MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34...

111
1 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Demi Allah, Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan, penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 PERSPEKTIF ULAMA KABUPATEN MALANG Benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau memindah data milik orang lain. Jika dikemudian hari terbukti disusun orang lain, ada penjiplakan, duplikasi, atau memindah data orang lain, baik secara keseluruhan atau sebagian, maka skripisi dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya, batal demi hukum. Malang, 6 Februari, 2014 Penulis,

Transcript of MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34...

Page 1: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

1

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Demi Allah,

Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,

penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 PERSPEKTIF ULAMA KABUPATEN MALANG

Benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau

memindah data milik orang lain. Jika dikemudian hari terbukti disusun orang lain,

ada penjiplakan, duplikasi, atau memindah data orang lain, baik secara

keseluruhan atau sebagian, maka skripisi dan gelar sarjana yang diperoleh

karenanya, batal demi hukum.

Malang, 6 Februari, 2014

Penulis,

Page 2: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

2

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk Orang-orang tercinta dan yang paling berjasa dalam arti hidupku serta

Yang telah memberikan perubahan dalam setiap langkahku.

1. Teruntuk kedua orang tuaku; Ayahanda Sudo’I dan Ibunda Cicik Larasati. Dengan kasih sayang, ketulusan cinta dan doanya yang tiada berbalas telah membekaliku untuk mengarungi samudera kehidupan ini.

2. Adindaku Muhammad Nazril Qamarullah Latuf yang selalu memberikan canda tawa dan kasih sayang .

3. Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan motivasi dalam perjuangan ini, menjadikan hidupku begitu indah dan bermakna.

4. Kepada semua guru-guruku yang selalu memberikan asupan pendidikan, ilmu pengetahuan, arahan serta bimbingannya, semoga menjadi ilmu yang manfaat dan barokah.

5. Kekasih pujaan hatiku Maria Ira Ratnasari yang telah memberikan binaan cinta dan kasih sayangnya serta selalu setia, semoga nanti kita bisa membina keluarga yang bahagia dalam bingkai sakinah, mawaddah, warahmah.

6. Kawan-kawan sejatiku Fakultas Sari’ah angkatan 2009, terima kasih telah membuatku merasa termotivasi dan percaya diri dalam membangun semangat juang.

Kupersembahkan Tulisan yang sederhana ini kepada kalian semua, doaku; “Semoga Allah SWT memberikan perubahan kepada kita

untuk meraih apa yang selama ini kita cita-citakan sehingga menjadi orang yang berguna dan bahagia di dunia maupun di akhirat”

Amin Ya Robbal Alamin.

Page 3: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

3

MOTTO

Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah

seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga

perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan,

niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal.

(QS. Al-Baqarah 02: 35)

Page 4: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

4

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat beserta salam

semoga senantiasa tercurah kepada beliau yang menjadi suri tauladan manusia,

rahmat semesta alam Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, para

sahabatnya, serta pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman. Tiada kata

yang layak kita haturkan selain mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala

kesempatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Makna Lafadz Idrib Pada Qs. An-Nisa Ayat 34 Perspektif Ulama

Kabupaten malan dapat diselesaikan dengan curahan kasih sayang-Nya,

kedamaian dan ketenangan jiwa.

Dengan segala daya dan upaya serta bantuan, bimbingan maupun

pengarahan dan hasil diskusi dari pelbagai pihak dalam proses penulisan skripsi

Page 5: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

5

ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo MS.i, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.,

2. Dr. Roibin , M.Hi., selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Sudirman Hasan, MA., selaku Ketua Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah,

Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Dr. Hj. Mufidah Ch, M.Ag, selaku dosen pembimbing penulis. Syukron katsiron

penulis haturkan atas waktu yang telah beliau limpahkan untuk bimbingan,

arahan, serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga beliau

beserta seluruh keluarga besar, khususnya Ibu dan Bapak, selalu mendapatkan

rahmat dan hidayah Allah SWT. Serta dimudahkan, diberi keikhlasan dan

kesabaran dalam menjalani kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.

5. Dr. Roibin., selaku dosen wali penulis selama menempuh kuliah di Fakultas

Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Terima kasih

penulis haturkan kepada beliau yang telah memberikan bimbingan, saran, serta

motivasi selama menempuh perkuliahan.

6. Segenap dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran, mendidik, membimbing,

serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Semoga Allah SWT memberikan

pahala-Nya yang sepadan kepada beliau semua.

7. Staf Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,

penulis mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 6: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

6

Semoga apa yang telah saya peroleh selama kuliah di Fakultas

Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini, dapat

bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi saya pribadi. Penulis sebagai

manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan dosa, menyadari bahwasanya

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharap

kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 6 februari

2014

Penulis,

Muhammad LukmanH. NIM 09210060

DAFTAR TRANSLITERASI

A. Umum

Page 7: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

7

Transliterasi yang dimaksud di sini adalah pemindahalihan dari bahasa

Arab ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia.

Konsonan

dl ض Tidak ditambahkan ا

th ط b ب

dh ظ t ت

(koma menghadap ke atas)‘ ع ts ث

gh غ j ج

f ف h ح

q ق kh خ

k ك d د

l ل dz ذ

m م r ر

n ن z ز

w و s س

h ه sy ش

y ي sh ص

B. Vokal, pandang dan Diftong

Setiap penulisan Arab dalam bentuk tulisan Latin vokal fathah ditulis

dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang

masing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal (a) panjang = â misalnya قال menjadi qâla

Page 8: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

8

Vokal (i) panjang= î misalnya قیل menjadi qîla

Vokal (u) panjang= û misalnya دون menjadi dûna

Khusus bacaan ya’nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “î”,

melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat di

akhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah ditulis

dengan “aw”dan “ay” seperti contoh berikut:

Diftong (aw) = و misalnya قول menjadi qawlun

Diftong (ay) = ي misalnya خیر menjadi khayrun

C. Ta’ marbûthah (ة)

Ta’ marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah-

tengah kalimat, tetapi apabila Ta’ marbûthah tersebut berada di akhir kalimat,

maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya: للمدرسة الرسالة

menjadi al-risalat li al-mudarrisah.

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL….................................................................................i

Page 9: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

9

HALAMAN JUDUL………………………………..……………..……........ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................v

HALAMAN MOTTO………….......................................................................v

KATA PENGANTAR......................................................................................vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................ix

DAFTAR ISI…….............................................................................................xi

ABSTRAK INGGRIS .....................................................................................xii

ABSTRAK ARAB…………………………………………………………....xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................6

C. Batasan Masalah...................................................................................6

D. Tujuan Penelitian ...............................................................................6

F. Sistematika Pembahasan.......................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………….. …...…..9

A. Penelitian terdahulu ………………………..………..........................9

B. Kajian Teori ……...……………………..…………..........................13

1. Nusyuz Istri terhadap Suami …………………….……..13

a. Pengertian Nusyuz Terhadap Suami……………....…13

b. Cara Penyelesaian Nusyuz……………………….…..14

2. Makna Lafadz Idrib Menurut Ulama Tafsir………………….18

a. Ulama Salafi………………………………………….18

b. Ulama Moderen……………………………………....21

Page 10: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

10

c.Ulama Kontemporer………………………………..….25

BAB III . METODE PENELITIAN…………………………………………....35

A.Jenis Penelitian ……............................................................................36

B.Pendekatan Penelitian….……………...…...........................................37

C.Lokasi Penelitian….…………….…………………………………….39

D.Sumber Data…..……………………………………………………....40

1.Data Primer………….…………………………………………40

2.Data Skunder…………….……………………………………..41

E.Metode Pengumpulan Data ....................................................................42

1. Metode Wawancara……………………………………………43

F.Metode Pengolahan Data .......................................................................43

G. Metode Analisis Data ...........................................................................45

BAB IV. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN……………………………..48

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian.....................................................48

1. Lokasi penelitian ………………...............................................48

2. Kondisi Wilayah Penelitian ……………………………….…49

B. Paparan Dan Analisis Data....................................................................55

1. Profil informan ..........................................................................55

C. Pembahasan……………………………………………………...…....56

1. Makna Lafadz idrib menurut Ulama Kabupaten Malang ….....56

2. Solusi Tepat Dalam Mengatasi Perselisihan Rumah Tangga....60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..98

A. Kesimpulan...........................................................................................98

Page 11: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

11

B. Saran......................................................................................................99

Page 12: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

12

BAB 1

PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah salah satu tahap paling penting dalam kehidupan setiap muslim,

karena hanya melalui perkawinan seseorang bisa dinilai sah untuk memasuki kehidupan

rumah tangga. Di samping itu perkawinan juga merupakan langkah awal dalam

membangun stabilitas sosial dalam masyarakat. Ketika suatu pasangan mengikrarkan

dirinya untuk sanggup menempuh kehidupan rumah tangga maka keduanya telah

memasuki tahap kehidupan yang baru. Membangun mahligai rumah tangga berarti

menyatukan dua watak yang berbeda, bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan jasmani

dan rohani masing-masing, bersama-sama mentaati perintah agama, dan bermasyarakat

serta bernegara dengan baik.1

Untuk mencapai tahap perkawinan tidak hanya dibutuhkan kematangan fisik saja,

namun yang tidak kalah penting adalah kesiapan mental terutama komitmen dalam

1 M. Fauzil Adhim, Kupinang Engkau Dengan Hamdalah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), 129.

Page 13: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

13

mengemban tanggung jawab serta kewajiban sebagai suami atau istri nantinya. Dengan

demikian tampak bahwa konsekuensi yang akan ditanggung oleh seseorang terlihat

begitu besar jika melakukan keteledoran dalam rumah tangganya. Sebaliknya, jika

hubungan perkawinan berjalan dengan harmonis, maka effective side effect seperti tolong

menolong akan didapat.2

Islam memberikan perhatian yang sangat besar dalam persoalan

rumah tangga, terutama berkenaan dengan rasa keadilan dan

penghormatan terhadap hak serta kewajiban suami-istri yang terbina dalam

struktur keluarga. Islam menyatakan bahwa baik laki-laki maupun

perempuan setara derajatnya dihadapan Allah SWT. Hanya satu yang

menjadi pembeda di antara keduanya, yaitu kadar ketakwaan kepada Allah

SWT.3 Islam memerintahkan masing-masing suami istri untuk

memperlakukan pasangannya dengan baik dan penuh dengan kelembutan .

Islam menyeru para suami untuk melaksanakan hal tersebut dengan

pertimbangan bahwa ia adalah pemimpin dan pemilik wewenang untuk

menceraikan istri dengan wasiat yang indah dibawah ini.4

2 Fauzil , Adhim, 154. 3 Syeh Hafizh Ali Syuaisi’,”Tuhfatul Urusy wa Bahjatu an-Nufus”, diterjemahkan oleh Abdul Rosyad 4 Syaikh Mahmud al-Mashiri,” Perkawinan Idaman”, diterjemahkan Iman Firdaus Lc, Q, Dpl.(Cet. I ; Jakarta: Qisthi Press,2011) 264

Page 14: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

14

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika

kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin

kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya

kebaikan yang banyak” (QS. An-Nisa:19).

Namun demikian kenyataan seringkali menunjukkan bahwa

hubungan suami istri tidak selalu harmonis. Kadang-kadang suatu pasangan

gagal dalam menyelamatkan biduk rumah tangganya karena menghadapi

masalah yang dianggap berada di luar kemampuannya. Kadang-kadang

wanita mengabaikan hak Suaminya atau kurang maksimal dalam melakukan

kewajibannya terhadap rumah dan anak-anaknya.5 Hal seperti ini seringkali

muncul karena ketidaksanggupan dari salah satu pihak, bisa suami atau istri,

untuk melaksanakan kewajiban masing-masing. Apabila ketidaksanggupan

itu datang dari salah satu pihak saja, yakni dari pihak suami atau istri, maka

hal tersebut termanifestasi dalam sebuah perilaku yang disebut dengan

nusyuz.6

Perilaku nusyuz merupakan persoalan awal dalam rumah tangga sebelum

menjalar kepada persoalan berikutnya yang lebih parah, yaitu masalah syiqaq.

Pada permasalahan nusyuz, sikap mengacuhkan pasangan baru terjadi pada

salah satu pihak suami atau istri..7

5 Mahmud, al-Mashiri, 265 6 Shaleh bin Ghanim as-Sadlan, “Nusyuz” diterjemahkan oleh Abu Hudaifah Yahya, Nusyuz Petaka Rumah Tangga (Jakarta: Nurul Qalb, 2008), 30 7 Ghanim, as-Sadlan, 30

Page 15: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

15

Dalam QS An_nisa ayat 34 ada tiga tahap dalam penyelesaian nusyuz .

Yang berbunyi :

Tahap Yang harus dilakukan dalam penyelesaian yang pertama

yaitu فعظو ھن “Maka Nasehatilah Mereka” nasehatilah mereka apa saja

yang Allah wajibkan kepada mereka berupa pergaulan yang baik kepada

suami, dan pengakuan akan kedudukannya terhadap Istri. Sebagaimana

Nabi SAW bersabda.:

امرت المرأة أن تسجد لزوجھالوأمرت أحد أن یسجد لأحد ل

“Jika aku dibolehkan memerintahkan untuk sujud kepada yang lain

patilah aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.

Page 16: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

16

Pengobatan yang tahap kedua yaitu :

“……… Dan pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka…..”

Menurut Imam Al-Qurtubi ini pendapat yang bagus, karena apabila suami

berpaling dari ranjang istrinya (tidak menggaulinya), maka jika si istri itu

mencintai suaminya, hal itu akan membuat dia susah sehingga dia akan

kembali untuk berbaikan. Dan jika ia membencinya maka akan muncul

pertentangan dari istri, hingga bahwa akan Nampak penentangan dating

dari pihak istri. Adapun batas memisahkan diri dari istri itu menurut ulama

adalah satu bulan,8 sebagaimana yang dilakukan Nabi SAW ketika Nabi

bercerita rahasia kepada Hafshah lalu ia menyebarkannya kepada Aisyah

lalu keduanya berdemonstrasi kepada biliau. Dan tidak sampai pada waktu

empat bulan yang Allah jadikan sebagai batas orang yang melakukan

Li’an .

Pengobatan Yang tahap terakhir adalah “dan pukullah

mereka.” Allah memerintahkan agar memulainya dengan Nasehat dahulu

kemudian pisah ranjang, bila belum berhasil maka pukullah, karena itulah

yang dapat memperbaikinya dan yang dapat mendorongnya untuk

8 Syaikh Imam Al Qurtubi, Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an: “Tafsir Al-Qurtubi”, diterjemahkan oleh Ahmad Rijali Kadir, (Cet. I; Jakarta:Pustaka Azzam, 2008), 401

Page 17: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

17

memenuhi hak suaminya.9 Sedangkan pukulan disini adalah pukulan

pendidikan bukan pukulan yang menyakitkan, tidak mematahkan tulang

dan tidak menyebabkan luka seperi meninju dan yang semisalnya, karena

tujuannya untuk memperbaiki bukan untuk yang lain.

Atas dasar Latar Belakang tersbut peneliti ingin mengetahui lebih

dalam tentang Makana Lafadz “IDRIB” Dalam Surat An-Nisa Ayat

34 Perspektif Ulama Kabupaten Malang.

2) Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Makna Lafadz Idrib Menurut Ulama Kabupaten

Malang?

2. Bagaimanakah solusi jika terjadi perselisihan antara suami istri

perspektif ulama Kabupaten Malang ?

3) Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang diungkapkan oleh penulis didalam

latar belakang, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui makna lafadz Idriba dalam Qs. An-Nisa Ayat 34

Perspektif Ulama Kabupaten Malang .

9Imam Al Qurtubi, 401

Page 18: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

18

2. Untuk mendeskripsikan Solusi penyelesaian dalam perselisihan

suami istri yang terdapat Dalam Surat An-Nisa Ayat 34 Perspektif

Ulama Kabupaten Malang .

4). Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teoritis

a. Dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang Makna Lafadz

Idrib yang terdapat Dalam Surat An-Nisa Ayat 34 Perspektif Ulama

Kabupaten Malang.

b. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan oleh

penulis dapat memberikan kontribusi pengetahuan atau teori bagi Fakultas

Syari’ah Jurusan alAhwal alSyakhsiyyah.

c. Sebagai bahan pustaka atau referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Praktis

a. Dapat dijadikan bahan acuan atau rujukan bagi siapa saja yang Sedang

Mengalami Nusyuz dan Ingin Mengetahui Batasan Dalam

Penyelesaiannya.

b. Sebagai sumber pengetahuan untuk memecahkan permasalahan dalam

sebuah rumah tangga ketika terjadi pertentangan atau pertengkaran

yang disebabkan oleh Istri Sedang Nusyuz Terhadap Suaminya.

Page 19: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

19

5. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah rangkaian urutan yang terdiri dari

beberapa uraian mengenai suatu pembahasan dalam karangan ilmiah atau

penelitian. Berkaitan dengan penelitian ini, secara keseluruhan dalam

pembahasannya terdiri dari lima bab:

BAB I : Memberikan pengetahuan umum tentang arah penelitian yang akan

dilakukan. Pada bab ini, memuat tentang latar belakang masalah, definisi

operasional, rumusan masalah, batasan masalah, penelitian terdahulu, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II: Bagian ini menjelaskan tentang Penjelasan Lafadz Idrib pada Qs

An-Nisa 34 ( latar belakang sosial, latar belakang Turunnya Lafadz

Tersebut , macam- macam nya Makna dari Lafadz Idrib);

BAB III : Bagian ini berisikan metode penelitian. Untuk mencapai hasil

yang sempurna, penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian yang

dipakai dalam penelitian ini, dimana metode penelitian tersebut terdiri dari

lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumbe data, metode

pengumpulan data, serta metode pengolahan dan teknik analisa data.

BAB IV :merupakan uraian tentang paparan data yang diperoleh dari

lapangan dan analisa data dari penelitian dengan menggunakan alat analisa

Page 20: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

20

atau kajian teori yang telah ditulis dalam bab II. Selain itu penjelasan atau

uaraian yang ditulis dalam bab ini, juga sebagai usaha untuk menemukan

jawaban atas masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan

masalah.

BAB V : sebagai penutup yang merupakan rangkaian akhir dari sebuah

penelitian. Pada bab ini, terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan

dimaksudkan sebagai hasil akhir dari sebuah penelitian. Hal ini penting

sekali sebagai penegasan terhadap hasil penelitian yang tercantum dalam bab

IV. Sedangkan saran merupakan harapan penulis kepada semua pihak yang

kompeten atau ahli dalam masalah ini.

Page 21: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Seperti umumnya dalam penelitian , maka dalam penelitian ini pun

dianggap perlu untuk mengemukakan beberapa penelitian lain yang telah

dilakukan sebelumnya di daerah lain yang juga berkaitan dengan tradisi, sekalipun

bentuk dan tata caranya berbeda. Akan tetapi penelitian sejenis di daerah yang

Page 22: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

22

menjadi lokasi penelitian ini memang belum pernah dilakukan sehingga

memungkinkan untuk diadakan penelitian ini.

Sebelum penulis meneliti tentang masalah ini, persoalan ini juga pernah

diteliti oleh Shofa Qonita dengan judul Perlindungan Terhadap Istri Sebagai

Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam Dan UU No

23 Tahun 2004.” 10 Hasil dari penelitian tersebut adalah kekerasan yang terjadi

dalam masyarakat juga karena pemahaman yang salah terhadap suatu ayat

ataupun hadits seperti yang terdapat dalam surat Al-Nisa’ ayat 34, yaitu :

Wadzrubuuhunna sering dijadikan alsan atau landasan untuk melakukan

kekerasan terhadap istri. Masih dalam ayat yang sama lafadz qawwamun, yang

berarti suami berkewajiban mengayomi, memberi perhatian, dan melakukan

pergaulan yang baik terhadap istri atau pada sebagian masyarakat justru dimaknai

sebagai kekuasaan untuk melakukan kesewenang-wenangan terhadap istri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shofa Qonita, yaitu bahwa

upaya untuk menanggulangi masalah perlindungan kekerasan dalam rumah tangga

prespektif hukum Islam dan Undang-undang No. 23 Tahun 2004 dilihat dari jenis

hukumnya.

Sedangkan untuk penelitian yang kedua , yaitu oleh Nora Hidayatin

dengan judul “Respon Mahasiswa Fakultas Syari’ah UIN Malang Terhadap

10 Shofa Qonita, “Perlindungan Terhadap Istri Sebagai Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam Dan UU No 23 Tahun 2004.”, Skripsi Tahun 2005

Page 23: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

23

Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Gender”.11Hasil dari penelitian yang

didapatkan adalah mahasiswa dan mahasiswi fakultas syari’ah memiliki

pemahaman yang positif terhadap kekerasan dalam rumah tangga, secara

keseluruhan 100%. Dari mahasiswa mengetahui 76% melalui media massa, 8%

dari teman, 4% melihat sendiri. Sedangkan mahasiswi 4% lewat teman, 68% dari

media massa, 12% dari dosen, 4% melihat sendiri, 8% dari keluarga dan 4% dari

tetangga. Secara keseluruhan mereka mengetahui tentang persoalan kekerasan

dalam rumah tangga karena saat ini persoalan kekerasan dalam rumah tangga

telah menjadi persoalan publik. Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan yang paling

banyak diketahui oleh mereka adalah kekerasan fisik. Pada umumnya, mahasiswa

merespon positif dengan ditetapkannya Undang-undang No. 23 Tahun 2004

karena hal itu merupakan langkah tepat untuk meminimalisir kekerasan dalam

rumah tangga. Karena adanya Undang-undang No. 23 Tahun 2004 diharapkan

akan menciptakan hubungan hubungan keluarga yang harmonis.

Jadi secara mendalam persoalan yang lebih dominan antara keduanya

dalam merespon KDRT adalah mereka menganggap bahwa persoalan KDRT

tidak hanya menjadi tanggungjawab dari kelompok, jenis kelamin tertentu

misalnya perempuan, akan tetapi KDRT adalah menjadi tanggung jawab bersama.

Penelitian yang Ketiga telah diteliti oleh Azizah dengan judul

“Pemahaman Isteri Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan

Suami (Studi di Kel. Arjosari Blimbing Kota Malang)” dalam skripsi ini

11 Nora Hidayatin,“Respon Mahasiswa Fakultas Syari’ah UIN Malang Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Gender”, Skripsi Tahun 2005

Page 24: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

24

menjelaskan tentang pemahaman istri, bentuk-bentuk kekerasan dan dampak

psikologis serta sosiologis korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan

oleh suami di Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kotamadya Malang.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, untuk menjelaskan pemahaman

istri korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami di

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kotamadya Malang. Kedua, untuk

memahami bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh

suami di Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kotamadya Malang. Ketiga,

unuk memahami dampak psikologis dan sosiologis yang di alami oleh istri yang

menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suami di

Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kotamadya Malang. 12

Dalam hal ini, peneliti membedakan diantara dua dalam penelitian di atas.

Peneliti, mengupas mengenai pemahaman para Ulama atau Kyai di Masyarakat

kabupaten Malang tentang KDRT yang dilakukan suami. Karena selama ini

banyak terjadi tindak kekerasan di berbagai Jawa Timur khususnya di daerah

Kabupaten Malang dan selalu yang menjadi korban adalah istri. Peneliti untuk

mencoba meneliti lebih dalam mengenai pemahaman Para Ulama Atau Para Kyai

yang ada disekitar Kabupaten Malang Tentang Makna Lafadz Wadribuhunna

Dalam Qs An-Nisa Ayat 34, yang kaitannya tentang Pencegehan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga.

12 Azizah, “Pemahaman Isteri Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Suami” Skripsi UIN Malang, Tahun 2007.

Page 25: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

25

B. Kajian Teori

1. Nusyuz Istri Terhadap Suami.

a. Pengertian Nusyuz Istri Terhadap Suami

Nusyuz secara etimologis berarti tempat yang tinggi. Adapun secara

terminologis maknanya pembangkangan seorang wanita terhadap suaminya dalam

hal-hal yang diwajibkan Allah untuk ditaatinya. Seakan wanita itu merasa paling

tinggi, bahkan lebih tinggi dari suaminya.13

Menurut Slamet Abidin dan H. Amnuddin Nusyuz berarti durhaka.14

Maksudnya seorang istri melakukan perbuatan yang menentang suami tanpa alas

an yang dapat diterima oleh syara’. Dia tidak menaati suaminya atau menolak

diajak ketempat tidurnya.

Ibnu Qudamah berkata, ”Makna Nusyuz adalah mendurhakai suami dari

kewajiban untuk taat kepadanya. Berasal dari kata Nasyaz, yang berarti naik atau

berada diatas. Seakan-akan istri Nusyuz naik, memposisikan diri diatas suami dan

enggan untuk melaksanakan keawajiban dari Allah untuk taat kepadaNya. 15

13 Syaikh Mahmud Al-Masri, “ Az-zawaj al-islami as-Sai’d”, diterjemahkan oleh Iman Firdaus, Perkawinan Idaman, (Cet I ; Jakarta: QISTHI PRESS, 2011), h. 359 14 Tihami, Sohari Syahrani, Fikih Munakahat , (Jakarta; Rajawali Press, 2009), h. 185 15 Muhammad Bin Ibrahim Al-Hamid, “ Min Akhta’ Az-Zaujat”, diterjemahkan oleh Muhammad Muhtadi Lc, Dosa-Dosa Suami Istri Yang meresahkan Hati, (Cet I ; Solo: Kiswah, 2011), h. 54.

Page 26: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

26

Muhammad Utsman al-Khusyt. Memaknai Nusyuz Istri dengan, istri yang

tidak mau berdandan, membangkang suami diatas ranjang, keluar rumah tanpa

izin suami, dan meninggalkan kewajiban keagamaan.16

Imam Muhammad Abduh dan sekelompok ahli Fiqih bahwa Nusyuz

mencakup seluruh kemaksiatan yang menyebabkan suami minnggat atau

menolak.17

Sedangakan Menurut Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim Nusyuz

berasal dari kata ”nasyz” yang berarti tempat yang tinggi. Sedangkan dari segi

istilah, Nusyuz adalah pembangkangan istri terhadap suaminya dalam hal-hal

yang diwajibkan Allah untuk mentaatinya, seolah-olah yang meninggikan diri dan

merasa lebih tinggi daripada suaminya. 18

b. Cara Penyelesaian Nusyuz.

Al-Quranul Karim telah membimbing kita menuju langkah-langkah yang

selayaknya dilalui oleh laki laki untuk memperbaiki kehidupan keluarga, saat

angin penentangan bertiup keras dan istri mulai membangkang dan menentang,

Al-Quran telah mensyariatkan Dalam Qs.An- Nisa Ayat 34 sebagai berikut.

16 , Muhammad Utsman al-Khusyt, Membangun Harmonisme Keluarga , (Jakarta; Qisthi Press, 2007, h. 105 17 Muhammad Utsman al-Khusyt,h. 105 18 Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, “ Shahih Fiqh As-sunnah Wa Adillatuhu wa Tau”, diterjemahkan oleh Iman Fhih Madzahib Al Aimmah, diteterjemahkan oleh Khairul Amru Harahap, Faisal Saleh, Perkawinan Idaman, (Cet I ; Jakarta: Pustaka Azam , 2007), h. 350

Page 27: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

27

Artinya

wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

Tahapan-Tahapan dalam penyelesaiannya sebagai berikut:

a) ( ) Terlebih Dahulu Memberi Nasehat kepada istri.

Yaitu memberi nasehat dengan cara mengingatkannya kepada Allah,

kewajiban kepada suami, dan hak-hak suami yang wajib dilaksanakan dan

menjauhkan pandangannya dari perbuatan dosa dan perilaku durhaka, Yaitu agar

bersikap baik kepada suami dan mengakui kedudukannya yang lebih tinggi dari

pada istri, iangatkanlah dia akan kematian, alam lubur, hari akhir dan hari

perhitungan. Disamping itu, istri mesti diingatkan bahwa ia akan kehilangan Hak

mendapatkan, nafkah, pakaian, dan ia akan ditinggalkan di tempat tidur sendirian

jika ia tetap durhaka kepada suaminya. Diharapkan dengan nasehat itu istri

terbuka hatinya untuk meminta Maaf atau bertobat atas apa yang telah

dilakukannya tanpa sebab. 19 Suami yang baik akan dapat menentukan dan

memilih kata-kata dan sikap yang layak untuk mengajari istri. Kadang-kadang ada

istri yang tinggi hati, sombong. Karena hidupnya biasa senang dengan orang

tuanya lalu dipandang enteng suaminya. Maka suami hendaklah mengajarinya dan

menyadarkannya. Karena apabila seseorang telah bersuami, apabila bercerai 19Sayyid Sabiq, “ Fiqhus Sunnah ”, diterjemahkan oleh Nor Hasanudin Lc, Fikiqih Sunnah, (Cet I ; Jakarta: Pena Pundi Aksara Press, 2006), h. 96.

Page 28: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

28

dengan suaminya, jika ia pulang kembali kepada tanggungan ibu bapak, tidak lagi

akan seperti masih sewaktu dia masih gadis. Dan Si suami dalam memberi

pengajaran itu tidak boleh bosan. Karena mendirikan dan menegakkan

ketrentaman sebuah rumah tangga kadang-kadang meminta waktu berpuluh

tahun.20 Si suami hendaklah menunjukkan pimpinan yang tegas dan bijaksana.

b) ( ) Pisah Ranjang.

Jauhilah mereka pada waktu tidur agar mereka bisa taat lagi kepada

suaminya. Takut-Takutilah mereka dengan mengabaikan atau tidak

menggaulinya. Siapa tahu mereka tidak sanggup menahannya. Suami boleh

meninggalkan sesuka hatinya dan bagaimanapun kondisinya, sesuai dengan

kondisi si istri. Yang penting hukuman tersebut mengandung efek jera bagi istri

agar ia tidak melakukan Nusyuz lagi. 21

Ini pendapat yang bagus, karena suami apabila berpaling dari ranjang

istrinya (tidak menggaulinya), maka jika si istri mencintai suaminya, hal itu akan

membuat Dia susah sehingga Dia akan kembali untuk berbaikan. 22

Ada zaman-zamannya bagi seorang perempuan adalah satu hukuman yang

menghibakan Hati, kalu sisuami menunnjukkan marah dengan memisahkan tidur.

Memang kalau pergaulan telah berpuluh tahun, “hukuman” pisah tempat tidur

tidak begitu besar artinnya, sebab sudah biasa juga suami istri yang telah banyak

20 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.62. 21 Syaikh Mahmud Al-Masri, “ Az-zawaj al-islami as-Sai’d”, diterjemahkan oleh Iman Firdaus, Perkawinan Idaman, (Cet I ; Jakarta: QISTHI PRESS, 2011), h. 362 22 Imam Al Qurtubi, h. 399

Page 29: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

29

anak dan bercucu, sebab telah tua-tua berpisah tempat tidur. Tetapi diwaktu masih

muda memisah tempat tidur karena menunnjukan hati tidak senang, adalah

pukulan yang agak keras bagi seorang istri.23

Masa isolasi istri ini tidak boleh dilakukan lebih dari empat bulan, yaitu

masa yang ditetapkan Allah sebagai alas an untuk para pelaku ila’. Dalam hal ini

suami juga harus berniat untuk menghukumnya, memperingatkannya dan

memperbaikinya, bukan untuk balas dendam atau membahayakan dirinya.

c) ( ) Dipukul dengan pukulan yang tidak membahayakan.

Apabila istri tetap enggan berhenti dengan nasehat dan menjauhi ranjang,

maka ia harus mendidiknya dengan pukulan yang tidak menyakitkan, pukulan

yang lembut halus dan mendidik, bukan pukulan yang merusak sehingga setan

yang menipunya dengan pembangkangan dan penentangan keluar dari kepalanya.

Tentu cara yang ketiga ini hanya dilakukan kepada perempuan yang

memang sudah patut dipukul.Ada kaum perempuan terpelajar, yang mengukur

seluruh perempuan dengan dirinya sendiri, menyanggah keras dengan kebolehan

seperti ini terhadap kaum ibu yang lemah, Dia agaknya tidak sadar bahwa

memang ada perempuan yang memang pukul yang hanya dapat memperbaiki

kedurhakaannya.24

Dalam memumukul, hendaklah suami menjauhi muka dan bagian – bagian

anggota tubuh yang membahyakan karena tujuan memukul adalah untu member

pelajaran bukannya membinasakan ( menciderai).25

23 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.61 24 Hamka h. 63 25 Sayyid Sabiq, “ Fiqhus Sunnah ”, diterjemahkan oleh Nor Hasanudin Lc, Fikiqih Sunnah, (Cet I ; Jakarta: Pena Pundi Aksara Press, 2006), h. 96.

Page 30: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

30

2. Makna Lafdz Idhrib Menurut Para ulama Tafsir.

a. Masa Salaf

Definisi Salaf (السلف)

Menurut bahasa (etimologi), Salaf ( السلف ) artinya yang terdahulu (nenek

moyang), yang lebih tua dan lebih utama.[1] Salaf berarti para pendahulu. Jika

dikatakan (الرجل سلف) salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah

mendahuluinya.26

Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan

terbaik dari ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut

Tabi’in dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa)

pertama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : الذین ثم یلونھم الذین ثم قرني الناس خیر

,Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat)“ .یلونھم

kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa

Tabi’ut Tabi’in.

Penafsiran terhadap Al-Quran pada dasarnya merupakan otoritas Nabi

SAW karena hanya nabi-lah yang memahami apa yang dimaksudkan oleh

wahyu.27 Akan tetapi, karena Nabi SAW tidak menjelaskan seluruh ayat dalam

Al-Quran, maka setelah Nabi SAW meninggal, para sahabat memhami Al-Quran

dengan cara bertanya pada para sahabat yang terkenal sebagai Ahli Tafsir.

26 http://almanhaj.or.id/content/3428/slash/0/definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah/. Diakses tanggal 3 Februari 2014 Pukul 16.35. 27 MF. Zenrif , Sintesis Paradigma Studi Al- Quran , (Malang; UIN Malang Press, 2008), h. 47

Page 31: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

31

Artinya pada masa sahabt sudah ada penafsiran Al-Quran sekalipun masih bersifat

riwayat, yakni belum dikodifikasi atau ditulis dalam sebuah kitab tafsir.28

Setelah paruh abad ke-2 Hijriyah, Ulama membukukan Tafsir Al-Quran

sebagai bagian dari atau menjadi bab dalam kitab kitab hadis. Cara pembukuan

seperti ini berjalan selama satu abad kurang lebih lamanya hingga pada sekitar

dasawarsa terakhir abad ke 3-Hijriyah atau Dasawarsa pertama pada abad ke-4

Hijriyah.Corak penafsirannya masih berpegang teguh pada cara penafsiran bi al

riwayah seperti yang telah dikembangkan sebelumnya29. Hanya Saja sudah

tampak adanya upaya penafsiran Al-Quran dengan menggunakan analisis

kebahasaan yang bersifat leksiografis. Yakni pembahasan berdasarkan analisis

tata bahasa Arab(I’rab) atau belakangan sering disebut dengan pendekatan atau

metode analisis struktural.

Corak tafsir bil al ma’tsur ini masih terus mendominasi model tafsir yang

berkembang hingga paruh pertama abad ke-4 Hijriyah. Pada paruh kedua abad ini

corak tafsir bil al a’yi mulai bermunculan ke permukaan. Semua corak penafsiran

yang berkembang pada masa ini menggunakan metode Tahlily, Yakni penafsiran

ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan urutan mushaf (Utsmaniy). Metode ini berjalan

berabad –abad lamanya.30 Diantara para mufassir Kelompok Ini Adalah Imam

Athabariy, Imam Al-Syaukaniy, Imam Ibnu Katsir.

28 Fauzan Zenrif, h. 48 29 Fauzan Zenrif, h. 48 30 Fauzan Zenrif, h. 49

Page 32: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

32

a) Imam Athabariy Dalam Kitab Tafsir At Thabari.

Maknanya dari memukul adalah. “Wahai para suami, nasehatilah istri

kalian tentang perbuatan nusyuz mereka. Jika mereka menolak untuk kembali

kepada kewajiban mereka, maka ikatlah mereka dengan tali. Dirumah mereka,

dan pukullah meeka agar mereka kembali kepada kewajiban mereka, yaitu taat

kepada Allah dalam kewajiban mereka terkait dengan hak kalian”. Sifat pukulan

yang diperbolehkan Allah kepada suami adalah pukulan yang tidak melukai, tidak

keras, dan jangan pukulan yang membuat tulangnya patah apalagi pukulan yang

sampai membuatnya cacat.31

b) Dr. Abdullah bin Muhammad Bin Abdurahman bin Ishaq Alu

Syaikh. Dalam Kitab Tafsir Jalalain.

Makna dari Lafadz Dharab tersebut yaitu jika nasehat dan pemisahan

tempat tidur tidak menggetarkannya, maka kalian boleh memukul nya dengan

tidak melukai. 32 Ibnu Abbas dan Ulama – Ulama Lain berkata : “ Yaitu Pukulan

yang tidak melukai. “Al-Hasan al-Basiri berkata “Yaitu Pukulan yang tidak

meninggalkan bekas. “para Fuqaha berkata : “ Yaitu tidak melukai anggota badan

dan tidak meninggalkan bekas sedikitpun. “Ali bin Abi Talhah mengatakan dari

Ibnu Abbas : “Yaitu: Memisahkan dari tempat tidur jika ia terima. Jika tidak Allah

mengizinkanmu Untuk memukulnya, dengan pukulan yang tidak menciderai dan

31 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ Al Bayan an Ta’wil Ayi Al Quran : “Tafsir Ath-Thabari”, diterjemahkan oleh Akhmad Afandi, (Cet. I; Jakarta:Pustaka Azzam, 2008), 916 32 Dr. Abdullah bin Muhammad Bin Abdurahman bin Ishaq Alu Syaikh., “ Lubabut Tafsiir Min Ibni Katsiir”, diterjemahkan oleh M.Abdul Ghoffar E.M, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 (Cet IV ; Jakarta: Pustaka Imam ASY-SYAFI’I,2006) h. 300

Page 33: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

33

yang melukai tulang, jika ia terima. Dan jika tidak Juga, maka Allah

menghalalkanmu untuk mendapatkan tebusan darinya.33

c) Imam As-Syaukani Dalam Kitab Tafsir Fath Qadr

Bahwa sistem yang terdapat dalam Al-Quran merupakan hal yang halal

bagi si suami untuk memukul istri dengan pukulan yang tidak parah dan

pukulan yang tidak melukai pada saat Nusyuz tersebut dikhawatirkan terjadi.34

Hal itu diungkapkan bahwa agar si istri benar benar meninggalkan perbuatan

Nusyuznya ketika proses pengabaian atau memisahkannya dari tempat tidur tidak

mempengaruhinya untuk meninggalkan perbuatan Nusyuznya tersebut. Tetapi

jika dengan pengabaian sudah cukup atau istri meninggalkan perbuatan

nusyuznya, maka si suami harus menahan diri dari tindakan untuk memukul istri.

b. Masa Modern

Pada periode berikutnya, umat Islam semakin majemuk, terutama setelah

tersebarnya Islam di luar tanah Arab. Kondisi ini membawa konsekuensi logis

terhadap perkembangan ilmu tafsir. Akibatnya, para pakar tafsir ikut

mengantisipasinya dengan menyajikan penafsiran ayat al-Qur’an yang sesuai

dengan perkembangan zaman dan kehidupan umat yang semakin beragam, dari

sinilah lahir istilah tafsir modern.35

33 Dr. Abdullah, Abdurahman bin Ishaq, h. 300 أي ضربا غیر مبرح وظاھر النظم القرآني أنھ یجوز للزوج أن یفعل جمیع ھذه األمور عند مخافة النشوز 34 35 Rosihan Anwar, Samudera al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 259.

Page 34: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

34

Salah satu yang mendorong lahirnya tafsir modern adalah semakin

melebar, meluas, dan mendalamnya perkembangan aneka ilmu, dan semakin

kompleksnya persoalan yang memerlukan bimbingan al-Qur’an. Disisi lain,

kesibukan dan kesempatan waktu yang tersedia bagi peminat tuntuan itu semakin

menuntut gerak cepat untuk meraih informasi dan bimbingan.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut di atas, ulama tafsir pada

abad modern menawarkan tafsir al-Qur’an dengan metode baru, yang disebut

dengan metode Maudhu’i (tematik). Metode yang pembahasannya berdasarkan

tema-tema tertentu yang terdapat dalam Al-Quran. 36Ada dua tata cara kerja dalam

metode tafsir mawdhui : Pertama, dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-

Quran yang berbicara tentang satu masalah (Tema) tertentu serta mengarah

kepada satu tujuan yang sama, sekalipun turunnya berbeda dan tersebar dalam

berbagai Surat Al-Quran. Kedua penafsiran yang didasarkan pada surat Al-

Qura’an.

Al-Farmawi mengemukakan tujuh langkah yang mesti dilakukan apabila

seseorang ingin menggunakan metode Mawdhu’I . Langkah langkah dimaksud

dapat disebutkan secara ringkas :37

Memilih menetapkan masalah al-Quran yang akan dikaji secara

Mawdhu’I

a) Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan

masalah yang telah ditetapkan ayat Makiyah dan Madaniyah.

36 M Al Fatih Suryadilaga, dkk, Metodologi Ilmu Tafsir , (Sleman; TERAS, 2005), h. 47 37 Surya dilaga, h. 47.

Page 35: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

35

b) Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi

masa turunnya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang

Turunnya Ayat atau Sabab An-nuzul.

c) Mengetahu hubungan (Munasabah) ayat-ayat tersebut dalam

masing-masing surahnya.

d) Menyusun tema bahasan dalam kerangka yang pas, utuh,

sempurna dan sistematis.

e) Melengkapi uraian dan pembahasan dengan hadis bila

dipandang perlu, sehingga pembahasan semakin sempurna dan

jelas.

f) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh

dengan cara menghimpun ayat-ayat mengandung pengertian

serupa, mengompromikan pengertian dengan yang amm dan

khash. Antara yang mutlaq dan muqayyad, mensingkronkan

ayat-ayat yang lahirnya terkesan kontradiktif, menjelaskan ayat

yang Nasikh dan Mansukh, sehingga ayat-ayat tersebut bertemu

dalam satu muara tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan

pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada makna yang kurang

tepat. 38

Diantara Mufassir kelompok ini adalah, Tafsir al-Manar Muhammad

Rasyid Ridha, Ahmad Musthafa bin Muhammad bin Abdul Mun’im al-Maraghi

dalam Tafsir Al Maraghi, Sayyid Qutb.

38 Surya dilaga, h. 48.

Page 36: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

36

1) Sayyid Qutb Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran.

Sejalan dengan maksud dan tujuan semua tindakan di muka maka

pemukulan yang dilakukan ini bukanlah untuk menyakiti, menyiksa dan

memuaskan diri. Pemukulan ini tidak boleh dilakukan dengan maksud untuk

menghinakan dan merendahkan. Juga tidak boleh dilakukan dengan keras dan

kasar untuk menundukkannya kepada kehidupan yang tidak disukainya.

Pemukulan ynag dilakukan haruslah dalam rangka mendidik, yang harus disertai

dengan rasa kasih saying seorang pendidik, sebagaimana yang dilakukan seorang

ayah terhadap anak-anaknya dan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya.39

Sudah dimaklumi bahwa semua tindakan ini tidak boleh dilakukan kalu

kedua belah pihak ini berada dalam kondisi harmonis dalam mengendalikan

organisasi rumah tangga yang amat sensitive ini. Tindakan itu hanya boleh

dilakukan untuk menghadapi ancaman kerusakan dan keretakan. Karena itu,

tindakan itu tidak boleh dilakukan kecuali kalau terjadi penyimpangan yang hanya

dapat diselesaikan dengan cara tersebut.

2) Al-Qurtubi Syaikh Imam. Dalam Tafsir Al-Qurtubi.

Allah memerintahkan agar memulainya dengan Nasehat dahulu kemudian

pisah ranjang, bila belum berhasil maka pukullah, karena itulah yang dapat

memperbaikinya dan yang dapat mendorongnya untuk memenuhi hak suaminya.40

39 Quthb Sayyid, Tafsir Fizhilalil Qura’an : “Tafsir di Bawah Naungan Qura’an”, diterjemahkan oleh, As’ad Yasin , Abdul Aziz Salam Basyarahil., Muchotob Hamzah (Cet. 4; Jakarta:Pustaka Gema Insani, 2008), h. 359 40Imam Al Qurtubi, 401

Page 37: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

37

Sedangkan pukulan disini adalah pukulan pendidikan bukan pukulan yang

menyakitkan, tidak mematahkan tulang dan tidak menyebabkan luka seperi

meninju dan yang semisalnya, karena tujuannya untuk memperbaiki bukan untuk

yang lain.

3) Ahmad Musthafa Al-Maraghi. Dalam Kitab Tafsir Al-Maraghi.

Suami boleh memukul istrinya, asalkan pukulan itu tidak menyakiti atau

melukainya, seperti memukul dengan tangan atau tongkat kecil.41

c. Masa Kontemporer.

Perkembangan Tafsir Kontemporer tidak dapat begitu saja dilepaskan

dengan perkembangannya di masa modern. Paradigma Tafsir Kontemporer dapat

diartikan sebagai sebuah model atau cara pandang, totalitas premis-premis dan

metodologis yang dipergunakan dalam penafsiran Al-Quran di era kekinian.

Meskipun masing-masing paradigma Tafsir memiliki keunikan dan

karakteristiknya sendiri-sendiri, Namun ada beberapa karakteristik-karakteristik

yang menonjol dalam Paradigma Tafsir Konteporer. 42

a) Memposisikan Al-Qura’n Sebagai kitab petunjuk.

Sebagian besar dari kitab-kitab tafsir klasik hanya berkutat pada

penngertian kata-kata atau kedudukannya dari segi I’rab dan pembahasan

lain menyangkut segi-segi teknis kebahsaan yang dikandung oleh redaksi

41 Ahmad Mustofa Al-Maraghi : “Tafsir Al-Maraghi”, diterjemahkan oleh, Bahrun Abu Bakar, Lc, Drs Hery Noer Aly (Cet. 1; Semarang: Cv.Toha Putra, 1986), h. 45 42 Dr. Abdul Mustaqim , “Epistimologi Tafsir Kontemporer” (Yogyakarta: LKis, 2010). h.59

Page 38: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

38

Ayat-Ayat Al-Quran. Oleh karena itu kebanyakan kitab-kitab tafsir

tersebut cenderung menjadi semacam latihan praktis di bidang

kebahasaan, bukan kitab Tafsir dalam arti kitab yang ingin menyingkap

kandungan nilai dan ajaran Al-Quran.43

b) Bernuansa Hermeneutis

Jika pada era klasik lebih menekankan pada praktik esegetik yang

cenderung linier-atomistic dalam menafsirkan Al-Quran, serta menjadikan

kitab suci tersebut sebagai subjek maka tidak demikian pada era modern

dan kontemporer. Paradigma Tafsir kontemporer cenderung bernuansa

hermeneutic dan lebih menekankan pada aspek epistimologis-

metodologis. Kajian seperti ini diharapkan dapat menghasilkan pembacaan

yang produktif atas AlQur-’an atau pembacaan idiologis-tendensius. 44

c) Kontekstual dan Berorientasi pada Spirit Al-Quran.

Salah satu karakteristik tafsir Al-Quran di era kontemporer adalah

sifatnya yang kontekstual dan berorientasi pada semangat Al-Quran. Hal

itu dilakukan dengan cara mengembangkan dan bahkan tidak segan-segan

mengganti metode dan paradigma penafsiran lama.45 Jika metode

penafsiran Al-Qur’an yang digunakan para mufasir klasik-tradisional

adalah metode analitik yang bersifat atomistic dan parsial maka tidak

halnya demikian dengan para mufassir kontemporer yang menggunakan 43 Abdul Mustaqim, h. 59 44 Abdul Mustaqim, h. 61 45 Abdul Mustaqim, h. 63

Page 39: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

39

metode Tematik Mawdhui. Tidak hanya itu mereka juga menggunakan

pendekatan interdispliner dengan memanfaatkan perangkat keilmuan

modern, seperti filsafat bahasa, semantik, semiotik, antropologi, sosiologi

dan sains. 46

d) Ilmiah, Kritis dan non Sektarian.

Krakteristik lain dari tafsir di era kontemporer aadalah sifatnya

yang ilmiah, kritis dan non-sektarian. Dikatakan ilmiah karena produk

Tafsirnya dapat diuji kebenarannya berdasarkan konsistensi metodologi

yang dipakai oleh mufassir dan siap menerima kritik dari komunitas

akademik.47 Dikatakan kritis dan non sektarian karena umumnya para

mufassir kontemporer tidak terjebak pada kungkungan madzab. Mereka

justru mencoba bersifat kritis terhadap pendapat pendapat ulama klasik

maupun kontemporer yang sudah dianggap tidak kompatibel dengan era

sekarang. Inilah salah satu penerapan dari digunakannya metode

Hermeneutis dalam memahami teks Al-Qura’an maupun teks-teks

lainnya.48

Diantara Mufassir kelompok ini adalah Buku Al-Quran menurut

perempuan oleh Aminah Wadud, M. Quraish Sihab. Dalam Tafsir Al Misbah,

Prof Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.

1) Aminah Wadud. Dalam Buku Al-Quran Menurut Perempuan. 46 Abdul Mustaqim, h. 63 47 Abdul Mustaqim, h. 65 48 Abdul Mustaqim, h. 65

Page 40: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

40

Namun tidak bias diabaikan bahwa pada QS An-Nisa Ayat 34 memang

menyebutkan dengan kata dharaba ( memukul). Menurut Lisan Al’arab dan

Lane’s Lexicon, dharaba tidak mesti menyatakan kekuatan atau kekerasan. Kata

ini digunakan dalam Al-Quran, misalnya, dalam ungkapan, “dharaba Allah

matsalan….’ (Allah memberikan atau menetapakan sebagai contoh….’). Kata ini

juga digunakan untuk seseorang pergi, atau ‘Mulai mengadakan” perjalanan.

Namun kata ini sangat berbeda dengan bentuk keduanya, bentuk intensif –

dharaba : memukul berulang- ulang atau dengan keras. Dipandang dari segi

kekerasan yang berlebihan terhadap wanita yang ditunjukkan dalam biografi oleh

sahabat dalam kebiassan yang dikecam oleh Al-Quran (seperti pembunuhan bayi

perempuan), maka ayat ini harus diartikan sebagai larangan tindak kekerasan

tanpa kendali terhadap wanita. Jadi ini bukan izin, melainkan larangan keras

terhadap kebiasaan yang ada.

Al-Qura’an tidak pernah memerintahkan seorang wanita untuk menaati

suaminya. Al-Quran tidak pernah menyatakan bahwa ketaatan kepada suami

merupakan cirri-ciri wanita yang baik’, juga bukan prasyarat bagi wanita untuk

memasuki komunitas islam, namun demikian dalam perkawinan, bentuk

penundukan, wanita benar-benar mematuhi suami mereka, bahwasanya mereka

percaya bahwa seorang suami yang secara materi menafkahi keluarganya,

termasuk istrinya patut dipatuhi. Bahkan dalam kasus seperti itu, norma pada

masa turunnya wahyu, tidak ada korelasi bahwa seorang suami harus memukul

istrinya supaya patuh. Interpretasi seperti itu tidak berpeluangn untuk berkembang

secara universal, dan bertentangan dengan esensi Al-Quran dan Sunah Nabi.

Page 41: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

41

Interpretasi demikian merupakan kesalahan berat dalam memahami Al-Quran

untuk membenarkan kurangnya pengendalian diri sebagai laki-laki.

2) M. Quraish Sihab. Dalam Tafsir Al Misbah.

Jika seorang wanita nusyuz atau tidak menaati perintah suami, maka untuk

mengatasinya, dilakukan 3 hal, pertama memberikan nasihat, jika tidak mendapat

respon dari isteri yang nusyuz, dilakukan langkah kedua yaitu menghindari

hubungan seks, jika dengan langkah kedua ini isteri tetap nusyuz, dilakukan

langkah ketiga yaitu memukulnya, akan tetapi pemukulan ini harus di lakukan

dengan tidak meninggalkan bekas atau mencederai fisik seperti tulang yang

patah/retak, luka sebab pemukulan tersebut. Bahasa, ketika menggunakan dalam

arti memukul, tidak selalu dipahami dalam arti menyakiti atau melakukan suatu

tindakan keras dan kasar. Orang yang berjalan kaki atau musafir dinamai oleh

bahasa dan oleh Al-Quran yadhribuna fil ardh, Yang secara harfiah berarti

memukul bumi. Karena itu perintah diatas dipahami oleh ulama berdasrkan

penjelasan Rasulullah, bahwa yang dimaksut dengan memukul adalah memukul

yang tidak menyakitkan. 49

3) Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar

Cara yang Ketiga ini hanya dilakukan kepada perempuan yang memang

sudah patut dipukul. Atau dalam kondisi yang sudah sangat terpaksa. Laki-laki

yang suka memukul istrinya, seakan-akan dipandangnya istrinya itu sebagai

49 M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Misbah”, (Lentera Hati), h. 410

Page 42: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

42

budak atau hamba sahaya, padahal istri bukan budak, bukan barang benda, tetapi

istri itu manusia dan teman hidup.50 Sudah terang bahwa hanya perempuan yang

sangat keras kepala yang sampai akan kena pukul, dan hanya laki-laki yang kasar

budi yang mempermudah memukul atau lancang tangan. Pendeknya peraturan

Tuhan itulah yang baik, Ada keizinan memukul kalau sudah sangat perlu, tetapi

orang baik-baik berbudi tinggi, akan berupaya supaya memukul dapat dielakkan.51

Jika sangat terpaksa memukul, maka pukullah tetapi jangan yang menyebabkan

istri menderita, jangan sampai melukai, jangan sampai membuat istri patah tulang,

jangan berkesan, dan jauhi memukul muka karena mukalah kumpulan dari segala

kecantikan. Dan hendaklah berpisah pisah pukulan itu jangan hanya disatu tempat

, supaya jangan menyakitkan benar.

Dari beberapa pendapat Ulama yang telah di paparkan secara jelas

diatas, maka dapat diambil Kesimpulannya sesuai dengan Tabel berikut:

Kategori Ulama Karakteristik Nama Ulama Pemikiran Terhadab Lafadz Idrib

Klasik Metode penafsiran Al-Quran yang digunakan pada masa klasik adalah Metode analitik yang bersifat atomistik dan parsial.

1. Imam Athabariy 2. Dr. Abdullah bin Muhammad Bin Abdurahman bin Ishaq Alu Syaikh. 3. Imam As-Syaukani

1. Memaknai secara tekstual. Dengan member batasan sifat pukulannya dengan pukulan yang tidak Parah. 2. Membolehkan memukul istri dengan pukulan yang tidak melukai. 3. Membolehkan memukul apabila dengan cara pemisahan tidak membuat si istri jera.

Modern Ulama tafsir 1.Sayyid 1. Membolehkan memukul 50 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.61-62. 51 Prof.Dr.Hamka,h. 62

Page 43: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

43

pada abad modern Menggunakan tafsir al-Qur’an dengan metode baru, yang disebut dengan metode Maudhu’i (tematik). Metode yang pembahasannya berdasarkan tema-tema tertentu yang terdapat dalam Al-Quran.

Qutb 2. Ahmad Musthafa Al-Maraghi 3. Al-Qurtubi Syaikh Imam.

tetapi tujuannya bukan untuk mnyakiti dan tidak boleh dilakukan dengan maksud untuk menghinakan dan merendahkan Istri. 2. Boleh mememukul istri aslkan tidak dengan benda yang keras. 3. Pukulan yang mendidikan bukan pukulan yang menyakitkan, tidak mematahkan tulang dan tidak menyebabkan luka seperi meninju dan yang semisalnya

Kontemporer Paradigma Tafsir Kontemporer dapat diartikan sebagai sebuah model atau cara pandang, totalitas premis-premis dan metodologis yang dipergunakan dalam penafsiran Al-Quran di era kekinian. Dan cenderung bernuansa hermeneutik dan lebih menekankan pada aspek epistimologis- metodologis .

1. Aminah Wadud 2. M. Quraish Sihab 3. Hamka

1.Memaknai sebagai larangan tindak kekerasan tanpa kendali terhadap wanita. Jadi ini bukan izin, melainkan larangan keras terhadap kebiasaan yang ada. 2.Memaknai Dengan pukulan yang tidak keras dan mnyakitkan. 3. Memaknai dengan pukulan yang jangan menyebabkan istri menderita, jangan sampai melukai, jangan sampai membuat istri patah tulang, jangan berkesan, dan jauhi memukul muka karena mukalah kumpulan dari segala kecantikan. Dan hendaklah berpisah pisah pukulan itu jangan hanya disatu tempat , supaya jangan menyakitkan benar

Page 44: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

44

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan

analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisi data mengunakan metode-metode

ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif ataupun kualitatif, ekspremental atau

noneksprimental, interaktif atau non intraktif. Metode-metode tersebut telah

dikembangkan secara intensif, melalui uji coba sehingga telah memiliki prosedur

yang baku. Metode penelitian adakalanya juga disebut “metodologi penelitian”

(sebenarnya kurang tepat tetapi banyak digunakan), dalam makna yang lebih luas

bisa berarti “disen” atau rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan

tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data,

prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah

tertentu.52

Pada dasarnya metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu53. Hal demikian Penelitian

berangkat dari suatu permasalahan yang bertujuan sistem kedisiplinan ilmu, yang

pada umumnya tujuan penelitin bersifat penemuan, pembuktian dan

pengembangan. Sehingga permasalahan yang digunakan dapat menpunyai

kecocokan dengan metode penelitian.

52 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 5 53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. (Bandung: Peneribit Alfabeta, 2010), h. 2

Page 45: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

45

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Empiris atau Lapangan.

Adapun pengertian dari penelitian empiris merupakan penelitian yang pada

awalnya adalah data sekunder,, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian

tehadap data primer dilapangan, atau terhadap masyarakat 54 Penelitian Hukum

empiris juga menggunakan data sekunder sebagai data awalnya, yang kemudian

dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan. Akibat dari jenis datanya (data

sekunder dan data primer), maka alat pengumpul datanya terdiri dari studi

dokumen; pengamatan (observasi), dan wawancara (Interview).55

Pada penelitian hukuum empiris atau sosiologis selalu diawali dengan

studi dokumen, sedangkan pengamatan (observasi) digunakan pada penelitian

yang hendak mencatat atau mendeskripsikan prilaku (hukum) masyarakat.

Wawancara (interview) digunakan pada penelitian yang mengetahui misalnya;

persepsi, kepercayaan, motivasi, informasi, yang sangat pribadi sifatnya.

Penetapan sampling harus dilakukan, terutama jika hendak meneliti perilaku

(Hukum) warga masyarakat dan pengelolaan datanya dapat dilakukan baik secara

kualitatif atau kuantitatif.

54 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press,2006), 52 55 Amiruddin, SH,. M.Hum. H. Zainal Asikin, S.H, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta; Raja GrafindoPersada), h. 134

Page 46: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

46

Akhirnya, kegunaan penelitian hukum empiris adalah untuk mengetahui

bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum (law

enforcement) Karena penelitian jenis ini dapat mengungkapkan permasalahan-

permasalahan yang ada dibalik pelaksanaan dan penegakan hukum. Disamping

itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan suatu

peraturan perundang-undangan.56

Penelitian Hukum Empiris mempunyai dua tujuan yang pertama,

menggambarkan dan mengungkap, dan kedua, menggambarkan dan menjelaskan.

Kebanyakan penelitian Empiris memberikan penjelasan mengenai peristiwa

dengan mencari makna yang sesungguhnya menurut persepsi partisipan. Maka

dengan hal ini peneliti bisa mengungkap fakta yang sesungguhnya, berhubungan

dengan Makna Lafadz Idrib Menurut Ulama Kabupaten Malang, dan dapat

mengetahui cara penyelesaian perselisihan dalam kehidupan rumah tangga

menurut Ulama Kabupaten Malang.

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan Kualitatif

adalah sustu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran

orang secara individual maupun kelompok.57 Beberapa deskripsi digunakan untuk

menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah kepada penyimpulan.

56 Amirudin,Asikin, 135 57 Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Rosda, 2005), 60

Page 47: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

47

Penelitian kualitatif bersifat induktif; peneliti membiarkan permasalahan-

permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data

dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks

yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta

hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

Penelitian Kualitatif memeliki dua tujuan utama, yaitu pertama,

Menggambarkan dan mengungkap, dan yang kedua menggambarkan dan

menjelaskan. Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori.

Beberapa penelitian memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan

arah bagi penelitian selanjutnya. Penelitian memberikan eksplanasi (kejelasan)

tentang hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi

partisipan. 58

Pada pendekatan penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan metode

kualitatif interaktif. Metode Kualitatif Interaktif merupakan studi yang mendalam

menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan

alamiahnya. Peneliti mnginterpretasikan bagaimana orang mencari makna

daripadanya.

Dengan pendekatan kualitatif tersebut, peneliti dapat mendeskripsikan data

dari hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan di Desa Wonokerto

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang dan Desa Penarukan Kecamatan Kepanjen

Kabupaten Malang. Yaiitu yang berhubungan dengan permasalahan dalam hal

58 Sukmadinata, Penelitian Pendidikan, h. 60.

Page 48: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

48

cara melakukan penyelesaian perselisihan yang terjadi dalam kehidupan rumah

tangga dan untuk mengetahui makna Lafdaz Idrib Menurut pendapat dari para

Ulama di Kabupaten Malang.

3. Lokasi Penelitian.

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan penelitian ialah dengan

jalan mempertimbangkan teori substansi yaitu pergilah dan jajahilah lapangan

untuk melihat apakah terdapat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di

lapangan.59 Lokasi penenelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan di desa

Wonokerto , kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Dan Di Desa Penarukan

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang

Adapun alasan pengambilan lokasi tersebut, dikeranakan di Desa

Wonokerto ditemukan Ulama Yang dikategorikan sebagai Ulama Salafi,

sedangkan di desa Penarukan Kecamtan Kepanjen ditemukan Ulama yang

dikategorikan sebagai Ulama Modern dan Ulama Kontemporer. Maka dengan hal

ini peneliti bisa mengungkap fakta yang sesungguhnya, berhubungan dengan

permasalahan dalam hal cara melakukan penyelesaian perselisihan yang terjadi

dalam kehidupan rumah tangga dan untuk mengetahui makna Lafdaz Idrib.

Menurut pendapat dari para Ulama di Kabupaten Malang.

4. Sumber dan Jenis Data 59 Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002). h.86

Page 49: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

49

Sumber data adalah sesuatu yang sangat penting dalam suatu penelitian.

Yang dimaksud dengan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata, dan tidakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lai-

lain.:60

a) Data primer ini diperoleh dengan menggunakan metode wawacara

dengan sumber pertama tanpa perantara. Dalam hal ini peneliti

mewawancarai Dua Tipologi Ulama yaitu; Ulama Salafi. Dan Ulama

modern; yang terdiri dari Mubaligh dan Akademisi. Yaitu yang dilakukan

dengan Bapak Toriqul Huda, Bapak Khosim, Bapak Naim, Beliau

sebagai Ulama Salaf di Pesantren Nurul Iman Desa Wonokerto

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, agar mendapatkan pendapat

tentang makna Lafadz Idhrib Menurut Ulama Salaf. Selanjutnya

Wawancara dengan Bapak Jakfar Sodik, Bapak Karnoto, dan Bapak

Munir. Beliau sebagai Pengisi Jamaah pengajian rutin Al- Iklas di

Kelurahan Penarukan Kecamatan Kepanjen, agar mendapatkan pendapat

tentang Makna Lafadz Idhrib Menurut Ulama Moderen. Selanjutnya

Wawancara dengan Bapak Hasan , Ibu Dewi Masruroh, dan Bapak

Arbain Nurdin . Beliau sebagai Tenaga Pengajar di Sekolah Tinggi

Agama Islam Ibnu Sina Kepanjen dan Muballigh di Desa Penarukan

Kecamatan Kepanjen. agar mendapatkan pendapat tentang Makna Lafadz

Idhrib Menurut Ulama Kontemporer.

60 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),157

Page 50: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

50

b) Sumber data sekunder atau data tangan ke dua adalah: data yang

diperolah oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya

berwujud data dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia.61 Data

sekunder Adalah data yang mendukung adanya data utama. Data

sekunder dirumuskan untuk menunjang validitas dan realibilitas data

primer.62 Data skunder dapat juga diperoleh melalui literatur atau buku-

buku yang berkaitan dengan pokok pembahasan, di antaranya yaitu

Perkawinan Idaman , Syaikh Mahmud Al-Misri, fiqih Sunnah, oleh

Sayyid Sabiq, dan buku-buku lain yang berkaitan dengan Nusyuz Dan

makna Lafadz Idhrib yang terdapat dalam Qs An-Nisa Ayat 34. .

5. Metode Pengumpulan Data

Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 63 Jenis wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi terstruktur. Pada awalnya

interviwer menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian

satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih jauh.64

61 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91. 62 Tim Dosen Fakultas Syari’ah UIN Malang, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Malang: 2011), h. 29 63 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),h. 186 64 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) h. 227.

Page 51: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

51

Jenis wawancara semi terstruktur ini peneliti gunakan agar dalam proses

wawancara peneliti tidak kebingungan dalam berdialog. Juga berfungsi untuk

memperoleh jawaban yang lebih luas dari informasi yang diberikan informan.

Dalam wawancara ini, peneliti telah menentukan beberapa informan, Dalam hal

ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan tiga Tipologi Ulama Tersebut,

Yaitu dengan, Bapak Hasan, Bapak Naim, Bapak Khosim, Sebagai Ulama yang

bertipologi Salafi. Bapak Jakfar Sodik, Bapak Toriq, Bapak Munir, sebagai

Ulama yang bertipologi Modern. Bapak Karnoto, Ibu Dewi Masruroh, Bapak

Musoli Hakim, sebagai ulama yang bertipologi Kontemporer. hal tersebut

dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sangat inti dari pandangan dan

jawaban para Ulama tentang makna Lafadz Dharaba yang terdapat dalam surat

An-Nisa Ayat 34.Serta pendapat tentang cara mengatasi atau menyelesaikan

perselisihan dalam kehidupan rumah Tangga. Adapun jenis data yang diperoleh

pada saat wawancara adalah data-data primer yang berupa hasil wawancara secara

langsung terhadap informan penelitian.

6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode Pengolahan data pada dasarnya tergantung pada jenis datanya,

upaya yang dilakukan bekerja yang diperoleh dari sumber data primer, sumber

data sekunder, pendapatan dari dengan data, pengorganisasian data, memilah-

milahnya menjadi satuan dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan

menemukan pola, apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan orang lain. Setelah data dikumpulkan dari lapangan dengan

Page 52: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

52

lengkap, maka tahap berikutnya adalah pengolahan dan menganalisis data.65

Metode Pengelolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Edit (Editing)

Sebelum diolah data yang telah diperoleh perlu di edit terlebih

dahulu. Dengan kata lain data atau keterangan yang dikumpulkan yang

perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang

salah atau yang masih meragukan66.

b) Klasifikasi (Clasifiying)

Klasifikasi adalah klasifikasi (pengelompokan), data hasil

dokumentasi diklarifikasi berdasarkan katagori tertentu67. Proses

pengelompokan data yang diperlukan. Seluruh data yang berasal dari

wawancara dan dokumentasi dibaca.

c) Verifikasi (Verifiyeng)

Adalah suatu tindakan untuk mencari kebenaran tentang data-data

yang diperoleh, sehingga pada nantinya dapat meyakinkan kepada

pembaca tentang kebenaranya penelitian tersebut68

d) Konklusi (Concluding)

Langkah terakhir adalah kongklusi atau menarik kesimpulan,

dalam artian cara penganalisa data-data secara prehensif serta

65Bambang Sunggono, Motode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 125 66 Moh. Nazir,PH.D, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 358 67 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 104-105 68 Nana Sudjana dan Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian: Di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar Baru Aldasindo, 2000), h. 85

Page 53: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

53

menghubungkan makna data yang diperoleh peneliti. Penyimpulkan data-

data harus dilakukan secara cermat dengan mengecek kembali data-data

yang telah diperoleh69. Khususnya tentang Makna Lafadz Idrib menurut

pandangan Ulama Kabupaten Malang.

7. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan kerja seperti yang disarankan oleh data. 70 Dari rumusan

tersebut diatas dapatlah kita menarik bahwa analisis data bermaksud pertama-

tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari

catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar,foto,dokumen, berupa laporan

beografi artikel dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan

mengkategorisasikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut

bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang pada akhirnya

diangkat menjadi teori subtantif.

Adapun metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualitatif yakni metode penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

akan diamati. sehingga dapat menggambarkan keadaan atau status fenomena

69 Nana Sudjana dan Awalkusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi: Panduan bagi Tenaga Pengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2000), h. 89 70 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),h. 280-281

Page 54: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

54

mengenai Makna Lafadz Idhrib yang terdapat Pada Qs. An-Nisa Ayat 32 Menurut

Ulama Kabupaten Malang.

Page 55: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi yang diteliti oleh peneliti yaitu di Keluruhan Penarukan

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dan di desa Wonokerto

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Oleh kerena itu untuk lebih

mengetahui kondisi dan keadaan lokasi penelitian dalam mewujudkan

adanya kesesuaian realitas sosial dengan data yang ada, maka perlu untuk

dideskripsikan mengenai profil lokasi penelitian berdasarkan data.

Profil Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

1. Kondisi Wilayah Penelitian

a) Batas wilayah

Page 56: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

56

Tabel 2.1 batas wilayah lokasi penelitian

Batas Kelurahan Kecamatan

Sebelah utara Kelurahan Ardirejo Kepanjen Sebelah selatan Desa Kedung Pedaringan Kepanjen Sebelah timur Desa Dieng Gondanglegi Sebelah barat Kelurahan Kepanjen Kepanjen Sumber data statistik Kelurahan Penarukan

Sumber data statistik Kelurahan Penarukan

b) Luas wilayah menurut penggunaan

Luas wilayah kelurahan Penarukan menurut penggunaannya

adalah 24,2 Ha. Sektor perumahan yang mendominasi di kelurahan

tersebut. Hal ini peneliti mendapatkan data dari Kantor Kelurahan

Penarukan.

2. Kondisi Masyarakat

a) Jumlah penduduk

Berdasarkan data Tahun 2013, jumlah penduduk kelurahan

penarukan, kecamatan kepanjen , Kabupaten Malang tercatat

sebesar 5295 jiwa, yang terdiri dari 2535 jiwa penduduk laki-laki

dan 2760 jiwa penduduk perempuan, dengan jumlah kepala

keluarga 1238 KK. Distribusi penduduk dan tingkat kepadatan

adalah sebagaimana tabel berikut :

Page 57: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

57

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Penarukan

Jumlah laki-laki 2.535 jiwa

Jumlah perempuan 2.760 jiwa

Jumlah total 5295 jiwa

Jumlah kepala keluarga 1238 KK

b) Etnis

Semua etnis masyarakat Kelurahan penarukan adalah

Jawa. Sehingga bahasa keseharian yang digunakan adalah bahasa

Jawa.

c) Agama atau aliran kepercayaan

Agama yang dianut oleh penduduk kelurahan penarukan

kecamatan kepanjen kabupaten malang antara lain Islam, Katolik,

Kristen. Komposisi penduduk kelurahan penarukan menurut agama

pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : agama Islam. 5200 jiwa,

Katolik 46 jiwa, 49 Kristen jiwa.

Tabel 2.3 Keagamaan Dan Kepercayaan Masyarakat Kelurahan

Penarukan

NO Agama Laki-laki Perempuan 1. Islam 2.300 2.899 2. Kristen 24 26 3. Katholik 19 27 Jumlah 2343 2952

Sarana ibadah umat beragama di Kabupaten Malang terdiri

dari masjid 3 buah, langgar/mushola 15 buah.

Page 58: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

58

Tabel 2.4 Sarana Pribadatan Masyarakat Penarukan

NO Jenis Prasarana Jumlah (Buah) 1. Jumlah Masjid 3 2. Jumlah Langgar/Surau/Mushola 15 3. Jumlah Wihara - Jumlah 18

Sumber Data Statistik Kelurahan Penarukan

Melihat dari segi keagamaan masyarakat Kelurahan

Penarukan, mayoritas berpegang teguh pada agama Islam.

Masyarakat tak jarang mengadakan kegiatan keagamaan secara

rutin berupa pengajian muslimin dan muslimat, tahlil, dan

sebagainya.

d) Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Penarukan,

Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, terhitung sejak belum

masuk pendidikan, pendidikan TK hingga sarjana S2. Adapun

dengan adanya pendidikan yang dimiliki setiap orang dapat

mempengaruhi terhadap pola pikirnya, salah satunya ialah dalam

kehidupan bermasyarakat. Selain gelar sarjana yang disandang oleh

sebagian penduduk tersebut, juga terdapat beberapa orang yang

memiliki keterbelakangan mental. Namun, keadaan ini tidak

menjadi persoalan. Sehingga mereka tetap berusaha mengenyam

bangku pendidikan, sebagaimana yang dilaksanakan pada SLB

(Sekolah Luar Biasa). Hal ini menggambarkan bahwasanya tingkat

intelektual masyarakat tersebut bagus dan masih peduli terhadap

Page 59: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

59

bidang pendidikan, Kondisi pendidikan di desa Penarukan

berdasarkan beberapa indikator menunjukkan perkembangan yang

baik.

Profil Desa Wonokerto Kecamatan Bantur Kabupaten Malang

1) Kondisi Wilayah Penelitian

a) Batas wilayah

Tabel 2.5 batas wilayah lokasi penelitian

Batas Kelurahan Kecamatan

Sebelah utara Dsa Ngempit Bantur Sebelah selatan Desa Gumukmas Bantur Sebelah timur Desa Rejoyoso Bantur Sebelah barat Desa Karangsari Bantur Sumber data statistik Desa Wonokerto

Sumber data statistik Kelurahan Penarukan

b) Luas wilayah menurut penggunaan

Luas wilayah kelurahan Penarukan menurut penggunaannya

adalah 28,2 Ha. Sektor persawahan yang mendominasi di desa

tersebut. Hal ini peneliti mendapatkan data dari Kantor Desa

Wonokerto.

Page 60: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

60

3. Kondisi Masyarakat

c) Jumlah penduduk

Berdasarkan data Tahun 2013, Desa wonokerto Kecamatan

Bantur , Kabupaten Malang tercatat sebesar 5994 jiwa, yang

terdiri dari 2990 jiwa penduduk laki-laki dan 3004 jiwa penduduk

perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 1318 KK. Distribusi

penduduk dan tingkat kepadatan adalah sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Desa Wonokerto

Jumlah laki-laki 2.990 jiwa

Jumlah perempuan 3004 jiwa

Jumlah total 5994 jiwa

Jumlah kepala keluarga 1318 KK

d) Etnis

Etnis masyarakat Desa Wonokerto adalah Jawa dan

Madura Sehingga bahasa keseharian yang digunakan adalah

bahasa Jawa dan Bahasa Madura.

e) Agama atau aliran kepercayaan

Page 61: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

61

Agama yang dianut oleh penduduk Desa Wonokerto

kecamatan Bantur kabupaten Malang adalah Semuanya Islam

tanpa terkecuali.

Sarana ibadah umat beragama di Desa Wonokerto

Kabupaten Malang terdiri dari masjid 2 buah, langgar/mushola 20

buah.

Tabel 2.7 Sarana Pribadatan Masyarakat Penarukan

NO Jenis Prasarana Jumlah (Buah) 1. Jumlah Masjid 2 2 Jumlah Langgar/Surau/Mushola 20 Jumlah 22

Sumber Data Statistik Desa Wonokerto

Melihat dari segi keagamaan masyarakat Desa Wonokerto,

yang seluruh penduduknya berpegang teguh pada agama Islam.

Masyarakat tak jarang mengadakan kegiatan keagamaan secara

rutin berupa pengajian muslimin dan muslimat, tahlil, dan

sebagainya.

f) Pendidikan

Masayarakat Desa Wonokerto Kecamatan Bantur

Kabupaten Malang sangat minin minatnya untuk mengenyam

pendidikan setinggi-tingginya dikarenakan penduduk Desaesa

Wonokerto mempunyai pemikiran bahwa pendidikan tinggi belum

Page 62: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

62

tentu menjamin dapat pekerjaan yang mapan. Dengan adanya

pemikiran seperti itu maka masrakat desa wonokerto kecamatan

Bantur Mayoritas Hanya lulusan SMP sederajat dan SD sederajat.

Mayoritas mata pencaharian Masarakat Desa wonokerto adalah

sebagai petani dan pedagang.

B. Paparan Dan Analisis Data

Dalam paparan dan analisis data ini mencakup Makna Lafadz Idrib dalam

Qs An-Nisa Ayat 34 yang diteliti di Desa Wonokerto Kecamatan Bantur,

Kabupaten Malang Dan Di Kelurahan Penarukan Kecamatan Kepanjen

Kabupaten Malang.

Profil informan

No Nama Informan

Keterangan

1 Ust Toriqul Huda

Usia 45 Tahun Beliau seorang Hafizdul AlQuran. Sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan Bantur, beliau juga sebagai pengajar TPQ yang dimiliki di desa wonokerto di samping rumahnya.

2 Ust. Naim Usia 50 tahun beliau Sebagai Ulama Salafi di masayarakat desa wonokerto kecamatan Bantur kabupaten Malang. Dan sebagai Ust Pesantren Salaf Nurul Iman Desa Wonokerto Kecamatan Bantur.

3 Ust Khosim Beliau Usia 55 Tahun, belia alumni podok pesantren Nurul Iman Karangsari Bantur Malang. Sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan Bantur.

4 Ust Jakfar Sodik

Beliau dahulu alumni Pondok Pesatren Tambak Beras Jombang, Mulai dari Tsanawiyah Sampai Tingkat Perguruan Tinggi. Sebagai Ulama Modern dan sebagai pengisi pengajian keleling di mushola-mushola Kelurahan Penarukan Kecamatan Kepanjen.

5 Ust. Munir Usia 50 tahun, beliau alumni Pondok pesantren Al amin Madura, dan alumni iain Sunan Ampel Surabaya, Sebagai

Page 63: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

63

Ulama Modern dan sebagai pengajar di Sma Islam Kecamatan Kepanjen.

6 Ust. Karnoto

Sebagai Ulama Modern di lingkungan masyarakat kelurahan Penarukan dan Pengisi Jamaah pengajian rutin Al- Iklas Kepanjen .

7 Ust. Hasan Mahfudz

Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu Sina Kepanjen .

8 Ust. Arbain Nurdin.

Usia 45 tahun, beliau alumni Pondok pesantren Al-Amin Madura, Dan alumni Iain Suanan Ampel Surabaya. Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu Sina Kepanjen.

9 Ustzd. Dewi masrurah

Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu Sina Kepanjen.

1. Makna Lafadz Idrib menurut Ulama Kabupaten Malang.

Apabila istri tetap enggan berhenti dengan nasehat dan menjauhi

ranjang, maka ia harus mendidiknya dengan pukulan yang tidak

menyakitkan, pukulan yang lembut halus dan mendidik, bukan pukulan

yang merusak sehingga setan yang menipunya dengan pembangkangan

dan penentangan keluar dari kepalanya.

Tentu cara yang ini hanya dilakukan kepada perempuan yang

memang sudah patut dipukul.Ada kaum perempuan terpelajar, yang

mengukur seluruh perempuan dengan dirinya sendiri, menyanggah keras

dengan kebolehan seperti ini terhadap kaum ibu yang lemah, Dia agaknya

tidak sadar bahwa memang ada perempuan yang memang pukul yang

hanya dapat memperbaiki kedurhakaannya71.

a) Sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan Bantur Ust Toriqul

Huda mengatakan:

71 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.63

Page 64: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

64

Menurut pendapat saya Makna Dari lafadz Wadhribuhunna tersebut adalah “Memukul” suami boleh memukul istrinya asalkan jika tahapan-tahapan sebelumnya sudah dilaksanakan dengan baik dan benar, dikarenakan istri sudah sangat keterlaluan dan disisi lain istri masih menjadi tanggung jawab suami . Kerana terdapat orang yang sifatnya kesadarannya tumbuh ketika menggunakan cara kekerasan72.

b) Sebagai Ulama Salafi Pesantren Nurul Iman Desa Wonokerto

Kecamatan Bantur Beliau Ust. Naim, mengatakan:

Menurt saya Makna dari lafadz idrib tersebut adalah “Memukul” suami diperbolehkan untuk memukul dengan pukulan yang niatnya untuk memberikan pendidikan kepada istri dan dalam memukul tersebut memukul pada anggota tubuh yang tidak membahayakan , guna menyadarkan istrinya tersebut agar taat kembali kepada kewajibannya sebagai mana seorang istri yang telah disyariatkan dalam agama.73

c) Sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan Bantur Kabupaten

Malang , Ust Khosim Mengatakan:

Menurut saya makna dari lafadz Idrib tersebut adalah “Memukul”, Dikarenakan menurut saya suami boleh memukul istri jika si istri memang benar benar keterlaluan atas perbuatan nusyuznya kepda suaminya, di sisi lain istri masih menjadi tanggung jawab suami .Jadi si suami wajib mendidiknya sekalipun dengan jalan kekerasan. Menurut saya diperbolehkannya suami memukul karena islam mngajarkan ketegasan kepada uamatnya. 74

a) Sebagai Ulama Modern dan sebagai pengisi pengajian keleling di

mushola-mushola Kelurahan Penarukan Kecamatan Kepanjen Ust

Jakfar Sodik mengatakan:

Menurut Saya makna dari Lafadz Idrib tersebut adalah Pukulan dengan perkataan bukan pukulan dengan tangan atau dengan cara kekerasan. Pukulan dengan perkataan , yang kiranya perkataan

72 Toriq , Wawancara, Malang, Tanggal 05 september 2013 73 Naim , Wawancara, Malang, Tanggal 07 september 2013 74 Khosim, Wawancara, Malang,Tanggal 10 September 2013.

Page 65: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

65

tersebut dapat membuat si istri sadar dan berubah menjadi lebih baik. Dikarenakan perkataan itu bisa menembus segala sesuatu yang keras sekalipun itu batu.75

b) Ulama Modern dan sebagai pengajar di Sma Islam Kecamatan

Kepanjen Kabupaten Malang Ust Munir mengatakan:

Menurut saya makna dari lafadz Idrib tersebut adalah “Memukul”, si suami boleh memukul istri dengan pukulan yang tidak menciderai, meninggalkan bekas sedikitpun dan tidak keras sama sekali dan memukulny aharus pada bagian yang kiranya tidak membahayakan istri, alasan di perbolehkannya memukul karena segala pola prilaku istri menjadi tanggung jawab suami. 76

c) Sebagai Ulama Modern di lingkungan masyarakat kelurahan Penarukan

dan Pengisi Jamaah pengajian rutin Al- Iklas Kepanjen Ust Karnoto

mengatakan:

Menurut saya makna dari Lafadz Idrib tersebut adalah, Suami boleh memukul dengan pukulan yang tidak membahayakan dan pukulan yang niatnya bukan untuk melukai dan mencelakai si istri, dan pukulan tersebut harus dilakukan dengan pelan tanpa mengeluarkan suara sebagaimana layaknya orang memukul, bagian itu adalah mulai pusar sampai kebawah. 77

a) Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu

Sina Kepanjen Ust Hasan Mahfud mengatakan:

Menurut pendapat saya makna dari lafadz Idrib tersebut adalah Sarana bagi suami untuk menyadarkan istri tanpa ada rasa dendam dan efek jera, walaupun keadaanya darurat tidak diperbolehkan dan dibenarkan untuk memukul, karena memukul akan mengakibatkan dan menumbulkan rasa dendam dan dengan memukul tersebut tidak akan menyelesaikan permaslahan yang sedang terjadi dalam kehidupan

75 Ja’far , Wawancara, Malang, Tanggal 13 september 2013. 76 Munir, Wawancara, Malang, Tanggal 15 september 2013. 77 Karnoto, Wawancara, Malang, Tanggal 17 september 2013.

Page 66: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

66

rumah tangga.Disamping memukul itu tidak akan menyelesaikan masalah, memukul hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial antara suami istri karena dapat dipastikan terdapat pihak yang merasa menang dan terdapat pihak yang merasa dikalahkan dengan pemukulan tersebut.78

b) Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu

Sina Kepanjen Kabupaten Malang, Ust Arbain Nurdin

mengatakan:

Menurut Saya Makna Dari Lafadz Idrib tersebut adalah Sebuah cara suami untuk menyadarkan si istri tanpa menggunakan cara kekerasan dan tidak menimbulkan rasa sakit hati istri. Maka yang harus dilakukan oleh suami adalah memberi pencerahan dengan ilmu pengetahuan, dan harus saling intropeksi antara pihak suami dan istri agar bisa mengambil jalan tengah untuk menyelesaikan permasalahn yang terjadi yang pada akhirnya menimbulkan dan menuju kedamaian kehidupan berumah tangga tanpa ada pihak yang merasa menang dan kalah diantara suami istri tersebut79.

c) Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu

Sina Kepanjen Ustz Dewi Masruroh mengatakan:

Menurut saya makna dari lafadz Idrib tersebut adalah cara atau alat yang dipergunakan suami untuk menyadarkan istri tanpa timbul rasa dendam dan efek jera pada akhirnya nanti , Sedarurat atau sebahaya apapun keaadannya suami tidak dibenarkan untuk melakukan perbuatan kekerasan atau memukul, karena memukul hanya akan mengakibatkan dan menumbulkan rasa dendam Maka yang harus dilakukan oleh suami adalah memberi pencerahan dengan ilmu pengetahuan, dan harus saling intropeksi antara pihak suami istri dan saling mngenyampingkan sifat watak keras dan rasa keegoisannya masing masing agar menemukan jalan tengah atau menemukan cara yang terbaik untuk menyelesai perselisihan dan permasalahan tersebut dengan kondisi pikiran yang dingin dan tanpa menggunakan cara kekerasan sedikitpun80.

78 Hasan , Wawancara, Malang, Tanggal 20 september 2013. 79 Arbain , Wawancara, Malang, Tanggal 23 september 2013. 80 Dewi , Wawancara, Malang, Tanggal 24 september 2013.

Page 67: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

67

2. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan dan perselisihan

yang terjadi dalam kehidupan keluarga.

a) Sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan Bantur Kabupaten

Malang Ust Toriqul Huda mengatakan:

Menurut saya solusi yang tepat untuk mengatasi perselisihan dalam kehidupan rumah tangga adalah si suami harus benar-benar menjadi contoh yang baik bagi istri maupun anak. Karena secara tidak langsung perbuatan suami yang baik tersebut akan dicontoh oleh istri dan anak anaknya. Jadi kuncinya selesai tidaknya suatu permasalahan dalam keluarga tergantung pada suaminya. 81

b) Sebagai Ulama Salafi Pesantren Nurul Iman Desa Wonokerto

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Beliau Ust. Naim,

mengatakan:

Menurut saya solusi yang tepat untuk mnyelesaikan perselisihan dan permaslahan rumah tangga adalah, suami sebagai kepala keluarga harus benar-benar bisa membawa keluarganya menuju yang lebih baik dengan cara menasehati kepada istrinya dan memberikan contoh yang baik kepada istri, karena perbuatan suami yang bagai manapun akan dicontoh oleh istrinya. Jika suami bisa memberi contoh yang baik maka istri akan menjadi baik juga, dan permasalahan dan perselisihan tersebut tidak akan terjadi kembali. 82

c) Sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan Bantur, Ust Khosim

Mengatakan:

Menurut saya solusi yang tepat untuk mengatasi perselisihan dan permasalahan keluarga adalah suami sebagai kepala keluarga harus bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi istrinya, karena segala perbuatan atau tindak laku suami akan ditirukan atau akan dicontoh oleh istri, untuk itu suami benar benar dituntut untuk bisa menjadi contoh yang baik bagi istrinya83.

81 Toriq , Wawancara, Malang, Tanggal 05 september 2013. 82 Naim , Wawancara, Malang, Tanggal 07 september 2013. 83 Khosim, Wawancara, Malang,Tanggal 10 September 2013.

Page 68: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

68

a) Sebagai Ulama Modern dan sebagai pengisi pengajian keleling di

mushola-mushola Kelurahan Penarukan Kecamatan Kepanjen Ust

Jakfar Sodik mengatakan:

Menurut saya solusi yang tepat untuk mengatasi pemaslahan yang terjadi dalam kehidupan keluarga adalah: pihak suami istri agar mencari momen yang tepat dan indah untuk selanjutnya diajak bicara membahas apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan rumah tangga tersebu dengan mendatangkan juru damai dari kedua belah pihak,dengan ini suami istri saling intropeksi diri masing – masing supaya saling menyadari semua kesalahannya masing masing, dan setelah menyadarinya maka perdamaian tersebut akan timbul dengan sendirinya84.

b) Ulama Modern dan sebagai pengajar di Sma Islam Kecamatan

Kepanjen Ust Munir mengatakan:

Menurut saya solusi yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi pada kehidupan rumah tangga adalah agar pihak suami istri saling membicarakan secara terang terangan apa sebenarnya yang sebenarnya terjadi, dikarenakan penyebab terjadinya perselisihan terebut bukan tidak munkin dari istri saja tapi bisa saja datang dari pihak suami.Dengan dilakukannya hal ini permasalahan tersebut akan terselesaiakan secara sendirinya dan jika ini selalu dilakukan, maka permaslahan serta perselisihan yank terjadi dalam keluarga tidak akan terjadi kembali.85

c) Sebagai Ulama Modern di lingkungan masyarakat kelurahan Penarukan

Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dan Pengisi Jamaah

pengajian rutin Al- Iklas Kepanjen Ust Karnoto mengatakan:

Menurut saya sulusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam keluarga adalah; Permaslahan yang timbul dan sekiranya sudah memasuki puncaknya hendaknya dimusyawarahkan dengan kepala yang benar benar dingin, dengan dibantu dengan mendatangkan juru damai dari kedua belah pihak, agar supaya uneg-uneg yang ada dalam hati suami dan hati istri dapat tersampaikan

84 Ja’far , Wawancara, Malang, Tanggal 13 september 2013. 85 Munir, Wawancara, Malang, Tanggal 15 september 2013.

Page 69: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

69

dengan baik sehingga saling mngetahui keinginan masing masing, dengan ini secara langsung akan menyelesaikan permaslahan tersebut, dan jika hal ini dilakukan secara terus menerus maka permaslahan tidak akan timbul kembali dalam kehidupan keluarga.86

a) Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu

Sina Kepanjen Kabupaten Malang Ust Hasan Mahfud mengatakan:

Menurut saya solusi yanng tepat untuk menyelesaikan perselisihan dan permasalahan dalam kehidupan rumah tangga adalah: Suami supaya memberikan pencerhan atau ilmu pengetahuan tentang hak dan kewajiban suami istri dan suami istri tersebut agar bisa saling menerima kekurangan masing masing dan supaya mehilangkan sifat egois nya baik suami maupun istri agar perdamaian itu dapat tercipta tanpa menggunakan proses kekerasan sedikitpun.87

b) Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu

Sina Kepanjen Kabupaten Malang Ust Arbain Nurdin mengatakan:

Menurut saya solusi yang tepat untuk menyelesaikan permaslahan serta perselisihan dalam keluarga adalah: Dengan Mendatangkan Juru damai dari kedua belah pihak, pihak suami dan istri, agar ihak suami istri tersebut bisa saling menerima kekurangan dan kelebihan dari pasangannya, dikarenakan jika saling menerima dan saling mngertia antara suami dan istri permaslahan yang terjadi akan luluh dan akan segera terselesaiakan dengan sendirinya, karena pemicu terjadinya permasalahan tersebut adalah pasangan suami istri itu sendiri.88

c) Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT Ibnu

Sina Kepanjen Kabupaten Malang Ustz Dewi Masruroh

mengatakan:

Menurut saya solusi nya adalah Agar Mendatangkan Juru damai dari kedua belah pihak, dan nantinya pihak suami maupun istri supaya saling intropeksi dirinya masing-masing, dan tidak hanya bisa saling menyalahkan antara satu dengan yang lainnya, dikarenakan

86 Karnoto, Wawancara, Malang, Tanggal 17 september 2013. 87 Hasan , Wawancara, Malang, Tanggal 20 september 2013. 88 Arbain , Wawancara, Malang, Tanggal 23 september 2013.

Page 70: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

70

permasalahan yang sedang mendera dalam keluarga tersebut adalah pasangan suami istri itu sendiri.89

3. Analisis Data.

1) Makna Lafadz Idrib Pada Qs An-Nisa ayat 34 Menurut Ulama

Kabupaten Malang.

a. Ulama Salafi.

Ust Toriqul Huda sebagai ulama salafi mengatakan boleh memukul

dengan pukulan fisik, dikarenakan alasan mereka jika sudah memasuki

tahap yang terakhir yaitu tahap pemukulan kondisi si istri memang tingkat

kedurhakaannya terhadap suami sudah keterlaluan dan alasan yang lain, si

istri tersebut masih menjadi tanggung jawab suami, maka menurut mereka

cara yang ampuh dan mujarab untuk mengobati tersebut adalah dengan

cara dipukul. Tetapi pukulan ini diniatkan hanya untuk mendidik si istri,

bukan pukulan yang bersifat balas dendam atau yang lainnya, dan bukan

pukulan yang keras yang sampai membuatnya luka dan membuatnya

cacat. .

Pendapat Ust Toriqul Huda sebagai ulama salaf ini senada dengan

pendapat Ulama Tafsir Klasik Yaitu Imam AthThabari yang berbunyi : ,

“Wahai para suami, nasehatilah istri kalian tentang perbuatan nusyuz

mereka. Jika mereka menolak untuk kembali kepada kewajiban mereka,

maka ikatlah mereka dengan tali. Dirumah mereka, dan pukullah mereka

89 Dewi , Wawancara, Malang, Tanggal 24 september 2013.

Page 71: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

71

agar mereka kembali kepada kewajiban mereka, yaitu taat kepada Allah

dalam kewajiban mereka terkait dengan hak kalian”. Sifat pukulan yang

diperbolehkan Allah kepada suami adalah pukulan yang tidak melukai,

tidak keras, dan jangan pukulan yang membuat tulangnya patah apalagi

pukulan yang sampai membuatnya cacat.90

Sedangkan pendapat Ust Naim sebagai ulama’ salafi dalam

memaknai lafadz Idrib ini beliau mengatakan boleh memukul dengan

tangan dan pukulan tersebut harus diniatkan hanya untuk membri

pendidikan kepada istri, agar si istri akan jera dengan segala

kedurhakannya terhadap suami. Hal senada juga dikatakan oleh ulama

Tafsir salaf yaitu Imam As-Syaukani dalam Tafsir Al-Qadr yang berbunyi

: Bahwa sistem yang terdapat dalam Al-Quran merupakan hal yang halal

bagi si suami untuk memukul istri dengan pukulan yang tidak parah dan

pukulan yang tidak melukai pada saat Nusyuz tersebut dikhawatirkan

terjadi.91 Hal itu diungkapkan bahwa agar si istri benar benar

meninggalkan perbuatan Nusyuznya ketika proses pengabaian atau

memisahkannya dari tempat tidur tidak mempengaruhinya untuk

meninggalkan perbuatan Nusyuznya tersebut.

Ust. Khosim Sebagai ulama salafi berpendapat n bahwa makna dari

Lafdz Idrib itu adalah Memukul. Menurut beliau si suami diperbolehkan

90 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ Al Bayan an Ta’wil Ayi Al Quran : “Tafsir Ath-Thabari”, diterjemahkan oleh Akhmad Afandi, (Cet. I; Jakarta:Pustaka Azzam, 2008), 916 أي ضربا غیر مبرح وظاھر النظم القرآني أنھ یجوز للزوج أن یفعل جمیع ھذه األمور عند مخافة النشوز 91

Page 72: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

72

memukul dengan tangan agar si istri kembali taat kepada suami dan

kembali melaksanakan segala kewajibannya terhadap suami. Alasan

diperbolehkannya memukul karena suami masih mempunyai pertanggung

jawaban penuh terhadap istrinya. Pendapat Ust Khosim tersebut senada

dengan pendapat ulama tafsir Salafi yaitu Dr. Abdullah bin Muhammad

bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh dalam kitab Tafsir jalalain. Yang

berbunyi : Makna dari Lafadz Dharab tersebut yaitu jika nasehat dan

pemisahan tempat tidur tidak menggetarkannya, maka kalian boleh

memukul nya . 92

b. Ulama Modern.

Ust Jakfar sodik dalam memaknai lafadz idrib yang ada pada Qs An-

nisa ayat 34 sudahlah sangat modern yaitu beliau Mengatakan bahwa itu

merupakan perintah memukul, yaitu memukul dengan perkataan bukan

dengan tangan atau dengan cara kekerasan, pukulan dengan perkataan

yang kiranya perkataan tersebut dapat membuat istri berubah atau istri

kembali taat kepada suaminya. Karena perkataan dapat menembus segala

sesuatu yang tidak dapat ditembus oleh batu sekalipun.

Pendapat dari Ust jakfar sodiq tersebut sama dengan pendapat dari

Ulama Tafsir Modern Yaiitu Ahmad Mustofa Al-Marghi beliau

mengatakan bahwa Allah mengingatkan para hambaNya akan

kekuasaannya-Nya atas mereka, agar mereka takut kepada-Nya didalam

92 Dr. Abdullah bin Muhammad Bin Abdurahman bin Ishaq Alu Syaikh., “ Lubabut Tafsiir Min Ibni Katsiir”, diterjemahkan oleh M.Abdul Ghoffar E.M, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 (Cet IV ; Jakarta: Pustaka Imam ASY-SYAFI’I,2006) h. 300

Page 73: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

73

memperlakukan kaum wanita. Sekan-akan Dia berfirman kepada mereka,

sesungguhnya kekuasan-Nya atas kalian melebihi kekuasaan kalian atas

istri; maka jika kalian berbuat aniaya terhadap mereka, Dia akan menyiksa

kalian; dan jika kalian memaafkan kesalahan - kesalahan mereka, niscaya

dia akan memaafkan kesalahan kesalahan kalian.93

Tidak diragukan lagi, lelaki yang memperbudak wanita akan

melahirkan budak bagi orang lain, karena mereka terdidik dengan

kzhaliman dan tidak mempunyai kehormatan, sifat-sifat baik dan belas

kasihan. Juga akan melahirkan budak wanita dan juga akan melhirkan

orang-orang seperti dia; terdidik sebagai budak yang hina dan tidak

mempunyai kemulyaan. Sungguh tak ubahnya mereka seperti sekumpulan

seorang kambing, dihalau setiap pengembala dan menyambut setiap

teriakan. 94

Ust. Munir mengungkapkan pendapatnya tentang makna lafadz

idrib pada Qs An-Nisa Ayat 34, yaitu makna dari lafadz Idrib yang

terdapat dalam Qs-An-Nisa ayat 34 tersebut adalah “Memukul”, menurut

Ust munir suami diperbolehkan untuk memukul istri asalkan sifat dari

pukulannya tersebut yaitu dengan pukulan yang tidak menciderai,

meninggalkan bekas sedikitpun dan tidak keras sama sekali dan

memukulnya tersebut harus pada bagian yang kiranya tidak

membahayakan istri, menurut beliau bagian yang tidak membahayakan 93 Ahmad Mustofa Al-Maraghi : “Tafsir Al-Maraghi”, diterjemahkan oleh, Bahrun Abu Bakar, Lc, Drs Hery Noer Aly (Cet. 1; Semarang: Cv.Toha Putra, 1986), h. 48. 94 Musthafa, Marghi. h. 48

Page 74: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

74

tersebut adalah bagian pusar kebawah, alasan di perbolehkannya memukul

karena segala pola prilaku istri menjadi tanggung jawab suami.

Hal senada juga di ungkapkan oleh ulama Tafsir Modern Yaitu

Sayyid Qutub, beliau mngatakan bahwa, Sejalan dengan maksud dan

tujuan semua tindakan di muka maka pemukulan yang dilakukan ini

bukanlah untuk menyakiti, menyiksa dan memuaskan diri. Sudah

dimaklumi bahwa semua tindakan ini tidak boleh dilakukan kaluu kedua

belah pihak ini berada dalam kondisi harmonis dalam mengendalikan

organisasi rumah tangga yang amat sensitive ini. Tindakan itu hanya boleh

dilakukan untuk menghadapi ancaman kerusakan dan keretakan. Karena

itu, tindakan itu tidak boleh dilakukan kecuali kalau terjadi penyimpangan

yang hanya dapat diselesaikan dengan cara tersebut.95

Kesimpulan pendapat dari Ust Munir memaknai lafadz idrib

adalah suami diperbolehkan memukul istri, tetapi hanya dengan niatan

untuk mendidik, bukan dengan niatan yang lainnya, seperti niatan

merendahkan atau melecehkan. Dan tindakan pemukulan ini hanya boleh

dilakukan untuk menghadapi adanya ancaman atau adanya tanda-tanda

akan terjadinya keretakan dalam rumah tangga, dan tindakan pemukulan

ini boleh dilakukan jika tindakan dari penyimpangan istri terhadap

suaminya bisa diselesaikan hanya dengan jalan memukul.

95 Quthb Sayyid, Tafsir Fizhilalil Qura’an : “Tafsir di Bawah Naungan Qura’an”, diterjemahkan oleh, As’ad Yasin , Abdul Aziz Salam Basyarahil., Muchotob Hamzah (Cet. 4; Jakarta:Pustaka Gema Insani, 2008), h. 359

Page 75: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

75

Ust. Karnoto memaparkan pendapatnya dalam memaknai makna

lafadz Idrib yaitu menurut beliau adalah, Suami diperbolehkan untuk

memukul istri asalkan sifat dari pukulan tersebut yaitu pukulan yang tidak

membahayakan dan pukulan yang niatnya bukan untuk melukai dan

mencelakai si istri, dan pukulan tersebut harus dilakukan dengan pelan

tanpa mengeluarkan suara sebagaimana layaknya orang memukul, dan

bagian yang diperbolehkan untuk dipukul menurut beliau adalah mulai

pusar sampai kebawah.

Ust. Karnoto memberikan alasan atas diperbolehkannya memukul

tersebut dikarenakan kondisinya sudah darurat dan sudah kepepet. Dan

alasan yang lainnya diperbolehkannya memukul adalah dikarenakan

menurut Ust Karnoto memang ada sifat dari beberapa manusia di muka

bumi ini jika mereka melakukan kesalahan baru sadar atau baru sembuh

dari kesalahannya dengan cara kekerasan atau dengan cara dipukul

dengan tangan.

Pendapat sama juga dipaparkan oleh ulama Tafsirr Modern Yaitu

Sayyid Qutb Dalam kitab tafsir fi zahlil Quran , Yang berbunyi: Memang

adakalanya terdapat orang-orang wanita yang tidak mau menjadikan laki-

laki yang dicintainya itu sebagai pemimpin dan direlakannya menjadi

suaminya kecuali jika lelaki itu dapat menguasai dirinya secara fisik.

Meskipun ini tidak menjadi tabiat semua wanita, namun wanita yang

demikian itu memang ada. Wanita dengan model demikian inilah yang

Page 76: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

76

memerlukan pemecahan tahap akhir ini, supaya dia dapat kembali lurus

dan menjaga keutuhan organisasi rumah tangganya dalam kedamaian dan

ketrentaman. 96

Kesimpulan pendapat dari Ust Karnoto tentang makna Lafadz idrib

adalah. Suami boleh memukul istri, jika sudah kepepet, dan asalkan dalm

pemukulannya tersebut bukan dengan niatan mencelakai atau dengan

niatan merendahkannya, dan jika si istri akan benar-benar sadar setelah

dilakukannya tahapan pemukulan ini. Dikarenakan terdapat beberapa

wanita yang baru sadar dari semua kesalahan-kesalahan yang telah

dilakukannya itu jika telah dipukul atau dengan cara suami bisa

mengendalikan nya dengan cara fisik atau cara kekerasan.

c. Ulama Kontemporer

Ust Hasan Mahfudz memaparkan pendapatnya tentang makna

Lafadz Idrib pada Qs An-Nisa Ayat 34. Menurut beliau makna dari lafadz

Idrib tersebut adalah Merupakan sarana bagi pihak suami untuk

menyadarkan istri yang sedang durhaka atau sedang tidak melaksanakan

segala kewajibannya terhadap suami tanpa ada rasa dendam dan efek jera,

walaupun dan bagaimanapun keadaanya tidak diperbolehkan dan

dibenarkan untuk melakukan pemukulan terhadap istri , karena dengan

memukul akan mengakibatkan dan menumbulkan rasa dendam dan dengan

memukul tersebut tidak akan menyelesaikan permaslahan yang sedang

terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Disamping memukul itu tidak

96 Quthb Sayyid, h. 359

Page 77: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

77

akan menyelesaikan masalah, memukul hanya akan menimbulkan

kecemburuan sosial antara suami istri karena dapat dipastikan terdapat

pihak yang merasa menang dan terdapat pihak yang merasa dikalahkan

dengan pemukulan tersebut.

Pendapat senada juga di uraikan oleh Ulama Tafsir Kontemporer

Yaitu Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbahnya. Menurut Beliau Kata

Wadribuhunna yang diterjemahkan dengan pukullah mereka terambil

dari kata Dharaba . Yang mempunyai banyak arti. Bahasa dalam

menggunakan arti memukul tidak selalu dipahami dalam arti menyakiti

atau melakukan suatu tindakan keras dan kasar. Orang yang berjalan kaki

atau musafir dinamai oleh bahasa dan Oleh Al-Quran Yadhribuhunna fil

ardh, yaitu secara harfiah berarti memukul bumi . Karena itu perintah

diatas dipahami oleh ulama berdasarkan penjelasan Rasulullah SAW,

bahwa yang dimaksud dengan memukul adalah pukulan yang tidak

menyakitkan.

Sementara para ulama memahami perintah menempuh langkah

untuk menasehati dan memisah ranjang ditujukan kepada suami,

sedangkan langkah yang terkhir yaitu langkah memukul –ditujukan kepada

penguasa. Memang tidak jarang ditemukan dua pihak yang diperintahkan

dalam satu ayat. Yaitu dalam Surat Al-Baqarah Ayat 229, Yang berbunyi.

Page 78: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

78

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.

Atas dasar ini, Ulama besar Atha berpendapat bahwa suami tidak

boleh memukul istrinya, paling tinggi hanya boleh memarahinya. Ibnu Al

–‘Arabi mengomentari pendapat Atha’ itu dengan berkata, “Pendapatnya

itu berdasarkan adanya kecaman Nabi Saw kepada suami yang memukul

istrinya, Seperti Sabda Rasulullah SAW Orang yang terhormat tidak akan

memukul istrinya. Sejumlah ulama sependapat dengan Atha dan menolak

atau memahami secara metafora hadis hadis yang diperbolehkan memukul

istrinya.

Kesimpulan dari pendapat Ust Hasan Mahfudz adalah, dalam

makana lafadz idrib ini bukan perintah pihak suami untuk memukul istri,

tetapi itu merupakan sarana atau alat yang dipergunakan suami untuk

menyadarkan pihak istri yang sedang durhaka, tanpa menimpulkan efek

jera dan tanpa menimbulkan rasa dendam dikemudian harinya setelah

dilakukannya proses teresebut. Jadi menurut pendapat dari Ust. Hasan

Page 79: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

79

Mahfudz Walapun dan bagaimanapun serta serumit apapun kondisinya

tetap tidah diperbolehkan untuk melakukan pemukulan terhadap istri.

Ust Arbain Nurdin dalam memaparkan pendapatnya nya tentang

makna lafadz idrib pada Qs An-nisa ayat 34 beliau memaknai Lafadz

tersebut dengan Sebuah cara suami untuk menyadarkan si istri tanpa

menggunakan cara kekerasan dan tidak menimbulkan rasa sakit hati istri.

Maka yang harus dilakukan oleh suami adalah memberi pencerahan

dengan ilmu pengetahuan, dan harus saling intropeksi antara pihak suami

dan istri agar bisa mengambil jalan tengah untuk menyelesaikan

permasalahn yang terjadi yang pada akhirnya menimbulkan dan menuju

kedamaian kehidupan berumah tangga tanpa ada pihak yang merasa

menang dan kalah diantara suami istri tersebut .

Pendapat senada juga dipaparkan oleh ulama Tafsir kontemporer

yaitu Buya Hamka dalam kitab Tafsirnya yaitu Tafsir Al-Azhar : Beliau

mengemukakan pendapatnya bahwa, perempuan yang taat bukanlah

semata mata perempuan yang tunduk kepada Tuannya. Taat, adalah

perempuan yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang menjaga rumah

tangga dengan baik dan tahu akan tenggang menenggang dan juga tahu

akan harha dirinya. Kepada istri yang sudah semacam itu keadaannya,

janganlah mencari-cari masalah. Berlakulah hormat-menghormati dalam

kehidupan berumah tangga. Karena kalu istri sudah sedemikian rupa

baiknya, lalu laki-laki mencari fasal membuat gaduh, jangan disesalkan

kalu si istri melawan. Janganlah suatu masalah yang terjadi pada rumah

Page 80: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

80

tangga hanya ditimpahkan saja kepada istri97. Karena meskipun dia

perempuan, dia juga manusia yang patut dihormati. Keadaan laki-laki pun

sangat cangung kalu wanita itu tidak ada.

Kesimpulan dari pendapat Ust Arbain Nurdin tentang , Makna

Lafadz idrib yang ada pada Qs An-Nisa ayat 34 ini adalah : Adalah

merupakan cara bagi suami untuk menyelesaikan permasalahan dalam

keluarga tanpa mengunakan cara kekerasan sedikitpun, dan tanpa

meninggalkan efek sakit fisik maupun sakit hati. Dengan cara saling

intropeksi diri antara pihak suami istri dengan apa segala kekurangannya,

dan jika ada permasalahan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangaa

harus diselesaikan bersama-sama tanpa menyalahkan salah satu pihak.

Agar permaslahan dapat terselesaikan dengan baik.

Ustdz Dewi Masruroh Memaknai Lafadz Idrib Pada QS an-Nisa

dengan :Cara atau alat yang dipergunakan suami untuk menyadarkan istri

tanpa timbul rasa dendam dan efek jera pada akhirnya nanti , Sedarurat

atau sebahaya apapun keaadannya suami tidak dibenarkan untuk

melakukan perbuatan kekerasan atau memukul, karena memukul hanya

akan mengakibatkan dan menumbulkan rasa dendam, yang harus

dilakukan yaitu saling intropeksi antara pihak suami istri dan saling

mengenyampingkan sifat watak keras dan rasa keegoisannya masing

masing agar menemukan jalan tengah atau menemukan cara yang terbaik

97 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.65

Page 81: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

81

untuk menyelesai perselisihan dan permasalahan tersebut dengan kondisi

pikiran yang dingin dan tanpa menggunakan cara kekerasan sedikitpun.

Pendapat yang sama juga diungkapkan Oleh Aminah Wadud.

Beliau mengatakan bahwa Jika dipandang dari segi kekerasan yang

berlebihan terhadap wanita yang ditunjukkan dalam biografi para sahabat

dan oleh kebiasaan yang dikecam dalam Al-Quran (sepeeti pembunuhan

bayi perempuan) maka ayat ini harus diartikan sebagai larangan tindak

kekerasan tanpa kendali terhadap wanita . Jadi, ini bukan izin melainkan

larangan keras terhadap kebiasaan yang ada.

Masalah kekerasan rumah tangga dikalangan muslim dewasa ini

tidak bersumber dari ayat Al-Quran ini. Sebagian laki-laki memukul istri

mereka setelah benar-benar mengikuti Anjuran Al-Quran untuk

mengembalikan keharmonisan rumah tangga. Tujuan laki-laki seperti itu

adalah kehancuran bukan keharmonisan. Tindakan demikian mereka

lakukan setelah menemukan fakta bahwa mereka tidak dapat merujuk ke

ayat 3;34 untuk membenarkan tindakan mereka.

Akhirnya kata Ta’aat dalam ayat ini perlu direnungkan secara

kontekstual. Ayat ini berbunyi, “jika mereka ta’aat (tha’aat) kepadamu,

jangan kamu mencari jalan untuk menyusahkannya. ‘ Bagi wantia ini

merupakan hukuman bersyarat, bukan suatu perintah.

Al-Quran tidak pernah memerintahkan seorang wanita suapaya

mentaati suaminya. Al-Quran tidak pernah menyatakan bahwa ketaatan

kepada suami merupakan cirri cirri wanita yang baik. Seperti dalam

Firman Allah SWT dalam QS At-Tahrim Ayat 5 yang berbunyi. :

Page 82: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

82

Artinya : jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Tuhannya akan memberi

ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

Namun demikian, dalam perkawinan bentuk penundukan wanita,

wanita benar-benar mematuhi suami mereka, biasanya karena mereka

percaya bahwa seorang suami yang secara materi menafkahi keluarganya,

termasuk istrinya, patut dipatuhi. Bahkan dalam kasus seperti itu, norma

pada masa turunnya Wahyu, tidak ada korelasi bahwa jika seorang suami

harus memukul istrinya supaya patuh. Interpretasi seperti itu tidak

berpeluang untuk berkembang secara universal dan bertentangan dengan

esesnsi Al-Quran dan Sunnah Nabi. Interpretasi demikian merupakan

kesalahan berat dalam memahami Al-Quran untuk membenarkan

kurangnya pengendalian diri sebagian laki-laki.

Mengeenai hubungan antara nafkah dan kepatuhan, dapat diamati

bahwa ternyata suami yang tidak mau dan tidak mampu memberikan

nafkah kepada istrinya pun, meyakini bahwa mereka harus dipatuhi.

Sesungguhnya karakteristik dan perkawinan muslim yang tersebar luas ini

hanyalah satu contoh dari asosiasi laki-laki sebagai pemimpin alami yang

patut dipatuhi.

Kepercayaan terhadap keharusan mematuhi suami ini adalah

peninggalan dari perkawinan bentuk penundukan, dan kepercayaan ini

Page 83: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

83

tidak hanya terjadi dalam sejarah muslim. Kepercayaan ini belum

bertambah baik, walaupun dewasa ini laki-laki dan wanita mencari partner

untuk saling memperbaiki emosi, intelektual, ekonomi, dan sepiritual.

Kecocokan mereka didasarkan kepada saling menghormati, bukan pada

kepatuhan wanita kepada laki-laki. Keluarga dipandang sebagai unit

dukungan bersama dan unit kesopanan sosial, bukan institusi untuk

menjadikan wanita sebagai budak bagi laki-laki yang membelinya dengan

harga tinggi dan kemudian menjamin kebutuhan materi dan fisiknya saja,

tanpa memperhatikan aspek pengembangan manusia yang lebih tinggi.

Jika Al-Quran hanya relevan dengan satu jenis perkawinan ini saja,

ia akan gagal menghadirkan model yang pas untuk memenuhi berbagai

tuntutan dan keperluan yang berubah dari peradaban yang sedang

berkembang diseluruh dunia. Karena itu, Nash Alquran memfokuskan

pada norma perkawinan di masa turunnya wahyu, dan menerapkan

berbagai larangan atas tindakan tertentu suami terhadap istrinya. Dalam

konteks yang lebih luas, Al-Quran mengembangkan satu mekanisme

untuk memecahkan permasalahan melalui musyawarah dan abirtase..

Kesimpulan dari pendapat Ustdz. Dewi Masruroh pendapatnya

tenatang makna lafadz idrib pada Qs An-Nisa Ayat 34 adalah Dalam

menyelesaikan rumah tangga tidak boleh dengan melalui jalan kekerasan,

karena jalan kekerasan tidak akan menyelesaikan permasalahan yang

sedang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, dalam hal ini suami istri

harus saling intropeksi diri dan mengenyampaikan sifat atau watak keras

masing-masing agar menemukan jalan tengah yang disepakati bersama

Page 84: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

84

antara suami istri, dengan ini permaslahan tersebut akan terselesaikan

dengan sendirinya.

2) Solusi Mengatasi permaslahan dalam keluarga jika sedang terjad

dalam rumah tangga menurut ulama kabupaten Malang.

a. Ulama Salafi

Dalam memberikan pendapat tentang solusi menyenyelesaikan

maslah dalam keluarga, Ust Toriqul Huda mempunyai pemikiran yang

sangatlah modern beliau berpendapat bahwa, si sumai sebagai kepala

keluarga harus bisa menjadi contoh yang baik bagi istrinya, dikarenakan

secara tidak langsung segala bentuk dari perbuatan si suami tersebut akan

ditirukan atau diikuti oleh sang istri, denagn begini si suami benar-benar di

tuntut untuk bisa menjadi tauladan yang baik bagi istrinya.

Pendapat yang sama juga dipaparkan oleh ulama Tafsir

Kontemporer yaitu M Quraish Shihab dalam tafsir Al Misbah, beliau

menjelaskan bahwa, kepemimpinan yang dianugerahkan Allah kepada

suami tidak boleh mengantarkannya kepada kesewenang-wenangan.98

Sepintas terlihat bahwa tugas kepemimpinan ini merupakan keistimewaan

dan derajat atau tingkat yang lebih tinggi dari perempuan. Bahkan ada ayat

98 M. Quraish Shihab, “Tafsir Al Misbah”, (Lentera Hati), h. 408

Page 85: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

85

yang menegaskan derajat tersebut. Yaitu dalam Firman Allah SWT pada

QS. Al- Baqarah Ayat 228.

Artinya:

Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Derajat itu adalah kelapangan dada suami terhadap istrinya untuk

meringankan sebagian kewajiban istri. Walaupun ayat ini disusun dalam

redaksi berita, tetapi maksudnya adalah perintah kepada suami untuk

memperlakukan istrinya secara terpuji agar suami dapat memperoleh

derajat itu.

Ketauhilah bahwa yang dimaksud dengan perlakuan baik terhadap

istri, bukanlah tidak menggangunya, tetapi bersabar dalam gangguan atau

kesalahan serta memperlakukannya dengan kelembutan dan maaf, saat

istri menumpahkan emosi dan kemarahan. 99

Keberhasilan perkawinan tidak akan tercapai kecuali jika kedua

belah pihak memperhatikan hak pihak lain. Tentu saja hal tersebut banyak,

antara lain adalah bahwa suami bagaikan pemerintah atau pengembala,

dan dalam kedudukannya seperti itu, ia berkewajiban untuk

memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya (istrinya). Istri pun

berkewajiban untuk mendengar dan mengikutinya. Tetapi disisi lain,

99 Quraish Shihab, h. 409

Page 86: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

86

perempuan mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang

terbaik ketika melakukan diskusi.

Dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan perselisihan dan

permasalahan dalam keluarga tersebut tidak boleh dengan jalan kekerasan

sedikitpun kecuali dalam kondisi sangat terpaksa. Pendapat ini senada

dengan pentapat ulama Tafsir Kontemporer yaitu Buya Hamka dalam

Tafsir Al-Azhar yaitu : Seorang suami Supaya bersabar menanggungkan

perangai-perangai istrinya. Sebab tiap-tiap perempuan tiap-tiap manusia

ada saja kelemahannya. Bahkan engkau sebagai laki-lakipun mempunyai

segi kelemahan, yang kesabaran istrimulah yang akan mengekalkan rumah

tangga.100

Dengan pendapat ini dapat disumpulkan bahwa jika si suami

berbuat baik yaitu yang berupa kesabaran kepada istrinya maka si istri

akan ikut pula sabar kepada suminya dan kesabaran si istri tersebut akan

membuahkan hasil yaitu rumah tangga yang kekal dan tidak akan terjadi

kembali perselisihan tersebut.

Dalam memberikan pendapat tentang solusi menyenyelesaikan

maslah dalam keluarga, Ust Naim sangatlah modern dalam pemikirannya,

beliau mengatakan bahwa solusi yang tepat untuk menyelesaikan

perselisihan dan permasalahan dalam kehidupan rumah tangga adalah:

Suami supaya memberikan pencerahan atau ilmu pengetahuan tentang

100 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.64

Page 87: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

87

hak dan kewajiban suami istri dan suami istri tersebut agar bisa saling

menerima kekurangan masing masing dan supaya mehilangkan sifat egois

nya baik suami maupun istri agar perdamaian itu dapat tercipta tanpa

menggunakan proses kekerasan sedikitpun.

Pendapat yang sama juga di paparkan oleh Ulama Tafsir Modern

Yaitu Imam Al-Qurtubi dalam Tafsir Al-Qurtubi, beliau menjelaskan

bahwa Dapat dikatakan bahwa laki-laki memiliki kelebihan potensi jiwa

dan tabiat yang kuat yang tidak terdapat pada wanita. Hal itu dikarenakan

tabiat laki-laki yang mempunyai semngat menggelora dan keras sehingga

dalam dirinya terdapat kekuatan dan keteguhan.101 Sedangkan wanita

memiliki tabiat yang sejuk dan dingin yang berarti lembut dan lemah,

sehingga Allah mengharuskan laki-laki mengurusi mereka berdasarkan hal

itu, yang berdasarkan Firman Allah SWT :

………..

Artinya : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka….

Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban laki-laki mendidik istri-

istri mereka, sehingga ketika istri itu sudah menjaga hak-hak para suami

maka tidak diperbolehkan seorang laki-laki (suami) berlaku buruk

101 Syaikh Imam Al-Qurtubi ,Al Jami’ li Ahkam Al Quran : “Tafsir Al Qurtubi”, diterjemahkan oleh Akhmad Rijali Kadir , (Cet. I; Jakarta:Pustaka Azzam, 2008), 394

Page 88: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

88

terhadap istrinya. Kata qawwam adalah bentuk hiperbola, yaitu mengurus

sesuatu dan mengaturnya berdasarkan pertimbangan serta menjaga dengan

sungguh-sungguh.102 Maka tanggung jawab laki-laki atas wanita

berdasarkan definisi ini, yaitu laki-laki bertindak mengatur dan mendidik

serta menahan wanita dirumah dan melarangnya menampakkan diri secara

terbuka (Mejeng). Wanita harus mentaati dan menerima perintahnya

selama bukan maksiat. Hal itu didasarkan pada keutamaan, nafkah,

intelektual dan kekuatan dalam urusan jihad , harta warisan,

memerintahkan pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Kesimpulan dari pendapat Ust. Naim dalam menyelesaikan

permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga adalah , Jika terjadi

perselisihan dalam kehidupan berumah tangga Suami sebagai kepala

keluarga supaya memberikan pencerahan atau ilmu pengetahuan tentang

hak dan kewajiban suami istri dan suami istri tersebut agar bisa saling

menerima kekurangan masing masing dan supaya mehilangkan sifat egois

nya baik suami maupun istri agar perdamaian itu dapat tercipta tanpa

menggunakan proses kekerasan sedikitpun.

Ust Khosim sebagai Ulama Salafi Desa Wonokerto Kecamatan

Bantur Kabupaten Malang Beliau mengatakan bahwa solusi yang tepat

jika terjadi perselisihan dan permasalahan dalam kehidupan keluarga

adalah suami sebagai kepala keluarga harus bisa menjadi suri tauladan

yang baik bagi istrinya, karena segala perbuatan atau tindak laku suami

102 Imam Al-Qurtubi, h. 394

Page 89: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

89

akan ditirukan atau akan dicontoh oleh istri, untuk itu suami benar benar

dituntut untuk bisa menjadi contoh yang baik bagi istrinya103.

Ulama’Tafsir Modern Buya Hamka Dalam Tafsir Al Azhar juga

mengatakan, Beri mereka petunuk dan pengajaran, tunjuk ajarilah mereka

dengan baik, sadarkan mereka akan kesalahannya. Suami yang baik akan

dapat mentukan dan memilih kata-kata dan sikap yang layak untuk

mengajari istri. Kadang-kadang ada istri yang tinggi hati, sombong karena

hidupnya biasa senang dengan orang tuanya lalu dipandang enteng

suaminya. Maka suami hendaklah mengajarinya dan menyadarkannya,

bahwasaanya setelah bersuami, apapun yang diberikan suami kepada

istrinya terimalah dengan baik. 104

Karena apabila seseorang telah bersuami, apabila bercerai dengan

suaminya, jika ia pulang kembali kepada tanggungan ibu bapak, tidak akan

lagi seperti sewaktu ia masih gadis. Dan beberapa misal yang lain, yang

suami memberikan pengajaran itu tidak boleh bosan, tetapi jangan nyinyir.

Karena dalam mendirikan dan menegakkan ketrentraman dalam kehidupan

berumah tangga kadang-kadang meminta waktu berpuluh tahun. Suami

hendaknya menunjukkan pimpinan yang tegas dan bijaksana.

Kesimpulan pendapat dari Ust Khosim tentang cara penyelesaian

perselisihan dalam kehidupan rumah tangga adalah, Suami agar

memberikan pendidikan kepada istrinya tentang hak dan kewajiban suami

istri dalam kehidupan rumah tangga, dan suami agar menjadi suri tauladan

103 Khosim, Wawancara, Malang,Tanggal 10 September 2013. 104 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h.60

Page 90: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

90

yang baik bagi istrinya dikarenakan suami merupakan kepala keluarga dan

segala tindak laku suami secara tidak langsung akan dicontoh oleh sang

istri.

b. Ulama Modern

Ust. Jakfar sodik mengatakan bahwa solusi yang tepat ketika

permaslahan dalam rumah tangga terjadi adalah: pihak suami istri agar

mencari momen yang tepat dan indah untuk selanjutnya diajak bicara

membahas apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan rumah tangga

tersebut dengan mendatangkan juru damai dari kedua belah pihak, dengan

ini suami istri saling intropeksi diri masing – masing supaya saling

menyadari semua kesalahannya masing masing, dan setelah menyadarinya

maka perdamaian tersebut akan timbul.

Sayyid Qutb Dalam Kitab Tafsir Fi Zhilalil Quran Juga

mengatakan Cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang

terjadi dalam kehidupan rumah tangga adalah dengan cara mendatangkan

juru damai dari kedua belah pihak, cara ini harus dilakukan, keduanya

bertemu dalam suasana yang tenang, jauh dari subjektivitas, jauh dari

perasaan yang menyelimuti, jauh dari kondisi kehidupan yang

menyelimuti kejernihan hubungan suami istri. Juga bebas dari segala

pengaruh yang merusak suasana kehidupan, yang meruwetkan urusan,

yang yang karena dekatnya hubungan jiwa suami istri semuanya itu

tampak besar dan menutupi semua unsur kebaikan yang lain dalam

kehidupan mereka.

Page 91: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

91

Dengan penuh keinginan menjaga nama baik keluarga, dengan

penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya yang kecil, dengan

melepaskan segala keinginan mengalahkan dan menyalahkan sebagaimana

yang sering terjadi antara kedua suami istri dalam kondisi seperti ini. Dan

penuh keinginan dalam kebaikan suami istri dan anak-anaknya serta

organisasi rumah tangganya yang terancam runtuh.

Kedua hakam berkumpul untuk mencoba melakukan islah

(perbaikan-perdamaian) Jika dalam hati suami istri itu masih ada

keinginan yang sungguh untuk kebaikan, dan hanya kemarahan saja yang

menghalangi keinginan itu, dan di tunjang kemauan yang kuat dari hati

kedua hakam , maka Allah akan memberikan kebaikan dan Taufik kepada

keduanya.

Kesimpulan pendapat dari Ust. Jakfar sodik dalam solusi untuk

menyelesaikan perselisihan dalam rumah tangga adalah, pihak suami istri

agar mencari momen yang tepat dan indah untuk selanjutnya diajak bicara

membahas apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan rumah tangga

tersebut dengan mendatangkan juru damai dari kedua belah pihak, dengan

ini suami istri saling intropeksi diri masing – masing supaya saling

menyadari semua kesalahannya masing masing, dan setelah menyadarinya

maka perdamaian tersebut akan timbul. Jika dalam hati suami istri itu

masih ada keinginan yang sungguh untuk kebaikan, dan hanya kemarahan

saja yang menghalangi keinginan itu, dan di tunjang kemauan yang kuat

dari hati kedua hakam , maka Allah akan memberikan kebaikan dan

Taufik kepada keduanya.

Page 92: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

92

Ust. Munir Memaparkan pendapatnya tentang solusi yang tepat

untuk menyelesaikan perselisihan dalam rumah tangga dengan cara, pihak

suami istri saling membicarakan secara terang terangan apa sebenarnya

yang sebenarnya terjadi, dikarenakan penyebab terjadinya perselisihan

terebut bukan tidak munkin dari istri saja tapi bisa saja datang dari pihak

suami.Dengan dilakukannya hal ini permasalahan tersebut akan

terselesaiakan secara sendirinya dan jika ini selalu dilakukan, maka

permaslahan serta perselisihan yank terjadi dalam keluarga tidak akan

terjadi kembali.

Aminah Wadud juga mengatakan Soal pemulihan keharmonisan

perkawinan Al-Quran lebih mengutamakan kondisi yang harmonis dan

menegaskan pentingnya memulihkannya. Dengan kata lain, bukan

tindakan disipliner yang harus digunakan untuk mengatasi perselisihan

diantara pasangan suami istri. Solusi yang terbaik yang ditawarkan Al-

Quran dan lebih diutamakan oleh Al-Quran adalah dengan cara dengan

cara musyawarah atau Syura, sebagai metode yang terbaik untuk

memecahkan permaslahan diantara kedua belah pihak. 105

Jelas bahwa Al-Quran bermaksud memecahkan permaslahan dan

kembali pada kedamaian dan keharmonisan diantara kedua pasangan itu

ketika Al-Quran menyatakan, tidak ada dosa bagi keduanya jika mereka

mengadakan kedamaian yang sebenarnya. Perdamaian itu lebih baik,

sesuai dengan Firman Allah SWT Pada Qs An-Nisa ayat 128 yang

berbunyi :

105 Aminah Wadud , “Quran Menurut Prempuan ” (Jakarta : Serambi ilmu Semesta, 2001). h.129

Page 93: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

93

Artinya:

Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz] atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Yang menjadi tujuan utama dalam penyelesaian perselisihan dan

pertengkaran rumah tangga adalah perdamaian dan mengadakan

perbaikan, bukan kekerasan dan kepatuhan yang dipaksakan.

Kesimpulan pendapat dari Ust Munir dalam solusi penyelesaian

perselisihan dan permasalahan dalam keluarga adalah: pihak suami istri

saling membicarakan secara terang terangan apa sebenarnya yang

sebenarnya terjadi, dikarenakan penyebab terjadinya perselisihan terebut

bukan tidak munkin dari istri saja tapi bisa saja datang dari pihak

suami.Dengan dilakukannya hal ini permasalahan tersebut akan

terselesaiakan secara sendirinya dan jika ini selalu dilakukan, maka

permaslahan serta perselisihan yank terjadi dalam keluarga tidak akan

terjadi kembali.

Page 94: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

94

Ust. Karnoto dalam memapakarkan solusi untuk menyelesaikan

permasalahan dan perselisihan dalam kehidupan rumah tangga adalah,

Permaslahan yang timbul dan yang sudah tidah bisa diselesaikan atau

sudah mencapai puncaknya hendaknya dimusyawarahkan dengan kepala

yang benar benar dingin, dengan dibantu dengan mendatangkan juru

damai dari kedua belah pihak. Agar supaya uneg-uneg yang ada dalam hati

suami dan hati istri dapat tersampaikan dengan baik sehingga saling

mngetahui keinginan masing masing, dengan ini secara langsung akan

menyelesaikan permaslahan yang sedang terjadi dalam kehidupan rumah

tangga.

Ahmad Mustahafa Al maraghi juga mengatakan dalam kitab Tafisr

Al-maraghi, beliau mngatakan bahwa, Khitha ini bersifat umum, termasuk

didalamnya suami istri dan kaum kerabatnya, yang paling utama mengutus

hakam adalah mereka. Jika tidak ada, maka kaum muslimin yang

mendengar persoalan mereka hendaknya berusaha memperbaiki

hubungannya. Pertikaian diantara mereka kadang kadang disebabkan oleh

nusyuznya istri, kadang-kadang pula disebabkan oleh kezhaliman suami.

Jika hal yang pertama yang terjadi hendaknya suami mengatasinya dengan

cara paling ringan diantara cara-cara yang disebutkan dalam ayat-ayat

terdahulu.

Tetapi jika hal yang kedua yang terjadi, dan dikhawatirkan suami

akan terus menerus berlaku zhalim atau sulit menghilangkan nusyuzynya,

selanjutnya dikhawatirkan akan terjadi perpecahan antara mereka tanpa

menegakkan rukun rumah tangga yang tiga: ketenangan, kecintaan, dan

Page 95: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

95

kasih saying, maka kedua suami istri dan kaum kerabat wajib mengutus

dua orang hakam yang bermaksud untuk memperbaiki hubungan antara

mereka. jika maksud dan tekad mereka benar, maka dengan karunia dan

dan kemurahan Allah SWT akan mempersatukan kembali. 106

Dengan ini dapat diketahui, betapa Allah sangat memperhatikan

hukum hukum- tatanan keluarga dan rumah tangga. Namun sayang sekali

kaum muslimin yang mengamalkan nasehat yang agung ini, sehingga

kerusakan, permusuhan, kebencian melanda banyak rumah tangga, lalu

menghancurkan akhlak dan adab, selanjutnya kerusakan itu menular dari

orang tua kepada anak anaknya..

Kemudian diterangkan, bahwa hukum-hukum itu disyariatkan

sesuai dengan hikmah dan kemaslahatan, karena ia berasal dari Allah

Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui tentang ihwal para

Hambanya. Allah SWT berfirman.

Sesungguhnya hukum-hukum yang disyariatkan bagi kalian ini

berasal dari Allah Yang Maha Mengetahui tentang ihwal dan akhlak para

hamba-Nya. Dia Maha Mengetahui tentang apa yang terjadi diantara

mereka beserta sebab-sebabnya, baik yang tampak maupun yang

106 Ahmad Mustofa Al-Maraghi : “Tafsir Al-Maraghi”, diterjemahkan oleh, Bahrun Abu Bakar, Lc, Drs Hery Noer Aly (Cet. 1; Semarang: Cv.Toha Putra, 1986), h. 49

Page 96: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

96

tersembunyi, dan mengetahui cara-cara memperbaiki hubungan antara

suami istri. 107

Kesimpulan dari pendapat Ust. Karnoto tentang solusi yang tepat

untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi dalam rumah tangga

adalah : Permaslahan yang timbul dan yang sudah tidah bisa diselesaikan

atau sudah mencapai puncaknya hendaknya dimusyawarahkan dengan

kepala yang benar benar dingin, dengan dibantu dengan mendatangkan

juru damai dari kedua belah pihak. Agar supaya uneg-uneg yang ada

dalam hati suami dan hati istri dapat tersampaikan dengan baik sehingga

saling mngetahui keinginan masing masing, dengan ini secara langsung

akan menyelesaikan permaslahan yang sedang terjadi dalam kehidupan

rumah tangga.

c. Ulama Kontemporer

Sebagai Ulama Kontemporer dan sebagai tenaga pengajar di STIT

Ibnu Sina Kepanjen Ust Hasan Mahfud mengatakan pendapatnya dalam

menyelesaikan permaslahan dalam kehidupan rumah tangga adalah :

Menurut saya solusi yanng tepat untuk menyelesaikan perselisihan dan

permasalahan dalam kehidupan rumah tangga adalah: Suami supaya

memberikan pencerhan atau ilmu pengetahuan tentang hak dan kewajiban

suami istri dan suami istri tersebut agar bisa saling menerima kekurangan

masing masing dan supaya mehilangkan sifat egois nya baik suami

107 Mustofa Al-Maraghi, h. 50

Page 97: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

97

maupun istri agar perdamaian itu dapat tercipta tanpa menggunakan

proses kekerasan sedikitpun.

Ulama Tafsir Modern Ahmad Musthafa Maraghi, juga mengatakan

Hendaklah para suami memberikan nasehat yang menurut pandangan

kalian dapat menyentuh hati mereka, sebab diantara kaum wanita ada yang

cukup dengan diingatkan akan hukuman dan kemurkaan Allah. Diantara

mereka ada yang hatinya tersentuh oleh ancaman dan peringatan akan

akibat yang buruk didunia, seperti ditahan untuk mendapatkan beberapa

kesenangannya, seperti pakaian, perhiasan dan lain sebagainya.

Sebagaimana sesuai dengan Firman Allah SWT Pada QS. At-Tahrim Ayat

6 :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Inilah tindakan yang harus dilakukan oleh suami kepada sang istri

yaitu memberi nasehat kepadanya. Inilah tindakan yang harus dilakukan

pemimpin dan kepala rumah tangga, yaitu melakukan tindakan

pendidikan, yang memang senantiasa dituntut kepadanya dalam semua hal.

Page 98: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

98

Nasehat tersebut juga harus mengandung dorongan untuk

mendapatkan pahala menjadi wanita solehah yang senantiasa menjaga

dirinya, sekaligus mengandung ancaman akan balasan yang akan menimpa

wanita yang membangkakng dan durhaka.

Kesimpulan Dari Pendapat ust. Hasan Mahfudz tentang solusi

penyelesaian dalam rumah tangga adalah; Suami supaya memberikan

pencerhan atau ilmu pengetahuan tentang hak dan kewajiban suami istri

dan suami istri tersebut agar bisa saling menerima kekurangan masing

masing dan supaya mehilangkan sifat egois nya baik suami maupun istri

agar perdamaian itu dapat tercipta tanpa menggunakan proses kekerasan

sedikitpun.

Ust Arbain Nurdin memaparkan dalam pendapatnya tentang solusi

dalam menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangga yaitu dengan

cara : Mendatangkan Juru damai dari kedua belah pihak, pihak suami dan

istri, agar ihak suami istri tersebut bisa saling menerima kekurangan dan

kelebihan dari pasangannya, dikarenakan jika saling menerima dan saling

mngertia antara suami dan istri permaslahan yang terjadi akan luluh dan

akan segera terselesaiakan dengan sendirinya, karena pemicu terjadinya

permasalahan tersebut adalah pasangan suami istri itu sendiri.

Buya Hamka juga memaparkan dalam Kitab Tafsirnya, Tafsir Al-

Azhar Maka utuslah seorang hakam dari ahli si laki-laki dan seorang

hakam dari si ahli perempuan, Hakam yang pokok adalah artinya sama

dengan hakim. Hakam ialah penyelidik duduk perkara yang sebenarnya,

sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan. Kedua hakam tersebut

Page 99: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

99

diutus oleh kedua masyarakat kaum muslimin, atau keluarga terdekat

kedua belah pihak. Hakam si laki-laki, menyelidiki pendirian si laki-laki,

denan seksama, sedangkan hakam si perempuan menyelidiki pendirian si

perempuan dengan seksama pula. Setelah lengkap diketahui, mereka

bertemu kembali, lalu soal itu dikaji dengan kepala dingin. 108

Kalau si laki-laki yang salah maka istrinya ditarik dari dia,, dan

nafkahnya wajib dibayarnya terus. Kalu perempuan yang salah ia dipaksa

kerumah laki-lakinya, dan tidak wajib diberi nafkah. Tetapi kalau kedua

hakam berpendapat mereka diceraikan saja atau diserumahkan kembali,

sedang yang seorang suka, dan yang seorang tidak suka, kemudian mati

salah seorang, maka yang suka berkembalian menerima waris dari yang

mati, dan yang tidak suka berkembalian tidaklah menerima waris. 109

Bagaimanapun juga, yang jelas bahwa yang menetapkan semua

prosedur tersbut adalah Dzat yang menciptakan, Dzat yang paling tahu

tentang Makhluk yang diciptakan Nya. Semua perdebatan diluar apa yang

di Firmankan oleh Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal

segala sesuatu, adalah omong kosong belaka. Setiap penolakan dari pilihan

sang pencipta dan tidak menerimanya, akan membuat seseorang keluar

dari lingkaran keimanan.

Kesimpulan pendapat dari Ust. Arbain Nurdin adalah: Agar Pihak

suami dan istri yang sedang berselisih mendatangkan Juru damai dari

kedua belah pihak, pihak suami dan istri, agar suami istri tersebut bisa

108 Prof. Dr. Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” (Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981). h. 67 109 Prof.Dr.Hamka,h. 68

Page 100: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

100

saling menerima kekurangan dan kelebihan dari pasangannya, dikarenakan

jika saling menerima dan saling mngertia antara suami dan istri

permaslahan yang terjadi akan luluh dan akan segera terselesaiakan

dengan sendirinya, karena pemicu terjadinya permasalahan tersebut adalah

pasangan suami istri itu sendiri. Dan agar pihak suami istri tersebut benar-

benar menyerahkan kepada hakam dengan sepenuhnya.

Ustdz. Dewi Masruroh, memberikan pendapat tentang solusi

penyelesaian yang harus dilakukan ketika perselisihan dalam rumah

tangga terjadi adalah: Agar Mendatangkan Juru damai dari kedua belah

pihak yang bisa dipercayai, dan nantinya pihak suami maupun istri supaya

saling intropeksi dirinya masing-masing, dan tidak hanya bisa saling

menyalahkan antara satu dengan yang lainnya, dikarenakan permasalahan

yang sedang mendera dalam keluarga tersebut adalah pasangan suami istri

itu sendiri.

Imam Al-Qurtubi Juga mengatakan ketika perselisihan diantara

keduanya semakin ruwet maka dianjurkan mengutus mediator dari kedua

belah pihak, menunjukkan bahwa hukum yang berlaku pada keduanya

(juru damai) bukan yang berlaku pada suami istri, oleh karena itu

dianjurkan kepada kedua belah pihak mengutus mediator dari pihak

keluarganya masing-masing. Dan kedua mediator itu haruslah orang yang

dipercaya oleh mereka berdua dan mewakili kedua belah pihak tentunya

juga disertai dengan ridha kedua suami istri untuk berembuk agar mereka

Page 101: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

101

berdua rujuk atau bercerai jika mereka melihat hal itu yang paling terbaik.

Hal ini menunjukkan bahwa kedua mediator itu berkedudukan sebagai

wakil dari kedua suami istri.110

Dua juru damai itu mesti dari keluarga suami dan istri, karena

keduanya lebih memahami keadaan mereka, dan keduanya termasuk orang

yang adil, mempunyai pandangan yang bagus dan memahami Fiqh. Jika

tidak ada dari pihak keluarganya yang layak untuk itu, maka kirimlah

orang yang adil dan mengerti.

Keputusan Hukum dari kedua Hakam suadah barang tentu tidak

selalu akan disukai saja oleh orang yang diberi hukum. Untuk

menghilangkan keraguan Imam As-Syafi’I dan Imam Abu Hanifah

memberikan syarat supaya kedua suami istri yang berselisih itu benar-

benar menyerahkan kekuasaan mengambil apa saja keputusan kepada

kedua hakam itu, dan mereka akan taat menerimanya. Sebab Sayyidina Ali

belum mau melepaskan laki laki yang tidak mau menyerah kalau mau

diceraikan itu, sebelum dia menyerahkan keputusan kepada hakam

sepenuhnya.

Kesimpulan pendapat Dari Ustdz. Dewi masruroh adalah: gar

Mendatangkan Juru damai dari kedua belah pihak yang bisa dipercayai,

dan nantinya pihak suami maupun istri supaya saling intropeksi dirinya

masing-masing, dan tidak hanya bisa saling menyalahkan antara satu

dengan yang lainnya, dikarenakan permasalahan yang sedang mendera

110 Syaikh Imam Al-Qurtubi, : “Tafsir Al-Qurtubi”, diterjemahkan oleh, Ahmad Rijali Kadir (Cet. 1; Jakarta: Pustaka Azam , 2008), h. 408

Page 102: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

102

dalam keluarga tersebut adalah pasangan suami istri itu sendiri. Dan agar

benar benar-benar menyerahkan semua keputusan kepada pihak juru

damai dengan sepenuhnya.

No

Nama Ulama’.

Pendapat Beliau Tentang: Kategori Ulama.

Lafadz Idrib.

Solusi Penyelesaian.

1. Ust. Toriqul Huda.

Memukul Dengan Tangan.

Suami diperintahkan Untuk menjadi Suri Tauladan Istri.

Salafi.

2. Ust. Naim. Memukul Dengan Tangan.

Suami diperintahkan untuk memberikan pendidikan kepada istri. Dan diperintahkan Untuk menjadi Tauladan Istri.

Salafi .

3. Ust. Khosim. Memukul Dengan Tangan.

Suami agar menjadi Tauladan yang baik bagi Istri.

Salafi.

4. Ust. Jakfar Sodiq.

Memukul dengan perkataan atau sindiran.

Diperintahkan untuk mendatangkan juru damai.

Moderen.

5. Ust. Munir. Memukul dengan tangan, dan tidak melukai / tidak keras.

Dengan cara musyawarah antara pihak suami istri.

Moderen.

6. Ust. Karnoto. Memukul dengan tangan, dan tidak meciderai.

Mendatangkan. Juru Damai.

Modern.

Page 103: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

103

7. Ust. Hasan Mahfudz.

Sarana untuk menyadarkan istri tanpa melalui jalan kekerasan.

Diberi Pendidikan. Dan saling menghilangkan ego masing-masing.

Kontemporer

8. Ust, Arbain Nurdin.

Sarana untuk menyadarkan istri tanpa melalui jalan kekerasan.

Mendatang kan Juru Damai.

Kontemporer

9. Ust. Dewi Masruroh.

Sarana untuk menyadarkan istri tanpa melalui jalan kekerasan.

Mendatangkan Juru Damai.

Kontemporer

Page 104: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Makna Lafadz Idrib Menurut Ulama Kabupaten Malang sebagai berikut:

Ulama Kabupaten Malang dalam memaknai Lafadz Idrib ini

dibedakan kedalam dua kategori, Kategori yang pertama yaitu kategori

ulama Salafi, Para Ulama salafi memaknai lafadz Idrib ini dengan

memukul secara tekstual yaitu memukul dengan tangan, dengan syarat

tahapan-tahapan sebelumnya telah dilakukan dengan baik, dan dalam

melakukan pemukulan tersebut terdapat batasan-batasan tertentu supaya

tidak membahayakan istri setelah dilakukannya proses pemukulan

tersebut. Kategori yang kedua yaitu ulama Modern dan Kontemporer,

Dalam memaknai Lafadz Idrib pada Qs An-Nisa Ayat 34 para ulama

Modern dan kontemporer memaknainya dengan pukulan secara

Page 105: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

105

kontekstual, yaitu cukup hanya memukulnya dengan kata-kata atau

nasehat, karena menurut para ulama Modern dan Kontemporer

permaslahan akan menjadi semakin runyam jika dalam proses

penyelesaiannya menggunakan jalan kekerasan.

2. Solusi jika terjadi perselisihan antara suami istri perspektif ulama

Kabupaten Malang terdapat Dua kategori, Yaitu Penyelesaiannya

Menurut Ulama Salafi adalah boleh melakukan pemukulan terhadap istri

yang durhaka, dikarenakan proses-proses sebelum dilakukannya

pemukulan sudah dilaksanakan dengan baik dan istri masih dalam

tanggung jawab si suami. Sedangkan untuk kategori yang kedua yaitu

ulama Modern dan Kontemporer. Menurut Mereka solusi yang tepat

dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam kehidupan rrumah

tangga adalah tanpa menggunakan cara kekerasan sedikitpun, dikarenakan

jika menggunakan jalan kekerasan, istri tidak akan menjadi baik dan istri

akan mengambil sikap berontak atas dilakukannya proses penyelesaian

dengan cara kekerasan tersebut.

B. Saran

Sebagai pentup dari pembahasan ini, peneliti mengemukakan dan

merekomendasikan saran, sehingga dapat memberikan manfaat khususnya

bagi:

Page 106: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

106

1. Diharapkan sebelum melakukan pernikahan pihak laki-laki dan

perempuan dalam memilih jodoh tidak asal-asalan atau hanya faktor

cinta, tetapi harus di tentukan secara matang matang dan

dipertimbangkan secara matang-matang bagaimana sifat atau karakter

calon pasangan yang akan dinikahi nantinya, dengan dilakukannya

proses ini secara otomatis perselisihan yang terjadi dalam rumah

tangga dapat diminimalisir sekecil mungkin.

2. Bagi suami sebagai rumah tangga untuk menjadi tauladan yang baik

dalam keluarganya terutama contoh bagi sang istri, dikarenakan

sedikit banyak perilaku suami akan dicontoh oleh sang istri.

3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diteliti lebih lanjut mengenai Makna

Lafadz Idrib dalam Qs An-Nisa Ayat 34, dan solusi yang tepat untuk

mengatasi perselisihan yang terjadi ddalam kehidupan berumah

tangga.

Page 107: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

107

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Adhim, M. Fauzil. Kupinang Engkau Dengan Hamdalah, Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 1999, 129.

Al-Mashiri, Syaikh Mahmud” Perkawinan Idaman”, diterjemahkan Iman Firdaus

Lc, Q, Dpl Cet. I ; Jakarta: Qisthi Press, 2011

Al Qurtubi, Syaikh Imam Al Jami’ li Ahkaam Al Qur’an: “Tafsir Al-Qurtubi”,

diterjemahkan oleh Ahmad Rijali Kadir, (Cet. I; Jakarta:Pustaka Azzam, 2008

Tihami, Syahrani Sohari, Fikih Munakahat ,Jakarta; Rajawali Press, 2009.

Al Hamid Muhammad Bin Ibrahim, “ Min Akhta’ Az-Zaujat”, diterjemahkan oleh

Muhammad Muhtadi Lc, Dosa-Dosa Suami Istri Yang meresahkan Hati, Cet I

; Solo: Kiswah, 2011.

Utsman al-Khusy Muhammad , Membangun Harmonisme Keluarga ,

(Jakarta; Qisthi Press, 2007.

Sayyid Salim Abu Malik, Kamal bin As, “ Shahih Fiqh As-sunnah Wa

Adillatuhu wa Tau”, diterjemahkan oleh Iman Fhih Madzahib Al

Aimmah, diteterjemahkan oleh Khairul Amru Harahap, Faisal Saleh,

Perkawinan Idaman, Cet I ; Jakarta: Pustaka Azam , 2007.

Sabiq,Sayyid. “ Fiqhus Sunnah ”, diterjemahkan oleh Nor Hasanudin Lc,

Fikiqih Sunnah, Cet I ; Jakarta: Pena Pundi Aksara Press, 2006.

Fauzan Zenrif , Muhammad . Sintesis Paradigma Studi Al- Quran , Malang;

UIN Malang Press, 2008.

Hamka , “Tafsir Al-Azhar juz 5” Jakarta: P.T Metro Pos Jakarta, 1981.

Page 108: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

108

Syaikh Mahmud Al-Masri, “ Az-zawaj al-islami as-Sai’d”, diterjemahkan

oleh Iman Firdaus, Perkawinan Idaman, Cet I ; Jakarta: QISTHI

PRESS, 2011.

Abdullah bin Muhammad Bin Abdurahman bin Ishaq Alu Syaikh., “

Lubabut Tafsiir Min Ibni Katsiir”, diterjemahkan oleh M.Abdul Ghoffar

E.M, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 Cet IV ; Jakarta: Pustaka Imam ASY-

SYAFI’I,2006.

Anwar, Rosihan. Samudera al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Al Fatih Suryadilaga,Muhammad. dkk, Metodologi Ilmu Tafsir , Sleman;

TERAS, 2005.

Quthb Sayyid, Tafsir Fizhilalil Qura’an : “Tafsir di Bawah Naungan

Qura’an”, diterjemahkan oleh, As’ad Yasin , Abdul Aziz Salam

Basyarahil., Muchotob Hamzah, Cet. 4; Jakarta:Pustaka Gema Insani,

2008.

Al-Maraghi, Ahmad Mustofa : “Tafsir Al-Maraghi”, diterjemahkan oleh,

Bahrun Abu Bakar, Lc, Drs Hery Noer Aly, Cet. 1; Semarang: Cv.Toha

Putra, 1986.

Mustaqim , Abdul. “Epistimologi Tafsir Kontemporer” Yogyakarta: LKis,

2010.

Quraish Shihab, Muhammad “Tafsir Al Misbah”, Lentera Hati.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:

Peneribit Alfabeta, 2010.

Page 109: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

109

Soekanto, Soerjono , Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 2006.

Amiruddin, SH,. M.Hum. H. Zainal Asikin, S.H, Pengantar Metode

Penelitian Hukum, Jakarta; Raja GrafindoPersada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung;

Rosda, 2005.

J. Moleong, Lexy. “Metodologi Penelitian Kualitatif” Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2002.

Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Tim Dosen Fakultas Syari’ah UIN Malang, Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah, Malang: 2011.

Arikunto, Suharsimi. prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.(

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) h. 227.

Bambang Sunggono, Motode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003.

Nazir, Mohammad. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009

Nana Sudjana dan Ahwal Kusuma, Proposal Penelitian: Di Perguruan Tinggi,

Bandung: Sinar Baru Aldasindo, 2000.

Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Abu Ja’far. Jami’ Al Bayan an Ta’wil Ayi Al

Quran : “Tafsir Ath-Thabari”, diterjemahkan oleh Akhmad Afandi, Cet. I;

Jakarta:Pustaka Azzam, 2008.

Wadud, Aminah. “Quran Menurut Prempuan ” Jakarta : Serambi ilmu

Semesta, 2001.

Page 110: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

110

B. SKRIPSI

Qonita, Shofa. “Perlindungan Terhadap Istri Sebagai Korban Kekerasan

Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam Dan UU No 23 Tahun

2004.”, Skripsi Uin Malang Tahun 2005

Hidayatin, Nora. “Respon Mahasiswa Fakultas Syari’ah UIN Malang

Terhadap Kekerasan DalamRumah Tangga Perspektif Gender”, Skripsi

UIN Malang, Tahun 2005.

Azizah, “Pemahaman Isteri Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang

Dilakukan Suami” Skripsi UIN Malang, Tahun 2007.

C. WAWANCARA

Toriq , Wawancara, Malang, Tanggal 05 september 2013

Naim , Wawancara, Malang, Tanggal 07 september 2013

Khosim, Wawancara, Malang,Tanggal 10 September 2013.

Ja’far , Wawancara, Malang, Tanggal 13 september 2013.

Munir, Wawancara, Malang, Tanggal 15 september 2013.

Karnoto, Wawancara, Malang, Tanggal 17 september 2013.

Hasan , Wawancara, Malang, Tanggal 20 september 2013.

Arbain , Wawancara, Malang, Tanggal 23 september 2013.

Page 111: MAKNA LAFADZ IDRIB PADA QS, An-NISA AYAT 34 …syariah.uin-malang.ac.id/data/2014/Februari-2014/Berkas-Sebelum... · Keluarga besar tercintaku yang turut serta memberikan do’a dan

111