makalahku nontes

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi PKn yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor 22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana tertera dalam Permendiknas Nomor 23/2006. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan, penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian dilakukan melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian 1

Transcript of makalahku nontes

BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Fokus penilaian PKn adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam

mencapai standar kompetensi PKn yang ditentukan dalam Permendiknas Nomor

22/2005 tentang Standar Isi (SI). Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang

harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya

dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan,

kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) sebagaimana tertera dalam Permendiknas Nomor 23/2006.

Untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi lulusan, penilaian hasil

belajar kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian dilakukan

melalui: (a) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; dan (b) ujian, ulangan,

dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik (Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 64

ayat (3), (Sapria,2009).

Mengacu pada rumusan SI dalam Permen nomor 22 tahun 2006, rumusan

SKL dalam Permen nomor 23 tahun 2006 dan ketentuan Pasal 64 ayat (3) PP

nomor 19 tahun 2005, serta karakteristik kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, maka hasil belajar kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian meliputi:

1

2

1) Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek

kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2) Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana

disebutkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

3) Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai

penerjemahan dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia.

Ketiga bentuk hasil belajar tersebut berada pada domain yang berbeda.

Perbedaan domain tersebut menuntut perbedaan dalam metode dan cara

pengukurannya, salah satu cara yang dapat digunakan adalah penilaian dengan

teknik non tes. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

pembelajaran yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini

dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa

yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini

adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan

sikap.

Saat ini penggunaan non tes untuk menilai pembelajaran masih sangat

terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai

pembelajaran. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara langsung

jika hanya menggunakan test, dengan menggunakan nontes guru bisa menilai

siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga afektif

dan psikomotornya.

3

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka diperlukan suatu

langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrument penilaian

pembelajaran PKn dengan teknik nontes.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah :

1. apa pengertian penilaian dengan teknik nontes itu?

2. apa saja jenis penilaian dengan teknik nontes itu?

3. bagaimana cara mengembangkan instrument penilaian dengan teknik nontes?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini memiliki

tujuan sebagai berikut:

1. menjelaskan pengertian penilaian dengan teknik nontes.

2. menyajikan jenis-jenis penilaian dengan teknik nontes.

3. memaparkan cara mengembangakan instrument penilaian dengan teknik non-

tes.

 

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Nontes

Teknik penilaian nontes jika dilihat dari kata yang menyusunya, maka nontes

dapat kita artikan sebagai teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan

tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa

menguji peserta didik. Nontes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar

yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang

dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau

dipahaminya. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan

yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak

dapat diamati dengan Panca indera (blog.tp.ac.id/wp.../download-alat-evaluasi-

pendidikan-nontes.doc).

Teknik nontes merupakan cara penilaian untuk memperoleh gambaran

terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Dalam pembelajaran

pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan

lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan

keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan pencapaian hasil belajar

siswa. Tehnik penilaian nontes umumnya untuk menilai kepribadian anak secara

menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup

5

dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik

secara individu maupun secara kelompok.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur hanya

dengan alat tes, sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit

diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif dan

psikomotor.

B. Macam-Macam Penilaian dengan Teknik Nontes (Nurhadi dan

Suwardi,2010).

1. Observasi

2. Wawancara

3. Skala Sikap

4. Skala Minat

5. Penilaian Diri

6. Penilaian Antar Teman

C. Pengembangan Instrumen Penilaian dengan Teknik Nontes

1. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan

memperhatikan tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah cara

menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan

sasaran pengamatan.

6

Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu

pembelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu

murid olah raga, upacara dan lain-lain. 

a. Cara dan Tujuan Observasi

Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1)  Observasi partisipatif dan nonpartisipatif

Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang

mengobservasi (observer) ikut ambil bagian dalam kegiatan yang

dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi

nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang

dilakukan oleh objeknya. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru

mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya

sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.

2) Observasi sistematis dan observasi nonsitematis

Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan,

observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria,

masalah yang akan diamati

Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan

tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.

7

Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mengamati

anak-anak sedang kerja kelompok. Disini sebelum guru melaksanakan

observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati,

misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan,

kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan

dengan tingkah laku murid dalam kerja kelompok.

Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-

kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang kerja

kelompok.

3) Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara

nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau

melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang

sengaja diadakan.

Sebagai alat penilaian , observasi digunakan untuk:

a) Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.

b) Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.

b. Sifat Observasi

Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:

1) Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran

8

2) Direncanakan secara sistematis

3) Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan

4) Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.  

c. Kebaikan dan Kelemahan Observasi

Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kebaikan,

antara lain:

1) Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.

2) Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan

terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting

3) Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang

diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket

4) Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan

objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan

tidak langsung memegang peran. Selain keuntungan diatas, observer

juga mempunyai beberapa kelemahan

Kelemahan observasi:

1) Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang

sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja

merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan

observasi. Misalnya mengamati anak yang menyanyi, dia kelihatan

9

gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia.

Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.

2) Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang

diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar

observer merasa senang.

3) Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat

dapat dikontrol sebelumya.

d. Alat Pencatat Observasi

Agar hasil observasi dapat dikumpulkan dengan baik maka sebelumnya

guru harus menyiapkan alat untuk observasi yaitu:

1) Catatan Anekdot (Anecdotal Record)

Yaitu catatan khusus mengenai hasil pengamatan tentang tingkah laku

anak yang dianggap penting. Catatan anekdot ini ada dua macam yaitu

anekdot insidental, digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi

sewaktu-waktu, tidak terus-menerus. Sedangkan catatan anekdot periodik

digunakan untuk mencatat peristiwa tertentu yang terjadi secara

insedental dalam suatu periode tertentu. Catatan anekdot mempunyai

kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap tingkah laku anak.

Kegunaanya untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang

murid sebagai individu yang kompleks, memperoleh pemahaman tentang

10

sebab-sebab dari suatu problema yang dihadapinya, dan dapat dijadikan

dasar utuk pemecahan masalah anak dalam belajar.

2) Daftar cek (Check Lish)

Daftar cek adalah sebuah catatan tertulis yang berisi kemungkinan

jawaban yang dipilih, dengan tinggal membubuhkan sebuah tanda pada

kemungkinan jawaban yang benar. Dalam bentuk daftar cek, semua

tingkah laku, sikap yang diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar.

3) Skala Penilaian (Rating Scale)

Dalam skala penilaian, tingkah laku, sikap yang diobservasikan

dijabarkan dalam bentuk skala.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan

percakapan atau dialog baik secara langsung (face to pace relition) secara

langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada

orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat

penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :

1) Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal

ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang

diwawancarai

11

2) Keterampilan pewawancara

Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil

wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki

keterampilan dalam melaksanakan wawancara.

3) Pedoman wawancara

Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang

dibuat oleh guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat

pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan yang akan

diajukan.

a. Jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat penilaian, yaitu:

1) Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal

dengan istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau

wawancara sistematis (Systematic Interview).

2) Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering

dikenal dengan istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau

wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau

wawancara bebas.

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:

12

1) Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back

ground tentang apa yang akan ditanyakan.

2) Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud

wawancara tersebut.

3) Harus menjaga hubungan yang baik.

4) Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya.

5) Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan

kalimatnya jelas.

6) Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara.

7) Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang

menjadi sumber data.

8) Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama.

9) Guru harus mengobrol dalam wawancara.

10) Batasi waktu wawancara.

11) Hindari penonjolan aku dari guru. 

3. Skala Sikap

Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek

tertentu. Hasilnya berupa ktegori sikap yakni mendukung, menolak, dan netral.

Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap

juga dapat diartikan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus kepada dirinya. Ada

tiga komonen sikap yakni kognisi, afeksi, konasi. Kognisi berkenaan dengan

pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi

13

berkenaan dengan persaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi

berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut (Rusijono dan

Yulianto:2009).

Menurut Martati (2010) skala sikap digunakan untuk menilai objek sikap

yang berhubungan dengan pembelajaran sebagai berikut;

1) sikap terhadap materi pelajaran;

2) sikap terhadap guru/pengajar;

3) sikap terhadap proses pembelajaran;

4) sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan

suatu materi pelajaran.

a. Penilaian dengan skala sikap dapat menggunaan cara Skala Likert, Skala

Guttman, dan Rating Scale, ( Budimansyah,2012).

1) Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

terhadap objek atau fenomena tertentu (Budimansyah,2012).

Contoh Skala Likert (Setiati dan Rahayuningsih,2008)

NO Pernyataan ss s rr ts sts

1 Musyawarah dilakukan untuk memenangkan pendapat golongan tertentu.

2

2) Skala Guttman

14

Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti jawaban

benar-salah, ya-tidak, setuju-tidak setuju (Budimansyah,2012).

Contoh Skala Guttman (Darmono dan Sudarsih,2008)

3) Rating Scale

Dalam rating scale data kuantitatif ditafsirkan dalam pengertian kualitatif,

respoden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif, tetapi

menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang disediakan.

Contoh rating scale (Winarno,2013)

NO Aspek yang diukur

skala

1 2 3 4

1 Sikap siswa dalam menerima pendapat

2 Sikap siswa dalam menerima kritikan

..

4. Skala Minat

Skala minat adalah suatu rentang ukuran untuk menilai ketertarikan dan

perhatian seseorang terhadap suatu objek. Tujuan pengukuran dengan skala minat

15

pada pembelajaran digunakan untuk menilai minat belajar siswa (Nurhadi dan

Suwardi,2010).

Contoh skala minat untuk menilai minat siswa terhadap pembelajaran PKn.

No Pernyataan sl sr jr tp

1 Saya terus mengikuti pelajaran PKn

2 Saya merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran

PKn

… …

keterangan : sl = selalu, sr = sering, jr = jarang, tp = tidak pernah.

5. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang meminta kepada siswa

untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal.

a. Manfaat Penilaian Diri.

Penilaian diri dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi siswa maupun

bagi guru itu sendiri.

Keuntungan bagi siswa yaitu.

1) Siswa menjadi bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri.

2) Siswa dapat menetapkan langkah - langkah berikutnya dalam belajar.

3) Siswa merasa aman tentang sesuatu yang tidak benar.

4) Meningkatkan harga diri siswa dan menjadi sesuatu yang positif.

5) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

6) Siswa menjadi lebih bebas dan termotivasi.

16

Keuntungan bagi guru yaitu.

1) Ada suatu pergesaran tanggung jawab dari guru ke siswa.

2) Pelajaran lebih efisisen jika para siswa termotivasi dan mandiri.

3) Umpan balik membantu guru mengidentifikasi kemajuan siswa.

Contoh tabel penilaian diri yang berhubungan dengan pembelajaran PKn.

Petunjuk.

- Isilah semua pernyataan dengan jujur !

- Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai dengan kenyataan !

No. Pernyataan sl sr kd jr tp

1 Saya bertanya kepada guru hal-hal yang

berhubungan dengan pelajaran PKn

2 Saya membaca buku PKn di rumah sesuai

jadwal pelajaran

3 Saya menyelesaikan PR PKn di sekolah

… …

Keterangan; sl = selalu melakukan, sr = sering melakukan, kd = kadang-

kadang, jr = jarang, tp = tidak pernah

6. Penilaian Antarteman

Penilaian antar teman aalah teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik untuk mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan dan kekurangan

temanya dalam berbagai hal (Nurhadi dan Suwardi,2010).

Menurut BSNP tentang standar penilaian, penilaian antara teman dapat

dilaksanakan berupa sosiometri. Sosiometri adalah suatu penilaian untuk

menentukan pola pertalian dan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok.

17

Sehinggga sosiometri merupakan alat yag tepat untuk menilai hubungan sosial

dan tingkah laku sosial dari murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur

hubungan individu, susunan antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga

dengan demikian seorang guru dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan

sosial dari tiap-tiap anak dalam suatu kelompok atau kelas.

a. Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:

1) Langkah pemilihan teman

Disini guru menyuruh semua murid untuk memilih teman-temannya yang

disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih

anak perlu disebutkan alasan mengapa harus memilih teman itu.

2) Langkah pertabelan

Guru membuat tabel dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah

diperoleh dalam langkah pemilihan teman.

Misalnya setiap anak memiliki 2 dari 6 orang

3) Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)

Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula kita buat

sebuah peta atau sosiogram. Dalam pembuatan sosiogram usahakan anak

yang paling banyak dipilih diletakan ditengah-tengah, agar dapat mudah

diketahui siapa yang paling banyak dipilih.

18

Dengan melihat hasil sosiometri kita dapat mengetahui bagaimana

kedudukan dan relasi sosial dari masing-masing anak dalam kelompok. Sehingga

hasil dari sosiogram ini dapat dibuat pertimbangan untuk menilai sikap sosial

anak dan kepribadiannya dalam kelompok.

b. Sosiometri sebagai alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru dalam

beberapa hal, antara lain:

1) Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja

2) Untuk pengarahan dinamika kelompok

3) Untuk memperbaiki hubungan individu dalam kelompok dan memberi

bimbingan kepada setiap anak.

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapatlah dipahami, bahwa dalam rangka penilaian

pembelajaran , penilaian tidak hanya dilakukan dengan teknik tes saja. Teknik-

teknik nontes juga sangat penting dalam rangka dalam rangka memperoleh data

secara menyeluruh tentang pembelajaran, lebih-lebih penilaian yang berhubungan

dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti persepsinya terhadap guru,

minatnya, bakatnya, tingkah laku atau sikapnya, dan sebagainya, yang

kesemuannya itu tidak mungkin dinilai dengan mengunakan tes sebagai alat

pengukurnya.

Macam-Macam Penilaian dengan Teknik Nontes (Nurhadi dan Suwardi,2010).

1. Observasi

2. Wawancara

3. Skala Sikap

4. Skala Minat

5. Penilaian Diri

6. Penilaian Antar Teman

B. Saran

20

Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran PKn sebaiknya guru

menggunakan teknik nontes karena; dapat mengukur aspek-aspek pencapaian

siswa yang tidak bisa diukur dengan teknik tes. Saat ini penggunaan non tes untuk

menilai pembelajaran masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan

penggunaan alat melalui tes dalam menilai pembelajaran. Padahal ada aspek-

aspek yang tidak bisa terukur secara langsung jika hanya menggunakan test,

dengan menggunakan nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan

hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.

21

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim . 2012. Perancangan Pembelajaran Berbasis Karakter. Bandung: Widya Aksara Press.

Darmono, Sapto, dkk . 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas V. BSE. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

http://blog.tp.ac.id/wp.../download-alat-evaluasi-pendidikan-nontes.doc.

Martuti, Badruli. 2010. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Genesindo

Nurhadi dan Suwardi. 2010. Evaluasi Pembelajaran Yang Efektif dan Menyenangkan . Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Sisdiknas. Jakarta: Kemendiknas.

Rusijono dan Yulianto, Bambang. 2009. Asesmen Pembelajaran Bahan Pelatihan CE Bagi Guru SD Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Surabaya: Kerja Sama Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Universitas Negeri Surabaya.

Rahayu, Ningsih dan Setiati. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas V. BSE. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sapriya. 2009. Penilaian Pembelajaran Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. Bahan Belajar Mandiri BERMUTU. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi dan Penilaian. Jakarta: Bumi Aksara.