Kel.2 Makalah Pengembangan Nontes Sebagai Instrumen Evaluasi Hasil Pendidikan

47
TUGAS EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA “PENGEMBANGAN NONTES SEBAGAI INSTRUMEN EVALUASI HASIL PENDIDIKAN” DOSEN : Drs. ABU BAKAR, M.Pd DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4 : 1. YUDI PRAMANA A1C111070 2. VIVI PUTRI A1C111052 3. EBIATI RSA1C111019 4. EKIN DWI A A1C112011 5. EKA INTAN RSA1C111016 6. ADE FRISKA RSA1C112018

description

Evaluasi Pembelajaran

Transcript of Kel.2 Makalah Pengembangan Nontes Sebagai Instrumen Evaluasi Hasil Pendidikan

BAB I

TUGASEVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN NONTES SEBAGAI INSTRUMEN EVALUASI HASIL PENDIDIKANDOSEN : Drs. ABU BAKAR, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 :

1. YUDI PRAMANA A1C111070

2. VIVI PUTRIA1C111052

3. EBIATIRSA1C111019

4. EKIN DWI AA1C112011

5. EKA INTANRSA1C111016

6. ADE FRISKARSA1C112018

7. FITRIANIRSA1C112013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.

Atas berkat rahmat serta inayah Allah jualah kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : Pengembangan Non Tes Sebagai Instrumen Evaluasi Pendidikan. Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Kimia Prodi PENDIDIKAN KIMIA. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan apabila masih terdapat kesalahan atau kekeliruan. Karena kesempurnaan hanya milik pencipta alam semesta ini.

Akhirnya sesuai dengan kata pepatah Tiada gading yang tak retak,saya mengharapkan saran dan kritik,khususnya dari teman-teman sekalian demi perbaikan makalah kami ini. Semoga makalah sederhana ini mendatangkan manfaat bagi penulis dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya .Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu sehingga selesainya makalah ini.Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Jambi, 20 Juli 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

iDaftar Isi

iiBAB IPENDAHULUAN

1BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Nontes

2B. Penggolongan Teknik Nontes

21. Observasi

22. Wawancara

8

3. Angket

11

4. Pemeriksaan Dokumen

17

5. Sosiometri

17

6. Rating Scale atau Skala Bertingkat

19

7. Daftar Cocok

20

8. Riwayat Hidup

21

9. Studi Kasus

22

BAB IIIPENUTUP

23

BAB I

PENDAHULUAN

Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan,kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).

Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri.

Dalam makalah ini, kami menyajikan beberapa hal tentang teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tehnik Nontes

Alat penilaian dapat berarti teknik evaluasi. Tehnik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.Alat penilaian yang non-test, yang biasanya menyertai atau inheren dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat banyak macamnya. Di antaranya bisa disebutkan adalah observasi (baik dengan cara langsung, tak langsung, maupun partisipasi), wawancara (terstruktur atau bebas), angket (tertutup atau terbuka), sosiometri, checklist, concept map, portfolio, student journal, pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya.Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.A. Penyusunan Instrumen Non-TesTeknis nontes adalah suatu alat penilaian yang biasanya dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes (Inggris: testee) dengan tidak menggunakan tes. Hal ini berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh peserta tes tidak bisa dikategorikan sebagai jawaban benar atau salah sebagaimana interpretasi jawaban tes. Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan dengan cara tertentu.Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Sedangkan teknik penilaian non tes tulis maksudnya adalah bentuk evaluasi non tes yang berbentuk tulisan atau non lisan.Adapun menurut Hasyim, Penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran. Contoh penilaian non test banyak terdapat pada keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains, bongkar pasang mesin, teknik dan sebagainya.Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain). David Krathwohl (1974), sebagaimana dikutip Anas Sudijono (2005 : 54) mengembangkan taksonomi mengenai ranah afektif ini dengan membaginya kedalam lima jenjang yaitu : receiving (menerima), responding (merespon), valuing (menilai atau memaknai), organization (mengorganisasi) dan (characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau nilai yang kompleks). Kemampuan psikomotor (psychomotoric domain) adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak yaitu kemampuan dalam menggunakan otot-otot seperti berjalan, lari, melompat, berenang, melukis, membongkar dan memasang peralatan dan lain sebagainya. Dalam dunia psikologi, kemampuan psikomotor dibagi kedalam lima tingkatan yaitu gerak refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan trampil dan komunikasi nondiskursip (Sax, 1980: 76).B. Teknik Penyusunan Non TesTeknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa. Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan kompetensi yang diukur, aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap, kemampuan siswa yang akan diukur, sarana dan prasarana yang ada.Dalam dunia pendidikan teknik nontes yang sering digunakan adalah pengamatan (observasi), dan terkadang, seorang guru juga menggunakan wawancara. Dalam penelitian-penelitian sosial, teknik nontes biasanya juga digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan obyek penelitian. Teknik nontes yang sering digunakan dalam penelitian-penelitian sosial penelitian adalah kuesioner. Dibawah ini adalah jenis-jenis penelitian non tesB. Penggolongan Tehnik Nontes

1. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.a. Cara dan Tujuan Observasi

Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1) Observasi partisipatif dan nonpartisipatif

Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada diluar garis seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.

2) Observasi sistematis dan observasi nonsitematis

Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati.

Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mngamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga.Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.

3) Observasi Eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:

a) Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.

b) Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.

c) Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data

b. Sifat Observasi

Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:

1) Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran

2) Direncanakan secara sistematis

3) Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan

4) Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Observasi

Observasi sebagai alat penilaian nontes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:

1) Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.

2) Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting

3) Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket

4) Observer tidak perlu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.

Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

1) Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorang yang sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyanyi, dia kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.

2) Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.

3) Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol sebelumnya.

d. Langkah-langkah menyusun observasi :

1. Merumuskan tujuan

2. Merumuskan kegiatan

3. Menyusun langkah-langkah

4. Menyusun kisi-kisi

5. Menyusun panduan observasi

6. Menyusun alat penilaian

e. Contoh Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Maka setelah melewati langkah-langkah tersebut di atas, maka kita telah menyusun sebuah lembar observasi penelitian, yang bentuk akhirnya berupa skala rating seperti berikut ini:

LEMBAR OBSERVASIKEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

Sekolah / Kelas : _________________ Hari / Tanggal : _________________Nama Guru : _________________ Nama Observer : _________________

Tujuan :1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar

2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa

Petunjuk :1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.

2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut:

Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40% sampai > 60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif.

Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali

No.Aktivitas Belajar SiswaBanyak Siswa yang AktifKualitas Keaktifan

A.Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa------

1.Melakukan pengamatan atau penyelidikan------

2.Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil atau tanda-tanda tertentu pada teks)------

3.Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb)------

B.Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman)------

1.Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-konsep misal berlatih dengan soal-soal)------

2.Berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai variasi berbeda dengan contoh yang diberikan)------

3.Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau tugas)------

C.Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil pemikirannya------

1.Mengemukakan pendapat------

2.Menjelaskan------

3.Berdiskusi------

4.Mempresentasi laporan------

5.Memajang hasil karya------

D.Siswa berpikir reflektif ------

1.Mengomentari dan menyimpulkan proses pembelajaran------

2.Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran------

3.Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri------

2. Wawancara (Interview)

Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informasi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang diperlukan saja.Wawancara adalah suatu tehnik penilaian yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :

a. Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai

b. Keterampilan pewawancara

Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.

c. Pedoman wawancara

Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan yang akan diajukan.

a. Langkah-langkah penyusunan wawancara :

1. Perumusan tujuan

2. Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai

3. Penyusunan kisi-kisi

4. Penyusunan pedoman wawancara

5. Lembaran penilaian

b. Kelebihan dan kelemahan wawancara

Kelebihan wawancara yaitu :

1. Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek

2. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya

3. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi

Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket.

4. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.

Sedangkan Kelemahan wawancara:

1. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai

2. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara

3. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara

4. Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara

Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:

1. Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview).

2. Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:

a. Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang akan ditanyakan

b. Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut

c. Harus menjaga hubungan yang baik

d. Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya

e. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas

f. Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara

g. Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data

h. Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama

i. Guru harus mengobrol dalam wawancara

j. Batasi waktu wawancara

k. Hindari penonjolan aku dari guru

c. Contoh WawancaraPertanyaan :1. Apakah siswa mengalami kesulitan memahami petunjuk baik arahan dari guru atau petunjuk dalam LKS?...................................................................................................................2. Pada saat mengalami kesulitan apakah siswa berusaha bertanya kepada teman lain atau kepada guru ?...................................................................................................................3. Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan siswa agar dapat memahami materi pelajaran ?...................................................................................................................4. Apakah siswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas ?...................................................................................................................5. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya ?...................................................................................................................6. Apakah materi pelajaran dirasakan siswa tidak ada manfaatnya dalam kehidupannya kelak ?...................................................................................................................7. Apakah siswa diluar jam ataupun dirumah berusaha belajar dengan teman yang lain?...................................................................................................................8. Apakah menurut siswa lingkungan disekolah (didalam dan diluar kelas) kondusif untuk belajar ?...................................................................................................................9. Apakah orang tua siswa di rumah menyuruh untuk belajar ?...................................................................................................................10. Apakah siswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya ?...................................................................................................................3. Angket (Questionaire)

Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila angket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, angket dibagi menjadi angket langsung angket tidak langsung. Angket langsung adalah angket yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan angket tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka angket terbagi menjadi angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek () pada jawaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan angket terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan model pertanyaan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi penjelasan-penjelasan, alasan-alasan terbuka.Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara lain:

1. Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat.

2. Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama

3. Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan

Sedangkan kelemahan angket, antara lain:

1. Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali

2. Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.

3. Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.

a. Langkah-langkah menyusun angket :

1) Merumuskan tujuan

2) Merumuskan kegiatan

3) Menyusun langkah-langkah

4) Menyusun kisi-kisi

5) Menyusun panduan angket

6) Menyusun alat penilaian

b. Contoh Angket DAFTAR ANGKET

IDENTITASNama : Kelas :

PETUNJUK :1) Saudara dipersilahkan menjawab setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X)2) Kesungguhan dan kejujuran Anda dalam menjawab sangat kami harapkan.3) Atas bantuan Anda kami sampaikan terima kasih.Pertanyaan-pertanyaan :A. Attention (perhatian) sebagai motivasi belajar kepada siswa1. Apakah guru anda pernah bertanya tentang keadaan/kabar anda sebelum pelajaran dimulai?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah2. Apakah guru anda pernah menerangkan pelajaran?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah3. Apakah guru anda pernah menerangkan pelajaran dengan metode cerita?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah4. Apakah guru anda pernah bertanya kepahaman anda terhadap pelajaran yang diterangkan?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah5. Apakah guru anda pernah mengulangi penjelasan ketika anda kurang paham terhadap pelajaran?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah6. Apakah guru anda pernah memberikan pertanyaan secara langsung kepada anda tentang pelajaran yang diajarkan?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah7. Apakah guru anda pernah memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak PernahB. Relevance (keterkaitan) mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sebagai motivasi belajar siswa8. Apakah anda setuju bahwa materi pelajaran yang anda pelajari berkaitan dengan kehidupan sehari-hari?a. Sangat setuju c. Kurang setujub. Setuju d. Tidak setuju9. Apakah guru anda pernah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah10. Apakah anda setuju bahwa belajar dengan tekun akan meningkatkan prestasi anda?a. Sangat setuju c. Kurang setujub. Setuju

d. Tidak setuju11. Apakah guru anda pernah memberikan contoh seseorang yang belajar dengan tekun akan meningkat prestasinya?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah12. Apakah anda setuju bahwa soal ujian mampu mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran?a. Sangat setuju c. Kurang setujub. Setuju

d. Tidak setuju13. Apakah anda setuju bahwa tidak semua soal ujian mampu mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran?a. Sangat setuju c. Kurang setujub. Setuju d. Tidak setuju14. Apakah anda setuju bahwa ada keterkaitan antara materi satu dengan materi yang lain dalam satu mata pelajaran?a. Sangat setuju c. Kurang setujub. Setuju d. Tidak setuju15. Apakah guru anda pernah mengaitkan materi pelajaran satu dengan yang lainnya?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak PernahC. Confidence (percaya diri) sebagai motivasi belajar siswa16. Apakah guru anda pernah memberikan soal-soal kepada anda?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah17. Apakah anda sanggup mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru anda?a. Sangat sanggup c. Kurang sanggupb. Sanggup

d. Tidak sanggup18. Apakah guru anda pernah memberikan tugas kepada anda?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah19. Apakah anda pernah tertantang dengan tugas yang diberikan oleh guru anda?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah20. Apakah anda pernah mengerjakan tugas yang diberikan kepada anda?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah21. Apakah anda pernah disuruh presentasi hasil tugas yang diberikan kepada anda?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah22. Apakah anda pernah merasa percaya diri atas hasil tugas yang anda presentasikan?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak PernahD. Satisfaction (kepuasan) sebagai motivasi belajar siswa23. Apakah anda pernah mendapatkan nilai dalam belajar?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah24. Apakah nilai yang diberikan selalu berbentuk angka?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah25. Apakah nilai yang diberikan kepada anda sudah sesuai dengan proses belajar anda?a. Sangat sesuai

c. Kurang sesuaib. Sesuai d. Tidak sesuai26. Apakah nilai yang anda terima memuaskan hati anda?a. Sangat memuaskan c. Biasa sajab. Cukup memuaskan d. Tidak memuaskan27. Apakah nilai membuat anda lebih semangat belajar?a. Sangat semangat c. Biasa sajab. Cukup semangat d. Tidak semangat28. Apakah nilai membuat anda ingin mengulangi /mendapatkan nilai yang lebih bagus?a. Sangat ingin c. Biasa sajab. Cukup ingin d. Tidak ingin29. Apakah nilai membuat anda ingat akan nilai tersebut?a. Selalu c. Kadang-kadangb. Sering d. Tidak Pernah30. Apakah anda setuju tentang Pemberian nilai kepada para siswa?a. Sangat setuju c. Kurang setujub. Setuju d. Tidak setuju

4. Pemeriksaan Dokumen (Ducumentary Analisis)

Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (tehnik nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat hidup (auto biography).Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai.Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.5. SosiometriSosiometri adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok.a. Macam SosimetriTes Sosiometri ada dua macam , yaitu :1) Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersamasama dengan teman-teman yang dipilih.2) Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya. Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok,sedangkan jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan sosial pada umumnya saja.b. Angket / Kuesioner SosiometriAngket kuesioner sosiometri tersebut berbentuk sebagai berikut :1. Jika anda mendapat tugas kelompok diantara teman-temanmu yang kamu pilih sebagai anggota kelompok kamu adalah ?1. ............................................ alasan ...............................................2. ............................................ alasan ...............................................2. Siapakah teman kamu yang paling kamu suka, jika kamu ajak ngobrol(shering)1. ............................................ alasan ...............................................

2. ............................................ alasan ...............................................

3. ............................................ alasan ...............................................

3. Jika kamu mendapat suatu masalah yang berat siapakah di antara teman teman kamu ,yang kamu suka untuk di ajak berbicara.1. ............................................ alasan ...............................................

2. ............................................ alasan ...............................................

4. Dengan siapakah yang paling kamu suka, jika kamu duduk dalam satu bangku1. ............................................ alasan ...............................................

2. ............................................ alasan ...............................................

c. Macam Macam Tipe Penilaian Sosiometri1. Sosiometri Tipe NominatifDalam tipe ini setiap individu dalam kelompok ditanyai, siapa-siapa kawan yang disenangi / tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu atau siapa kawannya dalam suatu pola hubungan tertentu. Pilihan itu harus ditulis berurutan dari pilihan pertama ( paling disenangi ), pilihan kedua dan seterusnya. 2. Sosiometri Tipe Skala BertingkatDalam tipe ini disediakan sejumlah statement yang disusun secara bertingkat, yaitu dari statemen yang menyatakan huungan yang paling dekat, sampai dengan statemen yang menyatakan huungan yang paling jauh. Dalam setiap statemen kepada individu diminta untuk mengisi nama salah seorang temannya yang hubungannya sesuai dengan yang dinyatakan tersebut. 3. Sosiometri Tipe Siapa DiaDalam tipe ini disediakan sejumlah statement tentng sifat-sifat individu. Sebagian dari statemen- statemen tersebut mengungkapkan sifat yang positif dan sebagian lagi mengungkapkan sifat yang negatif. Kepada masing-masing anggota kelompok diminta memilih kawan-kawannya yang mempunyai sifat yang cocok dengan yang diungkapkan oleh statemen tersebut. 6. Rating scale atau skala bertingkat

Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.Contoh alat evaluasi non tes berupa Rating scale, dalam rangka menilai sikap peserta didik dalam mengikuti pengajaran agama di Sekolah.Nama Siswa :

Kelas :

NoKegiatan/Aspek yang dinilaiSelaluSeringKadang kadangTidak pernah

1.Datang tepat pada waktunya

2.Rapi dalam berpakaian

3.Rapi dalam menulis dan mengerjakan pekerjaan

4.Menjaga kebersihan badan

5.Hormat kepada guru

6.Rukun dengan tema-temannya dikelas

7.Tidak pernah menggangu ketenangan belajar dalam kelas

8.Tidak pernah berbuat onar dikelas

9.Mengerjakan PR tepat pada waktunya

10.Aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang dijadwalkan guru.

Jumlah skor

Catatan: Untuk setiap item diberi skor sebagai berikut : Selalu= 4 Sering= 3 Kadang-kadang = 2 Tidak Pernah =17. Daftar cocok

Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek () pada jawaban yang ia anggap sesuai.Uji Percaya Diri SiswaNOPERTANYAANJAWABAN

YATIDAK

1Apakah Anda sering gagap, terbata-bata, atau sulit menyampaikan apa yang ingin anda sampaikan dalam diskusi?

2Apakah Anda sering lupa dengan apa yang ingin Anda katakakn ketika sudah berada didepan kelas dan diberi kesempatan berbicara?

3Apakah Anda takut berbicara didepan orang banyak?

4Apakah Anda meragukan kemampuan Anda untuk mengulang pesan/perintah dengan tepat dan benar?

5Seringkah Anda mengatakan "saya tidak yakin bisa melakukannya"

6Apakah Anda takut ditertawakan bila menyampaikan sesuatu yang ingin anda sampaikan dalam diskusi kelas?

Skor pada daftar cek : 1 untuk jawaban "tidak" 0 untuk jawaban "ya" Jika jumlahnya 1-2 : Kurang 3-4 : Cukup 5-6 : Memuaskan8. Riwayat hidup

Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.

9. Studi kasusStudi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dianggap mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain, anak yang selalu gagal belajar, atau anak pandai, anak yang paling disukai teman-temannya. Kasus-kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah bahwa subjek dapat dipelajari secara mendalam dan menyeluruh. Namun, kelemahannya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan, dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangant terbatas penggunaannya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji lebih lanjut. Studi kasus dalam pendidikan bisa dilakukan oleh guru, guru pembimbing, wali kelas, terutama untuk kasus-kasus siswa di sekolah.

Beberapa Petunjuk untuk melaksanakn studi kasus dalam bidang pendidikan, khususnya di sekolah:

1. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang mempunyai masalah khusus untuk dijadikan kasus.

2. Menetapkan jenis masalah yang dihadapi siswa dan perlu mendapatkan bantuan pemecahan oleh guru.

3. Mencari bukti-bukti lain untuk lebih meyakinkan kebenaran masalah yang dihadapi siswa tersebut.

4. Mencari sebab-sebab timbulnya masalah dari berbagai aspek yang berkenaan dengan kehidupan siswa tersebut.

5. Menganalisis sebab-sebab tersebut dan menghubungkannya dengan tinkah laku siswa tersebut.

6. Dengan informasi yang telah lengkap tentang faktor penyebab tersebut, guru dapat menentukan sejumlah alternatif pemecahannya.

7. Alternatif yang telah teruji sebagai upaya pemecahan masalah dibicarakan dengan siswa untuk secara bertahap diterapkan, baik oleh siswa itu sendiri maupun guru.

Beberapa kasus yang sering terjadi pada siswa di sekolah antara lain adalah:1. Kegagalan belajar yang dapat dilihat dari prrestasi yang dicapainya, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun untuk semua mata pelajarn yang diberikan di sekolah.

2. Ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.

3. Gangguan emosional yang berlebihan seperti cepat marah, mudah tersinggung, mudah menangis.

4. Kenakalan yang sifanya menyimpang dari nilai sosial, moral, dan hukum.

5. Terlibat dalam tidakan kriminal seperti mencuri, perkosaan dan perkelahian.

Bentuk kasus-kasus di atas dan mungkin masih banyak lagi bersumber dari tiga faktor utama yakni faktor dari dalam dirinya, faktor keluarga dan faktor ligkungan. Efek siswa yang menalami kasus sangat merugikan baik bagi siswa yang bersangkutan maupun bagi ketertiban dan tegaknya disiplin sekolah disamping citra sekolah di masyarakat.

BAB III

KESIMPULAN

Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Tehnik evaluasi ini umumnya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok.

Tekhnik nontes terdiri atas ; Observasi (pengamatan), Wawancara (interview), Angket (Questionave), Pemeriksaan Dokumen (Dukomentary Analisis), dan Sosiometri. Tiap-tiap metode penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi pada dasarnya dapat diterapkan (disesuaikan) pada semua mata pelajaran pada sistem belajar mengajar kita. Akhirnya, aktivitas penilaian yang baik adalah identik dengan aktivitas pengajaran yang baik.

Mengacu klasifikasi domain tujuan pendidikan menjadi domain kognitif, afektif, dan psikomotor, maka untuk mencapai tujuan ketiga domain tersebut diperlukan instrumen yang valid untuk mengukur pencapaian ketiga domain tersebut. Pengukuran domain afektif tidak semudah mengukur domain kognitif. Pengukuran domain afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat berubah sewaktu-waktu. Pembentukan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama.

Untuk mengukur domain afektif dan sebagian psikomotor diperlukan pengembangan instrumen evaluasi nontes (alternative test). Pengembangan instrumen ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan pengembangan instrumen evaluasi tes. Untuk itu, diperlukan kajian yang seksama dalam menurunkan serta menjabarkan domain afektif ke dalam aspek-aspek yang spesifik untuk dapat mengembangkan instrumen yang valid dan reliabel.

Ada beberapa alat penilaian yang sering digunakan dalam penilaian. Alat tersebut adalah skala penilaian, daftar cek, catatan anekdot, dan catatan kumulatif.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya

Ariteunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Clarke, David. 1997. Constructive Assesment in Mathematics. Berkeley USA : Key Curriculum press

Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidkan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Depdikbud. 1987. Penilaian dalam Pendidikan. Buku Akta Mengajar V. Jakarta : Depdikbud.

Depdikbud. 1984. Modul Evaluasi Hasil Belajar. Buku II Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan. Jakarta : Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Penilaian dan Pengujian Untuk Guru. Jakarta : Depdikbud.

Malone, John, 1997, Innovative Assessment Methods, Paper for short course on Teaching/learning Skills in University 10 - 31 August 1997, Curtin University of Technology Perth Western Australia. Perth : CUT

Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : PT Remadja Rosda Karya

18