Makalah Tugas BP

download Makalah Tugas BP

of 19

description

Tugas mengenai Belajar Pembelajaran siswa SMA

Transcript of Makalah Tugas BP

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Beberapa pendidik terkadang tidak memperhatikan teori-teori tentang bagaimana mengajar diterapkan di sekolah-sekolah sehingga beberapa kali proses belajar di sekolah tidak berarti dan tidak memberikan pemahaman ilmu kepada para peserta didiknya.Bahkan tidak jarang peserta didik merasa bosan dan mengantuk saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal tersebut biasanya dihubungkan-hubungkan dengan tingkat kecerdasan peserta didik yang tidak dapat menangkap perjalanan di sekolah dengan baik adalah peserta didik yang bodoh dan berinteligensi rendah. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian kebosanan dan ketidak pahaman peserta didikitu diakibatkan oleh ketidak cocokan gaya mengajar pendidik dengan gaya belajar peserta didik. Sehingga ditemukan kejanggalan dan ketidak seimbangan antara pendidik dan peserta didik. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sinergi untuk menggabungkan antara peserta didik dan pendidik guna mencapai sebuah proses belajar mengajar yang baik. Untuk mencapai sebuah proses tersebut kita harus mengerti dan memahami terlebih dahulu apa dan bagaimana proses belajar mengajar itu. Dalam memahami hal tersebut , kita haruslah mengetahui berrbagai teori-teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa saja teori-teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli ?1.2.2. Bagaimana peranan masing-masing teori belajar tersebut dalam proses pembelajaran seorang peserta didik ?

1.3 Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli.1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana peranan masing-masing teori belajar tersebut dalam proses pembelajaran seorang peserta didik.

1.4 Manfaat

1.4.1 memberikan informasi tentang berbagai teori yang dikemukakan oleh beberpa ahli.1.4.2 menambah wawasan tentang peranan masing-masing teori dalam proses pembelajaran seorang peserta didik.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Beberapa teori-teori belajar yang di kemukakan beberapa ahli dan peranannya dalam proses pembelajaran seorang peserta didik

Dalam sebuah proses pembelajaran di perlukan sebuah konsep bagaimana belajar dan mengajar itu di terapkan. Oleh karena itu di perlukan sebuah teori belajar yang tepat guna menciptakanpengajaran yang baik dan manjemen yang baik sehingga menghasilkan anak-anak didik yang sesuai dengan harapan melalui pengajaran dalam proses belajar-mengajar tersebut.Sebelum membahas lebih dalam mengenai teori-teori belajar yang di kemukakan oleh beberapa ahli.Perlu di ketahui terlebih dahulu pengertian dari teori belajar itu sendiri.Teori belajaradalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inherenpembelajaran. ( Rifai: 2010)Mengapa belajar memerlukan teori, karena dengan adanya teori tersebut seorang pendidik dalam proses belajar dan pembelajarannya dapat menciptakan pengajaran yang baik dan menejemen yang baik sesuai dengan harapan. ( Rifai: 2010)Berikut ini beberapa teori belajar yang di kemukakan oleh beberapa ahli :1. Teori belajar behaviristik Skinner Operant ConditioningTeori belajar Skinner operant conditioning ini di kemukakan oleh Burhus Fredik Skinner untuk menyempurnakan teorinya Ivan Pavlo yang disebut Classical Conditioning pada tahun 1930 an (subyarata : 2001)Skinner menyetujui bahwa psikologi akan diterima sebagai sain (science) bila studi tingkah laku (behavior) tersebut dapat diukur, seperti ilmu fisika, teknik, dan sebagainya.(subyarata : 2001)Menurut Skinner , belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur. Bila pembelajar (peserta didik) berhasil belajar, maka respon bertambah, tetapi bila tidak belajar banyaknya respon berkurang, sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati dan diukur.(subyarata : 2001)Ciri-ciri teori ini adalah hasil dari proses tersebut di tentukan oleh adanya respon oleh peserta didik. Respon ini bisa berupa pernyataan, gerakan dan tindakan. Misalnya respon menjawab pertanyaan guru secara sukarela, dan guru bisa menjawab dengan ucapan bagus sekali, kamu dapat satu point, dan sebagainya.(Efendi,dkk : 1989)

2. Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne

Teori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang efektif.Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.( Rifai: 2010)Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang komulatif ( Rifai: 2010)Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal. Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan mudah, karena belajar bersifat kompleks. Menurut Gagne mendefinisikan belajar adalah : mekanisme dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks. (Efendi,dkk : 1989)Kompetensi dalam teori belajar Gagne meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas atau outcome. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :1. Stimulus dan lingkungan2. Proses kognitifMenurut Gagne belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :1. Verbal information (informasi verbal)merupakan kemampuan yang dinyatakan , seperti membuat label, menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, seperti membuat pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.

2. Intellectual Skill (skil Intelektual) merupakan kemampuan pembelajar yang dapat menunjukkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan, menggunakan bahasa untuk mengungkapkan konsep, menggunakan rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu Knowing how Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mempengaruhi pilihan pembelajar (peserta didik) untuk melakukan suatu tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau orang yang diidolakan.3. Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mengontrol manajemen belajar si pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan melatih pembelajar memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-teori untuk memecahkan masalah ril dilapangan. Melalui pendidikan formal diharapkan pembelajar menjadi self learner dan independent tinker.3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yang terus menerus antara individu dengan lingkungan.Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu(slameto : 1995 ).Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi. Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkembangan operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi nyata anak-anak dewasa(slameto : 1995 ).Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :1. lingkungan fisik2. kematangan3. pengaruh social4. proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)Tahap perkembangan kognitif :1. Periode Sensori motor (sejak lahir 1,5 2 tahun)2. Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)3. Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)4. Periode operasi formalKunci dari keberhasilan pembelajaran menurut teori ini adalah instruktur / guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis(slameto : 1995 ).4 .Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory)Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, USA.Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya.Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku (B), lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking), Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku(subyarata : 2001).Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personal Tingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkungan Karakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda.Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas(subyarata : 2001).Tingkah laku dihadirkan oleh model Model diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh model) Tingkah laku (kemampuan dikode dan disimpan oleh pembelajar). Pemrosesan kode-kode simbolik Skema hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku.(Meliala: 2010)Skema Proses Kognitif Pembelajar mampu menunjukkan kompetensi/tingkah laku Performance/unjuk kerja Motivasi pembelajar mengolah tingkah laku.Proses perhatian sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah laku yang baru (kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses retensi sangat penting agar pengkodean simbolik tingkah laku ke dalam visual atau kode verbal dan penyimpanan dalam memori dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini rehearsal (ulangan) memegang peranan penting.Proses motivasi yang penting adalah penguatan dari luar, penguatan dari dirinya sendiri dan Vicarius Reinforcement (penguatan karena imajinasi).Menurut Bandura agar pembelajar sukses instruktur/guru/dosen/guru harus dapat menghadirkan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar, mengembangkan self of mastery, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar(subyarata : 2001).Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategi proses pembelajaranyaitu sebagai berikut:

1. Analisis tingkah laku yang akan dijadikan model yang terdiri : Apakah karekter dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa konsep, motor skil atau efektif? Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut? Dimanakah letak hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?

2. Tetapkan fungsi nilai dari tingkah laku dan pilihlah tingkah laku tersebut sebagai model. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting dalam kehidupan dimasa datang? (success prediction) Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidk begitu penting) model manakah yang lebih penting? Apakah model harus hidup atau simbol?Pertimbangan soal biaya, pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk menunjukkan fungsi nilai dan tingkah laku. Apakah reinforcement yang akan didapat melalui model yang dipilih?

3. Pengembangan sekuen instruksional Untuk mengajar motor skill, bagaimana caramengerjakan pekerjaan/kemampuan yang dipelajari :how to do this dan bukannya not this.Langkah-langkah manakah menurut sekuen yang harus dipresentasikan secara perlahan-lahan

4. Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.a. motor skill hadirkan model beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara simbolik beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual

b. proses kognitif Tampilkan model, baik yang didukung oleh kode-kode verbal atau petunjuk untuk mencari konsistensi pada berbagai contoh Beri kesempatan kepada pembelajar untuk membuat ihtisar atau summary Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi secaraaktif Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi ke berbagai siatuasi (subyarata:2001).

5 . Teori belajar behavioristik oleh ThorndikeMenurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang di sebut stimulus ( S) dengan respon ( R). stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang di munculkan karena adanya perangsang(Meliala: 2010).Perbedaan antara teori behavioristik menurut Thorndike dengan teori behavioristik menurut Skinner adalah dalam teori pembelajaran menurut Throndike ini terdapat 3 hukum dasar yakni :1. hukum kesiapan apabila ada individu atau seorang ada tendensi atau kecenderungan bertindak, maka melakukan tindakan tersebut akan menimbulkan kesiapan dan menyebabkan individu tadi tidak akan melakukan tindakan-tindakan. Apabila ada tendensi bergerak, tetapi tidak melakukan tindakan tersebut, maka akan menimbulkan rasa tidak puas. Oleh karena itu individu tadi tidak akan melakuakan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidak puasan tersebut. Apabila individu tidak ada tendensi bertindak, maka melakukan tindakan akan menimbulkan ketidakpuasan. Oleh karena itu individu melakukan tindakan-tindakan lain untuk mengeliminasi atau menghapus ketidak puasan tersebut(Baharudin,dkk : 2010 ).

2. hukum latihanHukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin lemah hubungan stimulus dan respon. Kurang latihan akan makin melemahkan hubungan stimulus dan respon. Hukum ini sebenarnya tercermin dalam perkataan repitio est matter studiorum ataupractice make perfect. Penggunaan hukum latihan dalam proses belajar mengajar(Baharudin,dkk : 2010 ).

3. Hukum efekMenunjuk pada makin kuat atau lemahnya hubungan respon stimulus sebagai akibat atau efek hasil tindakan yang disertai hasil tindakan yang di lakukan. Rumusan tingkat hukum efek adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai penyenangan cenderung untuk di pertahankan dan pada waktu lain akan di ulangi. Jadi hukum efek menunujukan bagaiman pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan serupa. Implikasi hukum efek dalam pendidikan adalah sebagi berikut : Pengalaman / studi kelas / kampus buatlah sedemikian rupa sehingga menyenangkan bagi para siswa / mahasiswa / guru maupun karyawan sekolah. Bahan-bahan pengajaran buatlah ada artinya, dapat di terima atau di mengerti berguna bagi kehidupan(Baharudin,dkk : 2010 ).Prinsip belajar yang di kemukaan oleh Throndike adalah : Setiap orang akan memberikan respon terhadap situasi yang baru Setiap orang memiliki potensi untuk menyeleksi baik tidaknya sesuatu Orang cenderung memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama (Baharudin,dkk : 2010 ).Kelemahan-kelemahan dari teori Throndike adalah Terlalu memandang manusia sebagai makanismus dan otomatisme belaka di samakan dengan hewan. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Karena belajar berlangsuing secara mekanistis, maka pengertian tidak di pandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Implikasi dari teori behavioristik menurut Throndike ini dalam proses pembelajaran di rasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi peserta didik untuk berkreasi, bereksperimentasi, dan mengembangkan kemampuannya sendiri (Baharudin,dkk : 2010 ).

6 . Teori Belajar KonstuktivismePada kontruktivisme oleh Von Glassersfeld, mengembangkan fungsi kognitif dalam mengkontruksi pengetahuan. Disini pembelajaran berfungsi membekali kemampuan peserta didik mengakses berbagi informasi yang dibutuhkan dalam belajar dalam kaitan perolehan informasi peserta didik mempunyai kemampuan mengakses beragam informasi yang digunakan untuk belajar, maka pendidik berfungsi membekali kemampuan peserta didik dalam menyeleksi informasi yang dibutuhka. Informasi tidak memuat sai-satunya kebenaran tetapi informasi hanya memiliki makna dalam konteks waktu, tempat, permasalahan dan bidang tertentu (subyarata : 2001).Pembelajaran kontruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini, belajar mengajar dalam arti cenderung berpusat pada pendidik dipihak lain cenderung berpusat pada subjek belajar. Karena kontruktivisme berpegang pada pandangan keaktifan peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan intraksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh.Bentuk pembelajaran student center learning strategies dilaksanakan melalui belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan kolaborasi generatif learning dan problem based learning(sudrajat : 2009).Model pembelajaran yang dikembangkan dalam teori kontruktivisme adalah berdasrkan teori pembelajaran Quantum.Pengertian quantum teaching mencangkup dan dapat dipahami melalui tiga hal.Yaitu : quantum, pemercepatan belajar dan fasilitas(sudrajat : 2009).Quantum berarti interkasi yang mengubah energi menjadi cahaya. Teaching berarti pengajaran kemudian diarttikan sebagia pembelajaran untuk menghilangkan kesan dominasi tugas pendidik terhadap peserta didik dan memberikan pengakuan lebih terhadap kemampuan peserta didik untuk belajar dengan bantuan dan bimbingan pendidik .Pemercepatan belajar berarti menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik,mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan ajaran yang sesuai secara efektif penyajian dan keterlibatan aktif.Fasilitas artinya memudahkan segala hal fasilitas dalam konteks ini merujuk pada impelementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar.mengembalikan proses belajar yang mudah dan alami.Berdasarkan keterangan diatas disimpulkan bahwa pembelajaran quantum adalah adanya upaya pendidik untuk mengorkestrasikan berbagi intraksi dalam proses pembelajaran yang menjadi cahaya yang melejit prestasi pesrta didik dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunanaan, cara dan alat yang tepat sehingga peserta didik dapat belajar secara mudah dan alami(sudrajat : 2009).Pembelajaran quantum dirancang berdasarkan 3 hal yaitu: asas utama, prinsip-prinsip dan model. Asas utama berkaitan dengan konsep yang digunakan untuk pembelajarn quantum yaitu: Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. hal ini mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang hareus dilakukan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan autentik memasuki kehidupan peserta didik untuk mendapatkan hak mengajar dari mereka(sudrajat : 2009).Belajar adalah kegiatan full kontak, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian manusia (pikiran, ;perasaan dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta presepsi masa mendatang(sudrajat : 2009).Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran quantum terdiri dari 5 macam yaitu :1. Segalanya berbicaraPrinsip segalanya berbicara mengandung pengertian bahwa segala sesuatu diruang kelas berbicara mengirim pesan tentang belajardari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh pendidik dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran2. Segalanya bertujuanPrinsip ini berarti bahwa semua upaya yang dilakuakanb pendidik dalam mengubah kelas mempunyai tujuan yaitu agar peserta didik dapat belajar secara optimal, mencapai prestasi tertinggi.3. Pengalaman sebelum pemberian namaProses belajar yang paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama unmtuk hal0hal yang mereka pelajari.4. Akui setiap usahaPendidik hendaknya mengakui setiap usaha yang telah dilakukan oleh peserta didik agar peserta didik selalu mengoptiomalkan usahanya misalnya dengan pemberian hadiah oleh pendidik pada peserta didik

5. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakanSetiap usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang terbaik perlu mendapatkan suatu pengharagaan sebagai hasil kerja keras mereka(sudrajat : 2009).

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

Teori belajar adalah adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inherenpembelajaran. ( Rifai: 2010) Beberapa teori belajar dan pengaruhnya dalam pembelajaran peserta didik menurut beberapa ahli :1. Teori belajar behaviristik Skinner Operant ConditioningCiri-ciri teori ini adalah hasil dari proses tersebut di tentukan oleh adanya respon oleh peserta didik. Peranan teori ini dalam proses pembelajaran seorang peserta didik adalah peserta didik lebih memiliki motivasi yang besa dan semangat belajar yang tinggi karena adanya respon dari pedidik.2. Teori Conditioning Of Learning, Robert M. GagneCiri-ciri teori ini adalah lebih menekankan adanya proses perubahan dalam skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia. Peranan teori ini dalam proses pembelajaran seorang peserta didik adalah memberikan kontribusi kepada peserta didik dalam mengembangkan attitude atau tingkah laku yang baik dalam masyarakat.tetapi pada teori belajar ini peserta didik lebih pasif dan bertindak sebagai pendengar.3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)Ciri-ciri teori belajar ini adalah menekankan pada proses perkembangan belajar secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Peranan teori ini dalam proses pembelajaran seorang peserta didik adalah peserta didik lebih di tuntut kreatif sehingga di perlukan instruktur / guru/dosen/guru yang memfasilitasi agar peserta didik dapat mengembangkan berpikir logis.4 .Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory) oleh Albert BanduraCiri-ciri teori belajar ini adalah adanya tingkah laku (B), lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking) dalam proses belajar mengajar. Peranan teori ini dalam proses pembelajaran seorang peserta didik adalah memberikan pemahaman yang lebih pada pengetahuan peserta didik karena dalam proses belajar ini di kemukakan berbagai model-model pembelajran sehingga peserta didik lebih memahami.5 . Teori belajar behavioristik oleh ThorndikeCiri-ciri teori ini adalah terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang di sebut stimulus ( S) dengan respon ( R). perbedaan teori behavioristik menurut Thorndike dengan Skinner adalah adanya hukum kesiapan , hukum latihan dan hukum efek, sehingga menunjukkan adanya keseimbangan dalam proses belajarnya. Peranan teori ini dalam proses pembelajaran seorang peserta didik adalah peserta didik lebih memiliki motivasi yang besa dan semangat belajar yang tinggi karena adanya respon dari pedidik dan lebih menjadikan peserta didik dalam mempersiapkan sesuatu.6 . Teori Belajar KonstuktivismeCiri-ciri teori belajar ini adalah mengembangkan fungsi kognitif dalam mengkontruksi pengetahuan. Peranan teori ini dalam proses pembelajaran seorang peserta didik adalah membekali kemampuan peserta didik mengakses berbagi informasi yang dibutuhkan dalam belajar dalam kaitan perolehan informasi peserta didik mempunyai kemampuan mengakses beragam informasi yang digunakan untuk belajar.

3.2 Saranmakalah ini sebaiknya di gunakan oleh para pendidik di lingkungan sekolah untuk menyelenggrakan proses belajar-mengajar.

REFERENSIBaharuddin dan Wahyuni Nur.2010.Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-Ruzz MediaEffendi E.U., dan Praja. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung : Angkasa.Meliala, Adrianus. 2010. Teori-teori Belajar. http://www.adrianusmeliala.com/files/kuliah. Diakses tanggal 18februari 2013, Pukul 13.10 WIB.Rifai, Achmad dan Catharina T.A. 2010.Psikologi Pendidikan. Semarang : Puspeng MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.Slameto.1995.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, Subyarata. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.Sudrajat, Ahmat. 2009. Teori-teori belajar.http://Ahmadsudrajat.wordpress.com. Diakses tanggal18 februari 2013, Pukul 13.00 WIB