makalah_farmakologi

16
Tugas farmakologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batuk merupakan sebuah gejala penyakit yang paling umum dimana prevalensinya dijumpai pada sekitar 15 % pada anak- anak dan 20% pada orang dewasa. Satu dari sepuluh pasien yang berkunjung ke praktek dokter setiap tahunnya memiliki keluhan utama batuk. Batuk dapat menyebabkan perasaan tidak enak, gangguan tidur, mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kwalitas hidup. Batuk dapat juga menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis, patah tulang iga, perdarahan dan subkonjungtiva, Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka. Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Pada banyak gangguan saluran nafas, batuk merupakan gejala penting yang ditimbulkan oleh terpicunya reflex batuk. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu sering kali merupakan tanda 1

Transcript of makalah_farmakologi

Page 1: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Batuk merupakan sebuah gejala penyakit yang paling umum dimana

prevalensinya dijumpai pada sekitar 15 % pada anak-anak dan 20% pada orang dewasa.

Satu dari sepuluh pasien yang berkunjung ke praktek dokter setiap tahunnya memiliki

keluhan utama batuk. Batuk dapat menyebabkan perasaan tidak enak, gangguan tidur,

mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan menurunkan kwalitas hidup. Batuk dapat juga

menimbulkan berbagai macam komplikasi seperti pneumotoraks, pneumomediastinum,

sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia inguinalis, patah tulang iga, perdarahan dan

subkonjungtiva,

Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma

mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang

alamiah untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka. Mengeluarkan benda

asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Pada banyak gangguan saluran

nafas, batuk merupakan gejala penting yang ditimbulkan oleh terpicunya reflex batuk.

Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam

itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-

kadang merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada

penularan penyakit melalui udara ( air borne infection ). Batuk merupakan salah satu

gejala penyakit saluran nafas disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Sering kali batuk

merupakan masalah yang dihadapi para dokter dalam pekerjaannya sehari-hari.

Penyebabnya amat beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu

dalam menegakkan diagnosis dan penanggulangan penderita batuk.

1

Page 2: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 BATUK

Batuk adalah suatu reflex fisiologi protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan dahak, debu, zat – zat perangsang asing yang dihirup, partikel – partikel asing dan unsur – unsur infeksi. Orang sehat hamper tidak batuk sama sekali berkat mekanisme pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi yang berfungsi menggerakkan dahak keluar dari paru – paru menuju batang tenggorak. Cilia ini bantu menghindarkan masuknya zat – zat asing ke saluran nafas.

Pada banyak gangguan saluran nafas, batuk merupakan gejala penting yang ditimbulkan oleh terpicunya reflex batuk. Misalnya pada aleri (asma), sebab mekanisme (asap rokok, debu, tumor paru), perubahan suhu mendadak dan rangsangan kimiawi (gas, debu).sering kali juga disebabkan oleh peradangan akibat infeksi virus seperti virus selesma (common cold), influenz dan cacar air dihulu tenggorakan (bronchitis,pharynghitis). Virus – virus ini dapat merusak mukosa saluran pernapasan, sehingga menciptakanpintu masuk untuk infeksi sekunder oleh kuman, misalnya pneumococci haemophilus. Batuk dapat mengakibatkan menjalarnya infeksi dari suatu bagian paru ke yang lainnya dan juga merupakan beban tambahan pada pasien yang menderita penyakit jantung.

Dari uraian diatas, dapat dibedakan 2 jenis batuk, yakni batuk produktif (dengan dahak) dan batuk non produktif (kering)

1) Batuk Produktif Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi

mengeluarkan benda – benda asing (kuman, debu, dsb)dan dahak dari batang tenggorakan. Batuk ini hakekatnya tidak boleh ditekan oleh obat pereda, tetapi untuk meringankan dan mengurangi frekuensi batuk umumnya dilakukan terapi simtomatis dengan obat batuk (antitussiva), yakni zat pelunak, ekspektoransia, mukolitika danpereda batuk.

2) Batuk Non ProduktifBatuk non produktif bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk

rejan (pertussis, kinkhoest) atau juga Karena pengeluarannya memang tidak mungkin, seperti tumor. Batuk mengelitik tidak ada manfaatnya, menjengkelkan dan sering kali mengganggu tidur. Bila tidak diobati, batuk demikian akan berulang terus karena pengeluaran udara cepat pada waktu batuk akan kembali merangsang mukosa tenggorakan farynx.

2

Page 3: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan

saluran nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara umum berdasarkan

tempat kerja obat antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang

berkerja di sentral. Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan

non-narkotik.Penggunaan antitusif sebenarnya hampir tidak memberikan manfaat klinis

yang lebih besar dari pada resikonya, kecuali untuk batuk kering yang sangat

mengganggu tidur. Antitusif dapat menyebabkan retensi sputum, yang justru dapat sangat

berbahaya bagi pasien bronchitis kronis dan bronkiektasi. Antitusif opioid seperti kodein,

dekstrometorfan, dan pholeodin, kurang efektif untuk batuk yang berat dan dapat berefek

konstipasi. Antihistamin sedative seperti defenhindramin yang sering di campurkan di

berbagai preparat obat batuk tanpa resep selalu memberikan efek samping mengantuk.

Pada anak penggunaan antitusif yang mengandung kodein atau senyawa sejenis analgesic

opioid tidak di anjurkan dan harus di hindari pada anak di bawah usia 1 tahun.

Dari 2 jenis batuk diatas ada beberapa zat atau obat batuk yang digunakan dalam penanganan batuk yakni zat pelunak batuk, ekspektoransia, mikolitik, za pereda, antihistaminika dan anestetika local

Berdasarkan dari zat atau obat yang digunakan sehingga batuk digolongkan menurut titik kerjanya, yaitu dalam otak (SSP) atau diluar SSP, yakni zat- zat sentral dan zat perifer.

1. Zat – zat sentralKebanyakan antitussiv bekerja sentral dengan menekan pusat – batuk disumsum

– lanjutan dan mungkin juga bekerja terhadap pusat saraf lebih tinggi (di otak) dengan efek menenangkan. Dengan demikian zat- zat ini menaikkan ambang bagi impuls batuk. Dapat dibedakan antara zat – zat yang dapat menimbulkan adiksi dan zat – zat yang bersifat non adiktif.

Zat adiktif : candu (pulvis Opii, pulvis Doveri), kodein. Zat non adiktif: noskapin, dekstrometorfan, pentoksiverin.

2. Zat – zat periferObat – obat ini bekerja diluar SSP (diperiferi) dan dapat dibagi pula

dalambeberapa kelompok yang sudah diuraikan diatas yakni emulliensi, ekspektoransia, mukolitika, anestetika local dan zat- zat pereda.

Berdasarkan dari uraian diatas zat – zat pereda sentral yang non adiktif

meliputi :

3

Page 4: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

DEKSTROMETORFAN (methoxyleorphanol, romilar/ exp, BenadrylDMP, Quelidrin, Triaminic)

Dekstrometorfan adalah derifat morfinan sintetik yang bekerja sentral dengan

meningkatkan ambang rangsang reflek bentuk sama seperti kodein. Potensi antitusifnya

lebih kurang sama dengan kodein. Berbeda dengan kodein dan 1 – metorfan,

dekstrometorfan tidak memiliki efek analgesik, efek sedasi, efek pada saluran cerna dan

tidak mendatangkan adiksi atau ketergantungan. Dekstrometorfan efektif untuk

mengontrol batuk eksperimen maupun batuk patologik akut maupun kronis.

Dekstrometorfan di laporkan juga memiliki efek pengurangan sekret dan efek

antiinflamasi ringan. Kadang – kadang dilaporkan adanya stimulasi ringan pernafasan

pada penggunaanya dalam batas – batas dosis antitusif biasa.

Efek samping dan toksisitas : efek penekanan aktifitas silia bronkhus hanya

terjadi pada dosis tinggi. Toksisitas rendah sekali. Dosis berlebihan menimbulkan pusing,

diplopia, sakit kepala, mual, dan muntah. Dalam dosis sangat besar di temukan depresi

pernafasan yang dapat menimbulkan kematian

Dosis Umum Dosis rata - rata

Dekstrometorfan 15 – 30 mg

Noskapin 10 – 30 mg

Karbetapentan 15 – 30 mg

Karamifen 10 – 20 mg

Levopropoksifen 50 – 100 mg

Benzonatat 50 – 100 mg

Dimetoksanat 25 mg

Klorfedianol 25 mg

Pipazetat 20 – 40 mg

Difenhidramin

( benadryl )

25 – 50 mg

Prometazin 5 – 60 mg

4

Page 5: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

Metabolisme Absorpsi peroral cepat, kadar puncak plasma di capai 30 – 60 menit setelah

pemberian. Metabolisme terutama terjadi di hepar, dan metabolitnya di ekskresikan

melalui ginjal.

Interaksi obat. Interaksi fatal telah di laporkan terjadi dengan MAO inhibitor fenelzin,

dan kombinasi ini harus di hindari. Hati – hati pemberian dekstrometorfan dengan

depresansia SSP lain.

Dekstrometorfan tersedia dalam bentuk tablet, sirup berisi 10 – 20 mg / 5 ml.

Dosis dewasa 10 – 20 mg setiap 4 – 6 jam, maksimum 120 mg / hari, Meninggikan dosis

tidak akan menambah kuat efek, tapi dapat memperpanjang kerjanya sampai 10 – 12 jam,

dan ini dapat bermanfaatkan untuk mengontrol batuk malam hari. Dosis anak – anak 1

mg/ kg BB/ hari dalam dosis terbagi 3 – 4 kali sehari.

Derivat-fenantren non-narkotik sintetik ini (1953) berkhasiat menekan rangsangan

batuk, yang sama kuatnya dengan kodein, tetapi bertahan lebih lama. Tidak berkhasiat

sedatif, analgetis, sembelit atau adiktif, maka tidak termasuk dalam daftar narotik.

Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk di otak. Pada

penyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi SSP dengan

menimbulkan semacam euforia, maka kadangkala digunakan oleh pecandu drugs.

Reabsobsinya dari usus pesat dan mengalami FPE luas, dimana terbentuk

glukuronida aktif dari dextrorfan (=isomer-dekstro dari levorfanol). Plasma t1/2 nya

bervariasi secara individual dari 2-4 jam sampai 45 jam.

Efek sampingnya hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termangu-

mangu, pusing, nyeri kepala dan gangguan lambung usus.

Contoh obat-obat yang mengandung Dekstrometorfan HBr, yaitu:

1) Anakonidina. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 5mg,GG 25mg,Pseudoefedri HCL

7,5mg,CTM 0,5mg/5ml.b. Indikasi : Batuk dan Pilek

5

Page 6: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

2) Anatona. Kandungan : PCT 130mg (500mg), Dekstrometorfan HBr 3,5

mg(12,5mg),CTM 0.5mg (2mg),GG 30mg (50mg)/5ml kapsulb. Indikasi : Untuk meringankan gejala flu seperti demam,sakit kepala,hidung

tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk.

3) Andonexa. Kandungan : Difenhidrat HCL 7,5mg, Dekstrometorfan HBr 10mg.fenilefrina

HCL 5mg,GG 100mg,tingtur ipeka 0,5ml/5mlb. Indikasi : menyembuhkan batuk dengan dahak kental,batuk alergi,batuk

karena rangsangan pada selaput pernafasan

4) Bantifa. Kandungan : Dekstrometorfan HBr Hidrobromida 7,5mg,pseudofedrin, HCL

15mg/5mlb. Indikasi :Batuk non produktif dan hidung tersumbat yang menyertai

influenza

5) Benadryl DMPa. Kandungan : difenhidramin HCL 5mg, Dekstrometorfan HBr 7,5mg,

fenilefrin HCL 5mg, ammonium klorida 62,5mg, Na-Sitrat 25mg, alcohol 3% 5ml

b. Indikasi : meringankan batuk dan pilek

6) Benadryl DMP childa. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 7,5mg,pseudofedrin HCL 15mg/5mlb. Indikasi : menekan batuk dan melonggarkan hidung tersumbat yang

diakibatkan pilek

7) Benilina. Kandungan : Dekstrometorfan 15mg, fenilpropanolamin 12,5mg,

difenhidramin 12,5mg/5mlb. IndikasI : Batuk dan pilek,kongestinasal

8) Bimarhindexa. Kandungan : Difenhidramin HCL 5mg, Dekstrometorfan HBr

6,25mg,fenilefrin HCL 5mg, ammonia klorida 75mg,natrium sitrat 50mg/5ml.b. Indikasi : batuk dengan gangguan pernafasan karena pilek atau alergi gejala

bronkitis

6

Page 7: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

9) Bodisana. Kandungan : parasetamol 500mg, fenilpropanolamin-HCL 12.5mg, CTM 1

mg, Dekstrometorfan HBr 15mgb. Indikasi : Meringankan gejala flu, seperti demam,sakit kepala,hidung

tersumbat,dan bersin-bersin disertai batuk.

10) Brochifara. Kandungan : Paracetamol 500mg, Dekstrometorfan HBr 15mg, CTM 2mg,

fenilpropanolamin HCL 15mgb. Indikasi : meringankan gejala flu spt demam,sakit kepala,hidung

tersumbat,dan bersin-bersin yang batuk tidak berdahak

11) Brocona. Kandungan : Parasetamol 500mg, Dekstrometorfan HBr 10mg, fenilefrin HCL

10mg, CTM 2mgb. Indikasi : meringankan gejala flu seperti demam,sakit kepala,hidung

tersumbat dan bersin-bersin disertai batuk tidak berdahak

12) Bronchopena. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 15mg,CTM 1mg, fenil propanolamin

7,5mg/5mlb. Indikasi : batuk non produktif,batuk influenza

13) Codecona. Kandungan : dekstrometorfan-HBr 15mg, fenilpropanolamin-HCl 12,5mg

(7,5mg), guaiafenisin 100mg (33,33 mg)/kap (5ml sirup)b. Indikasi : meringankan gejala flu-pilek disertai batuk,bronchitis,dan hidung

tersumbat

14) Corsagripa. Kandungan : Parasetamol 125mg(500mg),dekstrometorfan HBr 3,5mg

(15mg),fenilpropanolamin HCl 3,5mg (12,5mg),CTM 0,5mg(2mg/5ml(kapl))b. Indikasi : menghilangkan gejala batuk, hidung tersumbat, sakit

kepala,demam karena influenza

15) Corsamyla. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 5mg, desklorfeniramin maleat 0,66mg,

doksilamin suksinat 3mg, natrium sitrat 250mg/5ml. Dekstrometorfan HBr 10mg ,GG 100mg, desklorfeniramin maleat 2mg

b. Indikasi : obat batuk dan ekspektoran

7

Page 8: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

16) Cosydina. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 7,5mg,GG 50mg, efedrin HCl 2,5mg,CTM

1mg/5mlb. Indikasi : batuk, pilek, hidung tersumbat dan melonggarkan pernafasan.

17) Cosyra. Kandungan : Dekstrometorfan HBr 5mg,CTM 1mg, fenilpropanolamin HCL

12,5mg, GG 50mg/5mb. Indikasi : batuk, pilek, influenza, tuberkolosis, bronkritis, asma bronchial,

pertusis, vaksinasi, pneumonia, kebanyakan merokok, batuk psikogenik.

NOSKAPIN

Noskapin merupakan derivat benzilisokinolin yang di peroleh dari alkaloid

opium, tidak mempunyai efek analgesik. Kecuali efek antitusif, noskapin dalam dosis

terapi tidak memiliki efek terhadap SSP, dan tidak memiliki efek adiksi dan

ketergantungan; potensi antitusif nya lebih kurang sama dengan kodein ( dalam berat

yang sama ). Cara kerja sama dengan kodein.

Efek samping yang menonjol adalah gangguan saluran cerna ( terutama konstipasi

ringan ), terlihat sampai 30 % dari pasien yang di teliti. Efek depresi pernafasan baru

terjadi bila di berikan dosis lebih dari 90 mg. Kelebihan dosis juga menimbulkan depresi

otot jantung dan otot polos lain.

Alkaloid candu alamiah ini tidak memiliki rumus fenantren seperti kodein dan

morfin, melainkan termasuk dalam kelompok benzilisokinolin seperti alkaloda candu

lainnya (papaverin dan tebain) efek meredakan batuknya tidak sekuat kodein, tetapi tidak

mengakibatkan depresi pernafasan atau obstifasi, sedangkan efek sedatifnya dapat

diabaikan. Resiko adiksinya ringan sekali. Noskapin tidak bersifat analgetis dan

merupakan pembebas histamin yang kuat dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi

(selewat) pada dosis besar.

Efek sampingnya jarang terjadi dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit dan perasaan

lelah- letih tidak bersemangat. Noskapin tersedia dalam bentuk tablet etau sirup. Dosis

dewasa 3 kali sehari 15 – 30 mg.

8

Page 9: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

Contoh obat-obat yang mengandung noskapin, yaitu:a. Longatin

Noskapin kompleks setara dengan noskapin 25 mg/kap atau 5 ml sirup dan 50 mg/kap;sirup dilengkapi dengan sorbitol. In: Batuk karena bronchitis kronik dan akut, laringitis, trakeitis, influenza, pilek, rasa sakit karena batuk spasmodic pada anak yang terdapat pada batuk rejan. Ds: sehari 3×1 kap atau 5 ml waktu tidur; 0-4th :1,25 ml; 4-10 th : 2,5 ml; 10-15 th :3,75 ml. Km: botol 60 ml sirup; Dus 100 kap 25 mg; 500 kap 25 mg.

b. Mercotin Noskapin 10 mg/ml obat tetes. In : menghilangkan batuk disebabkan oleh flu biasa, bronchitis akut dan kronis, tuberculosis paru, abses paru. Ds: Bayi : sehari 3-4 × 2 tetes (0,4 ml); anak 6-12 th : sehari 3-4× 5 tetes (1 ml); dewasa : sehari 3-4 × 10 tetes (2 ml); pemerian pada bayi dan anak dapat dicampurkan dengan susu atau juice buah.

c. NoscapaxNoskapin 15 mg, gliseriguaiakolat 100 mg, efedrin HCL 8 mg, difenhidramin HCL 15 mg, ammonium klorida 50 mg, mentol 1,5 mg/5 ml. In: Batuk akut maupun kronis yang disebabkan masuk angin, faringitis, influenza, laringitis, bronchitis, bronchial asma, batuk rejan, pulmonal tuberculosis, batuk kering, batuk yang disebabkan iritasi karena morekok, alergi dan sebab lain. Ds : sehari 3×2 sdtk sirup; anak 6-12 th sehari 3×1 sdtk sirup

d. Paratusin Paracetamol 500 mg, noskapin 10 mg, gliserilguaiakolat 50 mg, CTM 2 mg, fenilpropanolamin 15 mg tiap tablet. Paracetamol 125 mg, noskapin 10 mg, gliserilguaiakolat 25 mg, CTM 2 mg, pseudoefedrin 7,5 mg, sari akar manis 125 mg. In: berbagai bentuk seperti radang sal nafas, alergi, nafas, bronchitis, influenza disertai dengan demam dan pegal. Ds: Dws; sehari 3-4× 1-2 tab; anak, sehari 3-4× 1/2 -1 tab. Sirup : sehari 3-4×1/2−2 sdtk

9

Page 10: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Batuk adalah suatu reflex fisiologi protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan dahak, debu, zat – zat perangsang asing yang dihirup, partikel – partikel asing dan unsur – unsur infeksi. Orang sehat hamper tidak batuk sama sekali berkat mekanisme pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi yang berfungsi menggerakkan dahak keluar dari paru – paru menuju batang tenggorak. Cilia ini bantu menghindarkan masuknya zat – zat asing ke saluran nafas.

Batuk dibedakan 2 jenis , yakni batuk produktif (dengan dahak) dan batuk non produktif (kering)

1) Batuk Produktif Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi

mengeluarkan benda – benda asing (kuman, debu, dsb)dan dahak dari batang tenggorakan.

2) Batuk Non ProduktifBatuk non produktif bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk

rejan (pertussis, kinkhoest) atau juga Karena pengeluarannya memang tidak mungkin, seperti tumor.

Berdasarkan dari zat atau obat yang digunakan batuk digolongkan menurut titik kerjanya, yaitu dalam otak (SSP) atau diluar SSP, yakni zat- zat sentral dan zat perifer.a) Zat – zat sentral

zat- zat ini menaikkan ambang bagi impuls batuk. Dapat dibedakan antara zat – zat yang dapat menimbulkan adiksi dan zat – zat yang bersifat non adiktif.

Zat adiktif : candu (pulvis Opii, pulvis Doveri), kodein. Zat non adiktif: noskapin, dekstrometorfan, pentoksiverin.

b) Zat – zat perifer

Obat – obat ini bekerja diluar SSP (diperiferi) dan dapat dibagi pula dalam beberapa kelompok yakni emulliensi, ekspektoransia, mukolitika, anestetika local

dan zat- zat pereda. Zat-zat non adiktif; Zat ini mempertinggi ambang pusat batuk

terhadap rangsangan batuk, tanpa memiliki efek adiktif. Ex. Noskapin, dektrometorfan, Pentoksiverin dan Isoaminil.

10

Page 11: makalah_farmakologi

Tugas farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

FKUI .2008. Farmakologi Dan Terapi . Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2007.Obat-obat Penting.Jakarta:Elex Media Komputindo.

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi Edisi 5. Bandung : ITB

Ikatan dokter Indonesia.2012.Informasi Obat Dokter Indonesia. IDI

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.Obat-obat Penting.Jakarta:PT GRAMEDIA.

11