MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

40
MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN MENURUT TAFSIR SUFI (Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) oleh: Nadiatul Habibah Adam (14210591) PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1439 H/2108 M

Transcript of MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

Page 1: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR

AYAT AL-QUR’AN MENURUT TAFSIR SUFI

(Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya SyaikhAbdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya

Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

oleh:

Nadiatul Habibah Adam

(14210591)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1439 H/2108 M

Page 2: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR

AYAT AL-QUR’AN MENURUT TAFSIR SUFI

(Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya SyaikhAbdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya

Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

oleh:

Nadiatul Habibah Adam

(14210591)

Pembimbing:

Hj. Istiqomah, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1439 H/2108 M

Page 3: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

ABSTRAK

Asmâul Husnâ merupakan nama atau sifat Allah yang biasa dikenalberjumlah 99 nama. Mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya merupakancita-cita tertinggi manusia, dengan mengkaji makna pada Asmâul Husnâtentu akan menemukan berbagai keutamaan dan manfaat yang sangat besar.Penafsiran sufistik merupakan metode yang ditempuh para sufi denganmempercayai ada isyarat yang diberikan Allah swt untuk mereka dalammemahami makna ayat Al-Qur’an. Walaupun ada yang menerima dan tidak,metode tafsir ini menjadi pelengkap khazanah metode tafsir.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini penulis membatasipada persamaan dan perbedaan makna Asmâul Husnâ, yang menjadipenutup dari akhir ayat azab dan disebutkan secara berangkai menurut tafsirsufi dalam tafsir al-Jailânî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan tafsirRûh Al-Ma’ânî karya Mahmud Syihabuddin al-Alusi.

Jenis metodologi penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitiankualitatif yang bersifat penelitian kepustakaan (library research). Denganmengumpulkan data terkait dan memfokuskan pembahasan dengan metodeisyari terhadap ayat-ayat azab dalam kitab al-Jailani dan Rûh Al-Ma’ânî. Dandata sekunder yaitu buku-buku yang ada relevansinya antara lain bukumenyingkap Tabir Illahi; al-Asma’ al-Husnâ karya M.Quraish Syihab, al-Asma’ al-Husnâ karya Ibnu Qayyim dan sebagainya yang tentunya berkaitandengan tema penelitian. Data yang terkumpul, kemudian dianalisis denganpendekatan deskriftif analitis.

Hasil penelitian penulis berkesimpulan bahwa dalam memaknaiAsmâul Husnâ keduanya memberikan makna yang sama, hanya sajamenguraikan penafsirannya berbeda pada setiap kata akan tetapi pada intinyasama yakni keagungan, kesempurnaan, dan ampunan Allah yang melimpah.Perbedaan antara kedua tafsir sufi ini yaitu Tafsir Al-Jailani dengan TafsirRuhul Ma’ani hampir tidak terlihat. Namun pemaknaan Asmâul Husnâsecara mendalam lebih dibahas pada Tafsir Ruhul Ma’ani karenapemaknaannya lebih terlihat jelas sesuai dengan konteks ayatnya.

Page 4: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Makna Asmâul-Husnâ Pada Akhir Ayat Al-Qur’an

Menurut Tafsir Sufi (Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya Syaikh Abdul

Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-

Alusi)” yang disusun oleh Nadiatul Habibah Nomor Induk Mahasiswa:

14210591 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.

Jakarta, 16 Agustus 2018

Pembimbing,

Hj. Istiqomah, MA

Page 5: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “ Makna Asmâul-Husnâ Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi (Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karyaSyaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karyaMahmud Syihabuddin Al-Alusi)” oleh Nadiatul Habibah dengan NIM14210591 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah FakultasUshuluddin Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 21Agustus 2018. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 1 November 2018

Dekan Fakulas Ushuluddin

Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dra. Hj. Maria Ulfah, MA. Dra. Rukoyah TamamiPenguji I, Penguji II,

Dr. KH. Abdul Muhaimin zen, M.Ag Iffaty Zamimah, MA.

Pembimbing,

Hj. Istiqomah, MA.

Page 6: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nadiatul Habibah

NIM : 14210591

Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 31 Maret 1994

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Makna Asmâul-Husnâ PadaAkhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi (Study Komparatif TafsirAl-Jailānî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)” adalah benar-benar aslikarya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahandan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Jakarta, 16 Agustus 2018

Nadiatul HabibahNIM. 14210591

Page 7: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

iv

MOTTO

ھ م م من تعلم القرآن وعل ك خیر

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang belajar Al-

Qur`an dan mengajarkannya” (HR. al-Bukhari)

“BUKANLAH ILMU YANG SEHARUSNYA MENDATANGIMU,

TETAPI KAMULAH YANG HARUS MENDATANGI ILMU ITU”

(Imam Malik)

Page 8: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

v

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang tercinta dan

tersayang atas kasihnya yang berlimpah

~ Abi dan Ummi ~

serta

Kakak terbaik, Abang tersweet dan adik-adik sholeh ku

Page 9: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah swt. yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat, taufik dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Makna

Asmâul-Husnâ Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi (Study

Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir

Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)”

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada sang Rasul

pilihan, Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabat beliau

hingga hari akhir tiba.

Dalam penyusuanan skripsi ini, tidak mungkin selesai tanpa bantuan

dan partisipasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta atas kebijaksanaannya beliau sebagai

pimpinan IIQ Jakarta dan telah berjasa dalam kemajuan perguruan ini.

2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang telah

memberikan arahan, motivasi dan dedikasinya atas kemajuan Fakultas

Ushuluddin dan Dakwah. Semoga Fakultas ini senantiasa melahirkan

generasi-generasi yang profesional dan berkompetensi.

3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA kepala jurusan Ilmu Al-

Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta, dan juga dosen

Page 10: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

vii

matakuliah metode penelitian yang mengajarkan penulis dan teman-

teman untuk membuat sebuah karya, dalam bentuk skripsi.

4. Dosen pembimbing Ibu Hj. Istiqomah, MA yang telah meluangkan

waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan

dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga beliau dalam lindungan

Allah dan diberikan kesehatan.

5. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah

membimbing, memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, baik

secara teoritis maupun praktis selama penulis berada di bangku

perkuliahan.

6. Para instruktur Tahfidz Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

terkhusus ibu Hj. Istiqomah, MA yang tiada henti membimbing

memotivasi penulis dari awal perkuliahan hingga akhir, untuk terus

menghafal Al-Qur`an.

7. Seluruh Staf Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dari proses awal hingga terselesaikannya penulisan

skripsi ini.

8. Kepada abiku Ahmad Damanhuri dan umiku Siti Munawwaroh

sebagai belahan jiwa, motivator terbaik yang tak pernah lelah

memberikan cinta, kasih sayang, usaha, doa serta dukungan moril

ataupun moral kepada penulis. Terimakasih telah menjadi anugerah

terindah yang Allah kirim untukku.

9. Kakak-kakak tersayang penulis, Atiqoh Qonita Adam, S.Psi dan

Fajrul Faizie Adam, S.Pdi serta adik-adik Nabilul Faruqi Adam dan

Ahmad Haaziq Az-Zahid yang membantu, memotivasi dan

memberikan doa yang tidak pernah putus, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Page 11: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

viii

10. Seluruh keluarga besar H. Zainal Arifin dan H. Mansyur yang telah

memberikan semangat dan doanya.

11. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Marhamah Hasan, Fauziah, dan

Iriyani Fadirubun terimakasih atas kebersamaan selama 4 tahun masa

kuliah, dari masa-masa mahasiswi baru hingga masa penyelesaian

tugas-tugas akhir. Maaf kalau sering merepotkan dan terima kasih

sudah menghadirkan canda dan tawa. Semoga selalu terkenang.

12. Sahabat-sahabat mondok penulis, Tara Mariam Riry, S.pd, Febby

Desvanita, Wahdah Farhati, M.Ag, Ulya Rahmatika, Arini Mj. Dan

Halimatus sa’diah yang tak henti-hentinya memberi semangat.

Terimakasih telah menjadi sahabatku.

13. Teman-teman fakultas Ushuluddin angkatan 2014 yang penulis

sayangi. Terkhusus Ushuluddin A, Terimakasih atas dukungan moril

maupun materil sejak penulis bergabung dalam lingkaran civitas

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ).

14. Seluruh keluarga Pondok Pesantren Daarul- Rahman 1 dan Pondok

Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri, terimakasih atas doa dan ilmu

yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Madrasah

Tsanawiyah, Madrasah Aliyah hingga Salafiyyah.

15. Seluruh keluarga Yayasan Pendidikan Islam Daarus-Shofwah, terima

kasih atas doa dan semangatnya selama penulis menyelesaikan

penulisan ini.

16. Teman hidup yang nama-nya masih Allah rahasiakan di lauh Mahfuz,

semoga Allah mempertemukan kita di waktu yang sudah Allah

siapkan.

17. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Page 12: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

ix

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik dan saran selalu dinantikan demi kesempurnaan karya

selanjutnya. Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada

penulis dicatat sebagai amal kebaikan. Akhirnya semoga Allah

memberikan manfaat bagi penulis dan siapapun yang membacanya.

Âmin yâ Rabbal ‘Âlamin.

Jakarta, 16 Agustus 2018

Nadiatul Habibah

Page 13: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS...................................................................iii

MOTTO..................................................................................................iv

PERSEMBAHAN..................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................x

TRANSLITERASI ARAB LATIN ......................................................xiii

ABSTRAK..............................................................................................xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ........................................................1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................8

D. Tujuan Penelitian...................................................................8

E. Kegunaan Penelitian .............................................................9

F. Tinjauan Pustaka ...................................................................9

G. Metode Penelitian..................................................................13

H. Teknik dan Sistematika Penulisan.........................................14

BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG ASMAUL HUSNA

A. Pengertian Asmâul Husnâ .....................................................16

1. Asmâul Husnâ Secara Bahasa .........................................16

2. Asmâul Husnâ Secara Istilah ..........................................19

Page 14: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

xi

B. Asmâul Husnâ Sebagai Nama, Sifat, dan Perbuatan Allah ...20

C. Munasabah Asmâul Husnâ Pada Akhir Ayat ........................27

D. Redaksi Asmâul Husnâ dalam Al-Qur’an .............................32

E. Pendapat Ulama Mengenai Asmâul Husnâ ...........................34

F. Keutamaan Asmâul Husnâ ....................................................37

BAB III: MENGENAL ABDUL QADIR AL-JAILANI DAN MAHMUD

SYIHABUDDIN AL-ALUSI

A. Profil Singkat Abdul Qadir al-Jailani dan tafsir Al-Jailani

1. Riwayat Hidup................................................................38

a. Pendidikan dan karir ...............................................41

b. Karya-karyanya.......................................................44

2. Profil tafsir Al-Jailani.....................................................46

a. Motivasi penafsiran.................................................46

b. Sumber penafsiran...................................................47

c. Metode penafsiran...................................................48

d. Corak penulisan.......................................................48

e. Sistematika penulisan..............................................49

f. Karakteristik............................................................49

B. Profil Singkat Mahmud Syihabuddin Al-Alusi dan Tafsir Ruhul-

Ma’ani

1. Riwayat Hidup...............................................................50

a. Pendidikan dan karir ..............................................51

b. Karya-karyanya ......................................................54

2. Profil tafsir Al-Jailani....................................................56

a. Motivasi penafsiran ................................................56

b. Sumber penafsiran..................................................57

c. Metode penafsiran ..................................................58

d. Corak penulisan......................................................59

Page 15: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

xii

e. Karakteristik...........................................................59

BAB IV: PENAFSIRAN AL-JAILANI DAN AL-ALUSI MENGENAI

AYAT-AYAT AZAB YANG BERAKHIRAN ASMAUL HUSNA

A. Penafsiran al-Alusi dan al-Jailani.........................................61

1. Penafsiran QS. An-Nisa ayat 56 .................................62

2. Penafsiran QS. At-Taubah ayat 106............................64

3. Penafsiran QS Huud ayat 66.......................................67

4. Penafsiran QS An-Nahl ayat 47..................................69

5. Penafsiran QS. Az-Zumar ayat 37 ..............................71

6. Penafsiran Al-Mu’min ayat 22....................................74

7. Penafsiran QS. Al-Fath ayat14 ..................................76

B. Analisis Persamaan dan Perbedaan Penafsiran ....................78

C. Hikmah Asmaul Husna Pada Akhir Ayat Azab ...................82

BAB V: PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................84

B. SARAN ................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................87

Page 16: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi sebagaimana

diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman

transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu

Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017.

1. Konsonan

أ : a ط : th

ب : b ظ : zh

ت : t ع : ‘

ث : ts غ : gh

ج : j ف : f

ح : h ق : q

خ : kh ك : k

د : d ل : l

ذ : dz م : m

ر : r ن : n

ز : z و : w

س : s ه : h

Page 17: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

xiv

ص : sh ي : y

ض : dh

2. Vocal

Vocal Tunggal Vocal Panjang : Vocal Rangkap:

Fathah : a :أ â ي ... : ai

Kasrah : i î :ي au :…و Dhammah: u :و û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:

البقرة : Al-Baqarah المائدة : Al-Mâidah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

الرجل : ar-rajulu as-Sayyidah :السیدة

مسالش : asy-Syams ad-Dârimî :الدارمي

c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (

_), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di

akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

:أمنا با Âmannâbillâhi :أمن السفھاء Âmana as-Sufahâ’u

إن الذین : Inna al-ladzîna كع والر : waar-rukka’i

Page 18: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

xv

d. Ta Marbûthah(ة)

Ta Marbûthah apabila berdiri sendiri, waqaf (ة) atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

الأفئدة : al-Af`idah الجامعة الأسلامیة : al-Jâmiah al-

Islâmiyah

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

عاملة ناصبة : Âmilatun Nâshibah

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.

Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,

seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan

lainya.

Page 19: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah swt adalah Dzat Maha suci yang merupakan Tuhan yang Maha

Esa yang tiada Tuhan yang tiada tuhan lagi di semesta raya yang luas tiada

terbatas ini yang wajib disembah dan diibadahi oleh sekalian makhluk-

makhluk ciptaan-Nya selain hanyalah Ia semata-mata. Ia Maha Tunggal,

tiada beranak maupun juga diperanakkan. Sungguh amat tersesatlah sejauh-

jauhnya sesat bagi orang yang berani menyekutukan Ia dengan sesuatu atau

berani lancang mengatakan Ia diperanakkan atau juga ia mempunyai anak.

Iman kepada Allah swt adalah rukun iman kita yang pertama, yang

berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt itu benar –

benar ada dengan kesempurnaan-Nya. Untuk mengetahui kesempurnaanya

salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul husna.

Asmâul Husnâ berasal dari bahasa arab, yaitu terdiri dari kata al-

Asma & al-Husna. Al-Asmâ adalah bentuk jamak dari kata al-ism yang biasa

diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata as-sumuww yang berarti

ketinggian, atau as-simah yang berarti tanda. Dan kata al-husna adalah

bentuk mu’annats/ feminisme dari kata aẖsan yang berarti terbaik. Maka kata

Asmaul Husna berarti Nama-nama Allah yang baik-baik atau yang terbaik.1

Mengenai nama-nama Allah swt yang terbaik, Rasulullah saw

bersabda:

1 M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera hati,2008),cet. I, h. XlXVIII

Page 20: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

2

صلى الله عليه وسلم قال: عنه: أن رسول ا تسعة «عن أبي هريـرة رضي ا إن 2»وتسعين اسما مائة إلا واحدا، من أحصاها دخل الجنة

“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnyabagi Allah 99 Nama, yakni seratus kurang satu, barang siapamenghapal (menyebut di luar kepala) niscaya akan dimasukkankedalam surga. (H.R Bukhari)

Ibnu Katsir di dalam tafsirnya setelah mengutip hadis di atas dari

berbagai sumber berkata, at-Tirmidzi dalam susunanya menambahkan setelah

kalimat, “ Allah ganjil (Esa) senang pada yang ganjil.” Berikut 99 Asmâul

Husnâ yang terdiri dari; Ar- Rahmân, Ar-Rahîm, Al-Malik, Al-Quddus, As-

Salâm, Al-Mu`mîn, Al-Muhaimîn, Al-`Azîz, Al-Jabbâr, Al-Mutakabbir, Al-

Khâliq, Al Bâri`, Al-Mushawwir, Al-Ghaffâr, Al-Qahhâr, Al-Wahhâb, Ar-

Razzâq, Al-Fattâh, Al-`Alîm, Al-Qâbidh, Al-Bâsith, Al-Khâfidh, ArRâfi`, Al-

Mu`izz, Al-Mudzil, Al-Samî`, Al-Bashîr, Al-Hakam, Al- `Adl, Al-Lathîf, Al-

Khabîr, Al-Halîm, Al-`Azhîm, Al-Ghafûr, As-Syakûr, Al-`Aliy, Al-Kabîr, Al-

Hafizh, Al-Muqît, , Al-Hasîb, Al Jalîl, Al-Karîm, Ar-Raqîb, Al-Mujîb, Al-

Wâsi`, Al-Hakîm, Al-Wadûd, Al -Majîd, Al-Bâ`its, As-Syahîd, Al-Haqq, Al-

Wakîl, Al-Qawiyyu, Al-Matîn, Al-Waliyy, Al-Hamîd, Al-Muhshî, Al-Mubdi`,

Al-Mu`îd, Al-Muhyî, Al-Mumîtu, Al-Hayyu, Al-Qayyûm, Al-Wâjid, Al Mâjid,

Al- Wâhid, Al-Ahad, As-Shamad, Al-Qâdir, Al-Muqtadir, Al-Muqaddim, Al-

Mu`akkhir, Al-Awwal, Al-Ăkhir, Az-Zhâhir, Al-Bâthin, Al-Wâli, Al-Muta`âlî,

Al-Barru, At-Tawwâb, Al-Muntaqim, Al-Afuww, Ar-Ra`ûf , Malikul Mulk,

Dzul-Jalâli WalIkrâm, Al-Muqsith, Al Jâmi`, Al-Ghaniyy, Al-Mughnî, Al-

Mâni, Ad-Dhâr, An-Nafî`, An-Nûr, Al- Hâdî, Al-Badii’, Al Bâqî, Al Wârits,

Ar-Rasyîd, As-Shabûr.3

2 Muhammad bin Ismâil Abu Abdullah al-Bukhâri, Shahih Bukhari, (Dâr Thûq an-Najâh,1422), h. 198

3 M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera hati,2008),cet. I, h. IIV

Page 21: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

3

Telah disebutkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa

nama-nama Allah ada Sembilan puluh Sembilan nama. Akan tetapi terdapat

riwayat lain mengatakan nama Allah tidak terbatas karena dalam hadis yang

di riwayatkan dari Abu Hurarirah ra., menyebutkan bahwa Allah swt.

mempunyai 99 nama kurang satu. Hadis ini merupakan hadis dengan riwayat

yang shahih dari beberapa riwayat hadis yang sama dalam matannya. nama

yang dekat dengan maknanya dapat digantikan dengan nama-nama yang

lain. Misalnya, Mengenai nama-nama yang dekat Artinya; Al-Ahad (yang

Maha Esa) digantikan dengan Al-Wahid (yang Maha Tunggal) dan lain-lain.4

Dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa

penyebutan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif

menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja baik, tetapi juga yang

terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau

baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuknya. Sifat Pengasih

misalnya adalah baik. Ia dapat disandang oleh makhluk atau manusia, tetapi

karena Asmâul Husnâ (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah, pastilah

sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik dalam sifat kasih maupun

subtansinya.5

Setiap nama Allah memiliki keistimewaan tersendiri yang berkaitan

erat dengan-Nya. Misalnya, menyebutkan nama Allah al-Lathîf dengan

menjadikannya zikir maka Allah akan luaskan anugerah baginya dan Allah

akan menunjukkan kelembutan-Nya dalam segala perkara yang dihadapinya.6

Di dalamnya juga terdapat berkah dan menyebutnya mendapat pahala yang

sangat besar. Apabila manusia membiasakan diri untuk untuk berzikir kepada

Allah, niscaya jiwanya akan bersih dan ruhnya pun akan jernih. Namun,

4 Al-Ghazali, Al-Asma’ Al-Husna: Rahasia Nama-Nama Indah Allah, ter. David B.Burell, dkk, (Bandung: Mizan, 1995), cet. II, h. 205

5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 3826 Abdul Maqshud Muhammad Salim, Asmaul Husna Rahasia, Makna,dan Khasiat,

ter. Yusni Amru Ghozaly, h. 150

Page 22: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

4

sebagian kelompok yang lain menyebutkan secara berlebih-lebihan, mereka

mengatakan bahwa setiap Nama Allah mempunyai malaikat penjaga, yang

akan mengabdi kepada orang yang selalu membiasakan diri untuk menyebut

Nama-Nya itu.7

Adapun mengartikan (menerjemahkan) nama Allah dengan bahasa

atau kata yang lain, tidak akan sama dengan kata asalnya, tetapi hal tersebut

hanya sekedar untuk mendekatkan kepada pemahaman, dikarenakan

kesempurnaannya ada dalam makna dan lafadznya. Dikarenakan lafadz dan

maknanya yang baik, maka dia adalah nama-nama yang baik, sebaimana

sifat-sifat-Nya.8

Nama-Nama itu tidak menunjukan akan kebaikan jika hanya

menunjukan akan lafadz tanpa menunjukan akan kesempurnaan sifat-sifat-

Nya. Seperti nama Allah al-Ghoffâr atau ar-Rahîm itu bukan hanya

menunjukkan sebagai nama tapi sekaligus menunjukkan sebagai sifat. Jika

terdapat ayat tentang rahmat diakhiri dengan nama yang menunjukan akan

azab atau sebaliknya, makatidak tepat pengungkapannya. Oleh karena itu

pada al-Qur’an ayat yang memebahas tentang Rahmat maka akan dia akhiri

dengan nama Allah berupa .9

Ayat tentang siksa yang diakhiri dengan sifat yang menujukkan

dengan ke-Mahaperkasaan dan Keadilan Allah, contohnya dapat dilihat

dalam penafsiran mengenai penafsiran Asmâul Husnâ pada akhir ayat.

Misalnya pada QS: An-Nisa ayat 56, Allah swt. berfirman:

7 Ahmad Bahjat, Mengenal Tuhan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1998), h. 3178 Abdurrazaq bin ‘Abd Muhsin Al-‘Abbad, ter. Abdurrahman Thayyib, dkk, Fikih

Asmaul Husna, (Jakarta: Darus sunah, 2018), cet. 21, h. 849 Abdurrazaq bin ‘Abd Muhsin Al-‘Abbad, ter. Abdurrahman Thayyib, dkk, Fikih

Asmaul Husna, (Jakarta: Darus sunah, 2018), cet. 21, h. 412

Page 23: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

5

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelakakan kami masukkan mereka ke dalam neraka. setiap kali kulitmereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasalagi Maha Bijaksana”(QS. An-Nisa [4]: 56 )

Ayat ini menjelaskan tentang azab yang Allah berikan terhadap ahli

kitab yang berpaling dari kebenaran yaitu mereka akan dimasukkan ke dalam

neraka pada hari kiamat. Kemudian Allah memasukkan mereka kedalam Api

neraka hingga kulit mereka hangus. Dan pada Akhir ayat ini diakhiri dengan

Asmâul Husnâ berupa kata عزيـزا حكيما yang menunjukkan kekuasaan Allah

atas azab-Nya.

Menurut Penafsiran Al-Jailani mengenai penafsiran pada akhir ayat

diatas , Allah swt yakni makna pada kalimat عزيـزا di dalam ayat ini

“Sesungguhnya Allah penuntut balas dari mereka, pada umumnya

penyiksaan/pembalasan itu sesuai kemauan-Nya”. Adapun kata حكيما beliau

menafsirkan “Allah tidak menganiaya dengan kelebihan-Nya dan tidak

mengabaikan kekurangan.10

Sedangkan menurut al-Alusi kata عزيـزا di dalam ayat ini ditafsirkan

“Sesungguhnya Allah mampu, tidak dilarang atasnya sesuatu yang Ia

10 Abdul Qadir al-Jailani, Tafsir Al-Jailani, (Beirût: Maktabah al-Istanbûlî, 2009),jil. 1, h. 404-405

Page 24: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

6

kehendaki dari hal-hal yang akan di janjikan dan yang sudah Allah

janjikan”.11

Adapun kata حكيما di sini al-alusi menafsirkannya “yakni perencanaan-

Nya, ketentuan-Nya dan siksaan-Nya pada orang yang Ia siksa”, adapun

jumlah ta’lil pada kalimat sebelumnya yakni dari makna isla’ (ancaman) dan

tabdiil (pengganti) dan penjelasan nama Agung untuk pembenaran hukum

atas hukum yang sudah dijelaskan di atas. 12

Mengkaji makna dari nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya dalam

masa kemasa terus berkembang. Pada abad klasik Asmâul Husnâ sudah mulai

dikaji dan menjadi perdebatan oleh para mutakallimîn (ahli kalam-tauhid).

Perdebatan berkisar pada zat dan sifat Allah. Misalnya pada pengikut

Mu’tazilah yang berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat, mereka

beranggapan bahwa pemberian sifat kepada tuhan akan membawa kepada

paham syirik. namun pendapat ini ditentang oleh kelompok al-Asy’ariyah

bahwa tuhan tetap memiliki sifat.13

Barulah Pada abad pertengahan, Asmâul Husnâ dikaji secara panjang

lebar dan menjadi pembahasan tersendiri oleh beberapa ulama, misalnya

Imam Al-Ghazali (w. 505 H) dalam kitabnya al-Maqshad al-Asnâ fi Syarh

Asmâillâhi al-Husnâ, Imam al-Qurthubi (w. 550 H) dalam kitabnya al-Kitâb

al-Asmâ’ al-Husnâ, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H) dalam kitabnya al-

Asma’ al-Husnâ dan lain-lain.14

Pada abad modern, banyak pula ilmuan Islam yang mengkaji secara

luas tentang Asmâul Husnâ. Misalnya, M. Quraish Syihab yakni Menyingkap

11 Syihabuddin Mahmud Al-Alusi, Ruhul Ma’ani, (Dâr el-Fikr, jilid 4), h. 2612 Syihabuddin Mahmud Al-Alusi, Ruhul Ma’ani, (Dâr el-Fikr, jilid 4), h. 2613 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press,

2002), cet. I, h. 3414 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an (Tesis:Institut

Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010 ), h. 11

Page 25: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

7

Tabir Illahi; al-Asma’ al-Husna dalam perspektif Al-Qur’an, yasin T. Al-

Jibouri dalam kitabnya Bercermin pada 99 Asma Allah dan lain-lain. Yang

bisa menjadi rujukan dalam memahami Asmâul Husnâ.15

Dengan demikian, penulis memilih Tafsir Al-Jailani dan Tafsir Rûh

al-Ma’âni sebagai objek utama penafsiran karena metode penafsiran yang

digunakan Imam al-Alusi dan al-Jailani pada kitab tafsirnya yang ditulisnya

tidak meninggalkan makna lahir dari suatu ayat, meskipun penafsirannya

bercorak sufistik.

Penulis memilih tema Asmâul Husnâ pada akhir ayat lantaran

penelitian yang meneliti ayat Asmâul Husnâ sudah banyak, namun penulis

ingin meneliti Asmâul Husnâ pada pembahasan yang berbeda, dengan

mencoba untuk meneliti pada pembahasan Asmâul Husnâ pada akhir ayat

menurut Tafsir Sufi.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya pengelompokkan, pengurutan dan

pemetaan masalah-masalah. Dari judul yang di paparkan oleh penulis dapat

ditemukan beberapa masalah yang dirasa perlu dibahas. Diantara masalah

yang patut diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pemahaman mengenai makna Asmâul Husnâ

2. Mengenai ayat-ayat yang diakhiri Asmâul Husnâ

3. Perdebatan para ulama mengenai Asmâul Husnâ

4. Mengenai munasabah antara Asmâul Husnâ pada akhir ayat dengan

konteks ayat yang membahas mengenai azab

5. Penafsiran Asmâul Husnâ pada akhir ayat azab dalam Tafisr al-

Jailânî karya Abdul Qadir al-Jailani dan Tafisr Rûh al-Ma’âni karya

Mahmud Syihabuddin al-Alusi

15 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an (Tesis:InstitutIlmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010 ), h. 11

Page 26: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, peneliti akan membatasi

penelitian ini dengan beberapa pembatasan sebagai berikut:

a. Menelaah makna Asmâul Husnâ

b. Mengkaji ayat-ayat azab yang di akhiri dengan Asmâul Husnâ

c. Mengkaji makna Asmâul Husnâ menurut penafsiran Abdul Qadir

al-Jailani dalam kitab Tafsir Al-Jailani dan Mahmud Syihabuddin

al-Alusi dalam kitab Rûh al-Ma’āni

d. Menganalisis persamaan dan perbedaan pada penafsiran Abdul

Qadir al-Jailani dalam kitab Tafsir al-Jailânî Mahmud Syihabuddin

al-Alusi dalam kitab Rûh al-Ma’āni

Berdasarkan pembatasan yang telah diuraikan diatas, penulis dapat

merumuskan permasalahan agar penelitian ini dapat terarah maka dibuat

rumusan masalah yakni:

Bagaimana penafsiran Mahmud Syihabuddin al-Alusi dan Abdul

Qadir al-Jailani mengenai Asmâul Husnâ pada akhir ayat-ayat azab?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka dalam melakukan

penelitian ini penyusun mempunyai tujuan serta manfaat penelitian

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana makna Asmâul Husnâ pada akhir ayat

azab di dalam AlQur’an

2. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran Syaikh Abdul Qadir Al-

Jailani dan Mahmud Syihabuddin al-Alusi mengenai ayat-ayat azab

yang diakhiri dengan Asmâul Husnâ pada akhir ayatnya.

Page 27: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

9

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis merupakan sumbangan penulis dalam keilmuan di

bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, salah satu contoh bentuk

penelitian kepustakaan (kajian pustaka) yang mengkaji bagaimana

makna Asmâul Husnâ pada akhir ayat menurut Tafsir al-Jailânî dan

Tafsir Rûh al-Ma’āni.

2. Secara praktis penelitian ini dimaksudkan pula untuk terus

meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Sang Pencipta

alam semesta, serta memberi informasi dan pengetahuan tambahan

mengenai makna yang terkandung dalam Asmâul Husnâ.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan ada judul penelitian

yang menyangkut tema yang hampir sama. Adapun penelitiann yang

relevan terhadap penelitian ini adalah:

Tesis oleh Muhammad Nizar mahasiswa jurusan ilmu Al-Qur’an

dan Tafsir institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan judul

“Perangkaian Asmaul Husna Dalam Al-Qur’an (analisa atas perbedaan

rangkaian asmaul husna pada akhir ayat)” tesis tersebut memang

berbicara tentang merangkai pasangan asmaul husna pada akhir ayat

kemudian di teliti jumlah asmaul husna pada tiap suroh dan kebiasaan

kebiasaan Al-Qur’an merangkai nama-nama Allah,16 persamaan pada

skipsi yang akan diteliti penulis ialah sama-sama membahas asmaul

husna pada akhir ayat akan tetapi tidak semua ayat yang di kaji

melainkan ayat-ayat tertentu saja. Perbedaannya penulis dengan

penelitian ialah pada kitab yang akan diteliti yakni kitab tafsir Ruhul-

16 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an (Tesis:InstitutIlmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010 ), h. 164-165

Page 28: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

10

Ma’ani karya Mahmud Syihabuddin al-Alus. Tesis tersebut belum

membahas tentang apa makna yang terdapat pada asmaul husna pada

akhir ayat terhadap pendapat Mahmud Syihabuddin al-Alusi dalam

Tafsir Rûh al-Ma’âni dan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam tafsir Al-

Jailani mengenai perbedaan asmaul husna pada akhir ayat tersebut.

Sehingga dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana makna

yang hadir dalam setiap asmaul husna yang ada pada akhir ayat

menurut Mahmud Syihabuddin al-Alusi. Jadi, tesis yang ada

tersebut hanya dijadikan gambaran dan referensi saja oleh peneliti.

Skripsi oleh Wasilah Nur Kamilah, mahasiswi jurusan ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan judul

Tawadhu’ dalam Perspektif Tafsir Al-Jailani Karya Syekh Abdul Qadir

Al-Jailani. Skripsi ini membahas secara rinci pendapat Syekh Abdul

Qadir Al-Jailani mengenai arti tawadhu dan melihat persamaan dan

perbedaan syekh Abdul Qadir denga para mufassir lain mengenai ayat-

ayat tentang tawadhu’ dengan menggunakan analisis deskriftif.17

Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama membahas pendapat

mufassir tertentu yakni pendapat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam

suatu pembahasaan. Namun, perbedaannya skripsi ini tidak membahas

Asmaul Husna pada Akhir ayat dan tidak juga membandingkan suatu

tema terhadap mufassir tertentu. Hal itu dikarenakan skripsi ini bukan

menggunakan metode muqorin.

Skripsi oleh Nurul Wahana, mahasiswi jurusan Tafsir Hadits Institut

Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan judul skripsi Penafsiran Sufistik

Terhadap Ayat Saintifik (Studi Kitab Tafsir Ruh Al-Ma’ani). Skripsi ini

menjelaskan beberapa ayat sains yang disampaikan oleh mufassir

menurut dimensi suistik dan mengkaji hal-hal yang yang berkaitan

17 Wasilah Nur Kamilah, Tawahdhu’ dalam Perspektif Tafsir Al-Jailani KaryaSyekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2017), h. 87

Page 29: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

11

dengan penafsiran ilmi dan sufi.18 Persamaan skripsi ini yakni sama-

sama membahas mengenai suatu tema dan mengkajinya ditinjau melalui

dimensi sufistik dengan menggunakan kitab Tafsir Ruh Al-Ma’ani karya

Mahmud Syihabuddin al-Alusi. Perbedaannya skripsi ini tidak

membahas mengenai Asmaul-Husna pada akhir ayat di dalam Al-Qur’an

melainkan mengenai ayat-ayat yang membahas tentang saintifik.

Skripsi oleh Lili Khoirunnisa, mahasiswi jurusan Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Hubungan

Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna dengan Kecerdasan

Emosional Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nurul Ummah Yogyakarta.

Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara kebiasaan membaca

Asmaul Husna dengan kecerdasaan emosional siswa dan tingkat

kebiasaan membaca Asmaul Husna kelas XI Madrasah Aliyah Nurul

Ummah Yogyakarta dalam kategori tinggi. Hali ini terbukti dengan

analisis data statistic.19 Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama

membahas mengenai Asmaul Husna akan tetapi skripsi ini tidak banyak

membahas mengenai Asmaul Husna secara terperinci dengan hanya

menyebutkan lafad-lafad Asmaul Husna-nya saja. Perbedaannya skripsi

ini sangat signifikan dikarenakan skripsi ini berbeda jurusan pada penulis

yakni jurusan keguruan maka berbeda pula teknik penlisan yang

digunakan. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field

research), pendekatan psikologi. Dan tidak membahas kitab tafsir

tertentu seperti yang penulis lakukan yakni menggunakan kitab Tafsir

Ruhul ma’ani karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi.

18 Nurul Wahana, Penafsiran Sufistik Terhadap Ayat Saintifik (Studi Kitab TafsirRuh Al-Ma’ani), (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2016), h. 134

19 Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna denganKecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nurul Ummah Yogyakarta,(Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016) , h. 104-105

Page 30: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

12

Skripsi oleh Maria Ulfa, mahasiswi jurusan Tasawuf dan psikoterapi

UIN Walisongo Semarang dengan judul Pengaruh Zikir Asmaul Husna

Terhadap Self Awareness Anak Asuh Panti Asuhan Darul Hadlonah

Semarang. Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif yang membahas

tentang pengaruh zikir Asmaul Husna terhadap Self Awareness anak

asuh Panti Asuhan Darul Hadlonah.20 Adapun pemaknaan Asmaul

Husna yang terdapat pada skripsi ini dibahas secara mendalam berikut

lafadz Asmaul Husna-nya. Perbedaannya skripsi ini lebih mengarah pada

zikir dengan menggunakan Asmaul Husna dengan menggunakan

penelitian eksperiman yang dilakukan terhadap anak asuh Panti Asuhan,

akan tetapi skripsi ini tidak membahas pemaknaan Asmaul Husna pada

Akhir Ayat dan tidak membahas pada kitab tertentu.

Skripsi oleh Farida Ratna Kusuma mahasiswa jurusan Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta dengan judul

“Asma’ul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, dan Deskripsi: Dalam

Ar-Risalah, Quantum Asma’ul Husna, dan Menyingkap Tabir Ilahi

Asma’ul Husna dalam Perspektif Al-Qur’an. Skripsi ini membahas

mengenai Asmaul Husna dalam bentuk pengertian dan deskripsi secara

mendalam, perbedaan dalam skripsi ini dengan penulis ialah skripsi ini

menjabarkan bentuk padanan kata, makna, dan deskripsi dari Asma’ul

Husna dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik analisis data yang

digunakan adakan teknik simak dan catat dan analisis data menggunakan

metode agih, yaitu analisis data yang alat penentunya berasal dari bahasa

yang bersangkutan itu sendiri serta dengan mengutip ayat-ayat dalam al

20 Maria Ulfa, Pengaruh Zikir Asmaul Husna Terhadap Self Awareness Anak AsuhPanti Asuhan Darul Hadlonah Semarang, (Skripsi: UIN Walisongo Semarang 2016 ), h. xi

Page 31: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

13

Quran yang menegaskan akan nama atau sifat Allah dalam Asma’ul

Husna 21

G. Metodologi Penelitian1. Metode Pengumpulan Data

Penelitian skripsi ini termasuk penelitian kepustakaan (Library

Research), suatu metode dengan cara mengumpulkan data dan

informasi, baik berupa buku-buku maupun artikel-artikel yang

kemudian diidentifikasikan secara sistematis dan analitis, dengan

didukung dan dibantu dengan berbagai sarana yang terdapat di ruang

pustaka.

Sedangkan data-data yang diperlukan dapat dicari dari

sumber-sumber kepustakaan yang bersifat primer, yaitu disebut

sebagai sumber utama, dalam hal ini yang menjadi sumber utama

adalah kitab Tafsir Ruhul Ma’ani karya Mahmud Syihabuddin al-

Alusi, buku-buku mengenai Asmaul Husna, antara lain buku Ibn

Qayyim al-Juziyah: al-Asma’ al-Husna, ibnu katsir dan lain-lain. Dan

juga tidak lain penulis menggunakan media CD room yang berisi

ribuan kitab, misalnya al-Maktabah al-Syamilah.

Kemudian data yang bersifat sekunder, yaitu data-data dari

sumber-sumber yang lain, yang ada relevansinya dengan masalah

yang diteliti antara lain M. Quraish Shihab: menyingkap tabir illahi:

al-Asma’ al-Husna dalam perspektif Al-Qur’an, media internet dan

lain-lain.

1. Metode Pembahasan

Dalam metode ini penulis menggunakan:

21 Farida Ratna Kusuma, Asma’ul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, danDeskripsi: Dalam Ar-Risalah, Quantum Asma’ul Husna, dan Menyingkap Tabir IlahiAsma’ul Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Skripsi:Universitas Muhamadiyah Surakarta,2011), h. 153

Page 32: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

14

a. Metode Deskriptif

Teknik penulisan data yang penulis terapkan dalam penelitian

ini adalah deskriptif analisis, yaitu suatu pembahasan yang

bertujuan untuk membuat gambaran data yang telah terkumpul,

dan tersusun dengan cara memberikan penafsiran terhadap data

tersebut.

b. Metode Analisa

Metode analisis, yaitu suatu bahasan dengan cara memberikan

interpretasi-interpretasi terhadap data-data yang terkumpul dan

tersusun. Jadi metode deskriptif analitis adalah suatu

pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran

terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan

cara memberikan interpretasi terhadap data tersebut.

2. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan komparatif dengan

mengemukakan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis oleh

sejumlah mufassir serta membandingkan pendapat ulama

menyangkut penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an.

H. Teknik dan Sistematika Penelitian

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh

Tim Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta yang diterbitkan oleh IIQ Pers

tahun 2017.

Dalam sistematika penulisan ini penulis menyantumkan apa

saja yang akan dicantumkan penulis dalam skripsinya yakni dibagi

beberapa sub-bab dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama, pada bab ini merupakan pendahuluan yang

berisi tentang latar belakang pemasalahan, identifikasi, pembatasan

Page 33: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

15

dan rumusan masalah, tujuan diadakan penelitian dan manfaat,

tinjauan pustaka serta metodologi penelitian, dan juga sistematika

penulisan.

Bab kedua, membahas tinjauan secara umum Asmaul Husna,

pengertian Asmaul husna secara bahasa dan istilah Asmaul Husna

sebagai nama, sifat, dan perbuatan Allah, redaksi Asmaul Husna

dalam Al-Qur’an, dan jumlah dan makna Asmaul Husna, dan

keutamaan serta manfaat Asmaul Husna.

Bab ketiga, mengenal sekilas tentang tokoh dan tafsirnya,

biografi Abdul Qodir al-Jailani dan Mahmud Syihabuddin al-Alusi,

kemudian sejarah singkat Tafsir al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’âni,

sumber, metode, corak, karakteristik dan sistematika Penulisannya.

Bab keempat, membahas penafsiran Asmaul Husna pada akhir

ayat dalam Tafsir al-Jailani dan Tafsir Ruhul-Ma’ani, kemudian

Bentuk Kata Asmaul Husna dalam Al-Qur’an, serta analisis beberapa

ayat dalam Tafsir al-Jailani dan Tafsir Ruhul Ma’ani,dan perbedaan

serta persamaan dalam penafsirannya.

Bab terakhir, yakni berisi penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran. Kemudian daftar pustaka.

Page 34: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dipaparkan di

atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, al-Jailani (w.561H) memaknai Asmâul Husnâ

yang berada diakhir ayat dengan memperjelas makna

batiniyyahnya sedangkan al-Alusi (W.1270H) memaknainya

dengan melihat makna pada setiap Asmâul Husnâ-nya yang

dikorelasikan pada setiap ayat.

Kedua, adapun persamaan dalam menafsirkan Asmaul-

Husna pada ayat azab yang terletak diakhir ayat al-Jailani dan al-

Alusi mempunyai persamaan dalam QS. At-Taubah [9]: 106, QS.

An-Nahl [16]: 47, QS. Al-Fath [48]:14. Misalnya menurut al-

Jailani memaknai kata al-Alîm dengan arti Allah melihat kepada

samarnya hati mereka dan Maha Mengetahui keikhlasan dan

niat yang mereka lakukan.

Keempat, selain itu kedua tafsir ini mempunyai perbedaan,

yakni dalam QS. An-Nisa [4]: 56, QS. Hud [11]: 66, QS. Az-

Zumar [39]: 37, al-Mu’min [40]: 22. Salah satunya kedua

mufassir memaknai lafal al-Qawwiyy dengan arti Allah Maha

Kuat namun al-Jailani menyimpulkan dengan kekuatan Allah

dalam memberi siksaan yang amat berat sedangkan al-Alusi

memaknai dengan siksaan-Nya dengan siksaan yang tanpa

batas.

Page 35: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

85

Pada Akhir pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa

secara signifikan perbedaan antara kedua tafsir sufi ini yaitu

Tafsir Al-Jailani dengan Tafsir Ruhul Ma’ani hampir tidak

terlihat. Namun pemaknaan Asmâul Husnâ secara mendalam

lebih dibahas pada Tafsir Ruhul Ma’ani misalnya pada

menafsirkan QS An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan secara detail

bagaimana Allah memberi siksaan pada hambanya yang kufur

dan pemaknaan Asmâul Husnâ lebih terlihat jelas sesuai dengan

konteks ayatnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis

merekomendasikan berupa saran sebagai berikut:

1. Banyak sekali hikmah yang dapat diambil penulis ketika

mengerjakan penelitian ini, banyak kekurangan yang dimliki

penulis, sehingga penulis menyarankan untuk tetaplah

mencari Ilmu sampai ajal menjemput.

2. Penelitian ini hanya difokuskan pada Asmâul Husnâ yang

terdapat pada ayat-ayat azab dalam kacamata dimensi sufistik

menurut al-Jailani dan al-Alusi. Harapan penulis, agar nanti

ada penelitian lebih lanjut tentang Asmâul Husnâ dengan

meneliti ayat-ayat lain dan dalam ragam corak tafsir yang

beragam pula.

3. Tetap berprasangka baik kepada-Nya dan tetap istiqomah.

Jangan pernah putus asa, yakin bahwa Allah memeberikan

ujian dan cobaan sesuai kemampuan masing-masing.

Demikianlah, dengan memanjatkan puji sykur kepada Allah

swt. penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Menyadari akan keterbatasan dan kemampuan manusia dan

Page 36: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

86

usaha maksimal yang telah dilakukan, dengan setulus hati dan

tangan terbuka, penulis mengharapkan kritikan dan saran

konstruktif sebagai evaluasi dan refleksi untuk penelitian ini dan

penelitian selanjutnya.

Semoga Allah swt senantiasa menunjukkan kita kejalan yang

benar serta senantiasa diberikan taufik dan inayah-Nya.

- والله اعلم بالصواب -

Page 37: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

87

DAFTAR PUSTAKA

Al-Alusi, Mahmud Syihabuddin, Rûh al-Ma’ânî, Beirut, Libanon, 1985.

‘Abd al-Muhsîn bin, Abdurrazaq, Fiqh al-Asma’ al-Husna, al-Madinah al-

Munawwarah: Maktabah Malik al-Wathaniyyah, 2008.

Abû al-Qâsim Mahmud bin ‘Amr al-Zamakhsyari al-Khawarizm, al-Kasysyâf

‘an Haqâ’iq al-Tanzil wa ‘Uyûn al-Aqâwil fi Wujûh al-Ta’wîl, Beirût:

Dâr Ihyâ’ al-Turâs al-‘Arabiyy, t.t.

Alawi bin ‘Abd al-Qadir al-Segaf, Mengungkap Kesempurnaan Sifat-sifat

Allah dalam Al-Qur’an dan al-Sunnah, ter, Jakarta: Pustaka Azzam,

2000.

Ash-Shabuny, Muhammad Ali Ash-Shabuny, Cahaya Al-Qur’an Tafsir

Tematik Surat An-Nur, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002.

Abdurrahim, Sulaiman dan Abu Fawwaz, Asmaul Husna Effects, Bandung:

Sygma Publishing, 2008.

‘Abd al-Muhsîn bin, Abdurrazaq, Fiqh al-Asma’ al-Husna, al-Madinah al-

Munawwarah: Maktabah Malik al-Wathaniyyah, 2008.

Anshari, Hafizh dkk, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve,1993.

Anshori, Iksan Aik, Tafsir Ishari Pendekatan Hermeneutika Sufistik, Ciputat

Referensi: Ciputat, 2012.

Al-‘Abbad bin Abdul Muhsin Abdurrazaq. ter. Abdurrahman Thayyib, dkk,

Fikih Asmaul Husna, Jakarta: Darus Sunnah, 2018.

Anshori. Tafsir bi Al-Ra’yi, Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2010.

Azzaino, Zuardin. Allah Dalam Seri Axiomatika Ilmiah Ilahiah Asmaul

Husna, Jakarta: Pustaka Al-Hidayah, 1990.

Page 38: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

88

Al-Bustî, Muhammad bin Hibbân bin Ahmad Abû Hâtim al-Tamîmi al-Bustî.

Sahîh Ibn Hibbân, Beirut: Muassasah Ar-Risâlah,1988

Bahjat Ahmad, Mengenal Tuhan , Bandung: Pustaka Hidayah 1998.

Baharuddin HS, Corak Tafsir Ruh Al-Ma’ani, Disertasi: PSQ, 2002.

Dahlan, Rahman Abd., Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an, Bandung:

Penerbit Mizan, 1997.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen

Agama RI, 2009.

Ad-Dzahabi, Muhammad Husain, Tafsir al-Mufassirûn,

Fu’ad, ‘Abd al-Bâqî Muhammad, al-Mu’jam al-Mufahraz li Alfâz al-Qur’an

al-Karim, Mesir: Dâr al-Qâhirah, 1996.

Al-Ghazali. Al-Asma’ Al-Husna: rahasia Nama-Nama Indah Allah,

Bandung: Mizan 1992.

Gâlib al-Amali, bin Jarîr bin Yazîd bin kasîr bin Muhammad . Abu Ja’far al-

Tabari, Jâmi’ al Bayân fi Ta’wil al-Qur’an, Saudi Arabia: Mu’assasah

al-Risâlah, 2000.

Gfhour, Amin Saiful. Profil Para Mufassir Al-Qur’an, Yogyakarta: pustaka

Insan Madani,2008.

Hakim, Husnul. Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir

dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer, Depok: Lingkar Studi

Al-Qur’an, 2013.

Husein Adz-Dzahabi, Muhammad. Ensiklopedia Tafsir, Jakarta: Kalam

Mulia, 2010.

Ibn Manzhûr, Al-Alāmah, Lisān al-Arab, Dār al-Hadîts,2003.

Istifadah, Tazkiyah An-Nafs Dalam Tafsir Ar-Razi dan Al-Alusi, Skripsi: IIQ

Jakarta, 2015.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. al-Asma’ al-Husna, ter. Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2000.

Page 39: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

89

Al-Jailani, Abdul Qadir, Menyingkap Rahasia-rahasia Ilahi, terj. Imron

Rosidi, Yogyakarta: Citra Risalah, 2008.

Tafsir Al-Jailani, Beirût: Maktabah al-Istanbûlî, 2009.

Komandoko, Gamal. Fadhilah dan Khasiat Asmaul Husna, Yogyakarta:

Absolut, 2003.

Kusuma, Farida Ratna. Asma’ul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, dan

Deskripsi: Dalam Ar-Risalah, Quantum Asma’ul Husna, dan

Menyingkap Tabir Ilahi Asma’ul Husna dalam Perspektif Al-Qur’an,

Skripsi: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Kamilah, Nur Wasilah. Tawadhu dalam perspektif Tafsir Al-Jailani, IIQ

Jakarta: skripsi, 2017.

Khoirunnisa Lili. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna

dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nurul

Ummah Yogyakarta, Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

Luthfi, Atabik. Tafsir Tazkiyah Tadabur Ayat-Ayat Untuk Pencerahan dan

Penyucian Hati, Jakarta: Gema Insani, 2009.

Ma’luf, Louis Al-Munjid fi Al-Lughati wa Al-A’lam, Beirut: Dâr al-Misriq,

1986.

Mahmud ‘Abd Halim Mani, Metodologi Tafsir kajian Komprehensif Metode

Para Ahli Tafsir, ter. Syahdbeliaunor dan Faisal Shaleh, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006.

Muhammad Salim, Maqshud Abdul. Asmaul Husna Rahasia, Makna,

Khasiat, Qaf Media Kreativa, 2017.

Mahmud ‘Abd Halim Mani, Metodologi Tafsir kajian Komprehensif Metode

Para Ahli Tafsir, ter. Syahdbeliaunor dan Faisal Shaleh, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006.

Nizar Muhammad, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an,

Tesis:Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010.

Page 40: MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR AYAT AL-QUR’AN …

90

Nipan, Abdul Halim Muhammad. Khasiat Keagungan Asmaul Husna,

Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2003.

Quraish Shihab, Muhammd. Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

____________, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1994.

______________, Menyingkap Tabir Illahi, Al-Asma’ Al-Husna dalam

Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Lentera hati, 2006

Al-Qurthubi, Imam, Tafsir Al-Qurthubi, ter. Sudi Rosadi, dkk, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2008.

Al-Qahthani, bin Musfir Said, Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, ter.

Munirul Abidin, Jakarta: Daarul Falah, 2003.

Sadra Mulla. Manifestasi-Manifestasi Illahi, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2011.

Salim, bin Irfan, Rahasia Asmaul Husna, Jakarta: Pustaka Azzam, 2016.

Ulfa Maria, Pengaruh Zikir Asmaul Husna Terhadap Self Awareness Anak

Asuh Panti Asuhan Darul Hadlonah Semarang, Skripsi: UIN

Walisongo Semarang 2016.

Syibromalisi, Ali Faizah dan Jauhar azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-

Modern, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidaytullah Jakarta,

2011.

Setianingsih, Yeni Melacak Pemikiran Al-Alusi dalam Tafsir Rûh Al-

Ma’anî”, dalam Kontemplasi jurnal ilmu-ilmu Ushuluddin vol. 05., no.

2, Agustus 2017.

Umar, M. Ali Hasan, Khasiat dan Fadhilah Asmau Husna, Semarang: Kaifa

Toha Putra, 1979.

Yunahar Ilyas, Feminisme Dalam kajian Tafsir al-Qur’an Klasik dan

Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Zuhaili, Wahbab. At-Tafsir Al-Wasith, ter. Muhtadi, dkk, Jakarta: Gema

Insani, 2012.