MAKALAH TRAKHEOSTOMI
-
Upload
arin-arrin-arinn -
Category
Documents
-
view
84 -
download
12
description
Transcript of MAKALAH TRAKHEOSTOMI
MAKALAHILMU BEDAH KHUSUS
TRAKHEOTOMI DAN TRAKHEOSTOMI
Disusun oleh:
Marina Corselia S. (125130100111035)Amalia Citra Dewanti (125130100111036)Wahyu Retno Pamungkas (125130101111029)Rian Anggia Destiawan (125130101111030)
Farah Saufika (1251301071110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HEWANPROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu bedah merupakan salah satu materi penting yang harus dikuasai oleh dokter
hewan, karena ilmu bedah memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan seluruh
basis keilmuan yang sangat fundamental dalam disiplin klinik yang sangat diperlukan
dalam penanganan di kamar operasi. Penanganan tersebut dimulai dengan melihat dan
mempersiapkan penderita, memberikan pertolongan melalui tindakan operasi,
dilanjutkan dengan perawatan pasca operasi yang merupakan tindakan akhir yang
menjadi tanggung jawab dokter bedah.
Tindakan pembedahan dilakukan pada berbagai kejadian pada hewan penderita
yang memerlukan pertolongan melalui tindakan pembedahan dari kasus klinik ringan
seperti absen dan yang berat seperti urolith. Pembedahan dilakukan baik itu pada
hewan kesayangan, hewan ternak, dan juga satwa liar. Hewan kesayangan seringkali
dilakukan bedah estetika atau bedah kosmetik seperti potong ekor dan potong telinga.
Selain bedah kosmetik, hewan kesayangan seperti anjing kucing sering mengalami
masalah pernapasan sehingga harus dilakukan pembedahan.
Trakheostomi dan trakheotomi merupakan tindakan bedah saluran napas yang
sering dilakukan pada hewan kesayangan. Trakheostomi adalah suatu tindakan
pembedahan dinding anterior trakhea untuk mempertahankan jalan napas. Sedangkan
trakheotomi merupkan insisi yang dilakukan pada trakhea untuk membuka jalan masuk
kanal trakhea. Trakheostomi bersifat sementara, yaitu dengan pemasangan suatu alat
untuk melegakan jalan napas, berbeda dengan trakheotomi yang bersifat permanen
dengan pengangkatan sebagian trakhea yang diperlukan. Dalam makalah ini akan
dibahas lebih lanjut tentang perbedaan trakheostomi dan trakheotomi dan prosedur
pembedahannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan trakheostomi dan bagaimana prosedurnya?
2. Apakah yang dimaksud dengan trakheotomi dan bagaimana prosedurnya?
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang
perbedaan trakheostomi dan trakheotomi. Selain itu dalam makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan informasi tentang bagaimana prosedur pembedahan trakheostomi
dan trakheotomi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trakheotomi dan Trakheostomi
Tracheotomy adalah incisi pada dinding trachea. Trakeotomi adalah insisi
yang dilakukan pada trakea untuk membuka jalan masuknya kanul trakea.
Tracheotomy dilakukan untuk membuat akses baru pada lumen trakea untuk
menghilangkan obstruksi, koleksi specimen, atau mempermudah aliran sirkulasi
udara. Alasan dilakukan tracheotomy yaitu adanya obstuksi pada sistem respiratori
atas dan dikhawatirkan akan meluas hingga sistem respiratori bawah. Tracheotomy
tidak berdampak pada pertumbuhan trachea namun dapat mengakibatkan stenosis
subklinik pada area tracheotomy (Robert, 1997).
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/
anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-
paru dan memintas jalan nafas bagian atas (Hadikawarta, 2004).
Gambar 1. Insisi trakhea vertikal
Gambar 2. Teknik trakeostomi dilatasi perkutaneus dengan menggunakan dilator tunggal (Ciaglia’s Blue Rhino method)
2.2 Persiapan Operasi
Alat yang diperlukan untuk melakukan trakeostomi adalah semprit yang
berisi obat analgesia, pisau, benang bedah, pinset anatomi, gunting panjang tumpul,
sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting kecil yang tajam serta kanul trakea
dengan ukuran sesuai (Zulkarnain, 2015).
Berikut merupakan obat-obatan yang dapat digunakan dalam melaksanakan
prosedur pembedahan trakheotomi dan takheostomi.
a. Sedasi
Pada anjing dapat digunakan sedasi diantaranya :
o Oxymorphone (0,05-4 mg/kg IV, IM, SC)
o Butarphanol (0,2-0,4 mg/kg IV, IM, SC)
o Acepromaszine (0,02-0,05 mg/kg, IV, IM, SC)
o Diazepam (0,2 mg/kg IV)
o Fentanyl plus droperidol (1ml/20-40 kg IV atau 1 ml/10-15 kg IM)
Pada kucing, beberapa sedasi yang dapat digunakan yaitu :
o Acepromazine (0,05 mg/kg IV. IM. SC)
o Diazepam (0,2 mg/kg IV)
b. Premedikasi
Premedikasi yang dapat diberikan, diantaranya :
o Atropine (0,02-0,04 mg/kg IM atau SC)
o Glycopyrrolate (0,005-0,011 mg/kg IM atau SC)
o Butorphanol (0,2-0,4 mg/kg IM atau SC)
o Buprenorphine (5-15 µg/kg IM)
Gambar 3. Teknik Trakeostomi dilatasi perkutaneus dengan menggunakan serangkaian dilator ciaglia dan kawat pemandu
c. Anestesi
Anestesi yang direkomendasikan untuk digunakan pada bedah
respiratori atas diantaranya :
Untuk hewan non Arrhythmic
Premedikasi dan Induksi : Diazepam (0,2 mg/kg secara IV diikuti dengan
Thiopental (10-12 mg/kg IV) atau Profol (4-6 mg/kg IV)
Sebagai alternative, berikan diazepam (0,27 mg/kg IV) plus ketaine (5,5
mg/kg IV).
Untuk hewan dengan arrhythmic
Premedikasi dan induksi : diazepam (0,2 mg/kg IV) diikuti etomidate (1-3
mg/kg IV).
Selanjutnya dapat dijaga dengan isoflurane, halothane, atau sevoflurane
d. Antibiotik
Antibiotic yang dapat digunakan untuk terapi infeksi respiratori atas,
diantaranya yaitu :
o Ampicilin (22 mg/kg IV, SC, atau PO 3x/hari)
o Cefazolin (20mg/kg IV atau IM 3x/hari)
o Trimethoprim-sulfadiazine (15 mg/kg IM atau PO 3x/hari)
o Amikacin (10 mg/kg IV, IM atau SC 3x/hari)
o Enrofloxacin (5-10 mg/kg PO atau IV 2x/hari)
o Doxycycline (3-5 mg/kg PO atu IV 2x/hari)
o Azithromycin (3,3 mg/kg PO (anjing), 5 mg/kg PO (kucing))
2.3 Prosedur Pembedahan
2.3.1 Trakheotomi
Hewan dalam posisi rebah dorsal dengan leher seekstensi mungkin.
Dibuat incisi pada garis tengah cervical ventral. Incisi diperbolehkan
sepanjang laring hingga sternum. Kemudian dipisahkan muskulus
sternohyoid dengan preparasi tumpul dan gunakan retractor untuk menepikan
muskulus sternohyoid ke lateral. Jaringan ikat peritracheal pada trachea
dipotong dari permukaan ventral trachea pada bagian yang akan dilakukan
tracheotomy. Operator harus berhati-hati dan menghindari syaraf laryngeal ,
arteri carotis comunis, vena jugularis, pembuluh tyroid dan esophagus.
Setelah itu, buat incisi secara transversal ataupun vertical pada dinding
trachea. Jahit melingkari cartilage disekeliling cartilage untuk memisahkan
tepid an memudahkan inspeksi lumen atau pemasangan tube. bersihkan darah,
sekresi dan debris dari lumen trachea. Setelah selesai, tepi tachea dijahit
dengan pola simple interrupted dengan benang polypropylene 3-0 atau 4-0.
Untuk menutup insici trachea , jahit ligament annular melingkari kartilago
atau sampai ligament annular saja. Bekas operasi dibersihakan dengan normal
saline. Kemudian muskulus sternohyoid dijahit dengan pola simple continous
dengan benang absorabe (contohnya Polydioxanone, Polyglyconate,
Polyglactin) ukuran 3-0 atau 4-0 (Slatter, 2003).
Perbedaan Tracheotomy transversal dan Tracheotomy vertical
a. Tracheotomy transversal : Tracheotomy yang dilakukan dengan incisi
transversal digunakan untuk intubasi yang kurang dari 6 jam. Tidak ada
jaringan yang dihilangkan dari dinding trachea karena incisi dibuat
diantara ring trachea.
Gambar 4. Posisi hewan rebah
dorsal
Gambar 5. Muskulus sternohyoid di retraksi ke lateral dan incisi trachea
b. Tracheotomy vertical : Incisi dilakukan pada ventral midline ring trachea
2.3.2 Trakheostomi
Langkah-langkah dalam pemasangan tracheostomy tube akan
dijelaskan di bawah ini (Aspinall, 2013):
1. Lakukan anastesi secara inhalasi pada pasien.
2. Baringkan pasien dalam posisi dorsal recumbency dengan leher yang
diperpanjang dan ditinggikan di atas alas. Hal ini dapat membantu posisi
trakea lebih dorsal.
(Vygon Vet, 2015)
3. Tambahkan plester pada bagian caudal mandibular yang ditempelkan ke
meja bertujuan untuk mempertahankan posisi leher yang lurus.
(Vygon Vet, 2015)
4. Paisen disiapkan dan drape diletakkan di atas trakea bertujuan untuk
tindakan bedah yang aseptis.
(Vygon Vet, 2015)
5. Buat insisi garis tengah pada area yang tidak terbungkus drape dan
diperluas dari arah laring sampai sternum.
(Vygon Vet, 2015)
6. Pisahkan lapisan musculus sternohyoideus sepanjang garis tengah yang
dibuat dan tarik lapisan tersebut keluar. Hal ini akan memberikan
pandangan yang baik dari trakea dan sisi yang dicari.
(Vygon Vet, 2015)
7. Trakea telah terekspos.
(Vygon Vet, 2015)
8. Kemudian tempatkan dua buah retraktor pada kedua sisi bagian ujung
insisi. Jangan membuat trauma struktur vital yang berada di kedua sisi dari
trakea, diantaranya adalah nervus laryngeal, arteri carotid, vena jugularis,
dan pembuluh darah tiroid. Jangan lupa melihat keadaan esofagusnya.
(Vygon Vet, 2015)
9. Buat insisi antara kartilago ke-3 dan kartilago ke-4 atau antara kartilago
ke-4 dan kartilago ke-5 dari trakea.
(Vygon Vet, 2015)
10. Gunakan benang berbahan monofilament dan tusukkan pada insisi trakea.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memasukkan tracheostomy
tube ke dalam trakea, dan menjaga keaseptisan tindakan tersebut. Lakukan
pada sisi insisi trakea yang lain.
(Vygon Vet, 2015)
11. Pilih tube yang non reaksi dan sesuai dengan ukuran trakea pasien.
Masukkan tracheostomy tube ke dalam trakea yang insisinya dibuka
perlahan dengan benang agar mencegah traumatik pada trakea.
(Vygon Vet, 2015)
12. Tutup insisi pada musculus sternohyoideus menggunakan benang plain
catgut dengan pola menerus. Jahitan ini dilakukan pada sisi cranial, lalu
sisi caudal. Tindakan ini akan mempertahankan posisi tube lebih terjaga
dan tetap pada tempatnya. Kemudian tutup insisi pada kulit dengan benang
berbahan monofilament dan pola terputus sederhana. Benang sebelumnya
dikaitkan pada lubang di tube sisi sayap agar benang yang
mempertahankan terbukanya trakea dapat terkait secara menerus terhadap
tube.
13. Masukkan tali berbahan karet pada lubang berbentuk persegi panjang di
sisi sayap dari tube yang melingkari leher.
(Vygon Vet, 2015)
14. Kemudian cek tracheeostomy tube dengan spuit berisi udara agar dapat
mengetahui bahwa alat tersebut berfungsi dan terpasang dengan benar.
(Vygon Vet, 2015)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tracheotomy adalah incisi pada dinding trachea. Trakeotomi adalah insisi yang
dilakukan pada trakea untuk membuka jalan masuknya kanul trakea. Tracheotomy
dilakukan untuk membuat akses baru pada lumen trakea untuk menghilangkan
obstruksi, koleksi specimen, atau mempermudah aliran sirkulasi udara. Trakeostomi
adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/ anterior trakea untuk
mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan
nafas bagian atas. Pembedahan keduanya dilakukan pada hewan dengan posisi rebah
dorsal dan leher diperpanjang agar posisi trakhea lebih dorsal. Sebelum dilakukan
pembedahan, harus disipkan terlebih dahulu peralatan operasi yang akan digunakan.
Hewan harus diberi premedikasi dan anestesi terlebih dahulu, karena hewan harus
dalam posisi tidak sadar saat dilakukan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
Aspinall, Victoria and Aspinall, Richard. 2013. Clinical Procedures in Small Animal Veterinary Practice. USA: Elsevier Saunders.
Hadikawarta, A., Rusmarjono, Soepardi, E., 2004. Penanggulangan Sumbatan Laring
Dalam Soepardi E.A, Iskandar N., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok, dan Kepala – Leher. Edisi Kelima. Jakarta, Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 201-212.
Slatter, Douglas. 2003. Text Book Of Small Animal Surgery third Edition. Saunders : USA
Robert, H., 1997. Trakeostomi. In: Boeis. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke-6. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 473-485.
Vygon Vet. 2015. Tracheostomy Tube Placement. England: Vygon (UK) Ltd.
http://www.vygonvet.co.uk/tracheostomy-tube-placement. Diakses pada 17 Oktober
2015.
Zulkarnain, 2015. Asuhan Keperawatan Trakeostomi. Surabaya: Universitas Airlangga