Makalah teori konstruktivistik

13
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME (KONSTRUKTIVISTIK) Oleh : Kelompok : III (tiga) Nama : Tiara Octa Piranti (06121010012) Ina Ayu Nengtyas (06121010013) Delsi Ayu Puspita (06121010014) Nurbaiti (06121010015) Indriani Sianipar (01101002016) Dosen Pembimbing : Dra. Walamma Ishak PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

Transcript of Makalah teori konstruktivistik

Page 1: Makalah teori konstruktivistik

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

(KONSTRUKTIVISTIK)

Oleh :

Kelompok : III (tiga)

Nama : Tiara Octa Piranti (06121010012)

Ina Ayu Nengtyas (06121010013)

Delsi Ayu Puspita (06121010014)

Nurbaiti (06121010015)

Indriani Sianipar (01101002016)

Dosen Pembimbing : Dra. Walamma Ishak

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: Makalah teori konstruktivistik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Teori Belajar

Konstruktivisme (Konstruktivistik) ini. Penyusunan makalah ini merupakan salah

satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Dra. Walamma

Ishak selaku dosen pengasuh dan teman–teman program studi Pendidikan Kimia

2012.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal

pada mereka yang telah memberikan bantuan. Penulis juga mengharapkan agar

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Indralaya, 08 September 2013

Penulis

Page 3: Makalah teori konstruktivistik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Page 4: Makalah teori konstruktivistik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Belajar Konstuktivisme

Asal kata konstruktivisme adalah “to construct” yang artinya membangun

atau menyusun. Menurut Carin (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa teori

konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang menenkankan bahwa para siswa

sebagai pebelajar tidak menerima begitu saja pengetahuan yang mereka dapatkan,

tetapi mereka secara aktif membengun pengetahuan secara individual. Menurut

Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah

satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah

konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur

konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.

Anita Woolfolk (Benny A. Pribadi, 2009: 156) mengemukakan pendekatan

konstruktivistik sebagai "...pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa

dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan

peristiwa yang dialami".

Teori belajar konstruktivisme ini memandang bahwa pengetahuan itu ada

dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari otak guru ke kepala siswa. Siswa sendirilah yang

harus mengartikan apa yang telah dipelajari atau diajarkan dengan menyesuaikan

terhadap pengalaman-pengalamannya. Menurut Teori belajar konstruktivisme ini

apa-apa yang diajarkan oleh guru tidak harus dipahami oleh siswa. Pemahaman

siswa boleh berbeda dengan guru, sehingga dapat dikatakan bahwa yang berhak

menentukan pengetahuan adalah individu itu sendiri, bukan orang lain, yaitu

dengan melalui indera yang dimiliki, atau dari satu pengalaman pada pengalaman

selanjutnya.

Page 5: Makalah teori konstruktivistik

Teori belajar konstruktivisme ini juga berpendapat bahwa berpikir yang

baik adalah lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar, dengan

berpikir yang baik maka seseorang dapat menyelesaikan suatu persoalan yang

dihadapi. Adapun hakikat dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme yakni pembentukan pengetahuan yang memandang subyek aktif

menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan.

Subyek menyusun pengertian realitasnya dengan bantuan struktur kognitif..

Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur

kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa

harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme

yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui

proses rekonstruksi.

Teori belajar konstruktivisme menekankan bahwa dalam proses

pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Siswa yang harus

aktif mengembangkan pengetahuan, bukan pembelajar atau orang lain. Siswa

yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa

secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan

membantu siswa untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Belajar

lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi

kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan

teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide serta

pengembangan konsep baru. Oleh karenanya aksentuasi dari mendidik dan

mengajar tidak terfokus pada guru sebagai pendidik melainkan pada pebelajar.

Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran

seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata

yang dimilikinya. Proses tersebut meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang

beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya

dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk

mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.

Page 6: Makalah teori konstruktivistik

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap

mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal

sudah tidak cocok lagi.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga

seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya

(skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari

disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh

secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan

proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan.

Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif

memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan

kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-

seimbangan dan keadaan keseimbangan (Poedjiadi, 1999: 61).

Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat

dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak

mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak.

Pada teori ini konsekuensinya adalah siswa harus memiliki ketrampilan untuk

menyesuaikan diri atau adaptasi secara tepat.

2.2 Ciri-ciri Teori Belajar Konstruktivisme

Hamzah (Zakaria Effandi, 2007: 101) mengungkapkan ciri-ciri

pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme adalah sebagai berikut:

(1) tahap persepsi (mengungkap konsepsi awal dan membangkitkan

motivasi belajar pelajar),

(2) tahap eksplorasi,

(3) tahap perbincangan dan penjelasan konsep,

(4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.

Page 7: Makalah teori konstruktivistik

Tujuan dari pembelajaran melalui pendekatan teori belajar

konstruktivisme ini adalah menghasilkan manusia-manusia yang memiliki

kepekaan (ketajaman baik dalam arti kemampuan berpikirnya), kemandirian

(kemampuan menilai proses dan hasil berpikir sendiri), tanggung jawab terhadap

resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi

melalui proses belajar yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri yaitu

suatu proses "Learn To Be" serta mampu melakukan kolaborasi dalam

memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan

bangsanya.

Tujuan pengajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menurut Mager

(Choirotun Nachlan, 2010: 17) adalah menitik beratkan pada perilaku siswa atau

perbuatan (performance) sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa dan

teramati serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan

belajar. Pengajar mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing

siswa-siswa untuk belajar serta mengembangkan dirinya. Guru diharapkan dapat

membantu siswa dalam memberi pengalamanpengalaman lain untuk membentuk

kehidupan sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah

masyarakat modern.

Ciri-ciri guru yang mengajar dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik adalah sebagai berikut:

(1) guru adalah salah satu dari berbagai macam sumber belajar, bukan satusatunya

sumber belajar,

(2) guru membawa siswa masuk ke dalam pengalaman-pengalaman yang

menentang konsepsi pengetahuan yang sudah ada dalam diri mereka,

(3) guru membiarkan siswa berfikir setelah mereka disuguhi beragam pertanyaan-

pertanyaan guru,

(4) guru menggunakan teknik bertanya untuk memancing siswa berdiskusi satu

sama lain,

(5) guru menggunakan istilah-istilah kognitif seperti: klasifikasikan, analisis, dan

ciptakanlah ketika merancang tugas-tugas,

(6) guru membiarkan siswa bekerja secara otonom dan bersifat inisiatif sendiri,

Page 8: Makalah teori konstruktivistik

(7) guru menggunakan data mentah dan sumber primer bersama-sama dengan

bahan-bahan pelajaran yang dimanipulasi,

(8) guru tidak memisahkan antara tahap mengetahui proses menemukan,

(9) guru mengusahakan agar siswa dapat mengkomunikasikan pemahaman

mereka karena dengan begitu mereka benar-benar sudah belajar.

Ciri-ciri siswa dengan pendekatan konstruktivisme adalah siswa

membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri. Guru membantu proses

pembangunan pengetahuan agar siswa dapat memahami informasi dengan cepat.

Guru menyadarkan kepada siswa bahwa mereka dapat membangun makna. Siswa

berupaya memperoleh pemahaman yang tinggi dan guru membimbingnya.

Adapun misi utama pendekatan konstruktivisme adalah membantu siswa untuk

membangun pengetahuannya sendiri melalui proses internalisasi, pembentukan

kembali dan melakukan yang baru.

Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah

ada.

2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri

pengetahuan mereka.

3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui

proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan

pembelajaran terbaru.

4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan

dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan

pemahamannya yang sudah ada.

5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.

Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya

tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.

6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan

pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.

Page 9: Makalah teori konstruktivistik

2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar Konstruktivisme

Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang

diterapkan dalam belajar mengajar adalah:

1.Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

2.Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya

dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar

3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi

perubahan konsep ilmiah

4.Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi

berjalan lancar.

5.Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

6.Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan

7.Mencari dan menilai pendapat siswa

8.Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru

tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa

harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat

membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi

sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan

mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri

untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu

nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan.

Prinsip-prinsip dari pendekatan konstrutivistik menurut Jacqueline

Grennon Brooks dan Martin G. Brooks (Dadang Supardan, 2007: 5) adalah

sebagai berikut:

(1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri,

(2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan

keaktifan murid sendiri untuk menalar,

Page 10: Makalah teori konstruktivistik

(3) murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi

perubahan konsep ilmiah,

(4) guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi

berjalan lancar,

(5) menghadapi masalah yang relevan dengan siswa,

(6) struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan,

(7) mencari dan menilai pendapat siswa,

(8) menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Gagnon dan Collay (Benny A.Pribadi, 2009: 163) mengemukakan sebuah

desain sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik.

Desain yang dikemukakan terdiri atas beberapa komponen penting dalam

pendekatan aliran konstruktivistik yaitu situasi, pengelompokan, pengaitan,

pertanyaan, eksibisi, dan refleksi.

1. Situasi, komponen ini menggambarkan secara komperehensif tentang maksud

atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. Komponen situasi juga

tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh siswa agar mereka memiliki

makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui.

Pengelompokan, komponen pengelompokan dalam aktivitas pembelajaran

berbasis pendekatan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk

melakukan interaksi dengan sejawat. Pengelompokan sangat bergantung pada

siatuasi atau pengalaman belajar yang ingin dilalui oleh siswa. Pengelompokan

dapat dilakukan secara acak (random) atau didasarkan pada criteria tertentu

(purposive).

2. Pengaitan, komponen pengaitan dilakukan untuk menghubungkan

pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan baru. Bentuk-

bentuk kegiatan pengaitan sangat bervariasi, misalnya melalui pemecahan

masalah atau melalui diskusi topik-topik yang spesifik.

3. Pertanyaan, pengajuan pertanyaan merupakan hal penting dalam aktivitas

pembelajaran. Pertanyaan akan memunculkan gagasan asli yang merupakan inti

dari pendekatan pembelajaran konstruktivistik. Munculnya gagasa-gagasan yang

bersifat orisinal, siswa dapat membangun pengetahuan di dalam dirinya.

Page 11: Makalah teori konstruktivistik

4. Eksibisi, komponen eksibisi dalam pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat

menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti suatu pengalaman belajar.

Pengetahuan seperti apa yang telah dibangun oleh siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik? Pertanyaan

seperti ini perlu dijawab untuk mengetahui hasil belajar siswa.

5. Refleksi, komponen ini pada dasarnya memberi kesempatan kepada guru dan

siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh

baik personal maupun kolektif. Refleksi juga memberi ksempatan kepada siswa

untuk berpikir tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki.

Page 12: Makalah teori konstruktivistik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 13: Makalah teori konstruktivistik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Konstruktivisme.(Online)(http://id.wikipedia.org/wiki/Konstruktivisme, diakses 7 September 2013).

Ariant, Abaz.2013.Teori Belajar Konstruktivisme.(Online)(

http://abazariant.blogspot.com/2013/02/teori-belajar-

konstruktivisme_21.html, diakses 7 September 2013).

Rusyanti, Hetty. 2013.Pembelajaran Konstruktivisme:Teori Belajar

Konstruktivisme.(Online)(

http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-teori-pembelajaran-konstruktivisme.html, diakses 7 September 2013).