Makalah Umar Bin Khatab

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidak dapat diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya. Orang itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke jalan yang benar dan melestarikan hukum- hukum Agama Islam. Dialah yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka pemerintah Islam dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin affan, dan Ali ibn Abi Thalib. Khulafaurrasidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan Islam sebagai institusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang pada masa tersebut. Dalam Islam kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para pengganti Nabi tidak memiliki fasilitas

Transcript of Makalah Umar Bin Khatab

Page 1: Makalah Umar Bin Khatab

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidak

dapat diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan

beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya.

Orang itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi

menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan

petunjuk ke jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam.

Dialah yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka

pemerintah Islam dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab,

Usman bin affan, dan Ali ibn Abi Thalib.

Khulafaurrasidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan

Islam sebagai institusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang pada masa

tersebut. Dalam Islam kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para

pengganti Nabi tidak memiliki fasilitas “ekstra” dalam ajaran Islam untuk

menentukan sebuah hukum baru, namun mereka termasuk pelaksana hukum.

Pada makalah ini ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Umar bin

Khattab yang dimulai sejak pengangkatanya sampai kontribusi-kontribusi yang

telah diberikanya untuk islam dan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Secara garis besar pembuatan makalah kami ini akan membahas tentang:

1. Mengurai/menguak kembali tentang sejarah peradaban pada masa Umar Bin

Khattab.

Page 2: Makalah Umar Bin Khatab

2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan Umar bin Khattab.

3. Kontribusi-kontribusi Umar bin Khattab yang disumbangkan pada islam dan

masyarakat.

1.3. Tujuan

1. Mengetahui sejarah tentang peradaban pada masa Umar Bin Khattab.

2. Mengetahui kebijakan- kebijakan pada kepemimpinan Umar bin Khattab.

3. Mengetahui kontribusi Umar bin Khattab yang disumbangkan pada islam

dan masyarakat.

Page 3: Makalah Umar Bin Khatab

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13 – 23 H = 634 – 644 M)

2.1.1 Masa Awal Pemerintahan Umar bin Khattab

Sebelum Khalifah Abu Bakar wafat, beliau telah menunjuk Umar sebagai

pengganti posisinya dengan meminta pendapat dari tokoh-tokoh terkemuka dari

kalangan sahabat seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman, dan Tolhah bin

Ubaidillah. Masa pemerintahan Umar bin Khatab berlangsung selama 10 tahun 6

bulan, yaitu dari tahun 13 H/634M sampai tahun 23H/644M.

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar

bin Khattab (581 - November 644) (bahasa Arab: الخطاب ابن adalah salah (عمر

seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-

644). Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan

sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin). Beliau dilahirkan 12

tahun setelah kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya

bernama Khatmah.

Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku

Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin

Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki

julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang

bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau

ditikam ketika sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama

Page 4: Makalah Umar Bin Khatab

Abu Lu’luah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah diduga

ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di

samping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

2.1.2. Ahlu Al Halli Wal ‘Aqdi

Secara etimologi, ahlul hall wal aqdi adalah lembaga penengah dan pemberi

fatwa. Sedangkan menurut terminologi, adalah wakil-wakil rakyat yang duduk

sebagai anggota majelis syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum cerdik

pandai (cendekiawan) yang menjadi pemimpin-pemimpin rakyat dan dipilih atas

mereka. Dinamakan ahlul hall wal aqdi untuk menekankan wewenang mereka

guna menghapuskan dan membatalkan. Penjelasan tentangnya merupakan

deskripsi umum saja, karena dalam pemerintahan Islam, badan ini belum dapat

dilaksanakan (Rahman, 1994 :194).

Anggota dewan ini terpilih karena dua hal yaitu: pertama, mereka yang telah

mengabdi dalam Dunia politik, militer, dan misi Islam, selama 8 sampai dengan

10 tahun. kedua, orang-orang yang terkemuka dalam hal keluasan wawasan dan

dalamnya pengetahuan tentang yurisprudensi dan Quran (Al Maududi, 1995:261).

Dalam masa pemerintahannya, Umar telah membentuk lembaga-lembaga yang

disebut juga dengan ahlul hall wal aqdi, di antaranya adalah:

1. Majelis Syura (Dewan Penasihat), ada tiga bentuk :

Dewan Penasihat Tinggi, yang terdiri dari para pemuka sahabat yang

terkenal, antara lain Ali, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Muadz bin

Jabbal, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit, Tolhah dan Zubair.

Page 5: Makalah Umar Bin Khatab

Dewan Penasihat Umum, terdiri dari banyak sahabat (Anshar dan

Muhajirin) dan pemuka berbagai suku, bertugas membahas masalah-

masalah yang menyangkut kepentingan umum.

Dewan antara Penasihat Tinggi dan Umum. Beranggotakan para sahabat

(Anshar dan Muhajirin) yang dipilih, hanya membahas masalah-masalah

khusus.

2. Al-Katib (Sekretaris Negara), di antaranya adalah Abdullah bin Arqam.

3. Nidzamul Maly (Departemen Keuangan) mengatur masalah keuangan dengan

pemasukan dari pajak bumi,ghanimah, jizyah, fai’ dan lain-lain.

4. Nidzamul Idary (Departemen Administrasi), bertujuan untuk memudahkan

pelayanan kepada masyarakat, di antaranya adalah diwanul jund yang bertugas

menggaji pasukan perang dan pegawai pemerintahan.

5. Departemen Kepolisian dan Penjaga yang bertugas memelihara keamanan

dalam negara.

6. Departemen Pendidikan dan lain-lain (Ali Khan, 1978:122-123). Pada masa

Umar, badan-badan tersebut belumlah terbentuk secara resmi, dalam arti

secara de jure belum terbentuk, tapi secara de facto telah dijalankan tugas-

tugas badan tersebut. Meskipun demikian, dalam menjalankan roda

pemerintahannya, Umar senantiasa mengajak musyawarah para sahabatnya

(Hasjmy , 1995:61-69).

2.1.3. Pengembangan Islam Sebagai Kekuatan Politik

Periode kekhalifahan Umar tidak diragukan lagi merupakan “abad emas”

Islam dalam segala zaman. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-

Page 6: Makalah Umar Bin Khatab

langkah Rasulullah dengan segenap kemampuannya, terutama pengembangan

Islam. Ia bukan sekedar seorang pemimpin biasa, tetapi seorang pemimpin

pemerintahan yang professional. Ia adalah pendiri sesungguhnya dari sistem

politik Islam. Ia melaksanakan hukum-hukum Ilahiyah(syariat)

sebagai code (kitab undang-undang) suatu masyarakat Islam yang baru dibentuk.

Maka tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa beliaulah pendiri daulah

islamiyah (tanpa mengabaikan jasa-jasa Khalifah sebelumnya).

Banyak metode yang digunakan Umar dalam melakukan perluasan wilayah,

sehingga musuh mau menerima Islam karena perlakuan adil kaum Muslim. Di

situlah letak kekuatan politik terjadi. Dari usahanya, pasukan kaum Muslim

mendapatkan gaji dari hasil rampasan sesuai dengan hukum Islam. Untuk

mengurusi masalah ini, telah dibentuk Diwanul Jund (Majid, 1978:86).

Sedangkan untuk pegawai biasa, di samping menerima gaji tetap (rawatib), juga

menerima tunjangan (al-itha’). Khusus untuk Amr bin Ash, Umar menggajinya

sebesar 200 dinar mengingat jasanya yang besar dalam ekspansi. Dan untuk Imar

bin Yasar, diberi 60 dinar disamping tunjangan (al-jizyaat) karena hanya sebagai

kepala daerah (al-amil).

Dalam rangka desentralisasi kekuasaan, pemimpin pemerintahan pusat tetap

dipegang oleh Khalifah Umar bin Khattab. Sedangkan di propinsi, ditunjuk

Gubernur (oramg Islam) sebagai pembantu Khalifah untuk menjalankan roda

pemerintahan. Di antaranya adalah :

1. Muawiyah bin Abu Sufyan, Gubernur Syiria, dengan ibukota Damaskus.

2. Nafi’ bin Abu Harits, Gubernur Hijaz, dengan ibu kota Mekkah.

3. Abu Musa Al Asy’ary, Gubernur Iran, dengan ibu kota Basrah.

Page 7: Makalah Umar Bin Khatab

4. Mughirah bin Su’bah, Gubernur Irak, dengan ibu kota Kufah.

5. Amr bin Ash, Gubernur Mesir, dengan ibu kota Fustat.

6. Alqamah bin Majaz, Gubernur Palestina, dengan ibu kotai Jerussalem.

7. Umair bin Said, Gubernur jazirah Mesopotamia, dengan ibu kota Hims.

8. Khalid bin Walid, Gubernur di Syiria Utara dan Asia Kecil.

9. Khalifah sebagai penguasa pusat di Madinah (Suaib, 1979:185)..

Tentang ghanimah, harta yang didapat dari hasil perang Islam setelah

mendapat keme-nangan, dibagi sesuai dengan syariat Islam yang berlaku. Setelah

dipisahkan dari assalb, ghanimah dimasukkan ke baitul maal. Bahkan ketika itu,

peran diwanul jund, sangat berarti dalam mengelola harta tersebut, tidak seperti

zaman Nabi yang membagi menurut ijtihad beliau.

Khalifah Umar bukan saja menciptakan peraturan-peraturan baru, beliau juga

memperbaiki dan mengadakan perbaikan terhadap peraturan-peraturan yang perlu

direvisi dan dirubah. Umpamanya aturan yang telah berjalan tentang sistem

pertanahan, bahwa kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu

yang didapat dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu

harus tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan

pajak tanah (al-kharaj). Umar juga meninjau kembali bagian-bagian zakat yang

diperuntukkan kepada orang-orang yang dijinaki hatinya (al-muallafatu

qulubuhum).

Di samping itu, Umar juga mengadakan “Dinas Malam” yang nantinya

mengilhami dibentuknya as-syurthahpada masa kekhalifahan Ali. Disamping

itu Nidzamul Qadhi (departemen kehakiman) telah dibentuk, dengan hakim yang

sangat terkenal yaitu Ali bin Abu Thalib. Dalam masyarakat, yang sebelumnya

Page 8: Makalah Umar Bin Khatab

terdapat penggolongan masyarakat berdasarkan kasta, setelah Islam datang, tidak

ada lagi istilah kasta tersebut(thabaqatus sya’by). Kedudukan wanita sangat

diperhatikan dalam semua aspek kehidupan. Istana dan makanan Khalifah

dikelola sesederhana mungkin. Terhadap golongan minoritas (Yahudi- Nasrani),

diberikan kebebasan menjalankan perintah agamanya. Tidak ada perbedaan kaya-

miskin. Hal ini menunjukkan realisasi ajaran Islam telah nampak pada masa

Umar.

Mengenai ilmu keislaman pada saat itu berkembang dengan pesat. Para

ulama menyebarkan ke kota-kota yang berbeda, baik untuk mencari ilmu maupun

mengajarkannya kepada muslimin yang lainnya. Hal ini sangat berbeda dengan

sebelum Islam datang, dimana penduduk Arab, terutama Badui, merupakan

masyarakat yang terbelakang dalam masalah ilmu pengetahuan. Buta huruf dan

buta ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa.

Di samping ilmu pengetahuan, seni bangunan, baik itu bangunan

sipil (imarah madaniyah), bangunan agama(imarah diniyah), ataupun bangunan

militer (imarah harbiyah), mengalami kemajuan yang cukup pesat pula.

Kota-kota gudang ilmu, di antaranya adalah Basrah, Hijaz, Syam, dan Kuffah

seakan menjadi idola ulama dalam menggali keberagaman dan kedalaman ilmu

pengetahuan.

Ahli-ahli kebudayaan membagi ilmu Islam menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Al ulumul islamiyah atau al adabul islamiyah atau al ulumun naqliyah atau al

ulumus syariat yang meliputi ilmu-ilmu Quran, hadis,

kebahasaan (lughat), fikih, dan sejarah (tarikh).

Page 9: Makalah Umar Bin Khatab

2.  Al adabul arabiyah atau al adabul jahiliyah yang meliputi syair

dan khitabah (retorika) yang sebelumnya memang telah ada, tapi mengalami

kemajuan pesat pada masa permulaan Islam.

3.  Al ulumul aqliyah yang meliputi psikologi, kedokteran, tehnik, falak, dan

filsafat.

Pada saat itu, para ulama berlomba-lomba menyusun berbagai ilmu pengetahuan

karena:

Mereka mengalami kesulitan memahami Al Qur’an

Sering terjadi perkosaan terhadap hukum.

Dibutuhkan dalam istimbath (pengambilan) hukum.

Kesukaran dalam membaca Al Qur’an.

Oleh karena itulah, banyak orang yang berasumsi bahwa kebangkitan Arab

masa itu didorong oleh kebangkitan Islam dalam menyadari pentingnya ilmu

pengetahuan. Apabila ada orang menyebut, “ilmu pengetahuan Arab”, pada masa

permulaan Islam, berarti itu adalah “ilmu pengetahuan Islam”.

Dalam masaklah peradilan Umar bin Khattamb melimpahkan wewenang

kepada haikm daerah yang ditunjukan melalui, surat yang Beliau kirim kepada

Abu Musa Al-Asy’ari (hakim Kufah) yang isinya mengandung pokok-pokok atau

prinsip-prinsip berperkara di persidangan dalam lingkungan peradilan. Isi surat

tersebut adalah:

Memutuskan perkara di pengadilan adalah kewajiban yang harus dikokohkan

dan sunah yang harus diikuti.

Page 10: Makalah Umar Bin Khatab

Sebelum sebuah perkara diputuskan, ia harus dipahami terlebih dahulu agar

(hakim) dapat bertindak adil. Sesungguhnya berbicara keadilan tanpa

ditegakkan, tidaklah bermanfaat.

Pihak-pihak yang berperkara harus diperlakukan sama, baik dalam

persidangan maupun dalam menetapkan keputusan, sehingga pejabat tidak

mengharap menang (karena ketidak adilan peradilan) dan orang-orang lemah

tidak putus asa dalam memperjuangkan keadilan.

Alat bukti dibebankan kepada penggugat, sedangkan sumpah dibebankan

kepada pihak tergugat. Kelima, damai –sebagai jalan keluar dari

persengketaan- dibolehkan selama tidak menghalalkan yang haram atau

mengharamkan yang halal.

Berilah waktu kepada penggugat untuk mengumpulkan alat-alat bukti; dan

persengketaan diputuskan harus berdasarkan alat-alat bukti.

Hakim harus berani mengakui kesalahan apabila ternyata dalam keputusannya

terdapat kekeliruan (prinsip peninjauan kembali).

Kesaksian seorang muslim dapat diterima kecuali muslim yang pernah

memberikan kesaksian palsu, pernah dijatuhi hukuman had, atau yang asal-

usulnya diragukan. Kedelapan, seorang hakim dibenarkan melakukan analogi

(qiyas) dalam memutuskan perkara apabila perkara yang hendak diselesaikan

tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Dalam proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim tidak boleh

dalam keadaan marah, berpikiran kacau (goyah), jemu, bersikap keras, dan

hendaklah memutuskan perkara dilakukan dengan ikhlas hati dan berharap

pahala dari Allah SWT

Page 11: Makalah Umar Bin Khatab

Dalam masa kekhalifahannya pula, Umar bin Khatab telah membuat

masyarakat semakin makmur. Umar memperlihatkan kegeniusan dalam mengatur

administrasi sipil. Setiap negeri dibagi menjadi propinsi-propinsi, pendataan tanah

dan sensus diadakan, kantor-kantor didirikan,angkatan kepolisian disusun,

saluran-saluran digali, kas negara dimulai. Kalender Hijriyah yang sangat

membantu pencatatan sejarah juga mulai dikenalkan.

Page 12: Makalah Umar Bin Khatab

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Umar bin Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu bakar, Umar

menjadi khalifah yang ditunjuk langsung oleh Abu Bakar. Periode kekhalifahan

Umar tidak diragukan lagi merupakan “Abad Emas” Islam dalam segala zaman.

Khalifah Umar bin Khattab mengikuti langkah-langkah Rasulullah dengan

segenap kemampuannya, terutama pengembangan Islam. Ia bukan sekedar

seorang pemimpin biasa, tetapi seorang pemimpin pemerintahan yang

professional.

Pada masa pemerintahan beliau, banyak wilayah-wilayah yang telah

ditaklukan Islam, misalnya dikawasan barat, Islam berhasil menaklukan

Damaskus, wilayah pantai Syam, Mesir, Libya. Sedangkan dikawasan sebelah

timur, Islam telah menaklukan Madain, Jalawla’, Nahawand dan ke berbagai

wilayah Persia. Selain itu juga beliau berhasil dalam hal pemerintahan negara,

ilmu keislaman, system pertahanan dan lain sebagainya.

Gagasan Umar mengenai prinsip peradilan dapat dijadikan dasar untuk

menjadikan Umar sebagai “Bapak Peradilan”. Khalifah Umar telah memerintah

selama 10 tahun lebih 6 bulan, dan hari kematiannya sangat tragis, Abu Lu’luah

secara tiba-tiba menyerangnya dengan tikaman pisau tajam ke arah Umar yang

sedang melaksanakan shalat subuh.

Page 13: Makalah Umar Bin Khatab

3.2. Saran

Perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh dengan

tantangan. Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya dengan tanpa

putus asa, penuh kesabaran, kebijakan dan ketentraman hati, juga memohon

kepada-Nya serta lebih mempererat ukhuwah Islamiyyah, agar tercipta suatu

tatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan sejahtera dengan persatuan

dan kesatuan yang kokoh.

Page 14: Makalah Umar Bin Khatab

DAFTAR PUSTAKA

http://dedhymaesycoery.blogspot.com/2011/03/islam-pada-masa-abu-

bakar- ash-siddiq.html?zx=823f0bc892f5ba9d

http://gemene2010.wordpress.com/2011/06/07/propil-sdn-016-tampan/

http://www.masbied.com/2011/02/12/sejarah-khulafaur-rasyidin/#more-

7625

http://www.dadangsadkar.com/agama/65-khalifah-umar-bin-khatab.html

http://majlisdzikrullahpekojan.org/kisah-sahabat-nabi/umar-bin-

khattab.html

http://istanailmu.com/2011/03/26/kepemimpinan-khulafaurrasyidin-umar-

ibn-khattab/html

Page 15: Makalah Umar Bin Khatab

KATA  PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat dan karunia Nya, saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan

makalah ini.

Makalah ini memuat tentang masa kekhalifahan Umar bin Khatab, yang

bisa dipelajari isinya oleh para pembaca agar pembaca dapat memperluas ilmu

tentang peradaban Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab ini , yang kami

sajikan berdasarkan penulisan dari berbagai sumber.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan

teman-teman yang telah memberikan dukungan serta memberikan petunjuk dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan teman-teman. Amin...

Penyusun,

Page 16: Makalah Umar Bin Khatab

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1.Latar Belakang................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah...........................................................................1

1.3.Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3

2.1.Masa Khalifah Umar bin Khattab (13 – 23 H = 634 – 644 M).......3

2.1.1.Masa Awal Pemerintahan Umar bin Khattab.......................3

2.1.2.Ahlu Al Halli Wal ‘Aqdi......................................................4

2.1.3.Pengembangan Islam Sebagai Kekuatan Politik..................5

BAB III PENUTUP ........................................................................................12

3.1.Kesimpulan.....................................................................................12

3.2.Saran...............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................14

Page 17: Makalah Umar Bin Khatab

“ KHALIFAH UMAR BIN KHATAB “

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu

Tugas Mata Pelajaran Tarikh

Dibuat oleh :

DADAN WILDANAHMAD NURZAMANAIP SAEFUL HUDA

EFENDYAGUNG SUPRIANTO

SAEFULLOHDENI KURNIA

DAMAS AGUS H.

KELAS X PEMASARAN

SMK MUHAMADIYAH I BANJARSARI

Jl. Pasar Baru No. 124 Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

Jawa Barat

Page 18: Makalah Umar Bin Khatab