makalah-wanita-karir
description
Transcript of makalah-wanita-karir
MAKALAH sistem ekonomi indonesia
Wanita karir
Dalam Kesejahteraan Ekonomi
MOCHAMMAD RAUF WARDAYA
1124050090
JURNALISTIK C SEMESTER 1
UIN SGD BANDUNG
Kata pengantar
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya pribadi dapat menyelesaikan tugas penyusunan masalah tentang WANITA KARIR DALAM KESEJAHTERAAN EKONOMI matakuliah SEI dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya makalah ini, dapat menunjang wawasan mengenai wanita dalam dunia kerja dan perekonomiannya
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Ibu dosen matakuliah SEI yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk dalam melaksanakan tugas ini, juga rekan-rekan mahasiswa semua. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi perkembangan keibadahan kita semua
Bandung, 16 Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
1.1 LatarBelakang .........................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................
BAB 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Konflik Peran Ganda Bagi Wanita Karir
2.2 Sebab Pemikiran Seseorang Menjadi Wanita Karir
2.3 Kontribusi Wanita Karir Dalam Ekonomi
2.4 Stres Kerja Pada Wanita
2.5 Hubungan stres karyawan wanita terhadap kinerja karyawan
2.6 Hambatan Wanita Karir
BAB 3 Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih perlu
mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United
Nation for Development Programme (UNDP) tahun 2010, kualitas sumberdaya
manusia Indonesia yang diukur dengan indikator pembangunan manusia masih
relatif rendah di bandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada
tahun 2007/2008, Indonesia berada pada peringkat 107 dari 177 negara. Walaupan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan pada tahun 2009,
namun peringkat Indonesia mengalami penurunan menjadi 111 dari 182 negara. Hal
ini menunjukkan bahwa pembangunan kualitas SDM di Indonesia masih belum
memberikan hasil yang optimal dan cenderung kalah cepat dengan pembangunan
kualitas sumberdaya manusia di negara Asia Tenggara lainnya.
Perempuan berperan penting dalam rangka pembentukan kehidupan
keluarga yang kokoh sehingga tidak terkena pengaruh negatif dari perubahan serta
pencapaian suatu keadaan yang sehat, sejahtera dan bahagia, sehingga
mendukung terhadap penciptaan masyarakat yang sejahtera, baik lahir maupun
batin. Kemampuan dan potensi yang memadai dari perempuan, sebagai istri dan ibu
rumahtangga merupakan aspek terpenting dalam menentukan keberhasilan
(penunjang utama strategi suksesnya) suatu rumahtangga (terutama masa depan
anak-anak/generasi penerus). Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan adopsi yang
berkaitan dengan strategi peningkatan kemampuan dan potensi kaum perempuan,
sehingga perempuan dapat berperan optimal di sektor domestik secara professional
(Elizabeth 2007). Dengan demikian, perempuan memiliki peranan yang penting
dalam pencapaian suatu keadaan yang sejahtera dalam keluarga sehingga
mendukung terhadap upaya tujuan pembangunan nasional. Tekanan ekonomi yang
tinggi menyebabkan banyak perempuan yang masuk ke dalam ranah publik untuk
bekerja. Oleh karena itu, tak jarang, perempuan harus memikul beban ganda yaitu di
sektor domestik dan di sektor publik. Dalam keluarga miskin, peran ganda
perempuan ini sangat diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Penghasilan tambahan dari aktivitas perempuan di sektor produktif diharapkan dapat
membantu mengatasi masalah ekonomi keluarga. Selain itu, peran perempuan atau
istri dalam sektor domestic untuk mengelola sumberdaya keluarga yang dimilikinya
diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu peran ganda wanita karir?
2. Apa alasan yang menjadikan seseorang memilih menjadi Wanita Karir ?
3. Bagaimana kontribusi waita karir dalam perekonomian ?
4. Apa saja stres kerja wanita karir?
5. Apakah stres kerja wanita berpengaruh terhadap ekonomi?
6. Adakah hambatan yang dihadapi oleh wanita karir
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian peran ganda wanita karir
Mengetahui faktor penyebab memilih menjadi wanita karir
Mengetahui hambatan wanita karir dalam pekerjaannya
Mengetahui arti dan hubungan stres wanita bagi karirnya
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konflik Peran Ganda Bagi Wanita Karir
Manusia merupakan makhluk yang banyak memiliki kepentingan dalam
hidupnya. Apabila kepentingan-kepentingan itu datang secara bersamaan maka
akan menciptakan konflik. Menurut Irwanto dkk (1991) konflik dapat terjadi pada saat
muncul dua kebutuhan atau lebih secara bersamaan. Menurut Robbin (1996) konflik
adalah suatu proses dimana terjadi pertentangan dari suatu pemikiran yang dirasa
akan membawa suatu pengaruh yang negatif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa konflik secara umum adalah bertemunya dua kepentingan yang berbeda
dalam waktu yang bersamaan dan dapat menimbulkan efek yang negatif.
Adanya tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah
satu alasan bagi wanita untuk bekerja. Pada perempuan yang bekerja mereka
dihadapkan pada banyak pilihan yang ditimbulkan oleh perubahan peran dalam
masyarakat, di satu sisi mereka harus berperan sebagai ibu rumah tangga yang
tentu saja bisa dikatakan memilki tugas yang cukup berat dan sisi lainmereka juga
harus berperan sebagai wanita karir. Menurut Davis dan 32 Newstrom (1995) konflik
peran merupakan perbedaan persepsi terhadap suatu peran yang disebabkan
sulitnya untuk mengungkapkan harapan-harapan tertentu tanpa memisahkan
harapan yang lain. Menurut Greenhouse and Beutell (1985) mendefinisikan konflik
peran ganda adalah sebuah konflik yang timbul akibat tekanan-tekanan yang
berasal dari pekerjaan dan keluarga.
2.2 Sebab Pemikiran Seseorang Menjadi Wanita Karir
Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban
kerja yang berlebihan dan waktu, seperti; pekerjaan yang harus diselesaikan
terburu-buru dan deadline. Sedangkan tuntutan keluarga berhubungan dengan
waktu yang dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas rumah tangga dan menjaga
anak. Tuntutan keluarga ini ditentukan oleh besarnya keluarga, komposisi keluarga
dan jumlah anggota keluarga yang memiliki ketergantungan terhadap anggota lain
(Yang,Chen, Choi, & Zou,2000). Faktor pemicu munculnya konflik peran ganda
(work-family conflict) dapat bersumber dari domain tempat kerja dan keluarga.
Tekanan-tekanan tersebut berhubungan positif dengan konflik pekerjaan-keluarga.
Menurut Frone et.al. (1992), tekanan pekerjaan meliputi beban pekerjaan, kurang
diberi otonomi dan kerancuan peran. Sedangkan tekanan dari domain keluarga
menggambarkan individu yang berperan sebagai orang tua dan pasangan suami
isteri (Parasuraman et.al, 1992). Kedua peran tersebut mengarah pada kualitas
peran masing-masing yaitu hubungan antara orangtua – anak dan hubungan suami
– isteri.
Menurut Gibson, dkk (1995) konflik peran terjadi apabila seseorang
dihadapkan pada situasi dimana terdapat dua atau lebih persyaratan untuk
melaksanakan peran yang satu dan dapat menghalangi pelaksanaan peran yang
lain. Sedangkan menurut Davis dan Newstrom (1995) konflik peran merupakan
perbedaan persepsi terhadap suatu peran yang disebabkan sulitnya untuk
mengungkapkan harapan-harapan tertentu tanpa memisahkan harapan yang lain.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan konflik peran ganda
(Work-Family Conflict) adalah suatu kondisi di mana terjadi pertentangan pada
seorang individu yang diharuskan memilih dua peran atau lebih secara bersamaan.
2.3 Kontribusi Wanita Karir Dalam Ekonomi
Diperlukan inovasi dan adopsi yang berkaitan dengan strategi peningkatan
kemampuan dan potensi kaum perempuan, sehingga perempuan dapat berperan
optimal di sektor domestik secara professional (Elizabeth 2007). Dengan demikian,
perempuan memiliki peranan yang penting dalam pencapaian suatu keadaan yang
sejahtera dalam keluarga sehingga mendukung terhadap upaya tujuan
pembangunan nasional.
Tekanan ekonomi yang tinggi menyebabkan banyak perempuan yang masuk
ke dalam ranah publik untuk bekerja. Oleh karena itu, tak jarang, perempuan harus
memikul beban ganda yaitu di sektor domestik dan di sektor publik. Dalam keluarga
miskin, peran ganda perempuan ini sangat diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Penghasilan tambahan dari aktivitas perempuan di sektor
produktif diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ekonomi keluarga. Selain
itu, peran perempuan atau istri dalam sektor domestic untuk mengelola sumberdaya
keluarga yang dimilikinya diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat
patisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan masih relatih rendah yaitu 56,6 persen,
dibandingkan dengan laki-laki 86,0 persen. Kontribusi penduduk perempuan dalam
pekerjaan upahan di sektor non-pertanian juga masih rendah yaitu 28,3 persen pada
tahun 2002. Hal ini didukung dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa
perempuan lebih dominan sebagai pekerja tidak dibayar yang mencapai 36,9
persen, jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang hanya 28,2 persen
(Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia 2006).
Perempuan umumnya dihargai dengan upah yang lebih rendah dibandingkan
laki-laki. Seringkali upah yang dihasilkan oleh istri untuk keluarga dianggap sebagai
hasil kontribusi suami terhadap pendapatan keluarga. Kontribusi ekonomi
perempuan masih dianggap sekunder dan hanya sebagai pelengkap hasil dari laki-
laki (Sobari 1992). Sebab perempuan seringkali dipandang sebagai orang kedua
yang hanya membantu pasangan (subordinat) berpendidikan rendah, dan memiliki
keterbatasan keterampilan untuk menghasilkan kontribusi ekonomi bagi keluarga
(Zehra 2008). Hubeis (2010) mengatakan bahwa umumnya perempuan di pedesaan
dan berusia muda bekerja karena membutuhkan pengahasilan untuk melanjutkan
kelangsungan kehidupan keluarga (terutama anak-anak) bukan untuk mengejar karir
sehingga menerima berbagai jenis pekerjaan apapun tanpa memperhatikan
besarnya pendapatan yang ditawarkan dari lingkungan kerja.
Menurut Lasswell M & Lasswell T (1987), kontribusi ekonomi perempuan
dalam ekonomi keluarga akan menghasilkan peningkatan dalam keuangan keluarga,
kepemilikan barang mewah, standar hidup yang lebih tinggi dengan pencapaian rasa
aman yang lebih baik sehingga berdampak pada peningkatan status sosial keluarga.
Meskipun pekerjaan perempuan memiliki kontribusi yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarga, namun pada kenyataanya
perempuan masih saja dipandang sebelah mata dalam masyarakat (Zehra 2008).
Selain itu produktivitas perempuan dalam pengembangan ekonomi keluarga sama
sekali belum disentuh secara mendetail dan berkesinambungan.
Produktivitas perempuan dalam hal ini diukur berdasarkan kontribusi
pekerjaan publik yang dibayar, sedangkan pekerjaan perempuan di aspek domestik
tidak diperhitungkan. Peran gender di sektor domestik melibatkan peran reproduktif
atau domestik yang menyangkut aktivitas manajemen sumberdaya keluarga (materi,
non-materi, waktu, pekerjaan dan keuangan), pengasuhan dan pendidikan anak
serta pekerjaan dalam rumah tangga (Puspitawati 2007). Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk meneliti besarnya kontribusi ekonomi perempuan dan peran gender
terhadap kesejahteraan keluarga di Kecamatan Ampek Sumatara Barat.
2.4 Stres Kerja Pada Wanita
Ada beberapa macam stres yang dihadapi oleh wanita (Hendrix, Spencer &
Gibson 1994), yaitu:
1. Wanita pekerja dipengaruhi oleh sumber stres yang biasanya dihadapi oleh laki-
laki seperti beban kerja yang berlebihan, overskills, underutilization skills, kebosanan
kerja, hubungan dengan pasangan dan anak, dan masalah keuangan.
2. Sumber stres yang kedua ini bersifat unik dan berasal dari pekerjaannya atau di
luar pekerjaan. Yang berasal dari pekerjaan misalnya; kebosanan, rendahnya tingkat
kekuasaan, permintaan tinggi dalam pekerjaan pekerjaan, dan sedikitnya promosi
yang diberikan perusahaan .
Menurut Atkinson (Smet, 1996) stres adalah suatu kondisi yang terjadi
apabila individu dihadapkan pada kejadian yang dirasakan sebagai ancaman
terhadap kesejahteraan fisik maupun psikologis, serta ada ketidakpastian akan
kemampuan diri untuk menghadapi strees tersebut
Hendrix, Spencer & Gibson (1994) juga menyatakan bahwa job stress yang
diderita karyawan dipengaruhi oleh life stress mereka seperti hubungan dengan
pasangan dan anak serta masalah keuangan. Dan job stres dapat menyebabkan
kelelahan yang amat sangat, depresi, somatic systems, episode flu, dan
mempengaruhi tingkat kehadiran karywan di tempat kerja.
2.5 Hubungan stres karyawan wanita terhadap kinerja karyawan
Menurut Atkinson (1996: 106) stres adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
individu dihadapkan pada kejadian yang dirasakan sebagai ancaman terhadap
kesejahteraan fisik maupun psikologis, serta ada ketidakpastian akan kemampuan
diri untuk menghadapi stres tersebut.. Menurut Robert L. Malthis dan John H.
Jackson (2001: 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja,
yaitu:
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
3. Dukungan yang diterima,
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi.
2.6 Hambatan Wanita Karir
Konflik peran ganda yang dialami oleh wanita karir dapat menyebabkan
hambatan dalam pekerjaan. Seperti yang dikemukakan oleh Orenstein (dalam Puji,
2008) bahwa peran ganda dapat membuat wanita sulit meraih sukses di bidang
pekerjaan, keluarga dan hubungan interpersonal sekaligus. Bila tidak ingin seperti itu
disarankan sebaiknya wanita tersebut tidak berprinsip sebagai wanita super yang
sanggup melakukan semuanya sendiri. Ketidakmampuan wanita karir dalam
menyelesaikan konflik peran ganda tersebut dapat menyebabkan mereka
menampilkan sikap kerja yang negatif misalnya kurang termotivasi dalam bekerja,
kurang konsentrasi, karena urusan keluarga sehingga dengan demikian akan
berpengaruh terhadap kinerja organisasi atau perusahaan secara keseluruhan
Berdasarkan ulasan ini, konflik akibat peran ganda yang dimiliki oleh karyawan
perempuan akan meningkatkan tingkat stres kerja karyawan perempuan yang
nantinya juga akan berpengaruh pada kinerja karyawan perempuan tersebut.
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Peran perempuan juga sangat dibutuhkan dan strategis kedudukannya dalam
mengatur dan mengurus sumberdaya keluarga, terutama anak-anak. Mengurus,
merawat, dan membesarkan anak-anak merupakan pekerjaan mulia, disamping
suami sebagai kepala keluarga tentunya, serta sumberdaya material rumah tangga
lainnya. Perlunya kesadaran tinggi bahwasanya seorang ibu (perempuan) dalam
mengatur dan mengurus rumahtangga merupakan aspek penting dalam
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rumah tangganya. Anak-anak
merupakan faktor yang terpenting sumberdaya manusia utama, sebagai calon
generasi penerus
3.2 Reverensi
http://www.scribd.com/doc/73586294/Wanita-Karier
http://arisnb.nulis.web.id/sebuah-dilema-menjadi-wanita-karir.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2206415-pengertian-wanita-karier/
http://artikelkarir.com/artikel/-gaya-kepemimpinan-apa-efeknya.html