan Juni 2011 mencapai 110..970 KVA atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2011

yang mencapai 108.340 KVA.

.

Grafik 1.44 Grafik 1.45 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011 meningkat

dibandingkan triwulan I-2011. Sektor ini tumbuh 5,43% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai 3,72% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan

kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan perningkatan. Kinerja sektor jasa-

jasa pada triwulan II-2011 tumbuh 3,79% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan

pada triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 3,98% (y.o.y).

Page 11: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 19

BOKS I : PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI GORONTALO

A. Perkembangan Makro Rumput Laut di Indonesia

Potensi pasar rumput laut sampai saat ini masih terbuka lebar mengingat permintaan

pasar dunia untuk hidrokoloid asal rumput laut sangat besar. Diantara jenis yang peluang

permintaannya cukup tinggi adalah Eucheuma cottonii untuk bahan baku karaginan. Aplikasi

pemanfaatan produk karaginan tidak terbatas pada industri makanan saja sebagai bahan

penstabil larutan atau emulsifier tetapi juga pada industri farmasi, kosmetik atau personal

care, bahkan hingga ke industri logam dan cat.

Perkembangan rumput laut di Indonesia nampak dari perkembangan kinerja ekspor luar

negeri. Sampai dengan tahun 2010 volume ekspor rumput laut telah mencapai 121 jutan ton

dengan nilai nominal mencapai US$ 133 juta. Ekspor sebagian besar ditujukan ke negara

Asia (89.10%) dengan pasokan utama untuk negara China dan ASEAN. Obsesi China untuk

mendominasi produk turunan karaginan dunia menjadikan China menyerap berapapun

produksi rumput laut dunia. Kondisi ini didukung pula oleh pemberlakuan perdagangan

bebas China-Indonesia sehingga menjadikan ekspor rumput laut Indonesia ke China

semakin meningkat. Sementara pesaing terberat rumput laut Indonesia yaitu Philipina,

produksinya tidak stabil karena faktor cuaca. (WPI KKP, Sept 2010)

Grafik 1.46 Grafik 1.47 Ekspor Rumput Laut Indonesia Komposisi Negara Tujuan Ekspor

Di dunia, industri pengolahan rumput laut

China secara perlahan menggantikan posisi Amerika

Serikat dan Eropa sebagai importir terbesar rumput

laut kering Philipina. Pada tahun 2009, impor rumput

laut kering China telah mencapai 101,3 ribu ton

senilai US$ 97 juta atau jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya meningkat 7,3% dalam volume

dan 16% dalam nilai. Lebih dari 50% impor rumput laut keringnya berasal dari Indonesia.

Upaya China untuk meningkatkan pasokan bahan baku kian gencar dilakukan. Pencarian

Grafik 1.48 Impor Rumput Laut China

Page 12: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

rumput laut dilakukannya dengan mendatangi langsung ke negara-negara penghasil rumput

laut segar/kering, termasuk ke negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, dan

Philipina. Dengan memberi penawaran harga beli yang tinggi, China berusaha menyerap

produksi rumput laut di negara-negara tersebut. Banyak pemasok rumput laut tradisional di

sejumlah daerah di Philipina menjual rumput laut keringnya langsung ke China. Demikian

pula halnya yang terjadi di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan (WPI KKP, September

2010)

Produksi rumput laut Indonesia telah tersebar di hampir seluruh wilayah. Wilayah

Jawa dan Sulawesi merupakan pemasok 90% rumput laut ekspor. Sementara Sulawesi

sendiri memasok 41,42% ekspor rumput laut Indonesia. Namun produksi rumput laut di

Sulawesi masih terkonsentrasi di Provinsi Sulawesi Selatan (99%) sementara sisanya oleh

Provinsi Sulut (0,03%), Sultra (0,34%) dan Sulteng (0,45%) sedangkan untuk Gorontalo dan

Sulbar masih sangat kecil.

Grafik 1.49 Grafik 1.50 Komposisi Ekspor R/L Sulawesi Perkembangan Ekspor R/L Sulawesi

B. Rencana Pengembangan Rumput Laut di Gorontalo

Menyimak permintaan rumput laut dunia yang semakin meningkat terutama ditunjang

oleh keinginan China menjadi basis produksi rumput laut global, menjadikan rumput laut

sebagai salah satu komoditas yang layak dikembangkan di Gorontalo. Kondisi ini didukung

oleh beberapa faktor mendasar yaitu:

- Secara geografis Provinsi Gorontalo mempunyai panjang garis pantai sebesar 654 km,

yang didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dimana kecepatan arus dengan

kisaran 25-50 m/menit sehingga memungkinkan sirkulasi unsur hara yang mempercepat

pertumbuhan rumput laut di perairan Gorontalo. (DKP Prov Gorontalo)

- Provinsi Gorontalo telah memiliki pabrik pengolahan dasar rumput laut yang berlokasi di

Isimu yang saat ini dikelola oleh PT. Azwa Utama.

- Provinsi Gorontalo telah memiliki pelabuhan Internasional Anggrek yang memungkinkan

pengapalan produk rumput laut langsung ke luar negeri.

Page 13: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 21

- Beberapa Provinsi lain disekitar Gorontalo telah mengembangkan komoditas dimaksud

dan dinilai cukup berhasil yaitu Provinsi Sulteng, Provinsi Sulbar dan Provinsi Sultra.

Namun produksi rumput laut Gorontalo sampai dengan saat ini relatif belum maksimal.

Tercatat produksi tahun 2010 hanya berkisar 18.821 ton dengan luas areal budidaya

mencapai 441.908 ha yang diusahakan oleh sekitar 700 petani. Kondisi ini diyakini masih

sangat minimal. Hasil analisis Bank Indonesia menyebutkan bahwa lambatnya

pengembangan rumput laut di Gorontalo terkait kendala teknis maupun non teknis.

FAKTOR PERMASALAHAN

Teknis

Pemahaman masyarakat terkait budidaya rumput laut belum maksimal

Mutu produk rumput laut kurang diperhatikan.

Kemampuan petani dalam penanganan hama belum maksimal

Penanganan paska panen masih sangat tradisional, teknik penjemuran petani

yang dilakukan di atas pasir yang menyebabkan rumput laut kering banyak

tercampur dengan butiran pasir dan kotoran lain.

Non

Teknis

Harga panen rumput laut yang tidak stabil.

Harga bibit rumput laut yang masih tinggi.

Pola pengembangan rumput laut di

Gorontalo saat ini masih menggunakan metode

long line yaitu metode budidaya dengan

menggunakan tali panjang yang dibentangkan.

Metode budidaya ini banyak diminati oleh

masyarakat Gorontalo karena alat dan bahan yang

digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk

didapat. Teknik budidaya rumput laut dengan

metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50

– 100 meter yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25

meter diberi pelampung utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap

jarak 5 meter diberi pelampung berupa potongan styrofoam/karet sandal atau botol aqua

bekas 500 ml. Namun disisi lain metode ini mempunyai banyak kelemahan terkait

resistansinya terhadap gangguan ombak serta hasil produksi yang terbatas. Untuk

membantu pengembangan produksi rumput laut di Gorontalo, Bank Indonesia Gorontalo

bekerjasama dengan Dinas Kelautan Pemkab. Gorontalo Utara pada 21 Juni 2011

melakukan ujicoba metode budidaya rumput laut baru yang dikenal dengan “JRL (Jaring

Rumput Laut)”. Metode jaring rumput laut menggunakan pipa paralon segi-empat yang

didalamnya dibuat jaring-jaring untuk menempatkan bibit rumput laut.

Gambar 1. Pemasangan JRL Oleh Petani R/L di

Gorut

Page 14: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

Meski relatif lebih sulit dalam pembuatannya namun hasil ujicoba yang dilakukan di

beberapa daerah menunjukkan hasil produksi yang lebih baik dibandingkan metode longline

Tabel 1.6 Perbedaan Metode Pengembangan Rumput Laut

Metode Long Line

Gambar 2. Metode Long Line

Metode Jaring Rumput Laut

Gambar 3. Metode Jaring Rumput Laut

Membutuhkan lahan luas Tidak membutuhkan lahan yg luas

Pelampung tidak dapat diatur ketika musim hujan Pelampung dapat diatur

Susah untuk dipindah-pindah Lebih mudah dipindah-pindah

Ketika ada ombak tidak dapat mengimbangi Dapat mengimbangi ombak

Tidak tahan hama ais Tahan hama ais

Ketika kotor susah dibersihkan Mudah dibersihkan

Pertumbuhan kurang baik Perkembangan rumput lebih cepat

Bibit butuh banyak Bibit tidak butuh banyak

Upaya memacu produksi rumput laut di Gorontalo saat ini diupayakan oleh Bank

Indonesia Gorontalo bekerjasama dengan Pemda dan Investor. Garis besar upaya

pengembangan rumput laut di Gorontalo adalah sebagai berikut :

KEGIATAN KETERANGAN

Ujicoba Demplot

JRL

Penanaman Demplot

Monitoring Ujicoba Demplot

Koordinasi dengan

para pihak terkait

Koordinasi intensif dengan SKPD dan para petani mengenai

penyusunan langkah aksi di lapangan.

Kegiatan yang melibatkan banyak UMKM dan memerlukan biaya,

perlu disepakati sharing dari masing-masing pihak.

Pelatihan teknis JRL Pelatihan bagi kelompok tani rumput laut. Materi pelatihan tidak

hanya pembuatan JRL, melainkan juga penanaman bibit,

penanganan kebersihan, pemindahan/pengaturan JRL saat hujan,

air menyusut.

Page 15: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011 23

Penanganan, penjemuran dan penyimpanan rumput laut yang baik.

Pengukuran kadar air, Sortasi dan penentuan level kualitas rumput

laut, dan materi lainnya yang terkait.

Pelatihan non teknis

JRL

Pemantauan perkembangan rumput laut, pengukuran bobot dan

pencatatannya.

Komunikasi (bisnis) yang efektif dengan pemasok bibit dan

pembeli.

Kewirausahaan dan motivasi usaha.

Etika bisnis, misalnya menanamkan sikap untuk selalu

memegang teguh isi perjanjian atau komitmen bisnis dan disiplin

memenuhinya.

Monitoring

kerjasama

Monitoring (business to business) antara UMKM petani rumput laut

dengan pemasok dan pembeli

Penyiapan passing

out phase

Jangka waktu keberadaan dan keterlibatan Bank Indonesia dalam

pemberdayaan UMKM komoditas rumput laut perlu dikomunikasikan

dan dipahami dengan baik oleh semua pihak terkait. Perlu ada

perencanaan yang jelas sampai kapan Bank Indonesia akan terlibat.

Dengan „keluarnya‟ Bank Indonesia, diharapkan proses (bisnis)

rumput laut tetap berjalan lancar dan para UMKM dapat naik tingkat

kemandiriannya dalam berusaha (bisnis).

Page 16: MAKROEKONOMI REGIONAL - bi.go.id file1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. ...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

24 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011| BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan