Makalah Tinea Capitis
-
Upload
budi-pranata-ritonga -
Category
Documents
-
view
314 -
download
4
Transcript of Makalah Tinea Capitis
PENDAHULUAN
Tinea kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit
kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel – folikel
rambut. Penyakit ini termasuk kepada mikosis superfisialis atau dermatofitosis. Beberapa
sinonim yang digunakan termasuk ringworm of the scalp dan tinea tonsurans. Di Amerika
Serikat dan wilayah lain di dunia insiden dari tinea kapitis meningkat.(1)
Dermatofitosis mempunyai beberapa gejala klinik yang nyata, tergantung pada letak
anatomi dan etiologi agents. Secara klinis dermatofitosis terdiri atas tinea kapitis, tinea
favosa (hasil dari infeksi oleh Trichophyton schoenleinii), tinea corporis ( ringworm of
glabrous skin ), tinea imbrikata ( ringworm hasil infeksi oleh T. concentrikum ), tinea
unguium ( ringworm of the nail ), tinea pedis ( ringworm of the feet ), tinea barbae
( ringworm of the beard ) dan tinea manum ( ringworm of the hand).(1)
Di klinis tinea kapitis ditemukan berbeda – beda dari dermatofitosis non inflamasi dengan
sisik mirip dermatitis seboroik sampai inflamasi dengan lesi bersisik yang eritematous dan
kerontokan rambut atau alopesia dan dapat berkembang menjadi inflamasi yang berat
berupa abses yang dalam disebut kerion, ysng mempunyai potensi menjadi jaringan parut
dan menyebabkan alopesia yang menetap. Keadaan penyakit ini tergantung pada interaksi
antara host dan agen penyebab.(1)
II. DEFINISI
Tinea kapitis adalah infeksi dermatofita pada kulit kepala, alis mata dan bulu mata yang
disebabkan oleh spesies dari genus Microsporum dan Trichophyton.(2)
III. SINONIM
Ringworm of the scalp and hair, tinea tonsurans, herpes tonsurans.(3)
IV. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh spesies dermatofita dari genus Trichophyton dan Microsporum,
misalnya T. violaceum, T. gourvilii, T. mentagrophytes, T. tonsurans, M. audoinii, M. canis, M.
ferrugineum.(4)
V. EPIDEMIOLOGI
Tinea kapitis adalah infeksi jamur yang mengenai anak – anak berumur antara 4 dan 14
tahun. Walaupun jamur patogen yang terlibat banyak, Trichophyton tonsurans menjadi
penyebab lebih dari 90% kasus di Amerika Utara dan United Kingdom. Kasus – kasus di
perkotaan biasanya didapatkan dari teman – teman atau anggota keluarga. Kepadatan
penduduk, hygien yang buruk dan malnutrisi protein memudahkan seseorang mendapatkan
penyakit ini. Kasus – kasus yang disebabkan oleh Microsporum canis jarang terjadi dan di
dapat dari anak anjing dan anak kucing.(5)
VI. INSIDENSI
Di Amerika Serikat, kejadian penyakit ini tidak lama tercatat oleh badan kesehatan
masyarakat, karena kebenaran insiden tidak di ketahui. Laporan insiden tertinggi ditemui
pada anak usia sekolah di Amerika dan Afrika.(1)
Tinea kapitis terjadi lebih dari 92,5 % dari dermatofitosis pada anak – anak berumur kurang
dari 10 tahun. Penyakit ini jarang pada orang dewasa. Meskipun kejadiannya mungkin dapat
dijumpai pada pasien – pasien tua. Tinea kapitis insidennya tersebar luas di beberapa
daerah perkotaan di Amerika Serikat.(1)
Di dunia internasional tinea kapitis tersebar luas di beberapa daerah perkotaan di Amerika
Utara, Sentral Amerika dan Amerika Selatan, terdapat juga sebagian di Afrika dan India.(1)
Di Asia Tenggara, angka infeksi telah dilaporkan menurun cepat dari 14 % ( rata – rata dari
anak perempuan dan laki – laki ) sampai 1,2 % pada 50 tahun terakhir karena keadaan
sanitasi umum dan hygien perorangan telah membaik. Di Selatan Eropa penyakit ini jarang.
(1)
VII. GEJALA KLINIK
Di dalam klinik tinea kapitis dapat di lihat sebagai 3 bentuk yang jelas ( RIPPON, 1970 dan
CONANT dkk, 1971 ).(2)
1. Grey patch ringworm.
Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus
Microsporum dan sering ditemukan pada anak – anak. Penyakit mulai dengan papul merah
yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat
dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut menjadi abu – abu dan
tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut
dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur,
sehingga dapat terbentuk alopesia setempat.(2)(6)
Tempat – tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang di lihat dalam klinik tidak
menunjukkan batas – batas daerah sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan dengan lampu
wood dapat di lihat flouresensi hijau kekuningan pada rambut yang sakit melampaui batas –
batas grey tersebut. Pada kasus – kasus tanpa keluahan pemeriksaan dengan lampu wood
ini banyak membantu diagnosis ( RIPPON, 1974 ). Tinea kapitis yang disebabkan oleh
Microsporum audouinii biasanya disertai tanda peradangan ringan, hanya sekali – sekali
dapat terbentuk kerion.(2)(6)
2. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan yang
menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang padat disekitarnya. Bila
penyebabnya Microsporum caniis dan Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih
sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini
dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang
menonjol kadang – kadang dapat terbentuk.(2)(6)
3. Black dot ringworm
Black dot ringworm terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton
violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang di
sebabkan oleh genus Microsporum. Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut
yang penuh spora. Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran
khas, yaitu black dot, Ujung rambut yang patah kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke
bawah permukaan kulit.(2)
Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk mendapatkan bahan biakan jamur ( RIPPON,
1974 ).(2)
Tinea kapitis juga akan menunjukkan reaksi peradangan yang lebih berat, bila disebabkan
oleh Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton verrucosum, yang keduanya bersifat
zoofilik. Trichophyton rubrum sangat jarang menyebabkan tinea kapitis, walaupun demikian
bentuk klinis granuloma, kerion , alopesia dan black dot yang disebabkan Trichophyton
rubrum pernah di tulis ( Price dkk, 1963 )(2,6)
VIII. DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan dengan lampu wood dan
pemeriksaan mikroskopik rambut langsung dengan KOH. Pada pemeriksaan mikroskopik
akan terlihat spora di luar rambut ( ektotriks ) atau di dalam rambut ( endotriks ).(4)
Diagnosis laboratorium dari dermatofitosis tergantung pada pemeriksaan dan kultur dari
kikisan lesi. Infeksi pada rambut ditandai dengan kerusakan yang ditemukan pada
pemeriksaan. Lesi dapat dilepaskan dengan forsep tanpa disertai dengan trauma atau
dikumpulkan dengan potongan – potongan yang halus dengan ayakan halus atau sikat gigi.
(1)
Sampel rambut terpilih di kultur atau dilembutkan dalam 10 – 20 % potassium hydroxide
( KOH ) sebelum pemeriksaan di bawah mikroskop. Pemeriksaan dengan preparat KOH
( KOH mount ) selalu menghasilkan diagnosa yang tepat adanya infeksi tinea.(1)(3)
Pada pemeriksaan lampu wood didapatlkan infeksi rambut oleh M. canis, M.ferrugineum,
akan memberikan flouresensi cahaya hijau terang hingga kuning kehijauan. Infeksi rambut
oleh T. schoeiileinii akan terlihat warna hijau pudar atau biru keputihan, dan hifa didapatkan
di dalam batang rambut. Pada rambut sapi T. verrucosum memperlihatkan fluoresensi hijau
tetapi pada manusia tidak berfluoresensi.(1)(6)
Ketika diagnosa ringworm dalam pertimbangan, kulit kepala diperiksa di bawah lampu
wood. Jika fluoresensi rambut yang terinfeksi biasa, pemeriksaan mikroskopik cahaya dan
kultur. Infeksi yang disebabkan oleh spesies microsporum memberikan fluoresensi warna
hijau.(1)
IX. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa dari tinea kapitis, khususnya pada anak – anak memberi kesan eritematous,
tambalan sisik dan alopesia. Rambut rapuh dan tak bercahaya , infiltrat, lesi ulserasi dapat
menjadi tanda. Dermatitis seboroik, psoriasis, lupus erytrematosus, alopesia areata,
impetigo, trikotilomania, pyoderma, folikulitis decalcans dan sifilis sekunder adalah
merupakan pertimbangan diferensial diagnosa. Pemeriksaan dengan KOH setiap bulan
menentukan kepantasan diagnosa jika hal itu sebuah tinea.(1)
Pada dermatitis seboroik, rambut yang terlibat lebih difus, rambut tidak rapuh dan kulit
kepala merah , bersisik dan gatal. Dermatitis seboroik dan penyakit berskuama kronik lain
seperti psoriasis dapat menyebabkan pengumpulan sisik menjadi massa padat di kulit
kepala. Kondisi ini disebut pitiriasis amiantacea. Sisik lebih kasar pada psoriasis tetapi tidak
rapuh. Impetigo sulit dibedakan dengan inflamasi ringworm, tetapi akhirnya nyeri lebih
parah. Alopesia areata dapat agak eritematous pada tahap awal penyakit ini tetapi dapat
kembali normal seperti warna kulit.(2)
X. TERAPI
Pengobatan dermatofitosis mengalami kemajuan sejak tahun 1958. GENTLES ( 1958 ) dan
MARTIN ( 1958 ) secara terpisah melaporkan, bahwa griseofulvin peroral dapat
menyembuhkan dermatofitosis yang ditimbulkan pada binatang percobaan. Sebelum zaman
griseofulvin pengobatan dermatofitosis hanya dilakukan secara topikal dengan zat – zat
keratolitik dan fungistatik.(1)(3)
Pada masa sekarang dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi dengan pemberian
griseofulvin yang bersifat fungistatik.(1)
Griseofulvin akan terkumpul pada lapisan keratin pada rambut, kuku menimbulkan
resistensi terhadap invansi jamur, namun pengobatan harus berlangsung dalam waktu lama
karena waktu yang dibutuhkan griseofulvin untuk menghasilkan lapisan keratin yang
resisten cukup lama sekitar 4 – 6 minggu. Griseofulvin menimbun keratin berlapis – lapis di
rambut dan kuku, membuat mereka menjadi resisten terhadap invasi jamur. Terapi infeksi
keratin memerlukan waktu yang cukup lama dan kontinu agar dapat digantikan oleh keratin
yang resisten, biasanya 4 – 6 minggu. Pada lesi yang mengalami peradangan, kompres
sering diperlukan untuk membersihkan pus dan sisik-sisik infeksi. Kemajuan terapi di
monitor dengan pemeriksaan klinik yang rutin dengan bantuan lampu wood untuk
fluoresensi dari spesies seperti M. audouinii dan M. canis.(1)(4)
Beberapa anti mikotik terbaru termasuk itraconazol, terbinafine, dan fluconazol, telah
dilaporkan sebagai obat yang efektif dan aman. Pengobatan yang efektif dan aman untuk
tinea kapitis dengan infeksi endotriks spesies termasuk T. tonsurans, itraconazol digunakan
secara teratur regimen denyut dengan kapsul ( 5 mg/.kg/hari selama 1 minggu, 3 denyut
dalam 3 minggu terbagi), dan itraconazol regimen denyut dengan oral solution ( 3
mg/kg/hari untuk 1 minggu, 3 denyut, ie, dalam 1 minggu perbulan ).(1)
Terbinafine tablet dengan dosis 3 – 6 mg/kg/hari digunakan ± 2 – 4 minggu dan telah
berhasil digunakan untuk T. tonsurans.M. canis relatif resisten untuk jenis obat ini, tetapi
obat ini merupakan terapi yang efektif jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Petunjuk umum untuk tinea kapitis dengan BB > 40 kg ( 250 mg / hari ), Untuk BB 20 – 40
kg ( 125 mg / hari), Untuk BB 10 – 20 kg ( 62,5 mg / hari ) selama 2 – 4 minggu.(1)
Tablet fluconazol atau suspensi oral ( 3 – 6 mg / kgbb/ hari ) diatur untuk 6 minggu. Dalam
suatu pengobatan lebih dari seminggu ( 6 mg /kg/ hari ) dapat di atur jika indikasi klinik
ditemukan pada saat itu.(1)
Pada infeksi ektotriks ( misalnya M. audouinii, M. canis ), pengobatan dalam jangka yang
lama diharuskan. Meskipun ketoconazol oral dapat di terima sebagai alternatif lain dari
griseofulvin tetapi tidak dapat dipercaya sebagai terapi pilihan karena resiko hepatotoksik
dan biayanya yang mahal.(1)
Oral steroid dapat membantu mengurangi resiko dan meluasnya alopesia yang permanen
pada terapi kerion. Hindari penggunaan kortikosteroid topikal selama terapi infeksi
dermatofitosis.(1)
TINEA KAPITIS Definisi
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita.v