Makalah UUD 1945(2)

11
AMANDEMEN UUD 1945 Pengertian Amandemen Amandemen adalah perubahan konstitusi yang mana perubahannya tidak banyak, bersifat teknis prosedural yang tidak mempengaruhi paradigma pemikiran Undang-Undang Dasar. Sedang dalam UUD 1945 pasal 37 menjelaskan tentang tata cara perubahan yang secara garis besar adalah perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR. Sedang untuk keputusan diambil jika disetujui sedikitnya 2/3 anggota MPR. Alasan Amandemen Pada awal ditetapkanya UUD 1945 sudah banyak terdapat penyelewengan kekuasan baik pada masa Presiden Soekarno maupun Presiden Soeharto. Bahkan pada masa orde baru, hanya merekalah (para pemimpin orba) yang boleh menafsirkan UUD 1945 hanya mereka sendiri, sementara MPR hanya tinggal mengesahkannya saja. Contoh pada pasal 6 dan7 UUD 1945 yang berubah menjadi presiden dan wakil presiden dipilih oleh majelis dengan suara mufakat, dan calonnya harus tunggal. Hasilnya, Soeharto berhasil menjadi presiden selama kurang lebih 35 tahun. Berawal dari situlah perubahan UUD 1945 dimulai. Berbagai alasan dapat dikemukakan dalam perubahan tersebut, diantaranya: a. Secara filosofis, pertama karena UUD 1945 adalah moment opname dari berbagai kekuatan politik dan ekonomi yang dominant pada saat dirumuskanya konstitusi ini. Setelah beberapa tahun kemudian pasti terdapat berbagai perubahan baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal tersebut tentu belun terdapat didalam UUD 1945 karena pada saat itu perubahan belum mampak. Kedua sesuai dengan

description

UUD 1945Pancasila

Transcript of Makalah UUD 1945(2)

Page 1: Makalah UUD 1945(2)

AMANDEMEN UUD 1945

Pengertian Amandemen

Amandemen adalah perubahan konstitusi yang mana perubahannya tidak banyak, bersifat teknis

prosedural yang tidak mempengaruhi paradigma pemikiran Undang-Undang Dasar.

Sedang dalam UUD 1945 pasal 37 menjelaskan tentang tata cara perubahan yang secara garis besar

adalah perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR. Sedang untuk

keputusan diambil jika disetujui sedikitnya 2/3 anggota MPR.

Alasan Amandemen

Pada awal ditetapkanya UUD 1945 sudah banyak terdapat penyelewengan kekuasan baik pada masa

Presiden Soekarno maupun Presiden Soeharto. Bahkan pada masa orde baru, hanya merekalah (para

pemimpin orba) yang boleh menafsirkan UUD 1945 hanya mereka sendiri, sementara MPR hanya

tinggal mengesahkannya saja. Contoh pada pasal 6 dan7 UUD 1945 yang berubah menjadi presiden

dan wakil presiden dipilih oleh majelis dengan suara mufakat, dan calonnya harus tunggal. Hasilnya,

Soeharto berhasil menjadi presiden selama kurang lebih 35 tahun. Berawal dari situlah perubahan

UUD 1945 dimulai. Berbagai alasan dapat dikemukakan dalam perubahan tersebut, diantaranya:

a. Secara filosofis, pertama karena UUD 1945 adalah moment opname dari berbagai kekuatan

politik dan ekonomi yang dominant pada saat dirumuskanya konstitusi ini. Setelah beberapa tahun

kemudian pasti terdapat berbagai perubahan baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal

tersebut tentu belun terdapat didalam UUD 1945 karena pada saat itu perubahan belum mampak.

Kedua sesuai dengan kodrat manusia bahwa manusia tidak ada yang sempurna jadi, semua yang

dikerjakannya pasti ada kesalahan dan kekurangannya.

b. Aspek historis, karena awalnya pembuatan UUD 1945 bersifat sementara, sebagaimana yang

dinyatakan oleh ir.Soekarno, dalam rapat pertama tanggal 18 agustus 1945, yang menyatakan. “…

tuan-tuan semuanya tentu mengerti bahwa Undang-Undang dasar yang kita buat sekarang ini

adalah Undang-Undang dasar sementara. Kalau boleh saya memakai perkataa “ini adalah Undang-

Undang daar kilat”, nanti kalau kita telah bernegara dalan suasana yang lebih tenteram, kita tentu

akan mengumpulkan kembali MPR yang dapat membuat Undang-Undang dasar yang lebih lengkap

dan sempurna …”. Dari ungkapan Soekarno tersebut dapat disimpulkan bahwa UUD 1945 dibuat

dengan tergesa-gesa karena untuk melengkapi kebutuhan berdirinya Negara baru yaitu Indonesia.

Page 2: Makalah UUD 1945(2)

c. Secara subtansif, UUD 1945 banyak sekali mengandung kelemahan. Hal ini dapat diketahui

antara lain; pertama, kekuasaan eksekutif terlalu besar tanpa disertai checks and balances, sehingga

UUD 1945 biasa disebut executive heavy dimana presiden memjadi pusat kekuasaan dengan

berbagai hak prerogatif; kedua, rumusan ketentuan UUD 1945 sebagian besar bersifat sederhana,

umum, bahkan tidak jelas sehigga menimbulkan multitafsir; ketiga, UUD 1945 terlalu menekankan

pada semangat atau iktikad baik orang yang menjadi penyelenggara Negara. Ini dapat dilihat dari

bunyi penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa “yang sangat penting dalam pemerentahan dan

dalam hal hidupnya Negara ialah semangat, semangat para penyelenggara Negara …” keempat, UUD

1945 terlalu banyak memberi atribut kewenangan kepada leslatif masalah-masalah penting dalam

UU seperti tentang lembaga-lembaga Negara, HAM, kekuasaan kehakiman, pemerintahan daerah,

dan sebagainya.

d. Secara yudiris, para perumus UUD 1945 sudah menunjukkan kearifan bahwa apa yang

mereka lalukan ketika UUD 1945 tentu akan berbeda kondisinya di masa yang akan datang dan

mungkin suatu saat akan mengalami perubahan. Hal tersebut dapat ditinjau bahwa mereka

(perumus UUD 1945) membuat pasal tentang perubahan didalam UUD 1945, yaitu pasal 37.

Amandemen I, II, III, dan IX

I. Amandemen Pertama

Perubahan pertama terhadap UUD 1945 terjadi pada tanggal 19 Oktober 1999 dalam sidang umum

MPR yang berlangsung tanggal 14-21 Oktober 1999. perubahan itu meliputi pasal-pasal 5, 7, 8, 9, 13,

14, 15, 17, 20,dan 21. karena pasal-pasal ini yang berkaitan dengan kekuasaan presiden yang sangat

besar. Untuk itu, prioritas pertama adalah mengurai dan membatasi kekuasaan presiden.

II. Amandemen Kedua

Perubahan kedua ini dilakukan pada tanggal 7-8 Agustus 2000. Perubahan kedua UUD 1945 antara

lain diarahkan untuk memperteguh otonomi daerah, melengkapi pemberdayaan DPR,

menyempurnakan rumusan HAM, menyempurnakan pertahanan dan keamanan Negara, dan

melengkapi atibut Negara.

III. Amandemen Ketiga

Page 3: Makalah UUD 1945(2)

Sidang tahunan MPR yang berlangsung 1-9 November 2001 telah menghasilkan perubahan ketiga

UUD 1945 terhadap 3 bab, 23 pasal, dan 64 ayat ketentuan Undang-Undang dasar. Perubahan

ketiga ini antara lain diarahkan untuk menyempurnakan pelaksaan kedaulatan rakyat, menyesuaikan

wewenang MPR, mengatur pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung, mengantur

impeachment terhadap presiden dan/ atau wakil presiden membentuk lembaga DPD, mengatur

pemilihan umum, meneguhkan kedudukan dan Badan Pemeriksa Keuangan, serta meneguhkan

kekuasaan kehakiman dengan lembaga baru yaitu Mahkama Konstitusi (MK) dan Komosi Yudisial

(KY).

IV. Amandemen Keempat

Sidang tahunan MPR 2002 yang berlangsung 1-11 Agustus 2002. Perubahan keempat UUD 1945 juga

melengkapi kekurangan peraturan dalam pasal 8 ayat 1 dan 2 yang telah diputuskan dalam

perubahan ketiga (tahun 2001), dengan menembahkan ayat 3.

Tujuan Amandemen

Menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan Negara, kedaulata rakyat, HAM, pembagian

kekuasaan, eksistensi Negara demokrasi dan Negara hokum, seta hal-hal lain yang sesuai dengan

perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan

diantaranya tidak menhubah pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan

kesatuan atau selanjutnya dikenal dengan NKRI, serta mempertegas sistem pemerintahan

presidensiil.

Kedudukan dan Fungsi UUD 1945

a. Sebagai Konstitusi Negara

Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar, yaitu hukum dasar yang

tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian

setiap produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun

bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada

peraturan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan

Page 4: Makalah UUD 1945(2)

tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945, dan muaranya

adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara

Sebagai hukum dasar, UUD RI 1945 memuat normat-norma atau aturan-aturan yang harus diataati

dan dilaksanakan.

Istilah konstitusi mempunyai 2 ( dua ) pengertian yaitu :

1. Konstitusi dalam arti luas : adalah keseluruhan dari ketentuan – ketentuan dasar atau disebut

juga hukum dasar,baik hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tidak tertulis.

2. Konstitusi dalam arti sempit : Adalah hukum dasar tertulis yaitu undang-undang dasar. Di

Indonesia disebut juga dengan UUD RI 1945.

Di negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, UUD mempunyai fungsi

khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat

semena-mena.

b. Sebagai Tertib Hukum Tertinggi

Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata urutan perundangan atau

hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati kedudukan yang tertinggi. Dalam

hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945

mengontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang

lebih tinggi, dan pada akhirnya apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan atau tidak

dengan ketentuan UUD 1945.

Undang-Undang Dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan hukum dasar, melainkan hanya

merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis. Disamping itu masih ada

hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis

tersebut merupakan aturanaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek

penyelenggaraan negara -meskipun tidak tertulis – yaitu yang biasa dikenal dengan nama ‘Konvensi’.

Meskipun Konvensi juga merupakan hukum dasar (tidak tertulis), ia tidaklah boleh bertentangan

dengan UUD 1945. Konvensi merupakan aturan pelengkap atau pengisi kekosongan hukum yang

timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan ketatanegaaan, karena Konvensi tidak

terdapat dalam UUD 1945.

Page 5: Makalah UUD 1945(2)

Contoh : Konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan yang masih dipelihara selama ini adalah setiap

tanggal 16 Agustus, Presiden RI menyampaikan pidato pertanggungjawaban kepada Dewan

Perwakilan Rakyat. Praktek yang demikian tidak diatur dalam UUD 1945, namun tetap dijaga dan

dipelihara dalam praktek penyelenggaraan kenegaraan Republik Indonesia.

Makna Pembukaan UUD 1945

UUD 1945 terdiri dari 4 alenia, dimana setiap alenia memiliki makna yang berbeda, berikut makna

yang tertuang dalam UUD 1945

Alinea Pertama :

Isi : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka

penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri

keadilan.

Makna :

– Keteguhan Bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam

segala bentuk

– Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan manghapus penjajahan di

atas dunia

– Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan peri keadilan

– Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk

berdiri sendiri

Alinea Kedua :

Isi : Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang

berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang

kemerdekaan Negara Indonesia yang merddeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur

Makna :

– Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan

pergerakan melawan penjajah

– Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan

Page 6: Makalah UUD 1945(2)

– Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan mewujudkan

Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur

– Memuat cita-cita Negara Indonesia, yaitu: Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alinea ketiga :

Isi : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,

supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini

kemerdekaannya.

Makna :

– Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang

Maha Kuasa

– Keinginan yang didambakan oleh segenap Bangsa Indonesia terhadap suatu kehidupan

yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan kehidupan di dunia

maupun akhirat.

– Adanya Pengukuhan pernyataan Proklamasi

Alinea Keempat :

Isi : Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang

melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah

kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia, yang berbentuk Undang dasar, dalam suatu susnan Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil

dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh Rakyat

Indonesia

Makna :

– Terkandung fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia, Yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

Page 7: Makalah UUD 1945(2)

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

– Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang disusun dalam Suatu UUD 1945

– Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan kedaulatan Rakyat (demokrasi)

– Dasar Negara : Pancasila

Page 8: Makalah UUD 1945(2)

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945

Tim Dosen Pancasila Unhas, 2003. Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi. Dicetak oleh Offset Setting

Perkasa 70 Qs. Makassar.

http://iyoshare.blogspot.com/2013/02/sistematika-uud-1945-sebelum-da-sesudah.html

https://agustinblog.wordpress.com/2012/06/04/amandemen-uud-45-2/#_ftn2

buku pendidikan pancasila ,Prof.Dr.Kaelan,M.S,2010. Dicetak oleh “PARADIGMA” yogyakarta.