Makanan Pendamping ASI

15
Makanan Pendamping ASI Hai ibu-ibu.. :) ada yang masih bingung bagaimana memberi makan pada anak saat umurnya sudah 6 bulan? Yuk dibaca artikel berikut ini: Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya. Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya. ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6 bulan yaa… Dalam pemberian MPASI harus diperhatikan: frequency , amount, thickness , variety, active/responsive feeding dan higiene. 1. Frekuensi pemberian makan Pada awal MPASI di umur 6 bulan, frekuensi MPASI diberikan 2 kali.

Transcript of Makanan Pendamping ASI

Makanan Pendamping ASIHai ibu-ibu..:)ada yang masih bingung bagaimana memberi makan pada anak saat umurnya sudah 6 bulan?Yuk dibacaartikelberikut ini:Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan tubuhnya. Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang, kebutuhan zat gizi tubuh anak sangat banyak loh. Jangan sampai dia kekurangan asupan zat gizi karena efeknya sangat fatal sekali, bahkan hingga kelak di usia dewasanya. ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6 bulan yaa

Dalam pemberian MPASI harus diperhatikan:frequency, amount,thickness, variety, active/responsivefeeding dan higiene.1. Frekuensi pemberian makanPada awal MPASI di umur 6 bulan, frekuensi MPASI diberikan 2 kali.Pada umur 6 9 bulan, frekuensi MPASI diberikan 3 kali. Berikan snack seperti biskuit atau buah matang 1 2 kali sehari.Pada umur 9 11 bulan, frekuensi MPASI diberikan 4 kali sehari. Berikan snack 1 2 kali sehari.Pada umur 12 24 bulan, frekuensi makan diberikan 5 kali sehari dan juga snack tambahan.

Alasan kenapa frekuensi makan anak harus sering adalah karena anak -terpaksa- memakan makanan sedikit demi sedikit padahal PR kekosongan asupan kalori dan zat gizi yang dia miliki begituserius.

Waktu makan sebaiknya disesuaikan dengan waktu makan keluarga supaya bayi lebih semangat belajar makan ^.^2. Jumlah makanan yang diberikanFrekuensi makan dan jumlah makanan yang diberikan menyesuaikan dengan kapasitas lambung bayi dan rata-rata kandungan kalori pada MPASI yang sekitar 0,8 kcal/gram. Ukuran lambung bayi masih kecil yah. Bayi yang baru lahir ukuran lambungnya hanya sebesar kelereng, umur 3 hari bertambah sebesar bola bekel dan umur 1 minggu bertambah menjadi sebesar bolapingpong. Nah, ukuran ini berangsur-angsur akan membesar seukuran bola tenis pada bayi umur 6 12 bulan. Menurut penelitian, kapasitas lambung bayi itu sekitar 30 gram makanan/kg BB-nya.Pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah makanan yang diberikan sekitar 2 3 sendok makan.Pada umur 6 9 bulan, jumlah makanan dinaikkan bertahap dari 2 sendok makan menjadi cangkir (125 mL) > ukuran cangkir yg digunakan 250 mL.Pada umur 9 12 bulan, jumlah makanan dinaikkan bertahap menjadi cangkir (ukuran cangkir 250 mL).Pada umur 12 24 bulan, jumlah makanan dinaikkan bertahap menjadi cangkir (ukuran cangkir 250 mL).Karena kita terpaksa- memberikan makanan dalam jumlah sedikit, namun dengan PR harus bisa memenuhi kekosonganenergidan zat gizi yang serius maka jenis menu dan metode MPASI yang kita pilih haruslah tepat.

3. Tekstur makananPada umur 6 bulan tekstur yang diberikan adalah makanan lumat (bubur saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikan tekstur tidak terlalu cair, jadi gunakan sedikit saja air. Jadi tekstur bubur cair, tapi jika sendok dimiringkan bubur tidak tumpah.Pada umur 8 bulan bayi sudah bisa dikenalkan dengan makananfinger food.Pada umur 9 11 bulan tekstur makanan dinaikkan menjadi makanan lembek (nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan makanan-lunak).Pada umur 12 bulan bayi sudah bisa memakan makanan meja: makanan yang dicincang kasar, diiris atau dipegang tangan.Tekstur makanan ini disesuaikan dengan perkembangan sistema persarafan dan oro-motorik bayi. Di atas sudah disampaikan tentang kekosongan suplai energi dan zat gizi juga ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya bisa memberikan makanan dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering, juga sebaiknya yang mudah dicerna. Proses pencernaan makanan ada dua tahap, yaitu pencernaan mekanik oleh kegiatan oro-motorik gigi-geligi dan pencernaan kimiawi oleh reaksi enzimatik enzim pemecah makanan. Reaksi enzimatik akan sempurna jika luas permukaan sentuh antar-partikel makin efisien, sehingga ukuran partikel bahan makanan yang tertelan sebaiknya sudah kecil.Bayi umur 5 bulan baru belajar menggerakkan sendi rahangnya dan makin kuat refleks hisapnya. Bayi umur 7 bulan bisa membersihkan sendok menggunakan bibirnya. Bayi saat ini bisa menggerakkan sendi rahang naik-turun juga gigi masih sedikit pun biasanya baru punya gigi seri yang bertugas memotong bukan menggilas makanan, sehingga proses mengunyah dan hasil partikel kunyahan masih kasar. Mulai umur 8 bulan bayi telah mampu menggerakkan lidah ke samping dan mendorong makanan ke gigi-geliginya, makin stabil menjaga keseimbangan dan memegang sehingga dia sudah bisa menerima makanan finger food.Umur 10 bulan merupakan waktu kritis bayi diharapkan sudah bisa memakan makanan semi-padat (lumpy solid food) sehingga mulai kenalkan makanan lembek tanpa saring di umur 9 bulan. Jika terlambat menaikkan tekstur makanan maka anak akan semakin sulit memakan makanan yang lebih padat. Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu melakukan gerakan rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah makanan kasar. Pada saat ini bayi telah siap memakan makanan meja sesuai yang dimakan oleh keluarga.Jika bayi dipaksa makan makanan padat terlalu dini, risiko tersedak sangat besar. Ibunya udah bisa manuver Heimlich belom nih? Banyak loh bayi yang berakhir mengenaskan karena tersedak, hiks.Selain itu bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk memanipulasi makanan dan mengunyahnya hingga menjadi partikel yang lebih kecil untuk ditelan. Akibatnya bayi akan memakan jumlah makanan yang lebih sedikit (karena capek dan bosan -dipaksa- mengunyah) sehingga asupan makanannya kurang dan kekosongan kebutuhan tubuhnya akan tetap kosong.Jika ibu ingin bayi mendapatkan manfaat zat gizi secara optimal dari makanan yang dia makan maka sebaiknya ibu pilih menu sesuai dengan tahap perkembangan bayi ya.4. Varietas Bahan MakananPada umur 6 bulan, sistem pencernaan bayi, termasuk pancreas telah berkembang dengan baik sehingga bayi telah mampu mengolah, mencerna serta menyerap protein, lemak dan karbohidrat dari bahan makanan lain selain ASI dan susu formula.Pada umur 6 bulan, ginjal bayi telah berkembang dengan baik sehingga mampu mengeluarkan produk sisa metabolisme termasuk dari bahan pangan tinggi protein seperti daging. Jadi, bukan menjadi alasan menunda pemberian daging merah, ikan dan telur.Jadi yaaa tidak ada alasan gak boleh kasih makanan ini-itu (padahal ortu mampu menyediakan) hanya karena takut anak tidak bisa mencernanya dan ginjal tidak kuat. Baca, baca dan baca lagi yuuukk..:D

Pada masa awal MPASI berikan 1 jenis makanan terlebih dahulu, kemudian tambahkan 1 jenis makanan lain setiap minggu (kalau AAP setelah beberapa hari percobaan, penelitian lain menyarankan tiap 2 4 hari tambah setiap bahan baru). Dalam pengenalan bahan baru disarankan memulai dengan dosis sekitar 1 2 sendok teh. Lebih disarankan lagi diberikan sebagai rasa tunggal, namun ada beberapa bayi yang menyukai saat dicampur.Makanan pertama -yang buat saya monumental, haha- prioritaskan memilih sumber karbohidrat (bubur serealia seperti bubur beras, bubur jagung, kentang tumbuk, pisang kerok, sukun) dan segerakan memberikan bahan pangan sumber zat besi hewani.Tambahkan minyak atau margarin setengah hingga satu sendok teh ke dalam bubur bayi untuk meningkatkan kandungan energi serta supaya makanan licin dan mudah ditelan bayi. Ibu bisa menggunakan minyak apapun yang tersedia di rumah selama minyaknya masih bersih dan bagus bukan minyak bekas menggoreng. Boleh juga menambahkan parutan makanan yang sudah digoreng ke dalam MPASI.Hindari makanan dan minuman manis seperti teh, soda, atau biskuit manis. Jangan memberikan makanan yang keras dan berpotensi untuk tersedak. Makan ala diet vegetarian yaitu buah sayur serta bahan pangan nabati lain -sudah dibuktikan dari serangkaian penelitian para ahli- tidak bisa memenuhi kekosongan zat gizi yang diperlukan bayi (alasannya sudah saya jelaskan di atas), KECUALI ibu juga memberikan bayi suplementasi dan produk makanan yang telah difortifikasi. Apalagi jika pilihan MPASI ibu hanya buah dan sayuran yang boleh dimakan bayi, tentu bayi akan rentan mengalami kekurangan energi, kecuali jumlah makanan yang diberikan sangat banyak dengan risiko bayi sembelit karena makan melebihi kapasitas pencernaannya (ingat bahwa bayi membutuhkan lebih banyak makanan jika kandungan kalorinya makin sedikit).Susu sapi dan hewan lain belum boleh menjadi minuman utama bagi bayi di bawah 12 bulan karena terkait dengan risiko perdarahan di saluran cerna serta menghambat penyerapan zat besi. Namun, ibu bisa menggunakan produk susu seperti keju, yoghurt, dan lainnya sebagai campuran dalam MPASI jika bayi tidak sensitif dan alergi. Madu baru diberikan pada anak di atas umur 12 bulan terkait risiko botulisme akibat adanya Clostridium botulinum yang mencemari madu.

Terkait ketakutan akan adanya alergi sebenarnya tidak ada pantangan makanan bagi bayi:Untuk bayi yang terlahir dari keluarga yang sangat kuat dan jelas riwayat alerginya, AAP merekomendasikan menunda pemberian susu sapi hingga usia anak 1 tahun, telur hingga usia anak 2 tahun dan kacang tanah, kacang-kacangan, dan ikan hingga anak 3 tahun (AAP, 1998). Namun demikian, penelitian yang membuktikan adanya manfaat penundaan atau pembatasan makanan dalam MPASI belum ada (Halken dan Host, 2001) sehingga para ahli internasional tidak merekomendasikan pembatasan diet pada MPASI anak (WHO/IAACI, 2000). Kejadian alergi makanan terjadi pada sekitar 2 8% anak berumur kurang dari 3 tahun, tandanya biasanya langsung muncul dalam beberapa jam setelah anak makan.Gejala yang mungkin timbul antara lain gejala saluran pencernaan (diare, muntah, sakit perut), gejala saluran pernafasan (batuk, mengi, infeksi telinga), gejala di kulit (bercak merah atau gatal) dan gejala sistemik (syok anafilaksis hingga BB anak susah naik bahkan gagal tumbuh).Berikan air putih yang bersih dan sudah dimasak sebanyak kurang lebih 4 8 oz (120 240 mL) per hari. Air putih berguna sebagai suplai cairan juga untuk mencegah sembelit.

Bagaimana dengan gula dan garam?Jreng jreeenggg semua sumber yang saya baca tidak merekomendasikan makanan manis, asin dan berbumbu tajam. Tapi dalam booklet pemberian makan dari Unicef boleh ditambahkan sedikit garam beryodium

dan dalam buku MPASI rumahan bagi bayi dari WHO boleh ditambahkan sedikit gula.

Saya pribadi menyarankan jika bayi mau lahap makan tanpa gula dan garam tentu akan lebih baik.Biarkan bayi rekreasi rasa alami makanan.Masalahnya beberapa kasus akan berakhir dengan bayi malas makan dan lebih memilih menyusu karena rasa MPASI hambar sedangkan ASI ibu kaya rasa, hasilnya bayi jadi kurus. Jika bayi susah makan karena rasa MPASI rumahan yang hambar semua dikembalikan ke ibu apakah mau menambahkan SEDIKIT gula-garam sebagai perasa alami atau mencari solusi yang lain (ingat cukup SEDIKIT ya, jangan terlalu manis apalagi terlalu asin).Sebenarnya ibu bisa mengganti gula-garamnya dengan keju, margarin, mentega atau ASIP.Btw jangan sedih kalau bayi anda tidak mau makan bubur yang ditambah ASIP -normal jika ada bayi yang gak suka saat ASIP dicampur ke bubur- daripada bersedih mending segera mencari variasi menu baru.

Pengenalan bumbu sesuai tradisi makan di keluarga ibu bisa dikenalkan secara bertahap dengan melihat respons tubuh bayi, apalagi Indonesia adalah Negara yang kaya rasa, aroma dan warna *tsaah*. Bayi telah mengenal makanan meja di keluarga ibu sejak dia lahir dari ASI ibu, sehingga biasanya selera bayi akan mirip dengan selera ibu.(Pesan moral: jadi busui jangan picky eater kalau gak mau anak picky eater :D).5. Pemberian makan dengan cara aktif/responsiveMPASI bukan hanya sekedar makanan namun juga cara makan, kapan waktu makan, tempat makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI juga diperhatikan faktor psikososial anak. Suapi bayi dan perhatikan anak yang lebih besar serta beri bantuan bila dia membutuhkan. Beri anak makanan dengan sabar dan penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan namun jangan paksa anak untuk makan. Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur dan metode makan. Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya. Waktu makan adalah saatnya anak untuk belajar dan waktu keluarga mencurah cinta dan saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol dengan kontak mata yang penuh kehangatan.

Jarang ada penelitian tentang anak yang dibiarkan makan sendiri tanpa bantuan sejak dini.Namun, metode pemberian makan secara responsif (jadi ibu menyuapi anak tapi anak juga dilibatkan secara aktif untuk makan) telah terbukti membuat anak makan lebih banyak. Berikan anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur banyaknya makanan yang dimakan anak. Beri makan dengan alat makan sesuai perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada beberapa kebudayaan yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi. Bayi yang lebih besar akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh ibu.

Pemberian ASI pada saat MPASI masih seperti pada saat masa ASI eksklusif yaitu sesering dan selama yang anak inginkan. Pada umur 6 12 bulan disarankan untuk menyusui terlebih dahulu sebelum memberikan makanan lain. Namun teknis pelaksanaannya dikembalikan kepada kenyamanan ibu dan anak. Jangan takut anak menyusu akan membuat anak malas makan. Menyusu semau bayi pada masa-masa ini akan tetap membuatnya masih lapar karena ASI sangat berbeda dari susu formula dan sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan nafsu makan juga energi bagi bayi.Keuntungan masih menyusui semau bayi pada masa MPASI antara lain: Bayi akan terlindungi dari reaksi peradangan dan infeksi karena ada sel-sel darah putih, antibodi, antiradang dan aktivator sel darah putih di dalam ASI. Epidermal growth factor di dalam ASI akan membantu perkembangan sel-sel usus juga papilla lidah/taste bud bayi. Papilla lidah yang sehat akan membuat anak mudah merasakan rasa makanan sehingga nafsu makannya menjadi baik. Pencernaan yang berkembang sempurna membantu bayi makin efektif mencerna makanan. Terdapat enzim percerna karbohidrat, lemak dan protein di dalam ASI sehingga proses pencernaan zat gizi dalam makanan akan semakin efisien.6. HigienitasPada masa-masa ini bayi sangat rentan terkena diare sehingga ibu harus memastikan kebersihan makanan, air, alat makan, proses memasak dan tangan (pemberi makan maupun bayi). Cuci tangan ibu dan bayi dengan air serta sabun saat mau memasak, mau makan dan setelah dari toilet (sabun biasa, tidak perlu sabun antibakteri). Disarankan menggunakan peralatan makan yang mudah dibersihkan seperti cangkir, mangkok dan sendok, bukan botol-sendok, dot atau pipet. Makanan bayi bisa disimpan di kulkas dalam rentang yang tidak terlalu lama (misal ibu bekerja menyiapkan makanan untuk 1 hari, jangan 3 hari apalagi 1 minggu yah, dudududuu..). Masak dengan benar hingga makanan matang. Bubur bayi yang tidak disimpan di kulkas sebaiknya segera digunakan dalam waktu 2 jam. Pastikan makanan mentah yang dimakan bayi bersih dan aman. Pisahkan makanan mentah dan matang.

Jadi kalo di cara makan ala WHO ini cukup dengan makanan yang ada di meja makan keluarga. Ambil nasi dari nasi keluarga (kenapa memasak bubur dari nasi bukan beras? Supaya hanya dibutuhkan tambahan air sedikit agar tidak terlalu encer, juga biar cepet masaknya) lalu pisahkan sayur juga lauk yang belum dibumbui bumbu-bumbu tajam (misal merica atau cabe).Kok boleh gorengan sih? Kan kalori gorengan lebih tinggi, toh ibu sendiri yang menggoreng dengan minyak yang aman digunakan. Oiya, jangan samakan diet bayi dengan diet kita-kita yang udah berumur ini. Bayi itu butuh kolesterol. Tau gak sih salah satu nutrisi unggulan di ASI yang gak ada di sufor juga susu lain itu apa? KOLESTEROL dan ASAM LEMAK.Untuk menu sesuaikan saja dengan masakan yang ibu masak dengan tekstur dan jumlah menyesuaikan tahap perkembangan anak. Boleh sih pakai blender, food processor atau yang lainnya, tapi kalo buat tipe ibu malas nyupir (nyuci piring) macam saya akhirnya jadi males banget. Sebenarnya pemberian MPASI itu tidak sulit ya, namun jika salah pilih akan sangat merugikan bayi. MPASI yang salah akan membuat:1. Bayi akan rentan sakit,2. Bayi lambat tumbuh,3. Bayi akan berhenti tumbuh.