Makalahevaluasi Di Dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam

19
EVALUASI DI DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM A. PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia belum menampakkan kesuksesannya. Itu dilihat dari outcome yang belum memuaskan banyak pihak. Disisi lain moralitas yang dimiliki lulusan produk pendidikan kita sudah diambang batas kewajaran. Tingkat korupsi yang tinggi, tawuran antar pelajar atau antar warga, banyaknya perampokan dan pembunuhan, banyaknya pengganguran itu merupakan bagian dari ketidakberhasilannya pendidikan kita. Pendidikan yang dilaksanakan sukses tidaknya bergantung sistem yang melingkupinya. Sistem itu bisa berupa kebijakan pendidikan yang ditentukan begitu juga sistem pengelolaan pendidikan ditingkat satuan pendidikan. Keberhasilan di tingkat satuan pendidikan ditentukan oleh kepala sekolah/ madrasah sebagai pemimpin yang menahkodai lembaga pendidikan tersebut. Kepala sekolah/madrasah adalah pengelola tertinggi yang banyak mengendalikan jalannya pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Figur pemimpin adalah pemimpin- pemimpin pendidikan yang mampu melahirkan berbagai konsep pendidikan yang bisa mewadahi dan mengadaptasi perubahan sosial, ekonomi dan teknologi. 1 1 Atmodiwirio dalam Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Strategi Baru Pengelolaan Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2007, hal 271 1

Transcript of Makalahevaluasi Di Dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam

EVALUASI DI DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia belum menampakkan kesuksesannya. Itu

dilihat dari outcome yang belum memuaskan banyak pihak. Disisi lain

moralitas yang dimiliki lulusan produk pendidikan kita sudah diambang batas

kewajaran. Tingkat korupsi yang tinggi, tawuran antar pelajar atau antar warga,

banyaknya perampokan dan pembunuhan, banyaknya pengganguran itu

merupakan bagian dari ketidakberhasilannya pendidikan kita. Pendidikan yang

dilaksanakan sukses tidaknya bergantung sistem yang melingkupinya. Sistem

itu bisa berupa kebijakan pendidikan yang ditentukan begitu juga sistem

pengelolaan pendidikan ditingkat satuan pendidikan. Keberhasilan di tingkat

satuan pendidikan ditentukan oleh kepala sekolah/ madrasah sebagai pemimpin

yang menahkodai lembaga pendidikan tersebut. Kepala sekolah/madrasah

adalah pengelola tertinggi yang banyak mengendalikan jalannya pendidikan di

tingkat satuan pendidikan. Figur pemimpin adalah pemimpin-pemimpin

pendidikan yang mampu melahirkan berbagai konsep pendidikan yang bisa

mewadahi dan mengadaptasi perubahan sosial, ekonomi dan teknologi. 1

Dalam dunia pendidikan selalu dihadapkan pada perubahan, dan

perubahan itu harus dihadapi oleh para pemimpin pendidikan melalui strategi

tertentu. 2 Pada tahapan manajemen pendidikan yang dilakukan seperti pada

manajemen pada umumnya harus melakukan kegiatan Planning, Organizing,

Motivating, Innovating dan Controlling 3. Dalam hal ini Controlling berada

dalam lingkup evaluasi. Kegiatan evaluasi adalah sangat penting dalam

kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan. Karena dengan mengevaluasi semua

kegiatan maka akan dilihat mana hal-hal yang sudah dan belum tercapai,

kendala yang dihadapi sehingga dengan adanya evaluasi diharapkan

kedepannya pelaksanaan pendidikan selanjutnya akan lebih baik. Jika

1 Atmodiwirio dalam Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Strategi Baru Pengelolaan Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2007, hal 271

2 ibid3 Mulyati dan Komariah, Manajemen Sekolah, ALFABETA, Bandung, 2009, hal 93

1

sebelumnya sudah dibahas mengenai konsep dasar kepemimpinan yang baik,

nilai dan moralitas yang harus dimiliki seorang pemimpin, begitu juga

manajemen kelembagaan yang seharusnya dilakukan. Maka pada makalah kali

ini akan membahas tentang kegiatan evaluasi di dalam Kepemimpinan

Pendidikan Islam.

B. PEMBAHASAN

1. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

Dalam sebuah manajemen diperlukan manajemen strategic yaitu

pendekatan manajemen yang terintegrasi dan stategik untuk mendukung

keberhasilan organisasi secara terus menerus melalui peningkatan kemampuan

kinerja semua anggota organisasi. 4Demikian pula yang bisa diterapkan pada

lembaga pendidikan islam. Pendekatan integrasi sangat peduli terhadap

a).perencanaan b). komunikasi c). input, proses, outcomes d) pengukuran

kinerja dan review) kepentingan customer dan stakeholder f). pembangunan

yang procedural yang tidak memihak dan transparansi. 5 Sasaran manajemen

strategic ada tiga yaitu:

a. Tumbuhnya perubahan di berbagai bidang secara terus menerus

b. Menekankan pada pencapaian hasil kegiatan (outcome) dan

dampaknya

c. Meningkatnya kemampuan mengukur kinerja (performance) 6

Dalam kaitannya dengan pembahasan makalah ini poin d (pengukuran

kinerja dan review) dan juga sasaran menajemen strategi pada poin c

meningkatnya kemampuan mengukur kinerja adalah aktivitas evaluasi yang

dapat diterapkan pada lembaga pendidikan islam.

a. Pengukuran / Indikator Kinerja

Kinerja sendiri adalah hasil kerja suatu organisasi dalam rangka

mewujudkan tujuan, kepuasan pelanggan dan kontribusinya terhadap

lingkungan. Menurut Bates dan Holton kinerja merupakan bangunan multi

4 Akdon, Strategic Management for Educational Manajemen (Manajemen Strategik untuk Manejemen Pendidikan),Alfabeta, Bandung, 2006, hal 164-1655 Ibid, Hal 1656 Ibid

2

dimensional, sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung

kepada banyak faktor.7

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk

menggambarkan tingkat pencapian sasaran dan tujuan organisasi, baik tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai.

Indikator kinerja juga digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi

hari menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tercapainya sasan

maupun tujuan organisasi yang bersangkutan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu indikator kinerja adalah :

Spesifik dan jelas untuk menghindari kesalahan interpretasi

Dapat diukur secara obyektif baik secra kualitatif maupun kuantitatif

Menangani aspek-aspek yang relevan

Harus penting/ berguna untuk menunjukkan keberhasilan input,

output, hasil/ outcome, manfaat maupun dampak serta proses

Fleksibel dan sensitive terhadap perubahan pelaksanaan8

Terdapat 5 macam indikator kinerja yang umumnya digunakan yakni

Indikator kinerja input (masukan)adalah indikator segala sesutau

yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan

keluaran yang ditentukan, misalnya dana, SDM, informasi,

kebijakan dan lain-lain.

Indikator kinerja output (keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan

langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun

nonfisik

Indikator outcome (hasil) adalah segala sesuatu yange

mencerminkan berfungsinya keluaran (ouput) kegiatan pada jangka

menengah (efek langsung)

Indikator kinerja benefit(manfaat) adalah sesuatu yang terkait

dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan

7 Bates dan Holton dalam Akdon,Strategic Management….., hal 166 8 Akdon, Strategic Management….., Hal 168

3

Indikator kinerja impact (dampak) adalah pengaruh yang

ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan

indicator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.9

Beberapa syarat dan macam indikator kinerja diatas merupakan

tahapan yang harus dilalui untuk aktivitas evaluasi dalam lembaga

pendidikan islam jika menginginkan keberhasilan dalam pelaksanan

pendidikan secara keseluruhan.

Contoh indikator kinerja

Kegiatan : Kegiatan Perpisahan dan Gebyar Seni Kelas IX SMPIT

Al-azhar

Indikator kinerjanya :

Masukan : jumlah dana yang dibutuhkan

Keluaran : kesuksesan acara

Hasil : kualitas acara perpisahan lebih baik

Manfaat : Ajang berkreasi siswa dan informasi pada orang tua dan

masyarakat

sekitar

Dampak : kepuasan peserta dan seluruh panitia

Kinerja harus selalu diukur agar dapat dilakukan tindakan-tindakan

penyempurnaan. Tindakan penyempurnaan yang dimaksud antara lain :

Memperbaiki kinerja yang lemah

Meningkatkan hubungan yang lebih baik antara staf dan

manajemen

Meningkatkan hubungan yang lebih erat dengan customer 10

Unsur-unsur kunci dalam pengukuran kinerja adalah:

Perencanaan yang menetapkan tujuan, sasaran dan strategi

pencapaian tujuan

Pengembangan sistem pengukuran yang relevan

Penggunaan informasi

9 Ibid, Hal 168-169

10 Ibid , Hal 1734

Pelaporan hasil secara formal 11

Beberapa cara pengukuran kinerja, antara lain adalah sebagai berikut:

Membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan

Membandingkan kinerja nyata dengan hasil (sasaran) yang

diharapkan

Membandingkan kinerja tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya

Membandingkan kinerja dengan kinerja instansi lain yang unggul

Membandingkan kinerja dengan standar12

Kinerja yang dilakukan lembaga pendidikan islam harusnya juga

dilakukan untuk dapat melaksanakan tindak penyempurnaan kegiatan

pendidikan secara keseluruhan. Cara pengukuran kinerja bagi lembaga

pendidikan islam sebagaimana yang disebutkan diatas secara rutin sebaiknya

dilakukan misalnya dengan rutin mengadakan rapat rutin yang selalu

mengevaluasi setiap kegiatan dengan melakukan pembandingan-pembandingan

seperti diatas, utamanya dengan membandingkan dengan lembaga pendidikan

islam yang lebih unggul. Dari situlah akan menjadi motivasi untuk melakukan

kegiatan pendidikan secara keseluruhan yang lebih baik dari hari kehari.

b. Evaluasi Kinerja

Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan

informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. 13 Dalam lembaga

pendidikan islam aktivitas evaluasi dimulai dari pengukuran kinerja kemudian

dilanjutkan dengan evaluasi kinerja. Tujuan pokoknya agar dapat

mengetahui secara pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang

dijumpai dalam pelaksanaan program, selanjutnya dipelajari guna perbaikan

pelaksanaan program di masa akan datang.

Fokus evaluasi kinerja meliputi :11 Ibid12 Ibid , hal 17413 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/ ,

diakses tanggal 26 Nopember 2010 pukul 17.355

1. Evaluasi masukan

2. Evaluasi proses

3. Evaluasi keluaran

4. Evaluasi hasil

5. Evaluasi dampak14

Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan

kegagalan suatu organisasi dan memberikan masukan untuk mengatasi

permasalahan yang ada. Evaluasi bermanfaat untuk perbaikan perencanaan,

stategi, kebijakan, untuk pengambilan keputusan, pengendalian program/

kegiatan, perbaikan input, proses, output serta perbaikan tatanan atau sistem

prosedur.

Secara garis besar ada dua jenis evaluasi yaitu:

1. Evaluasi formatif meliputi evaluasi yang dilakukan sebelum program

berjalan, atau sedang dalam pelaksanaan, atau setelah program selesai dan

dapat diteliti hasil dampaknya

2. Evaluasi sumatif meliputi yang dilakukan untuk beberapa periode/ tahun

sehingga memerlukan pengumpulan data untuk beberapa tahun yang

dievaluasi. 15

Evaluasi kinerja juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi

kegiatan dan sasaran, serta evaluasi program dan kebijakan. Dalam hal ini

lembaga pendidikan pastilah mempunyai kebijakan-kebijakan, program-

program dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan

sasaran dalam rangka menjalankan visi dan misi lembaga. Evaluasi bisa

dilakukan terhadap seluruh atau sebagain kebijakan, program dan kegiatan-

kegiatannya. Hasil evaluasi diharapkan dapat menjadi kesimpulan kinerja

lembaga secara keseluruhan.

Evaluasi Kinerja Kegiatan dan Sasaran

Evaluasi ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan

14 Ibid, hal 17615 ibid

6

1. Pendekatan Analisis input-proses-ouput, yaitu dengan meneliti dan

mempelajari input, proses dan ouput secara mendalam. Pendekatan ini

akan memberikan rekomendasi atau feedback tentang berbagai hal

baik peningkatan hasil maupun prosesnya.

2. Pendekatan Analisis input-output saja. Dalam pendekatan ini yang

diteliti hanya input-output saja, sedangkan prosesnya merupakan black

box yang dibiarkan tidak diteliti dan diserahkan pihak pelaksana

bagaimana cara pencapai output tersebut. Pendekatan ini menyisakan

pertanyaan tentang cara meningkatkan kinerja dengan memperbaiki

proses tetapi lebih murah dari sisi biaya evaluasi. 16

Evaluasi Kinerja Program dan Kebijakan

Evaluasi terhadap program hanya dilakukan untuk mencari

jawaban akan outcome yang dihasilkan, sedangkan evaluasi terhadap

kebijakan mungkin saja sampai dampak yang terjadi. Tahapan evaluasi

program meliputi :

a) Analisis logika program

b) Desain evaluasi

c) Penyusunan desain evaluasi serta strategi pengumpulan dan

analisis data

a) Evaluasi kebijakan yang dilakukan yaitu kebijakan publik. Yang

dievaluasi yaitu mengenai nilai dan manfaat kebijakan yang telah

dilakukan, yang dimulai dari identifikasi masalah, perumusan masalah,

perumusan alternatif, hasil pemilihan alternatif dan penyusunan

rekomendasi kebijakan serta implementasi kebijakan.

Fungsi evaluasi kebijakan publik :

a) Kejelasan; hasil evaluasi dapat meberikan gambaran realitas

pelaksanaan kebijakan dan program, serta pola hubungan antar

berbagai dimensi realitas yang diamati, sehingga dapat teridentifikasi

masalah, kondisi dan factor yang mendukung keberhasilan dalam

menghambat kegagalan suatu kebijakan

16 Ibid, hal 1787

b) Kepatuhan : melihat sejauh mana pelaksanaan program dan kebijakan

sesuai dengan standard dan prosedur yang telah ditetapkan

c) Audit : menilai apakah output kegiatan benar-benar sampai pada

kelompok sasaran kebijakan atau justru terjadi penyimpangan

d) Akunting : menggambarkan adanya dampak sosio-ekonomi bagi

masyarakat akibat adanya kebijakan tersebut

e) Review : hasil evaluasi merupakan masukan bagi penyempurnaan

kebijakan, sehingga lembaga dapat meningkatkan efektifitas program

sehingga meningkat pula kepuasan masyarakat.17

c. Strategi bagi keberhasilan pelaksanaan evaluasi kinerja

Evaluasi pengukuran kinerja merupakan alat yang bermanfaat,

karena melalui pengukuran kinerja dapat memberikan penilaian yang

obyektif dalam pengambilan keputusan organisasi. Dalam menerapkan

evaluasi pengukuran kinerja memerlukan beberapa strategi diantaranya :

Komitmen pimpinan puncak (dalam hal ini di lembaga pendidikan

islam adalah kepala sekolah atau madrasah)

Tahu akan pentingnya keinginan organisasi untuk berkinerja tinggi,

keinginan mengaitkan strategi organisasi dengan tujuan dan

kegiatan organisasi, evaluasi diadakan merupakan program

peningkatan kualitas lembaga

Adanya keselarasan arah stategi yang akan dijalankan dengan

tujuan yang akan dicapai (visi dan misi lembaga)

Melakukan komunikasi dari berbagai arah, semua elemen lembaga

pendidikan islam dilibatkan

Perencanaan yang dilakukan harus berorientasi pada kepuasan

semua elemen lembaga pendidikan islam

Melakukan pengukuran kinerja secara periodic

Menciptakan akuntabilitas kinerja

Pengumpulan data dan pelaporan

Menganalisis dan meninjau ulang data kinerja

17 Ibid, hal 180-1818

Evaluasi dan penggunaan informasi kinerja

Pelaporan kinerja pada para semua elemen lembaga

pendidikan(stakeholder)18

2. Fungsi Controlling sebagai bentuk Evaluasi dalam Kepemimpinan

pendidikan islam

Kegiatan controlling atau mengendalikan adalah membuat institusi

berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan

secara efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi, dan

dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Apabila hal ini terjadi harus

dilakukan upaya untuk mengembalikan pada arah semula. Dari hasil evaluasi

dapat dijadikan informasi yang harus menjamin bahwa aktivitas yang

menyimpang tidak terulang kembali.19 Dengan adanya Evaluasi diharapkan

kedepannya pelaksanaan pendidikan selanjutnya akan lebih baik.

3. Kenyataan di lapangan tentang evaluasi kinerja

Pada lembaga pendidikan islam khususnya kegiatan evaluasi

dilapangan kenyataannya sangat jarang dilakukan, seperti yang pemakalah

alami. Semua kegiatan yang dilakukan lembaga pendidikan terkadang hanya

sekedar jalan, terkadang tanpa planning yang jelas, kepanitian sebuah kegiatan

hanya sekedar ada tanpa adanya masukan dari bawah. Jangan harap ada

evaluasi kegiatan, habis mengadakan kegiatan sudah berlalu begitu saja.

Evaluasi bahkan jarang sekali bahkan tidak pernah dilakukan diakhir sebuah

kegiatan. Seharusnya dalam pelaksanan penyelenggaraan pendidikan

khususnya dilembaga pendidikan islam evaluasi kinerja secara keseluruhan

harus tetap ada. Harus ada komitmen dari kepala sekolah/ madrasah jika

menginginkan kemajuan dan hasil yang memuaskan dalam keseluruhan

penyelenggaraan pendidikan untuk meletakkan evaluasi sebagai point penting

dalam segala kegiatan. Tanpa adanya evaluasi jangan harap suatu lembaga

pendidikan akan maju dan berhasil. Karena dari evaluasi kita bisa belajar dari

18 Ibid, hal 181-18219 Mulyati dan Komariah, Manajemen Sekolah, hal 95

9

kekurangan dan kegagalan sehingga pelaksanaan kedepannya akan muncul

alternatif lain dan pelaksanaan pendidikan dapat lebih baik

C. KESIMPULAN

1. Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi

yang berguna untuk menilai alternatif keputusan. Dalam lembaga pendidikan

islam aktivitas evaluasi dimulai dari pengukuran kinerja kemudian

dilanjutkan dengan evaluasi kinerja. Tujuan pokoknya agar dapat

mengetahui secara pasti pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang

dijumpai dalam pelaksanaan program, selanjutnya dipelajari guna

perbaikan pelaksanaan program di masa akan datang.

2. Evaluasi kinerja yang dilakukan lembaga pendidikan islam harusnya juga

dilakukan untuk dapat melaksanakan tindak penyempurnaan kegiatan

pendidikan secara keseluruhan. Cara pengukuran kinerja bagi lembaga

pendidikan islam sebagaimana yang disebutkan diatas secara rutin

sebaiknya dilakukan misalnya dengan rutin mengadakan rapat rutin yang

selalu mengevaluasi setiap kegiatan dengan melakukan pembandingan-

pembandingan seperti diatas, utamanya dengan membandingkan dengan

lembaga pendidikan islam yang lebih unggul. Hal ini dapat memotivasi

untuk melakukan kegiatan pendidikan secara keseluruhan yang lebih baik

dari hari kehari.

3. Fungsi controlling adalah merupakan bagian kegiatan dari evaluasi yaitu aktivitas

memonitor, mengawasi, dan menilai kinerja supaya tidak melenceng atau

keluar jalur tujuan yang dimaksud.

4. Dibutuhkan strategi bagi keberhasilan pelaksanaan evaluasi kinerja yang

kesemuanya berawal dari komitmen penting dari kepala sekolah/ madrasah

akan pentingnya evaluasi dan mengetahui hal-hal apa saja yang harus

dilakukan dalam evaluasi kinerja.

10

DAFTAR RUJUKAN

Akdon, Strategic Management for Educational Manajemen (Manajemen Strategik

untuk Manejemen Pendidikan), Alfabeta, Bandung, 2006

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (strategi Baru Pengelolaan

Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2007

Mulyati dan Komariah, Manajemen Sekolah, ALFABETA, Bandung, 2009

Sudjarwo, Tesis: Evaluasi Kinerja Penyelenggaraa Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Pada Balai Diklat Keagamaan Semarang, 2008

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/ , diakses tanggal 26 Nopember 2010 pukul 17.35

11

EVALUASI DI DALAM KEPEMIMPINAN

PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pembimbing

Prof.Dr. Hj. Ahmah Fatoni, M. Ag

Dr. Hikmah Eva Trisnantari, M.Pd

Oleh:

Novi Sriariani ( NIM.2841094045 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

STAIN TULUNGAGUNG

2010

12