MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

15
JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA VOLUME 3 NOMOR 3 NOVEMBER 2018 Hal : 40- 52 40 MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA RUMAH ADAT KABUPATEN ACEH SELATAN DI PKA RATU SAFIATUDDIN M. Andika Sahputra 1 , Fitriana 2 , Novita 3 Progran Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, Indonesia [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ragam hias tradisional yang terdapat pada anjungan Aceh Selatan dan mengetahui arti dari masing-masing ragam hias tradisional yang terdapat di anjungan Aceh Selatan di Taman Ratu Safiatuddin. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan enam subjek penelitian yang terdiri dari dua tokoh adat di Kecamatan Tapak Tuan dan Kecamatan Menggammat, pengurus Dekranas Aceh Selatan dan tiga penjaga rumah adat Aceh Selatan di Taman Ratu Safiatuddin. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dukumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang terdapat pada rumah adat Aceh Selatan di Taman Ratu Safituddin merupakan perwakilan dari tiga suku yaitu suku Aceh (ragam hias bungong jeumpa, bungong silimeng, bungong meulu, awan mecanek), suku Aneuk Jamee(ragam hias buah pala, lok talo, daun teratai, bungong lawang, aka memanjek, dan naga baralih, dan Suku Klut terdiri dari ragam hias bulung nilam, bulung cabai, bulung terkei, kalok paku, payung panji, dan ragam hias tombak raja. Makna simbolis memiliki nilai penting yang dapat diterapkan dalam keseharian baik dari suku dan kebudayaannya bagi kehidupan. Pada setiap ragam hias memiliki nasehat- nasehat yang baik untuk dipahami. Diharapkan agar generasi muda mengetahui mengenai adat dan budaya mereka sendiri sehingga tetap terjaga dan tidak terlupakan oleh perkembangan zaman. Kata Kunci : Makna Simbolis, Ragam Hias, Rumah Adat Aceh Selatan

Transcript of MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

Page 1: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA VOLUME 3 NOMOR 3 NOVEMBER 2018 Hal : 40- 52

40

MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA RUMAH ADAT

KABUPATEN ACEH SELATAN DI PKA RATU SAFIATUDDIN

M. Andika Sahputra1, Fitriana2, Novita3

Progran Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah

Kuala Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ragam hias tradisional yang terdapat

pada anjungan Aceh Selatan dan mengetahui arti dari masing-masing ragam hias

tradisional yang terdapat di anjungan Aceh Selatan di Taman Ratu Safiatuddin.

Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan enam subjek penelitian yang terdiri

dari dua tokoh adat di Kecamatan Tapak Tuan dan Kecamatan Menggammat,

pengurus Dekranas Aceh Selatan dan tiga penjaga rumah adat Aceh Selatan di Taman

Ratu Safiatuddin. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dukumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam hias yang terdapat pada

rumah adat Aceh Selatan di Taman Ratu Safituddin merupakan perwakilan dari tiga

suku yaitu suku Aceh (ragam hias bungong jeumpa, bungong silimeng, bungong

meulu, awan mecanek), suku Aneuk Jamee(ragam hias buah pala, lok talo, daun

teratai, bungong lawang, aka memanjek, dan naga baralih, dan Suku Klut terdiri dari

ragam hias bulung nilam, bulung cabai, bulung terkei, kalok paku, payung panji, dan

ragam hias tombak raja. Makna simbolis memiliki nilai penting yang dapat diterapkan

dalam keseharian baik dari suku dan kebudayaannya bagi kehidupan. Pada setiap

ragam hias memiliki nasehat- nasehat yang baik untuk dipahami. Diharapkan agar

generasi muda mengetahui mengenai adat dan budaya mereka sendiri sehingga

tetap terjaga dan tidak terlupakan oleh perkembangan zaman.

Kata Kunci : Makna Simbolis, Ragam Hias, Rumah Adat Aceh Selatan

Page 2: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA VOLUME 3 NOMOR 3 NOVEMBER 2018 Hal : 40- 52

1

SYMBOLIC MEANINGS OF TRADITIONAL ORNAMENTAL VARIETY IN

TRADITIONAL HOUSE OF SOUTH ACEH REGENCY AT PKA

RATU SAFIATUDDIN

M. Andika Sahputra1, Fitriana2, Novita 2

Email:

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to identify the traditional decorations found on the South Aceh

pavilion and to find out the meaning of each traditional decoration found on the South

Aceh pavilion in Taman Ratu Safiatuddin. The study used a qualitative method with

six research subjects consisting of two traditional leaders in Tapak Tuan and

Menggammat District, South Aceh Dekranas administrators and three guards of the

traditional house of South Aceh in Taman Ratu Safiatuddin. Collecting data through

observation, interviews and documentation. Based on the results of the study, it is

shown that the decoration found in the traditional house of South Aceh in Taman Ratu

Safituddin is representative of three tribes, namely the Aceh tribe (bungong jeumpa,

bungong silimeng, bungong meulu, awan mecanek), Aneuk Jamee tribe (ragam hias

buah pala, lok talo, daun teratai, bungong lawang, aka memanjek, naga baralih, and

the Kluet tribe consists of bulung nilam, bulung cabai, bulung kertai, kalok paku,

payung panji, and tombak raja. which can be applied in everyday life both from

ethnicity and culture to life. Each decoration has good advice to understand. It is hoped

that the younger generation will know about their own customs and culture so that they

are maintained and not forgotten by the times.

Keywords: Meaning, Ornamental variety, Traditional house of South Aceh

Page 3: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA VOLUME 3 NOMOR 3 NOVEMBER 2018 Hal : 40- 52

40

PENDAHULUAN

Aceh memiliki sebuah tempat

yang menyajikan budaya ertnis daerah

Aceh yang bernama Taman Sulthanah

Safiatuddin atau dikenal juga sebagai

Taman Ratu Safiatuddin, sebagaimana

di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

yang menunjukkan adat dan budaya di

Indonesia. Taman Sulthanah ini berada

di Jalan Teuku Nyak Arief, Gampong

Bandar Baru Kecamatan Kuta Alam,

Banda Aceh. Pada Taman Sulthanah

Safiatuddin terdapat 23 rumah adat

yang mewakili setiap kabupaten/kota

di provinsi Aceh. Taman tersebut

menjadi destinasi wisata yang kerap

dikunjungi oleh turis lokal maupun luar

Aceh.

Pada awal pengembangan Taman

Ratu Safiatuddin dibangun 20

anjungan rumah sesuai daerah. Seiring

pemekaran wilayah, menyusul tiga

anjungan baru yaitu Subulussalam,

Aceh Jaya, dan Nagan Raya. Taman

Ratu Safiatuddin bukan sekadar

bangunan fisik, akan tetapi juga

menyimpan dan menjaga kelestarian

seni budaya. Taman tersebut biasa

menjadi tempat pagelaran atraksi seni

dan budaya Aceh. Rumah adat atau

yang dikenal dengan sebutan anjungan

tersebut mempunyai ciri khas yaitu

bangunan berupa rumah panggung

dengan material kayu. Dari anjungan

tersebut dapat terlihat keberagaman

suku dan budaya yang tumbuh pada

masyarakat Aceh.

Setiap anjungan memiliki ciri

khas daerah masing–masing. Anjungan

Aceh Selatan juga memiliki ciri

khasnya, diantaranya memiliki dua

tangga menuju ke lantai dua anjungan.

Sementara pada lantai satu terlihat

replika kapal Putri Naga, dan juga atap

anjungan terbuat dari tepas.

Keseluruhan anjungan berwarna

cokelat tua dengan hiasan motif alam

dengan garis-garis kuning yang sangat

beragam.

Taman Ratu Safiatuddin ini

dibuka setiap harinya dari pagi hingga

sore hari, pada setiap anjungan

memiliki petugas menjaga anjungan.

Petugas yang berada di anjungan

adalah perwakilan dari kabupaten atau

kota yang berasal dari daerahnya

masing–masing, namun para penjaga

kurang memahami tentang budaya dan

daerah mereka sendiri baik dari dalam

segala hal. Kondisi ini terlihat ketika

peneliti melakukan observasi awal

kepada para penjaga anjungan,

Page 4: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

41

khususnya penjaga dari perwakilan

Kabupaten Aceh Selatan, sehingga

para turis lokal maupun luar Aceh yang

datang hanya dapat mengambil gambar

foto anjungan dari luar. Selain itu

barang–barang tradisional yang berada

di dalam anjungan seperti pelaminan,

kain tradisional, dan sejenisnya hanya

digelar pada saat acara–acara tertentu

seperti Pekan Kebudayaan Aceh

(PKA) yang di gelar lima tahun sekali.

Saat ini begitu banyak

bermunculan rumah-rumah bergaya

modern yang tidak memperdulikan lagi

unsur-unsur ragam hias dan makna

yang melekat pada rumah adat itu

sendiri, melainkan hanya digunakan

keindahan semata. Padahal semua

unsur–unsur ragam hias yang melekat

pada rumah adat tradisional khususnya

Aceh Selatan yang sarat akan

maknanya. Makna yang melekat pada

setiap bagian dalam sebuah rumah

adat, tentunya telah menjadi ciri khas

dari masyarakat daerah itu sendiri.

Oleh karena itu penulis ingin

mengkaji lebih dalam selalui sebuah

penelitian dengan tujuan:

Mengidentifikasi ragam hias

tradisional yang terdapat pada

anjungan Aceh Selatan di Taman Ratu

Safiatuddin, dan mengetahui

arti/makna dari masing–masing ragam

hias tradisional yang terdapat di

anjungan Aceh Selatan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan

mengenai penelitian ini adalah metode

kulitatif deskriptif yaitu metode yang

meneliti keadaan yang sedang

berlangsung pada saat ini. Penelitian

kualitatif merupakan tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara funtamental tergantung pada

pengamatan terhadap manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam peristiwanya.

(Moleong, Lexi J, 1996:3).

Penelitian ini dilakukan di Taman

Ratu Safiatuddin pada Anjungan Aceh

Selatan serta di Kabupaten Aceh

Selatan agar dalam proses peneilitian

mendapatkan hasil yang lebih akurat

dan jelas. Observasi dan wawancara

subjek penilitian dalam waktu 1 bulan

pada bulan Januari 2018.

Subjek penelitian ini berjumlah 6

orang, terdiri dari 3 orang penjaga di

Anjungan Aceh Selatan Taman Ratu

Safiatuddin, 1 orang Pembina

Page 5: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

42

Dekranas Aceh Selatan dan 2 orang

tokoh adat yang berada di Kabupaten

Aceh Selatan. Pengumpulan data

melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ragam Hias Rumah Adat Aceh

Selatan

Ragam hias yang terdapat pada

rumah adat Aceh Selatan di Taman

Ratu Safiatuddin memiliki beraneka

jenis macam bentuk ragam hias.

Namun jenis ragam hias yang

digunakan oleh masyarakat Aceh

Selatan memilki unsur yang sama yaitu

ragam hias jenis flora dimana

masyarakat Aceh Selatan mewujudkan

sebuah kreasi ragam hias berasal dari

tumbuh-tumbuhan yang berada

disekitar lingkungan kehidupan

masyarakat sehari-hari. Menurut

Tammat dkk (1996:325), “ragam hias

flora diambil berdasarkan apa yang

mereka lihat atau alami sehari–hari

sehingga timbul imajinasi mereka

untuk memindahkan bentuk-bentuk

tersebut kepada suatu ukiran”. Ragam

hias yang terdapat pada rumah adat

merupakan gabungan antara tiga suku

yang ada di Kabupaten Aceh Selatan

yaitu Suku Aceh, Suku Aneuk Jamee

dan Suku Kluet. Sesuai dengan

Dekranas Kabupaten Aceh Selatan

(2008:02) bahwa, saat ini Kabupaten

Aceh Selatan hanya tinggal tiga suku

budaya (etnis) yaitu Suku Aceh, Suku

Kluet dan Suku Aneuk Jamee. Dari

ketiga jenis inilah dipadukan satu motif

ragam hias yang menggambarkan nilai

adat istiadat, suku budaya dari ketiga

etnis”. Ragam hias Suku Aceh terdiri

dari bungong jeumpa (bunga kantil),

bungong silimeng (bunga belimbing),

bungong meulu (bunga meulur ), awan

mecanek (awan bergelombang) dan

ragam hias talo ie (tali air). Ragam hias

suku Aceh pada rumah adat di

Anjungan Aceh Selatan Taman Ratu

Safiatuddin disajikan pada Gambar 1

sd 4.

Gambar 1. Bungong Jeumpa

Sumber :,Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan, 2018)

Page 6: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

43

Gambar 2. Bungong Silimeng

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan), 2018

Gambar 3. Talo Ie

Sumber : Anjungan PKA (Rumah

Adat Aceh Selatan), 2018

Gambar 4. Awan Mencanek

Sumber : Anjungan PKA (Rumah

Adat Aceh Selatan), 2018

Selanjutnya ragam hias Suku

Aneuk Jamee yang terdapat pada

rumah adat adalah ragam hias buah

pala, putaran tali (lok talo), daun

teratai. Bunga cengkeh (bungong

lawang), akar memanjat atau merambat

(aka memanjek). Hal ini sebagaimana

dijelaskan Dekranas Kabupaten Aceh

Selatan (2008:03) bahwa “pada Suku

Aneuk Jamee yang sebagian besar

tinggal di daerah pesisir melahirkan

ragam hias seperti bungong lawang dan

buah pala” Ragam hias Suku Aneuk

Jamee bukan saja mengambil unsur-

unsur dari tumbuhan tetapi terdapat

juga ragam hias yang menjadi iconnya

Aceh selatan seperti ragam hias naga

baralih (naga berlawan). Ragam hias

suku Aneuk Jamee pada rumah adat di

Anjungan Aceh Selatan Taman Ratu

Safiatuddin disajikan pada Gambar 5

sd 10.

Gambar 5. Buah Pala

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat

Aceh Selatan), 2018

Page 7: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

44

Gambar 6. Daun Teratai

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat

Aceh Selatan), 2018

Gambar 7. Lok Talo

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat

Aceh Selatan), 2018

Gambar 8. Aka Memanjek

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat

Aceh Selatan), 2018

Gambar 9. Bungong Lawang

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan), 2018

Gambar 10. Naga Baralih

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan), 2018

Ragam hias untuk Suku Kluet

yang terdapat pada rumah adat Aceh

Selatan, ragam hias bulung nilam (daun

nilam), bulung cabai (daun cabai),

bulung terkei (daun delima), dan ragam

hias kalok paku (pucuk pakis). Hal ini

juga sesuai dengan Dekranas

Kabupaten Aceh Selatan (2008:03)

bahwa, “ragam hias bulung nilam,

bulung lado merupakan ragam hias

yang diambil dari kehidupan Suku

Kluet yang sebagain besar tinggal di

daerah pedalaman Aceh Selatan”.

Selain dari ragam hias tersebut Suku

Kluet mempunyai ragam hias dari

benda atau barang sehari-hari yang

digunakan oleh masyarakat Suku Kluet

contohnya seperti ragam hias payung

(payung panji), dan ragam hias ujung

tombak (tombak raja). Ragam hias

Suku Kleut pada rumah adat di

Anjungan Aceh Selatan Taman Ratu

Page 8: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

45

Safiatuddin disajikan pada Gambar 11

sd 16.

Gambar 11. Bulung Nilam

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat

Aceh Selatan), 2018

Gambar 12. Kalok Paku

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan), 2018

Gambar.13. Bulung Terkei

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan), 2018

Gambar 14. Bulung Lado

Sumber : Anjungan PKA (Rumah Adat Aceh

Selatan), 2018

Gambar.15. Payung Panji

Sumber : Anjungan PKA (Rumah

Adat Aceh Selatan), 2018

Gambar.16. Tombak Raja

Sumber : Anjungan PKA (Rumah

Adat Aceh Selatan), 2018

Dari keseluruhan ragam hias

yang berasal dari ketiga budaya yang

berbeda dapat dilihat pada rumah ada

Aceh Selatan di Taman Ratu

Safiatuddin memiliki kombinasi atau

gabungan yang sangat serasi dan juga

ditambahkan dengan warna-warna

khas Aceh pada umumnya.

Ragam hias yang terdapat pada

rumah adat Aceh Selatan di Taman

Ratu Safiatuddin mengandung makna

dan arti filosofi yang dijadikan sebuah

aturan dan norma-norma yang berlaku

pada masyarakat. Ragam hias yang

dimiliki terdiri dari tiga suku budaya

Page 9: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

46

yang berbeda yang ada di Aceh

Selatan. Penjelasan tersebut sama

dengan Joni Mn (2016:200) yang

menjelaskan “bahwa ragam hias

mengandung makna pesan tentang nilai

dan norma yang bersumber dari

leluhur”. Dalam hal ini mendiskripsi

makna simbolis dari masing-masing

ragam hias tradisional yang terdapat di

anjungan Aceh Selatan sesuai dengan

suku dan budayanya. Mengenai makna

ragam hias Suku Aceh hampir sama

seperti makna ragam hias Aceh pada

umumnya walapun masayarakat Aceh

Selatan memiliki makna tersendiri

namun sama maksud dan pesan yang

ingin disampaikan.

2. Makna Simbolis Ragam Hias pada

Anjungan Aceh Selatan

Makna Ragam Hias Bungong Jeumpa

Ragam hias bungong jeumpa atau

disebut bunga kantil ini berbentuk

sebuah kelopak bunga yang memiliki

lapisan yang sangat banyak dengan

keharuman yang sangat menjadi ciri

khasnya. Bungong jeumpa ini memiliki

bagian luar yang dibungkus oleh

kelopak bunga yang berwana hijau

sebelum bungong jeumpa ini mekar.

Makna dari ragam hias ini adalah

seorang wanita yang wajib menutup

aurat tubuhnya agar kecantikan juga

auratnya tetap terjaga dan terpelihara

yang nanti akhirnya juga terjaga

keharuman pribadinya. Ukiran ragam

hias ini juga memiliki tempat teratas

pada bagian rumah adat tradisional

Aceh selatan dikarenakan masyarakat

Aceh Selatan menyakini bahwa wanita

adalah martabat suatu kaum, baik

buruknya sebuah kaum dilihat dari

perilaku dan tata krama sorang wanita

pada kaum tersebut.

Makna Ragam Hias Bungong Silimeng

Ragam hias bungong silimeng

memilki bentuk bunganya yang selalu

merunduk kebawah yang mana juga

memiliki kelopak bunga berjumlah 4

lembar. Dari ke empat lembar kelopak

bunga tersebut memiliki makna

tersendiri yang melambangkan

ketaqwaan, keadilan, kejujuran dan

kesabaran yang harus dimiliki oleh

setiap jiwa para kepemimpinan. Ukiran

ragam hias ini juga terdapat pada

rumah adat tradisional Aceh Selatan di

bahagian layar atap rumah sisi kanan

juga sisi kiri.

Page 10: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

47

Makna Ragam hias Talo Ie

Ragam hias Talo Ie atau disebut

juga Tali Air ini hanya berbentuk

memanjang atau les sebagai pembatas.

Makna yang terdapat pada ragam hias

ini sangat berarti atau bermakna sekali

dalam kehidupan masyarakat Aceh

Selatan sebagai lambang sebuah

tindakan yang sesuai. Suatu aturan atau

tata karma sehingga nantinya jangan

melangkahi hak orang lain.

Makna Ragam Hias Awan Meucanek

Ragam hias awan mecanek (awan

bergelombang) mempunyai bentuk

lekungan-lekungan atau bergelombang

yang tidak beraturan yang

menggambarkan mendung. Ragam

hias ini memilki makna simbolis yang

sangat berati yakni, melambangkan

setiap nikmat yang telah diberikan oleh

Allah SWT harus disyukuri.

Makna Ragam Hias Buah Pala

Ragam hias buah pala sebagai

ragam hias yang menjadi ciri khas

Aceh Selatan Suku Aneuk Jamee. Aceh

Selatan merupakan daerah penghasil

buah pala terbanyak di Provinsi Aceh.

Kulit buah pala dapat dijadikan

manisan pala, buah muda dan tuanya

dapat di jadikan obat, juga buah pala

memiliki minyak berpotensi nilai

ekonomi tinggi. Ragam hias buah pala

yang belum mekar ini melambangkan

keutuhan suatu kaum, di dalam sebuah

ikatan kekeluargaan dan siap

berkembang bila sampai waktunya.

Ukiran ragam hias ini juga dapat dilihat

pada rumah adat Aceh Selatan di

bagian pinggir lantai panggung rumah

adat.

Makna Ragam Hias Daun Teratai.

Pada habitatnya dapat dijumpai

dan tumbuh pada di daerah dekat

sungai dan rawa. Daun teratai memiliki

4 lembar daun, yang menggambarkan

sebuah kehidupan pada suatu daerah

yang terdiri atas ulama, raja, panglima

dan rakyat, atau dapat juga diartikan

menjadi keagamaan, kekusasaan,

ketahanan dan kerakyatan. Ukiran

ragam hias ini diletakkan pada rumah

adat tradisional di bahagian sisi kanan

dan kiri tangga.

Makna Ragam Hias Lok Talo

Ragam hias Lok Talo atau juga

putaran tali yang memiliki bentuk S

yang bersambung kedepan dengan

lambang 2 (dua) pada putaran yang

Page 11: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

48

tidak terputus yaitu memilki makna dua

Kalimat Syahadah, oleh karena itu dari

ragam hias ini dapat menunjukkan

perkembangan ajaran Islam sangat

pesat sejak pada jaman dahulu. Pada

rumah adat tradisional Aceh Selatan

ukiran ragam hias ini memilki tempat

yang teratas daripada ragam hias

lainnya, yakni pada bagian pinggiran

atap rumah adat dikarenakan dua

kalimat syahadah adalah urutan

pertama pada rukun Islam.

Makna Rahgam Hias Aka Memanjek

Ragam hias Aka Memanjek atau

bisa disebut juga Akar Memanjang

memiliki bentuk yang melilit atau

saling mengikat satu sama lain, ragam

hias ini memiliki makna sebagai

lambang pengikat kasih sayang dalam

kehidupan keluarga. Karena itu ukiran

ragam hias ini banyak sekali didapati

pada rumah adat tradisonal Aceh

Selatan pada bagian kaki lantai

panggung rumah, yang bertujuan agar

pemilik rumah yang menempati

memiliki hubungan yang harmonis dan

kasih sayang yang sangat erat satu

sama lain.

Makna Ragam Hias Bungong Lawang

Ragam hias bungong lawang

atau disebut juga dengan tampok

lawang memilki bentuk bersegi empat

diatasnya yang ditopang dari bawah

oleh sebuah bulatan yang kokoh dan

kuat. Ragam hias ini memilki makna

yang melambangkan suatu kehidupan

akan sempurna apabila di topang atau

diiringi oleh iman, Islam yang tauhid

dan ma’rifat.

Makna Ragam Hias Naga Baralih

Ragam hias naga baralih atau

dapat di artikan naga yang berlawanan,

merupakan bentuk huruf S yang tidur,

ragam hias ini melambangkan asal

mula Tapak Tuan yang merupakan ibu

kota Kabupaten Aceh Selatan yang di

juluki dengan Kota Naga.

Makna Ragam Hias Bulung Nilam

Ragam hias bulung nilam atau

diartikan daun nilam adalah ragam hias

khas dari Suku Kluet. Tanah di wilayah

Kluet merupakan permukaan yang luas

dengan gunung dan jauh dari laut,

maka masyarakat suku Kluet banyak

menanam daun nilam, yang memiliki

kegunaan sebagai obat dan

menghasilkan minyak yang sangat

berpotensi nilai ekonomis. Makna dari

Page 12: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

49

ragam hias ini melambangkan

kesuburan tanah yang bagus juga

kehidupan yang layak untuk terus

maju.

Ragam Hias Kalok Paku atau

pucuk pakis sangat banyak kita temui

di daerah tanah suku kluet, di kisah kan

pada zaman dahulu tanah suku Kluet

merupakan hamparan lautan yang

sangat luas namun dengan beriringnya

waktu lautan tersebut menghilang dan

meninggalan rawa-rawa yang mana

banyak ditumbuhi oleh tumbuhan pakis

sehingga terciptalah ragam hias kalok

paku atau pucuk pakis, ragam hias ini

memilki makna keseriusan seseorang

dalam menyelesaikan suatu masalah.

Ragam hias bulung terkei atau

disebut daun delima juga dinamakan

lidah lidah. Ragam hias ini memiliki

bentuk yang sangat unik yaitu dengan

jenis daun yang berbentuk meruncing

juga berbentuk bundar atau lonjong,

daun yang berbentuk meruncing

melambangkan laki-laki, dan yang

berbentuk bundar atau lonjong

melambangkan perempuan,. Ragam

hias ini memilki makna lidah-lidah

orang yang sangat bijaksana yang tidak

membela hanya satu sisi tapi sebagai

penengah dan juga memberi nasehat

yang sangat mendalam jika dalam

permasalahan.

Makna ragam hias bulung lado

atau biasa disebut daun cabe

merupakan ciri khas ragam hias dari

suku kluet yang berada di Aceh

Selatan, dengan potensi tanah yang

subur masyarakat suku Kluet

memanfaatkan menanam bibit cabai

sehingga menghasilkan ladang

pertanian cabai. Makna dari ragam hias

daun cabai ini sama juga seperti makna

ragam hias daun nilam yang mana

melambangkan kesuburan tanah yang

bagus juga kehidupan yang layak untuk

terus maju.

Ragam hias payung panji ini

memiliki bentuk seperti payung yang

sering kita temui, ragam hias ini dapat

kita jumpai pada bagian dalam rumah

adat yang di gunakan sebagai latar atau

penutup dinding rumah adat atau juga

digunakan sebagai latar pelaminan,

biasanya ragam hias ini bukan

berbentuk ukiran namun dalam bentuk

gambar 2 dimensi yang berjumlah

delapan yang mana melambangkan

syurga yang berjumlah delapan.

Ragam hias tombak raja memiliki

bentuk yang melonjong, ragam hias ini

dapat kita jumpai pada bagian dalam

Page 13: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

50

rumah adat Aceh Selatan yang

digunakan sebagai latar atau penutup

dinding rumah adat atau juga di

gunakan sebagai latar pelaminan.

Ragam hias ini juga ditampilkan dalam

bentuk gambar dua dimensi sama

seperti ragam hias payung panji.

Biasanya digambarkan berjumlah 7

(tujuh) yang mana melambangkan

neraka yang berjumlah tujuh.

KESIMPULAN

1. Ragam hias yang terdapat pada

rumah adat Aceh Selatan di Taman

Ratu Safituddin merupakan gabungan

tiga suku/entis budaya yang berbeda

yaitu Suku Aceh, Suku Aneuk Jamee

dan Suku Kluet. Jenis ragam hias Suku

Aceh yang terdapat pada rumah adat

adalah ragam hias bungong jeumpa,

bungong silimeng, bungong meulu,

awan mecanek, dan ragam hias talo ie.

Ragam hias Suku Aneuk Jamee yang

terdapat pada rumah adat adalah ragam

hias buah pala, putaran tali (lok talo),

daun teratai. Bunga cengkeh (bungong

lawang), akar memanjang atau

merambat (aka memanjek), dan ragam

hias naga berlawan (naga baralih).

Sedangkan ragam hias suku Kluet yang

terdapat pada rumah adat adalah ragam

hias daun nilam (bulung nilam), daun

cabai (bulung cabai), daun delima

(bulung terkei), dan ragam hias pucuk

pakis (kalok paku), payung (payung

panji), dan ragam hias ujung tombak

(tombak raja).

2. Makna ragam hias yang

terkandung pada rumah adat Aceh

Selatan di Taman Ratu Safiatuddin.

Makna ragam hias Suku Aceh yang

terkandung pada rumah adat yaitu: a)

ragam hias Bungong Jeumpa berbentuk

sebuah kelopak bunga yang memiliki

lapisan yang sangat banyak dimana

memiliki makna wanita yang wajib

menutup aurat tubuhnya agar

kecantikan juga auratnya tetap terjaga

dan terpelihara yang nanti akhirnya

juga terjaga keharuman pribadinya, b)

ragam hias bungong silimeng memiliki

makna melambangkan ketaqwaan,

keadilan, kejujuran dan kesabaran yang

harus dimiliki oleh setiap jiwa para

kepemimpinan, c) Ragam hias Talo Ie

mempunyai makna sebagai lambang

sebuah atau suatu tindakan yang sesuai

suatu aturan atau tata karma sehingga

nantinya jangan hendaknya

melangkahi hak orang lain, d) Ragam

hias awan mecanek memilki makna

simbolis yang melambangkan setiap

Page 14: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

51

nikmat yang telah diberikan oleh Allah

SWT. harus di syukuri.

Makna ragam hias Suku Anuek

Jamee yang terkandung pada rumah

adat ialah: a) Ragam hias buah pala

melambangkan keutuhan suatu kaum,

di dalam sebuah ikatan kekeluargaan

dan siap berkembang bila sampai

waktunya, b) Ragam hias daun teratai

terdapat arti menggambarkan sebuah

kehidupan pada suatu daerah yang

terdiri atas ulama, raja, panglima dan

rakyat atau dapat juga diumumkan

menjadi keagamaan, kekusasaan,

ketahanan dan kerakyatan, c) Ragam

hias Lok Talo memiliki bentuk S yang

bersambung kedepan dengan lambang

2 (dua) pada putaran yang tidak

terputus yaitu memiliki makna dua

Kalimat Syahadah, d) Ragam hias Aka

Memanjek memiliki makna sebagai

lambang pengikat kasih sayang dalam

kehidupan keluarga, e) Ragam hias

bungong lawang memilki makna yang

melambangkan suatu kehidupan yang

akan sempurna apabila di tompang atau

diiringi oleh iman, islam yang tauhid

dan ma’rifat, f) Ragam hias naga

baralih ini melambangkan asal mula

Tapak Tuan yang merupakan ibu kota

kabupaten aceh selatan yang di juluki

dengan julukan kota naga.

Sedangkan makna ragam hias

Suku Kluet yang terdapat pada rumah

adat yaitu: a) Ragam hias bulung nilam

melambangkan kesuburan tanah yang

bagus juga kehidupan yang layak untuk

terus maju, b) Ragam hias Kalok Paku

memilki makna keseriusan seseorang

dalam menyelesaikan suatu masalah, c)

Ragam hias Bulung Terkei memilki

makna lidah orang yang sangat

bijaksana yang tidak membela hanya

satu sisi tapi sebagai penengah, d)

Ragam hias Bulung Lado memiliki

makna ragam hias daun nilam yang

mana melambangkan kesuburan tanah

yang bagus juga kehidupan yang layak

untuk terus maju, e) Ragam hias

Payung Panji memiliki makna

melambangkan syurga yang berjumlah

delapan, f) Ragam hias Tombak Raja

memiliki makna yang melambangkan

neraka yang berjumlah tujuh.

SARAN

1. Ragam hias yang terdapat

rumah adat Aceh Selatan di PKA

Taman Ratu Safiatuddin memiliki

beraneka macam ragam hias dan

memiliki makna yang terkandung

sangat berguna dalam filosofi hidup

Page 15: MAKNA SIMBOLIS RAGAM HIAS TRADISIONAL PADA …

52

dan nasehat yang tinggi, sehingga

ragam hias ini diharapkan dapat

diketahui jenis dan makna didalamnya

untuk para masyarakat khusunya

generasi Aceh Selatan agar dapat lebih

mengetahui adat dan budanya nya

sediri.

2. Kepada pemerintah Kabupaten

Aceh Selatan khusunya istansi-istansi

seperti Dinas kebudayaan pariwisata,

Majelis Adat Aceh Selatan, untuk

dapat membuat sebuah buku atau

sumber bacaan yang khusus mengenai

jenis-jenis ragam hias yang terdapat di

Daerah Aceh Selatan yang lebih jelas

dan terperinci sehingga memudahkan

bagi siapun yang ingin mengetahui

jenis ragam hias dan makanya yang

terkandung didalamnya.

3. Semoga hasil dalam penelitian

ini dapat menjadi bahan perbandingan

untuk penelitian selanjutnya sehingga

dapat membahas jenis ragam hias dan

makannya lebih mendalam dan lebih

terperinci.

DAFTAR PUSTAKA

Andini. 2014. Suku Kluet. (online) :

https://suku-dunia.blogspot.co.id.

HTML Diakses 27 februari 2018.

Dekranas Kabupaten Aceh Selatan.

2008. Motif Tradisional Aceh

Selatan. Aceh Selatan : Dekranas

Kabupaten Aceh Selatan.

Hadjad, Abdul, dkk. 1981. Arsitektur

Tradisional Provinsi Daerah

Istimewa Aceh. Banda Aceh:

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Pusat penelitian

sejarah dan budaya.

Hermaliza. Essi, dkk. 2013. Simbol

dan Makna Kasab di Aceh

Selatan. Aceh Selatan : Balai

Pelestarian Nilai Budaya Banda

Aceh.

Indonesia. 2013. Asal Usul Aceh.

(Online) :https://indonesia.go.id.

Asal-Usul-Aceh.HTML diakses

pada 27 Februari 2018.

Moleong. Lexi J. 1996. Metodologi

Penelitian Kulitatif. Bandung :

Remaja Rosda Karya.

Mudhahar, Sayed. 1992. Ketika Pala

Mulai Berbunga (seraut wajah

Aceh Selatan). Jakarta:

Pemerintahan Daerah Tingkat II

Kabupaten Aceh Selatan.

Munthasir, Azhar. 2009. Adat

Perkawinan Etnis Aneuk Jamee.

Banda Aceh : Dinas

Kebudayaan dan pariwisata

Aceh.

Tammat, Mahmud, dkk. 1996. Seni Rupa

Aceh. Banda Aceh : CV Sepakat Baru

Darussalam.